Pembangunan Gereja Paroki Tigalingga

Pembangunan Gereja Paroki sedang berlangsung. Kami sangat mengarapkan uluran kasih para Saudara untuk membantu.

Gotong Royong Pembangunan Gereja

Tidak ada kata yang bisa melukiskan pengalaman indah pada waktu gotong royong pengecoran lantai 2 bangunan Gereja selain, suatu keyakinan bahwa semuanya dapat terlaksana adalah karena MUKJIJZAT ALLAH BEKERJA.

Pengecoran Lantai Panti Imam Gereja

Pengecoran Lantai 2 bangunan Gereja ini dilakukan pada hari Selasa, 30 Agustus 2011 yang lalu. Luas yang dicor adalah 19 m x 24 m. Hujan yang mengguyur tidak menyurutkan semangat umat.

Kerjasama Imam dan Umat

Uskup emeritus KAM, Mgr. A.G.Pius Datubara OFM.Cap, datang berkunjung ke Paroki dan memberi semangat pada umat dalam pembangunan Gereja Paroki. Para pastor juga ikut berkerja bersama umat dalam pembangunan Gereja.

Misa Tridentin: Warisan Liturgi Yang Dipertahankan

HIDUPKATOLIK.com - Paus Benediktus XVI mengeluarkan Surat Apostolik Summorum Pontificum yang menjamin penggunaan Misa Tridentin...

Pembinaan Para Pengurus Gereja

Tidak sedikit umat katolik yang kerap menganggap bahwa Liturgi adalah sekedar perayaan wajib biasa yang dilaksanakan pada hari minggu.

Pertemuan Ibu-Ibu dan Pesta Pelindung Paroki

Pertemuan para ibu se-paroki telah terlaksana pada hari Kamis-Sabtu, 15 s/d 16 Juli 2011. Pertemuan ini mengundang semua ibu katolik yang ada di paroki untuk hadir dalam pertemuan/pembinaan para ibu katolik dan juga segaligus menjalin kebersamaan para ibu. Penutupan pertemuan sikaligus Pesta Pelindung Paroki.

Pembinaan Asmika se-Paroki

Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku; inilah yang menjadi tema dari pertemuan dan pembinaan minggu gembira yang telah berlangsung dengan sangat baik.

Mudika Ambil bagian dalam pembangunan Gereja Paroki

Mudika paroki tidak mau berpangku tangan melihat pembangunan Gereja paroki. Para mudika juga ambil bagian dengan mengumpulkan kerikil di sungai.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 1)

Umat dari lingkungan paroki dan juga dari beberapa stasi kembali bekerja sama dengan bergotong royong membangun gereja paroki. Untuk kali ini, umat bergotong royong men-cor lantai balkon bangunan Gereja.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 2)

Allah peduli. Karena kepedulian Allah atas pembangunan rumah-Nya ini, maka kami kamipun peduli dan bisa melanjutkan pembangunanini. Kepedulian Allah kami rasakan juga lewat kepedulian para Saudara.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 3)

Mari kita memuliakan Tuhan, tidak hanya dengan kata2 indah, tetapi dengan perbuatan nyata dengan rela berkorban.

Pertemuan akhir Tahun 2011 Pengurus Gereja se-Paroki

Para pengurus Gereja adalah ‘ujung tombak’ Gereja khususnya di stasi-stasi. Peran para pengurus Gereja ini sangat sentral dalam kehidupan Gereja di stasi-stasi.

Gua Maria dan Menyambut Hari Raya Natal

Persiapan menyambut hari Raya Natal 25 Desember 2011.

Rahmat dan Perlindungan Tuhan

Pastor Anton Manik O.Carm selamat dari kecelakaan mobil masuk jurang.

Rekoleksi dan Aksi Panggilan

Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku.

Pesan Prapaskah Kepausan 2012

"Kita Tidak Boleh Diam Saja terhadap Kejahatan" "Marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik" (Ibr. 10:24).

Pembangunan Gereja Santo Petrus Stasi Rante Besi

Dalam kemiskinan, kesederhanaan, umat membangunan Gereja. Meraka tidak memiliki uang, tetapi mereka memiliki harapan dan iman pada Tuhan.

Misa Perdana Pastor Andreas Korsini Lamtarida Simbolong O.Carm

Puji Syukur pada Tuhan, karena berkat-Nya, misa Perdana Pastor Andreas Lamtarida Simbolon O.Carm bersama 4 Pastor Karmel yang baru ditahbiskan, dapat terlaksana dengan baik pada hari Rabu 31 Oktober 2012 di Stasi Gundaling 1, paroki Maria dari gunung Karmel Tigalingga.

Bakti Sosial : Pengobatan Gratis

Dalam Rangka Menyongsong Jubileum Gereja Katolik di Dairi dan Pakpak Bharat, diadakan bakti Sosial Pengobatan Gratis di Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, pada 9 Desember 2012 yg lalu. Puji syukur pada Tuhan, kegiatan ini berlangsung dengan sangat memuaskan.

Mari Berbagi Berkat Tuhan

 photo UskupEmeritusKAMMgrPiusDautabra.jpg Photobucket

MENDAMBAKAN BERKAT TUHAN

SYALOM...SELAMAT DATANG.
"Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan."(2Kor 8:14)
"Muliakanlah Tuhan dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu." (Amsal 3:9)
"Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya." (Amsal 3:27)
"Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?" (1 Yohanes 3:17)
Saya Pastor Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, atas nama Panitia Pembangunan dan semua umat, memohon bantuan uluran kasih/dana untuk pembangunan Gereja Paroki. Kami sangat membutuhkan berkat Tuhan lewat uluran tangan dari para donatur.
Kami berharap dan berdoa Para Saudara berkenan berbagi berkat Tuhan kepada kami untuk pembangunan Gereja ini yang adalah rumah Tuhan sendiri.
BRI 5379 Unit Tigalingga Sidikalang
No. Rekening : 5379-01-000112-50-8
Nama : PANITIA PEMBANGUNAN GEREJA KATOLIK.
ATAU
BCA KCU MEDAN
NO.0222053453.
Atas Nama : ADYTIA PERMANA P.
(Adytia Permana P. adalah Romo Adytia Permana Perangin-angin O.Carm. Beliau dulu bertugas di Paroki Tigalingga, juga mengawali pembangunan ini, namun sekarang beliau bertugas di Keuskupan Agung Medan sebagai ekonom.Beliau kami minta buka rekening di BCA khusus untuk pembangunan ini, karena di daerah kami tidak ada BCA.)
Kami sangat senang bila sudah mentransfer persembahan, bapak/ibu/saudara/saudari memberitahukan ke kami melalui:
E mail ke :.
parokimariagk3lingga@yahoo.com
atau di SMS ke:.
Romo Anton Manik O.Carm : 081370836645
Romo Willy O.Carm : 081333837433
Untuk lebih jelasnya permohnan kami ini, Para Saudara dapat melihatnya di sini.... Sehubungan dengan Gambar pembangunan dapat melihatnya di sini....
Demikian kiranya Permohonan ini kami sampaikan. Atas dukungan, doa dan bantuan Bapak, Ibu dan Para Saudara-Saudari, kami mengucapkan banyak terima kasih.Berkat Tuhan senantiasa menyertai kita semua. Amin.
HORMAT KAMI:
Pastor Antonius Manik O.Carm

VARIA PAROKI

REKOLEKSI DAN AKSI PANGGILAN TELAH TERLAKSANA DENGAN SANGAT BAIK ;"> "APA YANG KAMU CARI?" (Yoh 1:38).
Puji syukur pada Tuhan, karena Rekoleksi dan Aksi panggilan untuk siswa-siswi Katolik Usia SMP dan SMA se-paroki Tigalingga sudah terlaksana dengan sangat baik. Kegiatan ini dihadiri hampir 400 orang anak. Semuanya dapat terlaksana hanya karena berkat Tuhan. Terimakasih juga kami sampaikan kepada semua Saudara yang telah mendukung dan mendoakan kegaitan kami ini. Kegiatan ini dilaksanakan hanya dengan menggunakan dana partisipasi peserta dan swadaya paroki, karena tidak mendapatkan bantuan dari donatur manapun, namun karena berkat Tuhan dan doa para Saudara, semuanya dapat berjalan dengan sangat baik. Semoga dari antara anak-anak ini, kelak ada yang menjadi Imam dan biarawan-biarawati.
Photobucket
Tuhan memberkati kita.
Kegembiraan dan Persaudaraan
Photobucket
Hari Ulang tahun Romo Anton M.Carm yang seharusnya tanggal 15 Januari 2010, baru dirayakan hari Minggu Minggu 16 Januari 2011 lalu, bersama Romo-romo Karmel se-Dairi, bersama beberapa umat Paroki Tigalingga di Aula Paroki Tigalingga. Pada kesempatan itu, Rm. Bernad O.Carm, pastor paroki Sidikalang memberi kado ulang tahun yakni 20 sak semen untuk pembangunan Gereja dan Rm. Anton sendiri menyumbangkan semua hadiah ultah untuk pembangunan Gereja. Saat itu, hadiah uang yang diperoleh sebanyak Rp. 1.100.000,-. Lumayanlah untuk tambahan dana pembangunan Gereja. Trimakasih buat semuanya.
Saldo Pesta Pelantikan Pengurus Gereja dan Penerimaan Sakramen Krisma, 6-7 Nop. 2010.
Pada hari Kamis 18 Nopember 2010 telah diadakan Evaluasi dan pembubaran Panitia. Saldo dari kegiatan tersebut adalah Rp. 22.320.500 Acara ini dapat berjalan dengan baik karena partisipasi semua umat. Dana juga bisa Saldo karena umat menyumbangkan hasil-hasil pertanian mereka dengan harapan ada Saldo untuk pembangunan Gereja Paroki.Jadi selain dana partisipasi dari umat, juga umat menyumbangkan hasil pertanian yang dibutuhkan untuk mengurangi dana konsumsi. Syukur pada Tuhan, akhirnya memang ada saldo untuk dana pembangunan Gereja. Terimakasih kami ucapkan kepada semua umat Paroki, DPP, Para Panitia, Para Donatur dan siapa saja yang mendoakan dan mendukung kegitan ini. Yesus memberkati kita semua selalu. Amin.

BACAAN HARI MINGGU BIASA PEKAN XXVII MINGGU 2 Oktober 2011

BACAAN HARI MINGGU BIASA PEKAN XXVII
MINGGU 2 Oktober 2011
Yes 5:1-7, Mzm 80:9,12,13-14,15-16,19-20, Flp 4:6-9, Mat 21:33-43

BACAAN I: Yes 5:1-7
“Kebun anggur Tuhan semesta alam ialah umat Israel.”

Aku hendak menyanyikan nyanyian tentang kekasihku, nyanyian kekasihku tentang kebun anggurnya: Kekasihku itu mempunyai kebun anggur di lereng bukit yang subur. Ia mencangkulnya dan membuang batu-batunya, dan menanaminya dengan pokok anggur pilihan; ia mendirikan sebuah menara jaga di tengah-tengahnya dan menggali lobang tempat memeras anggur; lalu dinantinya supaya kebun itu menghasilkan buah anggur yang baik, tetapi yang dihasilkannya ialah buah anggur yang asam. Maka sekarang, hai penduduk Yerusalem, dan orang Yehuda, adililah antara Aku dan kebun anggur-Ku itu. Apatah lagi yang harus diperbuat untuk kebun anggur-Ku itu, yang belum Kuperbuat kepadanya? Aku menanti supaya dihasilkannya buah anggur yang baik, mengapa yang dihasilkannya hanya buah anggur yang asam? Maka sekarang, Aku mau memberitahukan kepadamu apa yang hendak Kulakukan kepada kebun anggur-Ku itu: Aku akan menebang pagar durinya, sehingga kebun itu dimakan habis, dan melanda temboknya, sehingga kebun itu diinjak-injak; Aku akan membuatnya ditumbuhi semak-semak, tidak dirantingi dan tidak disiangi, sehingga tumbuh puteri malu dan rumput; Aku akan memerintahkan awan-awan, supaya jangan diturunkannya hujan ke atasnya. Sebab kebun anggur TUHAN semesta alam ialah kaum Israel, dan orang Yehuda ialah tanam-tanaman kegemaran-Nya; dinanti-Nya keadilan, tetapi hanya ada kelaliman, dinanti-Nya kebenaran tetapi hanya ada keonaran.

MAZMUR TANGGAPAN : Mzm 80:9,12,13-14,15-16,19-20

Reff.: Kebun anggur Tuhan ialah umat Israel

1. Engkau telah menyediakan tempat bagi dia, maka berakarlah ia dalam-dalam dan memenuhi negeri;
Mengapa Engkau melanda temboknya, sehingga ia dipetik oleh setiap orang yang lewat?

2. Babi hutan menggerogotinya dan binatang-binatang di padang memakannya.
(80-15) Ya Allah semesta alam, kembalilah kiranya, pandanglah dari langit, dan lihatlah! Indahkanlah pohon anggur ini,

3. Batang yang ditanam oleh tangan kanan-Mu!
Mereka telah membakarnya dengan api dan menebangnya; biarlah mereka hilang lenyap oleh hardik wajah-Mu!

4. Ya TUHAN, Allah semesta alam, pulihkanlah kami,
buatlah wajah-Mu bersinar, maka kami akan selamat.

BACAAN II: Flp 4:6-9

“Allah sumber damai sejahtera, akan menyertai kamu.”

Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus. Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu. Dan apa yang telah kamu pelajari dan apa yang telah kamu terima, dan apa yang telah kamu dengar dan apa yang telah kamu lihat padaku, lakukanlah itu. Maka Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kamu.

BACAAN INJIL: Mat 21:33-43

“Kebun anggur Tuhan itu akan disewakan kepada panggarap-penggarap lain.”

"Dengarkanlah suatu perumpamaan yang lain. Adalah seorang tuan tanah membuka kebun anggur dan menanam pagar sekelilingnya. Ia menggali lobang tempat memeras anggur dan mendirikan menara jaga di dalam kebun itu. Kemudian ia menyewakan kebun itu kepada penggarap-penggarap lalu berangkat ke negeri lain. Ketika hampir tiba musim petik, ia menyuruh hamba-hambanya kepada penggarap-penggarap itu untuk menerima hasil yang menjadi bagiannya. Tetapi penggarap-penggarap itu menangkap hamba-hambanya itu: mereka memukul yang seorang, membunuh yang lain dan melempari yang lain pula dengan batu. Kemudian tuan itu menyuruh pula hamba-hamba yang lain, lebih banyak dari pada yang semula, tetapi merekapun diperlakukan sama seperti kawan-kawan mereka. Akhirnya ia menyuruh anaknya kepada mereka, katanya: Anakku akan mereka segani. Tetapi ketika penggarap-penggarap itu melihat anaknya itu, mereka berkata seorang kepada yang lain: Ia adalah ahli waris, mari kita bunuh dia, supaya warisannya menjadi milik kita. Mereka menangkapnya dan melemparkannya ke luar kebun anggur itu, lalu membunuhnya. Maka apabila tuan kebun anggur itu datang, apakah yang akan dilakukannya dengan penggarap-penggarap itu?" Kata mereka kepada-Nya: "Ia akan membinasakan orang-orang jahat itu dan kebun anggurnya akan disewakannya kepada penggarap-penggarap lain, yang akan menyerahkan hasilnya kepadanya pada waktunya." Kata Yesus kepada mereka: "Belum pernahkah kamu baca dalam Kitab Suci: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru: hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita. Sebab itu, Aku berkata kepadamu, bahwa Kerajaan Allah akan diambil dari padamu dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah Kerajaan itu.

RENUNGAN HARI SABTU PEKAN XXVI, 1 Oktober 2011 Pesta St. Teresia dr Kanak-kanak Yesus

RENUNGAN HARI SABTU PEKAN XXVI, 1 Oktober 2011
Pesta St. Teresia dr Kanak-kanak Yesus
Yes 66:10-14c, Mzm 131:1,2,3, Mat 18:1-5

BACAAN INJIL:
Pada waktu itu datanglah murid-murid itu kepada Yesus dan bertanya: "Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga?" Maka Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka lalu berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga. Dan barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku."

RENUNGAN:
Hari ini kita merayakan pesta Santa Teresia dari kanak-kanak Yesus. Santa Teresia sangat cocok menggambarkan sabda yang disampaikan Yesus hari ini. Dia sungguh menghayati sabda ini.

Santa Teresia lahir di Alencon, Perancis 30 September 1987 dan meninggalam di Karmel Lisiseux 30 September 1897. Dia menjadi besar dan menjadi pelindung misi, bukan karena dia seorang misionaris seperti Paulus Rasul. Masa hidupnya hanya dihabiskan di biara saja, walaupun dia pernah berkeinginan bermisi, tetapi karena kesehatannya tidak mendukung, maka dia hanya hidup di biara saja, tetapi dia banyak berdoa bagi para misionari dan juga bagi umat di manapun berada. Dia juga tidak berbuat hal-hal besar misalnya seperti yang dilakukan santa Teresia dari Avila yang medidikan banyak biara pembaharuan, sedangkan Santa Teresia dari kana-kanan Yesus tidak pernah mendidikan satu biarapun, hidupnyapun hanya singkat, yakni dia meninggal berusia 24 tahun. Dia menjadi besar bukan karena melakukan hal-hal besar, tetapi justru hal-hal yang kecil, sederhana yang seringkali dianggap orang sepele, tetapi itu dilakukannya dalam cinta kepada Tuhan dan sesama. Santa ini dikenal dengan ‘Jalan Kecil’. Jalan kecil yang dia pilih bukan karena dia mau menghindar dari kesulitan atau beratnya penderitaan yang harus ditanggung dengan jalan besar. Justru dengan jalan kecil yang dia pilih, dia memilih jalan penderitaan sepanjang hidupnya. Sebagai perbandingan bagi kita, yakni setiap orang pasti senang bila diberikan tanggungjawab atau tugas yang besar atau menjadi pemimpin, karena itu menaikkan harga diri, gengsi dan merasa dibutuhkan atau berkualitas. Tetapi bisa dikatakan bahwa hampir tidak ada yang senang bila diberi tanggungjawab kecil, tugas kecil dan disuruh melakukan tugas yang kecil dan sepele. Sebab setiap orang dari dirinya sendiri pasti ingin menjadi yang terbesar, ingin dianggap hebat dan ingin menduduki jabatan atau tugas penting. Santa Teresia berani memilih jalan kecil, sederhana dan melakukannya dalam iman dan cinta kepada Tuhan dan sesamanya.

Santa ini juga dikenal dengan kerendahan hati di hadapan Tuhan dan sesama. Oleh karena itulah dia menggambarkan dirinya seperti Bunga kecil, Sebutir Pasir, Burung Kecil, alat mainan, bola kecil, dan kuas kecil. Gambaran ini dia ambil sebagai wujud kerendahan hatinya di hadapan Allah. Dia mau menggambarkan dirinya kecil di hadapan Allah, bahwa dia sangat bergantung pada Allah dan siap diperlakukan Allah sesuka hati Allah layaknya seperti bola kecil di tangan orang, dan juga seperti kuas kecil di tangan sang pelukis.

Masih banyak hal yang dilakukan Teresia kanak-kanak Yesus yang bisa kita pakai sebagai teladan dalam merenungkan sabda Yesus hari ini. Sebagaimana dikatakan Yesus hari ini, demikian juga diteladankan oleh Santa Teresia Kecil bahwa untuk mengikuti Yesus Kristus, oran gharus berani bertobat, berani merendahkan diri dan berani menjadi seperti anak kecil. Kita harus rendah hati. Amin.

RENUNGAN HARI JUMAT PEKAN XXVI, 30 SEPTEMBER 2011

RENUNGAN HARI JUMAT PEKAN XXVI, 30 SEPTEMBER 2011
Hieronimus
Bar 1:15-22, Mzm 79:1-2,3-5,8-9, Luk 10:13-16

BACAAN INJIL:

"Celakalah engkau Khorazim! Celakalah engkau Betsaida! karena jika di Tirus dan di Sidon terjadi mujizat-mujizat yang telah terjadi di tengah-tengah kamu, sudah lama mereka bertobat dan berkabung. Akan tetapi pada waktu penghakiman, tanggungan Tirus dan Sidon akan lebih ringan dari pada tanggunganmu. Dan engkau Kapernaum, apakah engkau akan dinaikkan sampai ke langit? Tidak, engkau akan diturunkan sampai ke dunia orang mati! Barangsiapa mendengarkan kamu, ia mendengarkan Aku; dan barangsiapa menolak kamu, ia menolak Aku; dan barangsiapa menolak Aku, ia menolak Dia yang mengutus Aku."

RENUNGAN:
Sering para pengurus Gereja mengeluh karena umat yang juga tidak aktif dalam menggereja. Mereka mengatakan bahwa sebagai pengurus Gereja mereka sudah memberi contoh dan juga sering mengajak, menghimbau umat supaya rajin dalam hidup menggereja serta aktif kegiatan gereja. Namun nampaknya segala upaya mereka tidak membuahkan hasil dan umat tetap tidak mendengarkan ajakan para pengurus itu. Pengalaman demikian kerap kali membuat para pengurus gereja merasa tidak layak menjadi pengurus Gereja, merasa gagal karena tetap tidak didengarkan umat. Terkadang baru saat umat kemalangan atau ada yang meninggal, pengurus gereja dipanggil. Bahkan pada saat demikian, umat seringkali menuntut loyalotas para pengurus Gereja, padahal selama itu, umat tersebut maupun keluarga yang kemalangan, tidak menghargai dan pendengarkan seruan pengurus serta tidak aktif dalam menggereja.

Memang sangat wajar bila pengurus Gereja kesal dan jengkel kepada umat yang tidak mau tau atas himbauan, ajakan pengurus Gereja. Yesus juga mengungkapkan kekesalanannya kepada Khorazim dan Betsaida yang tetap tidak mau percaya kepada-Nya, padahal mereka sudah menyaksikan banyak mukjizat yang diperbuat oleh Yesus. Yesus mengecam dan mengingatkan mereka yang berkeras kepala tidak mendengarkan dan percaya pada-Nya bahwa mereka kelak tidak akan beroleh keselamatan kekal. Kiranya lewat Injil hari ini, Yesus memberi penghiburan dan peneguhan kepada para pengurus Gereja, atau siapa saja yang berusaha untuk ikut mewartakan kerajaan Allah kepada sesama. Siapapun kita yang ikut serta mengajak orang lain untuk percaya kepada Yesus, tidak usah kesal dan putus asa bila orang lain tidak mau mendengarkan pewartaan kita dan bila mereka tetap tinggal dalam kedosaan mereka. Sebab sebenarnya mereka bukannya menolak kita, tetapi menolak Tuhan sendiri dan menolak keselamatan yang ditawarkan Tuhan kepada mereka. Mereka sendiri pada akhirnya tidak akan mendapatkan keselamatan.

Siapapun kita yang ikut mewartakan Yesus dan keselamatan-Nya adalah alat Tuhan atau menjadi perpanjangan Tuhan untuk mengajak orang datang kepada-Nya untuk menikmati keselamatan kekal. Sungguh indah dan membahagiakan kiranya bila kita ambil bagian mewartakan kerajaan Allah. Sebab kita menjadi alat dan bahkan mewakili Tuhan sendiri dalam pewartaan itu. Sehingga bersukacitalah kita yang dipakai Tuhan untuk mewartakan kerajaan Allah, ikut ambil bagian dalam karya keselamatan Allah. Namun kita juga tetap waspada dan selalu ingat bahwa kita hanyalah alat atau mewakili Tuhan yang kita wartakan, sehingga Tuhan dan kerajaan-Nya lah yang kita watakan, bukan diri kita sendiri. Sehingga, bilapun kita tidak didengarkan orang lain, baiklah kiranya tidak usah kecewa dan putus asa. Kita serahkan semuanya kepada Dia yang kita wakili. Bahkan, dapat dikatakan bahwa bila kita kecewa besar dan putus asa karena merasa pewartaan kita tidak didengarkan sesama, bisa berarti bahwa kita bukan lagi mewartaan kerajaan Allah, bukan lagi menjadi alat atau wakil Tuhan, tetapi kita jatuh pada mencari kepuasan diri, penghargaan dari sesama dan sukses pribadi. Orang yang sungguh ikut mewartakan kerajaan Allah, dia tidak akan kecewa dan putus asa walaupun tidak didengarkan dan ditolak orang lain.

Selain itu, kepada kita yang selama ini kurang mau mendengarkan ajakan pengurus Gereja, atau sesama yang mengajak kita percaya kepada Allah dan menghidupi iman kita, hari ini hendaknya sadar bahwa yang kita tolak bukanlah pribadi orang yang mengajak kita, tetapi Tuhan sendirilah yang kita tolak. Menolak Tuhan, berarti kita menolak keselamatan Allah bagi diri sendiri. Amin.

Warga diminta tenang hadapi SMS provokasi

Warga diminta tenang hadapi SMS provokasi

Menyusul berbagai penyebaran SMS dan teror bom yang ditemukan kemarin di kota Ambon yang tujuannya memprovokasi warga, para pemuka agama setempat minta warga untuk tidak terprovokasi.

“Kita harus tetap memperkuat ketahanan masyarakat terhadap berbagai upaya provokasi dan kita juga bangga dengan ketahanan masyarakat terhadap berbagai upaya provokasi yang terjadi karena mereka tidak mudah dipengaruhi begitu saja,” kata Pastor Agus Ulahayanan, sektretaris keuskupan Amboina, seperti dikutip Suara Pembaruan (29/9).

Pastor Agus mengaku saat ini warga tak mau lagi dibodohi dengan berbagai bentuk provokasi dan harus terjerumus untuk hidup dalam konflik yang hanya menyusahkan semua orang sebagaimana tahun 1999 silam.

Lebih lanjut Pastor Agus mengatakan, banyak orang Maluku sudah tidak mau lagi hidup susah di tengah kerusuhan yang pernah terjadi, sebab semua orang sudah merasakan susahnya bagaimana dan sudah menyesal semuanya dan tidak lagi mau dibodohi.

“Beberapa peristiwa yang terjadi, terutama dengan pelemparan dan temuan bom tersebut tidak bisa disangkal akan menjadi sebuah sarana provokasi, entah tujuannya apa,” ujarnya.

Sementara kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Anton Bachrul Alam mengungkapkan, jenis rakitan bom di Kota Ambon, Maluku, berbeda dari bom di Kepunton, Solo, Jawa Tengah.

Ketika ditanya mengenai pelaku bom di empat tempat di Ambon, Anton menyatakan, saat ini kepolisian masih menelusurinya. Namun, polisi menduga keempat bom tersebut dirakit oleh orang yang sama dengan. Hal itu dilihat dari jenis bom rakitannya.

“Jenis (empat) bom di Ambon sama. Dua meledak, dua tidak. Masih didalami, kita tunggu saja kelompok mana yang melakukan aksi ini,” ujarnya.

Disadur dari: www.cathnewsindonesia.com

RENUNGAN HARI KAMIS PEKAN XXVI, 29 SEPTEMBER 2011

RENUNGAN HARI KAMIS PEKAN XXVI, 29 SEPTEMBER 2011
Pesta St. Mikael, Gabriel, dan Rafael, Malaikat Agung
Dan 7:9-10,13-14 atau Why 12:7-12a, Mzm 138:1-2a,2bc-3,4-5, Yoh 1:47-51

BACAAN INJIL:
Kata Filipus kepadanya: "Mari dan lihatlah!" Yesus melihat Natanael datang kepada-Nya, lalu berkata tentang dia: "Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!" Kata Natanael kepada-Nya: "Bagaimana Engkau mengenal aku?" Jawab Yesus kepadanya: "Sebelum Filipus memanggil engkau, Aku telah melihat engkau di bawah pohon ara." Kata Natanael kepada-Nya: "Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel!" Yesus menjawab, kata-Nya: "Karena Aku berkata kepadamu: Aku melihat engkau di bawah pohon ara, maka engkau percaya? Engkau akan melihat hal-hal yang lebih besar dari pada itu." Lalu kata Yesus kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya engkau akan melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia."

RENUNGAN:
Tuhan mengenal nama kita satu persatu.
Betapa senang dan mungkin bahagia bila orang mengenal nama kita atau diri kita. Rasa senang semakin bertambah bila kita merasa tidak ada apa-apanya, tetapi disapa dan dikenal orang lain, apalagi oleh orang yang lebih dari kita. Makanya bila kita berada di suatu tempat dan tidak ada yang mengenal kita atau kita tidak mengenal satu orang pun, maka kita akan merasa asing, bosan hidup dalam tempat itu.

Dari sebab itulah, kita bisa membayangkan betapa kaget dan senangnya Natanael ketika Filipus membawanya kepada Yesus dan Yesus mengenal dan menyapanya, padahal Natael belum pernah bertemu dengan Yesus. Rasa kaget dan bahagia Natanael semakin besar karena yang mengenal dan menyapa dia adalah Yesus Tuhan. Sapaan Yesus itu membuat Natanael semakin yakin bahwa Yesus adalah Anak Allah. Artinya sapaan dan pengenalan Yesus atas dirinya, membuat dia semakin percaya bahwa Yesus adalah Anak Allah. Iman kepada Yesus itu pula yang akan menghantar Natanael melihat kemuliaan surga. Itulah janji Yesus kepada Natanael dan kepada siapapun yang percaya kepada Dia.

Sebagaimana Natanael dikenal Yesus sebelum dia bertemu dengan Yesus, demikian juga halnya dengan kita. Yesus sudah mengenal kita jauh sebelum kita mengenal Dia. Yesus mengenal kita yakni dalam arti bahwa Yesus sudah sejak semula mengasihi kita dan sebanya juga menyapa kita lewat hidup, lewat sabda-Nya dan juga lewat orang lain. Hanya seringkali kita kurang menyadari bahwa Allah mengenal kita, mengasihi kita sejak semula. Maka hari ini, bersukacitalah selalu karena Yesus sudah sejak semula mengenal kita, mengasihi kita sebelum kita bertemu dan sungguh-sungguh percaya kepada Dia. Kesadaran akan kasih Allah yang sudah sejak semula kepada kita, hendaknya membuat kita menjadi semakin percaya bahwa Yesus adalah Anak Allah. Percaya jugalah bahwa iman kepada Yesus akan menghantar kita kepada kebahagiaan surga. Amin.

RENUNGAN HARI RABU PEKAN XXVI, 28 SEPTEMBER 2011

RENUNGAN HARI RABU PEKAN XXVI, 28 SEPTEMBER 2011
Wenseslaus, Laurensius Ruiz, Dominikus Ibanez, Yakobus Kyushei Tomonaga, Inosensius dr Bertio
Neh 2:1-8, Mzm 137:1-2,3,4-5, Luk 9:57-62

BACAAN INJIL:
Ketika Yesus dan murid-murid-Nya melanjutkan perjalanan mereka, berkatalah seorang di tengah jalan kepada Yesus: "Aku akan mengikut Engkau, ke mana saja Engkau pergi." Yesus berkata kepadanya: "Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya." Lalu Ia berkata kepada seorang lain: "Ikutlah Aku!" Tetapi orang itu berkata: "Izinkanlah aku pergi dahulu menguburkan bapaku." Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Biarlah orang mati menguburkan orang mati; tetapi engkau, pergilah dan beritakanlah Kerajaan Allah di mana-mana." Dan seorang lain lagi berkata: "Aku akan mengikut Engkau, Tuhan, tetapi izinkanlah aku pamitan dahulu dengan keluargaku." Tetapi Yesus berkata: "Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah."

RENUNGAN:
Bisa dikatakan bahwa manusia sekarang ini umumnya mencari nikmat, kesenangan dan hidup yang lebih mudah. Makanya saat seseorang berkampanya pada pemilihan kepala daerah atau jabatan tertentu, mereka pasti menawarkan janji-janji indah, menawarkan hidup yang lebih baik dan serba gratis. Kampanye yang indah, enak didengar itu bila dibumbui dengan pemberian uang, pasti akan lebih mudah menarik simpati masyarakat. Makanya bukan rahasia lagi bahwa seorang yang memang baik, punya niat baik ternyata kalah dalam pemilihan karena dia dalam kampanye tidak menjanjikan program yang muluk-muluk dan juga tidak membagi-bagikan uang. Sedangkan orang yang jelas-jelas tidak layak, tetapi karena pintar menjanjikan yang hebat-hebat dan disertai dengan pembagian uang, akhirnya menjadi menang dalam pemilihan.

Oleh karena itulah, bila kita mendengar tawaran Yesus dalam injil hari ini, dan diperdengarkan kepada kalayak ramai, pasti kalah dengan kampanye para politikus dan iklan-iklan, karena Yesus dengan terang-terangan mengatakan bahwa orang yang mau mengikuti-Nya harus siap menderita seperti yang Dia alami sendiri dan juga harus meninggalkan segal sesuatu, bahkan harus meninggalkan keluarga sendiri demi Dia.

Sekarang ini juga banyak orang memang kagum kepada Yesus dan ajaran-Nya. Banyak orang yang mengikuti Yesus dan mau menjadi pengikut Yesus. Tetapi berapa orangkah yang sungguh setia mengikuti Yesus dengan semua ajaran dan teladan-Nya? Kiranya tidak semua para pengikut Yesus berani sungguh mengikuti-Nya. Kita ingin mengikuti Dia dengan sungguh, tetapi kita masih tehalang atau dihambat oleh keinginan daging, keinginan manusiawi kita dan juga harta benda kita. Kalau sekiranya Yesus meminta kita mengikuti Dia dan meninggalkan harta kita, pasti rasanya sulit kita lakukan, bahkan jangankan meninggalkan harta kita, mau berbagi sedikit saja dengan orang lain juga mungkin sulit kita lakukan. Namun walaupun demikian, kita tidak usah putus asa atas semua, karena mengikuti Yesus adalah suatu proses terus menerus sepanjang hidup.

Lewat sabda Yesus hari ini, bukannya Yesus mau melarang kita untuk mencari dan memiliki harta, menikmati hidup dan bukannya mengajak kita untuk tidak perlu memperhatikan keluarga, tetapi Yesus mengajak kita untuk melihat bagaimana keteguhan atau kesungguhan kita dalam mengikuti Dia. Yesus mengajak kita untuk waspada agar kita tidak dihalangi oleh harta duniawi atau kekerabatan dalam mengikuti Yesus Kristus. Bila suatu saat semunya itu menghalangi kita atau menjauhkan kita dari Yesus, maka kita haru berani setia kepada-Nya. Mengikuti Yesus memang kita harus siap menempuh jalan penderitaan, jalan salib seperti yang dialami Yesus sendiri. Namun yakinlah, saat kita setia mengikuti-Nya dan menempuh jalan salib-Nya, Yesus tidak akan tinggal diam, Dia akan menampingi dan membantu kita.
Semoga kita berani mengurangi kelekatan kita atas harta dunia dalam mengikuti Yesus Kristus. Amin.

RENUNGAN HARI SELASA PEKAN XXVI, 27 SEPTEMBER 2011 Vinsensius de Paul

RENUNGAN HARI SELASA PEKAN XXVI, 27 SEPTEMBER 2011
Vinsensius de Paul
Za 8:20-23, Mzm 87:1-3,4-5,6-7, Luk 9:51-56

BACAAN INJIL:
Ketika hampir genap waktunya Yesus diangkat ke sorga, Ia mengarahkan pandangan-Nya untuk pergi ke Yerusalem, dan Ia mengirim beberapa utusan mendahului Dia. Mereka itu pergi, lalu masuk ke suatu desa orang Samaria untuk mempersiapkan segala sesuatu bagi-Nya. Tetapi orang-orang Samaria itu tidak mau menerima Dia, karena perjalanan-Nya menuju Yerusalem. Ketika dua murid-Nya, yaitu Yakobus dan Yohanes, melihat hal itu, mereka berkata: "Tuhan, apakah Engkau mau, supaya kami menyuruh api turun dari langit untuk membinasakan mereka?" Akan tetapi Ia berpaling dan menegor mereka. Lalu mereka pergi ke desa yang lain.

RENUNGAN:
Ditolak merupakan pengalaman yang tidak menyenangkan, bahkan bisa dikatakan merupakan pengalaman yang sangat menyakitkan. Seorang anak yang ditolak kelahirannya oleh orang tuanya, bisa berakibat fatal bagi pribadi anak. Ditolak padalah berbuat baik atau mau berbuat baik, juga menyakitkan.

Demikianlah yang dialami oleh Yesus di tolak oleh orang Samaria, ketika Yesus mau masuk ke sana. Padahal dengan jelas Yesus datang membawa keselamatan kekal, kerajaan Allah. Penolakan itu membuat para murid marah dan seakan mau membinasakan mereka dengan meminta ijin dari Yesus agar menyuruh api turun dari langit dan membinasakan mereka. Namun beda halnya dengan Yesus dalam menghadapi penolakan itu. Yesus malah menegur para murid supaya tidak marah akan penolakan, dan mereka pergi ke desa lain. Penolakan itu tidak membuat Yesus marah ataupun putus asa, tetapi tetap setia pada tugas untuk mewartakan kerajaan Allah.

Kitapun mungkin pernah mengalami penolakan dari pihak lain, padahal kita berbuat baik. Bisa saja ide-ide baik kita ditolak oleh orang lain, tawaran untuk membantu sesama juga ditolak sesama, namun hendaknya penolakan itu tidak membuat kita marah dan membenci orang yang menolak kita. Kita juga hendaknya tidak surut untuk hidup baik dan berbuat baik. Tetapi hendaknya penolakan itu kita gunakan sebagai batu uji atas niat baik dari kita. Hidup baik, niat baik atau kebaikan kita hendaknya tetap kita laksanakan walaupun ada orang yang menolak, sebab walaupun ada orang yang menolak, pasti masih banyak orang yang menerima dan merindukan hidup baik dan perbuatan baik kita.

Selain itu, kita juga harus sadar bahwa kitapun sebenarnya seringkali menolak Yesus dan ajarannya. Memang kita mengatakan bahwa Yesus Tuhan, tetapi kita terkadang menolak ajaran dan tawaran keselamatan yang Dia bawa. Penolakan kita adalah dengan tidak mau menghidupi apa yang diajarkan oleh Yesus kepada kita. Allah juga bersabda kepada kita lewat pengalaman hidup dan juga lewat sesama kita. Namun kadangkala kita menolaknya yang mungkin karena kita melihat siapa yang mengatakannya kepada kita. Oleh karena itu, mari kita selalu ingat bahwa menolak kata-kata baik dari orang lain, menolak perbuatan baik sesama, menolak sesama kita dan menolak ajaran Yesus, itu akan merugikan kita sendiri. Itu berarti kita menolak tawaran keselamatan Allah bagi kita. Amin.

Paus pun Kritik Larangan Bercadar

Paus pun Kritik Larangan Bercadar

(Berlin 24/9/2011) Kali pertama, Paus Benediktus XVI melawat ke negara asalnya, Jerman, sebagai pemimpin gereja Katolik. Dalam kunjungan hari kedua kemarin (23/9), dia bertemu dengan belasan pemimpin muslim negara tersebut. Paus menegaskan perlunya kerja sama umat beragama dalam masyarakat sekuler yang modern.

Dalam pertemuan tertutup itu, Paus mengatakan bahwa muslim memiliki peranan penting dalam dimensi kehidupan umat beragama di dunia. "Terkadang, (muslim) dianggap provokatif dalam masyarakat yang cenderung ingin meminggirkan agama atau menempatkan agama sejajar dengan pilihan-pilihan pribadi lain tiap individu," ungkapnya seperti tertulis dalam outline dialog yang dirilis Vatikan kemarin.

Secara tidak langsung, rohaniwan kelahiran Jerman itu juga mengkritik kebijakan Prancis soal pemakaian cadar atau penutup muka. Saat perundangan itu dibahas di parlemen pun, Gereja Katolik Prancis sudah menyatakan keprihatinannya. Mereka cemas, kebijakan sensitif seperti itu malah memantik perpecahan dalam masyarakat. Tapi, pemerintahan Presiden Nicolas Sarkozy tetap mengesahkannya.

Secara umum, dalam pertemuan yang juga dihadiri Aiman Mazyek, chairman Central Council of Muslims Jerman tersebut, Paus berbicara soal kehidupan beragama di Eropa. Menurut pria yang terlahir dengan nama Joseph Alois Ratzinger itu, pemerintah negara-negara Eropa perlu mengapresiasi kehidupan beragama. Salah satu caranya adalah dengan memberikan agama tempat yang lebih layak.

Paus lantas mencontohkan kehidupan beragama di Amerika Serikat (AS). Di Negeri Paman Sam itu, menurut dia, agama punya peranan penting dalam perdebatan politik. Meski menganut sistem sekuler, pemerintahan Presiden Barack Obama memberikan kesempatan pada komunitas religius untuk ikut menyuarakan pendapat mereka. Bukan hanya dalam isu agama, melainkan juga pemerintahan.

Ditemui usai pertemuan tertutup dengan Paus, Mazyek mengaku puas dengan dialog tersebut. Dia juga menyambut baik undangan Paus untuk meningkatkan dialog muslim-kristiani di Eropa, khususnya di Jerman. "Selama dialog, dia (Paus) berkali-kali menekankan persamaan norma agama antara muslim dan kristiani. Kami juga sepakat bahwa umat beragama saling terikat," ungkapnya dalam pernyataan tertulis.

Saat ini, jumlah muslim di Jerman tercatat 4 juta jiwa. Dibandingkan jumlah total penduduk Jerman yang mencapai sekitar 82 juta jiwa, angka tersebut memang kecil. Kendati demikian, Paus menegaskan bahwa muslim Jerman adalah bagian penting dari masyarakat. "Pemerintah perlu menjalin kerja sama dan hubungan baik dengan komunitas muslim. Bukan hanya demi perdamaian, tapi juga kehidupan masyarakat yang sehat," tandasnya.

Rencananya, tokoh 84 tahun itu berada di Jerman selama empat hari. Kamis lalu (22/9), dia tiba di Kota Berlin. Kemarin, setelah berdialog dengan para pemuka muslim, dia melanjutkan lawatannya ke Kota Erfurt yang berjarak sekitar 300 kilometer dari ibu kota. Di sana, dia bakal melakukan doa bersama dengan sejumlah pemuka agama Kristen. (jpnn.com)

Disadur dari: www.mirifica.net

Ormas Katolik kecam serangan bom di Solo

Ormas Katolik kecam serangan bom di Solo

Suasana di sekitar Gereja Bethel Injil Sepenuh, Kepunton pasca bom bunuh diri Minggu 25 September (Tribunnews.com)

Ikatan Sarjana Katolik (ISKA) dan Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) mengecam aksi peledakan bom bunuh diri yang terjadi di Gereja Bethel Indonesia Sepenuh (GBIS), Kepunton, Solo, Jawa Tengah, yang menewaskan pelaku sendiri dan puluhan lainya luka-luka.

“Kami dari keluarga besar Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (PP ISKA) menghaturkan turut berdukacita dan berbelasungkawa sedalam-dalamnya kepada keluarga para korban yang meninggal dalam peristiwa peledakan bom di lingkungan Gereja Bethel Indonesia Sepenuh (GBIS) dan mendoakan agar mereka segera dipulihkan kesehatannya,” tulis pernyataan ISKA yang dikeluarkan pada 25 September.

“Kami mengecam keras tindakan pemboman yang dilakukan di saat saudara-saudara kami dari Gereja Bethel Indonesia Sepenuh melaksanakan kegiatan peribadatannya,” tambahnya.

Mereka mendesak pemerintah Indonesia memberikan perhatian yang sangat besar atas kasus pemboman tempat ibadah ini, dengan memerintahkan jajaran aparatnya untuk dapat mengusut tuntas dan menangkap seluruh pihak yang bertanggung jawab terhadap peristiwa tersebut.

“Kami mengajak seluruh masyarakat Indonesia, baik kiranya untuk tetap membangun kewaspadaan akan adanya kemungkinan kejadian serupa di kemudian hari, dan menghimbau agar tidak ikut memperkeruh suasana dengan membuat praduga-praduga yang justru hanya akan mengembangkan rasa saling curiga dan adanya sikap saling tidak percaya di dalam masyarakat,” tambah mereka.

Sementara itu PMKRI mengajak masyarakat untuk tidak terprovokasi dengan kejadian tersebut dan tetap menjaga perdamaian dan toleransi. “Kami menghimbau masyarakat tidak terprovokasi pengembangan isu ke arah konflik horizontal,” kata Stefanus Gusma, ketua PP PMKRI.

“Isu SARA hanya diciptakan untuk memecahbelah masyarakat yang sedang serius merancang perubahan bangsa ke arah yang lebih baik,” tambahnya.

Disadur dari :www.cathnewsindonesia.com , Tanggal publikasi: 26 September 2011

Tokoh agama kutuk serangan bom gereja

Tokoh agama kutuk serangan bom gereja

Polisi menjaga ketat Gereja Bethel Indonesia Sepenuh (GBIS) Solo, pasca serangan bom bunuh diri. (Foto: VOA)

Kelompok lintas agama mengecam serangan bom bunuh diri di Gereja Bethel Injil Sepenuh di Kepunton, Solo, Jawa Tengah yang menewaskan pelaku dan mencederai puluhan jemaat.

“Kami mengutuk keras peledakan bom di gereja. Aksi ini biadab, tak bermoral, melukai kebhinekaan dan Pancasila,” kata ketua umum Gerakan Pemuda Ansor Nurson Wahid dalam konferensi pers bersama PGI dan KWI di kantor GP Ansor, Jakarta Pusat, Minggu sore (25/9).

Apalagi peledakan bom itu terjadi pada hari Minggu saat orang sedang beribadat, kata Nusron.

Ia mengatakan, pihaknya telah mengerahkan 500 Banser dan Densus 99 untuk mengamankan Kota Solo, Jawa Tengah beberapa jam setelah ledakan itu terjadi.

Untuk mencegah berlanjutnya peristiwa ini, Nurson mengimbau kepada Nahdlatul Ulama, Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia, dan Konferensi Waligereja Indonesia untuk menginstruksikan seluruh umat beragama agar saling berkomunikasi dan tetap waspada.

“Kejadian seperti ini jangan sampai terulang, maka itu kita harus bersama-sama untuk melakukan advokasi-advokasi agar negara tegas dan mampu menjamin kebebasan beragama rakyatnya,” kata Nurson.

Nusron juga mengajak pemuda Indonesia untuk turut membangun nilai-nilai Pancasila terutama untuk membangkit toleransi antaragama agar peristiwa pemboman tidak terus terjadi di rumah ibadah, seperti gereja dan masjid.

Ia mengakui Solo selama ini adalah ikon kebhinekaan dan kerukunan umat beragama. Ia mengingatkan agar kejadian ini tidak merembet ke daerah lain.

“Kita perlu antisipasi dan memberikan informasi hingga kepada kelompok basis karena mereka yg paling terkena dampak.

Romo Antonius Benny Susetyo, sekretaris eksekutif Komisi Hubungan Antaragama Konferensi Waligereja Indonesia mengatakan, “Atasnama KWI kami menyampaikan turut berduka cita kepada para korban baik yang meninggal maupun yang luka-luka.”

“Kami menyesalkan kejadian itu saat orang beribadah dan aksi ini menghina Tuhan,” tegasnya.

Dalam 10 tahun terakhir, katanya, hubungan diantara Kriten dan Muslim berjalan baik.

Semua pihak harus bergandengan tangan untuk lawan teror. Pelaku teror harus dihilangkan dari bumi Indonesia, lanjutnya.

Jeiri Sumampaw, sekretaris Bidang Diakonia Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia, menyesalkan gereja lagi-lagi menjadi sasaran.

Ia merasa heran ledakan itu terjadi di daerah yang selama ini aman. “Saya berkomunikasi dengan para pendeta di Solo bahwa hubungan mereka dengan warga Muslim sangat akrab.”

Sementara itu Ketua Umum PBNU KH. Said Aqil Siroj juga prihatin dengan aksi bom bunuh diri tersebut.

“Jelas kami sangat menyayangkan. Kenapa di negeri yang sudah mulai kondusif ini masih ada aksi-aksi tak bertanggungjawab seperti itu? Apalagi untuk nama Islam, kejadian ini akan semakin menyulitkan upaya perbaikan nama yang tengah kami lakukan, yang juga dilakukan oleh teman-teman Ormas lainnya,” ungkap Kiai Said di Jakarta, 25 September.

Kejadian ini akan menjadikan Indonesia semakin dinilai miring oleh dunia internasional, tambah dia.

Disadur dari:www.cathnewsindonesia.com , Tanggal publikasi: 26 September 2011

Ucapan Paus saat bertemu Muslim di Berlin

Ucapan Paus saat bertemu Muslim di Berlin

Paus Benediktus XVI bertemu dengan anggota komunitas Muslim Jerman di Apostolic Nunziature di Berlin pada hari Jumat lalu saat mengunjungi kampong halamannya. Berikut adalah bagian awal dari naskah yang ia samapikan seperti diberitakan oleh Radio Vatikan.

Sahabat-Sahabat Muslim yang baik,

Saya senang bisa menjumpai anda sekalian di sini sebagai perwakilan berbagai komunitas Muslim di Jerman. Dengan tulus saya menyampaikan terima kasih kepada Profesor Mouhanad Khorchide ucapan salamnya yang tulus. Ucapannya menunjukkan kepada saya tentang iklim rasa saling hormat dan percaya yang sudah bertumbung antara Gerej Katolik dan komunitas Muslim di Jerman.

Berlin memang tempat yang bagus untuk pertemuan seperti ini, bukan saja karena ada masjid tertua di tanah Jerman tapi juga karena Berlin memiliki komunitas Muslim terbesar dari semua kota yang ada di Jerman.

Sejak tahun 1970an, kehadiran sejumlah keluarga Muslim telah bertumbuh subur di negara ini. Upaya-upaya berkelanjutan dibutuhkan untuk menanamkan persahabatan dan rasa saling memahami yang lebih baik. Ini bukan saja penting untuk kehidupan bersama yang penuh damai tapi juga untuk kontribusi yang masing-masing bisa berikan terhadap pembangunan kebaikan bersama dalam masyarakat.

Banyak orang Muslim sudah memberikan perhatian terhadap demensi religious dari kehidupan. Ada kalanya ini dianggap provokatif dalam masyarakat yang cenderung meminggirkan agama mereka atau menganggapnnya hanya sebagai pilihan pribadi dari masing-masing orang.

Gereja Katolik sangat mendukung untuk memberikan dimensi publik dari agama. Dalam masyarakat yang sangat pluralistic, hal ini tidak bisa dilewatkan begitu saja.

Harus ada kepastian bahwa orang lain diperlakukan secara hormat. Saling menghormati bisa bertumbuh hanya kalau ada kesepahaman akan beberapa nilai yang tidak bisa dipisahkan yang sesuai dengan alami manusia, secara khusus martabat dari setiap orang yang tidak boleh dilanggar.

Kesepahaman seperti itu tidak membatasi ekspresi suatu agama. Namun sebaliknya, memberikan ruang kepada setiap orang untuk menjadi saksi secara eksplisit atas apa yang ia percaya, bukan menghindari perbedaan dengan yang lain.

Selengkapnya Pope Benedict meets Germany’s Muslim leaders

Disadur dari :www.cathnewsindonesia.com ,Tanggal publikasi: 26 September 2011

RENUNGAN HARI SENIN PEKAN XXVI, 26 SEPTEMBER 2011

RENUNGAN HARI SENIN PEKAN XXVI, 26 SEPTEMBER 2011
Kosmas & Damianus, Gaspar Strangassinger, Elzear & Delfina Ordo III
Za 8:1-8, Mzm 102:16-18,19-21,29,22-23, Luk 9:46-50

"Barangsiapa menyambut anak ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku; dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia, yang mengutus Aku. Karena yang terkecil di antara kamu sekalian, dialah yang terbesar."

BACAAN INJIL:
Maka timbullah pertengkaran di antara murid-murid Yesus tentang siapakah yang terbesar di antara mereka. Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka. Karena itu Ia mengambil seorang anak kecil dan menempatkannya di samping-Nya, dan berkata kepada mereka: "Barangsiapa menyambut anak ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku; dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia, yang mengutus Aku. Karena yang terkecil di antara kamu sekalian, dialah yang terbesar." Yohanes berkata: "Guru, kami lihat seorang mengusir setan demi nama-Mu, lalu kami cegah orang itu, karena ia bukan pengikut kita." Yesus berkata kepadanya: "Jangan kamu cegah, sebab barangsiapa tidak melawan kamu, ia ada di pihak kamu."
RENUNGAN:
Bom bunuh diri kembali terjadi kemarin Minggu 25 September 20011 pukul 11.00 wib di Gereja Bethel Injil Semesta (GBIS) Kepunton, Solo, Jawa Tengah, meledak tepat setelah diadakan kebaktian. Mengapa ini terjadi lagi? Tanpa sibuk menganalisi secara politik, bisa kita katakan bahwa si pelaku berpikir ingin hidup berkenan di hadapan Tuhan dan dia menganggap bahwa hidup yang besar, berkenan di hadapan Tuhan yakni dengan membela agamanya dengan melenyapkan orang yang dianggap kafir. Mungkin itulah pemahamannya akan hidup besar di hadapan Allah dan mungkin saja itu yang diajarkan kepadanya. Selain itu, mungkin dengan sadar dia menganggap bahwa dirinya atau kelompoknya adalah yang paling benar, paling baik dan harus paling besar dibandingkan dengan yang lain, tidak boleh ada orang atau kelompok lain melebihi dirinya atau kelompoknya. Orang lain atau kelompok lain dilihat sebagai ancaman, sehingga harus dilenyapkan. Apakah ini pemahamannya sendiri atau memang itu yang diajarkan kepadanya, kita tidak tahu. Namun yang pasti adalah bahwa kesombongan menganggap diri lebih hebat, lebih besar, lebih baik, lebih benar dan pemahaman yang keliru akan hidup yang berkenan di hadapan Allah akan membuat orang itu tidak menghargai orang lain, melihat orang lain sebagai saingan yang harus disingkirkan serta membuat seseorang tidak menghargai hidup orang lain. Kejadian ini bisa menjadi gambaran yang membantu kita mengerti akan Injil hari ini.

Setiap orang umumnya memang ingin menjadi yang terbesar atau menjadi orang yang melebihi orang lain. Tanpa sadar dan bahkan dengan sadar orang tua, maupun pendidikan mengajarkan agar anak menjadi yang paling hebat dibandingkan dengan orang lain. Kita dididik menjadi orang yang hebat dan terkenal. Umumnya kita menganggap bahwa seseorang itu terkenal, hebat dan menjadi orang besar bilan memiliki jabatan, kedudukan, pangkat dan kuasa yang tinggi atau memiliki harta yang banyak serta melakukan pekerjaan-pekerjaan besar yang mengagumkan banyak orang. Rasanya sulit kita memuji seseorang itu sebagai orang besar bila hanya melakukan hal-hal yang kecil saja. Oleh karena itulah orang berlomba memiliki jabatan, pangkat, pekerjaan dan kuasa yang besar. Orang juga bermimpi untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan besar. Hal ini pulalah yang dipikirkan oleh para murid Yesus.

Yesus tahu akan pikiran para murid. Yesus juga mau mengubah pola pikir mereka yang masih dirasuki oleh pikiran dunia, pikiran manusia atau ambisi pribadi. Yesus memberi arti baru soal menjadi yang terbesar atau hidup yang berkenan di hadapan Allah. Pengertian baru yang diberikan oleh Yesus sungguh berbeda dengan pikiran dunia, yakni bahwa menjadi yang terbesar bukan diukur dari jabatan, pangkat, kuasa, harta atau pekerjaan-pekerjaan besar yang kita lakukan, tetapi justru dengan melakukan hal-hal kecil yang kelihatan sepele juga menjadikan kita sebagai orang yang terbesar dalam kerajaan surga. Untuk menerangkan hal ini, Yesus memanggil seorang anak kecil dan mengatakan: "Barangsiapa menyambut anak ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku; dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia, yang mengutus Aku. Karena yang terkecil di antara kamu sekalian, dialah yang terbesar." Kita semua tahu bahwa anak kecil adalah insan yang lemah, yang mengandalkan perhatian dan bantuan orang yang lebih dewasa. Anak kecil dalam kehidupan juga kurang diperhitungkan karena dianggap belum dewasa. Anak kecil juga seringkali diabaikan dan bahkan menjadi korban pikiran dan kejahatan manusia dewasa. Sehingga jelaslah bahwa pernyataan Yesus mau mengatakan bahwa untuk hidup menjadi besar terutama di hadapan Allah adalah hidup yang berpihak dan melakukan perbuatan baik terhadap orang-orang yang lemah, yang mengharapkan bantuan dan pertolongan dari orang lain, serta yang orang yang sering kali menjadi korban kejahatan orang lain serta disingkirkan dalam hidup ini.

Oleh karena itu, mari kita mengubah pola pikir kita sehubungan dengan hidup yang besar di hadapan Allah. Hidup yang berkenan di hadapan Allah adalah hidup yang perhatian, menghargai hidup sesama dan juga perbuatan baik atau pelayanan kepada sesama terutama yang kecil. Tuhan tidak menuntut kita untuk melakukan hal yang besar-besar. Perbuatan kecil sekalipun yang kita lakukan, asal itu dilakukan dalam nama Tuhan dan buah dari iman kita, itu adalah berkenan di hadapan Allah. Yesus juga mengajak kita untuk waspada akan kesombongan dan ambisi menjadi yang paling besar, karena hal ini justru membuat kita tidak peduli akan sesama dan hidup orang lain. Semoga kita hari ini melakukan pekerjaan kecil sekalipun sebagai buah dari iman kita. Amin.

Karopenmas Polri: 1 Orang Meninggal Dunia, 21 Luka-Luka

Karopenmas Polri: 1 Orang Meninggal Dunia, 21 Luka-Luka

Ilustrasi Bom Bunuh Diri di Gereja

JAKARTA, Jaringnews.com - Gerak cepat aparat Kepolisian untuk mengungkap pelaku bom bunuh diri perlahan-lahan membuahkan hasil. Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri, Brigjen Pol I Ketut Untung Yoga Ana mengatakan, peristiwa tersebut menewaskan satu korban jiwa.

"Satu orang meninggal dunia, diduga pelaku bom bunuh diri, berjenis kelamin laki-laki. Tidak ada identitas. Laki-laki ini berlogat Sunda," ujar Untung Yoga melalui pesan singkat kepada Jaringnews, Minggu (25/9).

Untung Yoga menambahkan, berdasarkan data sementara, pihaknya mencatat ada 21 orang menderita luka-luka. Identitas para korban ini masih didata. Dan, 21 orang tersebut merupakan jemaat gereja GBIS Kepunton.

"Tujuh orang dirawat di Rumah Sakit Brayat Minulyo, dan 14 orang dirawat di Rumah Sakit Dokter Oen Kandang Sapi. Di RS Oen, 10 orang masih dalam perawatan, empat sisanya sudah pulang," papar Untung Yoga.

Untung Yoga, dalam pesan singkatnya kepada Jaringnews, sempat menuturkan kronologis peristiwa naas tersebut.

"Pada hari Minggu, 25 September 2011, pukul 10.53 WIB telah terjadi ledakan bom bunuh diri di GBIS Kepunton Jalan Arif Rahman Hakim, Kepunton Tegalharjo Jebres, Solo. Ledakan dilakukan tepat di pintu utama, saat jemaat sedang keluar seusai melaksanakan ibadah," tulisnya dalam pesan singkat tersebut.
(Dio / Nvl)

Disadur dari : www.jaringnews.com

Berbagi Berita : Bom di Gereja Solo Meledak Usai Kebaktian

Bom di Gereja Solo Meledak Usai Kebaktian

SOLO - Bom di Gereja Bethel Injil Semesta (GBIS) Kepunton, Solo, Jawa Tengah, meledak tepat setelah diadakan kebaktian.

Puspita, salah seorang jemaat, menceritakan bom meledak sekira pukuk 11.00 WIB. Pelaku yang diduga pembawa bom sudah menunggu di luar pintu.

“Tiba-tiba ada ledakan keras. Bom itu dibawa orang yang menggunakan jaket. Bom ditaruh di tubuh,” ujar perempuan yang juga wartawan ini.

Akibatnya seorang yang diduga pelaku bom bunuh diri tewas dengan perut hancur. Sementara puluhan jemaat gereja menderita luka.

Para korban dibawa ke dua rumah sakit, namun yang terbanyak dibawa ke RS dr Moewardi, Surakarta.

(Bramantyo/Sindoradio/ton)
Disadur dari : news.okezone.com

RENUNGAN HARI MINGGU BIASA PEKAN XXVI MINGGU 25 September 2011

RENUNGAN HARI MINGGU BIASA PEKAN XXVI
MINGGU 25 September 2011
Yeh 18:25-28, Mzm 25:4bc-5,6-7,8-9, Flp 2:1-11, Mat 21:28-32

“Para pemungut cukai dan para pelacur akan mendahului kamu masuk ke dalam kerajaan surga.”

BACAAN INJIL: Mat 21:28-32

"Tetapi apakah pendapatmu tentang ini: Seorang mempunyai dua anak laki-laki. Ia pergi kepada anak yang sulung dan berkata: Anakku, pergi dan bekerjalah hari ini dalam kebun anggur. Jawab anak itu: Baik, bapa. Tetapi ia tidak pergi. Lalu orang itu pergi kepada anak yang kedua dan berkata demikian juga. Dan anak itu menjawab: Aku tidak mau. Tetapi kemudian ia menyesal lalu pergi juga. Siapakah di antara kedua orang itu yang melakukan kehendak ayahnya?" Jawab mereka: "Yang terakhir." Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal akan mendahului kamu masuk ke dalam Kerajaan Allah. Sebab Yohanes datang untuk menunjukkan jalan kebenaran kepadamu, dan kamu tidak percaya kepadanya. Tetapi pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal percaya kepadanya. Dan meskipun kamu melihatnya, tetapi kemudian kamu tidak menyesal dan kamu tidak juga percaya kepadanya."

RENUNGAN:

Beriman bukan hanya sekedar kata-kata atau penampilan, tetapi harus nyata dalam hidup dan perbuatan yang menghyati apa yang diimani.

Injil hari ini sungguh membawa kita mengingat kembali pada masa kecil kita. Saat kita kecil, kita pasti pernah melakukan seperti yang digambarkan dalam Injil hari ini, yakni orang tua menyuruh kita melakukan suatu pekerjaan, kita menjawab ‘ya’ tetapi ternyata tidak melakukannya. Apa yang disuruh orang tua kita pasti sesuatu yang baik, tetapi kita saat itu mengatakan ‘ya’ namun tidak melakukannya, mungkin karena kita lagi asyik bermain-main, atau karena kita belum mengerti bahwa yang disuruh orang tua itu adalah baik, atau karena kita tidak mau capek melakukan yang disuruh orang tua. Ketika itu, pasti orang tua kita senang mendengar jawaban kita, padahal kita tidak melakukannya. Setelah orang tua tahu bahwa kita tidak melakukan apa yang sudah kita jawab ‘ya’, saat itu pasti orang tua menjadi marah dan kita kena marah. Namun tentu juga kita waktu anak-anak pernah mengatakan tidak pada perintah orang tua, tetapi akhirnya melakukannya. Kita akhirnya melakukan perintah orang tua, bukan karena sadar itu baik, tetapi mungkin karena kita takut dihukum. Kita sebagai orang tua tentu pasti jengkel bila anak mengatakan ‘ya’ atas apa yang kita suruh tetapi tidak melakukannya. Kalau dulu kita melakukan hal demikian kepada orang tua kita, sekarang setelah menjadi orang tua, pasti anak-anak kita juga melakukan hal yang sama kepada kita.

Kebiasaan waktu kecil ini ternyata juga masih sering terjadi dan dilakukan juga orang dewasa. Kita lihat aja apa yang terjadi saat ini, banyak para koruptor yang pada saat menduduki jabatan, mereka pasti disumpah untuk setia pada pekerjaan, pada pimpinan dan untuk bekerja demi kepentingan rakyat. Mereka pasti berpenampilan menawan dan dalam kata sambutan pun pasti mereka mengatakan hal-hal yang baik atau janji-janji yang enak di dengar. Tetapi dalam kenyataannya, hidup mereka dan apa yang mereka lakukan tidak seperti yang mereka katakan dan tidak sesuai dengan jabatan mereka.

Namun kiranya hal seperti itu juga sering kita lakukan. Kita dengan mudah mengatakan ‘ya’ atas suatu kebaikan dan kebenaran, tetapi kita tidak melakukannya. Demikian juga dalam hidup beriman. Dalam Injil hari ini, teguran Yesus kepada para imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi juga ditujukan kepada kita semua, sehingga kitapun harus ikut merenungkan hidup iman kita. Yesus mengkritik imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi yang menganggap dirinya baik, suci, dekat dengan Tuhan, mereka itu juga banyak tahu akan sabda Tuhan, peraturan Tuhan dan bahkan banyak membuat peraturan tetapi hidup mereka tidak sesuai dengan penampilan dan dengan apa yang mereka katakan. Sedangkan para pemungut cukai dan para pelacur, adalah orang yang dianggap hina, tetapi mereka sadar akan kedosaan mereka sehingga ketika mendengarkan pewartaan Yohanes Pembaptis, mereka mau bertobat. Yesus mengatakan bahwa mereka itulah yang akan terlebih dahulu masuk surga. Mereka lebih dahulu masuk surga, tentu bukan karena status mereka tetapi karena kesadaran diri sebagai orang berdosa dan mereka mau bertobat. Pertobatan mereka dinyatakan dengan hidup menuruti ajaran Yohanes Pembaptis. Sedangkan para imam kepala dan tua-tua Yahudi tidak menyadari kedosaan mereka, malah menganggap dirinya baik dan benar, dan mereka tidak mau bertobat.

Kita mungkin juga pasti sering mengatakan ‘ya’ atas iman kita, tetapi kita tidak hidup sesuai dengan iman kita. Mungkin kita rajin ke Gereja, aktif dalam kegiatan Gereja, menjadi pengurus Gereja dan mungkin pintar berkotbah sampai hapal ayat-ayat kitab Suci, tetapi hidup kita tidak hidup seperti apa yang kita imani, tidak sesuai dengan ulah kesalehan yang kita lakukan dan hidup kita tidak sesuai dengan apa yang kita katakan. Tidak sedikit orang yang mengatakan dirinya beriman tetapi tidak hidup sebagai orang beriman. Mengapa demikian? Yang jelas karena belum sungguh percaya kepada Tuhan. Kita malah sering mempersalahkan Tuhan atas hidup kita, kita terlalu banyak menuntut pada Tuhan. Coba kita dengarkan apa yang dikatakan Tuhan dalam Bacaan I tadi, “Tetapi kamu berkata: Tindakan Tuhan tidak tepat! Dengarlah dulu, hai kaum Israel, apakah tindakan-Ku yang tidak tepat ataukah tindakanmu yang tidak tepat?” Jelas bahwa Tuhan tidak pernah melakukan tindakan yang tidak tepat atas kita, tetapi kitalah yang selalu tidak mau percaya pada-Nya dan tindakan kitalah yang seringkali tidak tepat. Maka seruan pertobatan hari ini hendaknya mengajak dan membuat kita berani bertobat, yakni hidup sesuai dengan apa yang kita imani.

Kita bertobat dengan hidup sesuai dengan yang kita imani dan kita katakan, yakni harus tampak dalam sikap hidup sehati dan sepikir dalam kasih bersama orang lain, satu jiwa, satu tujuan, dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Lebih lanjut Paulus mengatakan bahwa hidup orang beriman adalah selalu mementingkan kepentingan orang lain, tidak mementingkan diri sendiri. Terlebih lagi Paulus mengatakan, hidup kita bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dengan hidup demikian, nyatalah bahwa kita tidak hanya mengatakan ‘ya’ tetapi sungguh hidup baik sesuai dengan iman kita. Dengan hidup demikian, percayalah bahwa kita akan beroleh hidup bahagia dan kekal serta masuk Surga. Oleh karena itu, mari kita bertobat, hidup beriman dan menjadi pelaku-pelaku sabda Tuhan. Amin.

 
Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan! (2Kor 8:14)