Pembangunan Gereja Paroki Tigalingga

Pembangunan Gereja Paroki sedang berlangsung. Kami sangat mengarapkan uluran kasih para Saudara untuk membantu.

Gotong Royong Pembangunan Gereja

Tidak ada kata yang bisa melukiskan pengalaman indah pada waktu gotong royong pengecoran lantai 2 bangunan Gereja selain, suatu keyakinan bahwa semuanya dapat terlaksana adalah karena MUKJIJZAT ALLAH BEKERJA.

Pengecoran Lantai Panti Imam Gereja

Pengecoran Lantai 2 bangunan Gereja ini dilakukan pada hari Selasa, 30 Agustus 2011 yang lalu. Luas yang dicor adalah 19 m x 24 m. Hujan yang mengguyur tidak menyurutkan semangat umat.

Kerjasama Imam dan Umat

Uskup emeritus KAM, Mgr. A.G.Pius Datubara OFM.Cap, datang berkunjung ke Paroki dan memberi semangat pada umat dalam pembangunan Gereja Paroki. Para pastor juga ikut berkerja bersama umat dalam pembangunan Gereja.

Misa Tridentin: Warisan Liturgi Yang Dipertahankan

HIDUPKATOLIK.com - Paus Benediktus XVI mengeluarkan Surat Apostolik Summorum Pontificum yang menjamin penggunaan Misa Tridentin...

Pembinaan Para Pengurus Gereja

Tidak sedikit umat katolik yang kerap menganggap bahwa Liturgi adalah sekedar perayaan wajib biasa yang dilaksanakan pada hari minggu.

Pertemuan Ibu-Ibu dan Pesta Pelindung Paroki

Pertemuan para ibu se-paroki telah terlaksana pada hari Kamis-Sabtu, 15 s/d 16 Juli 2011. Pertemuan ini mengundang semua ibu katolik yang ada di paroki untuk hadir dalam pertemuan/pembinaan para ibu katolik dan juga segaligus menjalin kebersamaan para ibu. Penutupan pertemuan sikaligus Pesta Pelindung Paroki.

Pembinaan Asmika se-Paroki

Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku; inilah yang menjadi tema dari pertemuan dan pembinaan minggu gembira yang telah berlangsung dengan sangat baik.

Mudika Ambil bagian dalam pembangunan Gereja Paroki

Mudika paroki tidak mau berpangku tangan melihat pembangunan Gereja paroki. Para mudika juga ambil bagian dengan mengumpulkan kerikil di sungai.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 1)

Umat dari lingkungan paroki dan juga dari beberapa stasi kembali bekerja sama dengan bergotong royong membangun gereja paroki. Untuk kali ini, umat bergotong royong men-cor lantai balkon bangunan Gereja.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 2)

Allah peduli. Karena kepedulian Allah atas pembangunan rumah-Nya ini, maka kami kamipun peduli dan bisa melanjutkan pembangunanini. Kepedulian Allah kami rasakan juga lewat kepedulian para Saudara.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 3)

Mari kita memuliakan Tuhan, tidak hanya dengan kata2 indah, tetapi dengan perbuatan nyata dengan rela berkorban.

Pertemuan akhir Tahun 2011 Pengurus Gereja se-Paroki

Para pengurus Gereja adalah ‘ujung tombak’ Gereja khususnya di stasi-stasi. Peran para pengurus Gereja ini sangat sentral dalam kehidupan Gereja di stasi-stasi.

Gua Maria dan Menyambut Hari Raya Natal

Persiapan menyambut hari Raya Natal 25 Desember 2011.

Rahmat dan Perlindungan Tuhan

Pastor Anton Manik O.Carm selamat dari kecelakaan mobil masuk jurang.

Rekoleksi dan Aksi Panggilan

Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku.

Pesan Prapaskah Kepausan 2012

"Kita Tidak Boleh Diam Saja terhadap Kejahatan" "Marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik" (Ibr. 10:24).

Pembangunan Gereja Santo Petrus Stasi Rante Besi

Dalam kemiskinan, kesederhanaan, umat membangunan Gereja. Meraka tidak memiliki uang, tetapi mereka memiliki harapan dan iman pada Tuhan.

Misa Perdana Pastor Andreas Korsini Lamtarida Simbolong O.Carm

Puji Syukur pada Tuhan, karena berkat-Nya, misa Perdana Pastor Andreas Lamtarida Simbolon O.Carm bersama 4 Pastor Karmel yang baru ditahbiskan, dapat terlaksana dengan baik pada hari Rabu 31 Oktober 2012 di Stasi Gundaling 1, paroki Maria dari gunung Karmel Tigalingga.

Bakti Sosial : Pengobatan Gratis

Dalam Rangka Menyongsong Jubileum Gereja Katolik di Dairi dan Pakpak Bharat, diadakan bakti Sosial Pengobatan Gratis di Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, pada 9 Desember 2012 yg lalu. Puji syukur pada Tuhan, kegiatan ini berlangsung dengan sangat memuaskan.

Mari Berbagi Berkat Tuhan

 photo UskupEmeritusKAMMgrPiusDautabra.jpg Photobucket

MENDAMBAKAN BERKAT TUHAN

SYALOM...SELAMAT DATANG.
"Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan."(2Kor 8:14)
"Muliakanlah Tuhan dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu." (Amsal 3:9)
"Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya." (Amsal 3:27)
"Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?" (1 Yohanes 3:17)
Saya Pastor Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, atas nama Panitia Pembangunan dan semua umat, memohon bantuan uluran kasih/dana untuk pembangunan Gereja Paroki. Kami sangat membutuhkan berkat Tuhan lewat uluran tangan dari para donatur.
Kami berharap dan berdoa Para Saudara berkenan berbagi berkat Tuhan kepada kami untuk pembangunan Gereja ini yang adalah rumah Tuhan sendiri.
BRI 5379 Unit Tigalingga Sidikalang
No. Rekening : 5379-01-000112-50-8
Nama : PANITIA PEMBANGUNAN GEREJA KATOLIK.
ATAU
BCA KCU MEDAN
NO.0222053453.
Atas Nama : ADYTIA PERMANA P.
(Adytia Permana P. adalah Romo Adytia Permana Perangin-angin O.Carm. Beliau dulu bertugas di Paroki Tigalingga, juga mengawali pembangunan ini, namun sekarang beliau bertugas di Keuskupan Agung Medan sebagai ekonom.Beliau kami minta buka rekening di BCA khusus untuk pembangunan ini, karena di daerah kami tidak ada BCA.)
Kami sangat senang bila sudah mentransfer persembahan, bapak/ibu/saudara/saudari memberitahukan ke kami melalui:
E mail ke :.
parokimariagk3lingga@yahoo.com
atau di SMS ke:.
Romo Anton Manik O.Carm : 081370836645
Romo Willy O.Carm : 081333837433
Untuk lebih jelasnya permohnan kami ini, Para Saudara dapat melihatnya di sini.... Sehubungan dengan Gambar pembangunan dapat melihatnya di sini....
Demikian kiranya Permohonan ini kami sampaikan. Atas dukungan, doa dan bantuan Bapak, Ibu dan Para Saudara-Saudari, kami mengucapkan banyak terima kasih.Berkat Tuhan senantiasa menyertai kita semua. Amin.
HORMAT KAMI:
Pastor Antonius Manik O.Carm

VARIA PAROKI

REKOLEKSI DAN AKSI PANGGILAN TELAH TERLAKSANA DENGAN SANGAT BAIK ;"> "APA YANG KAMU CARI?" (Yoh 1:38).
Puji syukur pada Tuhan, karena Rekoleksi dan Aksi panggilan untuk siswa-siswi Katolik Usia SMP dan SMA se-paroki Tigalingga sudah terlaksana dengan sangat baik. Kegiatan ini dihadiri hampir 400 orang anak. Semuanya dapat terlaksana hanya karena berkat Tuhan. Terimakasih juga kami sampaikan kepada semua Saudara yang telah mendukung dan mendoakan kegaitan kami ini. Kegiatan ini dilaksanakan hanya dengan menggunakan dana partisipasi peserta dan swadaya paroki, karena tidak mendapatkan bantuan dari donatur manapun, namun karena berkat Tuhan dan doa para Saudara, semuanya dapat berjalan dengan sangat baik. Semoga dari antara anak-anak ini, kelak ada yang menjadi Imam dan biarawan-biarawati.
Photobucket
Tuhan memberkati kita.
Kegembiraan dan Persaudaraan
Photobucket
Hari Ulang tahun Romo Anton M.Carm yang seharusnya tanggal 15 Januari 2010, baru dirayakan hari Minggu Minggu 16 Januari 2011 lalu, bersama Romo-romo Karmel se-Dairi, bersama beberapa umat Paroki Tigalingga di Aula Paroki Tigalingga. Pada kesempatan itu, Rm. Bernad O.Carm, pastor paroki Sidikalang memberi kado ulang tahun yakni 20 sak semen untuk pembangunan Gereja dan Rm. Anton sendiri menyumbangkan semua hadiah ultah untuk pembangunan Gereja. Saat itu, hadiah uang yang diperoleh sebanyak Rp. 1.100.000,-. Lumayanlah untuk tambahan dana pembangunan Gereja. Trimakasih buat semuanya.
Saldo Pesta Pelantikan Pengurus Gereja dan Penerimaan Sakramen Krisma, 6-7 Nop. 2010.
Pada hari Kamis 18 Nopember 2010 telah diadakan Evaluasi dan pembubaran Panitia. Saldo dari kegiatan tersebut adalah Rp. 22.320.500 Acara ini dapat berjalan dengan baik karena partisipasi semua umat. Dana juga bisa Saldo karena umat menyumbangkan hasil-hasil pertanian mereka dengan harapan ada Saldo untuk pembangunan Gereja Paroki.Jadi selain dana partisipasi dari umat, juga umat menyumbangkan hasil pertanian yang dibutuhkan untuk mengurangi dana konsumsi. Syukur pada Tuhan, akhirnya memang ada saldo untuk dana pembangunan Gereja. Terimakasih kami ucapkan kepada semua umat Paroki, DPP, Para Panitia, Para Donatur dan siapa saja yang mendoakan dan mendukung kegitan ini. Yesus memberkati kita semua selalu. Amin.

BACAAN HARI MINGGU: 29 SEPTEMBER 2013 (HARI MINGGU BIASA XXVI)

BACAAN HARI MINGGU: 29 SEPTEMBER 2013 
(HARI MINGGU BIASA XXVI) 
Am. 6:1a,4-7; Mzm. 146:7,8-9a,9bc-10; 1Tim. 6:11-16; Luk. 16:19-31 

BACAAN I: Am. 6:1a,4-7 
“Yang duduk berjunatai dan bernyanyi akan pergi sebagai orang buangan.” 

Beginilah Firman Tuhan, Allah semesta alam, "Celaka atas orang-orang yang merasa aman di Sion, atas orang-orang yang merasa tenteram di gunung Samaria, atas orang-orang terkemuka dari bangsa yang utama, orang-orang yang kepada mereka kaum Israel biasa datang! yang berbaring di tempat tidur dari gading dan duduk berjuntai di ranjang; yang memakan anak-anak domba dari kumpulan kambing domba dan anak-anak lembu dari tengah-tengah kawanan binatang yang tambun; yang bernyanyi-nyanyi mendengar bunyi gambus, dan seperti Daud menciptakan bunyi-bunyian bagi dirinya; yang minum anggur dari bokor, dan berurap dengan minyak yang paling baik, tetapi tidak berduka karena hancurnya keturunan Yusuf! Sebab itu sekarang, mereka akan pergi sebagai orang buangan di kepala barisan, dan berlalulah keriuhan pesta orang-orang yang duduk berjuntai itu." 

MAZMUR TANGGAPAN : Mzm. 146:7,8-9a,9bc-10 
Ulangan : 
Tuhan telah membebaskan dan menyelamatkan daku. 

Ayat: 
1. Dialah yang menegakkan keadilan bagi orang yang diperas. Ruhan memberi roti kepada orang-orang yang lapar, dan membebaskan orang-orang yang terkurung. 

2. Tuhan membuka mata orang buta, Tuhan menegakkan orang yang tunduk, Tuhan mengasihi orang-orang benar. Tuhan menjaga orang-orang asing. 

3. Anak Yatim dan janda ditegakkan-Nya kembali, tetapi jalan orang fasik dibengkokkan-Nya. Tuhan itu Raja untuk selama-lamanya. Allahmu, ya Sion, turun-temurun. 

BACAAN II : 1Tim. 6:11-16 
“Taatilah perintah ini hingga pada saat Tuhan menyatakan Diri.” 

Hai engkau, manusia Allah, jauhilah semua kejahatan, kejarlah keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelembutan. Bertandinglah dalam pertandingan iman yang benar dan rebutlah hidup yang kekal. Untuk itulah engkau telah dipanggil dan telah engkau ikrarkan ikrar yang benar di depan banyak saksi. Di hadapan Allah yang memberikan hidup kepada segala sesuatu dan di hadapan Kristus Yesus yang telah mengikrarkan ikrar yang benar itu juga di muka Pontius Pilatus, kuserukan kepadamu: Turutilah perintah ini, dengan tidak bercacat dan tidak bercela, hingga pada saat Tuhan kita Yesus Kristus menyatakan diri-Nya, yaitu saat yang akan ditentukan oleh Penguasa yang satu-satunya dan yang penuh bahagia, Raja di atas segala raja dan Tuan di atas segala tuan. Dialah satu-satunya yang tidak takluk kepada maut, bersemayam dalam terang yang tak terhampiri. Seorangpun tak pernah melihat Dia dan memang manusia tidak dapat melihat Dia. Bagi-Nyalah hormat dan kuasa yang kekal! Amin. 

BACAAN INJIL : Luk. 16:19-31 
“Engkau telah menerima semua yang baik, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat penghiburan dan engkau sangat menderita.” 

Sekali peristiwa Yesus berkata kepada orang-orang Farisi, "Ada seorang kaya yang selalu berpakaian jubah ungu dan kain halus, dan setiap hari ia bersukaria dalam kemewahan. Dan ada seorang pengemis bernama Lazarus, badannya penuh dengan borok, berbaring dekat pintu rumah orang kaya itu, dan ingin menghilangkan laparnya dengan apa yang jatuh dari meja orang kaya itu. Malahan anjing-anjing datang dan menjilat boroknya. Kemudian matilah orang miskin itu, lalu dibawa oleh malaikat-malaikat ke pangkuan Abraham. Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Dan sementara ia menderita sengsara di alam maut ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya Abraham, dan Lazarus duduk di pangkuannya. Lalu ia berseru, katanya: Bapa Abraham, kasihanilah aku. Suruhlah Lazarus, supaya ia mencelupkan ujung jarinya ke dalam air dan menyejukkan lidahku, sebab aku sangat kesakitan dalam nyala api ini. 

Tetapi Abraham berkata: Anak, ingatlah, bahwa engkau telah menerima segala yang baik sewaktu hidupmu, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita. Selain dari pada itu di antara kami dan engkau terbentang jurang yang tak terseberangi, supaya mereka yang mau pergi dari sini kepadamu ataupun mereka yang mau datang dari situ kepada kami tidak dapat menyeberang. Kata orang itu: Kalau demikian, aku minta kepadamu, bapa, supaya engkau menyuruh dia ke rumah ayahku, sebab masih ada lima orang saudaraku, supaya ia memperingati mereka dengan sungguh-sungguh, agar mereka jangan masuk kelak ke dalam tempat penderitaan ini. Tetapi kata Abraham: Ada pada mereka kesaksian Musa dan para nabi; baiklah mereka mendengarkan kesaksian itu. Jawab orang itu: Tidak, bapa Abraham, tetapi jika ada seorang yang datang dari antara orang mati kepada mereka, mereka akan bertobat. Kata Abraham kepadanya: Jika mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi, mereka tidak juga akan mau diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati."

RENUNGAN HARI BIASA: SABTU 28 SEPTEMBER 2013

RENUNGAN HARI BIASA: SABTU 28 27 SEPTEMBER 2013 
(Wenseslaus, Laurensius Ruiz, Dominikus Ibanez, Yakobus Kyushei Tomonaga,Inosensius dr Bertio) 
Za. 2:1-5,10-11a; MT Yer. 31:10,11-12ab,13; Luk. 9:43b-45 

BACAAN INJIL: 
Maka takjublah semua orang itu karena kebesaran Allah. (9-43b) Ketika semua orang itu masih heran karena segala yang diperbuat-Nya itu, Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Dengarlah dan camkanlah segala perkataan-Ku ini: Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia." Mereka tidak mengerti perkataan itu, sebab artinya tersembunyi bagi mereka, sehingga mereka tidak dapat memahaminya. Dan mereka tidak berani menanyakan arti perkataan itu kepada-Nya. 

RENUNGAN : 

Kita mungkin sering kecewa terhadap seseorang, karena seseoran gitu tidak seperti yang kita harapkan, padahal kita sungguh mengagumi dan banyak berharap kepada orang itu. Atau kitapun kecewa karena ternyata salah menilai orang lain dan orang itu tidak sesuai dengan keinginan kita atau tidak bisa memenuhi keinginan hati kita. Pada saat kita merasa kecewa demikian, kita kadang hanya diam saja, tidak berusaha mengetahui mengapa orang itu tidak seperti yang kita harapkan dan pada akhirnya kita diam-diam meninggalkan orang itu. 

Orang banyak sebagaimana kita dengarkan dalam injil hari ini, begitu terkagum-kagum dengan apa yang mereka saksikan pada Yesus. Mereka tentu punya harapan banyak terhadap Yesus. Namun ketika mereka terkagum-kagum dan punya banyak harapan kepada Yesus, Yesus tiba-tiba mengatakan bahwa Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia. Mendengar kata-kata Yesus, orang banyak itu pasti kaget dan tidak mengerti apa maksud dari perkataan Yesus. Walau mereka tidak mengerti, namun mereka hanya diam saja dan mungkin pasti akhirnya meninggalkan Yesus. 

Dalam mengikuti Yesus, tidak jarang kita merasa kagum atas perbuatan dan perkataan Yesus. Kita banyak berharap pada Dia. Itu baik dan benar, karena memang Yesus adalah Tuhan Yang Mahakuasa, Dia dapat melakukan apa saja, tidak ada yang mustahil bagi-Nya. Pada saat tertentu kita begitu menggebu-gebu mengikuti Yesus. Namun mungkin pada suatu saat kita begitu kaget, heran dan kecewa terhadap Yesus karena sabda-Nya tidak seperti yang kita harapkan dan tidak seperti yang biasa dalam hidup. Kita bingung, apakah kita mendengar dan melaksanakan sabda Yesus atau mengikuti keinginan hati kita atau apa yang biasa dilakukan dalam hidup ini. Kitapun seringkali kaget karena apa yang kita harapkan tidak seperti yang diharapkan oleh Yesus, misalnya apa yang kita kehendak dari-Nya, merasa tidak dikabulkannya. Hal ini bisa terjadi karena kita berharap agar Yesus seperti yang kita kehendaki, bukan kita menyesuai diri dengan kehendak-Nya. 

Demikian juga halnya, banyak diantara umat kristiani yang tidak mengerti ajaran Yesus dan merasa bahwa Gereja kurang mengajarkan dengan jelas ajaran Yesus. Bagitu banyak umat yang kecewa karena Gereja Katolik dalam kotbah-kotbah merasa tidak membahas isi kitab suci, terlalu berpatokan pada bacaan demikian. Tidak sedikit umat yang merasa kecewa karena merasa Gereja Katolik kurang banyak mengarjakan isi kitab suci, ajaran Yesus dan juga ajaran Gereja. Orang demikian mengharapkan agar Gereja Katolik seperti dalam gereja-gereja protestan yang dianggap banyak mengajarkan sabda Yesus, dalam kotbah banyak mengulas Kitab Suci dan merasa bahwa apa yang disampaikan seperti yang mereka pikirkan dan harapkan. 

Tidak sedikit umat katolik yang merasa bahwa kotbah dalam gereja Protestan lebih menarik karena mengena pada hati umat. Tidak sedikit umat yang kaget dan tidak memahami ajaran Yesus dan ajaran Iman Katolik, tetapi mereka hanya diam saja, tidak mau bertanya atau menggalinya. Sehingga pada akhirnya diam-diam pindah ke gereja lain. Memang kita sering bingung akan sabda Tuhan dan juga akan ajaran Yesus dalam Gereja Katolik. Itu baik karena itu berarti kita ingin yang lebih baik lagi. Namun yang sering disesalkan adalah kita hanya kecewa, diam dan tidak mau bertanya atau menggalai kekayaan sabda Tuhan dan kekayaan dalam Gereja katolik. Maka dari itu, kita tidak boleh hanya diam, tetapi bertanya dan menggali sabda Tuhan dan kekayaan iman dalam Gereja Katolik. Amin.

RENUNGAN HARI BIASA: JUMAT 27 SEPTEMBER 2013

RENUNGAN HARI BIASA: JUMAT 27 SEPTEMBER 2013 
(Peringatan Wajib St. Vinsensius a Paulo) 
Hag. 2:1-9;Mzm. 43:1,2,3,4; Luk. 9:18-22 

BACAAN INJIL: 
Pada suatu kali ketika Yesus berdoa seorang diri, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya. Lalu Ia bertanya kepada mereka: "Kata orang banyak, siapakah Aku ini?" Jawab mereka: "Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia, ada pula yang mengatakan, bahwa seorang dari nabi-nabi dahulu telah bangkit." Yesus bertanya kepada mereka: "Menurut kamu, siapakah Aku ini?" Jawab Petrus: "Mesias dari Allah." Lalu Yesus melarang mereka dengan keras, supaya mereka jangan memberitahukan hal itu kepada siapapun. Dan Yesus berkata: "Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga." 

RENUNGAN: 
Menjadi Kristen berarti pada tempat pertama mengikuti seorang pribadi yakni Yesus dan bukan melaksanakan ajaran-ajaran Yesus. Kita dipanggil untuk mengikuti dan mencintai seorang pribadi yakni Yesus. Kekristenan adalah agama persekutuan yang pertama-tama mau membangun hubungan pribadi dengan Yesus dan dengan sesama. Dari hubungan pribadi inilah akan lahir suatu gaya hidup baru, yakni mengikuti dengan meneladan hidup Yesus, mendengar dan melakasanakan sabda atau ajaran-ajaran-Nya. Agama Kristen adalah agama cinta kepada Yesus. 

Hal ini perlu ditekankan karena seringkali orang hanya mengikuti ajaran Yesus, dan malah terkadang melaksanakan ajaran-Nya sejauh dianggap menarik atau menguntungkan dirinya.Sebab bisa jadi orang mengikuti ajaran Yesus karena menganggap ajaran Yesus baik dan benar, tetapi tidak menjadi seorang kristen yang mengikuti Yesus. 

Kita tidak dipanggil untuk melaksanakan ajaran-ajaran. Kalau kita berpikir bahwa kekristenan adalah pertama-tama mendengar dan melaksanakan ajara-ajaran-Nya, tentu tidak mungkin kita melaksanakan jaran-ajaran-Nya kalau kita tidak mengikuti dan mencintai Dia. Demikian juga halnya, bila kita hanya berpikir bahwa menjadi kristen adalah pertama-tama mengikuti ajaran-ajaran Yesus, itu sama halnya kita jatuh pada pemikiran bahwa Yesus adalah tokoh besar sama dengan tokoh lain yang ajarannya baik untuk didengarkan dan dilaksanakan. 

Sekarang menjadi persoalan bagi kita, “Bagaimana kita bisa mengikuti dan mencintai Yesus kalau kita tidak mengenal Dia?” Mengenal Yesus, itu sangat penting dalam mengikuti dan mencintai Dia. Dalam injil hari ini, Yesus tiba-tiba bertanya kepada murid tentang bagaimana pengenalan orang banyak akan dirinya, siapa Dia menurut orang banyak. Para murid memberi jawaban bahwa orang banyak ada yang mengenal Yesus adalah Yohanes Pembaptis, ada pula yang mengatakan bahwa Dia adalah nabi Elia dan ada pula yang mengatakan bahwa Dia adalah salah seorang dari nabi. Dari jawaban ini jelas bahwa orang banyak belum mengenal Dia yang sesungguhnya. Sebab itu, karena pengenalan mereka yang keliru, tentunya mereka juga tidak sungguh-sungguh mengikuti dan mencintai Yesus. 

Yesus tidak puas dengan pengenalan orang banyak, sehingga Dia ingin mengetahui dengan pasti apakah para murid-Nya sudah sungguh mengenal Dia atau apakah sama dengan pengenalan orang banyak. Petrus mewakili para murid memberi jawaban bahwa Yesus adalah "Mesias dari Allah." Jawaban Petrus benar, namun Yesus tahu bahwa para murid belum sungguh-sungguh mengerti bagaimana kehendak Tuhan akan Yesus Mesias. Oleh sebab itu, Yesus menerangkan bahwa Dia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga. 

Pasti para murid kaget dan bingung mendengar penjelasan Yesus, tapi mereka tidak berani bertanya maksudnya apa. Yesus menjelaskan atau memperkenalkan diri-Nya bahwa Dia adalah Mesias yang siap menderita, akan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat demi mewartakan Kerajaan Allah dan bahkan Dia akan dibunuh tetapi bangkit pada hari ketiga. Yesus melakukan semuanya itu karena cinta kasih Tuhan yang luar biasa untuk menyelamatkan manusia dan sebagai tebusan atas dosa-dosa manusia. Yesus adalah Tuhan yang Mahakasi dan kasih-Nya dinyatakan dengan rela menderita dan mati demi manusia yang dikasihi-Nya. Dengan demikian, bila kita sungguh mengenal siapa Yesus yang sesungguhnya, kita tentu akan mencintai Dia, mengikuti-Nya dan siap meneladan hidup dan melaksanakan ajaran-ajaran-Nya. Apakah kita sudah sungguh mengenal Yesus?

Berbagi Berita : Seorang imam diekskomunikasi

Seorang imam diekskomunikasi



Pastor Greg Reynolds menunjukkan surat pemecatannya.

Pastor Greg Reynolds telah dipecat dan diekskomunikasi terkait dukungannya bagi imam wanita dan pernikahan gay (sejenis), yang merupakan pastor pertama yang diekskomunikasi di Melbourne, Australia. Perintah pemecatan itu datang langsung dari Vatikan, bukan dari permintaan Uskup Agung Melbourne Mgr Denis Hart, dan tampaknya pemecatan itu dilakukan menyusul penyelidikan rahasia, demikian Pastor Reynolds. 

Surat ekskomunikasi tertanggal 31 Mei itu ditulis dalam bahasa Latin dan memberikan tanpa alasan, yang berarti pemecatan itu berada di bawah otoritas Paus Fransiskus dan hal itu menjadi berita utama pekan lalu. Pastor Reynolds, yang mengundurkan diri sebagai pastor paroki tahun 2011 dan tahun lalu mendirikan Inclusive Catholics, mengatakan ia berharap hanya dipecat, tetapi bukan diekskominukasi. 

Tapi, ekskomunikasi itu, katanya, ia akan tetap menjalankan pelayanan yang sama. “Di masa-masa lalu ekskomunikasi adalah sesuatu yang luar biasa, tetapi saat ini hirarki telah kehilangan kepercayaan dan hormat,” katanya. ”Saya melakukan hal ini karena saya telah mengikuti hati nurani saya tentang penahbisan perempuan dan pernikahan gay.” …. 

Pastor Reynolds mengatakan ia dipanggil untuk bertemu Kepala Katedral St. Patrick, John Salvano, pengacara canon, untuk membahas beberapa isu” pada Rabu pagi. Ketika ia tiba, Pastor Salvano menerjemahkan sebuah surat yang ditujukan kepadanya. “Dia mengatakan kepada saya bahwa Mgr Denis Hart tidak memecat saya, tetapi orang lain yang tidak diketahui telah memecat dia dan silahkan menghubungi Kongregasi Ajaran Iman (yang melakukan Penyelidikan sebelumnya).”Vatikan tidak pernah menghubungi saya, dan pihaknya tidak memberikan penjelasan,” tambahnya.

Sumber: Australian rebel priest excommunicated
Disadur dari: indonesia.ucanews.com

RENUNGAN HARI BIASA: KAMIS 26 SEPTEMBER 2013

RENUNGAN HARI BIASA: KAMIS 26 SEPTEMBER 2013
(Kosmas & Damianus, Gaspar Strangassinger, Elzear & Delfina Ordo III) 
Hag. 1:1-8; Mzm. 149:1-2,3-4,5-6a,9b; Luk. 9:7-9

 BACAAN INJIL: 
Herodes, raja wilayah, mendengar segala yang terjadi itu dan iapun merasa cemas, sebab ada orang yang mengatakan, bahwa Yohanes telah bangkit dari antara orang mati. Ada lagi yang mengatakan, bahwa Elia telah muncul kembali, dan ada pula yang mengatakan, bahwa seorang dari nabi-nabi dahulu telah bangkit. Tetapi Herodes berkata: "Yohanes telah kupenggal kepalanya. Siapa gerangan Dia ini, yang kabarnya melakukan hal-hal demikian?" Lalu ia berusaha supaya dapat bertemu dengan Yesus. 

RENUNGAN: 
Baru-baru ini kita membaca berita tentang pendirian Gereja Santa Bernadet di Tangerang di demo oleh massa intoleransi. Gereja ini sudah menunggu ijin pembangunan selama 23 tahun dan setelah mendapat ijin dan tempat yang baru, tetapi mendapat penolakan dati keolompok islam. Issu yang beredar sebab dari penolakan ini adalah bukan soal menyalahi aturan tetapi ketakutan akan terjadinya kristenisasi. Memang sering terjadi bahwa pendirian Gereja dan juga kegiatan sosial yang dilakukan oleh umat kristiani selalu dengan alasan kristenisasi. 

Kehadiran Gereja dan kristiani memang seringkali mendapat hambatan dan tangangan dari kelompok tertentu, meskipun sebanarnya kehadirannya adalah untuk mewartakan sukacita, kebenaran dan cinta kasih. Tantangan yang demikian sudah terjadi sejak dahulu dan pasti akan sampai selamanya. Hal demikian pula yang kita dengarkan dalam injil hari ini. 

Ketika Herodes mendengar tentang Yesus, dia begitu cemas. Baru mendengar tentang Yesus, Herodes langsung cemas dan ingin bertemu dengan Yesus. Walaupun dia ingin bertemu dengan Yesus, tentu bukan karena dia mau bertobat dan percaya kepada Yesus. Hal ini kami katakan karena pada awal jelas dikatakan bahwa dia cemas ketika mendengar kehadiran Yesus. Mungkin saja kita berpikir bahwa Herodes cemas memang karena merasa bersalah karena telah membunuh Yohanes Pembaptis yang pernah menegurnya karena berbuat dosa. 

Namun kiranya kecemasan karena bersalah telah membunuh seorang nabi, itu tidak ada dalam kamus Herodes karena pada dasarnya dia sangat jahat. Dia cemas karena berpikir bahwa orang yang pernah dia bunuh telah bangkit kembali. Dia berpikir bahwa Yohanes yang telah dibunuhnya dan bangkit lagi untuk menghukumnya atas kesalahan yang telah diperbuat. Selain itu, dia cemas karena takut bahwa Yesus juga akan mengkritik dan mengungakap kejahatannya. Kehadiran Yesus membuat Herodes cemas karena dia mendengar bahwa Yesus punya banyak pengaruh dan banyak orang yang mengikuti Yesus. Herodes cemas karena kehadiran Yesus menjadi ancaman atas kekuasaannya, berpikir bahwa orang akan lebih mengikuti Yesus daripada dirinya sendiri. 

Memang sebagaimana kita alami sendiri, kehadiran Yesus dari dulu hingga sekarang lewat kehadiran Gereja, seringkali mendapat tantangan dari orang-orang atau kelompok. Penolakan bisa terjadi karena ketakutan kristenisasi, karena menganggap ajaran yang dianut itu lebih baik dari yang lainnya. Egoisme yang berlebihan ini seringkali bereaksi penolakan terhadap apa saja yang berbeda dengan dirinya. Walaupun kita bingung, kalau memang ajarannya baik, kenapa harus takut dengan ajaran yang lain? Dengan demikian, walaupun mendapat tantangan, Kerajaan Allah harus tetap diwartakan. Yesus tetap mewartakan Kerajaan Allah meskipun mendapat tantangan dan bahkan pada akhirnya mati di salib. 

Kitapun hendaknya demikian. Kita tidak usah takut menjadi pengikuti Yesus, juga tidak takut mewartakan Kerajaan Allah, senan Yesus Tuhan kita sudah terlebih dahulu mengalaminya dan mengalahkan semuanya. Kita harus Yakin bahwa kebenaran dan Kerajaan Allah harus diwartakan, apapun resikonya, semi hidup kekal dan demi hidup lebih baik. Namun kita juga hendaknya bukan menjadi Herodes-Herodes baru yang merasa terancam dan cemas karena orang lain yang berbeda dengan kita. Kita bisa menjadi Herodes baru manakala kit merasa diri lebih baik dari orang lain, sehingga menganggap bahwa orang yang berbeda atau lebih baik dari kita, sebagai ancaman. 

Kitapun seringkali cemas dan menganggap orang baik dan benar sebagai ancaman, karena kita sudah nyaman dalam hidup kita yang jahat atau tidak baik, sehingga merasa dengan kehadiran orang baik dan benar, akan membongkar kejahatan kita. Bila kita demikian, kita menjadi Herodes-herodes baru dalam hidup sekarang ini. Namun sebaliknya, sebagai pengikut Yesus, kita harus malah berani mewartakan kebenaran walaupun akan menghadapi resiko. Amin.

Perjalanan perizinan Gereja St. Bernadette, Tangerang

Perjalanan perizinan Gereja St. Bernadette, Tangerang 

Berusaha patuh pada pemerintah, Paroki St. Bernadette memindah ibadahnya dari Sekolah Sang Timur di Karangtengah, Ciledug, Tangerang (2004) karena ditolak kelompok intoleran. Mereka mendapat izin mendirikan bangunan di Bintaro, tetapi hari Mi
ngggu massa mengatasnamakan warga, menyegel Gereja Katolik Paroki St. Bernadette. ICRP (Indonesian Conference on Religion and Peace) melalui Koordinator Bidang Informasi, Komunikasi, dan Penelitian, Ahmad Nurcholish mengatakan, “Mempercayai pemerintah sia-sia. Mereka tunduk pada mayoritas, bukan tunduk pada hukum.”

Sejarah berdirinya Paroki St. Bernadette 

Paroki St. Bernadette adalah gereja Katolik di bawah dekenat Tangerang, Keuskupan Agung Jakarta. Paroki ini didirikan pada 11 Februari 1990 dengan ditandai pembentukan Pengurus Gereja dan Dana Papa (PGDP) Roma Katolik Paroki Santa Bernadette, Ciledug oleh Uskup Agung Jakarta, Leo Sukoto SJ (Alm). Karena tidak memiliki tempat ibadah permanen, kebaktian Minggu dan kegiatan keagamaan di hari raya kristiani secara bergantian dilaksanakan berpindah-pindah. Misalnya: bekas bedeng kompleks perumahan Ciledug Indah, bekas gudang padi di kompleks Asrama Polri Ciledug, dan Gudang Arsip Kompleks Keuangan Karang Tengah Ciledug. 

Dua tahun kemudian, pengurus gereja mengajukan permohonan kepada Bupati Tangerang (20/7/92) untuk memanfaatkan Bangunan Sementara Sekolah (BSS) Sang Timur di Kompleks Barata/Keuangan Karang Tengah, Ciledug sebagai tempat menjalankan ibadah. PGDP mendapatkan rekomendasi melaksanakan kegiatan keagamaan umat Katolik Kepala Desa Karang Tengah melalui Surat No. 192/Pem/VII/1992, tanggal 21 Juli 1992, dengan tembusan disampaikan kepada Bupati Tangerang, Walikota Tangerang, Musyawarah Pimpinan Kecamatan Ciledug, Ketua RW dan Ketua RT sekompleks Barata Karang Tengah. Sejak itu kegiatan peribadatan berlangsung dan terkonsentrasi di BSS Sang Timur dengan aman, dan tenteram untuk seluruh umat Katolik Paroki Santa Bernadette Ciledug (8.975 jiwa) yang berasal dari enam kecamatan (Karang Tengah, Ciledug, Larangan, Cipondoh, Pondok Aren dan sebagian Serpong). 

Penolakan tiba-tiba 

Setelah 12 tahun berjalan, tanpa ada pembicaraan atau berita sebelumnya, Sekolah Sang Timur memperoleh surat nomor: Kd.258.5/BA.00/248/2004 dari Kepala Departemen Agama Kantor Kota Tangerang, 29 Juli 2004, meminta menghentikan kegiatan keagamaan dengan menggunakan gedung sekolah. Sebulan kemudian, tiba-tiba Ketua Pengurus Gereja dan Dana Papa (PGDP) Paroki St. Bernadette Karang Tengah memperoleh surat dari Lurah Karang Tengah, no. 642/71-KRT/04, tanggal 30 Agustus 2004, perihal Pencabutan Rekomendasi Surat Lurah Karang Tengah No. 192/Pem/VUU/92. 

Setelah pencabutan surat rekomendasi, beberapa kali ibadah diganggu dengan demonstrasi dan orasi oleh sekelompok warga yang menamakan dirinya Forum Komunikasi Umat Islam Karang Tengah yang menginginkan dihentikannya kegiatan keagamaan di BSS Sang Timur Karang Tengah Ciledug. Puncaknya pada Minggu, 3 Oktober 2004, massa yang menyebut masyarakat sekitar melakukan demonstrasi dan meminta tempat tersebut tidak lagi digunakan untuk ibadah. Mereka bahkan membangun tembok di pintu gerbang menuju sekolah itu, dan memblokir akses ke sekolah. Mereka juga mengusir umat yang sedang beribadah. Walau keberadaan Paroki St. Bernadette dibela Ketua Pengurus Besar Nahdatul Ulama waktu itu, Abdurrahman Wahid, dan pegiat perlindungan anak, Seto Mulyadi, tidak menyurutkan kelompok intoleran ngotot peribadatan dihentikan. 

Kompromi, mendapat IMB, tetapi tetap ditolak di Bintaro 

 Jemaat Paroki St. Bernadette berkompromi. Dalam pertemuan dengan tim dari kementerian agama pada 29 Oktober 2004, disepakati jemaat Paroki St. Bernadette mencari lahan baru. Dalam pernyataannya, Menteri Agama waktu itu, Muhammad M. Basyuni menegaskan persoalan kasus warga perumahan Karang Tengah Ciledug, Tangerang Banten dengan Yayasan Pendidikan Karya (YPK) Sang Timur telah selesai dan tuntas. Murid-murid di sana sudah dapat belajar kembali. “Ini bukan persoalan agama. Jadi itu hanya masalah kesalahpahaman.” 

Jemaat Paroki St. Bernadette pun nomaden. Jemaat paroki ini kemudian menggelar misa dengan menumpang di sejumlah tempat. Mereka paling sering beribadah di Gereja Maria Kusuma Karmel, Gedung Lokagenta di Perumahan Ciledug Indah I, Balai Pertemuan RW di Metro Permata I, dan Pondok Lestari. Tempat-tempat itu dipilih karena lokasinya dekat dengan gereja sebelumnya. Akhirnya, paroki menemukan lokasi di Kelurahan Sudimara Pinang dan memutuskan membangun gereja di sana. Menurut Sekretaris Eksekutif Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Romo Benny Susetyo, mengatakan, paroki tersebut memperoleh izin mendirikan bangunan (IMB) pada 11 September 2013. 

“Warga telah menyetujui pembangunan tersebut,” kata Romo Benny. Namun, kemarin, upaya mereka kembali ditolak warga sekitar. Ratusan orang menggelar unjuk rasa menolak pembangunan Gereja Katolik Santa Bernadette di Bintaro, Kelurahan Sudimara Pinang, Kota Tangerang, kemarin. Selain berunjuk rasa, mereka menghentikan kegiatan ibadah yang sedang berlangsung dengan menggembok gerbang masuk gereja. Pernyataan dari ICRP Ahmad Nurcholish, Koordinator Bidang Informasi, Komunikasi, dan Penelitian ICRP mengungkapkan kepada satuharapan.com, “Pemerintah tidak dapat diandalkan untuk mengatasi permasalahan intoleransi karena mereka terdiri dari para politikus yang memiliki banyak kepentingan.” 

Jika pemerintah diisi para negarawan, mereka akan berusaha menegakkan hukum, kata Nurcholish. “Namun, kenyataannya mereka tunduk kepada kelompok yang mengatasnamakan diri mayoritas,” katanya. Sumber: satuharapan.com Disadur dari: indonesia.ucanews.com

RENUNGAN HARI BIASA: RABU 25 SEPTEMBER 2013

RENUNGAN HARI BIASA: RABU 25 SEPTEMBER 2013 
Ezr. 9:5-9; MT Tob. 13:2,3-4a,4bcd,5,8; Luk. 9:1-6 

BACAAN INJIL: 
Maka Yesus memanggil kedua belas murid-Nya, lalu memberikan tenaga dan kuasa kepada mereka untuk menguasai setan-setan dan untuk menyembuhkan penyakit-penyakit. Dan Ia mengutus mereka untuk memberitakan Kerajaan Allah dan untuk menyembuhkan orang, kata-Nya kepada mereka: "Jangan membawa apa-apa dalam perjalanan, jangan membawa tongkat atau bekal, roti atau uang, atau dua helai baju. Dan apabila kamu sudah diterima dalam suatu rumah, tinggallah di situ sampai kamu berangkat dari situ. Dan kalau ada orang yang tidak mau menerima kamu, keluarlah dari kota mereka dan kebaskanlah debunya dari kakimu sebagai peringatan terhadap mereka." Lalu pergilah mereka dan mereka mengelilingi segala desa sambil memberitakan Injil dan menyembuhkan orang sakit di segala tempat. 

RENUNGAN: 
Sebelum perutusan, pasti diadakan pembekalan, baik itu dalam hal kemampuan juga dengan nasihat-nasihat. Pembekalan tujuannya adalah agar yang diutus dapat menjalankan tugasnya dengan baik, mampu dan kuat menghadapi situasi yang akan dihadapi. 

Demikian juga halnya dengan perutusan Yessu. Sebelum mengutus para murid, Yesus membekali mereka. Pembekalan yang diberikan Yesus kepada para murid, tidak tanggung-tanggung yakni Yesus memberi mereka kuasa untuk menguasai setan-setan dan untuk menyembuhkan penyakit-penyakit. Kiranya pada masa itu, jarang seorang guru memberi bekal yang begitu luar biasa, paling-paling hanya membekali dengan pengetahuan. 

Kita tidak tahu mengapa Yesus membekali para murid dengan kuasa yang ada pada-Nya. Apakah memang pada saat itu banyak orang yang kerasukan setan dan sakit, sehingga para murid harus dibekali dengan kuasa penyembuhan dan mengusir setan, kita tidak tahu pasti. Kitapun menjadi berpikir bahwa perutusan para murid seakan terfokus pada penyembuhan dan pengusiran setan. Namun selain itu, Yesus membekali mereka dengan nasihat agar pada murid tidak membawa bekal apa-apa, baik itu makanan juga tongkat dalam perjalan. 

Padahal saat mereka dalam perjalanan pasti mereka butuh makan dan juga membutuhkan tongkat untuk membantu mereka dalam perjalanan, juga saat menghadapi binatang liar yang pasti akan mereka hadapi dalam perjalanan. Yesus memberi kuasa itu kepada mereka, bukan karena itulah inti perutusan, tetapi kita tahu bahwa para murid belum lama mengikuti Yesus, sehingga keyakinan mereka juga belum kuat. Dengan memberi bekal kuasa itu, Yesus mau meyakinkan mereka dalam tugas perutusan mereka. Syarat yang diberikan oleh Yesus, juga mau bermaksud agar para murid tidak mengandalkan kekuatan diri dan sarana lain, tetapi yakin bahwa Tuhan akan menyertai dan menyelenggarakan hidup mereka, apalagi mereka sudah dibekali dengan kausa yang sungguh luar biasa. 

Para murid diminta untuk senantiasa mengandalkan Tuhan dalam tugas perutusan dan senantiasa mengutamakan perutusan bukan kepentingan diri sendiri. Seperti para murid, Yesus juga mengutus kita untuk mewartakan Kerajaan Allah. Hanya mungkin kita berpikir bahwa para murid diberi kuasa untuk mengusir setan dan menyembuhkan orang sakit, sedangkan kita merasa tidak diberikan kuasa itu. Ada pula orang yang berpikir bahwa tugas perutusan terutama dalam hal mengusir setan dan menyembuhkan, sehingga seringkali banyak orang atau kelolmpok yang lebih terpusat pada pewartaan penyembuhan orang sakit dan pengusiran setan. Tidak sedikit orang yang berpikir bahwa mengusir setan dan menyembuhkan orang sakit, itulah perutusan yang lebih utama, sehingga kadang orang berpikir bahwa pewartaan itu tidak akan tidak ada apa-apanya bila tidak disertai dengan mukijzat penyembuhan dan pengusiran setan. 

Pemikiran yang demikian tentu keliru. Seperti kepada para murid diberi kuasa Yesus, kepada kitapun demikian, yakni sejak kita dibaptis, kepada kita telah diberi Roh Kudus. Roh Kudus itu adalah Roh Allah sendiri yang menyertai pewartaan kita. Namun kita juga tidak boleh lupa bahwa dalam pewartaan pertama-tama dalam hal penyembuhan dan pengusiran setan. Bagian ini adalah bagian dari pewartaan bukan yang pertama dan terutama. Sehingga kita hendaknya terfokus soal penyembuhan dan pengusiran setan. Tetapi terutama adalah tugas mewartakan Yesus dan ajaran-Nya.Untuk itu pertama-tama kita harus terlebih dahulu percaya kepada Dia, mengandalkan Dia dan mengutamakan Dia dalam tugas pewartaan. Sebab bagaimana mungkin kita melaksanakan tugas perwartaan kalau kita sendiri tidak percaya dengan Yesus yang mengutus kita? Sebab iman itulah yang mendatangkan mukjizat penyembuhan dan pengusiran setan. Selain itu, menyembuhkan dan mengusir setan, tidak boleh kita tafsirkan secara harafiah, namun dalam arti luas. 

Orang sakit bukan hanya karena sakit fisik, tetapi ada juga banyak orang yang sehat dalam fisik tetapi roh dan jiwanya sakit. Begitu banyak orang sehat dalam fisik, tetapi sakit dalam hal iman, misalnya orang yang putus asa, orang yang tidak lagi percaya akan Tuhan, orang yang kurang perhatian dan mendambakan kasih. Demikian juga halnya ada orang yang tidak kerasukan setan tetapi mereka dikuasai oleh kuasa-kuasa jahat, misalnya kuasa jahat yang mementingkan diri sendiri, orang yang dikuasai harta kekayaan atau kecenderungan tidak baik. 

Oleh sebab itu, kepada orang demikian kita diutus untuk mewartakan Yesus dan ajaran-Nya. Namun kita tidak boleh lupa bahwa dalam tugas perutusan itu, kita hendaknya tidak membawa bekal pribadi, atau perlengkapan, tetapi senantiasa mengandalkan Tuhan dan menyerahkan diri kepada Tuhan. Kita harus percaya bahwa Tuhan akan memberkati dan mencukupi apa yang perlu untuk kita dalam tugas pewartaan. Bekal itu juga bisa berarti keinginan dan kehendak sendiri, misalnya kita menjalankan tugas perutusan dengan tujuan supaya dipuji, untuk mencari hormat dari orang lain. Dalam tugas perutusan hendaknya kita tidak pernah berharap supaya dihormati, supaya terkenal, dan terutama supaya mendapatkan penghasilan, namun hendaknya semata-mata untuk mewartakan Yesus. Amin.

Paus kritik sistem ekonomi yang mengidolakan uang

Paus kritik sistem ekonomi yang mengidolakan uang 

Paus Fransiskus mengkritik sistem ekonomi global yang mengidolakan uang, dan salah satu dampaknya adalah penderitaan dan pengangguran. Dalam kunjungan ke Cagliari, ibu kota Sardinia, Paus bertemu penganggur, pekerja, termasuk para pekerja tamban
g. “Saya menemukan Anda menderita di sini… hal itu melemahkan dan merampas harapan Anda,” katanya pada Minggu (22/9).

“Maaf jika saya menggunakan kata-kata yang keras, tetapi dimana tidak ada pekerjaan, tidak ada martabat,” katanya. Paus kemudian memimpin Misa bersama sekitar 300.000 orang di luar katedral kota Cagliari. Kepada mereka dia mengatakan, “Kita tidak ingin sistem ekonomi global banyak merusak kehidupan kita, laki-laki dan perempuan harus berada di pusat (sistem ekonomi) sebagaimana Tuhan kehendaki, bukan uang.” 

 “Dunia telah menjadikan uang sebagai berhala,” kata dia. Paus mengakhiri pidatonya dengan doa meminta Tuhan untuk “memberi kita pekerjaan dan mengajar kita untuk memperjuangkan pekerjaan.” Di dekat kota pelabuhan itu, massa sekitar 20.000 orang bersorak ketika Paus berbicara tentang hak-hak pekerja dan kehancuran kehidupan orang yang disebabkan oleh pengangguran. 

 Paus mengatakan, keluarganya sendiri harus pindah dari Italia ke Argentina dan kehilangan segalanya selama depresi ekonomi besar. Tetapi banyak usaha di kawasan itu, khususnya di kota-kota besar dan daerah dengan pertanian dan industri rusak karena krisis ekonomi. Pabrik-pabrik ditutup dan tambang yang beroperasi dengan kapasitas yang rendah. 

Paus menegaskan bahwa penilaiannya tidak terbatas pada situasi lokal. “Ini bukan masalah Italia dan Eropa … Ini adalah konsekuensi dari pilihan dunia, dari sistem ekonomi yang membawa tragedi ini, sistem ekonomi dengan pusatnya pada berhala yang disebut uang,” kata dia. 

Dari berbagai sumber
Disadur dari: indonesia.ucanews.com

Berjuang 23 Tahun Dapatkan IMB, Lahan Paroki St Bernadet Tetap Digembok Massa Intoleran

Berjuang 23 Tahun Dapatkan IMB, Lahan Paroki St Bernadet Tetap Digembok Massa Intoleran 

Sekelompok orang berdemonstrasi menentang pembangunan gereja St Bernadet di Ciledug, Tangerang, Minggu, 22 September 2013. Sekelom pok orang berdemonstrasi menentang pembangunan gereja St Bernadet di Ciledug, Tangerang, Minggu, 22 September 2013. (sumber: Istimewa) 

Tangerang Selatan - Mendapatkan izin mendirikan bangunan (IMB) setelah 23 tahun berjuang ternyata tidak menghentikan masalah yang dihadapi Paroki St Bernadet untuk mendirikan gereja bagi sekitar 11.000 jemaatnya. “Sekelompok orang yang mengatasnamakan warga berdemonstrasi menentang pembangunan gereja kami hari Minggu pagi kemarin,” kata Pastor Paulus Dalu Lubur pada Beritasatu.com, Senin (23/9). 

Ratusan orang mengenakan baju putih dan ikat kepala merah, Minggu (22/9), berdemonstrasi di depan lahan milik paroki di kompleks Tarakanita, Kelurahan Sudimara Pinang, Kecamatan Pinang, Kota Tangerang Selatan, yang rencananya akan dibangun gereja untuk menampung 11.000 umat yang selama ini beribadah di enam tempat terpisah. Mereka menggembok paksa pagar gereja. “Saya percaya mereka yang datang kemarin mayoritas, atau tidak seratus persen warga di situ. Kami sudah mendapatkan dukungan dari beberapa ustaz, haji, dan pemuka masyarakat di sekitar lokasi rencana pembangunan gereja,” kata Paulus. 

Sebelum demonstrasi hari Minggu, ada yang mengedarkan surat ajakan ke warga setempat untuk berdemo. Alasannya adalah rumah ibadah tersebut melanggar Surat Keputusan Bersama (SKB) 2 Menteri tentang Pendirian Rumah Ibadah, khususnya Pasal 13, terkait pendirian rumah ibadah yang harus didasarkan pada keperluan nyata dan berdasarkan komposisi jumlah penduduk bagi pelayanan umat bersangkutan. 

Pendemo juga menyatakan bahwa pembangunan gereja tersebut melanggar Pasal 14 dari SKB 2 Menteri tersebut tentang dukungan minimal 60 warga yang disahkan oleh lurah. Mereka juga mempermasalahkan penggunaan aula di kompleks Tarakanita sebagai tempat peribadatan sementara, serta mengkhawatirkan kemungkinan Kristenisasi bila gereja tersebut didirikan. Terkait hal itu, Sekretaris Komisi Hubungan Agama dan Kepercayaan Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI) Antonius Benny Susetyo mengatakan pada Beritasatu.com bahwa gereja tersebut sudah mendapatkan IMB pada 11 September 2013 dan baru akan memulai pembangunan. “Gereja baru saja mendapat IMB. Masyarakat sekitar sudah menyetujuinya. Kita berharap agar aparat keamanan memberi jaminan rasa aman,” kata Benny.Sambil menanti pembangunan gereja, umat Paroki St Bernadet beribadah di empat gedung yang berbeda pada hari Sabtu dan Minggu dan dua minggu sekali di dua rumah jemaat. Salah satu tempat ibadahnya adalah sebuah aula yang juga terletak di kompleks Tarakanita. 

Dipaksa Pindah 
Kejadian ini adalah protes kedua setelah pada 2004 ketika umat Paroki St Bernadet dipaksa oleh massa intoleran pindah dari Sekolah Sang Timur di Ciledug. Masa intoleran menutup akses ke sekolah Sang Timur yang digunakan oleh Paroki St Bernadet untuk beribadah. Sampai saat ini akses jalan yang ditembok oleh warga belum dibuka. Paulus mengatakan alasan penolakan tidak berdasar karena mayoritas warga di kompleks Tarakanita beragama Katolik. 

Namun demikian, pihak Paroki akan tetap mengupayakan membangun relasi baik dengan warga sekitar. “Kami sedang melakukan bina lingkungan, jadi relasi baik terus dijalankan tidak sebatas untuk mendapatkan IMB saja,” kata Paulus. Bonar Tigor Naipospos, wakil direktur Setara, mengatakan kepada Beritasatu.com bahwa kelompok intoleran yang berdemo di St Bernadet adalah kelompok yang mobile, tidak menetap di sekitar paroki. “Selalu mereka menggunakan isu Kristenisasi dengan memengaruhi orang bahwa kalau nanti ada gereja, orang-orang akan menjadi murtad atau pindah agama karena kegiatan-kegiatan sosial gereja. 

Kelompok ini bergerak ke berbagai tempat dan aktif mencari informasi gereja-gereja mana yang sedang memproses atau belum mendapatkan izin. Lalu mereka berdemo mengatasnamakan warga, meski warga lokalnya paling satu atau dua orang,” kata Bonar. Bonar mengatakan bahwa berkembangnya kasus-kasus intoleransi di Indonesia sejalan dengan pemerintah daerah yang kerap tidak bisa bersikap tegas terhadap kelompok intoleran. “Ditambah lagi, pemerintah pusat kerap melemparkan tanggung jawab dengan menyatakan bahwa pemerintah daerah yang harus aktif mencari solusi,” kata Bonar. Penulis: Camelia Pasandaran/AB
Disadur dari: www.beritasatu.com

RENUNGAN HARI BIASA: SELASA 24 SEPTEMBER 2013

RENUNGAN HARI BIASA: SELASA 24 SEPTEMBER 2013 
(Vinsensius Maria Strambi) 
Ezr. 6:7-8,12b,14-20; Mzm. 122:1-2,3-4a,4b-5; Luk. 8:19-21 

BACAAN INJIL: 
Ibu dan saudara-saudara Yesus datang kepada-Nya, tetapi mereka tidak dapat mencapai Dia karena orang banyak. Orang memberitahukan kepada-Nya: "Ibu-Mu dan saudara-saudara-Mu ada di luar dan ingin bertemu dengan Engkau." Tetapi Ia menjawab mereka: "Ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku ialah mereka, yang mendengarkan firman Allah dan melakukannya." 

RENUNGAN: 
Para saudara. Pada umumnya orang pasti bangga punya hubungan dengan orang yang terkenal atau seorang penjabat, apalagi kalau orang itu berasal dari keluarga pejabat atau orang kaya terkenal. Oleh sebab itulah kita pernah mendengar berita ada orang yang mengaku dirinya anak jenderal, atau anak orang kaya atau anak seorang pejabat. Orang menganggap bahwa bila dia punya hubungan dengan orang-orang penting atau anak dari orang penting, orang lain pasti akan segan dan bahkan takut. Lebih dari itu, orang yang mengakui punya relasi itu, merasa akan bisa berbuat semaunya. 

Para saudara, berita yang kita dengar bahwa sering orang bangga dan menceritakan dengan bangga bahwa mereka punya hubungan atau berasal dari keluarga orang kaya atau orang terkenal. Namun pernahkah kita mendengar bahwa seseorang dengan bangga mengaku diri sebagai anak-anak Tuhan? Jangankan berani mengaku anak Tuhan, hanya mempunyai rasa bangga sebagai anak Tuhan malah tidak ada dalam diri banyak orang. Hari ini, ketika mendengar bahwa ketika orang memberitahukan kepada Yesus bahwa Maria ibu Yesus bersama saudaran-saudara-Nya datang hendaka menemui Dia, Yesus malah memberi jabawan bahwa ibu dan saudara-saudara-Nya adalah orang yang mendengarkan firman Allah dan melakukannya. 

Pasti jawaban Yesus sangat mengejutkan orang-orang yang mendengar pada waktu itu, juga Maria dan saudara-saudara-Nya. Yesus sekan menyangkal bahwa Maria adalah ibu-Nya. Pasti bila seorang ibu mendengar kata-kata ini dari anaknya, ibu itu pasti tersinggung dan menuduh anakya durhaka. Mengapa Yesus mengatakan demikian? Yesus bukannya menyangkal bahwa Maria adalah ibu biologis-Nya, dan saya yakin bahwa Maria juga tidak tersinggung, karena dia pasti tahu apa maksud dari kata-kata Yesus. 

Jawaban Yesus memang seakan menyangkal Maria sebagai ibu-Nya, namun sebenarnya Marialah salah satu contoh dari orang yang mendengarkan dan melakukan firman Tuhan. Maria pasti kaget mendengar jawaban Yesus, tapi Maria pasti merenungkannya dan mengerti akan hal itu. Kita juga pasti kaget mendengarkan jawaban Yesus. Namun rasa kaget kita bukan karena Yesus seakan menyangkal ibu-Nya, tetapi terlebih kata-kata Yesus yang menyatakan bahwa Dia mau menjalin relasi yang lebih dekat dengan semua orang. Yesus mau menjadi sahabat bagi semua orang. 

Sungguh luar biasa, bahwa Dia adalah Tuhan tetapi mau menjadi saudara bagi semua orang, tanpa peduli siapa manusia itu dan tanpa memandang status sosial seseorang. Yesus juga tidak memberi syarat yang banyak untuk menjadi saudara-saudara-Nya, hanya dengan syarat mau mendengar dan melaksanakan firman Tuhan. Kalau biasanya, orang yang berusaha mendekatkan diri dengan orang terkenal atau orang penting, tetapi justru Yesus sendiri yang mau mendekatkan diri dengan kita. Tentu kita harusnya bangga karena Yesus mau menjalin relasi yang dekat dengan kita bahwa mau menjadi saudara-saudara-Nya. 

Kita tentunya bangga dengan hal ini. Apakah kita memang bangga akan hal ini? Tentu ini yang menjadi persoalan dan hal yang kita ragukan. Kita boleh dan harus bangga karena kita menjadi anggota keluarga Yesus walaupun kita tidak punya hubungan darah dengan Dia. Namun rasa bangga itu harus juga terungkap dalam hidup dan perbuatan kita yang mendengarkan dan melaksanakan firman Tuhan. Memang dalam hidup sehari-hari, kita temukan orang yang begitu bangga menjadi pengikuti Yesus, mereka aktif mendengarkan firman Tuhan dan bahkan begitu ahli dalam mewartakan firman Tuhan. Namun kita jangan lupa, bahwa hanya mendengarkan dan mewartakan firman Tuhan tidaklah cukup, tetapi harus juga disertai dengan melaksanakan firman Tuhan dalam hidup. 

Maka para saudara, Yesus sudah mau menjadikan kita anggota keluarga-Nya, oleh sebab itu mari kita pelihara hubungan kita dengan Dia dengan setia mendengarkan dan melaksanakan firman Tuhan. Amin.

Paus desak umat Katolik berpartisipasi dalam politik

Paus desak umat Katolik berpartisipasi dalam politik 
Umat Katolik tidak boleh acuh tak acuh terhadap politik, tetapi harus memberikan nasehat serta doa-doa mereka agar para pemimpin mereka dapat mem
berikan yang terbaik dengan rendah hati dan cinta, demikian Paus Fransiskus. Dalam homilinya pada 16 September di Domus Santa Martha, Paus menolak gagasan bahwa “orang Katolik yang baik tidak ikut campur dalam politik.”

“Itu tidak benar. Itu bukan jalan yang baik,” tegas Bapa Suci, seperti dilaporkan Radio Vatikan. “Sorang Katolik yang baik ia hendaknya ikut terlibat dalam bidang politik, dengan memberikan yang terbaik dari dirinya sendiri.” “Tak satu pun dari kita mengatakan, saya tidak ada hubungannya dengan politik, mereka yang mengatur,” kata Paus Fransiskus kepada mereka yang hadir dalam Misa itu. 

Sebaliknya, ia menekankan umat Katolik harus merasa ikut bertanggung jawab untuk berpartisipasi dalam politik sesuai dengan kemampuan mereka, dan dengan cara ini Anda ikut bertanggung jawab. “Berpolitik, sesuai dengan Ajaran Sosial Gereja, merupakan salah satu bentuk tertinggi dari karya amal, karena melayani kepentingan umum,” jelasnya. “Eh, saya tidak bisa mencuci tanganku? Kita semua harus memberikan sesuatu!” 

 Dia mencontohkan bahwa kadang-kadang orang mengkritik pemimpin mereka, mengeluh tentang ” hal-hal yang tidak berjalan dengan baik.” “Jangan hanya mengeluh, kita harus memberikan diri kita sendiri - ide-ide kita, saran kita, dan doa-doa kita,” kata Bapa Suci. Ia mengatakan bahwa doa itu adalah “yang terbaik yang dapat kita berikan kepada mereka yang memimpin,” seperti yang tersirat dalam surat Rasul Paulus kepada Timotius yang mengajak berdoa untuk kepemimpinan yang kuat. 

Meskipun mereka yakin politisi tertentu adalah “jahat,” orang Kristen harus berdoa “agar mereka bisa menjalankan dengan baik, mencintai rakyat mereka, melayani rakyat mereka, dan menjadi rendah hati,” katanya. Paus juga meminta mereka yang berkuasa dalam bidang politik agar hendaknya bersikap rendah hati dan penuh cinta. Mengacu pada Injil, Bapa Suci mengatakan, “Seorang pemimpin yang tidak mengasihi, ia tidak dapat memerintah dengan baik.”

Sumber: Pope urges Catholics to participate in politics
Disadur dari: www.cathnewsindonesia.com

Kelompok reformasi Katolik kirim petisi kepada Paus Fransiskus

Kelompok reformasi Katolik kirim petisi kepada Paus Fransiskus 

Sekitar 100 kelompok Gereja yang menginginkan perubahan dalam Gereja Katolik di seluruh dunia telah bekerja sama menyerahkan petisi meminta Paus Fransiskus memberikan kesempatan kepada awam Katolik untuk ikut mengambil keputusan dalam Gereja. Petisi, yang dibuat dalam bentuk surat terbuka kepada Paus Fransiskus, dikirimkan ke Vatikan pada Jumat de
ngan harapan bisa berdampak pada pertemuan antara Paus Fransiskus dengan kelompok delapan kardinal pada 1-3 Oktober yang telah ditunjuk untuk menasehati Paus tentang reformasi Gereja.

“Petisi ini dikeluarkan berdasarkan keprihatinan yang mendalam terhadap Gereja Katolik, dalam menghadapi banyak krisis, maka kami, yang mewakili jutaan umat Katolik dari seluruh dunia, telah bekerja sama dalam menulis surat ini,” kata para penulis surat itu. “Kami berharap bahwa pemerintahan Gereja akan membahas petisi kami pada pertemuan Oktober dan dengan hormat kami meminta untuk memberikan pertimbangan serta mengakui hak-hak dan tanggung jawab orang terbaptis untuk memberikan suara pengambilan keputusan dalam Gereja kita.” 

 Penyelenggara petisi itu mengatakan kepada NCR pada Kamis bahwa mereka mengirimkan salinan petisi itu langsung kepada Paus Fransiskus, masing-masing delapan kardinal, dan duta besar Takhta Suci (Vatikan) untuk Amerika Serikat (AS). Sebuah website catholicchurchreform.com telah dipersiapkan dalam upaya untuk mendaftarkan kelompok-kelompok dari puluhan negara dan mewakili berbagai keprihatinan tentang bagaimana fungsi-fungsi Gereja. 

 “Kami menampung suara-suara langsung dari kaum awam untuk hierarki, kepada para penasehat dan Paus Fransiskus,” kata Janet Hauter, ketua kelompok American Catholic Council yang berbasis di AS, yang merupakan salah satu penandatangan. “Kita harus bertindak cepat sehingga komitmen mungkin dibuat dalam pertemuan pada 1-3 Oktober,” katanya.

Sumber: Catholic reform groups unite to petition Pope Francis
Disadur dari: www.cathnewsindonesia.com

RENUNGAN HARI BIASA: SENIN 23 SEPTEMBER 2013

RENUNGAN HARI BIASA: SENIN 23 SEPTEMBER 2013 
 (Padre Pio dr Pietrelcina) 
Ezr. 1:1-6; Mzm. 126:1-2ab,2cd-3,4-5,6; Luk. 8:16-18 

BACAAN INJIL:
 "Tidak ada orang yang menyalakan pelita lalu menutupinya dengan tempayan atau menempatkannya di bawah tempat tidur, tetapi ia menempatkannya di atas kaki dian, supaya semua orang yang masuk ke dalam rumah dapat melihat cahayanya. Sebab tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tidak ada sesuatu yang rahasia yang tidak akan diketahui dan diumumkan. Karena itu, perhatikanlah cara kamu mendengar. Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, dari padanya akan diambil, juga apa yang ia anggap ada padanya." 

RENUNGAN: 

Biasanya ketika listrik padan, kita akan kesal karena pekerjaan kita yang menggunakan arus listrik akan terganggu. Kita akan lebih kesal lagi bila listrik padam saat malam, karena menjadi gelap. Saat gelap kita tidak bisa melihat apa-apa, bisa membahayakan hidup kita karena tidak melihat apa-apa dan bisa tersandung. Adapula yang begitu ketakutan dalam gelap, karena menurut keyakinan banyak orang, saat gelap itu banyak hantunya. Kita semua membutuhkan sinar terang, baik itu diwaktu malam maupun diwaktu siang. 

Sinar terang dalam hidup akan membantu kita melihat apa yang disekitar kita, membantu kita sehingga tidak tersandung saat berjalan. Sama halnya sebagaimana kita membutuhkan terang dalam hidup, demikian juga kita membutuhkan terang hidup yang menerangi hidup kita sehingga kita dapat melihat apa yang baik dan benar, terang yang membantu kita untuk berjalan menuju hidup kekal. Terang itu adalah iman kepada Yesus Kristus. Iman kepada Yesus Kristus akan membantu kita untuk melihat apa yang baik dan benar dan memilihnya. Yesus Kristuslah Sang Terang sejati yang menerangi hidup kita. 

Namun persoalannya, apakah kita memang menjadikan iman itu menjadi terang dalam hidup kita? Menjadikan iman sebagai terang dalam hidup, berarti kita sungguh hidup seturut iman kita, dan iman itu menjadi landasan hidup kita setiap hari. Dalam hidup, kita memandang dan menilai berdasarkan iman kita. Namun seringkali persoalannya iman itu kita tutupi sehingga tidak menerangi hidup kita, bahkan iman itu seringkali kita anggap hanya saat ibadah atau di dalam Gereja, tidak kita hidupi dalam hidup setiap hari. Iman yang harus menjadi terang dalam hidup kita, kita tutupi atau tinggalkan dalam hidup sehari-hari karena seringkali iman itu bertentangan dengan keinginan hati kita. Artinya kita sengaja menutupi iman kita demi mewujudkan kehendak kita. Adapula yang menutupi imannya karena takut terhadap orang lain. Hidup yang demikian pada akhirnya membawa orang pada hidup dalam kegelapan. 

Dalam injil hari ini, Yesus mengajak kita agar pelita kita yakni iman kepada Dia hendaknya tidak kita tutupi, tetapi kita tempatkan dalam hidup, sehingga iman itu menerangi hidup kita dan di sekitar kita. Baiklah kita tidak menutupi pelita iman kita supaya hidup dan sekitar kita menyatakan kemuliaan Tuhan. Kiranya hal ini harus kita lakukan, karena saat ini begitu banyak orang yang merasa hidup berat dan seakan tanpa harapan. Banyak orang yang tidak lagi dapat merasakan hadirnya Tuhan dalam hidup ini, semua seakan gelap apalagi banyak orang yang hidup dalam kegelapan dan berusaha menciptakan kegelapan hidup dengan perbuatan-perbuatn gelap. Maka tugas kita menempatkan terang iman itu sehingga kita dapat melihat kehadiran Tuhan dan membantu orang lain menemukan harapan hidup karena terang iman kita. 

Oleh sebab itu, bila kita menutupi terang iman kita, kita tidak hanya mengorbankan diri sendiri, tetapi ikut membuat orang lain menjadi hidup dalam kegelapan. Terang iman kita akan menyelamatkan kita dan juga orang lain. Amin.

BACAAN HARI MINGGU: 22 SEPTEMBER 2013 (HARI MINGGU BIASA XXV)

BACAAN HARI MINGGU: 22 SEPTEMBER 2013 
(HARI MINGGU BIASA XXV) 
Am. 8:4-7; Mzm. 113:1-2,4-6,7-8; 1Tim. 2:1-8; Luk. 16:1-13 

BACAAN INJIL : Luk. 16:1-13 
“Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.” 

Dan Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Ada seorang kaya yang mempunyai seorang bendahara. Kepadanya disampaikan tuduhan, bahwa bendahara itu menghamburkan miliknya. Lalu ia memanggil bendahara itu dan berkata kepadanya: Apakah yang kudengar tentang engkau? Berilah pertanggungan jawab atas urusanmu, sebab engkau tidak boleh lagi bekerja sebagai bendahara. Kata bendahara itu di dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat? Tuanku memecat aku dari jabatanku sebagai bendahara. Mencangkul aku tidak dapat, mengemis aku malu. Aku tahu apa yang akan aku perbuat, supaya apabila aku dipecat dari jabatanku sebagai bendahara, ada orang yang akan menampung aku di rumah mereka. Lalu ia memanggil seorang demi seorang yang berhutang kepada tuannya. Katanya kepada yang pertama: Berapakah hutangmu kepada tuanku? Jawab orang itu: Seratus tempayan minyak. Lalu katanya kepada orang itu: Inilah surat hutangmu, duduklah dan buat surat hutang lain sekarang juga: Lima puluh tempayan. Kemudian ia berkata kepada yang kedua: Dan berapakah hutangmu? Jawab orang itu: Seratus pikul gandum. Katanya kepada orang itu: Inilah surat hutangmu, buatlah surat hutang lain: Delapan puluh pikul. Lalu tuan itu memuji bendahara yang tidak jujur itu, karena ia telah bertindak dengan cerdik. Sebab anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya dari pada anak-anak terang. Dan Aku berkata kepadamu: Ikatlah persahabatan dengan mempergunakan Mamon yang tidak jujur, supaya jika Mamon itu tidak dapat menolong lagi, kamu diterima di dalam kemah abadi." "Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar. Jadi, jikalau kamu tidak setia dalam hal Mamon yang tidak jujur, siapakah yang akan mempercayakan kepadamu harta yang sesungguhnya? Dan jikalau kamu tidak setia dalam harta orang lain, siapakah yang akan menyerahkan hartamu sendiri kepadamu? Seorang hamba tidak dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon." 

RENUNGAN: 

Di dunia ini, tidak ada yang abadi, hanya Tuhanlah yang abadi, sehingga hanya pada-Nya lah kita mengabdi. Sekilas bila kita dengarkan bacaan Injil hari ini, mungkin kita merasa heran atas sikap Yesus yang seakan memuji seorang bendahara yang menipu dengan mempertahankan hidupnya. Bendahara itu dilaporkan kepada tuannya bahwa dia telah menghambur-hamburkan hartanya. Orang kaya tuan dari bendahara itu tanpa menyelidiki kebenaran dari laporan yang dia terima, langsung meminta pertanggungjawaban dari bendahara itu dan memutuskan untuk memecat bendahara itu. 

Bendahara itu sungguh cerdik, dia langsung memikirkan bagaimana nasibnya atau bagaimana dia harus mempertahankan hidup setelah dipecat. Dia tahu bahwa dia tidak bisa mencangkul, malu untuk mengemis bila dipecat nanti. Injil tidak memnceritakan selama ini ke mana uangnya sehingga setelah dipecat dia langsung jatuh miskin. Namun yang jelas dia berpikir bagaimana mempertahankan hidupnya setelah dipecat dari bendahara orang kaya itu. Dia memutuskan dengan membuat surat utang baru dari orang-orang yang berutang kepada tuannya dengan mengurangi jumlah utang dari orang-orang yang berutang itu. Apa yang dilakukan bendahra ini bagi orang yang utangnya dikurangi tentu berpikir bahwa bendahara ini baik. Karena bendahara itu dianggap baik, maka mereka akan menerima bendahara itu tinggal di rumah mereka kalau bendahara itu dipecat orang kaya itu. 

Di sisi lain kita berpikir bahwa bendahara itu merugikan orang kaya itu karena mengurangi utang orang yang berutang. Bendahara itu tidak merugikan orang kaya itu, sebab yang dia kurangi adalah bagiannya sendiri. Bendahara itu mengurangi utang-utang dengan mengorbankan apa yang menjadi haknya. Artinya bahwa pada masa itu, bendahara menambahkan utang orang yang berutang dan penambahan itu adalah bagiannya. Jelas bahwa bendahara itu menambahkan jumlah utang dalam surat utang supaya ada untuk dirinya. Sehingga dalam hal pengurangan utang itu, bendahara melepaskan haknya supaya orang lain kelak menerima dia menumpang di rumah orang-orang yang sudah dikurangi utangnya. Tindakan bendahra ini dipuji oleh orang kaya itu dan juga seakan dipuji oleh Yesus. 

Yesus bukan memuji kelicikan bendahara itu. Yang dipuji oleh Yesus adalah kecerdikannya untuk mempertahankan hidup di dunia ini. Yesus juga memuji tindakan bendahara itu yang rela melepaskan upahnya demi mendapat sahabat yang mau membantu dia, sebab apa yang menjadi bagiannya diberikan kepada orang lain dengan mengurangi jumlah utang mereka. Yesus juga menyampaikan bahwa orang seringkali begitu cerdik mempertahankan hidupnya di dunia ini tetapi tidak secerdik itu pula untuk mencari jalan agar memperoleh hidup kekal. 

Memang seringkali kita selalu berjuang mencari cara dan berusaha untuk mempertahankan hidup di dunia ini dan mempertahankan apa yang ada pada kita, tetapi tidak demikian dalam hal kerajaan surga. Bahkan tidak jarang orang demi mempertahankan sesuatu di dunia ini, mereka malah membuang kehidupan kekal. Banyak orang demi mempertahankan jabatannya sampai melakukan hal-hal yang bertentangan dengan kehendak Tuhan, misalnya dengan menyogok atasan, menjilat atasan, dengan korupsi. Ada pula yang demi mempertahankan jabatannya, orang menyingkirkan orang yang dianggap saingan. Ada pula yang demi mempertahankan hartanya dengan menyimpan di Bank, dengan korupsi, dan juga dengan tidak peduli dengan orang lain, sehingga tidak mau membantu orang lain, karena berpikir dengan membantu orang lain, maka hartanyapun akan berkurang. Masih banyak yang mau dipertahankan oleh manusia dan berusaha untuk mempertahankannya. 

Merenungkan sabda hari ini, kepada kita dikatakan bahwa Yesus tidak melarang kita kaya atau punya harta benda, juga tidak melarang kita memiliki jabatan atau kedudukan, Tuhan juga tidak melarang kita mempertahankan semuanya itu atau memeliharanya. Yang disayangkan oleh Tuhan adalah sikap kita yang pada akhirnya menjadikan semuanya itu menjadi tujuan utama dan pada akhirnya menyingkirkan Tuhan. Bahkan seringkali kita menjadi menciptakan tuhan-tuhan yang lain. Ingatlah para saudara, semuanya itu adalah sementara, akan tiba waktunya semuanya itu akan berakhir, sehingga sebenarnya tidak layak untuk dipertahankan. Untuk itu Yesus mengingatkan kita agar apa yang ada pada kita jangan kita pertahankan dengan menggunakannya untuk diri sendiri, menjadikan tujuan utama, tetapi justru hendaknya kita pakai sebagai jalan menjalin persahabatan sejati dengan sesama sehingga bila semuanya itu berakhir, orang lain menerima kita menjadi sahabatnya dan terutama bila hidup kita berakhir di dunia ini, kita punya tempat untuk hidup kekal di surga. 

Oleh sebab itu, bila saat ini kita kaya atau memiliki harta benda, mari kita gunakan untuk memperoleh sahabat dengan rela berbagi dengan sesama, sehingga siapa tahu ketika kita tidak punya apa-apa lagi atau jatuh miskin, orang yang kita bantu akan membantu kita. Bila kita saat ini mempunyai jabatan, kita gunakan untuk melayani orang lain, sehingga bla tiba waktunya kita tidak punya jabatan, orang lain akan tetap menghormati dan mencintai kita. Kita juga harus ingat, bahwa kita layaknya seperti bendahara Tuhan. Tuhan mempercayakan hidup dan apa yang ada pada kita untuk kita kelola dengan sebaik-baiknya. Harta atau apa yang ada pada kita, bukan milik kita sendiri, tetapi milik Tuhan yang harus kita kelola dan kita pertanggungjawabkan kepada Tuhan. Jangan kita boroskan atau hamburkan pemberian Tuhan hanya untuk kesenangan diri sendiri, tetapi harus kita kelola dengan baik dengan memakainya untuk beroleh sehabat sejati dengan orang lain, dengan berusaha membagikannya dengan sesama. 

Ingatlah, semakin bagus kita mengelola pemberian Tuhan, maka semakin banyak pula yang akan dipercayakan Tuhan kepada kita untuk kita kelola. Akhir kata, hari ini Yesus menegaskan agar kita bersikap tegas, apakah mengabdi kepada Tuhan atau kepada mamon. Mamon itu adalah apa yang sifatna duniawi. Kita harus mengabdi kepada Tuhan, bukan kepada mamon. Tuhan itu kekal, sedangkan mamon itu sifatnya sementara. Sehingga dengan mengabdi Tuhan, kita bersahabat atau menggunakan mamon bukan menjadi tujuan, bukan kita abdi tetapi kita kelola untuk menjalin persahabatan dengan sesama dan terutama dengan Tuhan. Sehingga bila mamon itu tidak lagi berguna, maka kita beroleh tempat hidup yang kekal di surga. Amin.

 
Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan! (2Kor 8:14)