Pembangunan Gereja Paroki Tigalingga

Pembangunan Gereja Paroki sedang berlangsung. Kami sangat mengarapkan uluran kasih para Saudara untuk membantu.

Gotong Royong Pembangunan Gereja

Tidak ada kata yang bisa melukiskan pengalaman indah pada waktu gotong royong pengecoran lantai 2 bangunan Gereja selain, suatu keyakinan bahwa semuanya dapat terlaksana adalah karena MUKJIJZAT ALLAH BEKERJA.

Pengecoran Lantai Panti Imam Gereja

Pengecoran Lantai 2 bangunan Gereja ini dilakukan pada hari Selasa, 30 Agustus 2011 yang lalu. Luas yang dicor adalah 19 m x 24 m. Hujan yang mengguyur tidak menyurutkan semangat umat.

Kerjasama Imam dan Umat

Uskup emeritus KAM, Mgr. A.G.Pius Datubara OFM.Cap, datang berkunjung ke Paroki dan memberi semangat pada umat dalam pembangunan Gereja Paroki. Para pastor juga ikut berkerja bersama umat dalam pembangunan Gereja.

Misa Tridentin: Warisan Liturgi Yang Dipertahankan

HIDUPKATOLIK.com - Paus Benediktus XVI mengeluarkan Surat Apostolik Summorum Pontificum yang menjamin penggunaan Misa Tridentin...

Pembinaan Para Pengurus Gereja

Tidak sedikit umat katolik yang kerap menganggap bahwa Liturgi adalah sekedar perayaan wajib biasa yang dilaksanakan pada hari minggu.

Pertemuan Ibu-Ibu dan Pesta Pelindung Paroki

Pertemuan para ibu se-paroki telah terlaksana pada hari Kamis-Sabtu, 15 s/d 16 Juli 2011. Pertemuan ini mengundang semua ibu katolik yang ada di paroki untuk hadir dalam pertemuan/pembinaan para ibu katolik dan juga segaligus menjalin kebersamaan para ibu. Penutupan pertemuan sikaligus Pesta Pelindung Paroki.

Pembinaan Asmika se-Paroki

Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku; inilah yang menjadi tema dari pertemuan dan pembinaan minggu gembira yang telah berlangsung dengan sangat baik.

Mudika Ambil bagian dalam pembangunan Gereja Paroki

Mudika paroki tidak mau berpangku tangan melihat pembangunan Gereja paroki. Para mudika juga ambil bagian dengan mengumpulkan kerikil di sungai.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 1)

Umat dari lingkungan paroki dan juga dari beberapa stasi kembali bekerja sama dengan bergotong royong membangun gereja paroki. Untuk kali ini, umat bergotong royong men-cor lantai balkon bangunan Gereja.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 2)

Allah peduli. Karena kepedulian Allah atas pembangunan rumah-Nya ini, maka kami kamipun peduli dan bisa melanjutkan pembangunanini. Kepedulian Allah kami rasakan juga lewat kepedulian para Saudara.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 3)

Mari kita memuliakan Tuhan, tidak hanya dengan kata2 indah, tetapi dengan perbuatan nyata dengan rela berkorban.

Pertemuan akhir Tahun 2011 Pengurus Gereja se-Paroki

Para pengurus Gereja adalah ‘ujung tombak’ Gereja khususnya di stasi-stasi. Peran para pengurus Gereja ini sangat sentral dalam kehidupan Gereja di stasi-stasi.

Gua Maria dan Menyambut Hari Raya Natal

Persiapan menyambut hari Raya Natal 25 Desember 2011.

Rahmat dan Perlindungan Tuhan

Pastor Anton Manik O.Carm selamat dari kecelakaan mobil masuk jurang.

Rekoleksi dan Aksi Panggilan

Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku.

Pesan Prapaskah Kepausan 2012

"Kita Tidak Boleh Diam Saja terhadap Kejahatan" "Marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik" (Ibr. 10:24).

Pembangunan Gereja Santo Petrus Stasi Rante Besi

Dalam kemiskinan, kesederhanaan, umat membangunan Gereja. Meraka tidak memiliki uang, tetapi mereka memiliki harapan dan iman pada Tuhan.

Misa Perdana Pastor Andreas Korsini Lamtarida Simbolong O.Carm

Puji Syukur pada Tuhan, karena berkat-Nya, misa Perdana Pastor Andreas Lamtarida Simbolon O.Carm bersama 4 Pastor Karmel yang baru ditahbiskan, dapat terlaksana dengan baik pada hari Rabu 31 Oktober 2012 di Stasi Gundaling 1, paroki Maria dari gunung Karmel Tigalingga.

Bakti Sosial : Pengobatan Gratis

Dalam Rangka Menyongsong Jubileum Gereja Katolik di Dairi dan Pakpak Bharat, diadakan bakti Sosial Pengobatan Gratis di Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, pada 9 Desember 2012 yg lalu. Puji syukur pada Tuhan, kegiatan ini berlangsung dengan sangat memuaskan.

Mari Berbagi Berkat Tuhan

 photo UskupEmeritusKAMMgrPiusDautabra.jpg Photobucket

MENDAMBAKAN BERKAT TUHAN

SYALOM...SELAMAT DATANG.
"Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan."(2Kor 8:14)
"Muliakanlah Tuhan dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu." (Amsal 3:9)
"Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya." (Amsal 3:27)
"Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?" (1 Yohanes 3:17)
Saya Pastor Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, atas nama Panitia Pembangunan dan semua umat, memohon bantuan uluran kasih/dana untuk pembangunan Gereja Paroki. Kami sangat membutuhkan berkat Tuhan lewat uluran tangan dari para donatur.
Kami berharap dan berdoa Para Saudara berkenan berbagi berkat Tuhan kepada kami untuk pembangunan Gereja ini yang adalah rumah Tuhan sendiri.
BRI 5379 Unit Tigalingga Sidikalang
No. Rekening : 5379-01-000112-50-8
Nama : PANITIA PEMBANGUNAN GEREJA KATOLIK.
ATAU
BCA KCU MEDAN
NO.0222053453.
Atas Nama : ADYTIA PERMANA P.
(Adytia Permana P. adalah Romo Adytia Permana Perangin-angin O.Carm. Beliau dulu bertugas di Paroki Tigalingga, juga mengawali pembangunan ini, namun sekarang beliau bertugas di Keuskupan Agung Medan sebagai ekonom.Beliau kami minta buka rekening di BCA khusus untuk pembangunan ini, karena di daerah kami tidak ada BCA.)
Kami sangat senang bila sudah mentransfer persembahan, bapak/ibu/saudara/saudari memberitahukan ke kami melalui:
E mail ke :.
parokimariagk3lingga@yahoo.com
atau di SMS ke:.
Romo Anton Manik O.Carm : 081370836645
Romo Willy O.Carm : 081333837433
Untuk lebih jelasnya permohnan kami ini, Para Saudara dapat melihatnya di sini.... Sehubungan dengan Gambar pembangunan dapat melihatnya di sini....
Demikian kiranya Permohonan ini kami sampaikan. Atas dukungan, doa dan bantuan Bapak, Ibu dan Para Saudara-Saudari, kami mengucapkan banyak terima kasih.Berkat Tuhan senantiasa menyertai kita semua. Amin.
HORMAT KAMI:
Pastor Antonius Manik O.Carm

VARIA PAROKI

REKOLEKSI DAN AKSI PANGGILAN TELAH TERLAKSANA DENGAN SANGAT BAIK ;"> "APA YANG KAMU CARI?" (Yoh 1:38).
Puji syukur pada Tuhan, karena Rekoleksi dan Aksi panggilan untuk siswa-siswi Katolik Usia SMP dan SMA se-paroki Tigalingga sudah terlaksana dengan sangat baik. Kegiatan ini dihadiri hampir 400 orang anak. Semuanya dapat terlaksana hanya karena berkat Tuhan. Terimakasih juga kami sampaikan kepada semua Saudara yang telah mendukung dan mendoakan kegaitan kami ini. Kegiatan ini dilaksanakan hanya dengan menggunakan dana partisipasi peserta dan swadaya paroki, karena tidak mendapatkan bantuan dari donatur manapun, namun karena berkat Tuhan dan doa para Saudara, semuanya dapat berjalan dengan sangat baik. Semoga dari antara anak-anak ini, kelak ada yang menjadi Imam dan biarawan-biarawati.
Photobucket
Tuhan memberkati kita.
Kegembiraan dan Persaudaraan
Photobucket
Hari Ulang tahun Romo Anton M.Carm yang seharusnya tanggal 15 Januari 2010, baru dirayakan hari Minggu Minggu 16 Januari 2011 lalu, bersama Romo-romo Karmel se-Dairi, bersama beberapa umat Paroki Tigalingga di Aula Paroki Tigalingga. Pada kesempatan itu, Rm. Bernad O.Carm, pastor paroki Sidikalang memberi kado ulang tahun yakni 20 sak semen untuk pembangunan Gereja dan Rm. Anton sendiri menyumbangkan semua hadiah ultah untuk pembangunan Gereja. Saat itu, hadiah uang yang diperoleh sebanyak Rp. 1.100.000,-. Lumayanlah untuk tambahan dana pembangunan Gereja. Trimakasih buat semuanya.
Saldo Pesta Pelantikan Pengurus Gereja dan Penerimaan Sakramen Krisma, 6-7 Nop. 2010.
Pada hari Kamis 18 Nopember 2010 telah diadakan Evaluasi dan pembubaran Panitia. Saldo dari kegiatan tersebut adalah Rp. 22.320.500 Acara ini dapat berjalan dengan baik karena partisipasi semua umat. Dana juga bisa Saldo karena umat menyumbangkan hasil-hasil pertanian mereka dengan harapan ada Saldo untuk pembangunan Gereja Paroki.Jadi selain dana partisipasi dari umat, juga umat menyumbangkan hasil pertanian yang dibutuhkan untuk mengurangi dana konsumsi. Syukur pada Tuhan, akhirnya memang ada saldo untuk dana pembangunan Gereja. Terimakasih kami ucapkan kepada semua umat Paroki, DPP, Para Panitia, Para Donatur dan siapa saja yang mendoakan dan mendukung kegitan ini. Yesus memberkati kita semua selalu. Amin.

RENUNGAN MINGGU, Hari Minggu Biasa VII : 23 FEBRUARI 2014

RENUNGAN MINGGU, Hari Minggu Biasa VII : 
23 FEBRUARI 2014 
 Im. 19:1-2,17-18; Mzm. 103:1-2,3-4,8,10,12-13; 1Kor. 3:16-23; Mat. 5:38-48. 

BACAAN INJIL (Mat 5:38-48) 

I. Tuhan bersamamu 
U. Dan bersama rohmu 
I. Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius 
U. Dimuliakanlah Tuhan. 

I. Dalam khotbah di bukit, Yesus berkata, “Kalian mendengar, bahwa dahulu disabdakan, ‘mata ganti mata; gigi ganti gigi’. Tetapi Aku berkata kepadamu, ‘Janganlah kalian melawan orang yang berbuat jahat kepadamu. Sebaliknya, bila orang menampar pipi kananmu, berikanlah pipi kirimu. Bila orang hendak mengadukan engkau karena mengingini bajumu, serahkanlah juga jubahmu. Bila engkau dipaksa mengantarkan seseorang berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil. Berikanlah kepada orang apa yang dimintanya, dan jangan menolak orang yang mau meminjam sesuatu dari padamu. Kalian telah mendengar bahwa disabdakan, ‘Kasihilah sesamamu manusia, dan bencilah musuhmu’. Tetapi Aku berkata kepadamu, ‘Kasihilah musuh-musuhmu, dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kalian.’ Karena dengan demikian kalian menjadi anak-anak Bapamu di surga. Sebab Ia membuat matahari-Nya terbit bagi orang yang jahat, dan juga bagi orang yang baik. Hujan pun diturunkan-Nya bagi orang yang benar dan juga bagi orang yang tidak benar. Apabila kalian mengasihi orang yang mengasihi kalian, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? Dan apabila kalian hanya memberi salam kepada saudaramu saja, apakah lebihnya dari perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tak mengenal Allah pun berbuat demikian? Karena itu kalian harus sempurna sebagaimana Bapamu di surga sempurna adanya. 
I. Demikianlah Injil Tuhan 
U. Terpujilah Kristus. 

RENUNGAN :
Para saudara,
Mengasihi orang yang mengasihi kita atau yang memberi kita untung, itu tentu sangatlah mudah. Walaupun terkadang mengasihi orang yang mengasihi kita saja seringkali juga sulit. Sebab sering kita dengar bahwa ada orang yang mengasihi orang lain, tetapi orang itu tidak mengasihi orang yang mengasihi mereka.

Oleh sebab itu sabda Yesus yang mengatakan agar kita mengasihi bukan hanya orang yang mengasihi kita, juga musuh-musuh kita dan bahkan berbuat baik kepada orang yang membenci kita, ini tentulah bukanlah perintah yang mudah untuk kita lakukan. Kita pasti ingin dikasihi oleh semua orang, tetapi kita sendiri belum tentu bisa mengasihi semua orang apalagi orang yang membenci kita.

Apalagi ajaran yang berlaku dalam kehidupan nyata adalah mengasihi orang yang mengasihi kita. Tanpa diajarkan pun kita pasti cenderung membenci orang yang membenci dan yang tidak mengasihi kita. Jangankan yang membenci, dalam mengasihi sesama juga seringkali orang memperhitungkan untung ruginya. Kalau dirasa orang itu menguntungkan bagi dirinya, pasti akan dikasihi. Tetapi kalau orang itu dirasa tidak menguntungkan bagi dirinya, orang itu mungkin tidak dibenci tetapi tidak berkawan dengan dia.

Inilah hukum manusia bahkan lebih dari itu, seperti yang dikatakan oleh Yesus pada awal sebelum Yesus mengajarkan hukum kasih bagi semua orang, yakni: "Kamu telah mendengar firman: Mata ganti mata dan gigi ganti gigi!" (Mat 5:38) Pada umumnya kita mengerti teks ini sebagai ajaran balas dendam. Tanpa diajarkan, orang pasti menganut ajaran ini.

Perintah yang disebutkan Yesus “mata ganti mata dan gigi ganti gigi”. dikutip dari Kel 21:24. Bila kita baca dalam Kel 21: 22-25, Hukum Taurat sebenarnya mau mengatakan bahwa bertapa berharganya hidup itu, tidak ada yang bisa menggantikan nyawa seseorang selain nyawa sendiri. Tidak sepenuhnya teks ini mau berbicara tentan balas dendam. Hukum Taurat mau melindungi kehidupan dengan ganti rugi yang setimpal. Sekaligus ditunjukkan betapa nyawa dan kehidupan itu amat dihormati. Jadi hukum Taurat ini sebenarnya mengajarkan bagaimana orang hendaknya menghargai kehidupan orang lain seperti kehidupannya sendiri. Jadi tekanan utama bukan pada pembalasan melainkan pada menghormati kehidupan.

Dengan mengerti latar belakang sabda yang dikutip oleh Yesus,kita bisa mengerti maksud Yesus dalam mengasihi sesama. Mengasihi sesama bukan hanya tidak membalas dendam, mengasihi bukan hanya sekedar tidak berbuat jahat kepada sesama. Yesus menuntut lebih dari itu, yakni mengasihi sesama dengan melakukan perbuatan baik kepada sesama. Sehingga ketika kita dibenci oleh orang lain, kita tidak hanya tidak membalas dendam tetapi melakukan perbuatan baik kepada mereka atau mendoakannya supaya bertobat dan diberkati oleh Tuhan.

Ini tentu bukannya muda dan mungkin kita berpikir, "Apakah itu dapat kita lakukan?" Kita mungkin berpikir bahwa sabda ini hanya Yesus sendiri dapat melakukannya.

Kita juga mampu melakukan sabda ini kalau kita sungguh-sungguh mau mencoba dan mau ingin seperti Allah yang adalah sempurna. Yesus mengajak kita agar kita sempurna seperi Bapa yang di sorga adalah sempurna. Kesempurnaan jangan dipikirkan terlalu muluk2. Bapa yang di sorga adalah sempurna, tetapi mau mengasihi kita manusia yang tidak sempurna. Kasih Allah menyempurnakan ketdak sempurnaan kita. Allah yang sempurna mau mengasihi kita yang tidak sempurna, maka sangatlah wajar bila kita yang tidak sempurna mau juga mengasihi orang yang tidak sempurna. Justru dalam ketidak sempurnaan kita sebagai manusia, kita mau mengasihi sesama juga yang tidak sempurna, itu berarti kita mau menjadi sempurna seperti Bapa Yang adalah sempurna. BIla kita mengasihi sesama tanpa membeda-bedakan juga mengasihi yang membenci kita dan kasih itu diwujudkan dalam perbuatan baik yang nyata, kita sudah berusaha ingin seperti Bapa yang adalah sempurna.

Maka semoga kita berusaha seperti Allah Bapa yang sempurna dengan mengasihi sesama kita seperti Allah mengasihi semua manusia.

Selamat Hari Minggu. Tuhan memberkati.

RENUNGAN HARIAN, PEKAN BIASA VI: JUMAT 21 FEBRUARI 2014

RENUNGAN HARIAN, PEKAN BIASA VI: 
JUMAT 21 FEBRUARI 2014 
 (Petrus Damianus ) 
Yak. 2:14-24,26; Mzm. 112:1-2,3-4,5-6; Mrk. 8:34?9:1 

INJIL : 
Suatu hari Yesus memanggil orang banyak dan murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. Karena siapa yang mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkannya. Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya. Karena apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya? Sebab barangsiapa malu karena Aku dan karena perkataan-Ku di tengah-tengah angkatan yang tidak setia dan berdosa ini, Anak Manusia pun akan malu karena orang itu apabila Ia datang kelak dalam kemuliaan Bapa-Nya, diiringi malaikat-malaikat kudus."  Kata-Nya lagi kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya di antara orang yang hadir di sini ada yang tidak akan mati sebelum mereka melihat bahwa Kerajaan Allah telah datang dengan kuasa."

RENUNGAN : 
Seorang pengikut berarti mengikuti orang yang diikuti. Tidak mungkin orang yang diikuti malah mengikuti apa yang diinginkan oleh orang yang mengikuti. Seorang murid berarti mengikuti ajaran dan teladan hidup gurunya. Demikian juga halnya sehubungan dengan menjadi murid-murid Yesus. Menjadi pengikut Yesus berarti siap mengikuti ajaran dan teladan hidup Yesus bukan Yesus yang mengikuti kita. Hari ini Yesus dengan tegas menyatakan pengajaran dengan mengatakan "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. 

Yesus menegaskan bagaimana hidup seorang murid. Menyangkal diri tentu bukan berarti tidak mengakui diri sendiri. Tetapi yang dimaksud dengan menyangkal diri adalah menyelasakan hidup dan keinginan diri dengan keinginan Tuhan. Kita tahu bahwa sebagai manusia kita pasti punya keinginan dan kehendak. Namun kita harus sadar bahwa keinginan atau kehendak bebas kita tidak selamanya baik dan seringkali bertentangan dengan kehendak Allah. 

Untuk itulah bila kita mengikuti Yesus, berarti kita siap menyelaraskan keinginan atau kehendak kita bahkan bila perlu meninggalkannyadengan melakukan kehendak Allah sendiri dalam hidup kita. Inilah yang dimaksud oleh Yesus dengan menyangkal diri. Selain menyangkal diri, Yesus juga menuntut sikap hidup yang tela memikul salib karena Dia. Tidak semua penderitaan bisa dikatakan sebagai tindakan memikul salib. Penderitaan atau resiko yang harus kita terima karena menghayati iman, itulah yang dinamakan dengan memikul salib. Masing-masing dari kita pasti mengalami resiko dalam memikul salib dan berbeda-beda untuk setiap orang. 

Oleh sebab itulah Yesus mengatakan bahwa untuk menjadi pengikut-Nya harus siap memikul salibnya demi Dia. Semuanya itu kita lakukan hanya demi satu tujuan yakni mengikuti Yesus Kristus. Inilah syarat yang diajarkan oleh Yesus untuk menjadi murid-Nya. Semoga kita berusaha untuk sungguh-sungguh menjadi murid Yesus dengan menghayati apa yang dikatakan oleh Yesus kepada kita hari ini.

RENUNGAN HARIAN, PEKAN BIASA VI: KAMIS 20 FEBRUARI 2014

RENUNGAN HARIAN, PEKAN BIASA VI: 
KAMIS 20 FEBRUARI 2014 
Yak. 2:1-9; Mzm. 34:2-3,4-5,6-7; Mrk. 8:27-33 

INJIL : 
Kemudian Yesus beserta murid-murid-Nya berangkat ke kampung-kampung di sekitar Kaisarea Filipi. Di tengah jalan Ia bertanya kepada murid-murid-Nya, kata-Nya: "Kata orang, siapakah Aku ini?" Jawab mereka: "Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia, ada pula yang mengatakan: seorang dari para nabi." Ia bertanya kepada mereka: "Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?" Maka jawab Petrus: "Engkau adalah Mesias!" Lalu Yesus melarang mereka dengan keras supaya jangan memberitahukan kepada siapapun tentang Dia. Kemudian mulailah Yesus mengajarkan kepada mereka, bahwa Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari. Hal ini dikatakan-Nya dengan terus terang. Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia. Maka berpalinglah Yesus dan sambil memandang murid-murid-Nya Ia memarahi Petrus, kata-Nya: "Enyahlah Iblis, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia." 

RENUNGAN : 
 Kalau masa sekarang ini banyak kita temukan spanduk atau foto para calek bertebaran di jalan-jalan atau di tempat tertentu, tentu tujuannya agar mereka dikenal oleh banyak orang sehingga kelak dipilih ketika pemilihan umum legislatif. Namun kalau Yesus menanyakan kepada para murid tentang pengenalan orang banyak atas diri-Nya, bukan karena Yesus ingin mengetahui apakah diri-Nya sudah terkenal atau tidak. Malahan Yesus tidak menghendaki orang banyak mengenal Dia karena mukjizat yang telah Dia perbuat, Yesus tidak mau kalau orang banyak hanya sekedar mengenal Dia tetapi sungguh mengenal-Nya sebagai Mesias sebagaimana yang dikehendaki oleh Allah. 

Memang ternyata menurut keterangan yang diberikan oleh para rasul, orang banyak mengenal Yesus hanya sebatas menganggap Yesus itu tidak ubahnya seperti Yohanes pembaptis atau nabi-nabi lain. Orang banyak itu belum sampai pada pengenalan yang sungguh-sungguh akan Yesus. Yesus jelas tidak puas dengan jawaban orang banyak itu. 

Oleh sebab itu, Yesus bertanya kepada para murid-Nya tentang siapa Dia menurut para murid-Nya. Yesus tentu mengharapkan bahwa para murid lebih mengenal Dia dibanding dari pengenalan orang banyak itu, sebab bagaimanapun para murid sudah sering hidup bersama dengan Yesus. Petrus mewakili para murid memberi jawaban bahwa Yesus adalah Mesias. Yesus puas dengan jawaban Petrus karena mengenal Yesus Mesias berarti Yesus jelas bukan hanya sekedar nabi sama seperti nabi lain, tetapi Mesias yang diutus oleh Allah untuk menyelamatkan manusia. 

Namun ternyata pengenalan para murid bahwa Yesus adalah Mesias belumlah seperti yang dikehendaki oleh Allah. Sebab ketika Yesus menjelaskan bahwa diri-Nya harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari. Yesus menjelaskan bahwa dirinya akan mengalami semuanya itu bukan karena Allah merencanakan demikian. Tetapi Allah menghendaki Mesias siap menerima dan menanggung semua resiko itu demi menyelamatkan manusia. 

Mendengar itu Petrus sangat keberatan sampe-sampe menarik Yesus dan menegor Dia. Petrus melakukan demikian karena gambaran Mesias yang dikenalnya bukan seperti yang dikehendaki oleh Tuhan. Menanggapi reaksi Petrus, Yesus sepertinya sangat kecewa sampe-sampe Yesus memarahi Petrus dengan berkata, "Enyahlah Iblis, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia." Petrus mengenal dan mengakui Yesus adalah Mesias tetapi tidak siap menerima kenyataan bahwa Yesus harus mengalami semuanya seperti yang dikatakan oleh Yesus kepada mereka. Petrus mengenal Yesus adalah Mesias tetapi Mesias sebagaimana yang dia pikirkan sendiri. 

Ini bisa dikatakan bahwa Petrus mengenal Yesus sebagai Mesias tetapi tidak mau mengikuti Yesus Mengenal sebagaimana yang dimaksud Yesus dalam injil hari ini tentu tidak hanya sekedar mengetahui siapa Yesus, bukan pula hanya sekedar pengakuan bahwa Yesus adalah Mesias. Mengenal yang dimaksud adalah Yesus adalah kita percaya Dia adalah Mesias sebagaimana dikehendaki oleh Allah. Bila kita percaya berarti kita juga mengikuti sabda dan teladan hidup-Nya. 

Namun mungkin pengenalan kita masih seperti pengenalan orang banyak pada saat itu. Tidak menutup kemungkinan bahwa kita mengenal Yesus sebagai seorang yang penuh kuasa, pembuat mekjizat atau hanya sebagai tempat untuk menyampaikan permohonan, sehingga kita datang kepada-Nya hanya kalau kita punya persoalan dan permohonan kepada Tuhan. Juga tidak menutup kemungkinan pengenalan kita kepada Yesus seperti Petrus yang dengan kata-kata mengenal bahwa Yesus adalah Mesias. 

Kitapun mungkin demikian adanya, mengakui Yesus adalah Mesias, tetapi bukan Mesias sebagaimana yang dikehendaki oleh Allah. Kita seperti Petrus bila kita hanya mengakui Yesus Mesias tetapi kita tidak mengikuti sabda dan tidak siap mengikuti jalan hidup yang ditempuh oleh Yesus. Kalau kita sungguh mengenal Yesus sebagaimana yang dikehendaki oleh Allah, berarti kita juga siap tolak dan mengalami penderitaan demi iman kepada Dia. Maka bila kita mengenal Yesus adalah Mesias tetapi kita tidak percaya kepada-Nya, tidak mengikuti Dia dengan siap menderita demi Dia, maka kita melakukan apa yang kita pikirkan, bukan yang dipikirkan oleh Allah. Dengan demikian, bila kita sungguh mengenal Yesus adalah Mesias, maka hidup kita seturut kehendak Yesus dan mengikuti teladan hidup-Nya. Amin.

Hukum Syariah diterapkan kepada warga non-Muslim

Hukum Syariah diterapkan kepada warga non-Muslim 

Pemerintah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam telah me
nyetujui hukum kontroversial, qanun tentang Jinayat dan hukum Acara Jinayat, yang mereapkan hukum Islam, yang berlaku bagi umat Muslim dan non-Muslim. Menyusul keputusan tersebut, komunitas Kristen di provinsi ini merasa takut dan khawatir, kata laporan-laporan.

Hukum Syariah biasanya terbatas hanya untuk umat Muslim. Abdullah Saleh, ketua Badan Legislatif Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) menegaskan bahwa hukum itu secara resmi mulai berlaku setelah Gubernur Zaini Abdullah menandatangani pada Desember lalu dan secara resmi diterapkan mulai tanggal 31 Desember. 

 Menurut Qanun itu, semua orang yang melanggar hukum tersebut, terlepas dari agama mereka, akan dinilai sesuai dengan hukum Islam. Umat non-Muslim yang melanggar hukum tersebut akan diadili di pengadilan sipil atau pengadilan Islam. Perwakilan dari Gereja-gereja dan aktivis hak asasi manusia telah menyerukan bahwa UU tersebut, “berbahaya bagi hak asasi manusia dan kebebasan beragama”. 

Para aktivis mengkritik cara yang dilakukan oleh kepolisian khusus untuk Syariat. Mereka berpatroli di jalan-jalan untuk memastikan kepatuhan hukum Islam tersebut, terutama pada adat dan kebiasaan masyarakat. Pihak berwenang telah berulang kali menyerah karena tekanan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI), yang memiliki otoritas terhadap hukum Syariah. 

MUI berargumen bahwa hukum itu untuk mengawasi perilaku yang mengganggu kehidupan masyarakat. Sejak penerapan Syariat Islam di Aceh, kaum perempuan tidak boleh memakai celana ketat atau rok mini. Sebanyak 62 orang, termasuk dua non-Muslim, ditahan dalam beberapa hari terakhir, karena mereka “memakai pakaian yang tidak pantas”.

Sumber: UCA News
Disadur dari: indonesia.ucanews.com

RENUNGAN HARIAN, PEKAN BIASA VI: RABU 19 FEBRUARI 2014

RENUNGAN HARIAN, PEKAN BIASA VI: 
RABU 19 FEBRUARI 2014 
(Konradus dr Piacenza ) 
Yak. 1:19-27; Mzm. 15:2-3ab,3cd-4ab,5; Mrk. 8:22-26 

INJIL : 
Suatu hari tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Betsaida. Di situ orang membawa kepada Yesus seorang buta dan mereka memohon kepada-Nya, supaya Ia menjamah dia. Yesus memegang tangan orang buta itu dan membawa dia ke luar kampung. Lalu Ia meludahi mata orang itu dan meletakkan tangan-Nya atasnya, dan bertanya: "Sudahkah kaulihat sesuatu?" Orang itu memandang ke depan, lalu berkata: "Aku melihat orang, sebab melihat mereka berjalan-jalan, tetapi tampaknya seperti pohon-pohon." Yesus meletakkan lagi tangan-Nya pada mata orang itu, maka orang itu sungguh-sungguh melihat dan telah sembuh, sehingga ia dapat melihat segala sesuatu dengan jelas. Sesudah itu Yesus menyuruh dia pulang ke rumahnya dan berkata: "Jangan masuk ke kampung!" 

RENUNGAN : 
 "Sudahkah kaulihat sesuatu?" 

Dalam kisah penyembuhan orang buta sebagaimana kita dengarkan dalam injil hari ini, Yesus tidak langsung menyembuhkan orang buta itu dan Yesus juga menyembuhkan orang itu bukan di tengah orang banyak. Yesus membawa orang buta itu keluarga kampung, meludahi mata orang buta itu dan meletakkan tangan atas orang itu. Yesus juga sampai dua kali menjamah orang buta itu karena pada jamahan pertama orang buta itu belum melihat dengan jelas, baru setelah kedua kali Yesus menjamah orang buta itu, orang buta itu baru melihat dengan jelas. 

Yesus melakukan proses demikian bukan karena Yesus tidak bisa langsung menyembuhkan orang buta itu. Namun Yesus melakukan demikian karena Yesus tidak mau bahwa orang buta itu melihat Dia hanya sebagai seorang penyembuh saja atau pelaku mukjizat saja. Apalagi dengan jelas kita ketahui dalam injil bahwa orang buta itu dibawa oleh orang kepada Yesus untuk disembuhkan bukan dia sendiri yang memohon penyembuhan dari Yesus. 

Jadi bisa dikatakan bahwa orang buta itu belum percaya kepada Yesus. Oleh sebab itu ketika Yesus bertanya apakah dia sudah melihat sesuatu, orang buta itu hanya mengatakan "Aku melihat orang, sebab melihat mereka berjalan-jalan, tetapi tampaknya seperti pohon-pohon." Orang buta itu belum melihat dengan jelas Yesus yang ada di depan matanya. Baru setelah Yesus menjamah orang buta itu kembali, orang buta itu bisa melihat dengan jelas. Yesus tidak bertanya untuk kedua kalinya kepada orang buta itu, tetapi penginjil mengatakan bahwa orang buta itu akhirnya sungguh-sungguh melihat dan telah sembuh sehingga bisa melihat segala sesuatunya dengan jelas . 

Sesudah orang buta itu sembuh, Yesus menyuruh orang itu jangan masuk ke kampung. Yesus tidak menjelaskan mengapa Yesus melarang dia masuk ke kampung. Namun kita bisa mengartikan bahwa larangan Yesus itu bisa berarti menyuruh orang buta yang telah sembuh itu tidak kembali ke hidup masa lalunya tetapi hidup menjadi manusia baru yang telah mendapatkan sentuhan kasih dari Yesus. Kitapun seringkali menyampaikan permohonan kepada Yesus. Namun kita mungkin bisa merenungkan bahwa kita menyampaikan permohonan kepada Yesus bukan karena kita sungguh percaya kepada Yesus, kita bisa saja menganggap bahwa Yesus itu pelaku mukjizat saja sehingga kita datang kepada Dia hanya kalau kita mempunyai permohonan kepada Dia. 

Tuhan tahu apakah kita memohon karena iman atau hanya karena terpaksa. Oleh sebab itu, Yesus tidak langsung mengabulkan permohonan kita, Dia membawa kita ke luar dari kampung atau dari pemikiran atau kehendak kita yang hanya mengharapkan permohonan tetapi tidak sungguh percaya kepada Dia, Yesus menjamah kita terlebih dahulu sampai pada akhirnya kita mampu melihat kehadiran kasih-Nya dalam hidup kita. Baru setelah kita melihat kehadiran-Nya atau merasakah sentuhan kasih-Nya kepada kita, Yesus mengabulkan permohonan kita. Yesus tidak menghendaki bahwa kita datang kepada-Nya hanya kalau kita mempunyai permohonan dan menganggap Dia hanya sebagai orang yang bisa lakukan apa yang tidak bisa dilakukan oleh manusia. Yesus mengharapkan bahwa kita datang kepada Dia setiap saat dalam kehidupan kita karena kita percaya bahwa Dia adalah Tuhan kita. Amin.

RENUNGAN HARIAN, PEKAN BIASA VI: SELASA 18 FEBRUARI 2014

RENUNGAN HARIAN, PEKAN BIASA VI: 
SELASA 18 FEBRUARI 2014 
(Fransiskus Regis Clet ) 
Yak. 1:12-18; Mzm. 94:12-13a,14-15,18-19; Mrk. 8:14-21 

INJIL : 
Dalam perjalananNya ternyata murid-murid Yesus lupa membawa roti, hanya sebuah saja yang ada pada mereka dalam perahu. Lalu Yesus memperingatkan mereka, kata-Nya: "Berjaga-jagalah dan awaslah terhadap ragi orang Farisi dan ragi Herodes." Maka mereka berpikir-pikir dan seorang berkata kepada yang lain: "Itu dikatakan-Nya karena kita tidak mempunyai roti." Dan ketika Yesus mengetahui apa yang mereka perbincangkan, Ia berkata: "Mengapa kamu memperbincangkan soal tidak ada roti? Belum jugakah kamu faham dan mengerti? Telah degilkah hatimu? Kamu mempunyai mata, tidakkah kamu melihat dan kamu mempunyai telinga, tidakkah kamu mendengar? Tidakkah kamu ingat lagi, pada waktu Aku memecah-mecahkan lima roti untuk lima ribu orang itu, berapa bakul penuh potongan-potongan roti kamu kumpulkan?" Jawab mereka: "Dua belas bakul." "Dan pada waktu tujuh roti untuk empat ribu orang itu, berapa bakul penuh potongan-potongan roti kamu kumpulkan?" Jawab mereka: "Tujuh bakul." Lalu kata-Nya kepada mereka: "Masihkah kamu belum mengerti?" 

 RENUNGAN : 
Kita tidak tahu mengapa para murid sampai lupa membawa roti perbekalan mereka. Apakah memang lupa karena sibuk atau sengaja tidak membawanya. Kita juga tidak tahu pasti mengapa Yesus tiba-tiba mengatakan supaya mereka berjaga-jaga dan awas terhadap ragi orang Farisi dan ragi Herodes. Wajar para murid berpikir bahwa Yesus mengatakan demikian karena mereka lupa membawa roti perbekalan mereka. Namun kiranya Yesus mengatakan demikian bukan karena para murid kelupaan membawa bekal mereka, sebab bagi Yesus hal itu tidak masalah. 

Yesus menggunakan kesempatan itu untuk mengajar dan mengingatkan para murid sehubungan dengan makanan. Bekal dan makanan itu penting tetapi seringkali karena makanan orang jatuh pada hal yang tidak baik. Yang dimaksud dengan ragi orang Farisi dan Herodes adalah cara-cara yang jahat yang dipakai untuk mempengaruhi orang lain. 

Cara-cara itu bisa berarti cara jahat yang digunakan lewat makanan. Hal demikian seringkali terjadi dalam kehidupan kita. Begitu sering kita temui bahwa bila orang kelaparan, mereka akan bisa melakukan apa saja demi untuk mendapatkan makanan, bahkan bisa melakukan hal yang tidak baik. Kita juga seringkali menemukan orang mempengaruhi orang lain dengan memberikan makanan sehingga orang yang diberi makanan akan tunduk pada apapun yang diperintahkan orang yang memberi makan. 

Cara ini masih terjadi hingga saat ini. Kita lihat saja masa sekarang ini, seringkali ketika orang kampanye mereka membagi-bagikan makanan kepada rakyat miskin. Makanan dipakai menjadi alat untuk menguasai orang lain. Hal inilah yang mau dikatakan oleh Yesus kepada para murid dan juga kepada kita. Makanan itu penting bagi kehidupan kita, namun jangan karena makanan kita menjadi disesatkan atau tersesat. Jangan pula menjadikan makanan sebagai alat untuk menguasai orang lain. 

Kita harus tetap percaya bahwa kita hidup bukan terutama karena makanan tetapi karena Tuhan yang memberi kita hidup dan memberkati hidup kita. Kita juga harus yakin bahwa Tuhan mampu berbuat apa saja untuk kita dan Tuhan pasti akan memberi kita makanan bahkan rahmat dan berkat-Nya yang perlu bagi kita asal kita tetap setia percaya kepada-Nya. Amin.

RENUNGAN HARIAN, PEKAN BIASA VI: SENIN 17 FEBRUARI 2014

RENUNGAN HARIAN, PEKAN BIASA VI: 
SENIN 17 FEBRUARI 2014 
(Tujuh Saudara Suci Pendiri Tarekat Hamba-hamba SP. Maria) 
Yak. 1:1-11; Mzm. 119:67,68,71,72,75,76; Mrk. 8:11-13 

INJIL : 
Pada waktu itu muncullah orang-orang Farisi dan bersoal jawab dengan Yesus. Untuk mencobai Dia mereka meminta dari pada-Nya suatu tanda dari sorga. Maka mengeluhlah Ia dalam hati-Nya dan berkata: "Mengapa angkatan ini meminta tanda? Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kepada angkatan ini sekali-kali tidak akan diberi tanda." Ia meninggalkan mereka; Ia naik pula ke perahu dan bertolak ke seberang. 

RENUNGAN : 
 Bagi orang Farisi, Yesus adalah musuh bebuyutan, mereka selalu mencari cara untuk menjatuhkan dan bahkan menyingkirkan Yesus. Mereka melakukan demikian, bukan karena Yesus melakukan yang tidak benar, namun semata-mata karena kehadiran Yesus dianggap merupakan ancaman bagi mereka. Kehadiran Yesus dianggap menjadi ancaman bagi orang-orang Farisi karena banyak orang yang dulu mengikuti mereka akhirnya beralih kepada Yesus. Ini tentu sangat merugikan mereka. Juga karena Yesus tidak segan-segan menegur dan mengkritik mereka. Jadi jelas bahwa mereka tidak menyukai Yesus hanya karena cemburu dan merasa terancam. Oleh sebab itu mereka selalu berusaha untuk memojokkan Yesus. 

Hal ini pula yang kita dengarkan dalam injil hari ini. Mereka meminta dari Yesus tanda dari sorga. Mereka meminta dari Yesus tanda dari sorga bukan karena percaya kepada Yesus, tetapi untuk mencobai Yesus. Kita tidak tahu apa yang mereka maksud tanda dari sorga. Namun dengan meminta tanda dari sorga itu, mereka berpikir bahwa Yesus bukan dari sorga jadi Yesus tidak akan bisa memberi tanda dari sorga. Mereka berpikir bahwa permintaan itu akan memojokkan Yesus. Namun Yesus tahu kebusukan hati mereka. Yesus tidak melayani permintaan mereka, karena mereka meminta itu bukan karena percaya tetapi untuk mencobai Yesus. 

Lagi pula, walaupun Yesus memberi tanda dari sorga toh mereka tidak akan percaya. Terlebih Yesus tidak melayani permintaan mereka karena seharusnya mereka sudah melihat tanda dari sorga yang sudah ada di hadapan mereka yakni Yesus sendiri. Yesus lah tanda dari sorga yakni Yesus yang diutus oleh Allah Bapa untuk menyatakan kasih-Nya kepada manusia lewat pengajaran dan mukjizat yang dilakukan-Nya. Seharusnya orang-orang Farisi dengan melihat apa yang diperbuat oleh Yesus, harusnya mereka tidak perlu lagi meminta tanda dari sorga. 

Namun karena mereka tidak percaya kepada Yesus, maka mereka tidak bisa melihat tanda nyata itu dan tidak akan pernah percaya. Kita yang percaya kepada Yesus tentunya tidak perlu lagi meminta tanda dari Yesus agar kita baru percaya. Bila kita sungguh percaya kepada Yesus adalah Tuhan kita, kita pasti bisa melihat tanda yang dibuat oleh Yesus dalam kehidupan kita. Namun seringkali kita masih seringkali seperti orang Farisi yang mengharapkan tanda besar dari Yesus baru kita sungguh percaya kepada Dia. 

Namun sebenarnya banyak tanda yang diberikan oleh Yesus dalam hidup kita namun karena kita kurang percaya maka kita tidak bisa melihat tanda-tanda itu. Selain itu, beriman tidak mengharapkan tanda tetapi harus menjadi tanda bagi orang lain. Maka semoga kita menjadi tanda Yesus bagi sesama kita. Amin.

 
Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan! (2Kor 8:14)