Pembangunan Gereja Paroki Tigalingga

Pembangunan Gereja Paroki sedang berlangsung. Kami sangat mengarapkan uluran kasih para Saudara untuk membantu.

Gotong Royong Pembangunan Gereja

Tidak ada kata yang bisa melukiskan pengalaman indah pada waktu gotong royong pengecoran lantai 2 bangunan Gereja selain, suatu keyakinan bahwa semuanya dapat terlaksana adalah karena MUKJIJZAT ALLAH BEKERJA.

Pengecoran Lantai Panti Imam Gereja

Pengecoran Lantai 2 bangunan Gereja ini dilakukan pada hari Selasa, 30 Agustus 2011 yang lalu. Luas yang dicor adalah 19 m x 24 m. Hujan yang mengguyur tidak menyurutkan semangat umat.

Kerjasama Imam dan Umat

Uskup emeritus KAM, Mgr. A.G.Pius Datubara OFM.Cap, datang berkunjung ke Paroki dan memberi semangat pada umat dalam pembangunan Gereja Paroki. Para pastor juga ikut berkerja bersama umat dalam pembangunan Gereja.

Misa Tridentin: Warisan Liturgi Yang Dipertahankan

HIDUPKATOLIK.com - Paus Benediktus XVI mengeluarkan Surat Apostolik Summorum Pontificum yang menjamin penggunaan Misa Tridentin...

Pembinaan Para Pengurus Gereja

Tidak sedikit umat katolik yang kerap menganggap bahwa Liturgi adalah sekedar perayaan wajib biasa yang dilaksanakan pada hari minggu.

Pertemuan Ibu-Ibu dan Pesta Pelindung Paroki

Pertemuan para ibu se-paroki telah terlaksana pada hari Kamis-Sabtu, 15 s/d 16 Juli 2011. Pertemuan ini mengundang semua ibu katolik yang ada di paroki untuk hadir dalam pertemuan/pembinaan para ibu katolik dan juga segaligus menjalin kebersamaan para ibu. Penutupan pertemuan sikaligus Pesta Pelindung Paroki.

Pembinaan Asmika se-Paroki

Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku; inilah yang menjadi tema dari pertemuan dan pembinaan minggu gembira yang telah berlangsung dengan sangat baik.

Mudika Ambil bagian dalam pembangunan Gereja Paroki

Mudika paroki tidak mau berpangku tangan melihat pembangunan Gereja paroki. Para mudika juga ambil bagian dengan mengumpulkan kerikil di sungai.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 1)

Umat dari lingkungan paroki dan juga dari beberapa stasi kembali bekerja sama dengan bergotong royong membangun gereja paroki. Untuk kali ini, umat bergotong royong men-cor lantai balkon bangunan Gereja.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 2)

Allah peduli. Karena kepedulian Allah atas pembangunan rumah-Nya ini, maka kami kamipun peduli dan bisa melanjutkan pembangunanini. Kepedulian Allah kami rasakan juga lewat kepedulian para Saudara.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 3)

Mari kita memuliakan Tuhan, tidak hanya dengan kata2 indah, tetapi dengan perbuatan nyata dengan rela berkorban.

Pertemuan akhir Tahun 2011 Pengurus Gereja se-Paroki

Para pengurus Gereja adalah ‘ujung tombak’ Gereja khususnya di stasi-stasi. Peran para pengurus Gereja ini sangat sentral dalam kehidupan Gereja di stasi-stasi.

Gua Maria dan Menyambut Hari Raya Natal

Persiapan menyambut hari Raya Natal 25 Desember 2011.

Rahmat dan Perlindungan Tuhan

Pastor Anton Manik O.Carm selamat dari kecelakaan mobil masuk jurang.

Rekoleksi dan Aksi Panggilan

Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku.

Pesan Prapaskah Kepausan 2012

"Kita Tidak Boleh Diam Saja terhadap Kejahatan" "Marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik" (Ibr. 10:24).

Pembangunan Gereja Santo Petrus Stasi Rante Besi

Dalam kemiskinan, kesederhanaan, umat membangunan Gereja. Meraka tidak memiliki uang, tetapi mereka memiliki harapan dan iman pada Tuhan.

Misa Perdana Pastor Andreas Korsini Lamtarida Simbolong O.Carm

Puji Syukur pada Tuhan, karena berkat-Nya, misa Perdana Pastor Andreas Lamtarida Simbolon O.Carm bersama 4 Pastor Karmel yang baru ditahbiskan, dapat terlaksana dengan baik pada hari Rabu 31 Oktober 2012 di Stasi Gundaling 1, paroki Maria dari gunung Karmel Tigalingga.

Bakti Sosial : Pengobatan Gratis

Dalam Rangka Menyongsong Jubileum Gereja Katolik di Dairi dan Pakpak Bharat, diadakan bakti Sosial Pengobatan Gratis di Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, pada 9 Desember 2012 yg lalu. Puji syukur pada Tuhan, kegiatan ini berlangsung dengan sangat memuaskan.

Mari Berbagi Berkat Tuhan

 photo UskupEmeritusKAMMgrPiusDautabra.jpg Photobucket

MENDAMBAKAN BERKAT TUHAN

SYALOM...SELAMAT DATANG.
"Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan."(2Kor 8:14)
"Muliakanlah Tuhan dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu." (Amsal 3:9)
"Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya." (Amsal 3:27)
"Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?" (1 Yohanes 3:17)
Saya Pastor Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, atas nama Panitia Pembangunan dan semua umat, memohon bantuan uluran kasih/dana untuk pembangunan Gereja Paroki. Kami sangat membutuhkan berkat Tuhan lewat uluran tangan dari para donatur.
Kami berharap dan berdoa Para Saudara berkenan berbagi berkat Tuhan kepada kami untuk pembangunan Gereja ini yang adalah rumah Tuhan sendiri.
BRI 5379 Unit Tigalingga Sidikalang
No. Rekening : 5379-01-000112-50-8
Nama : PANITIA PEMBANGUNAN GEREJA KATOLIK.
ATAU
BCA KCU MEDAN
NO.0222053453.
Atas Nama : ADYTIA PERMANA P.
(Adytia Permana P. adalah Romo Adytia Permana Perangin-angin O.Carm. Beliau dulu bertugas di Paroki Tigalingga, juga mengawali pembangunan ini, namun sekarang beliau bertugas di Keuskupan Agung Medan sebagai ekonom.Beliau kami minta buka rekening di BCA khusus untuk pembangunan ini, karena di daerah kami tidak ada BCA.)
Kami sangat senang bila sudah mentransfer persembahan, bapak/ibu/saudara/saudari memberitahukan ke kami melalui:
E mail ke :.
parokimariagk3lingga@yahoo.com
atau di SMS ke:.
Romo Anton Manik O.Carm : 081370836645
Romo Willy O.Carm : 081333837433
Untuk lebih jelasnya permohnan kami ini, Para Saudara dapat melihatnya di sini.... Sehubungan dengan Gambar pembangunan dapat melihatnya di sini....
Demikian kiranya Permohonan ini kami sampaikan. Atas dukungan, doa dan bantuan Bapak, Ibu dan Para Saudara-Saudari, kami mengucapkan banyak terima kasih.Berkat Tuhan senantiasa menyertai kita semua. Amin.
HORMAT KAMI:
Pastor Antonius Manik O.Carm

VARIA PAROKI

REKOLEKSI DAN AKSI PANGGILAN TELAH TERLAKSANA DENGAN SANGAT BAIK ;"> "APA YANG KAMU CARI?" (Yoh 1:38).
Puji syukur pada Tuhan, karena Rekoleksi dan Aksi panggilan untuk siswa-siswi Katolik Usia SMP dan SMA se-paroki Tigalingga sudah terlaksana dengan sangat baik. Kegiatan ini dihadiri hampir 400 orang anak. Semuanya dapat terlaksana hanya karena berkat Tuhan. Terimakasih juga kami sampaikan kepada semua Saudara yang telah mendukung dan mendoakan kegaitan kami ini. Kegiatan ini dilaksanakan hanya dengan menggunakan dana partisipasi peserta dan swadaya paroki, karena tidak mendapatkan bantuan dari donatur manapun, namun karena berkat Tuhan dan doa para Saudara, semuanya dapat berjalan dengan sangat baik. Semoga dari antara anak-anak ini, kelak ada yang menjadi Imam dan biarawan-biarawati.
Photobucket
Tuhan memberkati kita.
Kegembiraan dan Persaudaraan
Photobucket
Hari Ulang tahun Romo Anton M.Carm yang seharusnya tanggal 15 Januari 2010, baru dirayakan hari Minggu Minggu 16 Januari 2011 lalu, bersama Romo-romo Karmel se-Dairi, bersama beberapa umat Paroki Tigalingga di Aula Paroki Tigalingga. Pada kesempatan itu, Rm. Bernad O.Carm, pastor paroki Sidikalang memberi kado ulang tahun yakni 20 sak semen untuk pembangunan Gereja dan Rm. Anton sendiri menyumbangkan semua hadiah ultah untuk pembangunan Gereja. Saat itu, hadiah uang yang diperoleh sebanyak Rp. 1.100.000,-. Lumayanlah untuk tambahan dana pembangunan Gereja. Trimakasih buat semuanya.
Saldo Pesta Pelantikan Pengurus Gereja dan Penerimaan Sakramen Krisma, 6-7 Nop. 2010.
Pada hari Kamis 18 Nopember 2010 telah diadakan Evaluasi dan pembubaran Panitia. Saldo dari kegiatan tersebut adalah Rp. 22.320.500 Acara ini dapat berjalan dengan baik karena partisipasi semua umat. Dana juga bisa Saldo karena umat menyumbangkan hasil-hasil pertanian mereka dengan harapan ada Saldo untuk pembangunan Gereja Paroki.Jadi selain dana partisipasi dari umat, juga umat menyumbangkan hasil pertanian yang dibutuhkan untuk mengurangi dana konsumsi. Syukur pada Tuhan, akhirnya memang ada saldo untuk dana pembangunan Gereja. Terimakasih kami ucapkan kepada semua umat Paroki, DPP, Para Panitia, Para Donatur dan siapa saja yang mendoakan dan mendukung kegitan ini. Yesus memberkati kita semua selalu. Amin.

RENUNGAN HARI RAYA SP MARIA BUNDA ALLAH : Sabtu 1 Januari 2011

RENUNGAN HARI RAYA SP MARIA BUNDA ALLAH :
Sabtu 1 Januari 2011
Bil 6:22-27, Mzm 67:2-3,5,6,8, Gal 4:4-7, Luk 2:16-21

" Ia diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum Ia dikandung ibu-Nya.”

BACAAN INJIL:
Pada waktu itu para gembala bergegas menuju Betlehem untuk melihat apa yang terjadi di sana, seperti yang diberitahukan Tuhan kepada mereka. Lalu mereka cepat-cepat berangkat dan menjumpai Maria dan Yusuf dan bayi itu, yang sedang berbaring di dalam palungan. Dan ketika mereka melihat-Nya, mereka memberitahukan apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu. Dan semua orang yang mendengarnya heran tentang apa yang dikatakan gembala-gembala itu kepada mereka. Tetapi Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya. Maka kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji dan memuliakan Allah karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat, semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka. Dan ketika genap delapan hari dan Ia harus disunatkan, Ia diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum Ia dikandung ibu-Nya.
Demikianlah Injil Tuhan bagi kita hari ini.

RENUNGAN:

SELAMAT TAHUN BARU 2011. Setiap pergantian tahun, kita bertanya-tanya dalam hati, “Apakah tahun baru ini akan lebih baik dibanding dengan tahun yang baru dilalui?” Banyak orang yang bergembira meninggalkan tahun yang sudah dilewati dan bergembira menyambut tahun baru. Namun tidak sedikit orang yang menganggap peralihan dari tahun lama ke tahun baru dianggap biasa-biasa saja dan bahkan sedikit pesimis dengan tahun yang baru. Sikap demikian terjadi karena melihat dari pengalaman tahun-tahun sebelumnya, melihat bahwa dalam hidup ini tidak tampak perubahan hidup yang lebih baik, bahkan seakan tahun demi tahun persoalan hidup semakin lebih berat, kekacauan dalam hidup Negara ini bukannya berkurang, tetapi malah semakin parah dan meningkat. Apalagi rasa pesimis semakin bertambah karena seringkali pada awal tahun banyak bermunculan para peramal atau paranormal yang ‘menjual’ kepintarannya dengan ramalan-ramalan di tahun yang baru. Pada umumnya mereka katanya lebih melihat kemalangan yang akan terjadi dalam tahun yang baru. Ini membuat ketakutan dalam banyak orang semakin menjadi-jadi. Akankah hidup di tahun ini akan lebih baik? Masih dapatkah kita bertahan dan menjalani tahun 2011 ini?

Mengawali tahun baru ini, kita merayakan Perayaan Santa Perawan Maria Bunda Allah. Allah memilih dan menetapkan Maria ikut berperan dalam menghadirkan penyelamat umat manusia sebagaimana yang telah dijanjikan lewat para nabi. Maria sebagai manusia biasa menerima tugas ini meskipun dia tahu persoalan berat yang akan dihadapinya, namun Allah berjanji bahwa Tuhan akan menyertainya dalam tugas mulia ini. Maria yakin bahwa Allah tidak pernah ingkar janji. Janji Allah untuk menyelamatkan umat manusia dinyatakan dalam kelahiran Yesus Sang Mesias. Nama Yesus sendiri berarti Allah menyelamatkan.

Dalam injil hari ini juga, kita mendengar bahwa para gembala bergegas ke Betlehem stelah mendengar berita yang disampaikan oleh para malaikat kepada mereka sehubungan dengan kelahiran Sang Mesias. Di Betlehem mereka menemukan seperti yang dikatakan para malaikat Tuhan kepada mereka.

Mengawali tahun baru yang dimahkotai dengan perayaan Santa Perawan Maria Bunda Allah, kita diajak untuk meneladan Maria. Seperti Maria, kitapun tahu bahwa di hadapan kita pada tahun yang baru ini, juga akan kita hadapi tugas, tanggungjawab yang berat serta pasti akan menghadapi persoalan-persoalan hidup, namun kita yakin bahwa Allah tidak pernah ingkar janji, Tuhan akan senantiasa hadir menyertai kita. Dalam perayaan natal yang barusan kita rayakan, janji Allah itu nyata kepada kita dalam kelahiran Yesus Kristus Sang penyelamat. Lewat dank arena iman Maria, juga Yusuf keselamatan itu telah datang ke dunia. Dengan demikian, kita diajak menyambut dan menjalani tahun ini dengan penuh keyakinan dan harapan bahwa Yesus hadir senantiasa bersama kita, dalam tahun ini juga selalu ada keselamatan dari Allah. Sehingga kita tidak perlu takut dan pesimis dalam menyambut dan menjalani tahun ini. Selain itu, Maria percaya dan melaksanakan sabda Tuhan sehingga hadirlah keselamatan. Demikian juga para gembala mendengar dan melaksanakan seperti yang dikatakan oleh para malaikat Tuhan kepada mereka, dan mereka menemukan Yesus sang penyelamat. Oleh karena itu, kita juga tidak boleh lupa, bahwa di tahun ini, kita pasti akan menemukan kebahagiaan, keselamatan bila kita juga mau mendengar dan melaksanakan Sabda Tuhan dalam hidup kita.

Kita semua pasti merindukan agar tahun ini lebih baik dari tahun kemarin. Semua pasti merindukan hal itu. Kerinduan kita hendaknya bukan hanya suatu mimpi, angan-angan atau menunggu turunnya dari langit atau menunggu orang lain menghadirkannya. Bunda Maria dipilih dan ditetapkan untuk berperan menghadirkan Yesus Sang Mesias ke dunia ini. Iman dan kesediaan Bunda Maria berperan dan mewujudkan janji keselamatan umat manusia sehingga Yesus Sang Penyelamat hadir di dunia ini dan kita semua menikmatinya. Allah melibatkan manusia yang dalam hal ini Maria mewujudkan janjinya. Demikian juga halnya, Allah membutuhkan dan melibatkan kita menghadirkan keselamatan itu dalam hidup kita, dalam hidup tahun ini. Tuhan memanggil dan membutuhkan kita juga untuk menghadirkan keselamatan bagi kita dan bagi banyak orang. Ini menjadi perjuangan kita bersama dalam tahun-tahun ini. Kita jangan mengharapkan hidup yang lebih baik turun dari langit atau menunggu dilakukan oleh orang lain, tetapi baiklah kiranya seperti bunda Maria, kita harus terlibat menghadirkan keselamatan itu. Maria menjadi saluran rahmat keselamatan itu, kitapun lewat hidup, perkataan dan perbuatan kita menjadi saluran rahmat keselamatan kepada duni ini. Kalau bukan kita lagi yang menghadirkannya, siapa lagi?

Semoga tahun ini kita sambut dengan sukacita sebagai Tahun rahmat Tuhan karena Tuhan senantiasa menyertai kita. Semoga juga kita seperti bunda Maria menjadi saluran rahmat keselamatan, kebahagiaan bagi dunia. Amin.

BACAAN HARI RAYA SP MARIA BUNDA ALLAH : 1 Januari 2011 (Bahasa Batak Toba)

BACAAN HARI RAYA SP MARIA BUNDA ALLAH :
1 Januari 2011 (Bahasa Batak Toba)
Bil 6:22-27, Mzm 67:2-3,5,6,8, Gal 4:4-7, Luk 2:16-21

“Jadi dung dapot ari paualuhon i, asa tarsunat Ibana, gabe dibahen ma Goarna Jesus, naung digoar pardisurgo i hian, andorang so di bortian dope.”

BACAAN INJIL:
Jadi hatop ma nasida laho tusi, gabe jumpangsa si Maria dohot si Josep dohot Posoposo i, na peak di panggagatan i. Asa dung diida, dibaritahon nasida ma boaboa, naung dihatahon tu nasida taringot tu Dakdanak i. Jadi sude na umbegesa, longang be do siala na hinatahon ni angka parmahan i tu nasida. Ia si Maria, dipeop do hata i sudena jala dipahusorhusor di bagasan rohana. Mulak do angka parmahan i, dipasangap jala dipapujipuji do Debata ala ni sasude na binege jala na niidanasida, songon naung dihatahon i tu nasida. Jadi dung dapot ari paualuhon i, asa tarsunat Ibana, gabe dibahen ma Goarna Jesus, naung digoar pardisurgo i hian, andorang so di bortian dope.
Songoni ma Barita Nauli na dipatolhas tu hita sadari on.

BACAAN HARI RAYA SP MARIA BUNDA ALLAH : 1 Januari 2011 (Bahasa Karo)

BACAAN HARI RAYA SP MARIA BUNDA ALLAH
: 1 Januari 2011 (Bahasa Karo)
Bil 6:22-27, Mzm 67:2-3,5,6,8, Gal 4:4-7, Luk 2:16-21

“Janah ibahanna gelarNa Jesus, e me gelar si enggo ibereken malekat ope denga Ia lit i bas bertin.”

BACAAN INJIL:
E maka pedas-pedas berkat permakan ndai janah idapetina Maria ras Jusup dingen idahna pe Anak e medem i bas pelangkah. Asum permakan-permakan ngidah Anak e, iturikenna man Jusup ras Maria kai si enggo ikataken malekat man bana kerna Anak e. Jenari iturikenna pe man kalak si deban, janah kemamangen kerina kalak si megi berita si ikataken permakan e. Tapi rukur Maria kerna erti kata e janah ibunikenna i bas ukurna. Jenari mulih permakan-permakan janahna rende muji Tuhan, sabap kerina si enggo ibegina ras idahna payo bagi si ikataken malekat ndai man bana. Kenca umur waluh wari isunatkenna Anak ndai. Janah ibahanna gelarNa Jesus, e me gelar si enggo ibereken malekat ope denga Ia lit i bas bertin.
Bagenda me kata Tuhan.

BACAAN HARI RAYA SP MARIA BUNDA ALLAH : 1 Januari 2011

BACAAN HARI RAYA SP MARIA BUNDA ALLAH : 1 Januari 2011
Bil 6:22-27, Mzm 67:2-3,5,6,8, Gal 4:4-7, Luk 2:16-21

" Ia diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum Ia dikandung ibu-Nya.”

BACAAN INJIL:
Pada waktu itu para gembala bergegas menuju Betlehem untuk melihat apa yang terjadi di sana, seperti yang dibertahukan Tuhan kepada mereka. Lalu mereka cepat-cepat berangkat dan menjumpai Maria dan Yusuf dan bayi itu, yang sedang berbaring di dalam palungan. Dan ketika mereka melihat-Nya, mereka memberitahukan apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu. Dan semua orang yang mendengarnya heran tentang apa yang dikatakan gembala-gembala itu kepada mereka. Tetapi Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya. Maka kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji dan memuliakan Allah karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat, semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka. Dan ketika genap delapan hari dan Ia harus disunatkan, Ia diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum Ia dikandung ibu-Nya.
Demikianlah Injil Tuhan bagi kita hari ini.

BACAAN MALAM TAHUN BARU: Jumat 31 Desember 2010 (Thn. A)

BACAAN MALAM TAHUN BARU:
Jumat 31 Desember 2010 (Thn. A)
1Yoh 2:1-5a; Yoh 3:16-21

"Begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal".

BACAAN INJIL:
Pada suatu ketika Yesus bersabda kepada Nikodemus: “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia. Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah. Dan inilah hukuman itu: Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan dari pada terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat. Sebab barangsiapa berbuat jahat, membenci terang dan tidak datang kepada terang itu, supaya perbuatan-perbuatannya yang jahat itu tidak nampak; tetapi barangsiapa melakukan yang benar, ia datang kepada terang, supaya menjadi nyata, bahwa perbuatan-perbuatannya dilakukan dalam Allah."
Demikianlah Injil Tuhan bagi kita malam ini.

Tentang Kami : Visi dan Misi Paroki

SELAMAT DATANG di Blog Paroki Maria dari Gunung Karmel-
Tigalingga-KEUSKUPANG AGUNG MEDAN
Paroki Tigalingga adalah paroki termuda dari 4 paroki yang ada di Kabupaten Dairi yakni Paroki Sidikalang, Paroki Parongil dan Paroki Sumbul. Paroki ini terletak di daerah perbukitan demikian juga stasi-stasinya. Jumlah stasi maupun jumlah umat termasuk lebih sedikit dibanding dengan 3 paroki lainnya yang ada di Dairi. Paroki ini terletak di perbatasan Kabupaten Dairi dan Kabupaten Karo, sehingga suku mayoritas di paroki ini adalah Batak Toba dan Batak Karo. Ini berpengaruh dalam pelayanan pastoral. Di beberapa stasi, bahasa sehari-hari menggunakan bahasa Batak Karo demikian juga dalam ibadah, dan di beberapa stasi menggunakan bahasa Batak Toba juga dalam Ibadah, hanya Gereja Induk menggunakan bahasa Indonesia saat ibadah.

Dilihat dari gedung Gereja paroki maupun dari Gedung pastoran, Gedung Gereja dan Gedung Pastoran paroki inilah yang saat ini yang kurang bagus, bahkan kurang layak disebut Gedung Paroki yang membawahi 26 Stasi. Bahkan juga mungkin yang paling kurang bagus dari semua paroki yang ada di Keuskupan Agung Medan. Walaupun demikian, paroki tetap berjalan dan dalam semangat dan kekuatan Roh Kudus mewartakan Kerajaan Allah.

Visi :

Dalam terang Roh Kudus Gereja Maria dari Gunung Karmel merupakan persekutuan umat beriman akan Yesus Kristus, yang menghayati iman secara mendalam dan dewasa serta menjadi berkat bagi masyarakat sekitar (bdk. Mat 5:13-16).

Misi:

1. Menanamkan dan meningkatkan iman kekatolikan dalam diri umat paroki sehingga tetap disemangati iman katolik di tengah hidup masyarakat yag mayoritas Protestan.

2. Membangun persaudaraan dan kesadaran umat akan panggilannya sebagai warga Gereja untuk berperan serta dalam kehidupan menggereja.

3. Membangkitkan semangat rasa memiliki, pengorbanan dan komitmen umat dan pengurus Gereja dalam tugas pengutusan Kristus.

4. Membangun dan memelihara kehidupan iman katolik dan kehidupan rohani dalam setiap komunitas keluarga secara berkesinambungan.

5. Meningkatkan eksistensi & partisipasi umat dalam setiap kegiatan Paroki serta mewujudkan keberanian menjadi saksi iman di tengah masyarakat.

6. Meningkatkan pembinaan iman generasi muda.

7. Mengembangkan sikap murah hati, cepat tanggap, peduli dan bela rasa terhadap masalah kehidupan masyarakat sekitar.

Saat ini, Paroki sedang membangun Gedung Gereja yang layak dan mendukung kesakralan Gereja sebagai tempat beribadah dan sesuai dengan perkembangan Gereja Katolik di Tigalingga. Sehubungan dengan hal ini, dalam dilihat di Persembahan Untuk Pembangunan Gereja Paroki

Semoga nama Tuhan semakin dimuliakan banyak orang. Amin.

Renungan Hari ketujuh dalam Oktaf Natal; Jumat 31 Desember 2010

Hari ketujuh dalam Oktaf Natal; Jumat 31 Desember 2010
1Yoh 2:18-21, Mzm 96:1-2,11-12,13, Yoh 1:1-18
(St. Silvester I)

"Allah hadir, menyertai dan memberkati perjalanan hidup kita sepanjang tahun 2010 yang akan berlalu."

BACAAN INJIL:
Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya. Datanglah seorang yang diutus Allah, namanya Yohanes; ia datang sebagai saksi untuk memberi kesaksian tentang terang itu, supaya oleh dia semua orang menjadi percaya. Ia bukan terang itu, tetapi ia harus memberi kesaksian tentang terang itu. Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia. Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya. Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya. Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah. Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran. Yohanes memberi kesaksian tentang Dia dan berseru, katanya: "Inilah Dia, yang kumaksudkan ketika aku berkata: Kemudian dari padaku akan datang Dia yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku." Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia; sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus. Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya.
Demikianlah Injil Tuhan bagi kita hari ini.

RENUNGAN:

Menjelan akhir tahun 2010 ini, Injil hari ini mengajak kita mengingat dan merenungkan bagaimana Allah yang hadir dalam hidup kita selama setahun ini. Dalam perayaan Natal kemarin, itulah yang kita rayakan, yakni Allah yang ada sejak kekal telah hadir menjadi manusia seperti kita, kecuali dalam hal dosa. Dia yang telah menciptakan langit dan bumi ini juga kita manusia. Dia sungguh mengasihi kita dank arena kasihNya yang sangat besar Dia datang melawat kita dan hidup bersama dengan kita. Memang kahadiran-Nya yang demikian bagi kita dalah suatu ‘keanehan’, karena bagaimana mungkin Dia yang adalah Allah menjadi manusia seperti kita, Dia mau hidup bersama dengan kita. Itulah misteri masih Allah bagi kita, Dia bisa berbuat apa saja demi menyatakan kasih-Nya kepada manusia. Tuhan begitu dekat dengan kita sehingga sebenarnya kita bisa begitu mudah mendakatkan diri pada-Nya karena Dia sendiri sudah terlebih dahulu mendekati kita. Tuhan itu pulalah yang memberkati dan melindungi kita sepanjang tahun ini sehingga kita mampu melewati tahun ini. Tentu banyak hal yang sudah kita alami sepanjang tahun ini, ada suka dan ada duka. Dalam semuanya Tuhan menyertai dan memberkati kita, Dia senantiasa hadir dalam sepanjang hidup kita. Hanya memang kehadiran-Nya seringkali tidak kita sadari dan seringkali kita tidak mengenal Dia yang hadir dalam hidup kita sepanjang tahun ini.

Sebelum mengakhiri tahun 2010 ini, patutlah kita merenungkan apakah selama setahun ini kita sudah menyadari kehadiran-Nya dan mengenal Dia yang telah hadir dan memberkati hidup kita? Menyadari dan mengenal kehadiran Allah dalam hidup, oleh pengarang Yohanes dalam bacaan I adalah tinggal dalam kasih Allah dan Kasih Allah ada dalam dia. Pengarang Surat Yohanes mengatkan bahwa semua kita, baik kaum muda, kaum ayah dan juga kaum ibu hendaknya merenungkan hidup kita selama setahun yang akan kita lewati ini. Dia mengatakan bahwa orang yang mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalamnya. Selama hidup kita memang hidup dunia tetapi dengan pengajaran itu, bukan berarti mengajak kita untuk membenci dunia, membeci hidup di dunia ini. Kita tetap harus hidup dalam dunia, karena Yesus sendiri tidak membenci dunia bahkan Dia sendiri memasuki sejarah hidup dunia kita. Namun Yesus mengajak kita agar kita hidup dunia ini tidak hanya sekedar hidup, tetapi hendaknya menjadi garam dan terang di dunia ini. Yang dimaksud dengan mengasihi dunia adalah hidup dalam keinginan daging, keinginan mata dan keangukan hidup karena semuanya itu bukan berasal dari Allah. Yang berasal dari Allah adalah semua kebaikan, karena Allah itu mahabaik. Dengan demikian jelasnya apa yang dimaksud oleh Yohanes dengan mengasihi dunia, yakni hidup yang tinggal dalam dan melakukan kedosaan hidup. Hidup yang tidak mengasihi dunia berarti senantiasa percaya kepada Allah, melaksanakan sabda-Nya dan mewartakan keselamatan-Nya dalam hidup. Manakala kita hidup mengasihi dunia ini, pada saat itulah kita tidak menyadari, tidak mengenal kehadiran Allah dan bahkan menolak Allah dalam hidup kita.

Nah, patutlah sebelum meninggalkan tahun 2010 ini kita renungkan hidup kita selama tahun ini. Kalau memang selama tahun ini, kita seringkali tidak meyadari, tidak mengenal dan menolak kehadiran Tuhan dalam hidup kita, baiklah kita menyesalinya dan pada akhirnya kita tanamkan sikap tobat sebelum meninggalkan hari tahun ini dan dalam menyambut tahun yang akan akan kita jalani. Kita meninggalkan tahun ini dengan penu syukur karena walaupun kita melakukan semua itu, tetapi Tuhan senantiasa mengasihi kita sehingga kita dapat melalui tahun ini. Selain itu, mari kita tanamkan dan bangun sikap tobat dalam hidup dalam menyambut tahun yang baru. Kita berharap bahwa Tahun baru nanti kita menjadi semakin menyadari kehadiran Tuhan, mengenal kehadiran-Nya dan semakin mendekatkan diri kepada-Nya. Pengarang surat Yohanes mengatakan, “dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya.” Kata-kata ini menjadi semangat dan harapan bagi kita dalam menyambut tahun baru, bahwa tahun yang baru yang walaupun pasti terdapat perosalan hidup sesuai dengan zamannya, tetapi kita dalam iman akan Allah akan tetap hidup, bertahan dalam semuanya dan akan menemukan kebahagiaan berlimpah pada tahun baru. Amin dan semoga.

REFLEKASI PRIBADI:
1. Cobalah merenungkan perjalan hidup selama tahun 2010 ini, apakah Anda sungguh menyedari, mengenali kehadiran Tuhan dan menerima-Nya?
2. Bersyukurlah kepada Tuhan atas tahun yang akan kita lalui dan bangunglah sikap tobat dalam menyambut tahun 2011 yang hampir tiba.

Hari Keenam dalam Oktaf Natal, Kamis 30 Desember 2010

Hari Keenam dalam Oktaf Natal, 30 Desember 2010
1Yoh 2:12-17, Mzm 96:7-8a,8b-9,10, Luk 2:36-40

"Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya."

BACAAN INJIL:
Lagipula di situ ada Hana, seorang nabi perempuan, anak Fanuel dari suku Asyer. Ia sudah sangat lanjut umurnya. Sesudah kawin ia hidup tujuh tahun lamanya bersama suaminya, dan sekarang ia janda dan berumur delapan puluh empat tahun. Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa. Dan pada ketika itu juga datanglah ia ke situ dan mengucap syukur kepada Allah dan berbicara tentang Anak itu kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem. Dan setelah selesai semua yang harus dilakukan menurut hukum Tuhan, kembalilah mereka ke kota kediamannya, yaitu kota Nazaret di Galilea. Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya.
Demikianlah Injil Tuhan bagi ktia hari ini.

RENUNGAN

Dalam satu cerita film China (kami lupa judulnya), bintang utamanya adalah actor laga Jaky Chan. Film itu mengisahkan sekelompok anak muda yang hidupnya bersenang-senang, merampok dan bahkan dalam kisah itu, dalam perampokan membunuh polisi. Kelompok anak muda itu merampok bukan untuk biaya hidup mereka, tetapi dianggap merupakan kesenangan saja, karena mereka berasal dari keluarga kaya, anak dari pejabat local dan pengusaha local. Hidup mereka demikian, dianggap sebagai protes terhadap para orang tuanya yang tidak memperhatikan mereka, orang tua sibuk dengan urusannya sendiri. Singkat kata, mereka anak-anak orang kaya, tetapi miskin dalam kasih sayang orang tua.

Ketika anak menjadi jahat, pada umumnya yang dipersalahkan adalah anak itu sendiri, dianggap tidak tahu berterimakasih kepada orang tua, dianggap mempermalukan nama baik orang tua. Ada pula orang tua yang mempersalahkan para guru, karena menganggap sudah membayar guru mahal-mahal tetapi tidak dapat mendidik anak-anak mereka menjadi anak yang baik. Ada juga anak yang lebih dekat dengan pembantunya disbanding dengan ibunya. Seorang anak, ketika pembantunya sakit, dia begitu sedih dan resa. Tetapi ketika ibu kandungnya sakit, dia anggap biasa-biasa saja. Hal ini terjadi, karena hari-hari anak itu banyak dihabiskan bersama pembantunya, sampai-sampai dia merasa bahwa ibunya adalah pembantunya, sedangkan ibu kandungnya hanya yang melahirkan.

Ini sebagian dari kisah anak-anak yang memang sering kita temui dalam hidup. Banyak anak-anak yang dari hal meteri mereka berlebihan juga dalam hal pendidikan formal, tetapi miskin kasih sayang dari orang tua. Orang tua seringkali menganggap bahwa tugas mereka sebagai orang tua sudahlah terpenuhi kalau mereka mampu membiayai hidup anak-anak mereka. Mereka lupa bahwa anak adalah pribadi yang utuh, yang tidak hanya membutuhkan materi tetapi juga sapaan, perhatian dan kasih sayang.

Para orang tua, hendaknya senantiasa berguru dari keluarga Nasaret. Yosef dan Maria menjadi teladan dalam mendidik anak-anak. Yesus sebagai anak dalam keluarga kudus pasti mendapat didikan dari orang tuanya. Dalam Injil hari ini dikatakan bahwa Yesus bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya. Yusuf dan Maria bekerja mencari nafkah untuk membesarkan anak mereka. Mereka juga tentu tidak lupa mengajarkan dan mewariskan nilai-nilai hidup yang baik sehingga dikatakan bahwa Yesus penuh hikmat. Sebagai orang tua, Yusuf dan Maria juga tidak lupa mendidik dan mewariskan iman mereka terhadap Yesus anak mereka. Oleh karena itulah dikatankan bahwa kasih karunia Allan ada padaNya. Kasih karunia Allah ada pada-Nya tentu bukan hanya karena Dia adalah Allah, tetapi dalam daging manusia, Yesus tumbuh menjadi orang beriman. Yusus dan Maria mendidik anaknya dengan baik, tentu bukan hanya lewat perkataan, tetapi terlebih-lebih dalam iman dan lewat perbuatan atau contoh teladan yang mereka perlihatkan dalam hidup sehari-hari. Mereka melakukannya semuanya dengan penuh kasih sayang kepada anak mereka.

Belajar dari keluarga kudus, bagi kita jelas bahwa anak hendaknya tumbuh berkembang menjadi orang yang bijaksana, penuh hikmat dan menjadi orang beriman kepada Allah. Orang tua tidak cukup hanya membesarkan tubuh anak-anak tetapi harus juga memperhatian pendidikan nilai dan iman anak-anak sehingga anak-anak tumbuh menjadi orang yang penuh hikmat dan beriman kepada Allah. Pembinaan dan pendidikan anak hendaknya sudah dimulai sejak anak berusia bayi dalam keluarga. Dengan dimikian, orang tualah sebenarnya yang menjadi guru pertama dan utama dari anak-anak dan ‘sekolah hidup’ pertama anak adalah dalam rumah tangga atau dalam keluarga itu sendiri. Orang tua harus berani memberi waktu yang cukup kepada anak-anak mereka, orang tua juga harus memberi teladan yang baik dalam hidup sehari-hari, karena teladan adalah cara paling efektif dalam mendidik anak-anak. Janganlah kiranya apa yang diharapkan orang tua atas anak dan diajarkan kepada anak tidak sesuai dengan perilaku hidup yang diperlihatkan orang tua. Singkat kata, baiklah kiranya para orang tua berguru kepada keluarga kudus dalam membesarkan dan mendidika anak-anak. Anak-anak dalam keluarga juga hendaknya berguru kepada Yesus bagaimana hidup sebagai seorang anak dalam keluarga. Amin.

Berita Gerejani : Polisi tahan para imam di Korea

Polisi tahan para imam di Korea

Pastor John Ko Byeong-soo yang ditahan polisi

Pada 27 Desember, Polisi Korea Selatan menahan sekelompok imam dan aktivis ketika menggelar protes terhadap proyek pemerintah yaitu pembangunan basis angkatan laut.
Polisi menangkap Pastor John Ko Byeong-soo, wakil ketua Special Committee for the Island of Peace dari Keuskupan Cheju. Bersama tiga imam Katolik, dua pendeta Protestan, dan sekitar 20 aktivis, Pastor Ko menghadang berbagai perusahaan konstruksi yang membawa bahahan bangunan ke tempat pembangunan.
Kelompok tersebut mengadakan konferensi pers di gerbang tempat pembangunan tersebut, tepatnya di Desa Gangjeong, Pulau Jeju (Cheju), dan menghimbau adanya penyelesaian atas konflik terkait dengan konstruksi tersebut.

“Mengapa dan untuk siapa basis angkatan laut ini dibangun di Desa Gangjeong, kawasan paling bersih di Korea? Tidak ada persenjataan modern dan sekutu yang bisa melindungi perdamaian dan kehidupan kita,” kata Uskup Cheju Mgr Peter Kang U-il dalam kotbahnya sebagaimana diberitakan oleh Voice of Jeju, sebuah kantor berita online setempat.

Pada 25 Desember, Uskup Kang mempersembahkan Misa Natal bersama warga Desa Gangjeong di kawasan konstruksi yang kontroversial tersebut. Pulau Jeju merupakan kawasan resor terkenal. Tahun 2005 pemerintah menjadikannya sebagai “Island of Peace.”

Pada bulan Juni 2007, Angkatan Laut dan pemerintah Propinsi Jeju menjadikan Desa Gangjeong sebagai tempat proyek basis angkatan laut tersebut. Pada 29 Januari, Angkatan Laut menandatangani kontrak dengan dua perusahaan untuk karya konstruksi itu. Basis angkatan laut seluas 400.000 meter persegi itu akan menjadi pusat untuk armada kapal-kapal penghancur yang akan berpatroli di East China Sea antara Cina dan Jepang.

Sumber : ucanews.com; By John Choi, Seoul, Tanggal publikasi: 28 Desember 2010

Sumber Berita Katolik

Renungan Hari kelima dalam Oktaf Natal, 29 Desember 2010

Renungan Hari kelima dalam Oktaf Natal, 29 Desember 2010
1Yoh 2:3-11, Mzm 96:1-2a,2b-3,5b-6, Luk 2:22-35
(St.Thomas Becket)

"Janganlah kita menunggu atau menunda waktu untuk berbuat kasih kepada sesama."

BACAAN INJIL:
Dan ketika genap waktu pentahiran, menurut hukum Taurat Musa, mereka membawa Dia ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan, seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan: "Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah", dan untuk mempersembahkan korban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati. Adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh yang menantikan penghiburan bagi Israel. Roh Kudus ada di atasnya, dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak akan mati sebelum ia melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan. Ia datang ke Bait Allah oleh Roh Kudus. Ketika Yesus, Anak itu, dibawa masuk oleh orang tua-Nya untuk melakukan kepada-Nya apa yang ditentukan hukum Taurat, ia menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil memuji Allah, katanya: "Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel." Dan bapa serta ibu-Nya amat heran akan segala apa yang dikatakan tentang Dia. Lalu Simeon memberkati mereka dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu: "Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri?,supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang."
Demikianlah Injil Tuhan bagi kita hari ini.

RENUNGAN:

“Melihat Tuhan, itulah kesempurnaan hidup dan kebahagiaan kekal.” Inilah iman yang dihanyati oleh nabi Simeon ketika dia melihat dan menatang Yesus yang dipersembahkan kepada Allah menurut hokum Taurat. Dia selama hidupnya merindukan kehadiran Sang Mesias, dan sesudah melihat Yesus Sang Mesias, kerinduan hatinya sudah terpenuhi dan itulah baginya kebahagiaan tertingggi, tujuan hidupnya sehingga dia berkata, “Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel." Tiada kegembiraan lain baginya selain melihat Sang Mesias. Sungguh iman yang sangat mendalam akan Yesus yang adalah Mesias.

Apakah kita sudah melihat Yesus Sang Mesias? Dalam perayaan Natal kemarin, kita melihat dan bertemu dengan Yesus Mesias yang membawa keselamatan kepada kita. Melihat dan mengenal Tuhan, tentu tidak hanya dalam artian melihat dengan mata kepala sendiri atau bertatap muka langsung dengan Tuhan. Melihat dan mengenal Tuhan juga dalam arti percaya kepada Tuhan. Kita semua tentu sudah percaya pada Yesus adalah Mesias dan ini kita rayakan pada hari raya natal kemarin. Nah persoalannya, apakah kita juga seperti Simeon yang meyakini bahwa ‘melihat’ Yesus itulah kebahagiaan tertinggi? Bagi Simeon, tidak ada yang dia harapkan dalam hidup selain melihat Yesus dan dia bertahan hidup hanya untuk melihat Yesus dan setelah melihat Yesus, dia merasa hidupnya sudah sempurna. Apakah kita juga sudah mengalami demikian setelah percaya kepada Yesus?

Surat Pertama Yohanes bab 2 sebagaimana kita dengarkan dalam bacaan I sungguh begitu indah menjelaskan bagaimana hidup orang yang mengaku telah mengenal dan percaya kepada Yesus. Dia mengatakan bahwa orang yang mengenal atau percaya kepada Tuhan, berarti tidak ada lain selain dia juga mengikuti perintah-perintah Tuhan. Orang yang mengaku dirinya sudah mengenal dan percaya kepada Tuhan, tetapi tidak menuruti perintah Tuhan, dia itu seorang pendusta, kebohongan yang ada dalam dirinya, tidak ada kebenaran dalam dirinya. Orang yang menuruti perintah Tuhan, itulah tandanya dia bersama dalam Tuhan dan Tuhan dalam dirinya, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup. Sebagaimana Yesus Kristus mengasihi manusi, demikianpun kiranya kita mengasihi sesama kita sebagai saudara. Oleh Yohanes ditegaskan bahwa dengan mengasihi saudara, itulah juga tandanya kita melaksanakan perintah Tuhan dan hidup seperti Dia. Saudara yang dimaksudkan tentu bukan hanya orang-orang tertentu, atau orang yang dekat dengan kita saja. Dalam perumpamaan Yesus tentang orang Samaria yang baik hati (Luk 10:25-37), Yesus memberitahukan kepada kita siapa saja yang menjadi saudara kita. Dalam perumpamaan itu jelas dinyatakan saudara kita adalah terutama orang yang menderita, yang membutuhkan pertolongan, bantuan dari kita. Di sekitar kita banyak orang yang menderita, orang kecil yang merindukan sapaan kasih, mendambakan dan merindukan pertolongan kita. Baiklah kiranya kita yang sudah melihat Yesus, berbuat kasih kepada mereka. Kita seringkali menemukan dan melihat orang yang menderita, tetapi justru seringkali tidak berbuat apa-apa. Mungkin karena sudah terlalu sering melihatnya, sehingga melihat hal itu biasa saja. Padahal seharusnya, kita bisa berbuat sesuatu yang baik kepada mereka. Memang kita tidak bisa membantu atau berbuat baik kepada semua orang yang menderita, tetapi paling tidak kita mengasihi dan berbuat baik kepada orang yang menderita yang ada di sekitar kita. Ada orang yang tidak berbuat kasih kepada sesama karena merasa tidak mempunyai apa-apa untuk diberikan dan merasa bahwa dirinya masih berkekurangan serta berpikir akan berbuat kasih kepada orang lain setelah hidupnya berkelimpahan. Ini prinsip yang keliru, hanya sebagai alasan untuk menghindarkan diri dari kewajiban untuk berbuatk kasih kepada sesama. Kalau kita berpikir memberi atau berbuat kasih kepada sesama setelah kita mempunyai lebih, itu bukan berbuat kasih, tetapi memberi dari kelebihan kita, kita dalam hal ini hanya memberi dari apa yang tidak kita perlukan. Begitu banyak orang yang bangga dan merasa dirinya sudah berbuat kasih kepada orang kecil dengan menyumbangkan bakaian atau barang-barang bekas yang tidak dipakainya lagi. Padahal apa yang diberi karena tidak lagi dibutuhkannya dan setelah itu membeli yang labih mahal lagi. Adapula yang sudah bangga karena memberi sumbangan, padahal uang yang dihabiskannya setiap hari jauh lebih besar dari yang diberikannya. Adapula yang memberi jauh lebih sedikit dari uang yang dikeluarkannya setiap hari untuk makanan binatang piaraannya. Memberi dari kelebihan, itu bukanlah perbuatan kasih. Memberi dari kekurangan, itulah perbuatan kasih yang sesungguhnya.

Oleh karena itu, kita yang sudah ‘melihat’ Sang Mesias, hidup dalam Dia dengan menuruti perintah-perintah-Nya. Kita melaksanakan perintah Tuhan dengan berbuat kasih kepada sesama. Janganlah kita menunggu atau menunda waktu untuk berbuat kasih kepada sesama. Amin.

REFLEKSI PRIBADI:

1. Apakah Anda sungguh sudah ‘melihat’ Yesus sehingga merasa itulah tujuan utama hidup dan kebahagiaan tertinggi?

2. Hiduplah dalam kasih Tuhan, karena itulah tandanya kita sudah bersama Tuhan dan Tuhan bersama kita.

Renungan : Selasa 28 Desember 2010

Renungan : Selasa 28 Desember 2010
1Yoh 1:5-2:2, Mzm 124:2-3,4-5,7b-8, Mat 2:13-18
(Pesta Kanak-Kanak Suci)

"Mari kita menghargai hidup kita dan hidup orang lain!"

BACAAN INJIL:
Setelah orang-orang majus itu berangkat, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi dan berkata: "Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya, larilah ke Mesir dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu, karena Herodes akan mencari Anak itu untuk membunuh Dia." Maka Yusufpun bangunlah, diambilnya Anak itu serta ibu-Nya malam itu juga, lalu menyingkir ke Mesir, dan tinggal di sana hingga Herodes mati. Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: "Dari Mesir Kupanggil Anak-Ku." Ketika Herodes tahu, bahwa ia telah diperdayakan oleh orang-orang majus itu, ia sangat marah. Lalu ia menyuruh membunuh semua anak di Betlehem dan sekitarnya, yaitu anak-anak yang berumur dua tahun ke bawah, sesuai dengan waktu yang dapat diketahuinya dari orang-orang majus itu. Dengan demikian genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yeremia: "Terdengarlah suara di Rama, tangis dan ratap yang amat sedih; Rahel menangisi anak-anaknya dan ia tidak mau dihibur, sebab mereka tidak ada lagi."
Demikianlah Injil Tuhan bagi kita hari ini.

RENUNGAN

Herodes jelas adalah raja yang haus akan kekuasaan, orang yang berambisi dan tidak ingin disaingi oleh orang lain. Oleh karena itulah Ketika raja Herodes mendengar orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem dan bertanya-tanya tentang Yesus raja orang Yahudi yang baru dilahirkan, dan mereka hendak menyembah Dia, Herodes sangat terkejut. dia terkejut dan ? Herodes merasa kerajaannya terancam sehingga berencana membunuh Yesus yang masih bayi. Namun Tuhan Allah menyelamatkan Yesus lewat mimpi kepada Yusuf yang menyuruh mereka mengungsi ke Mesir. Karena Herodes tidak bisa menemukan dan membunuh Yesus, dia menjadi sangat marah sehingga membunuh bayi-bayi yang seusia dengan Yesus yakni bayi berumur 2 tahun ke bawah. Bayi-bayi itu menjadi korban ambisi, iri hati, kekejian, kemarahan dan kekejaman Herodes.

Pada zaman ini juga banyak orang yang berperilaku seperti Herodes. Banyak penguasa, pemimpin, orang kaya dan yang lain begitu gampangnya menghilangkan nyawa orang lain, hanya karena kepentingan mereka sendiri. Dengan mudahnya seseorang membunuh atau menyewa seorang pembunuh bayaran untuk membunuh orang yang dianggap saingan atau lawannya. Betapa mudahnya seorang koruptor mengkorupsikan uang yang diperuntukkan untuk orang-orang kecil dan miskin. Bukan rahasia juga bahwa ketika ada bencana alam, banyak orang berlomba-lomba mencari keuntungan dari semuanya itu, yakni seakan mencari dana untuk para korban, tetapi sebenarnya juga mencari kekayaan atau pekerjaan dari kejadian itu, dana bantuan yang harusnya disalurkan untuk para korban, tetapi nyatanya dipakai untuk kepentingan sendiri. Semuanya itu tidak jauh beda dari sikap Herodes yang menganggap hidup atau nyawa orang lain tidak berharga sehingga dengan mudah begitu saja ditelantarkan bahkan dihilangkan.

Sekarang ini juga, sering kita dengar bahwa anak-anak menjadi korban ambisi orang dewasa atau orang tua. Tanpa sadar, orang dewasa atau orang tua karena demi ambisinya mengorbankan anak-anak. Misalnya orang tua seringkali memaksanakan kehendaknya kepada anak misalnya dalam masalah pendidikan. Orang tua berambisi anaknya menjadi seorang dokter karena merupakan suatu gengsi di mata umum, namun sebenarnya anaknya punya minat dan keingingan lain. Tetapi karena dipaksa orang tua, anak menjadi mengikutinya. Dalam hal ini, tanpa sadar orang tua membunuh karakter anak dan juga masa depannya. Sebab bisa jadi anak setelah menyelesaikan keinginan orang tuanya, dia tidak bisa menikmati hasilnya, dia hidup seakan-akan bukan karena keinginannya, tetapi karena keinginan orang tuanya, hidupnya akan terasa hampa. Ada juga orang tua yang begitu kejam dan pemarah, dia sering memukul dan menyiksa anaknya dan bahkan ada orang tua yang sampai membunuh anaknya. Masih banyak kejadian yang kita dengarkan sehubungan dengan anak menjadi korban kekejaman, kekerasan, kekejian dan kemarahan orang-orang dewasa.

Tentu selain mengajak kita untuk menghotmati anak-anak yang menjadi korban kekejaman Herodes karena tidak bisa membunuh Yesus, kita juga diajak untuk tidak berperilaku seperti Herodes, yang sifatnya ambisius, iri hati, kejam, keji dan tidak menghargai hidup orang lain. Hidup itu sungguh berharga, berasal dari Tuhan dan milik Tuhan. Oleh karena itu, mari kita menghargai hidup kita dan hidup orang lain.

Bagi para orang tua, Injil hari ini mengajak agar melihat bahwa hidup anak-anak adalah anugerah Tuhan, pemberian Tuhan. Dengan kesadaran ini, para orang tua hendaknya berusaha memelihara dan bahkan harus berjuang untuk mempertahankan hidup anak-anak. Orang tua harus berusaha agar anak-anak tetap hidup, terhindar dari apa yang dapat membunuh mereka baik itu yang membunuh hidupnya dan imannya. Orang tua yang memelihara hidup anaknya, sama halnya melaksanakan perintah Tuhan yang memberi dan menghargai hidup. Amin.

Cina Kritik serangan Vatikan

CINA KRITIK SERANGAN VATIKAN

Kemarin 22 Desember, pemerintah Cina membalas serangan Vatikan. Pernyataan Vatikan tentang kebijakan kebebasan beragama Cina itu ditanggapi pemerintah Cina sebagai “sangat tidak bijak dan tidak berdasar.”

Inilah tanggapan resmi pertama Beijing terhadap komunike yang dipublikasi Vatikan lima hari lalu. Dalam komunike itu, Vatikan mengungkapkan kepedihannya atas Eighth National Congress of Catholic Representatives di Beijing.

Kantor berita Xinhua mengutip jurubicara State Administration for Religious Affairs (SARA) yang mengatakan: Vatikan salah paham tentang situasi Gereja Cina sekarang ini dan berusaha memanfaatkan agama untuk menerapkan nilai-nilai politiknya. Pejabat SARA itu mengatakan, ini akan membawa bahaya serius bagi perkembangan sehat Gereja Cina.

Jurubicara SARA tersebut menekankan bahwa kongres nasional itu tidak menyentuh doktrin Katolik, tidak melanggar hal-hal fundamental iman Katolik, dan tidak butuh pengakuan negara-negara atau organisasi-organisasi lain.

Vatikan telah berusaha keras mencegah jalannya kongres melalui berbagai cara dan mengancam menghukum klerus yang mengambil bagian dalam kongres, kata jurubicara tersebut. “Bukanlah ini jelas bahwa dialah yang mengancam keyakinan agama dengan tangan besi dan memaksa umat Katolik melawan ‘hati nurani’?”

Ketua baru Chinese Catholic Patriotic Association dan ketua baru Bishops’ Conference of the Catholic Church in China telah terpilih dengan suara bulat. Ini sesungguhnya mencerminkan impian dan harapan para peserta kongres, lanjut jurubicara tersebut.

Hukuman Vatikan terhadap mereka berarti Vatikan secara keras “menginjak dan menghina” kerinduan akan demokrasi dari sebagian besar umat Katolik Cina dan Vatikan “berperilaku sangat kasar dan tidak sopan.”

Jurubicara itu mengakhiri kritikannya dengan menyatakan, pemerintah Cina berharap bahwa Vatikan berhati-hati dan menahan diri agar tidak memperburuk hubungan Cina-Vatikan dan kembali berdialog di jalur yang benar.

ucanews.com, By Reporter ucanews.com, Hong Kong, Cina
Disadur dari http://www.cathnewsindonesia.com/, Tanggal publikasi: 23 Desember 2010


Renungan hari Senin Masa Natal, 27 Desember 2010

Renungan hari Senin Masa Natal, 27 Desember 2010
1Yoh 1:1-4, Mzm 97:1-2,5-6,11-12, Yoh 20:2-8
(Pesta St. Yohanes Rasul)

"Maka masuklah juga murid yang lain, yang lebih dahulu sampai di kubur itu dan ia melihatnya dan percaya."

BACAAN INJIL:
Ia berlari-lari mendapatkan Simon Petrus dan murid yang lain yang dikasihi Yesus, dan berkata kepada mereka: "Tuhan telah diambil orang dari kuburnya dan kami tidak tahu di mana Ia diletakkan." Maka berangkatlah Petrus dan murid yang lain itu ke kubur. Keduanya berlari bersama-sama, tetapi murid yang lain itu berlari lebih cepat dari pada Petrus sehingga lebih dahulu sampai di kubur. Ia menjenguk ke dalam, dan melihat kain kapan terletak di tanah; akan tetapi ia tidak masuk ke dalam. Maka datanglah Simon Petrus juga menyusul dia dan masuk ke dalam kubur itu. Ia melihat kain kapan terletak di tanah, sedang kain peluh yang tadinya ada di kepala Yesus tidak terletak dekat kain kapan itu, tetapi agak di samping di tempat yang lain dan sudah tergulung. Maka masuklah juga murid yang lain, yang lebih dahulu sampai di kubur itu dan ia melihatnya dan percaya.
Demikianlah Injil Tuhan bagi kita hari ini.

RENUNGAN:
Ketika TimNas Indonesia menang atas Filipina, mereka disanjung-sanjung dan begitu banyak pujian, sanjungan, komentar-komentar indah, media televisi sampe mengekspost seseorang juga perpidahan agamanya dari agama Katolik ke agama lain. Indonesia terlalu bangga, memuji-muji Tim Nasional karena menang dan memenuhi keinginan dan harapan banyak orang. Tetapi setelah barusan kalah 3-0 dengan Malasya, apakah masih ada pujian, sanjungan seperti sebelumnya? Mungkin yang akan muncul adalah kritik, celaan dan mencari kambing hitam. Suatu kenyataan yang seringkali terjadi dalam hidup kita, orang dipuji, disanjung, diekspost ketika orang tersebut memenuhi harapannya. Seringkali dukungan sifatnya hanya temporer, gampang berubah-ubah.

Hal yang demikian juga bisa seringkali terjadi dalam kaitan dengan iman akan Yesus Kristus. Kerap ketika kita merasa bahwa Tuhan mengabulkan doa kita, atau iman sungguh sesuai dengan harapan kita, kita memuji, memuliakan Yesus, mengagung-agungkan Tuhan dengan bangganya dan bersaksi dengan lantang bahwa Tuhan itu baik. Tetapi ketika seakan Yesus tidak mengabulkan doa-doa kita dan Yesus tidak memenuhi harapan kita, kita berpaling darinya. Cinta dan iman kita kepada Yesus, seringkali sifatnya temporer, kita tidak mampu bersaksi selalu akan Yesus yang adalah Tuhan.

Di dalam Injil yang kita dengarkan hari ini, ketika para murid mendengar berita bahwa jenasah Yesus telah diambil orang, Petrus dan murid yang lain, yang kerap disebut murid yang dikasihi, langsung berlari ke makam. Cinta mereka kepada Yesus tidak pudar, meskipun Yesus wafat dan tidak seperti yang mereka harapkan. Memang mereka terpukul dan kecewa tetapi tidak langsung berpaling dari Yesus, tidak mencela Yesus. Para Rasul tetap mengasihi Yesus, Yesus tetap ada di dada mereka, dalam hati dan hidupnya. Bukan hanya seperti slogan untuk timnas Indonesia. Cinta yang tetap menggebu-gebu kepada Yesus secara khusus diperlihatkan oleh Yohanes Rasul yang dinamakan murid yang dikasihi. Ketika dia melihat menyataan dalam kubur, dia langsung percaya bahwa Yesus telah bangkit. Dia percaya meskipun tidak melihat secara langsung Yesus yang bangkit, dia hanya melihat tanda-tanda. Cintanya yang besar kepada Yesus dan kesadaran bahwa Yesus membuat dia mampun menangkap kehadiran Yesus yang bangkit dan dia bersaksi atas kebangkitan Yesus bagi kita. Bahkan dia mampu melihat kebangkitan Yesus di makam, tempat yang melambangkan kematian, tiadanya pengharapan dan tempat yang mengerikan banyak orang.

Kitapun seperti Yohanes rasul adalah orang-orang yang dikasihi Yesus. Kasih Allah kepada kita, itupulalah yang kita rayakan pada hari Raya Natal yang bari kita rayakan. Kesadaran diri akan kasih Allah kepada kita tentunya juga membuat kita juga mengasihi Yesus. Kalau kita ditanya apakah kita mengasihi Yesus? Tentu kita semua akan menjawab ‘ya’. Sebagai orang yang mengasihi Allah, tentu kasih itu kita nyatakan dalam kesetiaan kepada Tuhan. Yohanes Rasul melihat ke dalam makam dan percaya akan Yesus yang bangkit, hidup mulia dalam dunia, makam dan kematian tidak membatasi kasih Tuhan kepada manusia. Pada perayaan Natal kita juga sudah menyaksikan kasih Allah dalam kelahiran Yesus Sang Mesias. Cinta kita dan apa yang telah kita lihat dalam perayaan Natal, hendaknya membuat kita semakin percaya kepada Yesus dan juga membuat kita berani bersaksi. Demikianlah juga kiranya yang kita dengarkan dalam bacaan pertama hari ini, “Apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar itu, kami beritakan kepada kamu juga, supaya kamu pun beroleh persekutuan dengan kami. Dan persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa dan dengan Anak-Nya, Yesus Kristus. Dan semuanya ini kami tuliskan kepada kamu, supaya sukacita kami menjadi sempurna.(1Yoh 1:3-4). Sebagai orang yang dikasihi Yesus, kita tidak cukup hanya bergembira dan menikmati kasih Yesus seorang diri, tetapi kita harus bersaksi kepada sesama akan kasih Yesus. Kesaksian itu kita nyatakan dengan berbagi kasih kepada sesama, khususnya bagi sesama yang merasa hidupnya terasa seakan berada di ‘makam’, di mana tidak ada lagi harapan, rasa putus asa, kegelepan. Cinta kasih kita kepada Tuhan, hendaknya membuat kita mampun menangkap kehadiran Tuhan dalam hidup yang kelam sekalipun dan kita juga bersaksi serta membantu sesama agar mereka juga dapat menangkap kehadiran Tuhan dalam kehidupan mereka, bahkan dalam kehidupan yang kelam sekalipun. Dengan demikian, kasih Allah yang telah kita lihat, kita rasakan hendaknya membuat kita mengasihi Allah dan membuat kita berani bersaksi akan kasih Allah kepada dunia.

REFLEKSI PRIBADI:

1. Lakukanlah dan warnailah hidupmu dengan perbuatan kasih dan dilandasi oleh kasih Allah.

2. Bagikanlah kasih itu kepada sesama dengan berbuat baik kepada sesama.

Renungan Pesta Keluarga Kudus 26 Desember 2010

Renungan Pesta Keluarga Kudus
26 Desember 2010
Sir 3:2-6,12-14, Mzm 128:1-2,3,4-5, Kol 3:12-21, Mat 2:13-15,19-23

"Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya, larilah ke Mesir dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu!"

BACAAN INJIL:
Setelah orang-orang majus itu berangkat, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi dan berkata: "Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya, larilah ke Mesir dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu, karena Herodes akan mencari Anak itu untuk membunuh Dia." Maka Yusuf pun bangunlah, diambilnya Anak itu serta ibu-Nya malam itu juga, lalu menyingkir ke Mesir, dan tinggal di sana hingga Herodes mati. Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: "Dari Mesir Kupanggil Anak-Ku."
Setelah Herodes mati, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi di Mesir, katanya: "Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya dan berangkatlah ke tanah Israel, karena mereka yang hendak membunuh Anak itu, sudah mati." Lalu Yusuf pun bangunlah, diambilnya Anak itu serta ibu-Nya dan pergi ke tanah Israel. Tetapi setelah didengarnya, bahwa Arkhelaus menjadi raja di Yudea menggantikan Herodes, ayahnya, ia takut ke sana. Karena dinasihati dalam mimpi, pergilah Yusuf ke daerah Galilea. Setibanya di sana ia pun tinggal di sebuah kota yang bernama Nazaret. Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi-nabi, bahwa Ia akan disebut: Orang Nazaret.
Demikianlah Injil Tuhan bagi kita hari ini.

PENGANTAR

“Hidup berkeluarga sekarang ini tidak menyenangkan.” Kerapkali komentar itu yang muncul dari orang tua zaman ini mengingat beratnya tantangan dalam hidup dan juga dalam hidup berkeluarga. Sekarang ini juga banyak keluarga yang tidak utuh seumur hidup, banyak terjadi perceraian. Kenyataan ini menjadi tantangan bagi perkawinan Kristiani yang menyatakan satu dan tidak terceraiakan. Kiranya pesta keluarga kudus hari ini menjadi suatu permenungan kembali bagi keluarga-keluarga kristiani.

RENUNGAN

Siapapun dan agama apapun tentu selalu berharap bahwa perkawinan itu utuh samai seumur hidup. Semua orang juga pasti sadar akan pentingnya keluarga demi perkembangan iman , kemajuan Negara dalam suasana yan gmenyenangkan. Dalam Gereja kita jelas dikatakan bahwa keluarga adalan Gereja mini, dalam keluarga dirayakan iman, dalam keluargalah pribadi-pribadi baru (anak-anak) pertama kali mengenal dan mencintai Yesus dan orang tualah yang pertama-tama menjadi guru iman atas anak-anak. Namun kenyataannya hal ini seringkali kurang dimengerti dan sulit dilakukan oleh banyak keluarga pada masa sekarang ini. Tidak sedikit kaum muda menikah, membentuk keluarga hanya karena sudah dewasa, menganngap itu hanya suatu proses atau dinamika hidup. Banyak yang tidak mengerti untuk apa mereka berkeluarga, apa kekudusan dari pernikahan yang mereka langsung dalam Gereja. Sehingga tidak jarang terjadi, selama melajang mereka “tidak jelas agamanya apa” karena tidak pernah merayakan imannya ke Gereja dan terdaftar di Gereja manapun, tetapi ketika mau menikah mereka datang ke Gereja untuk dinikahkan.

Bacaan-bacaan hari ini sungguh berbicara tentang hidup keluarga kristiani. Dalam Bacaan pertama, dari Sirakh (abad 2 seb.Kr) ditekankan hormat kita kepada orang tua. Dan dalam Bacaan kedua, Paulus memberi nasihat kepada umat di Kolose, bahwa kehidupan kristiani sejati harus dihayati di dalam keluarga kristiani sejati pula! Dan`ciri-ciri khas keluarga kristiani sejati ialah: selalu saling mengampuni, kasih, damai dan rasa terima kasih menurut teladan Kristus, yang rela memberikan diri-Nya seutuhnya . Di dalam bacaan Injil hari ini, keluarga kudus dari Nasaret hendaknya menjadi pola dan idola setiap keluarga kristiani, terutama Yusuf hendaknya menjadi teladan pada kaum suami atau para bapak.

Keluarga Yusuf, Maria dan anaknya Yesus bukanlah keluarga kaya, tetapi jelas satu keluarga yang sungguh beriman. Iman hidup keluarga ini sudah tampak dalam diri Yusuf dan Maria sebelum mereka berkeluarga dan keimanan hidup keluarga ini semakin disempurnakan dengan kehadiran Yesus dalam keluarga mereka. Mereka adalah keluarga yang saleh, beriman dan kudus, namun mereka tidak lepas dari penderitaan dan persoalan hidup. Ketika Maria hendak melahirkan, mereka ditolak dan tidak mendapat tempat di pengingapan. Sesudah Yesus lahir, mereka harus mengungsi, melarikan diri karena Herodes si gila hormat, sigila kuasa hendak membunuh Yesus. Walau demikian, keluarga ini dapat menghadapi semuanya dan terlepas dari persoalan itu karena iman dan ketaatan mereka melaksanakan perintah Tuhan dan Tuhan sendirilah yang membebaskan mereka.

Demikianlah juga kiranya dalam setiap kehidupan keluarga kristiani, pasti tidak akan lepas dari persoalan dan penderitaan hidup. Keluarga kudus memberi teladan dalam menghadapi semuanya itu yakni dengan memelihara, menanamkan hidup keimanan dalam keluarga dan ketaatan melaksanakan perintah Tuhan. Setiap keluarga kristiani yang senantiasa hidup dalam imannya pasti akan selalau diberkati, dilindungi Tuhan dan Tuhan akan menyelamatkan mereka. Dengan demikian, jaminan keutuhan dan kebahagiaan keluarga kristiani itu, bukanlah harta, jabatan, pangkat tetapi iman yang hidup dan dirayakan dalam keluarga. Banyak keluarga yang seringkali menganggap bahwa uang atau hartalah yang utama dalam keluarga, sehingga melupakan hidup iman mereka. Ini adalah pandangan yang sangat keliru.
Pada pesta keluarga kudus hari ini, baiklah kita khususnya kaum bapak melihat dan meneladan Yusuf sebagai kepala keluarga dalam keluarga kristiani. Kita ketahui bahwa Yusus sebagai kepala keluarga dalam keluarga Nasaret tahun bahwa Yesus anak Maria bukan dari dirinya, namun walaupun demikian iman, ketulusan hatinya tetap membuat dia memelihara dan berusaha menyelamatkan keluarganya khususnya Maria dan Yesus. Secara khusus sebenarnya Yusuf menyelamatkan Yesus, karena Herodes hanya mau membunuh Yesus. Kita semua tahu bahwa Yesus adalah kehadiran Allah dalam hidup manusia, kehadiran Kerajaan Allah yang hendak menyelamatkan manusia.

Peran suami dalam keluarga memang sebagai kepala keluarga, sebagai pemimpin dan bahkan sebagai penyelamat hidup keluarga itu. Namun suami sebagai kepala keluarga bukan dalam arti sebagai penguasa yang berbuat seenaknya dalam keluarga, tetapi sebagai kepala keluarga kristiani yang bertanggungjawab penuh atas hidup keluarga, terutama atas hidup iman keluarga tersebut. Suami yang baik, suami yang kristiani adalah suami yang bertanggungjawab penuh atas iman dalam keluarga, yang menanamkan dan memelihara iman kepada Yesus dalam keluarga dan bagi anak-anaknya. Suami yang baik dan kristiani, adalah suami yang bertanggungjawab atas kelangsungan hidup keluarga itu. Suami harus sebagai yang utama untuk memikirkan dan berusaha bagaimana agar keluarganya bisa bertahan hidup dan ini dilakukan dalam bekerja untuk keluarga. Namun kenyataannya seringkali terjadi, para suami menganggap bahwa sebagai kepala keluarga bisa berbuat sesuka hati bagi isteri dan anak-anaknya, menganggap bahwa tugasnya cukup hanya bekerja, mencari nafkah sedangkan tugas untuk mendidik dan memelihara iman anak hanyalah tugas isteri. Walaupun saat ini sudah banyak isteri yang bekerja di luar atau mencari tambahan penghasilan bagi keluarga, demi membantu suami dalam mempertahankan hidup keluarga. Tidak sedikit suami yang kerjanya hanya mencari kesenangan sendiri, dan ‘memaksa’ istri bekerja keras mencari nafkah bagi keluarga. Ini terjadi karena merasa sebagai kepala, bos dan tuan dalam keluarga itu, kerjanya hanya mengatur, memerintahkan dan menekan. Pendangan seperti ini sangatlah keliru dan bukan gambaran suami yang kristiani. Suami menjadi penanggungjawab utama dalam iman dan kelangsungan hidup keluarga.

PENUTUP

Keluarga kristiani sebagai suatu komunitas iman, komunitas cinta kasih, komunitas hidup bersama dan Gereja mini, bukan harus dibangun atas kekuasaan dan kekuatan, tetapi lebih atas kebaikan dan kesetiaan; bukan atas kekayaan dan harta benda, melainkan atas iman, kese-tiaan, kejujuran, ketulusan dan kesediaan untuk saling mengasihi. Sikap yang demikianlah yang dilakukan dan diteladankan Yusuf dalam keluarga Nasaret. Dalam meryakan Hari Raya Keluarga Kudus di Nasaret itu, hendaknya para suami meneladan Yusuf dalam hidup bersama dalam keluarga. Amin.

Bacaan Minggu Masa Natal : Pesta Keluarga Kudus (Bahasa Baak Toba)

Bacaan Minggu Masa Natal : Pesta Keluarga Kudus (Bahasa Baak Toba)
26 Desember 2010
Sir 3:2-6,12-14, Mzm 128:1-2,3,4-5, Kol 3:12-21, Mat 2:13-15,19-23

"Hehe ma ho, boan ma Dakdanak i rap dohot inana i, maporus ma hamu tu tano Misir"

BACAAN INJIL:
Asa dung laho nasida, ro ma surusuruan ni Tuhan i, diida si Josep di nipina, na mandok tu ibana: Hehe ma ho, boan ma Dakdanak i rap dohot inana i, maporus ma hamu tu tano Misir; disi ma hamu jolo, paima ro muse hatangku, ai na naeng luluan ni si Herodes do Dakdanak i, asa bunuonna. Jadi hehe ma ibana, diboan ma Dakdanak i rap dohot inana borngin i, maporus tu tano Misir. Laos disi ma nasida, paima mate si Herodes, asa jumpang na nidok ni Tuhan i marhite sian panurirangna na mandok: "Sian Misir do hujou Anakki!"

Alai dung mate si Herodes, diida si Josep ma di nipina surusuruan ni Tuhan i di tano Misir, na mandok tu ibana: Hehe ma ho, boan ma Dakdanak i rap dohot inana mulak tu tano Israel, ai nunga mate angka na sumangkapi hosa ni dakdanak i. Jadi hehe ma ibana, diboan ma Dakdanak i rap dohot inana mulak tu tano Israel. Alai dung dibege ibana, si Arkilaus do hape raja di luat Judea manggonti amana si Herodes, biar do rohana, anggo tung laho tusi. Jala dung ro poda sian Debata tu ibana di nipina, gabe dompak luat Galilea nama ditondong. Jadi ojak ma ibana maringanan di sada huta na margoar Nasaret, gabe jumpang ma hata ni panurirang na mandok: Goaron do Ibana si Nasarani!
Songon i ma Barita Nauli na dipatolhas tu hita sadari on.

Bacaan Minggu Masa Natal : Pesta Keluarga Kudus (Bahasa Karo)

Bacaan Minggu Masa Natal : Pesta Keluarga Kudus (Bahasa Karo)
26 Desember 2010
Sir 3:2-6,12-14, Mzm 128:1-2,3,4-5, Kol 3:12-21, Mat 2:13-15,19-23

"Kekeken, baba Anak e ras nandena mengongsi ku Mesir.”

BACAAN INJIL:
Kenca berkat guru-guru Timur e, teridah malekat Tuhan man Jusup i bas nipina. Nina malekat e man bana, "Kekeken, baba Anak e ras nandena mengongsi ku Mesir. I jahlah kam lebe seh aku erkata man bandu, sabap idarami Herodes anak enda janah ibunuhna pe atena." E maka keke Jusup, janah i bas berngi e ibabana Anak e ras nandena ku Mesir. I Mesir ia ringan seh Herodes mate. Kerina si enda jadi gelah seh kai si ikataken Tuhan arah nabi nina, "Enggo Kudilo AnakKu i taneh Mesir nari."

Kenca mate Herodes, teridah malekat Tuhan man Jusup i bas nipina asum ia i Mesir denga. Nina malekat e man bana, "Kekeken, baba Anak e ras nandena mulih ku taneh Israel, sabap kalak si ersura-sura munuh Anak e enggo mate." E maka keke Jusup, ibabana Anak e ras nandena mulihken ku negeri Israel. Tapi kenca ibegi Jusup berita maka Arkelaus enggo jadi raja i negeri Judea, mbiar ia ku Judea sabap Arkelaus anak Herodes. Tole perbahan enggo ka ipersingeti Dibata ia kerna si e arah nipina, e maka lawes ia ku daerah Galilea. Kenca seh ia i Galilea ibahanna jabuna i kuta Nasaret. Kerina enda jadi gelah seh kai si ikataken nabi-nabi nina, "Ia pagi igelari kalak Nasaret."
Bagenda me kata Tuhan.

Bacaan Hari Minggu Masa Natal : Pesta Keluarga Kudus

Bacaan Hari Minggu Masa Natal : Pesta Keluarga Kudus
26 Desember 2010
Sir 3:2-6,12-14, Mzm 128:1-2,3,4-5, Kol 3:12-21, Mat 2:13-15,19-23

"Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya, larilah ke Mesir dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu."

BACAAN INJIL:
Setelah orang-orang majus itu berangkat, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi dan berkata: "Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya, larilah ke Mesir dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu, karena Herodes akan mencari Anak itu untuk membunuh Dia." Maka Yusuf pun bangunlah, diambilnya Anak itu serta ibu-Nya malam itu juga, lalu menyingkir ke Mesir, dan tinggal di sana hingga Herodes mati. Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: "Dari Mesir Kupanggil Anak-Ku."

Setelah Herodes mati, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi di Mesir, katanya: "Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya dan berangkatlah ke tanah Israel, karena mereka yang hendak membunuh Anak itu, sudah mati." Lalu Yusuf pun bangunlah, diambilnya Anak itu serta ibu-Nya dan pergi ke tanah Israel. Tetapi setelah didengarnya, bahwa Arkhelaus menjadi raja di Yudea menggantikan Herodes, ayahnya, ia takut ke sana. Karena dinasihati dalam mimpi, pergilah Yusuf ke daerah Galilea. Setibanya di sana ia pun tinggal di sebuah kota yang bernama Nazaret. Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi-nabi, bahwa Ia akan disebut: Orang Nazaret.

Demikianlah Injil Tuhan bagi kita hari ini.

Renugan Misa Natal Pagi, 25 Desember 2010

Renugan Misa Natal Pagi, 25 Desember 2010
Yes 52:7-10; Mzm 97 (98) :1.2-3a.3cd-4.5-6; Ibr 1:1-6; Yoh 1:1-18

“Sabda telah menjadi manusia, dan diam di antara kita”.

BACAAN INJIL:
Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya. Datanglah seorang yang diutus Allah, namanya Yohanes; ia datang sebagai saksi untuk memberi kesaksian tentang terang itu, supaya oleh dia semua orang menjadi percaya. Ia bukan terang itu, tetapi ia harus memberi kesaksian tentang terang itu. Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia. Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya. Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya. Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah. Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran. Yohanes memberi kesaksian tentang Dia dan berseru, katanya: "Inilah Dia, yang kumaksudkan ketika aku berkata: Kemudian dari padaku akan datang Dia yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku." Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia; sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus.Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya.
Demikianlah Injil Tuhan bagi kita hari ini.

PENGANTAR
Tadi malam kita sudah bergembira karena merayakan malam natal. Kita bergembira karena dalam perayaan Natal kita merayakan Tuhan Allah yang menyatakan diri-Nya kepada kita dalam kelahiran Yesus Almasih. Lewat kelahiran Yesus Kristus Almasih, juga menyatakan bahwa Tuhan tidak hanya sekedar mengunjungi kita, tetapi tinggal bersama-sama dengan kita. Dari sebab itulah kita patut bergembira dan pada hari Raya Natal pagi ini, kegembiraan kita semakin besar karena kembali dinyatakan kepada kita, siapa sebenarnya Yesus yang kelahiran-Nya kita rayakan dengan gembira.

RENUNGAN
Kelahiran seorang anak pasti umumnya menggembirakan orang tua, semua keluarga, apalagi kalau kelahirannya itu sudah lama dinantik-nantikan. Kita selama 4 minggu dalam masa Adven mempersiapkan dan menanti-nantikan kelahiran Yesus pada hari Raya Natal. Semua kita pasti bergembira karena Yesus yang lahir adalah Allah sendiri yang datang ke dunia untuk tinggal bersama kita.

Dalam Injil hari ini, kembali ditegaskan kepada kita siapa Yesus yang kelahiran-Nya kita nanti-nantikan dan kita rayakan penuh kegembiraan. Dia adalah yang pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Dialah pula yang menjadikan langit dan bumi beserta isinya. Yesus adalah pribadi kedua Trtitunggal Mahakudus. Dia yang adalah Tuhan menjadi manusia dengan mengambil rupa daging manusia dan tinggal bersama-sama dengan kita. Yesus sungguh Allah, sungguh manusia sama seperti kita. Memang hal ini sulit kita mengerti, mengapa Allah sampai melakukan semuanya itu. Inilah misteri rahasia cinta kasih Allah kepada manusia, inilah misteri komunikasi cinta kasih Allah kepada manusia.

Bagi pemikiran manusia memang sangat tidak biasa dan tidak mungkin seorang pemimpin atau seorang raja mau meninggalkan kemuliaannya dan hidup bersama rakyatnya dan hidup seperti mereka. Namun Allah sendiri melakukannya. Dia mengunjungi, tinggal bersama ciptaan-Nya dan mengalami hidup seperti manusia ciptaan-Nya. Apa yang kita dengarkan hari ini bukan hanya sebagai gambaran tentang kasih Allah kepada manusia, tetapi suatu kenyataan yang terjadi di mana Allah melakukannya dalam diri Yesus Kristus. Allah telah menjadi manusia dan diam diantara kita, sehingga kita dapat melihat kemuliaan-Nya.

Inilah sukacita dan kegembiraan bagi kita yang percaya kepada-Nya. Dalam perayaan Natal kita bergembira merayakan cinta kasih Allah yang begitu besar kepada kita ciptaan-Nya. Dia yang adalah pencipta kita, begitu mengasihi kita ciptaan-Nya sehingga Dia tinggal bersama kita. Kehadirannya membawa terang bagi kita dalam kegelapan hidup dunia ini, Dia tidak menghendaki kita hidup dalam kegelapan dunia. Kehadiran Tuhan dalam hidup kita, itulah sebenarnya yang kita rayakan juga dalam setiap kita merayakan Ekaristi. Dalam perayaan ekaristi Tuhan hadir dan bersatu dengan kita.

Dalam perayaan Natal ini, selain kita bergembira karena Tuhan kita menyatakan diri kepada kita, kita juga bergembira karena dalam perayaan Natal kita mengingat kembali bahwa Allah telah memuliakan kembali hidup kita sebagai anak-anak Allah. Kita semua tahu, bahwa sejak kedosaan Adam dan hawa, hidup manusiawi kita ternodai, menjadikan kita jauh dari Allah. Tetapi Allah yang menjadi manusia dengan mengambil rupa daging manusia lewat kelahirannya, hidup manusiawi kita dikuduskan kembali oleh Allah dan bahkan dimuliakan kembali dengan menjadikan kita saudara saudari dan anak-anak Allah. Hal ini jelas kita dengarkan tadi dalam Injil, “Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah.” Penginjil Yohanes mengatakan kepada kita, dengan kelahiran Yesus dinyatakan juga kepada kita bahwa Allah telah menjadikan kita anak-anaknya. Kita menjadi anak-anak Allah adalah karena Tuhan menghendakinya, bukan karena kita, bukan karena kebaikan kita. Sungguh ini adalah sukacita yang besar, sungguh ini adalah cintakasih Allah yang luar biasa, karena Dia yang adalah pencipta kita, tetapi mau menjadikan kita ciptaan-Nya sebagai anak-anak yang dikasihi-Nya, padahal kita seringkali berdosa, hidup dalam kegelapan dunia. Sukacita manakah yang paling besar dibandingkan dengan Allah menjadikan kita jadi anak-anak yang dikasihi-Nya? Tidak ada sukacita yang lebih besar dibandingkan dengan warta Natal ini. Inilah yang kami maksudkan bahwa Natal adalah pemuliaan kembali hidup manusia. Namun ingatlah, bahwa orang-orang yang percaya dan menerima Yesus sebagai Almasih, itulah yang dijadikan sebagai anak-anak Allah. Oleh karena itu, mari kita percaya dan menerima Yesus adalah Tuhan dan Allah kita.

Kita yang merayakan Natal tentu karena kita menerima Yesus adalah Tuhan penyelamat kita dan percaya kepada kita. Namun warta gembira Natal ini hendaknya kita gemakan kepada sesama dalam kehidupan harian kita. Dalam hidup sekarang, dalam kehidupan bersama orang lain, dan bahkan dalam kehidupan keluarga kita, banyak orang yang tidak lagi mengenal Allah yang hadir, banyak orang yang menolak kehadiran Yesus yang adalah Tuhan. Semua itu terjadi bisa karena beban hidup, persoalan, penderitaan, bencana alam dan juga oleh kemajuan zaman ini yang lebih ‘mendewakan’ tekhnologi, kekayaan, harta dan ilmu pengetahuan. Dalam dunia yang sekarang ini juga, banyak orang yang tidak lagi menghargai hidupnya sebgai anugerah Allah yang harus dipertanggungjawabkan kepada Allah, mereka hidup dalam kehendak sendiri, hidup dalam kedosaan. Banyak juga orang tidak lagi merasakan bahwa hidupnya dan hidup sesamanya tidak berharga sehingga dengan mudah menyai-nyiakan hidupnya, dengan mudah menghilangkan hidupnya dan menghilangkan hidup orang lain.

Dalam dunia yang demikian, kitalah yang menghadirkan Allah bagi mereka. Kita menghadirkan Allah, tentu bukan hanya dengan perkataan tetapi terlebih dalam teladan hidup dan perbuatan baik kepada sesama. Kita mewartakannya dengan pertama-tama menjalankan perintah Tuhan, memelihara kesucian hidup kita yakni berusaha menghindarkan perbuatan-perbuatan tidak baik yang tidak berkenan dihadapan Tuhan. Lewat sikap hidup yang demikian, kita mau menyatakan kepada kita bahwa Allah hadir dalam hidup kita, kita dan hidup kita telah dimuliakan oleh Tuhan, begitu berharga bagi Tuhan. Selanjutnya kita wartakan lewat perbuatan baik kepada sesama. Sebagaimana Allah lewat kelahiran Yesus Alamasih, mengkomunikasikan cinta kasih-Nya kepada manusia, kita juga hendaknya mengkomunikasikan cinta kasih Allah kepada orang lain, lewat menyapa semua orang sebagai saudara-saudari kita dalam Yesus, berbuat baik kepada sesama. Yesus hadir karena Dia tidak menghendaki manusia hidup dalam kegelapan dosa dan binasa. Demikianpun kiranya kita berusaha hadir bagi orang lain karena menghendaki agar orang lain merasakan kehadiran Allah dan pada akhirnya ikut menikmati kesalamatan yang telah diberikan oleh Tuhan bagi manusia, agar orang lain juga hidup sebagai anak-anak Allah.

PENUTUP

Perayaan Natal sungguh menjadi megah, agung dan meriah, bukan terutama dengan hiasan-hiasan natal, bukan hanya sekedar liturgy yang dipersiapkan sungguh-sungguh, tetapi terutama bila Gereja yaitu kita semua menghadirkan Yesus yang hari ini kelahirannya kitarayakan hari ini dalam hidup kita sehari-hari di manapun kita berada. Sehingga Natal juga, ajakan bagi kita semua untuk mengkomunikasihkan cinta kasih Allah dalam dunia. SELAMAT MERAYAKAN HARI RAYA NATAL. Amin.

Bacaan Misa Natal Pagi, 25 Desember 2010 (Bahasa Batak Toba)

Bacaan Misa Natal Pagi, 25 Desember 2010 (Bahasa Batak Toba)
Yes 52:7-10; Mzm 97 (98) :1.2-3a.3cd-4.5-6; Ibr 1:1-6; Yoh 1:1-18

"Gabe daging ma Hata i jala maringan di tongatonga ni hita on."

BACAAN INJIL:
Di mulana i nunga adong Hata i, jala saor tu Debata do Hata i, jala Debata do Hata i. I ma na saor tu Debata di mulana i. Saluhutna i marhite sian Hata i do, umbahen na manjadi; jala ndang adong nanggo sada sian naung jadi i, na so marhite sian di bagasan Hata i do hangoluan; laos hangoluan i do Panondang ni hajolmaon. Na marsinondang do Panondang i di bagasan na holom, alai ndang dijangkon na holom i. Hehe do sada halak sinuru ni Debata, si Johannes do goarna. Sitindangi do ibana, umbahen na ro, asa dihatindangkon Panondang i, anggiat gabe porsea saluhutna marhite sian Ibana. Ndang apala ibana Panondang i; na mangkatindangkon Panondang i do tahe. Alai nunga mandok ro uju i tu portibi on Panondang na sintong i, na manondangi nasa jolma. Di portibi on hian do Ibana, jala marhite sian Ibana do manjadi portibi on; hape ndang ditanda portibi on Ibana. Na ro do Ibana manopot na di Ibana hian, gabe ndang dijangkon angka na di ibana i Ibana. Alai manang piga na manjangkon Ibana, tusi do dilehon huaso, asa gabe anak ni Debata nasida, angka na porsea di Goarna. I ma angka na so tubu sian mudar, manang sian sangkap ni daging, manang sian sangkap ni baoa, tung sian Debata do. Gabe daging ma Hata i jala maringan di tongatonga ni hita on, jadi huida hami ma hasangaponna, i ma hasangapon ni Anak sasada na sian Ama i, gok asi ni roha dohot hasintongan. Dihatindangkon si Johannes do Ibana, ai ninna ma: On do Ibana na hudok i, na ro sian pudingku; jumolo do Ibana adong asa ahu, ai parjolo hian do Ibana. Ai sian hamoraonna do saluhut hita manjalo, i ma asi ni roha na so marnamontok. Ai marhite sian si Musa do dilehon anggo patik i; alai hinorhon ni Jesus Kristus do manjadi asi ni roha dohot hasintongan. Ndang dung adong na marnida Debata; Anak na sasada i, na di ampuan ni Ama i, Ibana do mamaritahonsa. Songon i ma Barita Nauli na dipatolhas tu hita sadari on.

Bacaan Misa Natal Pagi, 25 Desember 2010 (Bahasa Karo)

Bacaan Misa Natal Pagi, 25 Desember 2010 (Bahasa Karo)
Yes 52:7-10; Mzm 97 (98) :1.2-3a.3cd-4.5-6; Ibr 1:1-6; Yoh 1:1-18

“Kata e enggo jadi manusia, janah Ia ringan i tengah-tengahta.”

BACAAN INJIL:
Ope denga ijadiken Dibata doni enda, Kata e enggo lit. Kata e ras Dibata, janah Kata e Dibata. Mula-mulana nari Kata e ras Dibata. Arah Kata e ijadiken Dibata kerina si nasa lit; la lit sada pe i bas kerina si enggo jadi e ijadiken la arah Kata e. Kata e me ulu kegeluhen, janah kegeluhen e maba terang man manusia. Terang e ersinalsal i bas gelap janah la tertaluken gelap e terang ndai. Isuruh Dibata persuruhenNa, gelarna Johanes. Ia reh guna meritaken kerna terang e man manusia, gelah kerina manusia megiken dingen tek man berita e. Labo si Johanes terang e; ia reh meritaken kerna terang e. Enda me terang si tuhu-tuhu; terang e sangana reh ku doni enda nerangi kerina manusia. Kata e enggo i bas doni enda. Doni enda ijadiken Dibata arah Ia, tapi la itandai doni enda Ia. Reh Ia ndahi negeriNa jine, tapi bangsaNa e la ngaloken Ia. Amin bage gia lit nge kalak si ngaloken Ia dingen tek man baNa; man kalak si bage iberekenNa hak jadi anak-anak Dibata. Kalak e jadi anak-anak Dibata labo tubuh arah dareh manusia bagi biasana, ntah tubuh erkiteken sekalak dilaki, tapi Dibata kap Bapana. Kata e enggo jadi manusia, janah Ia ringan i tengah-tengahta. Enggo idah kami kemulianNa si mbelin, e me kemulian si ibereken Dibata man baNa erkiteken Ia Anak Dibata si Tonggal. Anak e encidahken lias ate ras kai si benar kerna Bapa e. Kerna Ia me si iberitaken Johanes, asum nina, "Ia me katangku asum ningku, 'Pudin Ia reh asangken aku, tapi belinen Ia asa aku, sabap ope denga aku tubuh pe Ia enggo lit.' " Erkiteken Ia dem perkuah ate, ipasu-pasuNa kita kerina, iberekenNa man banta lias ate si la erkeri-kerin. Dibata mereken undang-undang arah Musa tapi lias ate ras kebenaren kerna Dibata reh arah Jesus Kristus. Ise pe labo pernah ngidah Dibata. Tapi Anak si Tonggal, si bali ras Dibata, dingen si rembak ras Bapa, Ia me si enggo mpetandaken Dibata.
Bagenda me kata Tuhan.

DASAR IMAN KATOLIK

DASAR IMAN KATOLIK

Hampir semua denominasi Protestan mengatakan Hanya Alkitab sumber Iman Kristiani (Sola Scriptura) tetapi tidak untuk gereja Katolik. Lalu apakah dengan ini gereja Katolik tidak menghargai kitab suci? oh tentu tidak sebab alkitab sendiri ditetapkan oleh gereja Katolik maka adalah aneh jika justru Katolik tidak menghargai kitab suci (untuk lebih jelasnya baca Sejarah Alkitab). Gereja Katolik menerima Kitab suci sebagai dasar iman tetapi bukan satu-satunya dasar iman. mengapa? sebab masih ada 2 hal yang lain yaitu:

1. Hak Mengajar Gereja (Magisterium).

Mengapa Gereja memiliki wewenang mengajar? sebab Gereja adalah Pondasi kebenaran "...jemaat dari Allah yang hidup, tiang penopang dan dasar kebenaran" (1 tim 3:15) dan juga karena Yesus sendiri memberikan wewenang itu kepada Petrus secara pribadi (Mat 16:18-19)(untuk lebih jelasnya lihat tentang kePausan) dan kepada Para Rasul yang lain (Mat 18:18; Lk 10:16) atas dasar inilah maka jemaatawal taat pada pengajaran para rasul (Kis 2:42). lalu apakah hak mengajar ini hanya untuk para rasul atau diwariskan kepada para penggantinya? tentu saja hak mengajar ini diwariskan sebab Yesus menjanjikan Gereja-Nya akan bertahan sampai sepanjang masa (Matius 28:20), kita tahu para rasul tidak akan bertahan sepanjang masa karena mereka adalah manusia tentu secara akal sehat pastilah wewenang itu diwariskan supaya gereja dengan pola yang sama seperti dahulu (Apostolik) tetap bertahan sepanjang masa.

2. Tradisi Suci.

Tradisi Suci adalah ajaran yang tidak tertulis seperti yang diungkapkan dalam:

1. Kis 2:42 di mana dikatakan bahwa jemaat kristen perdana bertekun dalam pengajaran para rasul, jauh sebelum tulisan-tulisan Perjanjian Baru sendiri lahir. Jadi kehidupan iman Gereja tidak terbatas pada buku saja,tetapi juga pada ajaran lisan para pemimpin suci yang ditetapkan oleh Tuhan.

2. 1Kor 15:3 di mana dikatakan oleh Paulus bahwa kebenaran tentang Yesus Kristus dia terima sendiri (jelas secara lisan)

3. 2Tes 2:15 dimana Paulus menasehati umatnya: "Berdirilah teguh dan berpeganglah pada ajaran-ajaran yang kamu terima dari kami, baik itu secara lisan maupun secara tertulis." Ajaran-ajaran yang tidak tertulis semacam itulah yang kita sebut Tradisi.

4. Yoh 21:25 yang berbunyi: "Masih banyak hal-hal lain lagi yang diperbuat Yesus, tetapi jikalau sernuanya itu harus dituliskan satu per satu. maka agaknya dunia ini tidak memuat semua kitab yang harus ditulis itu." Ayat ini menunjukkan bahwa tujuan penulisan injilnya bukanlah untuk mendaftar semua ajaran kristen atau membuat daftar lengkap dari ucapan dan perbuatan Yesus. Yang dia tulis hanyalah hal-hal yang paling mendasar untuk keselamatan manusia. Hal yang sama kiranya berlaku untuk kitab-kitab Perjanjian Baru lainnya.

5. "Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu, tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya. Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang." (Yoh 16:12-13) Bagaimana Roh Kudus akan membimbing kepada keseluruhan kebenaran jika karyanya dibatasi oleh Tradisi yang sudah dibukukan dalam alkitab.

Apakah Tradisi ini terjamin kebenarannya karena tidak tertulis?. Tradisi terjamin kebenarannya karena dipelihara oleh Gereja yang adalah tiang Pondasi kebenaran "...jemaat dari Allah yang hidup, tiang penopang dan dasar kebenaran" (1 tim 3:15). Contoh Tradisi Suci adalah masalah Maria diangkat ke Surga ini sebenarnya dalah Tradisi Apostolik karena paham ini berkembang sejak jaman dahulu ketika masih dekat dengan masa Para Rasul seperti yang diungkapkan oleh: St. Gregory (594 AD), bishop of Tours, declared that "the Lord . . . commanded the body of Mary be taken in a cloud into paradise; where now, rejoined to the soul, Mary reposes with the chosen ones." St. Germaine I (+732 AD), Patriarch of Constantinople, speaks thusly to Mary, "Thou art . . . the dwelling place of God . . . exempt from all dissolution into dust." And St. John Damascene asserted, "He who had been pleased to become incarnate (of) her . . . was pleased . . . to honor her immaculate and undefiled body with incorruption . . . prior to the common and universal resurrection.".............. hingga akhirnya paham ini dijadikan dogma secara resmi tahun 1 November 1950 oleh Paus Pius XII dan paham ini juga dapat digali dalam alkitab (lihat pada Maria sebagai Tabut perjanjian, Maria dikandung tanpa Noda dosa & Maria diangkat ke Surga) dari contoh jelas Alkitab dan Tradisi saling menunjang bahkan sebenarnya Alkitab adalah Tradisi yang Tertulis seperti yang diungkapkan dalam Lukas 1:1-4 yang bila kita baca prolog injil tsb maka alurnya akan tampak seperti ini: pada mulanya adalah ajaran lisan yang disampaikan orang-orang yang merupakan saksi mata apa yang diperbuat Yesus dan "Pelayan Firman" lalu Penulis injil lukas membukukan semuanya setelah diselidiki kebenarannya supaya memperkuat keyakinan bahwa apa yang sudah diterima (secara Lisan) adalah benar adanya. (uraian sekilas tentang Tradisi Suci, lihat artikel singkat tentang Tradisi Suci)

Dari uraian mengenai Tradisi - Kitab Suci - Magisterium jelaslah bahwa Dari uraian di atas nampak betapa eratnya hubungan Tradisi dan Alkitab. Oleh karena itu Alkitab harus ditafsirkan dalam konteks dan dalam kesatuan dengan Tradisi. Sulit membayangkan penafsiran Alkitab lepas dari Tradisi, sebab sebelum Alkitab ditulis, Sabda Allah itu sudah lebih dahulu dihayati dalam Tradisi. Sebaliknya, karena penulisan Alkitab itu ada di bawah pengaruh Roh Kudus sendiri, maka Tradisi yang dihayati Gereja di segala jaman itu harus dikontrol dalam terang Alkitab. dan dalam menafsirkan Tradisi & Alkitab Gereja Yesus Kristuslah yang mendapat wewenang untuk mengajar dan wewenang untuk mengajar soal-soal iman dan susila ada di tangan para uskup sebagai pewaris sah para rasul dengan Paus sebagai pemimpin, yakni pengganti Petrus. mengapa? sebab dalam 2Pet 3:15-16 diingatkan bahwa Alkitab sangat sulit untuk dimengerti sehingga butuh wewenang khusus untuk menafsirkannya dan wewenang itu ada ditangan Gereja yang sudah diberi wewenang oleh Yesus sendiri.

KITAB SUCI

Sesuai dengan kehendak Allah terjadilah pengalihan Injil atas dua cara:
-- secara lisan "oleh para Rasul, yang dalam pewartaan lisan, dengan teladan serta penetapan-penetapan meneruskan entah apa yang mereka terima dari mulut, pergaulan, dan karya Kristus sendiri, entah apa yang atas dorongan Roh Kudus telah mereka pelajari";
-- secara tertulis "oleh para Rasul dan tokoh-tokoh rasuli, yang atas ilham Roh Kudus itu juga telah membukukan amanat keselamatan" (DV 7). (KGK 76)

"Adapun, supaya Injil senantiasa terpelihara secara utuh dan hidup di dalam Gereja, para Rasul meninggalkan Uskup-Uskup sebagai pengganti-pengganti mereka, yang `mereka serahi kedudukan mereka untuk mengajar" (DV 7). Maka, "pewartaan para Rasul, yang secara istimewa diungkapkan dalam kitab-kitab yang diilhami, harus dilestarikan sampai kepenuhan zaman melalui penggantian-penggantian yang tiada putusnya" (DV 8). (KGK 77)

Dengan demikian penyampaian Diri Bapa melalui Sabda-Nya dalam Roh Kudus tetap hadir di dalam Gereja dan berkarya di dalamnya: "Demikianlah Allah, yang dahulu telah bersabda, tiada henti-hentinya berwawancara dengan Mempelai Putera-Nya yang terkasih. Dan Roh Kudus, yang menyebabkan suara Injil yang hidup bergema dalam Gereja, dan melalui Gereja dalam dunia, menghantarkan Umat beriman menuju segala kebenaran, dan menyebabkan Sabda Kristus menetap dalam diri mereka secara melimpah (lih. Kol 3:16)" (DV 8). (KGK 79)

Apa dasar hubungannya Tradisi dan Kitab suci
"Tradisi Suci dan Kitab Suci berhubungan erat sekali dan terpadu. Sebab keduanya mengalir dari sumber ilahi yang sama, dan dengan cara tertentu bergabung menjadi satu dan menjurus ke arah tujuan yang sama" (DV 9). Kedua-duanya menghadirkan dan mendayagunakan misteri Kristus di dalam Gereja, yang menjanjikan akan tinggal bersama orang-orang-Nya "sampai akhir zaman" (Mat 28:20) .

"Kitab Suci adalah pembicaraan Allah sejauh itu termaktub dengan ilham Roh ilahi".
"Oleh Tradisi Suci Sabda Allah, yang oleh Kristus Tuhan dan Roh Kudus dipercayakan kepada para Rasul, disalurkan seutuhnya kepada para pengganti mereka, supaya mereka ini dalam terang Roh kebenaran dengan pewartaan mereka memelihara, menjelaskan, dan menyebarkannya dengan setia" (DV 9).(KGK 81)

"Dengan demikian maka Gereja", yang dipercayakan untuk meneruskan dan menjelaskan wahyu, "menimba kepastiannya tentang segala sesuatu yang diwahyukan bukan hanya melalui Kitab Suci. Maka dari itu keduanya [baik tradisi maupun Kitab Suci] harus diterima dan dihormati dengan cita rasa kesalehan dan hormat yang sama" (DV 9). (KGK 82)

TRADISI SUCI

Allah "menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran" (1Tim 2:4), artinya supaya semua orang mengenal Yesus Kristus. Karena itu Kristus harus diwartakan kepada semua bangsa dan manusia dan wahyu mesti sampai ke Batas-Batas dunia."Dalam kebaikan-Nya Allah telah menetapkan, bahwa apa yang diwahyukan-Nya demi keselamatan semua bangsa, harus tetap utuh untuk selamanya dan diteruskan kepada segala keturunan" (DV 7).(KGK 74)

"Maka Kristus Tuhan, yang menjadi kepenuhan seluruh wahyu Allah yang Mahatinggi (lih. 2Kor 1:30; 3:16-4:6), memerintahkan kepada para Rasul, supaya Injil, yang dahulu telah dijanjikan melalui para nabi dan dipenuhi oleh-Nya serta dimaklumkan-Nya sendiri, mereka wartakan kepada semua orang, sebagai sumber segala kebenaran yang menyelamatkan serta sumber ajaran kesusilaan, dan dengan demikian dibagi-bagikan karunia-karunia ilahi kepada mereka" (DV 7). (KGK 75)

Sesuai dengan kehendak Allah terjadilah pengalihan Injil atas dua cara:
- secara lisan "oleh para Rasul, yang dalam pewartaan lisan, dengan teladan serta penetapan-penetapan meneruskan entah apa yang mereka terima dari mulut, pergaulan, dan karya Kristus sendiri, entah apa yang atas dorongan Roh Kudus telah mereka pelajari";
- secara tertulis "oleh para Rasul dan tokoh-tokoh rasuli, yang atas ilham Roh Kudus itu juga telah membukukan amanat keselamatan" (DV 7). (KGK 76)

Penerusan yang hidup ini yang berlangsung dengan bantuan Roh Kudus, dinamakan "tradisi", yang walaupun berbeda dengan Kitab Suci, namun sangat erat berhubungan dengannya. "Demikianlah Gereja dalam ajaran, hidup serta ibadatnya melestarikan serta meneruskan kepada semua keturunan dirinya seluruhnya, imannya seutuhnya" (DV 8). "Ungkapan-ungkapan para Bapa Suci memberi kesaksian akan kehadiran tradisi itu yang menghidupkan, dan yang kekayaannya meresapi praktik serta kehidupan Gereja yang beriman dan berdoa" (DV 8). (KGK 78)

Tradisi yang kita bicarakan di sini, berasal dari para Rasul, yang meneruskan apa yang mereka ambil dari ajaran dan contoh Yesus dan yang mereka dengar dari Roh Kudus. Generasi Kristen yang pertama ini belum mempunyai Perjanjian Baru yang tertulis, dan Perjanjian Baru itu sendiri memberi kesaksian tentang proses tradisi yang hidup itu. Tradisi-tradisi teologis, disipliner, liturgis atau religius, yang dalam gelindingan waktu terjadi di Gereja-gereja setempat, bersifat lain. Mereka merupakan ungkapan-ungkapan Tradisi besar yang disesuaikan dengan tempat dan zaman yang berbeda-beda. Dalam terang Tradisi utama dan di bawah bimbingan Wewenang Mengajar Gereja, tradisi-tradisi konkret itu dapat dipertahankan, diubah, atau juga dihapus. (KGK 83)

"Tradisi Suci dan Kitab Suci merupakan satu perbendaharaan keramat Sabda Allah yang dipercayakan kepada Gereja " (DV 10). Di dalamnya Gereja yang berziarah memandang Tuhan, sumber segala kekayaannya, seperti dalam sebuah cermin. (KGK 97)

MAGISTERIUM

Magisterium adalah Wewenang Kuasa mengajar Gereja. dasar Magisterium adalah sebagai berikut :

"Adapun tugas menafsirkan secara otentik Sabda Allah yang tertulis atau diturunkan itu, dipercayakan hanya kepada Wewenang Mengajar Gereja yang hidup, yang kewibawaannya dilaksanakan alas nama Yesus Kristus" (DV 10).(KGK 85)

"Wewenang Mengajar itu tidak berada di alas Sabda Allah, melainkan melayaninya, yakni dengan hanya mengajarkan apa yang diturunkan saja, sejauh Sabda itu, karena perintah ilahi dan dengan bantuan Roh Kudus, didengarkannya dengan khidmat, dipelihara dengan suci, dan diterangkannya dengan setia; dan itu semua diambilnya dari satu perbendaharaan iman itu, yang diajukannya untuk diimani sebagai hal-hal yang diwahyukan oleh Allah" (DV 10). (KGK 86)

Kaum beriman mengenangkan perkataan Kristus kepada para Rasul: "Barang siapa mendengarkan kamu, ia mendengarkan Aku" (Luk 10:16) dan menerima dengan rela ajaran dan petunjuk yang diberikan para gembala kepada mereka dalam berbagai macam bentuk. (KGK 87)

Wewenang Mengajar Gereja menggunakan secara penuh otoritas yang diterimanya dari Kristus, apabila ia mendefinisikan dogma-dogma, artinya apabila dalam satu bentuk yang mewajibkan umat Kristen dalam iman dan yang tidak dapat ditarik kembali, ia mengajukan kebenaran-kebenaran yang tercantum di dalam wahyu ilahi atau secara mutlak berhubungan dengan kebenaran-kebenaran demikian. (KGK 88)

Tugas untuk menjelaskan Sabda Allah secara mengikat, hanya di serahkan kepada Wewenang Mengajar Gereja, kepada Paus dan kepada para Uskup yang bersatu dengannya dalam satu paguyuban. (KGK 100)

sumber Iman Katolik

Bacaan Misa Natal Pagi, 25 Desember 2010

Bacaan Misa Natal Pagi, 25 Desember 2010
Yes 52:7-10; Mzm 97 (98) :1.2-3a.3cd-4.5-6; Ibr 1:1-6; Yoh 1:1-18

“Sabda telah menjadi manusia, dan diam di antara kita”.

BACAAN INJIL:
Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya. Datanglah seorang yang diutus Allah, namanya Yohanes; ia datang sebagai saksi untuk memberi kesaksian tentang terang itu, supaya oleh dia semua orang menjadi percaya. Ia bukan terang itu, tetapi ia harus memberi kesaksian tentang terang itu. Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia. Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya. Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya. Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah. Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran. Yohanes memberi kesaksian tentang Dia dan berseru, katanya: "Inilah Dia, yang kumaksudkan ketika aku berkata: Kemudian dari padaku akan datang Dia yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku." Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia; sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus.Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya.
Demikianlah Injil Tuhan bagi kita hari ini.

Renungan Malam Natal, 24 Desember 2010

Renungan Malam Natal, 24 Desember 2010
Yes. 9:1-6; Mzm 95 (96) : 1-2a.2b-3.11-12.13; Tit 2:11-14; Luk 2:1-14
"Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud.

BACAAN INJIL:
Pada waktu itu Kaisar Agustus mengeluarkan suatu perintah, menyuruh mendaftarkan semua orang di seluruh dunia. Inilah pendaftaran yang pertama kali diadakan sewaktu Kirenius menjadi wali negeri di Siria. Maka pergilah semua orang mendaftarkan diri, masing-masing di kotanya sendiri. Demikian juga Yusuf pergi dari kota Nazaret di Galilea ke Yudea, ke kota Daud yang bernama Betlehem, karena ia berasal dari keluarga dan keturunan Daud, supaya didaftarkan bersama-sama dengan Maria, tunangannya, yang sedang mengandung. Ketika mereka di situ tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin, dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan. Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam. Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka sangat ketakutan. Lalu kata malaikat itu kepada mereka: "Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud. Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan." Dan tiba-tiba tampaklah bersama-sama dengan malaikat itu sejumlah besar bala tentara sorga yang memuji Allah, katanya: "Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya."
Demikianlah Injil Tuhan bagi kita pada malam natal ini.

PENGANTAR

SELAMAT NATAL.
Empat minggu lamanya kita menjalani masa Adven, mempersiapkan diri menyambut hari Raya Natal, kelahiran Yesus Tuhan Sang juruselamat kita. Selama itu pula kita diajak untuk memperbaharui diri, bertobat dan bahkan berusaha menghindarkan pesta-pesta atau kita diajak ‘keluar’ sebentar dari kehidupan dunia, mengkhususkan diri untuk refleksi atas diri kita dan semakin mendekatkan diri kepada Tuhan. Sesudah kita menjalani semuanya itu, sekarang, pada mala mini kita diajak bergembira, karena sudah melalui masa Adven dan terutama karena malam hari ini kita merayakan Natal, kelahiran Sang Jurus selamat kita, yang sudi menjadi manusia dan tinggal bersama kita.

RENUNGAN

Natal bagi kita adalah peristiwa kegembiraan karena pada hari Raya Natal Allah menyatakan dirinya kepada kita dalam diri Yesus yang lahir di Betlehem dan dalam kandang domba yang hina. Sehingga kita mampu mengenal wajah Allah dalam diri Yesus Kristus yang lahir. Allah bukanlah Allah yang jauh dari dunia ini, bukan jauh dari kehidupan kita, tetapi sungguh dekat dengan kita dan ada bersama kita. Memang sulit kita mengerti bagaimana mungkin Yesus yang adalah Allah mau menjadi manusia biasa seperti kita. Dia menjadi manusia sama seperti kita dengan dilahirkan dari kandungan Maria. Sulit juga kita mengerti bahwa Dia yang adalah Allah lahir dalam satu keluarga yang miskin, dalam keluarga yang juga harus tunduk pada aturan pemerintah saat itu. Lukas menggambarkan bahwa kelahiran Yesus bertepatan pada pendaftaran yang pertama kali diadakan sewaktu Kirenius menjadi wali negeri di Siria. Orang tuanya sebagai warga negeri saat itu, patuh dan menuruti perintah itu. Pada saat itulah Yesus lahir dalam kemiskinan satu keluarga kudus. Ketika Maria hendak melahirkan, tidak ada penginapaun satupun yang mau menerima mereka. Tentu bukan terutama karena penginapan sudah penuh atau orang lagi sibuk dan tidak mau repot mengurusi Maria yang hendak melahirkan, tetapi karena kemiskinan kedua orang tuanya. Dari sebab itulah akhirnya Dia dilahirkan di sebuah kandang yang tentunya tidak disukai oleh banyak orang. Hal ini juga sulit kita mengerti dengan akal budi kita, Dia yang adalah Tuhan yang mampu berbuat apa saja, tetapi mau menjadi manusia lewat keluarga miskin, mau ditolak karena kemiskinan dan pada akhirnya lahir dalam kesederhanaan dan bahkan boleh dikatakan Dia lahir dalam kemiskinan yang total. Kita juga sulit mengerti karena berita kelahiranNya pertama-tama dinyatkan kepada para gembala yang sedang menggembalakan dan tinggal bersama gembalaannya di padang belantara, bukan kepada para imam, ahli-ahli Taurat atau kepada para penguasa atau orang-orang kaya. Semuanya ini, menjadi semakin lengkap rasa kebingunan kita atas tindakan Allah yang demikian, sehingga tidak sedikit orang yang mengatakan , “Kalau memang Yesus adalah Allah yang datang mengunjungi kita, bagiamana mungkin Dia yang mahakuasa, yang mampu berbuat apa saja, tetapi mau melakukan semuanya itu? Mengapa Dia lahir ke dunia ini dalam kemiskinan, kesederhanaan, kesunyian dan penderitaan, mengapa bukan dalam kemegahan atau keagungan yang bisa membuat semua orang terkagum-kagum? Kalau sekiranya Tuhan hadir lewat atau dalam satu keluarga kaya atau keluarga raja, kita berpikir bahwa pasti dengan mudah orang baik akan ‘menyembah’ dan percaya bahwa Dia adalah Tuhan yang menyatakan diri kepada manusia. Namun ternyata Tuhan tidak melakukan seperti yang kita pikirkan, Dia hadir bukan lewat seperti yang diharapkan oleh manusia.

Peristiwa penyataan diri Allah kepada kita memang membingungkan pikiran manusiawi kita. Tetapi dari semuanya jelaslah apa yang mau dinyatakan kepada kita, itulah misteri cinta kasih Allah kepada manusia. Dengan menjalani semuanya itu, Allah ingin menyatakan cintanya yang total kepada manusia, Allah mau menyatakan dan memberikan diri-Nya secara total kepada manusia, tidak dengan setengah-setengah. Allah hadir dalam kesederhanaan, kemiskinan dan penderitaan, karena Dia mau semua orang bahkan orang-orang miskin yang tersingkirkan bisa dengan mudah bertemu dengan Dia, mengenal dan menyentuh-Nya. Sehingga jelaslah bagi kita bahwa dalam peristiwa Natal, kita merayakan Allah yang hadir dalam sejarah hidup manusia. Tuhan sungguh hadir dan memasuki sejarah hidup manusia yang penuh dengan penderitaan, Dia mamasuki dunia yang penuh dengan ketidakadilan yang mana orang miskin dan kecil seringkali ditolak dan disingkirkan, orang kaya, para penguasa seringkali hidup hanya untuk dirinya sendiri, tidak peduli dengan orang-orang kecil dan bahkan seringkali menindas orang-orang kecil. Bahkan Tuhan dalam awal kehadiran-Nya di dunia ini, siap menjadi korban dan kekejaman hidup ini, mengalami seperti yang dialami orang-orang miskin dan kecil. Tuhan hadir dalam penderitaan, kesujian dan terasing dari keramaian hidup atau kemewahan hidup dunia ini. Keadaan ini, menyiratkan bahwa Tuhan bersedia mengalami keterasingan, terkucil dari dunia ini dan bahkan menjalani hidup sebagai orang buangan di tempat ‘pembuangan’ yang tidak dikehendaki oleh banyak orang.

Memang secara manusia dan bila kita lihat dari keadaan, suasana kelahiran Yesus Tuhan kita, tidak ada yang membanggakan seperti pemikiran manusia. Tetapi dalam kelahiran-Nya, ada sukacita dan kebanggan besar yang melebihi dunia ini yakni CINTA KASIH ALLAH YANG SUNGGUH BESAR KEPADA MANUSIA. ALLAH MENGUNJUNGI MANUSIA, MEMASUKI DAN BAHKAN HADIR SERTA TINGGAL DALAM SEJARAH HIDUP MANUSIA. Inilah cukacita Natal yang sungguh membawa kegembiraan dan harapan baru bagi manusia, Allah ada bersama kita, Dia sangat dekat dengan kita sehingga semua orang yang mau percaya kepada-Nya dapat dengan mudah bertemu dengan Dia.

Natal adalah peristiwa terang.

Setiap merayakan Natal, pasti kita tidak lupa Terang yang kita rayakan bukanlah cahaya atau lampu yang gemerlapan yang umumnya menghiasai hiasan-hiasan yang kita buat di sekitar kandang atau gua natal. Tanpa sadar, kita menyatakan bahwa natal adalah perayaan terang atau peristiwa terang. Terang sejati yang kita rayakan adalah Yesus Kristus sendiri. Dia adalah terang sejati.

Yesus adalah terang sejati karena dalam dan lewat Dia yang lahir, kita menjadi mengenal siapa Allah, kita dapat melihat wajah Allah dalam Yesus yang lahir. Yesus adalah terang yang membawa terang dalam ‘kegelapan’ hidup dunia ini. Dalam hidup dunia ini, kita seringkali mengalami kegelapan hidup karena penderitaan, persoalan, kemiskinan, bencana alam, kekejaman orang, kesemena-menaan penguasa atau orang kaya, sehingga kita merasa hidup ini gelap, seakan tiada harapan untuk hidup lebih baik dan kita tidak mampu merasakan dan menemukan kehadiran Tuhan dalam hidup kita. Pada perayaan Natal ini, Yesus membawa terang dalam dunia kita yang demikian, bahwa Dia adalah Tuhan yang memasuki dan tinggal dalam sejarah hidup manusia serta dalam situasi yang demikian Dia juga hadir karena Dia sendiri sudah mengalami semunya itu. Yesus yang memasuki dan mengalami hidup yang demikian, menjadi terang yang memberi harapan dan sukacita bagi kita, karena Dia Tuhan hadir senantiasa bersama kita, Dia tidak jauh dan tidak meninggalkan kita.

Yesus adalah terang yang membawa terang juga bagi para penguasa, bagi orang-orang kaya dan orang-orang yang merasa dirinya terhormat. Dengan merayakan natal ini jelas bagi kita Yesus yang adalah Tuhan, mahakuasa yang mampu melakukan apa saja, tetapi mau merendahkan diri-Nya serendah-rendahnya, tidak menyombongkan kemahakuasaa-Nya dan kemuliaan surga. Lewat semuanya itu, Yesus memberikan suatu teladan, pengajaran dan pencerahan bagi para penguasa, orang-orang kaya, para terhormat, bahwa kebahagiaan sejati dan keutamaan hidup yang sejati bukan terletak pada kekuasaan, pada harta, bukan pada gila hormat atau kesombongan, tetapi pada cinta yang tulus untuk memberikan diri kepada sesama. Cinta yang tulus itu dinyatakan dalam kesederhanaan hidup, keberpihakan kepada orang-orang kecil dan kesediaan ikut mengalami hidup orang-orang kecil untuk membawa sukacita atau kegembiraan atau harapan baru bagi banyak orang. Kehormatan dan kegembiraan hidup juga adalah bila semua orang, terlebih orang-orang kecil bisa bertemu dan merindukan pertemuan yang tulus kepada kita.

Natal adalah Perayaan iman dan cinta yang tulus.

Maria dan Yusuf adalah orang beriman, yang sungguh percaya pada Tuhan dan Sabda-Nya. Mereka dengan tulus menerima kehadiran Yesus Sang Mesias. Iman dan ketulusan hati mereka, sungguh mengambil peran dalam kehadiran Sang Mesisa dalam hidup dunia ini. Demikian juga halnya para gembala. Sehingga bagi kita, dalam perayaan Natal ini jelas bagi kita hendaknya membina kambali iman akan Tuhan dan dengan tulus hati dan cinta yang tulus menerima Yesus adalah Tuhan kita, agar Dia berkenan hadir dan tinggal dalam diri kita dan dalam hidup kita. Iman dan cinta kita yang tulus percaya dan menerima Yesus adalah Mesias, itu pulalah kiranya yang menhadirkan Yesus dalam hidup kita dan bagi orang lain.

PENUTUP

Natal adalah peristiwa dan perayaan sukacita sejati karena dalam diri Yesus yang lahir kita bisa mengenal wajah Allah, Allah memasuki dan tinggal dalam sejarah hidup kita.Sehingga dengan perayaan Natal ini, kita yang walaupun mengalami penderitaan, kemiskinan, kemalangan, tekanan, keterasingan, diasingkan atau merasa dikucilkan dunia, menghalami bencana alam dan penderitaan lain, kita tetap setia, bersukacita dalam iman karena percaya bahwa Tuhan senantiasa bersama kita. Semoga dalam ‘kegelapan’ hidup yang demikian, kita juga berani membawa terang Natal yang berasal dari Sang Terang itu sendiri yakni Yesus Almasih. Amin.

 
Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan! (2Kor 8:14)