Pembangunan Gereja Paroki Tigalingga

Pembangunan Gereja Paroki sedang berlangsung. Kami sangat mengarapkan uluran kasih para Saudara untuk membantu.

Gotong Royong Pembangunan Gereja

Tidak ada kata yang bisa melukiskan pengalaman indah pada waktu gotong royong pengecoran lantai 2 bangunan Gereja selain, suatu keyakinan bahwa semuanya dapat terlaksana adalah karena MUKJIJZAT ALLAH BEKERJA.

Pengecoran Lantai Panti Imam Gereja

Pengecoran Lantai 2 bangunan Gereja ini dilakukan pada hari Selasa, 30 Agustus 2011 yang lalu. Luas yang dicor adalah 19 m x 24 m. Hujan yang mengguyur tidak menyurutkan semangat umat.

Kerjasama Imam dan Umat

Uskup emeritus KAM, Mgr. A.G.Pius Datubara OFM.Cap, datang berkunjung ke Paroki dan memberi semangat pada umat dalam pembangunan Gereja Paroki. Para pastor juga ikut berkerja bersama umat dalam pembangunan Gereja.

Misa Tridentin: Warisan Liturgi Yang Dipertahankan

HIDUPKATOLIK.com - Paus Benediktus XVI mengeluarkan Surat Apostolik Summorum Pontificum yang menjamin penggunaan Misa Tridentin...

Pembinaan Para Pengurus Gereja

Tidak sedikit umat katolik yang kerap menganggap bahwa Liturgi adalah sekedar perayaan wajib biasa yang dilaksanakan pada hari minggu.

Pertemuan Ibu-Ibu dan Pesta Pelindung Paroki

Pertemuan para ibu se-paroki telah terlaksana pada hari Kamis-Sabtu, 15 s/d 16 Juli 2011. Pertemuan ini mengundang semua ibu katolik yang ada di paroki untuk hadir dalam pertemuan/pembinaan para ibu katolik dan juga segaligus menjalin kebersamaan para ibu. Penutupan pertemuan sikaligus Pesta Pelindung Paroki.

Pembinaan Asmika se-Paroki

Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku; inilah yang menjadi tema dari pertemuan dan pembinaan minggu gembira yang telah berlangsung dengan sangat baik.

Mudika Ambil bagian dalam pembangunan Gereja Paroki

Mudika paroki tidak mau berpangku tangan melihat pembangunan Gereja paroki. Para mudika juga ambil bagian dengan mengumpulkan kerikil di sungai.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 1)

Umat dari lingkungan paroki dan juga dari beberapa stasi kembali bekerja sama dengan bergotong royong membangun gereja paroki. Untuk kali ini, umat bergotong royong men-cor lantai balkon bangunan Gereja.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 2)

Allah peduli. Karena kepedulian Allah atas pembangunan rumah-Nya ini, maka kami kamipun peduli dan bisa melanjutkan pembangunanini. Kepedulian Allah kami rasakan juga lewat kepedulian para Saudara.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 3)

Mari kita memuliakan Tuhan, tidak hanya dengan kata2 indah, tetapi dengan perbuatan nyata dengan rela berkorban.

Pertemuan akhir Tahun 2011 Pengurus Gereja se-Paroki

Para pengurus Gereja adalah ‘ujung tombak’ Gereja khususnya di stasi-stasi. Peran para pengurus Gereja ini sangat sentral dalam kehidupan Gereja di stasi-stasi.

Gua Maria dan Menyambut Hari Raya Natal

Persiapan menyambut hari Raya Natal 25 Desember 2011.

Rahmat dan Perlindungan Tuhan

Pastor Anton Manik O.Carm selamat dari kecelakaan mobil masuk jurang.

Rekoleksi dan Aksi Panggilan

Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku.

Pesan Prapaskah Kepausan 2012

"Kita Tidak Boleh Diam Saja terhadap Kejahatan" "Marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik" (Ibr. 10:24).

Pembangunan Gereja Santo Petrus Stasi Rante Besi

Dalam kemiskinan, kesederhanaan, umat membangunan Gereja. Meraka tidak memiliki uang, tetapi mereka memiliki harapan dan iman pada Tuhan.

Misa Perdana Pastor Andreas Korsini Lamtarida Simbolong O.Carm

Puji Syukur pada Tuhan, karena berkat-Nya, misa Perdana Pastor Andreas Lamtarida Simbolon O.Carm bersama 4 Pastor Karmel yang baru ditahbiskan, dapat terlaksana dengan baik pada hari Rabu 31 Oktober 2012 di Stasi Gundaling 1, paroki Maria dari gunung Karmel Tigalingga.

Bakti Sosial : Pengobatan Gratis

Dalam Rangka Menyongsong Jubileum Gereja Katolik di Dairi dan Pakpak Bharat, diadakan bakti Sosial Pengobatan Gratis di Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, pada 9 Desember 2012 yg lalu. Puji syukur pada Tuhan, kegiatan ini berlangsung dengan sangat memuaskan.

Mari Berbagi Berkat Tuhan

 photo UskupEmeritusKAMMgrPiusDautabra.jpg Photobucket

MENDAMBAKAN BERKAT TUHAN

SYALOM...SELAMAT DATANG.
"Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan."(2Kor 8:14)
"Muliakanlah Tuhan dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu." (Amsal 3:9)
"Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya." (Amsal 3:27)
"Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?" (1 Yohanes 3:17)
Saya Pastor Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, atas nama Panitia Pembangunan dan semua umat, memohon bantuan uluran kasih/dana untuk pembangunan Gereja Paroki. Kami sangat membutuhkan berkat Tuhan lewat uluran tangan dari para donatur.
Kami berharap dan berdoa Para Saudara berkenan berbagi berkat Tuhan kepada kami untuk pembangunan Gereja ini yang adalah rumah Tuhan sendiri.
BRI 5379 Unit Tigalingga Sidikalang
No. Rekening : 5379-01-000112-50-8
Nama : PANITIA PEMBANGUNAN GEREJA KATOLIK.
ATAU
BCA KCU MEDAN
NO.0222053453.
Atas Nama : ADYTIA PERMANA P.
(Adytia Permana P. adalah Romo Adytia Permana Perangin-angin O.Carm. Beliau dulu bertugas di Paroki Tigalingga, juga mengawali pembangunan ini, namun sekarang beliau bertugas di Keuskupan Agung Medan sebagai ekonom.Beliau kami minta buka rekening di BCA khusus untuk pembangunan ini, karena di daerah kami tidak ada BCA.)
Kami sangat senang bila sudah mentransfer persembahan, bapak/ibu/saudara/saudari memberitahukan ke kami melalui:
E mail ke :.
parokimariagk3lingga@yahoo.com
atau di SMS ke:.
Romo Anton Manik O.Carm : 081370836645
Romo Willy O.Carm : 081333837433
Untuk lebih jelasnya permohnan kami ini, Para Saudara dapat melihatnya di sini.... Sehubungan dengan Gambar pembangunan dapat melihatnya di sini....
Demikian kiranya Permohonan ini kami sampaikan. Atas dukungan, doa dan bantuan Bapak, Ibu dan Para Saudara-Saudari, kami mengucapkan banyak terima kasih.Berkat Tuhan senantiasa menyertai kita semua. Amin.
HORMAT KAMI:
Pastor Antonius Manik O.Carm

VARIA PAROKI

REKOLEKSI DAN AKSI PANGGILAN TELAH TERLAKSANA DENGAN SANGAT BAIK ;"> "APA YANG KAMU CARI?" (Yoh 1:38).
Puji syukur pada Tuhan, karena Rekoleksi dan Aksi panggilan untuk siswa-siswi Katolik Usia SMP dan SMA se-paroki Tigalingga sudah terlaksana dengan sangat baik. Kegiatan ini dihadiri hampir 400 orang anak. Semuanya dapat terlaksana hanya karena berkat Tuhan. Terimakasih juga kami sampaikan kepada semua Saudara yang telah mendukung dan mendoakan kegaitan kami ini. Kegiatan ini dilaksanakan hanya dengan menggunakan dana partisipasi peserta dan swadaya paroki, karena tidak mendapatkan bantuan dari donatur manapun, namun karena berkat Tuhan dan doa para Saudara, semuanya dapat berjalan dengan sangat baik. Semoga dari antara anak-anak ini, kelak ada yang menjadi Imam dan biarawan-biarawati.
Photobucket
Tuhan memberkati kita.
Kegembiraan dan Persaudaraan
Photobucket
Hari Ulang tahun Romo Anton M.Carm yang seharusnya tanggal 15 Januari 2010, baru dirayakan hari Minggu Minggu 16 Januari 2011 lalu, bersama Romo-romo Karmel se-Dairi, bersama beberapa umat Paroki Tigalingga di Aula Paroki Tigalingga. Pada kesempatan itu, Rm. Bernad O.Carm, pastor paroki Sidikalang memberi kado ulang tahun yakni 20 sak semen untuk pembangunan Gereja dan Rm. Anton sendiri menyumbangkan semua hadiah ultah untuk pembangunan Gereja. Saat itu, hadiah uang yang diperoleh sebanyak Rp. 1.100.000,-. Lumayanlah untuk tambahan dana pembangunan Gereja. Trimakasih buat semuanya.
Saldo Pesta Pelantikan Pengurus Gereja dan Penerimaan Sakramen Krisma, 6-7 Nop. 2010.
Pada hari Kamis 18 Nopember 2010 telah diadakan Evaluasi dan pembubaran Panitia. Saldo dari kegiatan tersebut adalah Rp. 22.320.500 Acara ini dapat berjalan dengan baik karena partisipasi semua umat. Dana juga bisa Saldo karena umat menyumbangkan hasil-hasil pertanian mereka dengan harapan ada Saldo untuk pembangunan Gereja Paroki.Jadi selain dana partisipasi dari umat, juga umat menyumbangkan hasil pertanian yang dibutuhkan untuk mengurangi dana konsumsi. Syukur pada Tuhan, akhirnya memang ada saldo untuk dana pembangunan Gereja. Terimakasih kami ucapkan kepada semua umat Paroki, DPP, Para Panitia, Para Donatur dan siapa saja yang mendoakan dan mendukung kegitan ini. Yesus memberkati kita semua selalu. Amin.

RENUNGAN HARI MINGGU ADVEN III TAHUN B, 11 Desember 2011

RENUNGAN HARI MINGGU ADVEN III TAHUN B, 11 Desember 2011
Yes 61:1-2a,10-11, MT Luk 1:46-48,49-50,53-54, 1Tes 5:16-24, Yoh 1:6-8,19-28

BACAAN INJIL: Mrk 1:1-8

“Ditengah-tengahmu ada seorang yang tidak kamu kenal.”

Datanglah seorang yang diutus Allah, namanya Yohanes; ia datang sebagai saksi untuk memberi kesaksian tentang terang itu, supaya oleh dia semua orang menjadi percaya. Ia bukan terang itu, tetapi ia harus memberi kesaksian tentang terang itu. Dan inilah kesaksian Yohanes ketika orang Yahudi dari Yerusalem mengutus beberapa imam dan orang-orang Lewi kepadanya untuk menanyakan dia: "Siapakah engkau?" Ia mengaku dan tidak berdusta, katanya: "Aku bukan Mesias." Lalu mereka bertanya kepadanya: "Kalau begitu, siapakah engkau? Elia?" Dan ia menjawab: "Bukan!" "Engkaukah nabi yang akan datang?" Dan ia menjawab: "Bukan!" Maka kata mereka kepadanya: "Siapakah engkau? Sebab kami harus memberi jawab kepada mereka yang mengutus kami. Apakah katamu tentang dirimu sendiri?" Jawabnya: "Akulah suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Luruskanlah jalan Tuhan! seperti yang telah dikatakan nabi Yesaya." Dan di antara orang-orang yang diutus itu ada beberapa orang Farisi. Mereka bertanya kepadanya, katanya: "Mengapakah engkau membaptis, jikalau engkau bukan Mesias, bukan Elia, dan bukan nabi yang akan datang?" Yohanes menjawab mereka, katanya: "Aku membaptis dengan air; tetapi di tengah-tengah kamu berdiri Dia yang tidak kamu kenal, yaitu Dia, yang datang kemudian dari padaku. Membuka tali kasut-Nyapun aku tidak layak." Hal itu terjadi di Betania yang di seberang sungai Yordan, di mana Yohanes membaptis.

RENUNGAN:
Hari Minggu Adven III ini kembali kepada kita ditampilkan tokoh Yohanes Pembaptis. Yohanes Pembaptis adalah suara yang diutus untuk mempersiapkan orang-orang dalam penyambut kedatangan Sang Mesias. Dalam tugasnya, dia menyerukan pertobatan dan membaptis orang-orang dengan air. Itu semua artinya bahwa untuk menyambut kedatangan Sang Mesias, hendaknya orang-orang membersihkan diri agar layak menerima kedatangan Sang Mesias agung dan mulia.

Hari raya kelahiran Tuhan kita Yesus Kristus sudah dekat, maka perlulah kita merenungkan diri bagaimana persiapan kita menyambut kedatangan Tuhan kita. Dalam menyambut kedatangan Sang Mesias, tentu tidak menanti dengan diam, tetapi perlu ada persiapan. Persiapan yang utama adalah dengan pemebersihan diri yakni lewat pertobatan. Kita semua membutuhkan pertobatan diri atau pembersihan diri dalam menyambut kedatangan Tuhan. Dalam seruan pertobatan, Yohanes Pembaptis menyerukan agar meluruskan jalan bagi Tuhan. Hidup kita selama ini seringkali berkelok-kelok, melenceng dari apa yang dikehendaki oleh Tuhan, yakni karena kelemahan manusiawi kita, karena kita kurang percaya pada sabda Tuhan, jalan hidup juga melenceng karena kita hanya mau mengejar atau mengutamakan kehendak atau kesenangan pribadi kita. Bila kita bertobat dan meluruskan jalan hidup kita, tentu tidak berarti kita hanya meninggalkan semuanya itu, tetapi mengubah hidup kita dengan perbuatan baik, sehingga hidup kita lurus, bersih, rapi dan menjadi indah. Sehingga dalam pembersihan diri atau pertobatan diri, kita meluruskan jalan hidup kita lewat meninggalkan perbuatan yang tidak baik dan menggantinya dengan perbuatan-perbuatan baik.

Bila kita sungguh-sungguh mempersiapkan diri dengan mengadakan pembersihan diri, itu kiranya bahwa kita telah meluruskan jalan bagi kedatangan Tuhan. Namun sebenarnya dengan hidup demikian, kita juga sudah mengikuti jalan hidup Yohanes Pembaptis yakni ikut menyerukan kedatangan Tuhan kepada sesama dan mengajak sesama untuk mempersiapkan diri dengan baik dalam menyambut kedatangan Tuhan. Batapa banyak umat yang tidak suggun-sungguh mengerti, memahami dan menghayati arti masa adven. Banyak umat yang menjalani masa Adven dengan tidak berbuat apa-apa, demikian juga dalam menyambut kedatangan Tuhan, mereka tidak melakukan persiapan yang sangat dibutuhkan. Pada umumnya orang hanya sibuk dengan persiapan lahiriah, mereka lupa mempersiapkan hal yang sangat dibutuhkan yakni pertobatan. Maka bila kita sungguh-sungguh mempersiapkan diri sebagaimana yang diserukan oleh Yohanes Pembaptis, pada saat itu juga kita memberi contoh teladan bagi sesama akan pentingnya persiapan diri dalam menyambut kedatangan Sang Mesias, dan menyerukan persiapan yang sangat dibutuhkan yakni pembersihan diri sebagaimana yang telah kita lakukan sendiri.

Dalam masa Adven ini, Yohanes Pembaptis menjadi teladan bagi kita dalam mempersiapkan kedatangan Sang Mesias. Yohanes orang yang sangat rendah hati, dia tidak mau disebut seorang nabi dan juga tidak mau menyebut dirinya nabi, dia mengatakanbahwa dirinya hanya orang yang berseru-seru di padang gurun. Juga ketika orang bertanya apakah dia Mesias yang dinanti-nantikan itu, dia dengan terus terang dan jujur mengatakan bahwa dirinya bukanlah Mesias yang dinanti-nantikan. Malahan dia mengatakan bahwa dirinya jauh lebih rendah dari seorang hamba, yang tidak layak membuka kasut Sang Mesias yang akan datang. Yohanes sungguh rendah hati dan dengan terus terang memberitakan keagungan Tuhan yang akan datang.

Kerendahan hati, itulah juga yang harus kita perjuangkan atau kita upayakan dalam masa Adven ini. Kerendahan hati di hadapan Tuhan dan sesama, itupula menjadi syarat dan jalan agar kita dapat mengenal Tuhan yang telah hadir di tengah-tengah kita. Orang yang sombong, yang mengandalkan kemampuan dirinya, yang menganggap dirinya hebat dan mengandalkan harta duniawi, tidak akan mampu merasakan dan mengenal kehadiran Tuhan dalam hidupnya. Banyak orang gagal dalam hidupnya karena tidak memiliki kerendahan hati. Demikian juga dalam kehidupan beriman.

Sikap rendah hati berarti orang yang menganggap dirinya hanya seorang hamba bahkan lebih rendah dari seorang hamba di hadapan Tuhan. Sehingga orang yang memiliki kerendahan hati, selalu melihat bahwa orang lain itu begitu berharga bagi dirinya, membutuhkan orang lain dalam hidupnya. Demikian juga halnya dalam hubungan dengan Tuhan. Orang yang rendah hati di hadapan Tuhan, orang itu meyakini bahwa Tuhan begitu berharga dan penting bagi hidupnya, tanpa Tuhan tidak bisa berbuat apa-apa sehingga hanya mengandalkan Tuhan dalam hidupnya. Orang yang rendah hati di hadapan Tuhan, dia seperti Yohanes Pembaptis bahwa hidupnya hanya demi memberi kesaksian akan keagungan Tuhan dan senantiasa hidup demi kemuliaan Tuhan, bukan mencari kemuliaan pribadi atau bukan untuk menari kebesaran nama sendiri.

Maka selama masa adven ini, kitapun harus memberi kesaksian akan keagungan Sang Mesias yang akan datang. Kita bersaksi akan itu dengan hidup dengan rendah hati di hadapan sesama dan terutama di hadapan Tuhan. Kita memberi kesaksian dengan teladan hidup iman, bahwa kita bukan mengandalkan kemampuan diri, bukan mengandalkan kekayaan dan juga bukan untuk mencari kehormatan atau kemuliaan diri, tetapi kita sungguh percaya, yakin dan mengandalkan Tuhan dalam hidup. Kita hendaknya senantiasa hidup untuk memuliakan Tuhan dengan berusaha menghidupi iman kita kepada Tuhan. Sehubungan dengan hal ini, Paulus dalam (1Tes 5:18-22) bahwa kita selalu mengucap syukur atas hidup yang diberikan oleh Tuhan. Saat ini banyak orang yang tidak mensyukuri hidup mereka, banyak orang yang tidak mampu merasakan kehadiran Tuhan dalam hidupnya dan juga tidak lagi merasa adanya harapan baru dalam hidupnya. Dengan demikian, dalam masa adven ini, kita memberi kesaksian akan adanya harapan baru pada Tuhan yang kedatangan-Nya sedang kita persiapkan. Kita bersaksi bahwa kedatangan Tuhan adalah harapan baru dalam hidup ini.

Maka para Saudara yang dikasihi Yesus Kristus. Dalam mempersiapkan kedatangan Sang Mesias, baiklah kiranya kita mempersiapkan yang lebih utama yakni pembersihan diri atau pertobatan diri. Kita memberi kesaksian dengan hidup rendah hati di hadapan sesama dan terutama di hadapan Tuhan. Kesaksian kita harus nyata dalam hidup yang senantiasa bersyukur atas hidup, hidup untuk memuliakan Tuhan dan kita memberi kesaksian bahwa kedatangan Tuhan adalah harapan baru bagi hidup manusia. Amin.

BACAAN HARI MINGGU ADVEN III TAHUN B, 11 Desember 2011

BACAAN HARI MINGGU ADVEN III TAHUN B, 11 Desember 2011
Yes 61:1-2a,10-11, MT Luk 1:46-48,49-50,53-54, 1Tes 5:16-24, Yoh 1:6-8,19-28

BACAAN I: Yes 61:1-2a,10-11

“Aku sangat bergembira dalam Tuhan.’

Roh Tuhan ALLAH ada padaku, oleh karena TUHAN telah mengurapi aku; Ia telah mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara, dan merawat orang-orang yang remuk hati, untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan kepada orang-orang yang terkurung kelepasan dari penjara, untuk memberitakan tahun rahmat TUHAN dan hari pembalasan Allah kita, untuk menghibur semua orang berkabung, Aku bersukaria di dalam TUHAN, jiwaku bersorak-sorai di dalam Allahku, sebab Ia mengenakan pakaian keselamatan kepadaku dan menyelubungi aku dengan jubah kebenaran, seperti pengantin laki-laki yang mengenakan perhiasan kepala dan seperti pengantin perempuan yang memakai perhiasannya. Sebab seperti bumi memancarkan tumbuh-tumbuhan, dan seperti kebun menumbuhkan benih yang ditaburkan, demikianlah Tuhan ALLAH akan menumbuhkan kebenaran dan puji-pujian di depan semua bangsa-bangsa.

MAZMUR TANGGAPAN : Luk 1:46-48,49-50,53-54

Reff.: Hatiku bersukaria karena Allahku.

1. "Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku,
sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia,

2. karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan nama-Nya adalah kudus.
Dan rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia.

3. Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa;
Ia menolong Israel, hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya,

BACAAN II: 2Ptr 3:8-14

“Semoga roh, jiwa dan ragamu tetap terpelihara sampai kedatangan Tuhan.”

Bersukacitalah senantiasa. Tetaplah berdoa. Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu. Janganlah padamkan Roh, dan janganlah anggap rendah nubuat-nubuat. Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik. Jauhkanlah dirimu dari segala jenis kejahatan. Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita. Ia yang memanggil kamu adalah setia, Ia juga akan menggenapinya.

BACAAN INJIL: Mrk 1:1-8

“Ditengah-tengahmu ada seorang yang tidak kamu kenal.”

Datanglah seorang yang diutus Allah, namanya Yohanes; ia datang sebagai saksi untuk memberi kesaksian tentang terang itu, supaya oleh dia semua orang menjadi percaya. Ia bukan terang itu, tetapi ia harus memberi kesaksian tentang terang itu. Dan inilah kesaksian Yohanes ketika orang Yahudi dari Yerusalem mengutus beberapa imam dan orang-orang Lewi kepadanya untuk menanyakan dia: "Siapakah engkau?" Ia mengaku dan tidak berdusta, katanya: "Aku bukan Mesias." Lalu mereka bertanya kepadanya: "Kalau begitu, siapakah engkau? Elia?" Dan ia menjawab: "Bukan!" "Engkaukah nabi yang akan datang?" Dan ia menjawab: "Bukan!" Maka kata mereka kepadanya: "Siapakah engkau? Sebab kami harus memberi jawab kepada mereka yang mengutus kami. Apakah katamu tentang dirimu sendiri?" Jawabnya: "Akulah suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Luruskanlah jalan Tuhan! seperti yang telah dikatakan nabi Yesaya." Dan di antara orang-orang yang diutus itu ada beberapa orang Farisi. Mereka bertanya kepadanya, katanya: "Mengapakah engkau membaptis, jikalau engkau bukan Mesias, bukan Elia, dan bukan nabi yang akan datang?" Yohanes menjawab mereka, katanya: "Aku membaptis dengan air; tetapi di tengah-tengah kamu berdiri Dia yang tidak kamu kenal, yaitu Dia, yang datang kemudian dari padaku. Membuka tali kasut-Nyapun aku tidak layak." Hal itu terjadi di Betania yang di seberang sungai Yordan, di mana Yohanes membaptis.

Berbagi Informasi: Pemerintah dinilai punya agenda biarkan Papua terkebelakang

Pemerintah dinilai punya agenda biarkan Papua terkebelakang

Jhonson Panjaitan

Pemerintah dinilai gagal meyakinkan orang Papua bahwa mereka adalah bagian dari NKRI, hanya membutuhkan kekayaan di Papua, dan bahkan memiliki agenda membiarkan Papua tetap terebelakang.

Pernyataan itu muncul dalam dialog bertajuk ”Mendengarkan Papua,” yang diadakan di Kantor Komisi Keadilan, Perdamaian dan Keutuhan Ciptaan Ordo Fratrum Minorum (JPIC-OFM), Jakarta Pusat, Kamis, (8/12).

Pembicara pada dialog, yang diadakan dalam rangka memperingati Hari HAM Internasional pada 10 Desember tersebut adalah Pemerhati Masalah Papua Jhonson Panjaitan, Anggota Komisi I DPR RI Paskalis Kossay, Ketua Ikatan Mahasiswa Papua Jakarta Siprianus Bunai, Direktur JPIC-OFM Romo Peter C Aman, dan dosen Sekolah Tinggi Filsafat (STF) Driyarkara Romo Eddy Kristianto.

Johnson menegaskan masalah di Papua mengindikasikan adanya pelanggaran HAM berat. Solusi bagi masalah di Papua, semua pihak bersedia menghentikan cara-cara kekerasan.

Menurutnya, upaya penyelesaian konflik di tanah Papua harus bergerak di atas kerangka perjuangan HAM dan bersama rakyat Papua.

”Tdk ada pilihan lain, selain berada bersama mereka. Kita juga tidak bisa berjuang sendiri. Perjuangan mesti dilakukan baik di Papua, di Jakarta maupun di tingkat internasional,” ujar Johnson.

Sementara menurut Paskalis Kossay, “Tidak ada perubahan paradigma membangun Papua. Rakyat tetap saja sengsara. Pemerintah malahan lebih cenderung menggunakan pendekatan represif daripada pendekatan kemanusiaan.”

Kossay mengingatkan selama cara-cara kekerasan dipakai, hal ini hanya akan menghidupkan lagi nasionalisme kepapuaan yang sekarang sudah berkembang menjadi ideologi masyarakat Papua.

Romo Peter Aman mengaku Papua memang sering ditelantarkan. Buktinya tidak ada perubahan yang signifikan dalam kehidupan masayarakat, kendati PT Freeport sebagai perusahan penghasil emas terbesar di dunia ada di sana.

Sementara itu Romo Eddy Kristiyanto juga sepakat bahwa persoalan di Papua memang tidak pernah ditangani sepenuh hati oleh pemerintah. ”Karena kalau mereka menjadi maju, maka semakin sulit dijajah dan dikeruk kekayaannya,” katanya.

Disadur dari: www.cathnewsindonesia.com

RENUNGAN HARIAN PEKAN ADVEN II, Sabtu 10 Desember 2011

RENUNGAN HARIAN PEKAN ADVEN II,
Sabtu 10 Desember 2011
(Marc Antonio Durando, Santa Perawan Maria dr Loreto)
Sir 48:1-4,9-11, Mzm 80:2ac,3b,15-16,18-19, Mat 17:10-13

BACAAN INJIL:

Lalu murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya: "Kalau demikian mengapa ahli-ahli Taurat berkata bahwa Elia harus datang dahulu?" Jawab Yesus: "Memang Elia akan datang dan memulihkan segala sesuatu dan Aku berkata kepadamu: Elia sudah datang, tetapi orang tidak mengenal dia, dan memperlakukannya menurut kehendak mereka. Demikian juga Anak Manusia akan menderita oleh mereka." Pada waktu itu mengertilah murid-murid Yesus bahwa Ia berbicara tentang Yohanes Pembaptis.

RENUNGAN:
“Pemimpin sebelumnya jauh lebih baik dari pemimpin yang sekarang.” “Pastor sebelumnya juah lebih baik daripada pastor yang sekarang.” Pernyataan demikian seringkali muncul, karena kita seringkali membanding-bandingkan. Sikap membanding-bandingkan bisa muncul kalau dirasa yang pastor yang sekarang tidak sesuai dengan kehendaknya atau seleranya. Padahal bisa jadi dengan pastor sebelumnya yang dia katakan lebih baik dari yang sekarang, seseorang itu juga tidak senang, tidak mendukung, dan dulu juga membandingkan dengan pastor sebelumnya. Sikap membandingkan dengan yang dahulu dan tidak pernah puas dengan yang ada sekarang pasti akan selalu muncul kalau seseorang hanya menonjolkan kepentingan sendiri, menganggap dirinya yang lebih hebat dan bila tetap bertegar hati. Sebaik apapun yang dilakukan seseorang atau pastor, kalau tidak sesuai dengan keinginannya atau kehendaknya tidak dituruti, seseorang itu tidak akan mengakuinya, menerimanya dan akan membandingkan dengan yang sebelumnya serta akan selalu mengkritik. Orang yang bertegar hati demikian, tidak pernah hidup pada dunia sekitarnya, tetapi dalam dunia hayalan dan dunia kehendaknya.

Ketika Yohanes Pembaptis muncul, ahli-ahli Taurat tidak menerima kehadirannya dan ahli-ahli Taurat itu mengatakan bahwa Elia harus datang lagi. Perkataan itu seakan mereka menerima dan mendengarkan nabi Elia atau nabi-nabi sebelumnya, padahal mereka menolak dan bahkan membunuh para nabi. Yohanes Pembaptis maupun nabi-nabi sebelumnya selalu mereka tolak, mereka sungguh bertegar hati, tidak mampu menerima warta sukacita yang dibawa Yohanes maupun nabi-nabi sebelumnya. Menolak pewartaan para nabi, berarti menolak kesalamatan.

Kitapun seringkali mungkin melakukan hal yang demikian, membanding-bandingkan atau mengkritik sabagai dalih untuk menolak seseorang atau kebaikan yang dilakukan orang lain. Bata banyaknya umat yang membanding-bandingkan pastor yang dahulu dengan yang sekarang, Gereja yang dahulu dan sekarang, bahkan ada pula yang membanding-bandingkan Gereja Katolik dengan Gereja Protestan dengan mengatakan, “Di Gereja Protestan jauh lebih baik, lebih menarik daripada di Gereja Katolik. Ibadah di Gereja Protestan begitu meriah, di Gereja Katolik kesannya menoton, tidak semangat. Di Gereja protestan kotbah pendeta menarik, sedangkan di Katolik kotbah pastor monoton, tidak menarik dan tidak aktual.” Sikap demikian muncul dalam diri banyak umat yang sebanarnya bukan karena menghendaki suatu yang lebih baik, tetapi tanpa sadar sebenarnya karena keinginan, selera atau kehendak mereka tidak terpenuhi. Beriman seakan harus sesuai dengan selera mereka sehingga hanya menerima sesuatu atau seseorang itu bila sesuai dengan selera mereka. Orang yang demikian akan selalu tertutup matanya untuk melihat dan menerima kebaikand alam diri seseorang, dalam perkataan seseorang dan juga dalam Gereja.

Maka hari ini, mari kita tidak bertegar hati hanya untuk mementingkan diri sendiri, tidak hanya untuk memuaskan selera atau kehendak sendiri, supaya kita mampu melihat kebaikan, kekayaan rahmat Tuhan yang ada di sekitar kita dan dihadapan kita. Sekiranya kita sungguh terbuka, dalam beriman bukan mengutamakan selera atau kehendak sendiri, kita pasti tidak akan membanding-bandingkan iman dalam Katolik dengan iman dalam Gereja Protestan, kita pasti tidak mengatakan bahwa di Gereja protestan lebih baik daripada dalam Gereja Katolik, sebab kita akan mempu menemukan dan merasakan kekayaan iman yang sangat berharga dalam Gereja katolik. Sehingga juga kita tidak ingin meniru-niru kebiasaan atau yang ada dalam agama atau gereja lain, karena telah menemukan harta kekayaan iman dalam Gereja Katolik tempat kita beriman. Semoga kita mampu menangkap, merasakan dan menikmati kekayaan rahmat Tuhan dalam hidup sehari-hari yang ada di sekitar kita, di hadapan kita dan yang terdapat dalam Gereja Katolik. Amin.

VIDEO PENGECORAN LANTAI BALKON GEREJA (Bag. 3) RABU 7 Desember 2011

VIDEO PENGECORAN LANTAI BALKON GEREJA (Bag. 3)
RABU 7 Desember 2011

Mari kita memuliakan Tuhan, tidak hanya dengan kata2 indah, tetapi dengan perbuatan nyata dengan rela berkorban.

Paus nyalakan "Pohon Natal Terbesar di Dunia" melalui Internet

Paus nyalakan "Pohon Natal Terbesar di Dunia" melalui Internet

Kota Vatikan (ANTARA News) - Paus Benediktus XVI menggunakan komputer tablet dari kediamannya di Vatikan Rabu untuk menyalakan instalasi pelita raksasa di Italia yang dikenal sebagai "Pohon Natal Terbesar di Dunia".

"Saya berharap ini akan menjadi pelita dalam kegelapan," kata Paus, lapor AFP.

"Pohon" tersebut terbuat dari 400 lampu besar multi-warna yang disusun di seberang lereng bukit di atas kota abad pertengahan yang elok Gubbio dan memanjang hingga ketinggian 750 meter dan lebar maksimum 450 meter.

Bintang jatuh di puncak bukit terbuat dari 250 lampu dan mencakup area lebih dari 1.000 meter persegi.

Kota di wilayah Umbria di Italia utara, yang juga memiliki hubungan historis dengan Santo Fransiskus dari Asisi, memulai pemasangan pada 1981.

Koneksi dengan lampu di Gubbio dilakukan melalui server web. Peristiwa tersebut ditayangkan di televisi umum Rai Uno.

"Ini adalah sebuah pesan perdamaian," kata walikota Gubbio Diego Guerrini.

Nampak kagum dan dibantu oleh para kardinal di sampingnya, Paus yang berusia 84 tahun pada Juni mengirimkan tweet pertamanya menggunakan sebuah komputer tablet untuk meluncurkan portal web multimedia baru Vatikan.

"Terpujilah Tuhan kita Yesus Kristus! Bersama doa dan berkat saya, Benediktus XVI," tulis Paus, menggunakan nama formalnya dalam bahasa Latin -- yang masih merupakan bahasa resmi Vatikan. (K004)

Editor: B Kunto Wibisono

Disadur dari: www.antaranews.com; Kamis, 8 Desember 2011

Komnas HAM dalami pembakaran gereja dan rumah

Komnas HAM dalami pembakaran gereja dan rumah


Komnas HAM Papua hingga awal pekan ini masih mencari tahu kebenaran terkait pembakaran gereja dan rumah warga yang dilakukan aparat Brimob Mabes Polri usai tewasnya dua anggota Brimob, Sabtu (3/12).

Pembakaran itu terjadi di Kampung Wandenggobak, Distrik Mulia, Kabupaten Puncak Jaya, Papua. Kampung ini merupakan lokasi terjadinya penembakan yang menewaskan dua anggota Brimob itu.

Ketua Komnas HAM Papua Jules Ongge mengatakan Komnas HAM Papua memang menerima informasi itu melalui pesan singkat.

“Tetapi kami tidak mau gegabah dan kecolongan. Harus dicari tahu motif dan kronologis sebenarnya soal informasi itu. Kami sudah mengetahui informasi itu lewat kurir, tetapi harus dicari tahu dulu kebenarannya,” katanya kepada SH belum lama ini.

Jules juga mengungkapkan Kabupaten Puncak Jaya saat ini dijadikan basis milisi dari TPN/OPM. “Sebenarnya soal Puncak Jaya ini hanyalah masalah kesejahteraan penduduk di sana. Kelompok ini menganggap pemda setempat tidak bisa selesaikan masalah, sehingga TPN/OPM ini langsung berhadapan dengan masyarakat,” katanya.

Menurutnya, saat ini di kabupaten yang berada pada ketinggian di atas permukaan laut (DPL) 2.500 meter ini sudah ditempatkan banyak pasukan di Puncak Jaya, seperti dari Brimob, Kopassus, BIN, BAIS, dan Kostrad.

Jules K, salah seorang warga Mulia, membenarkan kejadian itu. “Pembakaran rumah dan honai warga terjadi Sabtu sekitar pukul 15.30 WIT, hanya beberapa menit setelah aksi penembakan. Salah satu gereja juga ikut dibakar,” ungkapnya.

Disadur dari: cathnewsindonesia.com

Berbagi Berita: TNI membakar gereja-gereja dan Kampung-kampung di Puncak Jaya

TNI membakar gereja-gereja dan Kampung-kampung di Puncak Jaya
Pembakaran gereja/ilus

Mulia puncak jaya, Menurut sumber-sumber lokal yang dipercaya di Puncak Jaya, pasukan Indonesia diratakan sebuah desa sipil saat melakukan serangan besar-besaran terhadap gerilyawan Tentara Nasional Pembebasan Goliat Tabuni.

sumber lokal kampong terjadi kontak senjata, telah mengklaim bahwa pada 15.30 waktu setempat pada tanggal 3 Desember, yang dua peleton dari brigade "Kelapa" dari Gegana anti-teroris polisi Brimob, membakar sebuah gereja (gereja baptis), rumah warga, dan rumah penjaga di desa Wandenggobak.

Gegana Brimob adalah pasukan yang sangat di latih khusus dan anti-teroris unit yang menerima dana, mempersenjatai dan melatih oleh Pemerintah Australia, dan dilatih oleh Polisi Federal Australia di Australia-Indonesia bersama Pusat Kerja Sama Penegakan Hukum. Persenjataan standar yang digunakan oleh Gegana termasuk senapan AusSteyr, diproduksi oleh Industri Pertahanan Australia. Hal ini tidak diketahui apakah penyembur api yang digunakan untuk membakar gereja berada di antara yang disediakan oleh Australia.


Membakar terhadap gereja warga sipil terjadi sebagai balasan atas serangan oleh Gen. Goliat Tabuni (Gerilyawan OPM) yang menewaskan dua anggota Brimob tewas pada hari sebelumnya. dari Gegana Brimob polisi Bripda Ferly dan Bripda Eko tewas, dengan Bripda Syukur dirawat untuk penggembalaan paha kecil.

Korban sipil telah dilaporkan, meskipun tidak diverifikasi pada tahap ini. Hal ini tidak diketahui apakah penduduk desa di salah satu bangunan, atau mencari perlindungan di gereja pada saat itu dihancurkan oleh polisi Indonesia.

Laporan ini didasarkan pada kontak dengan dua sumber kredibel teratur dan mapan. Standar biasa untuk mengklaim verifikasi fakta untuk Papua Barat Media adalah tiga aturan sumber independen kami, tapi kami masih menunggu laporan rinci lebih lanjut dari daerah tersebut. Papua, Indonesia dan wartawan internasional telah dilarang dari daerah di Puncak Jaya di mana serangan terjadi yang telah informal dinyatakan sebagai Daerah Operasi Militer (Daerah Operasi Militer / DOM)

Serangan itu diduga dimulai setelah pasukan gerilya dari Tabuni diduga melancarkan serangan terhadap sasaran militer pada tanggal 1 Desember, setelah upacara besar flagraising damai di Tingginambut.

Namun, sumber-sumber kredibel lainnya di Wamena telah mengirim banding mengatakan bahwa Tabuni dekat dengan Wamena. "Setelah Jenderal Tabuni memulai perang pada tanggal 1 ... dataran tinggi internasional kami merasa sangat trauma ... orang-orang biasa mulai mempersenjatai diri dengan senjata tradisional di jalan-jalan", pesan yang diterjemahkan SMS yang dikirim ke Papua Barat Media awal pada tanggal 4 Desember diklaim.
Published lainnya:West Papua Media Alerts
Situasi ini tegang pada saat menulis. Silakan menantikan untuk perkembangan lebih lanjut.

Laporan lainnya...

Kampung Wandenggobak di Papua Dibumihanguskan

JAKARTA - Mantan Sekretaris Militer Presiden TB Hasanuddin mengungkap adanya pem-bumihangus-an yang terjadi di Kampung Wandenggobak, Papua, Minggu (4/12/2011) hari ini.
Terkait hal ini, TB Hasanuddin yang kini menjadi anggota Komisi I DPR dari Fraksi PDI-P, menyayangkan sikap pemerintah yang malah mengerahkan ribuan pasukan TNI dan Polri di Papua.
"Hanya untuk rebutan bendera. Seharusnya, menyelesaikan akar permasalahan sesungguhnya di Papua," kata TB Silalahi.
Ia menegaskan, ada empat masalah utama yang harus segera diselesaikan dalam masalam Papua ini. Hal pertama, katanya, adalah masalah pelanggaran HAM dan yang kedua, adanya marginalisasi terhadap masyarakat asli Papua.
"Hal lainnya, adanya perbedaan persepsi masalah Pepera 69 dan yang terakhir, sudah tentu gagalnya Otonomi khusus Papua," ujar TB menegaskan.

Disadur dari: suarabaptis.blogspot.com

RENUNGAN HARIAN PEKAN ADVEN II, Jumat 9 Desember 2011

RENUNGAN HARIAN PEKAN ADVEN II,
Jumat 9 Desember 2011
(Yohanes dr Damsyik, Bernardus Maria Silvestrelli)
Yes 48:17-19, Mzm 1:1-2,3,4,6, Mat 11:16-19

BACAAN INJIL:
Dengan apakah akan Kuumpamakan angkatan ini? Mereka itu seumpama anak-anak yang duduk di pasar dan berseru kepada teman-temannya: Kami meniup seruling bagimu, tetapi kamu tidak menari, kami menyanyikan kidung duka, tetapi kamu tidak berkabung. Karena Yohanes datang, ia tidak makan, dan tidak minum, dan mereka berkata: Ia kerasukan setan. Kemudian Anak Manusia datang, Ia makan dan minum, dan mereka berkata: Lihatlah, Ia seorang pelahap dan peminum, sahabat pemungut cukai dan orang berdosa. Tetapi hikmat Allah dibenarkan oleh perbuatannya."

RENUNGAN:
Pengalaman selama pembangunan Gereja Paroki, setiap minggu panitia pembangunan selalu mengumumkan dan menghimbau umat agar mau bergotong royong dalam pembangunan gereja. Namun walaupun diumumkan setiap minggu, masih ada juga umat yang hampir tidak pernah menghiraukan pengumuman itu dan tidak datang gotong royong. Malah adapula umat yang merasa bosan mendengarkan pengumuman itu dan adapula yang justru mencela umat yang rajin datang untung bergotong royong. Karena merasa tidak didengarkan lagi oleh umat, dan sikap umat yang demikian, Panitia Pembangunan menjadi kesal dan tidak mau lagi mengumumkan dan menghimbau umat.

Memang pasti siapapun kesal bila perkataannya tidak didengarkan dan dihiraukan orang lain. Lebih kesal lagi bila yang kita katakan itu baik dan bukan untuk kepentingan kita tetapi demi kepentingan dan kebaikan orang yang kita himbau/nasihati tetapi tidak dihiraukan, malah dicela dan dikata-katai pula. Hal seperti dalam injil hari ini seumpama anak-anak yang duduk di pasar dan berseru kepada teman-temannya: Kami meniup seruling bagimu, tetapi kamu tidak menari, kami menyanyikan kidung duka, tetapi kamu tidak berkabung. Yesus juga secara manusiawi pasti kesal atas orang-orang pada zaman itu, karena ketika Yohanes datang, ia tidak makan, dan tidak minum, mereka berkata: Ia kerasukan setan. Kemudian Yesus datang, Ia makan dan minum, dan mereka berkata: Lihatlah, Ia seorang pelahap dan peminum, sahabat pemungut cukai dan orang berdosa. Orang-orang apda zama itu tahunya hanya mengkritik dan mencela tidak baik apa yang tidak sesuai dengan kehendak atau keinginan mereka, juga menganggap bahwa hanya merekalah yang paling baik dan paling benar.

Sebagaimana kami katakan tadi, kita pasti kesal bila kita tidak dingarkan orang lain, malah mungkin kita bisa menjadi membenci orang itu. Tetapi coba kita renungkan, betapa sering kita membuat Yesus kesal, karena kita sering tidak mendengarkan dan melaksanakan sabda-Nya, dan malah hidup sesuka kita, sekehendak hati kita. Kalau sekianya pikiran Tuhan seperti pikiran kita, tentu kita akan dibenci-Nya dan tidak lagi dikasihi oleh Dia. Namun syukurlah, pikiran Tuhan tidak seperti pikiran kita, walaupun sikap kita seringkali menjengkelkan Tuhan, tapi Tuhan tetap mengasihi kita dan Dia tetap melakukan perbuatan baik kepada kita. Namun hari ini, baiklah kiranya kita mengurangi perbuatan yang menjengkelkan Tuhan dan sesama kita.

Selain itu, kita hendaknya tidak hanya menjadi orang yang kengkritik saja tahunya, tidak menganggap diri jauh lebih hebat, lebih benar, tetapi hendaknya menjadi pelaku kebaikan dan pelaku sabda Tuhan. Terlebih dahulu melakukan apa yang kita sampaikan, itu lebih baik dan lebih efektif membuat orang mendengarkan kita. Berilah contoh atas apa yang kita katakan, atas sabda Tuhan yang kita wartakan. Namun walaupun orang lain tidak mendengarkan atau menghiraukan kita, tapi ingatlah, bahwa Tuhan membenarkan seseorang bukan atas apa yang dikatakannya, tetapi apa yang dia perbuat. Perbuatan baik yang sesuai dengan kehendak Tuhan, itu yang berkenan bagi Tuhan. Amin.

Pembangunan Gereja Paroki Tigalingga: Pengecoran balkon Gereja (Bagian 2)

Pembangunan Gereja Paroki Tigalingga:
Pengecoran balkon Gereja (Bagian 2)

Allah sungguh peduli atas hidup kita, demikian juga atas pembangunan rumah-Nya di paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga. Karena kuasa Roh Kudus, umatpun peduli atas pembangunan rumah Tuhan di paroki ini.Terpujilah Tuhan selamanya.

VIDEO PEMBANGUNAN GEREJA PAROKI TIGALINGGA: PENGECORAN LANTAI BALKON (Bagian 1) RABU 7 Desember 2011

VIDEO PEMBANGUNAN GEREJA PAROKI TIGALINGGA:
PENGECORAN LANTAI BALKON
(Bagian 1)
RABU 7 Desember 2011

Umat dari lingkungan paroki dan juga dari beberapa stasi kembali bekerja sama dengan bergotong royong membangun gereja paroki. Untuk kali ini, umat bergotong royong men-cor lantai balkon bangunan Gereja. Semua berjalan dengan baik dan lancar walaupun hujan deras sempat turun.


RENUNGAN HARIAN PEKAN ADVEN II, Kamis 8 Desember 2011 (HARI RAYA SP. MARIA DIKANDUNG TANPA DOSA)

RENUNGAN HARIAN PEKAN ADVEN II,
Kamis 8 Desember 2011
(HARI RAYA SP. MARIA DIKANDUNG TANPA DOSA)
Kej 3:9-15,20, Mzm 98:1,2-3ab,3bc-4, Ef 1:3-6,11-12, Luk 1:26-38

BACAAN INJIL:
Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret, kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria. Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: "Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau." Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu. Kata malaikat itu kepadanya: "Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan." Kata Maria kepada malaikat itu: "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?" Jawab malaikat itu kepadanya: "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah. Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, iapun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu. Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil." Kata Maria: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." Lalu malaikat itu meninggalkan dia.
RENUNGAN:
Hari ini kita merayakan Hari Raya Maria dikandung tanpa noda dosa. Ini adalah keyakinan iman kita akan bunda Maria. Maria jelas manusia biasa, dia bukan Allah dan juga bukan malaikat. Namun kita percaya bahwa sejak awal mula dikandung, Maria terlepas dari noda dosa, karena Maria dipakai oleh Allah menjadi jalan kehadiran Yesus Tuhan yang kudus untuk hadir ke dunia ini. Dari sebab itu, tentu tidak mungkin Maria yang mengandung Yesus, juga terkenan dosa, sebab itu berarti bahwa Yesuspun menjadi terkena dosa. Maka bagi iman kita, Maria sudah sejak semula dikandung tanpa dosa. Bagaimana ini terjadi? Inilah adalah anugerah istimewa yang diterima Maria dari Allah dan inilah salah satu misteri Allah bagi manusia.

Namun sebagai manusia yang dikandung tanpa dosa, Maria dalam hidupnya tetap sebagai manusia biasa, sama seperti kita, dia juga mengalami tantangan, persoalan hidup seperti yang kita alami. Bahkan dia juga mengalami penderitaan berat dan perjuangan dalam hidup imannya. Namun Maria sanggup memelihara kesucian dan kekudusan hidupnya. Maria sanggup bukan karena kehebatannya, tetapi karena Roh Allah dicurahkan dalam dirinya dan diam dalam dirinya. Maria juga sadar bahwa dirinya adalah hamba Tuhan. Sebagai hamba, dia sadar bahwa dia harus selalu setiaa, taat melakukan kehendak Allah. Dia juga membiarkan Roh Allah senantiasa tinggal hatinya, dan bekerja dalam hatinya serta dia senantiasa mengandalkan Allah dalam hidupnya. Maria sungguh memiliki iman yang mendalam. Hal ini terungkap dalam ungkapannya yang sangat terkenal, "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." Maria menjadi teladan iman bagi kita.

Kitapun tentu ingin seperti Maria, memiliki kesuian hidup. Namun sebenarnya Maria sama seperti kita, atau kita sama seperti Maria. Kita semua dikasihi oleh Allah, telah dijadikan anak-anak Allah dan kepada kita telah dikarunia Roh Allah dalam diri kita. Roh Kudus juga dicurahkan dalam diri kita dan sudah tinggal dalam diri kita. Namun kita mungkin kurang sadar bahwa diri kita adalah hamba Tuhan, bukan tuan dari Tuhan sehingga kita tidak sadar bahwa sebagai hamba kita harus senantiasa setia dan taat kepada kehendak Allah dalam hidup kita. Kita sering tidak sadar bahwa kita adalah hambat Tuhan, bahkan sering berlaku bahwa kita adalah tuan dari Tuhan sehingga kita sering memaksa Tuhan melakukan kehendak kita. Kita juga tidak mampu seperti Maria yang terlepas dari dosa, karena kita tidak membairkan Roh Kudus yang ada dalam diri kita untuk bekerja. Roh Kudus sudah dicurahkan ke dalam diri kita, tetapi Roh itu terpenjara oleh kelemahan kita, oleh kedosaan dan kehendak manusiawi kita. Kita tidak membairkan Roh itu bekerja dan kita kurang percaya kepada-Nya. Karena kita lebih percaya pada kemampuan diri kita dan mengandalkan kekuatan diri kita, maka Roh Allah itu tidak mempunyai kesempatan untuk bekerja.

Sebagai hamba Tuhan, berarti kita juga percaya akan kehendak Tuhan, hidup mempercayakan diri pada Tuhan dan mengandalkan Tuhan dalam hidup kita. Saat kita sadar bahwa kita dalah hambat Tuhan, saat itupula Roh Kudus mengarahkan hidup kita agar selalu melakukan kehendak Tuhan dan saat kita tidak lagi mengandalkan kehendak atau kemampuan diri kita, pada saat itu kita memberi kesempatan dan membiarkan Roh Allah bekerja dalam diri kita. Bila Roh Allah bekerja dalam diri kita, kita sanggup mengalah godaan yang membawa kita masuk ke dalam dosa, dan saat itu pula beroleh suka cita hidup bahagia serta Allah akan melakukan perbuatan-perbautan ajaib dalam hidup kita. Maka mari kita bersama Maria berseru, "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." Amin.

RENUNGAN HARIAN PEKAN ADVEN II, Rabu 7 Desember 2011

RENUNGAN HARIAN PEKAN ADVEN II,
Rabu 7 Desember 2011
(Ambrosius)
Yes 40:25-31, Mzm 103:1-2,3-4,8,10, Mat 11:28-30

BACAAN INJIL:
Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan."

RENUNGAN:
“Mengatasi masalah, tanpa masalah.” Ini slogan dari pegadaian yang untuk menggoda orang. Padahal sebenarnya malah muncul masalah baru. Sehingga sebenarnya yang terjadi adalah, “Mengatasi masalah dengan masalah baru”, yakni membayar utang dan bunganya untuk menebus barang yang digadaikan.

Semua orang pasti punya persoalan dalam hidupnya dan seringkali persoalan itu bisa menjadi beban berat dalam hidupnya. Tidak ada orang yang terlepas dari persoalan hidup dan beban hidup. Hanya yang menjadi persoalan adalah, “Bagaimana kia menghadapi dan mengatasi persoalan hidup atau beban hidup itu?” Untuk masing-masing orang tentu berbeda-beda, ada orang yang menghadapi persoalan atau beban hidupnya dengan mencari hiburang atau kesenangan, baik itu dengan penyaluran hoby, ada yang dengan cara makan atau minum enak, dan ada pula yang minum-minuman keras di rumah maupun di bar sampai mabuk dan ada pula yang dengan mengkonsumsi narkoba. Yang terakhir ini seringkali lebih banyak menggoda manusia, seakan menawarkan hidup yang menyenangkan, terlepas dari beban hidup. Padahal semuanya itu tidak membuat seseorang terlepas dari persoalan, tetapi hanya meninggalkan sejenak persoalan itu, persoalan itu tetap ada. Bahkan dengan jalan terkahir tadi, orang bukannya lepas dari persoalan tetapi malah menjerumuskan diri pada persoalan yang lebih besar.

Slogan pegadaian di atas rasanya jelas tidak tepat. Namun slogan itu hanya tepat dikenakan pada Yesus sendiri. Hari ini Yesus mengundang kita untuk datang kepada-Nya. Dia tahu bahwa kita semua pasti punya persoalan dan beban hidup, bahkan mungkin kita letih lesu menghadapi persoalah hidup. Yesus mengundang kita untuk datang kepada-Nya dan Dia berjanji akan memberikan kelegaan kepada kita. Dalam undangan ini jelas bahwa dengan datang kepada Yesus, kita tidak terlepas dari persoalan atau beban hidup, semuanya tidak akan hilang, tetapi Yesus berjanji bahwa Dia akan memberi kelegaan, memberi ketenangan jiwa sehingga kita mampu menghadapi dan menyelesaikan persoalan dan beban yang sedang kita hadapi. Tuhan akan memberi kekuatan kepada kita dan tentu kita percaya bahwa Tuhan Yesus sendiri akan ikut membantu kita menghadapi persoalan dan beban hidup kita. Bahkan Yesus akan bersedia memikul kita bersama dengan persoalan dan beban yang kita hadapi. Namun ingatlah, bila kita datang kepada Yesus, kita juga harus memikul kuk yang dipasang atas kita belajar dari Dia. Kuk yang dimaksud dalam arti ini adalah kita harus siap mendengarkan dan melaksanakan sabda-Nya dan meneladan hidup-Nya. Kuk yang dipasang atas kita tidak akan berat dan membebani kita, tetapi itu justru menjadi kekuatan mahadasyat dalam diri kita sehingga kita mampu menghadapi dan menyelesaikan persoalan dan beban hidup yang kita tanggung.

Maka, apapun dan sebagaimanapun beratnya persoalan dan beban hidup yang kita alami, mari kita datang kepada Yesus. Yesus sendiri telah mengundang kita datang kepada-Nya. Percayalah, bahwa Yesus tidak akan menolak kita dan Dia akan memberi kita berkat, rahmat dan kekuatan agar kita mampu menghadapi dan mengatasi persoalan dan beban hidup yang sedang kita alami. Amin.

Pesan Natal Bersama PGI-KWI Tahun 2011

Pesan Natal Bersama PGI-KWI Tahun 2011

"Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar"
(Yes. 9:1a)



Saudara-saudari yang terkasih,
segenap umat Kristiani Indonesia di mana pun berada,
Salam sejahtera dalam kasih Tuhan kita Yesus Kristus.

Telah tiba pula tahun ini hari Natal, perayaan kedatangan Dia, yang dahulu sudah dinu-buatkan oleh Nabi Yesaya sebagai "seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putra telah diberikan untuk kita, lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai"[1]. Tokoh inilah yang disebutnya juga di dalam nubuatan itu sebagai "Terang yang besar" dan "yang dilihat oleh bangsa-bangsa yang berjalan dalam kegelapan"[2]. Inilah Kabar Gembira tentang kedatangan Sang Juruselamat, Yesus Kristus, Tuhan kita.

Pada hari Natal yang pertama itu, para gembala di padang Efrata, orang-orang kecil, sederhana dan terpinggirkan di masa itu, melihat terang besar kemuliaan Tuhan bersinar di kegelapan malam itu[3]. Mereka menanggapi sapaan ilahi "Jangan takut" dengan saling mengajak sesama yang dekat dan senasib dengan mereka dengan mengatakan satu sama lain: "Marilah kita pergi ke Betlehem untuk melihat apa yang terjadi di sana, seperti yang diberitahukan Tuhan kepada kita"[4]. Para Majus yang masing-masing telah melihat terang besar di langit negara asal mereka, telah menempuh perjalanan jauh untuk mencari dan mendapatkan Dia yang mereka imani sebagai Raja yang baru lahir. Mereka bertemu di Yerusalem dan mengatakan: "Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia"[5]. Sayang sekali, bahwa di samping para gembala dan para Majus dari Timur yang tulus itu, ada pula Raja Herodes. Ia juga mendapat tahu tentang kedatangan Yesus, bukan hanya dari para Majus, tetapi juga dari keyakinan agamanya, tetapi ia malah merasa tersaingi dan terancam kedudukannya. Maka dengan berpura-pura mau menyembah-Nya, ia mau mencari-Nya juga dengan maksud untuk membunuh-Nya. Ketika niat jahatnya ini gagal, ia malah melakukan kejahatan lain dengan membunuh anak-anak tak bersalah dari Bethehem[6].

Kepada kitapun, yang hidup di Negara Kesatuan Republik Indonesia dan merayakan Natal pada tahun 2011 ini, telah disampaikan Kabar Gembira tentang kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus, yang adalah "Firman, yang di dalamnya ada hidup dan hidup itu adalah terang bagi manusia"[7]. Memang, yang kita rayakan pada hari Natal itu adalah: "Terang yang sesungguhnya yang sedang datang ke dalam dunia. Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya"[8]. Tetapi sayangnya ialah bahwa, "dunia tidak mengenal-Nya. Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya"[9]. Dan kita tidak bisa, bahkan tidak boleh, menutup mata untuk itu.

Kita juga menyaksikan, bahwa bangsa kita masih mengalami berbagai persoalan. Kemiskinan sebagai akibat ketidakadilan masih menjadi persoalan sebagian besar bangsa kita, yang mengakibatkan masih sulitnya menanggulangi biaya-biaya bahkan kebutuhan pokok hidup, apalagi untuk pendidikan dan kesehatan. Kekerasan masih merupakan bahasa yang digemari guna menyelesaikan masalah relasi antar-manusia. Kecenderungan penyeragaman, ketimbang keanekaragaman masih merupakan pengalaman kita. Akibatnya, kerukunan hi-dup, termasuk kerukunan antar-umat beragama, tetap masih menjadi barang mahal. Korupsi, bukannya dihapuskan, tetapi malah makin beranak-pinak dan merasuki segala aras kehidupan bangsa kita bahkan secara membudaya. Penegakan hukum yang berkeadilan dan penghormatan terhadap hak-hak asasi manusia masih merupakan pergumulan dan harus tetap kita perjuangkan. Pencemaran dan perusakan lingkungan yang menyebabkan bencana alam, seperti yang belum pernah terjadi sebelumnya, tetap mencemaskan kita. Mereka yang diberi amanat dan kekuasaan untuk memimpin bangsa kita ini dengan benar dan membawanya kepada kesejahteraan yang adil dan merata, malah cenderung melupakan tugas-tugasnya itu.

Oleh karena itu, saudara-saudari yang terkasih, dalam pesan Natal bersama tahun ini, kami hendak menggarisbawahi semangat kedatangan Kristus tersebut dengan bersaksi dan beraksi, bukan hanya untuk perayaan Natal kali ini saja, tetapi hendaknya juga menjadi semangat hidup kita semua:

•· Sederhana dan bersahaja: Yesus telah lahir di kandang hewan, bukan hanya karena "tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan"[10], tetapi justru karena Dia yang "walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia"[11].

•· Rajin dan giat: seperti para gembala yang setelah diberitahu tentang kelahiran Yesus dan tanda-tandanya, lalu "cepat-cepat berangkat dan menjumpai Maria, Yusuf dan Bayi itu"[12].

•· Tanpa membeda-bedakan secara eksklusif: sebagaimana semangat kanak-kanak Yesus yang menerima para Majus dari Timur seperti adanya, apapun warna kulit mereka dan apapun yang menjadi persembahan mereka masing-masing[13].

•· Tidak juga bersifat dan bersikap mengkotak-kotakkan, karena Yesus sendiri mengajarkan bahwa "barangsiapa tidak melawan kamu, ia ada di pihak kamu"[14].

Saudara-saudari yang terkasih,

Tuhan Yesus, yang kedatangan-Nya sudah dinubuatkan oleh Nabi Yesaya hampir delapan ratus tahun sebelum kelahiran-Nya, disebut sebagai "terang besar" yang "dilihat oleh bangsa-bangsa yang berjalan di dalam kegelapan"[15]. Nubuat itu direalisasikan-Nya sendiri dengan bersabda: "Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup"[16]. Di samping penegasan tentang diri-Nya sendiri itu, barangkali baik juga kita senantiasa mengingat apa yang ditegaskanNya tentang kita para pengikut-Nya: "Hanya sedikit waktu lagi terang ada di antara kamu. Selama terang itu ada padamu, percayalah kepadanya, supaya kegelapan jangan menguasai kamu; barangsiapa berjalan dalam kegelapan, ia tidak tahu ke mana ia pergi"[17].

Akhirnya marilah kita menyambut kedatangan-Nya dengan sederhana dan tidak mencolok karena kita tidak boleh melupakan, bahwa sebagian besar bangsa kita masih dalam kemiskinan yang ekstrim. Dengan demikian semoga terjadilah kini seperti yang terjadi pada Natal yang pertama:

"Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya"[18].

SELAMAT NATAL 2011 DAN TAHUN BARU 2012
Jakarta, 17 November 2011

Atas nama


PERSEKUTUAN GEREJA-GEREJA DI INDONESIA (PGI)



KONFERENSI WALIGEREJA INDONESIA (KWI)



Pdt. Dr. Andreas A.YewangoeMgr. Martinus D. Situmorang,OFM.Cap
Ketua Umum Ketua



Pdt.Gomar Gultom, M.Th



Mgr.Johannes Pujasumarta
Sekretaris Umum Sekretaris Jenderal


Disaadur dari: www.mirifica.net

Berbagi Berita : Kinerja penegakan HAM Indonesia sangat rendah

Kinerja penegakan HAM Indonesia sangat rendah

Menjelang Hari Internasional Hak Asasi Manusia (HAM) yang jatuh pada 10 Desember mendatang, Setara Institute merilis Indeks Kinerja Penegakan HAM masih sangat rendah.

Ada delapan variabel utama dalam mengukur persepsi dalam bentuk indeks persepsi tentang kinerja penegakan HAM tahun 2011. Pengelompokan itu juga mengacu pada hak yang masih terabaikan dan terus dilanggar oleh negara.

Dari 9 pendekatan, skornya berkisar antara 1,4 hingga 3,1. Skor itu berdasarkan skala 0 sampai 7, di mana 0 adalah kondisi paling lemah dan 7 kondisi paling kuat.

Peneliti Setara Institute Ismail Hasani, seperti dilansir oleh suarapembaruan.com hari ini, memaparkan untuk poin penyelesaian pelanggaran HAM masa lalu maka skornya adalah 1,4. Poin kedua adalah kebebasan berekspresi dengan skor 2,5. Poin ketiga, kebebasan beragama/berkeyakinan dengan skor 2,3.

Poin keempat, lanjut Ismail, pelanggaran HAM dan kinerja lembaga HAM mendapat skor tertinggi yakni 3,1. Poin kelima, rasa aman warga dan perlindungan warga negara dengan skor 2,0. Poin keenam, penghapusan hukuman mati mendapat skor 1,8.

Poin ketujuh, sambungnya, penghapusan diskriminasi dengan skor 2,8. Serta poin kedelapan, pemenuhan hak ekonomi, sosial, dan budaya yang mendapat skor 2,5.

Ia menjelaskan bahwa survei dilakukan terhadap 71 orang di 13 provinsi, yang terdiri dari ahli HAM, birokrasi, akademisi, aktivis, tokoh agama, dan tokoh masyarakat.

Setelah memperoleh variabel dan indikator, Setara menyajikan data tentang kinerja penegakan HAM dalam berbagai peristiwa dan kebijakan. Setelah seluruh data didiskusikan, selanjutnya menarik persepsi dari 71 ahli dengan skala 0-7.

Masing-masing indikator diberi skor, lalu skor-skor tersebut dijumlah dan dibagi dengan jumlah indikator sebagai bilangan pembagi. Hasilnya adalah skor untuk masing-masing variabel.

Sementara itu, Direktur Ekesekutif Setara Institute Hendardi memaparkan sejumlah rekomendasi umum terkait Indeks Kinerja Penegakan HAM termasuk kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Ia menegaskan SBY harus membangun kebijakan politik penegakan hukum yang akuntabel di Indonesia melalui penuntasan kasus-kasus pelanggaran HAM masa lalu, memutus impunitas, dan menyediakan legislasi kondusif bagi penegakan HAM.

“SBY harus membangun dan memperkuat institusi-institusi HAM sebagai perangkat penegakan HAM di Indonesia,” tambah Hendardi.

Disadur dari: www.cathnewsindonesia.com

RENUNGAN HARIAN PEKAN ADVEN II, Selasa 6 Desember 2011

RENUNGAN HARIAN PEKAN ADVEN II,
Selasa 6 Desember 2011
Yes 40:1-11, Mzm 96:1-2,3,10ac,11-12,13, Mat 18:12-14

BACAAN INJIL:
"Bagaimana pendapatmu? Jika seorang mempunyai seratus ekor domba, dan seekor di antaranya sesat, tidakkah ia akan meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di pegunungan dan pergi mencari yang sesat itu? Dan Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jika ia berhasil menemukannya, lebih besar kegembiraannya atas yang seekor itu dari pada atas yang kesembilan puluh sembilan ekor yang tidak sesat. Demikian juga Bapamu yang di sorga tidak menghendaki supaya seorangpun dari anak-anak ini hilang."

RENUNGAN:

Di Televisi ada iklan rokok yang sangat menarik. Dalam iklan itu ditayangkan beberapa ekor kambing sedang merumput. Seekor kambing mengintip ke pekarangan lain lewat lobang pagar kayu yang membatasi kandang mereka dengan kadang lain. Dia melihat bahwa rumput di kebun lain lebih hijau dan lebih menarik. Kambing itu mengajak kambing lain yang lagi asyik merumput untuk melompati pagar dan merumput di tempat lain, namun kambing temannya tidak mau, dia tetap asyik mermput. Akhirnya kambing itu melompat sendiri ke kebun lain. Kambing itu mulai memakan rumput yang dilihatnya sangat hijau, namun kambing itu langsung memuntahkan, karena ternyata rumputnya palsu bukan rumput sungguhan. Lebih tragis lagi, ternyata kandang itu adalah kandang singa yang ganas. Singa yang ada di kadang itu melihat si kambing dan mulai mengejar si kambing yang masuk ke kandangnya, yang terperangkap dengan rumput palsu yang kelihatan lebih hijau. Pada akhir iklan dikatakan, rumput tetangga kelihatan lebih hijau, tetapi rumput sendiri lebih enak.

Sebagai kawanan domba-domba atau umat Allah, kitapun mungkin sering demikian. Kita dengan sesangaja menyesatkan diri dari kawanan domba-domba Allah yakni tidak mengikuti Yesus, tidak mendengarkan sabda-Nya, karena merasa di tempat lain lebih menyenangkan dan karena menganggap tidak lebih bebas. Atau kita menyesatkan diri karena tergoda dengan tempat lain. Yesus gembala yang baik tahu akan hal itu, Dia peduli kepada kita semua dan tidak menghendaki satupun dari antara kita umat-Nya tersesat. Oleh karena itu Yesus mencari kita dan berusaha dengan berbagai cara agar kita kembali. Yesus akan bersukacita bila kita mau kembali dan diajak kembali ke dalam kawanan domba-dombanya. Sungguh besar kepedulian dan cinta kasih Allah kepada kita. Semuanya ini dikalakukan oleh Allah hanya supaya kita tidak binasa tetapi beroleh hidup bahagia dan hidup kekal.

Cintakasih Yesus yang demikian besar, hendaknya menjadi kekuatan bagi kita agar kita mau Dia ajak kembali ke kawanan domba-domba-Nya dan juga menjadi dorongan bagi kita untuk mau kembalai kepada-Nya. Betapapun kesalahan dan dosa yang telah kita perbuat, Tuhan tidak akan memperhitungkannya dan tidak akan menolak kita bila kita sungguh mau kembali kepada-Nya. Kita kembali kepada-Nya atau bertobat tentu bukan hanya karena takut binasa, tetapi karena sadar akan kasih Tuhan sungguh besar atas kita dan hanya pada-Nya ada sukacita yang melampaui segalanya. Maka jangan takut kembali kepada Yesus, dan sadarilah bahwa Yesus selalu mencari kita yang tersesat dan selalu dengan berbagai cara mengajak kita untuk kembali kepada-Nya.

Akan tetapi sikap Yesus yang penuh cinta kasih juga hendaknya menjadi teladan bagi kita dalam hubungan dengan sesama kita yang lain. Kita hendaknya peduli dengan sesama kita yang mungkin tersesat atau menyesatkan diri dari hadapan Allah. Sebagai kawanan domba-domba Allah, kita hendaknya seperti Yesus yang peduli akan sesama yang lain, yang mungkin tersesat, berusaha mencari mereka, mengajak mereka kembali kepada Allah serta bersukacita bila ada sesama yang mau bertobat, kembali kepada Allah. Kita semua hendaknya menjadi gembala yang baik bagi sesama kita. Amin.

Vatikan kecam uskup ekskomunikasi

Vatikan kecam uskup ekskomunikasi

Vatikan dua hari lalu mengecam keras seorang uskup yang tidak diakui Vatikan mengambil bagian dalam pentahbisan Uskup Pater Petrus Luo Xuegang kemarin di keuskupan Yibin.

Juru bicara Vatikan Pastor Federico Lombardi SJ mengecam “kehadiran uskup itu karena menciptakan “kebingungan” di kalangan umat Katolik.”

Ia mengatakan kepada para wartawan bahwa Pastor Paulus Lei Shiyin yang pentahbisannya tidak sah dalam Gereja Katolik, kemudian ”diperburuk” dengan keputusannya untuk tidak mematuhi permintaan Takhta Suci ikut ambil bagian dalam pentahbisan tersebut.

Pastor Lei dieskominikasikan setelah ditahbiskan sebagai uskup Leshan pada bulan Juni tanpa mandat paus dan kemudian ia diekskomunikasikan.

Hukum Gereja mengatur bahwa para uskup yang mengambil bagian dalam upacara itu, terutama Uskup John Chen Shizhong Yibin, penahbis utama, tidak boleh melibatkan Pastor Lei.

Namun demikian, juru bicara Vatikan itu menambahkan, “mungkin mereka tidak bisa mencegah dan bahkan mengalami kesulitan.” Takhta Suci akan mengevaluasi dengan seksama terhadap masalah itu karena Vatikan memiliki informasi lebih terinci tentang peristiwa-peristiwa di Yibin.

Pastor Lombardi menekankan bahwa perlawanan Pastor Lei akan Vatikan diperparah lagi ia adalah salah satu dari uskup pentahbis selama upacara itu: “Ketidakpatuhannya terhadap hukum Gereja memperburuk posisinya.”

Vatikan juga mencatat bahwa pentahbisan Pastor Luo dengan persetujuan Roma adalah “positif,” menyusul tiga pentahbisan uskup tidak diakui di Cina daratan dalam beberapa bulan terakhir.

“Ini akan dihormati tidak hanya oleh para uskup Cina dan umat Katolik, tetapi juga oleh Gereja universal.”

Sumber: Vatican denounces excommunicant

Disadur dari: www.cathnewsindonesia.com

RENUNGAN HARIAN PEKAN ADVEN II, Senin 5 Desember 2011-11

RENUNGAN HARIAN PEKAN ADVEN II,
Senin 5 Desember 2011
Yes 35:1-10, Mzm 85:9ab-10,11-12,13-14, Luk 5:17-26

BACAAN INJIL:
Pada suatu hari ketika Yesus mengajar, ada beberapa orang Farisi dan ahli Taurat duduk mendengarkan-Nya. Mereka datang dari semua desa di Galilea dan Yudea dan dari Yerusalem. Kuasa Tuhan menyertai Dia, sehingga Ia dapat menyembuhkan orang sakit. Lalu datanglah beberapa orang mengusung seorang lumpuh di atas tempat tidur; mereka berusaha membawa dia masuk dan meletakkannya di hadapan Yesus. Karena mereka tidak dapat membawanya masuk berhubung dengan banyaknya orang di situ, naiklah mereka ke atap rumah, lalu membongkar atap itu, dan menurunkan orang itu dengan tempat tidurnya ke tengah-tengah orang banyak tepat di depan Yesus. Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia: "Hai saudara, dosamu sudah diampuni." Tetapi ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi berpikir dalam hatinya: "Siapakah orang yang menghujat Allah ini? Siapa yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah sendiri?" Akan tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka, lalu berkata kepada mereka: "Apakah yang kamu pikirkan dalam hatimu? Manakah lebih mudah, mengatakan: Dosamu sudah diampuni, atau mengatakan: Bangunlah, dan berjalanlah? Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa" ?berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu?:"Kepadamu Kukatakan, bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!" Dan seketika itu juga bangunlah ia, di depan mereka, lalu mengangkat tempat tidurnya dan pulang ke rumahnya sambil memuliakan Allah. Semua orang itu takjub, lalu memuliakan Allah, dan mereka sangat takut, katanya: "Hari ini kami telah menyaksikan hal-hal yang sangat mengherankan."

RENUNGAN:

Masih adakah orang yang peduli akan sesama yang menderita dan mau repot membantu mereka? Kiranya pertanyaan ini pantas kita pertanyakan dan kita renungkan pada zaman ini, di mana orang sibuk dengan pekerjaan dan sarat dengan kepentingan pribadi. Saat ini juga orang dituntut berjuang keras agar bisa bertahan dan bersaing dalam kehidupan ini, semuanya itu membuat seseorang menghabiskan waktu untuk dirinya sendiri, seakan kekurangan waktu dalam hidup. Kadang orang berpikir bahwa untuk mengurus kepentingan diri sendiri saja sudah sangat sibuk dan kekurangan waktu, apalagi peduli dan mengurusi orang lain. Oleh karena itulah tidak jarang orang tidak peduli dengan orang lain di sekitarnya, aplagi yang menderita. Kalau menemukan orang yang menderita, orang tidak merasa peduli karena toh menganggap diri juga menderita, toh waktu untuk mengurus kepentingannya sendiri dirasa sudah kerepotan dan kutang waktu, apalagi mengurusi orang lain. Dalam situasi demikian, mungkin orang yang berpikir dan berharap semoga ada orang lain yang mau membantu mereka.

Namun dalam Injil hari ini, diperdengkan kepada kita cerita yang sangat menarik. Diceritakan beberapa orang yang mengusung seorang lumpuh di atas tempat tidurnya untuk dibawa kepada Yesus, agar Yesus menyembuhkannya. Hal menarik dikatakan bahwa mereka tidak menggotong orang lumpuh itu atau menggendongnya, tetapi sekaligus mengangkat tempat tidur orang lumpuh itu. Ini tentu pekerjaan yang berat, namun ini menunjukkan keseriusan mereka membantu orang itu. Kesungguhan hati mereka membantu orang lumpuh itu dan harapan mereka yang besar agar orang lumpuh itu beroleh kesembuhan dari Yesus terbukti dengan upaya mereka membawa orang lumpuh itu ke hadapan Yesus. Ketika mereka melihat bahwa tidak ada jalan masuk untuk membawa orang lumpuh itu ke hadapan Yesus karena dipenuhi orang banyak yang mengerumuni Yesus, mereka tidak kehilangan akal. Mereka naik ke atap, membongkat atap, mengangkat orang lumpuh itu dengan tilamnya dan menurunkannya tepat di hadapan Yesus. Bisa kita bayangkan bagaimana beratnya perjuangan mereka untuk membawa orang lumpuh itu kepada Yesus supaya disembuhkannya. Perjuangan mereka akhirnya sungguh membuahkan hasil yakni Yesus menyembuhkan orang lumpuh itu. Mereka yang mau menolong orang lumpuh itu, tidak berjuang setengah-setengah tetapi berusaha sekuat tenaga untuk menolongnya.

Di tengah kehidupan kita pasti banyak orang atau sesama yang menderita. Dalam penderitaan dan perjuangan hidup mereka, mereka tetap berusaha setia beriman kepada Tuhan, meskipun seakan tidak ada yang peduli atas mereka. Iman dan harapan mereka atas kasih Tuhan, itulah yang menguatkan mereka dalam penderitaan. Tentunya mereka juga rindu akan kasih dan kepedulian dari sesama. Namun adakah yang peduli atas mereka itu? Masihkah kita mau peduli dengan mereka yang beriman tetapi hidup menderita? Mungkin tidak banyak lagi yang peduli dengan sesama yang menderita karena peduli dengan sesama berarti mau repot berjuang untuk sesama. Malah tidak sedikit orang yang seakan menutup mata melihat penderitaan sesama, meskipun mengatakan diri orang beriman yang aktif dalam kegiatan ibadah, seperti orang-orang yang berkumpul mengerumuni Yesus, mereka tentu melihat orang lumpuh yang diusung, tetapi mereka tetap tidak memberi jalan agar si lumpuh itu bisa dibawa ke hadapan Yesus. Malahan mereka dengan mungkin pura-pura asyik mendengarkan pengajaran Yesus, sehingga tidak memberi jalan untuk si lumpuh. Kitapun kadang mungkin pura-pura asyik dengan kegiatan ibadah kita, sibuk kegiatan Gereja, sehingga seakan tidak punya waktu melihat dan membantu sesama yang menderita. Bahkan bisa jadi justru kita menjadi penghalang orang yang rindu akan jamahan kasih Tuhan, datang kepada Tuhan. Justrus seharusnya kalau memang kita beriman dan mengikuti Yesus Kristus, kita bukan hanya memberi jalan atau mendoakan orang menderita kepada Yesus, tetapi harus peduli dan sikap peduli kepada sesama yang menderita itu nyata dalam upaya kita membantu mereka terlepas dari penderitaannya. Bila kita peduli dan membantu sesama hendaknya tidak juga setengah-setengah tetapi dengan sungguh-sungguh. Apakah usaha kita akan berhasil, semuanya kita serahkan kepada Tuhan, usaha kita dan orang yang kita bantu kita bawa ke hadapan Tuhan, agar Tuhan Yesuslah yang menyempurnakan usaha kita. Percayalah, bahwa kepedulian dan kerelaan kita akan membantu sesama yang menderita dan bila semuanya kita bawa ke hadapan Tuhan, Tuhan akan menyempurnakannya. Amin.

Foto-Foto Mudika Ikut mencari Kerikil di sungai untuk Pembangunan Gereja Paroki

Foto-Foto Mudika Ikut mencari Kerikil di sungai
untuk Pembangunan Gereja Paroki

Mudika paroki tidak mau berpangku tangan melihat pembangunan Gereja paroki. Para mudika juga ambil bagian. Oleh sebab itu, para mudika dari stasi induk dan dari stasi-stasi berkumpul dan menentukan waktu secara bersama-sama mengumpulkan batu kerikil di sungai untuk pembangunan Gereja. Semoga kebersamaan ini tetap terjalin dan rasa cinta mudika terhadap Gereja semakin mendalam dan kokoh.





























 
Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan! (2Kor 8:14)