Pembangunan Gereja Paroki Tigalingga

Pembangunan Gereja Paroki sedang berlangsung. Kami sangat mengarapkan uluran kasih para Saudara untuk membantu.

Gotong Royong Pembangunan Gereja

Tidak ada kata yang bisa melukiskan pengalaman indah pada waktu gotong royong pengecoran lantai 2 bangunan Gereja selain, suatu keyakinan bahwa semuanya dapat terlaksana adalah karena MUKJIJZAT ALLAH BEKERJA.

Pengecoran Lantai Panti Imam Gereja

Pengecoran Lantai 2 bangunan Gereja ini dilakukan pada hari Selasa, 30 Agustus 2011 yang lalu. Luas yang dicor adalah 19 m x 24 m. Hujan yang mengguyur tidak menyurutkan semangat umat.

Kerjasama Imam dan Umat

Uskup emeritus KAM, Mgr. A.G.Pius Datubara OFM.Cap, datang berkunjung ke Paroki dan memberi semangat pada umat dalam pembangunan Gereja Paroki. Para pastor juga ikut berkerja bersama umat dalam pembangunan Gereja.

Misa Tridentin: Warisan Liturgi Yang Dipertahankan

HIDUPKATOLIK.com - Paus Benediktus XVI mengeluarkan Surat Apostolik Summorum Pontificum yang menjamin penggunaan Misa Tridentin...

Pembinaan Para Pengurus Gereja

Tidak sedikit umat katolik yang kerap menganggap bahwa Liturgi adalah sekedar perayaan wajib biasa yang dilaksanakan pada hari minggu.

Pertemuan Ibu-Ibu dan Pesta Pelindung Paroki

Pertemuan para ibu se-paroki telah terlaksana pada hari Kamis-Sabtu, 15 s/d 16 Juli 2011. Pertemuan ini mengundang semua ibu katolik yang ada di paroki untuk hadir dalam pertemuan/pembinaan para ibu katolik dan juga segaligus menjalin kebersamaan para ibu. Penutupan pertemuan sikaligus Pesta Pelindung Paroki.

Pembinaan Asmika se-Paroki

Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku; inilah yang menjadi tema dari pertemuan dan pembinaan minggu gembira yang telah berlangsung dengan sangat baik.

Mudika Ambil bagian dalam pembangunan Gereja Paroki

Mudika paroki tidak mau berpangku tangan melihat pembangunan Gereja paroki. Para mudika juga ambil bagian dengan mengumpulkan kerikil di sungai.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 1)

Umat dari lingkungan paroki dan juga dari beberapa stasi kembali bekerja sama dengan bergotong royong membangun gereja paroki. Untuk kali ini, umat bergotong royong men-cor lantai balkon bangunan Gereja.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 2)

Allah peduli. Karena kepedulian Allah atas pembangunan rumah-Nya ini, maka kami kamipun peduli dan bisa melanjutkan pembangunanini. Kepedulian Allah kami rasakan juga lewat kepedulian para Saudara.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 3)

Mari kita memuliakan Tuhan, tidak hanya dengan kata2 indah, tetapi dengan perbuatan nyata dengan rela berkorban.

Pertemuan akhir Tahun 2011 Pengurus Gereja se-Paroki

Para pengurus Gereja adalah ‘ujung tombak’ Gereja khususnya di stasi-stasi. Peran para pengurus Gereja ini sangat sentral dalam kehidupan Gereja di stasi-stasi.

Gua Maria dan Menyambut Hari Raya Natal

Persiapan menyambut hari Raya Natal 25 Desember 2011.

Rahmat dan Perlindungan Tuhan

Pastor Anton Manik O.Carm selamat dari kecelakaan mobil masuk jurang.

Rekoleksi dan Aksi Panggilan

Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku.

Pesan Prapaskah Kepausan 2012

"Kita Tidak Boleh Diam Saja terhadap Kejahatan" "Marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik" (Ibr. 10:24).

Pembangunan Gereja Santo Petrus Stasi Rante Besi

Dalam kemiskinan, kesederhanaan, umat membangunan Gereja. Meraka tidak memiliki uang, tetapi mereka memiliki harapan dan iman pada Tuhan.

Misa Perdana Pastor Andreas Korsini Lamtarida Simbolong O.Carm

Puji Syukur pada Tuhan, karena berkat-Nya, misa Perdana Pastor Andreas Lamtarida Simbolon O.Carm bersama 4 Pastor Karmel yang baru ditahbiskan, dapat terlaksana dengan baik pada hari Rabu 31 Oktober 2012 di Stasi Gundaling 1, paroki Maria dari gunung Karmel Tigalingga.

Bakti Sosial : Pengobatan Gratis

Dalam Rangka Menyongsong Jubileum Gereja Katolik di Dairi dan Pakpak Bharat, diadakan bakti Sosial Pengobatan Gratis di Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, pada 9 Desember 2012 yg lalu. Puji syukur pada Tuhan, kegiatan ini berlangsung dengan sangat memuaskan.

Mari Berbagi Berkat Tuhan

 photo UskupEmeritusKAMMgrPiusDautabra.jpg Photobucket

MENDAMBAKAN BERKAT TUHAN

SYALOM...SELAMAT DATANG.
"Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan."(2Kor 8:14)
"Muliakanlah Tuhan dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu." (Amsal 3:9)
"Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya." (Amsal 3:27)
"Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?" (1 Yohanes 3:17)
Saya Pastor Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, atas nama Panitia Pembangunan dan semua umat, memohon bantuan uluran kasih/dana untuk pembangunan Gereja Paroki. Kami sangat membutuhkan berkat Tuhan lewat uluran tangan dari para donatur.
Kami berharap dan berdoa Para Saudara berkenan berbagi berkat Tuhan kepada kami untuk pembangunan Gereja ini yang adalah rumah Tuhan sendiri.
BRI 5379 Unit Tigalingga Sidikalang
No. Rekening : 5379-01-000112-50-8
Nama : PANITIA PEMBANGUNAN GEREJA KATOLIK.
ATAU
BCA KCU MEDAN
NO.0222053453.
Atas Nama : ADYTIA PERMANA P.
(Adytia Permana P. adalah Romo Adytia Permana Perangin-angin O.Carm. Beliau dulu bertugas di Paroki Tigalingga, juga mengawali pembangunan ini, namun sekarang beliau bertugas di Keuskupan Agung Medan sebagai ekonom.Beliau kami minta buka rekening di BCA khusus untuk pembangunan ini, karena di daerah kami tidak ada BCA.)
Kami sangat senang bila sudah mentransfer persembahan, bapak/ibu/saudara/saudari memberitahukan ke kami melalui:
E mail ke :.
parokimariagk3lingga@yahoo.com
atau di SMS ke:.
Romo Anton Manik O.Carm : 081370836645
Romo Willy O.Carm : 081333837433
Untuk lebih jelasnya permohnan kami ini, Para Saudara dapat melihatnya di sini.... Sehubungan dengan Gambar pembangunan dapat melihatnya di sini....
Demikian kiranya Permohonan ini kami sampaikan. Atas dukungan, doa dan bantuan Bapak, Ibu dan Para Saudara-Saudari, kami mengucapkan banyak terima kasih.Berkat Tuhan senantiasa menyertai kita semua. Amin.
HORMAT KAMI:
Pastor Antonius Manik O.Carm

VARIA PAROKI

REKOLEKSI DAN AKSI PANGGILAN TELAH TERLAKSANA DENGAN SANGAT BAIK ;"> "APA YANG KAMU CARI?" (Yoh 1:38).
Puji syukur pada Tuhan, karena Rekoleksi dan Aksi panggilan untuk siswa-siswi Katolik Usia SMP dan SMA se-paroki Tigalingga sudah terlaksana dengan sangat baik. Kegiatan ini dihadiri hampir 400 orang anak. Semuanya dapat terlaksana hanya karena berkat Tuhan. Terimakasih juga kami sampaikan kepada semua Saudara yang telah mendukung dan mendoakan kegaitan kami ini. Kegiatan ini dilaksanakan hanya dengan menggunakan dana partisipasi peserta dan swadaya paroki, karena tidak mendapatkan bantuan dari donatur manapun, namun karena berkat Tuhan dan doa para Saudara, semuanya dapat berjalan dengan sangat baik. Semoga dari antara anak-anak ini, kelak ada yang menjadi Imam dan biarawan-biarawati.
Photobucket
Tuhan memberkati kita.
Kegembiraan dan Persaudaraan
Photobucket
Hari Ulang tahun Romo Anton M.Carm yang seharusnya tanggal 15 Januari 2010, baru dirayakan hari Minggu Minggu 16 Januari 2011 lalu, bersama Romo-romo Karmel se-Dairi, bersama beberapa umat Paroki Tigalingga di Aula Paroki Tigalingga. Pada kesempatan itu, Rm. Bernad O.Carm, pastor paroki Sidikalang memberi kado ulang tahun yakni 20 sak semen untuk pembangunan Gereja dan Rm. Anton sendiri menyumbangkan semua hadiah ultah untuk pembangunan Gereja. Saat itu, hadiah uang yang diperoleh sebanyak Rp. 1.100.000,-. Lumayanlah untuk tambahan dana pembangunan Gereja. Trimakasih buat semuanya.
Saldo Pesta Pelantikan Pengurus Gereja dan Penerimaan Sakramen Krisma, 6-7 Nop. 2010.
Pada hari Kamis 18 Nopember 2010 telah diadakan Evaluasi dan pembubaran Panitia. Saldo dari kegiatan tersebut adalah Rp. 22.320.500 Acara ini dapat berjalan dengan baik karena partisipasi semua umat. Dana juga bisa Saldo karena umat menyumbangkan hasil-hasil pertanian mereka dengan harapan ada Saldo untuk pembangunan Gereja Paroki.Jadi selain dana partisipasi dari umat, juga umat menyumbangkan hasil pertanian yang dibutuhkan untuk mengurangi dana konsumsi. Syukur pada Tuhan, akhirnya memang ada saldo untuk dana pembangunan Gereja. Terimakasih kami ucapkan kepada semua umat Paroki, DPP, Para Panitia, Para Donatur dan siapa saja yang mendoakan dan mendukung kegitan ini. Yesus memberkati kita semua selalu. Amin.

BACAAN HARI RAYA PENTAKOSTA, Minggu 12 Juni 2011

BACAAN HARI RAYA PENTAKOSTA, Minggu 12 Juni 2011
Kis 2:1-11, Mzm 104:1ab,24ac,29bc-30,31,34, 1Kor 12:3b-7,12-13, Yoh 20:19-23

BACAAN I: (Kis 2:1-11)

“Semua dipenuhi Roh Kudus dan mulai berbicara.”

Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat. Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk; dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing. Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya. Waktu itu di Yerusalem diam orang-orang Yahudi yang saleh dari segala bangsa di bawah kolong langit. Ketika turun bunyi itu, berkerumunlah orang banyak. Mereka bingung karena mereka masing-masing mendengar rasul-rasul itu berkata-kata dalam bahasa mereka sendiri. Mereka semua tercengang-cengang dan heran, lalu berkata: "Bukankah mereka semua yang berkata-kata itu orang Galilea? Bagaimana mungkin kita masing-masing mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri, yaitu bahasa yang kita pakai di negeri asal kita: kita orang Partia, Media, Elam, penduduk Mesopotamia, Yudea dan Kapadokia, Pontus dan Asia, Frigia dan Pamfilia, Mesir dan daerah-daerah Libia yang berdekatan dengan Kirene, pendatang-pendatang dari Roma, baik orang Yahudi maupun penganut agama Yahudi, orang Kreta dan orang Arab, kita mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri tentang perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah."

MAZMUR TANGGAPAN: (Mzm 104:1ab,24ac,29bc-30,31,34)

Reff. : Utuslah Roh-Mu, ya Tuhan, dan baharuilah muka bumi.

1. Pujilah TUHAN, hai jiwaku! TUHAN, Allahku, Engkau sangat besar! Engkau yang berpakaian keagungan dan semarak,
Betapa banyak perbuatan-Mu, ya TUHAN, sekaliannya Kaujadikan dengan kebijaksanaan, bumi penuh dengan ciptaan-Mu.

2. Apabila Engkau menyembunyikan wajah-Mu, mereka terkejut; apabila Engkau mengambil roh mereka, mereka mati binasa dan kembali menjadi debu.

Apabila Engkau mengirim roh-Mu, mereka tercipta, dan Engkau membaharui muka bumi.
3. Biarlah kemuliaan TUHAN tetap untuk selama-lamanya, biarlah TUHAN bersukacita karena perbuatan-perbuatan-Nya!
Biarlah renunganku manis kedengaran kepada-Nya! Aku hendak bersukacita karena TUHAN.

BACAAN II: (1Kor 12:3b-7,12-13)

“Kita semua dibaptis untuk menjadi satu tubuh dalam satu Roh.”

Karena itu aku mau meyakinkan kamu, bahwa tidak ada seorangpun yang berkata-kata oleh Roh Allah, dapat berkata: "Terkutuklah Yesus!" dan tidak ada seorangpun, yang dapat mengaku: "Yesus adalah Tuhan", selain oleh Roh Kudus. Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh. Dan ada rupa-rupa pelayanan, tetapi satu Tuhan. Dan ada berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi Allah adalah satu yang mengerjakan semuanya dalam semua orang. Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama. Karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus. Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh.

BACAAN INJIL: (Yoh 20:19-23)

“Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kami.”

Ketika hari sudah malam pada hari pertama minggu itu berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi. Pada waktu itu datanglah Yesus dan berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: "Damai sejahtera bagi kamu!" Dan sesudah berkata demikian, Ia menunjukkan tangan-Nya dan lambung-Nya kepada mereka. Murid-murid itu bersukacita ketika mereka melihat Tuhan. Maka kata Yesus sekali lagi: "Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu." Dan sesudah berkata demikian, Ia mengembusi mereka dan berkata: "Terimalah Roh Kudus. Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada."

Renungan Hari Sabtu Pekan Paskah ke VII, 11 Juni 2011

Renungan Hari Sabtu Pekan Paskah ke VII, 11 Juni 2011
(Barnabas, Rasul)
Kis 11:21b, 13:1-3, Mzm98:2-3ab, 3c-4,5-6, Mat 10:7-13

BACAAN INJIL:
Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Sorga sudah dekat. Sembuhkanlah orang sakit; bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta; usirlah setan-setan. Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma. Janganlah kamu membawa emas atau perak atau tembaga dalam ikat pinggangmu. Janganlah kamu membawa bekal dalam perjalanan, janganlah kamu membawa baju dua helai, kasut atau tongkat, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. Apabila kamu masuk kota atau desa, carilah di situ seorang yang layak dan tinggallah padanya sampai kamu berangkat. Apabila kamu masuk rumah orang, berilah salam kepada mereka. Jika mereka layak menerimanya, salammu itu turun ke atasnya, jika tidak, salammu itu kembali kepadamu.

RENUNGAN:
Sekarang ini prinsip untung rugi sungguh menggejala dalam hidup manusia, bahkan prinsip ini juga sudah menggejala dalam kehidupan beriman dan menggereja. Orang kadang berpikir apa untung yang didapat bila aktif menggereja. Apa untung yang didapatkan bila aktif menjadi pengurus Gereja. Maka tidak heran bahwa pernah pengurus gereja mengusulkan agar Gereja Katolik menganggarkan gaji buat para pengurus gereja. Sebab pada kenyataan bahwa menjadi pengurus Gereja adalah suatu pengorbanan baik dalam hal materi, waktu dan bahkan kadang-kadang justru korban perasaan. Oleh karena itu, sangatlah sulit juga untuk mencari orang yang mau menjadi pengurus Gereja, karena sifatnya adalah pelayanan dan pengorbanan.

Juga tidak jarang kita temui orang-orang yang mungkin mendapat karunia juga sudah memasang tarif dalam pelayanan. Misalnya mungkin ada seorang pengkotbah ulung yang sudah memasang tarif jika mendapat undangan untuk menyampaikan firman Tuhan. Bahkan mungkin bila tarif yang dimintanya tidak sesuai, dia tidak mau menerima undangan tersebut dengan alasan jadwal sudah padat. Selain itu, ada juga mungkin orang yang mendapat rahmat rejeki berlimpah melebihi orang lain, tetapi bila dimintai sumbangan orang itu begitu pelit karena merasa bahwa semua yang dia miliki adalah karena kerja kerasnya sendiri.

Dalam Injil hari ini, Yesus menegaskan bahwa tugas perutusan mewartakan kerajaan Allah ditujukan kepada semua murid. Yesus mengatakan bahwa para murid sudah mendapatkan cuma-cuma dari Allah sehingga dalam melaksanakan tugas itu para murid harus memberikan dengan cuma-cuma pula. Persoalan yang juga muncul adalah apa yang telah kita terima secara cuma-cuma dari Allah? Ada orang yang merasa tidak mendapatkan apa-apa. Adapula orang yang merasa bahwa segala yang dia miliki bukan karena pemberian Allah karena usaha dan kerja kerasnya. Dalam semuanya itu kita harus ingat bahwa Tuhan telah memberi kita hidup, Tuhan pula memelihara hidup kita dengan berkat-Nya sehingga hidup kita menghasilkan buah, ada yang menghasilkan buah banyak dan ada yang sedikit. Semua itu kita terima dari Tuhan secara cuma-cuma, baik itu harta maupun kemampuan-kemampuan yang ada pada kita. Kita harus menyadari hal ini sehingga dengan menaydari hal ini, suatu kewajiban bagi kita untuk menggunakannya sebagai jalan untuk mewartakan kerajaan Allah . Dalam tugas itu kita melakukannya dengan cuma-cuma karena sudah terlebih dahulu menerima dengan cuma-cuma pula dari Allah.

Demikian pula dengan menyadari semuanya itu, dalam menjalankan tugas perutusan kita mewartakan kerajaan Allah, kita hendaknya menjalankan semuanya semata-mata untuk kemuliaan Tuhan, tidak mencari kepentingan dan penghormatan diri. Dalam tugas itu, Yesus meminta kita agar kita tidak membawa perlengkapan, tidak usah khawatir akan semuanya, karena Tuhan sendiri akan menyanggupkan kita dan memberi apa yang perlu untuk kita dalam menjalankan tugas itu. Sabda Yesus ini juga mengajak kita untuk percaya pada penyelenggaraan Allah dalam hidup kita. Semoga kita menyadari bahwa kita telah menerima karunia dari Allah secara cuma-cuma, sehingga kita juga hendaknya membagikannya kepada sesama kita dengan cuma-cuma pula. Amin.

Renungan Hari Jumat Pekan Paskah ke VII, 10 Juni 2011

Renungan Hari Jumat Pekan Paskah ke VII, 10 Juni 2011
Kis 25:13-21, Mzm 103:1-2,11-12,19-20ab, Yoh 21:15-19

BACAAN INJIL:

Sesudah sarapan Yesus berkata kepada Simon Petrus: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku." Kata Yesus pula kepadanya untuk kedua kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku." Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: "Apakah engkau mengasihi Aku?" Dan ia berkata kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ketika engkau masih muda engkau mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan ke mana saja kaukehendaki, tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan mengulurkan tanganmu dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki." Dan hal ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana Petrus akan mati dan memuliakan Allah. Sesudah mengatakan demikian Ia berkata kepada Petrus: "Ikutlah Aku."

RENUNGAN:

"Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Tiga kali Yesus menyampaikan pertanyaan ini kepada Petrus. Tiga kali pula Petrus menjawab pertanyaan ini. Petrus tentu merasa heran dan sedikit jengkel karena sampai tiga kali pertanyaan yang sama diajukan oleh Yesus kepadanya, sehingga pada jawan yang ketiga Petrus mengatakan, "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Petrus seakan merasa bahwa Yesus kurang percaya akan jawaban yang diberikan oleh Petrus. Demikian juga halnya Yesus bertanya sampai tiga kali bukan karena Dia tidak mendengar jawaban Petrus, juga bukan karena Dia tidak tahu apa jawaban Petrus, tetapi Yesus meminta jawaban yang serius dari Petrus dan juga jawaban yang keluar dari lubuk hatinya serta jawaban yang dipertanggungjawabkan. Sebab bila sungguh mengasihi Dia, Petrus harus menggembalakan domba-domba-Nya. Juga Yesus menambahkan bahwa menggembalakan domba-domba Yesus berarti juga harus siap hidup bukan lagi menuruti kehendak sendiri, tetapi kehendak Allah dan juga harus siap memikul salib Yesus karena tugas perutusan menggembalakan domba-domba.

Pertanyaan yang sama ditujukan oleh Yesus kepada kita hari ini sampai tiga kali. Yesus meminta jawaban yang serius, keluar dari lubuk hati kita dan kita pertanggunggjawabkan sungguh-sungguh. Sebab seringkali dengan mudah kita mengatakan bahwa kita percaya dan mengasihi Yesus tetapi mahu ikut dalam tugas perutusan yang diberikan-Nya dan juga tidak mau mengikuti Dia untuk mewartakan kerajaan-Nya dan tidak mau menanggung resiko dalam kasih kepada Dia. Lewat sabda hari ini, Yesus mengatakan kepada kita bahwa bila kita sungguh mengasihi Yesus berarti kita harus siap ikut ambil bagian mewartakan Kerajaan Allah, menjadi gembala bagi sesama kita. Tugas ini bukan hanya ditujukan kepada Petrus atau para rasul tetapi juga bagi semua para murid bila sungguh mengasihi Dia. Kita juga harus ingat bahwa mengasihi Yesus secara sungguh-sungguh berarti kita juga harus siap mengikuti kehendak Allah, bukan lagi mengikuti kehendak kita sendiri. Maka jelaslah bahwa mengasihi Yesus berarti kita siap mengikuti Dia dalam tugas perwartaan, menjadi gembala bagi sesama dan dalam menjalankan tugas itu, kita harus siap menanggung semua resiko karena kasih kepada Dia. Semoga kita sungguh-sungguh mengasihi Yesus dan kasih kepada Dia kita pertanggungjawabkan dalam hidup setiap hari.

Renungan Hari Kamis Pekan Paskah ke VII, 9 Juni 2011

Renungan Hari Kamis Pekan Paskah ke VII, 9 Juni 2011
(Efrem, Yosef de Anchieta)
Kis 22:30, 23:6-11, Mzm 16:1-2a,5,7-8,9-10,11, Yoh 17:20-26

BACAAN INJIL:

Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka; supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku. Dan Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan, yang Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu: Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku. Ya Bapa, Aku mau supaya, di manapun Aku berada, mereka juga berada bersama-sama dengan Aku, mereka yang telah Engkau berikan kepada-Ku, agar mereka memandang kemuliaan-Ku yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab Engkau telah mengasihi Aku sebelum dunia dijadikan. Ya Bapa yang adil, memang dunia tidak mengenal Engkau, tetapi Aku mengenal Engkau, dan mereka ini tahu, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku; dan Aku telah memberitahukan nama-Mu kepada mereka dan Aku akan memberitahukannya, supaya kasih yang Engkau berikan kepada-Ku ada di dalam mereka dan Aku di dalam mereka."

RENUNGAN:

Sekarang ini terdapat banyak aliran atau sekte Gereja Protestan, jumlahnya mungkin hampir ribuan sekte. Kerap terjadi munculnya aliran atau sekte baru dikarena pribadi tertentu merasa mendapat wahyu dari Tuhan, sehingga mendirikan aliran baru. Adapula yang karena ketidakcocokan dengan antar pimpinan Gereja yang sudah ada atau jemaat dengan piminan mereka, maka pimpinan atau orang tertentu yang berseberangan itu akhirnya mendirikan aliran baru dengan nama baru pula. Seringkali juga terjadi, masing-masing aliran mengklaim diri bahwa gereja merekalah yang benar, yang dikehendaki Tuhan dan yang setia pada ajaran Yesus. Bukan rahasia pula bahwa banyak aliran sekte Protestan yang merasa dirinya benar, injili selalu berusaha mengkritik Gereja Katolik dan menganggap bahwa Gereja Katolik tersesat sehingga berusaha mempengaruhi umat katolik untuk masuk ke dalam Gereja mereka.

Melihat kenyataan yang demikian, perpecahan terjadi bukan hanya dalam hidup manusia tetapi juga terjadi dalam kalangan umat kristiani sendiri. Hal ini tentu sangat menyedihkan. Sebab jelas kita ketahui bahwa dalam hidup ini saja sudah banyak terjadi perpecahan atau pengelompokan, aliran-aliran gereja tertentu malah semakin memperparah dan bahkan seakan memecahbelah kebersamaan antar umat kristiani dengan mengklaim bahwa merekalah yang paling benar. Bahkan sering terjadi, umat tertentu yang sudah hidup dalam kebersamaan, malah menjadi terpecah belah karena ulah mereka yang demikian.

Membandingkan apa yang kita saksikan demikian dengan doa Yesus yang kita dengarkan hari ini, apa yang menjadi kekhawatiran Yesus sungguh terjadi. Dalam doa-Nya, Yesus berdoa agar para murid dan orang-orang yang percaya kepada-Nya karena pewartaan para murid juga menjadi satu sama seperti Dia yang bersatu dengan Allah Bapa. Yesus tahu bahwa perpecahan di antara para murid pasti akan terjadi, karena si jahat pasti akan berusaha memecah belah kesatuan para murid. Namun kenyataannya sekarang ini, apa yang dikhawatirkan Yesus sejak semula sudah terjadi.

Apakah dengan demikian doa Yesus tidak terkabul? Memang sepintas dengan melihat banyaknya perpecahan dalam diri Gereja Protestan sehingga melahirkan banyak aliran atau sekte, doa Yesus seakan tidak terkabul. Tetapi dalam diri Gereja Katolik yang dibawah pimpinan Paus sebagai pengganti Petrus, doa Yesus sungguh terwujud. Maka tugas kita yang tetap satu dengan Yesus dalam Gereja yang didirikan-Nya sendiri, untuk mewartakan kesatuan sebagai murid-murid Kristus. Doa dan harapan Yesus menjadi tugas perutusan kita masing-masing.

Dalam doa-Nya, Yesus berharap agar orang yang percaya kepada Dia, tetap bersatu dengan Dia karena dalam Dialah ada sukacita abadi. Yesus juga berharap agar kasih yang diberikan kepada Dia, juga tinggal dalam diri orang yang percaya kepada Yesus. Itu berarti dalam tugas perutusan itu, kita mewartakan kasih Allah yang tinggal dalam diri kita dengan hidup mengasihi sesama. Mengasihi sesama dan berusaha agar sesama juga tinggal dalam kasih Allah, itulah tujuan utama perutusan kita, bukan agar orang lain mengikuti kita atau bukan untuk mewartakan diri sendiri atau mencari kepentingan diri sendiri. Kalau sekiranya semua orang yang percaya kepada Yesus berpegang teguh pada perutusan agar orang tinggal dalam kasih Allah, tentu perpecahan dan lahirnya sekte-sekte tidak akan terjadi. Namun kenyataannya hal itu masih tetap terjadi bahkan hingga saat ini sekte gereja tertentu masih berusaha memecah belah gereja lain khususnya Gereja Katolik.

Melihat kenyataan bahwa tidak semua orang yang percaya kepada Yesus mengutakan kasih Allah dan agar sesama tinggal dalam kasih Allah, maka tugas kita yang bersatu dengan Yesus dalam Gereja Katolik yang diririkannya, untuk mewartakan dan mewujudkan doa Yesus yang kita dengarkan hari ini. Memang untuk melaksanakan tugas perutusan itu bukanlah hal yang mudah. Sebab sebagaimana dalam doa Yesus, sijahat pasti akan selalu berusaha memecahbelah orang-orang yang percaya kepada Yesus. Namun walaupun demikian berat atau tantangan mewujudkan doa Yesus, kita hendaknya tidak usah takut dan gentar, karena Yesus sendiri akan selalu beroda kepada kita dan karena kita mau mewujudkan doa Yesus, Yesus sendiri akan berpihak kepada kita. Amin.

Renungan Hari Rabu Pekan Paskah ke VII, 8Juni 2011

Renungan Hari Rabu Pekan Paskah ke VII, 8Juni 2011
(Nikolaus Gesturi, Maria Droste-Fischering)
Kis 20:28-38, Mzm 68:29-30,33-35a,35b-36c, Yoh 17:11b-19

“Aku tidak meminta, supaya Engkau mengambil mereka dari dunia, tetapi supaya Engkau melindungi mereka dari pada yang jahat”.

BACAAN INJIL:
Dan Aku tidak ada lagi di dalam dunia, tetapi mereka masih ada di dalam dunia, dan Aku datang kepada-Mu. Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita. Selama Aku bersama mereka, Aku memelihara mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku; Aku telah menjaga mereka dan tidak ada seorangpun dari mereka yang binasa selain dari pada dia yang telah ditentukan untuk binasa, supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci. Tetapi sekarang, Aku datang kepada-Mu dan Aku mengatakan semuanya ini sementara Aku masih ada di dalam dunia, supaya penuhlah sukacita-Ku di dalam diri mereka. Aku telah memberikan firman-Mu kepada mereka dan dunia membenci mereka, karena mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia. Aku tidak meminta, supaya Engkau mengambil mereka dari dunia, tetapi supaya Engkau melindungi mereka dari pada yang jahat. Mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia. Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran. Sama seperti Engkau telah mengutus Aku ke dalam dunia, demikian pula Aku telah mengutus mereka ke dalam dunia; dan Aku menguduskan diri-Ku bagi mereka, supaya merekapun dikuduskan dalam kebenaran.

RENUNGAN:

Seringkali manakala mengalami penderitaan berat orang berharap agar Tuhan mengambil hidupnya atau mengambil dirinya dari kehidupan dunia ini. Saat-saat demikian, kita kadang berharap agar mati saja. Ataupun tidak sampai berpikir demikian, iman kita menjadi goyah, menjadi kurang percaya akan kasih dan perlindungan Allah kepada kita. Kadang kita merasa telah ditinggalkan Allah.

Injil hari ini kembali menampilkan doa Yesus bagi para murid. Yesus tahu beban dan persoalan yang akan dihadapi oleh para murid setelah Dia kembali kepada Allah Bapa di surga. Oleh karena itulah, Yesus yang mengasihi para murid telah berdoa bagi para murid sebelum Dia kembali kepada Allah Bapa di surga. Dalam doa-Nya, Yesus memohon kepada Allah Bapa agar melindungi para murid dari yang jahat, Yesus menghendaki agar para murid tetap menjadi milik-Nya, dan kita tetap bersatu dengan Dia seperti Dia sendiri bersatu dengan Allah Bapa. Persatuan dengan Allah, itulah kebahagiaan sejati dan keselamatan kekal.

Dalam doa-Nya, Yesus tidak meminta kepada Allah Bapa agar Dia mengambil kita dari hidup ini maupun mengambil kejahatan dari dunia ini, tetapi agar Dia melindungi kita dari kejahatan. Yesus melakukannya karena Yesus punya tugas khusus kepada kita yakni Dia mengutus kita untuk mewartakan keselamatan Allah. Hidup dengan senantiasa menyadari bahwa Tuhan selalu melindungi kita, merupakan bentuk pewartaan kepada dunia terutama kepada manusia yang seakan kehilangan harapan akan Allah. Dalam doa-Nya, Yesus mengharapkan agar kita hidup sebagai orang yang percaya bahwa Tuhan melindungi kita. Kita hendaknya memberi kesaksian yang demikian kepada manusia. Selain itu, kita diminta untuk mewartakan kerajaan Allah. Inilah kiranya mengapa Yesus tidak meminta kepada Allah agar mengambil kita dari dunia ini, tetapi melindungi kita dari kejahatan. Yesus mengaharapkan agar kita menjadi saksi-saksi-Nya di dunia ini. Semoga kita tetap percaya bahwa dalam banyaknya persoalan hidup, Allah tetap melindungi kita dan semoga kita tidak meminta kepada Yesus agar Dia mengambil kita dari hidup dunia ini, tetapi hidup kita sekarang justru kita pake untuk bersaksi akan kasih Allah kepada manusia. Amin.

Renungan Hari Selasa Pekan Paskah ke VII, 7 Juni 2011

Renungan Hari Selasa Pekan Paskah ke VII, 7 Juni 2011
(Anna dr S. Bartolomeus)
Kis 20:17-27, Mzm 68:10-11,20-21, Yoh 17:1-11a

BACAAN INJIL:

Demikianlah kata Yesus. Lalu Ia menengadah ke langit dan berkata: "Bapa, telah tiba saatnya; permuliakanlah Anak-Mu, supaya Anak-Mu mempermuliakan Engkau. Sama seperti Engkau telah memberikan kepada-Nya kuasa atas segala yang hidup, demikian pula Ia akan memberikan hidup yang kekal kepada semua yang telah Engkau berikan kepada-Nya. Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus. Aku telah mempermuliakan Engkau di bumi dengan jalan menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepada-Ku untuk melakukannya. Oleh sebab itu, ya Bapa, permuliakanlah Aku pada-Mu sendiri dengan kemuliaan yang Kumiliki di hadirat-Mu sebelum dunia ada. Aku telah menyatakan nama-Mu kepada semua orang, yang Engkau berikan kepada-Ku dari dunia. Mereka itu milik-Mu dan Engkau telah memberikan mereka kepada-Ku dan mereka telah menuruti firman-Mu. Sekarang mereka tahu, bahwa semua yang Engkau berikan kepada-Ku itu berasal dari pada-Mu. Sebab segala firman yang Engkau sampaikan kepada-Ku telah Kusampaikan kepada mereka dan mereka telah menerimanya. Mereka tahu benar-benar, bahwa Aku datang dari pada-Mu, dan mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku. Aku berdoa untuk mereka. Bukan untuk dunia Aku berdoa, tetapi untuk mereka, yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab mereka adalah milik-Mu dan segala milik-Ku adalah milik-Mu dan milik-Mu adalah milik-Ku, dan Aku telah dipermuliakan di dalam mereka. Dan Aku tidak ada lagi di dalam dunia, tetapi mereka masih ada di dalam dunia, dan Aku datang kepada-Mu. Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita.

RENUNGAN:

Dalam doa Yesus yang kita dengar dalam Injil hari ini, Yesus berdoa bagi kita yang adalah milik Allah dan milik-Nya sendiri. Sungguh indah dan agung doa Yesus ini, karena Dia mau menjadikan kita sebagai milik-Nya. Sebagai milik-Nya, Yesus berdoa bagi kita agar kita tetap hidup sebagai milik-Nya. Yesus sungguh mengasihi kita sehingga Dia tidak menghendaki kita menjadi milik kejahatan. Yesus menghendaki agar kita tetap menjadi milik-Nya karena itulah sukacita sejati yang membawa kita ke kehidupan kekal.

Sungguh indah dan menyenangkan doa Yesus yang kita dengarkan hari ini. Dia yang adalah Tuhan berkenan menjadikan kita miliknya. Padahal sebagai ciptaan yang penuh dengan kelemahan dan sering jatuh dalam kesalahan dan dosa, kiranya kita tidaklah layak menjadi milik kesayangan Allah. Namun Yesus mau melakukan hal itu. Kepemilikan Allah atas kita tentu berbeda dengan kepemilikan yang dilakukan manusia. Kalau manusia seringkali ingin memiliki sesuatu atau seseorang, tetapi kerap hanya karena nafsu ingin memilikinya, bukan karena mengasihinya. Sehingga kadang bila manusia memiliki sesuatu, mereka tidak mengasihi dan merawatnya atau menjaganya. Tetapi kepemilikan Yesus atas diri kita ialah kasih yang sungguh besar. Yesus menjadikan kita milik-Nya, Dia pula akan memelihara dan melindungi kita karena Dia tidak menghendaki kita menjadi milik setan atau kejahatan.

Inilah sukacita kita yang sungguh besar. Sebab dengan demikian dalam menjalani hidup yang penuh dengan tantangan dan persoalan hidup, kita mempunyai suatu pengharapan besar yakni Yesus sebagai pemilik kita pasti akan menemani, mendampingi, memelihara dan menyalamatkan kita. Kesadaran ini membuat kita tetap berani hidup dan berjuang sebagai milik Allah. Namun menjadi persoalannya, apakah kita mau hidup sebagai milik Allah?

Hidup menjadi milik Allah ialah hidup sebagai milik Allah, yakni dengan hidup dalam Allah. Sebagai milik Allah, kita hendaknya berusaha hidup tinggal dalam Allah dengan selalu percaya kepada-Nya dan melaksanakan firman-Nya. Juga hidup sebagai milik Allah, adalah seperti Paulus sendiri yang setelah menjadi milik Allah, dia hidup sebagai rasul yang mewartakan Yesus baik dalam perilaku hidup dan dengan kata-kata. Kita sungguh menjadi milik Allah, bila kita juga ikut ambil bagian dalam mewartakan Yesus dan keselamatan-Nya kepada sesama. Maka semoga kita selalu sadar dan menghayati bahwa kita sudah menjadi milik Allah. Amin.

Renungan Hari Senin Pekan Paskah ke VII, 6 Juni 2011

Renungan Hari Senin Pekan Paskah ke VII, 6 Juni 2011
(Norbertus)
Kis 19:1-8, Mzm 68:2-3,4-5ac,6-7ab, Yoh 16:29-33

BACAAN INJIL:

Kata murid-murid-Nya: "Lihat, sekarang Engkau terus terang berkata-kata dan Engkau tidak memakai kiasan. Sekarang kami tahu, bahwa Engkau mengetahui segala sesuatu dan tidak perlu orang bertanya kepada-Mu. Karena itu kami percaya, bahwa Engkau datang dari Allah." Jawab Yesus kepada mereka: "Percayakah kamu sekarang? Lihat, saatnya datang, bahkan sudah datang, bahwa kamu diceraiberaikan masing-masing ke tempatnya sendiri dan kamu meninggalkan Aku seorang diri. Namun Aku tidak seorang diri, sebab Bapa menyertai Aku. Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia."

RENUNGAN:

“Percayakah kamu sekarang?. Pertanyaan Yesus yang ditujukan kepada para murid, kiranya patut kita renungkan. Sebab seringkali kita mengatakan bahwa kita percaya kepada Dia, tetapi dalam kehidupan nyata, hidup kita tidak memperlihatkan iman kita kepada Dia. Percaya kepada Yesus, tentu tidak hanya kagum akan pribadi-Nya dan pengajaran-Nya, tetapi mengikuti ajaran dan teladan hidup-Nya. Sungguh percaya kepada Dia, memang bukanlah hal yang mudah. Yesus sendiri sudah mengatakannya sejak semula kepada para murid dan juga kepada kita. Yesus mengatakan bahwa akan tiba saatnya para murid akan diceraiberaikan dan dipaksa untuk meninggalkan Dia. Yesus sendiri sudah mengalaminya, yakni ketika Dia ditangkap, para murid meninggalkan-Nya, tetapi Yesus tetap teguh dalam tugas perutusan-Nya. Yesus teguh karena sungguh yakin bahwa Allah Bapa selalu beserta Dia.

Demikian juga halnya, dalam hidup beriman kita pasti akan mengalami tantangan, pasti pada suatu saat kita dipaksa untuk meninggalkan iman kita kepada Yesus. Dalam sejarah hidup kita, kita bisa temukan bahwa tidak sedikit orang yang akhirnya meninggalkan iman kepada Yesus karena tekatan, paksaan dari pihak lain, ada juga karena demi pekerjaan, jabatan dan juga karena harta. Bila hal itu kita temukan, kita tidak usah kaget karena Yesus sudah memberitahukannya sejak semula bahwa hal itu pasti akan terjadi. Juga bila suatu saat kita mengalami tantangan dalam beriman, kita juga tidak usah kaget. Namun bila memang hal itu kita alami, hendaknya kita tetap kuat dalam beriman sebab Yesus telah terlebih dahulu mengalaminya. Kita juga hendaknya tetap kuat, karena sebagaimana Yesus yakin bahwa Allah Bapa bersama Dia, demikianpun kita harus yakin bahwa Allah Bapa dan Yesus beserta kita. Maka semoga kita tetap teguh dalam iman kepada Yesus dan menghidupinya dalam hidup setiap hari. Amin.

BEBERAPA FOTO PASTOR PAROKI (P. ANTON O.CARM), PASTOR REKAN (P. YOAKIM O.CARM) DAN FRATER PASTORAL (FR. ARIS NANANG O.CARM) JUGA TERLIBAT BERSAMA DALA

BEBERAPA FOTO PASTOR PAROKI (P. ANTON O.CARM), PASTOR REKAN (P. YOAKIM O.CARM) DAN FRATER PASTORAL (FR. ARIS NANANG O.CARM) JUGA TERLIBAT BERSAMA DALAM PEMBANGUNAN GEREJA PAROKI















Beberapa Foto Areka dan Mudika ikut Gotong Royong dalam Pembangunan Gereja Paroki

Beberapa Foto Areka dan Mudika ikut Gotong Royong
dalam Pembangunan Gereja Paroki













BEBERAPA FOTO GOTONG ROYONG UMAT DALAM PEMBANGUNAN GEREJA PAROKI:

BEBERAPA FOTO GOTONG ROYONG UMAT
DALAM PEMBANGUNAN GEREJA PAROKI:

















RENUNGAN MINGGU Paskah VII - Kis 1:12-14; 1Ptr 4:13-16; Yoh 17:1-11a

RENUNGAN MINGGU Paskah VII (Minggu 5 Juni 2011)
Kis 1:12-14; 1Ptr 4:13-16; Yoh 17:1-11a

"Doa adalah nafas iman"

RENUNGAN:

“Ini adalah mama, mama lagi di kantor polisi karena ada urusan penting. Mama kehabisan uang dan pulsa, tolong kirimkan segera pulsa Rp. 20.000. Kirim ke no .... karena ini hp orang lain, mama pinjam.”

Bunyi sms ini pasti pernah kita terima, dan kita tidak tahu siapa pengirimnya. Saya teringat pada bunyi sms ini yang juga pernah saya terima, dan mengangkatnya pada hari minggu komunikasi ke 45 ini. Jelas bahwa sms ini adalah salah satu bentuk penipuan yang marak dilakukan lewa sms atau lewat telekomunikasi.

HP atau alat komunikasi yang seharusnya membantu manusia dalam berkomunikasi terutama dengan orang lain yang berada di tempat jauh, tetapi malah kerap disalah gunakan untuk melakukan kejahatan atau penipuan. Masih banyak bentuk lain yang dilakukan orang dengan menggunakan alat komunikasi. Bahkan seringkali iklan-iklan maupun sinetron, tanpa kita sadari seringkali meracuni hidup kita.

Dalam pesan Puas pada Hari Minggu Komunikasi ke 45 ini, beliau menekankan bawah kemajuan tehknologi atau dunia telekomunikasi patut kita syukuri dan kita pergunakan dengan sebaik-baiknya, karena dapat membatu kita untuk mengetahui apa yang jauh dari kita dan kita dapat berkomunikasi dengan orang lain yang berada jauh dari kita. Namun beliau menekankan bahwa semuanya itu hanya salah satu cara yang harus membantu kita dalam berkomunikasi dengan sesama, bukan menjadi tujuan utama. Sebab bagaimanapun kehadiran kita secara pribadi bagi sesama itu jauh lebih penting dibanding dengan kehadiran lewat tehknologi. Demikian juga komunikasi secara langsung juga jauh lebih penting dibanding dengan telepon atau sms belaka. Janganlah pada akhirnya justru tehknologi itu malah menjauhkan kita dari sesama atau orang lain.

Paus juga menekankan agar alat komunikasi kita gunakan dengan jujur. Sebab pada kenyataannya, banyak orang menyalahgunakan telekomunikasi dengan tidak jujur, yakni malah dipergunakan untuk tindak kejahatan dan bahkan penipuan. Bahkan tidak jarang terjadi HP malah digunakan untuk selingkuh yang tentunya merusak keluarga dan kehidupan manusia.
Intinya, Paus mengingatkan kita agar kemajuan alat telekomunikasi kita gunakan sebaik-baiknya bahkan sangat baik juga bila digunakan sebagai sarana pewartaan iman.

Namun pada kenyataannya, kita seringkali menyalahgunakannya. Telekomunikasi yang seharusnya membantu kita dalam berkomunikasi dengan sesama, membantu kita untuk semakin dekat dengan orang lain, malah semakin menjauhkan kita dari sesama kita.

Dalam kehidupan kita, kita membutuhkan komunikasi dan telekomunikasi membantu kita untuk berkomunikasi dengan sesama kita. Namun kita juga tidak boleh lupa bahwa kita juga hendaknya menjalin komunikasi dengan Tuhan Allah sendiri. Alat komunikasi kita dengan Tuhan adalah dengan doa. Doa harus merupakan nafas iman. Dalam doa kita menjalin komunikasi dengan Tuhan Allah sendiri. Hal inilah yang diajarkan oleh Yesus lewat Injil hari ini. Yesus berkomunikasi atau berdoa kepada Allah Bapa bagi para murid-murid-Nya. Demikian juga para jemaat perdana bertekun dalam komunikasi atau dalam doa. Doa merupakan nafas hidup kristiani, nafas hidup kita.

Doa kita kepada Allah itu semakin mendekatkan kita dengan Allah sendiri. Demikian juga halnya, doa-doa kita juga hendaknya semakin mendekatkan kita dengan sesama. Sebab sebagaimana Yesus berdoa bagi para murid, demikian juga doa-doa kita juga hendaknya juga terarah kepada sesama kita, bukan hanya untuk diri sendiri. Doa-doa yang juga terarah bagi sesama, tentu mau tidak mau juga mengarahkan diri kita untuk semakin dekat dengan sesama dan hadir bagi sesama kita.

Pada perayaan hari ini, kita diingatkan pentingnya berkomunikasi dengan sesama, pentingnya alat komunikasi itu. Juga lebih penting lagi, agar kita menjalin komunikasi dengan Allah dan sesema. Alat untuk berkomunikasi dengan Allah adalah lewat hidup doa. Komunikasi dengan Allah juga terarah kepada komunikasi kita dengan sesama kita. Kalau dalam komunikasi dengan sesama dengan menggunakan tehknologi komunikasi, kita membutuhkan pulsa ataupun tergantung pada signal, tetapi komunikasi kita dengan Allah tidak dibatasi oleh pulsa maupun signal. Kita bebas berkomunikasi dengan Allah sampai berapa lama yang kita mau, kapanpun dan di manapun. Namun kenyataannya, kita kurang menjalin komunikasi dengan Tuhan. Waktu kita lebih banyak habis dengan menggunakan dunia tehknologi komunikasi dan malah itu menjauhkan kita dari Tuhan dan sesama kita. Maka semoga dengan perayaan hari ini, kita diingatkan agar menggunakan kemajuan tehknologi telekomunikasi sebagai alat untuk membantu kita semakin dekat dengan sesama, bukan malah semakin menjauhkan kita dari sesama dan terutama Tuhan. Telekomunikasi juga hendaknya kita gunakan untuk mewartakan Kerajaan Allah. Lebih dari itu, kita hendaknya tidak lupa setiap saat menjalin komunikasi dengan Tuhan lewat-lewat doa-doa pribadi maupun doa bersama. Amin.

 
Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan! (2Kor 8:14)