Pembangunan Gereja Paroki Tigalingga

Pembangunan Gereja Paroki sedang berlangsung. Kami sangat mengarapkan uluran kasih para Saudara untuk membantu.

Gotong Royong Pembangunan Gereja

Tidak ada kata yang bisa melukiskan pengalaman indah pada waktu gotong royong pengecoran lantai 2 bangunan Gereja selain, suatu keyakinan bahwa semuanya dapat terlaksana adalah karena MUKJIJZAT ALLAH BEKERJA.

Pengecoran Lantai Panti Imam Gereja

Pengecoran Lantai 2 bangunan Gereja ini dilakukan pada hari Selasa, 30 Agustus 2011 yang lalu. Luas yang dicor adalah 19 m x 24 m. Hujan yang mengguyur tidak menyurutkan semangat umat.

Kerjasama Imam dan Umat

Uskup emeritus KAM, Mgr. A.G.Pius Datubara OFM.Cap, datang berkunjung ke Paroki dan memberi semangat pada umat dalam pembangunan Gereja Paroki. Para pastor juga ikut berkerja bersama umat dalam pembangunan Gereja.

Misa Tridentin: Warisan Liturgi Yang Dipertahankan

HIDUPKATOLIK.com - Paus Benediktus XVI mengeluarkan Surat Apostolik Summorum Pontificum yang menjamin penggunaan Misa Tridentin...

Pembinaan Para Pengurus Gereja

Tidak sedikit umat katolik yang kerap menganggap bahwa Liturgi adalah sekedar perayaan wajib biasa yang dilaksanakan pada hari minggu.

Pertemuan Ibu-Ibu dan Pesta Pelindung Paroki

Pertemuan para ibu se-paroki telah terlaksana pada hari Kamis-Sabtu, 15 s/d 16 Juli 2011. Pertemuan ini mengundang semua ibu katolik yang ada di paroki untuk hadir dalam pertemuan/pembinaan para ibu katolik dan juga segaligus menjalin kebersamaan para ibu. Penutupan pertemuan sikaligus Pesta Pelindung Paroki.

Pembinaan Asmika se-Paroki

Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku; inilah yang menjadi tema dari pertemuan dan pembinaan minggu gembira yang telah berlangsung dengan sangat baik.

Mudika Ambil bagian dalam pembangunan Gereja Paroki

Mudika paroki tidak mau berpangku tangan melihat pembangunan Gereja paroki. Para mudika juga ambil bagian dengan mengumpulkan kerikil di sungai.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 1)

Umat dari lingkungan paroki dan juga dari beberapa stasi kembali bekerja sama dengan bergotong royong membangun gereja paroki. Untuk kali ini, umat bergotong royong men-cor lantai balkon bangunan Gereja.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 2)

Allah peduli. Karena kepedulian Allah atas pembangunan rumah-Nya ini, maka kami kamipun peduli dan bisa melanjutkan pembangunanini. Kepedulian Allah kami rasakan juga lewat kepedulian para Saudara.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 3)

Mari kita memuliakan Tuhan, tidak hanya dengan kata2 indah, tetapi dengan perbuatan nyata dengan rela berkorban.

Pertemuan akhir Tahun 2011 Pengurus Gereja se-Paroki

Para pengurus Gereja adalah ‘ujung tombak’ Gereja khususnya di stasi-stasi. Peran para pengurus Gereja ini sangat sentral dalam kehidupan Gereja di stasi-stasi.

Gua Maria dan Menyambut Hari Raya Natal

Persiapan menyambut hari Raya Natal 25 Desember 2011.

Rahmat dan Perlindungan Tuhan

Pastor Anton Manik O.Carm selamat dari kecelakaan mobil masuk jurang.

Rekoleksi dan Aksi Panggilan

Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku.

Pesan Prapaskah Kepausan 2012

"Kita Tidak Boleh Diam Saja terhadap Kejahatan" "Marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik" (Ibr. 10:24).

Pembangunan Gereja Santo Petrus Stasi Rante Besi

Dalam kemiskinan, kesederhanaan, umat membangunan Gereja. Meraka tidak memiliki uang, tetapi mereka memiliki harapan dan iman pada Tuhan.

Misa Perdana Pastor Andreas Korsini Lamtarida Simbolong O.Carm

Puji Syukur pada Tuhan, karena berkat-Nya, misa Perdana Pastor Andreas Lamtarida Simbolon O.Carm bersama 4 Pastor Karmel yang baru ditahbiskan, dapat terlaksana dengan baik pada hari Rabu 31 Oktober 2012 di Stasi Gundaling 1, paroki Maria dari gunung Karmel Tigalingga.

Bakti Sosial : Pengobatan Gratis

Dalam Rangka Menyongsong Jubileum Gereja Katolik di Dairi dan Pakpak Bharat, diadakan bakti Sosial Pengobatan Gratis di Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, pada 9 Desember 2012 yg lalu. Puji syukur pada Tuhan, kegiatan ini berlangsung dengan sangat memuaskan.

Mari Berbagi Berkat Tuhan

 photo UskupEmeritusKAMMgrPiusDautabra.jpg Photobucket

MENDAMBAKAN BERKAT TUHAN

SYALOM...SELAMAT DATANG.
"Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan."(2Kor 8:14)
"Muliakanlah Tuhan dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu." (Amsal 3:9)
"Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya." (Amsal 3:27)
"Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?" (1 Yohanes 3:17)
Saya Pastor Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, atas nama Panitia Pembangunan dan semua umat, memohon bantuan uluran kasih/dana untuk pembangunan Gereja Paroki. Kami sangat membutuhkan berkat Tuhan lewat uluran tangan dari para donatur.
Kami berharap dan berdoa Para Saudara berkenan berbagi berkat Tuhan kepada kami untuk pembangunan Gereja ini yang adalah rumah Tuhan sendiri.
BRI 5379 Unit Tigalingga Sidikalang
No. Rekening : 5379-01-000112-50-8
Nama : PANITIA PEMBANGUNAN GEREJA KATOLIK.
ATAU
BCA KCU MEDAN
NO.0222053453.
Atas Nama : ADYTIA PERMANA P.
(Adytia Permana P. adalah Romo Adytia Permana Perangin-angin O.Carm. Beliau dulu bertugas di Paroki Tigalingga, juga mengawali pembangunan ini, namun sekarang beliau bertugas di Keuskupan Agung Medan sebagai ekonom.Beliau kami minta buka rekening di BCA khusus untuk pembangunan ini, karena di daerah kami tidak ada BCA.)
Kami sangat senang bila sudah mentransfer persembahan, bapak/ibu/saudara/saudari memberitahukan ke kami melalui:
E mail ke :.
parokimariagk3lingga@yahoo.com
atau di SMS ke:.
Romo Anton Manik O.Carm : 081370836645
Romo Willy O.Carm : 081333837433
Untuk lebih jelasnya permohnan kami ini, Para Saudara dapat melihatnya di sini.... Sehubungan dengan Gambar pembangunan dapat melihatnya di sini....
Demikian kiranya Permohonan ini kami sampaikan. Atas dukungan, doa dan bantuan Bapak, Ibu dan Para Saudara-Saudari, kami mengucapkan banyak terima kasih.Berkat Tuhan senantiasa menyertai kita semua. Amin.
HORMAT KAMI:
Pastor Antonius Manik O.Carm

VARIA PAROKI

REKOLEKSI DAN AKSI PANGGILAN TELAH TERLAKSANA DENGAN SANGAT BAIK ;"> "APA YANG KAMU CARI?" (Yoh 1:38).
Puji syukur pada Tuhan, karena Rekoleksi dan Aksi panggilan untuk siswa-siswi Katolik Usia SMP dan SMA se-paroki Tigalingga sudah terlaksana dengan sangat baik. Kegiatan ini dihadiri hampir 400 orang anak. Semuanya dapat terlaksana hanya karena berkat Tuhan. Terimakasih juga kami sampaikan kepada semua Saudara yang telah mendukung dan mendoakan kegaitan kami ini. Kegiatan ini dilaksanakan hanya dengan menggunakan dana partisipasi peserta dan swadaya paroki, karena tidak mendapatkan bantuan dari donatur manapun, namun karena berkat Tuhan dan doa para Saudara, semuanya dapat berjalan dengan sangat baik. Semoga dari antara anak-anak ini, kelak ada yang menjadi Imam dan biarawan-biarawati.
Photobucket
Tuhan memberkati kita.
Kegembiraan dan Persaudaraan
Photobucket
Hari Ulang tahun Romo Anton M.Carm yang seharusnya tanggal 15 Januari 2010, baru dirayakan hari Minggu Minggu 16 Januari 2011 lalu, bersama Romo-romo Karmel se-Dairi, bersama beberapa umat Paroki Tigalingga di Aula Paroki Tigalingga. Pada kesempatan itu, Rm. Bernad O.Carm, pastor paroki Sidikalang memberi kado ulang tahun yakni 20 sak semen untuk pembangunan Gereja dan Rm. Anton sendiri menyumbangkan semua hadiah ultah untuk pembangunan Gereja. Saat itu, hadiah uang yang diperoleh sebanyak Rp. 1.100.000,-. Lumayanlah untuk tambahan dana pembangunan Gereja. Trimakasih buat semuanya.
Saldo Pesta Pelantikan Pengurus Gereja dan Penerimaan Sakramen Krisma, 6-7 Nop. 2010.
Pada hari Kamis 18 Nopember 2010 telah diadakan Evaluasi dan pembubaran Panitia. Saldo dari kegiatan tersebut adalah Rp. 22.320.500 Acara ini dapat berjalan dengan baik karena partisipasi semua umat. Dana juga bisa Saldo karena umat menyumbangkan hasil-hasil pertanian mereka dengan harapan ada Saldo untuk pembangunan Gereja Paroki.Jadi selain dana partisipasi dari umat, juga umat menyumbangkan hasil pertanian yang dibutuhkan untuk mengurangi dana konsumsi. Syukur pada Tuhan, akhirnya memang ada saldo untuk dana pembangunan Gereja. Terimakasih kami ucapkan kepada semua umat Paroki, DPP, Para Panitia, Para Donatur dan siapa saja yang mendoakan dan mendukung kegitan ini. Yesus memberkati kita semua selalu. Amin.

RENUNGAN HARI BIASA: SABTU 26 JANUARI 201

RENUNGAN HARI BIASA: SABTU 26 JANUARI 201 
(Peringatan Wajib St. Timotius & Titus) 
2Tim. 1:1-8 atau Tit. 1:1-5; Mzm. 96:1-2a,2b-3,7-8a,10; Mrk. 3:20-21 atau Luk. 10:1-9 

BACAAN INJIL: 
 Kemudian dari pada itu Tuhan menunjuk tujuh puluh murid yang lain, lalu mengutus mereka berdua-dua mendahului-Nya ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungi-Nya. Kata-Nya kepada mereka: "Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu. Pergilah, sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala. Janganlah membawa pundi-pundi atau bekal atau kasut, dan janganlah memberi salam kepada siapapun selama dalam perjalanan. Kalau kamu memasuki suatu rumah, katakanlah lebih dahulu: Damai sejahtera bagi rumah ini. Dan jikalau di situ ada orang yang layak menerima damai sejahtera, maka salammu itu akan tinggal atasnya. Tetapi jika tidak, salammu itu kembali kepadamu. Tinggallah dalam rumah itu, makan dan minumlah apa yang diberikan orang kepadamu, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. Janganlah berpindah-pindah rumah. Dan jikalau kamu masuk ke dalam sebuah kota dan kamu diterima di situ, makanlah apa yang dihidangkan kepadamu, dan sembuhkanlah orang-orang sakit yang ada di situ dan katakanlah kepada mereka: Kerajaan Allah sudah dekat padamu. 

RENUNGAN: 
Kita pasti sering mendengarkan kegiatan pembekalan untuk satu kelompok sebelum mereka ditugaskan untuk tugas tertentu. Para peserta dibekali dengan pengetahuan dan materi yang penting untuk mereka ketahui dan miliki sebelum mereka terjun pada tugas yang mereka akan hadapi. Pembekalan itu juga diharapkan agar mereka paham, mengetahui gambaran medan tugas yang mereka hadapi dan dengan harapan agar mereka menjadi pekerja yang bermutu. Sehingga sungguh suatu yang sangat ganjil bila seseorang memulai tugas baru dan ditempat baru tanpa suatu pembekalan. Yesus juga melakukan hal yang sama sebelum mengutus para murid dalam melaksanakan tugas perutusan mereka. 

Yesus juga membekali para murid namun pembekalan yang diberikan oleh Yesus berbeda dengan yang umumnya dilakukan oleh banyak orang. Kalau orang pada umumnya membekali dengan memberi gambaran yang menyenangkan, malah Yesus mengatakan bahwa para murid diutus seperti domba ke tengah serigala. Kalau pada umumnya orang dibekali dengan pengetahuan atau ketrampilan dan biaya dalam perjalanan, tetapi Yesus malah melarang para murid membawa pundi-pundi atau bekal atau kasut, dan janganlah memberi salam kepada siapapun selama dalam perjalanan. 

Yesus juga memerintahkan agar para murid memberi salam damai sejahatera ketika memasuki rumah seseorang dan tinggal di rumah itu bila diterima, tidak berpindah-pindah dan harus makan apa adanya sebagaimana yang tersedia. Pada akhir pembekalan itu Yesus memberi perintah agar para murid agar menyembuhkanlah orang-orang sakit yang ada di situ dan katakanlah kepada mereka: Kerajaan Allah sudah dekat padamu. Pembekalan dan syarat yang diberikan oleh Yesus kepada para murid memang berbeda dengan yang bisa dilakukan oleh banyak orang. 

Sejak awal Yesus mengingatkan para murid bahwa tugas mewartakan Kerajaan Allah bukanlah hal yang mudah, para murid pasti akan mendapat tantangan dan persoalan bahkan seperti domba di tengah serigala. Oleh sebab itu, para murid harus selalu mengandalkan Tuhan dalam tugas itu, tidak mengandalkan perlengkapan dan kemampuan mereka. Inilah yang Yesus maksudkan agar para murid tidak membawa bekal. Yesus juga berjanji bahwa Tuhan akan mencukupkan apa yang mereka perlukan untuk hidup dan untuk pelayanan mereka. Oleh sebab itu, para murid harus selalu tidak perlu khawatir akan hidup dan persoalan yang akan mereka hadapi, yang perlu diingat para murid adalah berpegang teguh pada tugas perutusan dan selalu mengandalkan Tuhan. 

Seperti para murid, kitapun mendapat perutusan dari Yesus sendiri. Syarat dan perintah yang diberikan oleh Yesus kepada para murid juga diberikan kepada kita. Kita tidak perlu khawatir bahwa kita tidak punya bekal pengetahuan atau kemampuan dan tidak punya bekal yang cukup, sebab Tuhan akan mencukupkan apa yang kita perlukan bagi hidup kita dan perutusan kita. Kita harus selalu percaya dan mengandalkan Tuhan dalam hidup kita. Yakinlah bahwa Tuhan akan selalu menyertai kita. Amin.

RENUNGAN HARI BIASA: JUMAT 25 JANUARI 201

RENUNGAN HARI BIASA: JUMAT 25 JANUARI 201 
(Pesta Bertobatnya St. Paulus Rasul) 
Kis. 22:3-16 atau Kis. 9:1-22; Mzm. 117:1,2; Mrk. 16:15-18 

BACAAN INJIL: 
Lalu Ia berkata kepada mereka: "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum. Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh." 

RENUNGAN: 
Pernah dikisahkan dalam satu berita (lupa diberitakan di mana), dikatakan bahwa seorang pengkotbah setiap berkotbah selalu membawa ular berbisa. Ular itu memang binatang peliharaannya, tetapi berbisa. Dia melakukan demikian mengikuti kebiasaan ayahnya yang juga seorang pengkotbah dan melakukan hal yang sama. Mereka melakukan demikian karena terinspirasi dengan sabda hari ini yang mengatakan “Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh." 

Dia dan ayahnya yakin bahwa walaupun dia memegang ular berbisa, dia tidak akan dipagut oleh ular itu dan tidak akan mati, karena Yesus memberi tanda bahwa mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka. Namun pada akhirnya dia mati karena dipagut oleh ular berbisa yang dia pegang ketika berkotbah. 

Dengan peristiwa ini mungkin orang berkata bahwa Tuhan mengingkari janjinya yang sebagaimana kita dengarkan dalam injil hari ini. Tentu tidaklah demikian. Namun tentunya kita tidak boleh mengerti dan menerapkan begitu saja sabda hari ini. Itu sama halnya kita mencobai Tuhan. 

Semua orang yang percaya kepaa Yesus mempunyai tugas dan tanggungjawab yang sama yakni mendapat tugas perutusan untuk mewartakan Injil. Tugas mewartakan Injil bukan menjadi tugas orang tertentu, tetapi tugas dan tanggungjawab semua orang beriman. Dalam menjalankan tugas itu, bagi masing-masing tentu berbeda-beda. Pewartaan injil kita lakukan sesuai dengan situasi dan kemampuan kita masing-masing dan dalam hidup setiap hari. Sehingga jelas bahwa iman itu harus diwartakan. 

Tujuan pewartaan ini, terutama tentu bukan supaya orang itu mengikuti kita ikut menjadi penganut agama yang kita yakini. Hal ini harus kita ingat, karena seringkali dan banyak orang kristiani yang begitu giat menjalankan tugas pewartaan injil dengan cara membuka aib agama lain atau menjelek-jelekkan agama orang lain dan akhirnya memaksa orang itu untuk masuk dalam kelompok agamanya. Padahal tujuan utama pewartaan adalah agar orang itu bertobat dan percaya kepada Tuhan dan pada akhirnya beroleh keselamatan kekal. Memang kita berharap orang yang kita injili bergabung dengan agama kita. Tetapi itu bukan menjadi tujuan. Tujuan utama adalah orang bertobat dan percaya kepada Tuhan. Biarlah pada akhirnya lewat teladan hidup kita yang dapat mereka lihat dan saksikan, akhirnya mereka itu masuk dalam gereja kita. 

Sehingga pewartaan kita lakukan bukan melulu dengan kata-kata tetapi hidup yang sungguh beriman, percaya pada kuasa dan kasih Tuhan, atau dengan hidup mengandalkan Tuhan dalam hidup. Hidup beriman berarti selalu percaya bahwa Tuhan selalu menyertainya, mengandalkan Tuhan dalam hidup sehingga tidak takut menghadapi hidup dengan segala persoalannya. Pewartaan juga kita lakukan dengan membawa sukacita dan berkat bagi orang lain. Kita harus bertutur kata dengan penuh kasihd an kelembutan dan dengan rela dan dengan sukacita mau membantu orang yang sakit. Dalam artian inilah kita bisa mengerti bahwa tanda-tanda orang yang percaya yang dimaksudkan oleh Yesus. Sehingga hitup kita yang percaya harus menjadi tanda bagi banyak orang. Amin.

Berbagi Berita : Pimpinan Komunis mengunjungi Vatikan

Pimpinan Komunis mengunjungi Vatikan

Paus Benediktus XVI dan ketua Partai Komunis Vietnam bertemu di Vatikan, pada Selasa, berjanji memperkuat hubungan di antara Hanoi dan Takhta Suci, sementara mengakui masih ada “hal-hal” belum terselesaikan yang perlu ditangani. Pertemuan pribadi berlangsung 30 menit itu adalah pertama di antara sekjen Partai Komunis Vietnam dan Paus, kata pernyataan Vatikan. 

Secara khusus, kedua pemimpin itu mengungkapkan harapan mereka bahwa “beberapa hal tertunda dapat diselesaikan dan kerja sama dapat diperkuat,” kata pernyataan itu. Di antara “hal-hal tertunda” itu adalah peran Gereja dalam pendidikan, sengketa properti di antara Gereja dan negara, dan perkembangan mungkin dalam hubungan bilateral, hingga pembentukan hubungan diplomatik penuh. Menurut juru bicara Vatikan Pastor Federico Lombardi, pertemuan di antara Paus dan Nguyen Phu Trong berlangsung “sangat ramah dan konstruktif.” 

Trong mengadakan tur Eropa, selain Vatikan, juga London, Roma, dan Brussels. Trong diberi kehormatan secara protokoler yang disediakan untuk kepala negara. Paus Benediktus menerima Trong pada Selasa, hari dimana ia biasanya tidak memiliki pertemuan publik. “Vietnam adalah negara di mana Partai Komunis berperan sangat penting,” kata Pastor Lombardi. Dia menyebut pertemuan itu adalah “langkah lain dalam kemajuan yang berhasil di antara Vietnam dan Takhta Suci.” 

Paus Benediktus bertemu dengan Perdana Menteri Nguyen Tan Dung tahun 2007 dan dengan Presiden Nguyen Minh Triet tahun 2009. Sebuah komisi tingkat tinggi bilateral dibentuk tahun 2009 telah bertemu tiga kali dalam beberapa tahun terakhir, menyebabkan penunjukkan Uskup Agung Leopoldo Girelli sebagai wakil Vatikan pertama non-residen, sejak kemenangan Komunis tahun 1973. 

Trong dan 11 delegasi, termasuk Wakil Perdana Menteri Nguyen Xuan Phuc, Menteri Luar Negeri Pham Binh Minh, dan Menteri Pertahanan Nguyen Chi Vinh juga sempat bertemu dengan Sekretaris Negara Vatikan Tarcisio Kardinal Bertone, bersama ‘menteri luar negeri’ Vatikan Uskup Agung Dominique Mamberti, dan para pejabat Sekretariat Negara. Delegasi Vietnam juga termasuk ketua Komisi Urusan Agama Vietnam, Pham Dzung. Kedutaan Vietnam di Italia tidak bersedia memberikan komentar terkait kunjungan tersebut. Sumber: Communist chief visits Vatican

RENUNGAN HARIAN : KAMIS 24 JANUARI 2013

RENUNGAN HARIAN : KAMIS 24 JANUARI 2013 
(Peringatan Wajin St. Fransiskus dr Sales) 
Ibr. 7:25 - 8:6; Mzm. 40:7-8a,8b-9,10,17; Mrk. 3:7-12) 

BACAAN INJIL: 
Kemudian Yesus dengan murid-murid-Nya menyingkir ke danau, dan banyak orang dari Galilea mengikuti-Nya. Juga dari Yudea, dari Yerusalem, dari Idumea, dari seberang Yordan, dan dari daerah Tirus dan Sidon datang banyak orang kepada-Nya, sesudah mereka mendengar segala yang dilakukan-Nya. Ia menyuruh murid-murid-Nya menyediakan sebuah perahu bagi-Nya karena orang banyak itu, supaya mereka jangan sampai menghimpit-Nya. Sebab Ia menyembuhkan banyak orang, sehingga semua penderita penyakit berdesak-desakan kepada-Nya hendak menjamah-Nya. Bilamana roh-roh jahat melihat Dia, mereka jatuh tersungkur di hadapan-Nya dan berteriak: "Engkaulah Anak Allah." Tetapi Ia dengan keras melarang mereka memberitahukan siapa Dia. 

RENUNGAN: 

Kehadiran Yesus sungguh membawa sukacita bagi orang-orang pada masa itu. Ke manapun Yesus pergi, selalu banyak orang mengikuti-Nya dan berlomba-lomba untuk bertemu dengan Yesus, bahkan hendak menjamah-Nya, layaknya hendak menyalam Yesus. Semua itu karena Yesus mengajar dengan penuh kuasa, mengajarkan cinta kasih kepada sesama dan juga karena melakukan banyak mukjizat. Sebagaimana kita dengarkan dalam Inji hari ini, banyak orang datang untuk menemui Yesus. Karena begitu banyaknya orang yang datang, Yesus sampai hampir terhimpit sehingga Yesus meminta para murid-Nya menyediakan perahu untuk-Nya dan Dia mengajar dari atas perahu. 

Memang banyak orang yang datang kepada Yesus, khususnya orang-orang yang sakit dan ingin menjamah Yesus. Mereka hendak menjamah Yesus karena yakin bahwa hanya dengan menjamah Yesus, mereka bisa sembuh. Sekilas mereka mempunyai iman yang dalam, namun kiranya apakah mereka memang percaya bahwa Yesus adalah Mesias? Ini yang menjadi persoalan. 

Mereka mengikuti Yesus bukan karena menerima dan percaya bahwa Yesus adalah Tuhan, tetapi karena mengharapkan kesembuhan dari penyakit atau penderitaan mereka. Oleh sebab itulah Yesus melarang roh-roh jahat yang berteriak "Engkaulah Anak Allah." Yesus melarang roh-roh jahat itu berteriak tentang siapa diri-Nya, karena orang banyak itu belum siap menerima siapa diri-Nya. Namun yang pasti bagi kita, bahwa Yesus adalah Tuhan yang penuh kasih dan kasi-Nya nyata dalam perbuatan kasih kepada manusia. 

Perbuatan kasih itulah yang membuat orang banyak ingin bertemu dengan Yesus. Sehingga dengan injil hari ini, kita patut bersukacita bahwa Yesus Tuhan kita adalah Anak Allah. Ia berkuasa dan penuh kasih. Dengan demikian, baiklah kita sungguh percaya bahwa Dia adalah Mesias, Dialah Tuhan kita. Iman inilah kiranya yang harus mendasari kita dalam mengikuti Yesus. Kita menjadi pengikuti Yesus dan rindu rindu bertemu dengan-Nya, karena kita percaya Yesus adalah Tuhan, bukan karena kita butuh sesuatu dari Tuhan.

Namun kiranya kita masih sering rajin berdoa atau begitu rindu bertemu dengan Yesus, hanya karena kita punya kebutuhan yang kita harapkan dari Yesus. Ketika kita tidak punya kebutuhan, kita dengan mudah meninggalkan dan melupakan Yesus dalam hidup kita. Selain itu, sebagai orang beriman, baiklah kita melanjutkan karya kasih Yesus kepada sesama, supaya semakin banyak orang yang merasakan kasih dan kuasa Tuhan. Saat ini banyak orang yang tidak mampu lagi merasakan kasih Tuhan bahkan ada juta orang yang tidak lagi percaya pada Yesus. 

Semuanya ini bisa karena para pengikuti Yesus atau orang menyatakan diri beriman kepada Yesus, tidak memperlihatkan kasih Yesus kepada sesama lewat hidupnya. Memang begitu banyak orang beriman yang begitu rajin dan aktif dalam kehidupan gereja dan begitu pintar dalam berbicara tentang iman dan kasih, namun kurang dalam melakukan perbuatan kasih kepada sesama. Yesus dikerumuni oleh banyak orang, karena orang banyak itu melihat perbuatan kasih yang dilakukan oleh Yesus. Maka semoga kita juga mewartakan kasih Tuhan bukan dengan kata-kata tetapi dengan perbuatan kasih yang nyata kepada sesama, sehingga semakin banyak orang yang merasakan kasih Tuhan dan akhirnya percaya kepada Tuhan. Amin.

RENUNGAN HARIAN : RABU 23 JANUARI 2013

RENUNGAN HARIAN : RABU 23 JANUARI 2013 
(Yosepha Maria dr Beniganim) 
Ibr. 7:1-3,15-17; Mzm. 110:1,2,3,4; Mrk. 3:1-6 

BACAAN INJIL: 

Kemudian Yesus masuk lagi ke rumah ibadat. Di situ ada seorang yang mati sebelah tangannya. Mereka mengamat-amati Yesus, kalau-kalau Ia menyembuhkan orang itu pada hari Sabat, supaya mereka dapat mempersalahkan Dia. Kata Yesus kepada orang yang mati sebelah tangannya itu: "Mari, berdirilah di tengah!" Kemudian kata-Nya kepada mereka: "Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang?" Tetapi mereka itu diam saja. Ia berdukacita karena kedegilan mereka dan dengan marah Ia memandang sekeliling-Nya kepada mereka lalu Ia berkata kepada orang itu: "Ulurkanlah tanganmu!" Dan ia mengulurkannya, maka sembuhlah tangannya itu. 

RENUNGAN: 
Perbuatan baik tidak selamanya mendapat pujian atau disukai oleh semua orang. Seringkali perbuatan baik malah mendapat kritikan dari orang-orang yang tidak menyukainya, apalagi bila perbuatan itu dianggap menyalahi kebiasaan yang berlaku umum. Perbuatan baik itu semakin mendapat tantangan apabila hal itu ada orang yang tidak suka pada orang itu, malah perbautan baik itu bisa menjadi alasan untuk semakin membenci dengan menuduh bahwa orang itu punya niat tertentu. Malahan juga seringkali orang lebih gampang melihat kekurangan orang lain, daripada kebaikan yang dilakukan orang. 

Demikianlah kiranya yang dialami oleh Yesus. Orang-orang Farisi sudah tahu bahwa Yesus selalu berbuat baik kepada orang lain, bahkan Yesus tidak mengenal waktu dalam perbuatan baik-Nya. Bagi Yesus yang terutama adalah kasih dan perbuatan nyata bagi manusia. Namun hal ini tidak disukai oleh orang-orang Farisi. Alasan utama ketidaksenangan orang-orang Farisi adalah kecemburuan. Mereka cembut sebab semakin banyak orang yang mengikuti Yesus dan mereka kekurangan bahkan kekuarangan pengikut. Alasan utama ini pulalah yang sebenarnya mendasari ketidaksetujuan mereka akan perbuatan baik yang dilakukan Yesus pada hari sabat. Oleh karena itulah ketika Yesus bertanya, “Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang?" mereka hanya diam, tidak berani menjawab. Mereka sebenarnya meyakini bahwa berbuat baik dan menyelamatkan orang pada hari sabat itu yang diperbolehkan. Namun mereka tidak berani menjawab karena mereka sudah dirasuki oleh rasa cemburu. 

 Walaupun Yesus menghadapi kedegilan hati orang-orang Farisi, Yesus tetap melakukan perbautan baik kepada sesama. Bagi Yesus yang utama adalah perbuatan kasih dan perbuatan kasih itu tidak mengenal waktu. Terlebih Yesus menyatakan kasih-Nya bukan dengan kata-kata tetapi dengan perbuatan baik yang nyata. Memang demikianlah seharusnya kita dalam hidup sebagai orang beriman. Kita harus mengutamakan kasih dan perbuatan kasih yang nyata dalam hidup sehari-hari. 

Namun seringkali kita lebih banyak berkata-kata tentang kasih, tetapi tidak melakukannya secara nyata kepada sesama. Bahkan bungkin kita seperti orang Farisi, ketika melihat orang berbuat baik, kita malah berpikiran negatif atas kebaikan orang itu. Hal ini terjadi karena tanpa sadar kita merasa cemburu. Sikap cemburu seringkali membuat kita galap mata, sehingga tidak berani mengakui kebaikan orang tetapi malah mencela perbuatan baik itu. Maka semoga kita meneladan Yesus, bukan seperti orang-orang Farisi itu. Amin.

RENUNGAN HARIAN : SELASA 22 JANUARI 2013

RENUNGAN HARIAN : SELASA 22 JANUARI 2013 
(Vincentius, Laura Vicuna, Hari kelima Pekan Doa Sedunia) 
Ibr. 6:10-20; Mzm. 111:1-2,4-5,9,10c; Mrk. 2:23-28 

BACAAN INJIL: 
Pada suatu kali, pada hari Sabat, Yesus berjalan di ladang gandum, dan sementara berjalan murid-murid-Nya memetik bulir gandum. Maka kata orang-orang Farisi kepada-Nya: "Lihat! Mengapa mereka berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat?" Jawab-Nya kepada mereka: "Belum pernahkah kamu baca apa yang dilakukan Daud, ketika ia dan mereka yang mengikutinya kekurangan dan kelaparan, bagaimana ia masuk ke dalam Rumah Allah waktu Abyatar menjabat sebagai Imam Besar lalu makan roti sajian itu, yang tidak boleh dimakan kecuali oleh imam-imam dan memberinya juga kepada pengikut-pengikutnya. Lalu kata Yesus kepada mereka: "Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat, jadi Anak Manusia adalah juga Tuhan atas hari Sabat." 

RENUNGAN: 
Kita tentu masih ingat peraturan yang diberlakukan di tanah Aceh, yakni larangan bagi wanita untuk ngangkang saat dibonceng naik sepeda mator. Tindakan ngangkang saat dibonceng itu dianggap haram, tidak sesuai dengan budaya Aceh. Peraturan ini mendapat protes dari berbagai pihak, bahkan dari kalangan islam sendiri. Banyak orang berpikir bahwa peraturan itu tidak logis dan tidak manusiawi karena mengabaikan keselamatan wanita yang dibonceng. 

Pemerintah dan orang yang menyetujui peraturan itu, lebih mementingkan aturan dibanding nyawa, keselamatan atau kelangsungan hidup wanita yang dibonceng. Sebab bagi wanita tertentu, sangat berbahaya bila dibonceng dengan menyambping. Inilah gambaran yang sering terjadi dalam kehidupan kita. Banyak orang atau pemerintah membuat peraturan tanpa memperhatikan kehidupan banyak orang. Peraturan seringkali dibuat demi kepentingan orang tertentu atau kelompok tertentu. Bahkan tidak sedikit peraturan yang merugikan banyak orang. 

Hal yang demikian kita dengarkan dalam injil hari ini. Bangsa Yahudi sangat ketat soal hukum hari Sabat. Bahkan pada hari sabat orang dilarang untuk bekerja. Berbuat baik kepada sesama juga itu dianggap bekerja sehingga dilarang dilakukan pada hari sabat. Karena itulah orang-orang Farisi merasa aneh ketika melihat murid-murid Yesus memetik gandum pada hari sabat dan memakannya. Orang-orang Farisi itu lebih mementingkan aturan dibandingkan dengan situasi para murid yang pasti sedang kelaparan karena mengadakan perjalan dalam pelayanan bersama dengan Yesus. 

Orang-orang Farisi tentu melihat bahwa para murid pasti sedang kelaparan sehabis perjalanan dalam pelayanan. Namun mereka tidak peduli akan hal itu, malah mengkritik ketika para murid memetik gandum dan memakannya. Mereka lebih mementingkan aturan daripada memberi para murid makan. 

 Demikianlah juga yang seringkali mungkin terjadi dalam kehidupan kita. Banyak orang yang menyatakan diri sebagai orang beriman, begitu rajin dalam kegiatan gereja dan taat pada aturan. Namun sayang, seringkali semuanya itu hanya sebatas ketaatan dan liturgi saja, tidak berbuah dalam kasih dan perbuatan baik kepada sesama. Bahkan seringkali juga, orang yang begitu rajin dan taat dalam kehidupan menggereja, begitu risih dan langsung mengkritik orang yang dianggap tidak menghayati imannya. Malahan tidak sedikit pula orang yang lebi mementingkan kegiatan liturgi, peraturan dibandingkan dengan perbuatan kasih kepada sesama. 

Mungkin bisa dikatakan bahwa tidak sedikit orang yang menghabiskan banyak waktu dan uang untuk melakukan ziarah ke tempat-tempat ziarah, tetapi begitu pelit dalam membantu atau berbagi dengan sesama yang menderita dan mendambakan pertolongan. Padahal seharusnya, kehidupan iman dan semua ulah kesalehan yang kita lakukan hendaknya berbuah dalam perbuatan baik kepada sesama. Oleh sebab itu, semoga kita lebih mengutamakan cinta kasih dan perbuatan baik kepada sesama dibanding dengan ketaatan pada aturan-aturan. Amin.

RENUNGAN HARIAN : SENIN 21 JANUARI 2013

RENUNGAN HARIAN : SENIN 21 JANUARI 2013 
(Peringatan Wajib St. Agnes, Hari keempat Pekan Doa Sedunia) 
Ibr. 5:1-10; Mzm. 110:1,2,3,4; Mrk. 2:18-22 

BACAAN INJIL: 
Pada suatu kali ketika murid-murid Yohanes dan orang-orang Farisi sedang berpuasa, datanglah orang-orang dan mengatakan kepada Yesus: "Mengapa murid-murid Yohanes dan murid-murid orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?" Jawab Yesus kepada mereka: "Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berpuasa sedang mempelai itu bersama mereka? Selama mempelai itu bersama mereka, mereka tidak dapat berpuasa. Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka, dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa. Tidak seorangpun menambalkan secarik kain yang belum susut pada baju yang tua, karena jika demikian kain penambal itu akan mencabiknya, yang baru mencabik yang tua, lalu makin besarlah koyaknya. Demikian juga tidak seorangpun mengisikan anggur yang baru ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian anggur itu akan mengoyakkan kantong itu, sehingga anggur itu dan kantongnya dua-duanya terbuang. Tetapi anggur yang baru hendaknya disimpan dalam kantong yang baru pula." 

RENUNGAN: 
Nilai suatu puasa bukan ditentukan oleh lama dan banyaknya tetapi tujuan dari tindakan puasa itu. Banyak cara dan alasan orang untuk berpuasa, baik itu alasan jasmani dan alasan rohani. Berpuasa menjadi kewajiban bagi orang beriman. Oleh sebab itu, orang-orang pada waktu itu heran ketika melihat murid-murid Yesus tidak berpuasa. Orang-orang itu melihat bahwa orang-orang Farisi dan meurid-murid Yohanes melakukan puasa tetapi murid-murid Yesus tidak berpuasa dan bahkan mungkin makan banyak. Orang-orang itu mempertanyakan hal ini kepada Yesus dengan bertanya, “Mengapa murid-murid Yohanes dan murid-murid orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?" 

Mendanggapi pertanyaan itu, Yesus menjelaskan makna dan tujuan puasa. Para murid tidak berpuasa karena mereka sedang bersama diri-Nya yang adalah Tuhan. Dengan perumpaan tentang mempelai itu, Yesus menyatakan siapa diri-Nya yang sesungguhnya. Sehingga jelas bahwa tujuan berpuasa yang utama adalah semakin mendekatkan diri dengan Yesus Tuhan. Selanjutnya, Yesus menjelaskan bahwa tujuan berpuasa adalah untuk mengekang diri dari keinginan badan atau keinginan diri dan untuk semakin mendekatkan diri dengan Tuhan. Bagi kita orang beriman, puasa kita lakukan agar hidup kita sesuai dengan kehendak Tuhan. Dengan berpuasa orang harus menjadi hidup baru, hidup dalam Tuhan. Kita tentu sudah banyak mendengarkan dan melakukan puasa dalam hidup kita.

 Sebagaimana kami sebutkan di atas, nilai puasa yang kita lakukan bukan ditentukan oleh banyak dan bentuk puasa yang kita lakukan, tetapi ditentukan oleh tujuan. Apabila tujuan utama kita melakukan puasa demi mendekatkan diri kepada Tuhan dan sebagai upaya untuk mengubah hidup yang sesuai dengna kehendak Tuhan, itulah puasa yang sesungguhnya. 

Betapa banyak dan sering kita melakukan puasa, tetapi hidup tidak semakin mendekatkan diri dengan Tuhan dan bahkan tidak ada perubahan diri dalam hidup kita. Itulah yang dikatakan oleh Yesus, seperti orang yang menambalkan kain baru ke kain lama, sehingga kain baru itu merobek kain lama. Atau seperti menyimpan anggur baru ke kantungan yang lama, sehingga anggur baru itu merobek kantungan lama sehingga anggur baru itu tumpah. Artinya bila hidup iman kita dan puasa kita lakukan, tetapi hidup kita tidak semakin dekat dengan Tuhan dan hidup kita tidak berubah seperti yang dikehendaki Tuhan, apa yang kita lakukan menjadi sia-sia begitu saja. Puasa harus mengubah hidup kita seperti yang dikehendaki oleh Tuhan. Amin.

Berbagi Berita : Sekolah agama non Muslim di Blitar resah

Sekolah agama non Muslim di Blitar resah

Ilustrasi Pemerintah Kota Blitar sedang merapatkan keresahan sekolah-sekolah agama non Muslim oleh kemungkinan bakal ditutup operasinya oleh Wali Kota Blitar Samanhudi Anwar. “Kenyataannya tidak setajam itu kok. Ini masih akan ada pembicaraan dan rapat-rapat dengan pejabat Pemkot Blitar,” kata Gigih, Staf Humas Pemkot Blitar belum lama ini, seperti dilansir kompas.com. 

Mawan Mahyudin, Direktur LSM Post Institut, sebuah LSM di Kota Blitar, mengungkapkan ancaman Wali Kota Blitar Samanhudi Anwar terhadap sejumlah pihak yang berselisih dengan dirinya, bisa dinilai bukan benar-benar mewakili kebijakan Pemerintah Kota Blitar. Seringkali ancaman itu bernada pribadi. Misalnya, anak-anak warga Desa Dawuhan, Kecamatan Kepanjen Kidul, Kota Blitar yang tidak dibolehkan sekolah ke sekolah negeri di Blitar. 

 “Ini terjadi bisa dihubungkan dengan penolakan warga Dawuhan terhadap rencana Pemkot Blitar hendak mendirikan proyek Rumah Susun dikarenakan bakal lokasi itu dianggap warga merupakan obyek wisata,” katanya. Menurut Mawan, Samanhudi tidak secara persis mengetahui bahwa perintahnya bisa melanggar prinsip pemerintahan yang baik. Laranganya dan perintahnya sudah menjadi rahasia umum di Blitar, merupakan selera pribadi, menunjukkan ketidakpahamannya atas tata tertib pemerintahan modern yang berbasis sistem, aturan main dan hukum, bukan tindakan perseorangan. 

Paling akhir adalah perintahnya bahwa setiap siswa sekolah dasar dan menengah harus bisa baca tulis Alquran. Ini menimbulkan masalah di sekolah-sekolah agama non Muslim termasuk SMU, SMK Katolik, yang akan kerepotan menyediakan tenaga guru untuk memastikan para siswa muslimnya harus bisa baca tulis Alquran. “Padahal, dalam kurikulum tidak ada kewajiban itu,” ujar Mawan.
Disadur dari: www.cathnewsindonesia.com

 
Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan! (2Kor 8:14)