Pembangunan Gereja Paroki Tigalingga

Pembangunan Gereja Paroki sedang berlangsung. Kami sangat mengarapkan uluran kasih para Saudara untuk membantu.

Gotong Royong Pembangunan Gereja

Tidak ada kata yang bisa melukiskan pengalaman indah pada waktu gotong royong pengecoran lantai 2 bangunan Gereja selain, suatu keyakinan bahwa semuanya dapat terlaksana adalah karena MUKJIJZAT ALLAH BEKERJA.

Pengecoran Lantai Panti Imam Gereja

Pengecoran Lantai 2 bangunan Gereja ini dilakukan pada hari Selasa, 30 Agustus 2011 yang lalu. Luas yang dicor adalah 19 m x 24 m. Hujan yang mengguyur tidak menyurutkan semangat umat.

Kerjasama Imam dan Umat

Uskup emeritus KAM, Mgr. A.G.Pius Datubara OFM.Cap, datang berkunjung ke Paroki dan memberi semangat pada umat dalam pembangunan Gereja Paroki. Para pastor juga ikut berkerja bersama umat dalam pembangunan Gereja.

Misa Tridentin: Warisan Liturgi Yang Dipertahankan

HIDUPKATOLIK.com - Paus Benediktus XVI mengeluarkan Surat Apostolik Summorum Pontificum yang menjamin penggunaan Misa Tridentin...

Pembinaan Para Pengurus Gereja

Tidak sedikit umat katolik yang kerap menganggap bahwa Liturgi adalah sekedar perayaan wajib biasa yang dilaksanakan pada hari minggu.

Pertemuan Ibu-Ibu dan Pesta Pelindung Paroki

Pertemuan para ibu se-paroki telah terlaksana pada hari Kamis-Sabtu, 15 s/d 16 Juli 2011. Pertemuan ini mengundang semua ibu katolik yang ada di paroki untuk hadir dalam pertemuan/pembinaan para ibu katolik dan juga segaligus menjalin kebersamaan para ibu. Penutupan pertemuan sikaligus Pesta Pelindung Paroki.

Pembinaan Asmika se-Paroki

Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku; inilah yang menjadi tema dari pertemuan dan pembinaan minggu gembira yang telah berlangsung dengan sangat baik.

Mudika Ambil bagian dalam pembangunan Gereja Paroki

Mudika paroki tidak mau berpangku tangan melihat pembangunan Gereja paroki. Para mudika juga ambil bagian dengan mengumpulkan kerikil di sungai.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 1)

Umat dari lingkungan paroki dan juga dari beberapa stasi kembali bekerja sama dengan bergotong royong membangun gereja paroki. Untuk kali ini, umat bergotong royong men-cor lantai balkon bangunan Gereja.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 2)

Allah peduli. Karena kepedulian Allah atas pembangunan rumah-Nya ini, maka kami kamipun peduli dan bisa melanjutkan pembangunanini. Kepedulian Allah kami rasakan juga lewat kepedulian para Saudara.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 3)

Mari kita memuliakan Tuhan, tidak hanya dengan kata2 indah, tetapi dengan perbuatan nyata dengan rela berkorban.

Pertemuan akhir Tahun 2011 Pengurus Gereja se-Paroki

Para pengurus Gereja adalah ‘ujung tombak’ Gereja khususnya di stasi-stasi. Peran para pengurus Gereja ini sangat sentral dalam kehidupan Gereja di stasi-stasi.

Gua Maria dan Menyambut Hari Raya Natal

Persiapan menyambut hari Raya Natal 25 Desember 2011.

Rahmat dan Perlindungan Tuhan

Pastor Anton Manik O.Carm selamat dari kecelakaan mobil masuk jurang.

Rekoleksi dan Aksi Panggilan

Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku.

Pesan Prapaskah Kepausan 2012

"Kita Tidak Boleh Diam Saja terhadap Kejahatan" "Marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik" (Ibr. 10:24).

Pembangunan Gereja Santo Petrus Stasi Rante Besi

Dalam kemiskinan, kesederhanaan, umat membangunan Gereja. Meraka tidak memiliki uang, tetapi mereka memiliki harapan dan iman pada Tuhan.

Misa Perdana Pastor Andreas Korsini Lamtarida Simbolong O.Carm

Puji Syukur pada Tuhan, karena berkat-Nya, misa Perdana Pastor Andreas Lamtarida Simbolon O.Carm bersama 4 Pastor Karmel yang baru ditahbiskan, dapat terlaksana dengan baik pada hari Rabu 31 Oktober 2012 di Stasi Gundaling 1, paroki Maria dari gunung Karmel Tigalingga.

Bakti Sosial : Pengobatan Gratis

Dalam Rangka Menyongsong Jubileum Gereja Katolik di Dairi dan Pakpak Bharat, diadakan bakti Sosial Pengobatan Gratis di Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, pada 9 Desember 2012 yg lalu. Puji syukur pada Tuhan, kegiatan ini berlangsung dengan sangat memuaskan.

Mari Berbagi Berkat Tuhan

 photo UskupEmeritusKAMMgrPiusDautabra.jpg Photobucket

MENDAMBAKAN BERKAT TUHAN

SYALOM...SELAMAT DATANG.
"Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan."(2Kor 8:14)
"Muliakanlah Tuhan dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu." (Amsal 3:9)
"Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya." (Amsal 3:27)
"Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?" (1 Yohanes 3:17)
Saya Pastor Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, atas nama Panitia Pembangunan dan semua umat, memohon bantuan uluran kasih/dana untuk pembangunan Gereja Paroki. Kami sangat membutuhkan berkat Tuhan lewat uluran tangan dari para donatur.
Kami berharap dan berdoa Para Saudara berkenan berbagi berkat Tuhan kepada kami untuk pembangunan Gereja ini yang adalah rumah Tuhan sendiri.
BRI 5379 Unit Tigalingga Sidikalang
No. Rekening : 5379-01-000112-50-8
Nama : PANITIA PEMBANGUNAN GEREJA KATOLIK.
ATAU
BCA KCU MEDAN
NO.0222053453.
Atas Nama : ADYTIA PERMANA P.
(Adytia Permana P. adalah Romo Adytia Permana Perangin-angin O.Carm. Beliau dulu bertugas di Paroki Tigalingga, juga mengawali pembangunan ini, namun sekarang beliau bertugas di Keuskupan Agung Medan sebagai ekonom.Beliau kami minta buka rekening di BCA khusus untuk pembangunan ini, karena di daerah kami tidak ada BCA.)
Kami sangat senang bila sudah mentransfer persembahan, bapak/ibu/saudara/saudari memberitahukan ke kami melalui:
E mail ke :.
parokimariagk3lingga@yahoo.com
atau di SMS ke:.
Romo Anton Manik O.Carm : 081370836645
Romo Willy O.Carm : 081333837433
Untuk lebih jelasnya permohnan kami ini, Para Saudara dapat melihatnya di sini.... Sehubungan dengan Gambar pembangunan dapat melihatnya di sini....
Demikian kiranya Permohonan ini kami sampaikan. Atas dukungan, doa dan bantuan Bapak, Ibu dan Para Saudara-Saudari, kami mengucapkan banyak terima kasih.Berkat Tuhan senantiasa menyertai kita semua. Amin.
HORMAT KAMI:
Pastor Antonius Manik O.Carm

VARIA PAROKI

REKOLEKSI DAN AKSI PANGGILAN TELAH TERLAKSANA DENGAN SANGAT BAIK ;"> "APA YANG KAMU CARI?" (Yoh 1:38).
Puji syukur pada Tuhan, karena Rekoleksi dan Aksi panggilan untuk siswa-siswi Katolik Usia SMP dan SMA se-paroki Tigalingga sudah terlaksana dengan sangat baik. Kegiatan ini dihadiri hampir 400 orang anak. Semuanya dapat terlaksana hanya karena berkat Tuhan. Terimakasih juga kami sampaikan kepada semua Saudara yang telah mendukung dan mendoakan kegaitan kami ini. Kegiatan ini dilaksanakan hanya dengan menggunakan dana partisipasi peserta dan swadaya paroki, karena tidak mendapatkan bantuan dari donatur manapun, namun karena berkat Tuhan dan doa para Saudara, semuanya dapat berjalan dengan sangat baik. Semoga dari antara anak-anak ini, kelak ada yang menjadi Imam dan biarawan-biarawati.
Photobucket
Tuhan memberkati kita.
Kegembiraan dan Persaudaraan
Photobucket
Hari Ulang tahun Romo Anton M.Carm yang seharusnya tanggal 15 Januari 2010, baru dirayakan hari Minggu Minggu 16 Januari 2011 lalu, bersama Romo-romo Karmel se-Dairi, bersama beberapa umat Paroki Tigalingga di Aula Paroki Tigalingga. Pada kesempatan itu, Rm. Bernad O.Carm, pastor paroki Sidikalang memberi kado ulang tahun yakni 20 sak semen untuk pembangunan Gereja dan Rm. Anton sendiri menyumbangkan semua hadiah ultah untuk pembangunan Gereja. Saat itu, hadiah uang yang diperoleh sebanyak Rp. 1.100.000,-. Lumayanlah untuk tambahan dana pembangunan Gereja. Trimakasih buat semuanya.
Saldo Pesta Pelantikan Pengurus Gereja dan Penerimaan Sakramen Krisma, 6-7 Nop. 2010.
Pada hari Kamis 18 Nopember 2010 telah diadakan Evaluasi dan pembubaran Panitia. Saldo dari kegiatan tersebut adalah Rp. 22.320.500 Acara ini dapat berjalan dengan baik karena partisipasi semua umat. Dana juga bisa Saldo karena umat menyumbangkan hasil-hasil pertanian mereka dengan harapan ada Saldo untuk pembangunan Gereja Paroki.Jadi selain dana partisipasi dari umat, juga umat menyumbangkan hasil pertanian yang dibutuhkan untuk mengurangi dana konsumsi. Syukur pada Tuhan, akhirnya memang ada saldo untuk dana pembangunan Gereja. Terimakasih kami ucapkan kepada semua umat Paroki, DPP, Para Panitia, Para Donatur dan siapa saja yang mendoakan dan mendukung kegitan ini. Yesus memberkati kita semua selalu. Amin.

RENUNGAN HARI MINGGU PRAPASKAH I : 26 Februari 2012

RENUNGAN HARI MINGGU PRAPASKAH I : 26 Februari 2012
Kej 9:8-15, Mzm 25:4b-5ab,6-7bc,8-9, 1Ptr 3:18-22, Mrk 1:12-15

BACAAN INJIL: Mrk 1:12-15

“Yesus dicobai oleh Iblis, dan malaikat-malaikat melayani Dia.”

Sekali peristiwa Roh memimpin Yesus ke padang gurun. Di padang gurun itu Ia tinggal empat puluh hari lamanya, dicobai oleh Iblis. Ia berada di sana di antara binatang-binatang liar dan malaikat-malaikat melayani Dia. Sesudah Yohanes ditangkap datanglah Yesus ke Galilea memberitakan Injil Allah, kata-Nya: "Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!"

RENUNGAN:

Tidak ada manusia yang terlepas dari godaan untuk berbuat doa, karena godaan itu sendiri tidak akan pernah putus asa menarik kita menjadi pengikutnya. Bila kita jatuh mengikuti godaan, itu berarti kita perlahan-lahan tetapi pasti berjalan menuju kebinasaan hidup. Hadapilah dan kalahkanlah godaan dalam iman akan Tuhan.

Sungguh menarik membaca dan merenungkan Injil hari ini. Injil menceritakan bahwa sesudah Yesus dibaptis di sungai Yordan dan sebelum Yesus memulai tugas perutusan-Nya mewartakan kerajaan Allah, Yesus terlebih dahulu berpuasa di padang gurun 40 hari 40 malam lamanya. Pada saat berpuasa di padang gurun itu Yesus mengalami godaan dengan dicobai oleh Iblis dan Yesus juga mengalami tantangan lain yakni dari binatang-binatang liar yang siap menerkam-Nya. Sebagaimana tadi dikatakan bahwa puasa yang dilakukan oleh Yesus di padang gurun adalah awal sebelum menjalankan tugas perutusan-Nya. Sehingga jelas bahwa sudah sejak awal perutusan, Yesus sudah mengalami tantangan dari Iblis yang berusaha menggagalkan keselamatan manusia. Demikian juga tentunya akan dialami oleh Yesus dalam hidup-Nya, setan akan selalu berusaha menggagalkan keselamatan manusia. Namun Yesus dapat melalui godaan setan saat Dia berpuasa, karena malaikat-malaikat Tuhan melayani Dia.

Malaikat-malaikat Tuhan melayani Dia, tentu bukan hanya karena Yesus adalah Tuhan, tetapi juga tentu karena puasa yang dilakukan adalah untuk tujuan baik, yakni awal karya keselamatan bagi manusia. Juga karena Yesus tetap setia pada tugas perutusan-Nya, yakni menyatakan kasih Allah kepada manusia.

Sungguh luar biasa kasih Allah yang nyata dalam diri Yesus Ksristus. Karena kasih-Nya kepada manusia, Yesus siap mengalami dan menghadapi tantangan yang berusaha menggagalkan keselamatan-Nya kepada manusia. Semua ini dilakukan oleh Yesus adalah hanya demi keselamatan kita. Sehingga dengan menyadari hal ini, baiklah kita di masa Prapaskah ini melihat sejauhmana kasih kita kepada Tuhan dan kita diajak memperbaharui kasih kita kepada Allah lewat pertobatan hidup, sebagaimana dikatakan oleh Yesus hari ini kepada kita, "Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!" Pertobatan yang kita lakukan adalah dengan meninggalkan hidup dosa dan kembali kepada Allah.

Dalam usaha pertobatan ini, tentu kita juga akan mengalami tantangan dan godaan yang berusaha membuat kita untuk kembali ke jalan hidup yang tidak berkenan pada Allah. Yesus sendiri pada saat puasa juga mengalami apa yang kita alami. Bahkan semakin kita berusaha berpantang dan berpuasa, semakin kita hidup baik selaras dengan kehendak Allah, pasti semakin banyak dan besar godaan yang akan kita alami. Tetapi bersukacitalah kalau mengalmi godaan dalam menjalani pertobatan pada masa prapaskah ini, karena itu berarti kita mempunyai kesungguhan untuk hidup lebih baik. Namun, bila kita tidak merasakan godaan dalam menjalani pertobatan dalam masa prapaskah itu, itu bisa menjadi suatu bukti bahwa kita tidak mempunyai keseriusan dalam menjalani masa prapaskah.

Namun bila memang mengalami tantangan dan godaan dalam menjalani masa prapaskah, hendaknya kita tetap setia kepada Allah, dan tetaplah yakin bahwa malaikat-malaikat Tuhan akan membantu kita sehingga kita mampu menjalani pasa prapaskah ini dengan baik. Kesetiaan kita juga akan membawa kita kepada kebahagian paskah kelak.Bila kita tetap setia pada niat baik kita untuk semakin lebih baik sesuai dengan kehendak Tuhan, itu bukan menjadi penghalang tetapi sebagai ujian atas kesetiaan kita. Sebab memang untuk mencapai sesuatu yang lebih baik, pasti akan mengalami tantangan dan godaan dan dibutuhkan perjuangan. Yesus sendiri untuk mewujudkan keselamatan pada manusia, Dia harus menjalani pantang, puasa dan juga godaan-godaan. Maka itu berarti kitapun yang hendak beroleh hidup kekal, keselamatan kekal, harus mau dan rela mengalami tantangan dan godaan. Sehingga untuk menjadi manusia dan murid sejati Kristus harus mau dan siap berpuasa, perbantang dan menghadapi godaan-godaan. Atau bisa dikatakan bahwa untuk mengatasi godaan-godaan dalam hidup, kita harus berani berpantang dan berpuasa serta bersuaha kembali kepada Allah. Amin.

BACAAN HARI MINGGU PRAPASKAH I : 26 Februari 2012

BACAAN HARI MINGGU PRAPASKAH I : 26 Februari 2012
Kej 9:8-15, Mzm 25:4b-5ab,6-7bc,8-9, 1Ptr 3:18-22, Mrk 1:12-15

BACAAN I: Kej 9:8-15

“Perjanjian Allah dengan Nuh sesudah ia dibebaskan dari ari bah.”

Sesudah ari bah erfirmanlah Allah kepada Nuh dan kepada anak-anaknya yang bersama-sama dengan dia: "Sesungguhnya Aku mengadakan perjanjian-Ku dengan kamu dan dengan keturunanmu, dan dengan segala makhluk hidup yang bersama-sama dengan kamu: burung-burung, ternak dan binatang-binatang liar di bumi yang bersama-sama dengan kamu, segala yang keluar dari bahtera itu, segala binatang di bumi. Maka Kuadakan perjanjian-Ku dengan kamu, bahwa sejak ini tidak ada yang hidup yang akan dilenyapkan oleh air bah lagi, dan tidak akan ada lagi air bah untuk memusnahkan bumi." Dan Allah berfirman: "Inilah tanda perjanjian yang Kuadakan antara Aku dan kamu serta segala makhluk yang hidup, yang bersama-sama dengan kamu, turun-temurun, untuk selama-lamanya: Busur-Ku Kutaruh di awan, supaya itu menjadi tanda perjanjian antara Aku dan bumi. Apabila kemudian Kudatangkan awan di atas bumi dan busur itu tampak di awan, maka Aku akan mengingat perjanjian-Ku yang telah ada antara Aku dan kamu serta segala makhluk yang hidup, segala yang bernyawa, sehingga segenap air tidak lagi menjadi air bah untuk memusnahkan segala yang hidup.

MAZMUR TANGGAPAN: Mzm 25:4b-5ab,6-7bc,8-9

Reff: Tuhan adalah kasih setia bagi orang yang berpegang pada perjanjian-Nya.

1. Tujunkkanlah lorong-lorong-Mu kepadaku, ya Tuhan, bawalah aku dalam kebenaran-Mu dan ajarlah aku, sebab Engkaulah Allah yang menyelamatkan aku, Engkau kunantikan sepanjang hari.

2. Ingatlah segala rahmat dan kasih setia-Mu, ya Tuhan, sebab semuanya itu sudah sejak ada sejak purbakala. Tetapi ingalah kepadaku sesuai dengan kasih setia-Mu, oleh karena kebaikan-Mu ya Tuhan.

3. Tuhan itu baik dan benar sebab itu Ia menunjukkan jalan kepada orang yang sesat. Ia membimbing orang-orang yang rendah hati menurut hukum, dan mengajarkan jalan-Nya kepada orang-orang yang bersahaja.

BACAAN II: 1Ptr 3:18-22

“Air itu melambangkan pembaptisan yang kini menyelamatkan kamu.”

Saudara-saudari terkasih, Kristus telah mati sekali untuk segala dosa kita, Ia yang benar untuk orang-orang yang tidak benar, supaya Ia membawa kita kepada Allah; Ia, yang telah dibunuh dalam keadaan-Nya sebagai manusia, tetapi yang telah dibangkitkan menurut Roh, dan di dalam Roh itu juga Ia pergi memberitakan Injil kepada roh-roh yang di dalam penjara, yaitu kepada roh-roh mereka yang dahulu pada waktu Nuh tidak taat kepada Allah, ketika Allah tetap menanti dengan sabar waktu Nuh sedang mempersiapkan bahteranya, di mana hanya sedikit, yaitu delapan orang, yang diselamatkan oleh air bah itu. uga kamu sekarang diselamatkan oleh kiasannya, yaitu baptisan?maksudnya bukan untuk membersihkan kenajisan jasmani, melainkan untuk memohonkan hati nurani yang baik kepada Allah?oleh kebangkitan Yesus Kristus, yang duduk di sebelah kanan Allah, setelah Ia naik ke sorga sesudah segala malaikat, kuasa dan kekuatan ditaklukkan kepada-Nya.

BACAAN INJIL: Mrk 1:12-15

“Yesus dicobai oleh Iblis, dan malaikat-malaikat melayani Dia.”

Sekali peristiwa Roh memimpin Dia ke padang gurun. Di padang gurun itu Ia tinggal empat puluh hari lamanya, dicobai oleh Iblis. Ia berada di sana di antara binatang-binatang liar dan malaikat-malaikat melayani Dia. Sesudah Yohanes ditangkap datanglah Yesus ke Galilea memberitakan Injil Allah, kata-Nya: "Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!"

Pendeta Iran akan segera dihukum gantung

Pendeta Iran akan segera dihukum gantung

Youcef Nadarkhani, seorang pendeta Kristen Iran, yang murtad dari Islam, akan dihukum gantung dalam “waktu dekat”, demikian lapor sebuah kelompok hak asasi manusia Amerika.

Pusat Hukum dan Keadilan Amerika telah diberitahu bahwa perintah eksekusi telah dikeluarkan untuk Nadarkhani, yang menolak untuk meninggalkan iman Kristennya dan kembali ke Islam.

Yordan Sekulow, direktur eksekutif Pusat Hukum dan Keadilan Amerika, mengatakan kepada situs berita Amerika msnbc.com kemarin bahwa “hingga detik ini, kami bisa memastikan bahwa ia masih hidup.”

Namun,”kami mengetahui bahwa kepala pengadilan Iran, Ayatollah Sadegh Larijani, harus mendapat persetujuan secara publik untuk diadakan eksekusi itu, tetapi hanya sebagian kecil dari eksekusi seperti itu dilakukan di depan umum. Kebanyakan eksekusi di Iran dilakukan secara rahasia,” katanya.

“Kami mendesak pemerintah Iran untuk membebaskan pendeta itu segera.”

Pendeta Nadarkhani, seorang ayah dari dua anak yang berusia 34 tahun, itu ditangkap di kota Rasht, bagian utara Iran, tahun 2009, dan telah dijatuhi hukuman mati.

Tahun lalu sebuah pengadilan Iran memutuskan hukuman mati kepada pendeta itu setelah ia menolak masuk kembali ke Islam, dan setelah dia diberi tiga kesempatan untuk mengaku kesalahan.

Pendeta Nadarkhani, seorang anggota Gereja Protestan Injili Iran, tidak pernah secara resmi sebagai seorang Muslim, tapi berasal dari latar belakang Muslim.

Sumber: Iranian Christian pastor to be hanged ‘imminently’

Disadur dari: www.cathnewsindonesia.com

RENUNGAN HARI SABTU SESUDAH RABU ABU: 25 Februari 2012

RENUNGAN HARI SABTU SESUDAH RABU ABU: 25 Februari 2012
TAHUN B:
Yes 58:9b-14, Mzm 86:1-2,3-4,5-6, Luk 5:27-32

BACAAN INJIL:

Kemudian, ketika Yesus pergi ke luar, Ia melihat seorang pemungut cukai, yang bernama Lewi, sedang duduk di rumah cukai. Yesus berkata kepadanya: "Ikutlah Aku!" Maka berdirilah Lewi dan meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Dia. Dan Lewi mengadakan suatu perjamuan besar untuk Dia di rumahnya dan sejumlah besar pemungut cukai dan orang-orang lain turut makan bersama-sama dengan Dia. Orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat bersungut-sungut kepada murid-murid Yesus, katanya: "Mengapa kamu makan dan minum bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?" Lalu jawab Yesus kepada mereka, kata-Nya: "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat."

RENUNGAN:

Mungkin pernah menonton satu Film Aksi, yang mana diceritakan bahwa ada suatu misi khusus dalam satu perang dan membutuhkan orang-orang khusus. Untuk itu, orang yang akan memimpin tim ini merekrut beberapa orang yang statusnya adalah tahanan atau narapidana. Ini tentu hal yang aneh, tetapi ada alasan tertentu, yakni ternyata orang-orang narapidana yang direkrut itu adalah para mantan tentara yang menjadi tahanan dan mereka memang mempunya keahlian khusus yang sangat cocok untuk misi itu. Jadi jelas bahwa mereka yang direkrut tidak hanya sekedar tahanan, tetapi memang para ahli, punya keahlian khusus masing-masing dan diyakini cocok untuk misi yang hendak dijalankan.

Namun lebih aneh lagi kita rasa bila kita melihat bagaimana cara Yesus merekrut para rasul dan para muridnya. Kalau kita melihat status dan latar belakang para rasul, memang mereka itu berasal dari latar belakan dan status yang berbeda-beda, karena ada yang dari status ekonomi rendah, ada yang kelas atas, ada yang nelayan dan hari ini, kita mendengar Yesus merekrut Lewi seorang pemungut cukai. Pemungut cukai jelas dicap sebagai pendosa, karena memungut pajak yang sangat menguntungkan diri sendiri dan bekerja bagi para penjajah. Kita bisa bertanya, “Apa kriteria Yesus dalam merekrut para rasul atau para murid-Nya? Tentu bukan karena keahlian mereka dianggap cocok untuk tugas yang akan diberikan oleh Yesus, bukan pula karena melihat status sosial dan pendidikan mereka. Dari jawaban Yesus atas pertanyaan orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, yang bersungut-sungut karena Yesus makan dan minum dengan seorang pemungut cukai, kita dapat mengetahui bahwa tujuan Yesus atau misi Yesus adalah untuk menyelamatkan manusia. Keselamatan inilah yang hendak diberikan oleh Yesus kepada mereka yang dipanggil oleh Yesus untuk mengikuti Dia. Oleh sebab itu, karena Yesus menawarkan keselamatan, tanpa memandang bulu, maka tentu sangat wajar bahwa orang berdosalah yang menjadi sasaran utama Yesus.

Kitapun dipilih Allah menjadi pengikut-Nya dan dipanggil untuk mengikuti-Nya. Tuhan tidak memandang status sosial, ekonomi dan pendidikan kita. Kita dipanggil dan dipilih Allah untuk mengikuti Dia, bukan karena kita ahli dan layak untuk itu, tetapi semata-mata karena Tuhan ingin menawarkan keselamatan kepada kita. Sebab kitapun tidak luput dari kesalahan dan dosa. Dari sebab itu, berapa besarpun dosa dan kesalahan kita, Tuhan tetap memanggil kita untuk mengikuti Dia, Tuhan tetap menawarkan keselamatan Surga bagi kita. Hanya mungkin, kita tidak sadar bahwa kita juga orang berdosa sehingga kita tidak mau mengikui Tuhan dengan sungguh-sungguh. Kalau kita sadar bahwa kita orang berdosa, pasti kita akan berusaha mengikuti Yesus secara sungguh-sungguh, karena dengan demikian kita akan beroleh keselamatan kekal. Nah, maukah kita mengdengarkan panggilan Yesus dan mengikuti Dia?

RENUNGAN HARI JUMAT SESUDAH RABU ABU: 24 Februari 2012

RENUNGAN HARI JUMAT SESUDAH RABU ABU: 24 Februari 2012
TAHUN B:
Yes 58:1-9a, Mzm 51:3-4,5-6a,18-19, Mat 9:14-15

BACAAN INJIL:

Kemudian datanglah murid-murid Yohanes kepada Yesus dan berkata: "Mengapa kami dan orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?" Jawab Yesus kepada mereka: "Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka? Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa.

RENUNGAN:

Untuk apa kita berpuasa? Mungkin pertanyaan ini perlu kira renungkan. Sebab banyak diantara umat yang tidak tahu apa makna sesungguhnya tentang berpuasa dan berpantang pada masa prapaskah. Sebab ada orang yang bertanya, “Apakah berpuasa itu, berarti mengurangi makan tetapi bisa makan camilan bila merasa lapar? Tampak ada niat berpuasa dan berpantang, tetapi tidak bisa menahan lapar. Apalagi bila camilan lebih banyak daripada makan seperti biasanya, tentu tidak ada ubahnya dengan makan seperti biasa. Banyak orang yang menganggap bahwa pantang dan puasa pada masa prapaskah hanya sekedar mengurangi makan dan minum.

Orang-orang Farisi juga begitu heran ketika melihat murid-murid Yesus tidak berpuasa, sedangkan mereka berpuasa. Menanggapi pertanyaan ini, Yesus bukannya menyangkal nilai baik dari puasa itu. Tetapi Yesus mengingatkan mereka apa sebenarnya tujuan dari berpuasa.

Berpuasa tentu bukan hanya sekedar soal makan dan minum, tetapi lebih pada hidup yang semakin lebih baik yang selaras dengan kehendak Tuhan, dan hidup yang semakin dekat dengan Tuhan. Jadi tujuan utama adalah hidup yang semakin dekat dengan Tuhan, dan hidup yang selaras dengan kehendak Tuhan. Para murid saat itu tidak berpuasa karena saat itu mereka sudah jelas bersatu dengan Tuhan yakni dengan menjadi pengikut Yesus. Baru kelak setelah Yesus tidak bersama mereka dalam kehidupan dunia, para murid harus berpuasa agar hidup mereka tetap dekat dengan Tuhan. Kesalahan orang-orang Farisi adalah, mereka berpantang dan berpuasa, menjalankan ajaran agama tetapi mereka tidak mengenal Tuhan yang telah hadir di hadapan mereka, malah mereka menolak Yesus adalah Tuhan. Sehingga jelas puasa mereka itu hanya sebagai kewajiban, bukan didasarkan iman untuk semakin dekat dengan Tuhan.

Nah bagaimana dengan puasa kita? Tentu nilai suatu puasa dan pantang yang kita lakukan, tidak mempunyai nilai iman kalau hanya sekedar menjalankan kewajiban, ataupun kalau hanya sebagai kesempatan untuk mengirit pengeluaran ataupun jalan untuk diet. Tetapi puasa dan pantang yang benar adalah kita mengurangi kenikmatan badan dan hidup semakin dekat dengan Allah dengan berusaha melaksanakan kehendak Tuhan. Lebih dari itu, buah dari pantang dan puasa kita, juga bisa dinikmati oleh banyak orang. Nah, semoga kita berpuasa dan berpantang yang benar seperti yang dikehendaki oleh Tuhan. Amin.

Paus: Prapaskah adalah masa penuh rahmat

Selama 40 hari Prapaskah adalah masa pembaharuan spiritual dalam persiapan Paskah, tetapi hari-hari itu juga adalah masa untuk merenung bahwa kejahatan sedang bekerja di dunia dan bahkan Gereja Katolik menghadapi banyak godaan, kata Paus Benediktus XVI.

Paus menjelaskan makna Prapaskah selama audiensi umum mingguannya pada 22 Februari, yang bertepatan dengan Rabu Abu, seperti dilansir Catholic News.

Seperti bangsa Israel selama 40 tahun di padang gurun dan seperti Yesus selama 40 hari di padang gurun, Gereja Katolik dan anggotanya yang mengalami kasih karunia Allah, tetapi juga dikepung oleh kejahatan di sekitar mereka dan tergoda oleh kekuasaan dan keegoisme, lanjut paus itu.

Yesus, sebelum memulai pelayanan-Nya, pergi ke padang gurun selama 40 hari. Selama puasa, “ia memperkuat dirinya dengan Firman Allah, yang ia gunakan sebagai senjata untuk mengalahkan godaan iblis,” kata paus.

Paus Benediktus mengatakan pengalaman kasih karunia Allah dan dari godaan bukanlah sesuatu yang unik bagi umat Katolik modern.

Selama 40 tahun di padang gurun, bangsa Israel yang dibimbing oleh Tuhan, diberi makan dan minum, namun mereka juga lelah, mengeluh, dan tergoda untuk kembali kepada penyembahan berhala, kata paus.

Dengan menghabiskan 40 hari di padang gurun sebelum memulai pelayanan-Nya, Yesus merasa dekat dengan Allah, tetapi juga menghadapi godaan iblis “kesuksesan dan kekuasaan.”

“Situasi ambivalen ini juga menggambarkan situasi Gereja yang melakukan perjalanan melalui padang gurun di dunia. Di gurun ini, kita umat beriman pasti memiliki kesempatan untuk memiliki pengalaman yang mendalam tentang Allah, yang menguatkan spirit kita, menegaskan iman kita, memelihara harapan kita dan menjiwai kasih kita,” kata paus.

Namun, ia mengatakan, “padang gurun itu juga aspek negatif dari realitas yang mengelilingi kita: kekeringan, kemiskinan, sekularisme dan materialisme” yang berusaha meyakinkan orang bahwa Allah tidak ada.

Namun, “masa padang gurun bisa diubah menjadi masa yang penuh rahmat” karena kasih Allah lebih kuat daripada godaan duniawi, kata paus.

Di akhir audiensi itu, Paus Benediktus bertemu dengan Mgr Keith Newton, kepala Ordinariat Pribadi Santa Perawan Maria dari Walsingham, Inggris. Ordinariate itu didirikan oleh Vatikan pada Januari 2011 untuk pelayanan pastoral dari mantan Anglikan di Inggris dan Wales. Para anggota Ordinariat itu sedang membuat ziarah ke Vatikan menyampaikan terima kasih kepada Paus Benediktus.

Disadur dari: www.cathnewsindonesia.com

RENUNGAN MASA PRAPASKAH TAHUN B: (Hari Kamis sesudah Rabu Abu )

RENUNGAN MASA PRAPASKAH TAHUN B:
(Hari Kamis sesudah Rabu Abu )
Ul 30:15-20, Mzm 1:1-2,3,4,6, Luk 9:22-25

BACAAN INJIL:

Dan Yesus berkata: "Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga." Kata-Nya kepada mereka semua: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya. Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia membinasakan atau merugikan dirinya sendiri?

RENUNGAN:

Bila seseorang diterima bekerja dalam satu perusahaan atau instansi tentu dia terikat dengan perjanjian atau aturan yang diberlakukan dalam perusahaan dan instansi tersebut. Seseorang itu harus menaatinya kalau ingin tetap bekerja di tempat itu, tidak bisa berbuat sekehendaknya sendiri. Bahkan terkadang karena ketaatan atau kesetiaan seseorang terhadap atasan dan peraturan sangat besar sehingga mereka melakukan apa saja demi pekerjaan dan demi ketaatan. Dari sebab itu, kita tidak heran melihat seorang rela berbohong dan rela dipenjara demi ketaatan kepada atasan atau kelompok.

Dalam mengikuti Yesus, juga ada aturan yang harus ditaati. Yesus dengan tegas mengatakan bahwa siapapun yang mau mengikuti_nya, harus isap menyangkal diri dan memikul salibnya setiap hari. Yesus tidak menjanjikan penderitaan bagi para pengikut-Nya, tetapi para pengikut Yesus juga harus siap menderita demi Yesus, karena Yesus sendiri mengalami penderitaan karena tugas perutusan-Nya. Yesus tidak mencari penderitaan dan tidak ingin ditolak oleh para tua-tua, imam-imam kepala dan para ahli Taurat, tetapi Yesus siap mengalami semuanya itu demi melaksanakan tugas perutusan dari Allah Bapa. Demikianlah juga para pengikut-Nya, harus siap mengalami hal yang serupa demi mengikuti Yesus, yakni dengan menyangkal diri dan memikul salib.

Menyangkal diri tentunya bukan berarti menolak atau mengingkari diri. Menyangkal diri adalah berani hidup tidak lagi menurut kehendak diri sendiri demi menyelaraskan kehendak pribadi dengan kehendak Allah. Kita menyangkal diri, bila kita hidup bukan lagi terpusat pada diri sendiri, tetapi semata-mata demi melaksanakan kehendak Allah. Untuk melaksanakan semuanya itu, tentu kita harus rela berkorban kehilangan kesenangan diri atau kesenangan badan kita, namun walaupun demikia, kita siap menerima semuanya itu demi mengikuti Yesus. Inilah salah satu yang dimaksud dengan memikul salib setiap hari. Memikul salib juga, berarti siap menerima pernderitaan atau persoalan demi iman dan demi mengikuti Yesus Kristus.

Memang dengan menjadi murid Yesus, di mata dunia kita seperti kehilangan kesenangan atau hidup. Tetapi sebenarnya justru kita memelihara dan akan memperoleh hidup yang kekal. Yesus sendiri mengatakan, “Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia membinasakan atau merugikan dirinya sendiri?” Dengan mengikuti Yesus, kita memperoleh hidup kekal. Amin.

RENUNGAN MASA PRAPASKAH TAHUN B:

RENUNGAN MASA PRAPASKAH TAHUN B:
(Hari Rabu Abu: Puasa dan Pantang, Pesta Takhta St. Petrus, Rasul)
Yl 2:12-18, Mzm 51:3-4,5-6a,12-13,14,17, 2Kor 5:20-6:2, Mat 6:1-6,16-18

BACAAN INJIL:

"Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga. Jadi apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong, supaya mereka dipuji orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu. Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu." "Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu. "Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu."

RENUNGAN:

Hari ini Gereja merayakan hari Raya Rabu Abu, yang menjadi awal dari masa prapaskah. Pada hari Raya Rabu abu ini, umat menerima abu di dahi untuk mengawali masa pertobatan. Sehingga jelas bahwa menerima abu di dahi mengawali masa pertobatan dan dengan menerima abu, umat disadarkan akan dirinya yang penuh dosa, seperti abu sehingga membutuhkan pertobatan. Namun kerap kali masih banyak umat yang di pedalaman belum memahami betul akan makna menerima abu di dahi pada awal masa prapaskah dan juga karena itu belum mengerti betul akan arti masa prapaskah. Bahkan tidak sedikit umat yang mengerti makna hari Raya Rabu Abu dengan menerima Abu pada hari itu sebagai tanda awal masa tobat. Dari sebab itulah makanya tidak jarang kita temukan umat yang tidak berupaya menghadiri perayaan Ekaristi dan menerima abu di dahi pada hari Raya Rabu Abu. Ada saja umat yang mengharapkan agar diperbolehkan menerima abu pada hari minggu berikutnya. Oleh karena itu, tidak jarang ada paroki tertentu atau gereja stasi tertentu mengadakan penerimaan abu pada hari Minggu berikutnya, dengan alasan agar umat yang sibuk dan berhalangan datang pada hari Rabu abu itu, juga menerima abu pada hari Minggunya. Yah, alasan kesibukan umat seringkali menjadi senjata ampuh untuk tidak merayakan hari Raya Rabu Abu, sehingga seakan ada hari Raya Minggu Abu.

Memang bukan suatu hal salah kalau umat sibuk sehingga sulit hadir pada hari Raya Rabu Abu untuk menerima abu pada awal masa prapaskah. Apakah dengan alasan sibuk menjadi alasan bagi kita untuk tidak berupaya menyiapkan waktu untuk merayakan hari Raya Rabu Abu? Namun perlu kita ingat, kalau bukan kita lagi yang merayakan liturgi hari Raya Rabu Abu, siapa lagi yang akan mempertahankannya? Tentu itu hendaknya bukan menjadi alasan yang dibuat untuk tidak hadir merayakan hari Raya Rabu Abu. Tetapi hendaknya kita berupaya semaksimal mungkin untuk mengatur waktu sehingga kita mengawali masa prapaskah dengan menerima abu pada hari Raya Rabu Abu itu sendiri. Ini mungkin sulit, tetapi bukan tidak memungkinkan kalau kita mau mengatur waktu dan berkorba. Justru jelas bagi kita bila kita sungguh mengatur waktu dan mau berkorban untuk bisa hadir merayakan hari Raya Rabu Abu dan menerima abu pada saat itu juga, itu berarti kita sudah mengawali masa prapaskah, masa pertobatan dengan suatu pengorbanan. Sungguh merupakan awal dari pertobatan yang indah. Yakinlah, kalau masa prapaskah ini kita awali dengan suatu pengorbanan (waktu), masa prapaskah akan bisa kita jalani dengan lebih bermakna. Sebagai bagaimana mungkin masa pertobatan (prapaskah) dapat kita isi dengan sesuatu yang bermakna kalau kita mengawalinya saja tidak dengan usaha dan pengorbanan?

Dengan menerima abu pada hari Raya Abu-abu, kita sungguh diajak pertama-tama menyadari kedosaan dan kehinaan kita layaknya seperti abu, sebelum menjalani masa pertobatan selama 40 hari. Dengan menerima abu itu, kita disadarkan akan diri kita sehingga kita membutuhkan pertobatan hidup. Sebab sulit rasanya dibayangkan bahwa kita menjalani masa pertebotan kalau kita tidak sadar bahwa kita adalah manusia berdosa yang membutuhkan pembersihan dan pertobatan. Menerima abu pada hari Raya Rabu-abu ini, seringkali kurang dipahami, sehingga tidak sedikit umat menjalani masa prapaskah tanpa menerima abu pada hari raya Rabu Abu.

Masa prapaskah merupakan masa untuk bertobat. Selamat masa prapaskah ini, kita diharapam berusaha memperbaharui diri dan hidup. Masa prapaskah juga dikenal dengan sebutan masa pantang dan puasa. Pantang dan puasa yang diharapkan tentu bukan hanya soal pantang makan dan puasa. Hal makan dan minum hanya merupakan sebagian dari tindakan pertobatan selama masa prapaskah ini. Yang lebih utama adalah memperbaharui diri dan berusaha hidup lebih baik dan terutama lebih dekat dengan Tuhan.

Hari ini Yesus mengingatkan kita bahwa pantang dan puasa atau masa prapaskah ini kita jalani sebagai bentuk pertobatan dan semata-mata untuk memperbaharui diri serta semakin mendekatkan diri dengan Tuhan. Oleh sebab itu Yesus mengatakan bahwa bila kita berpuasa, janganlah hanya untuk tujuan duniawi dan terutama jangan supaya dilihat dan dipuji orang. Yesus justru mengatakan bahwa saat kita berpuasa, baiklah kita hidup seakan-akan tidak berpuasa, tidak perlu diketahui oleh orang lain. Dengan demikian, jangan justru kita pamer diri dan jangan pula pantang dan puasa kita buat sebagai alasan untuk tidak bekerja apalagi melakukan kebaikan. Kita hendaknya menjalankan aktivitas harian kita sebagaimana biasanya, tetapi dengan hidup lebih bermakna karena dalam aktivitas itu, kita berusaha hidup lebik baik dan semakin mendekatkan diri kepada Tuhan.

Banyak hal yang bisa kita lakukan selama masa propaskah ini, bisa itu dengan mengurangi makan, minum serta kesenangan diri atau pengeluaran untuk kesenangan diri. Namun itu semua tidak cukup kalau hidup kita tidak semakin lebih dekat dengan Tuhan dan juga dengan sesama kita. Oleh karena itulah, dikatakan bahwa pantang dan puasa kita juga hendaknya juga dirasakan oleh sesama. Dengan kata lain, apa yang kita lakukan, itu kita lakukan dengan tulus dan sebagai jalan kita untuk berbagi sukacita dengan sesama yang membutuhkan. Kiranya masa prapaskah kita kurang bernilai kalau kita tidak semakin dekata dengan Tuhan, juga bila kita tetap tidak punya rasa peduli dan kasih dengan sesama. Maka semoga masa prapaskah, masa pertobatan ini, kita gunakan sebagai kesempatan untuk memperbaharui diri. Amin.

Paus Benediktus lantik 22 kardinal baru

Paus Benediktus lantik 22 kardinal baru

Paus Benediktus XVI pada hari Sabtu melantik 22 kardinal baru untuk masuk ke dalam ‘Kolega Kardinal’ yang akan memilih penggantinya, dalam sebuah upacara yang sangat sederhana.

Paus Benediktus memimpin upacara pelantikan itu di Basilika Santo Petrus. Para kardinal baru yang dilantik itu adalah uskup agung dari New York, Praha, Hong Kong India, Brasil dan Toronto serta sejumlah kepala kantor Vatikan.

Upacara pelantikan itu menambah jumlah konsistori menjadi 125 kardinal yang berusia di bawah 80 tahun yang berhak memilih dalam pemilihan paus.

Masing-masing uskup agung itu menerima jabatan baru mereka, cincin dan topi merah (biretta), dari paus.

Paus Benediktus, yang akan berusia 85 pada April, berbicara dengan suara lantang saat ia mengatakan kepada para kardinal bahwa mereka diminta untuk menasehatinya tentang masalah yang dihadapi Gereja.

Dalam sambutannya pada awal upacara itu, Paus Benediktus mengingatkan bahwa topi (biretta) dan jubah merah yang dipakai para kardinal melambangkan bahwqa para kardinal harus rela menumpahkan darah jika perlu sebagai kesetiaan kepada Kristus dan Gereja-Nya.

“Para kardinal baru dipercayakan dengan pelayanan kasih: kasih kepada Allah, cinta kepada Gereja-Nya, kasih yang mutlak dan tanpa syarat kepada saudara-saudaranya bahkan sampai menumpahkan darah mereka, jika perlu,” kata Paus Benediktus.

Dari 22 kardinal baru itu, tujuh adalah warga Italia, menambah delapan kardinal Italia yg terpilih dalam konsistori pada November 2010. Italia akan memiliki 30 kardinal dari 125 berusia di bawah 80 tahun.

Amerika Serikat memiliki 12 kardinal berusia di bawah 80 tahun, termasuk uskup agung New York Timotius Dolan dan Kardinal-terpilih Edwin O’Brien, mantan uskup agung Baltimore.

Konsistori 2012 sangat banyak dari Eropa, meskipun dua pertiga dari umat Katolik di dunia berada di belahan selatan. Selain itu tiga kardinal baru berusia di bawah 80 berasal dari Brasil, India dan Cina. (thejakartapost)

Disadur dari: www.cathnewsindonesia.com

Mantan imam Anglikan mulai dibina jadi imam Katolik

Mantan imam Anglikan mulai dibina jadi imam Katolik

Pastor Jeffrey N. Steenson

Sebanyak 42 mantan imam Anglikan dari seluruh Amerika Serikat (AS) secara resmi mulai ikut pelatihan mereka untuk menjadi imam Katolik.

Pelatihan itu adalah langkah kedua menyusul pembentukan Ordinariat di Keuskupan Agung Galveston-Houston, yang menampung para mantan Anglikan yang ingin masuk Katolik Roma.

Pelatihan itu dimulai pada akhir Januari di St. Mary Seminary dan Our Lady of Walsingham Church di Houston.

Para peserta termasuk para istri mantan imam Anglikan itu, sehingga jumlah total menjadi 76 orang.

Lebih dari 100 mantan imam Anglikan melamar menjadi imam Katolik ke Personal Ordinariat Chair of St. Peter. Sebanyak 42 orang telah diterima ke dalam program itu.

Proses lamaran untuk setiap calon termasuk pemeriksaan latar belakang kriminal, evaluasi psikologis dan rekomendasi dari uskup Katolik di mana dia tinggal serta dari otoritas Gereja Anglikan, jika memungkinkan.

Berbasis di Houston, Ordinariat itu mirip dengan keuskupan, tetapi cakupannya nasional.

Ini adalah Ordinariat AS pertama didirikan oleh Vatikan awal tahun ini untuk memfasilitasi dan memimpin komunitas-komunitas mantan Anglikan yang ingin bergabung dengan iman Katolik sementara tetap mempertahankan unsur-unsur warisan Anglikan dan tradisi mereka.

Our Lady Church of Walsingham berfungsi sebagai gereja utama. St. Mary Seminary adalah rumah binaan untuk program sembilan bulan.

Pada 12 Februari, sebuah Misa institusi itu juga diresmikan oleh Ordinariat tersebut.

Pada saat yang sama, Pastor Jeffrey N. Steenson menerima gelar “Monsignor” dan resmi menjadi kepalanya. (Catholic News)

Disadur dari: www.cathnewsindonesia.com

RENUNGAN HARIAN: Selasa 21 Februari 2012

RENUNGAN HARIAN: Selasa 21 Februari 2012
MASA BIASA TAHUN B: Pekan VII:
Yak 3:13-18, Mzm 19:8,9,10,15, Mrk 9:14-29

BACAAN INJIL:

Yesus dan murid-murid-Nya berangkat dari situ dan melewati Galilea, dan Yesus tidak mau hal itu diketahui orang; sebab Ia sedang mengajar murid-murid-Nya. Ia berkata kepada mereka: "Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia, dan mereka akan membunuh Dia, dan tiga hari sesudah Ia dibunuh Ia akan bangkit." Mereka tidak mengerti perkataan itu, namun segan menanyakannya kepada-Nya. Kemudian tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Kapernaum. Ketika Yesus sudah di rumah, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya: "Apa yang kamu perbincangkan tadi di tengah jalan?" Tetapi mereka diam, sebab di tengah jalan tadi mereka mempertengkarkan siapa yang terbesar di antara mereka. Lalu Yesus duduk dan memanggil kedua belas murid itu. Kata-Nya kepada mereka: "Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya." Maka Yesus mengambil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka, kemudian Ia memeluk anak itu dan berkata kepada mereka: "Barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku. Dan barangsiapa menyambut Aku, bukan Aku yang disambutnya, tetapi Dia yang mengutus Aku."

RENUNGAN:

Setiap orang sejak kecil pasti dididik menjadi yang terbaik dari orang lain. Tidak ada orang tua yang mendidik dan mengharapkan anak-anaknya menjadi orang yang paling bodoh dibanding teman-temannya, tetapi pasti mendorong dan seakan memaksa anaknya harus menjadi yang terbaik. Orang tua juga pasti mendidik anak-anaknya untuk meraih cita-cita setinggi-tingginya. Orang tua juga pasti bagaimanapun tanpa disadari akan lebih menyayangi dan menyukai anaknya bila mereka menjadi yang terbaik. Dalam kenyataan hidup juga demikian, semua orang pasti lebih suka terhadap orang yang dianggap hebat.

Jadi suatu hal yang wajar bila para rasul mempersoalkan siapa yang menjadi terbesar diantara mereka. Sebab bagaimanapun memang harus ada yang menjadi pemimpin di antara para murid. Yesus tidak melarang orang menjadi yang terbaik, dan punya keinginan atau cita-cita tinggi. Namun Yesus mengingatkan bahwa yang berkenan di hadapan Allah bukan ditentukan oleh jabatan atau pangkat. Memang pikiran Tuhan berbeda dengan pikiran manusia. Kalau dalam hidup manusia, pangkat, jabatan yang tinggi dan kekayaan yang besar, itu dianggap sebagai keutamaan dan dianggap membuat orang menjadi yang terhormat. Namun di hadapan Allah, bukan itu yang terutama. Yang terutama adalah sikap melayani kepada sesama. Pelayanan yang dimaksudkan pun adalah pelayanan yang tulus dan penuh kasih, seperti pelayanan kepada seorang anak kecil yang tidak bisa berbuat apa-apa dan pasti tidak bisa membalasnya. Sebab bisa saja orang begitu semangat dalam pelayanan atau dalam melaksanakan tugasnya melayani orang, tetapi karena mendapatkan upah dan mengharapkan imbalan. Hal ini bukan hal yang aneh, sebab ada juga orang yang senang bila ada terjadi kemalangan, karena dengan demikian orang menganggap ada proyek kemanusiaan dan ada dana sosial yang akan dikelolah. Saat ini malahan, orang miskin dan bantuan sosialpun sudah dibisniskan.

Di hadapan Allah, yang berkenan adalah sikap cinta kasih dan pelayanan yang tulus kepada sesama, bukan jabatan dan pangkat atau arta yang berlimpah. Namun Tuhan tidak melarang kita untuk meraihnya itu. Tetapi harus kita ingat, jangan sampai karena demi meraih semuanya itu, kita justru bersikap sombong dan lupa untuk mengasihi dan berbuat baik kepada sesama. Bila kita diberi berkat menjadi yang terbaik dari sesama, baiklah semuanya itu tidak membuat kita sombong dan lupa diri. Tetapi gunakanlah itu sebagai jalan atau alat untuk melayani sesama. Amin.

RENUNGAN HARIAN: Senin 20 Februari 2012

RENUNGAN HARIAN: Senin 20 Februari 2012
MASA BIASA TAHUN B: Pekan VII:
Yak 3:13-18, Mzm 19:8,9,10,15, Mrk 9:14-29

BACAAN INJIL:

Ketika Yesus, Petrus, Yakobus dan Yohanes kembali pada murid-murid lain, mereka melihat orang banyak mengerumuni murid-murid itu, dan beberapa ahli Taurat sedang mempersoalkan sesuatu dengan mereka. Pada waktu orang banyak itu melihat Yesus, tercenganglah mereka semua dan bergegas menyambut Dia. Lalu Yesus bertanya kepada mereka: "Apa yang kamu persoalkan dengan mereka?" Kata seorang dari orang banyak itu: "Guru, anakku ini kubawa kepada-Mu, karena ia kerasukan roh yang membisukan dia. Dan setiap kali roh itu menyerang dia, roh itu membantingkannya ke tanah; lalu mulutnya berbusa, giginya bekertakan dan tubuhnya menjadi kejang. Aku sudah meminta kepada murid-murid-Mu, supaya mereka mengusir roh itu, tetapi mereka tidak dapat." Maka kata Yesus kepada mereka: "Hai kamu angkatan yang tidak percaya, berapa lama lagi Aku harus tinggal di antara kamu? Berapa lama lagi Aku harus sabar terhadap kamu? Bawalah anak itu ke mari!" Lalu mereka membawanya kepada-Nya. Waktu roh itu melihat Yesus, anak itu segera digoncang-goncangnya, dan anak itu terpelanting ke tanah dan terguling-guling, sedang mulutnya berbusa. Lalu Yesus bertanya kepada ayah anak itu: "Sudah berapa lama ia mengalami ini?" Jawabnya: "Sejak masa kecilnya. Dan seringkali roh itu menyeretnya ke dalam api ataupun ke dalam air untuk membinasakannya. Sebab itu jika Engkau dapat berbuat sesuatu, tolonglah kami dan kasihanilah kami." Jawab Yesus: "Katamu: jika Engkau dapat? Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya!" Segera ayah anak itu berteriak: "Aku percaya. Tolonglah aku yang tidak percaya ini!" Ketika Yesus melihat orang banyak makin datang berkerumun, Ia menegor roh jahat itu dengan keras, kata-Nya: "Hai kau roh yang menyebabkan orang menjadi bisu dan tuli, Aku memerintahkan engkau, keluarlah dari pada anak ini dan jangan memasukinya lagi!" Lalu keluarlah roh itu sambil berteriak dan menggoncang-goncang anak itu dengan hebatnya. Anak itu kelihatannya seperti orang mati, sehingga banyak orang yang berkata: "Ia sudah mati." Tetapi Yesus memegang tangan anak itu dan membangunkannya, lalu ia bangkit sendiri. Ketika Yesus sudah di rumah, dan murid-murid-Nya sendirian dengan Dia, bertanyalah mereka: "Mengapa kami tidak dapat mengusir roh itu?" Jawab-Nya kepada mereka: "Jenis ini tidak dapat diusir kecuali dengan berdoa."

RENUNGAN:

Kerasukan roh jahat dalam hidup ini masih kerap terjadi. Umumnya orang yang kerasukan roh jahat akan mengalami hidup yang tidak enak dan menyakitkan. Hal yang biasa pula bahwa orang yang kerasukan roh jahat biasanya akan dibawa ke dukun untuk disembuhkan. Ini pasti biasa terjadi walaupun orang sudah beriman. Mengapa hal ini masih terjadi? Juga mengapa orang bisa dengan mudah kerasukan roh jahat?

Hari ini kita mendengarkan kisah Yesus menyembuhkan orang yang kerasukan roh jahat. Orang yang kerasukan roh jahat itu hidupnya begitu menderita, karena roh jahat itu selalu berusaha untuk membinasakan orang itu. Hal yang menarik bahwa orang yang kerasukan roh jahat itu sudah dibawa kepada para murid Yesus untuk disembuhkan, tetapi tidak sembuh juga. Baru setelah dibawa kepada Yesus, orang itu menjadi sembuh. Mengalami hal itu, para murid heran dan bertanya kepada Yesus, mengapa mereka tidak bisa menyembuhkan orang itu. Yesus mengjawab "Jenis ini tidak dapat diusir kecuali dengan berdoa."

Jawaban Yesus ini juga menjadi jawaban bagi kita mengapa masih banyak orang umumnya membawa orang sakit dan kerasukan roh jahat ke dukun, yakni karena mereka kurang berdoa. Kurang berdoa berarti kurang beriman kepada Tuhan. Sebab doa adalah salah satu bentuk ungkapan iman kepada Tuhan. Dengan berdoa kita menjalin relasi yang akrab dengan Tuhan, dengan berdoa kita membiarkan Tuhan memasuki hidup kita. Karena kita kurang beriman, makanya kita kurang berdoa kepada Tuhan dan oleh karena itu kita seringkali mengaitkan penyakit dengan hal-hal mitis dan membawa orang yang kerasukan roh jahat ke dukun. Kalau kita sungguh beriman, kita tentunya membawa orang yang kerasukan roh jahat kepada Yesus agar Yesus menyembuhkan mereka.

Jawaban Yesus tadi juga sekaligus menjadi jawaban bagi kita mengapa orang masih bisa dengan mudah kerasukan roh jahat, yakni karena seseorang itu kurang berdoa. Pada umumnya orang yang kerasukan roh jahat adalah orang yang banyak menghadapi permasalahan hidup, dan banyak melamun. Pada saat pikiran seseorang kacau dan kosong, saat itu akan mudah dimasuki oleh roh jahat. Namun bila seseorang itu selalu aktif, pikirannya selalu diliputi oleh doa dan banyak berdoa, berarti Roh Allah yang senantiasa tinggal dalam diri seseorang itu, dan itu pasti membuat roh jahat tidak mudah masuk ke dalam diri seseorang. Pikrian selalu berdoa yang dimaksudkan adalah bukan hanya dalam arti seseorang itu selalu duduk berdoa dan tidak bekerja. Tetapi pikiran yang selalu berdoa yang dimaksud adalah dalam arti luas yakni pikiran dan hati yang selalu diresapi oleh sabda Tuhan dan iman kepada Tuhan. Kalau Tuhan senantiasa ada dalam hati dan pikiran kita, maka Roh Tuhan akan membantu dan membebaskan kita dari roh jahat yang selalu akan berusaha untuk membinasakan kita. Ingatlah bahwa roh jahat senantiasa berusaha untuk membinasakan kita. Tetapi bersama Allah, kita akan beroleh keselamatan. Mari kita selalu bersekutu dengan Tuhan, bukan dengan roh jahat. Amin.

RENUNGAN HARI MINGGU BIASA 7

RENUNGAN HARI MINGGU BIASA 7
TAHUN B: 19 Februari 2012
Yes 43:18-19,21-22,24b-25, Mzm 41:2-3,4-5,13-14, 2Kor 1:18-22, Mrk 2:1-12

BACAAN INJIL: Mrk 2:1-12

“Di dunia ini, anak Manusia berkuasa mengampuni dosa.”

Kemudian, sesudah lewat beberapa hari, waktu Yesus datang lagi ke Kapernaum, tersiarlah kabar, bahwa Ia ada di rumah. Maka datanglah orang-orang berkerumun sehingga tidak ada lagi tempat, bahkan di muka pintupun tidak.

Sementara Ia memberitakan firman kepada mereka, ada orang-orang datang membawa kepada-Nya seorang lumpuh, digotong oleh empat orang. Tetapi mereka tidak dapat membawanya kepada-Nya karena orang banyak itu, lalu mereka membuka atap yang di atas-Nya; sesudah terbuka mereka menurunkan tilam, tempat orang lumpuh itu terbaring. Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: "Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni!" Tetapi di situ ada juga duduk beberapa ahli Taurat, mereka berpikir dalam hatinya: "Mengapa orang ini berkata begitu? Ia menghujat Allah. Siapa yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah sendiri?"

Tetapi Yesus segera mengetahui dalam hati-Nya, bahwa mereka berpikir demikian, lalu Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu berpikir begitu dalam hatimu? Manakah lebih mudah, mengatakan kepada orang lumpuh ini: Dosamu sudah diampuni, atau mengatakan: Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalan? Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa" berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu?: "Kepadamu Kukatakan, bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!" Dan orang itupun bangun, segera mengangkat tempat tidurnya dan pergi ke luar di hadapan orang-orang itu, sehingga mereka semua takjub lalu memuliakan Allah, katanya: "Yang begini belum pernah kita lihat."

RENUNGAN:

Ada berita menarik yang terjadi di daerah tertentu di wilayah Tigalingga. Ada berita yang mengatakan bahwa saat di daerah tertentu ada orang pintar atau dukun yang berusaha membuat orang cepat putus asa menghadapi persoalan sehingga dengan gampang orang bunuh diri dengan meminum racun tanaman. Hal ini terjadi berawal dari kerapnya orang bunuh diri dengan meminum racun tanaman. Karena kejadian itu, ada orang yang pergi ke dukun dan bertanya akan hal ini. Katanya si dukun mengatakan bahwa di kampung mereka ada dukun yang menjadi penyebabnya yakni dikatakan bahwa dukun itu sengaja membuat orang gampang putus asa dan gampang bunuh diri dengan minum racun tanaman.

Ada pula berita yang mengatakan di salah satu stasi hampir semua umat mengenakan rosario, sampe-sampe ada yang mengatakan, “Kalau jualan rosario di daerah itu pasti akan laris manis terjual.” Ketika ditanya mengapa sampai demikian, juga karena alasan seperti berita menarik di atas dan katanya malah sedang rame dikabarkan adanya ‘begu ganjang’ yang bergentayangan.

Berita-berita ini sangat menarik dan juga sangat memprihatinkan. Sebab manusia sekarang dikatakan orang beriman, namun kenyataannya iman itu tidak sungguh hidup. Malah masih banyak umat kristiani dan umat beriman lainnya yang masih hidup dalam kepercayaan lain, misalnya begitu mudah dan seringnya orang pergi ke dukun atau orang pintar. Iman seakan hanya di gereja atau dalam kegiatan liturgi saja, tetapi tidak dalam kehidupan sehari-hari.

Hari ini kita mendengar injil yang sangat menarik. Yesus terlebih dahulu mengampuni dosa orang lumpuh itu sebelum menyembuhkannya. Mengampuni dosa hanya boleh dilakukan oleh Allah sendiri, sehingga wajar bila beberapa ahli Taurat heran ketika Yesus mengatakan bahwa Dia telah mengampuni dosa orang lumpuh itu. Yesus tidak menyangkal keberatan mereka, karena hal itu memang benar. Tetapi Yesus malah menantang mereka dengan menyembuhkan orang lumpuh itu. Apa yang dilakukan oleh Yesus yakni pengampunan dosa dan penyembuhan orang lumpuh itu mau menyatakan bahwa Dia adalah Tuhan yang berkuasa mengampuni dosa dan menyembuhkan orang sakit. Sehingga bagi kita jelas bahwa Yesus memang benar Tuhan. Iman inilah hendaknya kita renungkan dalam perayaan hari ini. Sungguhkah kita percaya bahwa Yesus adalah Tuhan? Mari kita renungkan bersama. Pada kenyataannya, kita mengatakan ‘ya’ tetapi ‘tidak’ dalam kehidupan nyata. Hari ini kalau kita sungguh percaya bahwa Yesus adalah Tuhan, maka hendak ‘ya’ dalam kehidupan kita sehari-hari. Namun kita sering seperti yang dikatakan oleh Paulus, bahwa kita mengatakan ‘ya’ tetapi juga ‘tidak’ dalam kehidupan kita. Ingatlah yang dikatakan oleh Paulus, dalam iman kepada Yesus tidak pernah serentak ‘ya’ dan ‘tidak’. Kalau kita mengatakan ‘ya’, maka kita juga harus sungguh percaya kepadanya, selalu datang kepada-Nya dalam seluruh hidup kita baik dalam suka dan duka, bukannya kita dengan mudah percaya kepada kekuatan-kekuatan lain atau dengan mudah pergi ke dukun atau orang pintar. Kalau kita memang mengatakan ‘tidak’ yang kita juga harus tegas.

Jawaban kita ‘ya’ kepada Yesus juga hendaknya juga harus tampak dalam buahnya. Buah iman itu harus tampak dalam sikap hidup yang peduli dengan sesama yang menderita. Keempat orang yang membawa orang lumpuh itu kepada Yesus, tentu orang yang beriman. Iman mereka sungguh hidup, sehingga mereka tidak kehabisan akal ketika mereka menemu hambatan untuk membawa orang lumpuh itu ke hadapan Yesus, mereka membongkar atap rumah dan menurunkan orang lumpuh itu tempat di hadapan Yesus. Iman mereka membuat mereka kreatif membawa orang lumpuh itu ke hadapan Yesus dan membuat mereka mau repot atau kerja keras memikul dan membongkar atap rumah itu. Inilah kekuatan iman. Kita sering mengatakan bahwa kita beriman, tetapi iman kita itu tidak bisa dirasakan oleh orang lain. Iman kita seringkali hanya di seputar altar saja atau di seputar ibadah saja. Kita beriman, tetapi kita tidak punya rasa peduli dengan sesama kita yang menderita dan tidak mau repot untuk membantu sesama kita yang menderita. Maka ingatlah dan renungkanlah bahwa iman kita itu harus berbuah dalam sikap rasa peduli dengan sesama yang menderita dan juga mau berjuang serta berkorban demi sesama yang menderita. Banyak sesama kita yang hidup dalam kelumpuhan, bukan hanya fisik tetapi rohani. Maka kita orang beriman, hendaknya mengangkat mereka dan membawa mereka ke hadapan Yesus, agar Yesus menyembuhkan mereka.

Selain itu, kita juga mungkin termasuk orang yang lumpuh. Memang kita tidak lumpuh secara fisik, tetapi kita lumpuh secara rohani karena kita tidak bisa berjalan sendiri datang kepada Yesus, kita lumpuh karena kita seringkali tidak kuat memikul beban berat kehidup ini. Maka datanglah kepada Yesus, mohonlah kesembuhan daripada-Nya, agar Yesus menyembuhkan kita, sehingga kita dapat berjalan dalam kehidupan ini dan mampu memikul beban kehidupan yang kita pasti alami. Bila Tuhan sudah menyembuhkan kita dari kelumpuhan hidup, kita akan mendapatkan kekuatan untuk berjalan sambil memikul beban kehidupan, karena Yesus memberi kekuatan kepada kita. Amin.

 
Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan! (2Kor 8:14)