Pembangunan Gereja Paroki Tigalingga

Pembangunan Gereja Paroki sedang berlangsung. Kami sangat mengarapkan uluran kasih para Saudara untuk membantu.

Gotong Royong Pembangunan Gereja

Tidak ada kata yang bisa melukiskan pengalaman indah pada waktu gotong royong pengecoran lantai 2 bangunan Gereja selain, suatu keyakinan bahwa semuanya dapat terlaksana adalah karena MUKJIJZAT ALLAH BEKERJA.

Pengecoran Lantai Panti Imam Gereja

Pengecoran Lantai 2 bangunan Gereja ini dilakukan pada hari Selasa, 30 Agustus 2011 yang lalu. Luas yang dicor adalah 19 m x 24 m. Hujan yang mengguyur tidak menyurutkan semangat umat.

Kerjasama Imam dan Umat

Uskup emeritus KAM, Mgr. A.G.Pius Datubara OFM.Cap, datang berkunjung ke Paroki dan memberi semangat pada umat dalam pembangunan Gereja Paroki. Para pastor juga ikut berkerja bersama umat dalam pembangunan Gereja.

Misa Tridentin: Warisan Liturgi Yang Dipertahankan

HIDUPKATOLIK.com - Paus Benediktus XVI mengeluarkan Surat Apostolik Summorum Pontificum yang menjamin penggunaan Misa Tridentin...

Pembinaan Para Pengurus Gereja

Tidak sedikit umat katolik yang kerap menganggap bahwa Liturgi adalah sekedar perayaan wajib biasa yang dilaksanakan pada hari minggu.

Pertemuan Ibu-Ibu dan Pesta Pelindung Paroki

Pertemuan para ibu se-paroki telah terlaksana pada hari Kamis-Sabtu, 15 s/d 16 Juli 2011. Pertemuan ini mengundang semua ibu katolik yang ada di paroki untuk hadir dalam pertemuan/pembinaan para ibu katolik dan juga segaligus menjalin kebersamaan para ibu. Penutupan pertemuan sikaligus Pesta Pelindung Paroki.

Pembinaan Asmika se-Paroki

Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku; inilah yang menjadi tema dari pertemuan dan pembinaan minggu gembira yang telah berlangsung dengan sangat baik.

Mudika Ambil bagian dalam pembangunan Gereja Paroki

Mudika paroki tidak mau berpangku tangan melihat pembangunan Gereja paroki. Para mudika juga ambil bagian dengan mengumpulkan kerikil di sungai.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 1)

Umat dari lingkungan paroki dan juga dari beberapa stasi kembali bekerja sama dengan bergotong royong membangun gereja paroki. Untuk kali ini, umat bergotong royong men-cor lantai balkon bangunan Gereja.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 2)

Allah peduli. Karena kepedulian Allah atas pembangunan rumah-Nya ini, maka kami kamipun peduli dan bisa melanjutkan pembangunanini. Kepedulian Allah kami rasakan juga lewat kepedulian para Saudara.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 3)

Mari kita memuliakan Tuhan, tidak hanya dengan kata2 indah, tetapi dengan perbuatan nyata dengan rela berkorban.

Pertemuan akhir Tahun 2011 Pengurus Gereja se-Paroki

Para pengurus Gereja adalah ‘ujung tombak’ Gereja khususnya di stasi-stasi. Peran para pengurus Gereja ini sangat sentral dalam kehidupan Gereja di stasi-stasi.

Gua Maria dan Menyambut Hari Raya Natal

Persiapan menyambut hari Raya Natal 25 Desember 2011.

Rahmat dan Perlindungan Tuhan

Pastor Anton Manik O.Carm selamat dari kecelakaan mobil masuk jurang.

Rekoleksi dan Aksi Panggilan

Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku.

Pesan Prapaskah Kepausan 2012

"Kita Tidak Boleh Diam Saja terhadap Kejahatan" "Marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik" (Ibr. 10:24).

Pembangunan Gereja Santo Petrus Stasi Rante Besi

Dalam kemiskinan, kesederhanaan, umat membangunan Gereja. Meraka tidak memiliki uang, tetapi mereka memiliki harapan dan iman pada Tuhan.

Misa Perdana Pastor Andreas Korsini Lamtarida Simbolong O.Carm

Puji Syukur pada Tuhan, karena berkat-Nya, misa Perdana Pastor Andreas Lamtarida Simbolon O.Carm bersama 4 Pastor Karmel yang baru ditahbiskan, dapat terlaksana dengan baik pada hari Rabu 31 Oktober 2012 di Stasi Gundaling 1, paroki Maria dari gunung Karmel Tigalingga.

Bakti Sosial : Pengobatan Gratis

Dalam Rangka Menyongsong Jubileum Gereja Katolik di Dairi dan Pakpak Bharat, diadakan bakti Sosial Pengobatan Gratis di Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, pada 9 Desember 2012 yg lalu. Puji syukur pada Tuhan, kegiatan ini berlangsung dengan sangat memuaskan.

Mari Berbagi Berkat Tuhan

 photo UskupEmeritusKAMMgrPiusDautabra.jpg Photobucket

MENDAMBAKAN BERKAT TUHAN

SYALOM...SELAMAT DATANG.
"Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan."(2Kor 8:14)
"Muliakanlah Tuhan dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu." (Amsal 3:9)
"Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya." (Amsal 3:27)
"Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?" (1 Yohanes 3:17)
Saya Pastor Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, atas nama Panitia Pembangunan dan semua umat, memohon bantuan uluran kasih/dana untuk pembangunan Gereja Paroki. Kami sangat membutuhkan berkat Tuhan lewat uluran tangan dari para donatur.
Kami berharap dan berdoa Para Saudara berkenan berbagi berkat Tuhan kepada kami untuk pembangunan Gereja ini yang adalah rumah Tuhan sendiri.
BRI 5379 Unit Tigalingga Sidikalang
No. Rekening : 5379-01-000112-50-8
Nama : PANITIA PEMBANGUNAN GEREJA KATOLIK.
ATAU
BCA KCU MEDAN
NO.0222053453.
Atas Nama : ADYTIA PERMANA P.
(Adytia Permana P. adalah Romo Adytia Permana Perangin-angin O.Carm. Beliau dulu bertugas di Paroki Tigalingga, juga mengawali pembangunan ini, namun sekarang beliau bertugas di Keuskupan Agung Medan sebagai ekonom.Beliau kami minta buka rekening di BCA khusus untuk pembangunan ini, karena di daerah kami tidak ada BCA.)
Kami sangat senang bila sudah mentransfer persembahan, bapak/ibu/saudara/saudari memberitahukan ke kami melalui:
E mail ke :.
parokimariagk3lingga@yahoo.com
atau di SMS ke:.
Romo Anton Manik O.Carm : 081370836645
Romo Willy O.Carm : 081333837433
Untuk lebih jelasnya permohnan kami ini, Para Saudara dapat melihatnya di sini.... Sehubungan dengan Gambar pembangunan dapat melihatnya di sini....
Demikian kiranya Permohonan ini kami sampaikan. Atas dukungan, doa dan bantuan Bapak, Ibu dan Para Saudara-Saudari, kami mengucapkan banyak terima kasih.Berkat Tuhan senantiasa menyertai kita semua. Amin.
HORMAT KAMI:
Pastor Antonius Manik O.Carm

VARIA PAROKI

REKOLEKSI DAN AKSI PANGGILAN TELAH TERLAKSANA DENGAN SANGAT BAIK ;"> "APA YANG KAMU CARI?" (Yoh 1:38).
Puji syukur pada Tuhan, karena Rekoleksi dan Aksi panggilan untuk siswa-siswi Katolik Usia SMP dan SMA se-paroki Tigalingga sudah terlaksana dengan sangat baik. Kegiatan ini dihadiri hampir 400 orang anak. Semuanya dapat terlaksana hanya karena berkat Tuhan. Terimakasih juga kami sampaikan kepada semua Saudara yang telah mendukung dan mendoakan kegaitan kami ini. Kegiatan ini dilaksanakan hanya dengan menggunakan dana partisipasi peserta dan swadaya paroki, karena tidak mendapatkan bantuan dari donatur manapun, namun karena berkat Tuhan dan doa para Saudara, semuanya dapat berjalan dengan sangat baik. Semoga dari antara anak-anak ini, kelak ada yang menjadi Imam dan biarawan-biarawati.
Photobucket
Tuhan memberkati kita.
Kegembiraan dan Persaudaraan
Photobucket
Hari Ulang tahun Romo Anton M.Carm yang seharusnya tanggal 15 Januari 2010, baru dirayakan hari Minggu Minggu 16 Januari 2011 lalu, bersama Romo-romo Karmel se-Dairi, bersama beberapa umat Paroki Tigalingga di Aula Paroki Tigalingga. Pada kesempatan itu, Rm. Bernad O.Carm, pastor paroki Sidikalang memberi kado ulang tahun yakni 20 sak semen untuk pembangunan Gereja dan Rm. Anton sendiri menyumbangkan semua hadiah ultah untuk pembangunan Gereja. Saat itu, hadiah uang yang diperoleh sebanyak Rp. 1.100.000,-. Lumayanlah untuk tambahan dana pembangunan Gereja. Trimakasih buat semuanya.
Saldo Pesta Pelantikan Pengurus Gereja dan Penerimaan Sakramen Krisma, 6-7 Nop. 2010.
Pada hari Kamis 18 Nopember 2010 telah diadakan Evaluasi dan pembubaran Panitia. Saldo dari kegiatan tersebut adalah Rp. 22.320.500 Acara ini dapat berjalan dengan baik karena partisipasi semua umat. Dana juga bisa Saldo karena umat menyumbangkan hasil-hasil pertanian mereka dengan harapan ada Saldo untuk pembangunan Gereja Paroki.Jadi selain dana partisipasi dari umat, juga umat menyumbangkan hasil pertanian yang dibutuhkan untuk mengurangi dana konsumsi. Syukur pada Tuhan, akhirnya memang ada saldo untuk dana pembangunan Gereja. Terimakasih kami ucapkan kepada semua umat Paroki, DPP, Para Panitia, Para Donatur dan siapa saja yang mendoakan dan mendukung kegitan ini. Yesus memberkati kita semua selalu. Amin.

RENUNGAN MINGGU, 5 JANUARI 2014 HARI RAYA PENAMPAKAN TUHAN

RENUNGAN  MINGGU, 5 JANUARI 2014 HARI RAYA PENAMPAKAN TUHAN 
(Hari Anak Misioner Sedunia) 
Yes. 60:1-6; Mzm. 72:1-2,7-8,10-11,12-13; Ef. 3:2-3a,5-6; Mat. 2:1-12 

BACAAN INJIL : Matius 2:1-12
 "Kami datang dari timur untuk menyembah Sang Raja." Pada zaman pemerintahan raja Herodes, sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea, datanglah orang-orang majus dari timur ke Yerusalem. Mereka bertanya-tanya, “Dimanakah Raja Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di ufuk timur dan kami datang untuk menyembah Dia.” Mendengar hal itu, terkejutlah Raja Herodes beserta seluruh Yerusalem. Maka dikumpulkannya semua imam kepala dan ahli Taurat bangsa Yahudi, lalu dimintanya kete-rangan dari mereka, di mana Mesias akan dilahirkan. Mereka berkata kepadanya, “Di Betlehem di tanah Yudea, karena beginilah ada tertulis dalam kitab nabi: Dan engkau, Betlehem di tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di antara mereka yang memerintah Yehuda karena dari padamulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umat-Ku Israel.” 

Lalu dengan diam-diam Herodes memanggil orang-orang majus itu, dan dengan teliti bertanya kepada mereka kapan bintang itu nampak. Kemudian ia menyuruh mereka ke Betlehem, katanya, “Pergilah, dan selidikilah dengan saksama hal-ikhwal Anak itu! Dan segera sesudah kamu menemukan Dia, kabarkanlah kepadaku, supaya aku pun datang menyembah Dia.” Setelah mendengar kata-kata Raja Herodes, berangkatlah para majus itu. Dan lihatlah, bintang yang mereka lihat di timur itu mendahului mereka hingga tiba dan berhenti di atas tempat di mana Anak itu berada. Melihat bintang itu, sangat bersukacitalah mereka. Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu, dan melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya. Lalu mereka sujud menyembah Dia. Mereka pun membuka tempat harta bendanya, dan mempersembahkan persembahan kepada Anak itu, yaitu emas, kemenyan dan mur. 

Kemudian, karena diperingatkan dalam mimpi supaya jangan kembali kepada Herodes, mereka pun pulang ke negerinya lewat jalan lain. Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya. U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami. 

RENUNGAN : 
Para saudara, hari ini adalah Hari Raya Penampakan Tuhan. Maksud dari hari raya ini adalah bahwa Yesus Mesias yang lahir dinyatakan kepada semua orang. Yesus Mesias yang lahir itu harus dinyatakan dan di kenal oleh semua orang. Di dalam Injil diceritakan tentang tiga orang Majus sedang mencari Yesus dan ingin bertemu dengan Yesus yang baru lahir. Ketiga orang itu adalah raja dari timur. Mereka melihat tanda bintang dan dari tanda itu mereka beroleh suatu keyakinan akan kelahiran seorang Raja Yahudi. 

Sepertinya mereka itu juga ahli perbintangan dan mendapat wahyu sehingga dapat menangkap makna dari bintang yang mereka lihat. Mereka sungguh yakin akan maksud bintang yang mereka lihat sehingga mereka meninggalkan tanah air mereka untuk bertemu dengan Raja Yahudi yang baru lahir itu dan mereka datang untuk menyembah Dia. Mereka mengikuti bintang itu dan bintang itupun menuntun perjalanan mereka. Dikatakan sesudah sampai di Yerusalem, mereka bertanya-tanya tempat Sanga Raja Yahudi itu dilahirkan. Herodes dan seluruh Yerusalem sangat terkejut mendengar berita itu. 

Mereka kaget karena ketiga orang dari Majus itu melihat tanda kelahiran Raja Yahudi lewat tanda bintang, tetapi mereka sendiri tidak mengetahui dan melihatnya. Oleh sebab itu, Herodes mengumpulkan semua imam kepala dan ahli Taurat bangsa Yahudi, lalu dimintanya keterangan dari mereka, di mana Mesias akan dilahirkan. Para imam dan ahli Taurat memberi jawaban bahwa raja orang Yahudi itu lahir di Betlehem di tanah Yudea. Herode mencari tahu akan kelahiran Sang Mesias tentu bukan untuk menyembah Yesus, sama halnya ketika dia berkata kepada ketiga orang dari Majus itu, “Pergilah, dan selidikilah dengan saksama hal-ikhwal Anak itu! Dan segera sesudah kamu menemukan Dia, kabarkanlah kepadaku, supaya aku pun datang menyembah Dia.” 

Herodes mencari tahu dan mengatakan demikian adalah karena dia begitu kaget mendengar berita bahwa Raja orang yahudi telah lahir. Dia merasa bahwa kelahiran Raja Orang Yahudi adalah saingan baginya, merupakan ancaman baginya karena dia merasa bahwa tidak ada raja lain, selain dirinya sendiri. Oleh sebab itu, dia berpikir untuk mempertahankan kedudukannya. Hal ini bisa kita lihat pada ayat selanjutnya, yang mana Herodes membunuh semua anak laki-laki di bawah umuar dua tahun di Yerusalem, demi mempertahankan kedudukannya. Hal yang sangat mengherankan bahwa ketika Herodes bertanya kepada semua imam kepala dan ahli Taurat bangsa Yahudi tentang kebenaran apa yang dikatakan oleh ketiga orang dari Majus itu, mereka mengetahui tempat yang dicari oleh ketiga orang majus itu, bahkan mereka dapat memberi keterangan lebih lanjut sebagaimana telah dinubuatkan oleh para nabi. 

Para imam dan ahli-ahli taurat mengetahui tempat dan nubuat tempat kelahiran Sang Mesias, namun mereka tidak memberitahukannya kepada orang-orang Yerusalem dan mereka sendiri tidak pergi ke Betlehem untuk menyembah Yesus Sang Mesias yang baru lahir. Mereka harusnya menjadi tanda kepada bangsa Israel seperti bintang menjadi tanda bagi ketiga orang dari Majus tetapi mereka tidak melakukan hal itu. Ketiga orang Majus itu setelah mendengar penjelasan para imam dan ahli-ahli Taurat melanjutkan perjalanan ke Betelehem. Lewat tuntunan bintang itu, akhirnya mereka sampai di Betlehem. Mereka menemukan bintang yang mereka lihat di timur itu mendahului mereka hingga tiba dan berhenti di atas tempat di mana Anak itu berada. Melihat bintang itu, mereka sangat bersukacita. 

Sesudah itu mereka masuk dan menyembah Yesus dan mengeluarkan persembahan mereka. Mereka adalah seorang raja dari tempat masing-masing, namun mereka menyembah Yesus dan memberi persembahan, ini merarti mereka mengakui dan percaya bahwa Yesus adalah Raja dunia melebihi semua raja dan melebihi mereka. Sesudah mereka bertemu dan mempersembahkan persembahan mereka, mereka pulang ke negara mereka dengan mengambil jalan lain, bukan lagi lewat jalan ketika mereka datang yang mana dalam perjalanan itu mereka bertemu dengan Herodes. Mereka mengambil jalan lain karena diperingatkan dalam mimpi. Mereka mengambil jalan lain menjadi tanda bahwa setelah bertemu dengan Yesus Sang Mesias, mereka menjalani hidup baru, jalan hidup yang dinyatakan Tuhan kepada mereka. Yesus memang adalah Sang Mesias, Dialah Raja yang menggembalakan dan menyelamatkan kita. 

Warta Yesus adalah Mesias harus diketahui dan diberitakan kepada semua orang karena memang Yesus datang untuk semua orang. Ketiga orang Majus itu mencari Yesus dan akhirnya bertemu dengan Yesus karena diuntun oleh bintang. Bintang itu menjadi tanda bagi mereka dan sekaligus menuntun mereka sampai ke Betlehem. Lain halnya dengan orang Yerusalem, mereka tidak mengetahui kelahiran Sang Mesias dan tidak melihat tanda itu. Bahkan setelah mendengar berita itu, Herodes bukannya mencari dan ke Betlehem menyembah Yesus, tetapi malah dia punya rencana untuk membunuh Yesus. 

Seperti ketiga orang majus itu, kitapun harus pergi ke Betlehem untuk bertemu dan menyembah Yesus Sang Mesias. Kita harus mampu menangkap tanda yang diberikan Allah kepada kita dalam hidup kita, yang menuntut kita untuk bersatu dengan Yesus. Memang pasti banyak halangan yang akan kita hadapi, pasti banyak Herode-herodes pada zaman ini yang akan menghalangi perjalanan iman kita. Untuk itu, seperti ketiga orang itu tetapi setia pada tuntunan bintang, demikianpun kita hendaknya setia pada tanda atau tuntunan Allah pada kita yakni sabda-Nya. 

Di dalam hidup kita, juga pasti banyak yang tidak melihat tanda kehadiran Yesus dan pasti banyak orang yang ingin bertemu dengan Yesus, namun tidak ada orang yang membantu mereka. Kita yang sudah dibaptis sudah seharusnya menjadi tanda bagi banyak orang, tanda yang menuntun mereka datang ke Betelehem untuk bertemu dengan Yesus. Baiklah kita bukan menjadi Herodes baru yang menghalangi dan bahkan membunuh niat baik orang untuk bertemu dengan Yesus. Kita juga hendaknya tidak seperti para imam dan ahli Taurat yang mengetahui nubuat para nabi tetapi mereka tidak memberitahukannya kepada bangsa Israel dan bahkan mereka sendiri tidak pergi ke Betlehem untuk menyembah Yesus. 

Dengan demikian, kita harus menjadi tanda yang menuntun orang lain pergi ke Betlehem untuk menyembah Yesus. Kelahiran Yesus Sang Mesias harus kita wartakan kepada semua orang. Menjadi tugas kita mewartakannya. Jalan untuk mewartakannya tentu tidak cukup hanya dengan kata-kata tetapi terutama dalam hidup baru dalam Tuhan. Orang majus itu setelah bertemu dengan Yesus, mereka pulang dengan jalan lain seperti yang diperintahkan kepada mereka dalam mimpi. Kita pun demikian, bila memang sudah bertemu dengan Yesus, kita hidup dalam hidup baru, hidup dalam jalan yang ditentukan Tuhan dengan selalu setia mendengarkan dan melaksanakan sabda Tuhan. Maka 

semoga kitapun mau pergi ke Betlehem untuk menyembah Yesus dan memberi persemahan kita kepada-Nya. Kita yang sudah percaya kepada-Nya hendaknya menjadi tanda bagi banyak orang. Amin.

BACAAN MINGGU, 5 JANUARI 2014 HARI RAYA PENAMPAKAN TUHAN

BACAAN  MINGGU, 5 JANUARI 2014 
HARI  RAYA  PENAMPAKAN  TUHAN
(Hari Anak Misioner Sedunia)

“Sembah sujud tiga orang sarjana mengajak kita untuk meneladani mereka." -- St Leo 
Agung Antifon Pembuka (Mal 3:1/1Taw 19:12) 
 Lihatlah, Tuhan para pangeran datang, membawa serta kerajaan, kekuasaan, dan pemerintahan. 

 atau 

Ecce advenit dominator Dominus: et regnum in manu eius, et potestas, et imperium. 

Doa Pagi 
Allah Bapa yang mahamulia, Engkau hari ini menampakkan Putra-Mu yang tunggal kepada para bangsa dengan menggunakan bintang. Berkat iman kami telah mengenal Engkau. Kini kami mohon, bimbinglah kiranya kami supaya dapat memandang Engkau dalam kemuliaan-Mu yang sepenuh-penuhnya. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. 

BACAAN  I (Yesaya (60:1-6) 
 "Kemuliaan Tuhan terbit atasmu." 

Beginilah kata nabi kepada Yerusalem: Bangkitlah, menjadi teranglah, sebab terangmu datang, dan kemuliaan Tuhan terbit atasmu. Sebab sesungguhnya, kegelapan menutupi bumi, dan kekelaman menutupi bangsa-bangsa; tetapi terang Tuhan terbit atasmu, dan kemuliaan-Nya menjadi nyata atasmu. Bangsa-bangsa berduyun-duyun datang kepada terangmu, dan raja-raja menyongsong cahaya yang terbit bagimu.Angkatlah mukamu dan lihatlah ke sekeliling! Mereka semua datang berhimpun kepadamu; anak-anakmu laki-laki datang dari jauh, dan anak-anakmu perempuan digendong. Melihat itu, engkau akan heran dan berseri-seri, engkau akan tercengang dan berbesar hati sebab kelimpahan dari seberang laut akan beralih kepadamu, dan kekayaan bangsa-bangsa akan datang kepadamu.Sejumlah besar unta akan menutupi daerahmu, unta-unta muda dari Midian dan Efa. Mereka semua akan datang dari Syeba, akan membawa emas dan kemenyan, serta memberitakan perbuatan masyhur Tuhan. 
Demikianlah sabda Tuhan. 
U. Syukur kepada Allah. 

MAMUR  TANGGAPAN (Mzm 72:1-2.7.8.10-11.12-13; R: lih.11)
Ulangan/Ref. 
Segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang datang dari Allah kita 
Ayat. 
1. Ya Allah berikanlah hukum-Mu kepada Raja dan keadilan-Mu kepada putera raja! Kiranya ia mengadili umat-Mu dengan keadilan dan menghakimi orang-orang-Mu yang tertindas dengan hukum. 

2. Kiranya keadilan berkembang dalam zamannya dan damai sejahtera berlimpah, sampai tidak ada lagi bulan! Kiranya ia memerintah dari laut ke laut, dari Sungai Efrat sampai ke ujung bumi. 

3. Kiranya raja-raja dari Tarsis dan pulau-pulau membawa persembahan -persembahan. Kiranya raja-raja dari Syeba dan Seba menyampaikan upeti. Kiranya semua raja sujud menyembah kepada-Nya, dan segala bangsa menjadi hamba-Nya! 

4. Sebab ia akan melepaskan orang miskin yang berteriak minta tolong, ia akan membebaskan orang tertindas, dan orang yang tidak punya penolong; ia akan sayang kepada orang lemah dan orang miskin, ia akan menyelamatkan nyawa orang papa. 

BACAAN II (Efesus 3:2-3a.5-6) 
 "Rahasia Kristus kini telah diwahyukan dan para bangsa menjadi pewaris perjanjian." 

Saudara-saudara, kamu telah mendengar tentang tugas penyelenggaraan kasih karunia Allah yang telah dipercayakan kepadaku demi kamu, yakni bagaimana rahasianya telah dinyatakan kepadaku melalui wahyu. Pada zaman angkatan-angkatan dahulu rahasia itu tidak diberitakan kepada umat manusia, tetapi sekarang dinyatakan dalam Roh kepada para rasul dan nabi-Nya yang kudus. Berkat pewartaan Injil, orang-orang bukan Yahudi pun turut menjadi ahli waris, menjadi anggota-anggota tubuh serta peserta dalam janji yang diberikan Kristus Yesus. 
Demikianlah sabda Tuhan. 
U. Syukur kepada Allah. 

BACAAN INJIL : Matius (2:1-12) 
"Kami datang dari timur untuk menyembah Sang Raja." 

Pada zaman pemerintahan raja Herodes, sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea, datanglah orang-orang majus dari timur ke Yerusalem. Mereka bertanya-tanya, “Dimanakah Raja Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di ufuk timur dan kami datang untuk menyembah Dia.” Mendengar hal itu, terkejutlah Raja Herodes beserta seluruh Yerusalem. Maka dikumpulkannya semua imam kepala dan ahli Taurat bangsa Yahudi, lalu dimintanya kete-rangan dari mereka, di mana Mesias akan dilahirkan. Mereka berkata kepadanya, “Di Betlehem di tanah Yudea, karena beginilah ada tertulis dalam kitab nabi: Dan engkau, Betlehem di tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di antara mereka yang memerintah Yehuda karena dari padamulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umat-Ku Israel.” 

Lalu dengan diam-diam Herodes memanggil orang-orang majus itu, dan dengan teliti bertanya kepada mereka kapan bintang itu nampak. Kemudian ia menyuruh mereka ke Betlehem, katanya, “Pergilah, dan selidikilah dengan saksama hal-ikhwal Anak itu! Dan segera sesudah kamu menemukan Dia, kabarkanlah kepadaku, supaya aku pun datang menyembah Dia.” Setelah mendengar kata-kata Raja Herodes, berangkatlah para majus itu. Dan lihatlah, bintang yang mereka lihat di timur itu mendahului mereka hingga tiba dan berhenti di atas tempat di mana Anak itu berada. Melihat bintang itu, sangat bersukacitalah mereka. Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu, dan melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya. Lalu mereka sujud menyembah Dia. 

Mereka pun membuka tempat harta bendanya, dan mempersembahkan persembahan kepada Anak itu, yaitu emas, kemenyan dan mur. Kemudian, karena diperingatkan dalam mimpi supaya jangan kembali kepada Herodes, mereka pun pulang ke negerinya lewat jalan lain. Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya. U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

RENUNGAN SABTU MASA NATAL : 4 JANUARI 2014

RENUNGAN SABTU MASA NATAL : 4 JANUARI 2014 
(Elisabeth Anna Bayley Seton, Angela dr Foligno)
 1Yoh. 3:7-10; Mzm. 98:1,7-8,9; Yoh. 1:35-42 

BACAAN INJIL : 
Suatu hari Yohanes berdiri di pinggir sungai dengan dua orang muridnya. Dan ketika ia melihat Yesus lewat, ia berkata: "Lihatlah Anak domba Allah!" Kedua murid itu mendengar apa yang dikatakannya itu, lalu mereka pergi mengikut Yesus. Tetapi Yesus menoleh ke belakang. Ia melihat, bahwa mereka mengikut Dia lalu berkata kepada mereka: "Apakah yang kamu cari?" Kata mereka kepada-Nya: "Guru, di manakah Engkau tinggal?" Ia berkata kepada mereka: "Marilah dan kamu akan melihatnya." Mereka pun datang dan melihat di mana Ia tinggal, dan hari itu mereka tinggal bersama-sama dengan Dia; waktu itu kira-kira pukul empat. Salah seorang dari keduanya yang mendengar perkataan Yohanes lalu mengikut Yesus adalah Andreas, saudara Simon Petrus. Andreas mula-mula bertemu dengan Simon, saudaranya, dan ia berkata kepadanya: "Kami telah menemukan Mesias." Ia membawanya kepada Yesus. Yesus memandang dia dan berkata: "Engkau Simon, anak Yohanes, engkau akan dinamakan Kefas." 

RENUNGAN : 
"Apakah yang kamu cari?" 
Inilah pertanyaan yang dilontarkan oleh Yesus kepada dua orang murid Yesus yang mengikuti Dia. Sebelumnya kedua murid itu ada bersama Yohanes Pembaptis. Ketika Yesus lewat, Yohanes Pembaptis mengatakan kepada para muridnya, "Lihatlah Anak domba Allah!" Kita tidak tahu ada berapa orang saat itu bersama Yohanes Pebaptis, namun yang pasti ketika mendengar perkataan itu, kedua murid itu langsung mengikuti Yesus. Yesus tahu bahwa kedua murid itu mengikuti Dia, sehingga Yesus menoleh ke belakang dan mengajukan pertanyaan, "Apakah yang kamu cari?" 

Mendapat pertanyaan demikian, kedua murid itu pasti kaget, kaget karena Yesus ternyata tahu bahwa mereka mengikuti Dia dan kaget karena mendapat pertanyaan demikian. Kedua murid itu menjawab pertanyaan Yesus dengan mengatakan, “Guru, di manakah Engkau tinggal?" Jawaban ini tentunya terdengar tidak singkron dengan pertanyaan Yesus. Namun itulah jawaban yang dapat diberikan mereka saat itu. Mungkin saja mereka sendiri tidak tahu apa yang mereka cari dengan mengikuti Yesus atau tidak berani mengatakan yang sesungguhnya. Yang jelas, mereka mengikuti Yesus karena mendengar perkataan Yohanes guru mereka yang mengatakan bahwa Yesus adalah Anak Domba Allah. 

Akhirnya Yesus mengajak mereka mengikuti Dia agar mereka mengetahui di mana Yesus tinggal. Kedua murid itu mengikuti Yesus dan tinggal bersama Yesus. Injil tidak mengatakan berapa lama mereka tinggal bersama dengan Yesus, yang dikatakan oleh Yesus bahwa pada waktu itu kira-kira pukul empat sore. Kedua murid itu datang bukan pada waktu pagi atau siang dan bukan pula pada waktu malam. Kedua murid itu sungguh bersukacita karena mendapat pengalaman tinggal bersama dengan Yesus. 

Dari pengalaman tinggal bersama Yesus, mereka sungguh sudah bertemu dengan Sang Mesias. Rasa kegembiraan yang luar biasa itu membuat mereka membagikannya kepada Petrus. Mereka malahan tidak cukup hanya bercerita tetapi mengajak Petrus untuk bertemu dengan Yesus yang adalah Mesias. Ketika Petrus sampai kepada Yesus, Yesus langsung berkata: "Engkau Simon, anak Yohanes, engkau akan dinamakan Kefas." Yesus mendahului menyapa Petrus. Yesus mengenal setiap pribadi yang datang kepada Dia, Dia tahu siapa Petrus dan sepertinya Yesus punya rencana tersendiri terhadap Petrus. 

Kita tentu sudah mengikuti Yesus atau sudah percaya kepada Dia. Namun sekiranya kita ditanya, “Apa yang kita cari dalam mengikuti Yesus?” apa jawaban kita? Mungkin saja kita tidak tahu menjawab apa, atau apa sebenarnya yang kita cari dalam mengikuti Dia. Namun dari pengalaman kedua murid tadi, kepada kita dikatakan bahwa Yesus adalah Mesias penyelamat dunia. Namun jelas bahwa sukacita itu mereka rasakan baru setelah tinggal bersama dengan Yesus. Maka mengikuti Yesus tidaklah cukup hanya sekedar mengikuti Dia dari belakang, tetapi harus tinggal bersama dengan Dia. 

Tinggal bersama dengan Dia berarti mengalami dan menjalani hidup seperti yang dihidupi oleh Yesus sendiri, melaksanan sabda dan teladan hidup-Nya. Dengan hidup demikian, baru kita akan mengalami sukacita seperti yang dialami oleh kedua murid itu. Namun kenyataannya, mungkin banyak orang yang hanya sekedar mengikuti Yesus dari belakang, yakni hanya sekedar percaya kepada kepada Yesus, tidak mau sungguh-sungguh tinggal bersama Yesus. Orang yang demikian, tentu tidak akan mengalami sukacita seperti yang dialami oleh kedua murid itu, orang demikian juga tidak akan sungguh meyakini bahwa Yesus adalah Mesias. Tinggal bersama Yesus adalah syarat utama bagi seorang murid Yesus. 

Orang yang sudah mengalami tinggal bersama dengan Yesus, mereka akan penuh sukacita iman. Pengalaman sukacita yang sungguh luar biasa itu, akan menggerakkan mereka untuk membagikannya kepada orang lain. Tanpa disadari dan didorong oleh sukacita itu, orang yang mengalami tinggal bersama Yesus, tidak hanya sekedar berbagi sukacita tetapi akan membawa orang lain untuk bertemu dengan Yesus. Maka bila seseorang belum bercerita dan berusaha mengajak orang lain bertemu dengan Yesus, mereka belum sungguh-sungguh mempunyai pengalaman tinggal bersama dengan Yesus. Semoga kita berusaha untuk tinggal bersama dengan Yesus.

Paus: Tahun 2014, mengubah permusuhan menjadi persaudaraan

Paus: Tahun 2014, mengubah permusuhan menjadi persaudaraan 

Paus Fransiskus meletakkan harapannya untuk tahun yang baru saja dimulai dengan mendesak orang-orang untuk bekerja bagi sebuah dunia di mana setiap orang menerima perbedaan satu sama lain, dan di mana musuh mengakui bahwa mereka adalah saudara. 

“Kita semua adalah anak-anak dari satu ayah surgawi, kita milik keluarga manusia yang sama dan kita berbagi nasib yang sama,” kata Paus hari Rabu (1/1) ketika berbicara dari jendela studionya menghadap Lapangan Santo Petrus, Roma, di mana penuh sesak dengan puluhan ribu umat, wisatawan. “Hal ini membawa tanggung jawab masing-masing untuk bekerja agar dunia menjadi sebuah komunitas persaudaraan yang saling menghormati, saling menerima dalam keragaman, dan mengurus satu sama lain,” kata Paus seperti dilansir satuharapan.com. 

Paus sempat sejenak menyisihkan teks yang telah disiapkan, dia menyatakan ketidaksabarannya dengan kekerasan di dunia ini. “Apa yang terjadi di hati manusia? Apa yang terjadi di jantung manusia?” tanya Paus. “Sudah waktunya untuk berhenti.” 

Dia mengatakan tentang refleksi ini terinspirasi oleh surat yang dia terima dari seorang laki-laki. ”Mungkin salah satu dari kalian,” kata dia. Yang menyesalkan bahwa ada “begitu banyak tragedi dan perang di dunia.” “Saya juga percaya bahwa hal itu akan baik bagi kita untuk menghentikan jalan kekerasan dan mencari perdamaian,” kata Paus. 

 Dia juga menyatakan harapan bahwa “Injil persaudaraan berbicara kepada setiap hati nurani dan merobohkan dinding yang menghalangi musuh untuk mengakui bahwa mereka adalah saudara.” Paus mengatakan, tahun baru akan lebih cerah hanya jika semua orang langkah ke luar dengan aman dalam surga mereka, akan terlibat dan bekerja sama untuk memecahkan masalah-masalah lokal dengan kemurahan hati dan cinta. 

 Dengan menutup tahun 2013, biarkan semua orang meminta Tuhan untuk pengampunan dan berterima kasih atas kesabaran dan kasih-Nya, kata Paus ketika memimpin doa malam hari Selasa (31/12). Paus meminta orang untuk merenungkan bagaimana mereka telah menghabiskan tahun lalu, hari-hari yang berharga, minggu dan bulan yang Tuhan berikan sebagai hadiah untuk semua orang. 

“Apakah kita menggunakannya sebagian besar untuk diri kita sendiri, untuk kepentingan kita sendiri atau untuk orang lain juga?” Kualitas hidup di masyarakat, sebagaimana terlihat, bergantung pada setiap orang. “Wajah kota adalah seperti sebuah mosaik di mana keramik semua orang yang tinggal di sana,” kata dia.

Disadur dari: indonesia.ucanews.com

Paus: Sudah saatnya kekerasan harus diakhiri

Paus: Sudah saatnya kekerasan harus diakhiri 

Paus Fransiskus mendesak umat manusia bersama-sama bekerja mewujudkan dunia yang setiap orang di dalamnya dapat saling menerima perbedaan masing-masing, dan orang-orang yang bermusuhan mengakui bahwa mereka bersaudara. 

 “Kita semua adalah anak-anak dari satu ayah surgawi. Kita milik keluarga manusia yang sama dan kita berbagi nasib yang sama,” kata Paus Fransiskus kepada ribuan umat Katolik dan wisatawan yang memadati Lapangan St. Petrus pada Rabu (1/1/2014). 

“Ini membawa tanggung setiap orang untuk bekerja mewujudkan dunia menjadi sebuah komunitas persaudaraan yang saling menghormati, saling menerima dalam keragaman setiap orang, dan mengurus satu sama lain,” kata Paus. Saat menyampaikan pidato tanpa teks, Paus mengungkapkan keprihatinannya tentang beragam aksi kekerasan di dunia. 

“Ada apa dengan hati manusia? Ada apa dengan hati kemanusiaan? Sudah saatnya (kekerasan) diakhiri!” Paus mengaku pernyataannya itu terinspirasi sebuah surat yang dia terima, yang menyatakan bahwa ada begitu banyak tragedi dan perang di dunia. 

 “Saya juga percaya, akan baik bagi kita semua untuk menghentikan diri kita sendiri dari jalan kekerasan ini dan mencari perdamaian.” Kembali ke naskah pidatonya, Paus menyatakan harapannya masih ada hati nurani yang tersentuh sehingga merobohkan dinding penghalang untuk mengakui bahwa semua orang sesungguhnya bersaudara. 

 “Kita juga dipanggil untuk melihat ada begitu banyak kekerasan dan ketidakadilan di seluruh belahan dunia, yang kita tinggalkan dan diamkan dengan acuh tak acuh,” ujar Paus. “(Saat ini) dibutuhkan komitmen semua orang untuk membangun masyarakat yang benar-benar lebih adil dan bersatu.” 

Gereja Katolik Roma menetapkan 1 Januari sebagai Hari Perdamaian Dunia. Di Lapangan St. Petrus tempat Paus berpidato ini, merupakan finis dari pawai yang diikuti ribuan orang. Dari banyak bendera yang dibawa selama pawai, terlihat bendera Suriah merupakan salah satunya. Beberapa peserta dari Suriah pun mengungkapkan harapan konflik di negara mereka tersebut segera berakhir.

Disadur dari: indonesia.ucanews.com

Berharap dan Beresiko Bersama Paus Fransiskus

Berharap dan Beresiko Bersama Paus Fransiskus 

Jorge Mario Bergoglio, atau kini Paus Fransiskus, dijuluki oleh majalah Time sebagai «Person of the Year» untuk tahun 2013. Salah satu alasannya ialah karena ia membawa Gereja ke dalam kehidupan sehari-hari, tempat seantero soal dan masalah manusia berkelindan. Ada homoseksualitas, ada aborsi, ada phedofilia yang tersembunyi di tubuh manusia; tapi juga ada struktur keserakahan, pasar kapitalisme neo-liberal, dan kekuasaaan agama yang kokoh di atas kepala manusia. Dan Paus Fransiskus menaruh dirinya dan Gereja di tengah-tengah itu semua: ia menyambut tubuh rentan kita, lalu membasuhnya, namun ia juga menantang struktur raksasa di langit hari-hari kita, lalu mengutuknya. 

Sungguh-sungguhkah ia? Wong Cilik Paul Vallely, penulis buku “Pope Francis: Untying the Knots” (London, Bloomsbury,2013) mencatat dengan jelas bahwa masa kecil Paus sebagai anak keluarga kelas pekerja membuatnya cepat melihat kehidupan berpeluh dan nestapa mayoritas manusia. Ilusi hidup serba baik-baik tak ada padanya. Malah sejak usia 13 tahun ia sudah diminta ayahnya bekerja di pabrik kaus kaki. Segera juga Paus tahu martabat manusia akan dinista kalau ia menganggur – dan martabat kaum papa ini adalah sebentuk ihwal spiritualitas mendalam baginya. Maka ideologi Peronisme cepat memikat hatinya, semacam “marhaenisme” Soekarno kalau di sini. 

Ideologi itu cukup unik dan jadi “sinkretis” kalau di Argentina: konservatif, terharu pada rakyat papa, dan anti imperialisme global. Saat “perang kotor” tahun 1976-an di Argentina, saat junta militer menghilangkan hampir 20.000 orang, Paus Fransiskus jelas-jelas sadar bahwa ada kekuatan imperial global di balik kekejaman itu. Ia memang tak mudah mengambil tindakan yang bijak kala itu. Kita tahu ada kontroversi soal derajat keterlibatannya dalam penculikan dua imam Jesuit oleh pihak Angkatan Laut Argentina saat itu. 

Di pihak lain, setelah kediktatoran militer itu sirna di Argentina, tetap saja orang miskin di mana-mana. Maka ia sungguh-sungguh tahu struktur keserakahan pasar global, dan struktur itu telah menggores banyak trauma di tubuh rakyat kecil sehari-hari. Untuk itu ia memang mulai dengan membasuh kaki mereka yang terjangkit virus global, yaitu penderita HIV-AIDS. Ia pun membela imam yang melayani di wilayah kumuh, tempat narkoba diedarkan dari mancanegara. Ia pernah mengeluhkan itu semua: mengapa kami harus merawat korban globalisasi itu terus menerus? Tidak adakah jalan mengurangi korban-korban itu? 

Menghadang Struktur Kerakusan Bisakah ia, selanjutnya, sungguh-sungguh menantang globalisasi kapitalisme mutakhir ini? Bisakah kita berharap bersamanya, pasca tahun 2013 ini, sampai ke tingkat resiko yang sedemikian itu? Sesungguhnya ada dasar dalam iman Katolik untuk masuk dalam resiko itu. 

Saya pernah bertanya ke seorang rekan, Martin Robra, staf Dewan Gereja Se-Dunia di Genewa, saat kami naik bis umum melewati kantor pusat ILO (International Labour Organization): mengapa Gereja Katolik memiliki staf menetap di organisasi buruh dunia itu, sementara Gereja Protestan tidak? Jawabnya, ”Umat Katolik-lah yang paling menderita akibat revolusi industri dan kapitalisme, namun mereka tidak mau mengikuti jalan protes a la Marxisme, tapi mencari alternatif dengan Ajaran Sosial Gereja, yang amat solider dengan kaum buruh”. 

“Dan kita Protestan”, sambung saya sedikit berspekulasi berlagak berteori, “memuji-muji Weber karena etos Calivinismenya yang konon nyambung dengan roh kapitalisme”. Dalam arti lain, dari sanubari Katolisisme ada daya untuk menantang struktur kerakusan pasar kapitalisme saat ini. Iman Katolik memakai istilah “struktur dosa” (ini bisa dibaca: struktur kerakusan) yang perlu dihadang oleh “struktur rahmat”. Dengan kata lain, ada struktur dosa yang dilihat bekerja dalam ketidakadilan dan penindasan, yang membuat manusia jadi serigala atau penghisap bagi sesamanya. 

Struktur itu berfokus pada mamon (baca: uang), dan ia bekerja dengan prinsip mengakumulasi diri, sehingga ia akan pula bekerja memiskinkan orang lain. Maka di sini gereja perlu memihak pada struktur yang lain: artinya, ia perlu bekerja agar hidup bersama bisa bermuatan belas kasih yang adil, di mana struktur rahmat nyata bekerja. Struktur rahmat itu kurang lebih beroperasi kalau dalam hidup masyarakat terwujud empat hal: mekanisme berbagi, penghargaan pada kesetaraan martabat manusia, munculnya aksi-aksi solidaritas membantu yang lemah, dan terbukanya partisipasi demi melayani sesama manusia. 

Dengan kata lain yang diperbanyak ialah “the commons”, alias kepemilikan publik yang menjadi basis hidup sehari-hari. Bukan pemutlakan kepemilikan pribadi dalam bentuk mamon yang terus menggandakan diri itu. Kalau Paus ini tahun 2014 nanti bergerak ke arah pemberlakuan “struktur rahmat” itu, maka pastilah kita semua mendapat alasan baru untuk terus berharap bersamanya. Dan sejarah dunia akan tampak menjadi -memakai ungkapan Itali kesukaan presiden Soekarno: Vivere Pericoloso! 

Dr. Martin Lukito Sinaga adalah pendeta pada Gereja Kristen Protestan Simalungun, juga dosen tamu di Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara. 
Artikel ini telah dimuat di situs satuharapan.com pada 30 Desember 2013.
Disadur dari: indonesia.ucanews.com

RENUNGAN JUMAT MASA NATAL : 3 JANUARI 2014 (Pesta Nama Yesus Yang Tersuci)

RENUNGAN JUMAT MASA NATAL : 3 JANUARI 2014 
(Pesta Nama Yesus Yang Tersuci) 
1Yoh. 2:29-3:6; Mzm. 98:1,3cd-4,5-6; Yoh. 1:29-34 

BACAAN INJIL : 
Suatu hari Yohanes melihat Yesus datang kepadanya dan ia berkata: "Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia. Dialah yang kumaksud ketika kukatakan: Kemudian dari padaku akan datang seorang, yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku. Dan aku sendiri pun mula-mula tidak mengenal Dia, tetapi untuk itulah aku datang dan membaptis dengan air, supaya Ia dinyatakan kepada Israel." Dan Yohanes memberi kesaksian, katanya: "Aku telah melihat Roh turun dari langit seperti merpati, dan Ia tinggal di atas-Nya. Dan aku pun tidak mengenal-Nya, tetapi Dia, yang mengutus aku untuk membaptis dengan air, telah berfirman kepadaku: Jikalau engkau melihat Roh itu turun ke atas seseorang dan tinggal di atas-Nya, Dialah itu yang akan membaptis dengan Roh Kudus. Dan aku telah melihat-Nya dan memberi kesaksian: Ia inilah Anak Allah." 

RENUNGAN : 
Yohanes memberi kesaksian tentang Yesus ketika Yesus mendatangi dia. Yohanes Pembaptis memperkenalkan siapa Yesus yang datang kepadanya. Orang-orang yang ada bersama dia tentu tidak mengenal Yesus yang datang sehingga dia memperkenalkan Yesus kepada mereka. Yohanes mengatakan bahwa Yesus adalah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia. 

Dengan ungkapan itu, Yohanes memperkenalkan bahwa Yesus adalah Mesias yang datang untuk menebus dosa manusia. Sesudah itu, Yohanes mengakui bahwa mula-mula dia tidak mengenal Yesus namun dia sadar akan diri dan tugasnya bahwa dia bukan Mesias, dia hanya untuk mempersiapkan kedatangan Sang Mesias. Memang Yohanes Pembaptis mengatakan bahwa semula dia tidak mengenal Dia, tetapi dia sudah mendapat wahyu dari Tuhan yang mengatakan, “Jikalau engkau melihat Roh itu turun ke atas seseorang dan tinggal di atas-Nya, Dialah itu yang akan membaptis dengan Roh Kudus.” 

Yohanes sudah melihat tanda itu sehingga dia dengan gembira memperkenalkan bahwa Yesus adalah Anak Allah. Yohanes sungguh tampak sangat gembira ketika Yesus mendatangi dia dan memperkenalkan Yesus dengan sukacita. Kedatangan Yesus menemui Yohanes yang membuat Yohanes sangat gembira bukan lagi pertama kali terjadi. Ketika Maria setelah menerima kabar gembira dari Malaikat Gabriel, Maria mengunjungi Elisabet saudarinya. Dalam pertemuan itu dengan jelas dikatakan oleh Elisabet bahwa anak yang dalam kandungannya, yakni Yohanes Pembaptis begitu gembira mendapat kunjungan Yesus yang kala itu ada dalam rahim Maria. 

Sudah sejak dalam kandungan Yohanes Pembaptis mampu merasakah kehadiaran Yesus Sang Mesias dan merasakan kegembiraan bertemu dengan Yesus Sang Mesias. Berkat kesaksian Yohanes Pembaptis yang memperkenalkan Yesus, kita semakin Yakin bahwa Yesus adalah Mesias, Dia adalah Anak Domba Allah yang menghapus dosa manusia. Dengan demikian, kita patut bersyukur atas kehadiran Yesus Tuhan kita. Apalagi dengan jelas bahwa sebagaimana dikatakan dalam Injil bahwa Yesus yang mendatangi Yohanes Pembaptis. 

Hal ini mau mengatakan bahwa Yesus Tuhan memang ingin tinggal bersama kita, Yesus senantiasa yang berinsiatif mendatangi kita dan ingin tinggal bersama kita. Hanya memang kehadiran-Nya seringkali tidak kita sadari dan tidak kita kenal. Namun lewat kesaksian Yohanes Pembaptis, kita bisa bersukacita dalam menjalani tahun baru ini karena yakin bahwa Tuhan Yesus selalu tinggal bersama dengan kita. Yesus mendatangi Yohanes Pembaptis yang pada saat itu tentu ada banyak orang bersama dengan dia. Orang banyak itu tidak mengenali Yesus sehingga Yohanes yang mampu menangkap kehadiran Yesus Sang Mesias memperkenalkan Yesus kepada orang banyak itu. 

Demikian juga halnya dalam hidup kita. Yesus selalu berinisiatif untuk mendatangi kita, mau tinggal bersama dengan kita, namun sayang kita tidak mampu merasakan dan mengenali kehadiran Yesus dalam hidup kita. Mengapa demikian? Yohanes pembaptis mampu mengenali kehadiran Yesus adalah semata-mata karena Roh Allah menuntun dia. Roh Kuduslah yang membuat dia mampu mengenali kehadiran Yesus yang mendatangi dia. 

Namun selain itu, Yohanes Pembaptis mampu mengenali kehadiran Yesus karena Yohanes selalu tinggal dalam Tuhan, yakni dengan senantiasa sadar akan tugas dan perutusannya dalam hidup yakni mempersiapkan kedatangan Sang Mesias, hanya untuk memuliakan Yesus Sang Mesias. Kita seringkali sulit menangkap kehadiran Yesus dalam hidup kita karena mungkin kita tidak hidup dalam Tuhan dan tidak hidup untuk melaksanakan kehendak Tuhan. Orang yang hidup dalam Tuhan dan untuk melaksanakan kehendak Tuhan, Roh Kudus akan membantu mereka untuk menyadari dan mengenali kehadiran Yesus dalam hidup mereka. 

Orang yang hidup demikian, akan mampu menyadari kehadiran Yesus dalam semua pengalaman hidup mereka bahkan dalam diri sesama, juga dalam diri sesama yang menderita sekalipun. Bagi kita yang sudah mampu menyadari dan mengenali Yesus yang hadir dalam hidup ini, baiklah kiranya meneladan Yohanes Pembaptis bahwa kita ditugaskan untuk memperkenalkan Yesus kepada sesama yang tidak mampu merasakan dan mengenali kehadiran Yesus dalam hidupnya. Yohanes dengan tegas mengatakan bahwa tugasnya adalah untuk memperkenalkan Yesus dan dengan tegas serta rendah hati mengakui bahwa Yesulah Tuhan Sang Mesias, diapula mengatakan bahwa Yesuslah yang harus kita sembah dan kita muliakan dalam hidup. Amin.

RENUNGAN MASA Natal : 2 JANUARI 2014

RENUNGAN MASA Natal : 2 JANUARI 2014 
 (Peringatan Wajib Basilius Agung dan Gregorius dr Nazianze ) 
1Yoh. 2:22-28; Mzm. 98:1,2-3ab,3cd-4; Yoh. 1:19-28 

BACAAN INJIL : 
Inilah kesaksian Yohanes ketika orang Yahudi dari Yerusalem mengutus beberapa imam dan orang-orang Lewi kepadanya untuk menanyakan dia: "Siapakah engkau?" Ia mengaku dan tidak berdusta, katanya: "Aku bukan Mesias." Lalu mereka bertanya kepadanya: "Kalau begitu, siapakah engkau? Elia?" Dan ia menjawab: "Bukan!" "Engkaukah nabi yang akan datang?" Dan ia menjawab: "Bukan!" Maka kata mereka kepadanya: "Siapakah engkau? Sebab kami harus memberi jawab kepada mereka yang mengutus kami. Apakah katamu tentang dirimu sendiri?" Jawabnya: "Akulah suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Luruskanlah jalan Tuhan! seperti yang telah dikatakan nabi Yesaya." Dan di antara orang-orang yang diutus itu ada beberapa orang Farisi. Mereka bertanya kepadanya, katanya: "Mengapakah engkau membaptis, jikalau engkau bukan Mesias, bukan Elia, dan bukan nabi yang akan datang?" Yohanes menjawab mereka, katanya: "Aku membaptis dengan air; tetapi di tengah-tengah kamu berdiri Dia yang tidak kamu kenal, yaitu Dia, yang datang kemudian dari padaku. Membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak." Hal itu terjadi di Betania yang di seberang sungai Yordan, di mana Yohanes membaptis. 

RENUNGAN : 
Para saudara, kehadiran Yohanes membuat banyak orang yang kagum sehingga mereka ingin mengetahui siapa kiranya dia. Pada saat itu, banyak orang mengira bahwa dialah Mesias yang dijanjikan para nabi, ada pula yang berpikir bahwa dia adalah nabi Elia atau salah seorang nabi besar. Oleh sebab itu, orang bertanya kepada dia, siapa dia sebenarnya. 

Menanggapi pertanyaan itu, Yohanes Pembaptis dengan rendah hati dan tegas mengatakan bahwa dia bukanlah Mesias, bukan pula nabi Elia ataupun dari salah seorang nabi. Dia mengakui diri bahwa dia hanya suara yang berseru-seru di padang gurun: Luruskanlah jalan Tuhan! seperti yang telah dikatakan nabi Yesaya. (Yoh. 1:19-28) Sungguh Yohanes pembaptis tidak hanyat akan popularitas dirinya, dia menggunakan kesempatan itu menjadi jalan untuk mencari nama besar atau kemuliaan dirinya. Sebab bisa saja saat itu dia mengaku diri Mesias ataupun salah seorang nabi besar. 

Namun kiranya Yohanes tetap setia pada tugas perutusannya yang hanya orang yang berseru-seru mempersiapkan jalan bagi kedatangan Sang Mesias. Dia tetap bersikap rendah hati, yang nyata dalam kejujuran mengakui siapa dirinya dan juga kesadaran bahwa dia hanya untuk memuliakan Tuhan. 

Yohanes Pembaptis sungguh harus menjadi teladan bagi kita dalam menjalani hidup pada tahun 2014 ini. Pada awal tahun ini, hendaknya kita tanamkan dalam diri dan akan kita hayati yakni kerendahan hati di hadapan Tuhan dan sesama, dan kesadaran diri bahwa kita hidup untuk melayani serta memuliakan Tuhan. Sungguh Tentu kita masih merasakan kegembiaraan tahun baru, dan kita semua tentu berharap agar tahun ini lebih baik dari tahun sebelumnya. 

Dalam kegembiraan memasuki tahun baru, kita perlu menyadari bahwa kita bisa melewati tahun yang lama dan memasuki tahun baru adalah karena Tuhan memberkati dan senantiasa menyertai kita. Tanpa Tuhan, semuanya itu tidak akan terjadi. Oleh sebab itu, hendaknya kita senantiasa bersikap rendah hati di hadapan Tuhan, sehingga kita senantiasa memohonkan pertolongan Tuhan dan menyerahkan seluruh hidup kita kepadanya. Kitapun harus dengan rendah hati menyadari kita hidup karena Tuhan yang memberi dan kita hidup untuk memuliakan Tuhan. Sehingga seluruh hidup dan pelayanan kita hendaknya untuk memuliakan Tuhan. Selemat melanjutkan aktifitas. Tuhan memberkati.

MARI MELAKUKAN MUDIK ROHANI/KEHIDUPAN!



MARI  MELAKUKAN  MUDIK  ROHANI/KEHIDUPAN!

Dalam Wikipedia mudik  adalah kegiatan perantau/ pekerja migran untuk kembali ke kampung halamannya. Kata mudik berasal dari sandi kata bahasa Jawa ngoko yaitu mulih dilik yang berarti pulang sebentar. Mudik di Indonesia identik dengan tradisi tahunan yang terjadi menjelang hari raya besar keagamaan misalnya menjelang Lebaran. Pada saat itulah ada kesempatan untuk berkumpul dengan sanak saudara yang tersebar di perantauan, selain tentunya juga sowan dengan orang tua. 

Pada masa sekarang mudik bukan hanya pada saat menjelang hari raya besar keagamaan, juga terjadi saat menjelang tahun baru. Orang mudik ke kampung halaman bukan hanya sekedar untuk bertemu atau berkumpul dengan keluarga, juga mau bertemu dengan kerabat lain dan juga teman-teman sekampung. Selain itu orang mudik ke kampung halaman yang tentunya tempat itu punya kenangan tersendiri bagi yang mudik, terutama tentunya kenangan baik. Dengan mudik, orang mau mengenang kembali masa-masa ketika bersama keluarga ataupun dengan sesama yang tinggal di kampung, berbagi cerita dan berbagi sukacita.
Kalau umumnya orang melakukan mudik ke kampun halaman menjelang tahun baru, baiklah kiranya kita juga mengadakan mudik rohani atau juga mudik kehidupan. Menjelang meninggalkan tahun 2013 ini dan menjelang memasuki tahun 2014, baiklah kita mudik kehidupan, juga mudik rohani dengan melihat kembali bagaimana kehidupan kita sepanjang tahun yang hendak kita lalui ini, sejak tahun baru 2013 hingga akhir tahun 2013 ini. Hal ini kiranya perlu kita lakukan untuk menyadarkan kita bahwa kita sungguh patut bersyukur pada Tuhan atas perlindungan-Nya kepada kita sepanjang tahun ini. Juga perlu untuk melihat kembali hidup kita sepanjang tahun ini untuk menjadi perbandingan dan juga menjadi modal kita untuk memasuki tahun yang akan kita jalani.

Selama setahun ini, pasti banyak yang telah kita alami, baik pengalaman yang tidak menyenangkan maupun pengalaman yang menyenangkan. Pengalaman yang menyenangkan selama tahun ini tentunya membuat kita bersemangat untuk memasuki tahun yang akan kita jalani. Semuanya itu bisa menjadi modal kita dalam memasuki tahun baru dengan harapan di tahun yang baru kita akan lebih baik lagi dan lebih banyak mengalami pengalaman yang menyenangkan. 

Namun kiranya, hendaknya kita tidak hanya melihat kembali pengalaman yang menyenangkan sepanjang tahun ini. Kita juga perlu melihat kembali pengalaman-pengalaman yang tidak menyenangkan sepanjang tahun ini. Dengan mengingat kembali pengalaman yang tidak menyenangkan selama tahun ini, bukan berarti kita mau mengungkit luka lama hidup yang mungkin membuat kita bersedih. Namun dengan mengingat-ingat kembali pengalaman yang tidak menyenangkan kita, kita mau melajar untuk memperbaikinya kembali pada tahun yang baru nanti. Tidak bisa dipingkuri bahwa kita pasti banyak mengalami pengalaman yang tidak menyenangkan, pengalaman yang sangat berat selama tahun ini. 

Namun sebelum mengakhiri tahun ini baiklah kita menyadari bahwa betapun beratnya pengalaman itu selama tahun ini, kita masih bisa bertahan dan saat ini bersiap-siap untuk memasuki tahun yang baru. Kita bisa bertahan dan melalui tahun ini adalah karena memang Tuhan selalu menyertai perjalanan hidup kita dan Dia juga memberi kekuatan dan berkat-Nya kepada kita. Ini kiranya perlu kita sadari sehingga saat meninggalkan tahun ini kita tinggalkan dengan ucapan syukur kepada Tuhan. Kalau bukan karena Tuhan, kita tidak bisa bertahan dan melalui tahun ini. Jangan biarkan tahun ini berlalu begitu saja tanpa mengucapkan syukur pada Tuhan. Jangan biarkan tahun ini berlalu dengan rasa sedih atau dengan penuh beban berat karena pengalaman yang tidak menyenangkan selama tahun ini, agar tidak membebani kita dalam memasuki tahun yang akan kita masuki.

Kita juga perlu mudik sebentar ke kehidupan kita selama tahun ini. Bagaimana hidup kita selama setahun ini; Apakah kita sungguh-sungguh hidup sebagai orang beriman? Apakah sebagai orang beriman, hidup kita selama ini sudah memberi makna bagi banyak orang? Atau apakah kita hidup hanya untuk diri sendiri, mencari kesenangan sendiri dan hanya memikirkan diri sendiri? Apakah kita hidup hanya mengejar prestasi, hanya sibuk dengan rutinitas pekerjaan tanpa peduli dengan hidup rohani, hidup iman kita? Apakah selama ini kita punya kepedulian kepada sesama? Masih banyak hal kiranya yang patut kita renungkan sehubungan dengan hidup iman kita selama setahun ini. Ingatlah bahwa hidup kita selama setahun ini adalah hidup penuh cukacita dan berarti bukan karena kita mendapatkan yang kita inginkan, bukan pula karena selama setahun ini kita sukses dalam pekerjaan, bukan pula karena selama setahun ini apa yang kita rencanakan berjalan dengan baik. Namun yang terutama adalah bahwa hidup kita selama ini bermakna bukan hanya untuk diri sendiri tetapi juga untuk sesama kita atau banyak orang. Bila hidup kita selama setahun ini memberi makna kepada banyak orang, maka layaklah kita meninggalkan tahun ini dan mamasuki tahun baru dengan penuh sukacita iman. 

 Apakah di tahun yang akan kita masuki, hidup kita akan lebih baik daripada tahun ini? Kita hanya berharap demikian, tidak ada yang bisa menjamin bahwa hidupnya akan lebih baik lagi di tahun baru ini. Namun belajar dari pengalaman hidup selama setahun ini, kita boleh berharap banyak akan hidup lebih baik pada tahun yang baru dengan suatu keyakinan pasti bahwa Tuhan pasti selalu memberkati kita pada tahun yang baru ini. Tuhan tidak pernah meninggalkan hidup kita, Dia akan selalu menyertai, membantu dan memberi kekuatan kepada kita dalam perjalan hidup pada tahun yang baru nanti. Kita memasuki tahun yang baru dengan keyakinan iman bahwa Tuhan pasti menyertai kita sehingga apapun yang kita alami nanti pada tahun yang baru, kita akan mampu menghadapi dan melaluinya kembali hingga akhir tahun yang baru nanti.

Tahun yang baru adalah rahmat dan berkat Tuhan; kesempatan hidup yang diberikan oleh Tuhan bagi kita, sehingga kita meninggalkan tahun yang sekarang dan memasuki tahun baru dengan penuh sukacita iman kepada Tuhan. Tahun yang baru harus kita sambut dengan penuh kegembiraan atau sukacita. Menyambut tahun yang baru dengan kegembiraan atau sukacita bukan berarti harus dengan pesta pora atau berfoya-foyah. Sangat disayangkan bahwa seringkali banyak orang menyambut tahun baru hanya dengan pesta pora; baik itu dengan makan-makan, kembang api dan hingar bingar musik atau kendaraan. Memang semuanya itu adalah bentuk luapan kegembiraan. 

Namun kiranya semuanya itu tidak akan memberi makna apa-apa bagi kita pada tahun yang baru bila kita tidak mensyukuri hidup pada tahun yang kita lewati dan berserah diri pada Tuhan pada tahun yang baru dengan memohon perlindungan dan pertolongan Tuhan selama tahun yang baru. Selain itu baiklah sebelum memasuki tahun yang baru, kita memiliki tekat dan niat untuk hidup lebih baik lagi juga dalam hal hidup iman. Sangat lebih baik lagi bila saat kita meninggalkan tahun 2013 kita melakukan perbuatna baik, demikian juga saat memasuki tahun 2014 dengan melakukan perbuatan baik. Kita mengakhiri tahun 2013 dan mengawali tahun 2014 dengan melakukan perbuatan baik kepada sesama. Mungkin, sangat lebih menggembirakan bila biaya yang kita persiapkan untuk kita habiskan dalam mengakhiri tahun 2013 dan menyongsong tahun 2014, itu kita persembahkan kepada Tuhan dengan memberi kepada sesama yang berkekurangan.


Maka baiklah kita meninggalkan tahun yang lama dengan sukacita iman dengan mengambil waktu sejenak berdoa baik secara pribadi maupun bersama keluarga untuk  bersyukur atas kasih perlindungan Tuhan kepada kita selama tahun yang kita lalui dan memohon agar  dalam perjalanan hidup selama tahun yang baru Tuhan memberi yang terbaik kepada kita, dengan tidak lupa niat dan tekat untuk hidup lebih baik lagi.

Selamat meninggalkan tahun 2013 dengan sukacita iman dan selamat memasuki tahun 2014 dengan sukacita iman pula. Tuhan Yesus memberkati kita.

RENUNGAN Hari Keenam Dalam Oktaf Natal : 30 DESEMBER 2013

RENUNGAN Hari Keenam Dalam Oktaf Natal : 
30 DESEMBER 2013 
1Yoh. 2:12-17; Mzm. 96:7-8a,8b-9,10; Luk. 2:36-40 

BACAAN INJIL : 
 Ketika Anak Yesus dipersembahkan di bait Allah, ada di situ Hana, seorang nabi perempuan, anak Fanuel dari suku Asyer. Ia sudah sangat lanjut umurnya. Sesudah kawin ia hidup tujuh tahun lamanya bersama suaminya, dan sekarang ia janda dan berumur delapan puluh empat tahun. Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa. Dan pada ketika itu juga datanglah ia ke situ dan mengucap syukur kepada Allah dan berbicara tentang Anak itu kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem. Dan setelah selesai semua yang harus dilakukan menurut hukum Tuhan, kembalilah mereka ke kota kediamannya, yaitu kota Nazaret di Galilea. Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya. 

RENUNGAN : 
Mendapatkan apa yang dirindukan selama ini pasti akan sangat membahagiakan. Kebahagiaan itu akan semakin besar bila sesuatu yang diharapkan itu baru terwujud dalam penantian panjang dan disertai dengan usaha dan perjuangan. Namun kiranya kebahagiaan itu ada yang bertahan pada saat kita mendapatkannya saja, dan ada pula yang bertahan selama hidupnya bila yang diharapkan itu adalah dianggap sungguh berharga dan merupakan puncak dari pencapaian hidupnya. Bila sesuatu yang diharapkan itu adalah hal dunia, kebahagiaan yang diperoleh bila sudah mendapatkannya, pasti hanya bertahan sesaat saja. Namun bila yang diharapkan itu adalah yang surgawi, kebahagiaan yang diperoleh setelah mendapatkannya, pasti akan bertahan dan akan selalu dipelihara atau dipertahankan. 

Nabi Hana yang sudah lanjut usia pada akhirnya memperoleh apa yang diharapkannya selama hidupnya, yakni bertemu langsung dengan Sang Mesias yang pada saat itu dipersembahkan di Bait Allah. Sebagaimana kita dengarkan dalam injil, Hana hanya tujuh tahun berkeluarga dan setelah menjanda dia menghabiskan sisa hidupnya dengan tinggal di Bait Allah. Dia ttinggal di Bait Allah siang malam beribadah, berpuasa dan berdoa. Dia melakukan semuanya itu bukan sebagai pelarian dari duka karena menjanda, bukan pula karena hanya sekedar mengisi hari-hari hidupnya. Sepertinya ada sesuatu yang sangat dirindukannya, dia mendambakan kebahagiaan hidup yang sejati. 

Dia juga tentunya mendapat wahyu dari Tuhan sehubungan dengan kedatangan Sang Mesias yang membawa kebahagiaan sejati baginya dan bagi semua orang. Ketika Yesus dipersembahkan di Bait Allah, dia ada di Bait Allah. Dia sangat bersukacita karena yakin sudah bertemu dengan Sang Mesias yang membawa keselamatan bagi manusia. Dia jelas sudah mendapat wahyu dari Tuhan tentang kedatangan Sang Mesias sehingga dia berbicara tentang Anak itu kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem. Hana sungguh berbahagia dan baginya kedatangan Yesus Sang Mesias, itulah yang dinantikannya dan itulah kebahagiaan yang tertinggi baginya. Dia sudah menantikannya selama hidupnya dan baru pada usia delapan puluh empat tahun umurnya. 

Hana sungguh berbahaia dan jelas kedatangan Sang Mesias serta bertemu dengan Sang Mesias, itulah puncak kebahagiaan hidupnya. Bagi Hana, bertemu dengan Mesias itulah puncak pencapaian hidupnya. Sesudah Sang Mesias dipersembahkan di Bait Allah, Yesus tidak tinggal di Bait Allah. Orang tua-Nya membawa kembali ke kota tempat mereka tinggal yakni kota Nazaret di Galilea. Yesus tinggal bersama orang tua-Nya dan tentu di bawah asuhan kedua orang tua-Nya, Yusuf dan Maria. Yesus bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya. 

Natal memang sungguh kegembiraan besar bagi kita karena dalam perayaan Natal kita merayakan Yesus Sang Mesias yang datang dan tinggal bersama dengan kita. Sang Mesias itulah yang akan menebus dosa-dosa kita dan menyelamatkan kita. Kiranya kedatangan Sang Mesias itulah kebahagiaan sejati, dan persatuan atau bertemu dengan Yesus, itulah puncak kebahagiaan yang kekal, sebagaimana diteladankan oleh nabia Hana. Sehingga kalau kita sungguh percaya bahwa Yesus adalah Mesias, maka kita akan merasakan kebahagiaan yang tidak bisa diberikan oleh dunia ini kepada kita. Bila kita memang percaya kepada Dia, maka hidup kita penuh sukacita, diliputi kebahagiaan hidup sehingga tidak ada lagi pencarian kita akan kebahagiaan dari tempat lain selain hanya pada Yesus sendiri. 

Namun kiranya kebahagiaan Natal tidak berhenti hanya pada hari raya natal saja. Yesus dipersembahkan di Bati Allah bukan sekedar mengatakan bahwa orang tua-Nya menjalankan adat kebiasaan pada saat itu. Bagi kita semuanya itu mengatakan bahwa Yesus Sang Mesias yang datang ke dunia sungguh memasuki hidup kita dan kebiasaan yang kita alami tentu kecuali dalam hal dosa. Yesus sungguh hadir dalam hidup harian kita. Selanjutnya Injil menegaskan bahwa setelah dipersembahkan di Bait Allah, Yesus Sang Mesias tidak tinggal di Bait Alalh tetapi Dia pulang bersama orang tua-Nya, tinggal dalam asuhan keluarga di Nasaret. Kembali hal ini mengatakan kepada kita bahwa Yesus tidak jauh dari hidup kita, Dia hadir alam setiap keluarga kita. Sungguh Natal adalah kegembiraan besar bagi kita. 

Namun kegembiraan Natal itu tidak hanya selesai pada Hari Raya Natal itu sendiri. Kegembiraan Natal haruslah kita rayakan dalam seluruh atau sepanjang hidup kita. Kegembiraan natal itu juga hendaknya tidak kira rayakan hanya dalam ibadah, bukan hanya ketika di dalam Gereja, tetapi harus dalam seluruh hidup kita dimanapun kira berada. Ingatlah, Yesus tidak tinggal di Bait Allah tetapi Dia hidup bersama keluarga-Nya di kota Nazaret. Dengan demikian, kegembiraan Natal harus kita rayakan di tempat kita tinggal dan hidup bersama keluarga dan juga dengan orang-orang sekitar kita. Kegembiraan Natal pertama-tama harus kita rayakan dalam kelaurga di mana kita tinggal sebagai satu saudara yang saling mengasihi, dan sesudah itu kita rayakan di tempat di mana kita hidup bersama dengan orang lain. Amin.

 
Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan! (2Kor 8:14)