Pembangunan Gereja Paroki Tigalingga

Pembangunan Gereja Paroki sedang berlangsung. Kami sangat mengarapkan uluran kasih para Saudara untuk membantu.

Gotong Royong Pembangunan Gereja

Tidak ada kata yang bisa melukiskan pengalaman indah pada waktu gotong royong pengecoran lantai 2 bangunan Gereja selain, suatu keyakinan bahwa semuanya dapat terlaksana adalah karena MUKJIJZAT ALLAH BEKERJA.

Pengecoran Lantai Panti Imam Gereja

Pengecoran Lantai 2 bangunan Gereja ini dilakukan pada hari Selasa, 30 Agustus 2011 yang lalu. Luas yang dicor adalah 19 m x 24 m. Hujan yang mengguyur tidak menyurutkan semangat umat.

Kerjasama Imam dan Umat

Uskup emeritus KAM, Mgr. A.G.Pius Datubara OFM.Cap, datang berkunjung ke Paroki dan memberi semangat pada umat dalam pembangunan Gereja Paroki. Para pastor juga ikut berkerja bersama umat dalam pembangunan Gereja.

Misa Tridentin: Warisan Liturgi Yang Dipertahankan

HIDUPKATOLIK.com - Paus Benediktus XVI mengeluarkan Surat Apostolik Summorum Pontificum yang menjamin penggunaan Misa Tridentin...

Pembinaan Para Pengurus Gereja

Tidak sedikit umat katolik yang kerap menganggap bahwa Liturgi adalah sekedar perayaan wajib biasa yang dilaksanakan pada hari minggu.

Pertemuan Ibu-Ibu dan Pesta Pelindung Paroki

Pertemuan para ibu se-paroki telah terlaksana pada hari Kamis-Sabtu, 15 s/d 16 Juli 2011. Pertemuan ini mengundang semua ibu katolik yang ada di paroki untuk hadir dalam pertemuan/pembinaan para ibu katolik dan juga segaligus menjalin kebersamaan para ibu. Penutupan pertemuan sikaligus Pesta Pelindung Paroki.

Pembinaan Asmika se-Paroki

Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku; inilah yang menjadi tema dari pertemuan dan pembinaan minggu gembira yang telah berlangsung dengan sangat baik.

Mudika Ambil bagian dalam pembangunan Gereja Paroki

Mudika paroki tidak mau berpangku tangan melihat pembangunan Gereja paroki. Para mudika juga ambil bagian dengan mengumpulkan kerikil di sungai.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 1)

Umat dari lingkungan paroki dan juga dari beberapa stasi kembali bekerja sama dengan bergotong royong membangun gereja paroki. Untuk kali ini, umat bergotong royong men-cor lantai balkon bangunan Gereja.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 2)

Allah peduli. Karena kepedulian Allah atas pembangunan rumah-Nya ini, maka kami kamipun peduli dan bisa melanjutkan pembangunanini. Kepedulian Allah kami rasakan juga lewat kepedulian para Saudara.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 3)

Mari kita memuliakan Tuhan, tidak hanya dengan kata2 indah, tetapi dengan perbuatan nyata dengan rela berkorban.

Pertemuan akhir Tahun 2011 Pengurus Gereja se-Paroki

Para pengurus Gereja adalah ‘ujung tombak’ Gereja khususnya di stasi-stasi. Peran para pengurus Gereja ini sangat sentral dalam kehidupan Gereja di stasi-stasi.

Gua Maria dan Menyambut Hari Raya Natal

Persiapan menyambut hari Raya Natal 25 Desember 2011.

Rahmat dan Perlindungan Tuhan

Pastor Anton Manik O.Carm selamat dari kecelakaan mobil masuk jurang.

Rekoleksi dan Aksi Panggilan

Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku.

Pesan Prapaskah Kepausan 2012

"Kita Tidak Boleh Diam Saja terhadap Kejahatan" "Marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik" (Ibr. 10:24).

Pembangunan Gereja Santo Petrus Stasi Rante Besi

Dalam kemiskinan, kesederhanaan, umat membangunan Gereja. Meraka tidak memiliki uang, tetapi mereka memiliki harapan dan iman pada Tuhan.

Misa Perdana Pastor Andreas Korsini Lamtarida Simbolong O.Carm

Puji Syukur pada Tuhan, karena berkat-Nya, misa Perdana Pastor Andreas Lamtarida Simbolon O.Carm bersama 4 Pastor Karmel yang baru ditahbiskan, dapat terlaksana dengan baik pada hari Rabu 31 Oktober 2012 di Stasi Gundaling 1, paroki Maria dari gunung Karmel Tigalingga.

Bakti Sosial : Pengobatan Gratis

Dalam Rangka Menyongsong Jubileum Gereja Katolik di Dairi dan Pakpak Bharat, diadakan bakti Sosial Pengobatan Gratis di Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, pada 9 Desember 2012 yg lalu. Puji syukur pada Tuhan, kegiatan ini berlangsung dengan sangat memuaskan.

Mari Berbagi Berkat Tuhan

 photo UskupEmeritusKAMMgrPiusDautabra.jpg Photobucket

MENDAMBAKAN BERKAT TUHAN

SYALOM...SELAMAT DATANG.
"Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan."(2Kor 8:14)
"Muliakanlah Tuhan dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu." (Amsal 3:9)
"Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya." (Amsal 3:27)
"Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?" (1 Yohanes 3:17)
Saya Pastor Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, atas nama Panitia Pembangunan dan semua umat, memohon bantuan uluran kasih/dana untuk pembangunan Gereja Paroki. Kami sangat membutuhkan berkat Tuhan lewat uluran tangan dari para donatur.
Kami berharap dan berdoa Para Saudara berkenan berbagi berkat Tuhan kepada kami untuk pembangunan Gereja ini yang adalah rumah Tuhan sendiri.
BRI 5379 Unit Tigalingga Sidikalang
No. Rekening : 5379-01-000112-50-8
Nama : PANITIA PEMBANGUNAN GEREJA KATOLIK.
ATAU
BCA KCU MEDAN
NO.0222053453.
Atas Nama : ADYTIA PERMANA P.
(Adytia Permana P. adalah Romo Adytia Permana Perangin-angin O.Carm. Beliau dulu bertugas di Paroki Tigalingga, juga mengawali pembangunan ini, namun sekarang beliau bertugas di Keuskupan Agung Medan sebagai ekonom.Beliau kami minta buka rekening di BCA khusus untuk pembangunan ini, karena di daerah kami tidak ada BCA.)
Kami sangat senang bila sudah mentransfer persembahan, bapak/ibu/saudara/saudari memberitahukan ke kami melalui:
E mail ke :.
parokimariagk3lingga@yahoo.com
atau di SMS ke:.
Romo Anton Manik O.Carm : 081370836645
Romo Willy O.Carm : 081333837433
Untuk lebih jelasnya permohnan kami ini, Para Saudara dapat melihatnya di sini.... Sehubungan dengan Gambar pembangunan dapat melihatnya di sini....
Demikian kiranya Permohonan ini kami sampaikan. Atas dukungan, doa dan bantuan Bapak, Ibu dan Para Saudara-Saudari, kami mengucapkan banyak terima kasih.Berkat Tuhan senantiasa menyertai kita semua. Amin.
HORMAT KAMI:
Pastor Antonius Manik O.Carm

VARIA PAROKI

REKOLEKSI DAN AKSI PANGGILAN TELAH TERLAKSANA DENGAN SANGAT BAIK ;"> "APA YANG KAMU CARI?" (Yoh 1:38).
Puji syukur pada Tuhan, karena Rekoleksi dan Aksi panggilan untuk siswa-siswi Katolik Usia SMP dan SMA se-paroki Tigalingga sudah terlaksana dengan sangat baik. Kegiatan ini dihadiri hampir 400 orang anak. Semuanya dapat terlaksana hanya karena berkat Tuhan. Terimakasih juga kami sampaikan kepada semua Saudara yang telah mendukung dan mendoakan kegaitan kami ini. Kegiatan ini dilaksanakan hanya dengan menggunakan dana partisipasi peserta dan swadaya paroki, karena tidak mendapatkan bantuan dari donatur manapun, namun karena berkat Tuhan dan doa para Saudara, semuanya dapat berjalan dengan sangat baik. Semoga dari antara anak-anak ini, kelak ada yang menjadi Imam dan biarawan-biarawati.
Photobucket
Tuhan memberkati kita.
Kegembiraan dan Persaudaraan
Photobucket
Hari Ulang tahun Romo Anton M.Carm yang seharusnya tanggal 15 Januari 2010, baru dirayakan hari Minggu Minggu 16 Januari 2011 lalu, bersama Romo-romo Karmel se-Dairi, bersama beberapa umat Paroki Tigalingga di Aula Paroki Tigalingga. Pada kesempatan itu, Rm. Bernad O.Carm, pastor paroki Sidikalang memberi kado ulang tahun yakni 20 sak semen untuk pembangunan Gereja dan Rm. Anton sendiri menyumbangkan semua hadiah ultah untuk pembangunan Gereja. Saat itu, hadiah uang yang diperoleh sebanyak Rp. 1.100.000,-. Lumayanlah untuk tambahan dana pembangunan Gereja. Trimakasih buat semuanya.
Saldo Pesta Pelantikan Pengurus Gereja dan Penerimaan Sakramen Krisma, 6-7 Nop. 2010.
Pada hari Kamis 18 Nopember 2010 telah diadakan Evaluasi dan pembubaran Panitia. Saldo dari kegiatan tersebut adalah Rp. 22.320.500 Acara ini dapat berjalan dengan baik karena partisipasi semua umat. Dana juga bisa Saldo karena umat menyumbangkan hasil-hasil pertanian mereka dengan harapan ada Saldo untuk pembangunan Gereja Paroki.Jadi selain dana partisipasi dari umat, juga umat menyumbangkan hasil pertanian yang dibutuhkan untuk mengurangi dana konsumsi. Syukur pada Tuhan, akhirnya memang ada saldo untuk dana pembangunan Gereja. Terimakasih kami ucapkan kepada semua umat Paroki, DPP, Para Panitia, Para Donatur dan siapa saja yang mendoakan dan mendukung kegitan ini. Yesus memberkati kita semua selalu. Amin.

RENUNGAN SABTU SUCI, MALAM PASKAH, Sabtu 7 April 2012

RENUNGAN SABTU SUCI, MALAM PASKAH, Sabtu 7 April 2012
Kej 1:1-2:2, Kel 14:15-15:1 MT Yes 54:5-14, Rm 6:3-11, Mzm 118:1-2,16ab-17,22-23, Mrk 16:1-8

BACAAN INJIL:

Janganlah takut!Kamu mencari Yesus orang Nazaret, yang disalibkan itu. Ia telah bangkit.

Setelah lewat hari Sabat, Maria Magdalena dan Maria ibu Yakobus, serta Salome membeli rempah-rempah untuk pergi ke kubur dan meminyaki Yesus. Dan pagi-pagi benar pada hari pertama minggu itu, setelah matahari terbit, pergilah mereka ke kubur. Mereka berkata seorang kepada yang lain: "Siapa yang akan menggulingkan batu itu bagi kita dari pintu kubur?" Tetapi ketika mereka melihat dari dekat, tampaklah, batu yang memang sangat besar itu sudah terguling. Lalu mereka masuk ke dalam kubur dan mereka melihat seorang muda yang memakai jubah putih duduk di sebelah kanan. Merekapun sangat terkejut, tetapi orang muda itu berkata kepada mereka: "Jangan takut! Kamu mencari Yesus orang Nazaret, yang disalibkan itu. Ia telah bangkit. Ia tidak ada di sini. Lihat! Inilah tempat mereka membaringkan Dia. Tetapi sekarang pergilah, katakanlah kepada murid-murid-Nya dan kepada Petrus: Ia mendahului kamu ke Galilea; di sana kamu akan melihat Dia, seperti yang sudah dikatakan-Nya kepada kamu." Lalu mereka keluar dan lari meninggalkan kubur itu, sebab gentar dan dahsyat menimpa mereka.
Mereka tidak mengatakan apa-apa kepada siapapun juga karena takut. Dengan singkat mereka sampaikan semua pesan itu kepada Petrus dan teman-temannya. Sesudah itu Yesus sendiri dengan perantaraan murid-murid-Nya memberitakan dari Timur ke Barat berita yang kudus dan tak terbinasakan tentang keselamatan yang kekal itu.

RENUNGAN:

“Masih adakah harapan untuk hidup lebih baik lagi?” “Masih adakah kasih, orang yang peduli akan nasib orang yang menderita?” Pertanyaan yang sejenis ini kiranya kerap muncul dalam kehidupan sekarang ini. Bukan suatu rahasia bahwa sekarang ini mungkin banyak orang yang merasa tidak ada harapan lagi untuk hidup lebih baik lagi, seakan merasa tidak ada harapan lagi bahwa masih adalah kasih dalam hidup sekarang ini.

Malam ini kita merayakan malam paskah. Perayaan malam hari ini kiranya menjawab pertanyaan dan kegalauan hidup manusia masa sekarang. Perayaan Paskah adalah perayaan kasih Allah yang menyertai hidup manusia sepanjang masa dan perayaan harapan baru dari Allah sendiri.

Pada bacaan injil hari ini, dikatakan bahwa setelah lewat hari Sabat, Maria Magdalena dan Maria ibu Yakobus, serta Salome membeli rempah-rempah untuk pergi ke kubur dan meminyaki Yesus. Sungguh menarik menyimak hal ini, hanya tiga wanita ini yang pergi ke makam, sedangkan yang lain tidak ikut. Kemana para murid yang lain? Injil hari tidak menjelaskan di mana para murid yang lain dan mengapa mereka tidak ikut ke makam. Namun kita bisa mengerti bahwa para murid masih dalam kesedihan yang mendalam, masih merasa kehilangan guru yang mereka banggakan. Kematian Yesus guru mereka dianggap juga akhir hidup mereka, kematian kegembiraan dan harapan mereka. Bukan suatu hal yang mustahil bahwa para murid belum sungguh mengerti kehendak Tuhan atas jalan hidup yang dipilih oleh Yesus yakni sengsa dan berakhir pada kematian di salib. Para murid mengikuti Yesus masih diliputi suatu kemauan dan harapan bahwa Yesus kelak menjadi pemimpin dunia dan mereka tentu mengharapkan suatu jabatan yang penting. Oleh sebab itu, kematian Yesus yang mereka banggakan, juga merupakan kematian harapan mereka itu.

Ketiga wanita yang ke makam, bukannya mereka sudah sungguh mengenal Yesus adalah Mesias, bukannya mereka tidak berduka atas kematian Yesus, mereka juga mengalami semuanya itu, tetapi mereka seakan belum bisa menerima kematian Yesus sehingga mereka ingin selalu dekat dengan Yesus.

Injil mengatakan bahwa ketika mereka mendekati makam, ketiga wanita itu menghadapi persoalan yakni siapa yang akan menggulingkan batu makam supaya mereka bisa masuk ke makam dan meminyaki jenasah Yesus. Namun ketika mereka mendekati makam, mereka menemukan batu makam sudah terguling sehingga makam terbuka dan mereka masuk ke makam itu. Sungguh suatu keajaiban besar, batu yang besar terguling sendiri. Namun bagi kita, keajaiban besar bukan karena batu terguling, tetapi dalam kebingungan ketiga wanita itu, Tuhan membantu mereka, tanpa mereka ketahui Tuhan menggulingkan batu itu bagi mereka. Ketiga wanita itu kaget akan hal itu, tetapi mereka belum sampai pada suatu kesimpulan bahwa Tuhan mendengarkan kegalauan hati mereka. Mereka lebih kaget lagi ketika mereka memasuki makam, mereka tidak menemukan jenasah Yesus tetapi mereka melihat seorang muda yang memakai jubah putih duduk di sebelah kanan. Mereka terkejut dan juga ketakutan, tidak mengerti apa yang terjadi. Oleh sebab itulah pemuda yang memakai jubah putih itu mengatakan menyapa mereka dengan berkata, “Jangan takut! Kamu mencari Yesus orang Nazaret, yang disalibkan itu. Ia telah bangkit. Ia tidak ada di sini. Lihat! Inilah tempat mereka membaringkan Dia. Pemuda menyuruh ketiga wanita itu agar memberitahukan hal itu kepada para murid dan juga Petrus. Pemuda itu memang tidak mengatakan bahwa Yesus telah bangkit. Tetapi dengan jelas di dalam makam jenasah Yesus tidak ada lagi dan pemuda itu mengatakan bahwa jenasah Yesus bukan dicuri orang tetapi Yesus telah mendahului mereka ke Galilea. Sehingga jelas dengan perkataan itu, Yesus yang telah mati dan dimakamkan, sudah bangkit dari kubur dan hidup kembali. Wartakan gembira ini harus disampaikan ketiga wanita itu kepada para murid dan terutama Petrus.

Kebangkitan Yesus yang kita rayakan adalah sukacita yang sangat besar. Sebab kita ketahui bahwa Yesus menderita, wafat di salib dan dimakamkan adalah karena kasih-Nya kepada kita yang hendak menebus kita dari kematian dosa. Kasih Allah itu sungguh luar biasa besar dan tidak ada yang bisa menghalangi kasih Allah kepada kita. Yesus yang bangkit ingin tetap tinggal bersama kita. Sehingga kebangkitan yang kita rayakan adalah perayaan cinta kasih Allah yang senantiasa beserta kita.

Sehingga dengan merayakan paskah Yesus Kristus, kita bergembira karena kita percaya bahwa Allah sungguh mengasihi kita dan tidak ada yang bisa menghalangi kasih Allah kepada kita. Ini menjadi suatu kekuatan bagi kita dalam menjalani hidup. Sebab dalam kehidupan kita, kita pasti mengalami masa-masa sulit, masa-masa kita mengalai kegalauan hidup, kegelapan hidup seperti mengalami kegelapan makam.

Kita ingin berusaha hidup dalam iman tetapi seringkali persoalan menghampiri kita sehingga membuat kira ragu dan galau. Ingatlah pengalaman ketiga wanita ini, ketika mereka mau ke makam Yesus, mereka menghadapi persoalan sehubungan dengan menggulingkan batu dari makam. Pada saat mereka dalam persoalan, Tuhan bekerja dan menggulingkan batu untuk mereka. Lewat persitiwa ini, kepada kita dinyatakan bahwa dalam usaha kita untuk hidup beriman, persoalan akan muncul, namun pada saat itu juga Tuhan pasti akan bekerja untuk kita sehingga persoalan tidak sampai menghalangi kita datang kepada Yesus. Yakinlah akan hal ini sehingga tidak usah gentar untuk berusaha hidup dalam beriman. Ingatlah pada malam hari ini lewat malaikat Tuhan, Yesus yang bangkit mengatakan kepada kita “Jangan takut!”. Yesus telah mengalahkan kematian dan bangkit kembali, Dia hidup bersama kita dan senantiasa beserta kita. Bagi kita, kebangkitan Yesus adalah sukacita besar karena Allah sungguh mengasihi kita, dan Dia senantiasa hidup bersama dengan kita.

Warta gembira Paskah Yesus Kristus harus kita wartakan kepada dunia, kepada sesama. Warta Paskah ini kiranya harus kita wartakan dalam hidup karena saat ini banyak orang hidup merasa tidak punya harapan, banyak orang yang mendambakan kasih Allah. Warta Paskah hendaknya kita wartakan bukan dengan perkataan tetapi dengan hidup yang diresapi oleh kembangkitan Kristus yakni hidup dalam sukacita iman karena percaya bahwa kasih Yesus senantiasa menyertai kita. Lewat hidup kita yang merayakan Paskah, kita wartakan agar dalam kesulitan hidup, sesama tetap berkeyakinan bahwa selalu ada harapan baru karena Yesus telah bangkit. Warta Paskah Kristus kita nyatakan dalam perbuatan baik kepada sesama yakni dengan mewujudkan hidup yang rela berbagi sukacita dan berkat Tuhan bagi sesama. Saat ini banyak orang yang mendambakan kasih Tuhan. Maka tugas kitalah untuk memenuhi kerinduan hati banyak orang. Dengan merayakan Paskah Kristus, kita bertanggungjawab untuk mewujudkan hidup lebih baik lagi.

Sungguh menarik, bahwa malaikat itu meminta ketiga wanita memberitahukan kebangkitan Yesus kepada Petrus. Mengapa? Petrus memang rasul, tetapi dia dalam kesedihan besar dan kegalauan yang luar biasa sebab dia menyangkal Yesus sampai tiga kali. Luas biasa kasih Tuhan, Tuhan tidak membenci Petrus walau sudah menyangkal-Nya, Yesus justru ingin agar Petrus bangkit lagi dalam iman. Yesus tidak mengingat kesalahan Petrus, tetapi mengharapkan Petrus bangkit kembali dalam iman kepada-Nya.

Kitapun mungkin selama ini telah berdosa karena kurang percaya kepada Yesus. Namun ingatlah bahwa Yesus tidak membenci kita, Dia tidak mengingat kesalahan kita tetapi malam ini Dia meminta kita agar kita percaya bahwa Dia telah bangkit, Dia selalu hadir dalam hidup kita, Dia selalu mengasihi kita dan Dia mengharapkan agar iman kita bangkit kembali. Mari kita bangkit dengan percaya kepada Yesus Tuhan kita.

Warta ini juga harus kita sampaikan kepada pada saudara yang lain yang mungkin imannya lagi goncang karena persoalan hidup, imannya mungkin lagi goncang karena kedosaan. Kita hendaknya mewartakan paskah Yesus kepada mereka, bahwa Yesus yang bangkit mengasihi mereka, Yesus menghendaki agar iman mereka juga bangkit.

Maka, marilah kita ikut bangkit bersama Yesus, bukan hanya untuk bergembira sendirian saja, melainkan meneruskan dan membagi kegembiran kita kepada sesama kita. Dengan kekuatan yang diberikan Kristus yang bangkit kepada kita, baik rohani maupun jasmani, kita dapat berbuat baik! Kegembiraan Paskah kita harus ikut rasakan oleh semua orang. Selamat Paskah!

RENUNGAN HARI JUMAT AGUNG (Puasa dan Pantang), 6 April 2012

RENUNGAN HARI JUMAT AGUNG (Puasa dan Pantang), 6 April 2012
Yes 52:13-53:12, Mzm 31:2,6,12-13,15-16,17,25, Ibr 4:14-16, 5:7-9, Yoh 18:1-19:42

RENUNGAN:
Di balik kematian Yesus ada suka tetapi di balik suka juga ada duka. Mungkin ini yang bisa kita gambarkan tentang perayaan kita hari ini. Hari ini kita akan merayakan Jumat Agung, yakni sengsara dan kematian Yesus di salib.

Kematian adalah salah satu bagian kehidupan manusia yang pasti terjadi bagi setiap orang. Namun walaupun demikian, kematian tetap merupakan suatu yang mengerikan, menakutkan bagi banyak orang dan terkadang tidak sedikit orang yang masih takut menghadapi kematian.

Hari ini, kita mengenang kembali kematian Yesus di salib. Namun sebelum Yesus mati dengan cara sengat mengerikan di salib, Yesus terlebih dahulu mengalami penderitaan. Sungguh Yesus mengalami penderitaan sebelum sampai pada kematian-Nya. Tadi malam kita ketahui bagaimana Yesus mengalami pergolatan batin karena tahu bahwa sudah tiba waktunya bahwa Dia harus menerima penderitaan dan kematian. Begitu beratnya penderitaan yang akan dialami-Nya, sehingga ketika berdoa di taman Getsemani, peluh yang keluar bercampur darah, ketakutan yang luar biasa. Namun akhirnya Yesus mengambil keputusan seturut kehendak Allah Bapa, yakni menerima penderitaan dan kematian itu.

Dari kisah sengsara yang kita dengarkan, kita bisa mengetahui betapa hebatnya penderitaan yang dialami oleh Yesus; Dia ditangkap seperti seorang penjahat besar, dan saat itu para murid meninggalkan-Nya, Dia dihina, diludahi dan sungguh direndahkan martabat-Nya, orang-orang yang dikasihi-Nya juga para murid meninggalkan-Nya dalam sengsara-Nya dan bahkan Petrus menyangkal sampai 3 kali. Penderitaan Yesus berpuncak pada kematian di salib. Yesus menerima dan menjalani semuanya itu hanya karena taat pada kehendak Allah Bapa yang mengasihi manusia dan hendak menyelematkan manusia. Kehendak dan kasih Allah Bapa, itu pulalah kehendak dan kasih Yesus kepada manusia.

Secara harafiah, memang benar bahwa Yesus mati karena kedosaan, kejahatan manusia zaman-Nya, tetapi di atas semuanya itu, Yesus menerima penderitaan dan kematian itu, adalah karena kasih-Nya yang sungguh luar biasa bagi manusia. Kasih Allah kepada manusia yang menghendaki manusia selamat, nyata dalam penderitaan dan kematian itu. Sehingga sengsara dan kematian Yesus adalah terutama karena kasih kepada manusia. Kasih itu diungkapkan dalam kerelaan-Nya dalam sengsara dan kematian di salib. Sungguh kasih yang luar biasa dinyatakan dalam kematian Yesus hari ini. Kematian-Nya menerbus dosa-dosa manusia. Inilah sukacita di balik kematian Yesus hari ini.

Kita memang berduka karena Yesus Tuhan kita menderita dan mati dengan cara yang sangat mengerikan di salib. Namun hendaknya kita berduka bukan karena kematian Yesus, tetapi berduka karena dosa kitalah yang menyebapkan Yesus mengalami semuanya itu. Hari ini kita bersukacita, karena:

- kasih Allah nyata dalam sengsara dan kematian Yesus.
- Yesus adalah Tuhan, rela menjalani semua sengsara dan kematian demi keselamatan kita, demi menebus dosa-dosa kita. Kematian-Nya di salib memulihkan kembali hubungan kita dengan Allah.
- Kematian Yesus membawa suatu harapan baru bagi kita bahwa kesetiaan dan ketaatan pada kehendak Allah, akan menghantar kita pada keselamatan kekal.
- Sengsara dan kematian Yesus mengajarkan kepada kita bahwa kitapun sanggup mengalahkan penderitaan dan kematian bila kita taat dan setia pada kehendak Allah.

Maka pada perayaan hari ini, kita patut merenungkan dan berduka bukan karena kematian Yesus, tetapi karena hingga saat ini kedosaan kitalah yang menjadikan Yesus mengalami sengsara dan kematian di salib. Hari ini juga kita patut bersyukur dan bersukacita atas Yesus, karena Dia Tuhan kita yang sungguh mengasihi kita, kasih-Nya sungguh luar biasa yang nyata dalam kerelaan-Nya menanggung semua penderitaan dan akhirnya mati di salib. Syukur dan sukacita kita, hendaknya kita nyatakan dengan hidup sebagai murid yang percaya, setia kepada Yesus. Hidup sebagai murid Yesus, kita nyatakan dengan berani mati di salib. Hari ini, mari kita juga menyalibkan kedosaan kita, atau mematikan kedosaan dan kehendak manusiawi kita agar dalam hidup kita, allah dan kehendak Allah lah yang hidup. Mari kita juga rela menanggung penderitaan dan rela mati demi Yesus yang sudah terlebih dahulu mengalami sengasara dan mati bagi kita. Semoga kematian Yesus membuahkan iman yang hidup bagi kita. Amin.

RENUNGAN HARI RABU PEKAN SUCI, 5 April 2012

RENUNGAN HARI RABU PEKAN SUCI, 5 April 2012
Kel. 12:1-8,11-14; Mzm. 116:12-13,15-16bc,17-18; 1Kor. 11:23-26; Yoh. 13:1-15.

BACAAN INJIL: Yoh. 13:1-15
Ia mengasihi mereka sampai saat terakhir.
Sebelum Hari Raya Paskah mulai, Yesus sudah tahu bahwa saat-Nya sudah tiba untuk beralih dari dunia ini kepada Bapa. Sama seperti Ia senantiasa mengasihi murid-murid-Nya demikianlah sekarang Ia mengasihi mereka sampai kepada kesudahannya. Mereka sedang makan bersama, dan Iblis telah membisikkan rencana dalam hati Yudas Iskariot, anak Simon, untuk mengkhianati Dia. Yesus tahu, bahwa Bapa-Nya telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya dan bahwa Ia datang dari Allah dan kembali kepada Allah.

Lalu bangunlah Yesus dan menanggalkan jubah-Nya. Ia mengambil sehelai kain lenan dan mengikatkannya pada pinggang-Nya, kemudian Ia menuangkan air ke dalam sebuah basi, dan mulai membasuh kaki murid-murid-Nya lalu menyekanya dengan kain yang terikat pada pinggang-Nya itu.

Maka sampailah Ia kepada Simon Petrus. Kata Petrus kepada-Nya: "Tuhan, Engkau hendak membasuh kakiku?" Jawab Yesus kepadanya: "Apa yang Kuperbuat, engkau tidak tahu sekarang, tetapi engkau akan mengertinya kelak." Kata Petrus kepada-Nya: "Engkau tidak akan membasuh kakiku sampai selama-lamanya." Jawab Yesus: "Jikalau Aku tidak membasuh engkau, engkau tidak mendapat bagian dalam Aku." Kata Simon Petrus kepada-Nya: "Tuhan, jangan hanya kakiku saja, tetapi juga tangan dan kepalaku!" Kata Yesus kepadanya: "Barangsiapa telah mandi, ia tidak usah membasuh diri lagi selain membasuh kakinya, karena ia sudah bersih seluruhnya. Juga kamu sudah bersih, hanya tidak semua." Sebab Ia tahu, siapa yang akan menyerahkan Dia. Karena itu Ia berkata: "Tidak semua kamu bersih."

Sesudah Ia membasuh kaki mereka, Ia mengenakan pakaian-Nya dan kembali ke tempat-Nya. Lalu Ia berkata kepada mereka: "Mengertikah kamu apa yang telah Kuperbuat kepadamu? Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan. Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamupun wajib saling membasuh kakimu; sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu.

RENUNGAN:

Dalam kisah hidup Uskup Paulinus dari Nola, di suatu tempat di Italia pada abad XIII diceritakan bahwa pada saat itu bangsa Vandal dari Afrika Utara menyeru Inatia dan menawan banyak orang Italia ke Afrika. Uskup Paulinus berusaha untuk menebus umatnya yang ditwan satu persatu. Segala kekayaan keuskupan dijualnya. Dam ketika harta keuskupan sudah habis, ia sendiri dengan menyamar pergi ke Afika Utara dan rela menjadi hamba dan tawanan untuk menggantikan putera seorang janda dari keuskupannya yang masih tertawan. Walaupun dalam keadaan menyamar, akhirnya raja Vandal mengenal uskup Paulinus. Raja itu sangat terkesan. Menghantar pulang uskup Paulinus bersama semua orang Nola yang masi tertawan ke Italia.

Sungguh ini adalah kisah yang mengharukan. Seorang uskup yang sangat mencintai umatnya, dia rela kehilangan semua harta keuskupan dan bahkan rela menjadi hambat dan tawanan demi menebus umatnya. Uskup ini sungguh menghayati ajaran cinta kasih yang diajarkan dan diteladankan oleh Yesus Kristus, yakni dengan mau menjadi hamba dan pelayan.

Malam hari ini kita merayakan hari Kamis Suci. Malam hari ini adalah perayaan cinta kasih Yesus yang sungguh luar biasa besar dan cintakasih-Nya itu dinyatakannya dengan pengorbanan diri-Nya. Dalam Injil jelas kita ketahui bahwa beberapa saat sebelum Yesus masuk dalam pergulatan batin penderitaan dan kematian, Yesus masih menyempatkan diri makan bersama dengan muridnya. Walaupun Yesus sendiri tahu bahwa sebentar lagi Dia akan mengalami penderitaan, tetapi Dia mengadakan perjamuan makan bersama murid-murid-Nya, sekan Dia tidak menghendaki para murid ikut dalam kesedihan yang akan dialami-Nya. Kasih-Nya kepada para murid tidak surut waluapun akan menderita, makanya jelas dalam injil dikatakan “Sama seperti Ia senantiasa mengasihi murid-murid-Nya demikianlah sekarang Ia mengasihi mereka sampai kepada kesudahannya.”

Malam hari ini, sebelum Yesus masuk dalam penderitaan, Dia menyampaikan dua pesan terakhir kepada para murid dan kepada kita semua yakni Makan bersama dan pembasuhan kaki para murid. Kedua pesan ini disampaikan oleh Yesus kepada para murid sebelum Dia masuk dalam penderitaan, sehingga jelas kedua pesan ini sangat penting bagi para murid, sebagaimana dalam hidup kita, pesan terakhir orang yang hendak meninggal dunia, pasti sangat berharga bagi kita.

Memang dalam Injil hari ini, tidak dengan rinci digambarkan sehubungan dengan perjamuan malam yang dilakukan oleh Yesus bersama para murid-Nya, namun jelas dikatakan bahwa Yesus bersama para murid sedang makan bersama.

Makan bersama yang diadakan oleh Yesus memang makan paskah Yahudi sebagaimana yang biasa dilakukan pada waktu itu, namuan dalam perjamuan malam terakhir itu, Yesus memberi makna lain. Yesus yang mengadakan makan bersama, tidak menghidangkan roti sebagai santapan, tetapi Dia memberikan diri-Nya sendiri sebagai santapan bagi para murid. Perjamuan malam terakhir itu menjadi lambang pemberian diri-Nya yang sehabis-habisnya kepada para murid. Paulus menerangkan kepada kita bahwa dalam perjamuan terakhir itu Yesus memberikan diri-Nya sebagai santapan bagi para murid dengan mengatakan, “Yesus, pada malam waktu Ia diserahkan, mengambil roti dan sesudah itu Ia mengucap syukur atasnya; Ia memecah-mecahkannya dan berkata: "Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!" Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata: "Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darah-Ku; perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!" Perjamuan terakhir itu adalah perjamuan pemberian diri Yesus karena cinta kasih-Nya kepada para murid-murid-Nya.

Dalam perjamuan makan bersama itu, Yesus juga membasuh kaki para rasulnya. Peristiwa pembasuhan kaki para rasul merupakan bagian dari makan bersama itu dan pengungkapan cinta kasih Yesus yang sehabis-habisnya kepada para murid.

Tindakan membasuh kaki adalah pekerjaan seorang hamba terhadap para tamu yang masuk ke dalam rumah. Sebelum membasuh kaki para rasul, Yesus menanggalkan jubah yang dikenakan-Nya dan menggantinya dengan kain lenan biasa yang dikenakan oleh seorang pelayan. Menanggalkan jubah yang dikenakan-Nya jelas juga memiliki arti bahwa Yesus merendahkan diri dengan melepas jubah sebagai guru dan mengenakan kain seorang pelayan. Ini adalah tindakah perendahan diri Yesus di hadapan para murid. Yesus adalah guru, tetapi merendahkan diri bagi para murid. Perendahan diri Yesus berpuncak pada tindakan-Nya membasuh kaki para rasul. Yesus sungguh-sungguh mau melakukan pekerjaan yang hanya dilakukan oleh seorang hamba. Lewat pembasuhan kaki ini, Yesus mau menjadi hamba bagi para murid. Oleh karena itulah Petrus protes ketika Yesus hendak membasuh kakinya, karena Yesus guru tidak pantas membasuh kaki para rasul tetapi harusnya para rasullah yang membasuh kaki Yesus. Namun Yesus tetap membasuh kaki para murid karena Yesus hendak membersihkan para murid.

Tindakan Yesus membasuh kaki para rasul sungguh merupakan tanda pemberian diri Yesus yang total kepada para rasul, Yesus mau menjadi hamba bagi para rasul. Juga sekaligus menjadi contoh dan teladah bagi para murid, agar para murid juga bersikap rendah hati terhadap sesama dan mau menjadi pelayan bagi sesama. Oleh sebab itu pada akhir injil Yesus mengatakan, “Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamupun wajib saling membasuh kakimu; sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu.”

Malam hari ini dalam perayaan Kamis Putih mengenang perjamuan malam terakhir Yesus bersama para murid-Nya, kita diajak merenungkan nilai luhur perayaan ekaristi dan makna perayaan ekaristi bagi kita.

Perjamuan malam terakhir yang kita rayakan malam hari ini adalah perayaan ekaristi yang kita rayakan hingga saat ini. Perayaan ekaristi yang kita rayakan adalah pelaksanaan amanat terakhir Yesus kepada para rasul, kepada kita, suatu amanat yang sangat berharga untuk kita laksanakan. Dalam perayaan ekaristi itu, Yesus sendirilah yang mengadakan perjamuan dan mengundang kita semua untuk ikut dalam perjamuan itu. Tuhan menyediakan santapan bagi kita, yakni diri-Nya sendiri, santapan kasih yang menyelamatkan kita. Sehingga perayaan Ekaristi yang kita rayakan adalah perjamuan kasih dan pemberian diri Yesus kepada kita. Maka setiap kita merayakan perayaan Ekaristi, Yesus yang memberi diri kepada kita, hadir dalam Roh Kudus dan memberikan diri-Nya kepada kita. Sungguh perayaan ekaristi sangat luhur dan mulia.

Sementara dalam perjamuan malam terakhir, Yesus membasuh kaki para rasul. Jadi ada kesatuan erat antara perjamuan dengan pembasuhan kaki. Dalam kesatuan ini kita menangkap pesan bahwa dalam perjamuan Ekaristi itu, kita tidak hanya bersatu dengan Yesus yang menjadi santapan rohani bagi kita, tetapi juga Dia sendiri membersihkan kita. Sehingga kalau kita sungguh mengikuti perayaan ekaristi, Yesus membasuh kaki kita, membersihkan kita. Sebab dengan menyantap tubuh-Nya, Yesus tinggal dalam diri kita dan kehadiran-Nya dalam diri kita menguduskan kita para murid-Nya. Inilah yang seringkali kurang kita sadari. Perayaan ekaristi seringkali tidak berdampak apa-apa, tidak mengubah hidup kita karena kita kurang mengimani kita telah bersatu dengan Yesus lewat komuni suci yang kita terima.

Hakekat luhur perayaan ekaristi juga mengajarkan kita agar hidup dalam kasih kepada sesama dengan rela menjadi pelayan bagi sesama. Yesus memberi teladan kasih kepada para murid yakni dengan membasuh kaki para murid. Kitapun yang telah menjadi murid-murid Yesus dan terutama kita yang telah bersatu dengan Kristus Yesus lewat perayaan Ekaristi, haruslah meneladan Yesus yang mau menjadi pelayan bagi sesama. Sehingga kita yang merayakan Ekaristi, hendaknya diresapi jiwa sebagai seorang pelayan bagi sesama, seperti Yesus sendiri.

Oleh karena itu, malam hari ini sungguh merupayakan perayaan cinta kasih Yesus. Dengan perayaan malam hari ini, kita diajarkan bahwa Yesus sungguh mengasihi kita sampai sehabis-habisnya dengan memberikan diri-Nya sebagai santapan bagi kita, itulah yang kita rayakan setiap kita merayakan perayaan Ekaristi. Perayaan ekaristi sungguh sarat dengan makna nilai cinta kasih Allah. Dalam perayaan ekaristi, Yesus memberikan diri-Nya kepada kita, sebagai santapan rohani yang menyucikan kita anak-anak-Nya. Cinta kasih Yesus yang kita terima dalam perayaan ekaristi, juga hendaknya membuat kita berani mencintai sesama kita dengan menjadi pelayan bagi sesama. Amin.

BACAAN KAMIS SUCI, 5 April 2012

BACAAN KAMIS SUCI, 5 April 2012
Kel. 12:1-8,11-14; Mzm. 116:12-13,15-16bc,17-18; 1Kor. 11:23-26; Yoh. 13:1-15.

BACAAN I: Kel. 12:1-8,11-14
Ketetapan tentang perjamuan Paskah.
Pada waktu itu berfirmanlah TUHAN kepada Musa dan Harun di tanah Mesir: "Bulan inilah akan menjadi permulaan segala bulan bagimu; itu akan menjadi bulan pertama bagimu tiap-tiap tahun. Katakanlah kepada segenap jemaah Israel: Pada tanggal sepuluh bulan ini diambillah oleh masing-masing seekor anak domba, menurut kaum keluarga, seekor anak domba untuk tiap-tiap rumah tangga. Tetapi jika rumah tangga itu terlalu kecil jumlahnya untuk mengambil seekor anak domba, maka ia bersama-sama dengan tetangganya yang terdekat ke rumahnya haruslah mengambil seekor, menurut jumlah jiwa; tentang anak domba itu, kamu buatlah perkiraan menurut keperluan tiap-tiap orang. Anak dombamu itu harus jantan, tidak bercela, berumur setahun; kamu boleh ambil domba atau kambing. Kamu harus mengurungnya sampai hari yang keempat belas bulan ini; lalu seluruh jemaah Israel yang berkumpul, harus menyembelihnya pada waktu senja. Kemudian dari darahnya haruslah diambil sedikit dan dibubuhkan pada kedua tiang pintu dan pada ambang atas, pada rumah-rumah di mana orang memakannya. Dagingnya harus dimakan mereka pada malam itu juga; yang dipanggang mereka harus makan dengan roti yang tidak beragi beserta sayur pahit. Dan beginilah kamu memakannya: pinggangmu berikat, kasut pada kakimu dan tongkat di tanganmu; buru-burulah kamu memakannya; itulah Paskah bagi TUHAN. Sebab pada malam ini Aku akan menjalani tanah Mesir, dan semua anak sulung, dari anak manusia sampai anak binatang, akan Kubunuh, dan kepada semua allah di Mesir akan Kujatuhkan hukuman, Akulah, TUHAN. Dan darah itu menjadi tanda bagimu pada rumah-rumah di mana kamu tinggal: Apabila Aku melihat darah itu, maka Aku akan lewat dari pada kamu. Jadi tidak akan ada tulah kemusnahan di tengah-tengah kamu, apabila Aku menghukum tanah Mesir. Hari ini akan menjadi hari peringatan bagimu. Kamu harus merayakannya sebagai hari raya bagi TUHAN turun-temurun. Kamu harus merayakannya sebagai ketetapan untuk selamanya.

MAZMUR TANGGAPAN: Mzm. 116:12-13,15-16bc,17-18

Ulangan: Inilah Tubuh-Ku yang diserahkan bagimu. Inilah darah-Ku yang ditumpahkan bagimu. Lakukanlah ini akan peringatan kepadaku.

1. Bagaimana akan kubalas kepada Tuhan, segala kebaikan-Nya kepadaku? Aku akan mengangkat piala keselamatan, dan akan menyerukan nama Tuhan.

2. Sungguh berhargalah di mata Tuhan kematian semua orang yang dikasihi-Nya. ya Tuhan, aku hamba-Mu, anak sahaya-Mu. Engkau telah melepaskan belenguku.

3. Aku akan mempersembahkan kurban syukur kepada-Mu, dan akan menyerukan nama Tuhan. Aku akan membayar nazarku kepada Tuhan di depan seluruh umat-Nya.

BACAAN II: 1Kor. 11:23-26

Setiap kali kamu makan dan minum, kamu mewartakan wafat Tuhan.

Saudara-saudara, apa yang telah kuteruskan kepadamu, telah aku terima dari Tuhan, yaitu bahwa Tuhan Yesus, pada malam waktu Ia diserahkan, mengambil roti dan sesudah itu Ia mengucap syukur atasnya; Ia memecah-mecahkannya dan berkata: "Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!" Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata: "Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darah-Ku; perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!" Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang.

BACAAN INJIL: Yoh. 13:1-15

Ia mengasihi mereka sampai saat terakhir.

Sebelum Hari Raya Paskah mulai, Yesus sudah tahu bahwa saat-Nya sudah tiba untuk beralih dari dunia ini kepada Bapa. Sama seperti Ia senantiasa mengasihi murid-murid-Nya demikianlah sekarang Ia mengasihi mereka sampai kepada kesudahannya. Mereka sedang makan bersama, dan Iblis telah membisikkan rencana dalam hati Yudas Iskariot, anak Simon, untuk mengkhianati Dia. Yesus tahu, bahwa Bapa-Nya telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya dan bahwa Ia datang dari Allah dan kembali kepada Allah. Lalu bangunlah Yesus dan menanggalkan jubah-Nya. Ia mengambil sehelai kain lenan dan mengikatkannya pada pinggang-Nya, kemudian Ia menuangkan air ke dalam sebuah basi, dan mulai membasuh kaki murid-murid-Nya lalu menyekanya dengan kain yang terikat pada pinggang-Nya itu. Maka sampailah Ia kepada Simon Petrus. Kata Petrus kepada-Nya: "Tuhan, Engkau hendak membasuh kakiku?" Jawab Yesus kepadanya: "Apa yang Kuperbuat, engkau tidak tahu sekarang, tetapi engkau akan mengertinya kelak." Kata Petrus kepada-Nya: "Engkau tidak akan membasuh kakiku sampai selama-lamanya." Jawab Yesus: "Jikalau Aku tidak membasuh engkau, engkau tidak mendapat bagian dalam Aku." Kata Simon Petrus kepada-Nya: "Tuhan, jangan hanya kakiku saja, tetapi juga tangan dan kepalaku!" Kata Yesus kepadanya: "Barangsiapa telah mandi, ia tidak usah membasuh diri lagi selain membasuh kakinya, karena ia sudah bersih seluruhnya. Juga kamu sudah bersih, hanya tidak semua." Sebab Ia tahu, siapa yang akan menyerahkan Dia. Karena itu Ia berkata: "Tidak semua kamu bersih." Sesudah Ia membasuh kaki mereka, Ia mengenakan pakaian-Nya dan kembali ke tempat-Nya. Lalu Ia berkata kepada mereka: "Mengertikah kamu apa yang telah Kuperbuat kepadamu? 3Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan. Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamupun wajib saling membasuh kakimu; sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu.

CONTOH TUGURAN KAMIS PUTIH

CONTOH TUGURAN KAMIS PUTIH

Doa tuguran ini disadur dari http://programkatekese.blogspot.com/ dengan beberapa penambahan. Dalam tuguran ini, hendaknya pemimpin membaca atau memandu dengan tenang, tidak terburu-buru dan sangat baik bila diputarkan lagu-lagu instrumen Taize sebagai musik latar selama tuguran. Semoga ini dapat bermanfaat.

LAGU PEMBUKAAN

Pemimpin :
Bapak, ibu, Saudara-saudari yang dikasihi oleh Yesus Kristus. Pada malam hari ini, setelah kita merayakan Hari Raya Kamis Suci, Perjamuan Malam terakhir yang dilakukan oleh Yesus bersama para murid-Nya, kita mengadakan tuguran bersama. Sikap dalam tuguran ini adalah menemani Yesus dan amat dihargai bila kita juga bisa duduk diam ikut prihatin dengan apa yang dialami Yesus. Duduk diam bukan berarti tidak melakukan apa-apa, melainkan kita hadir dan melihat semua peristiwa yang memprihatinkan itu serta mendengarkan apa yang disabdakan Yesus kepada kita.

Malam Ini bersama-sama dengan Yesus, berjaga bersama-Nya, menemani-Nya dalam kesendirian dan kegelisahan-Nya. Kita mempersatukan hati dengan Hati Yesus yang kini diliputi ketakutan dan dukacita yang mendalam. Semua dijalani oleh Yesus dengan senang hati, hanya karena cinta kasih-Nya yang sungguh besar kepada kita manusia pendosa. Saat ini kita merenungkan kasih Yesus yang sungguh luar biasa dan karena kasih itu pula, Dia rela menanggung semua penderitaan yang sangat mengerikan.

Lalu bangunlah Yesus dan menanggalkan jubah-Nya. Ia mengambil sehelai kain lenan dan mengikatkannya pada pinggang-Nya, kemudian Ia menuangkan air ke dalam sebuah basi, dan mulai membasuh kaki murid-murid-Nya lalu menyekanya dengan kain yang terikat pada pinggang-Nya itu. (Yoh 13:4-5)

Yesus guru dan Tuhan, mau menanggalkan jubah yang biasanya juga menjadi pakaian kebesaran sebagai guru, dan menggantinya dengan pakaian seorang pelayan yakni sehelai kain lenan di pinggang-Nya. Dengan mengenakan pakaian pelayan, Yesus siap untuk melayani para murid-Nya. Namun Yesus bukan hanya sekedar melayani para murid, tetapi menjadi seorang pelayan dan menghambakan diri bagi para murid yakni dengan membasuh kaki para murid dan meyekanya dengan kain lenan itu. Sungguh apa yang diperbuat oleh Yesus mengejutkan para murid, karena Yesus adalah guru mereka, tetapi malah menghambakan diri kepada para murid.

Sungguh luar biasa cinta kasih Yesus, cinta-Nya bukan hanya dengan kata-kata saja tetapi dalam tindakan nyata. Yesus memang sungguh mengasihi kita, Dia juga telah menghambakan diri kepada kita dengan mau menjadi pelayan bagi kita. Malam hari ini, Yesus membasuh kaki kita dan melapnya dengan kain yang terikat di pinggang-Nya.

PERMENUNGAN (Oleh Pemimpin)
1. Yesus mengasihi kita secara total, apakah kita sungguh menyadari kasih Tuhan kepada kita?
2. Atau mungkin kita tidak menyadari kasih Yesus kepada kita sehingga kitapun tidak menghargai dan mengasihi Dia?
Malam hari ini, sadarilah dan percayalah bahwa Yesus sungguh mengasihi kita semua, Dia mau menjadi pelayan bagi kita semua.

Sebab Ia tahu, siapa yang akan menyerahkan Dia. Karena itu Ia berkata: "Tidak semua kamu bersih." (Yoh 13:11)

Yesus mengasihi semua murid, mengenal mereka dan juga tahu bahwa dari antara para murid ada yang mau mengkhianatinya. Walaupun demikian, Yesus tidak menarik kasih-Nya dari murid yang mengasihi-Nya. Bisa kita bayangkan bagaimana menyakitkan hati Yesus, karena orang yang dikasihi-Nya dan ikut makan dengan Dia tetapi tidak bersih malah mau mengkhianati Dia. Memang sungguh menyakitkan bila orang yang kita kasihi dan orang yang dekat dengan kita, tetapi malah mengkhianati kita, menikam kita dari belakang.

Kita sudah menjadi murid-murid yang dikasihi oleh Yesus dan Yesuspun sudah memperkenankan kita makan bersama dalam kerajaan-Nya lewat perayaan ekaristi. Yesus juga tahu bahwa kita sebagai murid-Nya tidak bersih, tetapi malah penuh dengan kedosaan. Seringkali dengan sadar kita mengkhianati Yesus. Memang kita tidak menghina Yesus, memang kita tidak sampai meniggalkan-Nya, namun sikap hidup kita tidak sesuai dengan kehendak Yesus. Walaupun kita semua tidak bersih, namun Yesus tidak menarik kasih-Nya kepada kita.

PERMENUNGAN (Oleh Pemimpin)

1. Apakah kita memang seperti salah seorang murid yang tidak bersih itu?
2. Apa saja yang telah kita perbuat, yang membuat kita tidak bersih dan bahkan mengkhianati Yesus sendiri?

Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamupun wajib saling membasuh kakimu; sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu. (Yoh 13:14-15)

Dengan membasuh kaki para murid, Yesus tidak hanya sekedar menyatakan bahwa diri-Nya mau menjadi pelayan dan hamba bagi para murid, tetapi Dia juga memberi teladan bagi kita agar kita mau melakukan hal yang sama kepada sesama kita.

PERMENUNGAN (Oleh Pemimpin)

1. Apakah selama ini kita mau berkorban demi iman kepada Yesus?
2. Apakah kita mengasihi sesama kita dengan rela melayani sesama kita?
3. Atau justru kita selalu berharap, memaksa Tuhan melayani dan berkorban atas kehendak kita? Juga selalu berharap, ingin dan memaksa orang lain melayani keinginan kita?

Dan Ia membawa Petrus dan kedua anak Zebedeus serta-Nya. Maka mulailah Ia merasa sedih dan gentar, lalu kata-Nya kepada mereka: "Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan Aku. " Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki." (Mat 26:37-39)

Bapak Ibu dan Saudara-saudari yang terkasih, Sesudah Yesus mengadakan perjamuan terakhir bersama para murid-Nya, Yesus mengajak Petrus dan anak Zebedeus serta-Nya. Yesus mengajak mereka untuk menemani-Nya yang sedang mengalami kesedihan bahkan begitu beratnya yang dialami-Nya sampai-sampai Yesus mengatakan bahwa Dia gentar dan seperti mau mati rasanya. Malam ini kita bersama-sama dengan Yesus, berjaga bersamaNya, menemaniNya dalam kesendirian dan kegelisahannya, kita mempersatukan hati dengan hatiNya yang kini diliputi ketakutan dan dukacita yang mendalam. Lihatlah Ia yang sendirian, gentar dan ketakutan dalam doaNya.

"Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki."

Kita mau malam ini bersama-sama berjaga bersama Yesus, menemaniNya yang sedang mengambil keputusan tersulit dalam tugas dan perutusanNya ke dunia, yaitu untuk menyelamatkan kita dengan menderita dan wafat di kayu salib. Itu sebabNya Yesus sangat ketakutan, peluhNya menjadi seperti tetes-tetes darah. Ia sangat sedih dan gentar. Tetapi dalam ketakutan dan kegelisahanNya, Yesus telah mengambil keputusan yang luar biasa: “Ya Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu!"

Yesus telah menunjukkan tanggung jawab yang luar biasa akan tugas dan perutusan yang diembanNya dari Bapa. Ia menyerahkan seluruh kekuatan, kehendak, dan bahkan hidupnya sendiri Ia serahkan untuk menyelesaikan tugas dan tanggungjawab yang telah diterimaNya dari Bapa. Saat-saat terakhir hidupNya saat tergantung di kayu salib Ia berkata: “Sudah selesai". Ia telah menyelesaikan dengan sempurna tugas perutusanNya di dunia, dan terlaksanalah karya penyelamatan Allah lewat penderitaan dan kematian Yesus itu. Kita diselamatkan karena Yesus telah mati untuk kita. Sungguh “Betapa lebar dan panjangnya, betapa tinggi dan dalamnya kasih Kristus”. tak terukur kasihNya… Tak terhingga kebaikanNya… Telah dibuktikanNya kesetiaan dan kasihNya… Yesus telah menyerahkan segala-galanya demi cinta kasihNya kepada kita. Ia ingin kita selamat, Yesus menghendaki kita menerima hidup yang baru sebagai putera-puteri Allah, serupa dengan Ia yang telah setia sampai menyerahkan semuanya demi kehendak BapaNya.

Malam ini kita melaksanakan apa yang diperintahkan Yesus kepada kita, para muridNya :
“Berjaga-jagalah dan berdoalah ……..

Berjaga-jagalah dan berdoalah supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan:
roh memang penurut, tetapi daging lemah.”

Yesus telah memberikan segala-galanya untuk kita. Sudahkah Anda merasakan itu?
Ia telah berkurban sehabis-habisnya untuk engkau, tidakkah kau perhatikan itu?
Janganlah kita melalaikan apa yang diperintahkanNya kepada kita. Janganlah kita didapatiNya tertidur, melupakan tugas dan tanggung jawab yang telah dipercayakanNya kepada kita.:

PERMENUNGAN (Oleh Pemimpin)

"Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam saja dengan Aku?"

Tidakkah kita sanggup melaksanakan perintah Tuhan?

Tidakkah kita sanggup memanggul salib hidup kita?

Apakah Kita sudah menjadi pribadi seperti yang dikehendakiNya?

Sudahkah kita membalas Cinta kasih yang telah ditunjukkanNya bagi kita ?

Tidak sanggupkah kamu berjaga-jaga?

Tidak sanggupkah kamu melaksanakan apa yang telah kuperintahkan kepadaMu?

Tidak sanggupkah kamu menjalankan tugas yang telah dipercayakan kepada kamu?

Tidak sanggupkah kamu memikul tanggung jawab akan tugas dan kewajiban yang telah Engkau pilih sendiri?

Apakah Engkau sudah menjadi anggota keluarga yang baik? …………………

(dapat ditambahkan pertanyaan reflektif lainnya)

Apakah Engkau telah menjadi umat Katolik yang baik? Yakni rindu dan menghadiri perayaan ekaristi?

Apakah juga telah menjadi umat katolik yang baik dengan memahami ajaran, aturan Gereja Katolik dan berusaha mengikuti aturan dan ajaran Gereja Katolik?

Apakah sebagai pengurus Lingkungan, sudah menjadi Pengurus lingkungan/wilayah yang baik?

Apakah sebagai pengurus Lingkungan, sudah menjadi pemimpin yang baik? Dimana tanggung jawabmu?!!

Sudahkah Engkau menjadi orang yang berguna bagi orang-orang disekitarMu?

Menjadi terang bagi mereka yang berada di kegelapan?

atau tongkat bagi mereka yang tidak tahu arah?

Sudahkan kita peduli pada yang menderita?

Pada yang miskin dan kekurangan?

Sudahkah kita menolong yang membutuhkan?

Pernahkah kita pada masa pertobatan ini berbuat sesuatu untuk sesama kita?

Atau …………….

Masih saja kita menunjukkan keegoisan hati kita?

Menomor satukan kehendak kita?

Tidak peduli pada keluarga, sesama, lingkungan dan masyarakat kita ?

Apakah kita mau berbagi sukacita, berkat Tuhan dengan sesama sebagaiman nyata dalam Ekaristi, Yesus membagikan diri-Nya untuk kita?

Yes 58:5 Sungguh-sungguh inikah berpuasa yang Kukehendaki, dan mengadakan hari merendahkan diri, jika engkau menundukkan kepala seperti gelagah dan membentangkan kain karung dan abu sebagai lapik tidur? Sungguh-sungguh itukah yang kausebutkan berpuasa, mengadakan hari yang berkenan pada TUHAN?
Sesungguhnya, pada hari puasamu engkau masih tetap mengurus urusanmu, dan kamu mendesak-desak semua buruhmu.

Yes 58:4 Sesungguhnya, kamu berpuasa sambil berbantah dan berkelahi serta memukul dengan tinju dengan tidak semena-mena. Dengan caramu berpuasa seperti sekarang ini suaramu tidak akan didengar di tempat tinggi.

Yes 58:6 Bukan! Sabda Tuhan Berpuasa yang Kukehendaki, ialah supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman, dan melepaskan tali-tali kuk, supaya engkau memerdekakan orang yang teraniaya dan mematahkan setiap kuk,

Yes 58:7 supaya engkau memecah-mecah rotimu bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah, dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri!

Yes 58:8. Pada waktu itulah terangmu akan merekah seperti fajar dan lukamu akan pulih dengan segera; kebenaran menjadi barisan depanmu dan kemuliaan TUHAN barisan belakangmu.

Bapak Ibu dan saudara-saudari yang terkasih, Mari kita mulai saat ini membangun niat sungguh-sungguh untuk berubah, untuk mengawali semua, membuat semuanya menjadi baik, berbuat sesuatu untuk sesama Demi kemuliaan nama Tuhan.

Kita percaya bahwa

Yes 53:4. penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah.

Yes 53:5 Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.

Tundukkanlah diri sedalam-dalamnya pada Tuhan, dan sekarang coba nyatakan niat-niat baik Bapak, ibu dan Saudara/i sebagai murid-murid Yesus. (Henin sejenak)
Sekarang mohonkanlah berkat untuk semua niat hatimu untuk memperbaiki hidup, untuk lebih bertangggung jawab kepada tugas dan perutusan yang telah dipercayakan Tuhan kepada kita.

DOA PENUTUP: (Bisa didoakan secara bersama-sama)

Ya Tuhan Yesus. Kami mengucapkan terimakasih atas kasih-Mu yang sungguh luar biasa kepada kami. Malam hari ini, kami disadarkan kembali karena kasih-Mu kepada kami, Engkau rela menerima semua penderitaan itu. Terimakasih ya Tuhan Yesus. Semoga berani membalas kasih-Mu dengan berusaha hidup setia menjadi murid-murid-Mu. Engkau telah rela menderita dan mati demi kami karena membela kami, semoga kami berani berkorban lewat berkorban bagi sesama kami. Dan semoga, dengan merayakan paskah, kami merayakannya dengan pertobatan hidup yakni membagikan kasih-Mu kepada sesama. Buatlah kami menjadi saluran kasih-Mu bagi dunia.
Amin.

LAGU PENUTUP

Pemuka agama harus pelihara kerukunan

Pemuka agama harus pelihara kerukunan

Kemajemukan yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia harus dipelihara demi kebaikan bersama guna membangun kehidupan tenteram, rukun dan damai.

Demikian dinyatakan Rais Syuriah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Gorontalo KH Abdul Rasyid Kamaru dalam Diskusi Pengembangan Wawasan Multikultural Antar Pemuka Agama Pusat dan Daerah di Provinsi Gorontalo, Selasa (3/4), seperti dilansir NU Online.

Menurut Abdul Rasyid, para pemuka agama berkewajiban untuk selalu menjaga dan memelihara kerukunan yang berkelanjutan.

“Salah satu cara untuk memelihara kerukunan antar umat beragama ini adalah dengan menggelar dialog bersama antara para pemuka agama secara berkala untuk pemahaman bersama tentang kehidupan beragama yang berdampingan dan penuh kedamaian,” tutur Abdul Rasyid.

Lebih lanjut Abdul Rasyid menjelaskan, FKUB selalu mendorong pelaksanaan pembinaan umat beragama oleh masing-masing majelis agama tentang. FKUB juga selalu mendorong semangat kebersamaan agar wakil dari masing-masing majelsi agama menjadi dewan pengurus FKUB.

“FKUB juga selalu melakukan sosialisasi peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam negeri (PBM) Nomor 9 dan Nomor 8 tahun 2006 kepada para pemuka agama,” tandas Abdul Rasyid yang juga Ketua Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Gorontalo ini.

Namun, lanjut Abdul Rasyid, agenda-agenda kerukunan semacam ini juga sangat dipengaruhi oleh iklim politik di Tanah Air. Bila suasana berbangsa dan bernegara sejuk, maka para tokoh agama tidak perlu bekerja keras menjaga kerukunan di antara umatnya. Akan tetapi demikian sebaliknya, bila situasi politik dan ekonomi tidak stabil, maka perbedaan-perbedaan kecil dapat menyulut potensi konflik antar umat beragama.

Disadur dari: www.cathnewsindonesia.com

RENUNGAN HARI RABU PEKAN SUCI, 4 April 2012

RENUNGAN HARI RABU PEKAN SUCI, 4 April 2012
Yes 49:1-6, Mzm 71:1-2,3-4a,5-6ab,15,17, Yoh 13:21-33,36-38

BACAAN INJIL:
Kemudian pergilah seorang dari kedua belas murid itu, yang bernama Yudas Iskariot, kepada imam-imam kepala. Ia berkata: "Apa yang hendak kamu berikan kepadaku, supaya aku menyerahkan Dia kepada kamu?" Mereka membayar tiga puluh uang perak kepadanya. Dan mulai saat itu ia mencari kesempatan yang baik untuk menyerahkan Yesus.

Pada hari pertama dari hari raya Roti Tidak Beragi datanglah murid-murid Yesus kepada-Nya dan berkata: "Di mana Engkau kehendaki kami mempersiapkan perjamuan Paskah bagi-Mu?" Jawab Yesus: "Pergilah ke kota kepada si Anu dan katakan kepadanya: Pesan Guru: waktu-Ku hampir tiba; di dalam rumahmulah Aku mau merayakan Paskah bersama-sama dengan murid-murid-Ku." Lalu murid-murid-Nya melakukan seperti yang ditugaskan Yesus kepada mereka dan mempersiapkan Paskah. Setelah hari malam, Yesus duduk makan bersama-sama dengan kedua belas murid itu.

Dan ketika mereka sedang makan, Ia berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku." Dan dengan hati yang sangat sedih berkatalah mereka seorang demi seorang kepada-Nya: "Bukan aku, ya Tuhan?" Ia menjawab: "Dia yang bersama-sama dengan Aku mencelupkan tangannya ke dalam pinggan ini, dialah yang akan menyerahkan Aku. Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia, akan tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan. Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan." Yudas, yang hendak menyerahkan Dia itu menjawab, katanya: "Bukan aku, ya Rabi?" Kata Yesus kepadanya: "Engkau telah mengatakannya."

RENUNGAN:

Hati-hati dengan uang.Uang itu memang perlu bagi kehidupan kita, tetapi uang itu bisa juga membinasakan hidup kita. Bahkan kadang kala bukan karena uang yang jumlahnya banyak, bisa membinasakan orang. Kita mungkin pernah mendengar kisah yang mengharukan, hanya karena seseorang mempunyai utang uang yang jumlahnya tidak seberapa, tetapi yang berutang itu dibunuh. Kerakusan akan uang, bisa membuat seseorang melakukan apa saja demi mendapatkan uang, bahkan tidak sedikit yang membunuh hanya demi uang.

Judah Iskariot salah seorang dari murid Yesus yang ikut makan dengan Yesus, adalah orang yang sungguh rakus dengan uang. Hanya demi mendapatkan uang, dia rela menjual Yesus yang mengasihinya kepada imam-imam kepala, bahkan dia menjualnya dengan jumlah uang yang sangat kecil. Kerakusannya atas uang, membuat dia lupa akan kasih Yesus yang sungguh besar kepadanya, dia mengkhianati Yesus sendiri.

Uang memang perlu untuk memenuhi kebutuhan hidup kita, tetapi hendaknya kita waspada atas uang, jangan sampai kita rakus akan uang. Kenyataannya banyak orang yang begitu rakus dengan uang, seakan-akan orientasi hidup mereka hanyalah untuk mencari uang. Bahkan ada orang yang beranggapan bahwa uang bisa bisa mengatus segala-galanya, dan dengan uang kita bisa membeli apa yang kita inginkan. Karena pikiran dan kerakusan akan uang, orang menghalalkan segala cara dan bahkan tidak sedikit orang yang tanpa sadar dengan begitu mudah meninggalkan imannya. Mungkin kita tidak seperti Yudas Iskariot yang sampai mengkhianati Yesus dengan menjual Yesus dengan harga yang begitu murah. Namun bila kita hanya demi mencari nafkah atau uang, kita sampai melupakan hidup doa dan tidak pernah ikut dalam ibadah hari Minggu atau kegiatan Gereja, itu kiranya tidak ada ubanya dengan apa yang dilakukan oleh Yudas Iskariot. Kita seperti Yudas Iskariot, makan bersama Yesus, yakni ikut dalam perayaan ekaristi atau menjadi pengikut Yesus, tetapi kita justru mengkhianati Yesus bila dalam kehidupan sehari-hari kita lebih mengutamakan uang dalam hidup atau mengutamakan kesenangan hidup. Kita seringkali tidak mau kekurangan uang atau kehilangan uang daripada kehilangan iman kita sendiri.

Oleh karena itu, hendaklah kita selalu waspada, jangan sampai kita rakus akan uang dan diperhamba oleh uang atau kesenangan, tetapi baiklah uang atau kesenangan kita kuasai dan kita gunakan sebagai sarana untuk memuji dan memuliakan Tuhan.

Keuskupan bantah surat bupati terkait IMB tak berlaku

Keuskupan bantah surat bupati terkait IMB tak berlaku

Panitia pembangun gereja Paroki St. Ignatius Pasir Pangarayan, keuskupan Padang, membantah bahwa surat bupati yang menyatakan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) gereja sudah tidak berlaku lagi.

“Panitia pembangunan telah mengirimkan surat kepada bupati dan menyampaikan bahwa tidak benar izin pelaksanaan pembangunan gereja Pasir Pangarayan sudah tidak berlaku lagi,” kata Pastor Fransiskus Aliandu, sekretaris keuskupan Padang, dalam suratnya yang diterima cathnewsindonesia.com, kemarin.

Pada Jumat (30/3) Bupati Rokan Hulu A. Achmad mengirimkan surat kepada panitia pembangunan gereja paroki itu dan menyampaikan beberapa hal terkait pembangunan gereja itu.

Achmad mengatakan izin pelaksanaannya sudah tidak berlaku dan juga tidak sesuai dengan rencana tata ruang dan wilayah Kabupaten Rokan Hulu, karena kawasan tersebut telah diperuntukkan sebagai pusat penelitian dan pengembangan pertanian.

Menurut panitia pembangunan gereja itu, karena tidak ada satu ketentuan pun dalam Surat Izin Pelaksanaan yang dikeluarkan oleh Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kabupaten Rokan Hulu, tertanggal 23 November 2010 yang menegaskan mengenai batas waktu pemberlakuan izin pembangun gereja itu dan juga tentang pencabutan izin.

Di dalam surat itu, kata pastor itu, hanya ada ketentuan yang menyatakan bahwa Izin Pelaksanaan tidak berlaku lagi (batal) apabila dalam waktu enam bulan setelah dikeluarkannya surat izin tersebut pembangunan tidak dilaksanakan. Padahal de facto dalam kurun waktu enam bulan itu, kegiatan pembangunan justru dilaksanakan, hanya belumlah selesai.

Pastor Aliandu mengatakan ketentuan lain juga menegaskan tentang keharusan bagi pemegang izin untuk memberitahukan secara tertulis untuk mendapatkan tambahan waktu bila pekerjaan belum selesai.

Ia mengatakan bahwa adalah tidak tepat menghubungkan izin pelaksanaan pembangunan gereja itu dengan rencana tata ruang dan wilayah kabupaten itu.

Imam itu mengatakan gereja berkapasitas 18.000 umat itu sudah memasuki tahap akhir (finishing).

Dalam suratnya, pemerintah kabupaten itu meminta kepada panitia pembangunan agar tidak melanjutkan pembangunan gereja itu.

Ia mengatakan pembangunan gereja dapat dilaksanakan pada lokasi baru. Untuk itu, kepada panitia pembangunan diberi kesempatan dalam jangka waktu enam bulan sejak surat itu disampaikan.

Ia menegaskan dalam jangka waktu enam bulan panitia pembangunan belum juga dapat menetapkan lahan baru lokasi pembangunan gereja, pemerintah kabupaten itu akan menetapkan lahan baru sebagai pengganti lokasi bangunan yang ada pada saat ini, dan akan diberikan ganti rugi yang sepadan.

Disadur dari: www.cathnewsindonesia.com

Akhirnya, Kuba Akui Paskah Sebagai Hari Libur Nasional

Akhirnya, Kuba Akui Paskah Sebagai Hari Libur Nasional
Tribunnews.com - Minggu, 1 April 2012 17:34 WIB

TRIBUNNEWS.COM - Akhirnya Pemerintah Komunis Kuba, menyatakan hari peringatan wafatnya Tuhan Yesus Kristus atau Isa Almasih, yang akan jatuh pada hari Jumat depan sebagai hari libur nasional.

Pemerintah Kuba, mengumumkan Paskah sebagai hari libur nasional, setelah Paus Benediktus XVI melakukan kunjungan ke Kuba, beberapa hari yang lalu, dan meminta secara khusus kepada Pemerintah Kuba memperhatikan hal tersebut.

Kebijakan Pemerintah Kuba itu, menjadi torehan sejarah, pasalnya sejak tahun 1960 mereka, tidak pernah menjadikan hari besar keagamaan sebagai hari libur nasional.

Namun belum dipastikan, Paskah akan kembali akan dijadikan hari libur pada tahun-tahun mendatang, Pemerintah Kuba mengatakan masih mempertimbangkan hal tersebut.

Langkah Paus Benediktus XVI untuk membujuk Pemerintah Komunis Kuba menjadikan hari libur keagamaan sebagai hari libur nasional pernah juga dilakukan oleh Paus Yohanes Paulus II.

Saat itu Paus Yohanes Paulus II yang berkunjung ke Kuba tahun 1998 meminta kepada Fidel Castro supaya menetapkan Natal sebagai hari libur nasional.

Warga di Kuba, menyambut gembira tambahan libur nasional tersebut. "Setelah 50 tahun, mereka mengatakan gereja merupakan sesuatu yang buruk, kini mereka mengatakan gereja baik dan kami mendapatkan libur di hari Jumat Agung," kata seorang pekerja Kuba, Mirta Salgado, seperti dikutip dari BBC, Minggu (1/4/2012).

"Saya bukan Katholik, tetapi setidaknya Jumat ini saya tidak akan bekerja," lanjutnya.

Dalam kunjungannya selama tiga hari di Kuba, Paus Benediktus meminta Kuba mengakui hak asasi manusia. Kuba diketahui, ketat dalam mengawasi kegiatan ibadah warganya

Hingga tahun 1990-an, mayoritas masyarakat Kuba, adalah atheis, dan sisanya sebesar 10 persen menganut Katholik.
Disadur dari: www.tribunnews.com

RENUNGAN HARI SELASA PEKAN SUCI, 3 April 2012

RENUNGAN HARI SELASA PEKAN SUCI, 3 April 2012
Yes 49:1-6, Mzm 71:1-2,3-4a,5-6ab,15,17, Yoh 13:21-33,36-38

BACAAN INJIL:

Setelah Yesus berkata demikian Ia sangat terharu, lalu bersaksi: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku." Murid-murid itu memandang seorang kepada yang lain, mereka ragu-ragu siapa yang dimaksudkan-Nya. Seorang di antara murid Yesus, yaitu murid yang dikasihi-Nya, bersandar dekat kepada-Nya, di sebelah kanan-Nya. Kepada murid itu Simon Petrus memberi isyarat dan berkata: "Tanyalah siapa yang dimaksudkan-Nya!" Murid yang duduk dekat Yesus itu berpaling dan berkata kepada-Nya: "Tuhan, siapakah itu?" Jawab Yesus: "Dialah itu, yang kepadanya Aku akan memberikan roti, sesudah Aku mencelupkannya." Sesudah berkata demikian Ia mengambil roti, mencelupkannya dan memberikannya kepada Yudas, anak Simon Iskariot.

Dan sesudah Yudas menerima roti itu, ia kerasukan Iblis. Maka Yesus berkata kepadanya: "Apa yang hendak kauperbuat, perbuatlah dengan segera." Tetapi tidak ada seorangpun dari antara mereka yang duduk makan itu mengerti, apa maksud Yesus mengatakan itu kepada Yudas. Karena Yudas memegang kas ada yang menyangka, bahwa Yesus menyuruh dia membeli apa-apa yang perlu untuk perayaan itu, atau memberi apa-apa kepada orang miskin. Yudas menerima roti itu lalu segera pergi. Pada waktu itu hari sudah malam. Sesudah Yudas pergi, berkatalah Yesus: "Sekarang Anak Manusia dipermuliakan dan Allah dipermuliakan di dalam Dia. Jikalau Allah dipermuliakan di dalam Dia, Allah akan mempermuliakan Dia juga di dalam diri-Nya, dan akan mempermuliakan Dia dengan segera. Hai anak-anak-Ku, hanya seketika saja lagi Aku ada bersama kamu. Kamu akan mencari Aku, dan seperti yang telah Kukatakan kepada orang-orang Yahudi: Ke tempat Aku pergi, tidak mungkin kamu datang, demikian pula Aku mengatakannya sekarang juga kepada kamu. Simon Petrus berkata kepada Yesus: "Tuhan, ke manakah Engkau pergi?" Jawab Yesus: "Ke tempat Aku pergi, engkau tidak dapat mengikuti Aku sekarang, tetapi kelak engkau akan mengikuti Aku." Kata Petrus kepada-Nya: "Tuhan, mengapa aku tidak dapat mengikuti Engkau sekarang? Aku akan memberikan nyawaku bagi-Mu!" Jawab Yesus: "Nyawamu akan kauberikan bagi-Ku? Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali."

RENUNGAN:

Kadang kita berpikir bahwa sikap Yesus sungguh membingungkan sebagaimana kita dengarkan dalam injil hari ini. Yesus jelas tahu bahwa diri-Nya akan dikhianati dan Dia tahu siapa yang hendak mengkhianati-Nya, yakni salah seorang dari antara murid-Nya yang dikasihi-Nya. Namun walaupun demikian, Yesus tidak membenci murid itu, tidak mengusir-Nya, hanya menegur dan mengingatkannya. Padahal kalau kita sendiri bila tahu ada orang yang akan mengkhianati kita atau ada yang hendak berbuat tidak baik kepada kita, kita pasti menghindar dan membenci orang itu. Yesus tidak melakukan demikian, hanya menegur murid itu yang bernama Yudas Iskariot. Namun sayang, Yudas Iskariot tidak menyadari niat jahatnya dan tidak mendengarkan teguran Yesus.
Demikian juga halnya di antara kita yang percaya kepada Yesus. Yesus tahu isi hati kita, Dia juga mengenal dan mengetahui bahwa diantara kita pasti ada yang akan mengkhianati dan mungkin sering mengkhianati Dia dalam hidup sehari-hari. Mengkhianati Yesus, tidak hanya dalam hal berpaling atau menyangkal Yesus atau meninggalkan iman kepada Yesus, tetapi juga dalam arti mengatakan percaya kepada Yesus tetapi dalam kenyataan hidup tidak melaksanakan sabda-Nya. Yesus tahu semuanya itu, Yesus tahu bahwa kitapun sering melakukan hal yang demikian. Namun Yesus tidak membenci kita, Dia tidak mengusir kita, tetapi Dia menegur kita lewat Gereja-Nya, lewat pengalaman hidup kita agar kita bertobat. Kalau sekiranya pikiran Yesus seperti pikiran kita, tentu tidak ada dianatara kita yang tetap bertahan menjadi murid-Nya. Hanya sayang kita tidak menyadari kasih Tuhan yang menegur, menasihati dan memberi kesempatan kepada kita untuk bertobat. Seringkali kita tetap bertahan dalam kedosaan kita, yang mana semuanya itu adalah salah satu bentuk pengkhianatan pada Yesus sendiri.
Oleh karena itu, sadarilah bahwa kitapun seringkali seperti Yudas Iskariot, dan sadarilah selalu kasih Allah yang senantiasa memberi kesempatan kepada kita untuk bertobat, walaupun kita seringkali mengkhianati-Nya. Maka dari itu, menjelang hari Raya Paskah ini, adalah masa kesempatan yang baik bagi kita untuk menyadari kedosaan kita dan memohonkan ampun pada Yesus lewat menerima sakramen pengakuan dosa. Nah, mari kita menerima sakramen pengakuan dosa. Amin.

RENUNGAN HARI SENIN PEKAN SUCI, 2 april 2012

RENUNGAN HARI SENIN PEKAN SUCI, 2 april 2012
Yes 42:1-7; Mzm 27:1.2.3.13-14;R:1a; Yoh 12:1-11

BACAAN INJIL:

Enam hari sebelum Paskah Yesus datang ke Betania, tempat tinggal Lazarus yang dibangkitkan Yesus dari antara orang mati. Di situ diadakan perjamuan untuk Dia dan Marta melayani, sedang salah seorang yang turut makan dengan Yesus adalah Lazarus. Maka Maria mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang mahal harganya, lalu meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya; dan bau minyak semerbak di seluruh rumah itu. Tetapi Yudas Iskariot, seorang dari murid-murid Yesus, yang akan segera menyerahkan Dia, berkata: "Mengapa minyak narwastu ini tidak dijual tiga ratus dinar dan uangnya diberikan kepada orang-orang miskin?" Hal itu dikatakannya bukan karena ia memperhatikan nasib orang-orang miskin, melainkan karena ia adalah seorang pencuri; ia sering mengambil uang yang disimpan dalam kas yang dipegangnya. Maka kata Yesus: "Biarkanlah dia melakukan hal ini mengingat hari penguburan-Ku. Karena orang-orang miskin selalu ada pada kamu, tetapi Aku tidak akan selalu ada pada kamu." Sejumlah besar orang Yahudi mendengar, bahwa Yesus ada di sana dan mereka datang bukan hanya karena Yesus, melainkan juga untuk melihat Lazarus, yang telah dibangkitkan-Nya dari antara orang mati. Lalu imam-imam kepala bermupakat untuk membunuh Lazarus juga, sebab karena dia banyak orang Yahudi meninggalkan mereka dan percaya kepada Yesus.

RENUNGAN:

Persembahkanlah yang terbaik bagi Tuhan.

Serinkali banyak dalam doa-doa lingkungan, banyak orang yang mengeluh tidak bisa datang dengan alasan mereka pada jam itu masih baru pulang dari kerja atau masih bekerja. Dengan masih bekerja, orang beralasan tidak bisa mengikuti kegiatan doa lingkungan atau kegiatan lainnya dalam gereja. Sehingga memang seringkali sulit menentukan waktu yang pas untuk kegiatan lingkungan atau kegiatan Gereja, karena masing-masing punya jam kesibukan yang berbeda. Dari sekian banyak orang, seringkali mengharapkan bahwa suatu kegiatan dilakukan pada jam kosong atau setelah mereka tidak punya kesibukan.

Hal ini sepintas baik, karena orang juga butuh bekerja, karena juga harus menghargai orang yang bekerja. Tetapi anehnya, untuk kegiatan pesta atau kegiatan lain selain kegiatan Gereja, umumnya banyak orang yang bisa menyesuaikan dan menghadiri kegiatan itu walaupun dilakukan pada jam kerja. Juga dengan alasan yang demikian, seakan waktu yang diberikan kepada Tuhan lewat kegiatan doa lingkungan atau kegiatan lain dalam gereja, adalah waktu kosong, di mana mereka tidak lagi punya kesibukan sendiri. Kegiatan gereja seringkali dilakukan hanya sekedar mengisi waktu kosong, tidak ada suatu nilai pengorbanan.

Demikian juga halnya ketika memberi persembahan kepada Tuhan lewat Gereja baik itu dalam bentuk kolekte maupun sumbangan untuk Gereja, orang pada umumnya memberi uang yang paling kecil yang ada padanya saat itu, dan bahkan ada pula yang memberi kolekte dengan uang yang sudah tidak layak lagi. Sehubungan dengan memberi sumbangan untuk kegiatan atau pembangunan Gereja, umumnya orang begitu sulit untuk memberi dengan tulus, seringkali orang hanya mengatakan bahwa mereka tidak punya apa-apa untuk diberikan, hanya doa yang bisa mereka berikan. Adapula yang mengatakan bahwa mereka belum bisa memberi, karena mereka masih kekurangan, dan nanti setelah berlebihan baru mereka akan memberi. Adapula yang berasalan bahwa mereka lebih baik memberi uang mereka untuk orang miskin daripada diberikan untuk pembangunan gedung gereja. Selain itu, kalaupun juga memberi bantuan, mereka memberi yang paling kecil dan juga tidak dengan tulus.

Hari ini, dalam Injil kita mendengarkan bagaimana Maria mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang mahal harganya, lalu meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya. Maria tidak menggunakan air atau minyak biasa untuk meminyaki kaki Yesus, tetapi dengan minyak yang mahal harganya. Dia melap kaki Yesus bukan dengan kain lap, tetapi dengan rambutnya sendiri. Rambut bagi wanita adalah mahkota atau sesuatu yang berharga. Maria memberikan yang terbaik yang ada padanya untuk Yesus. Bagi Yudas Iskariot, seorang dari murid-murid Yesus, yang akan segera menyerahkan Dia mengatakan bahwa hal itu adalah pemborosan saja dan seakan sia-sia dengan mengatakan bahwa uang untuk membeli minyak mahal itu bisa diberikan kepada orang miskin. Apa yang dikatakan oleh Yudas bukan dari hatinya yang memang begitu perhatian kepada orang miskin, tetapi karena memang dia adalah seorang yang hanya memikirkan harta.

Sungguh menarik apa yang dilakukan oleh Maria, dia memberikan yang terbaik kepada Yesus, meskipun bagi orang lain itu dianggap sia-sia. Maria tidak takut kehilangan yang berharga dalam memberi persembahan kepada Tuhan. Beda halnya dengan kita yang seringkali memberikan kepada Yesus entah itu waktu atau yang lain, yang kita berikan adalah sisa-sisa dari waktu kita, sehingga kegiatan gereja untuk memuji Tuhan adalah hanya sekedar mengisi waktu kosong saja. Demikian juga persembahan yang kita berikan kepada Tuhan, kita memberikan bukan yang terbaik. Oleh karena itu, hari ini kita diajak untuk rela berkorban untuk memberikan persembahan yang terbaik bagi Tuhan yang ada pada kita. Hal ini kita lakukan, karena Tuhan sendiri sudah memberikan yang terbaik bagi kita. Amin.

 
Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan! (2Kor 8:14)