Pembangunan Gereja Paroki Tigalingga

Pembangunan Gereja Paroki sedang berlangsung. Kami sangat mengarapkan uluran kasih para Saudara untuk membantu.

Gotong Royong Pembangunan Gereja

Tidak ada kata yang bisa melukiskan pengalaman indah pada waktu gotong royong pengecoran lantai 2 bangunan Gereja selain, suatu keyakinan bahwa semuanya dapat terlaksana adalah karena MUKJIJZAT ALLAH BEKERJA.

Pengecoran Lantai Panti Imam Gereja

Pengecoran Lantai 2 bangunan Gereja ini dilakukan pada hari Selasa, 30 Agustus 2011 yang lalu. Luas yang dicor adalah 19 m x 24 m. Hujan yang mengguyur tidak menyurutkan semangat umat.

Kerjasama Imam dan Umat

Uskup emeritus KAM, Mgr. A.G.Pius Datubara OFM.Cap, datang berkunjung ke Paroki dan memberi semangat pada umat dalam pembangunan Gereja Paroki. Para pastor juga ikut berkerja bersama umat dalam pembangunan Gereja.

Misa Tridentin: Warisan Liturgi Yang Dipertahankan

HIDUPKATOLIK.com - Paus Benediktus XVI mengeluarkan Surat Apostolik Summorum Pontificum yang menjamin penggunaan Misa Tridentin...

Pembinaan Para Pengurus Gereja

Tidak sedikit umat katolik yang kerap menganggap bahwa Liturgi adalah sekedar perayaan wajib biasa yang dilaksanakan pada hari minggu.

Pertemuan Ibu-Ibu dan Pesta Pelindung Paroki

Pertemuan para ibu se-paroki telah terlaksana pada hari Kamis-Sabtu, 15 s/d 16 Juli 2011. Pertemuan ini mengundang semua ibu katolik yang ada di paroki untuk hadir dalam pertemuan/pembinaan para ibu katolik dan juga segaligus menjalin kebersamaan para ibu. Penutupan pertemuan sikaligus Pesta Pelindung Paroki.

Pembinaan Asmika se-Paroki

Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku; inilah yang menjadi tema dari pertemuan dan pembinaan minggu gembira yang telah berlangsung dengan sangat baik.

Mudika Ambil bagian dalam pembangunan Gereja Paroki

Mudika paroki tidak mau berpangku tangan melihat pembangunan Gereja paroki. Para mudika juga ambil bagian dengan mengumpulkan kerikil di sungai.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 1)

Umat dari lingkungan paroki dan juga dari beberapa stasi kembali bekerja sama dengan bergotong royong membangun gereja paroki. Untuk kali ini, umat bergotong royong men-cor lantai balkon bangunan Gereja.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 2)

Allah peduli. Karena kepedulian Allah atas pembangunan rumah-Nya ini, maka kami kamipun peduli dan bisa melanjutkan pembangunanini. Kepedulian Allah kami rasakan juga lewat kepedulian para Saudara.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 3)

Mari kita memuliakan Tuhan, tidak hanya dengan kata2 indah, tetapi dengan perbuatan nyata dengan rela berkorban.

Pertemuan akhir Tahun 2011 Pengurus Gereja se-Paroki

Para pengurus Gereja adalah ‘ujung tombak’ Gereja khususnya di stasi-stasi. Peran para pengurus Gereja ini sangat sentral dalam kehidupan Gereja di stasi-stasi.

Gua Maria dan Menyambut Hari Raya Natal

Persiapan menyambut hari Raya Natal 25 Desember 2011.

Rahmat dan Perlindungan Tuhan

Pastor Anton Manik O.Carm selamat dari kecelakaan mobil masuk jurang.

Rekoleksi dan Aksi Panggilan

Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku.

Pesan Prapaskah Kepausan 2012

"Kita Tidak Boleh Diam Saja terhadap Kejahatan" "Marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik" (Ibr. 10:24).

Pembangunan Gereja Santo Petrus Stasi Rante Besi

Dalam kemiskinan, kesederhanaan, umat membangunan Gereja. Meraka tidak memiliki uang, tetapi mereka memiliki harapan dan iman pada Tuhan.

Misa Perdana Pastor Andreas Korsini Lamtarida Simbolong O.Carm

Puji Syukur pada Tuhan, karena berkat-Nya, misa Perdana Pastor Andreas Lamtarida Simbolon O.Carm bersama 4 Pastor Karmel yang baru ditahbiskan, dapat terlaksana dengan baik pada hari Rabu 31 Oktober 2012 di Stasi Gundaling 1, paroki Maria dari gunung Karmel Tigalingga.

Bakti Sosial : Pengobatan Gratis

Dalam Rangka Menyongsong Jubileum Gereja Katolik di Dairi dan Pakpak Bharat, diadakan bakti Sosial Pengobatan Gratis di Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, pada 9 Desember 2012 yg lalu. Puji syukur pada Tuhan, kegiatan ini berlangsung dengan sangat memuaskan.

Mari Berbagi Berkat Tuhan

 photo UskupEmeritusKAMMgrPiusDautabra.jpg Photobucket

MENDAMBAKAN BERKAT TUHAN

SYALOM...SELAMAT DATANG.
"Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan."(2Kor 8:14)
"Muliakanlah Tuhan dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu." (Amsal 3:9)
"Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya." (Amsal 3:27)
"Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?" (1 Yohanes 3:17)
Saya Pastor Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, atas nama Panitia Pembangunan dan semua umat, memohon bantuan uluran kasih/dana untuk pembangunan Gereja Paroki. Kami sangat membutuhkan berkat Tuhan lewat uluran tangan dari para donatur.
Kami berharap dan berdoa Para Saudara berkenan berbagi berkat Tuhan kepada kami untuk pembangunan Gereja ini yang adalah rumah Tuhan sendiri.
BRI 5379 Unit Tigalingga Sidikalang
No. Rekening : 5379-01-000112-50-8
Nama : PANITIA PEMBANGUNAN GEREJA KATOLIK.
ATAU
BCA KCU MEDAN
NO.0222053453.
Atas Nama : ADYTIA PERMANA P.
(Adytia Permana P. adalah Romo Adytia Permana Perangin-angin O.Carm. Beliau dulu bertugas di Paroki Tigalingga, juga mengawali pembangunan ini, namun sekarang beliau bertugas di Keuskupan Agung Medan sebagai ekonom.Beliau kami minta buka rekening di BCA khusus untuk pembangunan ini, karena di daerah kami tidak ada BCA.)
Kami sangat senang bila sudah mentransfer persembahan, bapak/ibu/saudara/saudari memberitahukan ke kami melalui:
E mail ke :.
parokimariagk3lingga@yahoo.com
atau di SMS ke:.
Romo Anton Manik O.Carm : 081370836645
Romo Willy O.Carm : 081333837433
Untuk lebih jelasnya permohnan kami ini, Para Saudara dapat melihatnya di sini.... Sehubungan dengan Gambar pembangunan dapat melihatnya di sini....
Demikian kiranya Permohonan ini kami sampaikan. Atas dukungan, doa dan bantuan Bapak, Ibu dan Para Saudara-Saudari, kami mengucapkan banyak terima kasih.Berkat Tuhan senantiasa menyertai kita semua. Amin.
HORMAT KAMI:
Pastor Antonius Manik O.Carm

VARIA PAROKI

REKOLEKSI DAN AKSI PANGGILAN TELAH TERLAKSANA DENGAN SANGAT BAIK ;"> "APA YANG KAMU CARI?" (Yoh 1:38).
Puji syukur pada Tuhan, karena Rekoleksi dan Aksi panggilan untuk siswa-siswi Katolik Usia SMP dan SMA se-paroki Tigalingga sudah terlaksana dengan sangat baik. Kegiatan ini dihadiri hampir 400 orang anak. Semuanya dapat terlaksana hanya karena berkat Tuhan. Terimakasih juga kami sampaikan kepada semua Saudara yang telah mendukung dan mendoakan kegaitan kami ini. Kegiatan ini dilaksanakan hanya dengan menggunakan dana partisipasi peserta dan swadaya paroki, karena tidak mendapatkan bantuan dari donatur manapun, namun karena berkat Tuhan dan doa para Saudara, semuanya dapat berjalan dengan sangat baik. Semoga dari antara anak-anak ini, kelak ada yang menjadi Imam dan biarawan-biarawati.
Photobucket
Tuhan memberkati kita.
Kegembiraan dan Persaudaraan
Photobucket
Hari Ulang tahun Romo Anton M.Carm yang seharusnya tanggal 15 Januari 2010, baru dirayakan hari Minggu Minggu 16 Januari 2011 lalu, bersama Romo-romo Karmel se-Dairi, bersama beberapa umat Paroki Tigalingga di Aula Paroki Tigalingga. Pada kesempatan itu, Rm. Bernad O.Carm, pastor paroki Sidikalang memberi kado ulang tahun yakni 20 sak semen untuk pembangunan Gereja dan Rm. Anton sendiri menyumbangkan semua hadiah ultah untuk pembangunan Gereja. Saat itu, hadiah uang yang diperoleh sebanyak Rp. 1.100.000,-. Lumayanlah untuk tambahan dana pembangunan Gereja. Trimakasih buat semuanya.
Saldo Pesta Pelantikan Pengurus Gereja dan Penerimaan Sakramen Krisma, 6-7 Nop. 2010.
Pada hari Kamis 18 Nopember 2010 telah diadakan Evaluasi dan pembubaran Panitia. Saldo dari kegiatan tersebut adalah Rp. 22.320.500 Acara ini dapat berjalan dengan baik karena partisipasi semua umat. Dana juga bisa Saldo karena umat menyumbangkan hasil-hasil pertanian mereka dengan harapan ada Saldo untuk pembangunan Gereja Paroki.Jadi selain dana partisipasi dari umat, juga umat menyumbangkan hasil pertanian yang dibutuhkan untuk mengurangi dana konsumsi. Syukur pada Tuhan, akhirnya memang ada saldo untuk dana pembangunan Gereja. Terimakasih kami ucapkan kepada semua umat Paroki, DPP, Para Panitia, Para Donatur dan siapa saja yang mendoakan dan mendukung kegitan ini. Yesus memberkati kita semua selalu. Amin.

RENUNGAN HARI BIASA PEKAN 12, SABTU 25 JUNI 2011

RENUNGAN HARI BIASA PEKAN 12, SABTU 25 JUNI 2011
Kej 18:1-15, Mzm MT Luk 1:46-47,48-49,50,53, Mat 8:5-17

BACAAN INJIL:
Ketika Yesus masuk ke Kapernaum, datanglah seorang perwira mendapatkan Dia dan memohon kepada-Nya: "Tuan, hambaku terbaring di rumah karena sakit lumpuh dan ia sangat menderita." Yesus berkata kepadanya: "Aku akan datang menyembuhkannya." Tetapi jawab perwira itu kepada-Nya: "Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku, katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh. Sebab aku sendiri seorang bawahan, dan di bawahku ada pula prajurit. Jika aku berkata kepada salah seorang prajurit itu: Pergi!, maka ia pergi, dan kepada seorang lagi: Datang!, maka ia datang, ataupun kepada hambaku: Kerjakanlah ini!, maka ia mengerjakannya." Setelah Yesus mendengar hal itu, heranlah Ia dan berkata kepada mereka yang mengikuti-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai pada seorangpun di antara orang Israel. Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan datang dari Timur dan Barat dan duduk makan bersama-sama dengan Abraham, Ishak dan Yakub di dalam Kerajaan Sorga, sedangkan anak-anak Kerajaan itu akan dicampakkan ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi." Lalu Yesus berkata kepada perwira itu: "Pulanglah dan jadilah kepadamu seperti yang engkau percaya." Maka pada saat itu juga sembuhlah hambanya. Setibanya di rumah Petrus, Yesuspun melihat ibu mertua Petrus terbaring karena sakit demam. Maka dipegang-Nya tangan perempuan itu, lalu lenyaplah demamnya. Iapun bangunlah dan melayani Dia. Menjelang malam dibawalah kepada Yesus banyak orang yang kerasukan setan dan dengan sepatah kata Yesus mengusir roh-roh itu dan menyembuhkan orang-orang yang menderita sakit. Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya: "Dialah yang memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita."

RENUNGAN:

Kerendahan hati di hadapan Allah sungguh benar bila terungkap dalam sikap peka dan mau membantu sesama yang kecil dan menderita.

Tetapi jawab perwira itu kepada-Nya: "Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku, katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh. (Mat 8:8) Kalimat perwira ini setiap kali kita ulangi saat kita hendak menyambut komuni suci yakni, “Ya Tuhan, saya tidak pantas, Tuhan datang kepada saya, tetapi bersabdalah saja, maka saya akan sembuh.” Dengan mengucapkan kalimat ini, kita diajak menyadari dengan rendah hati bahwa kita sungguh tidak layak menerima kasih Tuhan yang rela bersatu dengan kita lewat komuni suci. Namun kiranya kita kurang mengerti dan mendalami kalimat yang kita ucapkan. Kerap kita mengucapkannya hanya sebagai ritual atau kata-kata saja. Kalimat yang begitu indah yang mengandung suatu pengakuan iman dan kerendahan hati di hadapan Tuhan, kerendahan hati yang merasa tidak layak mendapatkan kasih Tuhan, tetapi tidak kita hanyati dalam hidup sehari-hari. Kita menyadari bahwa kita telah menerima kasih Tuhan, meskipun kita tidak layak, tetapi kita sendiri tidak mengasihi sesama kita.

Dalam Injil hari ini, Yesus memuji iman dan kerendahan hati seorang perwira. Iman dan kerendahan hatinya juga terungkap dalam perhatian dan perbuatan baik kepada hambanya yang sedang sakit keras. Perbuatan yang luar biasa, karena seorang perwira begitu perhatian dan memohonkan kesembuhan bagi seorang hambanya yang sakit keras. Sangat jarang kita temui seorang tuan atau orang kaya yang memberhatikan dan melakukan hal yang baik bagi pembantu atau karyawannya. Malah yang sering kita dengar adalah pembantu rumah tangga menderita karena disiksa tuannya dan bahkan tidak sedikit yang akhirnya mati karena siksaan tuannya. Demikian juga halnya yang sering kita dengarkan bahwa orang kaya, atau para pengusaha tidak pernah berpikir dan melakukan hal yang baik kepada orang kecil, malah sebaliknya melakukan perbuatan-perbuatan yang merugikan dan menyengsarakan orang kecil. Dari para pelaku ketidakbaikan itu, umumnya mengatakan diri orang beriman.

Mungkin saja kita orang beriman, tetapi iman kita hanya sebatas kata-kata saja. Iman kita tidak terungkap dalam kasih dan perbuatan baik kepada sesama terutama yang kecil dan menderita. Setiap kita mau menyambut komuni suci, kita mengulang kata-kata yang dikatakan perwira itu, tetapi kalimat yang kita ucapkan tidak meresap dalam diri kita dan tidak tampak dalam perbuatan baik kita kepada sesama. Maka kita orang beriman kalau memang sungguh menyadari kasih Tuhan walaupun sebenarnya kita tidak layak menerimanya, juga hendaknya berani dan mau berbuat kasih kepada sesama terutama mereka yang kecil dan menderita. Perhatian dan kasih kita kepada sesama juga hendaknya tidaklah cukup hanya dengan kata-kata, tetapi haruslah seperti perwira itu yang datang menhadap Yesus dan memohon kesembuhan dari Yesus. Itu artinya kasih dan perhatian kepada sesama yang kecil dan menderita harus terwujud dalam perbuatan nyata pula. Maka semoga kita dipuji bukan karena iman dalam kata-kata tetapi karena iman kita yang hidup dalam perbuatan baik bagi sesama terutama yang kecil dan menderita. Amin.

RENUNGAN HARI BIASA PEKAN 12, JUMAT 24 JUNI 2011 HARI RAYA KELAHIRAN St. YOHANES PEMBAPTIS

RENUNGAN HARI BIASA PEKAN 12, JUMAT 24 JUNI 2011
HARI RAYA KELAHIRAN St. YOHANES PEMBAPTIS
Yes 49:1-6, Mzm 139:1-3,13-14ab,14c-15, Kis 13:22-26, Luk 1:57-66,80

BACAAN INJIL:
Kemudian genaplah bulannya bagi Elisabet untuk bersalin dan iapun melahirkan seorang anak laki-laki. Ketika tetangga-tetangganya serta sanak saudaranya mendengar, bahwa Tuhan telah menunjukkan rahmat-Nya yang begitu besar kepadanya, bersukacitalah mereka bersama-sama dengan dia. Maka datanglah mereka pada hari yang kedelapan untuk menyunatkan anak itu dan mereka hendak menamai dia Zakharia menurut nama bapanya, tetapi ibunya berkata: "Jangan, ia harus dinamai Yohanes." Kata mereka kepadanya: "Tidak ada di antara sanak saudaramu yang bernama demikian." Lalu mereka memberi isyarat kepada bapanya untuk bertanya nama apa yang hendak diberikannya kepada anaknya itu. Ia meminta batu tulis, lalu menuliskan kata-kata ini: "Namanya adalah Yohanes." Dan merekapun heran semuanya. Dan seketika itu juga terbukalah mulutnya dan terlepaslah lidahnya, lalu ia berkata-kata dan memuji Allah. Maka ketakutanlah semua orang yang tinggal di sekitarnya, dan segala peristiwa itu menjadi buah tutur di seluruh pegunungan Yudea. Dan semua orang, yang mendengarnya, merenungkannya dan berkata: "Menjadi apakah anak ini nanti?" Sebab tangan Tuhan menyertai dia. Adapun anak itu bertambah besar dan makin kuat rohnya. Dan ia tinggal di padang gurun sampai kepada hari ia harus menampakkan diri kepada Israel.

RENUNGAN:

“Apalah arti sebuah nama?” Pernyataan ini seringkali muncul untuk menyatakan bahwa nama tidak ada hubungannya dengan seseorang atau benda yang di namakan. Benarkah nama itu tidak punya arti apa-apa? Setiap orang pasti punya nama, juga benda. Manusia memberi nama kepada benda dan binatang, tentu punya maksud yakni supaya benda atau binatang itu di kenal dengan nama yang diberikan. Nama itu diteruskan turun temurun sehingga manusia mengenalnya. Manusia juga memberi nama kepada manusia lain, baik itu nama resmi sejak lahir ataupun nama gelar-gelas sesudah manusia itu besar yang sifatnya tidak resmi atau syah, namun nama gelar yang diberikan tentu juga punya arti tertentu, mungkin saja nama yang diberikan itu nama seseorang karena seseorang itu mirip dengan orang yang diberikan nama. Sehingga jelaslah bahwa pemberian nama itu pasti punya arti tertentu, maka tidak tepatlah dikatakan bahwa nama tidak punya arti tertentu.

Orang tua pasti memberi nama yang umumnya bagus dan baik kepada anak-anaknya. Gereja juga menganjurkan agar para orang tua memberikan nama orang kudus kepada anak-anaknya. Pemberian nama itu dimaksud agar anak yang diberikan nama meneladan dan seperti nama yang diberikan. Nama orang kudus yang diberikan kepada anak diharapkan agar anak itu kelak seperti orang kudus itu dan orang kudus itu menjadi pelindung anak itu.

Namun masa sekarang, kita dan para orang tua sudah kurang mengerti makna pemberian nama bagi anak-anaknya. Banyak orang tua asal memberi nama bagi anak-anaknya, orang tua memberi nama karena nama itu nama seseorang yang terkenal. Atau ada orang tua yang memberi nama hanya karena kelahirannya kebetulan dengan terjadinya sesuatu, misalnya anaknya lahir saat hujan, maka nama anaknya dibuat si Hujan. Nama-nama itu merupakan panggilan seseorang atau bendak dan nama itu menjadi tanda pengenal. Oleh karena itu, baiklah dalam pemberian nama, kita dan orang tua mempertimbangkan banyak hal, teruma orang yang kita berikan nama..

Saat Yohanes lahir, keluarga dan kaum kerabatnya hendak memberi nama Zakharia sesuai dengan kebiasaan saat itu memberi nama anak seperti nama ayahnya. Namun Elisabet dan Zakharia tidak setuju dengan hal itu, tetapi memberi nama Yohanes kepada anaknya. Saat Zakharia memberi nama Yohanes, saat itupula akhirnya dia bisa kembali berkata-kata sebab saat malaikat Tuhan mengatakan bahwa istrinya akan mengandung di hari tuanya, Zakharia tidak percaya dan saat itu dia tidak bisa lagi berbicara. Dengan memberi nama seperti yang dipesankan malaikat Tuhan, zakharia mengakui bahwa anaknya Yohanes adalah anugerah pemberian Tuhan dan karena itu pula anak itu harus dipersembahkan kepada Tuhan. Kitab Suci juga dengan jelas mengatakan bahwa tangan Tuhan menyertai dia.
Perayaan hari ini mengingatkan para orang tua bahwa anak adalah pemberian atau anugerah Tuhan sehingga orang tua harus mengupayakan agar anak itu hidup dalam dan untuk Tuhan. Salah satu bentuk dari kesadaran ini adalah dengan memberi nama baik terutama nama orang kudus kepada anak sehingga dengan pemberian nama itu, tampak bahwa orang tua berharap kelak anaknya seperti nama orang kudus yang dipakainya. Dengan pemberian nama orang kudus pada anak, orang tua juga diharapkan mendidik anak sehingga hidup menjadi anak-anak Allah, hidup anak dipersembahkan kepada Allah. Maka baiklah kiranya menyadari bahwa anak adalah anugerah Allah sehingga pemberian nama juga hendaknya diperhatikan.

Sabda Tuhan hari ini juga berbicara kepada kita semua, walaupun mungkin bahwa nama kita tidak ada nama orang kudus, tetapi siapapun nama kita dibuat orang tua kita, nama kita tercatat dalam tangan Tuhan. Siapapun nama kita, dalam keluarga manapun kita lahir, kita adalah anugerah terindah dari Tuhan bagi keluarga dan bagi hidup ini, serta tangan Tuhan selalu menyertai kita. Maka semoga dengan mendengarkan sabda hari ini, kita berusaha hidup dalam Tuhan. Amin.

RENUNGAN HARI BIASA PEKAN 12, KAMIS 23 JUNI 2011

RENUNGAN HARI BIASA PEKAN 12, KAMIS 23 JUNI 2011
(St. Yosepus Calasso, Sta. Etheldreda)
Kej 16:1-12,15-16, Mzm 106:1-2,3-4a,4b-5, Mat 7:21-29

BACAAN INJIL:
Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga. Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!" "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu. Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya." Dan setelah Yesus mengakhiri perkataan ini, takjublah orang banyak itu mendengar pengajaran-Nya, sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat mereka.

RENUNGAN:

Pasti hampir semua orang mengenal yang namanya FB atau Facebook. Hal yang menarik, banyak orang yang berFB ria bukan hanya sekedar untuk berkenalan dengan orang lain, bukan hanya untuk bersenang-senang, tetapi banyak yang menggunakannya sebagai bentuk pewartaan iman. Dari sekian banyak orang, begitu banyak yang menuliskan kata-kata iman di dinding FB dan ada yang selalu mengutip ayat-ayat Kitab Suci. Hal ini sangat menyenangkan. Tetapi apakah semuanya keluar sebagai ungkapan iman saja, atau hanya dalam kata-kata atau tulisan saja.

Sekali waktu, di dinding seseorang tertulis demikian, “Tuhan, kasih-Mu sungguh besar, dengan apakah aku harus membalas kasih-Mu? Saya ingin memberi yang terbaik bagi-Mu.” Orang tersebut kerap menuliskan kalimat-kalimat ungkapan iman dan saya lihat orang ini sering menulis demikian. Saya berpikir bahwa dia orang beriman dan tentu murah hati karena menyadari kemurahan hati Tuhan atas dirinya. Oleh karena itu, saya beberapa kali mencoba mengirimkam gambar pembangunan Gereja Paroki di dindingnya dan juga mengirimkan pesan dan permohonan pembangunan Gereja paroki Tigalingga. Saya menunggu reaksi dari beliau, namun setelah beberapa lama saya perhatikan tidak ada tanggapan atas foto yang saya kirim dan pesan sayapun tidak berbalas. Bukannya dia tidak aktif di FB karena dindingnya selalu update setiap hari. Hal yang sama saya lakukan kepada beberapa orang, yang tentunya umat katolik, tetapi hal yang saya pula saya temukan, tidak ada tanggapan baik. Pikiran nakalku muncul dengan mengatakan bahwa sering kita begitu lihai untuk menucapkan kata-kata indah, tapi kata-kata itu tidak seindah dengan kerelaan berbuat seperti yang dikatakan. Juga seringkali kita dengan mudah untuk mengatakan ayat-ayat suci atau sabda Tuhan, namun kadang kala hanya sebagai lafal saja. Juga bisa saja kita seringkali dengan mudah mengatakan bahwa kita bersyukur atas anugerah Tuhan bagi kita dan kita ingin membalasnya, namun ketika ada sesama yang meminta pertolongan dari kita, kita mengabaikannya. Kita kadang bukannya memberi bantuan karena sebenarnya dimampukan Allah untuk memberi bantuan, tetapi kita malah memberi nasihat yang panjang-panjang. Yang baik hanya sekedar dan sebatas kata-kata, belum pada tindakan nyata.

Apa yang saya alami dan katakan di atas, tentu jangan digunakan sebagai patokan atau ukuran untuk semua orang. Gambaran di atas terlintas saat membaca sabda Yesus hari ini yang mengatakan bahwa tidak semua orang berseru ‘Tuhan,Tuhan akan masuk kerajaan surga. Namun mungkin hal demikianlah yang seringkali terjadi dalam hidup beriman. Seringkali kita menganggap bahwa hidup beriman dan untuk beroleh hidup kekal cukup hanya mengatakan bahwa kita percaya pada Tuhan. Adapula yang menganggap bahwa seseorang itu beriman kalau hafal sabda Tuhan, hafal ayat-ayat kitab suci dan menuliskannya di status FB. Semuanya itu memang juga baik, tetapi kiranyalah tidak cukup. Yesus mengatakan bahwa orang beriman hanya dalam kata-kata, mereka seperti orang yang membangun rumah di atas pasir. Tetapi orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan melaksanakannya, mereka membangu rumah di atas batu yang kokoh sehingga bila hujan badai datang, rumah itu berdiri kokoh.

Kehidupan beriman digambarkan Yesus seperti sedang membangun rumah. Membangun rumah di atas pasir, bila kita hanya mendengar Sabda Tuhan, hanya beriman dalam kata-kata atau kalimat tetapi tidak melaksanakannya. Tetapi hidup kita sungguh merupakan suatu persiapan membangun rumah kehidupan kekal di atas batu yang kokoh bila kita mendengarkan sabda Tuhan dan melakukannya. Semoga kita menjadi pelaku-pelaku Sabda Tuhan. Amin.

RENUNGAN HARI BIASA PEKAN 12, SELASA 22 JUNI 2011

RENUNGAN HARI BIASA PEKAN 12, RABU 23 JUNI 2011
(Paulinus Nola, Yohanes Fisher, Thomas More, Yulia Billiart)
Kej 15:1-12,17-18, Mzm 105:1-2,3-4,6-7,8-9, Mat 7:15-20

BACAAN INJIL:
Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga. Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!" "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu. Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya." Dan setelah Yesus mengakhiri perkataan ini, takjublah orang banyak itu mendengar pengajaran-Nya, sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat mereka.

RENUNGAN:

Pasti hampir semua orang mengenal yang namanya FB atau Facebook. Hal yang menarik, banyak orang yang berFB ria bukan hanya sekedar untuk berkenalan dengan orang lain, bukan hanya untuk bersenang-senang, tetapi banyak yang menggunakannya sebagai bentuk pewartaan iman. Dari sekian banyak orang, begitu banyak yang menuliskan kata-kata iman di dinding FB dan ada yang selalu mengutip ayat-ayat Kitab Suci. Hal ini sangat menyenangkan. Tetapi apakah semuanya keluar sebagai ungkapan iman saja, atau hanya dalam kata-kata atau tulisan saja.

Sekali waktu, di dinding seseorang tertulis demikian, “Tuhan, kasih-Mu sungguh besar, dengan apakah aku harus membalas kasih-Mu? Saya ingin memberi yang terbaik bagi-Mu.” Orang tersebut kerap menuliskan kalimat-kalimat ungkapan iman dan saya lihat orang ini sering menulis demikian. Saya berpikir bahwa dia orang beriman dan tentu murah hati karena menyadari kemurahan hati Tuhan atas dirinya. Oleh karena itu, saya beberapa kali mencoba mengirimkam gambar pembangunan Gereja Paroki di dindingnya dan juga mengirimkan pesan dan permohonan pembangunan Gereja paroki Tigalingga. Saya menunggu reaksi dari beliau, namun setelah beberapa lama saya perhatikan tidak ada tanggapan atas foto yang saya kirim dan pesan sayapun tidak berbalas. Bukannya dia tidak aktif di FB karena dindingnya selalu update setiap hari. Hal yang sama saya lakukan kepada beberapa orang, yang tentunya umat katolik, tetapi hal yang saya pula saya temukan, tidak ada tanggapan baik. Pikiran nakalku muncul dengan mengatakan bahwa sering kita begitu lihai untuk menucapkan kata-kata indah, tapi kata-kata itu tidak seindah dengan kerelaan berbuat seperti yang dikatakan. Juga seringkali kita dengan mudah untuk mengatakan ayat-ayat suci atau sabda Tuhan, namun kadang kala hanya sebagai lafal saja. Juga bisa saja kita seringkali dengan mudah mengatakan bahwa kita bersyukur atas anugerah Tuhan bagi kita dan kita ingin membalasnya, namun ketika ada sesama yang meminta pertolongan dari kita, kita mengabaikannya. Kita kadang bukannya memberi bantuan karena sebenarnya dimampukan Allah untuk memberi bantuan, tetapi kita malah memberi nasihat yang panjang-panjang. Yang baik hanya sekedar dan sebatas kata-kata, belum pada tindakan nyata.
Apa yang saya alami dan katakan di atas, tentu jangan digunakan sebagai patokan atau ukuran untuk semua orang. Gambaran di atas terlintas saat membaca sabda Yesus hari ini yang mengatakan bahwa tidak semua orang berseru ‘Tuhan,Tuhan akan masuk kerajaan surga. Namun mungkin hal demikianlah yang seringkali terjadi dalam hidup beriman. Seringkali kita menganggap bahwa hidup beriman dan untuk beroleh hidup kekal cukup hanya mengatakan bahwa kita percaya pada Tuhan. Adapula yang menganggap bahwa seseorang itu beriman kalau hafal sabda Tuhan, hafal ayat-ayat kitab suci dan menuliskannya di status FB. Semuanya itu memang juga baik, tetapi kiranyalah tidak cukup. Yesus mengatakan bahwa orang beriman hanya dalam kata-kata, mereka seperti orang yang membangun rumah di atas pasir. Tetapi orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan melaksanakannya, mereka membangu rumah di atas batu yang kokoh sehingga bila hujan badai datang, rumah itu berdiri kokoh.

Kehidupan beriman digambarkan Yesus seperti sedang membangun rumah. Membangun rumah di atas pasir, bila kita hanya mendengar Sabda Tuhan, hanya beriman dalam kata-kata atau kalimat tetapi tidak melaksanakannya. Tetapi hidup kita sungguh merupakan suatu persiapan membangun rumah kehidupan kekal di atas batu yang kokoh bila kita mendengarkan sabda Tuhan dan melakukannya. Semoga kita menjadi pelaku-pelaku Sabda Tuhan. Amin.

RENUNGAN HARI BIASA PEKAN 12, SELASA 21 JUNI 2011

RENUNGAN HARI BIASA PEKAN 12, SELASA 21 JUNI 2011
(Aloisius Gonzaga, Louis Chauvet)
Kej 13:2,5-18, Mzm 15:2-3ab,3cd-4ab,5, Mat 7:6,12-14

BACAAN INJIL:
"Jangan kamu memberikan barang yang kudus kepada anjing dan jangan kamu melemparkan mutiaramu kepada babi, supaya jangan diinjak-injaknya dengan kakinya, lalu ia berbalik mengoyak kamu." "Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi. Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya; karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya."

RENUNGAN:
Orang tua kerap kali mengeluh karena menganggap anaknya tidak mau menuruti nasihatnya. Padalah menurut mereka apa yang mereka katakan adalah baik. Tentu tidak ada orang tua yang memberikan nasihat yang tidak baik kepada anak-anaknya. Orang tua pasti memberikan nasihat yang baik kepada anak-anaknya dan berharap anak-anaknya mendengar serta melaksanakan nasihat itu. Demikian juga halnya bahwa kita sering memberikan nasihat baik kepada orang lain dan berharap agar orang itu mendengarkan nasihat kita. Kita berharap orang yang kita anggap hidup tidak baik, mereka berubah. Saat ini juga kita mengharapkan perubahan di negeri ini, tetapi seakan tidak ada perubahan ke arah yang lebih baik.

Namun yang seringkali terjadi, kita hanya ahli dalam mengatakan sesuatu yang baik dan berharap akan suatu kebaikan itu, tetapi kita seringkali tidak melaksanakan apa yang kita katakan. Kita tidak memperlihatkan dalam perbuatan bahwa apa yang kita katakan dan harapkan itu memang sungguh berharga dan baik. Orang tua kecewa karena nasihat mereka tidak didengarkan anak-anaknya seringkali karena anak tidak melihat pada diri orang tua bahwa apa yang mereka katakan itu memang baik. Dari sebab itu Yesus mengatakan "Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka.” Juga bila kita menghendaki agar orang lain berbuat baik kepada kita, kita harus terlebih dahulu berbuat baik kepada mereka.

Kiranya sabda Yesus hari ini merupakan kelanjutan sabda yang kita dengarkan kemarin yang mengatakan bahwa kita tidak menghabiskan waktu untuk melihat kekurangan sesama kita. Sehingga lewat sabda hari ini kembali Yesus menegaskan agar kita selalu berusaha terlebih dahulu memperbaiki diri, memperbaharui diri dengan hidup lebih baik. Kalau kita mengharapkan hidup yang lebih baik, tentu kita sendiri pertama-tama harus mewujudkannya dalam hidup kita. Ini memang tidak gampang karena menuntut usaha dan pengorbanan kita. Tetapi lewat pembaharuan diri terlebih dahulu kita akan beroleh kehidupan yang lebih baik dan lewat semuanya itu, kita berharap orang lain dapat merasakannya dan pada akhirnya orang lainpun akan melakukan hal yang sama. Oleh karena itu, janganlah kiranya kita menjadi anjing atau babi yang justru menginjak-injak kebaikan itu karena kita hanya mengatakan tetapi tidak melaksanakannya. Amin.

Video Pertmuan dan Pembinaan Anak-anak Minggu Gembira se-Paroki

Video Pertemuan dan Pembinaan Anak-anak Minggu Gembira se-Paroki
Sabtu s/d Senin, 18-20 Juni 2011
(Dihadiri lebih dari 235 anak)

RENUNGAN HARI BIASA PEKAN 12, SENIN 20 JUNI 2011

RENUNGAN HARI BIASA PEKAN 12, SENIN 20 JUNI 2011
20 Juni - Kej 12:1-9; Mat 7:1-5

"Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu?"

BACAAN INJIL:
"Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi. Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu. Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui? Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu. Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu."

RENUNGAN:

Melihat kekurangan orang lain, itu jauh lebih mudah daripada melihat kelebihan orang lain. Bahkan orang seringkali disadari maupun tidak disadari cenderung untuk melihat kekurangan orang lain, jarang orang cenderung melihat kelebihan orang lain. Demikian juga halnya, orang bisa dengan mudah mengkritik orang lain, tetapi tidak mau dikritik, yang seakan bahwa dia tidak pernah salah atau tidak punya kekurangan. Sikap demikian adalah sikap orang yang merasa dirinya benar, tidak punya kesalahan atau kekurangan merasa bahwa dirinyalah harus senantiasa di atas orang lain. Orang demikian tidak akan pernah tenang dan bahagia bila orang lain mempunyai kelebihan atau kebaikan atau melebihi dirinya. Sebab bila seseorang berani melihat kebaikan atau kelebihan orang lain, itu berarti mengakui bahwa orang lain juga mempunya kelebihan dan kebaikan, juga berarti seseorang itu bersikap rendah hati mengakui bahwa dirinya juga punya kekurangan dan kesalahan.

Sikap yang selalu melihat kekurangan orang lain dan sikap selalu menilai dan mengkritik orang lain adalah sikap orang munafik. Sikap demikianlah yang dikritik oleh Yesus sebagaimana kita dengarkan dalam injil hari ini. Yesus mengajak kita untuk introspeksi diri bahwa kita juga mempunyai kelebihan tetapi juga kekurangan, demikian juga orang lain. Dengan menyadari bahwa kita juga mempunya kekurangan, itu membuat kita bersikap rendah hati mengakui bahwa kita membutuhkan usaha untuk memperbaiki diri, juga membuat kita menyadari bahwa kita membutuhkan Tuhan dan orang lain. Kelebihan yang kita miliki bukanlah untuk dibanggakan atau disombongkan tetapi itu adalah naugerah Tuhan yang harus dipergunakan untuk berbagi dengan sesama. Dengan menyadari kekurangan yang kita miliki, kita diajak untuk selalu berusaha memperbaiki diri, juga mengajak kita untuk menyadari bahwa kita membutuhkan Tuhan dan juga orang lain. Maka dengan menyadari hal ini, kita pasti akan menghargai dan menerima orang lain sesama sesama dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Kita tidak akan selalu melihat kekurangan orang lain dan kekurangan orang lain tidak kita gunakan untuk merendahkan dan menghakimi orang lain, tetapi sebagai jalan panggilan untuk ikut memberbaiki dan mengisi kekurangan sesama kita. Bila kita menyadari bahwa kita juga memiliki kekurangan, kita diajak untuk mengakui dan menyadari bahwa kita juga membutuhkan kelebihan orang lain untuk memperbaiki dan mengisi kekurangan kita. Maka sikap hidup demikian membuat kita menghyati sikap hidup bahwa dalam hidup kita saling membutuhkan dan seling menyempurnakan. Dengan sikap hidup demikian, itu juga berarti bahwa kita hidup untuk orang lain dan orang lain juga hidup untuk kita.

Namun perlu kita ingat bahwa sabda Yesus hari ini yang mengatakan, “Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu." Bukan berarti mengajak kita untuk berdiam diri ketika melihat kekurangan orang lain dan tidak berani mengkritik orang lain. Kita tetap harus berani menegur atau mengkritik orang lain bila kita menemukan kesalahan atau kekurangan mereka. Namun perlu kita ingat bahwa kita melakukannya bukan karena merasa diri kita sudah baik dan benar, bukan dengan tujuan untuk menghina, menghakiki dan menjatuhkan orang lain, tetapi karena kasih dan menyadari panggilan bahwa kita juga berkewajiban untuk memperbaiki dan mengisi kekurangan sesama kita. Kita hendaknya melakukannya dengan penuh kasih. Selain daripada itu, hendaknya apa yang kita katakan selaras dengan pikiran dan hidup kita. Sehingga bila kita berani mengkritik sesama, kitapun terbuka untuk dikritik oleh sesama kita dan berusaha mendengar, menghargai dan menjalankan kritik sesama kita kalau memang kita salah dan keliru. Maka semoga hari ini, kita ada untuk sesama dan sesama ada untuk kita. Amin.

 
Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan! (2Kor 8:14)