Pembangunan Gereja Paroki Tigalingga

Pembangunan Gereja Paroki sedang berlangsung. Kami sangat mengarapkan uluran kasih para Saudara untuk membantu.

Gotong Royong Pembangunan Gereja

Tidak ada kata yang bisa melukiskan pengalaman indah pada waktu gotong royong pengecoran lantai 2 bangunan Gereja selain, suatu keyakinan bahwa semuanya dapat terlaksana adalah karena MUKJIJZAT ALLAH BEKERJA.

Pengecoran Lantai Panti Imam Gereja

Pengecoran Lantai 2 bangunan Gereja ini dilakukan pada hari Selasa, 30 Agustus 2011 yang lalu. Luas yang dicor adalah 19 m x 24 m. Hujan yang mengguyur tidak menyurutkan semangat umat.

Kerjasama Imam dan Umat

Uskup emeritus KAM, Mgr. A.G.Pius Datubara OFM.Cap, datang berkunjung ke Paroki dan memberi semangat pada umat dalam pembangunan Gereja Paroki. Para pastor juga ikut berkerja bersama umat dalam pembangunan Gereja.

Misa Tridentin: Warisan Liturgi Yang Dipertahankan

HIDUPKATOLIK.com - Paus Benediktus XVI mengeluarkan Surat Apostolik Summorum Pontificum yang menjamin penggunaan Misa Tridentin...

Pembinaan Para Pengurus Gereja

Tidak sedikit umat katolik yang kerap menganggap bahwa Liturgi adalah sekedar perayaan wajib biasa yang dilaksanakan pada hari minggu.

Pertemuan Ibu-Ibu dan Pesta Pelindung Paroki

Pertemuan para ibu se-paroki telah terlaksana pada hari Kamis-Sabtu, 15 s/d 16 Juli 2011. Pertemuan ini mengundang semua ibu katolik yang ada di paroki untuk hadir dalam pertemuan/pembinaan para ibu katolik dan juga segaligus menjalin kebersamaan para ibu. Penutupan pertemuan sikaligus Pesta Pelindung Paroki.

Pembinaan Asmika se-Paroki

Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku; inilah yang menjadi tema dari pertemuan dan pembinaan minggu gembira yang telah berlangsung dengan sangat baik.

Mudika Ambil bagian dalam pembangunan Gereja Paroki

Mudika paroki tidak mau berpangku tangan melihat pembangunan Gereja paroki. Para mudika juga ambil bagian dengan mengumpulkan kerikil di sungai.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 1)

Umat dari lingkungan paroki dan juga dari beberapa stasi kembali bekerja sama dengan bergotong royong membangun gereja paroki. Untuk kali ini, umat bergotong royong men-cor lantai balkon bangunan Gereja.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 2)

Allah peduli. Karena kepedulian Allah atas pembangunan rumah-Nya ini, maka kami kamipun peduli dan bisa melanjutkan pembangunanini. Kepedulian Allah kami rasakan juga lewat kepedulian para Saudara.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 3)

Mari kita memuliakan Tuhan, tidak hanya dengan kata2 indah, tetapi dengan perbuatan nyata dengan rela berkorban.

Pertemuan akhir Tahun 2011 Pengurus Gereja se-Paroki

Para pengurus Gereja adalah ‘ujung tombak’ Gereja khususnya di stasi-stasi. Peran para pengurus Gereja ini sangat sentral dalam kehidupan Gereja di stasi-stasi.

Gua Maria dan Menyambut Hari Raya Natal

Persiapan menyambut hari Raya Natal 25 Desember 2011.

Rahmat dan Perlindungan Tuhan

Pastor Anton Manik O.Carm selamat dari kecelakaan mobil masuk jurang.

Rekoleksi dan Aksi Panggilan

Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku.

Pesan Prapaskah Kepausan 2012

"Kita Tidak Boleh Diam Saja terhadap Kejahatan" "Marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik" (Ibr. 10:24).

Pembangunan Gereja Santo Petrus Stasi Rante Besi

Dalam kemiskinan, kesederhanaan, umat membangunan Gereja. Meraka tidak memiliki uang, tetapi mereka memiliki harapan dan iman pada Tuhan.

Misa Perdana Pastor Andreas Korsini Lamtarida Simbolong O.Carm

Puji Syukur pada Tuhan, karena berkat-Nya, misa Perdana Pastor Andreas Lamtarida Simbolon O.Carm bersama 4 Pastor Karmel yang baru ditahbiskan, dapat terlaksana dengan baik pada hari Rabu 31 Oktober 2012 di Stasi Gundaling 1, paroki Maria dari gunung Karmel Tigalingga.

Bakti Sosial : Pengobatan Gratis

Dalam Rangka Menyongsong Jubileum Gereja Katolik di Dairi dan Pakpak Bharat, diadakan bakti Sosial Pengobatan Gratis di Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, pada 9 Desember 2012 yg lalu. Puji syukur pada Tuhan, kegiatan ini berlangsung dengan sangat memuaskan.

Mari Berbagi Berkat Tuhan

 photo UskupEmeritusKAMMgrPiusDautabra.jpg Photobucket

MENDAMBAKAN BERKAT TUHAN

SYALOM...SELAMAT DATANG.
"Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan."(2Kor 8:14)
"Muliakanlah Tuhan dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu." (Amsal 3:9)
"Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya." (Amsal 3:27)
"Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?" (1 Yohanes 3:17)
Saya Pastor Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, atas nama Panitia Pembangunan dan semua umat, memohon bantuan uluran kasih/dana untuk pembangunan Gereja Paroki. Kami sangat membutuhkan berkat Tuhan lewat uluran tangan dari para donatur.
Kami berharap dan berdoa Para Saudara berkenan berbagi berkat Tuhan kepada kami untuk pembangunan Gereja ini yang adalah rumah Tuhan sendiri.
BRI 5379 Unit Tigalingga Sidikalang
No. Rekening : 5379-01-000112-50-8
Nama : PANITIA PEMBANGUNAN GEREJA KATOLIK.
ATAU
BCA KCU MEDAN
NO.0222053453.
Atas Nama : ADYTIA PERMANA P.
(Adytia Permana P. adalah Romo Adytia Permana Perangin-angin O.Carm. Beliau dulu bertugas di Paroki Tigalingga, juga mengawali pembangunan ini, namun sekarang beliau bertugas di Keuskupan Agung Medan sebagai ekonom.Beliau kami minta buka rekening di BCA khusus untuk pembangunan ini, karena di daerah kami tidak ada BCA.)
Kami sangat senang bila sudah mentransfer persembahan, bapak/ibu/saudara/saudari memberitahukan ke kami melalui:
E mail ke :.
parokimariagk3lingga@yahoo.com
atau di SMS ke:.
Romo Anton Manik O.Carm : 081370836645
Romo Willy O.Carm : 081333837433
Untuk lebih jelasnya permohnan kami ini, Para Saudara dapat melihatnya di sini.... Sehubungan dengan Gambar pembangunan dapat melihatnya di sini....
Demikian kiranya Permohonan ini kami sampaikan. Atas dukungan, doa dan bantuan Bapak, Ibu dan Para Saudara-Saudari, kami mengucapkan banyak terima kasih.Berkat Tuhan senantiasa menyertai kita semua. Amin.
HORMAT KAMI:
Pastor Antonius Manik O.Carm

VARIA PAROKI

REKOLEKSI DAN AKSI PANGGILAN TELAH TERLAKSANA DENGAN SANGAT BAIK ;"> "APA YANG KAMU CARI?" (Yoh 1:38).
Puji syukur pada Tuhan, karena Rekoleksi dan Aksi panggilan untuk siswa-siswi Katolik Usia SMP dan SMA se-paroki Tigalingga sudah terlaksana dengan sangat baik. Kegiatan ini dihadiri hampir 400 orang anak. Semuanya dapat terlaksana hanya karena berkat Tuhan. Terimakasih juga kami sampaikan kepada semua Saudara yang telah mendukung dan mendoakan kegaitan kami ini. Kegiatan ini dilaksanakan hanya dengan menggunakan dana partisipasi peserta dan swadaya paroki, karena tidak mendapatkan bantuan dari donatur manapun, namun karena berkat Tuhan dan doa para Saudara, semuanya dapat berjalan dengan sangat baik. Semoga dari antara anak-anak ini, kelak ada yang menjadi Imam dan biarawan-biarawati.
Photobucket
Tuhan memberkati kita.
Kegembiraan dan Persaudaraan
Photobucket
Hari Ulang tahun Romo Anton M.Carm yang seharusnya tanggal 15 Januari 2010, baru dirayakan hari Minggu Minggu 16 Januari 2011 lalu, bersama Romo-romo Karmel se-Dairi, bersama beberapa umat Paroki Tigalingga di Aula Paroki Tigalingga. Pada kesempatan itu, Rm. Bernad O.Carm, pastor paroki Sidikalang memberi kado ulang tahun yakni 20 sak semen untuk pembangunan Gereja dan Rm. Anton sendiri menyumbangkan semua hadiah ultah untuk pembangunan Gereja. Saat itu, hadiah uang yang diperoleh sebanyak Rp. 1.100.000,-. Lumayanlah untuk tambahan dana pembangunan Gereja. Trimakasih buat semuanya.
Saldo Pesta Pelantikan Pengurus Gereja dan Penerimaan Sakramen Krisma, 6-7 Nop. 2010.
Pada hari Kamis 18 Nopember 2010 telah diadakan Evaluasi dan pembubaran Panitia. Saldo dari kegiatan tersebut adalah Rp. 22.320.500 Acara ini dapat berjalan dengan baik karena partisipasi semua umat. Dana juga bisa Saldo karena umat menyumbangkan hasil-hasil pertanian mereka dengan harapan ada Saldo untuk pembangunan Gereja Paroki.Jadi selain dana partisipasi dari umat, juga umat menyumbangkan hasil pertanian yang dibutuhkan untuk mengurangi dana konsumsi. Syukur pada Tuhan, akhirnya memang ada saldo untuk dana pembangunan Gereja. Terimakasih kami ucapkan kepada semua umat Paroki, DPP, Para Panitia, Para Donatur dan siapa saja yang mendoakan dan mendukung kegitan ini. Yesus memberkati kita semua selalu. Amin.

RENUNGAN HARI BIASA: SABTU 14 SEPTEMBER 2013

RENUNGAN HARI BIASA: SABTU 14 SEPTEMBER 2013 
(Pesta Salib Suci) 
Bil. 21:4-9; atau Flp. 2:6-11; Mzm. 78:1-2,34-35,36-37,38; Yoh. 3:13-17 

BACAAN INJIL:
Tidak ada seorangpun yang telah naik ke sorga, selain dari pada Dia yang telah turun dari sorga, yaitu Anak Manusia. Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal. Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia.

RENUNGAN:
Cinta kasih yang besar akan tampak dalam pengorbanan diri bahkan berani mengorbankan nyawa demi yang dicintai. Itulah yang tampak dalam diri Allah kepada kita manusia lewat Yesus Kristus Tuhan kita. Allah mengutus Yesus ke dunia, pertama-tama bukan karena dosa manusia, bukan pula supaya manusia menyembah Dia sehingga seakan bahwa Tuhan Allah gila penyembahan, tetapi terutama karena kasih Allah yang sungguh besar kepada manusia. Allah mengasihi manusia dan menghendaki manusia beroleh keselamatan kekal.

Allah melihat bahwa manusia sudah kehilangan harapan akan kebahagiaan dan keselematan kekal karena manusia jatuh ke dalam dosa dan Allah menghendaki manusia itu beroleh kebahagiaan dan keselamatan kekal. Oleh sebab itulah Dia mengutus Yesus ke dunia untuk menyelamatkan manusia karena kasih. Kasih Allah sungguh luar biasa besar kepada manusia dan satu-satunya kerinduan-Nya adalah manusia beroleh hidup dan keselamatan kekal. Untuk menyatakan kasih-Nya, Allah siap menanggung resiko dan bahkan rela mati dengan disalibakan demi keselamatan manusia.

Sebagaimana dalam tradisi pada masa itu, salib adalah tanda penghinaan, hukuman bagi orang-orang yang dianggap hidup dan penjahat, namun dengan kematian Yesus di salib, salib bukan lagi tanda penghinaan, tetapi tanda cinta kasih serta keselamatan bagi manusia. Manusia beroleh selamat bukan karena salib, tetapi karena cinta kasih Yesus yang sungguh nyata dalam pengorbanan-Nya di kayu salib. Hari ini kira meraykan Salib Suci. Perayaan ini bagi kita adalah perayaan syukur atas cinta kasih Yesus yang tampak dalam pengorbanan salib. Kita bersyukur bukan karena salib, tetapi lewat salib Kristus nyata bagi kita kasih Tuhan dan kitapun diselamatkan.

Sehingga bagi kita salib sungguh punya makna besar bagi kita. Selain rasa syukur juga menjadi suatu pengingat bagi kita bahwa cinta memang juga harus tampak dalam sikap rela berkorban. Yesus sendiri telah menyatakan cinta-Nya kepada kita lewat korban salib-Nya, baiklah kita juga mencintai Dia. Cinta kita kepada Dia, juga harus tampak dalam sikap rela berkorban bagi Dia. Amin.

Paus Fransiskus ganti mobil mewah dengan mobil bekas

Paus Fransiskus ganti mobil mewah dengan mobil bekas 

Paus Fransiskus menerima mobil bekas dari Pastor Renzo Zocca (Foto: AFP) Paus Fransiskus kembali menunjukkan sikapnya yang sederhana. Dia mengganti mobil mewah yang selama ini dikendarainya dengan mobil bekas. Bapa Suci menerima mobil bekas tersebut dari seorang rohaniwan bernama Pastor Renzo Zocca. 

Dia mengaku terkejut Paus Fransiskus senang mendapat mobil bekas miliknya. “Saya sangat terkejut. Saya sampai susah bernafas,” ujar Pastor Zocca, seperti dikutip AFP, Rabu (11/9/2013), dan dilansir okezone.com. Pastor Zocca menerangkan, mobil bekas miliknya bertipe Renault 4. Mobil itu telah digunakannya selama lebih dari 20 tahun. 

Pemimpin Vatikan selama ini menggunakan mobil khusus yang terkenal dengan nama popemobile. Setelah menerima mobil bekas Zocca, Paus Fransiskus lebih memilih mengendarai mobil sendiri daripada menggunakan popemobile. “Pejabat Vatikan khawatir karena Paus Fransiskus kini menggunakan mobil bekas saya jika ingin bepergian. Saya telah memasang ban khusus sebagai pengamanan jika musim dingin tiba dan jalanan ditutupi salju,” tambah Pastor Zocca.
Disadur dari: indonesia.ucanews.com

Paus membuat kejutan baru dengan menulis ke surat kabar

Paus membuat kejutan baru dengan menulis ke surat kabar 

Paus Fransiskus telah membuat kejutan lagi dengan mengambil langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan menulis surat panjang ke sebuah koran harian Italia, untuk menjelaskan iman kepada kaum ateis. Surat sebanyak 2.500 kata itu, ditulis dalam menanggapi editorial 7 Juli dan 7 Agustus oleh Eugenio Scalfari, pendiri surat kabar La Repubblica, terutama membahas tema tentang iman, Gereja dan budaya sekuler saat ini. 

Scalfari menulis artikel tersebut, selain menunjukkan kekagumannya terhadap Bapa Suci, tetapi juga dalam menanggapi ensiklik pertama Paus Fransiskus, Lumen Fidei (Terang Iman), yang dikeluarkan pada Juli lalu. Setelah memuji Paus itu dan cintanya terhadap orang miskin, Scalfari mengajukan tiga pertanyaan pada editorial terakhir 7 Agustus. 

Scalfari tidak mengharapkan seseorang untuk menjawab pertanyaannya. Pertama, apakah belas kasih Tuhan termasuk orang yang tidak percaya kepada Tuhan; kedua, apakah dosa meragukan eksistensi kebenaran absolut; dan ketiga, apakah iman kepada Tuhan hanyalah produk pemikiran manusia. Dalam surat jawabannya, yang diterbitkan dalam edisi kemarin dari surat kabar itu, Paus Fransiskus mulai dengan mengatakan “itu adalah positif, bukan hanya bagi kami secara individu tetapi juga bagi masyarakat di mana kita hidup. 

Kita berhenti sejenak untuk berdialog tentang realitas yang sama pentingnya terkait iman, yang mengacu pada pewartaan dan sosok Yesus.” “Belas kasih Tuhan tidak memiliki batas jika kita kembali kepada-Nya dengan hati yang tulus dan penyesalan.” “Tuhan sudah menyelamatkan kita semua, dengan darah Kristus. Kita semua, bukan hanya kepada orang Katolik. 

Tetapi, setiap orang. Bahkan ateis”. Dia mengatakan iman, pertama kali dilihat sebagai simbol cahaya, telah dicap sebagai “kegelapan takhayul” dan “bertentangan dengan terang akal budi” dalam budaya modern saat ini, yang dibentuk oleh Pencerahan. Kurangnya komunikasi di antara Gereja dan budaya modern, kata Paus Fransiskus “sudah saatnya” dilakukan dialog dan Konsili Vatikan II “memulai” komunikasi semacam itu, dengan “dialog terbuka tanpa prasangka.”

Sumber:  Pope springs new surprise by writing to a newspaper
Disadur dari: indonesia.ucanews.com

RENUNGAN HARI BIASA: JUMAT 13 SEPTEMBER 2013

RENUNGAN HARI BIASA: JUMAT 13 SEPTEMBER 2013 
( Peringatan Wajib St. Yohanes Krisostomus ) 
1Tim. 1:1-2,12-14; Mzm. 16:1,2a,5,7-8,11; Luk. 6:39-42 

BACAAN INJIL: 
Yesus mengatakan pula suatu perumpamaan kepada mereka: "Dapatkah orang buta menuntun orang buta? Bukankah keduanya akan jatuh ke dalam lobang? Seorang murid tidak lebih dari pada gurunya, tetapi barangsiapa yang telah tamat pelajarannya akan sama dengan gurunya. Mengapakah engkau melihat selumbar di dalam mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu sendiri tidak engkau ketahui? Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Saudara, biarlah aku mengeluarkan selumbar yang ada di dalam matamu, padahal balok yang di dalam matamu tidak engkau lihat? Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu." 

RENUNGAN: 
Hidup kita tidak pernah lepas dari menilai, baik itu penilaian positif ataupun penilaian negatif. Kita senantiasa menilai karena kita memang harus selektif, penuh pertimbangan dan membedakan mana yang baik dan mana yang jahat. 

Menilai dengan tujuan menemukan kebaikan, itu baik. Namun yang seringkali terjadi kita lebih sering menilai negatif dan melihat hal yang tidak baik dari orang lain. Hal ini bisa terjadi bila karena rasa cemburu yang berawal dari kesombongan. Orang yang sombong adalah orang yang menganggap dirinya yang paling hebat, paling baik dan tidak boleh ada orang lain yang melebihi dirinya. 

Orang yang demikian akan selalu melihat atau menilai kekurangan orang lain, tidak pernah bisa melihat kebaikan orang lain. Walaupun sebenarnya dengan jelas dia melihat kebaikan orang lain, tetapi akan selalu mengatakan tidak baik dan seakan selalu mengam-amati kekurangan orang lain, padahal dirinya juga penuh dengan kekurangan atau kejahatan. Hari ini Yesus menegaskan agar kita tidaklah demikian, menganggap diri kita sudah baik atau lebih baik dari orang lain sehingga kita sibuk menilai orang lain dan bahkan ingin mengubah orang lain seperti yang kita harapkan. 

Kita hendaknya tidak selalu berusaha untuk memperbaiki kekurangan orang lain, sedangkan kita sendiri mempunyai kekurangan dan kita tidak memperbaikinya. Tetapi hendaklah kita senantiasa bersikap rendah hati, dan pertama-tama sadar atas kekurangan diri sendiri dan berusaha memperbaikinya. Amin.

RENUNGAN HARI BIASA: KAMIS 12 SEPTEMBER 2013

RENUNGAN HARI BIASA: KAMIS 12 SEPTEMBER 2013 
 ( Yohanes Gabriel Perboyre )
 Kol. 3:12-17; Mzm. 150:1-2,3-4,5-6; Luk. 6:27- 38 

BACAAN INJIL: 
"Tetapi kepada kamu, yang mendengarkan Aku, Aku berkata: Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu; mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu. Barangsiapa menampar pipimu yang satu, berikanlah juga kepadanya pipimu yang lain, dan barangsiapa yang mengambil jubahmu, biarkan juga ia mengambil bajumu. Berilah kepada setiap orang yang meminta kepadamu; dan janganlah meminta kembali kepada orang yang mengambil kepunyaanmu. Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka. Dan jikalau kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah jasamu? Karena orang-orang berdosapun mengasihi juga orang-orang yang mengasihi mereka. Sebab jikalau kamu berbuat baik kepada orang yang berbuat baik kepada kamu, apakah jasamu? Orang-orang berdosapun berbuat demikian. Dan jikalau kamu meminjamkan sesuatu kepada orang, karena kamu berharap akan menerima sesuatu dari padanya, apakah jasamu? Orang-orang berdosapun meminjamkan kepada orang-orang berdosa, supaya mereka menerima kembali sama banyak. Tetapi kamu, kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada mereka dan pinjamkan dengan tidak mengharapkan balasan, maka upahmu akan besar dan kamu akan menjadi anak-anak Allah Yang Mahatinggi, sebab Ia baik terhadap orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan terhadap orang-orang jahat. Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati." "Janganlah kamu menghakimi, maka kamupun tidak akan dihakimi. Dan janganlah kamu menghukum, maka kamupun tidak akan dihukum; ampunilah dan kamu akan diampuni. Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu." 

RENUNGAN: 
Hukum balas dendam adalah hal yang sudah biasa kita dengarkan dalam kehidupan ini, bahkan ajaran demikian seakan dilestarikan lewat ajaran dan juga lewat film-film yang menampilkan aksi balas dendam. Film yang demikian justru sangat diminari banyak orang sehingga tanpa sadar banyak orang yang menganutnya bahwa itulah sebagai kebenaran yang harus dijalankan. 

Balas dendam dianggap sebagai suatu hal yang memang benar, bahkan bila seseorang tidak membalas kejahatan orang, dianggap pengecut dan kalah. Sehingga ada orang yang membalas kejahatan dengan kejahatan bahkan kejahatan yang lebih besar lagi. Kalaupun orang tidak membalas kejahatan itu kepada orang tersebut, melakukan hal yang sama ke orang lain yang dianggap lebih rendah darinya. 

Kiranya semuanya itu bertentangan dengan ajaran Yesus. Yesus tidak pernah mengajarkan pebuatan jahat demikian juga halnya membalas dendam. Bahkan Yesus mengajarkan agar kita tidak hanya tidak membalas kehahatan orang dengan kejahatan, tetapi malah dengan berbuat baik, memohonkan berkat kepada orang yang berbuat jahat itu. Sungguh ini ajaran yang sangat berbeda dengan kebiasaan yang ada dalam kehidupan kita. Ajaran ini sungguh bagi banyak orang dianggap aneh, gila, tidak mungkin bisa dilakukan. Sebab justru menurut anggapan orang kalau kita hanya diam saja, tidak membalas perbuatan jahat orang, maka orang itu akan menjadi-jadi dan kita tetapi menjadi korban kejahatan. Memang secara logika pemikiran demikian seakan benar. 

Tetapi bila kita pikirkan, bila setiap orang berpikir untuk membalas dendam dengan kejahatan, apakah yang terjadi? Hidup ini akan penuh dengan kejahatan, tidak akan ada hidup yang damai. Tidak membalas dendam, bukan berarti kita kalah, justru kita menjadi pemenang. Sebab kejahatan mengharapkan balasan kejahatan. Artinya kejahatan itu pasti mengharapkan kita melakukan hal yang jahat pula, sehingga dengan tidak membalas kejahatan dengan perbuatan jahat, itu berarti kita mengalahkan kejahatan itu sendiri, kita tidak bisa diseret untuk ikut berbuat jahat. 

Dengan demikian kita menjadi pemenang. Kemenangan kita semakin besar, bila kita tidak hanya sekedar tidak membalas kejahatan dengan kejahata, tetapi membalas dengan perbuatan baik, memohonkan berkat bagi mereka seperti yang diajarkan oleh Yesus. Ajaran ini memang berat, tetapi bukan berarti tidak mungkin. Yesus sudah memberi teladan bagi kita. Yesus telah mengalahkan kejahatan yang membunuh-Nya dengan kematian-Nya. Kematian Yesus mengalahkan dosa dan membawa keselamatan bagi kita. Kiranya kitapun bisa berlaku demikian, sehingga dengan berbuat baik, hidup ini semakin lebih baik lagi. Amin.

RENUNGAN HARI BIASA: RABU 11 SEPTEMBER 2013

RENUNGAN HARI BIASA: RABU 11 SEPTEMBER 2013 
Kol. 3:1-11; Mzm. 145:2-3,10-11,12-13ab; Luk. 6:20-26 

BACAAN INJIL: 
Lalu Yesus memandang murid-murid-Nya dan berkata: "Berbahagialah, hai kamu yang miskin, karena kamulah yang empunya Kerajaan Allah. Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini lapar, karena kamu akan dipuaskan. Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini menangis, karena kamu akan tertawa. Berbahagialah kamu, jika karena Anak Manusia orang membenci kamu, dan jika mereka mengucilkan kamu, dan mencela kamu serta menolak namamu sebagai sesuatu yang jahat. Bersukacitalah pada waktu itu dan bergembiralah, sebab sesungguhnya, upahmu besar di sorga; karena secara demikian juga nenek moyang mereka telah memperlakukan para nabi. Tetapi celakalah kamu, hai kamu yang kaya, karena dalam kekayaanmu kamu telah memperoleh penghiburanmu. Celakalah kamu, yang sekarang ini kenyang, karena kamu akan lapar. Celakalah kamu, yang sekarang ini tertawa, karena kamu akan berdukacita dan menangis. Celakalah kamu, jika semua orang memuji kamu; karena secara demikian juga nenek moyang mereka telah memperlakukan nabi-nabi palsu." 

RENUNGAN: 
Sabda bahagia yang kita dengarkan dalam injil ini mungkin bagi kita terasa aneh, seakan hanya sebagai penghiburan yang meninabobokkan orang. Pada saat itu sabda ini memang ditujukan orang pada orang kecil dan miskin yang mengikuti Dia. Yesus mengatakan sabda ini bukan untuk menghibur belaka tetapi sekaligus memberi arti dan makna kebahagiaan yeng sesungguhnya. Pandangan umum mengartikan bahwa kebahagiaan itu adalah bila hidup bebas dari persoalan, bila memiliki banyak harta kekayaan, punya kekuasaan atau pangkat. 

Dengan pengertian demikian, sehingga jelas bahwa kebahagiaan itu hanya milik orang tertentu, orang kecil tidak lagi punya kesempatan untuk hidup bahagia. Pemikiran ini jelas keliru. Harta kekayaan, pangkat, kuasa dan semuanya itu bukan jaminan hidup bahagia, semuanya itu hanya sebagai sarana dan bahkan lebih sering justru menyengsarakan orang. Memang sepintas orang yang memiliki semuanya itu seakan hidupnya bahagia, namun sebenarnya yang didapat adalah kebahagiaan semu. 

Kebahagiaan sejati akan dapat diperoleh oleh siapapun, tanpa keculai, asalkan hidup seperti sabda Yesus hari ini. Kebahagiaan sejati akan kita peroleh bila kita percaya kepada Dia, dan iman itu kita tunjukkan dalam sikap hidup yang senantiasa rendah hati, hidup baik dan berbuat baik kepada sesama sebagaimana yang diajarkan dan diteladankan oleh Yesus kepada kita. Oleh sebab itu, kita tidak sampai tertipu akan tawaran kebahagiaan yang ditawarkan oleh dunia, baiklah kita mengejar hidup bahagia yang ditawarkan oleh Yesus kepada kita.

RENUNGAN HARI BIASA: SELASA 10 SEPTEMBER 2013

RENUNGAN HARI BIASA: SELASA 10 SEPTEMBER 2013 
( Nikolaus Tolentino, Oglerius, Fransiskus Garate ) 
Kol. 2:6-15; Mzm. 145:1-2,8-9,10-11; Luk. 6:12-19 

BACAAN INJIL: 
Pada waktu itu pergilah Yesus ke bukit untuk berdoa dan semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah. Ketika hari siang, Ia memanggil murid-murid-Nya kepada-Nya, lalu memilih dari antara mereka dua belas orang, yang disebut-Nya rasul: Simon yang juga diberi-Nya nama Petrus, dan Andreas saudara Simon, Yakobus dan Yohanes, Filipus dan Bartolomeus, Matius dan Tomas, Yakobus anak Alfeus, dan Simon yang disebut orang Zelot, Yudas anak Yakobus, dan Yudas Iskariot yang kemudian menjadi pengkhianat. Lalu Ia turun dengan mereka dan berhenti pada suatu tempat yang datar: di situ berkumpul sejumlah besar dari murid-murid-Nya dan banyak orang lain yang datang dari seluruh Yudea dan dari Yerusalem dan dari daerah pantai Tirus dan Sidon. Mereka datang untuk mendengarkan Dia dan untuk disembuhkan dari penyakit mereka; juga mereka yang dirasuk oleh roh-roh jahat beroleh kesembuhan. Dan semua orang banyak itu berusaha menjamah Dia, karena ada kuasa yang keluar dari pada-Nya dan semua orang itu disembuhkan-Nya. 

RENUNGAN: 
Sungguh menarik menyimak Injil hari ini, karena diberitakan bahwa Yesus berdoa semalam-malaman sebelum memilih para murid yang akhirnya disebut para rasul. Yesus tidak memilih sembarangan orang, meskipun bila kita lihat latar balakang mereka, mereka yang dipilih itu mungkin pasti diluar dugaan banyak orang. 

Orang pada saat itu pasti juga heran akan pilihan Yesus, kriteria yang tidak umum dilakukan, karena latar belakang para rasul berbeda-beda, dan jelas bukan dipilih dari kalangan terpandang atau penguasa. Namun bagi kita jelas bahwa itu adalah buah dari doa Yesus. Yesus memilih mereka bukan karena mereka itulah yang patut dan layak, tetapi karena Yesus tahu pribadi mereka dan Yesus sendiri akan mempersiapkan mereka menjadi rasul. Jelas bukan karena mereka itu layak, tetapi Yesus sendiri yang akan memampukan mereka asal mereka sungguh mengikuti Yesus dan menyerahkan diri pada-Nya. 

Sesudah Yesus memilih para rasul, mereka turun ke dataran bersama dengan para rasul yang baru dipilih-Nya. Ketika mereka sampai, mereka sudah menemukan banyak orang yang menuggu Yesus untuk mendengarkan pengajaran dan memohon penyembuhan. Yesus mengajar orang banyak itu dan menyembuhkan orang-orang sakit. Para murid baru dipilih dan langsung dihadapkan dengan kenyataan bahwa orang banyak menunggu Yesus dan memohon penyembuhan. Para rasul belum tahu sebenarnya untuk apa mereka dipilih Yesus, namun tentu lewat pengalaman pertama ini, mereka tahu untuk apa mereka dipilih yakni untuk mengajarkan Kerajaan Allah dan membawa kabar sukacita. 

Para saudara, sebagaimana Yesus memilih para rasul, demikian juga halnya Dia memilih kita untuk menjadi rasulnya. Dia memilih kita bukan karena kita kuat, bukan karena kita sudah layak, tetapi karena Dia mengasihi kita dan menghendaki kita menemani Dia dalam karya Keselamatan Allah. Dia tahu siapa kita, Dia tahu kita mungkin seperti Yudas Iskariot yang akhirnya mengkhianati Dia. Yudas Iskariot gagal bukan karena Yesus tidak tahu sebelumnya akan pribadinya. Yudas gagal karena Dia tidak menyadari bahwa dia dipilih bukan karena layak, tetapi hanya karena kasih Tuhan, dia tidak menyadari bahwa dia dipilih supaya dia tetap menyatukan diri dengan Yesus. 

Oleh sebab itu, agar kita tidak seperti Yudas Iskariot, mari kita senantiasa menyadari bahwa Yesus mengasihi kita, Yesus memilih kita untuk senantiasa bersatu dengan Dia. Persatuan dengan Yesus kita usahakan dengan memelihara hidup doa. Doa pribadi yang kita lakukan dengan tulus, akan membantu kita untuk senantiasa bersatu dengan Dia sehingga doa itu membantu kita terbebas dari godaan yang menjauhkan kita dari Tuhan. 

Lewat doa itu pula, Tuhan akan membantu kita agar tidak menjadi Yudas Iskariot. Kita hendaknya juga selalu mengawali aktivitas kita dengan doa. Setiap hari kita pasti punya rencana, pasti akan menghadapi persoalan dan kadang kita dituntut untuk memutuskan sesuatu, sehingga agar kita mampu menghadapi semuanya itu dan agar keputusan kita itu baik dan benar, baiklah kita jalani semuanya dalam doa. Doa yang tulus membantu kita untuk melihat dan menentukan kehendak Allah bagi hidup kita. Namun ingatlah, doa yang tulus itu, juga dengan sendirinya akan berbuah dalam sikap peduli dan perbuatan baik kepada sesama. Amin.

RENUNGAN HARI BIASA: SENIN 9 SEPTEMBER 2013

RENUNGAN HARI BIASA: SENIN 9 SEPTEMBER 2013 
 ( Petrus Klaver, Frederik Ozanam ) 
Kol. 1:24 - 2:3; Mzm. 62:6-7,9; Luk. 6:6-11 

BACAAN INJIL: 

Pada suatu hari Sabat lain, Yesus masuk ke rumah ibadat, lalu mengajar. Di situ ada seorang yang mati tangan kanannya. Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi mengamat-amati Yesus, kalau-kalau Ia menyembuhkan orang pada hari Sabat, supaya mereka dapat alasan untuk mempersalahkan Dia. Tetapi Ia mengetahui pikiran mereka, lalu berkata kepada orang yang mati tangannya itu: "Bangunlah dan berdirilah di tengah!" Maka bangunlah orang itu dan berdiri. Lalu Yesus berkata kepada mereka: "Aku bertanya kepada kamu: Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membinasakannya?" Sesudah itu Ia memandang keliling kepada mereka semua, lalu berkata kepada orang sakit itu: "Ulurkanlah tanganmu!" Orang itu berbuat demikian dan sembuhlah tangannya. Maka meluaplah amarah mereka, lalu mereka berunding, apakah yang akan mereka lakukan terhadap Yesus. 

RENUNGAN:
 Orang yang merasa dirinya baik dan harus lebih baik daripada orang lain, akan selalu berpikiran negatif atas orang lain dan atas apa yang dilakukan orang lain. Kalau pikiran sudah jelek dan hanya memikirkan diri sendiri, betapapun baiknya yang dilakukan orang lain, pasti akan dicela. Demikianlah yang kita dengarkan tentang para ahli Taurat. 

Para ahli Taurat mengamat-amati Yesus bahkan saat di Bait Allah, mereka mengamati Yesus untuk mencela karena dianggap melanggar peraturan Sabat. Walaupun diamat-amati dan akan dipersalahkan oleh para ahli Taurat karena dianggap melanggar aturan hari Sabat, Yesus tetap melakukan perbuatan baik , menyembuhkan orang yang tangannya mati, yang sedang berada di Bait Allah. Jelas bagi kita bahwa Yesus bukannya melanggar peraturan Sabat tetapi malah hendak memurnikan kembali makna hari Sabat yakni hari yang dikhususkan bagi Tuhan. 

Hari Sabat bagi ahli Taurat hanya lebih pada tidak melakukan pekerjaan, mereka hanya pelaksanaan aturan, tidak memaknai aturan itu. Oleh sebab itulah Yesus mengatakan, “Aku bertanya kepada kamu: Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membinasakannya?" Yesus akhirnya menyembuhkan orang itu. Kitapun seringkali demikian, merasa diri kita sudah baik, karena kita sudah mengikuti kegiatan Gereja dan mungkin karena kita pintar dalam hal Kitab Suci dan taat peturan, namun kita seringkali tidak peduli dengan sesama kita yang menderita yang ada di sekitar kita. Kita lebih sering hanya memikirkan diri sendiri dan bila ada orang yang melakukan perbuatan baik, justru kita berpikiran lain. 

Oleh sebab itu, baiklah kita bukan menjadi pengamat, tetapi menjadi pelaku kebaikan kapanpun dan di manapun kita berada. Kebaikan harus kita lakukan tanpa memikirkan kapan dan apa tanggapan orang lain. Perbuatan baik harus berani merongrong tembok yang memnatasi dan mengekangnya. Amin.

RENUNGAN HARI MINGGU: 23 JUNI 2013 (HARI MINGGU BIASA XXIII)

RENUNGAN HARI MINGGU: 23 JUNI 2013 
(HARI MINGGU BIASA XXIII) 
Keb. 9:13-18; Mzm. 90:3-4,5-6,12-13,14,17; Flm. 9b-10,12-17; Luk. 14:25-33

INJIL : Luk. 14:25-33
 “Barang siapa tidak melepaskan diri dari segala miliknya, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.” 

Pada suatu kali banyak orang berduyun-duyun mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya. Sambil berpaling Ia berkata kepada mereka: "Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku. Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku. Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu? Supaya jikalau ia sudah meletakkan dasarnya dan tidak dapat menyelesaikannya, jangan-jangan semua orang yang melihatnya, mengejek dia, sambil berkata: Orang itu mulai mendirikan, tetapi ia tidak sanggup menyelesaikannya. Atau, raja manakah yang kalau mau pergi berperang melawan raja lain tidak duduk dahulu untuk mempertimbangkan, apakah dengan sepuluh ribu orang ia sanggup menghadapi lawan yang mendatanginya dengan dua puluh ribu orang? Jikalau tidak, ia akan mengirim utusan selama musuh itu masih jauh untuk menanyakan syarat-syarat perdamaian. Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku. 

RENUNGAN: 
Dalam suatu kerumunan pasti tidak semua orang dalam kerumunan itu punya tujuan atau motivasi yang sama. Tujuang setiap orang dalam suatu kerumuman pasti berbeda-beda. Demikian halnya yang terjadi atas orang ramai yang berkerumun mengikuti Yesus. Yesus tentu tahu tujuan dari masing-masing yang mengerumini Dia, tentu Yesus tahu bahwa tidak semua mereka itu yang sungguh percaya kepada Dia. Oleh karena itu, pada kesempatan itu, Yesus mengingatkan kembali syarat untuk mengikuti Dia. Yesus mengatakan bahwa "Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku. Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku. Orang banyak yang saat itu berkerumun tentu sangat kaget mendengar kata-kata Yesus. 

Sepintas seakan Yesus malah mengajarkan untuk membenci orang lain, apalagi membeci keluarga dan orang tua. Ini tentu sangat mengherankan. Mana mungkin orang disuruh membenci orang lain, apalagi orang tua. Namun bukan demikian yan g dimaksudkan oleh Yesus. Lewat perkataan itu, Yesus mengingatkan pendengar dan kita bahwa untuk menjadi pengikuti-Nya, harus mencintai Dia diatas segala-galanya, bahkan melebihi cinta kepada orang tua. Cinta kepada Yesus harus lebih utama. Juga Yesus mengatakan bahwa untuk menjadi pengikut-Nya harus rela memikul salibnya setiap hari. Dalam idup kita, banyak cinta yang kita hidupi, ada cinta kepada orang tua, cinta kepada sanak saudara, cinta kepada harta dan cinta kepada yang lain selain Yesus sendiri. Kita diingatkan untuk mencintai Dia lebih utama dari cinta-cinta kita kepada yang lain. Syarat yang diberikan Yesus sungguh mengangetkan kita dan tentu sangat berat. Apakah hal ini mungkin kita lakukan? Beratnya syarat yang diberikan oleh Yesus, bukan sekedar main-main tetapi suatu keharusan. 

Keseriusan itu dinyatakan oleh Yesus dengan dua perumpamaan, yakni tentang seorang yang membangun menara dan yang hendak mau berperang. Membangun menara tentu bukan pekerjaan yang mudah. Injil tidak mengatakan menara apa yang dimaksud oleh Yesus, namun yang jelas menara adalah bangunan yang tinggi melebihi bangunan rumah. Untuk membangun menaras, seseorang harus mengukur kemampuannya sebelum membangun, agar jangan terjadi pembangunan sudah dimulai tetapi tidak bisa dilanjutkan atau diselesaikan karena dana dan kemampuan tidak cukup. 

Mengikuti Yesus seperti orang yang hendak membangun menara, kita mau menuju suatu yang tinggi, yang membutuhkan perjuangan, kerja keras dan modal. Dengan demikian, Yesus mengingatkan kita agar kita sebelum mengikuti Yesus untuk menuju tempat yang tinggi, harus mengukur dulu kemampuan kita, apakah kita sanggup atau tidak. Syarat kedua yang diberikan oleh Yesus adalah seperti seorang raja yang mau berperang melawan raja yang lain. Raja itu harus mempertimbangkan dulu apakah pasukannya yang hanya sepuluh ribu orang sanggup melawan pasukan raja lain yang jumlahnya dua puluh ribu orang. Raja yang bijaksana itu pasti akan mempertimbangkan dengan baik akan kemampuan tentaranya dan apabila memang merasa tidak sanggup, dia akan mengutus utusan ke raja yang lain untuk menanyakan syarat perdamaian. Demikian pula halnya dalam mengikuti Yesus. 

Lewat perumpamaan ini kepada kita diingatkan bahwa mengikuti Dia, kita seperti hendak berperang melawan banyak musuh. Artinya, kita pasti akan mengalami banyak tantangan, persoalan dan bahwa musuh yang tidak menghendaki kita mengikuti Yesus. Menyimat syarat yang diberikan Yesus, sungguh bagi kita sangat berat. Memang mengikuti Yesus bukanlah mudah, karena Yesus sendiri tidak pernah menjanjikan rasa nyaman tanpa persoalan, bahkan dengan terang-terangan Yesus mengingatkan kita akan resiko bila mengikuti Dia. Dengan demikian, masih maukah kita mengikuti Dia? Kita renungkan dalam hati. Syarat yang diberikan oleh Yesus memang berat sehingga kita berpikir kita tidak akan sanggup untuk mengikutinya. Memang secara manusiawi tidak ada diantara kita yang layak dan sanggup menjadi murid-Nya. Namun kita jangan lupa bahwa Yesus Tuhan adalah mahakasih. Sebagaimana Yesus memilih Petrus dan rasul yang lain, bukan karena mereka kuat, mampu dan layak, tetapi karena Yesus memilih mereka dan Yesus sendiri mengajar, menguatkan dan berdoa untuk mereka. 

Demikian juga halnya dengan kita dalam mengikuti Dia. Kita harus jujur mengakui bahwa kita sungguh tidak layak, tidak sanggup mengikuti Yesus dengan memenuhi syarat yang diberikan-Nya, namun kita harus yakin bahwa Yesus pasti menguatkan dan menolong kita. Untuk itu kita harus dengan rendah hati mengakui kelemahan, ketidakmampuan kita dan dengan rendah hati menyerahkan diri kepada dia. Kita dapat mengikuti Yesus bukan karena kita mampu dan layak, tetapi karena rahmat Tuhan yang akan membantu kita. Oleh sebab itulah, baiklah kita selalu rendah hati, datang kepada-Nya untuk memohon supaya dikuatkan agar kita sanggup senantiasa melajar mengikutinya. Mengikuti Yesus tidaklah sekali jadi, dibutuhkan pengorbanan, kerja keras dan proses terus menerus, untuk itu kita harus selalu menjalin relasi dengan Yesus dan senantiasa memurnikan motivasi kita dalam mengikuti Dia. Amin.

 
Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan! (2Kor 8:14)