Pembangunan Gereja Paroki Tigalingga

Pembangunan Gereja Paroki sedang berlangsung. Kami sangat mengarapkan uluran kasih para Saudara untuk membantu.

Gotong Royong Pembangunan Gereja

Tidak ada kata yang bisa melukiskan pengalaman indah pada waktu gotong royong pengecoran lantai 2 bangunan Gereja selain, suatu keyakinan bahwa semuanya dapat terlaksana adalah karena MUKJIJZAT ALLAH BEKERJA.

Pengecoran Lantai Panti Imam Gereja

Pengecoran Lantai 2 bangunan Gereja ini dilakukan pada hari Selasa, 30 Agustus 2011 yang lalu. Luas yang dicor adalah 19 m x 24 m. Hujan yang mengguyur tidak menyurutkan semangat umat.

Kerjasama Imam dan Umat

Uskup emeritus KAM, Mgr. A.G.Pius Datubara OFM.Cap, datang berkunjung ke Paroki dan memberi semangat pada umat dalam pembangunan Gereja Paroki. Para pastor juga ikut berkerja bersama umat dalam pembangunan Gereja.

Misa Tridentin: Warisan Liturgi Yang Dipertahankan

HIDUPKATOLIK.com - Paus Benediktus XVI mengeluarkan Surat Apostolik Summorum Pontificum yang menjamin penggunaan Misa Tridentin...

Pembinaan Para Pengurus Gereja

Tidak sedikit umat katolik yang kerap menganggap bahwa Liturgi adalah sekedar perayaan wajib biasa yang dilaksanakan pada hari minggu.

Pertemuan Ibu-Ibu dan Pesta Pelindung Paroki

Pertemuan para ibu se-paroki telah terlaksana pada hari Kamis-Sabtu, 15 s/d 16 Juli 2011. Pertemuan ini mengundang semua ibu katolik yang ada di paroki untuk hadir dalam pertemuan/pembinaan para ibu katolik dan juga segaligus menjalin kebersamaan para ibu. Penutupan pertemuan sikaligus Pesta Pelindung Paroki.

Pembinaan Asmika se-Paroki

Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku; inilah yang menjadi tema dari pertemuan dan pembinaan minggu gembira yang telah berlangsung dengan sangat baik.

Mudika Ambil bagian dalam pembangunan Gereja Paroki

Mudika paroki tidak mau berpangku tangan melihat pembangunan Gereja paroki. Para mudika juga ambil bagian dengan mengumpulkan kerikil di sungai.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 1)

Umat dari lingkungan paroki dan juga dari beberapa stasi kembali bekerja sama dengan bergotong royong membangun gereja paroki. Untuk kali ini, umat bergotong royong men-cor lantai balkon bangunan Gereja.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 2)

Allah peduli. Karena kepedulian Allah atas pembangunan rumah-Nya ini, maka kami kamipun peduli dan bisa melanjutkan pembangunanini. Kepedulian Allah kami rasakan juga lewat kepedulian para Saudara.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 3)

Mari kita memuliakan Tuhan, tidak hanya dengan kata2 indah, tetapi dengan perbuatan nyata dengan rela berkorban.

Pertemuan akhir Tahun 2011 Pengurus Gereja se-Paroki

Para pengurus Gereja adalah ‘ujung tombak’ Gereja khususnya di stasi-stasi. Peran para pengurus Gereja ini sangat sentral dalam kehidupan Gereja di stasi-stasi.

Gua Maria dan Menyambut Hari Raya Natal

Persiapan menyambut hari Raya Natal 25 Desember 2011.

Rahmat dan Perlindungan Tuhan

Pastor Anton Manik O.Carm selamat dari kecelakaan mobil masuk jurang.

Rekoleksi dan Aksi Panggilan

Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku.

Pesan Prapaskah Kepausan 2012

"Kita Tidak Boleh Diam Saja terhadap Kejahatan" "Marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik" (Ibr. 10:24).

Pembangunan Gereja Santo Petrus Stasi Rante Besi

Dalam kemiskinan, kesederhanaan, umat membangunan Gereja. Meraka tidak memiliki uang, tetapi mereka memiliki harapan dan iman pada Tuhan.

Misa Perdana Pastor Andreas Korsini Lamtarida Simbolong O.Carm

Puji Syukur pada Tuhan, karena berkat-Nya, misa Perdana Pastor Andreas Lamtarida Simbolon O.Carm bersama 4 Pastor Karmel yang baru ditahbiskan, dapat terlaksana dengan baik pada hari Rabu 31 Oktober 2012 di Stasi Gundaling 1, paroki Maria dari gunung Karmel Tigalingga.

Bakti Sosial : Pengobatan Gratis

Dalam Rangka Menyongsong Jubileum Gereja Katolik di Dairi dan Pakpak Bharat, diadakan bakti Sosial Pengobatan Gratis di Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, pada 9 Desember 2012 yg lalu. Puji syukur pada Tuhan, kegiatan ini berlangsung dengan sangat memuaskan.

Mari Berbagi Berkat Tuhan

 photo UskupEmeritusKAMMgrPiusDautabra.jpg Photobucket

MENDAMBAKAN BERKAT TUHAN

SYALOM...SELAMAT DATANG.
"Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan."(2Kor 8:14)
"Muliakanlah Tuhan dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu." (Amsal 3:9)
"Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya." (Amsal 3:27)
"Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?" (1 Yohanes 3:17)
Saya Pastor Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, atas nama Panitia Pembangunan dan semua umat, memohon bantuan uluran kasih/dana untuk pembangunan Gereja Paroki. Kami sangat membutuhkan berkat Tuhan lewat uluran tangan dari para donatur.
Kami berharap dan berdoa Para Saudara berkenan berbagi berkat Tuhan kepada kami untuk pembangunan Gereja ini yang adalah rumah Tuhan sendiri.
BRI 5379 Unit Tigalingga Sidikalang
No. Rekening : 5379-01-000112-50-8
Nama : PANITIA PEMBANGUNAN GEREJA KATOLIK.
ATAU
BCA KCU MEDAN
NO.0222053453.
Atas Nama : ADYTIA PERMANA P.
(Adytia Permana P. adalah Romo Adytia Permana Perangin-angin O.Carm. Beliau dulu bertugas di Paroki Tigalingga, juga mengawali pembangunan ini, namun sekarang beliau bertugas di Keuskupan Agung Medan sebagai ekonom.Beliau kami minta buka rekening di BCA khusus untuk pembangunan ini, karena di daerah kami tidak ada BCA.)
Kami sangat senang bila sudah mentransfer persembahan, bapak/ibu/saudara/saudari memberitahukan ke kami melalui:
E mail ke :.
parokimariagk3lingga@yahoo.com
atau di SMS ke:.
Romo Anton Manik O.Carm : 081370836645
Romo Willy O.Carm : 081333837433
Untuk lebih jelasnya permohnan kami ini, Para Saudara dapat melihatnya di sini.... Sehubungan dengan Gambar pembangunan dapat melihatnya di sini....
Demikian kiranya Permohonan ini kami sampaikan. Atas dukungan, doa dan bantuan Bapak, Ibu dan Para Saudara-Saudari, kami mengucapkan banyak terima kasih.Berkat Tuhan senantiasa menyertai kita semua. Amin.
HORMAT KAMI:
Pastor Antonius Manik O.Carm

VARIA PAROKI

REKOLEKSI DAN AKSI PANGGILAN TELAH TERLAKSANA DENGAN SANGAT BAIK ;"> "APA YANG KAMU CARI?" (Yoh 1:38).
Puji syukur pada Tuhan, karena Rekoleksi dan Aksi panggilan untuk siswa-siswi Katolik Usia SMP dan SMA se-paroki Tigalingga sudah terlaksana dengan sangat baik. Kegiatan ini dihadiri hampir 400 orang anak. Semuanya dapat terlaksana hanya karena berkat Tuhan. Terimakasih juga kami sampaikan kepada semua Saudara yang telah mendukung dan mendoakan kegaitan kami ini. Kegiatan ini dilaksanakan hanya dengan menggunakan dana partisipasi peserta dan swadaya paroki, karena tidak mendapatkan bantuan dari donatur manapun, namun karena berkat Tuhan dan doa para Saudara, semuanya dapat berjalan dengan sangat baik. Semoga dari antara anak-anak ini, kelak ada yang menjadi Imam dan biarawan-biarawati.
Photobucket
Tuhan memberkati kita.
Kegembiraan dan Persaudaraan
Photobucket
Hari Ulang tahun Romo Anton M.Carm yang seharusnya tanggal 15 Januari 2010, baru dirayakan hari Minggu Minggu 16 Januari 2011 lalu, bersama Romo-romo Karmel se-Dairi, bersama beberapa umat Paroki Tigalingga di Aula Paroki Tigalingga. Pada kesempatan itu, Rm. Bernad O.Carm, pastor paroki Sidikalang memberi kado ulang tahun yakni 20 sak semen untuk pembangunan Gereja dan Rm. Anton sendiri menyumbangkan semua hadiah ultah untuk pembangunan Gereja. Saat itu, hadiah uang yang diperoleh sebanyak Rp. 1.100.000,-. Lumayanlah untuk tambahan dana pembangunan Gereja. Trimakasih buat semuanya.
Saldo Pesta Pelantikan Pengurus Gereja dan Penerimaan Sakramen Krisma, 6-7 Nop. 2010.
Pada hari Kamis 18 Nopember 2010 telah diadakan Evaluasi dan pembubaran Panitia. Saldo dari kegiatan tersebut adalah Rp. 22.320.500 Acara ini dapat berjalan dengan baik karena partisipasi semua umat. Dana juga bisa Saldo karena umat menyumbangkan hasil-hasil pertanian mereka dengan harapan ada Saldo untuk pembangunan Gereja Paroki.Jadi selain dana partisipasi dari umat, juga umat menyumbangkan hasil pertanian yang dibutuhkan untuk mengurangi dana konsumsi. Syukur pada Tuhan, akhirnya memang ada saldo untuk dana pembangunan Gereja. Terimakasih kami ucapkan kepada semua umat Paroki, DPP, Para Panitia, Para Donatur dan siapa saja yang mendoakan dan mendukung kegitan ini. Yesus memberkati kita semua selalu. Amin.

BACAAN HARI MINGGU BIASA 7

BACAAN HARI MINGGU BIASA 7
TAHUN B: 19 Februari 2012
Yes 43:18-19,21-22,24b-25, Mzm 41:2-3,4-5,13-14, 2Kor 1:18-22, Mrk 2:1-12

BACAAN I: Yes 43:18-19,21-22,24b-25

“Aku menghapus dosa pemberontakanmu oleh karena Aku sendiri.”

firman-Nya: "Janganlah ingat-ingat hal-hal yang dahulu, dan janganlah perhatikan hal-hal yang dari zaman purbakala! Lihat, Aku hendak membuat sesuatu yang baru, yang sekarang sudah tumbuh, belumkah kamu mengetahuinya? Ya, Aku hendak membuat jalan di padang gurun dan sungai-sungai di padang belantara. umat yang telah Kubentuk bagi-Ku akan memberitakan kemasyhuran-Ku." "Sungguh, engkau tidak memanggil Aku, hai Yakub, dan engkau tidak bersusah-susah karena Aku, hai Israel. Engkau tidak membeli tebu wangi bagi-Ku dengan uang atau mengenyangkan Aku dengan lemak korban sembelihanmu. Tetapi engkau memberati Aku dengan dosamu, engkau menyusahi Aku dengan kesalahanmu. Aku, Akulah Dia yang menghapus dosa pemberontakanmu oleh karena Aku sendiri, dan Aku tidak mengingat-ingat dosamu.

MAZMUR TANGGAPAN : Mzm 41:2-3,4-5,13-14

Reff.: Tuhan sudi dengarkan rintihan umat-Mu.

1. Berbahagialah yang menaruh perhatian pada orang lemah,
Tuhan akan membebaskannya pada hari yang malang. Tuhan melindunginya dan memelihara nyawanya.
Tuhan membahagiakannya di bumi dan tidak menyerahkan dia ke tangan musuh.

2. Tuhan membantu dia waktu sakit dan menyembuhkan penyakitnya.
Aku berseru: Tuhan, kasihanilah aku, sembuhkanlah aku, sebab aku berdosa terhadap Engkau.

3. Engkau menopang aku karena ketulusanku, dan menempatkan daku di hadapan-Mu untuk selamanya.
Terpujilah Tuhan, Allah Israel, sepanjang segala masa. Amin.

BACAAN II: 2Kor 1:18-22,

“Pada Yesus hanya ada ‘ya’, dan bukan serentak ‘ya’ dan ‘tidak’.”

Demi Allah yang setia, janji kami kepada kamu bukanlah serentak "ya" dan "tidak". Karena Yesus Kristus, Anak Allah, yang telah kami beritakan di tengah-tengah kamu, yaitu olehku dan oleh Silwanus dan Timotius, bukanlah "ya" dan "tidak", tetapi sebaliknya di dalam Dia hanya ada "ya". Sebab Kristus adalah "ya" bagi semua janji Allah. Itulah sebabnya oleh Dia kita mengatakan "Amin" untuk memuliakan Allah. Sebab Dia yang telah meneguhkan kami bersama-sama dengan kamu di dalam Kristus, adalah Allah yang telah mengurapi, memeteraikan tanda milik-Nya atas kita dan yang memberikan Roh Kudus di dalam hati kita sebagai jaminan dari semua yang telah disediakan untuk kita.

BACAAN INJIL: Mrk 2:1-12

“ Di dunia ini, anak Manusia berkuasa mengampuni dosa.”

Kemudian, sesudah lewat beberapa hari, waktu Yesus datang lagi ke Kapernaum, tersiarlah kabar, bahwa Ia ada di rumah. Maka datanglah orang-orang berkerumun sehingga tidak ada lagi tempat, bahkan di muka pintupun tidak.

Sementara Ia memberitakan firman kepada mereka, ada orang-orang datang membawa kepada-Nya seorang lumpuh, digotong oleh empat orang. Tetapi mereka tidak dapat membawanya kepada-Nya karena orang banyak itu, lalu mereka membuka atap yang di atas-Nya; sesudah terbuka mereka menurunkan tilam, tempat orang lumpuh itu terbaring. Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: "Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni!" Tetapi di situ ada juga duduk beberapa ahli Taurat, mereka berpikir dalam hatinya: "Mengapa orang ini berkata begitu? Ia menghujat Allah. Siapa yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah sendiri?"

Tetapi Yesus segera mengetahui dalam hati-Nya, bahwa mereka berpikir demikian, lalu Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu berpikir begitu dalam hatimu? Manakah lebih mudah, mengatakan kepada orang lumpuh ini: Dosamu sudah diampuni, atau mengatakan: Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalan? Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa" ?berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu?: "Kepadamu Kukatakan, bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!" Dan orang itupun bangun, segera mengangkat tempat tidurnya dan pergi ke luar di hadapan orang-orang itu, sehingga mereka semua takjub lalu memuliakan Allah, katanya: "Yang begini belum pernah kita lihat."

Toleransi beragama di Indonesia terus dikembangkan

Toleransi beragama di Indonesia terus dikembangkan

Paus Benediktus XVI dari Takhta Suci Vatikan menyampaikan kegembiraannya terhadap kehidupan beragama di Indonesia dan mengharapkan agar toleransi beragama di Indonesia dapat terus berkembang.

Hal itu disampaikan Paus Benediktus XVI usai menerima Duta Besar RI yang baru untuk Takhta Suci, Budiarman Bahar yang menyerahkan surat kepercayaan (letters of credence) dari Presiden Republik Indonesia kepada Paus Benediktus XVI.

Sekretaris Tiga KBRI untuk Takhta Suci, Bonifacius R. Wijayanto kepada ANTARA London, Jumat, mengatakan dengan diserahkannya surat kepercayaan ini maka secara resmi Budiarman Bahar dapat menjalankan aktifitasnya sebagai Duta Besar RI untuk Takhta Suci Vatikan.

Rangkaian prosesi penyerahan surat kepercayaan dimulai dengan penjemputan Dubes Budiarman beserta rombongan pendamping Gentleman of Pope, untuk selanjutnya dibawa ke Istana Kepausan di Kota Vatikan.

Di Istana Kepausan, Dubes Budiarman diterima Paus Benediktus XVI di ruang kerjanya. Dalam pertemuan tersebut Dubes Budiarman, menyampaikan salam dari Presiden Indonesia Yudhoyono dan dari masyarakat Indonesia kepada Paus.

Lebih lanjut, Dubes Budiarman juga menyampaikan harapannya untuk meningkatkan hubungan bilateral antara Indonesia dengan Takhta Suci melalui kerjasama di berbagai forum internasional.

Dalam pertemuan tersebut, Paus Benediktus XVI menyampaikan kegembiraannya terhadap kehidupan beragama di Indonesia dan mengharapkan agar toleransi beragama di Indonesia dapat terus berkembang.

Seusai pertemuan, Paus berkenan menerima rombongan pendamping yang terdiri dari istri Dubes RI Yetty Bahar, putri Dubes RI Fadillah Fatharani, pejabat Fungsi Sosbudpol, Pejabat Fungsi Penprotkons, para atase di KBRI dan pegawai setempat KBRI Vatikan.

Dalam kesempatan tersebut, Paus Benediktus XVI memberi berkat serta kenang-kenangan bagi Dubes RI serta anggota delegasi yang menyertai Dubes dalam penyerahan surat kepercayaan ini.

Disadur dari: www.cathnewsindonesia.com

UU Perkawinan terkait anak di luar nikah, langgar konstitusi

UU Perkawinan terkait anak di luar nikah, langgar konstitusi

Anak yang lahir dari luar nikah selama ini hanya memiliki hubungan perdata kepada ibu dan keluarga ibu.

Hal itu termuat dalam Pasal 2 (2) dan Pasal 43 (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan (UU Perkawinan). Dalam putusan Mahkamah Konstitusi (MK), UU Perkawinan terkait pasal-pasal tersebut, melanggar konstitusi.

Karena itu, MK mengabulkan uji materi perkara yang diajukan pemohon Aisyah Mochtar alias Machica Mochtar, istri siri dari Mantan Menteri Sekretaris Negara, Moerdiono (almarhum).

Hakim konstitusi Ahmad Fadlil Sumadi mengatakan, aturan tersebut bertentangan dengan UUD 1945. Pasalnya anak hasil hubungan di luar nikah harusnya juga memiliki hubungan perdata dengan ayah kandungnya.

Dengan catatan, kata Fadlil, sesuai ilmu pengetahuan dan teknologi, saksi, serta alat bukti lain yang menurut hukum dapat dibuktikan kebenarannya, anak tersebut lahir dari hasil persetubuhan pasangan.

“Anak lahir di luar perkawinan itu memiliki hubungan darah dengan ayahnya,” kata Fadlil saat membaca putusan di gedung MK, Jumat (17/2).

MK menyatakan anak yang lahir di luar pernikahan tetap mempunyai hubungan keperdataan dengan ayah biologisnya. Tetapi harus dibuktikan dengan saksi atau tes DNA.

MK menyatakan Pasal 43 (1) UU Perkawinan yang berbunyi “anak yang dilahirkan di luar perkawinan hanya mempunyai hubungan perdata dengan ibunya dan keluarga ibunya”, mulai saat ini tidak memiliki kekuatan hukum mengikat.

“Sehingga pasal tersebut harus dibaca “anak yang dilahirkan di luar perkawinan mempunyai hubungan perdata dengan ibunya dan keluarga ibunya serta dengan laki-laki sebagai ayahnya yang dapat dibuktikan berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi dan/atau alat bukti lain menurut hukum mempunyai hubungan darah, termasuk hubungan perdata dengan keluarga ayahnya”,” tambahnya.

Putusan hakim tidak bulat, sebab hakim konstitusi lain Maria Farida Indrati berbeda pendapat (dissenting opinion).

Menurut Maria, berdasarkan agama, norma masyarakat, dan aturan yang ada sebelumnya, sudah tepat.

Pasalnya fenomena sekarang ini membuat perwakinan kontrak marak dan perkawinan di bawah tangan yang tidak dilakukan pencatatan di Kantor Urusan Agama (KUA) setempat, sehingga anak tidak memiliki akta. Sehingga negara tidak mengakui adanya anak lahir di luar perkawinan. “Ini risiko dan dosa turunan dalam salah satu agama,” kata Maria.

Disadur dari: www.cathnewsindonesia.com

RENUNGAN HARIAN: Sabtu 18 Februari 2012

RENUNGAN HARIAN: Sabtu 18 Februari 2012
MASA BIASA TAHUN B: Pekan VI:
(Fransiskus Regis Clet)
Yak 3:1-10, Mzm 12:2-3,4-5,7-8, Mrk 9:2-13

BACAAN INJIL:
Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes dan bersama-sama dengan mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendirian saja. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka, dan pakaian-Nya sangat putih berkilat-kilat. Tidak ada seorangpun di dunia ini yang dapat mengelantang pakaian seperti itu. Maka nampaklah kepada mereka Elia bersama dengan Musa, keduanya sedang berbicara dengan Yesus. Kata Petrus kepada Yesus: "Rabi, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Baiklah kami dirikan tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia." Ia berkata demikian, sebab tidak tahu apa yang harus dikatakannya, karena mereka sangat ketakutan. Maka datanglah awan menaungi mereka dan dari dalam awan itu terdengar suara: "Inilah Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia." Dan sekonyong-konyong waktu mereka memandang sekeliling mereka, mereka tidak melihat seorangpun lagi bersama mereka, kecuali Yesus seorang diri. Pada waktu mereka turun dari gunung itu, Yesus berpesan kepada mereka, supaya mereka jangan menceriterakan kepada seorangpun apa yang telah mereka lihat itu, sebelum Anak Manusia bangkit dari antara orang mati. Mereka memegang pesan tadi sambil mempersoalkan di antara mereka apa yang dimaksud dengan "bangkit dari antara orang mati." Lalu mereka bertanya kepada-Nya: "Mengapa ahli-ahli Taurat berkata, bahwa Elia harus datang dahulu?" Jawab Yesus: "Memang Elia akan datang dahulu dan memulihkan segala sesuatu. Hanya, bagaimanakah dengan yang ada tertulis mengenai Anak Manusia, bahwa Ia akan banyak menderita dan akan dihinakan? Tetapi Aku berkata kepadamu: Memang Elia sudah datang dan orang memperlakukan dia menurut kehendak mereka, sesuai dengan yang ada tertulis tentang dia."

RENUNGAN:
Mungkin kita pernah mengalami suasana yang begitu menyenangkan dan membahagiakan saat kita berdoa di Gereja atau saat mengikuti doa atau dalam perayaan ekaristi. Pengalaman yang membahagiakan itu seakan membuat kita ingin tetap bertahan di Gereja dan seakan tidak mau melepaskannya. Pengalaman yang demikian bisa saja membuat orang menjadi sering berdoa, sering ikut dalam kegiatan-kegiatan Gereja dan perayaan ekaristi. Demikian juga halnya, mungkin orang yang pernah ikut berjiarah ke tempat-tempat ziarah, pasti mengalami suatu pengalaman yang menyenangkan, membahagiakan sehingga seakan waktu terlalu singkat dan ada perasaan enggan untuk kembali, mengakhiri perjalan ziarah. Karena itupulalah mungkin, makanya ada orang yang melakukan ziarah sampe beberapa kali.

Namun semuanya itu belum tentu menjadi ukuran untuk menilai mutu iman seseorang. Bisa saja orang rajin berdoa, rajin kegiatan gereja dan rajin mengikuti perayaan ekaristi, bukan karena iman tetapi bisa sebagai pelarian dari hidup yang serba sulit dan penuh dengan persoalan. Demikian juga halnya soal ziarah, bisa saja orang banyak melakukan ziarah bukan karena iman, tetapi karena punya banyak uang, juga karena merasa hanya di tempat-tempat itulah imannya meraya nyaman dan mendapatkan kebahagiaan. Alasna-alasan ini tentu tidak tepat. Sebab iman hendaknya dihanyati bukan hanya saat berdoa, bukan saat dalam kegiatan di Gereja dan bukan hanya saat-saat dalam perjalanan ziarah. Kebahagiaan hidup iman juga harus kita temukan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itulah ketika Petrus merasakan kebahagiaan yang mendalam di gunung yang tinggi karena melihat Yesus berubah rupa di depan mata mereka, dan pakaian-Nya sangat putih berkilat-kilat. Tidak ada seorangpun di dunia ini yang dapat mengelantang pakaian seperti itu, juhga melihat Elia bersama dengan Musa, keduanya sedang berbicara dengan Yesus, Petrus menawarkan kepada Yesus untuk membangun tiga kemah, 1 untuk Yesus, 1 untuk Elia dan 1 untuk Musa. Petrus seakan tidak mau melepas dan kehilangan kebahagiaan itu. Namun bukan demikian pikiran Yesus, Yesus mengajak mereka turun dan tetap kembali ke kehidupan sehari-hari mereka.

Jelas bagi kita bahwa iman itu harus kita hayati dalam hidup sehari-hari dalam kehidupan di mana kita hidup. Iman tidak hanya di tempat-tempat tertentu. Bahkan kebahagiaan dalam mengikuti Yesus harus bisa kita rasakan di manapun kita menghayati iman kita. Namun lebih dari itu, kita pasti kelak akan memperoleh kebahagiaan kekal, yakni bersatu dengan Yesus dalam kebahagiaan abadi di surga bila kita sungguh mengikuti Yesus. Dalam Injil dengan jelas dikatakan kepada kita lewat suatu yang berseru, “"Inilah Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia." Maka beriman berarti mendengarkan Yesus dalam hidup. Kebahagiaan beriman akan kita peroleh bila kita sungguh mendengarkan Yesus. Sudahkah kita sungguh mendengarkan Yesus Anak Allah?

RENUNGAN HARIAN: Jumat 17 Februari 2012

RENUNGAN HARIAN: Jumat 17 Februari 2012
MASA BIASA TAHUN B: Pekan VI:
(Ketujuh Sdr Suci Pendiri Tarekat Hamba-hamba SP Maria)
Yak 2:14-24,26, Mzm 112:1-2,3-4,5-6, Mrk 8:34 ? 9:1

BACAAN INJIL:
" Lalu Yesus memanggil orang banyak dan murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. Karena siapa yang mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkannya. Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya. Karena apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya? Sebab barangsiapa malu karena Aku dan karena perkataan-Ku di tengah-tengah angkatan yang tidak setia dan berdosa ini, Anak Manusia pun akan malu karena orang itu apabila Ia datang kelak dalam kemuliaan Bapa-Nya, diiringi malaikat-malaikat kudus." Kata-Nya lagi kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya di antara orang yang hadir di sini ada yang tidak akan mati sebelum mereka melihat bahwa Kerajaan Allah telah datang dengan kuasa."

RENUNGAN:
Mungkin di antara kita ada yang mengikuti persidangan anggota DPR menyangkut wisma atlet. Dalam persidangan itu, dia dipanggil sebagai saksi dan setiap pertanyaan hampir selalu dia katakan ‘tidak’, tidak ada dan tidak pernah.” Bagi para penuntut atau penanya, jawaban itu dianggap bohong dan dia menyangkal suatu kebenaran. Mereka yakin bahwa si saksi mengatakan tidak padahal harusnya ya. Kalau memang dia menyangkal suatu kebenaran, ini tentu wajar, sebab bila dia mengatakan ‘ya’ atas pertanyaan-pertanyaan itu, bisa jadi dia kena jerat hukum yang tentunya merugikan dia dan juga diyakini merugikan orang-orang lain. Banyak orang menyakini bahwa dia mengatakan ‘tidak’ untuk menyelamatkan dirinya dan juga menyelamatkan orang lain di balik dirinya, dari jerat hukum. Dugaan ini sedikit terbukti, karena walaupun dia sudah menjadi tersangka, tetapi dia tetap tidak dipecat dari anggota DPR RI, partainya tidak menariknya dan bahkan mempertahankannya dengan memindahkan dari komisi X ke komisi lain. Hal ini membuat orang bertanya, “Ada apa di balik semuanya itu?”

Kita tidak tahu apa yang terjadi di balik semuanya itu. Namun pihak lain juga yakin bahwa kebenaran akan terungkap dan dia akan menerima akibatnya bila dia memang berbohong, menyangkal kebenaran. Dalam hal ini, dia ingin menyelamatkan dirinya dan beberapa orang di balinya, tetapi suatu saat dia malah akan mengorbankan dirinya dan orang lain. Inilah kenyataan hidup manusia, yang seringkali begitu setia dalam mengikuti partai atau orang-orang tertentu karena dianggap itu menyelamatkan dirinya. Orang juga begitu sering berani mempertahankan hidupnya sekarang ini dan untuk itu orang berani menyangkal dan menolak kebenaran.

Dalam kenyataan hidup, orang banyak yang begitu setia kepada kelompok, atau partai, kepada orang-orang tertentu dan begitu setia mempertahankan hidup yang sekarang. Namun orang begitu mudah menyangkal kebenaran dan juga ini tentunya menyangkal kebenaran iman. Orang tidak mau kehilangan hidup yang sekarang, tetapi sebenarnya mereka kehilangan hidup kekal.

Hari ini, Yesus mengingatkan kita akan hal itu. Dalam mengikuti Yesus, kitapun harus berani menyangkal diri. Menyangkal diri tentu bukan menyangkal kebenaran iman atau kebenaran hidup. Tetapi yang dimaksud adalah kita berani mengurangi dan mengatakan ‘tidak’ untuk hal-hal yang tidak benar, yang bertentangan dengan iman kita. Memang menyangkal diri itu tidak enak, karena kita harus meninggalkan kesenangan hidup, meninggalkan kehendak pribadi dan menggantikannnya dengan kehendak Allah. Secara manusiawi kita mendertia sekan kehilangan kesenangan hidup sekarang ini. Namun sebenarnya dengan menyangkal diri, kita menyelamatakan hidup kekal kita. Apa yang dikatakan oleh Yesus hari ini yakni untuk apa kita mempunyai harta yang berlimpah tetapi kehilangan nyawa, kiranya hal ini benar. Sebab, buat apa kita berjuang untuk mempertahakan harta, pangkat, jabatan tetapi hidup kita saat ini tidak tenang apalagi hidup kekal?

Maka hari ini, mari kita waspada akan tawaran-tawaran dunia. Kita harus berani mengatakan cukup atau tidak bila semuanya itu bertentangan dengan iman kita. Selain itu, mari kita gunakan apa yang kita miliki, justru untuk beroleh hidup kekal. Amin.

Romo Magnis: Demokrasi Indonesia seperti toko swalayan

Romo Magnis: Demokrasi Indonesia seperti toko swalayan

Pakar filsafat politik Romo Franz Magnis-Suseno SJ mengatakan bahwa demokrasi di Indonesia bisa dianalogikan seperti toko swalayan, yang hanya melayani orang yang mempunyai uang.

“Di swalayan, kalau Anda tidak punya uang, maka pelayan toko tidak akan mendengarkan apapun permintaan Anda. Demikian pula demokrasi kita, hanya mereka yang punya modal materi lebih yang bisa berkuasa di negeri ini,” kata Romo Magnis dalam seminar “Sarasehan Kebangsaan” di Jakarta, Selasa (14/2), seperti dilansir SP.

Romo Magnis menjelaskan bahwa dalam logika swalayan, pembeli adalah raja yang dilayani oleh penjual. Penjual dalam konteks demokrasi Indonesia, menurutnya, adalah rakyat Indonesia, merekalah yang akan melayani kebutuhan politisi yang membeli suara masyarakat.

“Padahal ide utama demokrasi adalah keterwakilan. Politisi adalah wakil yang seharusnya melayani kebutuhan orang yang diwakilinya, bukan sebaliknya,” kata pengajar Sekolah Tinggi Filsafat Diyarkara Jakarta tersebut.

Dalam seminar yang diadakan oleh Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia tersebut, Romo Magnis mengatakan bahwa demokrasi toko swalayan telah menyebabkan adanya ketidaktenangan di masyarakat.

“Memang ekonomi kita bagus, pertumbuhan maju terus, kemiskinan juga tidak terlalu ekstrem. Namun konflik sosial di daerah soal tanah seperti di Mesuji dan Bima menunjukkan bahwa masyarakat tidak tenang dan puas dengan kondisi ini,” lanjutnya.

Dia kemudian mengatakan bahwa ketidaktenangan masyarakat itu disebabkan oleh demokrasi yang dikorupsi, yaitu demokrasi yang menempatkan uang sebagai prinsip dasar interaksi politik.

Disadur dari: www.cathnewsindonesia.com

RENUNGAN HARIAN: Kamis 16 Februari 2012

RENUNGAN HARIAN: Kamis 16 Februari 2012
MASA BIASA TAHUN B: Pekan VI:
(Simon dr Cascia)
Yak 2:1-9, Mzm 34:2-3,4-5,6-7, Mrk 8:27-33

BACAAN INJIL:

Kemudian Yesus beserta murid-murid-Nya berangkat ke kampung-kampung di sekitar Kaisarea Filipi. Di tengah jalan Ia bertanya kepada murid-murid-Nya, kata-Nya: "Kata orang, siapakah Aku ini?" Jawab mereka: "Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia, ada pula yang mengatakan: seorang dari para nabi." Ia bertanya kepada mereka: "Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?" Maka jawab Petrus: "Engkau adalah Mesias!" Lalu Yesus melarang mereka dengan keras supaya jangan memberitahukan kepada siapapun tentang Dia. Kemudian mulailah Yesus mengajarkan kepada mereka, bahwa Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari. Hal ini dikatakan-Nya dengan terus terang. Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia. Maka berpalinglah Yesus dan sambil memandang murid-murid-Nya Ia memarahi Petrus, kata-Nya: "Enyahlah Iblis, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia."

RENUNGAN:

Kalau orang banyak ditanya, siapakah presiden itu bagi dirinya, pasti akan banyak ragam jawaban: pasti ada yang memberi jawaban yang sangat manyanjung presiden, ada yang menilai biasa-biasa saja, dan pasti ada yang memberi jawaban yang isinya sangat tidak baik tentang presiden. Kalau pertanyaan yang sama ditanyakan kepada yang non kristiani, siapakah Yesus bagi mereka. Pasti ada yang mengatakan bahwa Yesus itu hanya seorang nabi, hanya seorang tokoh dalam masa lalu yang memang hebat dan pasti pula ada yang memberi jawaban yang tidak baik.

Nah kalau kepada kita para pengikut Yesus ditanyakan, “Siapakah Yesus bagi kita?” Apa jawaban kita? Kita pasti menjawab bahwa Yesus adalah Tuhan. Namun dengan pertanyaan ini, Yesus tidak hanya mengharapkan jawaban yang hanya dibibir saja, tetapi suatu jawaban yang mengalir keluar dari iman kita kepada-Nya. Kalau jawaban kita sungguh mengalir keluar dari iman kita bahwa Yesus adalah Tuhan / Mesias, itu berarti siap dan selalu menyembah serta mengikuti-Nya dalam seluruh hidup kita. Namun kenyataannya apa yang terjadi? Banyak orang kristiani yang mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan, tetapi bukan Tuhan yang mereka sembah. Sebab pada kenyataannya, banyak orang kristian yang masih menyembah tuhan-tuhan lain selain Tuhan sendiri. Bukan suatu rahasia bahwa orang kristiani masih banyak yang percaya pada yang berbai mistis atau masih lebih percaya kepada dukun. Pada zaman modern ini, juga banyak orang yang lebih menyembah dan percaya pada harta, uang, kekayaan, pangkat dan kuasa dibanding kepada Tuhan sendiri. Dengan mulut kita mengakui Yesus adalah Tuhan, tetapi seluruh hidup kita tidak menyatakan apa yang kita katakan. Yesus Tuhan kita akui hanya sebatas bibi saja, atau hanya dalam perayaan liturgi saja, tetapi tidak dalam aktivitas atau seluruh kehidupan kita.

Dalam injil hari ini, Yesus mengitu senang mendengar jawaban Petrus yang mengatakan bahwa Yesus adalah Mesias. Tetapi belum beberapa waktu, Yesus kecewa atas sikap Petrus yang tidak menerima pernyataan Yesus bahwa Dia harus menderita demi keselamatan manusia. Petrus secara manusiawi tentu tidak menghendaki hal itu terjadi atas Yesus, tetapi dia tidak siap menerima kenyataan itu bila terjadi pada Yesus. Itu juga berarti dia tidak siap mengikuti Yesus yang harus menderita, yang artinya juga dia tidak siap menderita karena mengikuti Yesus.

Sikap Petrus merupakan gambaran iman kita. Kita mengakui Yesus adalah Tuhan, tetapi kita tidak siap mengikuti Yesus yang juga menderita. Kita tidak siap menderita juga karena mengikuti Yesus. Kita hanya mau enaknya saja. Memang kita tidak mencari penderitaan dan tidak mendambakan penderitaan hidup, namun bila penderitaan itu datang karena iman kita, kita sebagai orang beriman tidak bisa menolaknya dan harus dengan senang hati menerima dan menghadapinya. Mengikuti Yesus berarti juga harus siap menderita demi Yesus Tuhan kita. Penderitaan kita karena iman, justru menyatakan pengenalan dan iman kita kepada Yesus. Relakah kita menderita demi Yesus?

RENUNGAN HARIAN: Rabu 15 Februari 2012

RENUNGAN HARIAN: Rabu 15 Februari 2012
MASA BIASA TAHUN B: Pekan VI:
(Klaudius de La Colombire)
Yak 1:19-27, Mzm 15:2-3ab,3cd-4ab,5, Mrk 8:22-26

BACAAN INJIL:
Kemudian tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Betsaida. Di situ orang membawa kepada Yesus seorang buta dan mereka memohon kepada-Nya, supaya Ia menjamah dia. Yesus memegang tangan orang buta itu dan membawa dia ke luar kampung. Lalu Ia meludahi mata orang itu dan meletakkan tangan-Nya atasnya, dan bertanya: "Sudahkah kaulihat sesuatu?" Orang itu memandang ke depan, lalu berkata: "Aku melihat orang, sebab melihat mereka berjalan-jalan, tetapi tampaknya seperti pohon-pohon." Yesus meletakkan lagi tangan-Nya pada mata orang itu, maka orang itu sungguh-sungguh melihat dan telah sembuh, sehingga ia dapat melihat segala sesuatu dengan jelas. Sesudah itu Yesus menyuruh dia pulang ke rumahnya dan berkata: "Jangan masuk ke kampung!"

RENUNGAN:
Orang buta pasti ingin bisa melihat dengan matanya. Namun terkadang manusia itu rada aneh, karena ada juga orang yang matanya bagus, malah senang bila memakai kaca mata dengan alasan dengan memakai kaca mata menganggap dirinya lebih cantik, lebih tampan dan biar kesannya orang pintar, karena menganggap bahwa dirinya orang yang rajin membaca sehingga matanya menjadi rusak. Makanya tidak jarang ada orang yang matanya sehat, tetapi mengatakan tidak sehat supaya pakai kacamata. Ini salah satu keanehan manusia sehubungan dengan mata.

Mata itu merupakan salah satu indra dalam diri kita yang sangat kita butuhkan, sebab dengan bisa melihat, kita bisa beraktivitas dengan baik. Namun mata juga bisa menyesatkan kita. Dari sebab itu, mari kita syukuri mata yang baik yang diberikan oleh Tuhan kepada kita, mari kita pelihara dan gunakan sebaik-baiknya, jangan sampai mata itu justru menyesatkan kita.
Namun masih ada yang lebih penting dari mata, yakni mata batin dan mata iman kita. Karena bisa saja orang bisa melihat dengan matanya, tetapi tidak mampu melihat kebenaran dalam hidup. Justru sering terjadi ada orang yang tidak bisa melihat dengan matanya, tetapi mereka mempunyai kepekaan yang luar biasa melebihi orang yang matanya sehat, misalnya ada orang buta tetapi dia menjadi pemain musik yang luar biasa handal, seakan dijari-jari dan telinganya ada mata yang melebihi penglihatan mata. Itu berarti ada mata lain, yakni mata bathin dan mata iman. Bila seseorang tidak lagi mempunyai mata bathin dan mata iman, dia akan hidup hanya untuk diri sendiri, tidak lagi peduli dengan sesamanya, dan tidak lagi mampu melihat kebenaran dalam hidupnya. Lebih dari itu, bila seseorang tidak lagi mempunyai mata iman, orang itu senantiasa hidup dalam keputus asaan karena tidak lagi bisa menyadari kehadiran Tuhan yang senantiasa menjadi kekuatan dalam menghadapi hidupnya. Juga orang itu tidak akan mampu menyadari kehadiran kasih Allah dalam hidupnya, sehingga dia tidak pernah hidup dalam syukur dan akhirnya hidup senantiasa dalam perasaan tidak puas akan hidupnya. Amin.

260 rumah ibadah di Bekasi terancam disegel

260 rumah ibadah di Bekasi terancam disegel

Forum Kerukunan Umat Beragama Kota Bekasi, Jawa Barat, mencatat sebanyak 260 rumah ibadah di wilayah setempat menyalahi izin peruntukan dan terancam disegel pemerintah.

“Mayoritas memanfaatkan bangunan yang surat Izin Mendirikan Bangunannya (IMB) merupakan rumah tinggal atau ruko tempat usaha,” ujar Sekretaris FKUB Kota Bekasi, Hasnul Khalid, di Bekasi, Minggu (12/2), seperti dilansir SP.

Menurut Hasnul, rumah ibadah harus sesuai dengan peruntukannya serta mendapatkan izin dari warga sekitar, dengan proporsi yang sudah ditentukan sesuai Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Agama nomor 8 dan 9 Tahun 2006 tentang Pendirian Rumah Ibadah, dan Peraturan Wali Kota Bekasi Nomor 16 Tahun 2006, dan Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor 6 Tahun 2011.

“Aturan pendirian sebuah rumah ibadah ialah memiliki minimal 90 jemaat dan 60 persetujuan warga sekitar,” katanya.

Menurut Hasnul, aturan tersebut banyak tidak dapat dipenuhi pengurus rumah ibadah tak berizin itu. Data mengenai jumlah jemaat dan dukungan warga tidak pernah disampaikan kepada pihak terkait hingga berujung pada penyegelan tempat ibadah.

“Seperti halnya yang dilakukan pengurus tiga gereja yang kami segel kemarin, Sabtu (11/2), di kawasan Bekasi Utara. Mereka hanya bilang banyak, tapi tak pernah merinci dan memperlihatkan buktinya. Untuk itu, kami yang sekarang ini akan memverifikasi langsung jumlahnya,” kata Hasnul.

Pihaknya mengimbau kepada pengurus rumah ibadah untuk segera melengkapi persyaratan pendirian tempat ibadah guna menghindari peristiwa penyegelan yang merugikan umatnya terulang kembali.

Selain menyampaikan imbauan tersebut kepada pengurus rumah ibadah, FKUB pun telah menyampaikannya pada perwakilan pemuka agama di wilayah setempat terkait aturan tersebut.

Foto: Suara Pembaruan
Disadur dari:www.cathnewsindonesia.com

RENUNGAN HARIAN: Selasa 14 Februari 2012

RENUNGAN HARIAN: Selasa 14 Februari 2012
MASA BIASA TAHUN B: Pekan VI:
(Sirilus dan Metodius)
Yak 1:12-18, Mzm 94:12-13a,14-15,18-19, Mrk 8:14-21

BACAAN INJIL:
Kemudian ternyata murid-murid Yesus lupa membawa roti, hanya sebuah saja yang ada pada mereka dalam perahu. Lalu Yesus memperingatkan mereka, kata-Nya: "Berjaga-jagalah dan awaslah terhadap ragi orang Farisi dan ragi Herodes." Maka mereka berpikir-pikir dan seorang berkata kepada yang lain: "Itu dikatakan-Nya karena kita tidak mempunyai roti." Dan ketika Yesus mengetahui apa yang mereka perbincangkan, Ia berkata: "Mengapa kamu memperbincangkan soal tidak ada roti? Belum jugakah kamu faham dan mengerti? Telah degilkah hatimu? Kamu mempunyai mata, tidakkah kamu melihat dan kamu mempunyai telinga, tidakkah kamu mendengar? Tidakkah kamu ingat lagi, pada waktu Aku memecah-mecahkan lima roti untuk lima ribu orang itu, berapa bakul penuh potongan-potongan roti kamu kumpulkan?" Jawab mereka: "Dua belas bakul." "Dan pada waktu tujuh roti untuk empat ribu orang itu, berapa bakul penuh potongan-potongan roti kamu kumpulkan?" Jawab mereka: "Tujuh bakul." Lalu kata-Nya kepada mereka: "Masihkah kamu belum mengerti?"

RENUNGAN:
Sudah hal yang sering kita lihat bahwa ketika seseorang hendak mendapatkan simpati dari masyarakat untuk tujuan pemilihan pejabat, seseorang itu membagi-bagikan uang atau sembako kepada masyarakat. Juga bukan hal yang luar biasa lagi, bahwa umumnya orang menganggap seseorang itu baik bila mau membagi-bagikan uang atau sembako kepada masyarakat, dan kadang kala masyarakat menjadi buta atas kejahatan seseorang itu hanya karena telah mendapatkan makanan atau uang. Makanan dan uang bisa membutakan mata manusia akan kebenaran dan iman.

Makan itu memang perlu. Kita bekerja mencari uang agar kita bisa makan. Itu semua baik, namun makanan itu bisa membutakan iman kita. Seringkali terjadi dengan alasan mencari makan, orang tidak lagi punya waktu untuk berdoa, tidak punya waktu lagi untuk merayakan imannya pada hari minggu. Mereka berdoa ataupun ke gereja bila saat-saat tertentu, misalnya mau baptisan, mau menikah dan bila mati.

Hari ini, Yesus mengajak kita agar kita waspada atas ragi atau tawaran-tawaran orang Farisi dan ragi Herodes, yang artinya, akan semua tawaran-tawaran dunia, baik itu pekerjaan dan kenikmatan makanan, karena itu semua bisa menyesatkan kita, mengalihkan iman kita dari Allah. Agar kita kuat dan waspada, kita hendaknya menanamkan suatu keyakinan bahwa Tuhan itu mahakuasa dan mahabaik. Kita harus percaya bahwa Tuhan pasti memelihara hidup kita dan akan memberikan apa yang perlu untuk hidup kita. Dari sebab itu, baiklah kita tidak usah terlalu khawatir atas hidup kita, karena kita punya Tuhan yang memelihara hidup kita. Amin.

RENUNGAN HARIAN: Senin 13 Februari 2012

RENUNGAN HARIAN: Senin 13 Februari 2012
MASA BIASA TAHUN B: Pekan VI:
(Christina dr Spoleto, Sirilus, Yordanus dr Saksonia)
Yak 1:1-11, Mzm 119:67,68,71,72,75,76, Mrk 8:11-13

BACAAN INJIL:
Lalu muncullah orang-orang Farisi dan bersoal jawab dengan Yesus. Untuk mencobai Dia mereka meminta dari pada-Nya suatu tanda dari sorga. Maka mengeluhlah Ia dalam hati-Nya dan berkata: "Mengapa angkatan ini meminta tanda? Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kepada angkatan ini sekali-kali tidak akan diberi tanda." Ia meninggalkan mereka; Ia naik pula ke perahu dan bertolak ke seberang.
RENUNGAN

Banyak tanda yang digunakan dan dipakai dalam hidup kita. Seorang pejabat pasti punya tanda yang menyatakan kedudukan dan jabatannya. Tanda itu bisa jagi membuat dia dihormati tetapi bisa juga tidak, misalnya bila seorang bupati mengenakan tanda jabatannya, orang akan mengenalnya dan akan menghormatinya. Tetapi bisa saja orang menyenanginya seseorang ketika tidak menggunakan tanda jabatannya, dan setelah mengenakan tanda jabatan bupatinya orang menjadi tidak senang, karena dengan tanda itu jelas menunjukkan suatu perbedaan kelas. Namun memang tanda itu perlu dalam hidup. Sehingga dalam hal ini wajar bila orang-orang Farisi meminta tanda dari Yesus bahwa Yesus adalah Almasih. Namun Yesus tetap tidak memberikan mereka tanda yang diminta mereka.

Yesus tidak memberi tanda karena memang sebenarnya mereka sudah melihat tanda yang dibuat oleh Yesus bahwa Yesus adalah Almasih, yakni lewat pewartaan yang penuh kuasa dan juga lewat mukjijat yang dibuat oleh Yesus. Jadi bukan karena mereka tidak melihat tanda dan Yesus tidak membuat tanda, tetapi karena orang-orang Farisi itu keras kepala, tidak mau mengakui Yesus adalah Almasih lewat tanda yang telah mereka lihat sendiri.

Dalam beriman kitapun sering meminta tanda dari Tuhan. Kita sering seperti orang-orang Farisi. Hal ini tentu tidak baik, karena beriman bukan soal tanda tetapi soal keyakinan pada Yesus bahwa Yesus adalah Tuhan. Iman yang hanya sebatas tanda saja, itu iman yang dangkal. Selain itu, Yesus sudah memberi banyak tanda bagi kita dalam hidup kita, hanya kita seringkali tidak mampu menangkap kehadiran Yesus dan kasih-Nya dalam hidup kita dan kita tidak berani mengakuinya. Bila kita sungguh beriman, kita pasti akan selalu dengan mudah melihat tanda kehadiran Tuhan dalam hidup kita. Maka mari kita memandang hidup ini dalam kaca mata iman, maka kita akan menemukan banyak tanda kehadiran Tuhan dalam hidup. Juga hendaknya kita tidak lagi menuntut tanda dari Tuhan, tetapi justru harus menjadi tanda kehadiran Tuhan bagi sesama kita. Amin.

RENUNGAN HARI MINGGU BIASA 6 TAHUN B: 12 Februari 2012

RENUNGAN HARI MINGGU BIASA 6
TAHUN B: 12 Februari 2012
Im 13:1-2,45-46, Mzm 32:1-2,5,11, 1Kor 10:31-11:1, Mrk 1:40-45

BACAAN INJIL: Mrk 1:40-45
“ Lenyaplah penyakit kusta orang itu, dan ia menjadi tahir.”

Seorang yang sakit kusta datang kepada Yesus, dan sambil berlutut di hadapan-Nya ia memohon bantuan-Nya, katanya: "Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku." Maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu dan berkata kepadanya: "Aku mau, jadilah engkau tahir." Seketika itu juga lenyaplah penyakit kusta orang itu, dan ia menjadi tahir. Segera Ia menyuruh orang itu pergi dengan peringatan keras: "Ingatlah, janganlah engkau memberitahukan apa-apa tentang hal ini kepada siapapun, tetapi pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam dan persembahkanlah untuk pentahiranmu persembahan, yang diperintahkan oleh Musa, sebagai bukti bagi mereka." Tetapi orang itu pergi memberitakan peristiwa itu dan menyebarkannya kemana-mana, sehingga Yesus tidak dapat lagi terang-terangan masuk ke dalam kota. Ia tinggal di luar di tempat-tempat yang sepi; namun orang terus juga datang kepada-Nya dari segala penjuru.

RENUNGAN:
Saya masih ingat kejadian kecelakaan yang saya alami pada hari Jumat 3 Februari 2012, pukul 20.00 di Purba Hinalang simpang Haranggaol, yakni mobil yang saya kendarai masuk ke jurang dan berguling-guling. Bila orang bertanya kenapa bisa kecelakaan, saya tidak terlalu bersemangat untuk menceritakan kejadian atau sebab musabab kejadian. Tetapi saya sangat bersemangat menceritakan dan mengakui bahwa saya bisa selamat dari kecelakaan itu adalah hanya karena perlindungan Tuhan. Sebab mengingat kejadian dan kondisi kendaraan yang saya kemudikan, mungkin saya tidak hanya cedera di lengan kiri, namun kenyataannya saya hanya mengalami cedera di lengan kiri (lengan terkilir dan retak sedikit di lengan kiri). Banyak umat yang menjenguk saja seakan tidak percaya bahwa walaupun lengan dikit sakit tetapi tetap bersyukur dan seakan tidak mengalami kecelakaan. Dari peristiwa ini saya berani mengatakan bahwa kapanpun dan di manapun Tuhan selalu melindungi umat-Nya dan tidak ada yang bisa menghalangi kasih Tuhan kepada manusia.
Pengalaman ini saya sampaikan sebagai pengantar dari renungan pada hari Minggu ini. Dalam Injil jelas kita dengarkan bagaiaman besarnya iman orang kusta itu kepada Yesus. Jelas kita ketahui bahwa tradisi pada waktu itu menganggap orang kusta adalah orang yang dikutuk oleh Tuhan, penyakit yang menjijikkan sehingga mereka itu harus disingkirkan dari kehidupan masyarakat dan juga dari kehidupan beriman. Orang kusta itupun harus selalu menyingkir dari kerumuman orang sehat dan juga dari kegiatan-kegiatan masyarakat ataupun kegiatan iman. Namun aneh, walaupun demikian, dia bisa memasuki kerumuman orang-orang itu dan bertemu dengan Yesus. Orang kusta itu berani melanggar aturan yang berlaku saat itu. Mengapa dia berani melanggat aturan itu? Sebab dengan melanggat aturan itu, dia tahu resikonya, yakni dia akan diusir. Namun dia melanggar aturan itu, karena punya keyakinan iman yang mendalam kepada Yesus, imannya itu membuat dia berani melanggat aturan dan bertemu dengan Yesus. Dia juga memiliki keyakina bahwa Yesus pasti tidak akan menolaknya dan lebih besar lagi adalah keyakinan bahwa Yesus itu sanggup menyembuhkannya kalau Yesus mau. Orang kusta itu sungguh yakin dan berpasrah pada kuasa dan kasih Yesus.

Melihat peristiwa itu hati Yesus tergerak oleh belaskasihan. Yesus tergerak hatinya bukan karena penyakit orang kusta itu, tetapi karena iman yang mendalam dari orang kusta itu dan itulah yang membuat Yesus menyembuhkannya. Sama halnya seperti orang kusta itu berani melanggat aturan karena iman kepada Yesus, demikian juga Yesus berani melanggar aturan demi menyatakan kasih penyembuhan kepada orang kusta itu. Yesus tidak mengusir orang kusta itu, malah Yesus menjamah orang kusta itu. Ini jelas-jelas tindakan melanggar aturan pada waktu itu, namun Yesus berani melanggarkanya. Tidak ada yang bisa membatasi kasih Tuhan kepada umat-Nya yang beriman.

Dari bacaan-bacaan hari ini, khususnya Injil jelas dikatakan kepada kita agar kita memiliki iman yang mendalam kepada Tuhan. Kita diajak untuk percaya kepada Tuhan bahwa Tuhan penuh kuasa dan kasih kepada kita, tidak ada yang bisa membatasi kasih Allah kepada kita. Iman kita hendaknya menjadi semangat bagi kita, memberi kekuatan kepada kita untuk berani menghadapi tantangan atau persoalan yang berusaha membatasi dan menghalangi kita untuk datang kepada Yesus. Iman yang hidup itulah kekuatan besar bagi kita untuk menghadapi hidup. Kita hendaknya memiliki iman, bahwa Tuhan senantiasa beserta kita dan senantiasa kapanpun dan di manapun, pasti akan membantu, menolong dan menyelamatkan ktia. Tidak ada yang bisa menghalangi kasih Allah dan hendaknya juga tidak ada yang bisa menghalangi iman kita untuk datang kepada Yesus. Dari sebab itu, mari kita seperti orang kusta itu memiliki keyakinan iman kepada Yesus dan menyerahkan seluruh hidup kita pada Yesus. Iman kita yang demikian, itulah yang menyembuhkan dan menyelamatkan kita. Kita yakin bahwa Tuhan tahu apa yang perlu dan terbaik bagi kita.

Dalam kehidupan kita, pasti banyak hal yang menghalangi iman kita untuk datang dan percaya pada Yesus. Ini sudah jelas dan pasti. Penghalang tidak bisa kita tolak tetapi bisa kita hadapi yakni dengan iman yang mendalam dan teguh kepada Tuhan. Kita harus percaya justru iman itulah kekuatan kita untuk menghadapi hidup dan kita percaya bahwa iman yang tetap teguh pada Tuhan akan berkenan pada Tuhan. Juga kita diajak merenung yakni agar hendaknya kita tidak menjadi penghalang bagi sesama. Baiklah kita tidak membuat atura-aturan atau perilaku hidup yang justru menghalangi orang lain untuk datang kepada Allah. Namun kita justru menjadi orang yang menyapa dan membawa orang datang kepada Tuhan. Sebab dalam kehidupan kita sekarang ini, pasti masih banyak orang yang hidup seperti orang kustua, merasa diri disingkirkan atau tersingkirkan karena persoalan hidup mereka, karena penyakit yang mereka alami dan juga mungkin karena kemiskinan mereka. Tugas kitalah yang harus menyapa dan membawa mereka untuk datang kepada Tuhan. Dalam hal demikian, terkadang kita harus berani melawan atau melanggar beberapa kebiasaan hidup yang seringkali menghalangi perbuatan cinta kasih. Memang tidak ada aturan yang melarang perbuatan cinta kasih. Namun seringkali kebiasaan hidup, misalnya orang lebih cenderung bergaul dengan orang kaya, orang berpangkat, dan lebih melihat untung rugi dalam pergaulan, ini menjadi penghalang perbuatan cinta kasih dan tanpa sadar menjadi alat penyingkiran bagi sesama, hal ini harus kita langgar demi perbuatan cinta kasih kepada sesama kita. Sebagai orang beriman, hendaknya memiliki hati yang penuh cinta kasih kepada sesama seperti Yesus sendiri.

Maka semoga kita selalu memelihara iman kepada Tuhan, karena iman itu yang menjadi kekuatan kita dalam menghadapi hidup, dan iman yang teguh sangat berkenan di hadapan Allah. Semoga iman kita itu juga menghantar sesama untuk datang kepada Tuhan. Amin.

BACAAN HARI MINGGU BIASA 6 TAHUN B: 12 Februari 2012

BACAAN HARI MINGGU BIASA 6
TAHUN B: 12 Februari 2012
Im 13:1-2,45-46, Mzm 32:1-2,5,11, 1Kor 10:31-11:1, Mrk 1:40-45

BACAAN I: Im 13:1-2,45-46,

“Orang yang sakit kusta harus tinggal terasing di luar perkemahan.”

TUHAN berfirman kepada Musa dan Harun: "Apabila pada kulit badan seseorang ada bengkak atau bintil-bintil atau panau, yang mungkin menjadi penyakit kusta pada kulitnya, ia harus dibawa kepada imam Harun, atau kepada salah seorang dari antara anak-anaknya, imam-imam itu. Orang yang sakit kusta harus berpakaian yang cabik-cabik, rambutnya terurai dan lagi ia harus menutupi mukanya sambil berseru-seru: Najis! Najis! Selama ia kena penyakit itu, ia tetap najis; memang ia najis; ia harus tinggal terasing, di luar perkemahan itulah tempat kediamannya.

MAZMUR TANGGAPAN : Mzm 32:1-2,5,11

Reff.: Tuhan penjaga dan benteng perkasa dalam lindungan-Nya aman sentosa.

1Berbahagialah orang yang pelanggarannya diampuni, dan dosa-dosanya ditutupi. Berbabagialah manusia, yang eksalahannya tidak diperhitungkan Tuhan, dan tidak berjiwa penipu!
2. Dosaku kuberitahukan kepada-Mu dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan; aku berkata: "Aku akan mengaku kepada TUHAN pelanggaran-pelanggaranku," dan Engkau mengampuni kesalahan karena dosaku. Sela
3. Bersukacitalah dalam TUHAN dan bersorak-soraklah, hai orang-orang benar; bersorak-sorailah, hai orang-orang jujur!

BACAAN II:1Kor 10:31-11:1
“Jadilah pengikutku, sama seperti aku juga menjadi pengikut Kristus.”

Aku menjawab: Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah. Janganlah kamu menimbulkan syak dalam hati orang, baik orang Yahudi atau orang Yunani, maupun Jemaat Allah. Sama seperti aku juga berusaha menyenangkan hati semua orang dalam segala hal, bukan untuk kepentingan diriku, tetapi untuk kepentingan orang banyak, supaya mereka beroleh selamat.

BACAAN INJIL: Mrk 1:40-45

“ Lenyaplah penyakit kusta orang itu, dan ia menjadi tahir.”

Seorang yang sakit kusta datang kepada Yesus, dan sambil berlutut di hadapan-Nya ia memohon bantuan-Nya, katanya: "Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku." Maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu dan berkata kepadanya: "Aku mau, jadilah engkau tahir." Seketika itu juga lenyaplah penyakit kusta orang itu, dan ia menjadi tahir. Segera Ia menyuruh orang itu pergi dengan peringatan keras: "Ingatlah, janganlah engkau memberitahukan apa-apa tentang hal ini kepada siapapun, tetapi pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam dan persembahkanlah untuk pentahiranmu persembahan, yang diperintahkan oleh Musa, sebagai bukti bagi mereka." Tetapi orang itu pergi memberitakan peristiwa itu dan menyebarkannya kemana-mana, sehingga Yesus tidak dapat lagi terang-terangan masuk ke dalam kota. Ia tinggal di luar di tempat-tempat yang sepi; namun orang terus juga datang kepada-Nya dari segala penjuru.

 
Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan! (2Kor 8:14)