Pembangunan Gereja Paroki Tigalingga

Pembangunan Gereja Paroki sedang berlangsung. Kami sangat mengarapkan uluran kasih para Saudara untuk membantu.

Gotong Royong Pembangunan Gereja

Tidak ada kata yang bisa melukiskan pengalaman indah pada waktu gotong royong pengecoran lantai 2 bangunan Gereja selain, suatu keyakinan bahwa semuanya dapat terlaksana adalah karena MUKJIJZAT ALLAH BEKERJA.

Pengecoran Lantai Panti Imam Gereja

Pengecoran Lantai 2 bangunan Gereja ini dilakukan pada hari Selasa, 30 Agustus 2011 yang lalu. Luas yang dicor adalah 19 m x 24 m. Hujan yang mengguyur tidak menyurutkan semangat umat.

Kerjasama Imam dan Umat

Uskup emeritus KAM, Mgr. A.G.Pius Datubara OFM.Cap, datang berkunjung ke Paroki dan memberi semangat pada umat dalam pembangunan Gereja Paroki. Para pastor juga ikut berkerja bersama umat dalam pembangunan Gereja.

Misa Tridentin: Warisan Liturgi Yang Dipertahankan

HIDUPKATOLIK.com - Paus Benediktus XVI mengeluarkan Surat Apostolik Summorum Pontificum yang menjamin penggunaan Misa Tridentin...

Pembinaan Para Pengurus Gereja

Tidak sedikit umat katolik yang kerap menganggap bahwa Liturgi adalah sekedar perayaan wajib biasa yang dilaksanakan pada hari minggu.

Pertemuan Ibu-Ibu dan Pesta Pelindung Paroki

Pertemuan para ibu se-paroki telah terlaksana pada hari Kamis-Sabtu, 15 s/d 16 Juli 2011. Pertemuan ini mengundang semua ibu katolik yang ada di paroki untuk hadir dalam pertemuan/pembinaan para ibu katolik dan juga segaligus menjalin kebersamaan para ibu. Penutupan pertemuan sikaligus Pesta Pelindung Paroki.

Pembinaan Asmika se-Paroki

Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku; inilah yang menjadi tema dari pertemuan dan pembinaan minggu gembira yang telah berlangsung dengan sangat baik.

Mudika Ambil bagian dalam pembangunan Gereja Paroki

Mudika paroki tidak mau berpangku tangan melihat pembangunan Gereja paroki. Para mudika juga ambil bagian dengan mengumpulkan kerikil di sungai.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 1)

Umat dari lingkungan paroki dan juga dari beberapa stasi kembali bekerja sama dengan bergotong royong membangun gereja paroki. Untuk kali ini, umat bergotong royong men-cor lantai balkon bangunan Gereja.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 2)

Allah peduli. Karena kepedulian Allah atas pembangunan rumah-Nya ini, maka kami kamipun peduli dan bisa melanjutkan pembangunanini. Kepedulian Allah kami rasakan juga lewat kepedulian para Saudara.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 3)

Mari kita memuliakan Tuhan, tidak hanya dengan kata2 indah, tetapi dengan perbuatan nyata dengan rela berkorban.

Pertemuan akhir Tahun 2011 Pengurus Gereja se-Paroki

Para pengurus Gereja adalah ‘ujung tombak’ Gereja khususnya di stasi-stasi. Peran para pengurus Gereja ini sangat sentral dalam kehidupan Gereja di stasi-stasi.

Gua Maria dan Menyambut Hari Raya Natal

Persiapan menyambut hari Raya Natal 25 Desember 2011.

Rahmat dan Perlindungan Tuhan

Pastor Anton Manik O.Carm selamat dari kecelakaan mobil masuk jurang.

Rekoleksi dan Aksi Panggilan

Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku.

Pesan Prapaskah Kepausan 2012

"Kita Tidak Boleh Diam Saja terhadap Kejahatan" "Marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik" (Ibr. 10:24).

Pembangunan Gereja Santo Petrus Stasi Rante Besi

Dalam kemiskinan, kesederhanaan, umat membangunan Gereja. Meraka tidak memiliki uang, tetapi mereka memiliki harapan dan iman pada Tuhan.

Misa Perdana Pastor Andreas Korsini Lamtarida Simbolong O.Carm

Puji Syukur pada Tuhan, karena berkat-Nya, misa Perdana Pastor Andreas Lamtarida Simbolon O.Carm bersama 4 Pastor Karmel yang baru ditahbiskan, dapat terlaksana dengan baik pada hari Rabu 31 Oktober 2012 di Stasi Gundaling 1, paroki Maria dari gunung Karmel Tigalingga.

Bakti Sosial : Pengobatan Gratis

Dalam Rangka Menyongsong Jubileum Gereja Katolik di Dairi dan Pakpak Bharat, diadakan bakti Sosial Pengobatan Gratis di Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, pada 9 Desember 2012 yg lalu. Puji syukur pada Tuhan, kegiatan ini berlangsung dengan sangat memuaskan.

Mari Berbagi Berkat Tuhan

 photo UskupEmeritusKAMMgrPiusDautabra.jpg Photobucket

MENDAMBAKAN BERKAT TUHAN

SYALOM...SELAMAT DATANG.
"Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan."(2Kor 8:14)
"Muliakanlah Tuhan dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu." (Amsal 3:9)
"Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya." (Amsal 3:27)
"Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?" (1 Yohanes 3:17)
Saya Pastor Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, atas nama Panitia Pembangunan dan semua umat, memohon bantuan uluran kasih/dana untuk pembangunan Gereja Paroki. Kami sangat membutuhkan berkat Tuhan lewat uluran tangan dari para donatur.
Kami berharap dan berdoa Para Saudara berkenan berbagi berkat Tuhan kepada kami untuk pembangunan Gereja ini yang adalah rumah Tuhan sendiri.
BRI 5379 Unit Tigalingga Sidikalang
No. Rekening : 5379-01-000112-50-8
Nama : PANITIA PEMBANGUNAN GEREJA KATOLIK.
ATAU
BCA KCU MEDAN
NO.0222053453.
Atas Nama : ADYTIA PERMANA P.
(Adytia Permana P. adalah Romo Adytia Permana Perangin-angin O.Carm. Beliau dulu bertugas di Paroki Tigalingga, juga mengawali pembangunan ini, namun sekarang beliau bertugas di Keuskupan Agung Medan sebagai ekonom.Beliau kami minta buka rekening di BCA khusus untuk pembangunan ini, karena di daerah kami tidak ada BCA.)
Kami sangat senang bila sudah mentransfer persembahan, bapak/ibu/saudara/saudari memberitahukan ke kami melalui:
E mail ke :.
parokimariagk3lingga@yahoo.com
atau di SMS ke:.
Romo Anton Manik O.Carm : 081370836645
Romo Willy O.Carm : 081333837433
Untuk lebih jelasnya permohnan kami ini, Para Saudara dapat melihatnya di sini.... Sehubungan dengan Gambar pembangunan dapat melihatnya di sini....
Demikian kiranya Permohonan ini kami sampaikan. Atas dukungan, doa dan bantuan Bapak, Ibu dan Para Saudara-Saudari, kami mengucapkan banyak terima kasih.Berkat Tuhan senantiasa menyertai kita semua. Amin.
HORMAT KAMI:
Pastor Antonius Manik O.Carm

VARIA PAROKI

REKOLEKSI DAN AKSI PANGGILAN TELAH TERLAKSANA DENGAN SANGAT BAIK ;"> "APA YANG KAMU CARI?" (Yoh 1:38).
Puji syukur pada Tuhan, karena Rekoleksi dan Aksi panggilan untuk siswa-siswi Katolik Usia SMP dan SMA se-paroki Tigalingga sudah terlaksana dengan sangat baik. Kegiatan ini dihadiri hampir 400 orang anak. Semuanya dapat terlaksana hanya karena berkat Tuhan. Terimakasih juga kami sampaikan kepada semua Saudara yang telah mendukung dan mendoakan kegaitan kami ini. Kegiatan ini dilaksanakan hanya dengan menggunakan dana partisipasi peserta dan swadaya paroki, karena tidak mendapatkan bantuan dari donatur manapun, namun karena berkat Tuhan dan doa para Saudara, semuanya dapat berjalan dengan sangat baik. Semoga dari antara anak-anak ini, kelak ada yang menjadi Imam dan biarawan-biarawati.
Photobucket
Tuhan memberkati kita.
Kegembiraan dan Persaudaraan
Photobucket
Hari Ulang tahun Romo Anton M.Carm yang seharusnya tanggal 15 Januari 2010, baru dirayakan hari Minggu Minggu 16 Januari 2011 lalu, bersama Romo-romo Karmel se-Dairi, bersama beberapa umat Paroki Tigalingga di Aula Paroki Tigalingga. Pada kesempatan itu, Rm. Bernad O.Carm, pastor paroki Sidikalang memberi kado ulang tahun yakni 20 sak semen untuk pembangunan Gereja dan Rm. Anton sendiri menyumbangkan semua hadiah ultah untuk pembangunan Gereja. Saat itu, hadiah uang yang diperoleh sebanyak Rp. 1.100.000,-. Lumayanlah untuk tambahan dana pembangunan Gereja. Trimakasih buat semuanya.
Saldo Pesta Pelantikan Pengurus Gereja dan Penerimaan Sakramen Krisma, 6-7 Nop. 2010.
Pada hari Kamis 18 Nopember 2010 telah diadakan Evaluasi dan pembubaran Panitia. Saldo dari kegiatan tersebut adalah Rp. 22.320.500 Acara ini dapat berjalan dengan baik karena partisipasi semua umat. Dana juga bisa Saldo karena umat menyumbangkan hasil-hasil pertanian mereka dengan harapan ada Saldo untuk pembangunan Gereja Paroki.Jadi selain dana partisipasi dari umat, juga umat menyumbangkan hasil pertanian yang dibutuhkan untuk mengurangi dana konsumsi. Syukur pada Tuhan, akhirnya memang ada saldo untuk dana pembangunan Gereja. Terimakasih kami ucapkan kepada semua umat Paroki, DPP, Para Panitia, Para Donatur dan siapa saja yang mendoakan dan mendukung kegitan ini. Yesus memberkati kita semua selalu. Amin.

Berbagi Berita: Beberapa faktor penyebab pesantren radikal

Beberapa faktor penyebab pesantren radikal

Nuhrison M Nuh berbicara pada forum buka puasa bersama di Jakarta

Seorang pejabat Departemen Agama mengakui bahwa ada beberapa pondok pesantren yang memang mengajarkan paham radikal.Namun ada banyak penyebabnya.

“Berdasarkan kajian kami bahwa sebagian pondok pesantren di Indonesia dididik radikal,” kata Nuhrison M. Nuh, seorang pejabat dari Kementerian Agama (Kemenag) RI.

Hal itu disampaikan Nuhrison dalam acara buka puasa bersama yang mengambil tema ‘Radikalisasi pesantren dan akar penyebab,’ yang dihadiri oleh 50 perserta dari lintas agama di Jakarta Pusat, hari Jumat pekan lalu.

Nuhrison mengakui bahwa radikalisasi di pesantren itu diajarkan oleh mereka yang belajar di Timur Tengah, dan ketika pulang ke Indonesia mereka mendirikan pondok pesantren sebagai sarana untuk menyebarkan ideologi radikal.

Masih berdasarkan kajian Kemenag, beberapa faktor yang menimbulkan radikalisasi dan terror, antara lain pemahaman yg keliru tentang jihad terutama yang mengedepankan teror dan perang, ketidakadilan sosial, kemiskinan, politik yang membuat orang Islam terpinggirkan, kesenjangan sosial, solidaritas agama seperti di Palestina, dan pengetahuan agama yg minim.

Di ponpes, lanjutnya, seharusnya mengajarkan paham agama yang luas tentang nilai-nilai toleransi, damai dan cinta kasih, dan bukannya menyebarkan permusuhan.

Namun, ia mengakui bahwa pihaknya tidak bisa menutup ponpes-ponpes tersebut. Solusi yang ditawarkan adalah bekerjasama dengan MUI dalam menerbitkan buku untuk meluruskan arti jihad sebenarnya dan disebarkan ke ponpes-ponpes di seluruh Indonesia.

Dyah Madya Ruth, dari Lazuardi Birru, sebuah LSM Islam, mengatakan lembaganya meneliti ponpes-ponpes radikal di 13 kota di Indonesia.

“Kita jangan menyalahkan pesantren tapi siapa yang tangani ponpes tersebut,” katanya.

Menurutnya, radikalisasi muncul akibat pemahaman agama yang menyalahkan dan menganggap agama lain kafir, serta cara mendidik yang mengucilkan sehingga mereka tidak mengenal orang diluar mereka.

Wanita itu mengatakan pesantren eksklusif karena mereka kecewa dengan kehidupan diluar ponpes yang tidak sesuai dengan nilai-nilai keagamaan, serta mereka tak dirangkul oleh masyarakat dan pemerintah.

Solusinya, pemerintah harus tegas karena organisasi radikal meningkat meski dukungan menurun, katanya. “Kami coba promosikan pluralisme dan arti jihad yang benar terutama di kalangan generasi muda termasuk pondok pesantren.”

Umar Abdul, pengamat intelijen, menjelaskan sejumlah akar persoalan munculnya radikalisasi termasuk kebijakan pemerintahan dalam politik yg mengkianati pluralisme dengan mengeluarkan perda-perda yang sangat membingungkan non Muslim.

Menurutnya, selama ini Depag tak mengajarkan umat Islam dengan agama yg baik terutama membangun karakter dan iman, dan cuma mengatur kurikulum. Radikalisasi sengaja dipelihara negara dan selain itu penyalahgunaan kekuasaan oleh negara.

Disadur dari :www.cathnewsindonesia.com , Tanggal publikasi: 15 Agustus 2011

Umat diajak hidupkan adorasi Ekaristi

Umat diajak hidupkan adorasi Ekaristi

Para peserta seminar adorasi di aula Paroki St Yakobus Kelapa Gading

Para pastor melihat pentingnya adorasi terhadap Sakramen Maha Kudus dan perlu diberikan tempat khusus dalam kehidupan umat Katolik.

“Adorasi adalah esensi iman kita dan sekaligus meneguhkan iman,” kata Romo Petrus Gunawan Tjahja, pastor kepala Paroki St. Yakobus Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Hal itu disampaikannya dalam talkshow tentang ‘Beato Yohanes Paulus II: Adorasi, Kehidupan Mistik dan Karisma’ di aula paroki itu, 13 Agustus, yang dihadiri sekitar 300 peserta dari sejumlah paroki di keuskupan agung Jakarta.

“Umat Katolik perlu memberi tempat yang baik untuk adorasi Sakramen Maha Kudus karena tradisi ini sudah semakin menurun,” tambahnya.

Imam itu mengatakan Paus Yohanes Paulus II dalam ensikliknya Ecclecia de Eucharistia (Gereja Ekaristi) yang diterbitkan tahun 2003 menegaskan pentingya adorasi Ekaristi dengan tujuan untuk menghidupkan kembali ‘ketakjuban’ akan Ekaristi. Ekaristi, sebagai kehadiran penyelamatan Kristus di dalam komunitas para umat dan sebagai makanan spiritual komunitas tersebut,

Banyak orang menjadi kudus dan memiliki karya yang luar biasa, lanjutnya, karena kesetiaannya mengadakan adorasi Sakramen Maha Kudus, seraya mencontohkan Mendiang Paus Yohanes Paulus II dan Ibu Theresa dari Kalkuta, India.

Dalam sinode para uskup di Roma 2007 tentang Ekaristi menekankan bahwa Gereja Katolik hendaknya kembali ke adorasi.

Hal itu juga ditegaskan lagi dalam seruan Apostolik Paus Benediktus XVI dalam ensiklik Sacramentum Caritatis (Sakramen Cinta Kasih) yang dikeluarkan tahun 2007 meminta penghormatan penuh terhadap norma-norma liturgi, dan mendukung kembalinya praktek-praktek devosional tradisional.

Imam itu mengatakan adorasi sangat bermanfaat maka hal itu perlu diberikan via katekese. “Kami mengajak umat Katolik di KAJ mau mengadakan adorasi Ekaristi,” katanya.

Romo Tunjung Kesuma, Prefek Seminari Tinggi KAJ, pembicara lain, mengatakan, dalam adorasi menunjukkan persatuan dengan Allah. Namun “persatuan kita dengan Allah, jangan mengabaikan persatuan dengan sesama.”

Disadur dari : www.cathnewsindonesia.com

Romo Magnis: Elite Politik Bersekongkol Lakukan Korupsi

Romo Magnis: Elite Politik Bersekongkol Lakukan Korupsi

(Jakarta 3/8/2011)Para elite politik telah bersekongkol untuk melakukan korupsi. Hal itu nampak dari pemberitaan kasus korupsi yang sudah merambat hampir seluruh pejabat negara, bahkan sampai ke Komisi Pemberantas korupsi (KPK) yang diharapkan masyarakat untuk memberantas korupsi.

"Tentu ini mengecewakan sekali. Kesan kuat memang sudah ada persekongkolan di antara elite untuk melakukan korupsi. Jadi bersatunya elite politik kita bukan untuk melakukan kebaikan tetapi bersatu untuk melakukan korupsi," ungkap tokoh lintas agama Frans Magnis Suseno saat menghadiri buka puasa bersama di Kantor Komisi Yudisial, Jakarta, Selasa (2/8) malam.

Romo Magnis, begitu ia akrab disapa, mengatakan pentingnya fungsi pengawasan terhadap lembaga negara, termasuk KPK. Pakar Etika dari Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara itu menilai Komite etik KPK harus mampu menyelamatkan KPK dari hal-hal yang tidak wajar, seperti korupsi.

"KPK harus dikontrol. Tentu saja harapan saya agar komite etike harus benar-benar bekerja untuk membersihkan KPK dari perilaku-perilaku tidak etis, katakan saja korupsi," pungkas Romo Magnis.(metrotvnews.com)

Disadur dari : www.mirifica.net

RENUNGAN HARI BIASA PEKAN XIX, KAMIS 18 AGUSTUS 2011

RENUNGAN HARI BIASA PEKAN XIX, Kamis 18 AGUSTUS 2011
(Angelus Agustinus Mazzinghi, Helena, Gervasius Brunel, Paulus Charles & Elias Desgardin)
Hak 11:29-39a, Mzm 40:5,7-8a,8b-9,10, Mat 22:1-14

BACAAN INJIL:
Lalu Yesus berbicara pula dalam perumpamaan kepada mereka: "Hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja, yang mengadakan perjamuan kawin untuk anaknya. Ia menyuruh hamba-hambanya memanggil orang-orang yang telah diundang ke perjamuan kawin itu, tetapi orang-orang itu tidak mau datang. Ia menyuruh pula hamba-hamba lain, pesannya: Katakanlah kepada orang-orang yang diundang itu: Sesungguhnya hidangan, telah kusediakan, lembu-lembu jantan dan ternak piaraanku telah disembelih; semuanya telah tersedia, datanglah ke perjamuan kawin ini. Tetapi orang-orang yang diundang itu tidak mengindahkannya; ada yang pergi ke ladangnya, ada yang pergi mengurus usahanya, dan yang lain menangkap hamba-hambanya itu, menyiksanya dan membunuhnya. Maka murkalah raja itu, lalu menyuruh pasukannya ke sana untuk membinasakan pembunuh-pembunuh itu dan membakar kota mereka. Sesudah itu ia berkata kepada hamba-hambanya: Perjamuan kawin telah tersedia, tetapi orang-orang yang diundang tadi tidak layak untuk itu. Sebab itu pergilah ke persimpangan-persimpangan jalan dan undanglah setiap orang yang kamu jumpai di sana ke perjamuan kawin itu. Maka pergilah hamba-hamba itu dan mereka mengumpulkan semua orang yang dijumpainya di jalan-jalan, orang-orang jahat dan orang-orang baik, sehingga penuhlah ruangan perjamuan kawin itu dengan tamu. Ketika raja itu masuk untuk bertemu dengan tamu-tamu itu, ia melihat seorang yang tidak berpakaian pesta. Ia berkata kepadanya: Hai saudara, bagaimana engkau masuk ke mari dengan tidak mengenakan pakaian pesta? Tetapi orang itu diam saja. Lalu kata raja itu kepada hamba-hambanya: Ikatlah kaki dan tangannya dan campakkanlah orang itu ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi. Sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih."

RENUNGAN:
Saat menghadiri suatu pesta, kita pasti menyesuaikan diri dengan pesta yang hendak kita hadiri. Kita juga berusaha menyesuaikan bakaian dan penampilan kita saat menghadiri pesta. Saat hendak menghadiri pesta bersama dengan para rekan bisnis, tentu kita berusaha menggunakan pakaian yang menunjukkan penghormatan kita dengan rekan bisnis yang akan kita temua dan juga penghormatan atas pesta itu. Kita juga pasti berusaha menampilkan diri bahwa kita memang berwibawa dan layak menjadi rekan bisnis mereka. Tidak mungkin kita pada saat menghadiri pesta demikian, kita menggunakan pakaian santai mau ke pantai atau mau picnik. Intinya, kita berusaha menyesuaikan diri dengan pesta yang hendak kita hadiri, entah itu dari segi pakaian maupun dalam membawakan diri. Kalau kita melalaikan hal ini, kita pasti dianggap orang yang tidak tahu diri dan mungkinakan menjadi bahan perbincangan.

Berkaitan dengan hal di atas, tentu baiklah kiranya juga kita terapkan saat menghadiri pesta perjamuan makan bersama dengan Yesus pada saat ekaristi. Kita pasti masih ingat bagaimana perdebatan sehubungan dengan pakaian yang pantas saat menghadiri perayaan ekaristi. Ada yang mengatakan bahwa banyak umat yang tidak mengerti dan menghayati hakekat perayaan ekaristi sebagai perjamuan kudus makan bersama karena Yesus Kristus yang mengundang kita dan Dia sendiri menyediakan dirinya menjadi santapan rohani bagi kita. Perayaan ekaristi adalah perayaan kudus, tetapi kenyataannya banyak umat yang memenuhi undangan dengan pakaian yang tidak sesuai dengan kekudusan perayaan itu yakni tidak sedikit umat yang mengenakan pakaian pesta resepsi biasa dan ada yang memakai pakaian yang seakan mau ke mall atau ke pantai. Seringkali alasannya adalah karena memang setelah perayaan ekaristi mereka langsung mau rekreasi ke mall atau ke pantai, jadi sekalian aja, repot membawa pakaian ganti. Ada pula yang memberi alasan, soal pakaian mengapa harus dipersoalkan, kan yang terpenting hati orang yang mau memuji Tuhan dalam perayaan ekaristi.

Mungkin jawaban protes dan pembelaan pasti tidak akan bertemua karena yang keberatan atas pakaian yang tidak pas itu akan mencari pembelaan diri yang bahkan seakan sangan imani. Namun kiranya bila kita menghadiri pesta duniawi aja pasti menyesuaikan diri dengan pesta dan menghormati pesta dan pengundang, tetapi mengapa hal yang demikian juga tidak kita terapkand alam perayaan ekaristi? Bila kita sungguh menghayati makna kekudusan pesta perayaan ekaristi tentu kita juga berusaha memberi hati yang bersih, iman yang mendalam yang mana semuanya itu juga kita cerminkan dalam penampilan pakaian yang pantas dan perilaku kita selama perayaan ekaristi. Kehadiran kita yang menghadiri perayaan ekaristi juga hendaknya ikut berperan serta memelihara kekudusan perayaan yang kita ikuti.

Sebagaimana dalam perjamuan ekaristi, semua umat diundang untuk menghadirinya, namun hendaknya juga menghadiri dengan penuh iman, bukan dengan asal-asalan. Demikian juga halnya sehubungan dengan perjamuan abadi dalam kerajaan Surga, Tuhan mengundang semua orang untuk masuk ke dalamnya, karena Tuhan merindukan semua orang masuk dan menikmati kerajaan surga. Namun untuk masuk dan menikmati perjamuan surgawi adalah juga harus mengenakan pakaian pesta. Pakaian pesta yang dimaksudkan bukanlah dalam arti yang sebenarnya. Yang dimaksudkan oleh Yesus adalah iman yang hidup sesuai dengan kehendak Allah. Bukanlah iman yang hanya sekedar menganut agama kristiani, bukanlah iman yang hanya sekedar mengakui Yesus adalah Tuhan, tetapi tidak mengikuti Yesus secara sungguh-sungguh. Orang yang tidak mengenakan pekaian pesta sebagaimana yang dikehendaki oleh Yesus, pada akhirnya akan dicampakkan ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah terdapat ratap dan gertak gigi.

Maka para saudaraku yang dikasihi Tuhan. Tuhan mengundak kita untuk ikut ambil bagian menikmati perjamuan surgawi. Maka mari kita memenuhi undangan Yesus dengan mengenakan pakaian pesta yakni iman yang hidup. Amin.

RENUNGAN HARI BIASA PEKAN XIX, Rabu 17 AGUSTUS 2011 (HARI RAYA KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA)

RENUNGAN HARI BIASA PEKAN XIX, Rabu 17 AGUSTUS 2011
(HARI RAYA KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA)
Sir 10:1-8, Mzm 101:1a2ac3a6-7, 1Ptr 2:13-17, Mat 22:15-21

BACAAN INJIL:
Kemudian pergilah orang-orang Farisi; mereka berunding bagaimana mereka dapat menjerat Yesus dengan suatu pertanyaan. Mereka menyuruh murid-murid mereka bersama-sama orang-orang Herodian bertanya kepada-Nya: "Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang yang jujur dan dengan jujur mengajar jalan Allah dan Engkau tidak takut kepada siapapun juga, sebab Engkau tidak mencari muka. Katakanlah kepada kami pendapat-Mu: Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak?" Tetapi Yesus mengetahui kejahatan hati mereka itu lalu berkata: "Mengapa kamu mencobai Aku, hai orang-orang munafik? Tunjukkanlah kepada-Ku mata uang untuk pajak itu." Mereka membawa suatu dinar kepada-Nya. Maka Ia bertanya kepada mereka: "Gambar dan tulisan siapakah ini?" Jawab mereka: "Gambar dan tulisan Kaisar." Lalu kata Yesus kepada mereka: "Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah."
RENUNGAN:

Hari ini kita merayakan hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI yg ke 66 tahun. Pekik kemerdekaan dikumandangkan di mana-mana, kita pun pasti ikut menyerukan ‘Merdeka’ . Di mana-aman dirayakan upacara bendera dan acara-acara untuk memeriahkan kemerdekaan. Seperti misalnya di Tigalingga perayaan Kemerdekaan seakan mengalah perayaan-perayaan lain, karena perayaan kemerdekaan sudah dimulai sejak tanggal 15 Agustus dengan berbagai kegiatan baik itu di sekolah-sekolah maupun di desa-desa. Pada puncak perayaan kemerdekaan yakni tanggal 17 Agustus diadakan upacara bendera sebagaimana biasanya dan bahkan ada panggung hiburan. Saat merayakan kemerdekaan semua seakan terlepas dari beban dan persoalan hidup. Apalagi pada saat perayaan itu umumnya para pemimpin negara ini juga presiden mempidatokan yang indah-indah dan membeberkan kemajuan-kemajuan yang telah dibuatnya. Namun dalam merayakan kemerdekaan ini, hendaknya kita tidak hanya sekedar ikut-ikutan dalam keramaian perayaan kemerdekaan, tetapi hendaknya juga kita bermenung apakah kita sungguh telah merdeka?

Memang benar bahwa negara kita telah merdeka dari penjajahan dengara asing. Tetapi benarkah negara kita telah merdeka? Benarkah rakyat sudah merasakah kemerdekaan itu? Negara kita telah merdeka dari penjajahan negara lain, tetapi bisa dikatakan negara lain masih menjajah kita hanya memang bentuknya berbeda-beda. Misalnya dengan banyaknya TKI kita mengalami penyiksaan dan dihukum mati di negara lain, dan negara kita seakan tidak bisa berbuat apa-apa, apakah ini bukan termasuk penjajahan dari negara lain atas negara kita dan rakyat indonesia? Utang negara Indonesia kepada negara lain juga dikatakan masih sangat banyak. Apakah ini juga tidak termasuk penjajahan bagi negara kita tercinta ini?

Kita juga tahu sendiri bahwa banyak anak-anak indonesia yang pergi mengadu nasib ke negara lain karena mereka tidak mendapat pekerjaan dan tidak mendapat makan di negara sendiri. Kita juga menyaksikan banyaknya terjadi korupsi di negara kita ini. Adapula teror, ancaman-ancaman atau pelarangan beribadah di negara kita ini. Masih banyak kiranya bentuk penjajahan yang terjadi di negara ini. Kalau dahulu kita dijajah oleh negara asing, sekarang kita dijajah oleh bangsa sendiri. Korupsi, KKN, penindasan oleh orang tertentu terhadap rakyat kecil dan kemiskinan masih menjajah rakyat Indonesia tercinta. Bahkan kita sendiripun masih terjajah oleh kelemahan dan kedosaan kita. Kita belum sepenuhnya menjadi orang yang merdeka di negara sendiri.

Oleh karena itu, baiklah kita pada saat kemerdekaan ini tidak sekedar merayakan kemerdekaan tetapi juga menjadi suatu permenungan bagi kita akan kemerdekaan yang sudah diperjuangkan oleh para pahlawan. Kita juga harus ingat bahwa kemerdekaan ini adalah anugerah Allah dan lebih dari itu Allah sudah terlebih dahulu memerdekakan kita dari belenggu dosa. Maka baiklah kita hidup sebagai anak-anak yang merdeka. Kemerdekaan yang diberikan Allah dan diperjuangkan oleh para pejuang adalah bukan hanya sekedar terlepas dari penjajahan bangsa asing dan bukan berarti bertindak sesuka hati. Namun kemerdekaan yang dimaksudkan oleh Allah adalah kemerdekaan anak-anak Allah untuk menciptakan hidup bersama yang lebih baik.
Kita tahu pada masa sekarang ini banyak terjadi penjajahan dalam bentuk baru di negara kita ini. Kita mengharapkan adanya suatu perubahan yang lebih baik. Namun nampaknya apa yang kita harapkan belumlah terwujud dan bahkan seakan hanya mimpi belaka. Dari sebab itu pada saat ini, baiklah kita dengan merdeka berani memulai dari diri sendiri, tidak menunggu dari orang lain. Kita mengupayakan dengan hidup jujur, berani berkata dan membela kebenaran, bertindak adil kepada sesama dan berusaha hidup dan melakukan perbuatan-perbuatan baik. Dengan hidup demikian, itulah artinya bahwa kita sudah hidup sebagai manusia-manusia yang telah dimerdekakan oleh Allah. Amin.

RENUNGAN HARI BIASA PEKAN XIX, SELASA 16 AGUSTUS 2011

RENUNGAN HARI BIASA PEKAN XIX, SELASA 16 AGUSTUS 2011
(Stefanus dr Hungaria)
Hak 6:11-24a, Mzm 85:9,1-12,13-14, Mat 19:23-30

BACAAN INJIL:
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sukar sekali bagi seorang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Sekali lagi Aku berkata kepadamu, lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah." Ketika murid-murid mendengar itu, sangat gemparlah mereka dan berkata: "Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?" Yesus memandang mereka dan berkata: "Bagi manusia hal ini tidak mungkin, tetapi bagi Allah segala sesuatu mungkin." Lalu Petrus menjawab dan berkata kepada Yesus: "Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau; jadi apakah yang akan kami peroleh?" Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pada waktu penciptaan kembali, apabila Anak Manusia bersemayam di takhta kemuliaan-Nya, kamu, yang telah mengikut Aku, akan duduk juga di atas dua belas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel. Dan setiap orang yang karena nama-Ku meninggalkan rumahnya, saudaranya laki-laki atau saudaranya perempuan, bapa atau ibunya, anak-anak atau ladangnya, akan menerima kembali seratus kali lipat dan akan memperoleh hidup yang kekal. Tetapi banyak orang yang terdahulu akan menjadi yang terakhir, dan yang terakhir akan menjadi yang terdahulu."

RENUNGAN:
Semua orang dipanggil untuk masuk ke dalam Kerajaan Surga. Untuk masuk ke dalam kerajaan surga bukan tergantung pada status seseorang, misalnya lamanya seseorang menjadi pengikut Kristus, ataupun tidak ditentukan oleh status sosial dan pangkat seseorang. Kaluapun kita mendengar perkataan Yesus hari ini yang mengatkan bahwa orang kaya begitu sukar masuk surga dan lebih mudah unta masuk lobang jarum, bukan berarti orang kaya tidak dimungkinkan masuk surga dan orang miskin seakan menjadi otomatis masuk surga. Yesus mengatakan orang kaya sukar masuk surga, bukan tidak mungkin.

Yesus mengatakan demikian karena seringkali kekayaan membuat orang lupa akan akan Allah, karena merasa semua bisa dilakukan atau bisa dibeli dengan kekayaan. Dengan demikian mereka mengandalkan kekayaannya dalam hidup, tidak lagi melihat peran Allah dalam hidupnya. Kekayaan bisa juga membuat orang lupa diri sehingga seseorang lebih mementingkan dirinya, dan lupa akan sesamanya. Singkat kata dengan sabda ini Yesus mengingatkan kita agar kita waspada, jangan sampai kekayaan itu justru menghalangi kita untuk masuk ke dalam Kerajaan surga. Kekayaan itu justru hendaknya kita gunakan sebagai jalan dan alat untuk masuk ke dalam kerajaan surga. Hal ini bisa dilaksanakan dengan tidak mengandalkan harta dalam hidup, tetapi selalu mengandalkan dan mempercayakan diri pada kuasa dan kasih Allah. Selain itu, kekayaan yang dimiliki juga tidak untuk dinikmati sendiri tetapi berani berbagi berkat dengan orang lain. Hal ini kiranya banyak dilakukan oleh orang kaya. Tidak sedikit orang kaya yang sungguh berburah hati, rela berbagi dengan sesama yang menderita. Tidak sedikit orang kaya yang sungguh beriman dan iman mereka juga diwujudkan dengan kemurahan hatinya beramal kepada sesama.

Kita juga harus waspada karena seringkali juga terjadi kemiskinan justru menjadi penghalang seseorang untuk masuk ke dalam kerajaan surga. Kemiskinan bisa membuat seseorang menjadi tidak beriman kepada Allah, karena mempersalahkan Tuhan yang tidak bersikap adil dan tidak memberikan berkat kepadanya seperti yang ada pada orang-orang kaya. Kemiskinan juga bisa membuat seseorang tidak beriman karena merasa Tuhan tidak peduli dengan dirinya. Tidak sedikit orang yang miskin pada akhirnya jatuh pada sikap menggunakan kemiskinannya untuk tidak menghidupi imannya, misalnya dengan alasan cari makan, alasan bekerja mereka tidak lagi ke Gereja hari minggu dan tidak aktif dalam kegiatan Gereja. Adapula justru orang miskin yang malah sombong dan begitu sulit untuk berbagi berkat dengan orang lain, tentu dengan alasan bahwa dia masih kekurangan.

Jadi sekali lagi Yesus menegaskan agar kita waspada bahwa untuk masuk ke dalam Kerajaan surga tidak ditentukan oleh status sosial atau lamanya kita menjadi pengikut Yesus, tetapi sejauh mana kita setia mengikuti-Nya dan rela berkorban demi iman kepada-Nya. Semoga hidup kita dan apa yang kita miliki tidak menghalangi kita tetapi justru kita pergunakan sebagai jalan untuk masuk ke dalam kerajaan surga. Amin.

RENUNGAN HARI BIASA PEKAN XIX, SENIN 15 AGUSTUS 2011

RENUNGAN HARI BIASA PEKAN XIX, SENIN 15 AGUSTUS 2011
(Hak 2:11-19, Mzm 106:34-35,36-37,39-40,43ab,44, Mat 19:16-22)

BACAAN INJIL:
Ada seorang datang kepada Yesus, dan berkata: "Guru, perbuatan baik apakah yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?" Jawab Yesus: "Apakah sebabnya engkau bertanya kepada-Ku tentang apa yang baik? Hanya Satu yang baik. Tetapi jikalau engkau ingin masuk ke dalam hidup, turutilah segala perintah Allah." Kata orang itu kepada-Nya: "Perintah yang mana?" Kata Yesus: "Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, hormatilah ayahmu dan ibumu dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri." Kata orang muda itu kepada-Nya: "Semuanya itu telah kuturuti, apa lagi yang masih kurang?" Kata Yesus kepadanya: "Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku." Ketika orang muda itu mendengar perkataan itu, pergilah ia dengan sedih, sebab banyak hartanya.

RENUNGAN:
Semua orang tentu mengharapkan beroleh hidup yang kekal. Demi tujuan itu orang berusaha untuk menjalankan imannya dengan taat. Namun taat pada aturan agama dan rajin berdoa atau rajin dalam kegiatan Gereja kiranya tidak cukup dalam hidup beriman untuk masuk dalam kerajaan surga. Yesus meminta lebih dari semuanya itu. Iman itu harus berbuah dalam perbuatan nyata kepada sesama.

Pemuda dalam Injil hari ini merindukan kehidupan kekal. Dia bertanya kepada Yesus apa yang harus dilakukannya untuk beroleh hidup kekal. Yesus membeberkan aturan yang harus dilaksanakannya. Mendengarkan penjelasan Yesus, pemuda itu tentu merasa senang karena apa yang dikatakan oleh Yesus sudah dilaksanakannya sehingga dengan bangga dia mengatakan bahwa dia sudah melakukan semuanya itu. Dia tentu berharap bahwa Yesus akan memujinya dan mengatakan bahwa dia sudah layak kelak beroleh kehidupan kekal. Namun jawaban Yesus di luar dugaannya. Yesus menyuruh dia menjual semua miliknya, membagikannnya kepada orang miskin dan datang mengikuti Dia. Yesus tahu bahwa pemuda itu memiliki harta banyak, menganggap bahwa hanya dengan taat pada aturan agama itu sudah cukup beroleh hidup yang kekal. Setelah mendengar jawaban Yesus, pemuda itu pulang dengan hati kecewa karena Yesus tidak memuji dia sebagai orang yang taat beragama dan layak beroleh hidup kekal, tetapi malah menyuruh dia menjual semua miliknya dan membagikannya kepada orang miskin. Pemuda itu juga kecewa karena dia tidak mau kehilangan harta miliknya.

Demikian juga kiranya sering terjadi bahwa kita bangga bila kita sudah taat pada atauran beragama, rajin berdoa dan aktif dalam kegiatan gereja. Semua itu baik, tetapi masih sangat kurang, yakni semuanya itu harus berbuah dalam perbuatan baik kepada sesama. Kenyataannya banyak orang yang rajin ke gereja, rajin berdoa, aktif dalam kegiatan menggereja dan taat pada aturan, tetapi tidak peduli dengan sesamanya dan malah sulit berbagi berkat dengan orang lain. Tidak jarang kita temukan orang kaya yang nampak beriman begitu sulit berbagi dengan orang kecil, sulit memberi sumbangan kepada Gereja atau sesama, tetapi untuk hobby dan ternak peliharaannya dia mengeluarkan sangat banyak.

Maka dari itu, mari kita renungkan sabda Yesus hari ini, kalau kita sungguh merindukan kehidupan kekal, kita harus peka dan rela berbagi berkat, suka cita dan harta yang kita miliki dengan sesama yang menderita. Tidak ada yang hilang dan berkurang ketika kita berbagi dengan sesama kita. Amin

 
Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan! (2Kor 8:14)