Pembangunan Gereja Paroki Tigalingga

Pembangunan Gereja Paroki sedang berlangsung. Kami sangat mengarapkan uluran kasih para Saudara untuk membantu.

Gotong Royong Pembangunan Gereja

Tidak ada kata yang bisa melukiskan pengalaman indah pada waktu gotong royong pengecoran lantai 2 bangunan Gereja selain, suatu keyakinan bahwa semuanya dapat terlaksana adalah karena MUKJIJZAT ALLAH BEKERJA.

Pengecoran Lantai Panti Imam Gereja

Pengecoran Lantai 2 bangunan Gereja ini dilakukan pada hari Selasa, 30 Agustus 2011 yang lalu. Luas yang dicor adalah 19 m x 24 m. Hujan yang mengguyur tidak menyurutkan semangat umat.

Kerjasama Imam dan Umat

Uskup emeritus KAM, Mgr. A.G.Pius Datubara OFM.Cap, datang berkunjung ke Paroki dan memberi semangat pada umat dalam pembangunan Gereja Paroki. Para pastor juga ikut berkerja bersama umat dalam pembangunan Gereja.

Misa Tridentin: Warisan Liturgi Yang Dipertahankan

HIDUPKATOLIK.com - Paus Benediktus XVI mengeluarkan Surat Apostolik Summorum Pontificum yang menjamin penggunaan Misa Tridentin...

Pembinaan Para Pengurus Gereja

Tidak sedikit umat katolik yang kerap menganggap bahwa Liturgi adalah sekedar perayaan wajib biasa yang dilaksanakan pada hari minggu.

Pertemuan Ibu-Ibu dan Pesta Pelindung Paroki

Pertemuan para ibu se-paroki telah terlaksana pada hari Kamis-Sabtu, 15 s/d 16 Juli 2011. Pertemuan ini mengundang semua ibu katolik yang ada di paroki untuk hadir dalam pertemuan/pembinaan para ibu katolik dan juga segaligus menjalin kebersamaan para ibu. Penutupan pertemuan sikaligus Pesta Pelindung Paroki.

Pembinaan Asmika se-Paroki

Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku; inilah yang menjadi tema dari pertemuan dan pembinaan minggu gembira yang telah berlangsung dengan sangat baik.

Mudika Ambil bagian dalam pembangunan Gereja Paroki

Mudika paroki tidak mau berpangku tangan melihat pembangunan Gereja paroki. Para mudika juga ambil bagian dengan mengumpulkan kerikil di sungai.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 1)

Umat dari lingkungan paroki dan juga dari beberapa stasi kembali bekerja sama dengan bergotong royong membangun gereja paroki. Untuk kali ini, umat bergotong royong men-cor lantai balkon bangunan Gereja.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 2)

Allah peduli. Karena kepedulian Allah atas pembangunan rumah-Nya ini, maka kami kamipun peduli dan bisa melanjutkan pembangunanini. Kepedulian Allah kami rasakan juga lewat kepedulian para Saudara.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 3)

Mari kita memuliakan Tuhan, tidak hanya dengan kata2 indah, tetapi dengan perbuatan nyata dengan rela berkorban.

Pertemuan akhir Tahun 2011 Pengurus Gereja se-Paroki

Para pengurus Gereja adalah ‘ujung tombak’ Gereja khususnya di stasi-stasi. Peran para pengurus Gereja ini sangat sentral dalam kehidupan Gereja di stasi-stasi.

Gua Maria dan Menyambut Hari Raya Natal

Persiapan menyambut hari Raya Natal 25 Desember 2011.

Rahmat dan Perlindungan Tuhan

Pastor Anton Manik O.Carm selamat dari kecelakaan mobil masuk jurang.

Rekoleksi dan Aksi Panggilan

Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku.

Pesan Prapaskah Kepausan 2012

"Kita Tidak Boleh Diam Saja terhadap Kejahatan" "Marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik" (Ibr. 10:24).

Pembangunan Gereja Santo Petrus Stasi Rante Besi

Dalam kemiskinan, kesederhanaan, umat membangunan Gereja. Meraka tidak memiliki uang, tetapi mereka memiliki harapan dan iman pada Tuhan.

Misa Perdana Pastor Andreas Korsini Lamtarida Simbolong O.Carm

Puji Syukur pada Tuhan, karena berkat-Nya, misa Perdana Pastor Andreas Lamtarida Simbolon O.Carm bersama 4 Pastor Karmel yang baru ditahbiskan, dapat terlaksana dengan baik pada hari Rabu 31 Oktober 2012 di Stasi Gundaling 1, paroki Maria dari gunung Karmel Tigalingga.

Bakti Sosial : Pengobatan Gratis

Dalam Rangka Menyongsong Jubileum Gereja Katolik di Dairi dan Pakpak Bharat, diadakan bakti Sosial Pengobatan Gratis di Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, pada 9 Desember 2012 yg lalu. Puji syukur pada Tuhan, kegiatan ini berlangsung dengan sangat memuaskan.

Mari Berbagi Berkat Tuhan

 photo UskupEmeritusKAMMgrPiusDautabra.jpg Photobucket

MENDAMBAKAN BERKAT TUHAN

SYALOM...SELAMAT DATANG.
"Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan."(2Kor 8:14)
"Muliakanlah Tuhan dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu." (Amsal 3:9)
"Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya." (Amsal 3:27)
"Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?" (1 Yohanes 3:17)
Saya Pastor Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, atas nama Panitia Pembangunan dan semua umat, memohon bantuan uluran kasih/dana untuk pembangunan Gereja Paroki. Kami sangat membutuhkan berkat Tuhan lewat uluran tangan dari para donatur.
Kami berharap dan berdoa Para Saudara berkenan berbagi berkat Tuhan kepada kami untuk pembangunan Gereja ini yang adalah rumah Tuhan sendiri.
BRI 5379 Unit Tigalingga Sidikalang
No. Rekening : 5379-01-000112-50-8
Nama : PANITIA PEMBANGUNAN GEREJA KATOLIK.
ATAU
BCA KCU MEDAN
NO.0222053453.
Atas Nama : ADYTIA PERMANA P.
(Adytia Permana P. adalah Romo Adytia Permana Perangin-angin O.Carm. Beliau dulu bertugas di Paroki Tigalingga, juga mengawali pembangunan ini, namun sekarang beliau bertugas di Keuskupan Agung Medan sebagai ekonom.Beliau kami minta buka rekening di BCA khusus untuk pembangunan ini, karena di daerah kami tidak ada BCA.)
Kami sangat senang bila sudah mentransfer persembahan, bapak/ibu/saudara/saudari memberitahukan ke kami melalui:
E mail ke :.
parokimariagk3lingga@yahoo.com
atau di SMS ke:.
Romo Anton Manik O.Carm : 081370836645
Romo Willy O.Carm : 081333837433
Untuk lebih jelasnya permohnan kami ini, Para Saudara dapat melihatnya di sini.... Sehubungan dengan Gambar pembangunan dapat melihatnya di sini....
Demikian kiranya Permohonan ini kami sampaikan. Atas dukungan, doa dan bantuan Bapak, Ibu dan Para Saudara-Saudari, kami mengucapkan banyak terima kasih.Berkat Tuhan senantiasa menyertai kita semua. Amin.
HORMAT KAMI:
Pastor Antonius Manik O.Carm

VARIA PAROKI

REKOLEKSI DAN AKSI PANGGILAN TELAH TERLAKSANA DENGAN SANGAT BAIK ;"> "APA YANG KAMU CARI?" (Yoh 1:38).
Puji syukur pada Tuhan, karena Rekoleksi dan Aksi panggilan untuk siswa-siswi Katolik Usia SMP dan SMA se-paroki Tigalingga sudah terlaksana dengan sangat baik. Kegiatan ini dihadiri hampir 400 orang anak. Semuanya dapat terlaksana hanya karena berkat Tuhan. Terimakasih juga kami sampaikan kepada semua Saudara yang telah mendukung dan mendoakan kegaitan kami ini. Kegiatan ini dilaksanakan hanya dengan menggunakan dana partisipasi peserta dan swadaya paroki, karena tidak mendapatkan bantuan dari donatur manapun, namun karena berkat Tuhan dan doa para Saudara, semuanya dapat berjalan dengan sangat baik. Semoga dari antara anak-anak ini, kelak ada yang menjadi Imam dan biarawan-biarawati.
Photobucket
Tuhan memberkati kita.
Kegembiraan dan Persaudaraan
Photobucket
Hari Ulang tahun Romo Anton M.Carm yang seharusnya tanggal 15 Januari 2010, baru dirayakan hari Minggu Minggu 16 Januari 2011 lalu, bersama Romo-romo Karmel se-Dairi, bersama beberapa umat Paroki Tigalingga di Aula Paroki Tigalingga. Pada kesempatan itu, Rm. Bernad O.Carm, pastor paroki Sidikalang memberi kado ulang tahun yakni 20 sak semen untuk pembangunan Gereja dan Rm. Anton sendiri menyumbangkan semua hadiah ultah untuk pembangunan Gereja. Saat itu, hadiah uang yang diperoleh sebanyak Rp. 1.100.000,-. Lumayanlah untuk tambahan dana pembangunan Gereja. Trimakasih buat semuanya.
Saldo Pesta Pelantikan Pengurus Gereja dan Penerimaan Sakramen Krisma, 6-7 Nop. 2010.
Pada hari Kamis 18 Nopember 2010 telah diadakan Evaluasi dan pembubaran Panitia. Saldo dari kegiatan tersebut adalah Rp. 22.320.500 Acara ini dapat berjalan dengan baik karena partisipasi semua umat. Dana juga bisa Saldo karena umat menyumbangkan hasil-hasil pertanian mereka dengan harapan ada Saldo untuk pembangunan Gereja Paroki.Jadi selain dana partisipasi dari umat, juga umat menyumbangkan hasil pertanian yang dibutuhkan untuk mengurangi dana konsumsi. Syukur pada Tuhan, akhirnya memang ada saldo untuk dana pembangunan Gereja. Terimakasih kami ucapkan kepada semua umat Paroki, DPP, Para Panitia, Para Donatur dan siapa saja yang mendoakan dan mendukung kegitan ini. Yesus memberkati kita semua selalu. Amin.

BACAAN HARI MINGGU: 9 JUNI 2013 (HARI MINGGU BIASA X)

BACAAN HARI MINGGU: 9 JUNI 2013
(HARI MINGGU BIASA X)
1Raj. 17:17-24; Mzm. 30:2,4,5-6,11,12a,13b; Gal. 1:11-19; Luk. 7:11-17

BACAAN I: 1Raj. 17:17-24

 “Ia anakmu, ia sudahhidup!”

Sekali peristiwa anak dari janda di Sarfat yang menjamu Elia jatuh sakit dan sakitnya itu sangat keras sampai tidak ada nafasnya lagi. Kata perempuan itu kepada Elia: "Apakah maksudmu datang ke mari, ya abdi Allah? Singgahkah engkau kepadaku untuk mengingatkan kesalahanku dan untuk menyebabkan anakku mati?" Kata Elia kepadanya: "Berikanlah anakmu itu kepadaku." Elia mengambilnya dari pangkuan perempuan itu dan membawanya naik ke kamarnya di atas, dan membaringkan anak itu di tempat tidurnya. Sesudah itu ia berseru kepada TUHAN, katanya: "Ya TUHAN, Allahku! Apakah Engkau menimpakan kemalangan ini atas janda ini juga, yang menerima aku sebagai penumpang, dengan membunuh anaknya?" Lalu ia mengunjurkan badannya di atas anak itu tiga kali, dan berseru kepada TUHAN, katanya: "Ya TUHAN, Allahku! Pulangkanlah kiranya nyawa anak ini ke dalam tubuhnya." TUHAN mendengarkan permintaan Elia itu, dan nyawa anak itu pulang ke dalam tubuhnya, sehingga ia hidup kembali. Elia mengambil anak itu; ia membawanya turun dari kamar atas ke dalam rumah dan memberikannya kepada ibunya. Kata Elia: "Ini anakmu, ia sudah hidup!" Kemudian kata perempuan itu kepada Elia: "Sekarang aku tahu, bahwa engkau abdi Allah dan firman TUHAN yang kauucapkan itu adalah benar."

MAZMUR TANGGAPAN: Mzm. 30:2,4,5-6,11,12a,13b

ULANGAN: Aku hendak memuji nama-Mu ya Tuhan, selama-lamanya.
Ayat:
1.Aku akan memuji Engkau, ya Tuhan, sebab Engkau telah menaik aku ke atas, dan tidak membiarkan musuh-musuhku bersukacita atas diriku. Tuhan, Engkau mengangkat aku dari dunia orang mati, Engkau menghidupkan daku di antara mereka yang turun ke liang kubur.

2. Nyanyikanlah mazmur bagi Tuhan, hai orang-orang yang dikasihi oleh-Nya, dan persembahkanlah syukur kepada nama-Nya yang kudus! Sebab hanya sesaat Ia murka, tetapi seumur hidup Ia murah hati; sepanjang malam ada tangisan menjelang pagi terdengar sorak-sorai.

3. Dengarlah, Tuhan, dan kasihanilah aku. Tuhan, jadilah penolongku! Aku yang meratap Kauubah menjadi orang yang menari-nari. Tuhan, Allahku, untuk selama-lamanya aku mau menyanyikan syukur bagi-Mu.

BACAAN II : Gal. 1:11-19
“Ia berkenan menyatakan Anak-Nya di dalam diriku supaya aku memberitakan Dia di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi.”

 Saudara-saudaraku, aku menegaskan kepadamu, bahwa Injil yang kuberitakan itu bukanlah injil manusia. Karena aku bukan menerimanya dari manusia, dan bukan manusia yang mengajarkannya kepadaku, tetapi aku menerimanya oleh penyataan Yesus Kristus. Sebab kamu telah mendengar tentang hidupku dahulu dalam agama Yahudi: tanpa batas aku menganiaya jemaat Allah dan berusaha membinasakannya. Dan di dalam agama Yahudi aku jauh lebih maju dari banyak teman yang sebaya dengan aku di antara bangsaku, sebagai orang yang sangat rajin memelihara adat istiadat nenek moyangku. Tetapi waktu Ia, yang telah memilih aku sejak kandungan ibuku dan memanggil aku oleh kasih karunia-Nya, berkenan menyatakan Anak-Nya di dalam aku, supaya aku memberitakan Dia di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi, maka sesaatpun aku tidak minta pertimbangan kepada manusia; juga aku tidak pergi ke Yerusalem mendapatkan mereka yang telah menjadi rasul sebelum aku, tetapi aku berangkat ke tanah Arab dan dari situ kembali lagi ke Damsyik. Lalu, tiga tahun kemudian, aku pergi ke Yerusalem untuk mengunjungi Kefas, dan aku menumpang lima belas hari di rumahnya. Tetapi aku tidak melihat seorangpun dari rasul-rasul yang lain, kecuali Yakobus, saudara Tuhan Yesus.

BACAAN INJIL : Luk. 7:11-17
“Hai pemuda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah!

Kemudian Yesus pergi ke suatu kota yang bernama Nain. Murid-murid-Nya pergi bersama-sama dengan Dia, dan juga orang banyak menyertai-Nya berbondong-bondong. Setelah Ia dekat pintu gerbang kota, ada orang mati diusung ke luar, anak laki-laki, anak tunggal ibunya yang sudah janda, dan banyak orang dari kota itu menyertai janda itu. Dan ketika Tuhan melihat janda itu, tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia berkata kepadanya: "Jangan menangis!" Sambil menghampiri usungan itu Ia menyentuhnya, dan sedang para pengusung berhenti, Ia berkata: "Hai anak muda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah!" Maka bangunlah orang itu dan duduk dan mulai berkata-kata, dan Yesus menyerahkannya kepada ibunya. Semua orang itu ketakutan dan mereka memuliakan Allah, sambil berkata: "Seorang nabi besar telah muncul di tengah-tengah kita," dan "Allah telah melawat umat-Nya." Maka tersiarlah kabar tentang Yesus di seluruh Yudea dan di seluruh daerah sekitarnya.

Paus Fransiskus: Orang Katolik korup merusak Gereja

Paus Fransiskus: Orang Katolik korup merusak Gereja

Orang-orang Katolik yang “korup” akan membawa dampak kerusakan serius bagi Gereja, kata Paus Fransiskus, awal pekan ini. Dalam homilinya pada Misa di Domus Sanctae Marthae, kediamannya, ia menjelaskan ada “tiga jenis orang Kristen dalam Gereja: orang berdosa, orang korup dan orang saleh”.

Mengacu pada Perumpamaan tentang Talenta dalam bacaan hari itu, ia mengatakan bahwa para koruptor diwakili oleh mereka dalam perumpamaan yang ingin “menguasai kebun anggur dan telah kehilangan hubungan mereka dengan Tuhan”. Ia mengatakan, “Orang tergelincir di atas kemandirian, kemandirian dalam hubungan mereka dengan Tuhan. Kami tidak membutuhkan Tuhan.”

 “Mereka yang berdosa sama seperti kita semua, tetapi mereka telah mengambil satu langkah lebih maju, seolah-olah mereka telah mengkonsolidasikan diri mereka dalam dosa. Mereka tidak membutuhkan Tuhan! Mereka menyangkal-Nya, mereka menciptakan tuhan khusus, bahkan mereka mengklaim mereka sendiri adalah tuhan,” katanya seperti dilansir AsiaNews.it. Ia mengatakan, “Kemandirian dari Tuhan adalah berbahaya, korup akibat orang melupakan Tuhan.

Mereka telah melupakan cinta yang Tuhan telah membuat kebun anggur. Dia menciptakan mereka! Mereka memutus hubungan dengan sumber cinta ini! Dan mereka menjadi penyembah diri sendiri. Semoga Tuhan membebaskan kita dari jalan korupsi ini.” Di akhir homilinya, Paus Fransiskus mengajak: “Mari kita mohon kepada Tuhan hari ini menganugerahkan kasih karunia-Nya karena kita adalah orang berdosa, dan sungguh berdosa.” Semoga Tuhan menganugerahkan rahmat-Nya agar orang tidak korup dan hidup dalam kesalehan, tambahnya.

 Sumber: Corrupt Christians cause grave harm to Church, says pope
  Disadur dari: indonesia.ucanews.com

RENUNGAN HARI BIASA: SABTU 8 JUNI 2013 (Peringatan Wajib Hati Tersuci SP Maria )

RENUNGAN HARI BIASA: SABTU 8 JUNI 2013 
(Peringatan Wajib Hati Tersuci SP Maria ) 
Tob. 12: 1,5-15,20; MT Tob. 13:2,6,7,8; Mrk. 12:38-44 

BACAAN INJIL: 
Dalam pengajaran-Nya Yesus berkata: "Hati-hatilah terhadap ahli-ahli Taurat yang suka berjalan-jalan memakai jubah panjang dan suka menerima penghormatan di pasar, yang suka duduk di tempat terdepan di rumah ibadat dan di tempat terhormat dalam perjamuan, yang menelan rumah janda-janda, sedang mereka mengelabui mata orang dengan doa yang panjang-panjang. Mereka ini pasti akan menerima hukuman yang lebih berat." Pada suatu kali Yesus duduk menghadapi peti persembahan dan memperhatikan bagaimana orang banyak memasukkan uang ke dalam peti itu. Banyak orang kaya memberi jumlah yang besar. Lalu datanglah seorang janda yang miskin dan ia memasukkan dua peser, yaitu satu duit. Maka dipanggil-Nya murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan. Sebab mereka semua memberi dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya." 

RENUNGAN: 
Hari ini sungguh saya mengalami iman yang hidup dari seorang ibu sehubungan dengan injil hari ini. Seperti biasanya, tadi malam saya mengirimkan permohonan kepada seorang ibu lewat pesan di Fbnya. Pagi ini saya membaca balasan dari pesan yang dia sampaikan. Dalam balasan itu, ibu itu menceritakan bagaimana hidupnya sekarang ini yang sedang mengalami persoalan hidup di negeri seberang. Ibu itu bercerita bahwa setahun lalu, dia membawa suaminya untuk berobat ke luar negeri, dan menetap di sana karena suaminya warga negara di situ. Namun Tuhan berkehendak lain, suaminya meninggal dunia di sana. Saat ini diceritakan bahwa beliau sedang kesulitan ekonomi sepeninggal suaminya, dia mencari pekerjaan untuk menyambung hidup bersama seorang putrinya yang juga sendang mencari pekerjaan. Ibu itu juga mengalami kesulitan untuk kembali ke Indonesia. 

Pendek cerita, walau sedang mengalai persoalan dan kesulitan ekonomi, ibu itu tetap akan memberi persembahan untuk pembangunan Gereja Tigalingga, dari sisa tabungannya yang ada di Indonesia. Beliau juga berjanji untuk menyebarkan permohonan saya ke keluarga dan teman-temannya. Ibu itu sedang menghadapi kesulitan tetapi tetap mau memberi bantuan dan bahkan dia sendiri kesulitan dalam urusannya, tetapi dia juga mau membantu mencarikan orang yang mau membantu. 

Sungguh ini bisa terjadi karena iman yang kuat dan dalam pada ibu tersebut. Ini jelas menjadi contoh yang nyata dari injil yang kita dengarkan hari ini, tentang persembahan seorang janda yang miskin. 

Perumpamaan tentang janda miskin dalam Injil hari ini sungguh mengungkapkan bagaimana kayanya iman janda itu. Dimata dunia/manusia dia miskin tidak punya apa-apa, tetapi di mata Tuhan dia sungguh kaya. Janda itu memang memberi persembahan jauh lebih sedikit jumlahnya dibandingkan dengan orang kaya, namun dia memberi semua yang ada padanya. Janda itu tidak khawatir akan nasibnya bila dia memberi semua uang yang dimilikinya, dia tidak merasa kekurangan sehingga dia berani memberi semuanya, sebab seringkali orang sulit memberi karena merasa masih kekurangan. Wanita janda itu percaya bahwa Tuhan akan memelihara hidupnya. Persembahan kita kepada Tuhan atau perberian kita kepada sesama tidak diukur dari banyak dan bentuknya, tetapi dilihat dari cinta dan ketulusan hati dalam memberi. Selamat pagi. Selamat beraktivitas.Tuhan memberkati.

RENUNGAN HARI BIASA: JUMAT 7 JUNI 2013 (HARI RAYA HATI YESUS YANG MAHAKUDUS)

RENUNGAN HARI BIASA: JUMAT 7 JUNI 2013 
(HARI RAYA HATI YESUS YANG MAHAKUDUS) 
Yeh. 34:11-16; Mzm. 23:1-3a,3b-4,5,6; Rm. 5:5b-11; Luk. 15:3-7 

BACAAN INJIL: 
Lalu Ia mengatakan perumpamaan ini kepada mereka: "Siapakah di antara kamu yang mempunyai seratus ekor domba, dan jikalau ia kehilangan seekor di antaranya, tidak meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di padang gurun dan pergi mencari yang sesat itu sampai ia menemukannya? Dan kalau ia telah menemukannya, ia meletakkannya di atas bahunya dengan gembira, dan setibanya di rumah ia memanggil sahabat-sahabat dan tetangga-tetanggan serta berkata kepada mereka: Bersukacitalah bersama-sama dengan aku, sebab dombaku yang hilang itu telah kutemukan. Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita di sorga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih dari pada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan." 

RENUNGAN: 
Para saudara, hari ini adalah Hari Raya Hati Yesus yang Mahakudus. Dengan hari raya ini, tentu selain kita bersyukur atas Yesus yang hati-Nya Mahakudus, juga kita diajak untuk memiliki hati seperti Yesus. Kita tentu berpikir bahwa Yesus sudah pantas memiliki hati yang Mahakudus karena Dia adalah Tuhan, sehingga ktia berpikir apakah kita seperti itu. Kita akan berpikir bahwa kita tidak akan bisa memiliki hati yang kudus seperti hati Yesus yang Mahakudus karena kita bukan Tuhan, tetapi manusia biasa. Memang benar kita bukan Tuhan, kita hanya manusia biasa. Tetapi bukan berarti kita tidak bisa memiliki hati yang kudus seperti Tuhan. 

Dalam perayaan hari ini, injil yang diwartakan adalah menggambarkan kasih pengampunan Tuhan kepada manusia yang berdosa. Sungguh hal yang menarik bahwa Gereja tidak mewartakan injil yang memperlihatkan keMahakuasaan Yesus, tetapi menekankan kasih pengampunan Yesus. Kekudusan hati Yesus yang Mahakudus justru tampak dalam kasih yang menjiwai hati-Nya dan kasih itu berbuah dalam pengampunan atas dosa-dosa kita. Selain itu, hati Yesus yang Mahakudus juga dinyatakan dengan sukacita Tuhan untuk menyambut pertobatan kita. Yesus sungguh mengharapkan dan mendambakan pertobatan kita, agar kita beroleh hidup bahagia kekal. 

Lewat perayaan hari ini, kita sungguh bersukacita bahwa Yesus Tuhan Mahakasih dan Mahapengampun. Dia mengajak kita untuk tidak takut untuk kembali kepada Dia dengan jalan pertobatan. Kita semua tentu tidak ada yang terbebas dari kelemahan dan dosa, sehingga kita semua membutuhkan pertobatan. Sebesar apapun dosa yang kita perbuat, Tuhan pasti mengampuninya, asal kita sungguh-sungguh berbalik kepada Dia. Bahkan surga akan bersukacita bila kita bertobat daripada kita merasa diri tidak membutuhkan pertobatan. 

Dengan perayaan hari ini, kitapun harus berusaha beroleh hati yang kudus seperti Yesus sendiri. Sebagaimana tadi kami katakan bahwa dalam injil hari ini ditekankan hati Yesus yang penuh kasih dan maha pengampun, dengan demikian kitapun dapat beroleh hati yang kudus dengan berusaha memelihara hati yang penuh kasih kepada sesama serta rela memberi pengampunan kepada sesama. Hati yang kudus dapat dilihat dari hati yang penuh kasih kepada sesama, kerelaan mengampuni orang lain dan bersukacita bila ada orang yang kembali kepada Tuhan.

RENUNGAN HARI BIASA: KAMIS 6 JUNI 2013

RENUNGAN HARI BIASA: KAMIS 6 JUNI 2013 
(Norbertus) 
Tob. 6:10-11; 7:1,9-17;8:4-9a; Mzm. 128:1-2,3,4-5; Mrk. 12:28b-34) 

BACAAN INJIL: 
Lalu seorang ahli Taurat, yang mendengar Yesus dan orang-orang Saduki bersoal jawab dan tahu, bahwa Yesus memberi jawab yang tepat kepada orang-orang itu, datang kepada-Nya dan bertanya: "Hukum manakah yang paling utama?" Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa. Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini." Lalu kata ahli Taurat itu kepada Yesus: "Tepat sekali, Guru, benar kata-Mu itu, bahwa Dia esa, dan bahwa tidak ada yang lain kecuali Dia. Memang mengasihi Dia dengan segenap hati dan dengan segenap pengertian dan dengan segenap kekuatan, dan juga mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri adalah jauh lebih utama dari pada semua korban bakaran dan korban sembelihan." Yesus melihat, bagaimana bijaksananya jawab orang itu, dan Ia berkata kepadanya: "Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah!" Dan seorangpun tidak berani lagi menanyakan sesuatu kepada Yesus. 

RENUNGAN: 
Iman dan kasih kepada Allah kiranya tidaklah cukup bila kita tidak mengasihi sesama manusia. Malahan kasih kepada manusia menjadi buah dari kasih kita kepada Allah. Kita semua tentu orang yang beriman kepada Allah dan kita pasti mengasihi Allah. Namun apakah kita juga mengasihi sesama kita? 

Kiranya kita perlu merenungkan sejauh mana kasih kita kepada Tuhan. Di dalam injil hari ini, menanggapi pertanyaan ahli Taurat tentang hukum yang terutama, Yesus menjawab bahwa memang hukum yang paling utama adalah mengasihi Allah dengan seluruh hidup dan sekuat tenaga. Namun lebih lanjut Yesus mengatakan bahwa hukum yang kedua adalah mengasihi sesama seperti diri sendiri. Kedua hukum ini tidak bisa dipisahkan satu sama lain, malahan keduanya harus diterapkan. 

Dengan jawaban itu, Yesus menegaskan bahwa kasih kepada Allah haruslah nyata dalam perbuatan kasih kepada manusia. Justru bisa dikatakan bahwa kasih kepada manusia itulah yang menyatakan bahwa kita sungguh mengasihi Allah. Kita harus mengasihi sesama karena Allah sendiri mengasihi semua orang. Dengan demikian, boleh juga dikatakan bahwa bila kita mengasihi sesama kita, kita juga mengasihi Allah yang mengasihi sesama itu. Atau bole juga dikatakan bahwa bila kita tidak mengasihi sesama kita, itu berarti kita juga tidak mengasihi Allah yang mengasihi orang itu. 

Hukum ini kiranya haruslah kita renungkan dan hanyati. Sebab bisa saja seringkali kita menganggap bahwa beriman cukup hanya dengan mengasihi Allah sendiri. Hal ini seringkali terjadi dalam hidup beriman. Begitu banyak orang beriman yang sungguh mengagumkan dalam kegiatan gereja, begitu aktif dalam kegiatan Gereja, rajin mengikuti missa dan kelihatan saleh dalam perilaku. Namun kadang kala sayang, imannya yang demikian tidak tampak dalam perbuatan kasih kepada sesama. Bahkan tidak jarang kita temui bahwa orang yang kelihatan saleh dalam beriman, tetapi hidupnya sungguh jauh dari perbuatan kasih kepada sesamanya. Iman dianggap hanya sebagai ritual saja. 

Mungkin kitapun selama ini berpikir demikian. Oleh sebab itu, baiklah kita merenungkan sabda Yesus hari ini. Iman kita, kasih kita kepada Allah haruslah nyata dalam kasih kepada sesama kita. Bahkan bisa dikatakan bahwa iman seseorang tidak bisa diukur hanya dengan aktifnya seseorang dalam kegiatan menggereja, tetapi bisa diukur dari sejauhmana dia mengasihi sesama dan melakukan kasih itu dalam perbuatan baik kepada sesamanya. Amin.

RENUNGAN HARI BIASA: RABU 5 JUNI 2013

RENUNGAN HARI BIASA: RABU 5 JUNI 2013 
(Peringatan Wajib St. Bonifasius) 
Tob. 3:1-11a,16-17a; Mzm. 25:2-4a,4b-5ab,6-7bc,8-9; Mrk. 12:18-27 

BACAAN INJIL: 
Datanglah kepada Yesus beberapa orang Saduki, yang berpendapat, bahwa tidak ada kebangkitan. Mereka bertanya kepada-Nya: "Guru, Musa menuliskan perintah ini untuk kita: Jika seorang, yang mempunyai saudara laki-laki, mati dengan meninggalkan seorang isteri tetapi tidak meninggalkan anak, saudaranya harus kawin dengan isterinya itu dan membangkitkan keturunan bagi saudaranya itu. Adalah tujuh orang bersaudara. Yang pertama kawin dengan seorang perempuan dan mati dengan tidak meninggalkan keturunan. Lalu yang kedua juga mengawini dia dan mati dengan tidak meninggalkan keturunan. Demikian juga dengan yang ketiga. Dan begitulah seterusnya, ketujuhnya tidak meninggalkan keturunan. Dan akhirnya, sesudah mereka semua, perempuan itupun mati. Pada hari kebangkitan, bilamana mereka bangkit, siapakah yang menjadi suami perempuan itu? Sebab ketujuhnya telah beristerikan dia." Jawab Yesus kepada mereka: "Kamu sesat, justru karena kamu tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah. Sebab apabila orang bangkit dari antara orang mati, orang tidak kawin dan tidak dikawinkan melainkan hidup seperti malaikat di sorga. Dan juga tentang bangkitnya orang-orang mati, tidakkah kamu baca dalam kitab Musa, dalam ceritera tentang semak duri, bagaimana bunyi firman Allah kepadanya: Akulah Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub? Ia bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup. Kamu benar-benar sesat!" 

RENUNGAN: 
Orang yang tidak percaya akan sesuatu seperti yang dianut orang lain, pasti akan selalu mengajukan pertanyaan yang tujuannya bukan untuk mengetahui tetapi untuk mementahkan keyakinan orang lain dan pada akhirnya berharap orang itu menerima keyakinannya. Kiranya inilah yang dilakukan oleh orang-orang Saduki terhadap Yesus. 

Mereka jelas tidak mengakui adanya kebangkitan setelah mati atau tidak mengakui adanya kehidupan kekal. Mereka itu menyakini bahwa hidup adalah hanya dalam dunia ini saja, tidak ada hidup setelah kematian. Dengan pemikiran demikian mereka menikmati hidup di dunia ini dengan sepuas-puasnya. Pertanyaan yang diajukan oleh orang Saduki kepada Yesus logis menurut pikiran manusia. Mereka menggunakan pikiran manusia untuk mengerti kebangkitan badan atau kehidupan kekal. 

Memang bila hidup di surga atau kehidupan kekal sama halnya seperti kehidupan di dunia ini, jelas wanita yang mereka gambarkan dalam pertanyaan itu pasti akan kerepotan menentukan yang mana suaminya; Apakah hanya satu orang saja atau ketujuh pira itu? Yesus menanggapi bahwa orang saduki itu sesat karena tidak mengerti kitab suci. Orang saduki itu sesat karena mereka tidak percaya akan kebangkitan badan atau kehidupan kekal. 

Dalam jawaban Yesus diterangkan bahwa kerajaan sorga bukan seperti yang dipikirkan oleh manusia, bukan seperti di dunia ini. Dalam kerajaan sorga itu, manusia tidak lagi mengalami kekurangan, tetapi hidup dalam kelimpahan bahkan orang tidak lagi mengalami kematian, tetapi beroleh hidup kekal. Intinya dalam kerajaan sorga orang mengalami hidup dalam keabadian dan kesempurnaan. 

Oleh sebab itu, baiklah kita jangan sampai tersesat seperti orang saduki ini dengan tidak percaya akan kebangkitan badan. Kita harus percaya bahwa hidup yang sekarang bukanlah yang utama, tetapi hanya masa perjalanan menuju ke kehidupan kekal. Amin.

RENUNGAN HARIAN: SELASA, 4 JUNI 2013

RENUNGAN HARIAN: SELASA, 4 JUNI 2013 
(Yohanes Baptista Skalabrini, Yakobus dr Viterbo, Petrus dr Verona) 
Tob. 2:9-14; Mzm. 112:1-2,7bc-8,9; Mrk. 12:13-17 

BACAAN INJIL:
 Kemudian disuruh beberapa orang Farisi dan Herodian kepada Yesus untuk menjerat Dia dengan suatu pertanyaan. Orang-orang itu datang dan berkata kepada-Nya: "Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang yang jujur, dan Engkau tidak takut kepada siapapun juga, sebab Engkau tidak mencari muka, melainkan dengan jujur mengajar jalan Allah dengan segala kejujuran. Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak? Haruskah kami bayar atau tidak?" Tetapi Yesus mengetahui kemunafikan mereka, lalu berkata kepada mereka: "Mengapa kamu mencobai Aku? Bawalah ke mari suatu dinar supaya Kulihat!" Lalu mereka bawa. Maka Ia bertanya kepada mereka: "Gambar dan tulisan siapakah ini?" Jawab mereka: "Gambar dan tulisan Kaisar." Lalu kata Yesus kepada mereka: "Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah!" Mereka sangat heran mendengar Dia. 

RENUNGAN: 
Pernah seorang umat bertanya, “Kenapa kita harus memberi iuran atau Dana Mandiri ke Paroki, seperti memberi pajak ke negara ini? Kalau kita memberi pajak ke negara, hasilnya masih kelihatan misalnya jalan ke desa kita dibangun pemerintah, sedangkan iuran ke Gereja hasilnya tidak kelihatan. Jadi lebih baik kita memberi pajak ke negara, daripada membayar iuran ke Gereja. Mungkin kita yang mendengar ini sedikit prihatin karena itu gambaran bahwa orang itu kurang menyadari kasih dan berkat Tuhan yang telah mereka terima. 

Memang secara manusiawi, pajak yang diberikan oleh seseorang akan dipergunakan oleh pemerintah untuk menunjang pembangunan daerah itu. Tetapi apakah hidup dan kesehatan itu diberikan oleh negara atau pemerintah? Memang hal yang baik bila kita memberikan kewajiban kepada negara. Namun sungguh menyedihkan bila orang tidak menyadari bahwa Tuhan telah memberikan apa yang tidak bisa diberikan oleh negara atau manusia yakni hidup dan berkat-Nya. 

Pemikiran yang demikian tidak menyadari bahwa Tuhan telah memberi dia hidup dan sekan menganggap bahwa apa yang ada padanya hanyalah perjuangan dan usaha kerasnya sendiri, bukan karena berkat Tuhan yang telah dia terima. Dengan demikian, hidup imannya dianggap hanya sebagai formalitas belaka. 

Hidup itu adalah pemberian Tuhan dan juga semua yang baik pada kita adalah berkat Tuhan. Oleh sebab itu, sudah layak dan pantaslah kita memberi apa yang menjadi hak Tuhan. Bahkan seharusnya Tuhan berhak menuntut hak yang labih banyak dari kita karena Dia memberikan hidup dan berkat-Nya secara cuma-cuma, yang tidak bisa diberikan oleh dunia. Memang yang dituntut oleh Tuhan tidak sekedar persembahan, itu hanyalah salah satu dari sekian banyak yang harus kita berikan kepada Tuhan. 

Lebih dari itu, yang menjadi hak Tuhan dan harus kita berikan adalah hidup yang sesuai dengan kehendak Tuhan. Ini menjadi lebih utama. Sebab tidak ada gunanya kita memberi persembahan kalau ternyata hidup kita tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. Oleh sebab itu, kita memang harus memberikan apa yang wajib kita berikan kepada negara, tetapi kita juga harus memberikan bahkan lebih banyak lagi apa yang wajib kita berikan kepada Tuhan. Amin.

RENUNGAN HARI BIASA: SENIN 3 JUNI 2013

RENUNGAN HARI BIASA: SENIN 3 JUNI 2013 
(Peringatan Wajib St. Karolus Lwanga) 
Tob. 1:3; 2:1a-8; Mzm. 112:1-2,3-4,5-6; Mrk. 12:1-12 

BACAAN INJIL: 
Lalu Yesus mulai berbicara kepada mereka dalam perumpamaan: "Adalah seorang membuka kebun anggur dan menanam pagar sekelilingnya. Ia menggali lobang tempat memeras anggur dan mendirikan menara jaga. Kemudian ia menyewakan kebun itu kepada penggarap-penggarap lalu berangkat ke negeri lain. Dan ketika sudah tiba musimnya, ia menyuruh seorang hamba kepada penggarap-penggarap itu untuk menerima sebagian dari hasil kebun itu dari mereka. Tetapi mereka menangkap hamba itu dan memukulnya, lalu menyuruhnya pergi dengan tangan hampa. Kemudian ia menyuruh pula seorang hamba lain kepada mereka. Orang ini mereka pukul sampai luka kepalanya dan sangat mereka permalukan. Lalu ia menyuruh seorang hamba lain lagi, dan orang ini mereka bunuh. Dan banyak lagi yang lain, ada yang mereka pukul dan ada yang mereka bunuh. Sekarang tinggal hanya satu orang anaknya yang kekasih. Akhirnya ia menyuruh dia kepada mereka, katanya: Anakku akan mereka segani. Tetapi penggarap-penggarap itu berkata seorang kepada yang lain: Ia adalah ahli waris, mari kita bunuh dia, maka warisan ini menjadi milik kita. Mereka menangkapnya dan membunuhnya, lalu melemparkannya ke luar kebun anggur itu. Sekarang apa yang akan dilakukan oleh tuan kebun anggur itu? Ia akan datang dan membinasakan penggarap-penggarap itu, lalu mempercayakan kebun anggur itu kepada orang-orang lain. Tidak pernahkah kamu membaca nas ini: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru: hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita." Lalu mereka berusaha untuk menangkap Yesus, karena mereka tahu, bahwa merekalah yang dimaksudkan-Nya dengan perumpamaan itu. Tetapi mereka takut kepada orang banyak, jadi mereka pergi dan membiarkan Dia. 

RENUNGAN
Membaca atau mendengarkan injil hari ini, kita mungkin jengkel atau marah atas sikap para penggarap kebun anggur itu. Para penggarap itu jelas bukan pemilik kebun anggur, mereka hanya dipercaya menggarap kebun anggur itu, mereka hanya pekerja yang harus menggarap kebun anggur itu dengan baik dan berhak memberikan hasil kepada pemilik kebun anggur itu. Para penggarap kebun anggur itu bukannya memberikan hasil sebagaimana diharapkan oleh pemilik kebun anggur itu, tetapi malah mengusir dan membunuh suruhan pemilik kebun anggur yang diminta untuk meminta buah dari kebun anggur yang menjadi hak pemilik kebun anggur itu. 

Para penggarap kebun anggut itu tidak memberikan hak si pemilik bukan karena kebun anggur tidak menghasilkan buah, sebab dengan jelas dikatakan bahwa kebun anggut itu adalah kebun anggur yang baik, bibit anggut itupun baik dan segala sesuatu yang perlu agar kebun anggur itu menghasilkan buah, sudah disiapkan oleh pemilik kebun anggur. Para penggarap itu jelas tidak memberikan hasil kepada pemilik kebun anggur itu adalah karena keserakahan, kerakusan merekan yang ingin memiliki kebun anggur itu. Mereka sungguh tidak tahu berterimakasih karena telah mendapat kepercayaan untuk menggarap kebun anggur itu. 

Cerita perumpamaan yang kita dengarkan hari ini sungguh merupakan cerminan sikap hidup manusia yang banyak terjadi masa sekarang ini. Sekarang ini begitu banyak orang yang tidak lagi percaya akan Tuhan dan tidak lagi percaya bahwa Tuhan yang memberikan hidup, memberkati dan berperan dalam hidup sekarang ini. Orang sudah tidak lagi percaya akan adanya Tuhan, bahkan menciptakan tuhan-tuhan yang lain. Sekarang ini banyak orang yang begitu mengagungkan kemajuan zaman, menganggap bahwa semuanya itu bisa terjadi hanya karena kemajuan zaman, karena kemampuan dan kerja keras manusia itu sendiri. Orang menganggap bahwa hidup dan apa yang dia miliki adalah miliknya sendiri dan bisa memilikinya hanya karena kerja kerasnya sendiri, sehingga dengan pemikiran demikian orang tidak lagi peduli dengan orang lain serta hidup hanya untuk dirinya sendiri. 

Hal yang demikian mungkin saja kita lakukan, walaupun mungkin tanpa kita sadari. Mungkin saja banyak diantara kita yang berpikiran demikian. Kita tidak sadar bahwa hidup dan apa yang kita miliki adalah anugerah pada Tuhan, yang dipercayakan oleh Tuhan untuk kita kelola. Tuhan sebagai pemilik, tentu punya hak untuk mendapatkan buah dari apa yang diberikan-Nya. Namun kiranya seringkali kita tidak tahu berterimakasih atas anugerah yang kita terima dari Tuhan. Kita seperti para penggarap dalam injil tadi kalau kita tidak tahu berterimakasih kepada Tuhan dengan tidak memberikan hasil buah yang menjadi hak Tuhan. Buah yang diharapkan oleh Tuhan adalah hidup baik dan berkat yang diberikan-Nya itu juga dapat dirasakan atau dinikmati oleh Tuhan. Meskipun sebenarnya, Tuhan sebagai pemilik hidup kita tidak membutuhkan buah itu, buah yang diminta oleh Tuhan itu sebenarnya demi kebaikan kita sendiri. 

Maka semoga kita senantiasa menyadari bahwa hidup dengan segala sesuatu yang baik pada kita bukanlah milik kita, tetapi pemberian cuma-cuma dari Tuhan yang dipercayakan Tuhan kepada kita untuk kita oleh sehingga menghasilkan buah seperti yang diharapkan oleh Tuhan. Dengan menyadari semuanya ini, kitapun harus mempertanggungjawabkannya kepada Tuhan. Amin.

Ini kata Romo Magnis soal ucapan SARA Seskab Dipo Alam

Ini kata Romo Magnis soal ucapan SARA Seskab Dipo Alam 

Guru Besar Filsafat STF Driyarkar
a, Prof Dr Franz Magnis Suseno, tidak mau menanggapi ucapan Sekretaris Kabinet Dipo Alam yang berbau suku, agama, ras dan antar-golongan (SARA). Pemuka agama Katolik itu mempersilakan masyarakat luas menilai ucapan pembantu presiden tersebut. "Silakan, boleh memberikan anggapan, perasaan, tidak apa-apa.

Saya tidak mau menanggapi, karena tidak begitu masuk akal," kata Romo Magnis, sapaan akrabnya,kepada merdeka.com, Rabu (22/5). Ditanya apakah layak seorang, terlebih pejabat negara, berbicara SARA di tengah peradaban yang sudah maju ini, Romo Magnis cuma berujar singkat. "Saya tidak mau menanggapi, silakan orang lain menanggapi," ujar dia. Seperti diketahui, Dipo mengucapkan kritikan yang berbau SARA, yakni sentimen Islam dan non-Islam, saat membela Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) soal penerimaan World Statesman Award. 

Sentimen Islam dan non-Islam itu bermula dari kicauan Dipo di Twitter. Di media sosial itu, Dipo membela SBY atas kritik Romo Magnis. Dalam suratnya kepada The Appeal of Conscience Foundation, lembaga di AS pemberi penghargaan untuk SBY, Romo Magnis memang mengritik kepemimpinan SBY yang dinilainya abai terhadap kekerasan terhadap kaum minoritas Ahmadiyah dan Syiah. "Konflik intra Islam sudah ada sejak dulu, tidak perlu dibesarkan isu minoritas ditindas mayoritas. Yang kita tentang adalah tindak kekerasan," kata Dipo membela SBY lewat akun Twitter-nya, @dipoalam49. 

 Nah, dalam kicauan selanjutnya barulah Dipo mulai menyinggung latar belakang Romo Magnis yang non-muslim. "Masalah khilafiyah antar umat Islam di Indonesia begitu banyak, jangan dibesarkan oleh yang non-muslim seolah simpati minoritas diabaikan," kicau Dipo. Tak cukup di situ, mantan Ketua Umum Dewan Mahasiswa Universitas Indonesia ini juga berkicau, "Umaro, ulama dan umat Islam di Indonesia secara umum sudah baik, mari liat ke depan, tidak baik pimpinannya dicerca oleh yang non-muslim FMS." FMS di akhir kicauan Dipo diduga kuat adalah Franz Magnis-Suseno. Ucapan SARA Dipo Alam tersebut terus menuai kritikan. Mulai dari aktivis pluralisme, sampai politikus PKS. (merdeka.com) 

(Foto: www.forum-weltkirche.de) 
Disadur dari: MirificaNews

 
Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan! (2Kor 8:14)