Pembangunan Gereja Paroki Tigalingga

Pembangunan Gereja Paroki sedang berlangsung. Kami sangat mengarapkan uluran kasih para Saudara untuk membantu.

Gotong Royong Pembangunan Gereja

Tidak ada kata yang bisa melukiskan pengalaman indah pada waktu gotong royong pengecoran lantai 2 bangunan Gereja selain, suatu keyakinan bahwa semuanya dapat terlaksana adalah karena MUKJIJZAT ALLAH BEKERJA.

Pengecoran Lantai Panti Imam Gereja

Pengecoran Lantai 2 bangunan Gereja ini dilakukan pada hari Selasa, 30 Agustus 2011 yang lalu. Luas yang dicor adalah 19 m x 24 m. Hujan yang mengguyur tidak menyurutkan semangat umat.

Kerjasama Imam dan Umat

Uskup emeritus KAM, Mgr. A.G.Pius Datubara OFM.Cap, datang berkunjung ke Paroki dan memberi semangat pada umat dalam pembangunan Gereja Paroki. Para pastor juga ikut berkerja bersama umat dalam pembangunan Gereja.

Misa Tridentin: Warisan Liturgi Yang Dipertahankan

HIDUPKATOLIK.com - Paus Benediktus XVI mengeluarkan Surat Apostolik Summorum Pontificum yang menjamin penggunaan Misa Tridentin...

Pembinaan Para Pengurus Gereja

Tidak sedikit umat katolik yang kerap menganggap bahwa Liturgi adalah sekedar perayaan wajib biasa yang dilaksanakan pada hari minggu.

Pertemuan Ibu-Ibu dan Pesta Pelindung Paroki

Pertemuan para ibu se-paroki telah terlaksana pada hari Kamis-Sabtu, 15 s/d 16 Juli 2011. Pertemuan ini mengundang semua ibu katolik yang ada di paroki untuk hadir dalam pertemuan/pembinaan para ibu katolik dan juga segaligus menjalin kebersamaan para ibu. Penutupan pertemuan sikaligus Pesta Pelindung Paroki.

Pembinaan Asmika se-Paroki

Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku; inilah yang menjadi tema dari pertemuan dan pembinaan minggu gembira yang telah berlangsung dengan sangat baik.

Mudika Ambil bagian dalam pembangunan Gereja Paroki

Mudika paroki tidak mau berpangku tangan melihat pembangunan Gereja paroki. Para mudika juga ambil bagian dengan mengumpulkan kerikil di sungai.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 1)

Umat dari lingkungan paroki dan juga dari beberapa stasi kembali bekerja sama dengan bergotong royong membangun gereja paroki. Untuk kali ini, umat bergotong royong men-cor lantai balkon bangunan Gereja.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 2)

Allah peduli. Karena kepedulian Allah atas pembangunan rumah-Nya ini, maka kami kamipun peduli dan bisa melanjutkan pembangunanini. Kepedulian Allah kami rasakan juga lewat kepedulian para Saudara.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 3)

Mari kita memuliakan Tuhan, tidak hanya dengan kata2 indah, tetapi dengan perbuatan nyata dengan rela berkorban.

Pertemuan akhir Tahun 2011 Pengurus Gereja se-Paroki

Para pengurus Gereja adalah ‘ujung tombak’ Gereja khususnya di stasi-stasi. Peran para pengurus Gereja ini sangat sentral dalam kehidupan Gereja di stasi-stasi.

Gua Maria dan Menyambut Hari Raya Natal

Persiapan menyambut hari Raya Natal 25 Desember 2011.

Rahmat dan Perlindungan Tuhan

Pastor Anton Manik O.Carm selamat dari kecelakaan mobil masuk jurang.

Rekoleksi dan Aksi Panggilan

Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku.

Pesan Prapaskah Kepausan 2012

"Kita Tidak Boleh Diam Saja terhadap Kejahatan" "Marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik" (Ibr. 10:24).

Pembangunan Gereja Santo Petrus Stasi Rante Besi

Dalam kemiskinan, kesederhanaan, umat membangunan Gereja. Meraka tidak memiliki uang, tetapi mereka memiliki harapan dan iman pada Tuhan.

Misa Perdana Pastor Andreas Korsini Lamtarida Simbolong O.Carm

Puji Syukur pada Tuhan, karena berkat-Nya, misa Perdana Pastor Andreas Lamtarida Simbolon O.Carm bersama 4 Pastor Karmel yang baru ditahbiskan, dapat terlaksana dengan baik pada hari Rabu 31 Oktober 2012 di Stasi Gundaling 1, paroki Maria dari gunung Karmel Tigalingga.

Bakti Sosial : Pengobatan Gratis

Dalam Rangka Menyongsong Jubileum Gereja Katolik di Dairi dan Pakpak Bharat, diadakan bakti Sosial Pengobatan Gratis di Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, pada 9 Desember 2012 yg lalu. Puji syukur pada Tuhan, kegiatan ini berlangsung dengan sangat memuaskan.

Mari Berbagi Berkat Tuhan

 photo UskupEmeritusKAMMgrPiusDautabra.jpg Photobucket

MENDAMBAKAN BERKAT TUHAN

SYALOM...SELAMAT DATANG.
"Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan."(2Kor 8:14)
"Muliakanlah Tuhan dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu." (Amsal 3:9)
"Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya." (Amsal 3:27)
"Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?" (1 Yohanes 3:17)
Saya Pastor Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, atas nama Panitia Pembangunan dan semua umat, memohon bantuan uluran kasih/dana untuk pembangunan Gereja Paroki. Kami sangat membutuhkan berkat Tuhan lewat uluran tangan dari para donatur.
Kami berharap dan berdoa Para Saudara berkenan berbagi berkat Tuhan kepada kami untuk pembangunan Gereja ini yang adalah rumah Tuhan sendiri.
BRI 5379 Unit Tigalingga Sidikalang
No. Rekening : 5379-01-000112-50-8
Nama : PANITIA PEMBANGUNAN GEREJA KATOLIK.
ATAU
BCA KCU MEDAN
NO.0222053453.
Atas Nama : ADYTIA PERMANA P.
(Adytia Permana P. adalah Romo Adytia Permana Perangin-angin O.Carm. Beliau dulu bertugas di Paroki Tigalingga, juga mengawali pembangunan ini, namun sekarang beliau bertugas di Keuskupan Agung Medan sebagai ekonom.Beliau kami minta buka rekening di BCA khusus untuk pembangunan ini, karena di daerah kami tidak ada BCA.)
Kami sangat senang bila sudah mentransfer persembahan, bapak/ibu/saudara/saudari memberitahukan ke kami melalui:
E mail ke :.
parokimariagk3lingga@yahoo.com
atau di SMS ke:.
Romo Anton Manik O.Carm : 081370836645
Romo Willy O.Carm : 081333837433
Untuk lebih jelasnya permohnan kami ini, Para Saudara dapat melihatnya di sini.... Sehubungan dengan Gambar pembangunan dapat melihatnya di sini....
Demikian kiranya Permohonan ini kami sampaikan. Atas dukungan, doa dan bantuan Bapak, Ibu dan Para Saudara-Saudari, kami mengucapkan banyak terima kasih.Berkat Tuhan senantiasa menyertai kita semua. Amin.
HORMAT KAMI:
Pastor Antonius Manik O.Carm

VARIA PAROKI

REKOLEKSI DAN AKSI PANGGILAN TELAH TERLAKSANA DENGAN SANGAT BAIK ;"> "APA YANG KAMU CARI?" (Yoh 1:38).
Puji syukur pada Tuhan, karena Rekoleksi dan Aksi panggilan untuk siswa-siswi Katolik Usia SMP dan SMA se-paroki Tigalingga sudah terlaksana dengan sangat baik. Kegiatan ini dihadiri hampir 400 orang anak. Semuanya dapat terlaksana hanya karena berkat Tuhan. Terimakasih juga kami sampaikan kepada semua Saudara yang telah mendukung dan mendoakan kegaitan kami ini. Kegiatan ini dilaksanakan hanya dengan menggunakan dana partisipasi peserta dan swadaya paroki, karena tidak mendapatkan bantuan dari donatur manapun, namun karena berkat Tuhan dan doa para Saudara, semuanya dapat berjalan dengan sangat baik. Semoga dari antara anak-anak ini, kelak ada yang menjadi Imam dan biarawan-biarawati.
Photobucket
Tuhan memberkati kita.
Kegembiraan dan Persaudaraan
Photobucket
Hari Ulang tahun Romo Anton M.Carm yang seharusnya tanggal 15 Januari 2010, baru dirayakan hari Minggu Minggu 16 Januari 2011 lalu, bersama Romo-romo Karmel se-Dairi, bersama beberapa umat Paroki Tigalingga di Aula Paroki Tigalingga. Pada kesempatan itu, Rm. Bernad O.Carm, pastor paroki Sidikalang memberi kado ulang tahun yakni 20 sak semen untuk pembangunan Gereja dan Rm. Anton sendiri menyumbangkan semua hadiah ultah untuk pembangunan Gereja. Saat itu, hadiah uang yang diperoleh sebanyak Rp. 1.100.000,-. Lumayanlah untuk tambahan dana pembangunan Gereja. Trimakasih buat semuanya.
Saldo Pesta Pelantikan Pengurus Gereja dan Penerimaan Sakramen Krisma, 6-7 Nop. 2010.
Pada hari Kamis 18 Nopember 2010 telah diadakan Evaluasi dan pembubaran Panitia. Saldo dari kegiatan tersebut adalah Rp. 22.320.500 Acara ini dapat berjalan dengan baik karena partisipasi semua umat. Dana juga bisa Saldo karena umat menyumbangkan hasil-hasil pertanian mereka dengan harapan ada Saldo untuk pembangunan Gereja Paroki.Jadi selain dana partisipasi dari umat, juga umat menyumbangkan hasil pertanian yang dibutuhkan untuk mengurangi dana konsumsi. Syukur pada Tuhan, akhirnya memang ada saldo untuk dana pembangunan Gereja. Terimakasih kami ucapkan kepada semua umat Paroki, DPP, Para Panitia, Para Donatur dan siapa saja yang mendoakan dan mendukung kegitan ini. Yesus memberkati kita semua selalu. Amin.

RENUNGAN HARI MINGGU ADVEN IV TAHUN B, 18 Desember 2011

RENUNGAN HARI MINGGU ADVEN IV TAHUN B, 18 Desember 2011
2Sam 7:1-5,8b-12,14a,16, Mzm 89:2-3,4-5,27,29, Rm 16:25-27, Luk 1:26-3

BACAAN INJIL: Luk 1:26-3

“Engkau akan mengandung dan melahirkan seorang Putera.”

Pada suatu hari Allah mengutus malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret, kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria. Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: "Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau." Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu. Kata malaikat itu kepadanya: "Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan." Kata Maria kepada malaikat itu: "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?" Jawab malaikat itu kepadanya: "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah. Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, iapun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu. Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil." Kata Maria: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." Lalu malaikat itu meninggalkan dia.

RENUNGAN:
"Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu."

Hari raya Natal sudah mendekat dan kepada kita hari ini ditampilkan tokoh bunda Maria. Kalau beberapa minggu sebelumnya kepada kita ditampilkan tokoh Yohanes Pemandi yang menyerukan kedatangan Tuhan Yesus dan menyerukan pertobatan, hari ini kepada kita ditawarkan bunda Maria yang menjadi teladan kita dalam menyambut kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus.

Apa yang perlu kita persiapkan dalam menyambut kelahiran Tuhan Yesus yang sudah semakin mendekat? Untuk itu mari kita renungkan Injil hari ini yang berbicara tentang Maria, yang menjadi teladan iman bagi kita.

Maria adalah wanita yang masih muda dan manusia biasa seperti kita. Sebagai manusia biasa tentu wajar bahwa dia kaget ketika malaikat Gabriel datang mengunjungi dia. Maria sadar bahwa dia bukan siapa-siapa, manusia biasa, tetapi melaikat Allah berkenan mengunjunginya. Kekagetan Maria semakin memuncak ketika malaikat Gabriel mengatakan bahwa dia akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki yang harus dinamainya Yesus, anak itu akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Bagi Maria ini tentu hal yang mustahil, sebab dia sendiri belum menikah, masih hanya bertunangan dengan Yusuf. Jadi suatu hal yang mustahil bahwa dia akan mengandung, melahirkan seorang anak laki-laki. Selain itu dia juga sadar resiko yang harus dihadapinya bila dia mengandung sebelum menikah, yakni hukum rajam sampai mati. Maria lebih bingung lagi karena dikatakan bahwa anak yang dia kandung adalah disebut kudus dan anak Allah. Tentu Maria sadar dan berpikir bagaimana mungkin bahwa dirinya sebagai manusia biasa tetapi dipakai oleh Allah mengandung dan melahirkan Anak Allah yang kudus. Dalam kebingungannya itu, malaikan Tuhan menyatakan bahwa Roh Kudus akan menyertainya senantiasa dan juga meneguhkan iman Maria dengan mengatakan perbuatan Allah yang sungguh besar terjadi pada saudarinya Elisabet yang sudah mengandung 6 bulan padahal Elisabet dikatakan mandul. Penjelasan dan janji malaikat itu menguatkan Maria sehingga dia berani berkata, “Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanmu.” Maria sungguh berani menerima dan percaya akan pernyataan Allah lewat malaikat Allah. Maria sungguh percaya bahwa Allah tentu akan memenuhi janji-Nya dan tidak akan mendatangkan kemalangan bagi dirinya. Iman Maria nyata dalam percaya akan janji Allah bahwa Allah akan setia pada janji-Nya, terungkap dalam keyakinan bahwa Allah akan senantiasa memberi berkat sukacita kepada umat-Nya, bukan kemalangan, dan iman Maria terungkap dalam sikap berlaku sebagai hamba yang siap menerima dan melaksanakan kehendak Tuhan.

Sungguh memang layaklah Maria menjadi teladan iman, juga dalam mempersiapkan diri menyambut kelahiran Tuhan kita Yesus Kristus. Maka yang perlu kita persiapkan adalah iman kepada Tuhan. Maria kita perbaharui dan perdalam iman kita, bahwa yang sendang kita nanti-natikan kelahiran-Nya adalah Anak Allah yang kudus. Kelahiran Yesus adalah pemenuhan janji Allah kepada Maria dan kepada kita semua, bahwa Allah akan senantiasa menyertai kita, bahwa Allah tinggal diam bersama dengan kita manusia. Tuhan yang hadir dan menyertai manusia, Dia tidak akan membiarkan kita dalam kemalangan, Dia akan memberi kita berkat sukacita seperti yang diberikan-Nya kepada bunda Maria. Dengan demikian, kita merayakan Natal dengan kegembiraan iman, bahwa Tuhan memenuhi janji-Nya untuk senantiasa menyertai kita.

Kiranya kita perlu memperbaharui iman bahwa Allah senantiasa menyertai hidup kita dan mengaungerahkan berkat-Nya kepada kita, Dia tidak pernah memberi hukuman atau kemalangan kepada manusia. Saat ini kiranya orang begitu sulit mengakui bahwa Tuhan menyertai hidupnya dan Tuhan lah yang telah menganugerahkan hidup dan berkat-Nya sehingga kita bisa hidup dan memiliki apa yang kita miliki sekarang ini. Banyak orang menganggap bahwa hidup dan semua yang ada padanya bukan karena kasih dan berkat Tuhan, tetapi menganggap semuanya itu adalah karena kerja kerasnya, usahanya dan karena itu menganggap semuanya adalah miliknya yang hanya untuk dia nikmati sendiri. Hal yang demikian juga mungkin sering terjadi atas kita. Maka baiklah iman kita, kita perbaharui bahwa hidup kita dan semua yang ada pada kita, adalah karena Tuhan menyertai hidup kita dan Dia pula telah menganugerahkan berkat-Nya kepada kita.

Sehubungan dengan hal ini, coba kita renungkan apa yang dikatakan Tuhan kepada Daud. Daud ingin mendirikan rumah bagi Tuhan. Apa yang direncanakan Daud adalah baik, tetapi Tuhan tidak menghendakinya. Tindakan Daud seakan menyiratkan bahwa dia telah sanggup mendirikan rumah bagi Allah karena dia telah mempunyai kekayaan dan sudah makmur. Daud ingin menyenangkan Tuhan dengan mendirikan rumah buat Tuhan. Tuhan tidak menghendakinya. Yang Tuhan kehendaki adalah iman kepada-Nya bahwa Tuhanlah sumber segala yang baik. Allah menghendaki agar Daud senantiasa sadar bahwa Allah senantiasa setia pada janji-Nya kepada Daud dan keturunannya, bahwa Allah senantiasa memberkati mereka. Allah menghendaki agar Daud senantiasa menyadari bahwa hidup dan segala sesuatu yang dia miliki saat itu adalah semata-mata karena Allah telah memenuhi janjinya kepada Daud. Iman inilah yang harus senantiasa ada dalam diri Daud, bukan membangun rumah bagi Tuhan. Karena bisa saja Daud mendirikan rumah bagi Tuhan, bukan untuk memuliakan Tuhan tetapi karena menganggap bahwa dirinya sudah mampu dan untuk membanggakan diri di hadapan sesama dan di hadapan Allah.

Sama halnya dengan zaman ini, banyak orang ingin menyenangkan Allah dengan memberi sumbangan ini itu, membangun gereja atau yang lainnya, tetapi itu bukan karena iman untuk memuliakan Allah, tetapi bisa jadi untuk kebanggaan diri, memperlihatkan kepada sesama bahwa dia punya banyak dan mampu melakukan seperti yang dilakukan Tuhan terhadap manusia. Sebab bisa jadi orang itu melakukan banyak hal yang dianggap mau menyenangkan Tuhan, tetapi tidak hidup melakukan kehendak Tuhan. Tuhan tidak membutuhkan itu, yang lebih dimintai oleh Tuhan adalah iman bahwa Tuhanlah sumber hidup dan segala sesuatu berkat yang ada pada kita manusia. Dengan kesadaran ini, tentu kita seperti Maria, senantiasa bersyukur akan hidup dan terutama bahwa kita adalah hamba Tuhan yang harus siap melaksanakan kehendak Tuhan kapanpun dan di manapun. Maria dengan keteguhan iman mengatakan bahwa dirinya adalah hamba Tuhan, dan siap melaksanakan kehendak Tuhan yang dinyatakan kepadanya. Maria juga sebagai hamba Tuhan, memasrahkan seluruh hidupnya kepada penyelenggaraan Tuhan.

Dengan demikian kita diajak memperbaharui iman, bahwa hidup dan semua yang kita miliki adalah anugerah Tuhan. Sehingga kita selalu sadar bahwa kita adalah hamba Tuhan, harus siap melaksanakan sabda dan kehendak Tuhan kapanpun dan di manapun. Dan sebagai hamba Tuhan, kita senantiasa berserah diri pada Tuhan, karena percaya bahwa Tuhan akan senantiasa menyertai kita dan akan memberikan yang terbaik kepada kita, Tuhan tidak akan pernah memasukkan dan membiarkan kita hidup dalam kemalangan.

Maka semoga, kita memperbaharui iman kita akan Tuhan seperti iman bunda Maria. Amin.

BACAAN HARI MINGGU ADVEN IV TAHUN B, 18 Desember 2011

BACAAN HARI MINGGU ADVEN IV TAHUN B, 18 Desember 2011
2Sam 7:1-5,8b-12,14a,16, Mzm 89:2-3,4-5,27,29, Rm 16:25-27, Luk 1:26-3

BACAAN I: 2Sam 7:1-5,8b-12,14a,16

“Kerajaan Daud akan tetap di hadapan Tuhan sampai kekal.’

Ketika raja telah menetap di rumahnya dan TUHAN telah mengaruniakan keamanan kepadanya terhadap semua musuhnya di sekeliling, berkatalah raja kepada nabi Natan: "Lihatlah, aku ini diam dalam rumah dari kayu aras, padahal tabut Allah diam di bawah tenda." Lalu berkatalah Natan kepada raja: "Baik, lakukanlah segala sesuatu yang dikandung hatimu, sebab TUHAN menyertai engkau." Tetapi pada malam itu juga datanglah firman TUHAN kepada Natan, demikian: "Pergilah, katakanlah kepada hamba-Ku Daud: Beginilah firman TUHAN: Masakan engkau yang mendirikan rumah bagi-Ku untuk Kudiami? Oleh sebab itu, beginilah kaukatakan kepada hamba-Ku Daud: Beginilah firman TUHAN semesta alam: Akulah yang mengambil engkau dari padang, ketika menggiring kambing domba, untuk menjadi raja atas umat-Ku Israel. Aku telah menyertai engkau di segala tempat yang kaujalani dan telah melenyapkan segala musuhmu dari depanmu. Aku membuat besar namamu seperti nama orang-orang besar yang ada di bumi. Aku menentukan tempat bagi umat-Ku Israel dan menanamkannya, sehingga ia dapat diam di tempatnya sendiri dengan tidak lagi dikejutkan dan tidak pula ditindas oleh orang-orang lalim seperti dahulu, sejak Aku mengangkat hakim-hakim atas umat-Ku Israel. Aku mengaruniakan keamanan kepadamu dari pada semua musuhmu. Juga diberitahukan TUHAN kepadamu: TUHAN akan memberikan keturunan kepadamu. Apabila umurmu sudah genap dan engkau telah mendapat perhentian bersama-sama dengan nenek moyangmu, maka Aku akan membangkitkan keturunanmu yang kemudian, anak kandungmu, dan Aku akan mengokohkan kerajaannya. Aku akan menjadi Bapanya, dan ia akan menjadi anak-Ku. Apabila ia melakukan kesalahan, maka Aku akan menghukum dia dengan rotan yang dipakai orang dan dengan pukulan yang diberikan anak-anak manusia. Keluarga dan kerajaanmu akan kokoh untuk selama-lamanya di hadapan-Ku, takhtamu akan kokoh untuk selama-lamanya."

MAZMUR TANGGAPAN : Mzm 89:2-3,4-5,27,29

Reff.: Aku hendak menyanyikan kasih setia Tuhan selama-lamanya.

1. Sebab kasih setia-Mu dibangun untuk selama-lamanya; kesetiaan-Mu tegak seperti langit.
Engkau telah berkata: "Telah Kuikat perjanjian dengan orang pilihan-Ku, Aku telah bersumpah kepada Daud, hamba-Ku

2. Untuk selama-lamanya Aku hendak menegakkan anak cucumu, dan membangun takhtamu turun-temurun." Sela) Sebab itu langit bersyukur karena keajaiban-keajaiban-Mu, ya TUHAN, bahkan karena kesetiaan-Mu di antara jemaah orang-orang kudus.

3. Akupun juga akan mengangkat dia menjadi anak sulung, menjadi yang mahatinggi di antara raja-raja bumi.
Aku menjamin akan adanya anak cucunya sampai selama-lamanya, dan takhtanya seumur langit.

BACAAN II: Rm 16:25-27
“Misteri yang berabad-abad lamanya tersembunyi kini dinyatakan.”

Bagi Dia, yang berkuasa menguatkan kamu, ?menurut Injil yang kumasyhurkan dan pemberitaan tentang Yesus Kristus, sesuai dengan pernyataan rahasia, yang didiamkan berabad-abad lamanya, tetapi yang sekarang telah dinyatakan dan yang menurut perintah Allah yang abadi, telah diberitakan oleh kitab-kitab para nabi kepada segala bangsa untuk membimbing mereka kepada ketaatan iman? bagi Dia, satu-satunya Allah yang penuh hikmat, oleh Yesus Kristus: segala kemuliaan sampai selama-lamanya! Amin.

BACAAN INJIL: Luk 1:26-3

“Engkau akan mengandung dan melahirkan seorang Putera.”

Pada suatu hari Allah mengutus malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret, kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria. Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: "Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau." Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu. Kata malaikat itu kepadanya: "Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan." Kata Maria kepada malaikat itu: "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?" Jawab malaikat itu kepadanya: "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah. Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, iapun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu. Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil." Kata Maria: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." Lalu malaikat itu meninggalkan dia.

KWI: Umat Katolik Jangan Terprovokasi

KWI: Umat Katolik Jangan Terprovokasi

JAKARTA, KOMPAS.com —
Umat Katolik diharapkan tidak terprovokasi dengan perusakan patung Bunda Maria. Penanganan dapat diserahkan kepada pihak berwajib.

"Percayakan kepada aparat kepolisian untuk menindak mereka sesuai dengan hukum berlaku karena pelaku jelas melanggar keadaban hukum. Kami juga meminta aparat kepolisian bertindak profesional," kata Sekretaris Eksekutif Komisi Hubungan Agama dan Kepercayaan Konferensi Waligereja Indonesia Antonius Benny Susetyo Pr di Jakarta, Jumat (16/12/2011).

Patung Bunda Maria, patung malaikat, serta tempat air suci di Gua Sendang Pawitra Sinar Surya Tawangmangu, Solo, dirusak pada Rabu (14/12/2011) malam. Perusakan baru diketahui keesokan paginya.

Selama ini, kata Benny, persaudaraan umat Katolik dengan masyarakat sekitar terjalin dengan baik. Bahkan, warga mendukung dengan menjaga dan memberi layanan kepada peziarah.

Disadur dari: kompas.com

Tempat Ziarah Goa Maria di Tawangmangu Dirusak

Tempat Ziarah Goa Maria di Tawangmangu Dirusak

KARANGANYAR, KOMPAS - Goa Maria Sendang Pawitra di Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah, yang berada di lereng Gunung Lawu dirusak orang tak dikenal. Perusakan itu diduga dilakukan mulai hari Rabu (14/12) tengah malam hingga Kamis (15/12) dini hari.

Sejumlah patung dan peranti di lokasi tempat ziarah umat Katolik di Dukuh Sendang, Dusun Tapan, Desa Sepanjang, Kecamatan Tawangmangu ini juga raib.

Kepala Kepolisian Resor Karanganyar Ajun Komisaris Besar Nazirwan Adji Wibowo membenarkan adanya perusakan tersebut. Peristiwa itu terjadi pada Rabu malam, tetapi baru dilaporkan hari Kamis siang.

Nazirwan mengatakan, pihaknya masih menyelidiki pelaku perusakan. Goa dalam keadaan tidak dijaga karena terletak di daerah terpencil. Hanya penuturan saksi warga sekitar yang melihat adanya cahaya satu lampu senter pada Rabu malam antara pukul 23.30 dan pukul 24.00.

”Saya langsung mengumpulkan muspida dan Forum Kerukunan Umat Beragama agar semua pihak bisa saling menahan diri, terutama karena saat ini menjelang Natal dan Tahun Baru,” kata Nazirwan.

Dalam kesempatan itu, pihaknya mengimbau agar tidak ada pihak yang terpancing. Sejauh ini, menurut Nazirwan, tak ada tanda-tanda munculnya pihak yang terpancing. Bahkan, ormas Nahdlatul Ulama di Karanganyar menyatakan siap membantu mengawal gereja-gereja saat Natal.

Menurut Anne Avantie, desainer asal Solo, dia menerima informasi perusakan tersebut dari penjaga goa dan sejumlah umat Katolik yang tinggal di sekitar goa tersebut. ”Saya benar-benar kaget mendengar informasi tersebut dan menyesalkan perusakannya,” ujar Anne.

Informasi yang diperoleh, selain merusak patung Bunda Maria setinggi 3 meter, pelaku juga menghancurkan 2 patung malaikat dan wadah air suci. Salib milenium yang terbuat dari kayu setinggi 1,5 meter juga hilang.

Aksi perusakan ini telah dilaporkan penjaga Goa Maria Sendang Pawitra, Narto, kepada Kepolisian Sektor Tawangmangu, Kamis pagi. Aparat kepolisian langsung memeriksa lokasi dan memasang garis polisi.

Dari informasi warga setempat, Rabu malam, penjaga goa, Narto, sempat meninggalkan rumah yang tidak jauh dari goa untuk mengunjungi keluarganya. Sekitar pukul 22.00 dia kembali ke rumah dan mengecek goa, tetapi tidak ada kejadian apa-apa. Sekitar pukul 24.00 Narto sempat melihat ada cahaya senter di dalam goa. Dipikirnya senter itu milik peziarah sehingga dia tidak mengeceknya. Pagi harinya, pukul 06.00, Narto menemukan gua berantakan. (son/eki)

Disadur dari: kompas.com

RENUNGAN HARIAN PEKAN ADVEN III, Sabtu 17 Desember 2011

RENUNGAN HARIAN PEKAN ADVEN III,
Sabtu 17 Desember 2011
Kej 49:2,8-10, Mzm 72:1,3-4b,7-8,17, Mat 1:1-17

BACAAN INJIL:

Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham. Abraham memperanakkan Ishak, Ishak memperanakkan Yakub, Yakub memperanakkan Yehuda dan saudara-saudaranya, Yehuda memperanakkan Peres dan Zerah dari Tamar, Peres memperanakkan Hezron, Hezron memperanakkan Ram, Ram memperanakkan Aminadab, Aminadab memperanakkan Nahason, Nahason memperanakkan Salmon, Salmon memperanakkan Boas dari Rahab, Boas memperanakkan Obed dari Rut, Obed memperanakkan Isai, Isai memperanakkan raja Daud. Daud memperanakkan Salomo dari isteri Uria, Salomo memperanakkan Rehabeam, Rehabeam memperanakkan Abia, Abia memperanakkan Asa, Asa memperanakkan Yosafat, Yosafat memperanakkan Yoram, Yoram memperanakkan Uzia, Uzia memperanakkan Yotam, Yotam memperanakkan Ahas, Ahas memperanakkan Hizkia, Hizkia memperanakkan Manasye, Manasye memperanakkan Amon, Amon memperanakkan Yosia, Yosia memperanakkan Yekhonya dan saudara-saudaranya pada waktu pembuangan ke Babel. Sesudah pembuangan ke Babel, Yekhonya memperanakkan Sealtiel, Sealtiel memperanakkan Zerubabel, Zerubabel memperanakkan Abihud, Abihud memperanakkan Elyakim, Elyakim memperanakkan Azor, Azor memperanakkan Zadok, Zadok memperanakkan Akhim, Akhim memperanakkan Eliud, Eliud memperanakkan Eleazar, Eleazar memperanakkan Matan, Matan memperanakkan Yakub, Yakub memperanakkan Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus. Jadi seluruhnya ada: empat belas keturunan dari Abraham sampai Daud, empat belas keturunan dari Daud sampai pembuangan ke Babel, dan empat belas keturunan dari pembuangan ke Babel sampai Kristus.

RENUNGAN:

Sedikit membingungkan membaca dan merenungkan Injil hari ini yakni silsilah Yesus Kristus. Dalam silsilah ini tampak ada masa-masa kelam dan adapula masa-masa sukacita atau mebanggakan. Dengan kenyataan demikian, apakah silsilah ini mau menyatakan bahwa Yesus berasal dari satu keturunan yang manusia yang juga pernah mengalami masa kelam atau kedosaan? Tentu jelas tidak. Sebab dengan jelas dikatakan pada ayat terkahir dikatakan bahwa Yakup memperanakkan Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus dan jelas kita ketahui bahwa Maria mengandung Yesus bukan dari Yusuf tetapi dari Roh Kudus. Sehingga jelas bahwa sebenarnya Yesus bukanlah dari keturunan Yusuf dan bukan berasa dari satu garis keturunan manusia yang mempunyai masa-masa kelam.

Banyak tafsiran atas perikop ini. Namun di sini kita tidak mau menafsirkan, tetapi kita mau mencoba mengambil salah satu makna yang menjadi permenungan bagi kita. Dalam silsilahi ini jelas bahwa leluhur Yusuf yang menjadi ayah pengasuh Yesus, tidak semuanya orang bai-baik, tetapi juga ada yang tidak baik. Namun walaupun demikian, dari keturunan itulah Yusuf dilahirkan dan menjadi suami Maria yang melahirkan Yesus serta dipercaya oleh Tuhan untuk menjadi pengasuh Yesus. Dari perikop ini bisa kita mengambil suatu permenungan bahwa Allah selalu peduli atas hidup manusia dan selalu menyertai sejarah hidup manusia. Walaupun dalam sejarah hidup manusia, ada masa-masa kelam, masa-masa manusia melanggar kehendak Tuhan, tetapi Tuhan tetap menyertai perjalanan hidup manusia. Sejrah hidup manusia tidak pernah lepas dari perhatian Tuhan dan Tuhan selalu menyertai dan memberkati manusia.

Dalam sejarah hidup kita atau dalam pengalaman hidup kita, kita juga pasti mengalami masa-masa kelam, di mana kita jauh dari Tuhan, melakukan kehendak Tuhan. Namun yakinlah bahwa Tuhan tidak pernah jauh dari kita, Tuhan tidak pernah peduli dengan hidup kita dan Tuhan selalu menyertai perjalanan hidup kita. Kalau kita jujur, bahwa dalam sejarah hidup kita, kita pasri mengalami masa-masa sulit, masa-masa di mana kita jauh dari Tuhan, tidak melakukan kehendak Tuhan. Namun walaupun demikian, kita masih tetap hidup, itu semua karena Tuhan selalu bekerja dalam sejarah hidup kita, Tuhan selalu peduli atas hidup kita, Tuhan tidak pernah jauh dari kita. Demikian juga halnya, bahwa pasti ada saatnya kita jauh dari Tuhan, melakukan apa yang tidak dikehendaki oleh Tuhan, namun walau demikian Tuhan tetap mengasihi kita, Tuhan tidak melenyapkan hidup kita. Maka percayalah selalu bahwa dalam sejarah hidup kita, Tuhan selalu hadir dan bekerja buat kita.

Selain itu, lewat perikop ini kita bisa merenungkan bahwa Tuhan sejak dahulu dan selamanya mengasihi kita. Masa lalu manusia yang penuh dengan kejahatan, tidak mengurangi dan menghilangkan kasih Allah kepada kita. Orang sering mengatakan bahwa masa lalu orang tua atau leluhur seseorang sangat menentukan bagaimana hidup seseorang itu. Misalnya kalau dahulu dari leluhurnya ada yang cacat, pasti besar kemungkinan bahwa seseorang itu atau keturunannya ada kemungkinan juga cacat. Adapula yang mengatakan bahwa kalau orang tua atau leluhurnya dahulu punya karakter jahat, pasti itu akan tertular pada keturunan berikut. Mungkin hal ini dalam hidup manusiawi ada benarnya. Namun dalam hal kasih Allah, bagaimanapun hidup orang tua atau leluhur seseorang, itu tidak mengurangi dan membatalkan kasih Tuhan kepada manusia. Bila seseorang berasal dari keluarga yang dulunya jahat, atau tidak beriman, kasih Allah bukan menjadi berkurang atau dibatalkan untuk seseorang itu. Kasih Allah itu tidak ada yang bisa menggagalkan atau menghapusnya. Demikian juga halnya bahwa iman seseorang tidak sepenuhnya ditentukan oleh garus keturunan atau leluhur. Walaupun seringkali orang merasa tidak pantas, merasa malu untuk sungguh menghayati imannya karena punya masa lalu yang tidak baik, baik itu dalam dirinya maupun dalam keluarganya. Hal ini seringkali terjadi karena memang orang sering kali berpikir, bahwa tidak mungkin dari orang tua atau keturunan yang tidak baik akan lahir orang yang baik dan beriman. Pemikiran ini tidak benar sama sekali. Oleh karena itu, walaupun kita memupunyai masa lalu yang kelam, walaupun kita berasal dari keturunan yang kurang baik, tetaplah percaya bahwa Tuhan selalu mengasihi kita. Kesadaran akan kasih Tuhan yang demikian, ini hendaknya membuat kita untuk selalu mengasihi Tuhan dan selalu berusaha hidup baik dan berusaha untuk selalu memperbaharui diri. Juga hendaklah selalu ingat, bahwa Tuhan selalu berkenan memakai kita untuk menjadi saluran berkat-Nya kepada sesama dalam hidup kita. Amin.

RENUNGAN HARIAN PEKAN ADVEN III, Jumat 16 Desember 2011

RENUNGAN HARIAN PEKAN ADVEN III,
Jumat 16 Desember 2011
Yes 54:1-10, Mzm 30:2,4,5-6,11-12a,13b, Luk 7:24-30

BACAAN INJIL:

Kamu telah mengirim utusan kepada Yohanes dan ia telah bersaksi tentang kebenaran; tetapi Aku tidak memerlukan kesaksian dari manusia, namun Aku mengatakan hal ini, supaya kamu diselamatkan. Ia adalah pelita yang menyala dan yang bercahaya dan kamu hanya mau menikmati seketika saja cahayanya itu. Tetapi Aku mempunyai suatu kesaksian yang lebih penting dari pada kesaksian Yohanes, yaitu segala pekerjaan yang diserahkan Bapa kepada-Ku, supaya Aku melaksanakannya. Pekerjaan itu juga yang Kukerjakan sekarang, dan itulah yang memberi kesaksian tentang Aku, bahwa Bapa yang mengutus Aku.

RENUNGAN:
Salah satu kebiasaan dalam kebaktian-kebaktian adalah acara kesaksian dari seseorang atau beberapa orang soal imannya dan bagaimana Allah berkarya atas dirinya. Bagian ini pada umumnya selalu ada dalam KKR atau KRK dan nampaknya bagian ini juga sangat menarik bagi banyak orang. Para pendengar pasti terkagum-kagum mendengar kesaksian itu dan merasa imannya dikuatkan. Yang berskasi juga pasti senang dan semakin menggebu-gebu bersaksi bila respon pendegar sangat antusias. Bahkan seakan kesaksian itu terlalu dipaksanakan harus ada. Apakah semuanya benar, kita tidak tahu. Namun sebagaimana saya katakan, seakan bagian ini suatu hal yang sangat penting dan harus ada. Sehingga seakan tanpa adanya kesaksian-kesaksian, kegiatan itu kurang hidup. Juga seakan sabda Tuhan yang diperdengarkan pada saat itu, seakan tidak hidup bagi pendengar. Bahkan kesaksian itu menjadi acara utama yang dinanti-nanti pendengar.

Adapula orang yang begitu senangnya bila diminta bersaksi tentang imannya dan di manapun dan kapanpun diminta, selalu bersaksi tentang Yesus. Itu semuanya baik. Namun kita juga harus ingat kesaksian itu hendaknya harus terpusat pada Tuhan, bukan pada diri sendiri. Bukan suatu hal yang aneh terjadi bahwa orang bersaksi bukan lagi tentang Tuhan tetap bersaksi tentang dirinya dan kehebatannya. Orang jatuh pada kebanggaan diri dalam kesaksian. Kadang juga berpikir bahwa tanpa kesaksian manusia, kemuliaan Allah berkurang. Itu semua jelas keliru. Yesus sendiri mengatakan bahwa Dia tidak memerlukan kesaksian manusia tentang diri-Nya. Juga mengatakan bahwa kesaksian-Nya jauh lebih penting dari kesaksian yang dilakukan oleh Yohanes Pembaptis.

Pernyataan ini tentu bukan berarti bahwa Yesus tidak menghargai kesaksian kita akan Dia kepada sesama, dan juga bukan berarti bahwa Yesus tidak menghargai kesaksian Yohanes. Namun Yesus mau mengatakan bahwa agar kita waspada, jangan sampai jatuh pada sikap bahwa karena kesaksian kitalah bahwa Yesus menjadi mulia dan semakin mulia. Tanpa kesaksian kita, Yesus tetap dan selamanya adalah Tuhan yang mulia. Kesaksian kita akan Yesus bukan menambah kemuliaan Tuhan atau sebaliknya bila kita tidak bersaksi akan Dia, Yesus kekurangan kemuliaan-Nya. Kesaksian kita bukan untuk menambah kemuliaan Yesus, tetapi demi keselamatan kita dan sesama kita. Tanpa kita bersaksi tentan Yesus adalah Tuhan yang diutus Allah Bapa, sudah tampak nyata dalam diri Yesus sendiri, yakni dalam perbuatan-perbuatan yang dilakukannya. Oleh karena itulah Yesus mengatakan abhwa hidup Yesus adalah saksi lebih utama bahwa Allah mengasihi manusia. Apa yang dilakukan oleh Yesus, itu jelas menunjukkan bahwa Dia adalah Tuhan yang mulia. Selain itu Yesuslah saksi atau tanda nyata akan Allah yang mulia dan penuh kasih. Sehingga dengan bersaksi akan Yesus, kita berusaha untuk menyelamatkan diri dan sesama kita.

Maka semoga kita semakin percaya pada Yesus adalah Tuhan yang kudus dan mulia. Semoga kita juga semakin giat bersaksi akan Yesus, karena itu demi keselamatan kita dan sesama kita. Amin.

KWI dukung PBNU gagas kongres agama sedunia

KWI dukung PBNU gagas kongres agama sedunia

Romo Antonius Benny Susetyo

Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) sangat mendukung gagasan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengagas kongres para tokoh lintas agama sedunia, yang diagendakan tahun depan.

“KWI sangat mendukung gagasan ini karena tujuannya untuk membangun kerukunan antaragama,” kata Romo Antonius Benny Susetyo, sekretaris eksekutif Komisi Hubungan dan Kepercayaan Konferensi Waligereja Indonesia kepada cathnewsindonesia.com hari ini.

Wacana kegiatan tersebut merupakan salah satu kesimpulan dari pertemuan tokoh lintas agama, yang diprakarsai PBNU pada 12 Desember di Gedung PBNU, yang dihadiri oleh tujuh organisasi keagamaan di Indonesia termasuk Konferensi Waligereja (KWI), yang dihadiri oleh Uskup Agung Johannes Maria Pujasumarta, sekjen KWI.

Forum pertemuan tokoh agama sedunia diagendakan akan digelar tahun 2012 mendatang.

“PBNU yang mengusulkan agenda itu dan disambut positif oleh para tokoh lintas agama,” kata Ketua Umum PBNU KH. Said Aqil Siroj di Jakarta, Rabu(14/12), seperti dilansir situs pbnu.or.id hari ini.

Menurutnya, sambutan positif tokoh lintas agama juga ditunjukkan melalui kesanggupan mereka segera merealisasikan terlaksanakanya kegiatan tersebut.

Kongres agama sedunia, masih kata Kiai Said, nantinya akan menjadi wadah pembahasan bersama berbagai macam permasalahan yang dihadapi manusia, apapun agama yang dianutnya. Salah satunya menyikapi krisis keamanan di Timur Tengah yang saat ini terus memanas.

“Kita akan cari solusi bersama-sama, membantu bagaimana permasalahan di Timur Tengah bisa teratasi. Kita juga akan cari solusi agar apa yang terjadi di Timur Tengah tidak merembet ke kawasan lain di belahan dunia ini,” jelas Kiai Said.

Tidak sebatas permasalahan keamanan, kongres agama sedunia nantinya juga diagendakan untuk mencari pemecahan persoalan lainnya, meliputi ekonomi, sosial dan budaya. Salah satunya yang ditekankan adalah soal intoleransi yang masih sangat banyak ditemukan. Agama apapun, tegas Kiai Said, tidak akan membenarkan terjadinya kekerasan dalam bingkai keagamaan.

“Tokohnya kita kumpulkan, kita cari solusi besama-sama. Kalau di tingkat elitnya sudah ada pemecahan, sudah ditemukan solusi berbagai macam persoalannya, penjelasan ke umat akan bisa dengan mudah dilakukan,” tuntas Kiai Said.

Disadur dari: www.cathnewsindonesia.comTanggal publikasi: 14 Desember 2011

RENUNGAN HARIAN PEKAN ADVEN III, Kamis 15 Desember 2011

RENUNGAN HARIAN PEKAN ADVEN III,
Kamis 15 Desember 2011
Yes 54:1-10, Mzm 30:2,4,5-6,11-12a,13b, Luk 7:24-30

BACAAN INJIL:

Setelah suruhan Yohanes itu pergi, mulailah Yesus berbicara kepada orang banyak itu tentang Yohanes: "Untuk apakah kamu pergi ke padang gurun? Melihat buluh yang digoyangkan angin kian ke mari? Atau untuk apakah kamu pergi? Melihat orang yang berpakaian halus? Orang yang berpakaian indah dan yang hidup mewah, tempatnya di istana raja. Jadi untuk apakah kamu pergi? Melihat nabi? Benar, dan Aku berkata kepadamu, bahkan lebih dari pada nabi. Karena tentang dia ada tertulis: Lihatlah, Aku menyuruh utusan-Ku mendahului Engkau, ia akan mempersiapkan jalan-Mu di hadapan-Mu. Aku berkata kepadamu: Di antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan tidak ada seorangpun yang lebih besar dari pada Yohanes, namun yang terkecil dalam Kerajaan Allah lebih besar dari padanya." Seluruh orang banyak yang mendengar perkataan-Nya, termasuk para pemungut cukai, mengakui kebenaran Allah, karena mereka telah memberi diri dibaptis oleh Yohanes. Tetapi orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat menolak maksud Allah terhadap diri mereka, karena mereka tidak mau dibaptis oleh Yohanes.

RENUNGAN:
Tidak bisa dipungkiri bahwa ada imam yang mempunyai kharisma tertentu sehingga mereka menjadi terkenal di kalangan umat, baik karena memiliki kharisma berkotbah ataupun karisma penyembuhan. Sehingga bila imam atau yang pengkotbah demikian itu memimpin suatu misa atau berkotbah, banyak orang berduyun-duyun untuk menghadirinya. Umat yang menghadirinya seakan mendapat jamahan Tuhan pada perayaan itu, dan sepulang dari perayaan yang demikian, pada umumnya begitu ceria dan pasti banyak bercerita kepada orang lain. Namun apa yang mereka ceritakan tidak lebih hanya seputar banyaknya yang menghadirinya, nyanyian yang menggembirakan dan banyak juga yang memuja muji pembawa firman atau pemimpin atau pengkotbah. Bahkan seringkali terkadang orang dalam mengikuti perayaan atau KRK melihat dulu siapa penyanyi artis yang diundang dan siapa yang memimpin dan berkotbah pada kegiatan itu.

Memang senang, memuji nyanyian juga memuji atau menyenangi pemimpin atau pengkotbah yang berkarisma tidaklah salah. Yesus sendiri memuji Yohanes Pembaptis dan bahkan mengatakan bahwa Yohanes Pembaptis lebih dari seorang nabi, sebab dia diutus oleh Allah untuk mempersiapkan kedatangan Mesias. Namun Yesus mengingatkan bahwa walaupun Yohanes Pembaptis melakukan karya itu, Yohanes tetaplah manusia biasa, dia bukan Allah, dan bahkan yang terkecil dalam Kerajaan Allah lebih besar dari padanya. Yesus mengingatkan mereka bahwa Yohanes hanya seorang nabi yang dipuji Allah karena mewartakan kedatangan kerajaan Allah, dia bukan Allah sehingga hanya pujianlah yang dapat ditujukan kepadanya bukan suatu penyembahan.

Kiranya injil hari ini juga menjadi suatu peringatan bagi kita yang seringkali kita tanpa sadar mengikuti sangat menyanjung seorang pengkotbah, mengikuti memuja-muji mereka yang seakan hanya kalau mereka yang memimpin dan menyampaikan firman Tuhan, baru kita mau mendengarnya. Tanpa sadar kita jatuh pada suatu sikap pengkulutsan atau seakan menyanjung-nyanjung sangat tinggi. Kita bukan lagi terpusat pada firman Tuhan tetap pada orang yang menyampaikan. Ingatlah apa yang dilakukan oleh Yesus, walaupun Yesus memuji Yohanes Pembaptis, tetapi dia tetaplah manusia. Demikianpun halnya kita terhadap para imam atau pengkotbah yang kita puji, kita harus ingat mereka tetaplah hanya manusia biasa yang dipakai Allah untuk mewartakan kerajaan Allah. Sehinga apa yang mereka wartakan itulah yang kita dengarkan dan hidupi, bukan menjadi mengagumi orangnya, tetapi lupa untuk mendengar dan menghayati isi pewartaan itu. Sehingga baiklah kita tidak menjadi seakan mengkhultuskan dan ‘menyembah’ seseorang, tetapi hanya Tuhanlah yang kita sembah.

Hal ini kiranya juga menjadi permenungan bagi para pengkotbah atau yang mendapat karisma lain. Orang yang demikian, hendaknya selalu ingat agar tidak mencari popularitas, ketenaran dalam tugas pewartaan kerajaan injil. Kita tidak usah terlalu bangga kalau banyak orang yang menghadiri suatu perayaan kerohanian. Kita tidak usah terlalu bangga bila orang memuji-muji kehebatan kita dalam berkotbah. Tetapi bangggalah bila karena pelayanan kita, banyak orang yang bertobat dan semakin dekat dengan Tuhan, hidup sesuai dengan kehendak Tuhan.

Dalam Injil Yohanes pembaptis yang dipuji oleh Yesus, karena jelas bahwa Yohanes Pembaptis semata-mata hanya untuk mempersiapkan jalan untuk kedatangan Mesias. Artinya Yesus memuji Yohanes karena Yohanes bekerja untuk kemuliaan Allah. kitapun kiranya merlomba untuk mendapat pujian dari Yesus. Kitapun akan mendapat pujian dari Yesus, bila kita turut mewartakan kerajaan Allah. Namun dalam mewartakan kerajaan Allah, kita hanya semata-mata untuk memuliakan dan demi kemuliaan Allah. Maka berjuanglah untuk mendapat pujian dari Yesus, bukan berjuang mendapatkan pujian dari manusia. Amin.

RENUNGAN HARIAN PEKAN ADVEN III, Rabu 14 Desember 2011

RENUNGAN HARIAN PEKAN ADVEN III,
Rabu 14 Desember 2011
(Yohanes dr Salib)
Yes 45:6b-8,18,21b-25, Mzm 85:9ab-10,11-12,13-14, Luk 7:19-23

BACAAN INJIL:

Dia memanggil dua orang dari antaranya dan menyuruh mereka bertanya kepada Tuhan: "Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan seorang lain?" Ketika kedua orang itu sampai kepada Yesus, mereka berkata: "Yohanes Pembaptis menyuruh kami bertanya kepada-Mu: Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan seorang lain?" Pada saat itu Yesus menyembuhkan banyak orang dari segala penyakit dan penderitaan dan dari roh-roh jahat, dan Ia mengaruniakan penglihatan kepada banyak orang buta. Dan Yesus menjawab mereka: "Pergilah, dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu lihat dan kamu dengar: Orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik. Dan berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku."

RENUNGAN:

Yohanes menyuruh dua orang muridnya untuk bertanya kepada Yesus, apakah Yesus yang harus datang atau mereka masih harus menunggunya. Kiranya bukan karena Yohanes tidak mengenal Yesus atau kurang yakin bahwa Yesuslah Mesias yang dinanti-nantikan, namun kiranya dia punya maksud lain, yakni dia mau menghantar muridnya langsung kepada Yesus dan dia juga ingin agar muridnya itu melihat langsung siapa Mesias yang jalan bagi-Nya dia persiapkan. Dia menghendaki agar para murid melihat langsung bagaimana kehadiran sang Mesias dalam diri Yesus. Demikian jugalah halnya ketika kedua murid itu sampai kepada Yesus dan mengajukan pertanyaan apakah Dia Mesias yang dinanti-nantikan, Yesus tidak memberi jawaban ‘ya’ tetapi mereka diajak untuk melihat langsung pada apa yang telah deperbuat oleh Yesus, yakni Orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik. Dengan demikian, kepada para murid diyatakan bahwa kehadiran Mesias sebagaimana diwartakan Yohanes Pembaptis bukan janji semata dan bukan pula suatu kata-kata, namun suatu kenyataan yang terjadi. Yesus juga mengatakan bahwa kehadiran diri-Nya yang adalah Mesias bukan hanya dengan kotbah atau kata-kata indah, manis tetapi suatu perbuatan nyata bagi manusia, yakni membawa sukacita, kegembiraan dan harapan baru bagi manusia. Allah menyatakan kehadiran-Nya bukan dengan pernyataan tetapi denganperbuatan baik kepada manusia. Inilah sukacita kita, bahwa Allah sungguh hadir dan melakukan perbuatan baik kepada sesama.

Namun apakah kita masih mengimani hal ini? Kiranya banyak orang yang sudah mengalami perbuatan baik dalam hidupnya, mengalami mukjizat dalam hidupnya namun tetapi kurang percaya bahwa itu adalah tanda kehadiran Allah dalam hidup ini. Orang juga sudah melihat dan menyaksikan sendiri adanya orang-orang yang melakukan perbuatan baik, tetapi tetap tidak percaya bahwa itu adalah salah satu tanda bahwa Allah sungguh hadir lewat sesama yang berbuat baik seperti kehendak Tuhan.

Saat ini juga orang kurang mengimani kehadiran Tuhan mungkin karena saat itu sulit menemukan teladan kebaikan. Saat ini sering orang banyak berbicara tentang kebaikan dan tidak kalah seru juga usaha orang untuk mewartakan imannya kepada sesama, tetapi tidak menunjukkan teladan hidup beriman. Tidak sedikit orang mencoba mewartakan kehaditan Tuhan, mencoba mewartakan Yesus Kristus, tetapi tidak memberi teladan hidup nyata yang menyatakan bahwa Yesus sungguh hadir, yakni dengan hidup membawa sukacita, kegembiraan, harapan dan perbuatan kasih kepada sesama. Bahkan banyak para pewarta iman bukan lagi mewartaka iman tetapi malah mewartakan diri sendiri. Salah satu contoh dalam berita Yahoo dikatakan bahwa Para Ustaz Muda senang Pamer (Lihat di sini), hal yang sama juga banyak terjadi dalam kalangan Gereja. Orang membutuhkan teladan nyata, bukan janji-janji, bukan kata-kata manis dan indah. Namun nampaknya keteladanan ini menjadi keprihatinan pada zaman ini. Ini pula yang dikatakan dalam pertemuan lintas agama. Tokoh lintas agama menilai bahwa Indoensia Krisis keteladanan (Baca di sini).

Dari sebab itu, tugas kitalah untuk mewartakan kehadiran Sang Mesias, tetapi bukan dengan kata-kata yang manis, indah, enak didengar, bukan pula dengan janji-janji, bukan pula dengan kotbah-kotbah yang mendalam, teologi yang hebat-hebat, tetapi tetutama dengan perbuatan baik, perbuatan kasih kepada sesama terutama yang membutuhkan, terutama kepada yang menderita, membawa kabar sukacita dan harapan baru kepada sesama. Kita hendaknya mengajak sesama untuk mendengar dan melihat sendiri kehadiran Sang Mesias lewat teladan hidup kita. Amin.

Berbagi Berita: Tokoh lintas agama nilai Indonesia krisis keteladanan

Tokoh lintas agama nilai Indonesia krisis keteladanan

Mgr Johannes Maria Pujasumarta

Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), dan sejumlah majelis keagamaan lain, Senin (12/12), menggelar pertemuan membahas masalah-masalah kebangsaan dan sepakat bahwa bangsa ini sedang mengalami krisis keteladanan.

Dalam pertemuan itu mereka sepakat permasalahan bangsa disebabkan oleh rendahnya keteladanan oleh pemimpin, namun mereka optimis masih bisa diselesaikan.

Menurut mereka, para petinggi bangsa, baik legislatif maupun eksekutif belum dapat menunjukkan teladan baik kepada masyarakat.

Tokoh lintas agama yang hadir antara lain Mgr Johannes Maria Pujasumarta, sekjen KWI, Ketua Umum PBNU KH. Said Aqil Siroj, Ketut Parwata dari Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI), Jeirry Sumampow dari Persekutuan Gereja Indonesia (PGI), Patar S. Napitupulu dari Huria Kristen Batak Protestan, F. Sugianto dari Majelis Buddha Indonesia, Wawam Wiratma dari Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (MATAKIN) dan Rusli dari Wali Umat Buddha Indonesia (Walubi).

Uskup Agung Pujasumarta mengatakan masih rendahnya tingkat keseriusan pemerintah dalam menyelesaiakn permasalahan hukum dan persoalan mikro ekonomi, dimana angka kemiskinan yang tidak sebanding dengan hasil survei dari Badan Pusat Statistik (BPS).

Said Aqil mengatakan, “Maraknya korupsi itu bukan penyebab, tapi akibat dari rendahnya keteladanan dari pemimpin. Itu juga akibat dari masih belum sempurnanya sistem politik, yang mengakibatkan mereka tidak memberikan teladannya.”

Menyikapi kondisi tersebut, kata Kiai Said Aqil, tokoh lintas agama sepakat untuk terus berada pada posisi mengawal jalannya pemerintahan, namun tak akan segan memberikan kritik yang membangun.

“Kalau memang pemimpin sudah terlampau melenceng, kami akan mengkritik. Kritik akan kami sampaikan dengan cara-cara yang santun, cara-cara yang dibenarkan sesuai ajaran agama,” tuntasnya.

Disadur dari:www.cathnewsindonesia.com ,Tanggal publikasi: 13 Desember 2011

RENUNGAN HARIAN PEKAN ADVEN III, Selasa 13 Desember 2011

RENUNGAN HARIAN PEKAN ADVEN III,
Selasa 13 Desember 2011
(Lusia)
Zef 3:1-2,9-13, Mzm 34:2-3,6-7,17-18,19,23, Mat 21:28-32

BACAAN INJIL:

"Tetapi apakah pendapatmu tentang ini: Seorang mempunyai dua anak laki-laki. Ia pergi kepada anak yang sulung dan berkata: Anakku, pergi dan bekerjalah hari ini dalam kebun anggur. Jawab anak itu: Baik, bapa. Tetapi ia tidak pergi. Lalu orang itu pergi kepada anak yang kedua dan berkata demikian juga. Dan anak itu menjawab: Aku tidak mau. Tetapi kemudian ia menyesal lalu pergi juga. Siapakah di antara kedua orang itu yang melakukan kehendak ayahnya?" Jawab mereka: "Yang terakhir." Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal akan mendahului kamu masuk ke dalam Kerajaan Allah. Sebab Yohanes datang untuk menunjukkan jalan kebenaran kepadamu, dan kamu tidak percaya kepadanya. Tetapi pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal percaya kepadanya. Dan meskipun kamu melihatnya, tetapi kemudian kamu tidak menyesal dan kamu tidak juga percaya kepadanya."

RENUNGAN:

Tentu sangat mudah mengatakan ‘ya’ tetapi sangat sulit untuk melakukan apa yang kita katakan. Untuk suatu hal yang baik, tentu kita semua setuju namun untuk melakukan yang baik itu, bukanlah hal yang mudah.

Sudah barang tentu bahwa kita sering mengiyakan dalam hidup ini, entah itu mengiyakan suatu janji pada orang lain, mengiyakan suatu permohonan orang lain, dan bentuk lain, tetapi seringkali semudah kita mengiyakan itu pula mengingkarinya.

Demikian pula kiranya yang kita lakukan dalam kehidupan iman kita. Kita mengatakan diri kita orang beriman, dengan mau dibaptis dan bahkan menerima sakramen Krisma, namun kita sungguh-sungguh hidup sesuai dengan iman itu. Kita layaknya seperti anak yang mengatakan ‘Ya’ pada perintah ayahnya sebagaimana kita dengarkan dalam injil hari ini, tetapi tidak melaksanakannya. Kita sering menganggap bahwa beriman cukup hanya dibaptis, cukuk hanya mengakui dengan bibir bahwa Yesus adalah Tuhan. Kiranya itu tidak cukup. Namun banyak yang demikian dalam kehidupan beriman. Orang bangga karena telah dibaptis, bangga menjadi katolik tetap tidak hidup seperti yang diharapkan.

Dalam hal ini, Yesus sungguh tegas mengatakan agar bila kita menjawab ‘ya’ juga ‘ya’ dalam perbuatan. Oleh karena baiklah kita menghiudupi iman kita, baiklah kita bila mengatakan ‘ya’ atas sesuatu yang baik, kita melaksanakannya. Jangan kita menipu sesama, orang, Tuhan dan diri sendiri dengan mengatakan ‘ya’ tetap tidak melakukannya. Ingatlah, iman bukan soal jawaban dengan kata-kata tetapi jawaban yang nyata dalam gaya hidup dan perbuatan baik. Amin.

RENUNGAN HARIAN PEKAN ADVEN III, Senin 12 Desember 2011

RENUNGAN HARIAN PEKAN ADVEN III,
Senin 12 Desember 2011
(Marc Antonio Durando, Santa Perawan Maria dr Loreto)
Sir 48:1-4,9-11, Mzm 80:2ac,3b,15-16,18-19, Mat 17:10-13

BACAAN INJIL:

Lalu Yesus masuk ke Bait Allah, dan ketika Ia mengajar di situ, datanglah imam-imam kepala serta tua-tua bangsa Yahudi kepada-Nya, dan bertanya: "Dengan kuasa manakah Engkau melakukan hal-hal itu? Dan siapakah yang memberikan kuasa itu kepada-Mu?" Jawab Yesus kepada mereka: "Aku juga akan mengajukan satu pertanyaan kepadamu dan jikalau kamu memberi jawabnya kepada-Ku, Aku akan mengatakan juga kepadamu dengan kuasa manakah Aku melakukan hal-hal itu. Dari manakah baptisan Yohanes? Dari sorga atau dari manusia?" Mereka memperbincangkannya di antara mereka, dan berkata: "Jikalau kita katakan: Dari sorga, Ia akan berkata kepada kita: Kalau begitu, mengapakah kamu tidak percaya kepadanya? Tetapi jikalau kita katakan: Dari manusia, kita takut kepada orang banyak, sebab semua orang menganggap Yohanes ini nabi." Lalu mereka menjawab Yesus: "Kami tidak tahu." Dan Yesuspun berkata kepada mereka: "Jika demikian, Aku juga tidak mengatakan kepadamu dengan kuasa manakah Aku melakukan hal-hal itu."

RENUNGAN:
Setiap orang pasti memiliki kemampuan dan pasti juga mempunyai kekurangan. Untuk masing-masing orang pasti berbeda satu sama lain. Tidak ada manusia yang sempurna. Persoalannya, ada orang yang tidak merasa tidak memiliki kemampuan apa-apa dalam dirinya sehingga sering ‘mengutuki’ dirinya yang tidak mempunyai kemamuan apa-apa dalam dirinya, bisa jadi berontak kepada Tuhan akan hal ini, menganggap Tuhan tidak adil karena tidak memberikan kemampuan seperti yang yang dimiliki orang lain. Orang yang demikian suka membandingkan atau merindukan kemampuan yang ada dalam diri orang lain dan bahkan akan cemburu melihat orang lain mempunyai kelebihan atau kemampuan. Ada pula persoalan lain, yakni ada banyak orang yang merasa dirinya sempurna, jauh lebih baik dari orang lain sehingga merasa tidak mebutuhkan orang lain dalam hidupnya dan bahkan merasa bahwa dia juga tidak membutuhkan Tuhan dalam hidupnya, merasa bahwa tanpa Tuhanpun dia mampu jadi tidak usah merepotkan Tuhan segala. Orang yang demikian juga pada umumnya berpikir bahwa dirinya harus lebih baik dari orang lain, sehingga orang yang demikian tidak pernah mau mengakui kebaikan atau kelebihan yang ada dalam diri orang lain. Bila hal itu terjadi, orang yang menganggap diriya sempurna dan lebih baik dari orang lain, orang itu akan cemburu dan malah bisa jadi justru akan berusaha menjatuhkan atau menyingkirkan orang tersebut. Hal ini pasti akan semakin kelihatan bila seorang yang punya kedudukan tinggi atau orang kaya menemukan bahwa bawahannya atau orang yang berada di bawahnya ternyata memiliki kemampuan yang lebih dari dia, hal ini pasti sulit diterima orang yang menganggap dirinya yang harus lebih baik dari orang lain.

Hal demikianlah yang dialami oleh Yesus sebagaimana kita dengarkan dalam Injil hari ini. imam-imam kepala serta tua-tua bangsa Yahudi datang kepada Yesus dan bertanya dengan kuasa mana Yesus melakukan semuanya itu dan siapakah yang memberikan kuasa itu kepada-Nya. Yesus tahu maksud mereka sehingga Yesus tidak membari jawaban tetapi malah bertanya balik kepada mereka akan pendapat mereka tentang baptisan Yohanes apa dari surga atau dari manusia. Orang-orang itu pasti tahu jawabannya, tetapi mereka tidak jujur, mereka menjawab tidak tahu. Mereka tahu tetapi tidak berani jujur mengakuinya, karena rasa cemburu dan tidak bisa menerima bahwa Yohanes maupun Yesus mempunyai kemampuan ilahi dalam diri mereka. Mereka menganggap diri mereka sangat sempurna dan paling sempurna dari orang lain, sehingga tidak boleh dan tidak menerima bila ada orang lain mempunyai kemampuan lebih dari mereka.
Bagi kita yang percaya kepada Yesus adalah Tuhan, pasti percaya bahwa Yesus melakukan semuanya itu adalah kuasa dari Tuhan, dari surga karena kita percaya Dia adalah Tuhan. Namun apakah kita berani jujur dalam hidup mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan? Kerap kita merasa diri kita sempurna, mampunyai banyak kemampuan sehingga kita merasa tidak terlalu membutuhkan Tuhan dalam hidup kita. Bahkan banyak juga yang tidak berani mengakui bahwa hidup dan berkat yang diterima adalah anugerah dari Tuhan. Kita juga seringkali menganggap bahwa diri kita harus lebih baik, lebih sempurna dari orang lain sehingga kita tidak berani jujur menerima dan mengakui kebaikan atau kelebihan yang ada pada orang lain. Kita tidak sadar bahwa kita juga mempunyai kelebihan dibanding orang lain tetapi juga kekurangan atau kelemahan dan orang lain juga mempunya kelebihan yang kita miliki tetapi juga mempuyai kekurangan. Kemampuan yang berbeda-beda dan kekurangan yang berbeda-beda tentu bukan dimaksdukan untuk menjadi persaingan yang tidak sehat, tetapi sebagai bukti bahwa kita membutuhkan orang lain untuk saling melengkapi dan terutama sebagai jalan menyadarkan kita bahwa kita membutuhkan Tuhan dalam hidup kita.

Maka baiklah kita berani dengan jujur mengakui bahwa kita memiliki kemampuan dan juga mempunyai kekurangan, demikian juga berani mengakui bahwa orang lain juga mempunyai kemampuan/kelebihan yang tidak kita miliki tetapi juga mempunyai kekurang juga. Kesadaran akan hal ini, akan membuat kita berani menghargai orang lain dan hidup saling membutuhkan satu sama lain. Terutama mari kita jujur bahwa dengan kesadaran itu, kita membutuhkan rahmat dari Tuhan. Tidak ada orang yang sempurna, hanya Tuhanlah yang mahasempurna. Amin.

 
Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan! (2Kor 8:14)