Pembangunan Gereja Paroki Tigalingga

Pembangunan Gereja Paroki sedang berlangsung. Kami sangat mengarapkan uluran kasih para Saudara untuk membantu.

Gotong Royong Pembangunan Gereja

Tidak ada kata yang bisa melukiskan pengalaman indah pada waktu gotong royong pengecoran lantai 2 bangunan Gereja selain, suatu keyakinan bahwa semuanya dapat terlaksana adalah karena MUKJIJZAT ALLAH BEKERJA.

Pengecoran Lantai Panti Imam Gereja

Pengecoran Lantai 2 bangunan Gereja ini dilakukan pada hari Selasa, 30 Agustus 2011 yang lalu. Luas yang dicor adalah 19 m x 24 m. Hujan yang mengguyur tidak menyurutkan semangat umat.

Kerjasama Imam dan Umat

Uskup emeritus KAM, Mgr. A.G.Pius Datubara OFM.Cap, datang berkunjung ke Paroki dan memberi semangat pada umat dalam pembangunan Gereja Paroki. Para pastor juga ikut berkerja bersama umat dalam pembangunan Gereja.

Misa Tridentin: Warisan Liturgi Yang Dipertahankan

HIDUPKATOLIK.com - Paus Benediktus XVI mengeluarkan Surat Apostolik Summorum Pontificum yang menjamin penggunaan Misa Tridentin...

Pembinaan Para Pengurus Gereja

Tidak sedikit umat katolik yang kerap menganggap bahwa Liturgi adalah sekedar perayaan wajib biasa yang dilaksanakan pada hari minggu.

Pertemuan Ibu-Ibu dan Pesta Pelindung Paroki

Pertemuan para ibu se-paroki telah terlaksana pada hari Kamis-Sabtu, 15 s/d 16 Juli 2011. Pertemuan ini mengundang semua ibu katolik yang ada di paroki untuk hadir dalam pertemuan/pembinaan para ibu katolik dan juga segaligus menjalin kebersamaan para ibu. Penutupan pertemuan sikaligus Pesta Pelindung Paroki.

Pembinaan Asmika se-Paroki

Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku; inilah yang menjadi tema dari pertemuan dan pembinaan minggu gembira yang telah berlangsung dengan sangat baik.

Mudika Ambil bagian dalam pembangunan Gereja Paroki

Mudika paroki tidak mau berpangku tangan melihat pembangunan Gereja paroki. Para mudika juga ambil bagian dengan mengumpulkan kerikil di sungai.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 1)

Umat dari lingkungan paroki dan juga dari beberapa stasi kembali bekerja sama dengan bergotong royong membangun gereja paroki. Untuk kali ini, umat bergotong royong men-cor lantai balkon bangunan Gereja.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 2)

Allah peduli. Karena kepedulian Allah atas pembangunan rumah-Nya ini, maka kami kamipun peduli dan bisa melanjutkan pembangunanini. Kepedulian Allah kami rasakan juga lewat kepedulian para Saudara.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 3)

Mari kita memuliakan Tuhan, tidak hanya dengan kata2 indah, tetapi dengan perbuatan nyata dengan rela berkorban.

Pertemuan akhir Tahun 2011 Pengurus Gereja se-Paroki

Para pengurus Gereja adalah ‘ujung tombak’ Gereja khususnya di stasi-stasi. Peran para pengurus Gereja ini sangat sentral dalam kehidupan Gereja di stasi-stasi.

Gua Maria dan Menyambut Hari Raya Natal

Persiapan menyambut hari Raya Natal 25 Desember 2011.

Rahmat dan Perlindungan Tuhan

Pastor Anton Manik O.Carm selamat dari kecelakaan mobil masuk jurang.

Rekoleksi dan Aksi Panggilan

Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku.

Pesan Prapaskah Kepausan 2012

"Kita Tidak Boleh Diam Saja terhadap Kejahatan" "Marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik" (Ibr. 10:24).

Pembangunan Gereja Santo Petrus Stasi Rante Besi

Dalam kemiskinan, kesederhanaan, umat membangunan Gereja. Meraka tidak memiliki uang, tetapi mereka memiliki harapan dan iman pada Tuhan.

Misa Perdana Pastor Andreas Korsini Lamtarida Simbolong O.Carm

Puji Syukur pada Tuhan, karena berkat-Nya, misa Perdana Pastor Andreas Lamtarida Simbolon O.Carm bersama 4 Pastor Karmel yang baru ditahbiskan, dapat terlaksana dengan baik pada hari Rabu 31 Oktober 2012 di Stasi Gundaling 1, paroki Maria dari gunung Karmel Tigalingga.

Bakti Sosial : Pengobatan Gratis

Dalam Rangka Menyongsong Jubileum Gereja Katolik di Dairi dan Pakpak Bharat, diadakan bakti Sosial Pengobatan Gratis di Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, pada 9 Desember 2012 yg lalu. Puji syukur pada Tuhan, kegiatan ini berlangsung dengan sangat memuaskan.

Mari Berbagi Berkat Tuhan

 photo UskupEmeritusKAMMgrPiusDautabra.jpg Photobucket

MENDAMBAKAN BERKAT TUHAN

SYALOM...SELAMAT DATANG.
"Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan."(2Kor 8:14)
"Muliakanlah Tuhan dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu." (Amsal 3:9)
"Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya." (Amsal 3:27)
"Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?" (1 Yohanes 3:17)
Saya Pastor Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, atas nama Panitia Pembangunan dan semua umat, memohon bantuan uluran kasih/dana untuk pembangunan Gereja Paroki. Kami sangat membutuhkan berkat Tuhan lewat uluran tangan dari para donatur.
Kami berharap dan berdoa Para Saudara berkenan berbagi berkat Tuhan kepada kami untuk pembangunan Gereja ini yang adalah rumah Tuhan sendiri.
BRI 5379 Unit Tigalingga Sidikalang
No. Rekening : 5379-01-000112-50-8
Nama : PANITIA PEMBANGUNAN GEREJA KATOLIK.
ATAU
BCA KCU MEDAN
NO.0222053453.
Atas Nama : ADYTIA PERMANA P.
(Adytia Permana P. adalah Romo Adytia Permana Perangin-angin O.Carm. Beliau dulu bertugas di Paroki Tigalingga, juga mengawali pembangunan ini, namun sekarang beliau bertugas di Keuskupan Agung Medan sebagai ekonom.Beliau kami minta buka rekening di BCA khusus untuk pembangunan ini, karena di daerah kami tidak ada BCA.)
Kami sangat senang bila sudah mentransfer persembahan, bapak/ibu/saudara/saudari memberitahukan ke kami melalui:
E mail ke :.
parokimariagk3lingga@yahoo.com
atau di SMS ke:.
Romo Anton Manik O.Carm : 081370836645
Romo Willy O.Carm : 081333837433
Untuk lebih jelasnya permohnan kami ini, Para Saudara dapat melihatnya di sini.... Sehubungan dengan Gambar pembangunan dapat melihatnya di sini....
Demikian kiranya Permohonan ini kami sampaikan. Atas dukungan, doa dan bantuan Bapak, Ibu dan Para Saudara-Saudari, kami mengucapkan banyak terima kasih.Berkat Tuhan senantiasa menyertai kita semua. Amin.
HORMAT KAMI:
Pastor Antonius Manik O.Carm

VARIA PAROKI

REKOLEKSI DAN AKSI PANGGILAN TELAH TERLAKSANA DENGAN SANGAT BAIK ;"> "APA YANG KAMU CARI?" (Yoh 1:38).
Puji syukur pada Tuhan, karena Rekoleksi dan Aksi panggilan untuk siswa-siswi Katolik Usia SMP dan SMA se-paroki Tigalingga sudah terlaksana dengan sangat baik. Kegiatan ini dihadiri hampir 400 orang anak. Semuanya dapat terlaksana hanya karena berkat Tuhan. Terimakasih juga kami sampaikan kepada semua Saudara yang telah mendukung dan mendoakan kegaitan kami ini. Kegiatan ini dilaksanakan hanya dengan menggunakan dana partisipasi peserta dan swadaya paroki, karena tidak mendapatkan bantuan dari donatur manapun, namun karena berkat Tuhan dan doa para Saudara, semuanya dapat berjalan dengan sangat baik. Semoga dari antara anak-anak ini, kelak ada yang menjadi Imam dan biarawan-biarawati.
Photobucket
Tuhan memberkati kita.
Kegembiraan dan Persaudaraan
Photobucket
Hari Ulang tahun Romo Anton M.Carm yang seharusnya tanggal 15 Januari 2010, baru dirayakan hari Minggu Minggu 16 Januari 2011 lalu, bersama Romo-romo Karmel se-Dairi, bersama beberapa umat Paroki Tigalingga di Aula Paroki Tigalingga. Pada kesempatan itu, Rm. Bernad O.Carm, pastor paroki Sidikalang memberi kado ulang tahun yakni 20 sak semen untuk pembangunan Gereja dan Rm. Anton sendiri menyumbangkan semua hadiah ultah untuk pembangunan Gereja. Saat itu, hadiah uang yang diperoleh sebanyak Rp. 1.100.000,-. Lumayanlah untuk tambahan dana pembangunan Gereja. Trimakasih buat semuanya.
Saldo Pesta Pelantikan Pengurus Gereja dan Penerimaan Sakramen Krisma, 6-7 Nop. 2010.
Pada hari Kamis 18 Nopember 2010 telah diadakan Evaluasi dan pembubaran Panitia. Saldo dari kegiatan tersebut adalah Rp. 22.320.500 Acara ini dapat berjalan dengan baik karena partisipasi semua umat. Dana juga bisa Saldo karena umat menyumbangkan hasil-hasil pertanian mereka dengan harapan ada Saldo untuk pembangunan Gereja Paroki.Jadi selain dana partisipasi dari umat, juga umat menyumbangkan hasil pertanian yang dibutuhkan untuk mengurangi dana konsumsi. Syukur pada Tuhan, akhirnya memang ada saldo untuk dana pembangunan Gereja. Terimakasih kami ucapkan kepada semua umat Paroki, DPP, Para Panitia, Para Donatur dan siapa saja yang mendoakan dan mendukung kegitan ini. Yesus memberkati kita semua selalu. Amin.

Renungan Hari Sabtu sesudah Rabu Abu : 16 Februari 2013

Renungan Hari Sabtu sesudah Rabu Abu : 16 Februari 2013 
Yes. 58:9b-14; Mzm. 86:1-2,3-4,5-6; Luk. 5:27-32 

BACAAN INJIL: 
Kemudian, ketika Yesus pergi ke luar, Ia melihat seorang pemungut cukai, yang bernama Lewi, sedang duduk di rumah cukai. Yesus berkata kepadanya: "Ikutlah Aku!" Maka berdirilah Lewi dan meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Dia. Dan Lewi mengadakan suatu perjamuan besar untuk Dia di rumahnya dan sejumlah besar pemungut cukai dan orang-orang lain turut makan bersama-sama dengan Dia. Orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat bersungut-sungut kepada murid-murid Yesus, katanya: "Mengapa kamu makan dan minum bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?" Lalu jawab Yesus kepada mereka, kata-Nya: "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat." 

RENUNGAN: 
Ketika kita merasa sendiri, terasing atau diasingkan orang karena kita dianggap tidak hidup baik dan ada orang yang menyapa kita dengan penuh kasih dan tulus tanpa peduli dengan status kita, ini adalah kebahagiaan yang sangat luar biasa. Bisa saja saking bahagianya, orang itu memiliki semangat hidup dan merasa mendapat hidup baru lagi. Inilah yang dialami oleh Lewi si pemungut cukai. 

Lewi bekerja sebagai pemungut cukai. Bagi orang sebangsanya pemungut cukai dianggap pengkhianat karena bekerja untuk penjajah karena menagih pajak dari rakyat untuk diberikan kepada pemerintah penjajah. Pekerjaan itu dianggap sebagai antek-antek penjajah, dan bahkan sebagian pemungut cukai justru mencekik rakyat demi penghasilan dan penjajah. Oleh sebab itulah orang yang bekerja sebagai pemungut cukai dianggap pekerjaan yang tidak dikehendaki oleh Tuhan, pekerjaan yang dianggap dosa sehingga mereka ini dikucilkan, dicela dan dianggap pendosa. 

Lewi pemungut cukai mengalami nasib dikucilkan, disingkirkan dan dianggap pendosa. Namun sebenarnya bisa saja dia tidak melakukan seperti yang dilakukan banyak pemungut cukai. Lewi sepertinya menyadari semuanya itu, dia merasakan bagaimana sedihnya hidup yang disingkirkan. Oleh sebab itu ketika Yesus menyapa dia dan bahkan mengajak dia untuk mengikuti Yesus, Lewi begitu bahagia. Lewi tidak menyangka bahwa Yesus yang saat itu dikenal sebagai guru yang hebat dan terkenal, bukan hanya menyapa dia, tetapi mengajak dia untuk mengikuti Yesus. 

Lewi sangat bahagia, sebab Yesus yang luar biasa itu tidak seperti yang lainnya menyingkirkan dia, memandang rendah, hina hidup dan pekerjaannya. Rasa bahagia yang luar biasa itu diungkapkannya dengan mengadakan perjamuan makan besar di rumahnya buat Yesus, bahkan Lewi sampai mengundang para pemungut cukai lain dan undangan lain untuk ikut dalam perjemuan itu. 

Orang-orang Farisi yang melihat peristiwa itu heran akan sikap Yesus yang mau bergaul dan bahkan makan bersama dengan orang-orang yang dianggap pendosa. Mereka tidak berani menyampaikan secara langsung keberatan mereka kepada Yesus, mereka hanya bersungut-sungut kepada murid Yesus. Yesus menanggapi sungut-sungut mereka dengan mengatakan bahwa Dia datang bukan memanggil orang-orang yang merasa hidupnya benar, tetapi orang-orang bersoa supaya mereka bertobat. Yesus memang sungguh mengasihi semua orang, Dia menghendaki semua orang bertobat. Yesus tidak pernah memperhitungkan dosa dan kesalahan kita serta status kita yang mungkin dianggap hina, Dia tetap menghasihi kita dan kasih-Nya itu menghendaki agar kita bertobat dan beroleh keselamatan kekal. Dia begitu menghendaki kita bertobat mengikuti Dia. 

Oleh sebab itu, betapapun besar kesalahan dan dosa yang kita perbuat, betapapun kita mungkin merasa disingkirkan karena status hidup kita, Yesus tidak pernah melakukan hal demikian kepada kita dan Dia tidak pernah menolak kita. Malahan kepada kita semua Dia berkata, “Mari ikutlah Aku!” Hanya persoalannya, maukah kita mengikuti Dia? Mengikuti Dia berarti kita mau meninggalkan hidup lama kita yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan, menggantinya dengan hidup baru seturut kehendak Tuhan. Kita mungkin sudah yakin bahwa dalam iman kita sudah bertemu dengan Yesus dan merasakan kasih-Nya. 

Namun apakah pertemuan itu membuat kita bahagia dan terungkap dalam perubahan hidup kita? Kiranya banyak orang yang menjadi murid Yesus, tetapi tidak merasakan pertemuan dan tidak merasakan kasih Yesus sehingga merasa tidak bahagia dan hidupnya tidak berubah. Mungkin juga banyak diantara kita yang tidak merasakan apa-apa dari iman kita kepada Yesus. 

Kalau sekiranya kita sungguh bahagia menjadi murid Yesus, pasti ada perubahan hidup dalam diri kita, hidup seturut kehendak Tuhan dan menaladan hidupnya. Kita yang merasakan bahagia menjadi murid Yesus, juga seperti Yesus yang mengasihi semua orang, juga mengasihi orang-orang yang dianggap pendosa, orang-orang yang merasa diasingkan, disingkirkan atau tersingkirkan dalam hidup ini. Kita mengasihi mereka dan berusaha agar mereka bertobat dan mengikuti Yesus. Apakah hal demikian sudah ada dalam diri kita? Semoga.

Renungan Hari Jumat sesudah Rabu Abu: 14 FEBRUARI 2013

Renungan Hari Jumat sesudah Rabu  Abu: 14 FEBRUARI 2013 
Yes. 58:1-9a; Mzm. 51:3-4.5-6a.18-19; Mat. 9:14-15 

BACAAN INJIL: 
Kemudian datanglah murid-murid Yohanes kepada Yesus dan berkata: "Mengapa kami dan orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?" Jawab Yesus kepada mereka: "Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka? Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa. 

RENUNGAN: 
Saat ini kita tentunya sudah menjalankan masa Prapaskah dengan berpantang dan berpuasa. Hal ini sangat bagus. Namun kiranya kita kembali merenungkan motivasi dan tujuan kita dalam melakukan hal itu. Di dalam Injil hari ini, murid-murid Yohanes begitu heran melihat murid-murid Yesus tidak berpuasa sedangkan mereka dan orang-orang Farisi melakukan puasa. Oleh sebab itu mereka bertanya kepada Yesus mengapa murid-murid-Nya tidak berpuasa seperti yang mereka lakukan. 

Menanggapi pertanyaan itu, Yesus tidak menilai jelek puasa yang dilakukan oleh mereka itu dan tidak juga membenarkan para murid yang tidak berpuasa. Namun Yesus menerangkan tujuan berpuasa. Kesempatan itu dipakai oleh Yesus untuk mengingatkan mereka dalam melakukan puasa. Yesus mengajarkan bahwa berpuasa yang sesungguhnya tentu bukan sekedar untuk mengikuti ritual atau aturan agama, tetapi dengan puasa dan pantang, hidup semakin lebih dekat dengan Tuhan dan tentunya menyadari kehadiran Tuhan dalam hidup. 

Murid-murid Yohanes dan orang-orang Farisi melakukan puasa tetapi hidup mereka tidak semakin dekat dengan Tuhan dan malah mereka tidak menyadari kehadiran Tuhan di depan mata mereka yakni Yesus sendiri. Kalau sekiranya mereka melakukan puasa dengan benar, tentu mereka dapat menyadari, mengenal dan mengakui bahwa di depan mereka Tuhan telah hadir yakni Yesus sendiri. 

Namun kiranya hal itu tidak terjadi dengan mereka. Oleh sebab itu, para murid Yesus tidak melakukan puasa karena saat itu jelas para murid tidak hanya dekat dengan Tuhan tetapi malah ada bersama-sama dengan Yesus Tuhan. Nah, bagaimana dengan puasa dan pantang kita? Puasa dan pantang yang kita lakukan selama masa prapaskah ini hendaknya membuat hidup kita semakin dekat dengan Tuhan, menghantar kita pada kesadaran akan kehadiran Tuhan dalam hidup kita. 

Kalau sekiranya kita sungguh melakukan puasa dan pantang dengan benar, tentu kita semakin dekat dengan Tuhan dan bahkan kita akan mampu menangkap kehadiran Tuhan dalam hidup kita, yang telah hadir bersama kita dan dalam diri sesama kita. Semoga kita melakukan puasa dan pantang dengan benar, bukan hanya sekedar mengikuti aturan pada masa Prapaskah. Amin.

RENUNGAN HARI KAMIS SESUDAH RABU-ABU: 14 FEBRUARI 2013

RENUNGAN HARI KAMIS SESUDAH RABU-ABU: 14 FEBRUARI 2013 
(Hari Kamis sesudah Rabu Abu,Sirilus & Metodius ) 
 Ul. 30:15-20; Mzm. 1:1-2,3,4,6; Luk. 9:22-25 

BACAAN INJIL: 
Dan Yesus berkata: "Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga." Kata-Nya kepada mereka semua: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya. Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia membinasakan atau merugikan dirinya sendiri? 

RENUNGAN: 
Kita pasti bangga menjadi murid Yesus, sebab Yesus Tuhan kita adalah Mahakuasa dan Mahakasih, bahkan Dia rela menderita, wafat di salib serta bangkit demi keselamatan kita. Siapa yang mau demikian demi orang yang berdosa? Hanya Yesus yang mau melakukannya. Dialah Tuhan kita yang sungguh mengasihi kita. 

Namun menjadi pengikut Yesus tidaklah cukup hanya berbangga diri, harus sungguh-sungguh hidup seturut kehendak-Nya dan bahkan siap menjalani hidup seperti yang dialami oleh Yesus sendiri. Menjadi pengikuti Yesus memang pasti sulit, karena pasti banyak menghadapi tantangan, persoalan dan bahkan penderitaan baik dari diri sendiri maupun dari orang lain. Bila kita mengikuti Yesus, kita harus berani menyangkal diri. 

Menyangkal diri berarti kita harus menyesuaikan hidup dan kehendak kita sesuai dengan kehendak Tuhan. Kita harus berani meninggalkan keinginan dan perbuatan kita yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. Dengan menyangkal diri, kita menyelaskan hidup kita dengan kehendak Tuhan. Ini tentu bukan hal yang mudah. Namun inilah yang menjadi salib bagi kita. Salib atau penderitaan hidup karena mengikuti Yesus juga pasti kita alami dari orang-orang yang tidak percaya kepada Yesus. Dalam hal ini banyak kita temukan contoh hidup yang masih terjadi saat ini. 

Seringkali kita mendapat tekanan, mendapat ancaman karena beriman kepada Yesus. Bahkan kita bisa saja mendapat ancaman nyawa karena mengikuti Yesus. Semua tantangan ini seringkali membuat kita tidak hidup menjadi murid yang setia. Kita seringkali mau menjadi murid Yesus, mau beroleh rahmat dan berkat-Nya tetapi kita tidak mau menderita demi Dia. Namun mari kita ingat sabda Yesus hari ini, kalau kita sungguh mau menjadi murid Yesus, kita harus berani menyangkal diri dan memikul salib demi Dia. Kesetiaan kita mengikuti Yesus, itu yang akan mendatangkan keselamatan dan kebahagiaan kekal bagi kita. Amin.

RENUNGAN HARI BIASA: RABU 13 FEBRUARI 2013 (HARI RABU ABU, Puasa dan Pantang)

RENUNGAN HARI BIASA: RABU 13 FEBRUARI 2013 
 (HARI RABU ABU, Puasa dan Pantang) 
Yl. 2:12-18; Mzm. 51:3-4,5-6a,12-13,14,17;2Kor. 5:20 - 6:2; Mat. 6:1-6,16-18 

BACAAN INJIL: 
"Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga. Jadi apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong, supaya mereka dipuji orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu. Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu." "Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu. "Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu." 

RENUNGAN: 
Para saudara, hari ini kita memasuki masa Prapaskah yang ditandai dengan penerimaan abu di dahi kita. Menerima abu di dahi kita mengingatkan kita bahwa bahwa kita adalah manusia lemah, manusia yang telah dikotori oleh dosa layaknya seperti abu. Dengan demikian kita membutuhkan pertobatan hidup. Semua kita membutuhkan pertobatan, karena tidak ada yang terlepas dari dosa. Pertobatanlah yang paling utama harus kita jalani dalam masa Prapaskah ini. 

Pertobatan yang sesungguhnya tentu tampak dalam hidup yang semakin dekat dengan Tuhan. Hal ini dapat kita lakukan dengan menyediakan waktu untuk doa-doa harian kita, baik secara pribadi maupun bersama-sama dalam keluarga ataupun kelompok. Doa itu menjadi tanda bahwa kita menjalin relasi dengan Tuhan dan dalam doa itu pula kita hendak mencari kehendak Tuhan atas hidup kita. Selain itu kita berusaha mengetahui dan melaksanakan sabda Tuhan dengan banyak membaca firman Tuhan atau mendengarkan firman Tuhan. Dengan semuanya itu, kita mengarahkan seluruh hidup kita hanya untuk melaksanakan kehendak Tuhan dengan berusaha mengekang keinginan diri atau keinginan yang tidak teratur. Inilah yang kita mengerti dengan istilah berpantang dan berpuasa. 

Berpantang dan berpuasa tentunya bukan hanya dalam bentuk makanan dan minuman. Pantang dan puasa harus kita mengerti dalam arti yang lebih luas lagi, yakni pantang dan puasa atas keinginan diri atau kenikmatan daging. Kita berusaha mengekang keinginan daging dengan tujuan agar kita mengatur hidup kita seturut kehendak Tuhan, mengarahkan seluruh hidup kita hanya pada Tuhan. Ini tentu tidaklah mudah, pasti kita akan mengalami kesulitan dan mungkin menderita karena kita sudah terbiasa memuaskan diri dengan keinginan daging kita dan selama masa prapaskah ini kita harus mengekangnya. Namun kesulitan dan penderitaan yang kita alami itu, itulah salib kita. Kita berusaha melakukannya dan menjadikannya salib, dengan demikian kita dengan rela merasakan penderitaan karena mengarahkan hidup hanya pada Tuhan. 

Pertobatan hidup dengan menjalin relasi kita yang semakin dekat harus juga berbuah dalam relasi dengan sesama, yakni semakin mengasihi sesama. Kasih kepada sesama tentunya harus terungkap dalam perbuatan yang nyata. Selama masa Prapaskah ini kita hendaknya semakin mengasihi sesama, mempunyai rasa kepedulian dengan sesama yang menderita dan rela berbagi berkat Tuhan dengan sesama. Hal ini kita lakukan dengan cara berpantang dan berpuasa, di mana hasil pantang dan puasa kita, itulah yang kelak akhirnya kita persembahkan kepada Tuhan lewat Gereja-Nya untuk diberikan kepada sesama yang lebih menderita daripada kita. 

Namun kiranya kita tidak dibatasi dalam melakukan amal kepada sesama. Sangat diharapkan bahwa selama masa prapaskah ini kita banyak melakukan ama kepada sesama kita. Namun kiranya kita harus ingat sabda Yesus hari ini. Yesus mengajarkan kepada kita agar semuanya itu kita lakukan dengan tulus, bukan untuk mencari pujian dari banyak orang, tetapi semata-mata demi iman, sehinga tidak perlu diketahu oleh banyak orang. Biarlah orang lain mengetahui puasa dan pantang kita dari buah pertobatan hidup kita yang tampak dalam hidup kita yang semakin lebih baik. Amin.

Masyarakat Karo Miliki Museum Pusaka

Masyarakat Karo Miliki Museum Pusaka 
Penulis : Aufrida Wismi Warastri | Selasa, 12 Februari 2013 

BRASTAGI, KOMPAS.com- Masyarakat Batak Karo, di Kabupaten Karo, Sumatera Utara kini memiliki sebuah museum yang mengkoleksi dan menyuguhkan sejarah peradaban masyarakat Karo. 

Museum telah diresmikan Sabtu (9/2) lalu oleh Dirjen Kebudayaan berbasis Ekonomi Kreatif Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Aman Shah serta diberkati oleh Uskup Agung Medan Mgr Anicetus Sinaga. 

Museum menempati gedung bekas Gereja Katolik St Maria di Jalan Perwira nomor 3, sekitar 50 meter dari Tugu Brastagi, Karo. Setelah peresmian museum, dilakukan pula peresmian rumah adat Karo Rumah Gugung Tirto Meciho di pelataran Gereja Katolik Inkulturasi St Fransiscus Asisi, Berastagi. 

Rumah adat Karo yang memiliki empat tungku di dalamnya itu diambil dari Desa Dokan, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo atas sumbangan Lisa Tirto dari Yayasan Aqua, Jakarta. 

Ketua Yayasan Museum Pusaka Karo Leo Joosten Ginting, OFM, Cap, mengatakan museum milik semua orang dan diisi oleh semua anggota masyarakat. Barang-barang yang disimpan di museum merupakan pemberian masyarakat. 

 "Tidak ada yang dibeli, semua diserahkan," tutur Leo. Museum menyimpan koleksi berbagai barang yang umurnya puluhan hingga lebih dari seratus tahun seperti alat pertanian, alat memasak, alat makan, berbagai perlengkapan bersirih, baju, perhiasan, usi (ulos), miniatur rumah adat Karo, pustaka Laklak, dan berbagai gambar tentang peradaban Karo. 

Namun demikian masih banyak barang yang tersimpan di berbagai tempat di luar negeri yang membutuhkan biaya untuk dipulangkan. Setelah upacara peresmian, diadakan penggalangan dana untuk mengembalikan barang-barang pusaka Karo yang masih berada di luar negeri. 

Aman menyatakan, pihaknya menyambut baik terbangunnya museum ini. Ia berharap langkah yang sudah dilakukan masyarakat Karo untuk melestarikan kebudayaannya diikuti daerah untuk menciptakan hal kreatif berakar pada kebudayaan. 

 "Ini adalah langkah untuk membingkai Bhinneka Tunggal Ika di Indonesia yang terdiri dari 17.500 pulau, 525 suku bangsa dan 250 bahasa daerah," tutur Aman. Tokoh nasional Cosmas Batubara yang hadir dalam acara itu mengingatkan akan pentingnya gotong royong yang merupakan nilai kemanusiaan warisan leluhur. Ia mengkhawatirkan nilai-nilai itu akan hilang jika tidak diperlihara. 

Museum buka setiap hari, kecuali hari Rabu, pukul 08.00 hingga 16.30. Hari libur nasional dan hari Minggu, museum tetap buka. Untuk sementara tidak ada tiket yang ditarik pada pengunjung namun ke depan, tiket akan dikenakan ke pengunjung.

Editor : Tjahja Gunawan Diredja
Disadur dari: Kompas.com

RENUNGAN HARI BIASA: SELASA 12 FEBRUARI 2013

RENUNGAN HARI BIASA: SELASA 12 FEBRUARI 2013 
(Yesus Kristus Berdoa di Kebun Zaitun, Humbelina) 
Kej. 1:20-2:4a; Mzm. 8:4-5,6-7,8-9; Mrk. 7:1-13 

BACAAN INJIL: 
Pada suatu kali serombongan orang Farisi dan beberapa ahli Taurat dari Yerusalem datang menemui Yesus. Mereka melihat, bahwa beberapa orang murid-Nya makan dengan tangan najis, yaitu dengan tangan yang tidak dibasuh. Sebab orang-orang Farisi seperti orang-orang Yahudi lainnya tidak makan kalau tidak melakukan pembasuhan tangan lebih dulu, karena mereka berpegang pada adat istiadat nenek moyang mereka; dan kalau pulang dari pasar mereka juga tidak makan kalau tidak lebih dahulu membersihkan dirinya. Banyak warisan lain lagi yang mereka pegang, umpamanya hal mencuci cawan, kendi dan perkakas-perkakas tembaga. Karena itu orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat itu bertanya kepada-Nya: "Mengapa murid-murid-Mu tidak hidup menurut adat istiadat nenek moyang kita, tetapi makan dengan tangan najis?" Jawab-Nya kepada mereka: "Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu, hai orang-orang munafik! Sebab ada tertulis: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia. Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada adat istiadat manusia." Yesus berkata pula kepada mereka: "Sungguh pandai kamu mengesampingkan perintah Allah, supaya kamu dapat memelihara adat istiadatmu sendiri. Karena Musa telah berkata: Hormatilah ayahmu dan ibumu! dan: Siapa yang mengutuki ayahnya atau ibunya harus mati. Tetapi kamu berkata: Kalau seorang berkata kepada bapanya atau ibunya: Apa yang ada padaku, yang dapat digunakan untuk pemeliharaanmu, sudah digunakan untuk korban yaitu persembahan kepada Allah, maka kamu tidak membiarkannya lagi berbuat sesuatupun untuk bapanya atau ibunya. Dengan demikian firman Allah kamu nyatakan tidak berlaku demi adat istiadat yang kamu ikuti itu. Dan banyak hal lain seperti itu yang kamu lakukan." 

RENUNGAN: 
Secara sepintas teguran dan pertanyaan orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat kepada Yesus sehubungan dengan para murid yang makan tanpa membasuh tangannya terlebih dahulu adalah hal yang pantas, sebab memang menurut adat istiadat saat itu, orang harus mencuci tangan dulu sebelum makan. Yesus menanggapi pertanyaan itu dengan mengkritik mereka. Yesus bukannya tidak mau dikritik, tetapi kesempatan itu dipakai oleh Yesus untuk menegur orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat yang merasa dirinya benar. 

Orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat merasa dirinya sudah baik dan benar karena mereka menaati aturan adat istiadat, bahkan mereka begitu taat pada adat istiadat sampai mengesampingkan cinta kasih kepada sesama. Yesus mengkritik mereka yang hanya berpenampilan baik tetapi hidup mereka tidak benar. Karena sifat merasa diri benar dan baik, mereka begitu mudah menghakimi dan menuduh orang lain tidak benar. Bagi Yesus, yang utama adalah cinta kasih di atas korban persembahan. 

Apa yang dikatakan oleh Yesus, hendaknya menjadi pelajaran dan kritik bagi kita. Mungkin saja kita sudah begitu taat pada aturan Gereja, begitu banyak melakukan ulah kesalehan dan taat pada ada istiadat, tetapi kita hidup tanpa cinta kasih kepada sesama. Betapa sering orang beriman yang kelihatan baik, kelihatan benar dengan mudah mengkritik orang yang tidak melakukan seperti yang mereka lakukan. Orang itu jatuh pada kesombongan rohani. 

Oleh sebab itu, kita harus senantiasa waspada, jangan kita akhirnya lebih mengutamakan ritual keagamaan dan mengabaikan cinta kasih kepada sesama. Yesus mengatakan bahwa cinta kasih kepada sesama lebih utama dari pada semuanya itu. Sia-sia kita melakukan ulah kesalehan kalau kita tidak mempunyai cinta kasih kepada sesama. Semoga iman kita akhirnya berbuah pada perbuatan cinta kasih kepada sesama. Amin.

Paus Benediktus mengundurkan diri, ini pidato selengkapnya

Paus Benediktus mengundurkan diri, ini pidato selengkapnya 

Paus mengundurkan diri pada tanggal 10 Feb waktu Vatikan atau 11 Feb waktu Indonesia Pada hari ini Paus Benediktus mengumumkan pengunduran dirinya. Di berbagai situs berita internasional kabar pengunduran diri Paus ini mengundang rasa heran dan berbagai pertanyaan muncul. Namun jika dibaca secara keseluruhan, pengurudan diri Paus Benediktus ini dilatarbelakangi oleh kondisi kesehatannya yang semakin menurun. Benediktus mulai menjabat sebagai pemimpin tertinggi Gereja Katolik tahun 2005. 

Paus terakhir yang mengundurkan diri adalah Paus Gregorius XII pada tahun 1415. Berikut adalah isi pidato Paus Benediktus hari ini seperti yang dimuat di Radio Vatikan Saudara (i) yang saya kasihi, Saya menghimpun anda sekalian pada konsistori (pertemuan) ini bukan saja untuk tiga kanonisasi tapi juga untuk mengumumkan kepada anda semua akan keputusan yang sangat penting bagi kehidupan Gereja. 

Setelah berulang kali memeriksa batin saya di hadapan Tuhan saya akhirnya sampai pada keyakinan bahwa kekuatan saya, yang karena usia yang semakin lanjut, tidak lagi cocok untuk menjalankan tugas pelayanan yang diwarikan oleh St Petrus ini. Saya sangat sadar akan pelayanan ini, karena esensi spiritualnya, harus dijalankan bukan saja dengan kata-kata dan perbuatan, tapi juga dengan doa dan penderitaan. Namun dalam zaman sekarang ini, yang selalu mengalami banyak perubahan dan ditantang oleh pertanyaan-pertanyaan yang sangat berkaitan dengan kehidupan iman, demi menjaga tahta Santo Petrus dan penyebaran Injil, baik kekuatan pikiran maupun fisik sangat diperlukan, kekuatan yang selama beberapa bulan terakhir dalam diri saya sudah melemah sehingga saya harus mengakui ketidakberdayaan saya untuk menjalankan misi yang dipercayakan kepada saya ini secara penuh. 

Atas alasan itu dan sadar akan dampak serius dari keputusan ini, dengan kebebasan yang penuh saya mengumumkan bahwa saya tidak lagi melanjutkan pelayanan sebagai Uskup Roma, Pewaris Tahtas St Petrus, yang dipercayakan kepada saya oleh para Kardinal pada 19 April 2005, yang mana bahwa pada tanggal 28 Februari 2013, jam 20:00, Tahta Suci, Tahta Santo Petrus, akan kosong dan suatu Konklaf untuk memilih Paus baru akan dilaksanakan oleh mereka yang berkompeten. 

Saudara (i) yang saya kasihi, saya mengucapkan terima kasih atas segala cinta dan kerja yang sudah kalian tunjukkan untuk mendukung saya dalam pelayanan saya dan saya meminta maaf atas segala kekurangan saya. Dan sekarang, mari kita percayakan Gereja Kudus ini ke dalam penyelenggaraan Sang Gembala Utama, Tuhan Kita Yesus Kristus dan memohon kepada Bunda Maria, sehingga ia menuntun para Kardinal dengan semangat keibuannya, dalam memilih Paus yang baru. Mengenai diri saya, saya akan tetap mempersembahkan diri saya utuk pelayanan Gereja Kudus di masa mendatang melalui kehidupan yang khusus didedikasikan untuk berdoa.
Vatikan, 10 Februari 2013 Paus Benediktus XVI

Disadur dari: indonesia.ucanews.com

RENUNGAN HARI BIASA: SENIN 11 FEBRUARI 2013

RENUNGAN HARI BIASA: SENIN 11 FEBRUARI 2013 
(Hari Orang Sakit Sedunia, SP Maria di Lourdes, Benediktus Aniane) 
Kej. 1:1-19; Mzm. 104:1-2a,5-6,10,12,24,35c; Mrk. 6:53-56 

BACAAN INJIL: 
Setibanya di seberang Yesus dan murid-murid-Nya mendarat di Genesaret dan berlabuh di situ. Ketika mereka keluar dari perahu, orang segera mengenal Yesus. Maka berlari-larilah mereka ke seluruh daerah itu dan mulai mengusung orang-orang sakit di atas tilamnya kepada Yesus, di mana saja kabarnya Ia berada. Ke manapun Ia pergi, ke desa-desa, ke kota-kota, atau ke kampung-kampung, orang meletakkan orang-orang sakit di pasar dan memohon kepada-Nya, supaya mereka diperkenankan hanya menjamah jumbai jubah-Nya saja. Dan semua orang yang menjamah-Nya menjadi sembuh. 

RENUNGAN: 
Kehadiran Yesus sungguh membawa sukacita dan kegembiraan bagi banyak orang. Ke manapun Yesus pergi, banyak orang mengenalnya, datang kepada Dia dan menaruh harapan pada-Nya. Memang tidak semua orang itu sudah percaya bahwa Yesus adalah Tuhan dan memang mungkin mereka selalu datang kepada Yesus karena mengharapkan penyembuhan. Namun dari pihak Yesus kita melihat bahwa Dia datang bukan terutama untuk melakukan mukjizat, demikian juga halnya bahwa Yesus didatangi oleh orang banyak bukan karena Yesus melakukan mukjizat tetapi karena Yesus menghadirkan kasih Allah lewat tindakan, perbuatan, perkataan dan kehadiran-Nya, terutama Yesus sungguh perhatian dengan orang-orang menderita dan yang sakit. 

Dalam Injil hari ini, kita juga mendengarkan orang-orang yang membawa orang sakit ke Yesus. Orang-orang itu sungguh mempunyai perhatian pada orang sakit. Membawa orang sakit itu ke pasar dan memohon supaya diperkenankan hanya menjamah jubah Yesus. Mereka sungguh memiliki keyakinan bahwa Yesus sanggup menyembuhkan orang sakit bahkan walau hanya menyentuh jubah Yesus. Injil hari ini sungguh sesuai dengan tema hari ini yakni Hari Peringatan Orang Sakit se dunia. Dengan perayaan ini Gereja mengajak kita untuk mempunyai perhatian dan berbuat sesuatu bagi orang-orang sakit. 

Kita sendiri tahu orang sakit adalah orang-orang yang lemah, baik secara fisik dan iman, oleh karena itu mereka membutuhkan perhatian dan pertolongan dari kita. Namun seringkali banyak orang yang kurang memperhatikan dan tidak menghargai orang sakit, karena memang orang sakit sering merepotkan kita. Tetapi ingatlah tidak semua akan selalu sehat selama hidupnya, mungkin pada suatu saat kitapun akan jatuh sakit sehingga kita membutuhkan orang lain. Tetapi yang terutama, orang yang beriman kepada Yesus adalah seperti orang-orang dalam Injil hari ini, membawa orang-orang sakit kepada Yesus, mohon disembuhkan. 

Selain mengupayakan pengobatan medis bagi orang-orang sakit, kiranya kita tidak lupa juga membawa orang sakit ke Yesus untuk disembuhkan baik imannya dan disembuhkan dari penyakitnya. Karena justru seringkali orang sakit imannya lemah, merasa diri kurang diperhatikan dan kurang dikasihi Tuhan, sakit ini malah seringkali memperparah penyakitnya. Bawalah orang sakit ke hadapan Yesus, dan mohonkanlah kesembuhan bagi orang sakit, Yesus pasti akan memberi kesembuhan. Amin.

RENUNGAN HARI MINGGU BIASA V: 10 FEBRUARI 2013

RENUNGAN HARI MINGGU BIASA V: 10 FEBRUARI 2013 
Yes. 6:1-2a,3-8; Mzm. 138:1-2a,2bc-3,4-5,7c-8; 1Kor. 15:1-11; Luk. 5:1-11 

BACAAN INJIL : Luk. 5:1-11 
“Mereka meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikuti Yesus.” 

Sekali peristiwa, Yesus berdiri di pantai danau Genesaret, sedang orang banyak mengerumuni Dia hendak mendengarkan firman Allah. Ia melihat dua perahu di tepi pantai. Nelayan-nelayannya telah turun dan sedang membasuh jalanya. Ia naik ke dalam salah satu perahu itu, yaitu perahu Simon, dan menyuruh dia supaya menolakkan perahunya sedikit jauh dari pantai. Lalu Ia duduk dan mengajar orang banyak dari atas perahu. Setelah selesai berbicara, Ia berkata kepada Simon: "Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan." Simon menjawab: "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga." Dan setelah mereka melakukannya, mereka menangkap sejumlah besar ikan, sehingga jala mereka mulai koyak. Lalu mereka memberi isyarat kepada teman-temannya di perahu yang lain supaya mereka datang membantunya. Dan mereka itu datang, lalu mereka bersama-sama mengisi kedua perahu itu dengan ikan hingga hampir tenggelam. Ketika Simon Petrus melihat hal itu iapun tersungkur di depan Yesus dan berkata: "Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa." Sebab ia dan semua orang yang bersama-sama dengan dia takjub oleh karena banyaknya ikan yang mereka tangkap; demikian juga Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, yang menjadi teman Simon. Kata Yesus kepada Simon: "Jangan takut, mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia." Dan sesudah mereka menghela perahu-perahunya ke darat, merekapun meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Yesus. 

RENUNGAN: 

 Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan." 
Eme na masak digagat ursa. Aha na somal jala na masa, ba ima hita ula.” 
Ini adalah pantun bahasa Batak Toba yang mengungkapkan bahwa batapa seringnya orang melakukan hal yang biasa yang dainggap baik dan itulah yang dilakukan. Dalam pengertian demikian, orang tidak akan melakukan hal yang berbeda dengan yang berlaku umum sebab pasti akan dikatakan beda, tidak sesuai dengan kebiasaan umum, padahal apa yang sudah biasa belum tentu baik dan benar. Namun karena sudah biasa, orang puas hanya melakukan hal itu saja. 

 Dalam Injil hari ini, kita mendengarkan Yesus menyuruh Petrus supaya bertolak ke tempat yang lebih dalam. Petrus sebenarnya merasa enggan menlaksanakan perintah Yesus, sebab sudah semalam-malaman mereka mencari ikan, namun satu ekor ikapun tidak ada yang meraka dapatkan. Namun sebenarnya, Yesus meminta mereka bertolak ke tempat yang lebih dalam lagi, bukan di tempat biasa mereka menangkap ikan. Petrus dan temannya tentu sudah berpengalaman dalam menangkap ikan dan mereka pasti sudah tahu di mana ada banyak ikan untuk mereka dapatkan. Hal itulah tentunya yang mereka lakukan, namun di tempat biasa itu mereka tidak mendapatkan ikan satu ekorpun. Namun walau sedikit tidak yakin, Petrus tetap melaksanakan perinah Yesus dan pada akhirnya mereka menangkap ikan yang sangat luar biasa banyaknya, sampai perahu mereka hampit tenggelam. 

Peristiwa ini sungguh menangjupkan buat Petrus dan murid yang lain. Mereka sudah menangkap ikan sepanjang malam di tempat yang biasa dan tidak mendapat apa-apa, tetapi setelah melaksanakan perintah Yesus bertolak ke tempat yang lebih dalam, mereka mendapatkan ikan yang sangat banyak. Peristiwa itu membawa kesadaran kepada Petrus bahwa Yesus adalah Tuhan yang Mahakuasa dan dia sadar bahwa dirinya hanya manusia biasa. Oleh sebab itu dia berkata, "Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa." Petrus merasa tidak pantas berdiri di hadapan Yesus, sama halnya nabi Yesaya yang merasa diri tidak layak di hadapan Tuhan sehingga berkata "Celakalah aku! aku binasa! Sebab aku ini seorang yang najis bibir, dan aku tinggal di tengah-tengah bangsa yang najis bibir, namun mataku telah melihat Sang Raja, yakni TUHAN semesta alam." 

Seperti nabi Yesaya dan Petrus merasa tidak pantas, namun Yesus malah mempercaya dia menjadi penjala manusia. Petrus sadar bahwa dirinya tidak pantas, tetapi malah dipercaya oleh Yesus menjadi penjala manusia, menjadi pewarta kepada manusia. Sungguh luar biasa kasih Yesus yang mau mempercayakan tugas mulia kepada murid yang merasa diri tidak pantas. Petrus dan murid yang lain sudah biasa menangkap ikan di tempat yang sama, dan walau mereka tidak mendapatkan apa-apa, mereka tidak mencoba di tempat yang lebih dalam. 

Kita juga seringkali cepat merasa puas dan berpuas diri akan apa yang sudah kita raih atau apa yang sudah kita alami. Kita sudah merasa nyaman dengan keadaan kita sekarang dan ingin bertahan pada situasi demikian. Kita rasanya enggan meninggalkan situasi demikian, sehingga bila ada hal-hal yang baru yang tidak sesuai dengan situasi sekarang itu, kita langsung bereaksi menolaknya. Bahkan kita sulit kiranya mencoba lebih dalam lagi atau mencoba hal lain di luar kebiasaan kita. Hal demikian juga seringkali dalam kehidupan beriman. 

Banyak orang yang merasa cepat puas dengan hidup imannya yang mungkin rajin ke gereja, akrif dalam kegiatan Gereja, rajin berdoa dan mungkin karena sudah melakukan ziarah ke berbagai tempat berziarah. Tidak sedikit orang yang sudah puas menjadi katolik hanya dengan melakukan yang biasa dilakukan banyak orang, yakni mengikuti perayaan ekaristi, berdoa dan rajin dalam kegiatan gereja. Seperti para murid, hidup beriman yang hanya demikian akan sampai pada peristiwa tidak mendapat apa-apa dari yang biasa dilakukan. Kalau hanya melakukan hal yang biasa dilakukan dan sudah merasa nyaman dengan hal itu, suatu saat akan merasa tidak mendapat apa-apa atau iman dirasa hampa yang pada akhirnya merasa tidak ada buah atau manfaat beriman dan kegiatan iman yang dilakukan. 

Bila hal itu tiba, kita harus berani bertolak ke tempat yang lebih dalam. Kiranya kita harus melaksanakan sabda Tuhan, yakni berani bertolak ke tempat yang lebih dalam. Bertolak ke tempat yang lebih dalam yakni kita tidak cukup hanya melakukan apa yang sudah biasa kita lakukan. Beriman tidak cukup hanya berdoa, tidak cukup hanya rajin misa dan kegiatan gereja serta melakukan banyak ziarah. Kita harus bertolak ke tempat yang lebih dalam yakni dengan semakin memperdalam iman kita, menggali kekayaan iman kita dan semakin mendalami dan melaksanakan perintah Tuhan. Ingatlah, Petrus akhinrya mendapatkan banyak ikan karena dia melaksanakan perintah Tuhan. 

Kitapun akan mendapatkan banyak menemukan kekayaan iman kalau kita berani melaksanakan perintah Tuhan, keluar dari kebiasaan hidup kita. Bertolak ke tempat lebih dalam juga berarti beriman tidak cukup hanya untuk diri sendiri, tetapi sebagaimana Yesus menjadikan Petrus dan murid yang lain menjadi penjala manusia, kitapu harus menjadi penjala manusia. 

Betapa banyak orang beriman yang hanya menjalankan rutinitas yang biasa, tidak sadar bahwa dia juga harus menjadi penjala manusia yang ada di sekitarnya. Itu berarti kitapun harus menjadi pewarta sabda Tuhan bagi sesama kita, kita menangkap manusia sekitar kita untuk kita bahwa ke dalam Kerajaan surga. Kita harus seperti nabi Yesaya yang berkata, “Ini aku, utuslah aku!” Juga seperti rasul Paulus yang dengan penuh semangat mejalankan tugas perwartaannya. Maka beriman, berarti juga siap diutus untuk mewartakan karya keselamatan Allah kepada sesama, menjadi penjala manusia. Amin.

BACAAN HARI MINGGU BIASA V: 10 FEBRUARI 2013

BACAAN HARI MINGGU BIASA V: 10 FEBRUARI 2013 
Yes. 6:1-2a,3-8; Mzm. 138:1-2a,2bc-3,4-5,7c-8; 1Kor. 15:1-11; Luk. 5:1-11 

BACAAN I: Yer. 1:4-5,17-19 
“Inilah aku, utuslah aku!” 

Dalam tahun matinya raja Uzia aku melihat Tuhan duduk di atas takhta yang tinggi dan menjulang, dan ujung jubah-Nya memenuhi Bait Suci. Para Serafim berdiri di sebelah atas-Nya, masing-masing mempunyai enam sayap; dua sayap dipakai untuk menutupi muka mereka, dua sayap dipakai untuk menutupi kaki mereka dan dua sayap dipakai untuk melayang-layang. Dan mereka berseru seorang kepada seorang, katanya: "Kudus, kudus, kuduslah TUHAN semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya!" Maka bergoyanglah alas ambang pintu disebabkan suara orang yang berseru itu dan rumah itupun penuhlah dengan asap. Lalu kataku: "Celakalah aku! aku binasa! Sebab aku ini seorang yang najis bibir, dan aku tinggal di tengah-tengah bangsa yang najis bibir, namun mataku telah melihat Sang Raja, yakni TUHAN semesta alam." Tetapi seorang dari pada Serafim itu terbang mendapatkan aku; di tangannya ada bara, yang diambilnya dengan sepit dari atas mezbah. Ia menyentuhkannya kepada mulutku serta berkata: "Lihat, ini telah menyentuh bibirmu, maka kesalahanmu telah dihapus dan dosamu telah diampuni." Lalu aku mendengar suara Tuhan berkata: "Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?" Maka sahutku: "Ini aku, utuslah aku!" 

 MAZMUR TANGGAPAN : Mzm. 138:1-2a,2bc-3,4-5,7c-8 

Ulangan : Nama Tuhan hendak kuwartakan di tengah umat kumuliakan. 
 Ayat:
1. Aku hendak bersyukur kepada-Mu dengan segenap hatiku, di hadapan para allah aku akan bermazmur bagi-Mu. Aku hendak sujud ke arah bait-Mu yang kudus dan memuji nama-Mu, oleh karena kasih-Mu dan oleh karena setia-Mu; sebab Kaubuat nama-Mu dan janji-Mu melebihi segala sesuatu. 

2. Aku hendak sujud ke arah bait-Mu yang kudus dan memuji nama-Mu, oleh karena kasih-Mu dan oleh karena setia-Mu; sebab Kaubuat nama-Mu dan janji-Mu melebihi segala sesuatu. Pada hari aku berseru, Engkaupun menjawab aku, Engkau menambahkan kekuatan dalam jiwaku. 

3. Semua raja di bumi akan bersyukur kepada-Mu, ya TUHAN, sebab mereka mendengar janji dari mulut-Mu; mereka akan menyanyi tentang jalan-jalan TUHAN, sebab besar kemuliaan TUHAN 4. Jika aku berada dalam kesesakan, Engkau mempertahankan hidupku; terhadap amarah musuhku Engkau mengulurkan tangan-Mu, dan tangan kanan-Mu menyelamatkan aku. TUHAN akan menyelesaikannya bagiku! Ya TUHAN, kasih setia-Mu untuk selama-lamanya; janganlah Kautinggalkan perbuatan tangan-Mu! 

BACAAN II : 1Kor. 15:1-11 
“Begitulah kami mengajar, dan begitu pulalah kamu mengimanai.” 

Saudara-saudara, aku kau mengingatkan kamu kepada Injil yang aku beritakan kepadamu dan yang kamu terima, dan yang di dalamnya kamu teguh berdiri. Oleh Injil itu kamu diselamatkan, asal kamu teguh berpegang padanya, seperti yang telah kuberitakan kepadamu?kecuali kalau kamu telah sia-sia saja menjadi percaya. Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci, bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci; bahwa Ia telah menampakkan diri kepada Kefas dan kemudian kepada kedua belas murid-Nya. Sesudah itu Ia menampakkan diri kepada lebih dari lima ratus saudara sekaligus; kebanyakan dari mereka masih hidup sampai sekarang, tetapi beberapa di antaranya telah meninggal. Selanjutnya Ia menampakkan diri kepada Yakobus, kemudian kepada semua rasul. Dan yang paling akhir dari semuanya Ia menampakkan diri juga kepadaku, sama seperti kepada anak yang lahir sebelum waktunya. Karena aku adalah yang paling hina dari semua rasul, sebab aku telah menganiaya Jemaat Allah. Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras dari pada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku. Sebab itu, baik aku, maupun mereka, demikianlah kami mengajar dan demikianlah kamu menjadi percaya. 

BACAAN INJIL : Luk. 5:1-11 
“Mereka meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikuti Yesus.” 

Sekali peristiwa, Yesus berdiri di pantai danau Genesaret, sedang orang banyak mengerumuni Dia hendak mendengarkan firman Allah. Ia melihat dua perahu di tepi pantai. Nelayan-nelayannya telah turun dan sedang membasuh jalanya. Ia naik ke dalam salah satu perahu itu, yaitu perahu Simon, dan menyuruh dia supaya menolakkan perahunya sedikit jauh dari pantai. Lalu Ia duduk dan mengajar orang banyak dari atas perahu. Setelah selesai berbicara, Ia berkata kepada Simon: "Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan." Simon menjawab: "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga." Dan setelah mereka melakukannya, mereka menangkap sejumlah besar ikan, sehingga jala mereka mulai koyak. Lalu mereka memberi isyarat kepada teman-temannya di perahu yang lain supaya mereka datang membantunya. Dan mereka itu datang, lalu mereka bersama-sama mengisi kedua perahu itu dengan ikan hingga hampir tenggelam. Ketika Simon Petrus melihat hal itu iapun tersungkur di depan Yesus dan berkata: "Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa." Sebab ia dan semua orang yang bersama-sama dengan dia takjub oleh karena banyaknya ikan yang mereka tangkap; demikian juga Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, yang menjadi teman Simon. Kata Yesus kepada Simon: "Jangan takut, mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia." Dan sesudah mereka menghela perahu-perahunya ke darat, merekapun meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Yesus. 

 
Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan! (2Kor 8:14)