Pembangunan Gereja Paroki Tigalingga

Pembangunan Gereja Paroki sedang berlangsung. Kami sangat mengarapkan uluran kasih para Saudara untuk membantu.

Gotong Royong Pembangunan Gereja

Tidak ada kata yang bisa melukiskan pengalaman indah pada waktu gotong royong pengecoran lantai 2 bangunan Gereja selain, suatu keyakinan bahwa semuanya dapat terlaksana adalah karena MUKJIJZAT ALLAH BEKERJA.

Pengecoran Lantai Panti Imam Gereja

Pengecoran Lantai 2 bangunan Gereja ini dilakukan pada hari Selasa, 30 Agustus 2011 yang lalu. Luas yang dicor adalah 19 m x 24 m. Hujan yang mengguyur tidak menyurutkan semangat umat.

Kerjasama Imam dan Umat

Uskup emeritus KAM, Mgr. A.G.Pius Datubara OFM.Cap, datang berkunjung ke Paroki dan memberi semangat pada umat dalam pembangunan Gereja Paroki. Para pastor juga ikut berkerja bersama umat dalam pembangunan Gereja.

Misa Tridentin: Warisan Liturgi Yang Dipertahankan

HIDUPKATOLIK.com - Paus Benediktus XVI mengeluarkan Surat Apostolik Summorum Pontificum yang menjamin penggunaan Misa Tridentin...

Pembinaan Para Pengurus Gereja

Tidak sedikit umat katolik yang kerap menganggap bahwa Liturgi adalah sekedar perayaan wajib biasa yang dilaksanakan pada hari minggu.

Pertemuan Ibu-Ibu dan Pesta Pelindung Paroki

Pertemuan para ibu se-paroki telah terlaksana pada hari Kamis-Sabtu, 15 s/d 16 Juli 2011. Pertemuan ini mengundang semua ibu katolik yang ada di paroki untuk hadir dalam pertemuan/pembinaan para ibu katolik dan juga segaligus menjalin kebersamaan para ibu. Penutupan pertemuan sikaligus Pesta Pelindung Paroki.

Pembinaan Asmika se-Paroki

Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku; inilah yang menjadi tema dari pertemuan dan pembinaan minggu gembira yang telah berlangsung dengan sangat baik.

Mudika Ambil bagian dalam pembangunan Gereja Paroki

Mudika paroki tidak mau berpangku tangan melihat pembangunan Gereja paroki. Para mudika juga ambil bagian dengan mengumpulkan kerikil di sungai.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 1)

Umat dari lingkungan paroki dan juga dari beberapa stasi kembali bekerja sama dengan bergotong royong membangun gereja paroki. Untuk kali ini, umat bergotong royong men-cor lantai balkon bangunan Gereja.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 2)

Allah peduli. Karena kepedulian Allah atas pembangunan rumah-Nya ini, maka kami kamipun peduli dan bisa melanjutkan pembangunanini. Kepedulian Allah kami rasakan juga lewat kepedulian para Saudara.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 3)

Mari kita memuliakan Tuhan, tidak hanya dengan kata2 indah, tetapi dengan perbuatan nyata dengan rela berkorban.

Pertemuan akhir Tahun 2011 Pengurus Gereja se-Paroki

Para pengurus Gereja adalah ‘ujung tombak’ Gereja khususnya di stasi-stasi. Peran para pengurus Gereja ini sangat sentral dalam kehidupan Gereja di stasi-stasi.

Gua Maria dan Menyambut Hari Raya Natal

Persiapan menyambut hari Raya Natal 25 Desember 2011.

Rahmat dan Perlindungan Tuhan

Pastor Anton Manik O.Carm selamat dari kecelakaan mobil masuk jurang.

Rekoleksi dan Aksi Panggilan

Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku.

Pesan Prapaskah Kepausan 2012

"Kita Tidak Boleh Diam Saja terhadap Kejahatan" "Marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik" (Ibr. 10:24).

Pembangunan Gereja Santo Petrus Stasi Rante Besi

Dalam kemiskinan, kesederhanaan, umat membangunan Gereja. Meraka tidak memiliki uang, tetapi mereka memiliki harapan dan iman pada Tuhan.

Misa Perdana Pastor Andreas Korsini Lamtarida Simbolong O.Carm

Puji Syukur pada Tuhan, karena berkat-Nya, misa Perdana Pastor Andreas Lamtarida Simbolon O.Carm bersama 4 Pastor Karmel yang baru ditahbiskan, dapat terlaksana dengan baik pada hari Rabu 31 Oktober 2012 di Stasi Gundaling 1, paroki Maria dari gunung Karmel Tigalingga.

Bakti Sosial : Pengobatan Gratis

Dalam Rangka Menyongsong Jubileum Gereja Katolik di Dairi dan Pakpak Bharat, diadakan bakti Sosial Pengobatan Gratis di Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, pada 9 Desember 2012 yg lalu. Puji syukur pada Tuhan, kegiatan ini berlangsung dengan sangat memuaskan.

Mari Berbagi Berkat Tuhan

 photo UskupEmeritusKAMMgrPiusDautabra.jpg Photobucket

MENDAMBAKAN BERKAT TUHAN

SYALOM...SELAMAT DATANG.
"Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan."(2Kor 8:14)
"Muliakanlah Tuhan dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu." (Amsal 3:9)
"Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya." (Amsal 3:27)
"Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?" (1 Yohanes 3:17)
Saya Pastor Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, atas nama Panitia Pembangunan dan semua umat, memohon bantuan uluran kasih/dana untuk pembangunan Gereja Paroki. Kami sangat membutuhkan berkat Tuhan lewat uluran tangan dari para donatur.
Kami berharap dan berdoa Para Saudara berkenan berbagi berkat Tuhan kepada kami untuk pembangunan Gereja ini yang adalah rumah Tuhan sendiri.
BRI 5379 Unit Tigalingga Sidikalang
No. Rekening : 5379-01-000112-50-8
Nama : PANITIA PEMBANGUNAN GEREJA KATOLIK.
ATAU
BCA KCU MEDAN
NO.0222053453.
Atas Nama : ADYTIA PERMANA P.
(Adytia Permana P. adalah Romo Adytia Permana Perangin-angin O.Carm. Beliau dulu bertugas di Paroki Tigalingga, juga mengawali pembangunan ini, namun sekarang beliau bertugas di Keuskupan Agung Medan sebagai ekonom.Beliau kami minta buka rekening di BCA khusus untuk pembangunan ini, karena di daerah kami tidak ada BCA.)
Kami sangat senang bila sudah mentransfer persembahan, bapak/ibu/saudara/saudari memberitahukan ke kami melalui:
E mail ke :.
parokimariagk3lingga@yahoo.com
atau di SMS ke:.
Romo Anton Manik O.Carm : 081370836645
Romo Willy O.Carm : 081333837433
Untuk lebih jelasnya permohnan kami ini, Para Saudara dapat melihatnya di sini.... Sehubungan dengan Gambar pembangunan dapat melihatnya di sini....
Demikian kiranya Permohonan ini kami sampaikan. Atas dukungan, doa dan bantuan Bapak, Ibu dan Para Saudara-Saudari, kami mengucapkan banyak terima kasih.Berkat Tuhan senantiasa menyertai kita semua. Amin.
HORMAT KAMI:
Pastor Antonius Manik O.Carm

VARIA PAROKI

REKOLEKSI DAN AKSI PANGGILAN TELAH TERLAKSANA DENGAN SANGAT BAIK ;"> "APA YANG KAMU CARI?" (Yoh 1:38).
Puji syukur pada Tuhan, karena Rekoleksi dan Aksi panggilan untuk siswa-siswi Katolik Usia SMP dan SMA se-paroki Tigalingga sudah terlaksana dengan sangat baik. Kegiatan ini dihadiri hampir 400 orang anak. Semuanya dapat terlaksana hanya karena berkat Tuhan. Terimakasih juga kami sampaikan kepada semua Saudara yang telah mendukung dan mendoakan kegaitan kami ini. Kegiatan ini dilaksanakan hanya dengan menggunakan dana partisipasi peserta dan swadaya paroki, karena tidak mendapatkan bantuan dari donatur manapun, namun karena berkat Tuhan dan doa para Saudara, semuanya dapat berjalan dengan sangat baik. Semoga dari antara anak-anak ini, kelak ada yang menjadi Imam dan biarawan-biarawati.
Photobucket
Tuhan memberkati kita.
Kegembiraan dan Persaudaraan
Photobucket
Hari Ulang tahun Romo Anton M.Carm yang seharusnya tanggal 15 Januari 2010, baru dirayakan hari Minggu Minggu 16 Januari 2011 lalu, bersama Romo-romo Karmel se-Dairi, bersama beberapa umat Paroki Tigalingga di Aula Paroki Tigalingga. Pada kesempatan itu, Rm. Bernad O.Carm, pastor paroki Sidikalang memberi kado ulang tahun yakni 20 sak semen untuk pembangunan Gereja dan Rm. Anton sendiri menyumbangkan semua hadiah ultah untuk pembangunan Gereja. Saat itu, hadiah uang yang diperoleh sebanyak Rp. 1.100.000,-. Lumayanlah untuk tambahan dana pembangunan Gereja. Trimakasih buat semuanya.
Saldo Pesta Pelantikan Pengurus Gereja dan Penerimaan Sakramen Krisma, 6-7 Nop. 2010.
Pada hari Kamis 18 Nopember 2010 telah diadakan Evaluasi dan pembubaran Panitia. Saldo dari kegiatan tersebut adalah Rp. 22.320.500 Acara ini dapat berjalan dengan baik karena partisipasi semua umat. Dana juga bisa Saldo karena umat menyumbangkan hasil-hasil pertanian mereka dengan harapan ada Saldo untuk pembangunan Gereja Paroki.Jadi selain dana partisipasi dari umat, juga umat menyumbangkan hasil pertanian yang dibutuhkan untuk mengurangi dana konsumsi. Syukur pada Tuhan, akhirnya memang ada saldo untuk dana pembangunan Gereja. Terimakasih kami ucapkan kepada semua umat Paroki, DPP, Para Panitia, Para Donatur dan siapa saja yang mendoakan dan mendukung kegitan ini. Yesus memberkati kita semua selalu. Amin.

Pastor, ustad dan aktivis jadi tersangka karena tuduhan pencemaran nama baik bupati

Pastor, ustad dan aktivis jadi tersangka karena tuduhan pencemaran nama baik bupati 

Pastor, ustad dan aktivis jadi tersangka karena tuduhan pencemaran nama baik bupati thumbnail Pastor Rantinus Manalu Polisi menetapkan sebagai tersangka seorang pastor bersama seorang ustad dan aktivis di Sumatera Utara karena dinilai melakukan pencemaran nama baik terhadap bupati, demikian laporan yang disampaikan pihak keuskupan setempat. 

Pimpinan Dekenat Tapanuli Tengah Pastor Servasius Sitohang OFMCap menjelaskan, tanpa melalui proses pemeriksaan di Polda Sumatera Utara, Pastor Rantinus Manalu Pr imam asal Keuskupan Sibolga langsung dijadikan tersangka pada pada 6 Februari lalu bersama Ustadz Sodiqin Lubis pejuang HAM dan Dennis Simalango kordinator kelompok Gerakan Rakyat Menggugat (GERAM). Menurut Pastor Servasius, mereka dituduh mencemarkan nama baik Bupati Tapanuli Tengah Raja Bonaran Situmeang. 

“Bupati melapor mereka pada tanggal 17 September 2012, menyusul terbitnya advertorial di Harian Rakyat Tapanuli pada 8 September 2012 yang mereka tandatangani dan berisi ajakan kepada warga untuk berdemo. Dalam advertorial tersebut dikatakan, bupati harus diturunkan dari jabatan karena tidak memenuhi janji-janjinya selama kampanye, setahun sebelumnya”, kata Pastor Servasius kepada ucanews.com yang dihubungi via telepon seluler, Kamis (7/2) Ia menambahkan, “Pastor Rantinus, dkk menilai janji bupati untuk memperjuangkan tanah-tanah rakyat yang dicaplok untuk perkebunan tidak terbukti setelah ia menjabat. Adajuga tuduhan korupsi. Akibatnya, Pastor Rantinus protes”. 

Setelah penerbitan advertorial tersebut, kata Pastor Servasius, ribuan massa turun ke jalan pada 10-12 September 2012 menuntut agar bupati mundur. Ia menjelaskan, padahal, pada waktu Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada), Pastor Rantinus merupakan ketua tim sukses pemenangan Bupati Situmeang. Keterlibatan Pastor Rantinus dalam urusan politik, kata Pastor Servasius, karena tergiur dengan janji politik Bupati Situmeang untuk menyelesaikan konflik lahan, berhubung dalam periode bupati sebelumnya, terjadi banyak konflik lahan di Tapanuli Tengah. “Calon bupati baru datang dengan janji membawa perubahan. Namun ternyata itu semua hanya cerita. 

Sekarang Pastor Rantinus melawan bupati karena menganggap bupati berbohong kepada masyarakat dan membuat janji palsu saat kampanye hanya untuk meraih dukungan pemilih”, katanya. Sementara itu, terkait alasan laporan terhadap Pastor Rantinus,dkk, Bupati Situmeang mengatakan, dirinya ingin memberikan pendidikan hukum yang baik kepada masyarakat. “Dalam advetorial itu dituliskan saya ingkar janji, memanfaatkan mutasi dan promosi jabatan, pemalsuan data, menerima gratifikasi, melakukan pembohongan publik dan sebagainya yang tidak jelas kebenarannya dan tidak bisa dipertanggungjawabkan,” tegas mantan pengacara ini sebagaimana dikutip salah satu media lokal.

 Frater Frans Zai OFMCap, Ketua Komisi Justice, Peace and Integrity of Creation (JPIC) Ordo Kapusin mengatakan, Pastor Rantinus adalah sosok yang konsisten dalam memperjuangkan hak rakyat kecil. “Ia memang semula mendukung bupati karena yakin bupati akan membawa perubahan, tapi setelah dilantik ternyata berubah. Pastor Rantinus lalu mengambil jarak, kemudian mengkritisi bupati”. 

 “Saya melihat ketulusan perjuangannya sebagai seorang gembala, murni bagi rakyat kecil, meski karena pilihannya itu, ia menghadapi proses hukum”, tambahnya. Frater Frans menjelaskan, di mata warga Tapanuli Tengah, Pastor Rantinus dikenal sebagai sahabat dan pembela kelompok masyarakat yang menjadi korban ketidakadilan. Vikaris Jenderal Keuskupan Sibolga Pastor Dominikus Doni Ola Pr menilai, apa yang diperjuangkan oleh Pastor Rantinus masih berada dalam jalur yang benar dan batas-batas yang wajar. 

“Dengan ditetapkannya mereka langsung sebagai tersangka tanpa didahului pemeriksaan sebelumnya, mengindikasikan bahwa alam demokrasi di negeri ini sungguh memprihatinkan. Ini merupakan salah satu upaya pembungkaman terhadap masyarakat”, katanya seperti dilansir website resmi Keuskupan Sibolga. 

Ryan Dagur, Jakarta
Disadur dari: indonesia.ucanews.com

RENUNGAN HARI BIASA: SABTU 9 FEBRUARI 2013

RENUNGAN HARI BIASA: SABTU 9 FEBRUARI 2013 
 (Aloisius Versiglia, Callistus Caravario) 
 Ibr. 13:15-17,20-21; Mzm. 23:1-3a,3b-4,5,6; Mrk. 6:30-34 

BACAAN INJIL: 
Kemudian rasul-rasul itu kembali berkumpul dengan Yesus dan memberitahukan kepada-Nya semua yang mereka kerjakan dan ajarkan. Lalu Ia berkata kepada mereka: "Marilah ke tempat yang sunyi, supaya kita sendirian, dan beristirahatlah seketika!" Sebab memang begitu banyaknya orang yang datang dan yang pergi, sehingga makanpun mereka tidak sempat. Maka berangkatlah mereka untuk mengasingkan diri dengan perahu ke tempat yang sunyi. Tetapi pada waktu mereka bertolak banyak orang melihat mereka dan mengetahui tujuan mereka. Dengan mengambil jalan darat segeralah datang orang dari semua kota ke tempat itu sehingga mendahului mereka. Ketika Yesus mendarat, Ia melihat sejumlah besar orang banyak, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala. Lalu mulailah Ia mengajarkan banyak hal kepada mereka. 

RENUNGAN 
Cuti dari pekerjaan merupakan hak dari setiap orang. Sangat wajar bila orang mengambil beberapa hari keluar dari pekerjaan atau rutinitasnya dengan mengisinya dengan kegiatan pribadi. Cuti bisa diisi dengan santai di rumah, atau rekreasi dan juga ada yang mengisi dengan ziarah rohani. Intinya orang keluar sejenak dari rutinitas pekerjaan sehari-hari dengan mengisinya dengan kegiatan di luar pekerjaan. Apa yang dilakukan, tentu tidak melakukan kebiasaan pekerjaan sehari-hari. 

 Hal yang sama kiranya kita dengarkan dalam Injil hari ini. Para murid yang diutus kembali berkumpul dengan Yesus dan memberitahukan kepada-Nya semua yang mereka kerjakan dan ajarkan. Mereka pasti sudah lelah, karena itu Yesus mengajak mereka untuk pergi ke tempat sunyi agar mereka sendirian dan beristirahat. Yesus mengajak para murid cuti. 

Namun kiranya cuti yang dimaksudkan oleh Yesus bukanlah dalam arti yang biasa kita lakukan, yakni santai dan rekreasi. Yesus mengajak para murid mengasingkan diri adalah untuk merenungkan perjalanan hidup mereka dan juga tentunya untuk merenungkan karya pelayanan yang sudah mereka lakukan. Namun ketika mereka sampai di tempat sunyi, Yesus melihat banyak orang yang mengikuti dan menanti Dia. Yesus yang semula ingin menyendiri dengan para murid, tidak tega melihat dan membiarkan orang-orang banyak itu yang rindu dan seperti domba yang kehilangan gembalanya. Sehingga pada akhirnya Yesus tidak jadi menyendiri, tetapi mengajar mereka. 

Sungguh Yesus tidak pernah lelah memperhatikan dan berbuat baik kepada manusia. Yesus lebih mementingkan kepentingan manusia dibanding kepentingan diri-Nya sendiri. Seluruh hidup Yesus, Dia berikan untuk manusia. Dalam kesibukan kita setiap hari, kita tentu menghabiskan waktu untuk pekerjaan dan untuk hidup kita. 

Kita juga perlu mengambil cuti atau mengambil beberapa waktu keluar dari rutinitas pekerjaan harian, pergi ke tempa sunyi. Pergi ke tempat sunyi bukan berarti hanya pergi ke tempat tertentu, tetapi tempat sunyi yang dimaksud adalah suasana di mana kita terlepas dari kesibukan harian dan tinggal sendiri bersama dengan Yesus. Dalam kesendirian bersama dengan Yesus, kita merenungkan bagaimana perjalanan hidup kita, kita merenungkan apakah dalam menjalankan tugas itu apakah kita juga sudah hidup seturut kehendak Tuhan. Dalam kesendirian bersama dengan Yesus, kita menimba kekuatan baru dan mencari kehendak Tuhan bagi hidup kita. Dengan demikian, cuti dari pekerjaan harian tidak selamanya harus rekreasi, bersenang-senang melampiaskan kesenangan diri yang tertunda karena kesibukan harian dalam pekerjaan. 

Banyak orang menganggap demikian, sehingga mengusi cuti dengan kegiatan yang memang menyenangkan diri tetapi sia-sia belaka. Sia-sia yang kami maksudkan adalah cuti yang diisi itu tidak memberi kesegaran baru bagi kita, karena hanya kita isi dengan kesenangan diri. 

Apa yang dialami oleh Yesus ketika pergi ke tempat sunyi untuk menyendiri tetapi malah bertemu dengan banyak orang dan akhirnya mengajar mereka, bisa kita mengerti bahwa masa-masa cuti harus kita isi dengan kegiatan yang bermanfaat bagi banyak orang. Artinya, kita setiap hari sudah menghabiskan waktu dan tenanga untuk mengurusi pekerjaan kita, yang semuanya demi kepentingan kita, sehingga kita perlu mengambil waktu sejenak keluar dari pekerjaan harian itu dengan mengisi kegiatan yang berguna untuk banyak orang. Perlu kiranya kita memberi waktu untuk sesama kita, membantu sesama yang membutuhkan kita.Janganlah kiranya waktu kita habis hanya untuk pekerjaan dan hanya untuk memikirkan kepentingan kita sendiri. Amin.

RENUNGAN HARI BIASA: JUMAT 8 FEBRUARI 2013

RENUNGAN HARI BIASA: JUMAT 8 FEBRUARI 2013 
(Rosalie Rendu, Giovanni Triora, Pius X, Anselmus Polanco, Koleta dr Corbie)
 Ibr. 12:18-19,21-24; Mzm. 48:2-3a,3b-4,9,10,11; Mrk. 6:7-13

 BACAAN INJIL: 
Raja Herodes juga mendengar tentang Yesus, sebab nama-Nya sudah terkenal dan orang mengatakan: "Yohanes Pembaptis sudah bangkit dari antara orang mati dan itulah sebabnya kuasa-kuasa itu bekerja di dalam Dia." Yang lain mengatakan: "Dia itu Elia!" Yang lain lagi mengatakan: "Dia itu seorang nabi sama seperti nabi-nabi yang dahulu." Waktu Herodes mendengar hal itu, ia berkata: "Bukan, dia itu Yohanes yang sudah kupenggal kepalanya, dan yang bangkit lagi." Sebab memang Herodeslah yang menyuruh orang menangkap Yohanes dan membelenggunya di penjara berhubung dengan peristiwa Herodias, isteri Filipus saudaranya, karena Herodes telah mengambilnya sebagai isteri. Karena Yohanes pernah menegor Herodes: "Tidak halal engkau mengambil isteri saudaramu!" Karena itu Herodias menaruh dendam pada Yohanes dan bermaksud untuk membunuh dia, tetapi tidak dapat, sebab Herodes segan akan Yohanes karena ia tahu, bahwa Yohanes adalah orang yang benar dan suci, jadi ia melindunginya. Tetapi apabila ia mendengarkan Yohanes, hatinya selalu terombang-ambing, namun ia merasa senang juga mendengarkan dia. Akhirnya tiba juga kesempatan yang baik bagi Herodias, ketika Herodes pada hari ulang tahunnya mengadakan perjamuan untuk pembesar-pembesarny perwira-perwiranya dan orang-orang terkemuka di Galilea. Pada waktu itu anak perempuan Herodias tampil lalu menari, dan ia menyukakan hati Herodes dan tamu-tamunya. Raja berkata kepada gadis itu: "Minta dari padaku apa saja yang kauingini, maka akan kuberikan kepadamu!", lalu bersumpah kepadanya: "Apa saja yang kauminta akan kuberikan kepadamu, sekalipun setengah dari kerajaanku!" Anak itu pergi dan menanyakan ibunya: "Apa yang harus kuminta?" Jawabnya: "Kepala Yohanes Pembaptis!" Maka cepat-cepat ia pergi kepada raja dan meminta: "Aku mau, supaya sekarang juga engkau berikan kepadaku kepala Yohanes Pembaptis di sebuah talam!" Lalu sangat sedihlah hati raja, tetapi karena sumpahnya dan karena tamu-tamunya ia tidak mau menolaknya. Raja segera menyuruh seorang pengawal dengan perintah supaya mengambil kepala Yohanes. Orang itu pergi dan memenggal kepala Yohanes di penjara. Ia membawa kepala itu di sebuah talam dan memberikannya kepada gadis itu dan gadis itu memberikannya pula kepada ibunya. Ketika murid-murid Yohanes mendengar hal itu mereka datang dan mengambil mayatnya, lalu membaringkannya dalam kuburan. 

RENUNGAN 
Ada berita terbaru mengenai mengatakan kebenaran, yakni berita bahw Pastor Pastor, ustad dan aktivis jadi tersangka karena tuduhan pencemaran nama baik bupati. Pastor Rantinus Manalu Pr imam asal Keuskupan Sibolga langsung dijadikan tersangka pada pada 6 Februari lalu bersama Ustadz Sodiqin Lubis pejuang HAM dan Dennis Simalango kordinator kelompok Gerakan Rakyat Menggugat (GERAM). “Bupati melapor mereka pada tanggal 17 September 2012, menyusul terbitnya advertorial di Harian Rakyat Tapanuli pada 8 September 2012 yang mereka tandatangani dan berisi ajakan kepada warga untuk berdemo. Dalam advertorial tersebut dikatakan, bupati harus diturunkan dari jabatan karena tidak memenuhi janji-janjinya selama kampanye, setahun sebelumnya”. Berita selengkapnya silahkan baca di indonesia.ucanews.com Ini adalah salah satu contoh bagaimana sulit dan resiko yang harus dihadapi orang yang mencoba menyarakan dan menegakkan kebenaran. 

Hal yang sama kita dengarkan dalam injil hari ini. Yohanes Pembaptis menegur Herodes yang mengambil Herodias istri saudaranya Filipus. Teguran Yohanes adalah benar, tetapi Herodes dan terutama Herodias tersinggung mendengar teguran itu dan dia menyimpan dendam yang dalam kepada Yohanes Pembaptis. Herodias dan Herodes mencari kesempatan untuk membunuh Yohanes. Maka tibalah saat yang Herodias tunggu-tungguh sebagaimana kita dengarkan dalam Injil hari ini, akhirnya Herodes dibunuh karena dia menegur Herodes dan Herodias. 

Hidup benar bukanlah hal yang mudah, apalagi mengatakan dan membela yang benar, pasti banyak tantangan yang harus dihadapi. Apa yang dialami oleh Yohanes Pembaptis juga terjadi masa sekarang ini, bahkan mungkin semakin lebih banyak lagi tantangan. Orang pasti ingin hidup baik dan benar, dan orang pasti menginginkan kebaikan dan kebenaran, tetapi menjadi sulit mewujudkannya karena banyak dan besarnya resiko yang harus dihadapi. Bahkan tidak jarang orang yang demikian pada akhirnya disingkirkan dan hidup bersama, dianggap orang gila atau tidak waras, dan pada akhirnya bisa saja kehilangan nyawanya. 

Namun kiranya, semuanya itu bukan menjadi alasan bagi kita untuk berusaha hidup benar dan mewartakan kebenaran. Justru orang beriman harus menjadi pelaku dan pembela kebenaran dalam hidup yang semakin jauh dari kebenaran hidup. Kita memang secara manusiawi pasti merasa takut karena kita punya kelemahan dan keterbatasan. Namun kitanya kita tidak usah khawatir karena Tuhan pasti berpihak kepada kita. Oleh sebab itu, kita harus tetap menyuarakan kebenaran dan selalu mohon kepada Tuhan, agar Tuhan membantu dan menguatkan kita untuk mewartakan kebenaran Tuhan. Amin.

RENUNGAN HARI BIASA: KAMIS 7 FEBRUARI 2013

RENUNGAN HARI BIASA: KAMIS 7 FEBRUARI 2013 
(Rosalie Rendu, Giovanni Triora, Pius X, Anselmus Polanco, Koleta dr Corbie) 
Ibr. 12:18-19,21-24; Mzm. 48:2-3a,3b-4,9,10,11; Mrk. 6:7-13 

BACAAN INJIL: 
Ia memanggil kedua belas murid itu dan mengutus mereka berdua-dua. Ia memberi mereka kuasa atas roh-roh jahat, dan berpesan kepada mereka supaya jangan membawa apa-apa dalam perjalanan mereka, kecuali tongkat, rotipun jangan, bekalpun jangan, uang dalam ikat pinggangpun jangan, boleh memakai alas kaki, tetapi jangan memakai dua baju. Kata-Nya selanjutnya kepada mereka: "Kalau di suatu tempat kamu sudah diterima dalam suatu rumah, tinggallah di situ sampai kamu berangkat dari tempat itu. Dan kalau ada suatu tempat yang tidak mau menerima kamu dan kalau mereka tidak mau mendengarkan kamu, keluarlah dari situ dan kebaskanlah debu yang di kakimu sebagai peringatan bagi mereka." Lalu pergilah mereka memberitakan bahwa orang harus bertobat, dan mereka mengusir banyak setan, dan mengoles banyak orang sakit dengan minyak dan menyembuhkan mereka. 

RENUNGAN: 
Seringkali tidak sedikit orang kristiani yang berpikir bahwa beriman itu hanya sekedar taat pada aturan dan merayakan ibadah. Tidak sedikit orang yang berpikir bahwa tugas mewartakan keselamatan Allah hanyalah orang-orang tertentu karena mereka sudah ditugaskan untuk itu. Seringkali orang tidak tahu atau enggan menjalankan tugas perutusan karena tidak mau repot dan takut akan resiko dari tugas itu. Ada pula yang merasa dirinya tidak punya bekal untuk itu. 

Apapun alasan orang untuk tidak melakukan tugas perutusan, semuanya itu keliru. Sama seperti para murid yang diutus oleh Yesus mewartakan Kerajaan Allah, demikianpun halnya semua orang yang percaya kepada-Nya mendapat tugas yang sama, wajib menjalankan tugas perutusan dalam hidup setiap hari. Dalam tugas perutusan itu, kalau para murid ke tempat-tempat lain, kita juga diutus oleh Yesus tetapi mewartakan kerajaan Allah dalam hidup kita setiap hari. Dengan demikian medan pewartaan bagi setiap orang berbeda-beda, sesuai dengan hidupnya, tetapi tujuan sama yakni mewartakan Kerajaan Allah. 

Dalam menjalankan tugas pewartaan ini, kita harus ingat bekal yang diberikan oleh Yesus kepada para murid. Dalam pembekalan itu, Yesus mengajarkan agar para murid mengandalkan Tuhan dalam hidup mereka, mereka juga harus konsekuen dalam tugas perwartaan yakni bahwa pewartaan adalah semata-mata mewartakan Kerajaan Allah, bukan mencari keuntungan dan bukan mewartakan diri sendiri. Kita seringkali merasa tidak mampu dalam menjalankan tugas pewartaan karena merasa kita tidak punya bekal kemampuan. Sebenarnya kalau kita jujur, tidak ada diantara kita yang layak dan pantas menjalankan tugas pewartaan ini karena kita adalah manusia lemah, punya keterbatasan kemampuan sedangkan yang hendak kita wartakan adalah mulia, misteri kasih Allah yang sungguh besar. 

Oleh karena itulah, Yesus mengajarkan agar kita hanya mengandalkan Tuhan dalam tugas ini, dan Tuhan sendiri akan memampukan kita dalam menjalankan tugas ini. Kita seringkali gagal karena kita mengandalkan kemampuan diri sendiri. Maka jangan takut menjalankan tugas perutusan, karena Tuhan sendiri akan selalu menyertai kita. Amin.

RENUNGAN HARI BIASA: RABU 6 FEBRUARI 2013

RENUNGAN HARI BIASA: RABU 6 FEBRUARI 2013 
(Peringatan Wajib St. Paulus Miki) 
Ibr. 12:4-7,11-15; Mzm. 103:1-2,13-14,17-18a; Mrk. 6:1-6 

BACAAN INJIL: 
Kemudian Yesus berangkat dari situ dan tiba di tempat asal-Nya, sedang murid-murid-Nya mengikuti Dia. Pada hari Sabat Ia mulai mengajar di rumah ibadat dan jemaat yang besar takjub ketika mendengar Dia dan mereka berkata: "Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu? Hikmat apa pulakah yang diberikan kepada-Nya? Dan mujizat-mujizat yang demikian bagaimanakah dapat diadakan oleh tangan-Nya? Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria, saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon? Dan bukankah saudara-saudara-Nya yang perempuan ada bersama kita?" Lalu mereka kecewa dan menolak Dia. Maka Yesus berkata kepada mereka: "Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri, di antara kaum keluarganya dan di rumahnya." Ia tidak dapat mengadakan satu mujizatpun di sana, kecuali menyembuhkan beberapa orang sakit dengan meletakkan tangan-Nya atas mereka. Ia merasa heran atas ketidakpercayaan mereka. (6-6b) Lalu Yesus berjalan keliling dari desa ke desa sambil mengajar. 

RENUNGAN: 
Dalam upaya menggalang dana untuk pembangunan Gereja, kami mengirimkan proposal pembangunan dan juga surat permohonan ke beberapa paroki besar di kota Jakarta. Dari sekian banyak proposal yang kami kirimkan, hanya satu parok yang memberi jawaban lewa Email yang dikirimkan oleh sekretaris paroki. Isi Email itu mengatakan bahwa mereka dengan menyesal tidak mengabulkan permohonan kami karena mereka juga sedang lagi membangun gereja di stasi mereka. Isi Emailnya halus, tetapi jelas intinya adalah menolak permohonan tersebut. Intinya sama halnya dengan proposal lain yang tidak jelas juntrungnya, proposal dan permhonan mungkin ditolak. 

Ditolak tentu jelas merupakan pengalaman yang tidak menyenangkan. Yesus juga mengalami penolakan dari orang-orang sekampungnya. Orang-orang sekampungnya sudah mendengar dan menyaksikan sendiri apa yang diperbuat oleh Yesus. Dengan itu semua, tentu seharusnya mereka bangga karena bagaimanapun kampung mereka menjadi harum karena apa yang dilakukan oleh Yesus. Namun mereka menolak Yesus hanya karena Yesus tidak berasal dari status sosial yang tinggi, bahkan lebih rendah dari mereka. Secara manusiawi Yesus pasti kecewa atas penolakan itu, meskipun semuanya itu bukan demi diri-Nya tetapi demi saudara sekampung halaman-Nya. Sebab Yesus tentu juga berharap agar keselamatan dapat diterima oleh orang-orang sekampung halaman-Nya. Namun walaupun ditolak, Yesus tetap setia pada warta keselamatan dan justru penolakan itu menjadi salah satu alasan sehingga warta keselamatan sampai ke tempat-tempat lain. Keselamatan Allah harus diwartakan dan tidak ada yang bisa menghalanginya. 

Kitapun mungkin pernah mengalami penolakan. Penolakan tentu tidak menyenangkan. Penolakan itu semakin tidak menyenangkan bila kita berusaha dan punya niat baik, tetapi malah ditolak oleh orang-orang yang kita harapkan mendukung dan bahkan membantu kita. Penolakan itu bisa dengan cara yang kasar, ada pula dengan cara yang sangat halus seakan wajar dan masuk akal. Contohnya seperti kami katakan tadi di atas, menolak permohonan kami dengan alasan bahwa mereka juga sedang membangun gereja stasi. Padahal kami berpikir bahwa mereka tidak akan terganggu membangun gereja stasi mereka kalaupun mereka mau berbagi sedikit ke kami yang di pedesaan. 

Ada pula yang menolak dengan cara mendiamkan atau tidak menanggapi permohonan kita. Apapun bentuk dan cara penolakan, itu tentu tidak menyenangkan. Namun hendaknya penolakan tidak membuat kita surut untuk berbuat baik dan melakukan kebaikan. Kebaikan dan warta keselamatan harus selalu diwartakan. Dalam hal ini, banyak orang dan paroki yang secara halus menolak permohonan kami, namun kami tidak putus asa, kami yakin bahwa Tuhan punya cara untuk menyatakan berkat-Nya dan hal itu sudah terbukti. Dari kami hanya dituntut kesabaran dan keyakinan iman kepada Yesus. Demikian juga halnya, bila kita ditolak, kita hendaknya tidak putus asa, tetapi tetapi setia berjuang, tetapi berharap pada Yesus karena Yesus pasti punya banyak cara untuk melimpahkan berkat-Nya kepada kita. Namun semoga kita juga tidak menjadi bagian orang-orang yang dengan mudah menolak sesama kita. Amin.

Berbagi Berita : Vatikan bantah peran Islam dalam penembakan Paus Yohanes Paulus II

Vatikan bantah peran Islam dalam penembakan Paus Yohanes Paulus II 

Vatikan bantah peran Islam dalam penembakan Paus Yohanes Paulus II thumbnail Direktur kantor pers Vatikan telah menolak klaim Mehmet Ali Agca, orang yang bertanggung jawab atas percobaan pembunuhan terhadap Paus Yohanes Paulus II, bahwa penembakan itu diperintahkan oleh pemimpin Islam Iran. 

“Haruskah kita percaya dengan Agca? Saya kira tidak,” kata Pastor Federico Lombardi dalam sebuah pernyataan tertulis. Pada 1 Februari, Pastor Lombardi mengatakan kepada para wartawan bahwa rincian buku baru Agca tentang percakapan palsu dengan mendiang Paus itu, di mana ia mengatakan kepada Paus itu bahwa ia telah bekerja untuk Ayatollah Khomeini, yang meninggal tahun 1989. Buku baru pria Turki itu mempengaruhi berbagai toko buku Italia pada 31 Januari. 

Pastor Lombardi menyatakan bahwa buku itu hanya bertujuan untuk mendapatkan uang dengan membuat penelitian yang terkait Agca. Klaim baru Agca adalah bahwa “Ayatollah Khomeini, Iran dan Islam Nazi-fasis sebenarnya berada di balik motif pemubuhan Paus itu sebagai perang final melawan kebencian Kristen Barat,” katanya. Menurut juru bicara Vatikan, Agca mengatakan ia tetap merahasiakan hal itu dan hanya mengungkapkannya kepada Paus Yohanes Paulus II saat Paus itu mengunjungi dia di penjara pada Desember 1983 untuk memberikan pengampunan. 

“Setelah menceritakan tentang rahasia ketiga Fatima, Paus seharusnya menanyakan: Siapa yang memerintahkan Anda membunuh saya?” kata Pastor Lombardi, seraya menambahkan bahwa pria bersenjata Turki itu seharusnya menjawab bahwa Khomeini dan pemerintah Iran telah memerintahkan dia membunuh Paus. Pastor Lombardi juga membantah bahwa berulang kali Paus mengajak Agca untuk masuk agama Katolik, termasuk dalam sebuah surat yang ditulis tangan.

 Juru bicara itu mengatakan bahwa ia berkonsultasi dengan sejumlah orang yang disebutkan dalam buku baru itu, termasuk Mantan Juru Bicara Vatikan Joaquin Navarro-Valls dan sekretaris pribadi Paus Yohanes Paulus II, Stanislaw Kardinal Dziwisz, yang hadir ketika Pausitu bertemu dengan Agca di penjara. Dalam bukunya, Agca mengacu pada sebuah “petunjuk Islam” yang menjelaskan tentang hilangnya Emanuela Orlandi di Vatikan tahun 1983. Dia mengklaim dalam buku itu bahwa Navarro-Valls pernah mengatakan, “Hilangnya Orlandi melibatkan kaum fundamentalis Islam yang berharap untuk membebaskan Agca.” 

Buku itu juga mengutip Navarro-Valls seperti mengatakan Vatikan nampaknya memahami Fundamentalis Islam berada di balik penculikan Emaneula, dan berada di balik percobaan pembunuhan terhadap Paus Yohanes Paulus II.” Namun, Pastor Lombardi menjelaskan, Navarro-Valls tidak menjadi juru bicara Vatikan hingga 4 Desember 1984. Kardinal Dziwisz mengatakan Vatikan tidak pernah percaya sama sekali dengan “petunjuk Islam.”

Sumber: : Vatican denies Muslim role in John Paul II shooting
Disadur dari: indonesia.ucanews.com

RENUNGAN HARI BIASA: SELASA 4 FEBRUARI 2013

RENUNGAN HARI BIASA: SELASA 4 FEBRUARI 2013 
 (Peringatan Wajib St. Agata) 
Ibr. 12:1-4; Mzm. 22:26b-27,28,30,31-32; Mrk. 5:21-43 

BACAAN INJIL: 
Sesudah Yesus menyeberang lagi dengan perahu, orang banyak berbondong-bondong datang lalu mengerumuni Dia. Sedang Ia berada di tepi danau, datanglah seorang kepala rumah ibadat yang bernama Yairus. Ketika ia melihat Yesus, tersungkurlah ia di depan kaki-Nya dan memohon dengan sangat kepada-Nya: "Anakku perempuan sedang sakit, hampir mati, datanglah kiranya dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, supaya ia selamat dan tetap hidup." Lalu pergilah Yesus dengan orang itu. Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia dan berdesak-desakan di dekat-Nya. Adalah di situ seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan. Ia telah berulang-ulang diobati oleh berbagai tabib, sehingga telah dihabiskannya semua yang ada padanya, namun sama sekali tidak ada faedahnya malah sebaliknya keadaannya makin memburuk. Dia sudah mendengar berita-berita tentang Yesus, maka di tengah-tengah orang banyak itu ia mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jubah-Nya. Sebab katanya: "Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh." Seketika itu juga berhentilah pendarahannya dan ia merasa, bahwa badannya sudah sembuh dari penyakitnya. Pada ketika itu juga Yesus mengetahui, bahwa ada tenaga yang keluar dari diri-Nya, lalu Ia berpaling di tengah orang banyak dan bertanya: "Siapa yang menjamah jubah-Ku?" Murid-murid-Nya menjawab: "Engkau melihat bagaimana orang-orang ini berdesak-desakan dekat-Mu, dan Engkau bertanya: Siapa yang menjamah Aku?" Lalu Ia memandang sekeliling-Nya untuk melihat siapa yang telah melakukan hal itu. Perempuan itu, yang menjadi takut dan gemetar ketika mengetahui apa yang telah terjadi atas dirinya, tampil dan tersungkur di depan Yesus dan dengan tulus memberitahukan segala sesuatu kepada-Nya. Maka kata-Nya kepada perempuan itu: "Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau. Pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari penyakitmu!" Ketika Yesus masih berbicara datanglah orang dari keluarga kepala rumah ibadat itu dan berkata: "Anakmu sudah mati, apa perlunya lagi engkau menyusah-nyusahkan Guru?" Tetapi Yesus tidak menghiraukan perkataan mereka dan berkata kepada kepala rumah ibadat: "Jangan takut, percaya saja!" Lalu Yesus tidak memperbolehkan seorangpun ikut serta, kecuali Petrus, Yakobus dan Yohanes, saudara Yakobus. Mereka tiba di rumah kepala rumah ibadat, dan di sana dilihat-Nya orang-orang ribut, menangis dan meratap dengan suara nyaring. Sesudah Ia masuk Ia berkata kepada orang-orang itu: "Mengapa kamu ribut dan menangis? Anak ini tidak mati, tetapi tidur!" Tetapi mereka menertawakan Dia. Maka diusir-Nya semua orang itu, lalu dibawa-Nya ayah dan ibu anak itu dan mereka yang bersama-sama dengan Dia masuk ke kamar anak itu. Lalu dipegang-Nya tangan anak itu, kata-Nya: "Talita kum," yang berarti: "Hai anak, Aku berkata kepadamu, bangunlah!" Seketika itu juga anak itu bangkit berdiri dan berjalan, sebab umurnya sudah dua belas tahun. Semua orang yang hadir sangat takjub. Dengan sangat Ia berpesan kepada mereka, supaya jangan seorangpun mengetahui hal itu, lalu Ia menyuruh mereka memberi anak itu makan. 

RENUNGAN: 
"Sebab katanya: "Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh." Seketika itu juga berhentilah pendarahannya dan ia merasa, bahwa badannya sudah sembuh dari penyakitnya."(Mrk 5:28-29) 

Sungguh luar biasa injil hari ini yang berbicara tentang kuasa dan kasih Yesus yang selalu mengalir bagi orang yang berharap dan percaya kepada-Nya. Injil hari ini juga luar biasa karena berbicara tentang iman yang teguh akan berbuah berkat, kesembuhan dan hidup baru. iman wanita ini. Ketika Yairus meminta Yesus datang untuk menjamah dan menyembuhkan anaknya yang lagi sakit parah, Yesus menanggapinya dan mengabulkan permohonan Yairus. 

Yesus tentu lagi sibuk mengajar, tetapi Dia tidak mau menolak permohonan Yairus, karena permhonan itu sungguh dilandasi oleh iman kepada Yesus. Dalam kesempatan yang sama, Yesus juga menyembuhkan wanita yang sakit pendarahan. Dia yang sudah lama sakit dan sudah berusaha berobat ke sana ke mari namun tidak kunjung sembuh. Tetapi dia memiliki iman yang dalam kepada Yesus, dia yakin bahwa hanya dengan menjamah jubah Yesus dia akan sembuh. 

Dia percaya akan hal itu, sehingga di tengah banyaknya orang, mungkin dengan merangkak dia berusaha menjamah jubah Yesus dan akhirnya dia memang sembuh. Imannya membuat dia berusaha untuk menjamah jubah Yesus, imannya itu pula mendatangkan rahmat penyembuhan dari Yesus. Semoga kita memiliki iman yang teguh. Iman yang teguh membuat kita tidak cepat putus asa bila menghadapi persoalan hidup, tetapi menguatkan kita, dan membantu kita untuk tetap setia berharap pada Yesus. Iman yang teguh dan terus berusaha untuk 'menjamah' Yesus, pasti akan berbuah rahmat dan berkat dari Tuhan. 

Dan ingatlah, seperti wanita yang sudah berusaha berobat tetapi tidak sembuh, dia berharap pada Tuhan, maka ketika tidak ada lagi harapan, ketika dunia tidak lagi memberi harapan, berharaplah pada Tuhan, sebab bagi Tuhan tidak ada yang mustahil. Tuhan sanggup melakukan apa saja demi hidup kita. Kita belum mati seperti puteri Yairus sehingga tidak perlu dihidupkan kembali oleh Yesus. 

Mungkin saja kita masih hidup tetapi iman kita dalam keadaan sekarat, hampir mati atau memang sudah mati. Oleh sebab itu, baiklah kita seperti Yairus memohon kepada Yesus agar dia menyembuhkan dan menghidupkan kembali iman kita yang sudah hampir atau sudah mati.

RENUNGAN HARI BIASA: SENIN 4 FEBRUARI 2013

RENUNGAN HARI BIASA: SENIN 4 FEBRUARI 2013 
(Yusuf dr Leonisa,Katarina dr Ricci, Yohanes de Britto, Rudolfo Acquaviva, Fransiskus Pacheco, Carlo Spinola, Yakobus Berthieu, Leo Mangin) 
Ibr. 11:32-40; Mzm. 31:20,21,22,23,24; Mrk. 5:1-20 

 BACAAN INJIL: 
Lalu sampailah mereka di seberang danau, di daerah orang Gerasa. Baru saja Yesus turun dari perahu, datanglah seorang yang kerasukan roh jahat dari pekuburan menemui Dia. Orang itu diam di sana dan tidak ada seorangpun lagi yang sanggup mengikatnya, sekalipun dengan rantai, karena sudah sering ia dibelenggu dan dirantai, tetapi rantainya diputuskannya dan belenggunya dimusnahkannya, sehingga tidak ada seorangpun yang cukup kuat untuk menjinakkannya. Siang malam ia berkeliaran di pekuburan dan di bukit-bukit sambil berteriak-teriak dan memukuli dirinya dengan batu. Ketika ia melihat Yesus dari jauh, berlarilah ia mendapatkan-Nya lalu menyembah-Nya, dan dengan keras ia berteriak: "Apa urusan-Mu dengan aku, hai Yesus, Anak Allah Yang Mahatinggi? Demi Allah, jangan siksa aku!" Karena sebelumnya Yesus mengatakan kepadanya: "Hai engkau roh jahat! Keluar dari orang ini!" Kemudian Ia bertanya kepada orang itu: "Siapa namamu?" Jawabnya: "Namaku Legion, karena kami banyak." Ia memohon dengan sangat supaya Yesus jangan mengusir roh-roh itu keluar dari daerah itu. Adalah di sana di lereng bukit sejumlah besar babi sedang mencari makan, lalu roh-roh itu meminta kepada-Nya, katanya: "Suruhlah kami pindah ke dalam babi-babi itu, biarkanlah kami memasukinya!" Yesus mengabulkan permintaan mereka. Lalu keluarlah roh-roh jahat itu dan memasuki babi-babi itu. Kawanan babi yang kira-kira dua ribu jumlahnya itu terjun dari tepi jurang ke dalam danau dan mati lemas di dalamnya. Maka larilah penjaga-penjaga babi itu dan menceriterakan hal itu di kota dan di kampung-kampung sekitarnya. Lalu keluarlah orang untuk melihat apa yang terjadi. Mereka datang kepada Yesus dan melihat orang yang kerasukan itu duduk, sudah berpakaian dan sudah waras, orang yang tadinya kerasukan legion itu. Maka takutlah mereka. Orang-orang yang telah melihat sendiri hal itu menceriterakan kepada mereka tentang apa yang telah terjadi atas orang yang kerasukan setan itu, dan tentang babi-babi itu. Lalu mereka mendesak Yesus supaya Ia meninggalkan daerah mereka. Pada waktu Yesus naik lagi ke dalam perahu, orang yang tadinya kerasukan setan itu meminta, supaya ia diperkenankan menyertai Dia. Yesus tidak memperkenankannya, tetapi Ia berkata kepada orang itu: "Pulanglah ke rumahmu, kepada orang-orang sekampungmu, dan beritahukanlah kepada mereka segala sesuatu yang telah diperbuat oleh Tuhan atasmu dan bagaimana Ia telah mengasihani engkau!" Orang itupun pergilah dan mulai memberitakan di daerah Dekapolis segala apa yang telah diperbuat Yesus atas dirinya dan mereka semua menjadi heran. 

RENUNGAN: 
Kehadiran Yesus membawa sukacita, kegembiraan, kesembuhan dan pembebasan dari kuasa kejahatan. Injil hari ini mengisahkan bahwa Yesus menyembuhkan orang yang sudah lama kerasukan setan. Setan yang merasuki orang itu sangat banyak (legion) dan sudah lama dia dirasuki oleh setan. Siang malam ia berkeliaran di pekuburan dan di bukit-bukit sambil berteriak-teriak dan memukuli dirinya dengan batu. Tidak ada orang yang bisa menjinakkannya dan menyembuhkannya. 

Ketika Yesus datang ke tempat itu, orang yang kerasukan setan itu datang menemui Yesus. Dia datang bukan karena ingin mendengarkan Yesus tetapi karena ketakutan. Kehadiran Yesus membuat setan yang merasuki orang itu ketakutan luar biasa. Setan-setan itu meminta kepada Yesus, agar Yesus tidak menyiksa mereka dan tidak mengusir mereka dari tempat itu. Namun Yesus tidak mau bekerjasama dengan roh jahat, Yesus mengusir setan-setan itu dari orang itu. 

Yesus mengusir setan-setan itu ke babi-babi yang saat itu ada di perbukitan. Babi-babi itu akhirnya terjun ke jurang dan mati semuanya. Banyaknya babi itu ada sekitar 2000 ekor. Orang yang sudah lama kerasukan banyak setan akhirnya disembuhkan oleh Yesus, dia kembali menjadi manusia yang normal. 

Sungguh luar biasa kuasa dan kasih Yesus. Sebagaimana diceritakan dalam Injil, tidak ada yang bisa menjinakkan dan menyembuhkan orang yang kerasukan setan itu, tetapi ketika Yesus datang ke tempat itu, setan-setan itu ketakutan dan Yesus sanggup mengusir setan-setan itu sehingga orang itu menjadi sembuh. Yesus sanggup melakukan apa saja karena Dia Tuhan yang penuh kuasa. Yesus juga tidak pernah bekerjasama dengan kejahatan. Yesus menghalau kejahatan dari dalam hidup manusia. 

Oleh sebab itu, sungguh sukacita besar bagi kita. Sebab seringkali dalam kehidupan kita, kita tidak mampu lagi berbuat apa-apa, juga akan ada waktunya bahwa manusia tidak sanggup lagi mengatasi persoalan dalam hidup ini. Namun hendaknya kita tidak usah putus asa, justru keuntungan bagi kita sebagia orang beriman, ketika kita tidak sanggup berbuat apa-apa dan tidak ada yang sanggup untuk membantu kita, kita punya Yesus Tuhan yang penuh kuasa, Dia sanggup membantu dan menyelamatkan kita. 

Dari sebab itu, baiklah kita selalu percaya dan bergantung pada Dia. Selian itu, memang sedikit aneh bahwa setelah orang-orang itu mendengar tentang kesembuhan itu dan juga tentang babi-babi yang terjun ke jurang lalu mati, mereka justru mengusir Yesus dari tempat mereka. Kehadiran Yesus yang menyembuhkan dan kesembuhan orang itu bukannya membuat mereka bergembira, tetapi malah menyuruh Yesus pergi dari tempat mereka. Kita tidak tahu kenapa mereka melakukan demikian. Tapi mungkin saja karena merasa rugi kehilangan babi-babi mereka. Mereka merasa rugi karena Yesus mengorbankan babi-babi mereka demi kesembuhan orang itu. Bagi mereka lebih berharga babi-babi yang mati itu daripada kesembuhan orang itu. 

Ini memang seringkali menjadi gambaran hidup manusia. Tidak sedikit orang yang merasa lebih berharga baginya harta dibanding dengan sesama. Bahkan tidak sedikit orang yang dengan sengaja mengorbankan sesama demi memperoleh dan mempertahankan hartanya. Semoga kita tidak memiliki sikap demikian. Tetapi hendaknya bagi kita, keselmatan sesama lebih berharga daripada harta duniawi. Amin

RENUNGAN HARI MINGGU BIASA IV: 3 FEBRUARI 2013

RENUNGAN HARI MINGGU BIASA IV: 3 FEBRUARI 2013 
Yer. 1:4-5,17-19; Mzm. 71:1-2,3-4a,5-6ab,15ab,17; 1Kor. 12:31-13:13 ; Luk. 4:21-30 

BACAAN INJIL : Luk. 4:21-30 

Seperti halnya Elia dan Elisa, Yesus diutus bukan hanya kepada orang-orang Yahudi.” 

Lalu Ia memulai mengajar mereka, kata-Nya: "Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya." Dan semua orang itu membenarkan Dia dan mereka heran akan kata-kata yang indah yang diucapkan-Nya, lalu kata mereka: "Bukankah Ia ini anak Yusuf?" Maka berkatalah Ia kepada mereka: "Tentu kamu akan mengatakan pepatah ini kepada-Ku: Hai tabib, sembuhkanlah diri-Mu sendiri. Perbuatlah di sini juga, di tempat asal-Mu ini, segala yang kami dengar yang telah terjadi di Kapernaum!" Dan kata-Nya lagi: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak ada nabi yang dihargai di tempat asalnya. Dan Aku berkata kepadamu, dan kata-Ku ini benar: Pada zaman Elia terdapat banyak perempuan janda di Israel ketika langit tertutup selama tiga tahun dan enam bulan dan ketika bahaya kelaparan yang hebat menimpa seluruh negeri. Tetapi Elia diutus bukan kepada salah seorang dari mereka, melainkan kepada seorang perempuan janda di Sarfat, di tanah Sidon. Dan pada zaman nabi Elisa banyak orang kusta di Israel dan tidak ada seorangpun dari mereka yang ditahirkan, selain dari pada Naaman, orang Siria itu." Mendengar itu sangat marahlah semua orang yang di rumah ibadat itu. Mereka bangun, lalu menghalau Yesus ke luar kota dan membawa Dia ke tebing gunung, tempat kota itu terletak, untuk melemparkan Dia dari tebing itu. Tetapi Ia berjalan lewat dari tengah-tengah mereka, lalu pergi. 

RENUNGAN: 

Ada orang bilang, “Jangan lihat kesing HP nya, tetapi lihat dulu isi pulsa HP itu.” Memang mungkin bisa saja HP bagus dan mahal, tetapi mungkin juga HP kelihatan jelek dan murahan tetapi isi pulsanya sangat banyak. Oleh sebab itu juga orang mengatakan bahwa apa yang kelihatan oleh mata atau penampilan luar, belum tentu menggambarkan isi terdalam dari sesuatu atau seseorang itu. Namun kenyataannya, orang pada umumnya lebih cenderung melihat dan menilai seseuatu atau seseorang dari penampilan luar yang tampak oleh mata. Orang yang berpenampilan menarik baik dari sisi pakaian dan tutur kata, pasti akan lebih disukai oleh banyak orang. Tetapi orang yang penampilannya sangat sederhana dan tutur katanya juga sederhana, seringkali kurang disukai. Orang juga seringkali menilai seseorang dari status sosial seseorang itu. Semakin tinggi status sosial itu, umumnya semakin dihormati orang lain, padahal belum tentu pribadinya baik. 

Demikian juga halnya yang dialami oleh Yesus ketika Dia mengajar di Bait Allah di kampung halaman-Nya. Orang-orang sekampun Yesus begitu kagum mendengar pengajaran Yesus, juga mendengar apa yang telah diperbuat oleh Yesus di luar kampun halaman mereka. Namun pada akhirnya rasa kagum itu menjadi sirna karena mereka terpusat pada status sosial keluarga Yesus. Mereka kagum dan heran akan kemampuan yang ada pada Yesus sehingga mereka berkat, "Bukankah Ia ini anak Yusuf?" Ini berarti bahwa berpikir darimana Yesus punya kemampuan demikian sedangkan Dia berasal dari keluarga yang miskin. Mereka memandang Yesus dari status sosial-Nya bukan pada apa yang telah diperbuat oleh Yesus. 

Yesus tahu akan pikiran mereka, sehingga Yesus mengatakan bahwa "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak ada nabi yang dihargai di tempat asalnya. Lebih lanjut Yesus mengatakan bagaimana dulu nabi Elia melakukan mukjizat bukan kepada suku bangsa Israel tetapi kepada seorang janda di sarfat dan Elisa menyembuhkan Naaman di Siria. Nabi itu melakukan hal demikian karena suku bangsa Israel menolak mereka. Penolakan itu berarti menolak keselamatan Allah atau mukjizat Tuhan. 

Orang-orang yang berada di rumah ibadat itu begitu marah mendengar apa yang dikatakan oleh Yesus, karena itu ditujukan kepada mereka, yang mana Yesus mengatakan bahwa mereka menolak Yesus dan karena itu pula menolak keselamatan dari Allah. Mereka bukannya sadar tetapi marah dan menghalau Yesus ke luar kota dan membawa Dia ke tebing gunung, tempat kota itu terletak, untuk melemparkan Dia dari tebing itu. Tetapi Ia berjalan lewat dari tengah-tengah mereka, lalu pergi. Kita tentu tidak seperti orang-orang sekampung Yesus, mereka kagum akan pengajaran Yesus tetapi karena mereka lebih mementingkan status sosial, akhirnya menolak Yesus. Kalau sekiranya Yesus berasal dari keluarga yang status sosialnya tinggi pasti mereka akan menerima Yesus. Namun Yesus memilih lahir dalam keluarga miskin. Ini adalah pilihan Yesus karena Dia sangat mengasihi manusia dan ingin hidup bersama dengan kita. 

Kita tentunya menerima Yesus Mesias, Dia Tuhan yang sangat mengasihi kita dan hidup sama seperti kita manusia. Menerima dan percaya bahwa Yesus adalah Mesias, yakni hidup seturut sabda dan teladan hidup Yesus. Namun kenyataannya, kita seringkali seperti orang-orang sekampun Yesus yang memandang orang lain berdasarkan status sosial mereka, lebih menghormati orang-orang yang berpangkat, mempunyai status sosial yang lebih tinggi dari kita. Sedangkan orang-orang kecil, kita abaikan dan singkirkan. 

Sebagai orang beriman, kita harus hidup dalam kasih khususnya kasih kepada orang-orang kecil dan orang miskin. Kita memandang orang lain, bukan karena status sosialnya, bukan karena apa yang mereka miliki dan katakan, tetapi karena mereka adalah sesama kita dan juga karena perbuatan baik yang mereka lakukan. Juga baiklah kita tidak hidup lebih mementingkan penampilan luar saja, bahkan seakan bertopeng dengan penampilan luar kita saja. Kenyataannya baik orang beriman yang demikian. Tidak sedikit orang yang begitu kelihatan baik, dengan pakaian yang sopan tetapi kenyataannya perilakunya tidak baik. Ada juga orang yang begitu pandai berkata-kata tentang sabda Tuhan, begitu pandai bernubuat dan ada juga yang begitu aktif dan rajin dengan kegiatan Gereja, namun mereka tidak mempunyai kasih kepada sesama. Paulus dalam bacaan II mengatakan bahwa walaupun orang memiliki semuanya itu, tetapi bila tidak memiliki kasih kepada sesama, itu semuanya tidak berguna. 

Paulus menekankan bahwa hidup beriman harus terutama tampak dalam perbuatan kasih kepada sesama. Baiklah apa yang dikatakan oleh Paulus sungguh kita renungkan bersama. Sebab bukan suatu rahasia bahwa seringkali orang beriman berpikir bahwa beriman itu hanya untuk dirinya sendiri, banyak orang yang begitu pandai menyampaikan sabda Tuhan, begitu aktif dalam kegiatan Gereja, melakukan banyak ziarah ke tempat ziarah, begitu pandai bernubuat, tetapi nyatakan mereka tidak memiliki kasih kepada sesama, tidak peduli dengan sesama mereka. Oleh sebab itu, semua yang kita miliki haruslah berbuah pada perbuatan cinta kasih kepada sesama. 

 Paulus menggambarkan bahwa kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap. 

Memang untuk hidup beriman sesungguhnya bukanlah hal yang mudah. Orang yang berusaha hidup sesuai dengan imannya, pasti akan mendapat tantangan. Tantangan yang pasti akan dihadapi seringkali bukan dari orang-orang jauh, tetapi justru dari orang-orang dekat yang ada disekitarnya. Dalam artian inilah kita bisa mengerti sabda Yesus yang mengatakan, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak ada nabi yang dihargai di tempat asalnya.” Namun kiranya, tantangan demikian tidak menyurutkan kita untuk hidup seturut iman kita. Sebab identitas kita sebagai orang beriman, bukan ditentukan oleh apa yang kita miliki, bukan ditentukan oleh kegiatan rohani yang kita lakukan, tetapi perbuatan kasih kita kepada sesama kita. Amin.

 
Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan! (2Kor 8:14)