Pembangunan Gereja Paroki Tigalingga

Pembangunan Gereja Paroki sedang berlangsung. Kami sangat mengarapkan uluran kasih para Saudara untuk membantu.

Gotong Royong Pembangunan Gereja

Tidak ada kata yang bisa melukiskan pengalaman indah pada waktu gotong royong pengecoran lantai 2 bangunan Gereja selain, suatu keyakinan bahwa semuanya dapat terlaksana adalah karena MUKJIJZAT ALLAH BEKERJA.

Pengecoran Lantai Panti Imam Gereja

Pengecoran Lantai 2 bangunan Gereja ini dilakukan pada hari Selasa, 30 Agustus 2011 yang lalu. Luas yang dicor adalah 19 m x 24 m. Hujan yang mengguyur tidak menyurutkan semangat umat.

Kerjasama Imam dan Umat

Uskup emeritus KAM, Mgr. A.G.Pius Datubara OFM.Cap, datang berkunjung ke Paroki dan memberi semangat pada umat dalam pembangunan Gereja Paroki. Para pastor juga ikut berkerja bersama umat dalam pembangunan Gereja.

Misa Tridentin: Warisan Liturgi Yang Dipertahankan

HIDUPKATOLIK.com - Paus Benediktus XVI mengeluarkan Surat Apostolik Summorum Pontificum yang menjamin penggunaan Misa Tridentin...

Pembinaan Para Pengurus Gereja

Tidak sedikit umat katolik yang kerap menganggap bahwa Liturgi adalah sekedar perayaan wajib biasa yang dilaksanakan pada hari minggu.

Pertemuan Ibu-Ibu dan Pesta Pelindung Paroki

Pertemuan para ibu se-paroki telah terlaksana pada hari Kamis-Sabtu, 15 s/d 16 Juli 2011. Pertemuan ini mengundang semua ibu katolik yang ada di paroki untuk hadir dalam pertemuan/pembinaan para ibu katolik dan juga segaligus menjalin kebersamaan para ibu. Penutupan pertemuan sikaligus Pesta Pelindung Paroki.

Pembinaan Asmika se-Paroki

Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku; inilah yang menjadi tema dari pertemuan dan pembinaan minggu gembira yang telah berlangsung dengan sangat baik.

Mudika Ambil bagian dalam pembangunan Gereja Paroki

Mudika paroki tidak mau berpangku tangan melihat pembangunan Gereja paroki. Para mudika juga ambil bagian dengan mengumpulkan kerikil di sungai.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 1)

Umat dari lingkungan paroki dan juga dari beberapa stasi kembali bekerja sama dengan bergotong royong membangun gereja paroki. Untuk kali ini, umat bergotong royong men-cor lantai balkon bangunan Gereja.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 2)

Allah peduli. Karena kepedulian Allah atas pembangunan rumah-Nya ini, maka kami kamipun peduli dan bisa melanjutkan pembangunanini. Kepedulian Allah kami rasakan juga lewat kepedulian para Saudara.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 3)

Mari kita memuliakan Tuhan, tidak hanya dengan kata2 indah, tetapi dengan perbuatan nyata dengan rela berkorban.

Pertemuan akhir Tahun 2011 Pengurus Gereja se-Paroki

Para pengurus Gereja adalah ‘ujung tombak’ Gereja khususnya di stasi-stasi. Peran para pengurus Gereja ini sangat sentral dalam kehidupan Gereja di stasi-stasi.

Gua Maria dan Menyambut Hari Raya Natal

Persiapan menyambut hari Raya Natal 25 Desember 2011.

Rahmat dan Perlindungan Tuhan

Pastor Anton Manik O.Carm selamat dari kecelakaan mobil masuk jurang.

Rekoleksi dan Aksi Panggilan

Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku.

Pesan Prapaskah Kepausan 2012

"Kita Tidak Boleh Diam Saja terhadap Kejahatan" "Marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik" (Ibr. 10:24).

Pembangunan Gereja Santo Petrus Stasi Rante Besi

Dalam kemiskinan, kesederhanaan, umat membangunan Gereja. Meraka tidak memiliki uang, tetapi mereka memiliki harapan dan iman pada Tuhan.

Misa Perdana Pastor Andreas Korsini Lamtarida Simbolong O.Carm

Puji Syukur pada Tuhan, karena berkat-Nya, misa Perdana Pastor Andreas Lamtarida Simbolon O.Carm bersama 4 Pastor Karmel yang baru ditahbiskan, dapat terlaksana dengan baik pada hari Rabu 31 Oktober 2012 di Stasi Gundaling 1, paroki Maria dari gunung Karmel Tigalingga.

Bakti Sosial : Pengobatan Gratis

Dalam Rangka Menyongsong Jubileum Gereja Katolik di Dairi dan Pakpak Bharat, diadakan bakti Sosial Pengobatan Gratis di Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, pada 9 Desember 2012 yg lalu. Puji syukur pada Tuhan, kegiatan ini berlangsung dengan sangat memuaskan.

Mari Berbagi Berkat Tuhan

 photo UskupEmeritusKAMMgrPiusDautabra.jpg Photobucket

MENDAMBAKAN BERKAT TUHAN

SYALOM...SELAMAT DATANG.
"Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan."(2Kor 8:14)
"Muliakanlah Tuhan dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu." (Amsal 3:9)
"Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya." (Amsal 3:27)
"Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?" (1 Yohanes 3:17)
Saya Pastor Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, atas nama Panitia Pembangunan dan semua umat, memohon bantuan uluran kasih/dana untuk pembangunan Gereja Paroki. Kami sangat membutuhkan berkat Tuhan lewat uluran tangan dari para donatur.
Kami berharap dan berdoa Para Saudara berkenan berbagi berkat Tuhan kepada kami untuk pembangunan Gereja ini yang adalah rumah Tuhan sendiri.
BRI 5379 Unit Tigalingga Sidikalang
No. Rekening : 5379-01-000112-50-8
Nama : PANITIA PEMBANGUNAN GEREJA KATOLIK.
ATAU
BCA KCU MEDAN
NO.0222053453.
Atas Nama : ADYTIA PERMANA P.
(Adytia Permana P. adalah Romo Adytia Permana Perangin-angin O.Carm. Beliau dulu bertugas di Paroki Tigalingga, juga mengawali pembangunan ini, namun sekarang beliau bertugas di Keuskupan Agung Medan sebagai ekonom.Beliau kami minta buka rekening di BCA khusus untuk pembangunan ini, karena di daerah kami tidak ada BCA.)
Kami sangat senang bila sudah mentransfer persembahan, bapak/ibu/saudara/saudari memberitahukan ke kami melalui:
E mail ke :.
parokimariagk3lingga@yahoo.com
atau di SMS ke:.
Romo Anton Manik O.Carm : 081370836645
Romo Willy O.Carm : 081333837433
Untuk lebih jelasnya permohnan kami ini, Para Saudara dapat melihatnya di sini.... Sehubungan dengan Gambar pembangunan dapat melihatnya di sini....
Demikian kiranya Permohonan ini kami sampaikan. Atas dukungan, doa dan bantuan Bapak, Ibu dan Para Saudara-Saudari, kami mengucapkan banyak terima kasih.Berkat Tuhan senantiasa menyertai kita semua. Amin.
HORMAT KAMI:
Pastor Antonius Manik O.Carm

VARIA PAROKI

REKOLEKSI DAN AKSI PANGGILAN TELAH TERLAKSANA DENGAN SANGAT BAIK ;"> "APA YANG KAMU CARI?" (Yoh 1:38).
Puji syukur pada Tuhan, karena Rekoleksi dan Aksi panggilan untuk siswa-siswi Katolik Usia SMP dan SMA se-paroki Tigalingga sudah terlaksana dengan sangat baik. Kegiatan ini dihadiri hampir 400 orang anak. Semuanya dapat terlaksana hanya karena berkat Tuhan. Terimakasih juga kami sampaikan kepada semua Saudara yang telah mendukung dan mendoakan kegaitan kami ini. Kegiatan ini dilaksanakan hanya dengan menggunakan dana partisipasi peserta dan swadaya paroki, karena tidak mendapatkan bantuan dari donatur manapun, namun karena berkat Tuhan dan doa para Saudara, semuanya dapat berjalan dengan sangat baik. Semoga dari antara anak-anak ini, kelak ada yang menjadi Imam dan biarawan-biarawati.
Photobucket
Tuhan memberkati kita.
Kegembiraan dan Persaudaraan
Photobucket
Hari Ulang tahun Romo Anton M.Carm yang seharusnya tanggal 15 Januari 2010, baru dirayakan hari Minggu Minggu 16 Januari 2011 lalu, bersama Romo-romo Karmel se-Dairi, bersama beberapa umat Paroki Tigalingga di Aula Paroki Tigalingga. Pada kesempatan itu, Rm. Bernad O.Carm, pastor paroki Sidikalang memberi kado ulang tahun yakni 20 sak semen untuk pembangunan Gereja dan Rm. Anton sendiri menyumbangkan semua hadiah ultah untuk pembangunan Gereja. Saat itu, hadiah uang yang diperoleh sebanyak Rp. 1.100.000,-. Lumayanlah untuk tambahan dana pembangunan Gereja. Trimakasih buat semuanya.
Saldo Pesta Pelantikan Pengurus Gereja dan Penerimaan Sakramen Krisma, 6-7 Nop. 2010.
Pada hari Kamis 18 Nopember 2010 telah diadakan Evaluasi dan pembubaran Panitia. Saldo dari kegiatan tersebut adalah Rp. 22.320.500 Acara ini dapat berjalan dengan baik karena partisipasi semua umat. Dana juga bisa Saldo karena umat menyumbangkan hasil-hasil pertanian mereka dengan harapan ada Saldo untuk pembangunan Gereja Paroki.Jadi selain dana partisipasi dari umat, juga umat menyumbangkan hasil pertanian yang dibutuhkan untuk mengurangi dana konsumsi. Syukur pada Tuhan, akhirnya memang ada saldo untuk dana pembangunan Gereja. Terimakasih kami ucapkan kepada semua umat Paroki, DPP, Para Panitia, Para Donatur dan siapa saja yang mendoakan dan mendukung kegitan ini. Yesus memberkati kita semua selalu. Amin.

RENUNGAN HARI BIASA: SABTU 16 JUNI 2013

RENUNGAN HARI BIASA: SABTU 16 JUNI 2013 
 2Kor. 5: 14-21; Mzm. 103:1-2,3-4,8-9,11-12; Mat. 5:33-37 

BACAAN INJIL: 
Kamu telah mendengar pula yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan bersumpah palsu, melainkan peganglah sumpahmu di depan Tuhan. Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah sekali-kali bersumpah, baik demi langit, karena langit adalah takhta Allah, maupun demi bumi, karena bumi adalah tumpuan kaki-Nya, ataupun demi Yerusalem, karena Yerusalem adalah kota Raja Besar; janganlah juga engkau bersumpah demi kepalamu, karena engkau tidak berkuasa memutihkan atau menghitamkan sehelai rambutpun. Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat. 

RENUNGAN: 
Mendengar kata sumpah, kita mungkin teringat dengan yang namanya “sumpah pocong”. Sepertinya ritual ini dilakukan ketika seseorang ingin membuktikan suatu kebenaran bahwa dirinya tidak melakukan suatu kebohongan. Saya tidak tahu gimana ritualnya, tetapi yang jelas, ritual ini dilaksanakan untuk mengungap suatu kebohongan. Ada pula yang demi menyatakan kejujuran, menggukan kata-kata, ‘Demi Tuhan’. Memang kejujuran itu harus ditegakkan. 

Tapi apakah untuk mengungkapkan suatu kebenaran atau kejujuran, orang harus melakukan sumpah pocong atau bersumpah demi Allah? Dalam injil hari ini Yesus mengajarkan agar kita tidak bersumpah demi Allah atau demi yang lain. Bukan berarti bahwa kejujuran dan kebenaran itu tidak perlu. Malahan Yesus menegaskan bahwa kita harus berkata dan melakukan kejujuran dan kebenaran. Yesus mengajarkan agar kita mengatakan ‘ya’ jika ‘ya’ dan tidak jika tidak. 

Kebenaran, kejujuran haruslah kita lakukan dalam hidup ini. Meskipun seringkali kebenaran dan kejujuran berbenturan dengan kebohongan atau orang-orang yang tidak menghendaki suatu kebenaran atau kejujuran. Bahkan seringkali begitu sulitnya mengatakan yang benar atau jujur, karena akan mendatangkan sakit hati dari orang yang tidak menghendakinya. Walaupun demikian, kita harus tetap melakukan kebenaran dan berani berkata jujur. Untuk itu kita tidak perlu sampai bersumpah segala. Sebab bisa saja orang melakukan sumpah entah apapun bentuknya hanya untuk menutupi kebohongan. Pasti tidak sedikit orang yang bisa dengan mudah bersumpah, padahal mereka sebenarnya berbohong dan tidak jarang orang dengan mudah bersumpah tetapi dengan mudah pula mengingkari sumpahnya. 

Oleh sebab itulah, Yesus menegaskan bahwa kita tidak perlu bersumpah untuk menyatakan seuatu kebenaran dan kejujuran, biarlah Tuhan yang mengetahui kebenaran dan kejujuran yang kita lakukan. Kebenaran dan kejujuran yang kita lakukan pada akhirnya akan menang, dan bisa dilihat orang lain bila apa yang kita katakan sesuai dengan hidup kita. Amin.

Berbagi Berita : Penyerangan saat diskusi keagamaan tuai kecaman

Penyerangan saat diskusi keagamaan tuai kecaman 

Massa menyerbu ruang diskusi tentang teologi Islam-Kristen Aksi perusakan dan pembubaran acara diskusi lintas agama oleh sekelompok orang di Wisma Keuskupan Surabaya, dikecam oleh sejumlah kalangan. Mereka menuduh aksi itu dilakukan oleh kelompok anti-demokrasi. 

 Ketua Pengurus Pusat Pagar Nusa, Mohammad Hasanuddin Wahid, mengatakan, aksi itu bertentangan dengan nilai ajaran Islam, antidemokrasi, dan bahkan melanggar HAM. Pihaknya meminta polisi menindak tegas aksi main hakim sendiri oleh kelompok tersebut. Sebab, aksi itu sama saja dengan mengebiri tugas polisi sebagai aparat keamanan dan ketertiban yang sah dan diakui negara. 

Hal yang sama juga disampaikan Pengurus Gerakan Pemuda Ansor Surabaya. “Kami meminta pemerintah tegas menyikapi ini secara hukum yang berlaku,” kata Ketua GP Ansor Surabaya, Mohammad Asrori. Seperti dilansir kompas.com, sebelumnya sekelompok massa dikabarkan telah merusak acara dialog teologis Islam-Kristen, Textual Criticism: Membedah Beragam Varian Teks-teks Alkitab dan Al Qur an, dengan narasumber Ulil Abshar Abdalla dan Bambang Noorsena, Selasa (11/6/2013) kemarin, di Wisma Keuskupan, Jalan WR Supratman 4, Surabaya. 

 Dari informasi yang dihimpun Kompas.com, beberapa kelompok penyerang masuk ke ruang acara beberapa saat setelah acara ditutup. Mereka berlaku kasar, menyita makalah, membentak, dan memaksa panitia dialog pergi ke kantor polisi. Beberapa panitia lalu dibawa ke kantor polisi dengan dikawal kelompok penyerang. Mulanya acara digelar di Rumah Makan Forum di Jalan Margorejo, Surabaya. 

Namun, pihak rumah makan tidak bersedia karena dikabarkan telah mendapatkan ancaman dan tekanan dari sekelompok orang. Kasubbag Humas Polrestabes Surabaya Kompol Suparti membenarkan adanya insiden itu. Pihaknya mengaku sudah bersiaga di lokasi. “Tetapi, kami tidak tahu ada kelompok lain di sana yang menyerbu dan melakukan penyerangan di sana,” katanya ketika dikonfirmasi, Rabu (12/6/2013).
Disadur dari: indonesia.ucanews.com

RENUNGAN HARI BIASA: JUMAT 14 JUNI 2013

RENUNGAN HARI BIASA: JUMAT 14 JUNI 2013 
(Elisa, Gerardus) 
2Kor 4:7-15; Mzm. 116:10-11,15-16,17-18; Mat. 5:27-32 

BACAAN INJIL: 
Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya. Maka jika matamu yang kanan menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa, dari pada tubuhmu dengan utuh dicampakkan ke dalam neraka. Dan jika tanganmu yang kanan menyesatkan engkau, penggallah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa dari pada tubuhmu dengan utuh masuk neraka. Telah difirmankan juga: Siapa yang menceraikan isterinya harus memberi surat cerai kepadanya. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang menceraikan isterinya kecuali karena zinah, ia menjadikan isterinya berzinah; dan siapa yang kawin dengan perempuan yang diceraikan, ia berbuat zinah. 

RENUNGAN: 
Apa yang kelihatan, belum menyatakan yang sebenarnya. Orang sering menilai seseorang dari apa yang kelihatan oleh mata, kurang melihat niat atau dibalik dari yang kelihatan itu. Oleh sebab itu seringkali orang sibuk meperhatikan penampilan luar, kurang peduli dengan kedalaman hati. Kalau orang seringkali memperhatikan penampilan luar, tetapi hari ini kembali Yesus menekankan perlunya memperhatikan kesucian atau ketulusan hati. Ketulusan hati akan terpancar keluar dalam perbuatan dan penampilan kita. Yesus melihat kedalaman hati, bukan penampilan luar saja. Sebab bisa saja orang penampilan luarnya sungguh baik, tetapi nyatanya hatinya jahat atau tidak baik. Contoh dalam hal ini tidak sulit kita temukan dalam hidup sekarang ini. Begitu banyak orang yang tampak luarnya sungguh mengagumkan, perkataannya juga begitu indah, namun ternyata mereka itu tersandung korupsi dan melakukan kejahatan. 

Hendaknya tidak demikian dengan kita. Untuk itu Yesus mengatakan bahwa setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya. Itu berarti sejak orang masih berniat dalam hati, belum melakukannya, dia sudah berdosa. Lebih lanjut Yesus menagaskan betapa perlunya kita menjaga kesucian dan kekudusan hidup kita. Lewat sabda ini, Yesus mengajak kita agar kita memelihara dan menggunakan hidup kita untuk memuliakan Tuhan. Untuk kita yang lebih utama kita perhatikan adalah memelihara kesucian atau kekudusan hati. Cara untuk memelihara kesucian hati adalah dengan semakin mendekatkan diri dengan Tuhan. Bila setiap hari kita berusaha mendekatkan diri dengan Tuhan dan berusaha melaksanakan sabda-Nya, tentu kita terhindar dari pikiran dan niat-niat jahat. Amin.

RENUNGAN HARI BIASA: KAMIS 13 JUNI 2013

RENUNGAN HARI BIASA: KAMIS 13 JUNI 2013 
(Peringatan Wajib St. Antonius dr Padua) 
2Kor. 3:15 - 4:1,3-6; Mzm. 85:9ab-10,11-12,13-14; Mat. 5:20-26 

BACAAN INJIL: 
Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala. Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu. Segeralah berdamai dengan lawanmu selama engkau bersama-sama dengan dia di tengah jalan, supaya lawanmu itu jangan menyerahkan engkau kepada hakim dan hakim itu menyerahkan engkau kepada pembantunya dan engkau dilemparkan ke dalam penjara. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar hutangmu sampai lunas. 

RENUNGAN: 
Orang bilang bahwa semua agama itu baik, mengajarkan kebaikan dan percaya kepada Tuhan. Mungkin ada benarnya, namun tetap ada bedanya. Yang membedakannya tentu bukanlah terutama dari ajarannya tetapi dari perliku hidup orang beriman yang mengimani ajaran iman agama tertentu. Kebaikan dan kebenaran iman itu tampak dalam perbuatan nyata dalam hidup sehari-hari. 

Di dalam Injil hari ini, Yesus mengingatkan agar hidup kegamaan para murid harus lebih benar dari hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi. Yesus memandingkan hidup keagamaan para murid dibandingkan dengan hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, karena ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi itu sungguh mengusai ajaran iman dan taat pada aturan agama. Namun mereka itu melakukan semuanya itu bukan karena iman, tetapi demi mendapatkan kehormatan dan pujian dari banyak orang. Bahkan seringkali mereka melakukannya itu demi menutupi kejahatan mereka. Yesus mengharapkan bahwa hidup keagamaan para murid hendaknya tidaklah demikian. 

Para murid hendaknya sungguh melaksanakan hidup imannya bukan karena mencari kehormatan, tetapi sungguh karena percaya kepada Tuhan. Hidup keagamaan itu hendaknya bukan hanya formalitas, tetapi keluar dari ketulusan hati. Kiranya sabda Yesus hari ini harus kita renungkan. Sebab banyak orang yang merasa diri bahwa beriman itu hanya urusan pribadi dan hanya soal ritus dan ajaran iman. Tidak sedikit orang mengatakan dirinya beriman, sungguh mengetahui banyak ajaran iman, aktif dalam kegiatan gereja, tetapi hidup mereka tidak lebih baik dari orang yang tidak mengenal Tuhan. 

Banyak orang melakukan hidup keagamaannya bukan karena iman tetapi hanya mengisi waktu luang, mengisi kekosongan diri atau pelarian diri waktu kosong dan ada pula yang hanya untuk mendapatkan pujian. Orang yang demikian akan tampak dalam perilaku hidup yang tidak punya cinta kasih kepada sesama, tidak ada kepekaan, kepedulian dan kerelaan untuk membantu orang lain. Bahkan seringkali terjadi, justru orang yang dianggap tidak beriman, malah melakukan perbuatan cinta kasih. 

Oleh karena itu, mari kita renungkan sabda Yesus, “Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.” Maka mari kita nyatakan iman kita dengan perbuatan baik kepada sesama. Amin.

RENUNGAN HARI BIASA: RABU 12 JUNI 2013

RENUNGAN HARI BIASA: RABU 12 JUNI 2013 
(Laurensius Maria Salvi, Fransiskus Kesy, Yohanes dr Sahagun, Hilarius Januszewski, Aleydis, Yolenta, Florida) 
2Kor. 3: 4-11; Mzm. 99:5,6,7,8,9; Mat. 5:17-19 

BACAAN INJIL: 
"Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi. Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga. 

RENUNGAN: 
Baru-baru ini dalam salah satu berita, saya membaca demonstrasi atau penolakan dari beberapa kaum wanita yang mengatakan bahwa Shyariat Islam yang diterapkan di serambi Mekkah Aceh sungguh menganaktirikan kaum perempuan. Mereka mengatakan bahwa banyak peraturan yang dibuat pemerintah sangat merugikankaum perempuan. Ini tentu sebagian kecil dari banyak peraturan dibuat yang seringkali dikatakan demi kehidupan bersama, namun kenyataannya merugikan banyak orang atau hanya menguntungkan orang-orang tertentu. 

Pada saat demikian, seringkali muncul orang yang memanfaatkan situasi demi kepentingannya dengan sekan menyuarakan kepentingan rakyat dengan menolak peraturan yang dianggap merugikan rakyat banyak. Mungkin ini yang terjadi ketika pemerintah berencana menaikkan BBM, ada partai yang dengan gencar menolak keputusan pemerintah untuk menaikkan BBM. Dalam situasi demikian, memang tampilnya orang yang menolak peraturan dan menyuarakan suara rakyat pasti akan membuat rakyat senang. 

Demikian kiranya yang dialami oleh Yesus. Yesus dalam tindakan-Nya dianggap orang banyak seringkali bertolak belakang dengan peraturan yang berlaku saat itu, sehingga orang banyak menganggap bahwa Yesus akan meniadakan atau menghapus Hukum Taurat. 

Namun dengan tegas Yesus mengatakan bahwa Dia tidak akan meniadakan Hukum Taurat tetapi justru menggenapinya. Yang dimaksud dengan menggenapi adalah memperbaiki dan meluruskan sesuati dengan maksud dari hukum taurat itu sendiri. Pada zaman itu, hukum Taurat disalah tafsirkan demi kepentingan orang-orang tertentu, banyak peraturan yang dibuat yang tidak lagi memperhatikan kepentingan rakyat dan tidak lagi memperhatikan cinta kasih. 

Oleh sebab itu, Yesus mau menggenapi bahwa hukum Taurat itu dasarnya adalah cinta kasih. Hukum Taurat itu baik, namun disalahgunakan orang-orang tertentu demi kepentingan mereka sendiri. Hal demikian juga yang sering kali terjadi dalam hidup sekarang ini. Lewat sabda Yesus hari ini, kita patur bersyukur karena Yesus Tuhan yang mengutamakan cinta kasih di atas hukum. Coba kalau Yesus mengutamakan hukum, tentu kita semua pasti mendapat hukuman dan tidak ada yang layak di hadapan Tuhan. Hukum yang ada pada Tuhan adalah hukum cinta kasih. 

Dengan demikian, baiklah kita juga mengutamakan cinta kasih kepada sesama dalam hidup kita. Janganlah kita melakukan segala sesuatu hanya untuk mencari kepentingan diri sendiri atau kelompok, tetapi harus demi kepentingan banyak orang dan dilandasi oleh cinta kasih kepada sesama. Amin.

DI DEPAN MISTERI KEMATIAN

DI DEPAN  MISTERI  KEMATIAN

Rahasia kematian hari-hari ini menyapaku, amat menggugat dalam tanya dan memaksa merenunginya dalam rahasia agung Si Empunya kehidupan Tuhan Allah kita. Betapa tidak, seorang sahabat yang menjadi ibu keluarga bagi suami yang diplomat dengan dua putri dan satu putranya, dipanggil Tuhan begitu lekas dalam hitungan mingguan mendekati satu bulan karena kanker getah bening. 
Anak-anak itu satu per satu disapa dididik dengan mandiri oleh sang ibu; dikenalkan dengan makanan kesukaan masing-masing dan disiapkan dengan perkembangan pendidikan watak yang mandiri. Mereka juga menyayangi adik serta menghormati dan cinta ke orang tua dengan dialog-dialog terbuka membahas masalah dari yang sepele sampai yang berat. 

Bila diekstremkan, seluruh waktu si ibu diberikan pada keluarga dan anak-anak, mulai dari mengantar dan menjemput sekolah sampai menemani menjadi guru. Anak yang paling kecil dan duduk di bangku TK menjelang SD, meski lebih pintar berbahasa Inggris, tetap diajari bahasa Indonesia. 

 Maka ketika tiap kali menjadi tamu mereka di luar negeri, saya menemukan rumah dengan oase segar rohani. Karena tiap kali diundang oleh mereka untuk misa ibadah bersama, dilanjutkan dengan makan penuh syukur. 

Namun, itulah tadi, sang ibu sampai tidak memperhatikan dirinya sendiri. Suara bagus dan koor serta solislah satu-satunya ruang ia memuji Yang Ilahi dengan suara amat merdu. Ini menjadi sanctuary bagi spiritualitasnya dengan tangan jemari menderaskan Rosario doa untuk Bunda Maria agar menuju Yesus Tuhan; menjadi curahan hati dan rasa perasa yang hanya ia sendiri yang tahu di saat akhirnya ia tahu kanker getah bening akut menjalarinya. 

Dalam hening di misa requiem kematian, di RS Panti Rapih, Yogyakarta, ia tampaknya minta ke Tuhan untuk hari pemakamannya pada Minggu, 12 Mei 2013. Betapa dahsyat 

“banyak kebetulan-kebetulan yang merupakan tanda-tanda dari langit” karena udara cerah sekali hari itu. “Kebetulan” rekan-rekan suami yang di Departemen Luar Negeri berkumpul di Yogya, ada yang mantu sehingga kebanyakan mereka bisa hadir di sekitar peti pembaringannya yang wajahnya semakin siang semakin “tersenyum” seakan-akan memberi tahu untuk tidak bersedih. 

Wajah itu semakin “tersenyum” saat penantian putrinya yang ditunggu dari Kanada mendekati kedatangannya. Ada kebetulan aneh pula saat Sabtu-nya, jadi sehari sebelum di Yogya Panti Rapih, ada pertemuan reuni eks siswi-siswi SMP Santa Maria, teman-teman SMP-nya dahulu. 

Menjamah misteri kematian, terasakanlah misteri “kehadiran” atau presence dan “ketidakhadiran” atau absence. 

Mengapa ia dipanggil dari antara kami justru saat ia selalu mengusahakan agar kami semua sehat dan tidak sakit? Ia bersikap seperti Bunda Maria yang selalu menyimpan semuanya dengan diam mengheningkannya dalam doa dalam cakap-cakap dengan Tuhan sendiri. 

 Hari-hari ini pasti ketidakhadiran dirasakan sekali oleh anak-anak tercinta dan suami serta kami yang ditinggalkan. Being absent physically, pengalaman merasai absennya dalam sapa-sapa yang biasanya dirasakan oleh si kecil bungsu, si nomor dua lelaki dan si sulung yang ketika sudah datang dari terbang jauh ke tanah air lalu merangkul adik-adiknya dan bersama sang ayah menciumi ibu terus dengan bahasa hening mencekam Tuhan menghadapnya. 

Terasa sekali bagaimana dalam kitab suci Yesus yang menangisi kematian sahabat-Nya Lazarus di depan saudari-saudarinya Lazarus, yaitu Maria dan Marta. Suasana serupa hanya bisa ditangkap maknanya dalam iman akan kebangkitan manakala Yesus menyatakan “saudaramu akan bangkit”. Jadi yang absen adalah sosok fisik dan yang hadir adalah “ruh” yang didoakan semua dalam misa kudus untuk diampuni kesalahan dan diterima di pangkuan Allah di Surga. 

Dalam kematian yang “merenggut” seperti memutuskan langkah sesungguhnya justru ditunjukkanlah bahwa semua ada waktunya. Semua dibuat indah menurut kehendak-Nya (bukan kehendak kami manusia dan bukan pula tafsir waktu kami!) dibuat indah pada waktunya. 

Di sinilah terjawab bahwa kebetulan-kebetulan tadi menyatu di depan misteri kematian, hening merenungi selesainya tugasmu sebagai ibu yang hadir di dunia untuk anak-anakmu dan suami. Namun pada saat yang sama, engkau “hadir” kembali dengan pendampingmu, doamu, penyertaanmu lebih dekat dengan Tuhan kita. Kini anak-anak dan kami dengan berbahasa doa terus kauantarkan ke Tuhan dan bisa kami mintai tolong bahkan dalam suka dan duka hidup melaksanakan tugas panggilan ini sampai nanti pada saatnya kita masing-masing juga pasti akan kembali ke rumah Bapa tanpa tahu kapan itu terjadi. Karena itu kematianmu menjadi jalan iman menuju kebangkitan seperti janji Yesus yang setelah mati disalib. 

Dia pergi ke rumah Bapa menyediakan tempat bagi kita semua. Karena itu pula meski kami sedih, namun engkau terus hadir spiritually karena kami boleh meneladanmu dalam menjadi butir gabah yang mengorbankan diri untuk mencintai keluargamu, jatuh ke tanah dan mengelupas agar tumbuh padi-padi baru, ya anak-anakmu, suami dan kami semua yang dengan “mata iman baru” disadarkan di depan kematian bahwa kami terus sedang dalam perjalanan atau ziarah. 

Ziarahmu dengan suami dan anak-anak sebagai tim perjalanan tugas benar-benar kau hayati dari negara yang satu ke negara yang lain dan kini pasti pula “secara ruh” hadirmu akan menyertai suami, anak-anak dan mereka yang menyertaimu untuk terus berziarah dan bepergian nanti ke tujuan akhir kembali ke rumah Bapa. Doakan kami, doakan agar tempat di surga selalu ada untuk kami karena Yesus pergi ke Bapa bersamamu untuk menyediakan tempat di rumah Bapa. Selamat jalan dan selamat bertemu Bapa di Surga Icus. *Dalam Peringatan 7 harinya 17 Mei 2013, Mudji Sutrisno SJ adalah Budayawan.

Artikel ini telah diterbitkan oleh shnews.co pada 8 Juni 2013
Disadur dari: www.cathnewsindonesia.com

RENUNGAN HARI BIASA: SELASA 12 JUNI 2013

RENUNGAN HARI BIASA: SELASA 12 JUNI 2013 
(Peringatan Wajib St. Barnabas) 
Kis. 11:21b-26; 13:1-3; Mzm. 98:2-3ab,3c-4,5-6; Mat. 10:7-13 

BACAAN INJIL: 
Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Sorga sudah dekat. Sembuhkanlah orang sakit; bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta; usirlah setan-setan. Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma. Janganlah kamu membawa emas atau perak atau tembaga dalam ikat pinggangmu. Janganlah kamu membawa bekal dalam perjalanan, janganlah kamu membawa baju dua helai, kasut atau tongkat, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. Apabila kamu masuk kota atau desa, carilah di situ seorang yang layak dan tinggallah padanya sampai kamu berangkat. Apabila kamu masuk rumah orang, berilah salam kepada mereka. Jika mereka layak menerimanya, salammu itu turun ke atasnya, jika tidak, salammu itu kembali kepadamu. 

RENUNGAN: 
Mungkin setiap kali kita mendengarkan kata mewartakan Injil atau Kerajaan Allah, kita langsung berpikir bahwa tugas ini bukan tugas yang diperuntukkan bagi semua orang, tetapi hanya untuk orang-orang tertentu, yang dikhususkan untuk itu. Adapula yang berpikir bahwa tugas ini hanya untuk orang-orang yang mempunyai karunia khusus. Apapun pemikiran kita, tugas mewartakan Kerajaan Allah ditujukan bagi semua orang yang percaya kepada Yesus. Bahkan panggilan mengikuti Yesus sekaligus menuntut kesediaan dalam perutusan mewartakan Kerajaan Allah. Mewartakan Kerajaan Allah yang diminta oleh Yesus tidak hanya seperti yang kita pikirkan. 

Sebagaiman kita dengarkan dalam injil, Yesus mengutus para murid untuk mewartakan Kerajaan Allah dengan membangkitkan orang mati; mentahirkan orang kusta; mengusir setan-setan. Perintah ini tidak boleh kita terjemahkan secara harafiah dengan pemikirna bahwa mewartakan Kerajaan Allah berarti kita seperti tabib atau bahkan seperti seorang dukun. Namun yang mau dikatakan adalah bahwa dalam tugas mewartakan Kerajaan Allah, Yesus meminta kita menghargai hidup, peduli dengan sesama yang sakit dan kabar sukacita kepada sesama. Intinya kita diminta membawa kebaikan kepada sesama. 

Lebih lanjut Yesus memberi syarat dalam tugas pewartaan yakni agar dalam pewartaan tidak membawa bekal dalam perjalanan. Ini menyiratkan bahwa dalam pewartaan harus mengandalkan Tuhan sehingga tidak perlu khawatir akan bagaimana kita mewartakan Kerajaan Allah dan tidak perlu takut, karena Tuhan pasti akan membantu serta menolong kita. Dalam tugas pewartaan tersebut, kita hendaknya mlakukannya dengan tulus, tanpa mengharapkan imbalan dari tugas itu. Hal ini dikatakan Yesus dengan ungkapan, “Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma” Namun ungkapan ini juga menyirakan bahwa kita sudah beroleh rahmat dari Tuhan, rahmat itu juga harus kita bagikan kepada sesama kita lewat pewartaan Kerajaan Allah. Amin.

RENUNGAN HARI BIASA: SENIN 10 JUNI 2013

RENUNGAN HARI BIASA: 
SENIN 10 JUNI 2013 
2Kor. 1: 1-7; Mzm. 34:2-3,4-5,6-7,8-9; Mat. 5:1-12 

BACAAN INJIL: 
Ketika Yesus melihat orang banyak itu, naiklah Ia ke atas bukit dan setelah Ia duduk, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya. Maka Yesuspun mulai berbicara dan mengajar mereka, kata-Nya: "Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur. Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi. Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan.. Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah. Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah. Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu." 

RENUNGAN: 

Semua orang pasti ingin hidup bahagia. Tapi arti kebahagiaan dan jalan menuju kebahagiaan itu bisa berbeda bagi masing-masing orang. Banyak orang menawarkan arti dan jalan beroleh hidup bahagia. Kalau setiap ditanya apa arti kebahagiaan, pasti masing-masing orang punya jawaban yang berbeda, demikian juga halnya dengan jalan menuju hidup bahagia. Dunia juga dengan sangat menarik menawarkan arti dan jalan beroleh hidup bahagia. Apa yang ditawarkan oleh dunia adalah kebahagiaan semu. 

Kebahagiaan sejati hanya diperoleh dengan persatuan dengan Tuhan dan hanya jalan yang diajarkan oleh Tuhanlah orang akan sampai dan beroleh kebahagiaan sejati. Memang arti dan jalan yang ditawarkan oleh Yesus sungguh bertolak belakang dengan apa yang ditawarkan dan dipikirkan oleh dunia, sebagaimana kita dengarkan dalam injil hari ini (Mat. 5:1-12). Yesus mengajarkan sabda bahagia ini bukanlah hanya penghibur bagi orang-orang yang menderita pada waktu itu, tetapi sungguh suatu ajaran yang nyata. 

Sabda bahagia ini sungguh mendalam, sehingga tidak mungkin diterangkan dalam renungan singkat ini. Secara singkat dapat kita renungkan bahwa jalan untuk beroleh bahagia adalah sikap rendah hati di hadapan Tuhan. Sikap rendah hati berlawanan dengan sikap sombong. Sikap sombong membuat orang merasa dirinya hidup, mampu hidup dan melakukan semuanya hanya dengan mengandalkan kekuatannya, tidak membutuhkan orang lain dan juga Tuhan. Orang demikian pada akhirnya tidak menghargai orang lain. Orang yang tidak menghargai orang lain, pasti tidak akan pernah disukai oleh banyak orang. Untuk beroleh kebahagaiaan hidup kita juga harus berjuang dan mungkin akan mengalami dukacita. Namun bila kita tetap setia pada Tuhan, Tuhan sendiri akan menghibur. 

Lebih lanjut dalam sabda bahagia berikutnya Yesus mengajarkan kepada kita agar kita beroleh hidup bahagia, kita hidup seturut ajaran-Nya dan meneladan hidup-Nya yakni memiliki sikap lemah lembut, hidup benar dan berpihak kepada kebenaran, bersikap murah hati kepada sesama, memelihara kesucian hati, membawa damai kepada sesama, dan rela berkorban demi iman. Semuanya ini memang terasa berat dan juga berbeda dengan apa yang ditawarakan oleh dunia. Namun bila kita sungguh percaya dan menghayati apa yang diwartakan oleh Yesus, kita akan sampai dan beroleh kebahagiaan sejati yang tidak bisa diberikan oleh dunia. Amin.

RENUNGAN HARI MINGGU: 9 JUNI 2013

RENUNGAN HARI MINGGU: 9 JUNI 2013 
(HARI MINGGU BIASA X) 
1Raj. 17:17-24; Mzm. 30:2,4,5-6,11,12a,13b; Gal. 1:11-19; Luk. 7:11-17 

BACAAN INJIL : Luk. 7:11-17 
“Hai pemuda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah!"

Kemudian Yesus pergi ke suatu kota yang bernama Nain. Murid-murid-Nya pergi bersama-sama dengan Dia, dan juga orang banyak menyertai-Nya berbondong-bondong. Setelah Ia dekat pintu gerbang kota, ada orang mati diusung ke luar, anak laki-laki, anak tunggal ibunya yang sudah janda, dan banyak orang dari kota itu menyertai janda itu. Dan ketika Tuhan melihat janda itu, tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia berkata kepadanya: "Jangan menangis!" Sambil menghampiri usungan itu Ia menyentuhnya, dan sedang para pengusung berhenti, Ia berkata: "Hai anak muda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah!" Maka bangunlah orang itu dan duduk dan mulai berkata-kata, dan Yesus menyerahkannya kepada ibunya. Semua orang itu ketakutan dan mereka memuliakan Allah, sambil berkata: "Seorang nabi besar telah muncul di tengah-tengah kita," dan "Allah telah melawat umat-Nya." Maka tersiarlah kabar tentang Yesus di seluruh Yudea dan di seluruh daerah sekitarnya. 

 RENUNGAN: 
Para Saudara yang dikasihi Tuhan. Yesus adalah Tuhan yang sungguh berbelas kasih, Dia peduli dengan hidup kita dan akan senantiasa berbuat demi kebahagiaan kekal kita. Di dalam Injil hari ini kepada kita deperdengarkan kisah tentang Yesus yang menghidupkan kembali seorang pemuda dari Naik, anak satu-satunya dari seorang janda. Anak muda itu sudah diusung ke pemakaman untuk dimakamkan dan diaktakan bahwa ibunya yang seorang janda menangis sepanjang jalan. 

Kita pasti bisa mengerti dan merasakan bagaimana kesedihan ibu janda yang mengalami kematian anak laki-lakinya dan itu anak satu-satunya. Bagi janda itu, anak itu tentu menjadi harapan satu-satunya di masa tuanya kelak. Namun ternyata anaknya itu mati. Kematian anaknya itu, bagi wanita janda itu juta kematian harapan hidupnya kelak. Oleh sebab itulah kita bisa merasakan kesedihan mendalam wanita itu atas kematian anak laki-lakinya itu. Ketika itu Yesus bersama rombongan itu sedang lewat dari tempat itu. Yesus meleihat kesedihan wanita janda itu dan sungguh merasakan kesedihan wanita itu, sehingga injil mengatakan bahwa hati Yesus tergerak oleh belaskasihan. 

Yesus mendekati wanita itu memberi penghiburan dengan mengatakan, "Jangan menangis!" Yesus juga tidak sekedar berbelas kasih dengan hanya menghibur wanita itu, tetapi Yesus berbuat nyata dengan menghidupkan kembali anaknya dengan berkata, "Hai anak muda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah!" Anaknya itupun akhirnya hidup kembali dan berkata-kata, dan Yesus menyerahkan pemuda itu kepada ibunya. Wanita itu tentu sangat berbahagia dan harapannya yang sempat hilang atas kematian anaknya itu pasti bengkit kembali karena anaknya hidup kembali. Namun jelas bahwa karena perbuatan kasih dari Yesus, ibu itu yang sudah kehilangan harapan, akhirnya beroleh hidup baru. Kisah inji hari ini sungguh mengambarkan pengalaman hidup kita. 

Semua orang pasti tidak pernah lepas dari persoalan dan penderitaan hidup. Ketika kita mengalami semuanya itu, apalgi penderitaan yang sungguh berat, bisa membuat kita sangat bersedih dan bahkan tidak jarang orang jatuh pada rasa putus asa, seakan tidak ada lagi harapan dan semangat untuk hidup. Pada saat demikian, kitapun bisa jatuh pada pemikiran bahwa tidak ada lagi orang yang peduli dengan hidup kita dan bahkan merasa Tuhanpun tidak lagi peduli dengan hidup kita. Rasa putus asa yang mendalam bisa membuat otang akhirnya mengakhiri hidupnya sendiri. Namun lewat injil hari ini kepada kita dinyatakan bahwa Yesus adalah Tuhan yang sungguh berbelas kasih kepada kita. Balaskasih Yesus kepada kita dinyatakan dengan kepedulian dan itu tidak hanya dengan kata-kata tetapi juga dengan perbuatan nyata. Keyakinan ini hendaknya kita sadari dan hayati. Yakinlah bahwa Yesus selalu peduli dengan hidup kita, Dia tidak pernah meninggalkan kita dan bahkan tidak akan pernah membiarkan kita seorang diri dalam menghadapi semuanya itu. 

Apa yang dilakukan oleh Yesus kepada janda itu, juga berlaku hingga sekarang dan sampai selama-lamanya. Yesuspun pasti akan datang untuk menghibur kita dengan berkata, “Jangan menangis!” dan Yesus pun akan berbuat sesuatu supaya kita bangkit dan hidup kembali. Lebih dari itu Dia akan berbuat agar kita beroleh hidup dan semangat baru. Dalam hal ini dari kita dituntut keyakinan dan senantiasa berserah diri pada kuasa dan kasih Tuhan. 

Para Saudara yang dikasihi Tuhan. Yesus sungguh berbelas kasih kepada kita, maka baiklah kiranya kita juga berbelas kasih kepada sesama kita terutama mereka yang sedang menderita dan hampir putus asa. Di sekitar kita tentu banyak orang yang mengalami penderitaan yang mendalam dan membutuhkan belaskasih dari Tuhan. Tugas kitalah yang harus menyatakan belaskasih Tuhan kepada saudara kita yang demikian. Janganlah kiranya kita malah tidak peduli dengan sesama kita, orang-orang di sekitar kita yang menderita. Juga baiklah kita berbelas tidak hanya sekedar kata-kata, tetapi berbuat nyata sehingga orang yang sudah kehilangan harapan dan semangat hidup akhirnya bangkit kembali karena kasih Allah yang kita berikan kepada mereka. Amin.

 
Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan! (2Kor 8:14)