Pembangunan Gereja Paroki Tigalingga

Pembangunan Gereja Paroki sedang berlangsung. Kami sangat mengarapkan uluran kasih para Saudara untuk membantu.

Gotong Royong Pembangunan Gereja

Tidak ada kata yang bisa melukiskan pengalaman indah pada waktu gotong royong pengecoran lantai 2 bangunan Gereja selain, suatu keyakinan bahwa semuanya dapat terlaksana adalah karena MUKJIJZAT ALLAH BEKERJA.

Pengecoran Lantai Panti Imam Gereja

Pengecoran Lantai 2 bangunan Gereja ini dilakukan pada hari Selasa, 30 Agustus 2011 yang lalu. Luas yang dicor adalah 19 m x 24 m. Hujan yang mengguyur tidak menyurutkan semangat umat.

Kerjasama Imam dan Umat

Uskup emeritus KAM, Mgr. A.G.Pius Datubara OFM.Cap, datang berkunjung ke Paroki dan memberi semangat pada umat dalam pembangunan Gereja Paroki. Para pastor juga ikut berkerja bersama umat dalam pembangunan Gereja.

Misa Tridentin: Warisan Liturgi Yang Dipertahankan

HIDUPKATOLIK.com - Paus Benediktus XVI mengeluarkan Surat Apostolik Summorum Pontificum yang menjamin penggunaan Misa Tridentin...

Pembinaan Para Pengurus Gereja

Tidak sedikit umat katolik yang kerap menganggap bahwa Liturgi adalah sekedar perayaan wajib biasa yang dilaksanakan pada hari minggu.

Pertemuan Ibu-Ibu dan Pesta Pelindung Paroki

Pertemuan para ibu se-paroki telah terlaksana pada hari Kamis-Sabtu, 15 s/d 16 Juli 2011. Pertemuan ini mengundang semua ibu katolik yang ada di paroki untuk hadir dalam pertemuan/pembinaan para ibu katolik dan juga segaligus menjalin kebersamaan para ibu. Penutupan pertemuan sikaligus Pesta Pelindung Paroki.

Pembinaan Asmika se-Paroki

Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku; inilah yang menjadi tema dari pertemuan dan pembinaan minggu gembira yang telah berlangsung dengan sangat baik.

Mudika Ambil bagian dalam pembangunan Gereja Paroki

Mudika paroki tidak mau berpangku tangan melihat pembangunan Gereja paroki. Para mudika juga ambil bagian dengan mengumpulkan kerikil di sungai.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 1)

Umat dari lingkungan paroki dan juga dari beberapa stasi kembali bekerja sama dengan bergotong royong membangun gereja paroki. Untuk kali ini, umat bergotong royong men-cor lantai balkon bangunan Gereja.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 2)

Allah peduli. Karena kepedulian Allah atas pembangunan rumah-Nya ini, maka kami kamipun peduli dan bisa melanjutkan pembangunanini. Kepedulian Allah kami rasakan juga lewat kepedulian para Saudara.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 3)

Mari kita memuliakan Tuhan, tidak hanya dengan kata2 indah, tetapi dengan perbuatan nyata dengan rela berkorban.

Pertemuan akhir Tahun 2011 Pengurus Gereja se-Paroki

Para pengurus Gereja adalah ‘ujung tombak’ Gereja khususnya di stasi-stasi. Peran para pengurus Gereja ini sangat sentral dalam kehidupan Gereja di stasi-stasi.

Gua Maria dan Menyambut Hari Raya Natal

Persiapan menyambut hari Raya Natal 25 Desember 2011.

Rahmat dan Perlindungan Tuhan

Pastor Anton Manik O.Carm selamat dari kecelakaan mobil masuk jurang.

Rekoleksi dan Aksi Panggilan

Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku.

Pesan Prapaskah Kepausan 2012

"Kita Tidak Boleh Diam Saja terhadap Kejahatan" "Marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik" (Ibr. 10:24).

Pembangunan Gereja Santo Petrus Stasi Rante Besi

Dalam kemiskinan, kesederhanaan, umat membangunan Gereja. Meraka tidak memiliki uang, tetapi mereka memiliki harapan dan iman pada Tuhan.

Misa Perdana Pastor Andreas Korsini Lamtarida Simbolong O.Carm

Puji Syukur pada Tuhan, karena berkat-Nya, misa Perdana Pastor Andreas Lamtarida Simbolon O.Carm bersama 4 Pastor Karmel yang baru ditahbiskan, dapat terlaksana dengan baik pada hari Rabu 31 Oktober 2012 di Stasi Gundaling 1, paroki Maria dari gunung Karmel Tigalingga.

Bakti Sosial : Pengobatan Gratis

Dalam Rangka Menyongsong Jubileum Gereja Katolik di Dairi dan Pakpak Bharat, diadakan bakti Sosial Pengobatan Gratis di Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, pada 9 Desember 2012 yg lalu. Puji syukur pada Tuhan, kegiatan ini berlangsung dengan sangat memuaskan.

Mari Berbagi Berkat Tuhan

 photo UskupEmeritusKAMMgrPiusDautabra.jpg Photobucket

MENDAMBAKAN BERKAT TUHAN

SYALOM...SELAMAT DATANG.
"Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan."(2Kor 8:14)
"Muliakanlah Tuhan dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu." (Amsal 3:9)
"Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya." (Amsal 3:27)
"Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?" (1 Yohanes 3:17)
Saya Pastor Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, atas nama Panitia Pembangunan dan semua umat, memohon bantuan uluran kasih/dana untuk pembangunan Gereja Paroki. Kami sangat membutuhkan berkat Tuhan lewat uluran tangan dari para donatur.
Kami berharap dan berdoa Para Saudara berkenan berbagi berkat Tuhan kepada kami untuk pembangunan Gereja ini yang adalah rumah Tuhan sendiri.
BRI 5379 Unit Tigalingga Sidikalang
No. Rekening : 5379-01-000112-50-8
Nama : PANITIA PEMBANGUNAN GEREJA KATOLIK.
ATAU
BCA KCU MEDAN
NO.0222053453.
Atas Nama : ADYTIA PERMANA P.
(Adytia Permana P. adalah Romo Adytia Permana Perangin-angin O.Carm. Beliau dulu bertugas di Paroki Tigalingga, juga mengawali pembangunan ini, namun sekarang beliau bertugas di Keuskupan Agung Medan sebagai ekonom.Beliau kami minta buka rekening di BCA khusus untuk pembangunan ini, karena di daerah kami tidak ada BCA.)
Kami sangat senang bila sudah mentransfer persembahan, bapak/ibu/saudara/saudari memberitahukan ke kami melalui:
E mail ke :.
parokimariagk3lingga@yahoo.com
atau di SMS ke:.
Romo Anton Manik O.Carm : 081370836645
Romo Willy O.Carm : 081333837433
Untuk lebih jelasnya permohnan kami ini, Para Saudara dapat melihatnya di sini.... Sehubungan dengan Gambar pembangunan dapat melihatnya di sini....
Demikian kiranya Permohonan ini kami sampaikan. Atas dukungan, doa dan bantuan Bapak, Ibu dan Para Saudara-Saudari, kami mengucapkan banyak terima kasih.Berkat Tuhan senantiasa menyertai kita semua. Amin.
HORMAT KAMI:
Pastor Antonius Manik O.Carm

VARIA PAROKI

REKOLEKSI DAN AKSI PANGGILAN TELAH TERLAKSANA DENGAN SANGAT BAIK ;"> "APA YANG KAMU CARI?" (Yoh 1:38).
Puji syukur pada Tuhan, karena Rekoleksi dan Aksi panggilan untuk siswa-siswi Katolik Usia SMP dan SMA se-paroki Tigalingga sudah terlaksana dengan sangat baik. Kegiatan ini dihadiri hampir 400 orang anak. Semuanya dapat terlaksana hanya karena berkat Tuhan. Terimakasih juga kami sampaikan kepada semua Saudara yang telah mendukung dan mendoakan kegaitan kami ini. Kegiatan ini dilaksanakan hanya dengan menggunakan dana partisipasi peserta dan swadaya paroki, karena tidak mendapatkan bantuan dari donatur manapun, namun karena berkat Tuhan dan doa para Saudara, semuanya dapat berjalan dengan sangat baik. Semoga dari antara anak-anak ini, kelak ada yang menjadi Imam dan biarawan-biarawati.
Photobucket
Tuhan memberkati kita.
Kegembiraan dan Persaudaraan
Photobucket
Hari Ulang tahun Romo Anton M.Carm yang seharusnya tanggal 15 Januari 2010, baru dirayakan hari Minggu Minggu 16 Januari 2011 lalu, bersama Romo-romo Karmel se-Dairi, bersama beberapa umat Paroki Tigalingga di Aula Paroki Tigalingga. Pada kesempatan itu, Rm. Bernad O.Carm, pastor paroki Sidikalang memberi kado ulang tahun yakni 20 sak semen untuk pembangunan Gereja dan Rm. Anton sendiri menyumbangkan semua hadiah ultah untuk pembangunan Gereja. Saat itu, hadiah uang yang diperoleh sebanyak Rp. 1.100.000,-. Lumayanlah untuk tambahan dana pembangunan Gereja. Trimakasih buat semuanya.
Saldo Pesta Pelantikan Pengurus Gereja dan Penerimaan Sakramen Krisma, 6-7 Nop. 2010.
Pada hari Kamis 18 Nopember 2010 telah diadakan Evaluasi dan pembubaran Panitia. Saldo dari kegiatan tersebut adalah Rp. 22.320.500 Acara ini dapat berjalan dengan baik karena partisipasi semua umat. Dana juga bisa Saldo karena umat menyumbangkan hasil-hasil pertanian mereka dengan harapan ada Saldo untuk pembangunan Gereja Paroki.Jadi selain dana partisipasi dari umat, juga umat menyumbangkan hasil pertanian yang dibutuhkan untuk mengurangi dana konsumsi. Syukur pada Tuhan, akhirnya memang ada saldo untuk dana pembangunan Gereja. Terimakasih kami ucapkan kepada semua umat Paroki, DPP, Para Panitia, Para Donatur dan siapa saja yang mendoakan dan mendukung kegitan ini. Yesus memberkati kita semua selalu. Amin.

Pesan Prapaskah 2011 untuk para Imam

Pesan Prapaskah 2011 untuk para Imam
Oleh: Kardinal Mauro Piacenza, Prefek Kongregasi Untuk Imam

Saudara-saudara yang terhormat,

Masa rahmat ini, yang diberikan kepada kita untuk kita hayati, memanggil kita untuk sebuah pertobatan yang baru. Pelayanan imamat selalu baru, dan melalui karunia imamat ini, Tuhan Yesus dibuat hadir dalam hidup kita dan, melalui hidup kita, dalam kehidupan semua orang.

Pertobatan, bagi kita para imam, lebih dari semuanya, berarti menyesuaikan hidup kita secara lebih dekat dengan pewartaan yang kita tawarkan setiap hari kepada umat, menjadikan diri kita dengan cara ini ’secarik Injil yang hidup’ yang bisa dibaca dan disambut oleh setiap orang. Dasar dari sikap ini, tanpa ragu lagi, ialah pertobatan jati diri kita sendiri: Kita mesti mengembalikan diri kita kepada jatidiri kita! Jatidiri itu, yang disambut dan diterima secara sakramental dalam kemanusiaan kita yang rapuh, menuntut peneguhan yang progresif dari hati, pikiran, perilaku kita terhadap setiap hal, bahwa kita berada dalam citra Kristus Sang Gembala Baik yang secara sakramental telah dimeteraikan dalam diri kita.

Kita mesti memasuki Misteri-Misteri yang kita rayakan, teristimewa Ekaristi Suci, dan membiarkan diri kita dibentuk olehnya. Dalam Ekaristi itulah, imam menemukan kembali jatidirinya yang sejati. Di dalam perayaan Misteri Ilahi itulah, imam dapat menangkap penglihatan tentang ‘bagaimana’ menjadi gembala dan ‘apa’ yang perlu untuk benar-benar saling melayani.

Dunia yang sedang mengalami “pemerosotan hidup kristiani” ini menuntut evangelisasi baru; namun sebuah evangelisasi baru, menuntut imam-imam yang ‘baru’ pula. Bukan imam dalam arti dangkal seperti halnya mode yang segera berlalu, namun dalam arti hati yang seluruhnya diperbarui oleh setiap Misa Kudus, diperbarui oleh cinta Hati Kudus Yesus, Sang Imam dan Gembala Baik.

Terutama yang mendesak ialah pertobatan dari kebisingan menuju ke keheningan, dari kebutuhan yang serba gelisah untuk berbuat sesuatu, menuju ke hasrat untuk bertahan tinggal bersama Yesus, ambil bagian secara lebih sadar dengan keberadaan-Nya. Setiap tindakan pastoral haruslah selalu merupakan gema dan perluasan dari apakah hakikat imam itu! Kita mesti mengembalikan diri kita kepada paguyuban/Komunitas, menemukan kembali apakah sebenarnya paguyuban/komunitas itu: yakni paguyuban/komunitas bersama Allah dan Gereja dan kebersamaan satu sama lain.

Komunitas gerejawi secara mendasar ditandai dengan sebuah hati nurani yang diperbarui, yang menghidupi dan mewartakan ajaran yang sama, tradisi yang sama, sejarah orang-orang kudus yang sama, serta Gereja yang sama. Kita dipanggil untuk menghayati masa Prapaskah dengan kesadaran gerejawi yang mendalam, menemukan kembali keindahan berada dalam sekelompok umat yang sedang berziarah, yang di dalamnya termasuk semua imam tertahbis dam semua umat di mana mereka melihat gembala mereka sendiri sebagai contoh acuan yang aman dan sebagai kesaksian yang diperbarui dan bercahaya.

Kita harus menghadapkan kembali hidup harian kita pada pengorbanan Kristus di kayu salib. Kristus membuat Keselamatan kita menjadi dimungkinkan dan berdaya guna melalui pertukaran-Nya yang sempurna. Dengan cara yang sama, setiap Imam, Kristus Yang Lain, dipanggil sebagaimana para kudus yang mulia, untuk menghayati langsung misteri pertukaran ini dalam semua pelayanan khususnya ketika dengan setia bersama umat merayakan Sakramen Rekonsiliasi. Sakramen ini diberikan untuk kita sendiri, dan dengan murah hati ditawarkan kepada setiap orang, dengan disertai bimbingan rohani, sedemikian rupa sehingga dalam mempersembahkan hidup harian, kita memulihkan dunia dari dosa. Suasana tenang, peniten, imam-imam di hadapan Sakramen Mahakudus memberikan cahaya kebijaksanaan injili dan gerejawi untuk situasi masa kini yang menantang iman kita. Dengan cara ini, para imam mampu menjadi nabi-nabi, yang pada gilirannya, meluncurkan ke dunia, satu-satunya tantangan nyata: bahwa Injil memanggil kita kepada pertobatan.

Kadang-kadang kelelahan benar-benar berat dan kita merasakan ketidakberdayaan di hadapan kebutuhan Gereja. Namun jika kita tidak bertobat, kita akan selalu tak berdaya, karena hanya seorang imam yang diberbarui, dipertobatkan, imam yang ‘baru’, bisa menjadi alat yang dengannya Roh Kudus memanggil imam-imam baru lainnya.

Kepada Santa Perawan Maria, Ratu Para Rasul, kita memercayakan perjalanan masa prapaskah ini. Seraya memohon Kerahiman Ilahi, didasarkan pada teladan Bunda Surgawi semoga hati imamat kita akan menjadi “Pengungsian para Pendosa”.

Penerjemah: Rm Yohanes Dwi Harsanto Pr
Disadur dari : http://katolisitas.org/

HARI MINGGU PRAPASKAH I : BAHASA BATAK TOBA ( 13 Maret 2011)

HARI MINGGU PRAPASKAH I :
BAHASA BATAK TOBA ( 13 Maret 2011)
Kej 2:7-9, 3:1-7, Mzm 51:3-4,5-6a,12-13,14,17, Rm 5:12-19, Mat 4:1-11

"Tuhan Debatam do sisombaonmu, Sasadasa do sioloanmu!"

BARITA NAULI:
Dung i ditogihon Tondi i ma Jesus tu halongonan, asa diunjuni sibolis i Ibana. Jadi dung opatpulu ari, opatpulu borngin lelengna so mangan Ibana, male ma dihilala. Dung i didapothon sipangunjuni i ma Ibana, ninna ma: Molo na tutu Ho Anak ni Debata, dokkon ma batu on gabe sipanganon! Alai ninna ma mangalusi: Na didok Surat i do: "Apala holan sipanganon hangoluan ni jolma; tung nasa hata ni Debata do, na ro sian Ibana!" Dung i ditogihon sibolis i ma Ibana tu huta na badia i, dipajongjong ma Ibana tu atas bagas joro i, dung i ninna ma mandok Ibana: Molo Anak ni Debata Ho, timbungkon ma Dirim tu toru, ai didok Surat i do: "Dohononna do angka surusuruanna manangannangan Ho, asa unang tartuktuk patmu tu batu!" Dung i ninna Jesus ma mandok ibana: Dohot do on didok Surat i: "Ndang jadi unjunanmu Tuhan Debatam!" Dung i diulahi sibolis i ma manogihon Ibana tu punsu ni dolok na timbo situtu, dipatuduhon ma tu Ibana nasa harajaon na di portibi on ro di hasangaponna, dung i ninna ma mandok Ibana: Saluhutna i lehononku do tu Ho, molo olo Ho marsomba tu ahu. Dung i didok Jesus ma mandok ibana: Laho ma ne ho, bolis; ai didok Surat i do: "Tuhan Debatam do sisombaonmu, Sasadasa do sioloanmu!" Dung i ditadingkon sibolis i ma Ibana; jadi ro ma angka pardisurgo marhobasi di Ibana.
Songon ni ma Barita Nauli na dipatolhas tu hita sadari on.

BACAAN HARI MINGGU PRAPASKAH I : BAHASA BATAK KARO( 13 Maret 2011)

HARI MINGGU PRAPASKAH I :
BAHASA BATAK KARO( 13 Maret 2011)
Kej 2:7-9, 3:1-7, Mzm 51:3-4,5-6a,12-13,14,17, Rm 5:12-19, Mat 4:1-11

'Sembahlah Tuhan Dibatandu, janah Ia saja ngenca patut man sembahen!' "

BERITA SI MERIAH:
Kenca bage Kesah Dibata mabai Jesus ku gurun pasir guna icubai Iblis. Kenca empat puluh wari empat puluh berngi Jesus la man igejapNa melihe. E maka reh Iblis ncubai Ia nina, "Erkiteken Kam Anak Dibata salihken dage batu enda jadi roti." Ngaloi Jesus nina, "Lit kap tersurat i bas Pustaka Si Badia: Labo alu roti saja manusia enggeluh, tapi arah tep-tep kata si ibelasken Dibata." Jenari ibabai Iblis me Jesus ku Jerusalem janah isuruhna Ia tedis i babo anjung-anjung Rumah Pertoton. Jenari nina man Jesus, "Adi Anak Dibata kin kam, dabuhken man baNdu ku teruh, sabap lit tersurat i bas Pustaka Si Badia bagenda: 'Isuruh Dibata kap malekat-malekatNa reh njagai Kam, itatangna nge Kam alu tanna gelah naheNdu pe la terantuk ku batu.' " Ngaloi Jesus, "Tapi lit tersurat i bas Pustaka Si Badia 'Ola cubai Tuhan Dibatandu.' "Ibabai Iblis e ka Jesus ku deleng si seh kal ganjangna. Jenari ituduhkenna man Jesus kerina kerajan doni enda ras kinibayakenna. Nina Iblis e man Jesus, "Kerina kerajan doni enda ras kiniulinna kubereken man baNdu, adi nggit Kam erjimpuh nembah man bangku." E maka ngaloi Jesus nina, "Laweslah Iblis! Lit kap tersurat i bas Pustaka Si Badia: 'Sembahlah Tuhan Dibatandu, janah Ia saja ngenca patut man sembahen!' " Kedungenna itadingken Iblis e Jesus; e maka reh malekat-malekat nampati Ia.
Bagen me kata Tuhan.

BACAAN HARI MINGGU PRAPASKAH I ( 13 Maret 2011)

BACAAN HARI MINGGU PRAPASKAH I ( 13 Maret 2011)
Kej 2:7-9, 3:1-7, Mzm 51:3-4,5-6a,12-13,14,17, Rm 5:12-19, Mat 4:1-11

"Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!"

BACAAB INJIL:
Maka Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai Iblis. Dan setelah berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam, akhirnya laparlah Yesus. Lalu datanglah si pencoba itu dan berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti." Tetapi Yesus menjawab: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah." Kemudian Iblis membawa-Nya ke Kota Suci dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah, lalu berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu." Yesus berkata kepadanya: "Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!" Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya, dan berkata kepada-Nya: "Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku." Maka berkatalah Yesus kepadanya: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!" Lalu Iblis meninggalkan Dia, dan lihatlah, malaikat-malaikat datang melayani Yesus.
Demikianlah Injil Tuhan bagi kita hari ini.

Renungan Hari Sabtu sesudah Rabu Abu ; 12 Maret 2011

Renungan Hari Sabtu sesudah Rabu Abu ; 12 Maret 2011
Yes 58:9b-14, Mzm 86:1-2,3-4,5-6, Luk 5:27-32

"Prapaskah menjadi sangat indah bila mana bukan hanya kita sendiri yang bertobat, tetapi pertobatan dan iman kita juga menghantar sesama kita kepada pertobatan."

BACAAN INJIL:
Kemudian, ketika Yesus pergi ke luar, Ia melihat seorang pemungut cukai, yang bernama Lewi, sedang duduk di rumah cukai. Yesus berkata kepadanya: "Ikutlah Aku!" Maka berdirilah Lewi dan meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Dia. Dan Lewi mengadakan suatu perjamuan besar untuk Dia di rumahnya dan sejumlah besar pemungut cukai dan orang-orang lain turut makan bersama-sama dengan Dia. Orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat bersungut-sungut kepada murid-murid Yesus, katanya: "Mengapa kamu makan dan minum bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?" Lalu jawab Yesus kepada mereka, kata-Nya: "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat."
Demikianlah Injil Tuhan bagi kita hari ini.

RENUNGAN:
Dari dahulu hingga sekarang para orang tua sering mengatakan kepada anak-anaknya, “Jangan bergaul dengan orang jahat atau yang dianggap jahat, supaya tidak ketularan jahat. Tetapi bergaul dengan orang baik, supaya ketularan baik.” Nasihat ini masih diteruskan hingga sekarang dan masih banyak dianut oleh banyak orang. Nasihat ini ada juga benarnya. Namun juga tidak selamanya benar karena ketika seseorang itu melakukan hal yang tidak baik, akan selamanya dia dicap sebagai orang yang tidak baik dan akan disingkirkan. Padahal bisa saja seseorang itu melakukan hal itu dengan sangat terpaksa, bukan karena seseorang itu berbuat tidak baik. Juga bisa jadi seseorang itu dituduh berbuat jahat oleh orang lain, padahal sebenarnya dia tidak melakukannya. Lebih parah lagi, bisa saja seseorang itu difitnah oleh orang-orang yang menganggap dirinya baik, padahal sebenarnya dia seorang penjahat. Sehubungan dengan hal itu, siapa yang membuat criteria bahwa seseorang itu tidak baik? Nasihat seperti itu bisa membuat kita jatuh pada suatu pikiran bahwa seseorang itu tidak bisa berubah atau bertobat. Juga akan terjadilah pengkotak-kotakan hidup, yang merasa dirinya baik akan hidup bersama orang-orang yang menganggap dirinya baik dan mereka akan mengasingkan orang-orang yang dianggap jahat. Orang yang dianggap jahatpun, mungkin akan membenci orang yang menganggap dirinya baik, yang menyingkirkan mereka sehingga mereka semakin jatuh dalam kejahatan yang lebih dalam lagi.

Sungguh bertolak belakang dengan nasihat di atas, Yesus justru bergaul dengan para pendosa, yakni seorang pemungut cukai yang benama Lewi. Yesus bukan hanya menyapa atau bergaul dengan Lewi, tetapi malah memanggil dia untuk mengikuti Dia. Mungkin kita sedikit perpikir, ‘Apakah Lewi ini hanya sekedar nama, atau menunjukkan bahwa dia adalah seorang dari keturunan suku Lewi yang biasanya bekerja untuk baik Allah atau menjadi imam? Kalau memang dia seorang keuturan suku Lewi, tentu dia harus bekerja di Bait Allah atau menjadi imam. Mengapa dia menjadi seorang pemungut cukai? Sungguh ironi bila dia seoarang keturunan suku Lewi tapi bekerja menjadi pemungut cukai. Sebab pada zaman itu menjadi pemungut cukai dianggap sebagai pekerjaan hina, pekerjaan najis karena pemungut cukai dianggap penghianat bangsanya sebab mereka memungut pajak dari bangsanya untuk diberikan kepada penjajah Romawi pada waktu itu. Pemungut cukai disejajarkan dengan perampok, penzinah, penjahat dll (Bdk. Luk 18:9-12). Sehingga mereka itu disingkirkan dari kehidupan bersama. Mungkin bisa saja Yesus melihat jauh ke dalam yakni latar belakang Lewi yang merupakan keturuan para imam, tetapi terpaksa menjadi pemungut cukai demi kelangsungan hidupnya. Yesus mungkin saja melihat bahwa pada dasarnya Lewi itu punya nilai positif atau dari keturunan baik-baik tetapi karena situasi menjadi pemungut cukai. Mungkin bisa kita umpamakan dengan seorang yang bernama Petrus, yang dibesarkan dan dididik dalam satu keluarga beriman tetapi karena tuntutan hidup dia menjadi kolektor pajak atau utang. Namun apapun anggapan kita alasan dibalik sikap Yesus, bagi kita jelas bahwa sikap Yesus yang bergaul dengan Lewi membuat orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat terheran-heran. Orang Farisi dan ahli-ahli Taurat yang merasa dirinya baik dan benar begitu terkejut ketika mendengar Yesus berkata kepada Lewi “Ikutlah Aku.” Mendengar panggilan itu, Lewi langsung meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Dia. Dan Lewi mengadakan suatu perjamuan besar untuk Dia di rumahnya dan sejumlah besar pemungut cukai dan orang-orang lain turut makan bersama-sama dengan Dia. Mereka semakin heran dan bersungut-sungut ketika melihat Yesus justru makan bersama Lewi dan pemungut cukai lainnya pada pesta perjamuan makan yang diadakan oleh Lewi. Pesta yang diadakan oleh Lewi adalah pesta pertobatan karena Yesus memanggil dia untuk mengikuti Yesus, layaknya suatu pesta pelepasan dirinya dari hidup sebagai pemungut cukai, atau juga suatu pesta syukur karena panggilan Yesus melepaskan dia dari status hina karena pekerjaannya. Hal itu benar karena dia diyakini sebagai salah satu dari keduabelas rasul (Luk 6:14-16), yang juga diyakini oleh banyak ahli Kitab Suci sebagai penulis Injil Matius.

Cinta kasih Yesus memang sungguh luar biasa. Dia datang untuk menyapa, memanggil dan membawa manusia yang berdosa untuk mengikuti Dia dan masuk dalam keselamatan kekal. Yesus datang untuk membebaskan manusia dari kejahatan dan kedosaan. Pada masa prapaskah ini juga sebanarnya Yesus memanggil kita dengan berkata , “Ikutlah Aku!” Sapaan dan panggilan Yesus untuk mengikuti Dia hendaknya kita tanggapi dengan berani meninggalkan hidup lama, hidup kedosaan kita dengan pertobatan. Pantang dan puasa kita yang merupakan ungkapan pertobatan kita, upaya untuk semakin mendekatkan diri dengan Yesus hendaknya menjadi tanggapan kita atas panggilan Yesus untuk mengikuti Dia. Lebih dari itu, juga haruslah seperti Lewi yang setelah menanggapi panggilan Yesus, dia mengadakan pesta perjamuan bersama dengan Yesus. Kitapun yang menanggapi panggilan Yesus hendaknya mengadakan pesta perjamuan bersama dengan Yesus. Tentu pesta perjamuan yang kami maksudkan bukanlah dalam bentuk pesta sebagaimana lajimnya, tetapi dalam arti kita mengadakan atau melakukan hal-hal yang menyukakan hati Yesus. Malah kita tidak usah sibuk membuat pesta perjamuan bersama dengan Yesus, karena Yesus sendiri sudah mengadakan pesta perjamuan bagi kita yang mau percaya kepada-Nya yakni dalam perayaan Ekaristi, Dia sendiri sudah mempersiapkan semuanya dan kita tinggal hadir saja. Kalau memang sungguh kita menanggapi panggilan Yesus, tentu kita juga bersedia hadir untuk mengadakan pesta perjamuan bersama dengan Yesus dalam perayaan ekaristi.

Dalam masa Prapaskah ini, kita juga diajak agar kita memilik hati dan cintakasih seperti Yesus. Pertobatan kita hendaknya mengarahkan kita untuk berani memiliki belaskasih kepada sesama terutama yang dianggap hina, yang dianggap pendosa, yang disingkirkan atau tersingkir dari kehidupan bersama dengan tujuan mempertobatkan mereka dan membawa mereka untuk ikut merasakan cinta kasih Yesus. Janganlah kita seperti orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat yang merasa diri baik sehingga menilai, menghakimi orang lain jahat, dan menyingkirkan orang-orang yang dianggap tidak baik, yang dianggap jahat. Justru iman dan pertobatan kita hendaknya juga mencari dan mengajak orang lain untuk bertobat. Prapaskah menjadi sangat indah bila mana bukan hanya kita sendiri yang bertobat, tetapi pertobatan dan iman kita juga menghantar sesama kita kepada pertobatan. Amin.

Berbagi Berita : Alkitab ditahan di Malaysia

Alkitab ditahan di Malaysia

Christian Federation of Malaysia (CFM) mengatakan mereka kecewa dan marah karena banyak Alkitab yang dicetak dalam bahasa nasional ditahan di Pelabuhan Kuching.

Menurut pernyataan CFM, 30.000 eksemplar Perjanjian Baru, Mazmur, dan Amsal kini ditahan.

“Walaupun menentang penggunaan kata ‘Allah’ dalam Alkitab, pemerintah menjamin bahwa Alkitab dalam bahasa Malaysia akan tersedia secara bebas, setidaknya di Sabah dan Sarawak,” demikian pernyataan CFM.

“Sejak Maret 2009, segala upaya untuk mengimpor Alkitab dalam bahasa Malaysia, baik melalui Pelabuhan Klang maupun Pelabuhan Kuching, selalu saja digagalkan.

“Sebelumnya, 5.000 eksemplar Alkitab yang diimpor bulan Maret 2009 masih ditahan oleh Departemen Dalam Negeri di Pelabuhan Klang. Karena berulang kali kami mengeluarkan permohonan, maka akhirnya perdana menteri memutuskan untuk melepaskan Alkitab yang ditahan di Pelabuhan Klang itu pada Desember 2009, demikian informasi yang diperoleh CFM dari sejumlah menteri di kabinet dan para pembantu mereka.

“Namun keputusan perdana menteri ini tidak bersifat mutlak, sehingga 5.000 eksemplar Alkitab masih tetap ditahan.”

“Ketika berbicara dalam acara ramah tamah pada Natal lalu tentang 5.000 Alkitab yang masih ditahan di Pelabuhan Klang itu, perdana menteri heran bahwa keputusannya untuk mengeluarkan Alkitab tersebut tidak dilaksanakan. Hingga kini tidak ada yang dilakukan pihak berwajib untuk memastikan kapan Alkitab itu dikeluarkan,” kata ketua komisi pelaksana CFM, Uskup Ng Moon Hing, dalam pernyataan tersebut.

“Sebelum Maret 2009, sudah ada sejumlah insiden penahanan Alkitab bahasa Malaysia yang dikirim dengan kapal. Setiap kali ditahan, sulit sekali untuk mengeluarkannya. Agaknya pihak berwenang tengah menjalankan suatu program berkelanjutan, yang secara diam-diam dan sistematis berusaha agar umat Kristen di Malaysia jangan sampai bisa mengakses ke Alkitab dalam bahasa Malaysia.

“Umat Kristen Malaysia, yang kebanyakan menggunakan bahasa Malaysia sebagai sarana komunikasi utama akibat kebijakan pendidikan pemerintah, harus memiliki akses ke Alkitab bahasa Malaysia agar bisa membaca, memahami, dan mempraktekkan iman mereka.”

“Jaminan kebebasan beragama sebagai bagian dari kebebasan dasar berlandaskan Konstitusi Federal itu tidak akan ada artinya jika penganut agama tidak dapat mengakses ke teks-teks keagamaan mereka dalam bahasa yang bisa mereka pahami,” kata Uskup Ng.

“Tindakan segera yang kami ambil adalah menuntut agar semua Alkitab yang ditahan itu dikeluarkan,” katanya.

ucanews.com
Disadur dari : http://www.cathnewsindonesia.com/Tanggal publikasi: 11 Maret 2011

Berbagi Berita : Imam aktivis memulai aksi Prapaskah

Imam aktivis memulai aksi Prapaskah
Oleh John Choi, Seoul

Pastor Bartholomew Mun Jung-hyun di halaman Katedral Myeongdong di Seoul. Memulai doa Prapaskahnya untuk pembaruan Gereja, seorang imam aktivis mendesak Gereja untuk mengikuti Yesus Kristus, bukan materialisme.

Pada Rabu Abu, Pastor Bartolomeus Mun Jung-hyun, seorang aktivis sosial terkenal, memulai aksi doa Prapaskahnya bersama sekitar 50 aktivis Katolik dan umat di Gua Maria di Katedral Myeongdong.

Pastor Mun mengatakan, “Melalui ibadat tersebut, kita akan membahas Gereja, kehidupan umat beriman, sesama kita, dan masa depan masyarakat, dan kita sendiri. Ibadat tersebut juga kesempatan untuk menyemangati diri kita untuk mengupayakan pembaruan Gereja.”

Dalam aksi doa tersebut, Pastor Mun akan mengadakan Jalan Salib, meditasi dan diskusi Kitab Suci dengan umat setiap hari hingga 20 April. Aksi tersebut bertema “Way of Jesus, Way of Man.”

Pastor Mun telah berdoa di Katedral Myeongdong bagi Nicholas Kardinal Cheong Jin-suk dan pertobatan Gereja sejak Agustus lalu. Dalam doa-doa tersebut, dia menulis frase-frase bacaan harian Alkitab di piringan kayu untuk menunjukkan keinginannya untuk membarui Gereja.

“Saya datang ke sini karena marah lantaran umat Myeongdong meminta imam untuk meninggalkan imamat dan Kardinal Cheong yang mendukung aksi umat tersebut. Memang awalnya saya marah tapi sekarang saya merasa tenang dalam Yesus,” kata imam yang sudah pensiuan asal Keuskupan Jeonju itu.

April lalu, para imam yang menolak proyek sungai dari pemerintah berusaha mendirikan tenda untuk berdoa di pintu masuk katedral tetapi umat memaksa mereka untuk meninggalkan katedral dan mengatakan bahwa imam-imam politik harus meninggalkan imamat.

Pastor Mun menyesal bahwa katedral, pusat Gereja Katolik di Korea dan jantung gerakan demokratisasi Korea, telah hancur karena materialisme dan telah kehilangan kekuatan simboliknya.

“Gereja dewasa ini,” katanya, “memiliki terlalu banyak hal dan telah dibutakan oleh materialisme seperti halnya masyarakat sekuler. Gereja kehilangan dasar pertobatan dan tidak mencerminkan keaslian dan kebenaran dari Gereja Kristen.”

“Iman itu berasal dari keyakinan dalam Yesus Kristus, bukan pada struktur Gereja. Gereja harus kembali ke posisinya dan umat tidak boleh mengabaikan Gereja yang bergerak menuju bersama arah lain bersama Yesus,” tambahnya.

ucanews.com

Disadur dari : http://www.cathnewsindonesia.com/Tanggal publikasi: 11 Maret 2011

Berbagi berita : Katolik, Protestan minta SBY peduli HAM

Katolik, Protestan minta SBY peduli HAM

Sebuah kelompok awam Katolik dan Protestan yang mewakili KWI dan PGI bergabung dengan ibu-ibu dan aktivis di depan istana presiden kemarin sore.

Mereka mendesak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk secara serius memperhatikan kasus-kasu pelanggaran HAM.

Dalam aksi damai pada Kamis, 10 Maret, kelompok ini menyerahkan sepucuk surat untuk presiden yang diterima oleh staf ahli kepresidenan bidang hukum anda hak asasi manusia, Denny Indrayana.

“Pada tanggal 26 Maret 2008 kami meminta presiden untuk segera menyelesaikan berbagai kasus pelanggaran HAM. Tapi sampai sekarang tidak satupun dari kasus ini dibawa ke pengadilan,” kata mereka.

Mereka juga mengeluhkan bahwa beberapa kasus yang disampaikan ke Komnas HAM tidak ditangani.

”Kami para korban dan keluarga korban pelanggaran HAM akan terus berjuang demi kebenaran dan keadilan,” kata mereka.

Mereka juga meminta Presiden SBY untuk tidak mengangkat mereka yang terlibat kasus HAM menjadi pejabat negara.

Kepada para demonstran, Denny berjanji bahwa Presiden SBY akan secara serius memperhatikan perjuangan mreka dan mencari solusi atas kasus-kasus yang mereka sampaikan.

Denny mengatakan isu HAM lebih rumit dibandingkan kasus korupsi apabila dilihat dari aspek politik dan hukum.

Konradus Epa, Jakarta
Disadur dari : http://www.cathnewsindonesia.com/Tanggal publikasi: 11 Maret 2011

Renungan Hari Jumat sesudah Rabu Abu ; 11 Maret 2011

Renungan Hari Jumat sesudah Rabu Abu ; 11 Maret 2011
Yes 58:1-9a, Mzm 51:3-45-6a18-19, Mat 9:14-15

"Untuk apa kita berpantang dan berpuasa?"

BACAAN INJIL:
Kemudian datanglah murid-murid Yohanes kepada Yesus dan berkata: "Mengapa kami dan orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?" Jawab Yesus kepada mereka: "Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka? Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa.
Demikianlah Injil Tuhan bagi kita hari ini.

RENUNGAN:
Dalam masa prapaskah kita diajak untuk berpuasa dan berpantang makan dan minum. Namun banyak juga orang yang melakukan pantang dan puasa di luar masa Prapaskah, ada yang pantang dan puasa karena demi menjaga kesehatan, ada yang karena sudah sakit. Ada pula ibu-ibu atau kaum wanita yang berpantang dan puasa makanan dan minuman demi melangsingkan tubuh. Tentu bukan pantang dan puasa yang demikian yang diharapkan oleh Gereja selama masa prapaskah ini.

Adapula mungkin keluarga yang melakukan pantang puasa makanan dan minuman, tetapi mereka tetap hidup dalam kemewahan, tetap hidup dengan kesenangan yang lain, biaya yang mereka keluarkan untuk ternak anjing mereka jauh lebih besar bila dibandingkan dengan gaji yang diberikan kepada pembantu atau karyawannya, relasai dengan sesamanya tetap tidak berjalan dengan baik, juga relasi dengan Tuhan tetap tidak lebih baik. Pantang dan puasa yang dilakukan tetapi tidak mengubah hidupnya menjadi lebih baik dan menjadi lebih dekat dengan Tuhan, itu bukanlah puasa yang sejati.

Selama masa prapaskah, pantang dan puasa bukanlah menjadi tujuan tetapi jalan untuk mengubah hidup lebih baik, yakni hidup lebih dekat dengan Tuhan. Dengan berpantang dan berpuasa kita berusaha untuk mengekang keinginan atau nafsu daging, nafsu badan kita dan kita berusaha mengharahkan hidup kita kepada Allah, sehingga semakin lebih dekat dan bersatu dengan Allah. Dalam bacaan pertama, nabi Yesaya dengan indah mengatakan puasa yang dikehendaki dan berkenan di hadapan Allah, “Berpuasa yang Kukehendaki, ialah supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman, dan melepaskan tali-tali kuk, supaya engkau memerdekakan orang yang teraniaya dan mematahkan setiap kuk, supaya engkau memecah-mecah rotimu bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah, dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri!”

Jelaslah kiranya bahwa bila kita sungguh-sungguh berpantang dan berpuasa, kita tidak lagi hidup dalam keinginan daging atau badan tetapi kita hidup dekat dengan Allah dan dalam Allah. Yesaya menggambarkan bahwa hidup yang dekat dan dalam Allah, dia mengasihi sesama dan rela berbagi sukacita dengan sesama yang menderita. Bila pantang dan puasa kita belum berbuah hasil yang Nampak yakni perubahan hidup yang semakin dekat, bersatu dengan Tuhan dan belum mengasihi serta serla berbagi dengan sesama, itu berarti puasa kita belumlah sempurna. Dan memang kenyataannya selama ini kita belum hidup bersatu dengan Allah, sehingga kita membutuhkan tindakan berpantang dan berpuasa. Dengan demikian, berpantang dan berpuasa sebenarnya tidak hanya dapat dilakukan pada masa prapaskah, tetapi selama dalam hidup kita supaya kita hidup dalam Allah dan bersatu dengan Allah. Amin.

Doa Litani Kehadiran Allah

Litani Kehadiran Allah


Hadirlah di sini, ya Allah, tinggallah di tengah kami.
Hadirlah di sini, terangilah hidup kami.

Bukalah mata hati kami, agar kami melihat Engkau.
Gerakanlah hati kami, agar selalu mengharapkan Dikau.

Tunjukan bahwa Engkau dekat, agar kami merasakan kehadiran-Mu.
Tunjukan kekuatan-Mu dan bebaskanlah kami.

Hadirlah di sini supaya kami hidup.
Engkau kuat laksana api, kobarkan semangat kami.

Engkau fajar di pagi hari, terangilah mata kami.
Allah segala kekuatan, Allah bagi manusia.

Tunjukanlah wajah-Mu, berilah kami hidup-Mu.
Engkau Allah orang hidup, bukan Allah orang mati.

Dekatlah pada kami, agar kami hidup.
Engkau cahaya pagi, datang dan bebaskanlah kami.

Dari abad ke abad, Engkau selalu setia.
Untuk masa kini pun, Engkau Allah bagi manusia.

Engkaulah Allah yang kudus, siapakah dapat melihat Engkau?
Engkau jauh tak terhingga, namun dekat pula.

Engkau sungguh Allah, bukan sekedar khayalan kami.
Hadirlah di sini, jangan biarkan kami mati.

Bila Engkau tak ada, apa gunanya kami hidup.
Jadilah napas kami, darah dalam nadi kami.

Dalam Dikau kami hidup, dalam Dikau kami berada.
Kami ingin melihat Engkau, sungguh dan dari dekat.

Bukalah tangan-Mu, agar kami mendapat makan.
Jangan berbalik dari kami, jangan biarkan kami mati.

Jangan biarkan kami, kembali menjadi debu.
Utuslah Roh-Mu, agar segalanya menjadi baru.

Berilah bumi ini, wajah yang baru.
Untuk semua manusia, di mana pun mereka berada.

Untuk semua manusia, yang kaya dan yang miskin.
Untuk semua manusia, yang tua dan yang muda.

Engkau lubuk segala hati, terang hati kami.
Kami berseru kepada-Mu, hadirlah di sini.

Di tempat ini, jadilah damai-Mu.
Di dalam rumah kami, tinggallah damai-Mu.

Tampakanlah diri-Mu dan ciptakanlah damai.
Bagi anak-anak kami, jadilah masa depan.

Jadilah Engkau masa depan bagi hidup kami di sini.
Pada Dikau kami percaya, dalam Dikau yang hidup.

Engkau tak pernah mengecewakan orang, yang percaya pada-Mu.

Madah Bakti, 1991, N0. 18
Didasur dari :http://www.ekaristi.org/

Doa-Doa Kepada Bunda Maria

Doa-Doa Kepada Bunda Maria
Kidung Maria
Puji Syukur, 1992, No. 18

Aku mengagungkan Tuhan
hatiku bersukaria karena Allah Penyelamatku.

Sebab Ia memperhatikan daku,
hamba-Nya yang hina ini.

Mulai sekarang aku disebut yang bahagia,
oleh sekalian bangsa.

Sebab perbuatan besar dikerjakan bagiku oleh Yang Mahakuasa,
kuduskanlah nama-Nya.

Perkasalah perbuatan tangan-Nya,
dicerai-beraikan-Nya orang yang angkuh hatinya.

Orang yang berkuasa diturunkan-Nya dari takhta,
yang hina dina diangkat-Nya.

Orang lapar dikenyangkan-Nya dengan kebaikan,
orang kaya diusir-Nya pergi dengan tangan kosong.

Menurut janji-Nya kepada leluhur kita,
Allah telah menolong Israel hamba-Nya.

Demi kasih sayang-Nya kepada Abraham serta keturunannya,
untuk selama-lamanya.

Kemuliaan ...


Malaikat Tuhan
Puji syukur, 1992, No. 15

Maria diberi kabar oleh Malaikat Tuhan,
bahwa ia akan mengandung dari Roh Kudus.

Salam Maria ...

Aku ini hamba Tuhan,
terjadilah padaku menurut perkataanmu.

Salam Maria ...

Sabda sudah menjadi daging,
dan tinggal di antara kita.

Salam Maria ...

Doakanlah kami, ya Santa Bunda Allah,
supaya kami dapat menikmati janji Kristus.

Doa:
Ya Allah, karena kabar malaikat kami mengetahui bahwa Yesus Kristus Putra-Mu menjadi manusia; curahkanlah rahmat-Mu ke dalam hati kami, supaya karena sengsara dan salib-Nya, kami dibawa kepada kebangkitan yang mulia. Sebab Dialah Tuhan, pengantara kami. Amin

Litani Jiwa Maria

Jiwa Maria, sucikanlah aku.

Hati Maria, nyalakanlah aku.

Tangan Maria, sanggahlah aku.

Kaki Maria, pimpinlah aku.

Bibir Maria, berkatalah padaku.

Duka cita Maria, kuatkanlah aku.

O Maria yang manis, dengarkanlah aku.

Janganlah mengizinkan aku terpisah darimu.
Terhadap musuh-musuhku, belalah aku.

Tuntunlah aku kepada Yesus yang manis. Semoga bersama dikau, aku dapat mencintai dan mengasihi sesamaku, dan memujimu untuk selama-lamanya. Amin

Doa Penyerahan Kepada Maria
Madah Bakti, 1991, No. 52

Santa Maria, Bunda Tuhan kami Yesus Kristus, engkaulah Ratu dunia termulia. sudilah engkau menjadi ratu kami semua. Tunjukanlah kepada kami jalan menuju kesucian dan bimbinglah kami supaya jangan tersesat.
Kuasailah budi kami, supaya kami hanya mencari yang benar.
Kuasailah kehendak kami, supaya kami hanya menginginkan yang baik.
Kuasailah hati kami, supaya kami saling mengasihi sebagi saudara.
Kuasailah diri kami masing-masing dan segenap anggota keluarga.
Kuasailah segenap warga masyarakat, segala bangsa dan pembesar-pembesar dunia.
Sudilah engkau menjadi tali pengikat mereka semua dalam persatuan yang teguh.
Kuasailah seluruh umat manusia.
Bukakanlah jalan iman bagi mereka yang belum mengenal Putramu, Yesus.
Bantulah agar segala bangsa bersatu padu, hidup rukun dan damai.
Naungilah seluruh umat manusia, lebih-lebih yang dianiaya dan dikejar-kejar.
Tabahkanlah mereka di dalam penindasan dan terangilah mereka di dalam kegelapan, agar tetap setia kepada Yesus, Puteramu.
Hantarlah semua permohonan kami kepada Putramu, sang Maharaja kerajaan damai, tempat setiap doa permohonan dikabulkan, setiap beban hati diringankan dan segala kelemahan disembuhkan.
semoga orang yang mengenal kekuasaan-Nya dan menaruh harapan pada-Nya. sekali waktu melihat kemegahan kerajaan Putramu, yang bersama Bapa dan Roh Kudus hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang masa. Amin


Litani Bunda Maria
Madah Bakti, 1991, No. 53

Tuhan kasihanilah kami
Tuhan kasihanilah kami

Kristus kasihanilah kami
Kristus kasihanilah kami

Tuhan kasihanilah kami; Kristus dengarkanlah kami
Kristus kabulkanlah doa kami

Allah Bapa di surga,kasihanilah kami.
Allah Putra Penebus dunia,
Allah Roh Kudus,
Allah Tritunggal Mahakudus, Tuhan Yang Maha Esa,

Santa Maria,terpujilah engkau ya Bunda

Engkau pendoa kami di surga,
Engkau penuh rahmat,
Tuhan selalu besertamu,
Engkau terpuji di antara wanita,
Engkau Bunda penebus dan Bunda kami,
Engkau percaya penuh pada kehendak Allah,
Engkau perawan yang tetap murni,
Engkau mengikuti Yesus di jalan salib-Nya,
Engkau diangkat ke surga,
Engkau dimuliakan Allah,
Engkau dimuliakan dari abad ke abad,
Engkau ratu para rasul,
Engkau ratu para malaikat dan orang kudus,
Engkau ratu yang sungguh merakyat,
Engkau telah mematahkan kekuasaan setan,
Engkau tidak menghukum kesalahan kami,
Engkau selalu memberi dengan murah hati,
Engkau selalu mengabulkan permohonan kami,
Engkau selalu menyemangati yang kecil hati,
Engkau penghibur orang yang sakit,


Engkau sumber segala rahmat, dengarkanlah kami ya Bunda.

Engkau harapan para pendosa,
Engkau pelindung Gereja dari bahaya,
Engkau memahami kelemahan kami,
Engkau mendamaikan yang bermusuhan,
Persatukanlah yang tercerai berai,
Hatimu tergerak oleh derita kami,
Hatimu tergerak oleh derita kami,
Hatimu gelisah bila kami dalam godaan,
Hatimu menangis bila kami bersalah,
Hatimu cemas bila kami kurang berani,
Hatimu sedih bila kami kurang cinta,
Hatimu iba bila kami tidak bercita-cita,
Bila kami tak sanggup melaksanakan kehendak Allah,
Bila kami dibebani rasa bersalah,
Kuatkanlah mereka yang lemah imannya,
Kasihanilah mereka yang putus asa,
Nasihatilah mereka yang mengalami kegagalan,
Jagalah mereka yang ada dalam ancaman dosa,
Tunjukanlah jalan kepada yang tersesat,
Lunakanlah hati yang tidak bisa mengampuni,
Dampingilah mereka yang harus berjuang tanpa teman,
Dengarkanklah ratapan mereka yang menangis,
Segarkanlah mereka yang lapar dan haus,
Sadarkanlah kami bila terlena dalam kesenangan,
Bukalah hati kami bagi penderitaan sesama,
Nyalakanlah cinta sejati dalam hati kami,
Kuatkanlah kami dalam menjadi saksi Kristus,
Dampingilah kami pada saat mati,

Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia,
sayangilah kami, ya Tuhan.

Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia,
kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.

Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia,
kasihanilah kami.

Marilah berdoa:
Allah yang Mahakuasa dan Maharahim, dalam diri Perawan Maria, Engkau telah memberi rakyat-Mu pelindung yang setia. Berilah agar dengan perlindungannya kami dapat melanjutkan perjuangan yang baik di dalam hidup ini dan mengamalkan cinta kasih-Mu. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami. Amin.

Sumber : http://www.ekaristi.org/

Berbagi Berita : Dipo Komentari Mayoritas dan Minoritas

Dipo Komentari Mayoritas dan Minoritas

Sekretaris Kabinet Dipo Alam mengatakan, tidak hanya kelompok mayoritas yang dituntut harus paham serta melindungi hak dan kewajiban kelompok minoritas beragama, tetapi sebaliknya minoritas juga harus paham serta melindungi hak dan kewajiban mayoritas.

“Agar sama-sama mencegah penistaan agama, dan bersama pula mencegah kekerasan antarumat beragama,” katanya di Jakarta, Rabu, melalui surat elektronik yang diterima ANTARA. Dipo mengingatkan agar kelompok lintas agama eksklusif kalau mau melakukan gerakan politik terselubung, janganlah mengusung soal agama, dan menamakan sebagai gerakan moral. Ia meminta semua pihak menghormati pluralisme dalam beragama sesuai dengan UUD dan turunannya dalam SKB Tiga Menteri, tetapi bukan dengan mengorbankan kepahaman setara antara hak dan kewajiban minoritas dan mayoritas.

Dipo menegaskan bahwa pemerintah jelas sangat serius dalam memperhatikan hak dan kewajiban antarumat beragama baik berdasarkan konstitusi maupun pengadilan/hukum bila terjadi konflik kekerasan.

“Tidak perlu lagi diajari, kita masing-masing tahu makna dalam asas Pancasila. Janganlah satu dua kejadian, yang bersama kita kutuk sebagai kekerasan dengan alasan keyakinan agama, kemudian seolah dengan mudah digeneralisasikan menganggap pemerintah lalai dan melakukan pembiaran kekerasan,” ujarnya. Konflik umat Islam dengan Ahmadiyah sudah berlangsung lama, tidak hanya terjadi di pemerintahan di bawah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Dipo Alam mengingatkan, tokoh agama memiliki tanggung jawab yang sama dengan pemerintah, baik di pusat maupun daerah, di era demokrasi sebagai pemangku kekuasaan –termasuk juga media– untuk bersama-sama menyejukan kerukunan beragama.

“Bukan sebaliknya, gaduh memperkeruh kerukunan beragama antara minoritas dan mayoritas. Konflik horizontal yang pernah kita alami sangatlah pahit dan memilukan. Itu memerlukan waktu yang tidak sebentar untuk menyelesaikannya,” tegas Dipo.

Sebelumnya, diberitakan bahwa dalam konferensi pers di Kantor Maarif Institute, Juru Bicara Badan Pekerja Gerakan Lintas Agama, Fajar Riza Ul Haq mengatakan, gerakan tokoh lintas agama sama sekali tidak pernah secara kolektif bicara polemik Ahmadiyah.

“Tetapi kekerasan terhadap kelompok minoritas harus disikapi serius oleh negara, karena melindungi minoritas adalah amanat konstitusi, dan yang menjadi titik tekan gerakan ini,” kata Fajar.

(Antaranews.com)

Doa Yesus

Doa Yesus
oleh: Rm. Yohanes Indrakusuma, O. Carm
1. Apakah doa itu?

Doa adalah suatu hubungan pribadi dengan Allah yang diungkapkan dalam suatu percakapan, pujian, syukur, permohonan, kerinduan, penyesalan, masuk dalam keheningan dan mendengarkan suara Allah yang berbicara kepada kita. Allah telah menciptakan kita menurut gambar dan rupa-Nya sendiri, Ia begitu mengasihi kita dan ingin agar kita memasuki hubungan yang mesra dengan Dia. Hubungan antara manusia dengan Allah itu bukan buah pikiran atau khayalan manusia, melainkan buah karya keselamatan Allah. Allah yang menanamkan kerinduan itu di dalam hati manusia. Allah menghendaki agar kita mengenal Dia sungguh-sungguh dan memasuki aliran hidup yang ada di dalam diri Allah sendiri. Dalam Kristus, Bapa menawarkan cinta-Nya kepada kita. Ia ingin agar kita memasuki persekutuan hidup dengan-Nya. Jadi Allah yang lebih dahulu menawarkan hubungan ini kepada kita. Bagaimana kita dapat menjawab tawaran Allah ini dengan semestinya? Yaitu bahwa Allah telah mengutus Roh-Nya sendiri untuk membantu kita dalam kelemahan kita, sebab kita tidak tahu bagaimana seharusnya berdoa, tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tak terucapkan (Rm 8:26).

2. Yesus adalah teladan kita dalam berdoa

Yesus adalah pendoa yang sejati, dalam seluruh hidup-Nya Ia mempunyai hubungan yang mesra dengan Bapa-Nya. Kita melihat dalam Injil, Yesus sering pergi ke tempat yang sunyi untuk berdoa (Mrk 1:35), Yesus berdoa di atas gunung Tabor bersama murid-murid-Nya (Luk 9: 28-30). Dalam pelayanan-Nya kepada orang banyak Yesus selalu berdoa; ketika mengadakan perbanyakan roti Yesus menengadah ke langit mengucap syukur kepada BapaNya; Yesus berdoa di taman Getsemani ketika akan menghadapi ajal-Nya (Luk 22:39-46). Jadi dapat disimpulkan bahwa doa Yesus memancar keluar dari hubungan-Nya yang mesra dengan Allah Bapa. Semakin Yesus bergaul mesra dengan Bapa-Nya, maka semakin nyata bahwa Yesus selalu hidup di hadirat Bapa. Seperti dikatakan dalam Injil Yoh 4:34, “Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku.” Apa yang dilihat-Nya dikerjakan oleh Bapa-Nya itulah yang dikerjakan-Nya (Yoh 5: 19).Yesus juga mengundang kita semua untuk mengambil bagian dalam hubungan-Nya yang mesra dengan Bapa-Nya ini. Ia mengutus Roh-Nya supaya dalam kuasa Roh itu kita dijadikan anak-anak-Nya dan mengambil bagian dalam misteri hubungan yang mesra dengan Allah Bapa. “Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utu.” (Yoh 17:3).

3. Inti Doa Yesus

Doa Yesus amat populer dalam tradisi Gereja Timur, dan sudah tersebar luas juga dalam Gereja Katolik. Inti doa Yesus ini adalah penyeruan nama Yesus, itulah sebabnya disebut doa Yesus. Penyeruan nama Yesus itu bukan hanya secara mekanis saja, tetapi harus disertai dengan iman, harapan, dan kasih. Penyeruan nama Yesus itu harus merupakan ungkapan kerinduan hati untuk mengenal dan mengalami kasih-Nya. Kita mencurahkan seluruh isi hati kita, kerinduan kita dalam nama suci itu. Doa ini bersandar pada kekuatan nama Yesus, “Barangsiapa berseru kepada nama Yesus akan diselamatkan” (Kis 2:21. Kis 4:12). Dengan menyerukan nama Yesus kita memanggil hadir Yesus sendiri atau lebih tepat kita menghadirkan diri pada Roh yang sesungguhnya sudah senantiasa hadir, tetapi tidak kita sadari kehadiran-Nya. Nama Roh itu akan menyelamatkan, menyembuhkan, menyucikan kita. Rumusan doa Roh secara kongkrit itu demikian: “Yesus, Yesus, Yesus kasihanilah aku.” Ada pula yang memakai rumusan: “Yesus, Putera Allah yang hidup, kasihanilah aku orang yang berdosa ini.” Seruan ini berasal dari seruan si buta dari Yerikho yang memohon kesembuhan kepada Yesus (Luk 18:38), atau doa si pemungut cukai “Ya Yesus kasihanilah aku orang berdosa ini” (Luk 18:13). Juga dapat hanya disebutkan “Yesus, Yesus” saja, atau bahkan hanya “Yesus” saja. Kata-katanya dapat berbeda-beda, tetapi sangat dianjurkan berpegang pada satu rumusan saja. Banyaknya kata-kata dalam doa kerapkali mengisi roh kita dengan gambaran-gambaran yang tidak berguna serta mencerai-beraikan perhatian, sedangkan kata tunggal menghasilkan pemusatan perhatian ke dalam, demikian nasehat Santo Yohanes Climakus, salah seorang tokoh dalam bidang ini.

4. Latihan penyadaran

Seringkali orang sukar berdoa karena kebisingan dan keramaian jiwanya. Oleh karena itu perlulah diciptakan keheningan dalam dirinya lebih dahulu, supaya dapat memasuki doa yang lebih dalam. Untuk tujuan ini dapat dipakai latihan penyadaran. Tujuan latihan ini adalah untuk memperbesar daya konsentrasi dan kepekaan terhadap alam sekitar dan dengan demikian juga kepekaan terhadap karya Roh di dalam dirinya. Latihan penyadaran itu dapat diarahkan pada suara, memusatkan pandangan pada sesuatu seperti salib, lilin, merasakan sentuhan pada pakaian yang melekat di tubuh, merasakan udara yang sejuk yang menyentuh kulit, menyadari pernapasan, dll. Latihan penyadaran ini dilakukan untuk membantu konsentrasi.

5. Doa dan pernapasan

Doa ini dapat dimulai dengan bantuan rosario. Doa ini dapat didoakan setiap waktu, dalam situasi apapun juga, di dalam bis, atau kereta api, atau ketika kita melakukan aktivitas sehari-hari yang tidak membutuhkan konsentrasi penuh. Misalnya jika sedang mengerjakan pembukuan tentu kita membutuhkan konsentrasi penuh. Doa Yesus bisa dilakukan misalnya sambil mengemudikan kendaraan, menyapu, berjalan, menunggu antrian dokter, dll. Doa Yesus ini hendaknya bukan hanya aktivitas lahiriah saja, namun harus membawa kita kepada doa yang lebih batiniah. Untuk mencapai tujuan itu kita dapat mengiramakan doa itu dengan pernapasan, seturut keluar masuknya napas. Misalnya: waktu menarik napas mendoakan “Tuhan Yesus Kristus”, waktu mengeluarkan napas menyerukan “kasihanilah aku.” Dapat pula lebih pendek “Tuhan Yesus” saja. Bahkan hanya nama Yesus saja, “Ye--sus” atau “Ye--su”. Dengan mengatur doa seturut pernapasan, roh kita menjadi tenang, menemukan damai. Perhatiannya mudah dipusatkan dan ia sedikit demi sedikit menguasai gerak pikiran, fantasi, ide-ide. Ia menjadi terarah ke dalam dan makin menjadi satu, maka terciptalah harmoni.

6. Halangan-halangan doa

Menurut St. Theresia dari Avila, Allah bertahta di kedalaman lubuk hati kita. Allah berdiri di depan pintu hati kita dan mengetuk (Why 3:20). Untuk berjumpa dengan Allah, kita harus masuk ke dalam hati kita. Hal ini hanya bisa terlaksana kalau kita mengheningkan hati dari segala macam keributan seperti kecemasan, ketakutan, kekuatiran, dendam, rasa bersalah, iri hati, menyimpan jimat, belajar ilmu gaib bela diri, mempunyai ikatan dengan kuasa gelap, perdukunan, tukang ramal, dan macam-macam dosa lainnya. Untuk itu kita harus membuka hati terhadap Tuhan, minta pengampunan, bertobat dan merasakan kerahiman-Nya / belas kasihan-Nya.

7. Motivasi doa

Hendaklah doa Yesus ini dijalankan dengan motivasi yang murni. Doa itu hendaknya merupakan persembahan diri yang murni kepada Allah. Memberikan waktu secara cuma-cuma bagi Tuhan, memboroskan waktu untuk Tuhan, sebab Dia pantas dicintai demi diri-Nya sendiri. Doa kita harus bertujuan untuk sekedar hadir di hadapan Allah yang dirindukan oleh jiwa kita. Biarpun kadang-kadang doa itu kering sekali, toh doa ini sangat berharga. Sebab dalam keheningan dan ketenangan, Allah dapat menyatakan diri secara rahasia kepada jiwa, dan secara rahasia Allah mencurahkan cinta dan kebijaksanaan dalam hati kita, sehingga tanpa tahu bagaimananya, hati kita mulai berkobar dalam cinta kasih Allah dan lebih merindukan Dia.

8. Gejala-gejala yang kadang-kadang menyertai doa

Dalam doa Yesus kadang-kadang timbul gejala seperti: badan bergoyang ke depan atau ke belakang, ke samping, melihat terang / sinar, melihat vision / penampakan, tangan bergetar, merasa dipeluk Yesus, air mata mengalir, mengalami aliran hangat atau dingin, dll. Kalau ada pengalaman-pengalaman tersebut tidak usah diperhatikan, dalam doa janganlah mencari pengalaman-pengalaman. Kalau ada pengalaman bersyukur, tidak ada pengalaman juga tetap bersyukur. Sebab dalam doa itu kita tidak mencari hiburan / pengalaman, melainkan mencari Yesus yang hadir dalam hati kita. Baik tidaknya doa tidak tergantung dari keadaan in / hambar, lamanya berjam-jam, ada hiburan atau tidak, tetapi dilihat dari buah-buahnya. Kalau terjadi pelanturan jangan menjadi marah atau jengkel, tetapi dengan tenang kembali lagi menyadari kehadiran Tuhan dan menyerukan nama Yesus.

9. Buah-buah doa Yesus

Doa Yesus dapat memulihkan keutuhan manusia. Akibat dosa asal, maka manusia terpecah-belah, kodratnya terluka, sehingga daya-daya jiwa tidak bekerja dengan harmonis, pikiran melayang-layang, perasaan bermacam-macam, susah senang, sakit hati, cinta, dendam, kemauan menjadi lemah, karena pikiran dan perasaan sukar terpusat kepada Allah.

Dalam tradisi Gereja Timur, nama Yesus tidak boleh hanya berhenti di otak, tetapi harus turun ke hati. Jadi pikiran diberi tugas untuk mengulang-ulang nama Yesus dan hati terpusat kepada Allah, maka pribadi kita akan menjadi utuh kembali. Memperbesar daya perhatian dan konsentrasi, ingatan menjadi lebih kuat. Doa Yesus dapat menjadikan kita lebih peka terhadap dorongan Roh Kudus. Kalau hati dan pikiran tenang dan damai, maka suara Tuhan mudah terdengar. Bila orang makin terbuka kepada Roh Kudus, maka buah-buah Roh juga akan nampak dalam kehidupannya sehari-hari antara lain kerendahan hati, kasih, damai sejahtera, sukacita, dll (Gal 5:22). Doa Yesus bila dilakukan dengan tekun dan setia akan menghantar orang kepada kontemplasi yang murni, sebabnya ialah karena roh membiasakan diri untuk mengarahkan perhatiannya kepada satu arah yaitu kehadiran Yesus, akhirnya pelanturan berkurang, dan lama kelamaan hilang. Roh kita akan memasuki tahap keheningan yang mendalam dan orang akan berdoa dalam roh dan kebenaran, mencapai tahap kontemplasi. Keheningan dibutuhkan manusia untuk berkembang secara rohani. Di sini orang dapat mengalami penyembuhan dari kekacauan psikis, kekosongan hidup masa lampau, dibebaskan dari ikatan-ikatan yang tidak teratur dan mengalami cinta kasih Allah yang tak terkatakan. Dalam hidup ini, orang akan dipenuhi oleh kebahagiaan akan kehadiran Allah; mengalami kemanisan kemuliaan surgawi sudah dalam hidup ini. Orang dibebaskan dari segala macam kerisauan, lebih tahan menanggung segala beban dan salib kehidupan. Budinya akan memperoleh terang ilahi yang lebih besar sehingga akan lebih dapat menyelami misteri Allah, baik dalam Kitab Suci maupun karya Allah yang nyata dalam kehidupan sehari-hari. Doa Yesus dapat mempengaruhi kehidupan fisik kita. Pernapasan yang teratur akan membantu kesehatan.

10. Keheningan dan kontemplasi

Bila suatu saat orang merasa tertarik untuk diam saja tanpa mengucapkan sesuatu, maka turuti saja dorongan untuk diam itu tanpa menyebut nama Yesus. Asalkan dalam diam itu orang secara samar-samar menyadari bahwa Allah hadir. Dalam hal ini jangan takut untuk diam saja tanpa berbuat sesuatu, janganlah takut untuk menganggur, karena diam seperti itu lebih berharga dari segala aktivitas yang dapat dipikirkan, entah dengan budi, entah dengan ingatan sendiri ataupun dengan kehendak. Justru dalam keheningan inilah Roh Allah tanpa halangan dapat memurnikan serta membebaskan orang dari ikatan-ikatan, serta mencurahkan kebijaksanaan dalam diri seseorang. Tanpa tahu bagaimananya Tuhan menumbuhkan kebajikan-kebajikan dalam diri seseorang. Doa Yesus dapat menghantar orang pada kontemplasi yang murni. Kontemplasi berasal dari kata 'kontemplare' yang berarti memandang Allah dengan sikap sembah sujud penuh hormat / penuh perhatian. Di sini yang dipandang adalah Allah berserta misteri-misteri-Nya. Kita memandang-Nya dengan sikap iman penuh kekaguman. Menyadari kebesaran dan kemuliaan Allah, sehingga orang tidak menemukan kata-kata lagi, satu-satunya sikap yang pantas adalah hanya diam penuh hormat dan kekaguman. Dalam sikap diam ini terkandung sikap penyerahan diri, sembah sujud dan keterbukaan terhadap Allah. Membiarkan diri diperlakukan oleh Allah menurut rencana dan kehendak-Nya.

11. Sikap tubuh dalam doa Yesus

Bisa duduk dengan dingklik / kursi atau bantal doa.
Bisa duduk bersila lotus penuh atau setengah lotus.
Punggung tegak.
Pandangan lurus ke depan.
Tangan diletakkan di pangkuan dengan posisi terbuka atau tertelungkup.
Pejamkan mata.
Bernapas biasa.


12. Petunjuk praktis untuk orang yang memimpin doa Yesus

Pada permulaan bisa diangkat lagu pujian dan penyembahan, satu atau dua lagu riang, satu lagu penyembahan, kemudian doa pembukaan, lalu diberikan tentang teori doa Yesus / penjelasan, setelah selesai penjelasan umat diajak menyanyi satu lagu penyembahan, kemudian diajak untuk menyiapkan hati / membuka hati bagi Tuhan.
Ajaklah umat untuk mengambil posisi duduk yang sesuai untuk doa Yesus.
Ajaklah umat untuk mengambil napas panjang dua / tiga kali supaya menjadi lebih tenang, khususnya kalau baru beralih dari suatu kesibukan tertentu. Dapat juga mengajak umat untuk melakukan penyadaran misalnya: menyadari pernapasan, pakaian yang melekat, udara sejuk yang menyentuh kulit, menangkap suara alam dll. Mengajak umat menyadari bahwa saat ini adalah saat yang indah untuk bertemu Tuhan dalam doa, dalam lubuk hati, mempersembahkan waktu untuk Tuhan secara cuma-cuma.
Ajaklah umat untuk menyadari kehadiran Tuhan dalam lubuk hati / jiwa.
Ajaklah umat untuk menyerukan Nama Yesus seturut ritme pernapasan. Menyerukan Nama Yesus dengan penuh kerinduan, dengan penuh iman harapan dan kasih.
Biarkan umat memasuki keheningan dalam doa Yesus, pemimpin doa jangan terlalu banyak bicara. Membiarkan umat masuk dalam keheningan.
Bila umat kelihatan gelisah, mungkin sulit konsentrasi, atau melantur, sesekali diajak kernbali lagi untuk menyerukan Nama Yesus dengan penuh kesadaran / kerinduan.
Pada akhir doa jangan begitu saja keluar dari doa, akhirilah dengan suatu ucapan syukur atau
perlahan-lahan mendoakan Bapa Kami. Bisa juga dinyanyikan satu lagu penutup / lagu syukur pada Tuhan.


sumber : “Vacare Deo” edisi Juli / Tahun V / 2003; Media Pengajaran Komunitas Tritunggal Mahakudus; Pertapaan Shanti Bhuana

Berbagi Berita : DPRD Bogor Nilai Janggal Sikap SMK yang Men-DO Siswa Karena Facebook

DPRD Bogor Nilai Janggal Sikap SMK yang Men-DO Siswa Karena Facebook

(4/3/2011)Tiga siswa/siswi sebuah SMK di Bogor di-DO akibat memposting status "Sekolahku Korupsi loh" di Facebook. Meski masalah ini sudah selesai, anggota DPRD Kota Bogor sempat menilai ada kejanggalan dengan sikap SMK tersebut.

"Saya dan teman-teman sebenarnya merasa ada yang janggal dengan sikap SMK itu," kata anggota Komisi D DPRD Kota Bogor, Ika Kartika, saat dihubungi detikcom, Jumat (4/3/2011). Ika dan beberapa anggota DPRD Bogor lainnya memang pernah menjadi mediator antara SMK dengan tiga siswa tersebut.

Ika menceritakan, dalam proses mediasi tersebut, 3 siswa tersebut mengaku sudah diberi surat peringatan oleh sekolah. Ketiga siswa tersebut pun sudah berjanji untuk tidak mengulangi perbuatannya.

"Namun mereka tiba-tiba diberi surat pernyataan mengundurkan diri," imbuhnya.

Namun ia mengaku tidak membahas kejanggalan itu lebih dalam. Proses proses mediasi tersebut bukan untuk mencari siapa yang salah dalam kasus ini.

"Suasananya lebih kekeluargaan, kita bukan mencari siapa yang salah atau benar," ujarnya.

Ika berharap, masalah seperti ini tidak terulang lagi di kemudian hari. Ia juga berharap, SMK tersebut tidak memberikan intimidasi terhadap ketiga siswanya.

"Sudah dituntaskan, mereka sudah bisa diterima lagi sekarang, semoga kejadian ini tidak terulang lagi," tandasnya.

Masalah ini berawal dari postingan siswa SMK di Bogor, FM yang menulis 'Sekolahku Korupsi Loh!' di akun Facebook miliknya. Tulisan itu diposting di dinding akun FM tanggal 8 Februari lalu. Alhasil, tulisannya itu dikomentari oleh 17 temannya.

Dua di antaranya merupakan teman sekelas FM yang berisinial FP (16) dan DA (16). Dua teman FM itu juga turut di-DO lantaran ikut berkomentar. DA hanya memberi komentar 'iya hehee'. Sedangkan FP memberi tanda jempol (like this).

Mereka bertiga sempat dikeluarkan dari sekolah pada 14 Februari lalu. Namun pihak sekolah akhirnya mau menerima mereka lagi, dan akan kembali bersekolah pada 7 Maret.(detiknews.com)

Berbagi Berita : Bentrok Antar Agama Pecah di Kairo

Bentrok Antar Agama Pecah di Kairo

(9/3/2011)Setidaknya satu orang tewas dan 15 orang terluka akibat bentrok antar warga pemeluk Kristen Koptik dan warga Muslim di ibukota Mesir, Kairo.

Sumber dari pemerintah Mesir menyebut korban tewas itu adalah warga pemeluk Koptik.

Kejadian ini muncul dua bulan setelah seorang pembom bunuh diri menewaskan 23 umat Kotik di sebuah gereja di Alexandria.

Bentrok antar pemeluk agama ini terjadi saat pengunjuk rasa pemeluk Koptik menutup sebuah jalan raya di Kairo, memprotes pembakaran sebuah gereja di Provinsi Helwan.

Ditutupnya jalan membuat kemacetan yang kemudian menyulut kemarahan warga Muslim yang ingin melalui jalan itu.

Sejumlah saksi mata mengatakan kedua kubu kemudian terlibat saling lempar batu sebelum akhirnya tentara datang dan melerai.

Warga pemeluk Kristen Koptik yang berjumlah 10% dari seluruh penduduk Mesir, sudah seringkali mengeluhkan pelecehan dan diskriminasi terhadap mereka.

Pemeluk Koptik di Mesir memang warga minoritas namun mereka adalah komunitas Kristen terbesar di Timur Tengah dan sudah hidup di Mesir sejak abad ke-4.

Contoh ketidakadilan itu, menurut para pengunjuk rasa, misalnya orang-orang yang melakukan kekerasan terhadap warga Koptik biasanya hanya dihukum ringan bahkan kerap tak dijatuhi hukuman sama sekali.

Namun, pemerintah Mesir berulang kali membantah tudingan berlaku diskriminatif terhadap umat Koptik.(bbc.co.uk)

Disadur dari : http://www.mirifica.net/

Berbagi Berita : Romo Benny Sangkal Pernyataan Dipo Alam

Romo Benny Sangkal Pernyataan Dipo Alam

(Jakarta 8/3/2011)Sekretaris Eksekutif Komisi Hubungan Agama dan Kepercayaan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Romo A Benny Susetyo membantah pernyataan Dipo Alam yang mengatakan dirinya telah melakukan tindakan untuk membela Ahmadiyah dalam sisi teologi.

Ia menganggap, persoalan Ahmadiyah tersebut dilihatnya hanya dalam sisi kekerasan yang dialami oleh jemaah Ahmadiyah. "Saya tidak pernah memberikan pernyataan terhadap persoalan internal Ahmadiyah. Yang menjadi fokus saya hanyalah pembiaran pelaku kekerasan dalam kasus tersebut. Hal itu tidak ada kaitannya dengan masalah iman dan ajaran Ahmadiyah," ujarnya saat konferensi pers di Kantor Maarif Institute, Jakarta, Selasa (8/3/2011).

Menurut dia, pernyataan mengenai Ahmadiyah dilakukan berdasarkan sembilan poin yang pernah dibuat oleh tokoh lintas agama, yaitu poin bahwa negara membiarkan terhadap kekerasan. Oleh karena itu, ia menganggap pernyataan Dipo Alam sebagai manipulasi yang dapat memicu konflik beragama.

"Pernyataan Dipo Alam itu amat sangat saya sesali. Sangat ironis memang ketika pejabat publik menciptakan potensi konflik yang dapat membahayakan kehidupan pilar berbangsa dan bernegara," tuturnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Dipo Alam menganggap Romo Benny bersama Tokoh Lintas Agama telah memolitisasi kasus Ahmadiyah dan dinilai mencampuri urusan beragama umat Islam. Namun, tokoh lintas agama membantah hal tersebut karena pihaknya menilai permasalahan yang terjadi dari sisi pembiaran pelaku kekerasan kasus Ahmadiyah sesuai dengan sembilan poin yang pernah dibuatnya.(kompas.com)

(Foto:kompas.com)
Disadur dari : http://www.mirifica.net/10 Maret 2011 08:46

Berbagi Berita : Aktivis, tokoh agama desak Komnas HAM agar berani

Aktivis, tokoh agama desak Komnas HAM agar berani

Sekelompok tokoh agama dan aktivis mendesak Komisi Nasional Hak Asasi Manusia harus lebih berani dan cepat menanggapi kekerasan terhadap kelompok minoritas di Indonesia.

Kelompok yang mewakili 14 LSM tersebut memberikan pernyataan tertulis kepada Komnas HAM di Jakarta kemarin.

“Kami datang ke sini untuk mendesak Komnas HAM untuk bertindak lebih cepat,” kata Pastor Yohanes Nikolaus Haryanto, SJ, sekretaris jenderal Indonesian Conference on Religion and Peace kepada wakil ketua Komnas HAM, Nurcholis, yang menerima pernyataan tertulis tersebut.

Ia juga mengatakan kelompok tersebut sangat prihatin dengan kurangnya tindakan sehingga turut mendukung terjadinya penyerangan terhadap kelompok minoritas.

Setelah terjadinya serangan terhadap anggota sekte Ahmadiyah pada 6 Februari lalu di Banten, Jawa Barat, beberapa gubernur dan bupati mengeluarkan peraturan yang melarang sekte tersebut yang dinilai menyimpang dari ajaran Islam.

Menurut Bhatara Ibnu Reza dari Indonesian Human Rights Monitor saat ini ada scenario untuk menghabus sekte ini di Indonesia.

Usman Hamid dari KontraS mengatakan Komnas HAM harus berani menangani isu-isu seperti ini.

Menurut Usman, kecanggungan Komnas HAM dalam menangani kasus-kasus seperti ini akan mengancam kredibilitasnya.

Nurcholis mengakui bahwa keprihatinan kelompok tersebut dan mengatakan serangan-serangan itu merupakan masalah yang perlu ditangani.

“Kami sudah bertemu pihak kepolisian dan mendesak mereka untuk mengambil tindakan tegas,” katanya.

Sumber: www.ucanews.com

Dsadur dari :http://www.cathnewsindonesia.com/Tanggal publikasi: 9 Maret 2011

Renungan Hari Kamis sesudah Rabu Abu; 10 Maret 2011

Renungan Hari Kamis sesudah Rabu Abu: 10 Maret 2011
Ul 30:15-20, Mzm 1:1-2,3,4,6, Luk 9:22-25

“Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia membinasakan atau merugikan dirinya sendiri?”

BACAAN INJIL:
Dan Yesus berkata: "Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga." Kata-Nya kepada mereka semua: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya. Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia membinasakan atau merugikan dirinya sendiri?
Demikianlah Injil Tuhan bagi kita hari ini.

RENUNGAN:
Orang sering bilang bahwa Gayus dan para koruptor lainnya walau dihukum dan mendekam di penjara, tapi hidup mereka enak-enak saja, dan mereka sudah menyimpan, memiliki banyak harta yang cukup untuk beberapa keturunan. Mungkin kita juga berpikir demikian. Benarkah demikian adanya? Mungkin kita melihat bahwa dengan uang atau harta yang mereka miliki, mereka bisa berbuat apa saja, bahkan bisa jalan-jalan ke luar negeri dengan menyogok para pejabat. Tapi apakah mereka hidup bahagia? Kalau kita tanya mereka itu, pasti mereka tidak bahagia dalam hidupnya, karena dibenci banyak orang terutama orang-orang kecil, hidup mereka selalu menjadi sorotan public karena kejahatan yang mereka lakukan, mereka tidak bisa hidup normal sebagaimana biasanya. Kalau juga boleh dikatakan, justru karena mereka belum menemukan kebahagiaan dalam hidupnya sehingga mereka melakukan itu, mereka masih mencari kebahagiaan dan mereka keliru menafsikan kebahagiaan itu. Mereka semua bisa dikatakan orang-orang yang sedang dalam pencarian kebahagiaan hidup, hanya mereka salah dan jatuh pada pengertian yang salah yang menganggap dengan memiliki banyak uang mereka akan bahagia. Suatu pemahaman yang keliru karena nyatanya mereka ditahan, mereka tidak bisa hidup sebagai manusia normal, dan bagaimanapun mereka akan dicap sebagai seorang koruptor, seorang penjahat. Bahkan mereka membuat orang lain menerita dan tanpa sadar mewariskan penderitaan kepada anak-anaknya atau keluarganya karena mereka mendapat cap sebagai anak atau keluarga koruptor, penjahat. Sehingga benarlah apa yang dikatakan oleh Yesus sebagaimana kita dengar dalam Injil hari ini, “Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia membinasakan atau merugikan dirinya sendiri?” Dalam kehidupan dunia saja mereka sudah membinasakan atau merugikan dirinya, diri orang lain, diri keluarganya, apalagi dalam kehidupan yang akan datang.

Hidup yang sekarang bukanlah hidup yang sesungguhnya. Hidup yang sekarang bukanlah hidup yang kekal, akan tiba waktunya semua orang pasti akan mengakhiri hidup yang sekarang di dunia ini. Kita percaya bahwa setelah kita mengakhiri hidup sekarang di dunia ini, kita akan beralih ke kehidupan kekal yang kebahagiaan surga. Untuk masuk ke kebahagiaan kekal ini, tidak bisa dibeli atau disogok, tetapi seseorang harus mengikuti Yesus. Yesus memberi jaminan bahwa barang siapa mengikuti Dia, seseorang akan masuk dalam kebahagiaan hidup yang sekarang dan kebahagiaan itu akan disempurnakan dalam kebahagiaan kekal. Namun dalam mengikuti Dia, bukanlah hal yang mudah, karena pasti akan mengalami tantangan dan persoalan. Yesus sendiri sudah mengalami banyak penderitaan, penolakan oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh. Yesus mengalami semuanya itu bukan karena kejahatan-Nyat tetapi karena kesetiaan-Nya kepada kehendak Allah yang akan menyelamatkan manusia dan itupula kehendak-Nya sendiri atas manusia, yang semuanya adalah hanya karena kasih yang sangat besar kepada manusia. Yesus setia menanggung semuanya itu, namun pada hari ketiga Dia dibangkitkan dari kematian.

Pengalaman hidup Yesus juga menjadi suatu gambaran bagi kita, bahwa kitapun bila mau mengikuti Yesus tidak akan terlepas dari semuanya itu. Kita para pengikut-Nya tidak akan terlepas dari persoalan, penderitaan karena iman kita kepada-Nya juga karena mengikuti-Nya. Persoalan pertama-tama yang kita hadapi bukan dari luar diri kita, tetapi dari dalam diri kita yakni kita harus menyesuaikan kehendak kita dengan kehendak Tuhan. Kita tidak lagi hidup menurut kehendak kita sendiri, tetapi kehendak Tuhan. Ini pasti berat dan inilah yang kiranya dikatakan oleh Yesus dengan mengatakan bahwa kita harus menyangkal diri. Hidup menyangkal diri, juga berarti kita tidak lagi hidup menurut kehendak atau kemauan dunia, tetapi hanya semata-mata menurut kehendak Tuhan.

Selain itu, dengan hidup menurut kehendak Tuhan, kita akan pasti mengalami persoalan dari dunia atau orang lain yang tidak ‘mengenal’ Allah. Orang yang tidak berpihak pada kebenaran dan kebaikan, pasti tidak menyukai kehadiran kita. Bahkan kita alami sendiri di Negara kita ini, kelompok agama lain tidak menyukai kita dan sekan mau menyingkirkan kita dari kehidupan dunia ini. Semuanya itu tentu mendatangkan penderitaan hidup bagi kita dan inilah salib kehidupan iman kita. Kita mengalami penderitaan hidup karena usaha kita hidup dalam iman. Inilah salin kehidupan pengikuti Yesus.

Hidup menyangkal diri dan mengikuti salib karena mengikuti Yesus, di mata dunia seakan kita ini tidak bahagia dan tidak kebagiaan dalam hidup yang sekarang. Hidup demikian seakan kita kehilangan hidup, padahal sebenarnya kesetiaan kita mengikuti Yesus, saat itu kita malah menyelamatkan hidup kita yang sekarang dan hidup yang akan datang. Dengan hidup setia kepada Yesus, kita terlepas dari jerat dosa, kita terbebas dari hidup seperti yang dialami para koruptor dan penjahat dunia ini. Lebih dari itu, kita akan memperoleh kehidupan kekal.

Kemarin kita sudah memasuki pasa Pra-Paska dengan diawali dengan penerimaan abu pada hari Rabu Abu. Menerima abu menjadi lambang kehinaan dan kedosaan kita serta mengingatkan kita bahwa kita butuh pembersihan diri dan pertobatan. Semoga sabda Yesus hari ini menyemangati kita untuk menggunakan masa Prapaskah ini sebagai kesempatan untuk menyangkal diri dan memikul salib kita demi beroleh hidup bahagia dalam hidup sekarang ini dan terutama hidup yang akan datang. Amin.

Hari doa sedunia untuk panggilan ke-48, 15 Mei 2011

Hari doa sedunia untuk panggilan ke-48, 15 Mei 2011
Pesan Paus Benediktus XVI

Tema: Mendorong panggilan dalam Gereja Lokal

Saudara-saudari terkasih,

Hari Doa Sedunia Untuk Panggilan Ke-48 yang dirayakan pada tgl.15 Mei 2011, Minggu IV Masa Paskah, mengajak kita untuk merenungkan tema: MENDORONG PANGGILAN DALAM GEREJA LOKAL. Tujuh puluh tahun yang lalu, Venerabilis Paus Pius XII mendirikan sebuah Serikat Kepausan untuk Panggilan Imam. Serikat-serikat serupa, yang dipimpin oleh para imam dan anggota-anggotanya adalah kaum awam, secara berturut-turut didirikan oleh para uskup di banyak keuskupan, sebagai suatu tanggapan atas panggilan Sang Gembala Baik yang, “ketika Dia melihat orang banyak itu, tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan telantar seperti domba tanpa gembala”. Lebih lanjut, Ia berkata: “Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada tuan empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja ke tuaian itu” (Mat.9:36-38).

Pekerjaan berat yang dapat meneguhkan dan mendukung panggilan menemukan sumber inspirasinya dari perikop Injil tersebut di atas, dimana Yesus memanggil para murid-Nya untuk mengikuti Dia dan melatih mereka dengan kasih dan perhatian. Kita hendaknya menaruh perhatian lebih dekat lagi pada cara Yesus memanggil orang-orang terdekat-Nya untuk mewartakan Kerajaan Allah (bdk. Luk.10:9). Pada tempat pertama, nampak jelas sekali bahwa hal pertama yang Ia lakukan adalah berdoa bagi mereka. Sebelum memanggil mereka, Yesus menghabiskan semalaman suntuk sendirian dalam doa sambil mendengarkan kehendak Bapa (bdk. Luk.6:12), dalam semangat kelepasan batin dari hal-hal duniawi. Ini merupakan percakapan yang mesra antara Yesus dengan Bapa-Nya sehingga menghasilkan panggilan bagi para murid-Nya. Panggilan pelayanan imammat dan hidup bakti pertama-tama dan terutama adalah buah dari kontak yang terus menerus dengan Allah yang hidup dan doa yang terus menerus diangkat kepada “Tuhan si empunya panenan” apakah dalam jemaat-jemaat paroki, dalam keluarga-keluarga Kristiani atau dalam kelompok-kelompok tertentu yang secara khusus membaktikan doa bagi panggilan.

Pada awal penampilan-Nya di depan umum, Tuhan memanggil beberapa nelayan di tepi pantai danau Galilea: “Mari, ikutilah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia” (Mat.4:19). Ia menyatakan perutusan mesianis-Nya kepada mereka dengan banyak “tanda” yang menunjukkan kasih-Nya kepada manusia dan anugerah belas kasih Bapa. Melalui Sabda dan cara hidup-Nya, Ia mempersiapkan mereka untuk melaksanakan karya keselamatan-Nya. Akhirnya, mengetahui “bahwa saat-Nya telah tiba untuk beralih dari dunia ini kepada Bapa” (Yoh.13:1), Ia mempercayakan kepada mereka kenangan akan wafat dan kebangkitan-Nya, dan sebelum naik ke sorga, Ia mengutus mereka keluar ke seluruh dunia dengan perintah: “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku” (Mat.28:19).

Ini merupakan suatu undangan yang membanggakan sekaligus menantang ketika Yesus berbicara kepada mereka dan berkata: “Ikutilah Aku”. Ia mengundang mereka menjadi sahabat-sahabat-Nya, mendengarkan firman-Nya dengan penuh perhatian dan tinggal bersama-Nya. Ia mengajarkan kepada mereka suatu komitmen yang total bagi Allah dan bagi perkembangan Kerajaan-Nya sesuai dengan perintah Injil: “Jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah” (Yoh.12:24). Ia mengajak mereka untuk meninggalkan rancangan dan pandangan kesempurnaan diri yang sempit agar dapat menceburkan diri ke dalam kehendak yang lain, yaitu kehendak Allah, dan dibimbing oleh kehendak-Nya. Ia menganugerahkan kepada mereka suatu pengalaman persaudaraan, yang dilahirkan dari keterbukaan secara total kepada Allah (bdk. Mat.12:49-50) yang menjadi ciri khas jemaat Yesus: “Dengan demikian setiap orang akan mengetahui bahwa kamu adalah murid-Ku jikalau kamu mengasihi satu sama lain.” (Yoh.13:35).

Mengikuti Kristus pada masa kini tidaklah kurang menantang. Artinya kita belajar untuk tetap setia mengarahkan diri kita kepada Yesus, tumbuh semakin dekat dengan-Nya, mendengarkan firman-Nya dan menjumpai-Nya dalam sakramen-sakramen; ini berarti menyelaraskan kehendak kita dengan kehendak-Nya. Untuk itu dibutuhkan suatu tempat pembinaan yang tepat bagi semua orang yang ingin mempersiapkan diri untuk pelayanan imamat dan hidup bakti (religius atau biarawan-biarawati) di bawah bimbingan para pejabat Gereja yang kompeten. Tuhan tidak sia-sia memanggil umat-Nya pada setiap jenjang kehidupan untuk mengambil bagian dalam perutusan-Nya dan melayani Gereja dalam diri para pelayan tertahbis dan kaum religius. Gereja dipanggil untuk “menjaga anugerah ini, menghargai dan mencintainya. Gereja harus bertanggung-jawab terhadap kelahiran dan perkembangan panggilan imamat” (Yohanes Paulus II, Anjuran Apostolik Pastores Dabo Vobis, 41). Khususnya pada masa kini, ketika suara Tuhan nampak dikalahkan oleh “suara-suara lain” dan undangan-Nya untuk mengikuti Dia melalui pengorbanan hidup nampak terlalu sulit, maka setiap jemaat Kristiani, setiap anggota Gereja, secara sadar harus merasa bertanggung-jawab demi memajukan panggilan. Sangatlah penting untuk mendorong dan mendukung mereka yang telah menunjukkan tanda-tanda yang jelas atas panggilan imamat dan hidup bakti dan membantu mereka merasakan kehangatan seluruh jemaat sehingga mereka mampu menjawab “ya” kepada Allah dan kepada Gereja. Saya mendukung mereka, dengan kata-kata yang persis sama dengan kata-kata yang saya sampaikan kepada para seminaris: “Anda telah melakukan suatu hal yang baik. Karena orang akan selalu membutuhkan Allah, bahkan pada era dunia yang dikuasai oleh teknologi dan globalisasi: mereka akan selalu membutuhkan Allah yang telah menyatakan diri-Nya dalam Yesus Kristus, Allah yang mengumpulkan kita semua dalam Gereja universal supaya belajar bersama Dia dan melalui Dia makna hidup yang sejati agar dapat menegakkan dan melaksanakan standar kemanusiaan yang sejati” (Surat kepada Para Seminaris, 18 Oktober 2010).

Adalah sesuatu yang hakiki bahwa setiap Gereja Lokal menjadi semakin peka dan perhatian terhadap reksa pastoral panggilan, khususnya dalam membantu anak-anak dan kaum muda di setiap keluarga, paroki dan kelompok-kelompok tertentu – sebagaimana telah diperbuat oleh Yesus sendiri kepada para murid-Nya – menumbuhkan suatu persahabatan yang sejati dan penuh kasih kepada Tuhan, mengolahnya dalam doa-doa pribadi maupun liturgis (bersama); tumbuh dalam keakraban dengan Kitab Suci dan karenanya mendengarkan Firman Tuhan dengan penuh perhatian dan menghasilkan buah yang melimpah; memahami bahwa masuk ke dalam kehendak Allah itu tidaklah menghancurkan diri pribadi, melainkan sebaliknya justru menghantar seseorang mencapai pada penemuan kebenaran yang terdalam tentang diri sendiri; dan akhirnya mampu membangun relasi dengan orang lain secara jujur dan penuh rasa persaudaraan, karena hal itu terjadi bila kita mau terbuka terhadap kasih Allah hingga kita mampu menemukan kegembiraan yang sejati dan meraih cita-cita kita. “MENDORONG PANGGILAN DALAM GEREJA LOKAL” berarti memiliki keberanian, melalui perhatian terhadap keprihatinan akan panggilan, untuk menunjukkan cara mengikuti Kristus yang menantang ini, karena maknanya sungguh kaya dan melibatkan seluruh hidup seseorang.

Yang terkasih saudaraku para uskup, saya ingin menyapa Anda semua secara khusus. Untuk menjamin kontinuitas dan perkembangan misi Kristus yang menyelamatkan, Anda harus “mendorong panggilan imamat dan hidup bakti sebanyak mungkin, dan Anda harus memiliki perhatian khusus pada panggilan missioner” (Christus Dominus, 15). Tuhan membutuhkan Anda untuk bekerja-sama dengan Dia untuk menjamin bahwa panggilan-Nya sampai ke dalam hati mereka yang telah Dia pilih. Pilihlah secara seksama mereka yang bekerja di Kantor (Komisi) Panggilan Keuskupan yang menjadi sarana promosi panggilan dan organisasi pastoral panggilan dan doa yang menopang dan menjamin semuanya itu secara efektif. Saya juga ingin mengingatkan Anda, para uskup yang terkasih, perhatian terhadap Gereja universal terkait dengan pendistribusian para imam di seluruh dunia secara adil. Keterbukaan hati Anda terhadap kebutuhan-kebutuhan di banyak keuskupan yang sedang mengalami kekurangan dalam hal panggilan akan menjadi berkat Allah bagi jemaat-jemaat di keuskupan Anda dan menjadi suatu tanda bagi umat beriman akan suatu pelayanan imamat yang memberi perhatian secara tulus terhadap aneka kebutuhan seluruh Gereja.

Konsili Vatikan II secara jelas mengingatkan kita bahwa “tugas pengembangan panggilan terletak pada seluruh jemaat Kristen, terutama melalui peri hidup Kristiani yang sungguh-sungguh” (Optatam Totius, 2). Maka dari itu saya ingin menyampaikan pesan khusus sebagai ungkapan pengakuan dan dukungan saya bagi mereka yang bekerja di berbagai bidang bersama para imam di paroki-paroki mereka. Khususnya, saya tujukan kepada mereka yang dapat menawarkan suatu bantuan khusus pada reksa pastoral panggilan : para imam, keluarga-keluarga, para katekis dan ketua-ketua kelompok/organisasi di paroki. Saya minta kepada para imam suatu kesaksian tentang persekutuan mereka dengan uskup-nya dan dengan para imam rekan sekerja mereka; sebab dengan demikian berarti menyediakan tanah yang subur untuk penyemaian benih-benih panggilan imamat. Semoga keluarga-keluarga “dijiwai oleh semangat iman dan kasih serta ditandai sikap bakti….” (Optatam Totius, 2), mampu membantu anak-anak menerima panggilan imamat dan kehidupan religius secara tulus. Semoga para katekis dan para pimpinan organisasi Katolik serta gerakan-gerakan gerejani, yang diperkuat oleh pendidikan misi, berusaha “membimbing kaum muda yang dipercayakan kepada mereka sedemikian rupa sehingga mereka dapat mengenal dan menerima dengan suka rela panggilan illahi” (ibid).

Saudara-saudariku yang terkasih, komitmen Anda terhadap pengembangan dan keprihatianan terhadap panggilan menjadi begitu penting; dan dilihat dari sudut reksa pastoral sangatlah efektif kalau semua itu dilakukan dalam kesatuan dengan Gereja dan demi pelayanan jemaat. Atas dasar alasan inilah maka setiap saat dalam kehidupan jemaat Gereja ini – katekese, pertemuan-pertemuan pembinaan, doa-doa liturgis, ziarah – dapat menjadi suatu kesempatan yang sangat berharga demi pembangunan Umat Allah, khususnya bagi anak-anak dan kaum muda, rasa ikut memiliki Gereja dan tanggung-jawab untuk menanggapi panggilan imamat dan kehidupan religius dengan pemahaman yang cukup dan keputusan yang bebas.

Kemampuan untuk mendorong panggilan adalah suatu tanda vitalitas suatu Gereja Lokal. Dengan yakin dan setia, marilah kita berdoa mohon bantuan kepada Perawan Maria, bahwa melalui teladannya untuk menerima rencana Allah yang menyelamatkan dan melalui permohonanya yang sangat kuat-kuasa, setiap jemaat menjadi semakin lebih terbuka untuk menyatakan “ya” kepada Tuhan yang secara terus menerus memanggil para pekerja yang baru ke panenannya. Atas dasar harapan ini, dengan gembira saya memberikan Berkat Apostolik saya.

Dari Vatikan, 15 November 2010.
Penerjemah: Karya Kepausan Indonesia (KKI)

BEBERAPA HAL PANTANG DAN PUASA

BEBERAPA HAL PANTANG DAN PUASA

MENGAPA KITA BERPANTANG?
Ada dua alasan utama. Pertama, sebagai kurban silih atas dosa-dosa kita. Kita melukai hati Tuhan dan sesama ketika kita berdosa. Kedua, dan yang paling utama, kita melukai hati Tuhan dan sesama karena kita kurang dapat mengendalikan diri. Ketika kita tergoda untuk melakukan sesuatu yang jahat (atau tidak melakukan sesuatu yang baik). Kita jatuh dalam pencobaan karena kita tidak mempunyai kehendak yang kuat untuk melakukan yang baik.

Jika kalian ingin belajar mengendalikan diri, mulailah dari hal-hal yang kecil. Selama beberapa minggu berpantanglah sesuatu yang kalian sukai. Misalnya berpantang permen, atau berpantang menonton acara TV yang kalian sukai, atau berpantang pergi ke bioskop.

sumber : P. Richard Lonsdale; Catholic1 Publishing Company; www.catholic1.com

MENGAPA KITA BERPANTANG DAGING PADA HARI JUMAT?

Pada abad ke-4 sudah ada hukum Gereja tentang berpantang pada hari-hari tertentu. Dahulu setiap hari Rabu, Jumat dan Sabtu adalah hari-hari pantang. Sejak abad ke-12 pantang ditetapkan hanya pada hari Rabu Abu dan setiap hari Jumat - untuk mengenang bahwa Yesus wafat pada hari itu. Pada tahun 1965 Paus Paulus VI mengijinkan Konferensi Para Uskup untuk menetapkan masa pantang dan puasa. Maka ditetapkan hari Rabu Abu dan Jumat Agung sebagai masa puasa dan pantang serta setiap hari Jumat dalam Masa Prapaskah sebagai masa pantang.

Mengapa berpantang daging? Banyak orang suka kelezatannya dan merasa kehilangan jika harus berpantang. Dulu peraturan pantang dan puasa orang-orang Kristen juga memasukkan susu dan telur sebagai pantangan. Pantang dan puasa menunjukkan rasa hormat akan ciptaan Tuhan dengan menggunakannya lebih hemat.

Sumber : Ask a Franciscan by Father Pat McCloskey, O.F.M.; © 2001 St. Anthony Messenger Press.


BAGAIMANA PERATURAN PANTANG & PUASA?

PERATURAN PANTANG DAN PUASA KEUSKUPAN SURABAYA TAHUN 2009

Sesuai dengan ketentuan Kitab Hukum Kanonik (Kanon No. 1249 - 1253) dan Statuta Keuskupan Regio Jawa No. 111, maka ditetapkan:

a. Hari Puasa dilangsungkan pada hari Rabu Abu dan Jumat Agung. Hari Pantang dilangsungkan pada hari Rabu Abu dan tujuh Jumat selama Masa Prapaska sampai dengan Jumat Agung.

b. Yang wajib berpuasa ialah semua orang Katolik yang berusia 18 tahun sampai awal tahun ke-60. Yang wajib berpantang ialah semua orang Katolik yang berusia genap 14 tahun ke atas.

c. Puasa (dalam arti yuridis) berarti makan kenyang hanya sekali sehari. Pantang (dalam arti yuridis) berarti memilih pantang daging, atau ikan atau garam, atau jajan atau rokok. Bila dikehendaki masih bisa menambah sendiri puasa dan pantang secara pribadi, tanpa dibebani dengan dosa bila melanggarnya.

d. Salah satu ungkapan tobat ialah Aksi Puasa Pembangunan (APP) yang diharapkan mempunyai nilai pembaharuan pribadi dan nilai solidaritas tingkat paroki, keuskupan dan nasional. Hendaknya di setiap paroki diadakan kegiatan sosial konkret yang membantu masyarakat umum, seperti misalnya mengadakan beasiswa, pengobatan untuk umum, donor darah, pasar murah dan lain-lain.

e. Hasil pengumpulan dana selama APP, hendaknya selekas mungkin diserahkan kepada Romo Bendahara Panitia Aksi Puasa Pembangunan Keuskupan Surabaya, paling lambat tanggal 30 April 2009.

f. Hendaknya diusahakan agar masa tobat sungguh menjadi masa pembaharuan rohani umat dengan diselenggarakan pendalaman bahan APP di Lingkungan, Wilayah, Paroki dan kelompok-kelompok kategorial, rekoleksi, retret, ibadat Jalan Salib, meditasi dan sebagainya.


Surabaya, 11 Februari 2009
Mgr. V. Sutikno Wisaksono
Uskup Surabaya

“dikutip dari YESAYA: www.indocell.net/yesaya”

Rabu Abu: Asal mula Perayaan & Penggunaan Abu

Rabu Abu: Asal mula Perayaan & Penggunaan Abu
( P. William P. Saunders*)

Penggunaan abu dalam liturgi berasal dari jaman Perjanjian Lama. Abu melambangkan perkabungan, ketidakabadian, dan sesal / tobat. Sebagai contoh, dalam Buku Ester, Mordekhai mengenakan kain kabung dan abu ketika ia mendengar perintah Raja Ahasyweros (485-464 SM) dari Persia untuk membunuh semua orang Yahudi dalam kerajaan Persia (Est 4:1). Ayub (yang kisahnya ditulis antara abad ketujuh dan abad kelima SM) menyatakan sesalnya dengan duduk dalam debu dan abu (Ayb 42:6). Dalam nubuatnya tentang penawanan Yerusalem ke Babel, Daniel (sekitar 550 SM) menulis, “Lalu aku mengarahkan mukaku kepada Tuhan Allah untuk berdoa dan bermohon, sambil berpuasa dan mengenakan kain kabung serta abu.” (Dan 9:3). Dalam abad kelima SM, sesudah Yunus menyerukan agar orang berbalik kepada Tuhan dan bertobat, kota Niniwe memaklumkan puasa dan mengenakan kain kabung, dan raja menyelubungi diri dengan kain kabung lalu duduk di atas abu (Yun 3:5-6). Contoh-contoh dari Perjanjian Lama di atas merupakan bukti atas praktek penggunaan abu dan pengertian umum akan makna yang dilambangkannya.

Yesus Sendiri juga menyinggung soal penggunaan abu: kepada kota-kota yang menolak untuk bertobat dari dosa-dosa mereka meskipun mereka telah menyaksikan mukjizat-mukjizat dan mendengar kabar gembira, Kristus berkata, “Seandainya mukjizat-mukjizat yang telah terjadi di tengah-tengahmu terjadi di Tirus dan Sidon, maka sudah lama orang-orang di situ bertobat dengan memakai pakaian kabung dan abu.” (Mat 11:21)*

Gereja Perdana mewariskan penggunaan abu untuk alasan simbolik yang sama. Dalam bukunya “De Poenitentia”, Tertulianus (sekitar 160-220) menulis bahwa pendosa yang bertobat haruslah “hidup tanpa bersenang-senang dengan mengenakan kain kabung dan abu.” Eusebius (260-340), sejarahwan Gereja perdana yang terkenal, menceritakan dalam bukunya “Sejarah Gereja” bagaimana seorang murtad bernama Natalis datang kepada Paus Zephyrinus dengan mengenakan kain kabung dan abu untuk memohon pengampunan. Juga, dalam masa yang sama, bagi mereka yang diwajibkan untuk menyatakan tobat di hadapan umum, imam akan mengenakan abu ke kepala mereka setelah pengakuan.

Dalam abad pertengahan (setidak-tidaknya abad kedelapan), mereka yang menghadapi ajal dibaringkan di tanah di atas kain kabung dan diperciki abu. Imam akan memberkati orang yang menjelang ajal tersebut dengan air suci, sambil mengatakan “Ingat engkau berasal dari debu dan akan kembali menjadi debu.” Setelah memercikkan air suci, imam bertanya, “Puaskah engkau dengan kain kabung dan abu sebagai pernyataan tobatmu di hadapan Tuhan pada hari penghakiman?” Yang mana akan dijawab orang tersebut dengan, “Saya puas.” Dalam contoh-contoh di atas, tampak jelas makna abu sebagai lambang perkabungan, ketidakabadian dan tobat.

Akhirnya, abu dipergunakan untuk menandai permulaan Masa Prapaskah, yaitu masa persiapan selama 40 hari (tidak termasuk hari Minggu) menyambut Paskah. Ritual perayaan “Rabu Abu” ditemukan dalam edisi awal Gregorian Sacramentary yang diterbitkan sekitar abad kedelapan. Sekitar tahun 1000, seorang imam Anglo-Saxon bernama Aelfric menyampaikan khotbahnya, “Kita membaca dalam kitab-kitab, baik dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, bahwa mereka yang menyesali dosa-dosanya menaburi diri dengan abu serta membalut tubuh mereka dengan kain kabung. Sekarang, marilah kita melakukannya sedikit pada awal Masa Prapaskah kita, kita menaburkan abu di kepala kita sebagai tanda bahwa kita wajib menyesali dosa-dosa kita terutama selama Masa Prapaskah.” Setidak-tidaknya sejak abad pertengahan, Gereja telah mempergunakan abu untuk menandai permulaan masa tobat Prapaskah, kita ingat akan ketidakabadian kita dan menyesali dosa-dosa kita.

Dalam liturgi kita sekarang, dalam perayaan Rabu Abu, kita mempergunakan abu yang berasal dari daun-daun palma yang telah diberkati pada perayaan Minggu Palma tahun sebelumnya yang telah dibakar. Imam memberkati abu dan mengenakannya pada dahi umat beriman dengan membuat tanda salib dan berkata, “Ingat, engkau berasal dari debu dan akan kembali menjadi debu,” atau “Bertobatlah dan percayalah kepada Injil.” Sementara kita memasuki Masa Prapaskah yang kudus ini guna menyambut Paskah, patutlah kita ingat akan makna abu yang telah kita terima: kita menyesali dosa dan melakukan silih bagi dosa-dosa kita. Kita mengarahkan hati kepada Kristus, yang sengsara, wafat dan bangkit demi keselamatan kita. Kita memperbaharui janji-janji yang kita ucapkan dalam pembaptisan, yaitu ketika kita mati atas hidup kita yang lama dan bangkit kembali dalam hidup yang baru bersama Kristus. Dan yang terakhir, kita menyadari bahwa kerajaan dunia ini segera berlalu, kita berjuang untuk hidup dalam kerajaan Allah sekarang ini serta merindukan kepenuhannya di surga kelak. Pada intinya, kita mati bagi diri kita sendiri, dan bangkit kembali dalam hidup yang baru dalam Kristus.

Sementara kita mencamkan makna abu ini dan berjuang untuk menghayatinya terutama sepanjang Masa Prapaskah, patutlah kita mempersilakan Roh Kudus untuk menggerakkan kita dalam karya dan amal belas kasihan terhadap sesama. Bapa Suci dalam pesan Masa Prapaskah pernah mengatakan, “Merupakan harapan saya yang terdalam bahwa umat beriman akan mendapati Masa Prapaskah ini sebagai masa yang menyenangkan untuk menjadi saksi belas kasih Injil di segala tempat, karena panggilan untuk berbelas kasihan merupakan inti dari segala pewartaan Injil yang sejati.” Beliau juga menyesali bahwa “abad kita, sungguh sangat disayangkan, terutama rentan terhadap godaan akan kepentingan diri sendiri yang senantiasa berkeriapan dalam hati manusia. Suatu hasrat berlebihan untuk memiliki akan menghambat manusia dalam membuka diri terhadap Pencipta mereka dan terhadap saudara-saudari mereka.”

Dalam Masa Prapaskah ini, tindakan belas kasihan yang tulus, yang dinyatakan kepada mereka yang berkekurangan, haruslah menjadi bagian dari silih kita, tobat kita, dan pembaharuan hidup kita, karena tindakan-tindakan belas kasihan semacam itu mencerminkan kesetiakawanan dan keadilan yang teramat penting bagi datangnya Kerajaan Allah di dunia ini.

* Fr. Saunders is pastor of Our Lady of Hope Parish in Potomac Falls and a professor of catechetics and theology at Notre Dame Graduate School in Alexandria.

sumber : “Straight Answers: The Ashen Cross” by Fr. William P. Saunders; Arlington Catholic Herald, Inc; Copyright ©2003 Arlington Catholic Herald. All rights reserved; www.catholicherald.com

Disadur dari : YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin The Arlington Catholic Herald.”

 
Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan! (2Kor 8:14)