Pembangunan Gereja Paroki Tigalingga

Pembangunan Gereja Paroki sedang berlangsung. Kami sangat mengarapkan uluran kasih para Saudara untuk membantu.

Gotong Royong Pembangunan Gereja

Tidak ada kata yang bisa melukiskan pengalaman indah pada waktu gotong royong pengecoran lantai 2 bangunan Gereja selain, suatu keyakinan bahwa semuanya dapat terlaksana adalah karena MUKJIJZAT ALLAH BEKERJA.

Pengecoran Lantai Panti Imam Gereja

Pengecoran Lantai 2 bangunan Gereja ini dilakukan pada hari Selasa, 30 Agustus 2011 yang lalu. Luas yang dicor adalah 19 m x 24 m. Hujan yang mengguyur tidak menyurutkan semangat umat.

Kerjasama Imam dan Umat

Uskup emeritus KAM, Mgr. A.G.Pius Datubara OFM.Cap, datang berkunjung ke Paroki dan memberi semangat pada umat dalam pembangunan Gereja Paroki. Para pastor juga ikut berkerja bersama umat dalam pembangunan Gereja.

Misa Tridentin: Warisan Liturgi Yang Dipertahankan

HIDUPKATOLIK.com - Paus Benediktus XVI mengeluarkan Surat Apostolik Summorum Pontificum yang menjamin penggunaan Misa Tridentin...

Pembinaan Para Pengurus Gereja

Tidak sedikit umat katolik yang kerap menganggap bahwa Liturgi adalah sekedar perayaan wajib biasa yang dilaksanakan pada hari minggu.

Pertemuan Ibu-Ibu dan Pesta Pelindung Paroki

Pertemuan para ibu se-paroki telah terlaksana pada hari Kamis-Sabtu, 15 s/d 16 Juli 2011. Pertemuan ini mengundang semua ibu katolik yang ada di paroki untuk hadir dalam pertemuan/pembinaan para ibu katolik dan juga segaligus menjalin kebersamaan para ibu. Penutupan pertemuan sikaligus Pesta Pelindung Paroki.

Pembinaan Asmika se-Paroki

Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku; inilah yang menjadi tema dari pertemuan dan pembinaan minggu gembira yang telah berlangsung dengan sangat baik.

Mudika Ambil bagian dalam pembangunan Gereja Paroki

Mudika paroki tidak mau berpangku tangan melihat pembangunan Gereja paroki. Para mudika juga ambil bagian dengan mengumpulkan kerikil di sungai.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 1)

Umat dari lingkungan paroki dan juga dari beberapa stasi kembali bekerja sama dengan bergotong royong membangun gereja paroki. Untuk kali ini, umat bergotong royong men-cor lantai balkon bangunan Gereja.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 2)

Allah peduli. Karena kepedulian Allah atas pembangunan rumah-Nya ini, maka kami kamipun peduli dan bisa melanjutkan pembangunanini. Kepedulian Allah kami rasakan juga lewat kepedulian para Saudara.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 3)

Mari kita memuliakan Tuhan, tidak hanya dengan kata2 indah, tetapi dengan perbuatan nyata dengan rela berkorban.

Pertemuan akhir Tahun 2011 Pengurus Gereja se-Paroki

Para pengurus Gereja adalah ‘ujung tombak’ Gereja khususnya di stasi-stasi. Peran para pengurus Gereja ini sangat sentral dalam kehidupan Gereja di stasi-stasi.

Gua Maria dan Menyambut Hari Raya Natal

Persiapan menyambut hari Raya Natal 25 Desember 2011.

Rahmat dan Perlindungan Tuhan

Pastor Anton Manik O.Carm selamat dari kecelakaan mobil masuk jurang.

Rekoleksi dan Aksi Panggilan

Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku.

Pesan Prapaskah Kepausan 2012

"Kita Tidak Boleh Diam Saja terhadap Kejahatan" "Marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik" (Ibr. 10:24).

Pembangunan Gereja Santo Petrus Stasi Rante Besi

Dalam kemiskinan, kesederhanaan, umat membangunan Gereja. Meraka tidak memiliki uang, tetapi mereka memiliki harapan dan iman pada Tuhan.

Misa Perdana Pastor Andreas Korsini Lamtarida Simbolong O.Carm

Puji Syukur pada Tuhan, karena berkat-Nya, misa Perdana Pastor Andreas Lamtarida Simbolon O.Carm bersama 4 Pastor Karmel yang baru ditahbiskan, dapat terlaksana dengan baik pada hari Rabu 31 Oktober 2012 di Stasi Gundaling 1, paroki Maria dari gunung Karmel Tigalingga.

Bakti Sosial : Pengobatan Gratis

Dalam Rangka Menyongsong Jubileum Gereja Katolik di Dairi dan Pakpak Bharat, diadakan bakti Sosial Pengobatan Gratis di Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, pada 9 Desember 2012 yg lalu. Puji syukur pada Tuhan, kegiatan ini berlangsung dengan sangat memuaskan.

Mari Berbagi Berkat Tuhan

 photo UskupEmeritusKAMMgrPiusDautabra.jpg Photobucket

MENDAMBAKAN BERKAT TUHAN

SYALOM...SELAMAT DATANG.
"Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan."(2Kor 8:14)
"Muliakanlah Tuhan dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu." (Amsal 3:9)
"Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya." (Amsal 3:27)
"Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?" (1 Yohanes 3:17)
Saya Pastor Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, atas nama Panitia Pembangunan dan semua umat, memohon bantuan uluran kasih/dana untuk pembangunan Gereja Paroki. Kami sangat membutuhkan berkat Tuhan lewat uluran tangan dari para donatur.
Kami berharap dan berdoa Para Saudara berkenan berbagi berkat Tuhan kepada kami untuk pembangunan Gereja ini yang adalah rumah Tuhan sendiri.
BRI 5379 Unit Tigalingga Sidikalang
No. Rekening : 5379-01-000112-50-8
Nama : PANITIA PEMBANGUNAN GEREJA KATOLIK.
ATAU
BCA KCU MEDAN
NO.0222053453.
Atas Nama : ADYTIA PERMANA P.
(Adytia Permana P. adalah Romo Adytia Permana Perangin-angin O.Carm. Beliau dulu bertugas di Paroki Tigalingga, juga mengawali pembangunan ini, namun sekarang beliau bertugas di Keuskupan Agung Medan sebagai ekonom.Beliau kami minta buka rekening di BCA khusus untuk pembangunan ini, karena di daerah kami tidak ada BCA.)
Kami sangat senang bila sudah mentransfer persembahan, bapak/ibu/saudara/saudari memberitahukan ke kami melalui:
E mail ke :.
parokimariagk3lingga@yahoo.com
atau di SMS ke:.
Romo Anton Manik O.Carm : 081370836645
Romo Willy O.Carm : 081333837433
Untuk lebih jelasnya permohnan kami ini, Para Saudara dapat melihatnya di sini.... Sehubungan dengan Gambar pembangunan dapat melihatnya di sini....
Demikian kiranya Permohonan ini kami sampaikan. Atas dukungan, doa dan bantuan Bapak, Ibu dan Para Saudara-Saudari, kami mengucapkan banyak terima kasih.Berkat Tuhan senantiasa menyertai kita semua. Amin.
HORMAT KAMI:
Pastor Antonius Manik O.Carm

VARIA PAROKI

REKOLEKSI DAN AKSI PANGGILAN TELAH TERLAKSANA DENGAN SANGAT BAIK ;"> "APA YANG KAMU CARI?" (Yoh 1:38).
Puji syukur pada Tuhan, karena Rekoleksi dan Aksi panggilan untuk siswa-siswi Katolik Usia SMP dan SMA se-paroki Tigalingga sudah terlaksana dengan sangat baik. Kegiatan ini dihadiri hampir 400 orang anak. Semuanya dapat terlaksana hanya karena berkat Tuhan. Terimakasih juga kami sampaikan kepada semua Saudara yang telah mendukung dan mendoakan kegaitan kami ini. Kegiatan ini dilaksanakan hanya dengan menggunakan dana partisipasi peserta dan swadaya paroki, karena tidak mendapatkan bantuan dari donatur manapun, namun karena berkat Tuhan dan doa para Saudara, semuanya dapat berjalan dengan sangat baik. Semoga dari antara anak-anak ini, kelak ada yang menjadi Imam dan biarawan-biarawati.
Photobucket
Tuhan memberkati kita.
Kegembiraan dan Persaudaraan
Photobucket
Hari Ulang tahun Romo Anton M.Carm yang seharusnya tanggal 15 Januari 2010, baru dirayakan hari Minggu Minggu 16 Januari 2011 lalu, bersama Romo-romo Karmel se-Dairi, bersama beberapa umat Paroki Tigalingga di Aula Paroki Tigalingga. Pada kesempatan itu, Rm. Bernad O.Carm, pastor paroki Sidikalang memberi kado ulang tahun yakni 20 sak semen untuk pembangunan Gereja dan Rm. Anton sendiri menyumbangkan semua hadiah ultah untuk pembangunan Gereja. Saat itu, hadiah uang yang diperoleh sebanyak Rp. 1.100.000,-. Lumayanlah untuk tambahan dana pembangunan Gereja. Trimakasih buat semuanya.
Saldo Pesta Pelantikan Pengurus Gereja dan Penerimaan Sakramen Krisma, 6-7 Nop. 2010.
Pada hari Kamis 18 Nopember 2010 telah diadakan Evaluasi dan pembubaran Panitia. Saldo dari kegiatan tersebut adalah Rp. 22.320.500 Acara ini dapat berjalan dengan baik karena partisipasi semua umat. Dana juga bisa Saldo karena umat menyumbangkan hasil-hasil pertanian mereka dengan harapan ada Saldo untuk pembangunan Gereja Paroki.Jadi selain dana partisipasi dari umat, juga umat menyumbangkan hasil pertanian yang dibutuhkan untuk mengurangi dana konsumsi. Syukur pada Tuhan, akhirnya memang ada saldo untuk dana pembangunan Gereja. Terimakasih kami ucapkan kepada semua umat Paroki, DPP, Para Panitia, Para Donatur dan siapa saja yang mendoakan dan mendukung kegitan ini. Yesus memberkati kita semua selalu. Amin.

Motivational Video, anti racial and Unity is strength

RENUNGAN HARI MINGGU PRAPASKAH II (Thn A, 20 Maret 2011)

RENUNGAN HARI MINGGU PRAPASKAH II
(Thn A, 20 Maret 2011)

Kej 12:1-4a, Mzm 33:4-5,18-19,20,22, 2Tim 1:8b-10, Mat 17:1-9
(Bacaan lain dan Mazmur lihat di sini)

"Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia."

BACAAN INJIL:
Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes saudaranya, dan bersama-sama dengan mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendiri saja. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka; wajah-Nya bercahaya seperti matahari dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti terang. Maka nampak kepada mereka Musa dan Elia sedang berbicara dengan Dia. Kata Petrus kepada Yesus: "Tuhan, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Jika Engkau mau, biarlah kudirikan di sini tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia." Dan tiba-tiba sedang ia berkata-kata turunlah awan yang terang menaungi mereka dan dari dalam awan itu terdengar suara yang berkata: "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia." Mendengar itu tersungkurlah murid-murid-Nya dan mereka sangat ketakutan. Lalu Yesus datang kepada mereka dan menyentuh mereka sambil berkata: "Berdirilah, jangan takut!" Dan ketika mereka mengangkat kepala, mereka tidak melihat seorangpun kecuali Yesus seorang diri. Pada waktu mereka turun dari gunung itu, Yesus berpesan kepada mereka: "Jangan kamu ceriterakan penglihatan itu kepada seorangpun sebelum Anak Manusia dibangkitkan dari antara orang mati."
Demikianlah Injil Tuhan bagi kita hari ini.

RENUNGAN:
Kebahagiaan hidup yang sekarang terutama kebahagiaan hidup yang akan datang adalah sebuah nilai tertinggi yang menjadi harapan, tujuan hidup yang kita dambakan, kita kejar dan ingin kita raih. Kebahagiaan itu bukan suatu hadiah yang dapat diberikan langsung oleh orang atau sesuatu, kebahagiaan itu tidak bisa kita peroleh dengan instan, tidak bisa dibeli dengan uang, harata atau jabatan, tetapi membutuhkan suatu perjuangan terus menerus dalam hidup sekarang ini.

Petrus, Yakobus dan Yohanes saudaranya mengalami suatu kebahagiaan ketika menyaksikan Yesus berubah rupa di depan mata mereka; wajah-Nya bercahaya seperti matahari dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti terang. Ini merupakan gambaran kebahagiaan surge. Mereka juga menyaksikan Yesus diapit dua nabi besar jaman perjanjian lama yakni Musa dan Elia. Musa adalah nabi besar perjanjian lama yang membawa bangsa Israel keluar dari tanah Mesir dan dia mendapatkan 10 hukum Allah. Sedangkan nabi Elia adalah nabi yang selama hidupnya menjadi nabi yang menegakkan hokum Allah dan dikatakan dia tidak mati tetapi terangkat ke surge dengan kereta berapi dari surge. Kehadiran dua nabi besar itu menambah semarak kebahagiaan surge yang disaksikan Petrus dan dua murid yang lain. Petrus dan dua murid yang lain sungguh merasakan kebahagiaan yang besar dan tidak ingin melepaskan kebahagiaan itu berlalu dari mereka sehingga Petrus mengajukan proposal kepada Yesus untuk membuat tiga kemah untuk Yesus, Musa dan Elia. Kebahagiaan itu seakan membuat mereka lupa untuk juga membuatkan kemah untuk mereka bertiga. Namun Petrus mengatakan demikian karena tidak ingin agar kebahagiaan itu berlalu dari mereka, mereka ingin memilikinya segera dan tidak perlu susah-susah untuk mencapainya. Sebab dengan penampakan yang menakjubkan itu, bagi mereka jelaslah bahwa Yesus adalah Tuhan yang telah diwartakan dan dijanjikan oleh para nabi dalam perjanjian lama, dengan demikian kebahagiaan surge itu akan diperoleh orang yang mengikuti Yesus. Petrus ingin mendapatkannya segera, tetapi Tuhan berkata lain. Lewat suara dari awan yang tiba-tiba muncul, yang membuat mereka ketakutan keluarlah suara yang mengatakan, "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia." .Kebahagiaan surga itu seperti yang mereka saksikan memang akan mereka peroleh tetapi bukan saat itu, bukan dengan cara instan tetapi hanya dengan mengikuti dan mendengarkan Yesus. Dalam mengikuti dan mendengarkan Yesus pun mereka harus siap menghadapi dan menjalani penderitaan hidup. Hal ini dengan jelas dikatakan oleh Yesus ketika mereka dilarang oleh Yesus untuk menceritakan peristiwa itu sebelum Anak Manusia dibangkitkan dari antara orang mati. Yesus mememberitahukan kepada ketiga murid itu bahwa Dia akan mengalami penderitaan, mati dan dibangkitkan dari antara orang mati. Demikianpun halnya, mereka dan semua yang akan mengikuti Yesus akan mengalami penderitaan karena imannya, akan mengalami kematian tetapi akan dibangkitkan bersama dengan Yesus untuk masuk dalam kebahagiaan surgawi. Dalam hal ini, kebahagiaan itulah nilai yang kita kerja, kita dambakan dan kita ingin peroleh bukan penderitaan ataupun kematian. Tetapi untuk meraih kebahagiaan hidup, harus mendengarkan Yesus dan dalam hidup mendengarkan Yesus kita harus siap bekerja keras, berjuang dan siap mengalami penderitaan hidup dan kematian.

Dalam pengalaman hidup doa dan hidup iman, mungkin kita pernah merasakan bahagia dan terasa indah, mungkin karena doa kita dikabulkan. Bisa saja pada saat berdoa di Gereja atau mengikuti ibadah di Gereja kita merasa nyaman, senang dan bahagia. Kita berharap perasaan bahagia itu tidak cepat berlalu dan kita ingin berlama-lama dalam suasana bahagia itu. Namun hal itu tentu tidak bisa karena bagaimanapun kita harus kembali ke rumah, ke dalam keluarga dank e kehidupan nyata kita. Hal yang baik bila kita mengalami ketenangan batin, merasakan bahagia saat doa atau dalam ibadah, tetapi tidaklah baik bila kita ingin berlama-lama di dalam suasana itu karena mau menghindarkan diri dari hidup nyata dalam keluarga atau dalam hidup sehari-hari yang penuh dengan tugas, tanggungjawab dan persolan. Ada juga orang yang rajin ke Gereja untuk berdoa atau beribadah karena merasa tenang, bahagia, tetapi juga sebagai pelarian dari persoalan hidupnya.

Kebahagiaan menjadi nilai yang kita kejar, kita dambakan. Karena itulah banyak orang mencoba menawarkan jalan menuju kebahagiaan itu dengan cara instan. Orang juga seringkali ingin mendapatkannya dengan cara instan. Mental instan ini justru bukannya membawa orang pada kebahagiaan sejati tetapi jatuh pada kebahagiaan yang semu. Injil hari ini menegaskan kepada kita bahwa jalan untuk menuju kebahagiaan yang sejati hanyalah dengan mendengarkan Yesus. Mendengarkan Yesus berarti mengarahkan pikiran dan hidup kita seperti yang diajarkan dan diteladankan oleh Yesus sendiri. Itu berarti kita harus mengubah pola pikir dan tindakan kita seperti yang dikehendaki Yesus, juga berarti kita harus berani mengubah pola pikir dan tindakan kita. Ini pasti akan sulit, karena seringkali kita sudah merasa mapan dan nyaman dengan hidup lama kita dan kita tidak mau kehilangan kemapanan dan kenyamanan itu meskipun jelas kita tahu hal itu tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. Hal ini juga dipengaruhi mental instan pada zama sekarang ini. Kalau kita memang sungguh mau beroleh kebahagiaan itu, kita mau meniggalkan hidup lama kita seperti yang dilakukan oleh Abraham.

Dalam bacaan pertama tadi kita tahu bahwa Abraham sudah berusia 75 tahun ketika di panggil oleh Tuhan dan diminta untuk meninggalkan kampung halamannya, keluarganya dan hartanya. Tuhan meminta dia meninggalkan hidupnya yang sudah mapan, nyaman dan pergi ke tempat yang ditunjukkan Tuhan kepadanya. Abraham belum tahu pasti tempat yang dikatakan oleh Tuhan, tetapi Tuhan berjanji bahwa dia akan dijadikan bapa segala bangsa dan memberkati keluarganya. Abraham percaya akan sabda Tuhan itu dan dia mau kelaksanakan perintah Tuhan. Bisa kita banyangkan bagaimana beratnya perjalanan Abraham dalam usia yang sudah tua dan juga yang akan dialami keluarganya karena melaksanakan perintah Tuhan, mereka juga harus meninggalkan kemapanan dan kenyamanan di kampung halamannya, tetapi mereka taat kepada Tuhan. Dengan demikian mendengarkan Yesus berarti kita taat melaksanakan perintahnya dan untuk itu kita harus berani meninggalkan hidup lama kita, harus berani meninggalkan rasa nyaman, kemapanan kita untuk menjalankan perintah-perintah Tuhan. Bagi Paulus, mendengarkan Yesus itu berarti bersaksi tentang Yesus sendiri. Hal ini pasti sulit, karena menuntut suatu pengorbanan dan juga suatu konsekuensi bahwa dalam mendengarkan perintah Yesus, pasti kita akan menghadapi penderitaan karena penolakan dari sesama, persoalan hidup seperti yang sudah dialami Yesus sendiri. Namun semuanya itu tidak menjadi penghalang bagi kita, dan kita disemangati menjalankan semunya itu karena kita yakin akan sampai ke kebahagiaan surga dan kebahagiaan surga sudah siap menanti kedatangan kita.

Peristiwa tarnsfigurasi di gunung Tabor menjadi gambaran bagi kita bahwa barang siapa yeng sungguh mengikuti dan mendengarkan Yesus, yang walaupun harus berjuang dan pasti mengalami penderitaan, pasti akan juga masuk dalam kebahagiaan yang penuh kemuliaan itu. Peristiwa ini juga disampaikan kepada kita pada masa prapaskah ini karena masa prapaskah merupakan masa retret agung bagi kita, masa untuk memperbaharui diri, masa kita untuk mengubah pola pikir dan perbuatan kita menjadi sesuai dengan kehendak Tuhan. Pantang, puasa dan pertobatan pada masa prapaskah ini adalah usaha kita untuk mendengarkan Yesus. Dalam semuanya tentu kita mengalami tantangan, persoalan dan mungkin saja menderita. Tetapi perjuangan kita untuk setia mendengarkan suara Yesus, akan berakhir pada kebahagiaan dalam kemuliaan surga. Peristiwa transfigurasi di gunung Tabor memberi semangat dan kekuatan bagi kita untuk menjalankan masa prapaskah dengan sungguh-sungguh, dan menjalaninya dengan penuh kegembiraan. Demikian juga halnya, peristiwa transfigurasi mengingatkan kita bahwa jalan untuk beroleh kebahagiaan sejati tidak ada jalan pintas selain hanya dengan sungguh-sungguh mendengarkan Yesus. Oleh karena itu, kita tidak usah takut untuk berubah, kita tidak usah takut menderita karena mendengarkan Yesus, karena Tuhan sendiri akan berkata kepada kita, “"Berdirilah, jangan takut!" Amin.

BACAAN HARI MINGGU PRAPASKAH II (Thn A, 20 Maret 2011; Bahasa Batak Toba)

BACAAN HARI MINGGU PRAPASKAH II
(Thn A, 20 Maret 2011; Bahasa Batak Toba)
Kej 12:1-4a, Mzm 33:4-5,18-19,20,22, 2Tim 1:8b-10, Mat 17:1-9

PANJAHAON PARJOLO:

Panjouon ni si Abraham, ama ni angkaa na porsea.

Dung i ninna Jahowa ma mandok si Abram: Bungkas ma ho sian tano hagodanganmu dohot sian hatubuanmu dohot sian bagas ni amam tu tano sipatuduhononku tu ho. Hubahen pe ho gabe bangso na bolon, jala pasupasuonku ma ho, jala pabalgaonku goarmu, asa gabe pasupasu ho. Jala pasupasuonku angka na mamasumasu ho, jala toruanku angka na mamburai ho, jala dapotan pasupasu marhitehite ho saluhut angka bangso ni tano on. Jadi bungkas ma si Abram, songon na nidok ni Jahowa tu ibana, bungkas ma dohot si Lot udur dohot ibana. Marumur pitupulu lima taon si Abram, di na bungkas i ibana sian Haran.

PSALMEN HATOPAN:

Reff. : Sai pasonggop ma asi ni rohaM tu hami, ale Tuhan, hombar tu pangalungunhon name tu Ho.

1. Ai na sintong do hata ni Jahowa, jala marhaburjuon do sude pambahenanna.
Ibana mangkaholongi hatigoran dohot uhum, * gok asi ni roha ni Jahowa do tano on.

2. Ida ma, sai nolnol do mata ni Jahowa tu angka na mangkabiari Ibana, angka na mangkalungunhon asi ni rohana.
Asa dipalua tondinasida sian hamatean, jala dipangolu nasida di haleon

3. Sai dihalungunhon rohanami do Jahowa, * Ibana do panumpahi dohot lombulombunami.
Sai pasonggop ma asi ni roham tu hami, ale Jahowa, hombar tu pangkalungunhonnami di Ho

PANJAHAON PADUAHON:

Debata do manjou dohot patiurhon hita.

Onpe, unang ho maila, mangkatindangkon Tuhanta i, jala unang hailahon ahu, na tarhurung humongkop Ibana; dohot ma ho tahe mangkongkop barita na uli, sian hagogoon ni Debata! Ai dipalua jala dijou do hita marhitehite panjouon na badia; ndada marguru tu ulaonta, tung sian tahina dohot sian asi ni roha, na binasabasahon tu hita di bagasan Kristus Jesus, na sian mula ni mulana. Alai nuaeng dipapatar do, di na tarida Sipalua hita, Kristus Jesus i. Ibana do pasohothon hamatean, di paullop hangoluan dohot hatongtongon marhitehite barita na uli i

BARITA NAULI:

Marsinondang bohi ni Jesus songon mataniari.

Dung i salpu onom ari, diarahon Jesus ma si Petrus, si Jakobus dohot anggina si Johannes, ditogihon ma nasida tu sada dolok na timbo, tu na suhi. Dung i muba ma rupana diida nasida, gabe marsinondang ma bohina songon mata ni ari i, mamontar ma ulosna songon na tiur. Jadi tarida ma di nasida si Musa dohot si Elia, na mangkatai dohot Ibana. Jadi dipanghulingi si Petrus ma Jesus: Tuhan, sonangna i dison! Molo na une di roham, hupauli ma dison tolu inganan, sada di Ho, sada di si Musa, sada di si Elia. Mandok i dope ibana, ro ma sada ombun na tiur mangalinggomi nasida jadi mangkuling ma soara sian bagasan ombun i: On do Anak haholonganku, lomo do rohangku mida Ibana; tangihon hamu ma Ibana! Umbege i angka sisean i, manungkap ma nasida jala mabiar situtu. Gabe didapothon Jesus ma nasida laos dijamai, huhut ma didok: Hehe ma hamu; unang ma mabiar! Alai laho manaili tu ginjang, sasada Jesus nama dapot matanasida disi. Jadi laho tuat sian dolok i, dipatihi Jesus ma nasida, na so jadi paboaon tu manang ise pe na niidanasida, saleleng so hehe dope Anak ni jolma i sian na mate.
Songoni ma Barita Nauli na dipatolhas tu hita sadari on.

BACAAN HARI MINGGU PRAPASKAH II (Thn A, 20 Maret 2011; Bahasa Batak Karo)

BACAAN HARI MINGGU PRAPASKAH II
(Thn A, 20 Maret 2011; Bahasa Batak Karo)

Kej 12:1-4a, Mzm 33:4-5,18-19,20,22, 2Tim 1:8b-10, Mat 17:1-9

OGEN SI PEMENA:

Pendilon Debata kempak Abraham Bapa kerina jelma si tek man Dibata.

I daerah Haran, nina Tuhan man si Abraham, 12:1 Nina TUHAN man Abram, "Tadingkenlah kutandu, kade-kadendu, ras rumah bapandu, jenari laweslah ku negeri si Kutuduhken man bandu pagi. Nterem Kubahan sinursurndu, janah e me pagi jadi sada bangsa si mbelin. Kupasu-pasu kam, janah Kubahan terberita gelarndu gelah arah kam nterem kalak dat pasu-pasu. Kupasu-pasu kalak si masu-masu kam, tapi Kusumpahi kalak si numpahi kam. Janah erkiteken kam Kupasu-pasu kerina bangsa-bangsa." Kenca umur Abram 75 tahun, berkat me ia i Haran nari bagi si isuruh TUHAN.

MASMUR PENGALOI:

Reff.: Kelengi kami o Tuhan, kalak si perdosa enda.

1. Ranan TUHAN kerina tuhu, dingen kerina perbahanenNa terarapken tuhu.
Ngena ate TUHAN kebujuren dingen keadilen, keleng ateNa rasa lalap ndemi doni enda.

2. TUHAN ngkawali kalak si ngikutken Ia, kalak si ernalem man keleng ateNa si la ersibar.
IpulahiNa kalak si erkemalangen bana i bas kematen nari, dingen tetap ipegegehNa tupung i bas kelihen pe.

3. TUHAN saja sibahan pengarapenta, Ia kap si nampat dingen si kawalta.
Meriah ukurta erkiteken Ia, tek kita man gelarNa si Badia.
O TUHAN , kelengi min kami lalap, sabap kami erpengarapen man baNdu.

OGEN PEDUAKEN:

Dibata ndilo kita ras mereken kegeluhen.

Tapi buat baginndu i bas kiniseran guna Berita Si Meriah bagi ibereken Dibata man bandu gegeh guna si e. Kita enggo iselamatkenNa janah enggo kita ipilihNa jadi sikerajangenNa, labo erkiteken kai si ibahan kita, tapi erkiteken sura-suraNa dingen lias ateNa nge. Lias ateNa e iberekenNa arah Kristus Jesus ope denga tembe si nasa lit enda. Tapi genduari perkuah ateNa e enggo tangkas man banta arah kerehen Si Ngkelini kita, Kristus Jesus. Jesus enggo naluken kuasa kematen janah enggo ipetangkasNa kegeluhen si la erkeri-kerin arah Berita Si Meriah

BERITA SIMERIAH:

AyoNa ersinalsal bagi terang matawari.

Enem wari kenca si e Jesus mabai Petrus, Jakup, ras sembuyakna Johanes serap ku das deleng si meganjang. I lebe-lebe kalak enda teluna, salih rupa Jesus: ayoNa ersinalsal bagi terang matawari janah uisNa mbentar erndilap-ndilap. Jenari idah ajar-ajar si telu kalak e Musa ras Elia ercakap-cakap ras Jesus. E maka nina Petrus man Jesus, "O Tuhan, senang kal iakap kami i jenda; adi mehuli iakapNdu banci kubahan i jenda telu sapo-sapo, sada man baNdu, sada man Musa, janah sada nari man Elia." Asum Petrus ngerana denga, rempet nusur embun ersinalsal ngelinggemi Jesus, Musa ras Elia. Jenari terbegi sora i bas embun e nari, "Enda me AnakKu si Kukelengi, Ia me si nehken peratenKu begikenlah Ia!" Kenca ibegi ajar-ajar sora e, nembah ia, ayona seh ku taneh, janah mbiar kal ia. Tapi ideheri Jesus ajar-ajar e, ikuitNa, jenari nina, "Tediskenlah! Ola kam mbiar!" E maka jurgak ajar-ajar e ise pe lanai idahna i je seakatan Jesus. Tupung erdalan nusur ku berneh, ngerana Jesus man ajar-ajarNa nina, "Ola iturikenndu man ise pe kerna kai si enggo idahndu ndai ope denga Anak Manusia si isuruh Dibata ipekeke i bas si mate nari."
Bagen me kata Tuhan.

BACAAN HARI MINGGU PRAPASKAH II (Thn A, 20 Maret 2011)

BACAAN HARI MINGGU PRAPASKAH II (Thn A, 20 Maret 2011)
Kej 12:1-4a, Mzm 33:4-5,18-19,20,22, 2Tim 1:8b-10, Mat 17:1-9



BACAAN I:

Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: "Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu; Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat. Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat." Lalu pergilah Abram seperti yang difirmankan TUHAN kepadanya, dan Lotpun ikut bersama-sama dengan dia; Abram berumur tujuh puluh lima tahun, ketika ia berangkat dari Haran.

MAZMUR TANGGAPAN:

Ref. Kasihanilah, ya Tuhan, Kaulah pengampun yang rahim, dan belas kasih-Mu tak terhingga.
1. Sebab kasih setia-Mu dibangun untuk selama-lamanya; kesetiaan-Mu tegak seperti langit.
Engkau telah berkata: "Telah Kuikat perjanjian dengan orang pilihan-Ku, Aku telah bersumpah kepada Daud, hamba-Ku:

2. Untuk selama-lamanya Aku hendak menegakkan anak cucumu, dan membangun takhtamu turun-temurun."
Sebab itu langit bersyukur karena keajaiban-keajaiban-Mu, ya TUHAN, bahkan karena kesetiaan-Mu di antara jemaah orang-orang kudus.

3. Akupun juga akan mengangkat dia menjadi anak sulung, menjadi yang mahatinggi di antara raja-raja bumi.
Aku menjamin akan adanya anak cucunya sampai selama-lamanya, dan takhtanya seumur langit.

BACAAN II:

Jadi janganlah malu bersaksi tentang Tuhan kita dan janganlah malu karena aku, seorang hukuman karena Dia, melainkan ikutlah menderita bagi Injil-Nya oleh kekuatan Allah. Dialah yang menyelamatkan kita dan memanggil kita dengan panggilan kudus, bukan berdasarkan perbuatan kita, melainkan berdasarkan maksud dan kasih karunia-Nya sendiri, yang telah dikaruniakan kepada kita dalam Kristus Yesus sebelum permulaan zaman dan yang sekarang dinyatakan oleh kedatangan Juruselamat kita Yesus Kristus, yang oleh Injil telah mematahkan kuasa maut dan mendatangkan hidup yang tidak dapat binasa.

BACAAN INJIL:

Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes saudaranya, dan bersama-sama dengan mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendiri saja. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka; wajah-Nya bercahaya seperti matahari dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti terang. Maka nampak kepada mereka Musa dan Elia sedang berbicara dengan Dia. Kata Petrus kepada Yesus: "Tuhan, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Jika Engkau mau, biarlah kudirikan di sini tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia." Dan tiba-tiba sedang ia berkata-kata turunlah awan yang terang menaungi mereka dan dari dalam awan itu terdengar suara yang berkata: "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia." Mendengar itu tersungkurlah murid-murid-Nya dan mereka sangat ketakutan. Lalu Yesus datang kepada mereka dan menyentuh mereka sambil berkata: "Berdirilah, jangan takut!" Dan ketika mereka mengangkat kepala, mereka tidak melihat seorangpun kecuali Yesus seorang diri. Pada waktu mereka turun dari gunung itu, Yesus berpesan kepada mereka: "Jangan kamu ceriterakan penglihatan itu kepada seorangpun sebelum Anak Manusia dibangkitkan dari antara orang mati."
Demikianlah Injil Tuhan bagi kita hari ini.

Diskriminasi terhadap umat Kristen : Tunjangan untuk umat Kristen diabaikan

Tunjangan untuk umat Kristen diabaikan

Umat Kristen di Negara Bagian Madhya Pradesh menentang rencana pemerintah untuk menghapus mereka dari daftar kelompok yang menikmati tunjangan khusus dari pemerintah.

Tiga kelompok Kristen menghadiri audiensi publik dari Madhya Pradesh Backward Class Commission yang diselenggarakan pada 16 Maret di Bhopal, ibukota negara bagian tersebut. Sebelumnya, komisi ini mengumumkan bahwa orang Kristen akan dikeluarkan dari daftar Other Backward Class (OBC) dan menunggu pandangan umat Kristen tentang hal tersebut.

Gereja Katolik tidak setuju dan menolak langkah komisi itu. Langkah itu “sungguh tidak bisa dibenarkan,” kata Pastor Anand Muttungal, juru bicara Gereja di negara bagian itu. Dia mengatakan, Gereja menduga jangan-jangan komisi tersebut memiliki “motif terselubung” di balik penolakan tunjungan khusus pemerintah bagi orang miskin yang beragama Kristen.

Pemerintah India telah mengklasifikasi warga negara yang pantas menerima tunjangan khusus berdasarkan kondisi sosial-ekonomi ke dalam kelompok Scheduled Caste, Scheduled Tribe, dan Other Backward Class.

Kelompok-kelompok ini berada di anak tangga terbawah dalam sistem empat kasta di India. Mereka berhak mendapat perhatian khusus dari pemerintah baik dalam pekerjaan di pemerintahan maupun di lembaga pendidikan. Konstitusi India mengizinkan perlakuan khusus demi kemajuan sosial-ekonomi dari kelompok-kelompok ini.

Namun, hanya mereka dari kasta rendah yang beragama Budha, Hindu, dan Sikh dapat mengklaim tunjangan khusus di bawah kategori Scheduled Caste.

Beberapa negara bagian seperti Madhya Pradesh memberikan tunjangan khusus bagi warga kasta rendah yang beragama Kristen dan Muslim di bawah kategori OBC.

ucanews.com

Disadur dari :
cathnewsindonesia

RENUNGAN HARI RAYA St. YUSUF, SUAMI SP. MARIA : Sabtu 19 Maret 2011

HARI RAYA St. YUSUF, SUAMI SP. MARIA : Sabtu 19 Maret 2011
2Sam 7:4-5a,12-14a,16, Mzm 89:2-3,4-5,27,29, Rm 4:13,16-18,22,
Mat 1:16,18-21,24a atau Luk 2:41-51a

Yusuf tokoh teladan hidup beriman.

BACAAN INJIL:
Yakub memperanakkan Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus. Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri. Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam. Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: "Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka." Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya.
Demikianlah Injil Tuhan bagi kita hari ini.

RENUNGAN:
Kitab Suci tidak banyak berbicara tentang Yusuf dan hampir tidak ada kata-kata yang keluar dari Yusuf yang tercatat dalam Kitab Suci. Yusuf tampil sebagai tokoh yang banyak diam. Demikian juga halnya, penghormatan ataupun gelar yang diberikan kepada dia juga jauh lebih sedikit dibanding dengan penghormatan dan gelar yang diberikan kepada Maria. Dalam dunia teologi juga kita mendengar ada ilmu tentang Maria, yakni Marialogi, tetapi kita tidak pernah mendengar yang namanya Yusuflogi. Sama seperti dirinya yang digambarkan dalam Kitab Suci, Yusuf sebagai tokoh yang banyak diam, demikian juga halnya dalam kehidupan Gereja seakan dia juga didiamkan atau kurang banyak perhatian. Yusuf seakan kalah popular dibandingkan dengan Maria. Kalaupun Gereja menghormati beliau dengan menetapkan perayaan khusus kepadanya, (baca di sini) tentu bukanlah hanya karena dia suami Maria, bukan pula hanya karena dia mendapat keuntungan karena kepopuleran Maria tetapi juga mempunyai peran penting dalam karya keselamatan Allah. Di dalam Kitab Suci kita dapat melihat beberapa hal yang membuat Yusuf memang layak untuk dihormati dan mendapat tempat dalam Gereja.

Kitab Suci menggambarkan bahwa Yusuf adalah orang yang tulus hati. Karena dia tulus hati, maka ketika dia mendengar bahwa Maria tunangannya telah hamil dan itu bukan dari dirinya, dia tidak mau mempermalukan Maria, tetapi hendak menceraikan Maria dengan diam-diam. Apa yang dilakukan oleh Yusuf adalah wajar, sebab tidak ada pria yang akan menerima begitu saja bila tunangannya hamil dan bukan dari dirinya. Yang diluar kewajaran atau tidak mungkin dilakukan banyak pria adalah sikap Yusuf yang tidak mau mempermalukan Maria, yakni menceraikannya dengan diam-diam. Menceraikan dengan diam-dima, bisa saja dengan cara dia pergi jauh meninggalkan Maria atau bisa dengan cara lain. Itu kurang penting kita pikirkan. Yang kita renungkan dari sikap Yusuf adalah ketulusan hatinya. Sifar tulus hati adalah salah satu buah dari iman dan ketulusan hati itu berbuah pada sikap hidup yang tidak mau membuat orang lain menderita. Yusuf juga orang beriman dan itu terbukti ketika dia masih dalam keraguan akan keputusan yang mau dia ambil atas Maria, dalam mimpi malaikat Allah menampakkan diri dan berkata kepadanya agar dia tidak usah takut mengambil Maria sebagai istrinya karena Maria mengandung bukan dari manusia, tetapi dari Roh Kudus dan malaikan itu juga menerangkan siapa anak yang dikandung oleh Maria. Dalam peristiwa itu, Yusuf hanya mendengar, tidak bertanya apa-apa akan apa yang dikatakan oleh Malaikan itu. Tetapi sesudah bangun, tanpa pikir panjang, Yusuf langsung menjalankan apa yang dikatakan oleh Malaikat itu kepadanya dalam mimpi. Tepatlah bahwa Yusuf orang beriman yang taat melaksanakan perintah Allah, walau hanya dalam mimpi dia terima perintah itu dan walau tentu hal itu berat untuk dilaksanakannya tetapi dia menerima dan melaksanakannya.

Yusuf juga orang yang setia pada keputusan yang dia ambil. Sebab sesudah dia mengambil Maria sebagai isterinya, dia menjalankan hidupnya sungguh sebagai suami Maria dan kepala keluarga yang baik. Sebab bisa saja seorang pria tetap menikahi wanita atau pasangannya walau sudah hamil dan itu bukan dari dirinya, hanya untuk menjaga supaya wanita itu tidak malu pada saat itu saja, tetapi sesudah menikahi wanita itu, si pria itu tidak peduli karena menganggap wanita itu sudah mengkhinati cintanya. Bahkan bisa saja setelah anak wanita yang dinikahi itu lahir, si pria itu menceraikan wanita itu. Atau bisa saja setelah menikahi wanita seperti itu, si pria menggunakan hal itu menjadi jalan atau alasan untuk menekan pasangannya. Namun hal demikian tidak dilakukan oleh Yusuf. Yusuf sungguh setia pada keputusan yang telah dia ambil.

Kesetiaan Yusuf pada keputusan yang sudah dia ambil, tampaknya nyata pada tanggungjawabnya yang begitu besar kepada Maria atau keuarga mereka. Sehubungan dengan hal ini, Kitab Suci mencatat dengan baik bagaimana perjuangan Yusuf untuk merawat dan melindungi Maria. Ketika Maria sudah dalam keadaan hamil besar, Yusuf berusaha mencari penginapan yang layak untuk Maria saat melahirkan, walaupun akhirnya mereka tidak mendapat tempat. Demikian juga Yusuf beberapa kali harus membawa Maria bersama dengan Yesus anaknya melarikan diri untuk menyelamatkan Maria dan Yesus anaknya dari niat Herodes yang akan membunuh Yesus. Yusuf tetap melindungi keluarganya dan sungguh tidak menghendaki keluarganya celaka. Demikian juga dia bersama Maria mencari Yesus selama tiga hari ketika hilang karena terintinggal di Bait Allah dan setelah menemukan Yesus di sana, Kitab Suci tidak mencata bahwa Yusuf kesal ataupun marah, malah Kitab Suci mencatat sikap Maria yang sedikit kesal karena ulah Yesus.

Secara singkat kita katakan bahwa memang Yusuf juga mempunya peran dalam karya keselamatan Allah. Iman Yusus yang berbuah pada ketulusan hati dan kesetiaan serta tanggungjawab atas keluarga, menjadikan karya keselaamtan Allah berjalan dengan lancer.
Oleh karena itu, baiklah kiranya kita menghormati Yusuf dan menjadikan sebagai teladan iman kita. Kepada para pria yang berkeluarga dan dan menjadi suami, baiklah kiranya menjadikan Yusuf sebagai teladan dalam menjalankan peran sebagai suami dan kepala keluarga. Para suami hendaknya dengan tulus mencintai istri dan anak-anaknya. Cinta yang tulus tentu terpancara pada sikap hidup yang mau menerima kelebihan dan kekurangan yang ada pada istrinya, sikap hidup yang tidak mau mempermalukan pasangan, sikap hidup yang senantiasa menghindarkan perbuatan-perbuatan yang membuat istri atau keluarga menjadi malu atau menderita. Suami yang baik tentu juga seperti Yusuf yang bertanggungjawab penuh atas kelangsungan hidup keluarga, baik itu hidup fisik dan hidup iman keluarga. Suami yang kristian tentu juga hidup dalam iman dan memelihara iman dalam keluarga, seperti Yusuf yang beriman, juga seperti Yusuf yang menyelamatkan Yesus dari pembunuhan Herodes, itu juga berarti memelihara kehadiran Yesus dalam keluarga. Demikian juga halnya, suami memelihara kehadiran Yesus dalam keluarganya dan suami berusaha memelihara iman keluarga.

Tentu Hari Raya hari dan sabda hari ini bukan hanya menjadi permenungan bagi pria yang beristri atau berkeluarga. Kita semua juga bisa meneladan Yusuf sebagai teladan hidup kaum beriman. Iman kita hendaknya berbuah dalam ketulusan hati mengasihi orang lain, sehingga kita berusaha untuk berbuat hal yang baik kepada sesama. Dengan tulus kita mengasihi sesama kita, menerima mereka dengan segala kelebihan dan kekurangan sesama. Kekurangan sesama, jangalah kiranya kita jadikan sebagai bahan pembicaraan dan kita ikut menyebarkan kekurangan sesama. Tetapi hendaknya kekurangan sesama kita jadikan berkat Tuhan yang mana itu menjadi jalan bagi kita untuk membantu mereka mengatasi kekurangan mereka.

Sama seperti Yusuf yang setia pada keputusannya untuk menerima Maria sebagai isterinya, demikianpun kita hendaknya setia pada janji yang kita ucapkan. Kita semua sudah mempunya janji yang kita janjikan pada saat baptisan yakni menjadi pengikut Kristus. Kita hendaknya kommit atau setia pada janji baptis dan Krisma yang telah kita terima. Demikian juga halnya pada janji-janji baik yang kita lakukan, hendaknya kita selalu berusaha menepati semua janji itu.
Yusuf memelihara hidup Maria dan Yesus anaknya. Demikianpun kita ikut bertanggungjawab atas hidup sesama kita baik itu hidup iman dan hidup jasmani sesama kita. Tanggungjawab kita atas hidup jasmani sesemam itu kita wujudkan dengan tidak ambil bagian atas penderitaan sesama, tidak ambil bagian ikut membuat sesama menderita, tetapi dengan rela hati mau berbagi berkat dan sukacita dengan sesama kita. Penderitaan dan kemiskian seseorang bisa membuat iman seseorang menjadi lemah. Oleh karena itu, dengan rela berbagi berkat dengan orang lain, perbuatan kita yang kita lakukan dengan tulus dan buah dari iman kita menjadi suatu pernyataan bagi mereka bahwa Allah itu baik, sehinggga secara tidak langsung kita ikut meneguhkan dan memelihara iman mereka akan Allah.

Setiap kita juga tentu pasti mengalami persoalan sulit yang membuat kita bingung. Yusuf dalam keraguannnya mengahadapinya dengan sikap diam. Sikap diam Yusuf kita mengerti sebagai sikap menarik diri dari kehidupan dan masuk dalam keheningan batin untuk merenungkan persoalan yang dihadapi. Dalam diam atau keheningan itu, Yusuf mendapat pencerahan dari Tuhan lewat malaikat Allah. Demikian juga halnya, saat mengalami masa-masa sulit, hendaknya kita tidak langsung panic dan mengambil keputusan. Hendaknya kita masuk dalam keheningan bersama dengan Yesus. Dalam keheningan itu, kita hanya berdua bersama Tuhan dan kita memohon pertolongan dan pencerahan dari Tuhan agar kita bisa mengambil langkah yang tepat dalam menghadapi masa-masa sulit kita. Sama seperti Yusuf, Tuhanpun akan datang membantu kita dalam keheningan batin itu.

Masih banyak hal yang bisa kita pelajari dan teladani dari Santo Yusuf si pendiam. Oleh karenanya, baiklah kiranya kita menghormati dan meneladan dia dalam hidup beriman. Amin.

St. Yosef : Tokoh Tanpa Suara

St. Yosef : Tokoh Tanpa Suara
oleh: P. William P. Saunders *

St Yosef sungguh merupakan seorang tokoh tanpa suara dari Perjanjian Baru. Sebagai contoh, Injil tidak mencatat sepatah kata pun yang diucapkan oleh St Yosef. Namun demikian, apa yang dilakukan santo besar ini sepanjang hidupnya demi Tuhan menyuarakan semuanya. Agar dapat menghargai serta memahami perannya dalam karya keselamatan, kita perlu memeriksa Injil.

St Yosef “berasal dari keluarga dan keturunan Daud” (Luk 2:4). Karena leluhurnya ini, St Yosef merupakan penghubung antara perjanjian lama yang dibuat dengan Abraham dan Musa, dengan perjanjian baru yang sempurna dan abadi, yang akan dibuat melalui darah Yesus. Ia mengakhiri gagasan tanah perjanjian para bapa bangsa serta kerajaan Raja Daud, dan mempersiapkan jalan bagi Yesus, sang Mesias, yang akan membangun kerajaan baru, yaitu Kerajaan Allah dan Tanah Perjanjian yang baru - bukan suatu kerajaan duniawi dengan benteng-benteng dan angkatan bersenjata, melainkan kerajaan yang ada dalam diri orang yang hidup dalam Allah, hidup sekarang yang akan mencapai kesempurnaannya di Surga.

St Matius mengidentifikasikan Yosef sebagai “seorang yang tulus hati.” Teks dalam bahasa aslinya mempergunakan kata adil atau benar, yang secara lebih baik menggambarkan bahwa ia hidup seturut ketentuan Allah, dengan melakukan perintah-perintah-Nya dan meneladani kasih-Nya.

St Yosef pertama kali muncul dalam Injil dalam kisah awal mula kelahiran Yesus. Sementara Injil St Lukas memberikan penekanan pada kabar sukacita kepada Maria, Injil St Matius memberikan penekanan pada St Yosef. Dikisahkan bahwa St Yosef bertunangan dengan Maria ketika ia mendapati bahwa tunangannya itu mengandung. Patut diingat bahwa dalam masyarakat Yahudi, apabila sepasang muda-mudi telah bertunangan secara resmi dan memaklumkan niat mereka di hadapan dua saksi, mereka dianggap telah menikah sebagai suami isteri. Biasanya setelah satu tahun masa pertunangan, mempelai pria datang ke rumah mempelai wanita dalam suatu upacara meriah dan memboyong mempelai wanita ke rumahnya di mana mereka melangsungkan pernikahan dan hidup bersama sebagai suami isteri. (Tradisi ini menjadi dasar dari perumpamaan tentang lima gadis bodoh dalam Mat 25). Karena St Yosef belum tahu akan rencana Allah, tetapi mendapati bahwa tunangannya telah mengandung bukan dari dirinya, Injil mengatakan bahwa “ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam” (Mat 1:19). Menurut Hukum Taurat, St Yosef dapat mengajukan Maria agar dihukum rajam hingga tewas karena perzinahan (bdk Ulangan 22). Jika St Yosef saja mengetahui bahwa Maria mengandung, apakah gosip di kota kecil itu tidak membicarakannya? Orang hanya dapat membayangkan betapa malu dan terlukanya hati St Yosef. Betapa ia pastilah patah hati!

Tetapi, malaikat Tuhan menampakkan diri kepada St Yosef dalam mimpi, mengatakan kepadanya bahwa Maria mengandung dari kuasa Roh Kudus, dan memintanya untuk mengambil Maria sebagai isterinya dan Yesus sebagai Putranya sendiri. Tanpa banyak tanya ataupun ragu-ragu, St Yosef melakukan seperti yang diperintahkan malaikat. Lagi, di sini kita melihat pentingnya peran St Yosef: Ia harus mengambil Yesus sebagai Putranya sendiri dan memberinya nama, dengan demikian memberi-Nya pengakuan sah sebagai Puteranya dan menjadikan-Nya pribadi yang sah.

Patut dicatat bahwa pemahaman akan Kabar Sukacita seperti di atas merupakan pemahaman menurut tradisi Gereja. Sebagian orang beranggapan bahwa St Yosef telah mengetahui bahwa Maria mengandung dari kuasa Roh Kudus dan karenanya merasa tak layak, bahkan takut, untuk menikahinya dan menerima tanggung-jawab ini; sebab itulah, ia bermaksud untuk menceraikannya secara diam-diam. Tetapi, jika demikian, mengapa kemudian malaikat mengatakan kepada St Yosef dalam mimpi bahwa Maria telah mengandung dari kuasa Roh Kudus? Karenanya, pemahaman menurut tradisi Gereja masih tetap merupakan tafsiran yang terbaik.

St Yosef menunaikan tugas kewajibannya dengan gagah berani. Sepanjang Injil, ia dengan setia dan tanpa ragu mentaati perintah-perintah Tuhan: membawa keluarganya ke Mesir agar aman dari murka Raja Herodes; kembali ke Nazaret; membawa Puteranya ke Bait Allah untuk disunatkan dan dipersembahkan kepada Allah; dan menempuh perjalanan ke Yerusalem untuk merayakan hari raya Paskah.

St Yosef menerima tanggung-jawab panggilannya - dengan menjadi seorang suami dan ayah yang setia. Ia memberikan yang terbaik yang dapat dilakukannya bagi keluarganya, entah itu berarti kandang di Betlehem ataupun rumah di Nazaret. Walau Injil tidak banyak memberikan informasi mengenai kehidupan Keluarga Kudus di Nazaret, kita dapat menyimpulkan bahwa mereka adalah orang-orang sederhana: ketika St Yosef dan Bunda Maria mempersembahkan Yesus di Bait Allah, mereka mempersembahkan dua ekor anak burung merpati sebagai korban, suatu pengecualian yang diperuntukkan bagi keluarga-keluarga miskin yang tak mampu mempersembahkan kurban anak domba seperti yang diwajibkan.

Guna menghidupi keluarganya, St Yosef bekerja sebagai seorang tukang kayu. Kata yang dipergunakan dalam Injil aslinya adalah “tekton” yang artinya “pengrajin” atau “tukang”, karenanya dapat juga berarti bahwa ia seorang tukang bangunan ataupun seorang tukang kayu. Sebagai seorang ayah Yahudi yang baik, St Yosef mewariskan keahliannya kepada Putranya, dan sesungguhnya Yesus dikenal sebagai “anak tukang kayu” (Mat 13:55) dan “tukang kayu” (Mrk 6:3).

Meskipun St Yosef bukanlah ayah Yesus secara fisik, namun di luar itu ia adalah seorang ayah dalam arti sepenuhnya. Lagipula, sebagai seorang ayah Yahudi yang baik, ia bertanggung-jawab atas pendidikan religius Putranya, termasuk mengajari-Nya membaca Kitab Suci. St Yosef pastilah seorang teladan yang baik hati dan gagah bagi Yesus, mengingat bahwa Allah Bapa telah mempercayakan PutraNya ke dalam pemeliharaannya.

Terkahir, pastilah Yesus amat mengasihi serta menghormati St Yosef dan Bunda Maria, seperti ditulis dalam Injil, setelah mereka menemukan-Nya dalam Bait Allah, Yesus pulang kembali ke Nazaret dan “tetap hidup dalam asuhan mereka” (Luk 2:51). Singkat kata, St Yosef dengan murah hati mengesampingkan segala kepentingan dirinya sendiri demi kebaikan keluarganya.

Menurut tradisi, St Yosef wafat sebelum Yesus memulai pewartaan-Nya di depan publik. Keyakinan ini didasarkan pada dua pokok pikiran utama: pertama, St Yosef tidak pernah muncul selama pewartaan Yesus di depan umum seperti yang dilakukan Bunda Maria, misalnya saat perjamuan nikah di Kana; dan kedua, dari salib, Yesus mempercayakan pemeliharaan BundaNya kepada St Yohanes Rasul, menunjukkan bahwa BundaNya telah menjadi janda tanpa adanya anak-anak lain untuk memeliharanya. Juga menurut tradisi, St Yosef wafat dengan didampingi Yesus dan Bunda Maria. Karena alasan inilah, St Yosef biasa dimohon bantuan doanya untuk kematian yang bahagia. Meskipun tidak didefinisikan oleh Magisterium, St Fransiskus de Sales (wafat thn 1622) yakin bahwa St Yosef diangkat jiwa dan raganya ke surga: “Adakah yang dapat kita katakan sekarang selain daripada, tak mungkinlah kita ragu bahwa santo yang mulia ini menikmati ganjaran berlimpah di surga bersama Dia yang begitu mengasihinya dan mengangkatnya ke sana, jiwa dan raganya; itulah yang hampir pasti terjadi sebab tak ada pada kita reliquinya di sini, di dunia. Bagiku tampaknya tak dapat orang meragukan kebenaran ini; sebab bagaimana mungkin Ia menolak memberikan rahmat ini kepada St Yosef, ia yang senantiasa taat selalu sepanjang hidupnya?”

Santa dan santo besar lainnya mempunyai devosi mendalam kepada St Yosef: St Bernardinus dari Siena (wafat thn 1444) menyampaikan khotbahnya, “Ia dipilih oleh Bapa yang kekal sebagai pelindung yang dapat diandalkan dan penjaga harta pusaka-Nya yang termulia, yaitu, Putra Ilahinya dan Maria. Ia melaksanakan panggilannya ini dengan ketaatan penuh hingga akhirnya Tuhan memanggilnya dengan berkata, `Mari, hambaku yang baik dan setia, masuklah ke dalam sukacita Tuan-mu'”.

St Theresia dari Avila (wafat thn 1582) dalam Riwayat Hidupnya menulis, “Aku menjadikan St Yosef pembela dan pelindungku, aku mempercayakan diriku sepenuh hati kepadanya. Ia datang menolongku dengan cara yang paling nyata. Bapa tercinta dari jiwaku ini, pelindungku terkasih ini, bergegas menarikku keluar dari situasi yang dapat melemahkan tubuhku, seperti ia merenggutku dari mara bahaya yang lebih besar dari alam lain yang membahayakan kehormatan dan keselamatan kekalku! Dan menyempurnakan sukacitaku, ia senantiasa menjawab doa-doaku lebih dari yang aku mohon dan harapkan. Aku tidak ingat, bahkan sekarang, bahwa aku pernah memohon sesuatu kepadanya yang tidak ia perolehkannya bagiku. Aku terpesona atas kemurahan luar biasa yang Tuhan anugerahkan kepadaku melalui santo yang kudus ini, dan atas segala mara bahaya di mana Ia telah membebaskan aku, baik tubuh maupun jiwa.”

Di masa-masa terakhir ini, Beato Broeder Andre Bessette (wafat 1937) memiliki devosi yang amat mendalam kepada St Yosef. Semasa masih seorang pemuda, ia bermimpi; dalam mimpinya ia melihat sebuah gereja yang dibangun di suatu tempat yang tak dikenalinya. Dari mimpinya ini, ia terinspirasi untuk membangun sebuah gereja yang indah demi menghormati St Yosef di Mount Royale di Montreal, Kanada. Sekarang ini, Oratorium St Yosef merupakan gereja terbesar di seluruh dunia yang dipersembahkan kepada St Yosef. Beato Andre tidak pernah menyatakan gereja ini sebagai proyek-“nya”; sebaliknya ia mengatakan, “Dari diriku sendiri, aku bukan apa-apa. Tuhan memilih orang yang paling bodoh. Jika ada seorang lain yang lebih bodoh dari aku, pastilah Allah yang baik akan memilihnya.” Melalui perantaraan St Yosef, Beato Andre melakukan berbagai penyembuhan, tetapi ia menyatakan, “St Yosef-lah yang menyembuhkan. Aku ini hanya anjing kecilnya.” Hidup Beato Andre mencerminkan devosi sejati kepada St Yosef: seorang yang sederhana, pendiam, rendah hati, yang melayani Tuhan dan keluarga-Nya, yaitu Gereja.

Para paus selama abad-abad Gereja juga mengakui peran penting St Yosef: Paus Pius IX memaklumkan St Yosef sebagai Pelindung Gereja Katolik (1870).

Paus Leo XIII dalam “Quamquam Pluries” (1889) menulis, “St Yosef adalah pelindung, penyelenggara, pembela yang sah dari rumah tangga ilahi yang dipimpinnya. Dengan demikian, wajarlah dan sudah sepantasnyalah bagi St Yosef bahwa, seperti ia di masa silam senantiasa memenuhi segala kebutuhan Keluarga Nazaret yang ia naungi dalam perlindungannya yang kudus, juga sekarang ia menaungi dengan perlindungan surgawinya serta membela Gereja Yesus Kristus.”

Paus Yohanes Paulus II dalam “Redemptoris Custos” (1989) mendorong umat beriman untuk memandang St Yosef dalam abad kita yang sulit ini: “Perlindungan ini sepatutnyalah dimohonkan karena senantiasa diperlukan Gereja, bukan hanya sebagai pembela melawan segala mara bahaya, melainkan juga, dan sungguh terutama, sebagai daya dorong bagi komitmennya yang telah diperbaharui untuk evangelisasi di dunia dan evangelisasi kembali di tanah-tanah dan bangsa-bangsa di mana “agama dan kehidupan Kristen dahulunya berkembang dan … sekarang dihadapkan dengan ujian yang berat” …. Kiranya St Yosef menjadi bagi kita semua seorang guru yang luar biasa dalam melayani misi keselamatan Kristus, suatu misi yang merupakan tanggung jawab dari setiap dan masing-masing anggota Gereja: para suami dan para isteri, para orangtua, mereka yang hidup dengan bekerja dengan tangan mereka atau dengan pekerjaan lain apapun, mereka yang dipanggil ke dalam kehidupan kontemplatif dan mereka yang dipanggil ke dalam karya kerasulan.”

Yang terakhir, St Yosef dihormati dalam liturgi Gereja. Sejak disahkannya kekristenan pada tahun 313 M, Misa telah dipersembahkan guna menghormatinya, dimulai dari Timur. Paus Yohanes XXIII pada tanggal 13 November 1962 menginstruksikan agar nama St Yosef dimasukkan dalam Kanon Romawi (Doa Syukur Agung I), sebagai pengakuan yang pantas bagi Pelindung Gereja Universal. Di samping itu, Hari Raya St Yosef pada tanggal 19 Maret merupakan hari raya wajib bagi seluruh Gereja universal (Kitab Hukum Kanon No. 1246). Pada tahun 1955, Paus Pius XII menetapkan Pesta St Yosef Pekerja pada tanggal 1 Mei guna menghadirkan St Yosef sebagai teladan bagi segenap pekerja dan guna memberikan penekanan pada martabat sejati sumber daya manusia untuk mengimbangi perayaan “Hari Buruh” di negara-negara komunis.

Kiranya masing-masing kita menghormati serta menghargai teladan St Yosef, mengandalkan doa-doanya guna menolong kita di jalan keselamatan.

* Fr. Saunders is pastor of Our Lady of Hope Parish in Potomac Falls and a professor of catechetics and theology at Christendom's Notre Dame Graduate School.

sumber : “Straight Answers: St. Joseph: The Silent Figure” by Fr. William P. Saunders; Arlington Catholic Herald, Inc; Copyright ©2006 Arlington Catholic Herald. All rights reserved; www.catholicherald.com

diperkenankan mengutip / menyebarluaskan artikel di atas dengan mencantumkan: “diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin The Arlington Catholic Herald.”

Rohaniawan Katolik Beberkan Alasan Kemungkinan SBY Lamban

Rohaniawan Katolik Beberkan Alasan Kemungkinan SBY Lamban

(15/3/2011)Presiden Susilo Bambang Yudhoyono selama ini dipersepsikan sulit mengambil keputusan secara tegas dan cepat. Barangkali sulit sekali menemukan jawabannya, kenapa Presiden tidak mengambil keputusan dengan cepat dan tegas.

Hal yang sama juga diakui Rohaniwan Katolik, Franz Magnis Suseno. Dia sama sekali tidak tahu apa alasannya. "Saya tidak tahu," jawabnya saat berbincangan dengan Rakyat Merdeka Online, siang ini, Selasa (15/3) di Universitas Kristen Indonesia, Salemba, Jakarta Pusat.

Tapi, Romo Magnis mencoba memberikan beberapa alasan mengapa SBY sulit mengambil sebuah keputusan. Alasan itu, kata Romo Magnis, berkaitan dengan struktur kekuasaan. Menurutnya, sesuai dengan UUD 1945 yang telah diamandemen, presiden selaku kepala pemerintahan dan juga kepala negara. Di sisi lain, lanjutnya, presiden membutuhkan parlemen untuk mendukung kekuasaannya.

"Sistem presidensial yang kita anut, membuat pembentukan koalisi sulit. Apalagi partai yang mendukung presiden tidak mayoritas di DPR," jelasnya.

Itulah sebabnya, kata Romo Magnis, Presiden sulit mengambil keputusan karena membutuhkan DPR. Lalu, alasan yang kedua menurut Romo Magnis adalah terkait dengan mahalnya biaya politik yang dikeluarkan oleh orang per orang ataupun kelompok untuk mendapatkan jabatan politik. Misalnya saja, kata dia, ketika seseorang mau maju sebagai anggota DPR, tak tanggung-tanggung ia harus merogoh koceknya yang tak sedikit.

"Ini sistem yang gawat. Harus cari donatur untuk itu. Karena itu, jadi ada hutang budi bahkan memang berhutang sungguh-sungguh dan itu harus ia kembalikan," kata Romo Magnis.

Ongkos politik yang mahal ini sangat berbahaya. Karena itulah, ia mendesak, setiap elemen kekuasaan duduk bersama, berpikir dan mencari jalan keluarnya.

Bagaimana dengan SBY? Untuk alasan pertama yang dikatakan Romo Magnis, barangkali ada betulnya. Akan tetapi, bagaimana dengan alasan yang kedua, Gurubesar Ilmu Filsafat di Universitas Driarkara ini tidak menjawab. (rakyat merdeka.co.id)

Disadur dari : Mirifica News18 Maret 2011

‘Kematian Charles Mali, pelanggaran HAM’

‘Kematian Charles Mali, pelanggaran HAM’

Uskup Atambua Mgr Dominikus Saku Pr mengatakan penganiayaan terhadap Charles Mali yang berujung pada kematiannya merupakan tindakan yang tidak berperikemanusiaan dan tergolong pelanggaran HAM.

Karena itu ia mendesak TNI, khususnya Batalyon Infanteri (Yonif) 744/ Satya Yudha Bhakti (SYB),bertanggung jawab atas tewasnya warga Kelurahan Fatubenao, Kecamatan Kota Atambua itu.

Menurut Pos Kupang Online, Charles Mali dan kakaknya Hery Mali awalnya diantar oleh ibunda mereka Ny. Modesta Dau pada hari Minggu, 13 Maret, untuk dibina di markas Yonif. Beberapa hari sebelumnya mereka dan beberapa pemuda Fatubenao memalak salah satu anggota Yonif 744 saat tengah mabuk.

Kemudian beberapa tentara mencari mereka tapi mereka menghilang untuk beberapa hari. Pada hari Minggu lalu kedua bersaudara ini diantar oleh ibunda mereka setelah mendapat jaminan dari pihak Yonif 744 bahwa mereka hanya akan dibina di markas.

Namun pada hari yang sama Ny Modesta bukannya mendapat kabar gembira, melainkan dukacita mendalam setelah anakya Charles Mali didapati sudah tewas, sedangkan Heri Mali muntah-muntah dan kencing darah.

Nyonya Modesta Dau kemudian meninggal dunia dua hari kemudian, diduga karena stroke setelah melihat putranya yang dia antar sendiri untuk dibina di markas sudah tidak bernyawa.

Mgr Dominikus menegaskan, TNI tidak boleh membebankan kasus tersebut kepada oknum prajurit yang terlibat penganiayaan, tapi TNI sebagai institusi, karena di lingkungan TNI berlaku sistem komando.

Sebagai pemimpin umat Katolik, Mgr Dominikus tidak bisa menerima perlakuan keji seperti itu, apalagi dilakukan dalam markas TNI sampai menewaskan Charles yang disusul ibu kandungnya Ny Modesta Dau.

TNI tentu memiliki pimpinan yang bisa mencegah tindakan tidak terpuji itu, bukan melakukan pembiaran terhadap tindak kekerasan yang berujung pada kematian, lanjutnya.

“Penyiksaan fisik yang dialami para pemuda Fatubenao itu, sangat mencemaskan masyarakat umum. Itulah sebabnya, institusi TNI harus bertanggung jawab untuk menciptakan rasa aman di tengah masyarakat,” katanya.

Gereja Katolik, sejak tahun 2000, dengan tegas menyatakan tidak menghendaki adanya pengerahan pasukan perang atau militer di daerah ini. Sebab yang namanya Yonif sudah masuk dalam zona perbatasan untuk perang.

Kondisi di Belu, terutama perbatasan antara Timor Leste dan Indonesia, sejak 2002 hingga kini sangat aman dan jauh dari suasana perang.

Kendati demikian, Mgr Dominikus menghimbau masyarakat Belu yang mayoritas beragama katolik untuk tetap tenang dan tidak boleh melakukan tindakan main hakim sendiri.

Sumber: Institusi TNI Harus Bertanggung Jawab

Disadur dari : Berita KatolikTanggal publikasi: 18 Maret 2011

Renungan Hari biasa Pekan I Prapaskah, Jumat 18 Maret 2011

Renungan Hari biasa Pekan I Prapaskah, Jumat 18 Maret 2011
Yeh 18:21-28, Mzm 130:1-2,3-4ab,4c-6,7-8, Mat 5:20-26
(Sirillus dr Yerusalem, Martha )

Semoga hidup iman dan hidup keagamaan kita tidak pasif tetapi iman dan hidup keagamaan yang aktif.

BACAAN INJIL:
Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala. Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu. Segeralah berdamai dengan lawanmu selama engkau bersama-sama dengan dia di tengah jalan, supaya lawanmu itu jangan menyerahkan engkau kepada hakim dan hakim itu menyerahkan engkau kepada pembantunya dan engkau dilemparkan ke dalam penjara. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar hutangmu sampai lunas.

RENUNGAN:
Kita mungkin pernah menyaksikan pemberitaan di televisi sehubungan dengan berita para pejabat atau mantan pejabat negeri ini yang akirnya diproses di pengadilan, dan ada yang akhirnya dihukum penjara karena melakukan korupsi semasa menjabat. Mereka semua tidak ada yang berpenampilan lusuh, tetapi berpenampilan sangat rapi layaknya seorang pejabat, orang penting dan mereka umumnya pasti orang yang mengeyam pendidikan yang tinggi. Pada umumnya mereka juga selalu tampil dengan senyum, berusaha bertutur kata indah yang seakan mau memperlihatkan bahwa dirinya adalah ramah, mau memberi kesan bahwa mereka adalah pemimpin yang baik. Lebih dari itu, mereka pasti juga menganut agama tertentu dan dalam kesempatan tertentu juga tampil dalam kegiatan ibadah agamanya. Namun kenyataannya mereka akhirnya dijerat hukum sebagai seorang koruptor. Juga bila kita saksikan peristiwa perusakan-perusakan atau kerusuhan dari kelompok tertentu, mereka menggunakan atribut kelompok agama tertentu dan menyerukan nama yang mereka sembah. Secara sepintas kita melihat bahwa kelompok itu menyerukan suatu kebenaran yang mereka anut. Masih banyak contoh yang dapat kita lihat peristiwa yang secara sepintas seakan mereka baik, benar, tapi ternyata membuahkan suatu penderitaan bagi orang lain dan melahirkan korban bagi orang lain. Dalam hal ini, kita bukan hendak menghakimi apakah yang mereka anut itu benar atau tidak. Ini hanya suatu perbandingan atau suatu ilustrasi bagi kita yang mengatakan bahwa yang tampak dari luar bukan suatu jaminan sesuatu itu baik dan benar.

Mungkin orang yang hanya mementingkan penampilan luar saja dan sikap hidup yang menganggap dirinya baik dan benar karena sudah menjalankan ajaran atau aturan-aturan baik itu aturan yang berlaku dalam masyarakat dan juga dalam agama, itu bisa kita umpakan sama seperti orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat. Orang yang demikian biasanya di hadapan banyak orang akan berusaha membangun citra diri sebagai orang baik, orang benar dan mereka biasanya akan tampil seakan sebagai ‘polisi’ atau ‘hakim’ yang memantau, menilai, dan memfonis orang lain bersalah, tidak benar karena tidak melakukan seperti yang mereka lakukan. Orang Farisi dan ahli-ahli Taurat pun hidup demikian.

Orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat sangat memperhatikan penampilan luar mereka; mereka menggunakan pakaian yang mencitrakan diri mereka sebagai orang baik, orang yang taat beragama. Atribut agama mereka selalu mereka bawa dan diusahakan dapat dilihat oleh orang lain. Mereka itu sungguh tau aturan-aturan agama, hapal Kitab Sucinya, dan selalu tampil di depan dalam kegiatan-kegiatan agama. Mereka juga tidak segan-segan dan tidak malu-malu berdoa di depan orang banyak. Sepintas penampilan mereka sungguh mengagumkan, menampilkan mereka sebagai orang-orang beriman, orang yang taat beragama, orang-orang yang berbudi baik. Namun ternyata Yesus mengatakan bahwa hidup demikian belumlah jaminan untuk masuk surga, hidup demikian belum berkenan di hadapan Allah. Bahkan Yesus mengatakan bahwa hidup keagamaan para pengikut-Nya harus melebihi hidup keagamaan orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat.

Dalam Injil hari ini, Yesus membeberkan bahwa syarat untuk masuk surga harus hidup melebihi hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi. Syarat yang dikatakan oleh Yesus rasanya tidaklah mudah tetapi sangat berat. Sebab belum tentu kita bisa seperti ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi yang tau banyak soal aturan agama, hapal Kitab Suci dan taat pada aturan-aturan agama. Jangankan hapal kitab Suci, mungkin tidak sediki umat kristiani yang tidak mempunyai Kitab Suci dan tidak pernah membaca Kitab Suci. Demikian juga halnya soal ketaatan pada aturan agama, banyak dari antara kita yang tidak mengetahui atauran Gereja dan banyak pula yang tidak menaatinya, misalnya hari ini adalah hari jumat, dianjurkan untuk pantang. Nah apakah kita termasuk orang yang menjalankan aturan pantang hari ini?

Membaca atau mendengarkan Injil hari ini, mungkin bisa membuat kita berpikir bahwa penampilan, tahu ajaran-ajaran atau aturan-aturan Gereja dan hapal Kitab Suci, itu semuanya kurang penting, yang terpenting adalah perbuatan kasih kepada sesama. Mungkin ini yang menjadi alasan bagi banyak umat yang tidak mau mendalami ajaran, aturan Gereja dan juga alasan tidak membaca Kitab Suci.

Tentu ini pemahaman di atas adalah keliru. Sebab Yesus mengatakan bahwa hidup keagamaan kita harus lebih baik dari hidup keagamaan para ahli Taurat dan orang-orang Farisi. Itu berarti bahwa apa yang dihidupi dan dilakukan mereka juga baik. Sebab bagaimana kita mau hidup baik sesuai dengan kehendak Tuhan dan berusaha menjalankan sabda Tuhan kalau kita tidak berusaha mempelajarinya dan membaca Kitab Suci? Tetapi kiranya hal itu tidaklah cukup berkenan bagi Allah, sehingga seseorang itu bisa masuk surga. Yesus mengharapkan agar hidup keagamaan kita berbuah dalam perbuatan baik dan cinta kasih kepada sesama kita.

Sabda Yesus hari ini justru mengingatkan kita yang seringkali menambakan masuk surga, tetapi tidak mau mengikuti syarat yang telah diberikan oleh Yesus kepada kita. Mungkin kita berpikir bahwa kita sudah tahu ajaran-ajaran atau aturan-aturan Gereja, tahu banyak tentang Kitab Suci, tahu banyak Teologi Gereja, mungkin kita juga berpikir bahwa kita sudah rajin beribadah, rajin berdoa dan rajin dalam kegiatan-kegiatan Gereja, sehingga menganggap kita sudah layak masuk surga. Ternyata itu semua tidaklah cukup. Kita juga berpikir bahwa kita bukan seorang koruptor, kita tidak pernah membunuh dan kita juga tidak pernah mengatakan orang lain itu adalah kafir, sehingga kita menganggap bahwa kita adalah orang baik dan benar. Kita juga mungkin berpikir bahwa pada masa prapaskah ini kita sudah menjalankan puasa dan pantang. Itupun juga ternyata menurut Yesus tidaklah cukup.

Yesus mengharapkan agar kualitas dan mutu hidup kita para pengikut-Nya tidak sekedar hanya taat pada aturan, hanya hapal aturan, hapal Kitab Suci, tidak hanya rajin dalam ibadah atau kegiatan Gerjea, bukan hanya sekedar pantang dan puasa pada masa Prapaskah, tetapi harus melebihi semuanya itu, yakni hidup yang juga senantiasa membawa damai, selalu berdamai dengan sesama kita. Hidup selali membawa damai atau selalu berdamai dengan sesama itu berarti kita selalu menaruh cinta kasih kepada sesama baik dalam hati dan yang dalam hati itu terwujud dalam perbuatan kasih kepada sesama. Yesus mengharapkan hidup keagamaan kita bukan kebaikan atau iman yang pasif, tetapi kebaikan dan iman aktif dalam perbuatan. Masa Prapaskah ini adalah saat yang tepat bagi kita untuk bertobat, berperbaiki kualitas dan mutu hidup kita sebagai pengikut Yesus. Semoga hidup iman dan hidup keagamaan kita tidak pasif tetapi iman dan hidup keagamaan yang aktif. Amin.

Berbagi Berita : Doa Paus Benediktus XVI Bagi Korban Gempa dan Tsunami Jepang

Doa Paus Benediktus XVI Bagi Korban Gempa dan Tsunami Jepang

(17 Maret 2011)Kesedihan yang mendalam akibat guncangan gempa dan terjangan Tsunami yang meluluhlantkan sebagian wilayah di Jepang turut dirasakan pemimpin otoritas tertinggi Katolik dunia Paus Benediktus XVI. Beliau pun memanjatkan doa dan harapan sebagai tanda duka dan kesedihannya terhadap bencana di bumi Sakura tersebut.

Dirilis Digtriad Selasa (15/3) Paus menyampaikan doa Angelus di jendela dari ruang pribadinya yang menghadap Lapangan St. Petrus di Vatikan seraya memuji memuji masyarakat Jepang yang tegar dan meminta kepada badan penyelamatan nasional untuk menurunkan tenaga dalam aksi penyelamatan sesegera mungkin. "Saudara dan saudari terkasih, gambaran gempa tragis dan tsunami di Jepang sangat menyentuh kita semua. Saya sekali lagi menyampaikan rasa kedekatan saya saudara-saudara terkasih di Jepang, yang dengan keberanian dan martabat yang luar biasa tengah menghadapi berbagai konsekuensi dari bencana-bencana seperti itu." seru pernyataan Paus.

Paus juga berdoa untuk para keluarga yang kini tengah meretas kembali kehidupan mereka paska bencana tersebut. "Saya berdoa bagi para korban dan keluarga mereka, dan bagi mereka yang menderita akibat peristiwa yang mengerikan ini. Mereka, yang bisa bergerak dengan cepat, kini tengah memberi bantuan, sangat saya dukung. Hendaknya kita tetap bersatu dalam doa. Tuhan dekat dengan kita."

Negara dengan ekonomi terbesar ketiga di dunia ini, kini tengah berjuang untuk tanggap terhadap suatu bencana dalam proporsi luar biasa, dengan lebih dari 1 juta orang hidup tanpa air dan listrik dan seluruh kota-kotanya lenyap dari peta. Belum lagi ancaman bahaya radiasi nuklir yang kini telah menyebar disana.

"Saat saya menyalami kalian pada pagi ini, saya mengajak kalian untuk berdoa bersama saya bagi para korban bencana yang meporak-porandakan Jepang belakangan ini. Semoga mereka yang meninggal dan cedera mendapat penghiburan, dan semoga para tenaga penyelamat dikuatkan dalam usaha mereka membantu masyarakat Jepang," penutup doa dari Paus.(jawaban.com)

Disadur dari : http://www.mirifica.net/17 Maret 2011 08:18

Berbagi Berita :Aborsi, imam hadapi ekskomunikasi

Aborsi, imam hadapi ekskomunikasi


Keuskupan Agung Barcelona mengumumkan telah memulai penyelidikan untuk “memverifikasi” apakah seorang imam lokal terkena ekskomunikasi otomatis ketika dia membiayai aborsi.

Dalam buku “Father Manel: Closer to the Earth than to Heaven” yang dirilis pada 28 Februari, Pastor Manel Pousa mengatakan dia sebelumnya “memberkati” perkawinan homoseks di antara narapidana dan dia mendukung selibat “sukarela” dan imam perempuan, demikian Catholic News Agency (CNA).

Dia juga mengakui bahwa dia membiayai sebuah aborsi. Hingga kini, tambahnya, tindakannya hanya ditegur oleh ​​Lluis Kardinal Martinez Sistach, Uskup Agung Barcelona.

Pada 8 Maret, kardinal mengeluarkan pernyataan singkat yang memanggil imam tersebut untuk “berbicara secara pribadi dengannya tentang beberapa poin isi buku itu dan untuk membuat keputusan seperlunya.”

Dalam pernyataan yang dikirim ke CNA pada 15 Maret, Keuskupan Agung Barcelona mengatakan, Kardinal Sistach, bersama Uskup Auksilier Barcelona Mgr Sebastia Tatlavull dan penasehat keuskupan Monsignor Sergi Gordo, telah bertemu dengan Pastor Manel pada 14 Maret “menyangkut sejumlah pernyataan tentang aborsi yang dibuat oleh imam tersebut di otobiografinya itu.”

“Menurut Kitab Hukum Kanonik, kerjasama dalam aborsi akan terkena hukuman ekskomunikasi sententiae latae (otomatis). Karena itu, sesuai hukum kanonik, penyelidikan harus dilakukan untuk memverifikasi fakta. Jadi prosedur administrasi sudah dimulai,” demikian pernyataan tersebut.

SUMBER: Spanish priest faces excommunication after claiming to have paid for an abortion (Catholic News Agency)

Disadur dari : http://www.cathnewsindonesia.com/Tanggal publikasi: 17 Maret 2011

Video : Ekaristi

Video : Ekaristi

Motivational Video, anti racial and Unity is strength

Motivational Video, anti racial and Unity is strength

“The Rite” ingatkan kita, Setan itu ada

“The Rite” ingatkan kita, Setan itu ada

Film Hollywood “The Rite” menjadi peringatan. Setan itu ada dan ingin menang, demikian L’Osservatore Romano.

Film yang dibintangi oleh Anthony Hopkins yang memerankan imam dan veteran eksorsis itu merupakan film “jujur dan pantas disegani.” Film tersebut mungkin dimaksud untuk menjadi “semacam promosi imamat,” demikian sebuah artikel di koran tersebut pada 13 Maret.

Kendati ada sejumlah “kelemahan yang bisa dimaafkan” dan stereotipe yang sudah biasa, “‘The Rite’ bisa dipercaya,” karena mampu menampilkan keraguan dan keyakinan tokoh-tokoh dalam film tersebut, demikian L’Osservatore Romano.

Dalam film itu, “Gereja tidak digambarkan oleh orang-orang yang meneriaki kutukan atau kepastian-kepastian dogma, yang ditampilkan dengan berbagai cara, menjengkelkan, dan memuakkan,” kata surat kabar tersebut, tetapi sebaliknya oleh imam-imam yang dilukiskan secara positif.

Pesan utama film itu muncul ketika tokoh yang diperankan Hopkins itu mengatakan, “memutuskan untuk tidak percaya kepada Setan tidaklah membebaskan Anda dari Setan,” demikian koran Vatikan tersebut.

“Setan ada, tidak peduli apakah Anda percaya atau tidak, dan Setan bekerja secara mulus untuk bisa menang,” demikian artikel itu.

SUMBER DAN ARTIKEL SELENGKAPNYA:The Rite’ is a reminder that the devil exists, Vatican newspaper says (Boston Pilot)

Disadur dari : cathnewsindonesia.comTanggal publikasi: 17 Maret 2011

Renungan Hari biasa Pekan I Prapaskah, Kamis 17 Maret 2011

Renungan Hari biasa Pekan I Prapaskah, Kamis 17 Maret 2011
Est 4:10a,10c-12,17-19, Mzm 138:1-2a,2bc-3,7c-8, Mat 7:7-12
(Patrik)

St. Teresa dari Avila mengatakan, bahwa doa bukan lain daripada “suatu persahabatan yang mesra dengan Allah, suatu percakapan dari hati ke hati dengan seorang sahabat yang mengasihi kita”.

BACAAN INJIL:
"Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan. Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti, atau memberi ular, jika ia meminta ikan? Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya." "Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.
Demikianlah Injil Tuhan bagi kita hari ini.

RENUNGAN
Injil yang kita dengar hari ini adalah berbicara tentang doa. Yesus mengajar kita agar dalam berdoa kita tidak cepat putus asa tetapi hendaknya bertekun dalam pengharapan yang tiada putus-putusnya karena Tuhan yang mahabaik pasti akan mengabulkan doa-doa kita. Doa itu diumpakan dengan orang yang meminta, mencari dan mengetuk pintu. Yesus memberi jaminan bahwa maka orang yang meminta akan menerima, orang yang mencari akan mendapatkan dan dan orang yang mengetuk baginya pintu akan dibukakan. Jaminan yang diberikan oleh Yesus adalah karena Allah itu mahabaik dan mahakasih, yang sungguh mengasihi manusia dan Dia pasti akan memberikan yang terbaik bagi manusia. Yesus membandingkannya dengan manusia yang selalu berbuat jahat saja pasti akan memberikan apa yang diminta oleh anak-anaknya, apalagi Allah yang Kudus, yang tidak ada kejahatan dalam diri-Nya, pasti akan memberikan yang baik, terbaik bagi siapapun yang membinta kepada-Nya.
Sabda Yesus ini sungguh indah dan menyejukkan hati kita. Namun dalam pengalaman hidup doa, tidak sedikit orang merasa jenuh dan kesal dalam doa, karena merasa sudah banyak berdoa tetapi seakan Tuhan belum memberi apa yang dimintanya. Mungkin kita sendiri pernah mengeluh tentang doa-doa kita yang seakan tidak mendapatkan jawaban dari Tuhan. Sering kita mengatakan bahwa kita sudah berdoa dan bahkan novena beberapa kali untuk wujud permohonan kita, tetapi seakan tidak mendapatkan jawaban dari Tuhan. Melihat pengalaman demikian, saat membaca atau mendengarkan Injil hari ini, kita mungkin sedikit berontak kepada Yesus karena Yesus mengatakan bahwa Allah itu mahabaik, tetapi tidak mengabulkan doa-doa kita.

Benar dan sangat benar bahwa Allah itu mahabaik, sangat benar juga, Yesus memberi jaminan bahwa doa orang tekun pasti akan dikabulkan oleh Allah. Namun kita jangan lupa, Yesus juga sebenarnya memberi syarat yang kirnya kita penuhi dan mendasari doa-doa kita. Untuk itu, coba kita renungkan bersama bagaimana doa-doa kita selama ini, misalnya:

1. Doa-doa kita seringkali karena kita butuh sesuatu dari Allah.
Seringkali kita berdoa karena kita membutuhkan sesuatu dari Allah, karena kita sadar bahwa mungkin hanya dengan mengandalkan kekuatan yang kita memiliki, kita tidak akan mampu. Hal ini baik, karena itu berarti kita sadar bahwa kita memiliki keterbatasan sehingga membutuhkan Allah. Namun yang kurang baiknya adalah manakala kita tidak butuh sesuatu, manakala hidup kita seakan aman dan lancar, kita tidak lagi berdoa. Dalam doa yang demikian kita sering mendesak-desak Allah agar mengabulkan permohonan kita.

2. Doa kita hanya terarah kepada diri sendiri.
Kita mungkin tidak sadar bahwa doa-doa yang kita panjatkan itu lebih sering hanya melulu untuk kepentingan kita sendiri. Kita menganggap bahwa apa yang kita mohonkan adalah penting dan baik untuk kita, tetapi kita tidak pernah berpikir apakah yang kita mohonkan itu juga baik dan penting untuk banyak orang. Kalau kita berani jujur, doa yang kita panjatkan umumnya hanya untuk kita sendiri, atau orang-orang dekat dengan kita, sedangkan berdoa atau mendoakan orang lain, mungkin kita hampir tidak pernah.

3. Doa-doa kita seringkali tanpa iman yang tulus.
Yah, mungkin kita mengatakan bahwa kita sudah berdoa dengan iman. Namun seringkali kita tidak sadar bahwa kita berdoa dalam keraguan, kita meragukan bahwa Tuhan itu mahakuasa, Dia mahabaik. Kita berdoa hanya sekedar basa-basi saja dengan pengandaian, kalau Tuhan memberi, ya syukur dan kalau gak dikabulkan, ya gak apa-apa. Sehingga doa kita bukan karena kita berharap dari doa itu, tetapi hanya sambilan disamping usaha kita sendiri. Oleh karena itu doa kitapun menjadi asal-asalan, tidak keluar dan mengalir dari hati yang murni, tulus mengaharapkan uluran kasih dari Tuhan.
4. Doa kita tidak didasari oleh cinta kasih

Doa juga harus didasari cinta kasih kepada Allah dan kepada sesama. Kita berdoa karena kita mengasihi Allah yang kita yakini bahwa Dia sudah terlebih dahulu mengasihi dan sangat mengasihi kita. Namun, seringkali doa kita lakukan bukan karena kita yakin akan kasih-Nya yang sudah kita terima, doa kita lakukan bukan karena kita juga mengasihi kita. Kalau doa kita didasari atau dilandasi oleh kasih, tentu kita juga akan mengasihi sesama kita.

5. Doa kita seringkali seperti doa orang Farisi.
Dalam berdoa kita seringkali seperti orang Farisi yang membanggakan hidupnya di hadapan Tuhan, sehingga menganggap Tuhan harus dan layak membalas perbuatan baiknya. Demikianpun halnya sering kita lakukan. Kita menganggap sudah hidup baik, banyak berbuat baik kepada sesama, taat pada aturan iman, sehingga menganggap bahwa Tuhan harus membalasa semuanya itu dengan mengabulkan doa-doa kita.

Kiranya masih banyak lagi hal yang bisa kita renungkan sehubungan dengan doa-doa yang kita lakukan selama ini.

St. Teresa dari Avila mengatakan, bahwa doa bukan lain daripada “suatu persahabatan yang mesra dengan Allah, suatu percakapan dari hati ke hati dengan seorang sahabat yang mengasihi kita”. Karena itu, doa merupakan sesuatu yang indah, yang agung dan sesungguhnya merupakan aktivitas paling berharga dari manusia, suatu aktivitas yang dijiwai oleh Roh Kudus sendiri. Doa adalah suatu hubungan pribadi dengan Allah yang diungkapkan dalam suatu percakapan, pujian, syukur, permohonan, kerinduan, penyesalan, masuk dalam keheningan dan mendengarkan suara Allah yang berbicara kepada kita. Allah telah menciptakan kita menurut gambar dan rupa-Nya sendiri, Ia begitu mengasihi kita dan ingin agar kita memasuki hubungan yang mesra dengan Dia. Hubungan antara manusia dengan Allah itu bukan buah pikiran atau khayalan manusia, melainkan buah karya keselamatan Allah. Allah yang menanamkan kerinduan itu di dalam hati manusia. Allah menghendaki agar kita mengenal Dia sungguh-sungguh dan memasuki aliran hidup yang ada di dalam diri Allah sendiri.

Pada akhir Injil yang kita dengar hari ini Yesus mengatakan, "Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi. Mungkin kita berpikir, bahwa teks ini tidak tidak ada hubungannya dengan apa yang dikatakan Yesus pada ayat di atas. Atau, apa hubungan antara doa dengan harapan agar orang lain berbuat baik dengan kita maka kitapun berbuat demikian kepada orang lain. Secara singkat bisa kita katakan, bahwa dalam doa kita mengharapkan perbuatan baik dari Tuhan, kita mengharapkan sesuatu yang baik dari Tuhan. Nah, kalau kita mengharapkan demikian, apakah selama ini kita sudah berbuat baik atau mengasihi Tuhan? Kalau kita selama ini sudah sungguh mengasihi Tuhan, barulah kita pantas mengharapkan belaskasih dari Tuhan. Yesus mengatakan bahwa kasih kepada Tuhan, itu terungkap dalam perbuatan baik dan kasih kepada sesama. Kasih kepada sesama ini pulalah yang menjadi syarat yang diberikan oleh Yesus agar doa itu dikabulkan. Kalau selama hidup kita sungguh mengasihi sesama, Yesus memberi jaminan bahwa Allah akan mengabulkan doa-doa kita. Kasih kepada sesama merupakan syarat doa-doa yang dikabulkan.

Oleh karena itu, betapun indahnya dan perlunya kita anggap doa yang kita panjatkan, tetapi bila kita tidak mengasihi sesama kita, tentu kita juga tidaklah layak mengharapkan kasih dari Allah dengan mengabulkan doa-doa kita. Maka, agar doa-doa kita dikabulkan oleh Tuhan, mari kita juga selalu mengasihi sesama kita terlebih dahulu. Bila kita sudah menanamkan hidup yang baik, maka pantaslah kita berharap sesuatu yang baik pula. Amin.

Berbagi Berita : Ketangguhan Jepang Memukau Dunia

Ketangguhan Jepang Memukau Dunia

japan tsunami(16/3/2011)KETANGGUHAN Jepang menghadapi tekanan tiga bencana besar sekaligus, yakni gempa bumi, tsunami, dan radiasi nuklir, memukau dunia. Reputasi internasional Jepang sebagai negara kuat mendapat pujian luas. Tak adanya penjarahan menguatkan citra "bangsa beradab".

Pemerintah Jepang, Selasa (15/3), terus memacu proses evakuasi dan distribusi bantuan ke daerah bencana yang belum terjangkau sebelumnya. Seluruh kekuatan dan sumber dayanya dikerahkan maksimal ke Jepang timur laut, daerah yang terparah dilanda tsunami.

Evakuasi korban tsunami berjalan seiring dengan evakuasi ribuan warga yang terancam terpapar radiasi nuklir di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima Daiichi, utara Tokyo. Prefektur Fukushima juga termasuk salah satu daerah korban gempa dan tsunami yang terjadi pada Jumat lalu.

Televisi, media cetak, radio, dan situs berita online di seluruh dunia telah merilis bencana itu. Hal yang mengagumkan dunia, seluruh kejadian serta momen dramatis dan mendebarkan direkam televisi Jepang detik demi detik, sejak awal gempa, datangnya tsunami, hingga air bah itu "diam".

Jepang lalu mengabarkan drama amuk alam yang menyebabkan lebih dari 10.000 orang tewas dan 10.000 orang hilang itu ke seluruh dunia. Meski sempat panik, Jepang dengan cepat bangkit, mengerahkan seluruh kekuatannya, mulai dari tentara, kapal, hingga pesawat terbang. Jumlah tentara dinaikkan dua kali lipat dari 51.000 personel menjadi 100.000 personel. Sebanyak 145 dari 170 rumah sakit di seluruh daerah bencana beroperasi penuh.

Sekalipun kelaparan dan krisis air bersih mendera jutaan orang di sepanjang ribuan kilometer pantai timur Pulau Honshu dan pulau lain di Jepang, para korban sabar dan tertib menanti distribusi logistik. Hingga hari keempat pascabencana, Selasa, tidak terdengar aksi penjarahan dan tindakan tercela lainnya.

Associated Press melukiskan, warga Jepang tenang menghadapi persoalan yang ditimbulkan bencana. Sisi lain yang diajarkan masyarakat Jepang ialah sikap sabar meski mereka diliputi dukacita akibat kehilangan orang-orang terkasih. Mereka sabar menanti bantuan. Pemerintah bisa lebih tenang untuk fokus pada evakuasi, penyelamatan, dan distribusi logistik.

Bencana terbaru adalah bahaya radiasi nuklir akibat tiga ledakan dan kebakaran pada Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Fukushima Daiichi. Dari enam reaktor nuklir, empat di antaranya telah bermasalah. Jepang belajar dari kasus Chernobyl dan membangun sistem PLTN-nya lebih baik. Pemerintah menjamin tak akan ada insiden Chernobyl di Jepang.

"Perserikatan Bangsa-Bangsa belum mengambil langkah-langkah selama belum ada permintaan. Jepang adalah negara paling siap di dunia (menghadapi bencana)," kata Elisabeth Byrs, juru bicara Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), kepada Reuters.

Byrs melanjutkan, "Jepang menanggapi tiga darurat sekaligus, yakni gempa, tsunami, dan ancaman nuklir, dan melakukannya dengan sangat baik."

Para blogger dan pengguna situs jejaring sosial berbahasa Inggris memuji Jepang sebagai bangsa yang tabah (stoic) dan bertanya-tanya tentang kemampuan bangsa lain, terutama di Barat, jika diguncang tiga bencana besar sekaligus. Mereka memuji Jepang adalah sebuah bangsa yang hebat, kuat, dan beretika.

Profesor Harvard University, Joseph Nye, mengatakan, bencana telah melahirkan Jepang sebagai bangsa soft power. Istilah itu diciptakannya untuk melukiskan Jepang mencapai tujuannya dengan tampil lebih menarik bagi bangsa lain.

Saat bencana dan tragedi kemanusiaan mengundang simpati dari dunia Jepang, citra negara yang tertimpa bencana jarang mendapat keuntungan dari bencana tersebut. Pakistan, misalnya, menerima bantuan AS dan negara lain saat dilanda banjir bandang tahun lalu. Namun, bantuan individu sangat sedikit, yang disebabkan citra negeri itu di mata dunia. China dan Haiti juga menghadapi kritik atas penanganan gempa bumi tahun 2008 dan 2009.

Menghadapi kebutuhan akan dana rekonstruksi skala besar, Jepang masih menimbang tawaran internasional. "Meski dilanda tragedi dahsyat, peristiwa menyedihkan, ada fitur-fitur yang sangat menarik dari Jepang," kata Nye kepada AFP.

"Terlalu dini untuk memprediksi apakah mereka berhasil memulihkan ekonomi. Tetapi, dilihat dari jauh, rakyat Jepang memperlihatkan ketabahan saat krisis. Hal ini berbicara banyak soal Jepang di masa depan," kata Wakil Direktur Center for Strategic and International Studies Nicholas Szechenyi. (kompas cetak)

Beberapa Video Youtube Tsunami di Jepang

1. Video Tsunami Jepang 11 Maret 2011



2. Earthquake Tsunami Jepang - March 11th 2011 part 2.avi



3. 8.9 gempa bumi dan tsunami Jepang 11 Maret 2011 - wajwaj.com



4. Japan Tsunami | Japan Earthquake (8,9) | Gempa Bumi Jepang | 11-03-11



5. Moment of Massive Japanese Quake (8,9) | Detik Detik Pertama Gempa Jepang



6. VIDEO GEMPA JEPANG 2011 Youtube Gelombang Sunami Raksasa Hantam Jepang



7. Video Tsunami Di Jepang 11 Maret 2011 || Exclusive Video From AlJazeera



8. Gempa Tsunami Jepang 11 Maret 2011



9. Gempa Bumi JEPANG Dahsyat (8,9 SR) dan Tsunami HANCURKAN Jepang



10. Japan Tsunami Japan Earthquake (8,9) Gempa Bumi Jepang 11-03-11.HD



11. Japan Earthquake: Helicopter aerial view video of giant tsunami waves

Renungan Hari biasa Pekan I Prapaskah, Rabu 16 Maret 2011

Renungan Hari biasa Pekan I Prapaskah, Rabu 16 Maret 2011
Yun 3:1-10, Mzm 51:3-4,12-13,18-19, Luk 11:29-32

Tanda kehadiran Allah ada di sekitar kita, dalam diri kita dan malah kita sendiri yang diharapkan oleh Allah menjadi tanda kehadiran-Nya bagi sesama kita.

BACAAN INJIL:
Ketika orang banyak mengerumuni-Nya, berkatalah Yesus: "Angkatan ini adalah angkatan yang jahat. Mereka menghendaki suatu tanda, tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus. Sebab seperti Yunus menjadi tanda untuk orang-orang Niniwe, demikian pulalah Anak Manusia akan menjadi tanda untuk angkatan ini. Pada waktu penghakiman, ratu dari Selatan itu akan bangkit bersama orang dari angkatan ini dan ia akan menghukum mereka. Sebab ratu ini datang dari ujung bumi untuk mendengarkan hikmat Salomo, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Salomo! Pada waktu penghakiman, orang-orang Niniwe akan bangkit bersama angkatan ini dan mereka akan menghukumnya. Sebab orang-orang Niniwe itu bertobat waktu mereka mendengarkan pemberitaan Yunus, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Yunus!"
Demikianlah Injil Tuhan bagi kita hari ini.

RENUNGAN:
Tidak sedikit umat katolik yang merasa kecewa dalam beriman karena dengan alasan tidak merasakan tanda kehadiran Tuhan hidup Gereja dan juga dalam diri sesama dalam kelompok itu. Orang itu kecewa karena dia mengharapkan bahwa dalam kehidupan bersama dan masing-masing orang hendaknya menunjukkan hidup seperti yang diajarkan dan diteladankan oleh Yesus, namun kenyataannya jauh dari seperti yang diharapkannya. Ini seringkali menjadi alasan seseorang pergi ke gereja lain, dan bahkan tidak sedikit yang pindah ke gereja lain. Mereka mencari tanda kehadiran Allah dalam kehidupan bersama maupun dalam diri sesama umat, tanda yang diharapkannya seperti yang ada dalam pikiran dan konsepnya sendiri. Benarkah Allah tidak memberi tanda kehadiran-Nya dalam Gereja kita dan lewat sesama? Benarkah kalau kita hanya mengharapkan tanda seperti yang kita pikirkan dan harapkan?

Dalam Injil hari ini Yesus mencela orang banyak yang mengerumuni Dia, yang mengharapkan tanda dari-Nya. Kepada yang meminta tanda itu, Yesus bukan hanya tidak memberi mereka tanda tetapi malah mengatakan mereka sebagai angkatan yang jahat. Yesus bersikap demikian terhadap mereka, tentu bukan karena Yesus tidak menghendaki agar mereka juga selamat. Tetapi karena Yesus jengkel atas kedegilan hati mereka, karena sebenarnya kepada mereka sudah banyak diberikan oleh Allah tanda kehadiran Allah yang mengasihi mereka. Sudah banyak tanda yang mengajak mereka untuk bertobat, yakni lewat pengalaman hidup, lewat para nabi, tetapi mereka tetap tidak mau bertobat, bahkan membunuh para nabi itu. Mereka sendiri telah melihat tanda nyata yang melebihi tanda-tanda sebelumnya yakni Yesus sendiri, tetapi mereka masih tetap tidak mau percaya kepada Allah, tetap tidak mau bertobat, malahan meminta tanda lain dari Yesus. Yesus adalah tanda kehadiran Allah dan Kerajaan Allah yang mengajak mereka bertobat, tetapi mereka menolaknya. Hati mereka sungguh dekil, dan sudah tertutup terhadap apapun tanda yang diberikan oleh Allah atas mereka. Yesus tidak memberi tanda dan mengatakan mereka jahat, karena apapun tanda yang diberikan Allah, bahkan berpuncak pada Yesus sendiri, mereka akan tetap tidak percaya. Dalam hidup mereka dan di hadapan mereka sudah jelas tanda itu hadir yakni Yesus sendiri tetapi mereka tetap tidak percaya karena mereka picik, selalu berpikir seperti yang mereka kehendaki, bukan seperti yang dikehendaki Allah. Mesias yang diwartakan para nabi haruslah Mesias seperti pikiran dan kehendak mereka. Oleh karena itu, selama mereka tidak mau mengubah pola pikir mereka seperti yang dikehendaki Allah, mereka tidak akan pernah mampu menangkap tanda yang sudah diberikan oleh Allah kepada mereka.

Sama halnya dengan apa yang saya katakan di atas tadi, banyak umat yang seakan tidak menemukan tanda kehadiran Allah dalam Gereja, dalam diri sesama umat dan itu membuat kecewa. Orang demikian menganggap bahwa Allah tidak hadir dalam diri Gereja dan dalam diri umat karena melihat tidak seperti yang diharapkan atau sesuai dengan perasaanya. Orang yang demikian sebenarnya dia beriman hanya mau seenaknya saja, hanya mau seperti pikiran, kehendaknya dan perasaannya. Orang demikian adalah orang sebenarnya bukan mau mengikuti Allah tetapi mau mengikuti dirinya sendiri, orang yang mau mencari kepuasan dirinya sendiri.

Allah sungguh hadir dalam hidup Gereja, dalam diri umat-Nya dan banyak tanda-tanda kehadiran Allah. Tanda kehadiran Allah yang sangat nyata adalah dalam perayaan Ekaristi. Dalam perayaan ekaristi, Komunis Suci adalah tanda nyata kehadiran Yesus yang mengorbankan diri bagi keselamatan manusia dan mau bersatu dengan manusia. Kalau kita mau melepaskan konsep, pikiran dan perasaan senang atau tidak senang dan mengubahkan seperti pikiran dan kehendak Allah, kita pasti akan mampu menangkap kehadiran Allah dalam seluruh hidup Gereja terutama dalam Komuni Suci. Persatuan kita dengan Yesus lewat Komuni Suci akan mengubah hidup kita, bukan lagi beriman yang mengharapkan tanda tetapi kita sendiri akan diubah menjadi tanda kehadiran Allah bagi sesama dan bagi dunia.

Kita seringkali mengharapkan tanda kehadiran Allah. Itu sikap hidup orang yang kurang beriman. Orang yang beriman seharusnya malah sadar bahwa Allah mengahrapkan dirinya menjadi tanda kehadiran-Nya kepada sesama. Kalau kita merasa bahwa orang lain atau umat lain kurang menjadi tanda kehadiran Allah karena kurang menghidupi sabda Tuhan dan teladan yang diberikan oleh Yesus, maka seharusnya kita sendirilah yang harus menjadi tanda, bukan malah mencela dan mencari ke tempat lain. Tanda kehadiran Allah ada di sekitar kita, dalam diri kita dan malah kita sendiri yang diharapkan oleh Allah menjadi tanda kehadiran-Nya bagi sesama kita. Amin.

Berbagi Berita : NU prihatin atas kasus Taman Yasmin

NU prihatin atas kasus Taman Yasmin

Nahdlatul Ulama (NU) turut menyampaikan keprihatinan atas tingkat intoleransi yang diperlihatkan melalui pelarangan beribadat bagi jemaat GKI Taman Yasmin di Bogor, Jawa Barat.

“NU prihatin dengan sikap intolenrasi terutama dari kelompok radikal. NU menentang kelompok-kelompok yang menyebarkan kebencian,” kata Imanuddin Rahmat, wakil sekretaris PBNU di Jakarta.

Imanuddin turut serta dalam konferensi pers kemarin bersama Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) untuk mengecam tindakan yang dilakukan polisi dan pemda Bogor terhadap GKI Taman Yasmin.

“Kami meminta cendikiwan NU setempat untuk berdialog dengan kelompok-kelompok minoritas termasuk GKI Yasmin,” kata Imanuddin.

Dilaporkan Mahkmah Agung telah memenangkan GKI Taman Yasmin atas sengketa pembangunan gereja pada pertengahan Januari lalu. Namun hingga kini polisi dan Pemda Bogor tidak mengindahkan keputusan tersebut.

Untuk itu GKI mendesak pemerintah Bogor untuk mencabut larangan beribadah maupun pembangunan gereja Taman Yasmin.

“PGI mengecam keras tindakan pemerintah setempat yang membekukan ijin pembangunan gereja,” kata Pendeta Jeiry Sumampauw, dalam pernyataan pers di Jakarta.

Ia juga mengeritik walikota Bogor yang tidak memenuhi janjinya untuk mematuhi keputusan MA dan membuka gembok gereja.

Fatmawati, pengacara GKI Taman Yasmin, mengatakan masalah yang terjadi saat ini “bukan semata-mata masalah GKI Yasmin, tapi masalah nasional.”

Ia juga menyebutkan sejak tahun 2008 jemaat Taman Yasmin telah 24 kali mengadakan kebaktian di pinggir jalan. “Kami tidak akan pindah dan terus membangun gereja kami karena ijinnya resmi,” katanya.

Pendeta Gomar Gultom, sekjen PGI, juga turut mengingatkan agar berhati-hati terhadap tawaran relokasi.
Disadur dari : http://www.cathnewsindonesia.com/

 
Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan! (2Kor 8:14)