Pembangunan Gereja Paroki Tigalingga

Pembangunan Gereja Paroki sedang berlangsung. Kami sangat mengarapkan uluran kasih para Saudara untuk membantu.

Gotong Royong Pembangunan Gereja

Tidak ada kata yang bisa melukiskan pengalaman indah pada waktu gotong royong pengecoran lantai 2 bangunan Gereja selain, suatu keyakinan bahwa semuanya dapat terlaksana adalah karena MUKJIJZAT ALLAH BEKERJA.

Pengecoran Lantai Panti Imam Gereja

Pengecoran Lantai 2 bangunan Gereja ini dilakukan pada hari Selasa, 30 Agustus 2011 yang lalu. Luas yang dicor adalah 19 m x 24 m. Hujan yang mengguyur tidak menyurutkan semangat umat.

Kerjasama Imam dan Umat

Uskup emeritus KAM, Mgr. A.G.Pius Datubara OFM.Cap, datang berkunjung ke Paroki dan memberi semangat pada umat dalam pembangunan Gereja Paroki. Para pastor juga ikut berkerja bersama umat dalam pembangunan Gereja.

Misa Tridentin: Warisan Liturgi Yang Dipertahankan

HIDUPKATOLIK.com - Paus Benediktus XVI mengeluarkan Surat Apostolik Summorum Pontificum yang menjamin penggunaan Misa Tridentin...

Pembinaan Para Pengurus Gereja

Tidak sedikit umat katolik yang kerap menganggap bahwa Liturgi adalah sekedar perayaan wajib biasa yang dilaksanakan pada hari minggu.

Pertemuan Ibu-Ibu dan Pesta Pelindung Paroki

Pertemuan para ibu se-paroki telah terlaksana pada hari Kamis-Sabtu, 15 s/d 16 Juli 2011. Pertemuan ini mengundang semua ibu katolik yang ada di paroki untuk hadir dalam pertemuan/pembinaan para ibu katolik dan juga segaligus menjalin kebersamaan para ibu. Penutupan pertemuan sikaligus Pesta Pelindung Paroki.

Pembinaan Asmika se-Paroki

Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku; inilah yang menjadi tema dari pertemuan dan pembinaan minggu gembira yang telah berlangsung dengan sangat baik.

Mudika Ambil bagian dalam pembangunan Gereja Paroki

Mudika paroki tidak mau berpangku tangan melihat pembangunan Gereja paroki. Para mudika juga ambil bagian dengan mengumpulkan kerikil di sungai.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 1)

Umat dari lingkungan paroki dan juga dari beberapa stasi kembali bekerja sama dengan bergotong royong membangun gereja paroki. Untuk kali ini, umat bergotong royong men-cor lantai balkon bangunan Gereja.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 2)

Allah peduli. Karena kepedulian Allah atas pembangunan rumah-Nya ini, maka kami kamipun peduli dan bisa melanjutkan pembangunanini. Kepedulian Allah kami rasakan juga lewat kepedulian para Saudara.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 3)

Mari kita memuliakan Tuhan, tidak hanya dengan kata2 indah, tetapi dengan perbuatan nyata dengan rela berkorban.

Pertemuan akhir Tahun 2011 Pengurus Gereja se-Paroki

Para pengurus Gereja adalah ‘ujung tombak’ Gereja khususnya di stasi-stasi. Peran para pengurus Gereja ini sangat sentral dalam kehidupan Gereja di stasi-stasi.

Gua Maria dan Menyambut Hari Raya Natal

Persiapan menyambut hari Raya Natal 25 Desember 2011.

Rahmat dan Perlindungan Tuhan

Pastor Anton Manik O.Carm selamat dari kecelakaan mobil masuk jurang.

Rekoleksi dan Aksi Panggilan

Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku.

Pesan Prapaskah Kepausan 2012

"Kita Tidak Boleh Diam Saja terhadap Kejahatan" "Marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik" (Ibr. 10:24).

Pembangunan Gereja Santo Petrus Stasi Rante Besi

Dalam kemiskinan, kesederhanaan, umat membangunan Gereja. Meraka tidak memiliki uang, tetapi mereka memiliki harapan dan iman pada Tuhan.

Misa Perdana Pastor Andreas Korsini Lamtarida Simbolong O.Carm

Puji Syukur pada Tuhan, karena berkat-Nya, misa Perdana Pastor Andreas Lamtarida Simbolon O.Carm bersama 4 Pastor Karmel yang baru ditahbiskan, dapat terlaksana dengan baik pada hari Rabu 31 Oktober 2012 di Stasi Gundaling 1, paroki Maria dari gunung Karmel Tigalingga.

Bakti Sosial : Pengobatan Gratis

Dalam Rangka Menyongsong Jubileum Gereja Katolik di Dairi dan Pakpak Bharat, diadakan bakti Sosial Pengobatan Gratis di Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, pada 9 Desember 2012 yg lalu. Puji syukur pada Tuhan, kegiatan ini berlangsung dengan sangat memuaskan.

Mari Berbagi Berkat Tuhan

 photo UskupEmeritusKAMMgrPiusDautabra.jpg Photobucket

MENDAMBAKAN BERKAT TUHAN

SYALOM...SELAMAT DATANG.
"Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan."(2Kor 8:14)
"Muliakanlah Tuhan dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu." (Amsal 3:9)
"Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya." (Amsal 3:27)
"Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?" (1 Yohanes 3:17)
Saya Pastor Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, atas nama Panitia Pembangunan dan semua umat, memohon bantuan uluran kasih/dana untuk pembangunan Gereja Paroki. Kami sangat membutuhkan berkat Tuhan lewat uluran tangan dari para donatur.
Kami berharap dan berdoa Para Saudara berkenan berbagi berkat Tuhan kepada kami untuk pembangunan Gereja ini yang adalah rumah Tuhan sendiri.
BRI 5379 Unit Tigalingga Sidikalang
No. Rekening : 5379-01-000112-50-8
Nama : PANITIA PEMBANGUNAN GEREJA KATOLIK.
ATAU
BCA KCU MEDAN
NO.0222053453.
Atas Nama : ADYTIA PERMANA P.
(Adytia Permana P. adalah Romo Adytia Permana Perangin-angin O.Carm. Beliau dulu bertugas di Paroki Tigalingga, juga mengawali pembangunan ini, namun sekarang beliau bertugas di Keuskupan Agung Medan sebagai ekonom.Beliau kami minta buka rekening di BCA khusus untuk pembangunan ini, karena di daerah kami tidak ada BCA.)
Kami sangat senang bila sudah mentransfer persembahan, bapak/ibu/saudara/saudari memberitahukan ke kami melalui:
E mail ke :.
parokimariagk3lingga@yahoo.com
atau di SMS ke:.
Romo Anton Manik O.Carm : 081370836645
Romo Willy O.Carm : 081333837433
Untuk lebih jelasnya permohnan kami ini, Para Saudara dapat melihatnya di sini.... Sehubungan dengan Gambar pembangunan dapat melihatnya di sini....
Demikian kiranya Permohonan ini kami sampaikan. Atas dukungan, doa dan bantuan Bapak, Ibu dan Para Saudara-Saudari, kami mengucapkan banyak terima kasih.Berkat Tuhan senantiasa menyertai kita semua. Amin.
HORMAT KAMI:
Pastor Antonius Manik O.Carm

VARIA PAROKI

REKOLEKSI DAN AKSI PANGGILAN TELAH TERLAKSANA DENGAN SANGAT BAIK ;"> "APA YANG KAMU CARI?" (Yoh 1:38).
Puji syukur pada Tuhan, karena Rekoleksi dan Aksi panggilan untuk siswa-siswi Katolik Usia SMP dan SMA se-paroki Tigalingga sudah terlaksana dengan sangat baik. Kegiatan ini dihadiri hampir 400 orang anak. Semuanya dapat terlaksana hanya karena berkat Tuhan. Terimakasih juga kami sampaikan kepada semua Saudara yang telah mendukung dan mendoakan kegaitan kami ini. Kegiatan ini dilaksanakan hanya dengan menggunakan dana partisipasi peserta dan swadaya paroki, karena tidak mendapatkan bantuan dari donatur manapun, namun karena berkat Tuhan dan doa para Saudara, semuanya dapat berjalan dengan sangat baik. Semoga dari antara anak-anak ini, kelak ada yang menjadi Imam dan biarawan-biarawati.
Photobucket
Tuhan memberkati kita.
Kegembiraan dan Persaudaraan
Photobucket
Hari Ulang tahun Romo Anton M.Carm yang seharusnya tanggal 15 Januari 2010, baru dirayakan hari Minggu Minggu 16 Januari 2011 lalu, bersama Romo-romo Karmel se-Dairi, bersama beberapa umat Paroki Tigalingga di Aula Paroki Tigalingga. Pada kesempatan itu, Rm. Bernad O.Carm, pastor paroki Sidikalang memberi kado ulang tahun yakni 20 sak semen untuk pembangunan Gereja dan Rm. Anton sendiri menyumbangkan semua hadiah ultah untuk pembangunan Gereja. Saat itu, hadiah uang yang diperoleh sebanyak Rp. 1.100.000,-. Lumayanlah untuk tambahan dana pembangunan Gereja. Trimakasih buat semuanya.
Saldo Pesta Pelantikan Pengurus Gereja dan Penerimaan Sakramen Krisma, 6-7 Nop. 2010.
Pada hari Kamis 18 Nopember 2010 telah diadakan Evaluasi dan pembubaran Panitia. Saldo dari kegiatan tersebut adalah Rp. 22.320.500 Acara ini dapat berjalan dengan baik karena partisipasi semua umat. Dana juga bisa Saldo karena umat menyumbangkan hasil-hasil pertanian mereka dengan harapan ada Saldo untuk pembangunan Gereja Paroki.Jadi selain dana partisipasi dari umat, juga umat menyumbangkan hasil pertanian yang dibutuhkan untuk mengurangi dana konsumsi. Syukur pada Tuhan, akhirnya memang ada saldo untuk dana pembangunan Gereja. Terimakasih kami ucapkan kepada semua umat Paroki, DPP, Para Panitia, Para Donatur dan siapa saja yang mendoakan dan mendukung kegitan ini. Yesus memberkati kita semua selalu. Amin.

Renungan Hari Minggu Biasa III, 23 Januari 2011 Hari ke-6 Pekan Doa Sedunia

Renungan Hari Minggu Biasa III, 23 Januari 2011
Hari ke-6 Pekan Doa Sedunia
(Yes 8:23b-9:3, Mzm 27:1,4,13-14, 1Kor 1:10-13,17, Mat 4:12-23)

"Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!"

Bacaan Injil:
Tetapi waktu Yesus mendengar, bahwa Yohanes telah ditangkap, menyingkirlah Ia ke Galilea.
Ia meninggalkan Nazaret dan diam di Kapernaum, di tepi danau, di daerah Zebulon dan Naftali, supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya: "Tanah Zebulon dan tanah Naftali, jalan ke laut, daerah seberang sungai Yordan, Galilea, wilayah bangsa-bangsa lain, bangsa yang diam dalam kegelapan, telah melihat Terang yang besar dan bagi mereka yang diam di negeri yang dinaungi maut, telah terbit Terang." Sejak waktu itulah Yesus memberitakan: "Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!" Dan ketika Yesus sedang berjalan menyusur danau Galilea, Ia melihat dua orang bersaudara, yaitu Simon yang disebut Petrus, dan Andreas, saudaranya. Mereka sedang menebarkan jala di danau, sebab mereka penjala ikan. Yesus berkata kepada mereka: "Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia." Lalu merekapun segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia. Dan setelah Yesus pergi dari sana, dilihat-Nya pula dua orang bersaudara, yaitu Yakobus anak Zebedeus dan Yohanes saudaranya, bersama ayah mereka, Zebedeus, sedang membereskan jala di dalam perahu. Yesus memanggil mereka dan mereka segera meninggalkan perahu serta ayahnya, lalu mengikuti Dia. Yesuspun berkeliling di seluruh Galilea; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Allah serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan di antara bangsa itu.
Demikianlah Injil Tuhan bagi kita hari ini.

RENUNGAN:

“Andai ku jadi Gayus,” adalah judul lagu yang lagi popular saat ini. Lagu ini menjadi populer karena lirik lagunya merupakan ungkapan hati yang keluar dari pengalaman si pengarang dan penyanyi. Lagu tersebut menceritakan situasi saat ini. Banyak orang yang senang dengan lagu ini, karena merasa menyuarakan keprihatinan masyarakat atas kehidupan sekarang ini. Tetapi tidak sedikit orang yang tersinggung, tidak suka akan lagu ini, sehingga si pengarang lagu mendapat terror juga.

Kita juga tentu tahu bahwa baru-baru ini para tokoh agama berkumpul dan membicarakan persoalan yang terjadi saat ini di negeri kita. Para tokoh agama tersebut prihatin dengan situasi sekarang dalam negeri tercinta. Dari pertemuan tersebut lahirlah kesepakatan bersama dengan mengeluarkan keputusan bersama yang mengatakan ada 18 kebohongan public yang dibuat oleh pemerintah. Para tokoh agama menyampaikan langsung hasil kesepakatan itu kepada pemerintah. Pempinan negeri ini tersinggung dengan hasil pertemuan tersebut sehingga mengundang para tokoh agama untuk bertemu. Dari media juga kita ketahui bahwa para pejabat membuat pembelaan atas ‘tuduhan’ kebohongan itu, dan bahkan mengatakan bahwa para tokoh agama mengatakan sesuatu yang tidak riil dan konkrit.

Penyanyi dan para tokoh agama itu, tentu bukan untuk mencari popularitas di negeri ini. Mereka melakukannya karena menemukan dan melihat adanya kegelapan yang sedang meliputi kehidupan negeri ini. Kegelapan itu ditemukan dalam dunia hukum atau peradilan, dalam dunia para penguasa dan pemerintah dan masih banyak sisi gelap dalam kehidupan kita sekarang. Sehingga dapat dikatakan baik penyanyi lagu tersebut dan para tokoh agama berusaha membawa terang dalam kegelapan itu dan menyerukan pertobatan.

Dalam Injil hari ini diceritakan bahwa Yesus meninggalkan Nasaret dan berdiam di Kapernaum. Sebagaimana kita ketahui bahwa penduduk Nasaret dianggap sebagai penduduk yang percaya kepada Tuhan, kaum beragama dan taat beragama. Namun nyatanya justru mereka menangkap dan memenjarakan Yohanes pembaptis yang menyerukan pertobatan menyambut kedatangan Sang Mesias. Hal yang mungkin aneh bagi kita bahwa Yesus meninggalkan tempat itu, padahal Dia tahu bahwa penduduk negeri itu juga hidup dalam kegelapan. Yesus malah pergi ke tempat yang dikatakan sebagai tempat orang-orang yang tidak mengenal Tuhan, penduduk yang tidak beragama. Apakah karena Yesus takut akan menerima nasib yang sama seperti Yohanes Pembandi? Tentu bukan karena takut akan menerima nasib yang sama seperti Yohanes Pembaptis. Yesus pergi ke Kapernaum karena memang Dia datang untuk membawa terang kepada dunia, kepada semua orang, bukan hanya kepada kelompok tertentu. Di negeri yang dikatakan penduduknya hidup dalam kegelapan itu, Yesus membawa terang dan mereka menerima kehadiran Sang Terang itu. Di situ Yesus menyerukan pertobatan karena kerajaan Sorga sudah dekat. Penduduk negeri itu mendengarkan seruan Yesus, ini bisa kita lihat dari kenyataan bahwa di negeri itulah Yesus memilih beberapa murid sebagaimana dikatakan dalam Injil hari ini.

Dari sini jelas kita ketahui bahwa sebenarnya di Nasaret Yesus juga hadir untuk membawa terang, namun kenyataannya mereka menolak kehadiran Sang Terang, mereka tidak mau bertobat, malah mereka menolak dan memenjarakan Yohanes yang memberitakan pertobatan untuk menyambut Sang Terang itu. Penduduk Nasaret merasa diri sebagai orang beriman, orang yang taat beragama dan merasa sebagai suku bangsa yang terberkati. Di dalam diri mereka ada kesombongan yang begitu besar, menganggap bahwa status itu merupakan jaminan untuk keselamatan kekal. Oleh karena itulah tidak ada pertoabtan dalam diri mereka. Kesombongan ini justru mereka tidak mau bertobat. Karena bagaimanapun, selama kesombongan itu melekat dalam diri mereka, mereka tidak akan pernah mau menerima kehadiran Sang Terang dan tidak akan pernah mau bertobat. Sedangkan penduduk di Galilea dengan penuh kerendahan hati mereka bertobat, menerima kehadiran Sang Terang.

Pertobatan merupakan kunci utama menerima kehadiran Yesus Sang Terang dalam kehidupan kita. Bertobat atau metanoia adalah suatu perubahan hidup dan perubahan sikap. Para penduduk Nasaret gagal menerima kehadiran Kerajaan Sorga karena mereka merasa status mereka sabagai bangsa beragama yang mengenal Tuhan, itulah yang menyelamatkan mereka. Bertobat dan menerima kehadiran Kerajaan Allah bukan soal status, bukan juga soal pengetahuan agama, bukan juga soal sudah beragama atau tidak tetapi keterbukaan menerima kehadiran Yesus Sang Terang sejati dan menyerahkan diri sepenuhnya kepada Yesus. Nyatanya banyak orang yang pintar dalam pengetahuan agama, banyak tahu ilmu ketuhanan dan sudah mengatakan diri sebagai orang beragama, nyatanya menolak Sang Terang, menolak kehadiran Kerajaan Sorga dalam diri Yesus Kristus. Oleh karena itu, Yesus menyerukan pertobatan bagi kita semua, yakni dengan mengubah pola dan sikap hidup kita, menjadi hidup yang sesuai dengan kehendak Yesus dan menyerahkan diri sepenuhnya pada kuasa dan kasih-Nya.

Seruan pertobatan ini kiranya sangat dibutuhkand alam kehidupan sekarang ini. Jujur kita katakan bahwa dalam kehidupan sekarang ini, banyak terdapat orang yang hidup dalam kegelapan dan bahkan dengan sengaja menghadirkan dunia gelap. Siapa yang berani membawa terang pertobatan dalam dunia yang diliputi kegelapan ini? Dua contoh di atas yang kami utarakan adalah usaha membawa terang itu. Namun tugas itu juga menjadi tugas kita semua yang percaya kepada Yesus. Yesus memilih para murid-Nya dan mengutus mereka untuk menjala manusia. Itu berarti, kita semua juga dipanggil dan diutus oleh Yesus untuk membawa terang dan menyerukan pertobatan itu dalam duni ini, dalam kehidupan ini, di manapun kita berada dan kapanpun. Semoga kita berani membawa terang pertobatan itu, sehingga layaklah kita mengharapkan hidup yang lebih baik. Amin.

Tokoh Agama Terus Lanjutkan Gerakan Moral

Tokoh Agama Terus Lanjutkan Gerakan Moral
21 Januari 2011 07:42

(Jakarta 20/1/2011)Sejumlah tokoh lintas agama kembali bertemu di Jakarta, Kamis (20/1). Mereka menyatakan akan terus melanjutkan gerakan moral dan berkomitmen untuk kehidupan bangsa yang lebih baik.

Pertemuan kali ini berlangsung di Kantor Pusat Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI) di Menteng, Jakarta Pusat. Turut hadir di antaranya mantan Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Syafi`i Ma`arif; Ketua KWI, Uskup Martinus Situmorang; Ketua Persekutuan Gereja Indonesia, Andreas Yewangoe; Kiai Haji Salahudin Wahid; Romo Frans Magnis Suseno serta Badan Pekerja Tokoh Lintas Agama.

Agenda tersebut merupakan tindak lanjut pertemuan mereka dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, 17 Januari silam. Menurut tokoh agama, pertemuan selanjutnya akan mengundang Presiden.

Dalam pertemuan berikutnya, mereka akan membicarakan kondisi yang dialami masyarakat Indonesia, seperti kemiskinan. Para tokoh agama mengaku akan tetap menagih janji dan komitmen pemerintah.(metrotvnews.com)

Bacaan Hari Minggu Biasa III, 23 Januari 2011 (Bahasa Batak Toba) Hari ke-6 Pekan Doa Sedunia

Bacaan Hari Minggu Biasa III, 23 Januari 2011 (Bahasa Batak Toba)
Hari ke-6 Pekan Doa Sedunia
Yes 8:23b-9:3, Mzm 27:1,4,13-14, 1Kor 1:10-13,17, Mat 4:12-23

“Pauba hamu ma rohamuna, ai nunga songgop harajaon banua ginjang i!”

BARITA NAULI:
Dung dibege Jesus, naung tarhurung si Johannes, laho ma Ibana tu Galilea. Laos ditadingkon ma huta Nasaret, laho maringanan tu huta Kapernaum na di topi ni tao i, di luat Zebulon dohot Naptali. Asa jumpang na nidok ni panurirang Jesaya na mandok: "Luat Zebulon dohot Naptali na di topi ni tao i, di ipar ni aek Jordan, luat Galilea, inganan ni angka sipelebegu: Jolma angka na maringanan di na holom marnida Panondang na bolon; nunga binsar Panondang i di angka na manginganhon tano na nilinggoman ni hamatean". Jadi olat ni i mamungka ma Jesus marjamita; ia jamitana on do: Pauba hamu ma rohamuna, ai nunga songgop harajaon banua ginjang i! Dung i di na mardalani Jesus di topi ni tao Galilea, diida ma disi dua halak na saama na sumampakkon jalanasida tu tao i, ai pardengke do nasida; i ma si Simon na margoar si Petrus dohot donganna saama si Andreas. Dung i ninna ma mandok nasida: Ihuthon hamu ma Ahu; bahenonku do hamu gabe sijala jolma! Dung i pintor ditadingkon nasida ma jalanasida i, laho mangihuthon Ibana. Dung laho Ibana sian i, diida ma muse dua halak na asing na saama, i ma si Jakobus dohot anggina, si Johannes, anak ni si Sebedeus, angka na pauliuli jalanasida hundul di bagasan paraunasida rap dohot si Sebedeus, amanasida i. Jadi dijou ma nang nasida. Dung i pintor ditadingkon nasida ma parau i dohot amanasida, laho mangihuthon Ibana. Dung i didalani Ibana ma sandok luat Galilea laho mangajari di angka parguruan, mamaritahon Harajaon i huhut pamalum nasa sahit dohot na niae ni halak na disini
Songon i ma Barita Nauli na dipatolhas tu hita sadari on.

Bacaan Hari Minggu Biasa III, 23 Januari 2011 (Bahasa Karo) Hari ke-6 Pekan Doa Sedunia

Bacaan Hari Minggu Biasa III, 23 Januari 2011 (Bahasa Karo)
Hari ke-6 Pekan Doa Sedunia
Yes 8:23b-9:3, Mzm 27:1,4,13-14, 1Kor 1:10-13,17, Mat 4:12-23

"Jeralah kam i bas dosandu nari, sabap Kinirajan Surga enggo reh deherna!"

BERITA SI MERIAH:

Kenca ibegi Jesus berita maka Johanes Peridiken enggo ipenjaraken, lawes Ia ku Galilea. ItadingkenNa Nasaret e maka lawes Ia ringan i Kapernaum. Kapernaum e me sada kuta i tepi Dano Galilea, daerah Sebulon ras Naptali. Alu bage seh me kai si ikataken Nabi Jesaya nina, "Taneh Sebulon ras taneh Naptali, dalan kempak lawit, i lepar Lau Jordan, daerah Galilea si ni ingani kalak si labo bangsa Jahudi! Kalak si ringan i bas gelap, enggo ngidah terang si mbelin e! Man kalak si ringan i bas taneh si ikuasai kematen enggo mbincar terang e!" I bas paksa si e nari me ibenaken Jesus ngajar nina, "Jeralah kam i bas dosandu nari, sabap Kinirajan Surga enggo reh deherna." Asum Jesus erdalan-dalan i tepi Dano Galilea, idahNa dua kalak si sembuyak sangana njala nurung. Si dua kalak e, e me Simon (igelari Petrus) ras Andereas. Nina Jesus man bana, "Mari, ikutken Aku, maka Kuajari kam ndilo kalak si deban jadi ajar-ajarKu." Minter itadingken kalak e jalana jenari ikutkenNa Jesus. Asum iterusken Jesus erdalan, idahNa ka dua kalak si sembuyak. Si dua kalak e, e me anak Sebedeus, gelarna Jakup ras Johanes. Kalak enda i datas perahu ras bapana sangana pesikap jala. Asum idilo Jesus ia duana, minter itadingkenna perahu e bage pe itadingkenna bapana. Jenari ikutkenna Jesus. Isiari Jesus kerina daerah Galilea. Ngajar Ia i bas rumah-rumah pertoton dingen iberitakenNa Berita Si Meriah kerna Kinirajan Surga. IpepalemNa kerina penakit bage pe si mesui i bas daging kalak e nari.
Enda me kap Injil Tuhanta.

Hasil Rapat SBY-Tokoh Agama Tak Konkret

Hasil Rapat SBY-Tokoh Agama Tak Konkret

(Jakarta 18/1/2011)Pertemuan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan para pemuka dan tokoh lintas agama belum menghasilkan hal yang konkret.

Keprihatinan para pemuka dan tokoh agama masih direspons oleh pemerintah dengan cara memberikan janji-janji yang baru. Namun, Presiden berkomitmen untuk meneruskan dialog ini guna membahas dan menghasilkan hal-hal yang lebih konkret.

Demikian disampaikan secara terpisah oleh Ketua Muhammadiyah Din Syamsuddin, Ketua Persatuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) Andreas Yewangoe, serta Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto, Selasa (18/1/2011).

"Kami akan mengawal terus dan menuntut janji pemerintah," kata Andreas kepada para wartawan seusai mengikuti dialog di Istana Negara, Jakarta, Senin (17/1/2011). Selain Din dan Andreas, tokoh agama yang turut hadir, di antaranya, Ketua Umum Nahdlatul Ulama KH Said Aqil Siradj dan Ketua KWI Mgr D Situmorang.

Ada juga Ketua Walubi Siti Hartati Murdaya, Ketua PHDI I Made Gde Erata, Ketua Matakin Budi S Tanuwibowo, rohaniwan Katolik Romo Frans Magnis Suseno, rohaniwan Buddha Bhiksu Sri Pannyavaro Mahatera, dan lainnya.

Sementara itu, Presiden didampingi Wakil Presiden Boediono, Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto, serta Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa.

Ada pula Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono, Menteri Agama Suryadharma Ali, Menteri Pendidikan M Nuh, Kapolri Jenderal (Pol) Timur Pradopo, dan Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono.

"Akan ada pertemuan lebih lanjut dan lebih substansial. Pemerintah membuka dengan lebar kesempatan dialog tersebut. Dialog seperti ini merupakan bagian komunikasi antara pemerintah dan komponen masyarakat," kata Djoko.

Sementara itu, Din meyakini bahwa kekuatan dialog dapat turut berkontribusi menyelesaikan masalah bangsa. Isu-isu yang dibahas dalam pertemuan yang berlangsung selama hampir lima jam tersebut, antara lain, pemberantasan korupsi, kebebasan beribadah, kemiskinan, dan ketenagakerjaan.

Para pemuka dan tokoh agama, kata Sekretaris Eksekutif Bidang Diakonia Jeirry Sumampow, berkomitmen untuk terus menyiapkan data dan mengemukakan fakta-fakta baru. Menko Polhukam mengatakan, secara umum, dialog berlangsung hangat.

Kedua belah pihak saling menghargai pendapat yang dikemukakan. Selain persamaan pandangan, ada pula perbedaan pandangan terhadap sejumlah hal.

"Namun, inilah demokrasi," kata Djoko ketika menutup dialog yang berlangsung secara tertutup. Penutupan sedianya akan dilakukan oleh Presiden. Dialog ini digelar tak lama setelah para pemuka dan tokoh agama menyatakan bahwa pemerintah telah melakukan kebohongan publik. Presiden pun, menurut pengakuan beberapa tokoh dan pemuka agama, langsung mengundang para tokoh agama tersebut ke Istana.

"Karena tokoh agama enggak enak, maka mereka datang dan mengemukakan pemikirannya," kata salah seorang tokoh agama yang hadir dalam pertemuan di Istana Negara.

Sementara itu, Ketua Umum Matakin Budi mengatakan, dirinya hadir dalam dialog tersebut atas undangan dari Sekretariat Negara. Rohaniwan Romo Benny Susetyo, secara terpisah, mengaku sempat bingung akibat undangan yang dikirimkan berkali-kali ke kantor KWI.

Namun, Presiden malah mengklaim bahwa dialog tersebut digelar bukan atas inisiatifnya. Ketika membuka dialog, Presiden mengatakan, inisiatif datang dari Din. Inisiatif ini pun langsung disambutnya.
(kompas.com)18 Januari 2011 08:25

Bacaan Hari Minggu Biasa III, 23 Januari 2011 Hari ke-6 Pekan Doa Sedunia

Bacaan Hari Minggu Biasa III, 23 Januari 2011
Hari ke-6 Pekan Doa Sedunia
Yes 8:23b-9:3, Mzm 27:1,4,13-14, 1Kor 1:10-13,17, Mat 4:12-23

"Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!"

Bacaan Injil:
Tetapi waktu Yesus mendengar, bahwa Yohanes telah ditangkap, menyingkirlah Ia ke Galilea.
Ia meninggalkan Nazaret dan diam di Kapernaum, di tepi danau, di daerah Zebulon dan Naftali, supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya: "Tanah Zebulon dan tanah Naftali, jalan ke laut, daerah seberang sungai Yordan, Galilea, wilayah bangsa-bangsa lain, ? bangsa yang diam dalam kegelapan, telah melihat Terang yang besar dan bagi mereka yang diam di negeri yang dinaungi maut, telah terbit Terang." Sejak waktu itulah Yesus memberitakan: "Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!" Dan ketika Yesus sedang berjalan menyusur danau Galilea, Ia melihat dua orang bersaudara, yaitu Simon yang disebut Petrus, dan Andreas, saudaranya. Mereka sedang menebarkan jala di danau, sebab mereka penjala ikan. Yesus berkata kepada mereka: "Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia." Lalu merekapun segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia. Dan setelah Yesus pergi dari sana, dilihat-Nya pula dua orang bersaudara, yaitu Yakobus anak Zebedeus dan Yohanes saudaranya, bersama ayah mereka, Zebedeus, sedang membereskan jala di dalam perahu. Yesus memanggil mereka dan mereka segera meninggalkan perahu serta ayahnya, lalu mengikuti Dia. Yesuspun berkeliling di seluruh Galilea; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Allah serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan di antara bangsa itu.

Renungan Harian : Sabtu 22 Januari 2011 (Hari ke-5 Pekan Doa Sedunia)

Renungan Harian : Sabtu 22 Januari 2011
(Hari ke-5 Pekan Doa Sedunia)
Ibr 9:2-3,11-14, Mzm 47:2-3,6-7,8-9, Mrk 3:20-21
(Vincentius, Laura Vicuna,)

"Ada orang mengatakan bahwa antara kekudusan dan kegilaan itu adalah ‘betti’ (beda tipis)."

BACAAN INJIL:
Kemudian Yesus masuk ke sebuah rumah. Maka datanglah orang banyak berkerumun pula, sehingga makanpun mereka tidak dapat. Waktu kaum keluarga-Nya mendengar hal itu, mereka datang hendak mengambil Dia, sebab kata mereka Ia tidak waras lagi.
Demikianlah Injil Tuhan bagi kita hari ini.

RENUNGAN:
Ada orang mengatakan bahwa antara kekudusan dan kegilaan itu adalah ‘betti’ (beda tipis). Hal ini ada benarnya, karena perilaku orang kudus dan orang gila seringkali bertolak belakang dari kebiasaan masyarakat umum. Namun perbedaannya sangat jelas kog. Orang gila berperilaku diluar dari kewajaran orang normal, karena memang dia tidak menyadari lagi apa yang dia lakukan karena control sarafnya tidak lagi bekerja dengan baik. Sedangkan orang kudus, sadar akan apa yang dia lakukan, dia menghendakinya dan untuk tujuan yang lebih tinggi. Orang kudus perilaku hidupnya berbeda dengan yang berlaku umum, karena perilaku hidup yang umum itu dilihat bukan lagi perilaku hidup yang baik sehingga perilaku hidupnya berseberangan dengan yang umum tersebut. Jadi bukan karena perilaku hidup orang kudus itu yang tidak baik dan gila, tetapi orang lain yang menganggap gila karena menganggap beda dengan yang terjadi umum, dan menganggap yang berlaku umum itulah yang waras dan benar. Padahal perlikau hidup yang sudah umum itu belum tentu selaman benar, dan itulah yang seringkali malah hidup yang gila.

Hidup Yesus, pengajaran-Nya dan sikap—Nya, sungguh berbeda dengan perilaku hidup para imam atau tokoh-tokoh agama pada waktu itu. Waktu itu, para imam, guru-guru agama hidup dalam kemewahan, menjadi kalangan atas dan membuat peraturan-peraturan dan mengajarkan ajaran yang bertentangan dengan kehendak Allah. Yesus mewartakan kerajaan Allah, memberikan diri-Nya bagi semua orang, bergaul dengan semua orang, bahkan dengan orang-orang miskin, orang sakit dan para pendosa yang biasanya disingkirkan. Yesus juga berani dengan terang-terangan mengkritik perilaku yang tidak baik. Dia sungguh berbeda dengan apa yang biasa dilakukan oleh orang pada masa itu. Oleh karena itulah Dia dianggap gila, bahkan oleh kaum keluarga-Nya sendiri.

Hal yang aneh dan menyedihkan karena kaum keluarga-Nya sendiri tidak memahami dan tidak mengerti siapa dan mengapa Yesus demikian, tetapi malah ikut-ikutan menganggap Yesus gila. Penginjil tidak menyebutkan apakah Yusuf dan Maria ibu-Nya termasuk dalam kelurga-Nya yang menganggap gila. Saya yakin bahwa mereka berdua tidak termasuk di dalamnya.

Issu yang mengatakan Yesus gila atau tidak waras pasti juga ditiupkan oleh orang-orang yang tidak menyukai Yesus, yakni khususnya para imam, ahli-hali Taurat, orang-orang Farisi dan mungkin saja para penguasa yang merasa ‘diancam’ oleh Yesus karena kritikan yang pedas. Mereka menyebarkan issu itu bukan karena hidup Yesus tidak baik dan tidak benar, tetapi karena merasa terancam, merasa tersaingi dan sakit hati atas teguran Yesus. Padahal merekalah yang sebenarnya hidup dalam kegilaan.

Demikianlah yang sering terjadi dalam kehidupan ini. Seringkali orang menganggap bahwa apa yang sudah biasa terjadi dalam masyarakat umum, dianggap itulah yang baik dan benar, sehingga ketika ada orang yang berperilaku lain dari yang umum itu, dianggap gila, aneh dan tidak wajar. Padahal yang berbeda dari kebiasaan umum itulah yang seringkali justru yang benar dan baik karena tidak mau hanyut dengan arus kehidupan yang tidak baik. Nah sekarang bagaimana dengan hidup kita.

Saat ini, orang yang berusaha hidup baik, jujur, adil, berbuat dan membela yang benar, merupakan cara hidup yang berbeda dengan kehidupan umum. Gaya / cara hidup yang demikian berarti melawan arus dalam kehidupan. Orang yang demikian biasanya akan dianggap aneh, tidak wajar, dianggap gila dan akan disingkirkan dalam kehidupan ini. Ini seringkali kita takut untuk hidup benar menjalankan kehendak Tuhan, sehingga kita mengikuti begitus saja apa yang biasa, yang tentu tidak baik. Namun walaupun demikian, kita sebagai pengikut Kristus, tidak perlu takut bila kita dianggap gila karena hidup kita yang berusaha seperti yang dikehendaki oleh Allah, meneladan Yesus sendiri, karena Yesus sendiri sudah mengalaminya. Bila hal itu kita alami dan pasti kita alami, anggap itu ujian dari nilai tertinggi yang sedang kita hayati dan perjuangkan. Justru kesetiaan kita akan cara hidup seperti Yesus, itu menjadi kesaksian bagi dunia dan pada akhirnya dunia akan tahu dan melihat suatu kebenaran sejati dari cara hidup kristiani kita.

Selain itu, tentunya kita juga harus selalu waspada agar tidak dengan gampang menilai cara hidup orang lain yang tidak sesuai dengan kebiasaan umum, menganggap orang tersebut tidak waras, aneh dan gila. Namun sebagai umat kristiani yang terbuka pada kebaikan dan sedang dalam usaha dalam mencapai kekudusan hidup, bila menemukan hal demikian, kita mencoba melihat dengan kaca mata iman, berpikir positif, karena bisa saja itulah hidup yang baik dan benar, sehingga kita diajak untuk merenungkan cara hidup kita sendiri. Semoga kita semua bersiap-siap, berani dikatakan gila karena gaya hidup kristiani kita. Amin.

Gerakan Aksi Puasa Pembangunan 2011 : Pemberdayaan Kesejatian Hidup

Gerakan Aksi Puasa Pembangunan 2011 : Pemberdayaan Kesejatian Hidup
oleh Berita Katolik pada 22 Januari 2011

Kerangka Dasar APP 2011
Pemberdayaan Kesejatian Hidup:
Kesejatian Hidup dalam Perwujudan Diri

Pengantar
Gerakan Aksi Puasa Pembangunan (APP) dengan tema besar "Pemberdayaan Kesejatian Hidup" (2007 - 2011) telah menjadi bahan pembelajaran umat beriman katolik selama empat tahun. Buah hasil pembelajaran yang mulai tampak adalah, semangat pembaruan ke arah pemberdayaan hidup bersama dalam masyarakat, komunitas, keluarga, dan lingkungan hidup. Diharapkan bahwa pembelajaran bukan hanya menjadi medan pembekalan bagi orang lain tetapi terutama bagi diri sendiri.

Tahun 2011 melanjutkan tema "Pemberdayaan Kesejatian Hidup" dengan perhatian pada "Kesejatian dalam Perwujudan Diri". Tujuannya adalah setiap umat Katolik sadar akan panggilannya, sebagai anak-anak Allah yang sejati dalam perjuangan hidup di dunia.

Hasil sasaran yang ingin dicapai oleh tema ini adalah:

1. Meningkatnya kemampuan setiap umat beriman untuk mengucap syukur kepada Tuhan atas anugerah kehidupan.

2. Meningkatnya kemampuan setiap umat beriman untuk melibatkan diri dalam menata karya kesejahteraan hidup bersama sesama.

3. Berkembangnya daya cipta setiap umat beriman dalam menjawab pelbagai keprihatinan yang menghambat perwujudan diri yang sejati.

4. Meningkatnya kemampuan umat beriman dalam membangun kerjasama dengan semua pihak dalam mewujudkan cita-cita dan harapan hidup bersama yaitu kesejahteraan bersama yang berwawasan lingkungan.

5. Meningkatnya kemampuan setiap umat beriman untuk memberikan kesaksian dalam membangun relasi dengan sesama, terutama antar umat beriman, dan lingkungan hidup demi kebaikan seluruh ciptaan.

Latar belakang

Keluarga Allah atau persekutuan murid-murid Yesus mempunyai hubungan yang erat dan khusus dengan Allah Tritunggal Mahakudus: Allah Bapa, Allah Putera dan Allah Roh Kudus. Hubungan ini merupakan anugerah Allah pada saat kita menerima Sakramen Permandian.

Melalui Sakramen Permandian setiap umat beriman diangkat menjadi anak angkat Allah, dalam persekutuan dengan seluruh Gereja dan makhluk ciptaan. Namun, hubungan khusus umat beriman mendapatkan tantangan yang besar dalam tatakelola kehidupan sekarang ini. Kehidupan yang berkembang mendapat tawaran pelbagai kebutuhan serta pencobaan yang mengurungnya dalam sikap ingat diri semata.

Sikap ingat diri ini memberikan nuansa terciptanya budaya mengasingkan yang membuat orang menjadi miskin, lemah dan berkekuarangan, tanpa peduli akan kesejahteraan bersama. Budaya ini menampilkan budaya yang berseberangan dengan budaya kasih yang benar.

Banyak tempat khusus seperti mal, perguruan tinggi, sekolah internasional, rumah sakit inter¬na-sional, dsb., di mana orang hidup dalam keterasingan. Orang yang tidak mempunyai penghasilan atau berpenghasilan rendah tidak dapat merasakannya. Rasa keadilan dipertanyakan berhadapan dengan sikap ingat diri semata. Perwujudan diri dalam sikap ingat diri, menyingkirkan sesama, sehingga mereka tidak memperoleh kesempatan meningkatkan perubahan hidup dalam kesejatian. Budaya hanya ingat diri membuat keadaan sesama semakin memprihatinkan. Kesempatan memba¬ngun kesejatian diri semakin terpuruk. Masyarakat semakin terperangkap oleh konsumtivisme, hedonisme, individualisme, dan egoisme yang menghasilkan tatakelola kehidupan yang keras, bah¬kan kejam.

Tidak heran di dalam tata kehidupan masyarakat demikian muncul istilah "premanisme". "Premanisme" ini bukan hanya berkembang di tataran kehidupan masyarakat warga, tetapi juga di tingkat para wakil rakyat, penegak hukum dan peradilan, serta birokrasi. Pembelajaran hidup masya¬ra¬kat demikian memunculkan pelbagai konflik sosial dan pribadi di pelbagai jenjang waktu dan tempat.

Dewasa ini orang mendapat suguhan pelbagai kasus yang tidak kunjung selesai. Kasus yang menimpa rakyat kecil seperti busung lapar, penyakit malaria, HIV/AIDS, TBC, kekurangan gizi, dsb belum mendapatkan perhatian yang benar dan tepat oleh mereka yang berwenang. Mereka sendiri sedang menghadapi pelbagai persoalan menyangkut kedudukan, kekuasaan, kepartaian, dan golong¬an. Masing-masing orang duduk di kursi pengambil kebijakan tata kelola hidup bermasyara¬kat, berbangsa dan bernegara lebih mengedepankan sikap "aji mumpung" daripada melaksanakan tugas utamanya: melayani, mendampingi, merencanakan dan memperjuangkan kesejatian hidup yang benar.

Orang beriman mendapat panggilan dan perutusan untuk mewujudkan diri sebagai sesama yang mampu berlaku baik dengan semua orang. Nyatanya, kesejatian hidup orang beriman belum sepenuhnya terwujud. Kedosaan manusia mengurung diri dalam keterasingan, sehingga keutuhan hidup yang terbuka tetap menjadi rahasia dalam persekutuan hidup bersama. Oleh karena itu, melalui permenungan APP 2011, kita kiranya rela memanfaatkannya untuk menyelisik "Bagaimana kita dapat menjadi manusia yang semakin siap mewujudkan diri, yaitu menata tata kehidupan diri yang mengarah pada kesejatian hidup dalam keutuhan hidup yang terbuka bagi kesejahteraan bersama."

Mendengarkan Sabda Tuhan

Setiap orang yang terhimpun dalam keluarga Allah sebagai murid-murid Yesus mendapatkan pengajaran khusus dari Sang Guru Sejati yaitu Yesus Kristus. Pengajaran yang paling unggul mendapat peragaan dalam acara Perjamuan Akhir. Di dalam kisah perjamuan akhir diungkapkan "pembasuhan kaki". Yesus melakukan pembasuhan kaki para murid-Nya. Yesus yang adalah Guru mau melakukannya. Perbuatan Yesus ini tidak steril karena mereka sebagai murid-murid-Nya harus melakukannya juga di antara mereka satu sama lain. Pembasuhan kaki merupakan simbol pelayanan yang sangat mendasar dan menyentuh tata kehidupan para murid. Tata kehidupan para murid yang diharapkan adalah adanya saling melayani, meneguhkan dan mengembangkan. Pelayanan satu sama lain memberikan nuansa baru dalam kehidupan bersama. Semangat hidup seperti ini merupakan ungkapan hidup iman setiap umat beriman. Rasul Yakobus mengungkapkan dengan tegas: "Hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja. Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya mati" ( Yak 1:22; Ibr 2:17 )

Inspirasi pembelajaran Kitab Suci mendorong setiap umat beriman dalam keterlibatan hidup sehari-hari agar berkenan pada Allah. Allah yang telah menciptakan segala sesuatu di dunia ini memberikan diriNya melalui Yesus PuteraNya untuk menyelamatkan manusia dan seluruh alam ciptaanNya:"Allah begitu mengasihi dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan supaya diselamatkan melalui Dia," (Yoh 3:16-17). Kasih Allah yang menganugerahkan hidup bagi umat beriman diharapkan berkelanjutan secara terbagi bersama sesama, sehingga perwujudan diri menjadi nyata dalam lingkungan hidup bersama yang penuh rahmat-Nya.

Dengan mengambil bagian dalam karya keselamatan, setiap umat beriman dipanggil untuk mewujudkan diri menurut Sabda Tuhan: "Akulah gembala yang baik. Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku, sama seperti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa, dan Aku memberikan nyawa-Ku bagi domba-domba-Ku.Tetapi Aku juga mempunyai domba-domba lain yang bukan dari kandang ini: domba-domba itu harus Ku-tuntun juga dan mereka akan mendengarkan suara-Ku dan mereka akan menjadi satu kawanan dan satu gembala" (Yoh 10:11, 14 - 16). Gambaran tentang domba-domba adalah kawanan yang akan dibimbing ke padang rumput yang hijau (Yoh 10:9), mereka yang Ia kenal nama-namanya dan mereka mengenali suaraNya (Yoh 10:3-4,14). Domba-domba ini adalah mereka yang Ia maksudkan untuk dilindungi dari para pencuri dan perampok (Yoh 10:1,8,10). Mereka lah yang Ia kehendaki untuk dikumpulkan bersama-sama dengan semua yang lain sehingga menjadi satu kawanan, yang mendengarkan suaraNya (Yoh 10:16).Yesus akan melaksanakan ini karena Ia adalah Gembala Yang Baik (Yoh 10:11,14), yang dikasihi oleh BapaNya karena Ia mau menyerahkan nyawaNya bagi domba-dombaNya. Penyerahan nyawa ini merupakan tindakan pengorbanan diri yang total. Inilah contoh perwujudan diri yang sejati.

Pertobatan dan komitmen perubahan cara hidup

Upaya perwujudan diri setiap umat beriman dalam perutusan kesejatian hidup dengan semangat pengorbanan diri seutuhnya mengalami banyak tantangan dan pencobaan. Tantangan dan pencobaan seringkali membawa orang ke arah kecemasan, kekhawatiran dan keputus-asaan, sehingga membuat mereka takut bertindak. Umat beriman bersikap masa bodoh, karena imannya kerdil dan gersang.

Padahal tugas perutusan setiap orang membangun kehidupan diri yang terbuka dan terarah pada terciptanya keadilan, kebenaran, kedamaian, dan kebaikan Rahmat Allah yang menggerakan perutusan demi terciptanya kebaikan segala makhluk ciptaan berada dalam bejana tanah liat yang rapuh. Setiap saat umat beriman perlu membarui, memperbiki serta menyempurnakan diri, supaya dapat melakukan perutusan perwujudan diri dengan penuh tanggungjawab. Perbaikan dan penyempurnaan diri melalui pertobatan dan pembaruan pribadi. Pertobatan merupakan undangan sekaligus rahmat Allah. Ia menyampaikan pesan "Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa: untuk menyelamatkan orang berdosa, (Mat 9:13; 1 Tim 1:15)."

Pertobatan pribadi dalam upaya perwujudan diri sebagai murid Kristus merupakan rahmat Allah demi penyempurnaan diri menuju pembenahan hidup bersama. Cara hidup umat beriman yang demikian sudah menjadi kenyataan dalam cara hidup Gereja Perdana: "Hendaklah kamu sehati sepikir. Dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan, tanpa mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama daripada dirinya sendiri; dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan dirinya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga. Tunjukkanlah kasihmu dengan saling membantu. Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu murah hati, (Fil 2:2-4; Ef 4:2; Lk 6:36)."

Keterlibatan dalam karya keselamatan bersama sebagai bagian utuh perwujudan kesejatian hidup diharapkan terlaksana dengan sepenuh hati, sehingga memberikan buah yang berkelimpahan dalam memperjuangkan kesejatian hidup pribadi yang terbuka bagi sesama. Hendaklah kamu bersungguh-sungguh saling mengasihi dengan segenap hatimu. Hendaklah kasih itu jangan pura-pura! Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik. Kasih tidak berbuat jahat terhadap sesama manusia. Marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran. Jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna, (1 Ptr 1:22; Rom 12:9; 13:10; 1 Kor 13:2)

Kerelaan berbagi demi terciptanya pemberdayaan hidup bersama adalah wujud aktualisasi diri yang sejati. Kesejatian hidup yang terwujud harus berdasarkan kerelaan hati dan bukan karena paksaan dari luar. Pemberian diri dalam wujud pemberkatan, perhatian, dan pelayanan dalam kehidupan bersama akan semakin menciptakan kesejatian diri, yang terbuka untuk pembaruan diri dalam kebersamaan yang saling melayani dalam kasih (bkk. 2 Kor 9:7; Mat 6:3).

Perutusan untuk pembaharuan:

Pembelajaran diri umat beriman sebagai suatu proses kemampuan mewujudkan diri dalam membangun tata kelola kehidupan yang utuh terbuka memerlukan kesadaran akan pentingnya pengembangan diri sebagai murid Kristus. Pengembangan diri sebagai murid Kristus menuntut beberapa sikap dasar sebagai berikut:

1. Membangun nurani kemuridan sejati: perutusan kemuridan menghadirkan nurani Kristiani, demi kesejahteraan hidup berdasarkan pola pikir Yesus Kristus. Perwujudan diri membuka kesempatan bagi tumbuhnya kesadaran akan segala sesuatu yang terkandung dalam panggilan kemuridan, yaitu peradaban kasih. Nurani Kristiani harus utuh dalam penghayatan iman dan sekaligus terbuka untuk menggerakkan pelayanan iman dan sekaligus terbuka untuk menggerak-kan pelayanan sesama yang saling memerdayakan.

2. Belajar menghasilkan relasi sesama yang meluas: murid Kristus selalu sadar akan panggilan untuk mengalami relasi sesama yang baik dan meluas. Umat beriman sebagai persekutuan para murid Kristus hidup dan berkarya demi mekarnya hidup baru yang hadir di dunia karena kekuatan Roh Kudus. Karena itu setiap orang beriman harus berani meninggalkan cara hidup yang lama dan menuju cara hidup baru dengan mendayakan Roh Kudus yang telah diterimanya.

3. Belajar berbagi dan bekerjasama: Perwujudan diri dalam tata kehidupan di atas bumi memang memerlukan perjuangan melalui kesadaran akan pengembangan diri. Umat beriman harus mau belajar hidup berbagi dan bekerjasama dengan sesama, agar kesejatian hidup diri terpantul juga dalam lingkungan hidup bersama.

4. Belajar menggunakan pelbagai karunia dan peluang yang ada. Ada banyak anugerah Allah yang diberikan kepada setiap orang bersamaan dengan peluang yang disediakan Allah untuk mengembangkannya. Kesadaran akan keadaan karunia ini mendorong umat beriman secara terus menerus untuk menghasilkan cara dan kompetensi hidup yang bermakna dan bermanfaat bagi gerakan kesejatian hidup.

5. Berbicara dan mendengarkan orang yang berpengalaman: Membangun persaudaraan dan persahabatan dengan sesama, terutama mereka yang berpengalaman dalam perwujudan diri sebagai murid Kristus akan memberikan nilai tambah untuk pengembangan diri. Sesama yang berpengalaman sudah mengalami jatuh dan bangun dalam menata kehidupan diri dan sesamanya. Belajar dari mereka berarti mengurangi kegagalan yang mereka alami dan sekaligus menumbuhkan harapan baru dalam mengembangkan diri menurut hati nurani yang membimbing kepada kesejatian hidup.

6. Belajar membangun kehadiran yang unik: Setiap orang beriman adalah unik. Keunikannya perlu menjadi kisah tersendiri dalam hidupnya dan pada gilirannya mendorong peran ang menggem¬bira¬kan sesama dalam lingkungan hidup ini. Hasil kehadiran hidup dan kiranya akan memberi¬kan pemerkayaan hidup sejahtera bersama.

7. Tetap bersemangat dan gembira dalam menjalankan perutusan: Kepercayaan diri yang telah dibangun dengan karunia dan peluang yang tersedia dalam lingkungan hidup umat beriman akan menumbuhkan dinamika serta komunikasi iman yang tinggi. Menghayati kepercayaan yang penuh semangat sebagai murid Kristus menjadi tanda perwujudan diri dan dorongan untuk mengarus-utamakan peradaban kasih. Inilah disiplin kemuridan Kristus dalam membangkitkan diri untuk belajar terus menerus melalui pertobatan dan pembaruan diri. Inilah Injil Yesus Kristus yang menyelimuti perwujudan diri umat beriman dalam lingkungan hidup manusiawi terutama lingkungan hidup gerejawi.

Penutup

Pembaharuan diri dari setiap orang beriman menurut panggilan hidup sejati merupakan karunia iman yang berkesinambungan. Undangan Tuhan bagi pembaruan diri memang mengalami pelbagai tantangan bahkan ancaman. Namun inilah jalan yang tersedia untuk membangun persahabatan dengan tuhan dan sesama.

Yesus bersabda "Akulah jalan, kebenaran dan kehidupan" dan Ia juga mengundang setiap orang datang belajar dari padaNya. Belajar untuk menjadi pewarta Kabar Gembira Injil dan sambil berbuat baik dari kota ke kota dan dari desa ke desa. Umat beriman Kristiani selalu bersyukur atas kelegaan yang Kristus selalu hadirkan karena bersama Dia perwujudan diri dapat terlaksana dalam kesejatian yang melimpah.

Perbuatan baik yang Ia lakukan ialah "Roh Tuhan ada padaKu, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang", (Lk 4:18-19).

Pewartaan Kabar Gembira yang terungkap perwujudan diri Yesus ini menjadi teladan dan sekaligus dipercayakan kepada setiap orang sebagai murid-Nya untuk dilakukan. Ia mengatakan: "apa yang telah Kudengar dari BapaKu telah Kusampaikan dan Kuberikan kepadamu, maka pergilah ke seluruh dunia beritakanlah Injil dan sembuhkanlah mereka yang sakit.(bdk. Yoh 15:13-15; Mat 10:7, 27; Mark 16:15; Lk 9:60))". Mandat Yesus ini hendaknya dijalankan dengan baik dan tekun seturut teladan-Nya. Ia tidak akan membiarkan para sahabatnya berjalan sendirian untuk mewujudkan diri sebagai murid-Nya. Ia akan mengirim teman seperjalanan yang berdaya yaitu Roh Kudus. Roh Kudus yang memberikan pendampingan dan pengarahan penuh daya agar hidup dan karya pelayanan umat beriman Kristiani mencapai dan terlaksana dalam suatu lingkungan yang semakin berdamai sejahtera bagi seluruh makhluk ciptaan Tuhan.

Dalam mewartakan Kabar Gembira Injil dan menghayatinya dengan perbuatan baik di dalam kekuatan Roh Kudus, setiap umat beriman selalu perlu belajar membangun relasi dengan diri sendiri, sesama, masyarakat dan lingkungan hidupnya menurut cita-cita Sang Pencipta. Pembela-jar¬an ini membuka kemungkinan terciptanya lingkungan perwujudan diri yang mendatangkan kesejah¬teraan sejati menuju keselamatan.

Bahan-bahan APP 2011 tersedia sebagai pembelajaran hidup yang kiranya mendorong umat beriman untuk mewujudkan pembaruan diri sebagai murid-murid Kristus. Terang Sabda Tuhan pasti membimbing untuk kembali kepada tata kehidupan yang sejatinya menyejahterakan, menggembira¬kan serta membahagiakan para murid Kristus dalam lingkungan hidup yang terbangun dari hati umat beriman yang seutuhnya terbuka kepada Tuhan dan sesama. Inilah perwujudan diri dalam peradaban kasih.

Semoga demikian !
Disadur dari : BeritaKatolik.Com.

PANITIA PESTA EMAS YUBILEUM 50 TAHUN HIRARKI GEREJA KATOLIK DI KEUSKUPAN AGUNG MEDAN

BERITA DARI KEUSKUPAN AGUNG MEDANPANITIA PESTA EMAS
YUBILEUM 50 TAHUN HIRARKI GEREJA KATOLIK
DI KEUSKUPAN AGUNG MEDAN

Keuskupan Agung Medan (KAM) akan memperingati 50 tahun hadirnya Hirarki Gereja Katolik di Indonesia dans ecara khusus di Keuskupan Agung Medan dengan beberapa keigiatan.
Adapun kegiatan yang yang agendakan adalah:

1. DIALOG INTERAKTIF
yang akan diadakan pada :

Hari/Tanggal: Jumat, 28 Januari 2011
Tempat: Balai Rasa Sayang 2, Hotel Polonia Medan
Pukul: 17.00 Wib s/d 22.00 Wib
Pembicara: 1. Mgr. DR. Anicetus B. Sinaga, OFM.Cap (Uskup Agung Medan)

: 2. Din Syamsudin (PP Muahmmadiah)

2. PERAYAAN MISA SYUKUR PESTA EMAS:
Hari/Tanggal: Sabtu, 29 Januari 2011
Tempat: Wisma Deli Persada Delitua Kab. Deli Serdang
Pukul: 09.00 Wib s/d 17.00 Wib
Acara: 1. Misa Syukur

: 2. Sambutan-sambutan

: 3. Pagelaran Seni Tradisional dari berbagai Etnis umat Katolik se-Keuskupan Agung Medan

Sehubungan dengan kegiatan yang akan diadakan untuk memperingati 50 tahun hadirnya Hirarki Gereja Katolik di Indonesia dan secara khusus di Keuskupan Agung Medan, Panitia pelaksana mengundang Para Pastor/Suster/DPP stiap paroki yang ada di KAM dan Undangan lain. Namun mengingat keterbatasan tempat, panitia membatasi jumlah peserta yang hadir.
Demikian kiranya Berita ini kami sampaikan berdasarkan undangan Panitia Pelaksana yang ditujukan kepada paroki.

Renungan Harian : Jumat 21 Januari 2011 (Hari ke-4 Pekan Doa Sedunia)

Renungan Harian : Jumat 21 Januari 2011
(Hari ke-4 Pekan Doa Sedunia)
Ibr 8:6-13, Mzm 85:8,10-11,13-14,Mrk 3:13-19
(Agnes)

"Yesus menghendaki kita menjadi murid-murid-Nya dan mengutus kita mewartakan Injil."

BACAAN INJIL:
Kemudian naiklah Yesus ke atas bukit. Ia memanggil orang-orang yang dikehendaki-Nya dan merekapun datang kepada-Nya. Ia menetapkan dua belas orang untuk menyertai Dia dan untuk diutus-Nya memberitakan Injil dan diberi-Nya kuasa untuk mengusir setan. Kedua belas orang yang ditetapkan-Nya itu ialah: Simon, yang diberi-Nya nama Petrus, Yakobus anak Zebedeus, dan Yohanes saudara Yakobus, yang keduanya diberi-Nya nama Boanerges, yang berarti anak-anak guruh, selanjutnya Andreas, Filipus, Bartolomeus, Matius, Tomas, Yakobus anak Alfeus, Tadeus, Simon orang Zelot, dan Yudas Iskariot, yang mengkhianati Dia.
Demikianlah Injil Tuhan bagi kita hari ini.

RENUNGAN:
Ada banyak cara, alasan seseorang menjadi orang kristiani dan menjadi seorang katolik. Ada orang menjadi Kristen karena perkawinan, ada karena baptisan sejak kecil karena lahir dalam keluarga katolik, ada yang diajak orang lain, ada yang dibaptis dewasa karena alasan sendiri. Namun apapun alasan atau caranya, sebenarnya menjadi orang kristiani adalah rahmat panggilan Allah kepada kita semua. Sebenarnya kita menjadi kristiani karena Tuhan memanggil dan menghendaki kita mengikuti-Nya karena Dia merindukan kita beroleh kebahagiaan dan keselamatan kekal. Meskipun mungkin cara dan alasan kita bermacam-macam, itu semuanya cara yang dipakai Allah untuk memanggil kita pada keselamatan, Dia menghendaki kita menjadi murid-Nya dan masuk dalam keselamatan kekal.

Kalau ada orang yang mengatakan bahwa percaya atau beriman adalah suatu kebebasan dan pilihan hidup, hal ini sebenarnya tidak sepenuhnya benar. Tuhan memberikan manusia kebebasan, tentu bukan dalam arti bahwa manusia bebas memilih sesuka hatinya. Kebebasan diberikan oleh Tuhan adalah kebebasan yang terarah kepada kebaikan sejati pada kebenaran mutlak. Yesus memanggil kita semua dalam segala kelebihandan kekurangan kita, dalam semua keberadaan kita. Kita mengiyakan panggilan Tuhan, sebenarnya bukanberarti sepenuhnya menjadi suatu pilihan kita bahwa kita bebas menjatuhkan pilihan ‘ya’ atau ‘tidak’ pada panggilan Tuhan. Tetapi sebenarnya kebebasan yang kita peroleh itulah yang mengarahkan kita kepada kebenaran sejati. Kebebasan itu berasal dari Tuhan sehingga pilihan untuk mengikuti Yesus, tetap merupakan rahmat dan anugerah Tuhan.

Dalam Injil hari ini, Yesus memanggil orang-orang yang dikehendaki-Nya dan Dia memilih 12 orang untuk menyertai-Nya dan juga diutus untuk memberitakan Injil. Dari yang dipilih oleh Yesus, memiliki profesi yang berbeda-beda, status hidup yang berbeda-beda. Dari ke 12 yang dipilih oleh Yesus, ternyata Yudas Iskariot akhirnya mengkhianati Yesus. Apakah Yesus salah pilih? Apakah Yesus tertipu dan sebelumnya tidak tahu bahwa Yudas Iskariot akan mengkhianati-Nya? Kita percaya bahwa Yesus adalah Tuhan, kita yakin bahwa Dia tahu siapa yang Dia pilih dan kehendaki, Dia tahu bahwa Yudas punya kelemahan yakni gila uang atau harta dan kita yakin bahwa Dia juga tahu bahwa Yudas akan mengkhianati-Nya. Tetapi mengapa Yesus tetap memilih Yudas? Inilah misteri cintakasih Allah. Tuhan menghendaki semua manusia masuk dalam keselamatan kekal, Dia memanggil dan memberi kesempatan bagi semua untuk mengikuti-Nya dan masuk dalam keselamatan kita.

Demikian juga halnya dengan panggilan kita. Yesus memanggil kita semua dan menghendaki kita semua masuk dalam keselamatan kekal dan juga menghendaki agar kita juga menjadi utusan-Nya memberitakan Injil. Yesus menghendaki dan memilih kita semua tanpa melihat status dan kedudukan kita, bukan karena kelebihan kita, bukan karena kita layak, bukan karena kita sempurna dan bukan karena kita tidak punya kelemahan atau kekurangan. Yesus mengetahui siapa kita, mengetahui kelemahan dan kekurangan kita. Tetapi Dia tetap memilih dan menghendaki kita menjadi murid-Nya dan utusan-Nya mewartakan Kerajaan Allah. Semuanya adalah anugerah dan rahmat Allah bagi kita. Dia memberi kita peluang dan kesempatan yang indah itu.

Menyadari rahmat dan panggilan itu, tentu harus membuat kita juga sadar bahwa rahmat itu harus kita wartakan dengan menjalankan tugas perutusan mewartakan Injil. Yudas yang mengkhianat bukanlah kegagalan Yesus, tetapi kegagalan Yudas untuk mensyukuri rahmat dan anugerah panggilan dan perutusan Yesus. Dia merasa bahwa Yesus memilih dia karena keinginannya, karena dia layak. Dia gagal karena dia kurang menyadari maksud panggilan Tuhan, yakni untuk menyertai Yesus (hidup senantiasa bersama Yesus) dan diutus untuk mewartakan Injil. Semoga kita yang sudah dipanggil dan dikehendaki oleh Yesus menjadi pengikut-Nya, untuk masuk dalam keselamatan kekal, tidak gagal seperti Yudas. Oleh karena itu, mari kita senantiasa menyadari bahwa menjadi Kristen adalah rahmat dan panggilan Tuhan untuk mengikuti-Nya dan mewartakan Injil. Untuk itu mari kita senantiasa mengarahkan hidup kita untuk selalu mengikuti-Nya dan pada pewartaan injil Tuhan. Semuanya itu akan membantu kita terhindar dari godaan dunia, godaan harta, dan godaan lain yang membuat kita gagal seperti Yudas Iskariot. Semoga.

Renungan Harian : Kamis 20 Januari 2011

Renungan Harian : Kamis 20 Januari 2011
(Hari 3 Pekan Doa se-dunia)
Ibr 7:25-8:6, Mzm 40:7-8a,8b-9,10,17, Mrk 3:7-12
(Fabianus, Sebastianus, Cyprianus Michael Tansi, Johannes Pembaptis dr Triquerie)

"Iman, pewartaan atau kesaksian tidak berdayaguna tanpa mukjizat penyembuhan?"

BACAAN INJIL:
Kemudian Yesus dengan murid-murid-Nya menyingkir ke danau, dan banyak orang dari Galilea mengikuti-Nya. Juga dari Yudea, dari Yerusalem, dari Idumea, dari seberang Yordan, dan dari daerah Tirus dan Sidon datang banyak orang kepada-Nya, sesudah mereka mendengar segala yang dilakukan-Nya. Ia menyuruh murid-murid-Nya menyediakan sebuah perahu bagi-Nya karena orang banyak itu, supaya mereka jangan sampai menghimpit-Nya. Sebab Ia menyembuhkan banyak orang, sehingga semua penderita penyakit berdesak-desakan kepada-Nya hendak menjamah-Nya. Bilamana roh-roh jahat melihat Dia, mereka jatuh tersungkur di hadapan-Nya dan berteriak: "Engkaulah Anak Allah." Tetapi Ia dengan keras melarang mereka memberitahukan siapa Dia.
Demikianlah Injil Tuhan bagi kita hari ini.

RENUNGAN:

Mungkin kita masih ingat apa yang pernah terjadi dan sangat menghebohkan yakni seorang anak kecil bernama Ponirin menjadi terkenal karena mempunyai batu ‘sakti’ yang dapat menyembuhkan semua penyakit. Batu sakti itu dicelupkan ke air dan katanya orang sakit yang meminum atau mengoleskannya ke si sakit, si sakit akan sembuh. Banyak orang dari berbagai daerah datang ke dia untuk disembuhkan dari penyakitnya atau mungkin juga ada yang datang hanya karena penasaran. Pengakutan dari beberapa orang sakit, mereka datang minta disembuhkan karena tidak sanggup berobat ke dokter atau ke rumah sakit. Diberitakan juga bahwa sampai ada orang yang meninggal karena tejepit di tengah para pengunjung. Anak itu menjadi terkenal dan tentunya mendatangkan banyak untuk bagi dia, bagi keluarganya, bagi orang tuanya dan juga bagi masyarakat sekitar. Aksi kesaktian ini akhirnya ditutup atau dilarang oleh pihak pemerintah, walaupun menuai protes dari banyak orang.

Fenomena yang terjadi saat ini juga maraknya kebaktian rohani ataupun misa dengan agenda penyembuhan. Umumnya bila dalam kegiatan itu juga diadakan doa penyembuhan, pasti banyak orang yang akan menghadirinya, ntah itu orang sakit karena ingin disembuhkan ataupun membawa keluarga. Hal ini semakin marak mungkin juga karena mahalnya berobat ke dokter atau ke rumah sakit. Bukan suatu rahasia, bahwa banyak juga umat kristiani yang mencari kesembuhan sakit kepada para dukun. Sehingga tampakna iman uman hanya berkisar penyembuhan fisik. Sehingga kebaktian atau kegiatan rohani kurang menarik bila tidak ada penyembuhan dan seorang imam menjadi semakin terkenal, disukai banyak orang bila punya karunia penyembuhan. Bahkan ada orang yang mengatakan bahwa pewartaan tanpa mukjizat penyembuhan, tidak akan berarti apa-apa bagi orang yang mendengarkan pewartaan.

Hal yang sama dialami oleh Yesus. Orang banyak itu mengikuti Yesus karena telah melihat penyembuhan yang diperbuat Yesus. Yesus sudah menyingkir, tetapi orang banyak tetap mengikuti-Nya. Yesus menyingkir tentu bukan karena tidak mau mewartakan kerajaan Allah, tetapi karena orang banyak itu mengikuti Dia hanya karena mukjizat penyembuhan yang terjadi. Orang mengikuti Yesus bukan karena percaya bahwa Yesus adalah Mesias, Tuhan yang datang untuk mewartakan Kerajaan Allah, membawa manusia kepada kesembuhan sejati yakni keselamatan kekal, bukan hanya pada kesembuhan fisik atau badan. Yesus tidak menghendaki orang mengikutinya hanya karena penyembuhan. Iman yang demikian tentu pada akhirnya akan menolak penderitaan sebagai konsekuensi dari iman. Orang yang demikian umumnya tidak akan mampu melihat bahwa dalam penderitaan juga saat itu Yesus menuntut kesetiaan iman dan bisa menjadi kesaksian iman.

Apa yang dialami oleh Yesus, juga saat ini masih banyak terjadi. Tidak sedikit orang yang menjadi kristiani bukan karena sungguh percaya kepada Yesus Mesias, tetapi hanya karena merasa keperluan atau kepentingannya terpenuhi dan terpuaskan. Manakala doa permohonan, keinginannya tidak terpenuhi dan sabda Yesus tidak masuk akalnya atau tidak sesuai dengan pikirannya, orang langsung dengan mudah meninggalkan imannya. Iman yang hanya melihat kesembuhanlah sebagai bukti nyata dari iman itu, akan mudah berpindah iman atau agama. Bukan suatu rahasia bahwa banyak umat katolik yang pindah ke gereja lain atau ke agama lain karena merasa di gereja atau agama itu mereka mendapatkan kesembuhan fisik, merasa yang di tempat lain itu umatnya lebih ramah, kotbahnya lebih hidup, lebih menarik, ibadatnya lebih hidup dan merasa di situlah merasa imannya bertumbuh dan berkembang. Iman yang demikian jelas adalah iman yang masih mengacu pada keakuan, lebih pada menyangkut perasaan hati, pemuasaan keakuannya. Iman harusnya suatu pencarian akan kebanaran sejati dan penyerahan diri pada Yesus Tuhan. Iman yang sungguh-sungguh, juga pada akhirnya tidak hanya sebagai sarana pemuasan diri, tetapi penyerahan diri pada kuasa dan kasih Allah, dan iman yang demikian akan membuat orang mampu menderita akibat dari iman, orang dimampukan untuk menanggung penderitaan karena iman dan mampu melihat bahwa dalam penderitaan, Allah juga mengasihinya dan menjadikannya sebagai kesempatan untuk bersaksi. Oleh karena itu, lewat sabda hari ini, mari kita renungkan, “Bagaimana iman kita, apakah juga iman kita terpusat pada pemuasan keinginan, pemuasan ke ‘akuan’ kita, seperti orang banyak yang mencari-cari dan mengerumuni Yesus?” Mari kita renungkan dengan baik-baik. Amin.

Dituding Bohong, SBY Undang Tokoh Agama

Dituding Bohong, SBY Undang Tokoh Agama

VIVAnews - Pernyataan sejumlah tokoh lintas agama tentang 18 kebohongan pemerintah membuat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono risau. Tidak puas mengutus Staf Khusus Bidang Politik Daniel Sparingga menemui para tokoh agama itu, SBY pun mengundang mereka langsung ke Istana Negara.

Pertemuan akan digelar Senin, 17 Januari 2011 pukul 08.00 WIB. Para tokoh agama yang dikonfirmasi VIVAnews soal undangan SBY menolak mengungkapkan agenda pertemuan. Mereka hanya membenarkan adanya undangan dari Istana.

Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Syafii Maarif mengakui undangan tersebut tidak langsung ditujukan kepadanya. Tetapi lewat institusi PP Muhammadiyah. Selain dia, undangan itu juga ditujukan kepada Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsudin dan Sekjen Abdul Mukti. "Undangan ditujukan ke Muhammadiyah, saya hanya di SMS," kata Buya.

Buya mengaku tidak bisa memenuhi undangan SBY dengan alasan sudah punya acara sendiri. Sementara Ketua Persatuan Gereja-gereja Indonesia Andreas Yewangoe baru akan membeberkan agenda pertemuan besok pagi. Namun ia menduga agenda pertemuan tidak akan jauh-jauh dari pernyataan tokoh lintas agama dan sejumlah LSM di Gedung Dakwah PP Muhammadiyah pada 10 Januari 2011 lalu.
Namun, menurut Fajar Riza Ul Haq, Direktur Eksekutif MAARIF Institute, para tokoh lintas agama yang diundang untuk berdialog dengan Presiden, jangan dulu memenuhi undangan itu. Mereka harus fokus dalam gerakan pencanangan tahun 2011 sebagai tahun perlawanan terhadap kebohongan.

"Saya pikir para tokoh agama ini masih butuh waktu untuk menyerap aspirasi publik terkait data-data Kebohongan pemerintah," ujar Fajar Riza Ul Haq, Direktur Eksekutif MAARIF Institute, dalam pernyataan kepada VIVAnews, Minggu 16 Januari 2011.

"Ada saat yang lebih tepat bagi para tokoh agama untuk menyampaikan langsung kepada pemerintah jika dirasa data-data dari publik sudah terinventarisasi", lanjut Fajar.
Pihak Istana belum bisa dikonfirmasi soal rencana pertemuan ini. Telepon selular Daniel Sparingga tidak diangkat saat dihubungi Minggu 16 Januari 2011 sore. Begitu pula telepon Jubir Presiden Julian Aldrin Pasha.

Di Gedung Dakwah PP Muhammadiyah, Senin lalu, sejumlah LSM dan tokoh lintas agama, yakni Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin, Ketua Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI) Mgr Martinus Situmorang, Andreas Yewangoe, Buya Syafii Maarif, Franz Magnis Suseno, KH Salahuddin Wahid, dan Biku Sri Pannyavaro melayangkan kritik dan mencanangkan tahun ini sebagai tahun perlawanan terhadap kebohongan dan pengkhianatan pemerintah.

Mereka menghimpun 18 kebohongan pemerintah. Sembilan kebohongan lama dan sembilan kebohongan baru. Kebohongan lama yang dimaksud menyangkut angka kemiskinan yang semakin meningkat, kebutuhan masyarakat yang belum terpenuhi, ketahanan pangan dan energi yang gagal total, anggaran pendidikan yang terus menurun, pemberantasan teroris yang belum maksimal, penegakan HAM yang tidak ada tindak lanjut hukumnya, kasus Lapindo yang penyelesaiannya belum jelas, kasus Newmont yang nyatanya terus saja membuang limbah tailing ke Laut Teluk Senunu, sebanyak 120 ribu ton, dan tidak adanya renegosiasi kontrak dengan Freeport.

Sedangkan sembilan kebohongan baru pemerintah menyangkut: tidak adanya transparansi dalam menjalankan pemerintahan terkait mundurnya Sri Mulyani dari posisi Menkeu, kebebasan beragama dan persatuan bangsa seperti yang dicanangkan pemerintahan SBY dianggap angin lalu karena masih terjadi 33 kali penyerangan fisik yang mengatasnamakan agama.

Selain itu, tidak adanya kebebasan pers yang terlihat dari 66 kasus fisik dan non fisik yang dialami insan pers, kasus pelecehan dan kekerasan terhadap para TKI di luar negeri, tidak adanya reaksi atas masalah kedaulatan NKRI saat tiga petugas Kementerian Kelautan dan Perikanan ditangkap polisi Malaysia.

Kebohongan lainnya menyangkut penegakan hukum, kasus rekening gendut polisi, intimidasi terhadap antikorupsi dan kasus lawatan Gayus Tambunan ke sejumlah lokasi.
***
Sejumlah menteri di Kabinet Indonesia Bersatu II menyangkal tudingan tersebut. Menko Polhukam Djoko Suyanto terang-terangan mengaku pemerintah risau dengan tudingan tersebut. Tudingan bohong itu dinilai terlalu jauh.

"Bohong itu adalah menyangkut integritas seseorang, kredibilitas seseorang, kehormatan seseorang," ujar Djoko, Rabu 12 Januari 2011.
Djoko mengakui, yang disampaikan Presiden SBY dalam Rapat Kerja Awal Tahun yang memaparkan tentang pencapaian pemerintah, masih ada yang belum berhasil. "Tapi kalau Pemerintah berbohong saya kira terlalu jauh," kata Djoko.

Akan halnya SBY, ia langsung mengutus Staf Khusus Bidang Politik, Daniel Sparingga, menemui para tokoh lintas agama di kantor Persekutuan Gereja-gereja Indonesia, Jumat 14 Januari 2011. Daniel mengakui kedatangannya memang instruksi langsung dari Presiden. Tujuannya, menjaring aspirasi masyarakat.

Dalam pertemuan itu para tokoh lintas agama meminta bertemu langsung dengan SBY. Kepada Daniel, mereka meminta agar SBY berhenti berbohong dengan sistem pemerintahan yang dijalankannya. Mereka menilai SBY tidak hanya melakukan kebohongan publik tapi juga kebohongan yang sistematik.

Apa kata Daniel? Daniel menganggap tidak ada pernyataan sikap bersama karena sikap tokoh lintas agama tidak bulat. Sebab masih ada silang pendapat, ada perbedaan pandangan mengenai apa yang semestinya dideklarasikan pada Senin 10 Januari 2011. "Pernyataan lintas agama itu belum ada. Kalau draf 18 kebohongan SBY, itu memang ada," kata Daniel.

(vivanews.com)Senin, 17 Januari 2011, 00:36 WIB
Umi Kalsum

Renungan Harian : Rabu 19 Januari 2011

Renungan Harian : Rabu 19 Januari 2011
Ibr. 7:1–3,15–17; Mazmur : 110:1,2,3,4; R: 4bc; Injil : Mrk. 3:1–6

“Eme na masak digagat ursa. Aha na masa, ba ima hita ula.”

BACAAN INJIL:
Kemudian Yesus masuk lagi ke rumah ibadat. Di situ ada seorang yang mati sebelah tangannya. Mereka mengamat-amati Yesus, kalau-kalau Ia menyembuhkan orang itu pada hari Sabat, supaya mereka dapat mempersalahkan Dia. Kata Yesus ke¬pada orang yang mati sebelah tangannya itu: ”Mari, berdirilah di tengah!” Kemudian kata-Nya kepada mereka: ”Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang?”
Tetapi mereka itu diam saja. Ia berdukacita karena kedegilan mereka dan dengan marah Ia memandang sekeliling-Nya kepada mereka lalu Ia berkata kepada orang itu: ”Ulurkanlah tanganmu!” Dan ia mengulurkannya, maka sembuhlah tangannya itu. Lalu keluarlah orang-orang Farisi dan segera bersekongkol dengan orang-orang Herodian untuk membunuh Dia.
Demikianlah Injil Tuhan bagi kita hari ini.

RENUNGAN:

“Eme na masak digagat ursa. Aha na masa, ba ima hita ula.”
Pepatah bahasa Batak Toba ini menyiratkan bahwa apa yang biasa dan umum berlaku dan dilakukan masyarakat luas, itulah yang harus kita lakukan juga. Kami yakin bahwa nasihat ini menyangkut kebiasaan baik, bukan kebiasaan yang tidak baik. Sangat tidak mungkin orang-orang tua dahulu meninggalkan nasihat ini menyangkut kebiasaan yang tidak baik. Karena apa yang biasa belum tentu baik dan benar, tetapi apa yang baik dan benar belum tentu biasa.

Namun nampaknya sekarang ini, pepatah ini lebih pada kebiasaan yang tidak baik. Saat ini korupsi meraja lela mulai dari tingkat yang paling tinggi hingga pada tingkat paling rendah. Korupsi seakan sudah dianggap suatu kebiasaan hidup zaman ini. Bentuk korupsipun semakin beragam. Malah seakan bila seseorang tidak ikut korupsi, itu dianggap tidak berani, penakut dan dianggap orang sok suci. Orang yang yang berusaha hidup baik dan benar, dianggap orang gila dan akan disingkirkan dalam kehidupan. Saat ini rasanya sulit menemukan orang yang berani melawan arus kebiasaan hidup yang tidak baik. Orang tidak lagi melihat kebaikan, kebenaran, kejujuran sebagai keutamaan hidup yang harus dijalankan dan diperjuangkan. Bahkan yang banyak terjadi saat ini adalah persekongkolan dalam dunia kejahatan. Ketika ada orang yang berusaha mengungkap suatu kebenaran, orang-orang yang merasa hidupnya tidak benar langsung mengadakan persekongkolan untuk menghadang dan bahkan menyingkirkan orang itu. Persekongkolan dalam dunia kejahatan juga begitu marak saat ini, yang semunya melahirkan mafia-mafia kejahatan. Bahkan orang-orang yang selama ini berseberangan atau berseteru bisa menjadi bersekongkol untuk melenyapkan orang-orang yang berusaha mengungkap kejahatan dan kebusukan mereka.

Hal yang demikian kiranya dialami oleh Yesus ketika Dia menyembuhkan yang mati sebelah tangannya pada hari sabat. Tentu bukan maksud Yesus untuk melanggar hukum sabat. Yesus tahu peraturan itu baik, tetapi Yesus juga tahu bahwa orang-orang Farisi membuat peraturan Sabat dan peraturan lain tanpa mempertimbangkan kasih kepada sesama. Orang-orang Farisi lebih memperhatikan peraturan yang mereka buat, disbanding dengan berbuat kasih kepada orang yang menderita, orang sakit dan orang miskin. Bagi Yesus Kristus, berbuat kasih kepada orang menderita, orang sakit dan orang miskin, itu di atas segala-galanya. Sikap Yesus yang demikian jelas menampar orang-orang Farisi dan sekan menelanjangi kebusukan hati mereka. Orang Farisi merasa terancam oleh sikap Yesus, sehingga mereka keluar dan bersekongkol dengan kelompok yang selama ini menjadi seteru mereka, yakni kaum Herodian, untuk menyingkirkan Yesus.

Apa yang diperbuat oleh Yesus jelas bukan suatu kejahatan, tetapi jelas suatu perbuatan baik. Walaupun orang-orang Farisi membenci dan bersekongkol untuk menyingkirkan Yesus, Yesus tidak takut untuk berbuat kasih kepada orang yang mati tangannya sebelah. Bagi Yesus, kasih kepada sesama yang menderita, itulah hukum utama. Pada zaman ini, adakah kita menemukan orang yang tetap berani melakukan kebaikan kepada sesama meskipun mendapat tantangan dari orang-orang yang bersekongkol untuk menentang mereka? Rasanya saat ini sulit untuk dilakukan. Orang zaman sekarang nampaknya penuh dengan kebiasaan jahat dan persekongkolan dalam kejahatan. Namun syukurlah, dalam hidup yang seakan tanpa harapan ini, baru-baru ini kita mendengar bahwa para pemuka agama berkumpul dan ‘bersekongkol’ mengungkap dan menyampaikan 18 kebohongan public yang dilakukan pemerintahan saat ini. Pernyataan sejumlah tokoh lintas agama tentang 18 kebohongan pemerintah membuat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono risau. Persekongkolan yang dilakukan oleh para tokoh agama ini, tentu akan menuai kebencian atau ketidak sukaan dari pemerintah dan orang-orang dikritik oleh para tokoh agama. Para pelaku kebohongan itu tentu pasti juga akan bersekongkol untuk melawan tuduhan dan kritikan yang disampaikan oleh para tokoh agama. Syukurlah bahwa para tokoh agama berani melakukan dan memperjuangkan kebenaran, kejujuran, dan keadilan di tengah situasi hidup yang sudah penuh dengan kebohongan dan hawa kejahatan. Apa yang mereka lakukan bagi kita jelas merupakan perwujudan dan meneladan apa yang diperbuat oleh Yesus sebagaimana kita dengarkan dalam Injil hari ini.

Lewat Injil dan sikap Yesus hari ini, kita diajak untuk berani memperjuangkan kebenaran, keadilan dan kejujuran. Kita hendaknya berani memperjuangkan cinta kasih kepada sesama dan juga hendaknya berani bersekongkol untuk suatu kebaikan, kebenaran dan keadilan bukan dengan kejahatan. Kita tidak usah takut untuk berbuat baik, hidup benar, jujur dan adil karena Tuhan pasti akan berpihak kepada kita. Amin.

PASTOR JUGA MANUSIA :

PASTOR JUGA MANUSIA :
Perayaan Ulang Tahun Pastor Anton M. O.Carm.

Ungkapan ini tentu bukan hanya slogan, tetapi memang pastor juga manusia yang harus dicintai dan dikasihi umatnya. Dalam berita ini, kita bukan mau membahas arti atau sisi kemanusiaan seorang pastor, tetapi kami hanya mau berbagi berita sehubungan dengan perayaan ulang tahun pastor paroki Maria dari Gunung Karmel-Tigalingga.

Pastor Antonius Manik O.Carm merayakan hari ulang tahunnya yang ke 38 tahun pada hari Sabtu 15 januari 2011 yang lalu. Perayaan ulang tahun telah diadakan pada hari Sabtu bersama dengan para pengurus Gereja se- paroki karena pada hari jumat s/d Sabtu, 14 s/d 15 Januari lalu bertepatan dengan adanya pertemuan awal tahun semua pengurus Gereja paroki. Pada saat itu diadakan perayaan ulang tahun dengan sederhana di sela-sela pertemuan.

Sebagaimana biasaya, perayaan ulang tahun pastor dirayakan bersama para pastor yang bertugas di Dairi (paroki Sidikalang, paroki Sumbul, paroki Tigalingga dan paroki Parongil) tidak diadakan pada hari itu juga karena mengingat besoknya hari Minggu, tentu sulit bagi para pastor untuk berkumpul. Romo Yoakim O.Carm selaku pastor rekan di paroki Tigalingga, dan Frater Aris O.Carm yang lagi menjalani pastoral di paroki Tigalingga, bersama DPH dan beberapa umat merencanakan perayaan ulang tahun diadakan pada hari Minggu sore 16 Januari 2011. Acara ini dilakukan dengan ‘rahasia’ karena pastor yang hendak dirayakan ulang tahunnya tidak terlalu menyukai acara ramai-ramai atau acara formal, apalagi acara ulang tahunnya.

Yang diundang pada acara ulang tahun tersebut adalah para pastor yang bertugas di Dairi, DPH paroki Tigalingga, Para pengurus Lingkungan dan beberapa umat, termasuk mudika, asmika juga dihadiri beberapa umat dari paroki Sidikalang, tempat pastor Anton menjadi pastor paroki sebelum bertugas di Tigalingga. Pastor paroki yang merayakan ulang tahunnya, tidak bisa menolak niat baik umat untuk mengadakan perayaan ulang tahun. Acara ulang tahun ini dimotori oleh Romo Yoakim, Frater Aris dan anggota kelompok doa karismatik paroki Tigalingga.

Perayaan ulang tahun berlangsung cukup meriah. Romo Anton didaulat oleh ‘panitia’ untuk meniup lilin ulang tahun yang disumbangkan oleh umat paroki Sidikalang yakni Toko Roti Didon. Romo Anton dengan malu-malu meniup lilin ulang tahun dan kemudian momotong kue dan memberikannya ke pastor Yoakim Lako O.Carm. Semua bergembira menikmati kue ulang tahunn yang disediakan beserta dengan makanan ringan lainnya.

Dalam acara ulang tahun tersebut, selain diadakan acara kata-kata sambutan dari yang mewakili semua yang hadir, juga ada acara bernyanyi secara spontan. Romo Mangapul O.Carm dengan gaya seorang penyanyi yang kurang terkenal, bernyanyi bersama bapak Malau, pengurus lingkungan paroki Tigalingga. Dalam semua kata sambutan, diungkapkan doa dan harapan bagi pastor yang berulang tahun. Dalam kata sambutan dari umat paroki, mereka berdoa dan berharap agar pastor Anton diberik berkat dalam melanjutkan dan menyelesaikan pembangunan Gereja paroki yang sudah hampir 2 tahun terbengkalai. Sesudah makan bersama, para hadirin diberi kesempatan untuk memberi kado ulang tahun kepada pastor yang berulang tahun. Tampak bahwa umat dengan tulus dan bergembira memberikan kado ultah kepada pastor ini. Isi kado yang diberikan oleh umat, hanya pastor Anton yang mengetahuinya. Pastor Bernad Teguh O.Carm selaku pastor paroki Sidikalang memberi kado ultah yakni 20 sak semen untuk pembangunan Gereja.

Dalam kata sambutannya, Pastor Anton mengucapkan terimakasih kepada Romo Yoakim selaku pastor rekannya, kepada Frater, DPPH, para pengurus lingkungan, para pastor dan semua undangan yang hadir pada acara itu, juga memohon doa dan dukungan bagi tugas dan karyanya. Sebelum mengakhiri kata sambutannya, Pastor Anton mengatakan bahwa semua kado Ultah yang diberikan, bila dalam bentuk uang, dia sumbangkan untuk pembangunan Gereja. Apa yang beliau katakana memang dilakukan, yakni uang salam-salam dari umat, langsung dia serahkan kepada Romo Yoakim selaku bendahara pembangunan Gereja Paroki. Acara ulang tahun bersama ditutup dengan doa penutup oleh Pastor Yoakim O.Carm pada pukul 22.15. Akhirnya, mari kita berdoa bagi pastor Anton Manik O.Carm, smoga dia sehat, bahagia, semangat dan tetap setia dalam tugas dan panggilannya. Kita juga berdoa agar harapan umat sehubungan dengan penyelesaian pembangunan Gereja paroki dapat terwujud. Semoga.

SERMON BOLON BONA TAON (RAPAT AWAL TAHUN) 2011

SERMON BOLON BONA TAON (RAPAT AWAL TAHUN) 2011
PENGURUS GEREJA SE-PAROKI TIGALINGGA
Jumat-Sabtu, 14 s/d 15 Januari 2011

Pengantar
Peran dan tugas pengurus Gereja di wilayah Keuskupan Agung Medan sangat mempengaruhi keberadan dan perkembangan Gereja Katolik khususnya di Gereja-gereja stasi. Hal ini bisa demikian karena meningat rata-rata paroki yang ada di KAM pada umumnya begitu banyak, sehingga tidak memungkinkan pastor untuk mengunjungi setiap stasi pada tiap-tiap minggu. Demikian juga halnya dalam pembinaan iman umat, karena begitu banyaknya stasi, tidak memungkinkan pastor untuk setiap saat pergi ke stasi untuk membina umat, belum lagi seringkali pastor disibukkan dengan tugas lain yang menyita waktunya dan tenaganya, misalnya pastor selain menjalankan tugas sebagai imam dan gembala di paroki, juga harus sibuk dalam menggalangan dana untuk pembangunan Gereja umat, karena ekonomi paroki dan ekonomi umat yang kurang mendukung. Para pastor di pedesaan, seringkali karena situasi menjalankan dua peran sekaligus yakni pelayanan rohani dan juga jasmani atau fisik Gereja, yakni dlaam arti sibuk dalam urusan pembangunan gedung Gereja. Dalam situasi demikian, tidak jarang terjadi juga mendapat tertawaan atau kritik dari kalangan sendiri dengan mengatakan bahwa pastor kog sibuk ngurusi gedung gereja, atau terlalu disibukkan dengan hal duniawi. Padahal sebenarnya, pastor tidak mengehendaki terlibat atau sibuk mencari dana, itu dilakukan karena situasi dan kondisi mendan pelayanan yang menuntut demikian.

Dalam situasi-situasi yang demikian, peran dan tugas pengurus Gereja sangat dibutuhkan dan sangat membantu dalam pelayanan pastoral. Ketika pada hari Minggu pastor tidak mengunjungi stasi untuk merayakan ekaristi, pengurus Gereja stasi itulah yang memimpin ibada dan memberi homily pada hari minggu itu dalam ibadat. Demikian juga halnya dalam pelayanan pastoral lain yang tidak harus menuntut kehadiran pastor, para pengurus gerejalah yang menjalankannya.

Para pengurus Gereja dipilihd an diangkat umumnya bukan karena mereka sudah mempunyai iman yang kuat, bukan juga karena mereka sudah matang dalam pengetahuan iman, tetapi seringkali karena kemauan dan pengorbanan saja. Bahkan tidak menutup kemungkinan, pengurus Gereja diangkat karena tidak ada lagi yang mau menjadi pengurus gereja sehingga dipilih siapa yang mau. Tanpa mengurangi kehormatan para pengurus Gereja dan peran Roh Kudus dalam diri pengurus Gereja dan umat Allah, seringkali dalam pemilihan pengurus berlaku seperti pepatah yang mengatakan, “Tidak ada rotan, akarpun jadi.” Oleh karena itulah, sangat penting bila secara rutin diadakan pendampingan, pertemuan dan pembinaan semua pengurus Gereja.

Pertemuan dan pembinaan para pengurus Gereja kerap dilakukan beberapa kali dalam setahun. Semakin sering diadakan pembinaan atau pendampingan, pasti akan semakin baik. Namun hal yang baik inipun seringkali mendapat kendala sehingga kerap tidak bisa dilakukan sesering mungkin. Kendala yang bisa muncul adalah misalnya masalah keuangan paroki yang kurang memadai, karena bagaimanapun untuk mengadakan pembinaan dan pertemuan pasti akan membutuhkan biaya konsumsi dan akomodasi lain, belum lagi transportasi pengurus dari stasi ke paroki. Kendala lain yang bisa muncul adalah waktu, karena bagaimanapun para pengurus mempunya keluarga dan tugas atau pekerjaan lain. Dari sebab itu, pembinaan atau pertemuan para pengurus Gereja tidak bisa dilakukan sesering mungkin, misalnhya setiap bulan, tetapi dalam setahun diadakan beberapa kali. Hal yang pasti dilakukan adalah pertemuan pada akhir dan awal tahun dalam setiap tahunnya.

PERTEMUAN PENGURUS GEREJA SE-PAROKI

Pertemuan pengurus Gereja se-paroki, yang biasa dilakukan adalah pada awal dan akhir tahun dalam setiap tahunnya. Dalam pertemuan itu diadakan evaluasi kerja dan program bersama, merancang program untuk pengembangan Gereja dan sekaligus saat itupula diadakan pembinaan bagi para pengurus gereja.
Di paroki Tigalingga direncanakan pertemuan pengurus Gereja se-paroki dilakukan pada awal, akhir tahun dan juga setiap 4 bulan sekali. Pertemuan ini belum termasuk dengan pembinaan-pembinaan pengurus dalam bentuk lain. Semua pertemuan yang diadakan parokit tentu penting, walaupun mungkin bobotnya berbeda-beda. Bisa dikatakan bahwa pertemuan awal tahun punya bobot lebih penting bila disbanding dengan pertemuan lain. Pertemuan awal tahun ini penting, karena pada saat pertemuan ini akan diadakan evaluasi perjalanan paroki pada tahu sebelumnya dan juga merancang program-program atau kegiatan apa yang dibutuhkan pada tahun yang berlangsung untuk dilaksanakan. Pada pertemuan awal tahun, para pengurus Gereja diminta untuk merencanakan suatu program yang dibutuhkan pada tahun itu, jangan sampai program atau kegiatan-kegiatan yang direncanakan dan diputuskan tidak sesuai dengan kebutuhan umat pada masa itu.

SERMON BONA TAON (PERTEMUAN AWAL TAHUN) 2011

Sermon Bona Tanon atau Pertemuan Awal Tahun adalah di paroki Tigalingga diadakan pada hari Jumat – Sabtu tanggal 14 s/d 15 Januari 2011. Jumlah seluruh Pengurus Gereja Paroki ada sekitar 275 orang sehingga bila semua pengurus Gereja hadir dan di tambah dengan undangan dari kelompok lain, maka akan mencapai 300 orang lebih. Namun berdasarkan pengalaman, pasti tidak semua bisa hadir, paling tidak diharapkan hadir separoh dari jumlah di atas. Bilapun yang hadir sebanyak 300 orang, paroki yang akan kelabakan dengan konsumsi dan tempat pertemuan yang tidak akan memadai. Aula tempat pertemuan hanya bisa menampung sebanyak 150 – 200 orang, itupun kalau peserta menggunakan tikar. Kalau menggunakan Meja dan kursi, Aula hanya mampu menampung sekitar 100 orang lebih. Panitia yang dalam hal ini DPPH memperkirakan dan mengharapkan jumlah yang hadir ada sekitar 150 – 200 orang, sehingga diputuskan bahwa peserta duduk di tikar, mengingat kapasitas Aula yang tidak memungkinkan untuk menggunakan kursi dan meja, atau hanya kursi, juga karena paroki tidak mempunyai meja dan kursi untuk 150 orang.

DPPH sudah menyusun rangkaian acara dalam pertemuan. Dalam pertemuan tersebut direncanakan bahwa kegiatan tidak hanya sekedar untuk membahas dan mematangkan rencana kegiatan untuk tahun 2011 ini, juga tidak hanya sekedar membicarakan kebijakan-kebijakan paroki, tetapi sekaligus sebagai kesempatan untuk berkumpul bersama merayakan tahun baru bersama semua pengurus Gereja. DPPH juga sudah merencanakan pemberian bingkisan tahun baru untuk setiap peserta yang hadir dalam pertemuan itu, sebagai sekedar ungkapan kebersamaan dan terimakasih kepada pengurus Gereja yang telah menghadiri pertemuan dan juga yang telah ‘memelihara’ gereja di stasi-stasi. Bingkisan direncanakan akan diberikan pada hari Sabtu, akhir pertemuan dan disediakan sebanyak 150 bingkisan.

Dalam daftar acara dan sebagaimana sudah diberitahukan dalam surat undangan, pertemuan dimulai pada hari Jumat pukul 16.00, namun akhirnya pertemuan baru bisa dimulai pada pukul 17.00 dengan ibadat sore bersama. Jumlah peserta yang hadir tidak seperti yang diharapkan. Pada awal kegiatan, yang hadir hanya sekitar 25 orang dan sesudah ibadat yang hadir hanya sekitar 65 orang saja. Karena yang hadir tidak seperti yang diperkirakan, maka akhirnya peserta tidak lagi duduk di tikar tetapi di kursi dan memakai meja.

Dalam kata sambutan, pastor paroki mengucapkan selamat tahun baru 2011 dan selamat datang kepada semua peserta yang hadir. Pastor paroki tidak lupa mengucapkan banyak terimakasih atas kehadiran peserta memenuhi undangan untuk rapat awal tahun. Dalam kata sambutan, pastor juga mengungkapkan keherannya akan jumlah yang hadir begitu sedikit padahal undangan sudah diedarkan dan mengingat pentingnya pertemuan ini. Dengan jujur dan tulus hati, pastor paroki mengungkapkan rasa kecewa dengan situasi ini tetapi juga tetap bersemangat untuk membuka dan meneruskan pertemuan ini, karena dikuatkan cinta dan pengorbanan peserta yang hadir, walaupun hanya seperempat dari jumlah yang seharusnya hadir. Pastor paroki membuka pertemuan dan menguatkan hati dan iman peserta bahwa walaupun kehadiran peserta tidak begitu banyak, tetapi Tuhan dan Roh Allah bekerja atas peserta yang hadir dan dalam pertemuan, sehingga pertemuan ini akan menghasilkan hal-hal yang baik demi perkembangan Gereja Katolik paroki Tigalingga.

Pada pertemuan hari Jumat dibicarakan beberapa program yang telah dipersiapkan oleh masing-masing seksi dalam DPP, juga menyangkut upaya untuk menuju paroki yang mandiri yang dalam hal ini menyangkut pemberdayaan umat untuk ikut ambil bagian dalam biaya operasional paroki. Sehubungan dengan hal ini, bendahara dan sekretaris paroki memaparkan kondisi keuangan paroki selama tahun 2010. Dari data yang masuk ke paroki, keadaan keuangan paroki sangat memprihatinkan, karena ternyata dana yang masuk untuk operasional paroki bukannya mencukupi tetapi malah minus sampe 15 juta rupiah. Paroki tetap bisa berjalan karena menggunakan dana social paroki yang diperoleh dari APP dan aksi Natal. Mengapa bisa demikian? Secara data, bendahara paroki mengatakan karena dana partisipasi umat untuk kemandirian paroki yang masuk hanya sekitar 45% saja. Apakah memang kesadaran umat begitu kurang, atau memang dana itu tidak sampai ke paroki? Sehubungan dengan hal ini, pastor paroki menerangkan bahwa memang paroki atau Gereja bukanlah lembaga usaha nir laba, atau lembaga untuk mencari uang, untung atau laba, tetapi bagaimanapun Gereja membutuhkan dana untuk bisa hidup dan berkembang. Dana partisipasi dari umat, bukanlah pajak atau iuran tetapi salah satu bentuk keterlibatan umat dan rasa tanggungjawab atas kehidupan Gereja. Agenda yang sudah dipersiapkan berjalan dengan lancer. Hal yang menggembirakan adalah peserta tetap setia mengikuti pertemuan hingga ditutup pada jam 23.30 tepat.

Hari Sabtu tanggal 15 Januari 2011 dilanjutkan dan diawali dengan perayaan Ekaristi pada pagi hari. Peserta yang hadir dalam pertemuan ini berkurang sedikit, karena beberapa pengurus Gereja yang pengawai negeri harus masuk kerja. Peserta tetap bersemangat dalam mengikuti dan melanjutkan pertemuan. Bahkan beberapa kebijakan yang ditawarkan DPPH dapat mereka terima, dimengerti dan pada akhirnya diputuskan bersama tanpa banyak pembahasan.

Pada saat istirahat minum pukul 10.00 Romo Yoakim bersama DPPH mengumumkan bahwa pada hari yang sama yakni 15 Januari 2011, romo paroki yakni Romo Antonius Manik O.Carm merayakan hari ulang tahunnya yang ke 38 tahun. Romo Kim dan DPPH mempersiapkan kue ulang tahun dan mengajak semua peserta sermon untuk bergembira bersama, berdoa bagi pastor paroki yang berulang tahun. Panitia mempersiapkan kue ulang tahun, maka diadakanlah peniupan lilin ulang tahun, pemotongan kue dan makan kue bersama.

Sesudah acara ulang tahun yang diadakan dengan sangat sederhana, agenda sermon dilanjutkan kembali, hingga berakhir pukul 15.00 tepat. Peserta tetap bertahan dan terlibat dengan kegembiraan selama pertemuan. Pastor paroki menerima semua hasil pertemuan dan mensyahkan serta menutup pertemuan. Pastor paroki tidak lupa mengucapkan banyak terimakasih kepada semua peserta sermon, kepada panitia yakni DPPH, kepada ibu-ibu parhobas, kepada para mudika dan mesdinar yang membantu dalam mempersiapkan tempat dan konsumsi. Pada akhir pertemuan, sebelum peserta pulang, panitia yang dalam hal ini dibantu oleh mudika, membagi-bagikan paket tahun baru kepada masing-masing peserta. Pastor paroki mengatakan agar peserta jangan melihat harga paket, tetapi lihatlah itu sebagai bentuk ucapan selamat tahun baru dari paroki dan juga sebagai ungkapan terimakasih dan penghargaan paroki kepada para pengurus Gereja. Para pengurus Gereja senang dan dikit heran karena, dalam laporan bendahara paroki minus begitu banyak tetapi bisa memberi paket tahu baru kepada semua peserta sermon. Namun walaupun demikian, peserta sermon senang karena walaupun kondisi paroki demikian, tetapi paroki tetap berusaha mengungkapkan penghargaan kepada para pengurus awam.

PENUTUP
Demikianlah kiranya sekilas berita kegiatan Sermon Bona Taon 2011 paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga-Keuskupan Agung Medan.

 
Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan! (2Kor 8:14)