Pembangunan Gereja Paroki Tigalingga

Pembangunan Gereja Paroki sedang berlangsung. Kami sangat mengarapkan uluran kasih para Saudara untuk membantu.

Gotong Royong Pembangunan Gereja

Tidak ada kata yang bisa melukiskan pengalaman indah pada waktu gotong royong pengecoran lantai 2 bangunan Gereja selain, suatu keyakinan bahwa semuanya dapat terlaksana adalah karena MUKJIJZAT ALLAH BEKERJA.

Pengecoran Lantai Panti Imam Gereja

Pengecoran Lantai 2 bangunan Gereja ini dilakukan pada hari Selasa, 30 Agustus 2011 yang lalu. Luas yang dicor adalah 19 m x 24 m. Hujan yang mengguyur tidak menyurutkan semangat umat.

Kerjasama Imam dan Umat

Uskup emeritus KAM, Mgr. A.G.Pius Datubara OFM.Cap, datang berkunjung ke Paroki dan memberi semangat pada umat dalam pembangunan Gereja Paroki. Para pastor juga ikut berkerja bersama umat dalam pembangunan Gereja.

Misa Tridentin: Warisan Liturgi Yang Dipertahankan

HIDUPKATOLIK.com - Paus Benediktus XVI mengeluarkan Surat Apostolik Summorum Pontificum yang menjamin penggunaan Misa Tridentin...

Pembinaan Para Pengurus Gereja

Tidak sedikit umat katolik yang kerap menganggap bahwa Liturgi adalah sekedar perayaan wajib biasa yang dilaksanakan pada hari minggu.

Pertemuan Ibu-Ibu dan Pesta Pelindung Paroki

Pertemuan para ibu se-paroki telah terlaksana pada hari Kamis-Sabtu, 15 s/d 16 Juli 2011. Pertemuan ini mengundang semua ibu katolik yang ada di paroki untuk hadir dalam pertemuan/pembinaan para ibu katolik dan juga segaligus menjalin kebersamaan para ibu. Penutupan pertemuan sikaligus Pesta Pelindung Paroki.

Pembinaan Asmika se-Paroki

Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku; inilah yang menjadi tema dari pertemuan dan pembinaan minggu gembira yang telah berlangsung dengan sangat baik.

Mudika Ambil bagian dalam pembangunan Gereja Paroki

Mudika paroki tidak mau berpangku tangan melihat pembangunan Gereja paroki. Para mudika juga ambil bagian dengan mengumpulkan kerikil di sungai.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 1)

Umat dari lingkungan paroki dan juga dari beberapa stasi kembali bekerja sama dengan bergotong royong membangun gereja paroki. Untuk kali ini, umat bergotong royong men-cor lantai balkon bangunan Gereja.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 2)

Allah peduli. Karena kepedulian Allah atas pembangunan rumah-Nya ini, maka kami kamipun peduli dan bisa melanjutkan pembangunanini. Kepedulian Allah kami rasakan juga lewat kepedulian para Saudara.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 3)

Mari kita memuliakan Tuhan, tidak hanya dengan kata2 indah, tetapi dengan perbuatan nyata dengan rela berkorban.

Pertemuan akhir Tahun 2011 Pengurus Gereja se-Paroki

Para pengurus Gereja adalah ‘ujung tombak’ Gereja khususnya di stasi-stasi. Peran para pengurus Gereja ini sangat sentral dalam kehidupan Gereja di stasi-stasi.

Gua Maria dan Menyambut Hari Raya Natal

Persiapan menyambut hari Raya Natal 25 Desember 2011.

Rahmat dan Perlindungan Tuhan

Pastor Anton Manik O.Carm selamat dari kecelakaan mobil masuk jurang.

Rekoleksi dan Aksi Panggilan

Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku.

Pesan Prapaskah Kepausan 2012

"Kita Tidak Boleh Diam Saja terhadap Kejahatan" "Marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik" (Ibr. 10:24).

Pembangunan Gereja Santo Petrus Stasi Rante Besi

Dalam kemiskinan, kesederhanaan, umat membangunan Gereja. Meraka tidak memiliki uang, tetapi mereka memiliki harapan dan iman pada Tuhan.

Misa Perdana Pastor Andreas Korsini Lamtarida Simbolong O.Carm

Puji Syukur pada Tuhan, karena berkat-Nya, misa Perdana Pastor Andreas Lamtarida Simbolon O.Carm bersama 4 Pastor Karmel yang baru ditahbiskan, dapat terlaksana dengan baik pada hari Rabu 31 Oktober 2012 di Stasi Gundaling 1, paroki Maria dari gunung Karmel Tigalingga.

Bakti Sosial : Pengobatan Gratis

Dalam Rangka Menyongsong Jubileum Gereja Katolik di Dairi dan Pakpak Bharat, diadakan bakti Sosial Pengobatan Gratis di Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, pada 9 Desember 2012 yg lalu. Puji syukur pada Tuhan, kegiatan ini berlangsung dengan sangat memuaskan.

Mari Berbagi Berkat Tuhan

 photo UskupEmeritusKAMMgrPiusDautabra.jpg Photobucket

MENDAMBAKAN BERKAT TUHAN

SYALOM...SELAMAT DATANG.
"Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan."(2Kor 8:14)
"Muliakanlah Tuhan dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu." (Amsal 3:9)
"Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya." (Amsal 3:27)
"Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?" (1 Yohanes 3:17)
Saya Pastor Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, atas nama Panitia Pembangunan dan semua umat, memohon bantuan uluran kasih/dana untuk pembangunan Gereja Paroki. Kami sangat membutuhkan berkat Tuhan lewat uluran tangan dari para donatur.
Kami berharap dan berdoa Para Saudara berkenan berbagi berkat Tuhan kepada kami untuk pembangunan Gereja ini yang adalah rumah Tuhan sendiri.
BRI 5379 Unit Tigalingga Sidikalang
No. Rekening : 5379-01-000112-50-8
Nama : PANITIA PEMBANGUNAN GEREJA KATOLIK.
ATAU
BCA KCU MEDAN
NO.0222053453.
Atas Nama : ADYTIA PERMANA P.
(Adytia Permana P. adalah Romo Adytia Permana Perangin-angin O.Carm. Beliau dulu bertugas di Paroki Tigalingga, juga mengawali pembangunan ini, namun sekarang beliau bertugas di Keuskupan Agung Medan sebagai ekonom.Beliau kami minta buka rekening di BCA khusus untuk pembangunan ini, karena di daerah kami tidak ada BCA.)
Kami sangat senang bila sudah mentransfer persembahan, bapak/ibu/saudara/saudari memberitahukan ke kami melalui:
E mail ke :.
parokimariagk3lingga@yahoo.com
atau di SMS ke:.
Romo Anton Manik O.Carm : 081370836645
Romo Willy O.Carm : 081333837433
Untuk lebih jelasnya permohnan kami ini, Para Saudara dapat melihatnya di sini.... Sehubungan dengan Gambar pembangunan dapat melihatnya di sini....
Demikian kiranya Permohonan ini kami sampaikan. Atas dukungan, doa dan bantuan Bapak, Ibu dan Para Saudara-Saudari, kami mengucapkan banyak terima kasih.Berkat Tuhan senantiasa menyertai kita semua. Amin.
HORMAT KAMI:
Pastor Antonius Manik O.Carm

VARIA PAROKI

REKOLEKSI DAN AKSI PANGGILAN TELAH TERLAKSANA DENGAN SANGAT BAIK ;"> "APA YANG KAMU CARI?" (Yoh 1:38).
Puji syukur pada Tuhan, karena Rekoleksi dan Aksi panggilan untuk siswa-siswi Katolik Usia SMP dan SMA se-paroki Tigalingga sudah terlaksana dengan sangat baik. Kegiatan ini dihadiri hampir 400 orang anak. Semuanya dapat terlaksana hanya karena berkat Tuhan. Terimakasih juga kami sampaikan kepada semua Saudara yang telah mendukung dan mendoakan kegaitan kami ini. Kegiatan ini dilaksanakan hanya dengan menggunakan dana partisipasi peserta dan swadaya paroki, karena tidak mendapatkan bantuan dari donatur manapun, namun karena berkat Tuhan dan doa para Saudara, semuanya dapat berjalan dengan sangat baik. Semoga dari antara anak-anak ini, kelak ada yang menjadi Imam dan biarawan-biarawati.
Photobucket
Tuhan memberkati kita.
Kegembiraan dan Persaudaraan
Photobucket
Hari Ulang tahun Romo Anton M.Carm yang seharusnya tanggal 15 Januari 2010, baru dirayakan hari Minggu Minggu 16 Januari 2011 lalu, bersama Romo-romo Karmel se-Dairi, bersama beberapa umat Paroki Tigalingga di Aula Paroki Tigalingga. Pada kesempatan itu, Rm. Bernad O.Carm, pastor paroki Sidikalang memberi kado ulang tahun yakni 20 sak semen untuk pembangunan Gereja dan Rm. Anton sendiri menyumbangkan semua hadiah ultah untuk pembangunan Gereja. Saat itu, hadiah uang yang diperoleh sebanyak Rp. 1.100.000,-. Lumayanlah untuk tambahan dana pembangunan Gereja. Trimakasih buat semuanya.
Saldo Pesta Pelantikan Pengurus Gereja dan Penerimaan Sakramen Krisma, 6-7 Nop. 2010.
Pada hari Kamis 18 Nopember 2010 telah diadakan Evaluasi dan pembubaran Panitia. Saldo dari kegiatan tersebut adalah Rp. 22.320.500 Acara ini dapat berjalan dengan baik karena partisipasi semua umat. Dana juga bisa Saldo karena umat menyumbangkan hasil-hasil pertanian mereka dengan harapan ada Saldo untuk pembangunan Gereja Paroki.Jadi selain dana partisipasi dari umat, juga umat menyumbangkan hasil pertanian yang dibutuhkan untuk mengurangi dana konsumsi. Syukur pada Tuhan, akhirnya memang ada saldo untuk dana pembangunan Gereja. Terimakasih kami ucapkan kepada semua umat Paroki, DPP, Para Panitia, Para Donatur dan siapa saja yang mendoakan dan mendukung kegitan ini. Yesus memberkati kita semua selalu. Amin.

RENUNGAN HARIAN: PEKAN BIASA XIV Sabtu 14 Juli 2012

RENUNGAN HARIAN: PEKAN BIASA XIV 
Sabtu 14 Juli 2012
 (Kamillus dr Lellis, Fransiskus Solanus) 
Yes 6:1-8, Mzm 93:1ab,1c-2,5, Mat 10:24-33 

BACAAN INJIL: 
Seorang murid tidak lebih dari pada gurunya, atau seorang hamba dari pada tuannya. Cukuplah bagi seorang murid jika ia menjadi sama seperti gurunya dan bagi seorang hamba jika ia menjadi sama seperti tuannya. Jika tuan rumah disebut Beelzebul, apalagi seisi rumahnya. Jadi janganlah kamu takut terhadap mereka, karena tidak ada sesuatupun yang tertutup yang tidak akan dibuka dan tidak ada sesuatupun yang tersembunyi yang tidak akan diketahui. Apa yang Kukatakan kepadamu dalam gelap, katakanlah itu dalam terang; dan apa yang dibisikkan ke telingamu, beritakanlah itu dari atas atap rumah. Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka. Bukankah burung pipit dijual dua ekor seduit? Namun seekorpun dari padanya tidak akan jatuh ke bumi di luar kehendak Bapamu. Dan kamu, rambut kepalamupun terhitung semuanya. Sebab itu janganlah kamu takut, karena kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit. Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Aku juga akan mengakuinya di depan Bapa-Ku yang di sorga. Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, Aku juga akan menyangkalnya di depan Bapa-Ku yang di sorga." 

RENUNGAN: 

Hari ini Yesus kembali mengaskan apa yang akan dialami oleh para murid. Yesus menjelaskan bahwa para murid akan mendapat tantangan berat seperti yang dialami-Nya sendiri. Para murid akan diperlakukan tidak baik karena menjadi pengikut-Nya. Namun Yesus meneguhkan para murid agar tidak usah takut, tetapi tetap teguh mewartakan Kerajaan Allah. Para murid harus tetap mewartakan kebenaran Allah, sebab kebenaran itu harus diungkapkan. 

Agar para murid tidak terlalu khawatir akan tantangan itu, dan agar para murid tidak mundur dalam tugas perutusan itu karena tantangan yang sangat berat, Yesus menegaskan bahwa Allah akan selalu menyertai mereka. Allah tidak akan membiarkan para murid binasa, tidak akan membiarkan para murid sendiri dalam perutusan itu, sebab bagi Allah para murid itu sangat berharga. Bagi Allah para murid sangat berharga, jauh lebih berharga dari burung pipit. Allah memelihara dan melindungi burung pipit, apalagi manusia. Bahkan Yesus mengatakan bahwa rambut kepala merekapun terhitung. Oleh sebab itu, Yesus mengaharapkan agar para murid tetap setia pada Allah dengan mewartakan Kerajaan Allah. Memang tantangan seringkali membuat kita takut mengakui iman kita dan bersaksi akan iman kita. Apa yang digambarkan oleh Yesus sejak awal, hingga saat ini masih terjadi. 

Seringkali kita takut mengakui diri kita sebagai pengikut Yesus. Namun hari ini Yesus kembali menegaskan agar kita tidak usah takut untuk mengakui iman kita, tidak takut bersaksi akan Yesus. Sebab Yesus adalah Tuhan, dia berkuasa atas hidup kita dan Tuhan tidak akan membiarkan kita. Hidup kita sungguh berharga bagi Tuhan, sehingga Tuhan tidak akan membiarkan kita sendiri dalam bersaksi akan Tuhan baik lewat perkataan dan perbuatan baik kita. Semoga sabda Tuhan hari ini menguatkan kita untuk mengakui iman kita dan bersaksi akan Tuhan. Amin.

Berbagi Berita: Ateis dan komunis diperbolehkan di Indonesia

Ateis dan komunis diperbolehkan di Indonesia

Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD menyatakan, keberadaan golongan penganut ateis dan komunis di Indonesia diperbolehkan. Hal tersebut mengacu pada konstitusi bahwa kebebasan harus dianggap setara. 

“Semenjak ada MK, kebebasan individu ateis dan komunis bebas menjalankan apa yang dianutnya di Indonesia. Tapi, mereka tidak boleh mengganggu kebebasan orang lain, terutama orang yang menganut agama tertentu. Kebebasan harus dianggap sama,” ujar Mahfud MD di sela-sela konferensi pers kedatangan Angela Merkel di MK, Jakarta, Selasa (10/7/2012) seperti dilansir kompas.com. 

Menurut Mahfud, pelarangan terhadap keberadaan individu ateis dan komunis melanggar hak asasi manusia. Begitu juga bahwa penganut ateis dan komunis, mereka tidak boleh mengganggu keberadaan individu beragama. 

Pernyataan dari Mahfud yang memperbolehkan seorang ateis dan komunis hidup di Indonesia didasarkan pada pertanyaan eksplisit Kanselir Jerman, Angela Merkel, yang menyinggung kebebasan beragama dan proses demokratisasi di Indonesia. 

Pelarangan atas keberadaan individu ateis ataupun komunis adalah sama saja dengan melanggar upaya penegakan HAM dan demokratisasi yang sedang berjalan di Indonesia. Seperti diketahui sejak zaman Orde Baru hingga saat ini penganut ateis dan komunis sangat dilarang di Indonesia. Belum lama ini Alexander Aan, 32, dijatuhi hukuman 30 bulan penjara pada 14 Juni oleh Pengadilan Sumatra Barat karena ia mengaku dirinya sebagai ateis.
Disadur dari: indonesia.ucanews.com

RENUNGAN HARIAN: PEKAN BIASA XIV Jumat 13 Juli 2012 (Teresia Yesus dr Andes)

RENUNGAN HARIAN: PEKAN BIASA XIV 
Jumat 13 Juli 2012 
(Teresia Yesus dr Andes) 
  Hos 14:2-10, Mzm 51:3-4,8-9,12-13,14,17, Mat 10:16-23 

BACAAN INJIL: "Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati. Tetapi waspadalah terhadap semua orang; karena ada yang akan menyerahkan kamu kepada majelis agama dan mereka akan menyesah kamu di rumah ibadatnya. Dan karena Aku, kamu akan digiring ke muka penguasa-penguasa dan raja-raja sebagai suatu kesaksian bagi mereka dan bagi orang-orang yang tidak mengenal Allah. Apabila mereka menyerahkan kamu, janganlah kamu kuatir akan bagaimana dan akan apa yang harus kamu katakan, karena semuanya itu akan dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga. Karena bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Bapamu; Dia yang akan berkata-kata di dalam kamu. Orang akan menyerahkan saudaranya untuk dibunuh, demikian juga seorang ayah akan anaknya. Dan anak-anak akan memberontak terhadap orang tuanya dan akan membunuh mereka. Dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku; tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat. Apabila mereka menganiaya kamu dalam kota yang satu, larilah ke kota yang lain; karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sebelum kamu selesai mengunjungi kota-kota Israel, Anak Manusia sudah datang. 

RENUNGAN: 

Menjadi orang kristen bukanlah hal yang mudah, apalagi menjadi utusan Tuhan mewartakan kerajaan Allah. Hal ini jelas-jelas kita alami pada saat ini. Banyak berita tentang gereja yang ditutup padahal sudah berdiri sekian tahun lamanya, larangan mengadakan ibadah dan IMB pembangunan Gereja tidak dikeluarkan. Bahkan ada gereja IMB nya sudah dikeluarkan oleh pemerintah, tetapi ditolak oleh kelompok tertentu. 

Masih banyak tantangan yang kita alami sebagai pengikut Yesus. Karena tantangan itu, maka seringkali tidak sedikit orang kristiani yang tidak berani memperlihatkan identitasnya sebagai orang kristen. Malah banyak juga orang yang demi keamanan dan demi kepentingan pribadi akhirnya meninggalkan imannya dengan tidak lagi menjadi murid Yesus. 

 Tantangan menjadi murid Yesus, juga nyatanya bukan hanya dialami dari luar kristiani atau dari orang-orang yang bukan menjadi pengikuti Yesus. Malahan sekarang ini banyak juga tantangan dari sesama yang juga menyatakan diri sebagai murid Yesus. Sering kita mengalami tantangan justru dari sesama kita yang ada di sekitar kita yang sama-sama percaya pada Yesus. Saat ini banyak orang yang mengatakan diri sebagai murid Yesus, tetapi malah mengacaukan iman orang lain, yakni kehadiran sekte-sekte kristen. 

Semua tantangan yang kita alami dalam hidup beriman sudah sejak awal digambarkan oleh Yesus kepada kita. Dalam hal ini Yesus mengatakan bahwa Dia mengutus kita seperti domba ke tengah-tengah serigala. Serigala yang dimaksudkan adalah tantangan yang siap menerkam dan mematikan kita. Dengan gambaran seperti domba, bukan berarti kita disiapkan oleh Yesus menjadi orang lemah dan menjadi santapan serigala-serigala buas. Perumpamaan ini mau menggambarkan bahwa tantangan yang akan kita hadapi sangatlah besar dan bahkan seringkali melebihi kemampuan kita. Dengan gambaran ini, Yesus mengingatkan kita agar kita selalu waspada dan siap sedia menghadapinya. 

Dalam tugas perutusan itu, Yesus tidak pernah menjanjikan kemudahan dalam beriman dan kemudahan dalam mewartakan kerajaan Allah, namun Yesus juga tidak berarti mempersiapkan kita menjadi santapan keganasan dunia yang menentang kita. Yesus hanya mengingatkan kita agar siap sedia menghadapi semuanya itu dan menasihati kita agar kita senantiasa cerdik seperti ulat dan tulus seperti merpati. 

Nasihat cerdik seperti ular tentu bukan mau mengajar kita agar bersikap picik dalam beriman. Namun maksudnya adalah agar kita selalu bersikap hati-hati dan bijaksana dalam beriman. Kita hendaknya jeli dan pintar mencari dan menggunakan peluang dalam beriman dengan tetap didasari oleh ketulusan hati untuk menghayati iman. Selain nasihat itu, Yesus juga memberi jaminan kepada kita bahwa Dia tidak akan membiarkan kita dalam menghayati hidup iman kita dan dalam mewartakan Kerajaan Allah. Yesus berjanji bahwa Roh Allah akan menyertai kita dan Roh itu pula yang akan bekerja membantu kita. 

Dengan demikian, kita harus berkerja sama dengan Roh Allah dan senantiasa berserah diri pada Allah sendiri atau mengandalkan Allah dalam hidup iman dan pewartaan Kerajaan Allah. Oleh sebab itu, tantangan yang akan kita hadapi dalam beriman dan mewartakan Kerajaan Allah bukan menjadi alasan bagi kita untuk mundur dari iman dan dari tugas perutusan untuk mewartakan Kerajaan Allah. Tetapi kita tetap setia dalam beriman dan mewartakan Kerajaan Allah sebab Yesus berjanji bahwa Roh Allah selalu menyertai dan siap menolong kita. Amin.

RENUNGAN HARIAN: PEKAN BIASA XIV Kamis 12 Juli 2012

RENUNGAN HARIAN: PEKAN BIASA XIV 
Kamis 12 Juli 2012 
(Yohanes Gualbertus, Yohanes Jones & Yohanes Wall) 
Hos. 11:1,3-4,8c-9; Mzm. 80:2ac,3b,15-16;Mat. 10:7-15 

BACAAN INJIL: 

Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Sorga sudah dekat. Sembuhkanlah orang sakit; bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta; usirlah setan-setan. Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma. Janganlah kamu membawa emas atau perak atau tembaga dalam ikat pinggangmu. Janganlah kamu membawa bekal dalam perjalanan, janganlah kamu membawa baju dua helai, kasut atau tongkat, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. Apabila kamu masuk kota atau desa, carilah di situ seorang yang layak dan tinggallah padanya sampai kamu berangkat. Apabila kamu masuk rumah orang, berilah salam kepada mereka. Jika mereka layak menerimanya, salammu itu turun ke atasnya, jika tidak, salammu itu kembali kepadamu. Dan apabila seorang tidak menerima kamu dan tidak mendengar perkataanmu, keluarlah dan tinggalkanlah rumah atau kota itu dan kebaskanlah debunya dari kakimu. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya pada hari penghakiman tanah Sodom dan Gomora akan lebih ringan tanggungannya dari pada kota itu." 

RENUNGAN: 

Seperti para rasul diutus untuk mewartakan Kerajaan Allah, demimianpun kita semua mendapat tugas yang sama. Hanya yang menjadi persoalan adalah, “Bagaimana kita menjalankan tugas mulia ini?” Tugas mewartakan Kerajaan Allah dengan menghadirkan Kerajaan Allah merupakan keharusan bagi kita semua. Alasan dasar dari perutusan ini adalah karena kita telah beroleh berkat dari Tuhan, sehingga berkat itu juga harus kita bagikan kepada sesama sehingga Kerajaan Allah hadir dalam hidup. 

 Menghadirkan Kerajaan Allah berarti juga Allah Meraja dalam hidup. Kita ketahui bahwa Allah itu kasih, Allah itu memberi hidup dan Dia pula senantiasa memberkati kita. Sehingga jelas bahwa menghadirkan Kerajaan Allah berarti kita berusaha membagikan berkat Allah bagi sesama dalam hidup kita. Mewartakan Kerajaan Allah sebagaimana dikatakan oleh Yesus dalam Injil hari ini adalah dengan menyembuhkan orang sakit, mebangkitkan orang mati, mentahirkan orang kusta dan mengusir setan-setan. Ini merarti bahwa dalam mewartakan Kerajaan Allah yang paling penting adalah dengan melakukan perbuatan baik bagi sesesama, menghadirkan kasih dan berkat Allah bagi sesama, bukan terutama dengan kata-kata yang memceritakan bahwa Allah itu baik. 

Yesus juga mengingatkan bahwa dalam mewartakan Kerajaan Allah, harus dilakukan dengan tulus, sebab semuanya itu kita terima dengan cuma-cuma adalah bahwa kita telah menerima berkat Tuhan tanpa kita beli, maka kita membagikannya dengan Cuma-Cuma pula, tanpa mengharapkan imbalan atas apa yang kita berikan. 

 Namun pada kenyataannya, banyak juga orang yang mewartakan Kerajaan Allah hanya dengan kata-kata, tanpa perbuatan nyata. Banyak orang yang begitu bagus dalam menceritakan kebaikan Allah dan sabda Allah, tetapi mereka tidak memperlihatkan kebaikan Allah itu dengan kerelaan berbagi dengan sesama. Tentu ini baik, tetapi Tuhan mengharapkan bahwa pewartaan Kerajaan Allah itu terutama lewat perbuatan nyata bagi sesama. Juga kadang kita temukan juga orang yang menjadikan pewartaan Kerajaan Allah bukan dilakukan dengan tulus tetapi malah menjadi mata pencaharian atau untuk mencari keuntungan bagi dirinya sendiri. 

Tidak jarang kita temukan orang yang menjadi pewarta tetapi mereka membuat tarif dari pelayanan mereka, atau mencari kekayaan dari tugasnya. Mungkin alasan mereka adalah bahwa karena mereka sudah bekerja keras sehingga layak mendapatkan upah mereka, sebagaimana dikatakan oleh Yesus bahwa orang yang bekerja patur mendapat upahnya. Memang benar seperti dikatakan oleh Yesus bahwa pekerja mendapat upahnya. Namun upah yang dimaksudkan oleh Yesus bukanlah imbalan atas pekerjaan itu atau bukan untuk mencari kekayaan atau imbalan, ataupun penghargaa dari orang lain. Sebab hidup yang kita, kita terima secara cuma-cuma dari Tuhan, demikian juga semua yang perlu bagi hidup itu telah dianugerahkan Tuhan bagi kita, semua tidak kita beli dari Tuhan. Tuhan juga senantiasa melimpahkan berkat-Nya pada kita. 

Dengan demikian, sudah merupakan keharusan bahwa kita juga berbagi berkat Tuhan kepada sesama dengan cuma-cuma pula. Justru dengan memberi dengan cuma-cuma, kita akan mendapatkan upah-Nya lagi yakni Tuhan akan semakin mempercayakan berkat-Nya kepada kita untuk kembali kita bagikan kepada sesama. Amin.

RENUNGAN HARIAN: PEKAN BIASA XIV Rabu 11 Juli 2012

RENUNGAN HARIAN: PEKAN BIASA XIV
Rabu 11 Juli 2012 
(Benediktus) 
Hos 10:1-3,7-8,12, Mzm 105:2-3,4-5,6-7, Mat 10:1-7 

BACAAN INJIL: 
Yesus memanggil kedua belas murid-Nya dan memberi kuasa kepada mereka untuk mengusir roh-roh jahat dan untuk melenyapkan segala penyakit dan segala kelemahan. Inilah nama kedua belas rasul itu: Pertama Simon yang disebut Petrus dan Andreas saudaranya, dan Yakobus anak Zebedeus dan Yohanes saudaranya, Filipus dan Bartolomeus, Tomas dan Matius pemungut cukai, Yakobus anak Alfeus, dan Tadeus, Simon orang Zelot dan Yudas Iskariot yang mengkhianati Dia. Kedua belas murid itu diutus oleh Yesus dan Ia berpesan kepada mereka: "Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria, melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel. Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Sorga sudah dekat. 

RENUNGAN: 

Pada umumnya sekolah-sekolah paforit mencari dan menerima siswa yang pintar-pintar. Maka untuk itu mereka tidak hanya melihat hasil nilai akhir kelulusan mereka, tetapi melakukan test tertulis maupun lisan. Siswa yang tidak lulus sianggap tidak layak menjadi siswa di sekolah itu. Sekolah itu berharap kelak pada siswanya menjadi orang-orang pintar. Sekolah yang demikian tentu wajar bila siswa-siswanya lulus pada kelulusan dan menjadi orang pintar, sebab pada dasarnya yang diterima di sekolah itu adalah orang yang pintar. Tentu jarang sekolah menerima siapa saja menjadi murid di sekolah itu. 

Adapula sekolah yang mencari dan menerima murid yang hanya kelompok tertentu misalnya sekolah khusus hanya untuk orang islam, atau sekolah khusus hanya untuk suku tertentu. Pada umumnya yang menjadi alasan adalah bila para siswa itu satu kelompok tertentu, lebih mudah bagi sekolah itu untuk mendidik dan membina mereka. Apa yang kami katakan di atas pada umumnya terjadi. 

Namun berbeda dengan Yesus dalam memanggil murid-murid-Nya. Bila kita membaca dan mendalami latar belakang orang-orang yang dipilih oleh Yesus menjadi murid dan rasul-Nya, jelas bahwa kriteria yang berlakukan sekolah seperti yang kita lihat di atas tadi tidak dijalankan oleh Yesus. Yesus memilih para rasul dari kalangan yang berbeda-beda, baik itu dari segi usia, juga dari segi status sosial maupun dari segi latar belakang pendidikan mereka. Yesus tidak mempersoalkan usia para murid, juga tidak mempersoalkan latar belakang pendidikan dan status sosial mereka. Ini semua mau menyatakan kepada kita, bahwa Yesus mengasihi semua orang, menghendaki semua orang untuk masuk dalam kebahagiaan surga serta Yesus menghendaki, memilih semua orang menjadi murid-murid-Nya untuk meneruskan tugas pewartaan mewartakan Kerajaan Allah. 

 Lewat Injil hari ini, Yesus mengajak kita agar tidak membeda-bedakan sesama, tetapi mengasihi semua orang tanpa terkecuali. Seringkali sikap membeda-bedakan melahirkan pengkotak-kotakan dan perselisihan dalam hidup. Sehingga sikap yang demikian, harus kita hidarkan. Kita harus bisa bersaudara dengan semua orang sebab Yesus mengasihi semua orang dan menghendaki semua orang masuk dalam Kerajaan Surga. Selain itu, seperti para murid dipanggil dan diutus menjadi rasul-Nya, kita semua juga mendapat kepercayaan yang sama sepeti yang diberikan kepada para rasul. Kita semua yang percaya kepada-Nya dipanggil dan diutus menjadi rasul untuk mewartakan Kerajaan Allah. 

Dalam injil Yesus berpesan agar para murid tidak menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria, melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel. Bukan berarti bahwa Kerajaan Allah tidak diperuntukkan kepada bangsa Samaria. Latar belakang pesan ini adalah bahwa pada awalnya Kerajaan Allah dimulai dari bangsa Israel dengan harapan Kerajaan Allah itu menyebar lewat bangsa Israel. Sebab bangsa Samaria pada masa itu dianggap bangsa yang tidak percaya kepada Tuhan. Jadi ini hanya menyangkut pemahaman pada masa itu, bukan berarti bahwa Kerajaan Allah tertutup bagi suku bangsa Samaria. Secara logika hal ini benar. Sebab bagaimana mungkin warta Kerajaan Allah dapat diwartakan kepada semua bangsa kalau suku bangsa yang menjadi fondasi kehadiran Kerajaan Allah itu belum kuat. Namun sabda Yesus itu juga dapat kita renungkan dalam arti bahwa tugas mewartakan Kerajaan Allah harus kita mulai dari lingkungan sekitar kita, dalam kalangan kita sendiri. Sebab tentu tidak mungkin satu kelompok bisa mewartakan Kerajaan Allah kepada kelompok lain apabila kelompok atau anggota dalam kelompok itu sendiri belum sungguh-sungguh teguh dalam hal ini. 

Itu juga berarti kita diajak mewartakan kerajaan Allah dengan saling meneguhkan, saling menguatkan dan saling mendukung dengan sesama yang ada di sekitar kita, baik itu dalam keluarga dan dalam lingkungan atau peroki kita. Sebab bagaimana mungkin kita bisa mewartakan Kerajaan Allah kepada orang lain, sedangkan dalam kelompok kita sendiri belum ada kebersamaan atau persaudaraan yang saling meneguhkan atau saling menguatkan. 

Oleh sebab itu, jangan dulu kita mewartakan Kerajaan Allah kepada orang lain yang belum mengenal Yesus sedangkan kita sendiri tidak bisa hidup bersama saudara yang seiman dengan kita, sedangkan kita sendiri tidak peduli dengan sasama di sekitar kita atau yang ada dalam kelompok kita. Namun sering juga kita temukan orang yang begitu bersemangat mewartakan Kerajaan Allah kepada orang lain, tetapi mereka tidak bisa hidup dengan sesama di sekitarnya dan tidak peduli dengan orang yang ada di sekitarnya. 

Maka terlebih dahulu kita mulai dari dalam kelompok kita sendiri, yang ada di sekitar kita. Sebab bukan hal yang sulit kita temukan bahwa banyak juga orang yang percaya kepada Yesus membutuhkan peneguhan iman, membutuhkan peneguhan cinta kasih dari sesamanya. 

Maka semoga kita bersedia menjadi rasul Tuhan mewartakan Kerajaan Allah terutama kepada sesama kita sendiri dengan hidup saling menguhkan, peka dan perhatian kepada sesama di sekitar kita. Jangan pada akhirnya, kita canggih di luar tetapi canggung di dalam. Amin.

Berbagi berita: Moderasi Islam dinilai bisa redakan konflik

Moderasi Islam dinilai bisa redakan konflik

Saat ini ada kecenderungan sebagian umat Islam menggunakan kekerasan. Kecenderungan itu bukan hanya diterapkan kepada umat Islam, tetapi juga umat lainnya. Oleh karena itu, Indonesia harus bisa kembali pada nilai-nilai Pancasila yang telah menjadi ideologi negara. 

“Saya ajak orang-orang yang berlabel Islam, tapi nyatanya melakukan tindakan kekerasan, untuk kembali lagi kepada ajaran Islam, yang menghormati agama lain,” kata Duta Besar Mesir untuk Indonesia Ahmed El Kewaisny, di sela-sela Multaqa Nasional II dan Seminar Internasional tentang Moderasi Islam, belum lama ini seperti dilansir sinarharapan.com. Seminar ini diadakan oleh alumni Universitas Al Azhar, Kairo. 

 Menurut Menteri Agama Suryadharma Ali, Indonesia sebenarnya bisa menunjukkan kerukunan agama yang bagus. Salah satu contohnya adalah pelaksanaan MTQ di Kota Ambon dan Pesprawi di Sulawesi Tenggara (Sulteng). MTQ di Ambon sangat didukung kalangan nonmuslim. Begitu juga sebaliknya, Pesprawi mendapatkan dukungan dari muslim. Hampir 90 persen panitia Pesprawi adalah muslim. “Cuma kita sering dikapitalisasi oleh hal-hal kecil,” katanya. Meski demikian, ia mengakui, saat ini dakwah tidak memperhatikan kondisi sosial dan budaya, sehingga berujung pada kekerasan dan konflik. Padahal, tindakan seperti ini bertentangan dengan UUD 1945 yang menjamin kebebasan beragama dan beribadah sesuai dengan agama masing-masing. 

 Dia menambahkan, ada dua tantangan besar Islam Indonesia. Tantangan itu adalah kecenderungan kelompok yang makin ekstrem, yang menganggap dirinya paling benar dan sering menyalahkan pihak lain. Di sisi lain, ada juga kecenderungan umat Islam yang makin longgar dan makin tunduk pada budaya barat, sehingga nilai-nilai Islam terkubur. “Dalam konteks inilah pentingnya pembahasan sekaligus pemahaman dan praktik moderasi Islam agar posisi umat Islam tetap berada di tengah atau moderat,” katanya. Sementara itu, alumnus Al Azhar Zainul Majdi menambahkan, umat Islam harus lebih banyak menerapkan konsep dan pemahaman Islam yang moderat. Ajaran itu tidak hanya menghargai aliran lain di dalam Islam, tetapi juga umat beragama lain. “Jadi, jika pemahaman Islam yang moderat atau lebih sering disebut moderasi Islam, gesekan maupun konflik tidak akan terjadi. Karena itu, konsep Islam yang moderat harus lebih kokoh menghujam di bumi Indonesia,” kata Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) itu. 

Menurutnya, kokohnya pemahaman moderasi Islam akan berimbas pada perilaku umat yang menjunjung tinggi perbedaan dan toleransi. Hasil penelitian alumni Al Azhar yang tersebar di seluruh Tanah Air, menemukan fakta, masalah terkait pemahaman dan implementasi Islam yang kurang moderat, menyebabkan munculnya benih-benih konflik. Karena itu, alumni Al Azhar menegaskan perlunya pemahaman dan implementasi lebih jauh mengenai moderasi Islam. Ditanya soal langkah untuk meredakan konflik bernuansa agama, dia berpendapat para ulama dan tokoh masyarakat supaya lebih sering menyuarakan pentingnya moderasi Islam dan mengeliminasi paham-paham kebebasan tanpa batas, klaim paling benar dan fitnah serta menyalahkan pihak lain. Pandangan yang sama disampaikan Wakil Mufti Besar Mesir, Prof Mohammad Anwar Salabi dan Wakil Rektor Universitas Al Azhar, Prof Hasan Awad. Mereka menegaskan moderasi Islam perlu lebih diterapkan di Indonesia, mengingat negara ini terdiri atas berbagai suku, agama, dan ras.
Disadur dari: indonesia.ucanews.com

RENUNGAN HARIAN: PEKAN BIASA XIV Selasa 10 Juli 2012

RENUNGAN HARIAN: PEKAN BIASA XIV 
Selasa 10 Juli 2012 
(Yohana Scopelli, Veronika Yuliani, Nikolaus Pick) 
Hos 8:4-7,11-13, Mzm 115:3-4,5-6,7ab-8,9-10, Mat 9:32-38 

BACAAN INJIL: 

Sedang kedua orang buta itu keluar, dibawalah kepada Yesus seorang bisu yang kerasukan setan. Dan setelah setan itu diusir, dapatlah orang bisu itu berkata-kata. Maka heranlah orang banyak, katanya: "Yang demikian belum pernah dilihat orang di Israel." Tetapi orang Farisi berkata: "Dengan kuasa penghulu setan Ia mengusir setan." Demikianlah Yesus berkeliling ke semua kota dan desa; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Sorga serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan. Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala. Maka kata-Nya kepada murid-murid-Nya: "Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu." 

RENUNGAN: 

Injil menampilkan Yesus yang berkeliling mewartakan Kerajaan Allah lewat pengajaran, dengan teladan hidup baik dan juga lewat mukjizat penyembuhan kepada orang yang sakit. Apa yang dilakukan oleh Yesus adalah digerakkan oleh kasih-Nya kepada manusia. Yesus sungguh mengasihi manusia dan itu juga tampak dalam keprihatinan Yesus melihat orang banyak yang terlantar seperti domba yang tidak bergembala. Yesus melihat banyak orang yang mendambakan kasih Tuhan dalam hidupnya. Oleh karena itu Dia berkata kepada para murid-Nya, “Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu." 

Apa yang ditemukan oleh Yesus juga kita temukan pada saat ini. Dalam kehidupan kita sekarang ini juga pasti banyak kita temukan orang yang haus akan cinta kasih, haus akan peneguhan dalam hidupnya, haus akan perhatian, haus akan pegangan hidup dan masih banyak lagi keprihatinan yang bisa kita temukan dalam hidup ini. Pada intinya pasti manusia menambakan hidup bahagia, mencari jalan untuk menuju bahagia. Namun banyak yang salah arah untuk menemukan hal itu. 

Pesan Yesus kepada para murid agar mereka meminta kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu tentu bukan hanya sekedar agar kita meminta, tetapi ditujukan kepada kita sendiri. Tuhan begitu menambakan ada orang yang berkenan menjadi pekerja untuk tuaian itu. Meminta dan menjadi pekerja untuk tuaian itu tentu tidak hanya sekedar menjadi imam atau biarawan-biarawati, tetapi ikut ambil bagian dalam melanjutkan tugas perutusan Yesus yakni mewartakan Kerajaan Allah lewat pengajaran sabda Tuhan, lewat perbuatan cinta kasih kepada sesama dan terutama lewat teladan hidup. Maka semoga kita bersedia menjadi pekerja untuk tuaian milik Tuhan sendiri. Amin.

RENUNGAN HARIAN: PEKAN BIASA XIV Senin 9 Juli 2012

RENUNGAN HARIAN: PEKAN BIASA XIV 
Senin 9 Juli 2012 
(Agustinus Zhao Rong) 
Hos 2:13,14b-15,18-19, Mzm 145:2-3,4-5,6-7,8-9, Mat 9:18-26 

BACAAN INJIL: 

Sementara Yesus berbicara demikian kepada mereka, datanglah seorang kepala rumah ibadat, lalu menyembah Dia dan berkata: "Anakku perempuan baru saja meninggal, tetapi datanglah dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, maka ia akan hidup." Lalu Yesuspun bangunlah dan mengikuti orang itu bersama-sama dengan murid-murid-Nya. Pada waktu itu seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan maju mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jumbai jubah-Nya. Karena katanya dalam hatinya: "Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh." Tetapi Yesus berpaling dan memandang dia serta berkata: "Teguhkanlah hatimu, hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau." Maka sejak saat itu sembuhlah perempuan itu. Ketika Yesus tiba di rumah kepala rumah ibadat itu dan melihat peniup-peniup seruling dan orang banyak ribut, berkatalah Ia: "Pergilah, karena anak ini tidak mati, tetapi tidur." Tetapi mereka menertawakan Dia. Setelah orang banyak itu diusir, Yesus masuk dan memegang tangan anak itu, lalu bangkitlah anak itu. Maka tersiarlah kabar tentang hal itu ke seluruh daerah itu. 

RENUNGAN:

Orang hidup setia dalam beriman, mereka akan beroleh berkat dan rahmat Tuhan. Iman tidak akan pernah sia-sia. Inilah kiranya pesan yang dapat kita petik dari bacaan injil hari ini. Kepada kita ditampilkan 2 orang yang beriman teguh yakni kepala rumah ibadah yang akhirnya anaknya baru saja meninggal akhirnya dihidupkan kembali oleh Yesus. Yang kedua adalah seorang perempuan yang sudah 12 tahun lamanya mengalami pendaharaan juga mendapat kesembuhan dari Tuhan. 

Namun sebelum mereka beroleh kebahagiaan itu, jelas kedua orang ini hidup setia dalam beriman dan iman mereka sungguh dalam pada Yesus. Kepala rumah ibadah itu tahu bahwa puterinya sudah meninggal dan dia tahu bahwa tidak ada manusia yang bisa menghidupkan orang mati, namun dia tetap pergi kepada Yesus, dan berlutut di hadapan Yesus untuk menyembah-Nya. Dia tahu dan percaya bahwa Yesus sanggung menghidupkan kembali puterinya, meskipun bagi manusia itu adalah mustahil. Keyakinannya yang teguh itu mendatangkan mukjizat kehidupan bagi puterinya yang sudah mati. 

Demikian juga halnya yang terjadi pada perempuan yang sudah 12 tahun mengalami sakit pendaharahan. Selama sakit dia sudah berobat ke mana-mana sampai hartanya habis tetapi dia tidak sembuh juga. Dari pengalaman itu jelas dia tahu bahwa tidak ada tabib yang bisa menyembuhkan penyakitnya. Namun dia punya keyakinan bahwa hanya Yesus yang bisa menyembuhkan penyakitnya itu, bahkan dia yakin bahwa hanya dengan menjamah ujung jubah Yesus pun dia akan sembuh. Iman yang teguh dan mendalam itu membuahkan kesembuhan dari penyakitnya. 

Sungguh kedua orang ini menjadi contoh bagi kita bahwa iman yang tetap teguh pada Tuhan tidak pernah akan sia-sia tetapi akan mendatangkan rahmat sukacita dari Tuhan. Kedua orang beriman ini juga mengatakan kepada kita bahwa dalam beriman berarti kita percaya bahwa apa yang tidak mungkin bagi manusia, bagi Allah segalanya mungkin dan Tuhan bisa melakukan apa saja yang bagi manusia adalah kemustahilan. Dalam beriman dituntut usaha terus menerus, keteguhan iman dan kesetiaan dalam iman kepada Tuhan. Amin.

RENUNGAN HARI MINGGU BIASA KE XIV Minggu 8 Juli 2012

RENUNGAN HARI MINGGU BIASA KE XIV 
Minggu 8 Juli 2012 
Yeh 2:2-5, Mzm 123:1-2a,2bcd,3-4, 2Kor 12:7-10, Mrk 6:1-6 

 BACAAN INJIL : Mrk 6:1-6 
“Seorang nabi dihormati di mana-mana, kecuali di tempat asalnya.” 

Kemudian Yesus berangkat dari situ dan tiba di tempat asal-Nya, sedang murid-murid-Nya mengikuti Dia. Pada hari Sabat Ia mulai mengajar di rumah ibadat dan jemaat yang besar takjub ketika mendengar Dia dan mereka berkata: "Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu? Hikmat apa pulakah yang diberikan kepada-Nya? Dan mujizat-mujizat yang demikian bagaimanakah dapat diadakan oleh tangan-Nya? Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria, saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon? Dan bukankah saudara-saudara-Nya yang perempuan ada bersama kita?" Lalu mereka kecewa dan menolak Dia. Maka Yesus berkata kepada mereka: "Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri, di antara kaum keluarganya dan di rumahnya." Ia tidak dapat mengadakan satu mujizatpun di sana, kecuali menyembuhkan beberapa orang sakit dengan meletakkan tangan-Nya atas mereka. Ia merasa heran atas ketidakpercayaan mereka. (6-6b) Lalu Yesus berjalan keliling dari desa ke desa sambil mengajar. 

RENUNGAN: 

Perbuatan baik atau perkataan baik yang dilakukan seseorang belum tentu dapat diterima oleh orang lain apabali kedudukannya lebih rendah daripada yang mendengarkannya. Orang memang seringkali memandang orang berdasarkan kedudukan seseorang. Semakin tinggi kedudukan seseorang seringkali semakin dihargai dan dihormati orang lain. 

Hal yang demikian itulah yang dialami oleh Yesus. Dalam Injil dikatakan bahwa Yesus mengajar di kampung halaman-Nya. Orang sekampung-Nya tentu sudah mendengar bagaimana Yesus mengajar dan melakukan mukjizat di luar kampung halaman mereka. Namun ketika Yesus mengajar di kampung halaman-Nya, orang sekampung halaman-Nya menolak Dia. Mereka menolak Yesus bukan karena pengajaran-Nya yang tidak benar, tetapi hanya karena mereka mengenal keluarga Yesus. Mereka menolak Yesus karena Yesus berasal dari keluarga miskin. 

Penolakan yang demikian terjadi karena mereka merasa kedudukan Yesus lebih rendah dari mereka. Dengan kata lain mereka menganggap bahwa status mereka ada di atas Yesus. Penolakan itu juga terjadi karena mereka kecewa bahwa Mesias yang mereka harapkan tidak seperti yang ada dalam diri Yesus. Mereka mengharapkan Mesias yang gagah perkasa, penuh kuasa dan berasal dari keturunan hebat atau orang kaya. Namun kenyataannya Mesias dalam diri Yesus Kristus tidak sepeti yang mereka harapkan. Oleh karena Mesias yang mereka harapkan tidak terpenuhi, maka mereka menolak Yesus. Dengan penolakan itu, Yesus tidak melakukan banyak mukjizat di kampung halaman-Nya. Itu berarti mereka menolak keselamatan Allah. 

Kesombongan dan kekecewaan seringkali juga kita alami dan ini menjadi sumber penolakan akan rahmat Allah. Kita seringkali menganggap diri kita lebih baik sehingga seringkali memandang rendah orang lain. Kita seringkali iri bila orang yang status hidupnya lebih rendah dari kita mengatakan hal yang baik atau melakukan yang baik sehingga kita menolak kebaikan itu. Memang orang umumnya bukan melihat apa yang dikatakan atau dilakukan orang tetapi siapa yang melakukannya. Baiklah kiranya sikap seperti itu kita jauhkan dalam hidup kita. Sikap memandang rendah orang lain atau melihat status orang lain padahal mereka mengatakan atau melakukan kebaikan kepada kita, itu sama halnya kita menolak kebaikan Allah, sebab Allah juga kerapkali mengajar kita lewat sesama bahkan sesama yang seringkali kita anggap kecil. 

Kita juga mungkin kerap juga merasa kecewa terhadap Tuhan karena seringkali apa yang kita inginkan tidak dikabulkan oleh Tuhan. Kita merasa kecewa dalam beriman karena seringkali kita lebih mengutamakan kehendak atau keinginan Tuhan sehingga kita merasa bahwa Tuhan harus memenuhi kehendak kita. Ini tentu bukan sikap beriman. Sebab beriman berarti kita mengikuti Yesus yang adalah Tuhan, kita harus menyesuaikan kehendak kita dengan kehendak Tuhan, melaksanakannya, bukan memaksa Tuhan menyesuaikan dan melaksanakan kehendak Tuhan dengan kehendak atau keinginan kita. Dalam hal ini seringkali kita memaksa Tuhan mengikuti kita, bukan kita yang mengikuti kita. Ingatlah Tuhanlah yang harus kita ikuti bukan Tuhan mengikuti kita. Kecewa dan akhirnya menolak Tuhan justru kita meniadakan berkat Tuhan bagi kita. 

Selain itu, kitapun mungkin sering mengalami seperti yang dialami oleh Yesus yakni penolakan dari sesama kita. Kita berusaha ingin ikut mewartakan kerajaan Allah tetapi kita ditolak karena orang melihat status hidup kita yang bukan dari kalangan orang penting. Atau kita merasa tidak punya apa-apa atau merasa hanya orang biasa sehingga enggan ikut ambil bagian dalam mewartakan kerajaan Allah karena takut mendapat penolakan dari sesama kita. Merasa diri tidak punya kemampuan dalam mewartakan kerajaan Allah, merasa bahwa hanya orang biasa sehingga tidak berani mewartakan kerajaan Allah, ini hal yang baik, tetapi bukan menjadi alasan untuk tidak mewartakan Kerajaan Allah. Siapapun kita, Tuhan memakai kita untuk mewartakan kerajaan Allah, bahkan Tuhan kadang kala menggunakan orang yang sederhana atau orang yang tidak diperhitungkan oleh sesamanya menjadi pewarta kerajaan Allah. Sebab seperti dikatakan oleh Paulus dalam bacaan II, “Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku. Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat.( 2Kor 12:9-10). Paulus tidak membanggakan diri dengan kemampuannya, tetapi dia dengan rendah hati menyadari kekurangannya atau ketidaklayakannya untuk menjadi rasul. Dia mengatakan bahwa dia bangga atas kelemahannya karena dengan demikian dia menjadi kuat karena Allah akan bekerja dalam dirinya. 

Demikian juga kiranya kita harus senantiasa bersikap rendah hati dalam menjalankan tugas mewartakan kerajaan Allah. Sikap rendah hati itu berarti kita tidak mengandalkan kemampuan kita tetapi senantiasa mengharapkan kekuatan dari Tuhan. Seperti dikatakan oleh Paulus, justru saat kita lemah, malah saat itu kita dikuatkan oleh Tuhan sendiri. Maka semoga kita semua menjalankan tugas perutusan kita mewartakan kerajaan Allah, menghadirkan Yesus dalam hidup kita. Amin.

BACAAN HARI MINGGU BIASA KE XIV Minggu 8 Juli 2012

BACAAN HARI MINGGU BIASA KE XIV 
Minggu 8 Juli 2012 
Yeh 2:2-5, Mzm 123:1-2a,2bcd,3-4, 2Kor 12:7-10, Mrk 6:1-6 

BACAAN I: Yeh 2:2-5, 
 “Mereka adalah pemberontak! Tetapi mereka akan mengetahui bahwa seorang nabi ada ditengah-tengah mereka.” 

Sekali peristiwa, kembalilah rohku ke dalam aku dan ditegakkannyalah aku. Kemudian aku mendengar Dia yang berbicara dengan aku. Firman-Nya kepadaku: "Hai anak manusia, Aku mengutus engkau kepada orang Israel, kepada bangsa pemberontak yang telah memberontak melawan Aku. Mereka dan nenek moyang mereka telah mendurhaka terhadap Aku sampai hari ini juga. Kepada keturunan inilah, yang keras kepala dan tegar hati, Aku mengutus engkau dan harus kaukatakan kepada mereka: Beginilah firman Tuhan ALLAH. Dan baik mereka mendengarkan atau tidak?sebab mereka adalah kaum pemberontak?mereka akan mengetahui bahwa seorang nabi ada di tengah-tengah mereka. 

MAZMUR TANGGAPAN: Mzm 123:1-2a,2bcd,3-4, 
Ulangan : Tuhan, sudi dengarkan rintihan umat-Mu! 

Ayat: 
1. Kepada-Mu aku melayangkan mataku, Engkau yang bersemayam di surga, seperti mata para hamba laki-laki memandang kepada tangan tuannya. 

2. Seperti mata hamba perempuan memandang kepada tangan nyonyanya, demikianlah mata kita memandang kepada Tuhan, Allah kita, sampai Ia mengasihi kita. 

3. Kasihanilah kami, ya Tuhan, kasihanilah kami, sebab kami sudah cukup kenyang dengan penghinaan; sudah cukup kenyang jiwa kami dengan olok-olokan orang yang merasa aman, dengan penghinaan orang-orang yang sombong. 

BACAAN II : 2Kor 12:7-10, 
 “Aku lebih suka bermegah atas kelemahanku agar kuasa Kristus turun menaungi aku.” 

Saudara-saudara, agar aku jangan meninggikan diri karena penyataan-penyataan yang luar biasa itu, maka aku diberi suatu duri di dalam dagingku, yaitu seorang utusan Iblis untuk menggocoh aku, supaya aku jangan meninggikan diri. Tentang hal itu aku sudah tiga kali berseru kepada Tuhan, supaya utusan Iblis itu mundur dari padaku. Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku. Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat. 

 BACAAN INJIL : Mrk 6:1-6 
“Seorang nabi dihormati di mana-mana, kecuali di tempat asalnya.” 

Kemudian Yesus berangkat dari situ dan tiba di tempat asal-Nya, sedang murid-murid-Nya mengikuti Dia. Pada hari Sabat Ia mulai mengajar di rumah ibadat dan jemaat yang besar takjub ketika mendengar Dia dan mereka berkata: "Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu? Hikmat apa pulakah yang diberikan kepada-Nya? Dan mujizat-mujizat yang demikian bagaimanakah dapat diadakan oleh tangan-Nya? Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria, saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon? Dan bukankah saudara-saudara-Nya yang perempuan ada bersama kita?" Lalu mereka kecewa dan menolak Dia. Maka Yesus berkata kepada mereka: "Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri, di antara kaum keluarganya dan di rumahnya." Ia tidak dapat mengadakan satu mujizatpun di sana, kecuali menyembuhkan beberapa orang sakit dengan meletakkan tangan-Nya atas mereka. Ia merasa heran atas ketidakpercayaan mereka. (6-6b) Lalu Yesus berjalan keliling dari desa ke desa sambil mengajar.

 
Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan! (2Kor 8:14)