Pembangunan Gereja Paroki Tigalingga

Pembangunan Gereja Paroki sedang berlangsung. Kami sangat mengarapkan uluran kasih para Saudara untuk membantu.

Gotong Royong Pembangunan Gereja

Tidak ada kata yang bisa melukiskan pengalaman indah pada waktu gotong royong pengecoran lantai 2 bangunan Gereja selain, suatu keyakinan bahwa semuanya dapat terlaksana adalah karena MUKJIJZAT ALLAH BEKERJA.

Pengecoran Lantai Panti Imam Gereja

Pengecoran Lantai 2 bangunan Gereja ini dilakukan pada hari Selasa, 30 Agustus 2011 yang lalu. Luas yang dicor adalah 19 m x 24 m. Hujan yang mengguyur tidak menyurutkan semangat umat.

Kerjasama Imam dan Umat

Uskup emeritus KAM, Mgr. A.G.Pius Datubara OFM.Cap, datang berkunjung ke Paroki dan memberi semangat pada umat dalam pembangunan Gereja Paroki. Para pastor juga ikut berkerja bersama umat dalam pembangunan Gereja.

Misa Tridentin: Warisan Liturgi Yang Dipertahankan

HIDUPKATOLIK.com - Paus Benediktus XVI mengeluarkan Surat Apostolik Summorum Pontificum yang menjamin penggunaan Misa Tridentin...

Pembinaan Para Pengurus Gereja

Tidak sedikit umat katolik yang kerap menganggap bahwa Liturgi adalah sekedar perayaan wajib biasa yang dilaksanakan pada hari minggu.

Pertemuan Ibu-Ibu dan Pesta Pelindung Paroki

Pertemuan para ibu se-paroki telah terlaksana pada hari Kamis-Sabtu, 15 s/d 16 Juli 2011. Pertemuan ini mengundang semua ibu katolik yang ada di paroki untuk hadir dalam pertemuan/pembinaan para ibu katolik dan juga segaligus menjalin kebersamaan para ibu. Penutupan pertemuan sikaligus Pesta Pelindung Paroki.

Pembinaan Asmika se-Paroki

Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku; inilah yang menjadi tema dari pertemuan dan pembinaan minggu gembira yang telah berlangsung dengan sangat baik.

Mudika Ambil bagian dalam pembangunan Gereja Paroki

Mudika paroki tidak mau berpangku tangan melihat pembangunan Gereja paroki. Para mudika juga ambil bagian dengan mengumpulkan kerikil di sungai.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 1)

Umat dari lingkungan paroki dan juga dari beberapa stasi kembali bekerja sama dengan bergotong royong membangun gereja paroki. Untuk kali ini, umat bergotong royong men-cor lantai balkon bangunan Gereja.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 2)

Allah peduli. Karena kepedulian Allah atas pembangunan rumah-Nya ini, maka kami kamipun peduli dan bisa melanjutkan pembangunanini. Kepedulian Allah kami rasakan juga lewat kepedulian para Saudara.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 3)

Mari kita memuliakan Tuhan, tidak hanya dengan kata2 indah, tetapi dengan perbuatan nyata dengan rela berkorban.

Pertemuan akhir Tahun 2011 Pengurus Gereja se-Paroki

Para pengurus Gereja adalah ‘ujung tombak’ Gereja khususnya di stasi-stasi. Peran para pengurus Gereja ini sangat sentral dalam kehidupan Gereja di stasi-stasi.

Gua Maria dan Menyambut Hari Raya Natal

Persiapan menyambut hari Raya Natal 25 Desember 2011.

Rahmat dan Perlindungan Tuhan

Pastor Anton Manik O.Carm selamat dari kecelakaan mobil masuk jurang.

Rekoleksi dan Aksi Panggilan

Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku.

Pesan Prapaskah Kepausan 2012

"Kita Tidak Boleh Diam Saja terhadap Kejahatan" "Marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik" (Ibr. 10:24).

Pembangunan Gereja Santo Petrus Stasi Rante Besi

Dalam kemiskinan, kesederhanaan, umat membangunan Gereja. Meraka tidak memiliki uang, tetapi mereka memiliki harapan dan iman pada Tuhan.

Misa Perdana Pastor Andreas Korsini Lamtarida Simbolong O.Carm

Puji Syukur pada Tuhan, karena berkat-Nya, misa Perdana Pastor Andreas Lamtarida Simbolon O.Carm bersama 4 Pastor Karmel yang baru ditahbiskan, dapat terlaksana dengan baik pada hari Rabu 31 Oktober 2012 di Stasi Gundaling 1, paroki Maria dari gunung Karmel Tigalingga.

Bakti Sosial : Pengobatan Gratis

Dalam Rangka Menyongsong Jubileum Gereja Katolik di Dairi dan Pakpak Bharat, diadakan bakti Sosial Pengobatan Gratis di Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, pada 9 Desember 2012 yg lalu. Puji syukur pada Tuhan, kegiatan ini berlangsung dengan sangat memuaskan.

Mari Berbagi Berkat Tuhan

 photo UskupEmeritusKAMMgrPiusDautabra.jpg Photobucket

MENDAMBAKAN BERKAT TUHAN

SYALOM...SELAMAT DATANG.
"Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan."(2Kor 8:14)
"Muliakanlah Tuhan dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu." (Amsal 3:9)
"Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya." (Amsal 3:27)
"Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?" (1 Yohanes 3:17)
Saya Pastor Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, atas nama Panitia Pembangunan dan semua umat, memohon bantuan uluran kasih/dana untuk pembangunan Gereja Paroki. Kami sangat membutuhkan berkat Tuhan lewat uluran tangan dari para donatur.
Kami berharap dan berdoa Para Saudara berkenan berbagi berkat Tuhan kepada kami untuk pembangunan Gereja ini yang adalah rumah Tuhan sendiri.
BRI 5379 Unit Tigalingga Sidikalang
No. Rekening : 5379-01-000112-50-8
Nama : PANITIA PEMBANGUNAN GEREJA KATOLIK.
ATAU
BCA KCU MEDAN
NO.0222053453.
Atas Nama : ADYTIA PERMANA P.
(Adytia Permana P. adalah Romo Adytia Permana Perangin-angin O.Carm. Beliau dulu bertugas di Paroki Tigalingga, juga mengawali pembangunan ini, namun sekarang beliau bertugas di Keuskupan Agung Medan sebagai ekonom.Beliau kami minta buka rekening di BCA khusus untuk pembangunan ini, karena di daerah kami tidak ada BCA.)
Kami sangat senang bila sudah mentransfer persembahan, bapak/ibu/saudara/saudari memberitahukan ke kami melalui:
E mail ke :.
parokimariagk3lingga@yahoo.com
atau di SMS ke:.
Romo Anton Manik O.Carm : 081370836645
Romo Willy O.Carm : 081333837433
Untuk lebih jelasnya permohnan kami ini, Para Saudara dapat melihatnya di sini.... Sehubungan dengan Gambar pembangunan dapat melihatnya di sini....
Demikian kiranya Permohonan ini kami sampaikan. Atas dukungan, doa dan bantuan Bapak, Ibu dan Para Saudara-Saudari, kami mengucapkan banyak terima kasih.Berkat Tuhan senantiasa menyertai kita semua. Amin.
HORMAT KAMI:
Pastor Antonius Manik O.Carm

VARIA PAROKI

REKOLEKSI DAN AKSI PANGGILAN TELAH TERLAKSANA DENGAN SANGAT BAIK ;"> "APA YANG KAMU CARI?" (Yoh 1:38).
Puji syukur pada Tuhan, karena Rekoleksi dan Aksi panggilan untuk siswa-siswi Katolik Usia SMP dan SMA se-paroki Tigalingga sudah terlaksana dengan sangat baik. Kegiatan ini dihadiri hampir 400 orang anak. Semuanya dapat terlaksana hanya karena berkat Tuhan. Terimakasih juga kami sampaikan kepada semua Saudara yang telah mendukung dan mendoakan kegaitan kami ini. Kegiatan ini dilaksanakan hanya dengan menggunakan dana partisipasi peserta dan swadaya paroki, karena tidak mendapatkan bantuan dari donatur manapun, namun karena berkat Tuhan dan doa para Saudara, semuanya dapat berjalan dengan sangat baik. Semoga dari antara anak-anak ini, kelak ada yang menjadi Imam dan biarawan-biarawati.
Photobucket
Tuhan memberkati kita.
Kegembiraan dan Persaudaraan
Photobucket
Hari Ulang tahun Romo Anton M.Carm yang seharusnya tanggal 15 Januari 2010, baru dirayakan hari Minggu Minggu 16 Januari 2011 lalu, bersama Romo-romo Karmel se-Dairi, bersama beberapa umat Paroki Tigalingga di Aula Paroki Tigalingga. Pada kesempatan itu, Rm. Bernad O.Carm, pastor paroki Sidikalang memberi kado ulang tahun yakni 20 sak semen untuk pembangunan Gereja dan Rm. Anton sendiri menyumbangkan semua hadiah ultah untuk pembangunan Gereja. Saat itu, hadiah uang yang diperoleh sebanyak Rp. 1.100.000,-. Lumayanlah untuk tambahan dana pembangunan Gereja. Trimakasih buat semuanya.
Saldo Pesta Pelantikan Pengurus Gereja dan Penerimaan Sakramen Krisma, 6-7 Nop. 2010.
Pada hari Kamis 18 Nopember 2010 telah diadakan Evaluasi dan pembubaran Panitia. Saldo dari kegiatan tersebut adalah Rp. 22.320.500 Acara ini dapat berjalan dengan baik karena partisipasi semua umat. Dana juga bisa Saldo karena umat menyumbangkan hasil-hasil pertanian mereka dengan harapan ada Saldo untuk pembangunan Gereja Paroki.Jadi selain dana partisipasi dari umat, juga umat menyumbangkan hasil pertanian yang dibutuhkan untuk mengurangi dana konsumsi. Syukur pada Tuhan, akhirnya memang ada saldo untuk dana pembangunan Gereja. Terimakasih kami ucapkan kepada semua umat Paroki, DPP, Para Panitia, Para Donatur dan siapa saja yang mendoakan dan mendukung kegitan ini. Yesus memberkati kita semua selalu. Amin.

BACAAN HARI MINGGU BIASA PEKAN XVII MINGGU 24 Juli 2011

BACAAN HARI MINGGU BIASA PEKAN XVII
MINGGU 24 Juli 2011
1Raj 3:5,7-12, Mzm 119:57,72,76-77,127-128,129-130, Rm 8:28-30, Mat 13:44-52

BACAAN I: 1Raj 3:5,7-12

“Engkau telah memohon kebijaksanaan bagi dirimu.”

Di Gibeon itu TUHAN menampakkan diri kepada Salomo dalam mimpi pada waktu malam. Berfirmanlah Allah: "Mintalah apa yang hendak Kuberikan kepadamu." Maka sekarang, ya TUHAN, Allahku, Engkaulah yang mengangkat hamba-Mu ini menjadi raja menggantikan Daud, ayahku, sekalipun aku masih sangat muda dan belum berpengalaman. Demikianlah hamba-Mu ini berada di tengah-tengah umat-Mu yang Kaupilih, suatu umat yang besar, yang tidak terhitung dan tidak terkira banyaknya. Maka berikanlah kepada hamba-Mu ini hati yang faham menimbang perkara untuk menghakimi umat-Mu dengan dapat membedakan antara yang baik dan yanjahat, sebab siapakah yang sanggup menghakimi umat-Mu yang sangat besar ini?" Lalu adalah baik di mata Tuhan bahwa Salomo meminta hal yang demikian. Jadi berfirmanlah Allah kepadanya: "Oleh karena engkau telah meminta hal yang demikian dan tidak meminta umur panjang atau kekayaan atau nyawa musuhmu, melainkan pengertian untuk memutuskan hukum, maka sesungguhnya Aku melakukan sesuai dengan permintaanmu itu, sesungguhnya Aku memberikan kepadamu hati yang penuh hikmat dan pengertian, sehingga sebelum engkau tidak ada seorangpun seperti engkau, dan sesudah engkau takkan bangkit seorangpun seperti engkau.

MAZMUR TANGGAPAN : Mzm 119:57,72,76-77,127-128,129-130

Reff.: “Betapa besar cintaku kepada hukum-Mu’

1. Y Tuhan, ber[egang pada hukum-Mu, itulah kekayaan hatiku. Hukum dari mulut-Mu sangat berharga bagiku, melebihi ribuan keping emas dan perak.

2. Semoga kasih setia-Mu menghibur aku, sesuai dengan janji-Mu kepada hamba-Mu.
Semoga akhu hidup karena rahmat-Mu, sebab aku suka akan hukum-Mu.

3. Itulah sebabnya aku mencintai perintah-Mu melebihi emas yang paling murni.
Itulah sebabnya aku hidup sesuai segala titah-Mu, segala jalan dusta kubenci.

4. Sabda-Mu mengagumkan, ya Tuhan, aku berpegang padanya.
Singkapkanlah sabda-Mu yang memberi terang, yang memberi pengertian kepada orang yang bersahaja.

BACAAN II: Rm 8:28-30
“ Allah menentukan dari semula agar kita menjadi serupa dengan gambaran Putera-Nya.”

Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara. Dan mereka yang ditentukan-Nya dari semula, mereka itu juga dipanggil-Nya. Dan mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya. Dan mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya.

BACAAN INJIL: Mat 13:44-52

“ Ia menjual seluruh miliknya, lalu membeli ladang itu.”

"Hal Kerajaan Sorga itu seumpama harta yang terpendam di ladang, yang ditemukan orang, lalu dipendamkannya lagi. Oleh sebab sukacitanya pergilah ia menjual seluruh miliknya lalu membeli ladang itu. Demikian pula hal Kerajaan Sorga itu seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah. Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, iapun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu." "Demikian pula hal Kerajaan Sorga itu seumpama pukat yang dilabuhkan di laut, lalu mengumpulkan berbagai-bagai jenis ikan. Setelah penuh, pukat itupun diseret orang ke pantai, lalu duduklah mereka dan mengumpulkan ikan yang baik ke dalam pasu dan ikan yang tidak baik mereka buang. Demikianlah juga pada akhir zaman: Malaikat-malaikat akan datang memisahkan orang jahat dari orang benar, lalu mencampakkan orang jahat ke dalam dapur api; di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi. Mengertikah kamu semuanya itu?" Mereka menjawab: "Ya, kami mengerti." Maka berkatalah Yesus kepada mereka: "Karena itu setiap ahli Taurat yang menerima pelajaran dari hal Kerajaan Sorga itu seumpama tuan rumah yang mengeluarkan harta yang baru dan yang lama dari perbendaharaannya."

RENUNGAN HARI BIASA PEKAN XVI, SABTU 23 Juli 2011

RENUNGAN HARI BIASA PEKAN XVI, SABTU 23 Juli 2011
(Birgitta, Kunigunda)
Kel 24:3-8, Mzm 50:1-2,5-6,14-15, Mat 13:24-30

BACAAN INJIL:
Yesus membentangkan suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka, kata-Nya: "Hal Kerajaan Sorga itu seumpama orang yang menaburkan benih yang baik di ladangnya. Tetapi pada waktu semua orang tidur, datanglah musuhnya menaburkan benih lalang di antara gandum itu, lalu pergi. Ketika gandum itu tumbuh dan mulai berbulir, nampak jugalah lalang itu. Maka datanglah hamba-hamba tuan ladang itu kepadanya dan berkata: Tuan, bukankah benih baik, yang tuan taburkan di ladang tuan? Dari manakah lalang itu? Jawab tuan itu: Seorang musuh yang melakukannya. Lalu berkatalah hamba-hamba itu kepadanya: Jadi maukah tuan supaya kami pergi mencabut lalang itu? Tetapi ia berkata: Jangan, sebab mungkin gandum itu ikut tercabut pada waktu kamu mencabut lalang itu. Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai. Pada waktu itu aku akan berkata kepada para penuai: Kumpulkanlah dahulu lalang itu dan ikatlah berberkas-berkas untuk dibakar; kemudian kumpulkanlah gandum itu ke dalam lumbungku."

RENUNGAN:
Siapa yang tidak jengkel dan mungkin menjadi marah bila kebaikan kita justru dibalas dengan perbuatan jahat? Atau Kita berusaha berbuat baik, hidup baik, tetapi justru ada orang yang menanamkan kebencian kepada kita. Memang benar dikatakan bahwa hidup baik itu memang sangat baik dan dikehendaki oleh Tuhan tetapi tidak selamanya berjalan mulus, karena pasti selalu ada tantangan dan bahkan pasti ada saja orang yang berusaha menanamkan benih kejahatan untuk merusak kebaikan kita dan untuk mempengaruhi kita. Pada saat kita menjadi marah akibat kejahatan orang lain pada kita dan ketika kita membenci dan membalas kejatahan mereka, saat itu pulalah benih kebaikan yang sudah ditanamkan oleh Allah dalam diri kita akhirnya ikut tercabut dari diri kita. Mungkin kita berpikir bahwa kita membalas kejahatan orang lain dengan perbuatan yang serupa dengan maksud agar seseorang itu jera dan tidka berbuat hal yang sama, tetapi seringkali pula tanpa sadar kita justru mencabut benih kebaikan dalam diri kita.

Memang manusia berpikir bahwa kejahatan dan orang-orang jahat di dunia ini patut dihukum dan bahkan kalau perlu dihukum mati saja. Namun pikiran Tuhan sungguh berbeda ketika menghadapi kejahatan manusia. Dalam injil dikatakan bahwa Tuhan telah menanamkan kebaikan ke dalam hidup ini dan ke dalam diri kita, tetapi tengah malam saat semuanya tidur si jahat menaburkan benuh yang jahat ke tengah-tengah benih yang baik. Benih kejahatan itu tumbuh bersama benih kebaikan dan ini membuat para pekerja. Mereka meminta ijin agar diperkenankan untuk mencabut lalang-lalang itu. Tetapi Tuhan melarang mereka dengan alasan supaya jangan ikut gandum itu tercabut saat mencabut lalang-lalang itu. Tuhan membiarkan lalang itu tumbuh bersama gandum tentu bukan karena menghendaki lalang itu tumbuh tetapi demi gandum-gandum supaya tidak ikut tercabut. Pikiran demikian tentu membuat para pekerja itu bingung, tetapi Tuhan menambahkan bahwa walaupun seakan Tuhan membiarkan lalang itu ikut Tumbuh, tetapi yang jelas Tuhan tidak menghendakinya sebab pada musim panen, gandum akan dimasukkan ke lumbungnya sedangkan lalang itu akan diikat dan dibakat.
Kesabaran Tuhan atas manusia terutama yang hidup tidak baik sungguh memang luar biasa. Tuhan tidak langsung menghukum dan mencabut nyawa orang-orang yang hidupnya tidak baik.

Berbeda dengan manusia yang mudah emosi dan tidak sabar bila menghadapi kejahatan dalam hidupnya. Kita malah seringkali justru jatuh pada perbuatan yang tidak baik. Sebagaimana kita katakan tadi, bahwa saat itu tidak sabar menghadapi kejahatan dan akhirnya melakukan hal yang sama terhadap yang berbuat jahat kepada kita, saat itu kita mencabut benih kebaikan dalam diri kita.

Dari sebab itu, mari kita belajar dari Tuhan sendiri yang begitu sabar menghadapi kejahatan. Sehingga dalam menghadapi kejahatan dan perbuatan jahat terhadap orang lain, kita harus sabar dan tetap waspada jangan sampai kita pada akhirnya justru ikut mencabut benih kebaikan yang telah ditanamkan Tuhan dalam diri kita. Juga kita berusaha hidup setia dalam perbuatan baik. Memang bagi dunia dan bagi orang lain, kita kelihatan lemah, bodoh dan bisa saja kehilangan kesempatan hidup. Tetapi justru dengan tetap sabar dan setia dalam perbuatan baik, pada akhirnya kita akan masuk dalam lumbung Kerajaan Allah. Amin.

RENUNGAN HARI BIASA PEKAN XVI, JUMAT 22 Juli 2011

RENUNGAN HARI BIASA PEKAN XVI, JUMAT 22 Juli 2011
(Maria Magdalena)
Kel 20:1-17, Mzm 19:8,9,10,11, Mat 13:18-23

BACAAN INJIL:
Karena itu, dengarlah arti perumpamaan penabur itu. Kepada setiap orang yang mendengar firman tentang Kerajaan Sorga, tetapi tidak mengertinya, datanglah si jahat dan merampas yang ditaburkan dalam hati orang itu; itulah benih yang ditaburkan di pinggir jalan. Benih yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu ialah orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira. Tetapi ia tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, orang itupun segera murtad. Yang ditaburkan di tengah semak duri ialah orang yang mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah. Yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengar firman itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah, ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat."

RENUNGAN:
Mungkin pernah kita mendengar bahwa saat ada kebaktian misalnya KRK dengan pengkotbah adalah seorang pengkotbah yang terkenal, banyak orang yang menghadirinya dan begitu bersukacita apalagi bila juga ditampilkan kesaksian-kesaksian. Tetapi apa yang mereka bawa pulang? Mungkin saja mereka pulang dengan rasa kagum terhadap kehebatan pengkotbah dan juga rasa kagum dengan kesaksian-kesaksian yang mereka dengarkan. Mereka tidak ingat akan sabda Tuhan yang diwartakan dan mungkin juga si pengkotbah tanpa sadar tidak lagi mengutakan sabda Tuhan tetapi hanya menampilkan keahliannya dalam mengutak-atik kitab suci. Sehingga bukan hal yang aneh bila sehabis mengikuti kegiatan itu, orang tetap pada hidup lama, tidak menghasilkan buah, saat ada persoalan mereka langsung putus asa.
Sering juga orang merasa saat menghadapi persoalan hidup merasa terhibur oleh sabda Tuhan karena sabda itu cocok dengan situasi mereka. Namun sabda yang didengar tidak tumbuh dan berbuah.

Yesus mengumpamakan sabda itu adalah seumpama benih yang ditaburkan. Benih yang baik bila ditaburkan tentu diharapkan tumbuh dan berbuah. Demikianpun halnya, sabda Tuhan yang diwartakan hendaknya tidak sekedar menghibur tetapi sabda itu hendaknya tumbuh dan pada akhirnya menghasilkan buah bagi orang yang mendengarnya. Sabda itu sungguh tumbuh dan berbuah bila hidup kita berubah ke arah kebaikan, iman kita semakin mendalam sehingga kita tetap setia dalam iman walaupun menghadapi persoalan, hubungan kita dengan Tuhan semakin mendalam, juga hubungan dengan sesama kita menjadi lebih baik dan bahkan berbuah dengan perbuatan-perbuatan baik kepada sesama.

Maka sebagai permenungan bagi kita, ‘Apakah sabda Tuhan yang kita dengar sungguh tumbuh dan membuahkan hasil sebagaimana dikehendaki oleh Tuhan sendiri? Agar sabda Tuhan itu tumbuh dan berbuah, tentu kita harus mengolah hidup kita agar menjadi tanah yang subur sehingga sabda yang kita dengar tidak hanya sekedar menghibur, tetapi tumbuh dalam diri kita dan menghasilkan buah berlimpah yang dapat dinikmati oleh banyak orang. Amin.

RENUNGAN HARI BIASA PEKAN XVI, KAMIS 22 Juli 2011

PERTEMUAN IBU-IBU KATOLIK SE-PAROKI
DAN PESTA PELINDUNG PAROKI
GEREJA KATOLIK PAROKI MARIA DARI GUNUNG KARMEL-TIGALINGGA

Pertemuan para ibu se-paroki telah terlaksana pada hari Kamis-Sabtu, 15 s/d 16 Juli 2011. Pertemuan ini mengundang semua ibu katolik yang ada di paroki untuk hadir dalam pertemuan/pembinaan para ibu katolik dan juga segaligus menjalin kebersamaan para ibu. Pertemuan ditutup dengan perayaan pesta Pelindung paroki dengan melibatkan atau mengundang semua umat se-paroki. Pertemuan dan pesta pelindung ini berjalan dengan baik adalah berkat karunia Allah dan juga karena kerjasama semua umat se-paroki.

Namun sayang, ibu-ibu yang hadir dalam pertemuan/pembinaan itu tidak sebanyak seperti yang diharapkan. Banyak stasi yang tidak mengutus para ibu dari stasi mereka. Alasan yang diberikan oleh para pengurus Gereja adalah karena para ibu yang di stasi tidak ada yang mau hadir dan adapula yang mengatakan karena para ibu di stasi mereka tidak bisa ikut dalam lomba koor sehingga tidak hadir. Padahal lomba-lomba yang diadakan bukanlah menjadi tujuan utama, itu hanya sarana menjalin kebersamaan di stasi saat mempersiapkan dan untuk menyemarakkan pertemuan. Mungkin para ibu kutang melihat bahwa peranan ibu dalam rumah tangga sangatlah penting, sebab selain Dalam kenyataan di lapangan, banyak kaum ibu yang menjadi katolik pada mulanya adalah karena mengikut suami yang katolik atau dalam arti karena menikah di Gereja Katolik dengan suami yang katolik. Mereka pada akhirnya diterima resmi di Gereja Katolik umumnya tanpa persiapan yang matang, mengingat kekurangan tenaga pastoral dalam pembinaan. Ini tentu sangat mempengaruhi kehidupan iman mereka, juga dalam pembinaan iman anak dalam keluarga. Juga kenyataannya, kaum ibulah yang lebih rajin dalam kegiatan gereja dan lebih banyak hadir dalam ibadat-ibadat hari minggu di Gereja.

Pertemuan itu dihadiri oleh stasi dengan jumlah peserta.... Stasi-stasi yang mengirim utusan adalah:
1Stasi Rente Besi14 orang
2Stasi Napan Belang6 orang
3Stasi Tanah Pinem16 Orang
4 Stasi Lau Pamulutan 15 Orang
5 Stasi Sukan Debi 16 Orang
6 Stasi Sibengkurung 14 Orang
7 Stasi Sumbul Karo 16 Orang
8 Stasi Gundaling 1 16 Orang
9 Stasi G. Sitember 9 Orang
10 Stasi Parsaoran 5 Orang
11 Lingk. Kuta Bunga 15 Orang
12 Lingk Huta Baru 4 Orang
13 Lingk. Pasar 3 Orang
14 Lingk. G. Sayang 2 Orang
15 Pendamping Stasi 5 Orang

Dalam pertemuan itu, Pastor Antonius Manik O.Carm kembali menekankan betapa besarnya peranan ibu dalam rumah tangga kristiani dan bahkan beliau mengatakan peranan ibu sangat mempengaruhi kehidupan rumah tangga, termasuk itu dalam hal iman atau pendidikan iman kepada anak-anak. Sebab bagaimanapun sekarang ini, ibulah yang sangat diharapkan terlibat sungguh dalam pembinaan anak-anak di rumah tangga juga menyangkut pendidikan iman anak.

Dalam pertemuan ini, kaum ibu menerima masukan dari Dokter Nenny Sianturi sehubungan dengan kesehatan ibu dalam rumah tangga. Ibu dokter ini adalah umat dari paroki Sidikalang dan beliau mengatakan bahwa seringkali para ibu kurang memperhatikan kesehatan dalam rumah tungguh terutama kesehatan diri ibu sendiri. Ibu dokter membagikan pemahaman sehubungan dengan kangker servic yang kata beliau tidak semua ibu atau kaum wanita mengetahui kanker ini dan seringkali menganggapnya sangat sepele, padahal ini sangat penting untuk diketahui. Ibu ini juga berbagi pengalaman bagaimana peran ibu dalam rumah tangga dalam relasi dengan suami dan anak-anak.

Pada hari kedua diadakanlah lomba-lomba, yakni:

1Lomba Koor
2Lomba Lektor
3Lomba Kuis Kitab Suci

Para pemenang perlombaan ini adalah:


LOMBA KOOR

Juara 1 Stasi Sibengkurung

Juara 2Stasi Sukan Debi

Juara 3Stasi G. Sitember

Juara Harapan 1Stasi Gundaling 1

Juara Harapan 2Lingk. Kuta Bunga

LOMBA LEKTOR

Juara 1Stasi Sumbul Karo

Juara 2Stasi Gundaling 1

Juara 3 Stasi Sukan Debi

LOMBA KUIS KITAB SUCI

Juara 1Stasi Sumbul Karo

Juara 2Lingkungan Kota

Juara 3Stasi Gundaling 1

Suasana perlombaan berlangsung dengan meriah, karena para peserta yang tidak ikut dalam lomba juga ikut menyaksikan dan memberi semangat kepada peserta yang berlomba.

Hari ketiga yakni pada hari Sabtu 16 Juli 2011 merupakan puncak dari pertemuan ini dan sekaligus disatukan dengan perayaan pesta pelindung paroki yakni hari raya Maria Bunda Karmel. Dalam penutupan dan pesta paroki ini, semua pengurus Gereja dan umat diundang untuk hadir. Juga dalam perayaan ini diundang para pastor karmel dan familia karmelitana yakni para suster Hermanas Karmelitas yang bertugas di Sumbul dan juga mengundang karmelit awam dari paroki Sidikalang. Perayaan ekaristi dipimpin oleh Vikep Dairi yakni Pastor Bernad Teguh O.Carm dan homili diberikan oleh pastor Komisaris Karmel Sumatera yakni Pastor Frans Borta Rumapea O.Carm.

Sesudah perayaan ekaristi selesai, dilanjutkan dengan acara menortor bersama, kata-kata sambutan dan pembacaan pemenang lomba-lomba. Pada akhirnya kegiatan ini selesai pukul 3 sore dengan ditutup doa penutup oleh pastor paroki.



RENUNGAN HARI BIASA PEKAN XVI, KAMIS 21 Juli 2011

RENUNGAN HARI BIASA PEKAN XVI, KAMIS 21 Juli 2011
(Laurensius dr Brindisi)
Kel 19: 1-2,9-11,16-20b, MT Dan 3:52,53,54,56, Mat 13:10-17

BACAAN INJIL:
Maka datanglah murid-murid-Nya dan bertanya kepada-Nya: "Mengapa Engkau berkata-kata kepada mereka dalam perumpamaan?" Jawab Yesus: "Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Sorga, tetapi kepada mereka tidak. Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan; tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya. Itulah sebabnya Aku berkata-kata dalam perumpamaan kepada mereka; karena sekalipun melihat, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak mendengar dan tidak mengerti. Maka pada mereka genaplah nubuat Yesaya, yang berbunyi: Kamu akan mendengar dan mendengar, namun tidak mengerti, kamu akan melihat dan melihat, namun tidak menanggap. Sebab hati bangsa ini telah menebal, dan telinganya berat mendengar, dan matanya melekat tertutup; supaya jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya, lalu berbalik sehingga Aku menyembuhkan mereka. Tetapi berbahagialah matamu karena melihat dan telingamu karena mendengar. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya banyak nabi dan orang benar ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya.

RENUNGAN:
Saat kita mendengar kesaksian orang yang mengatakan bahwa dirinya sembuh dari penyakit padahal para dokter mengatakan tidak ada lagi harapan dan ia mengatakan bahwa dia sembuh hanya karena mukjizat Tuhan, kita pasti setuju bahwa itu adalah mukijzat Tuhan. Namun walau kita mendengar dan setuju atas kesaksian itu, belum tentu kita menjadi lebih beriman. Juga bila orang mengatakan bahwa dia mengalami kecelakaan kecil dan yakin bahwa pada peristiwa itu Tuhan bekerja, kita mungkin akan berkata bahwa dia bisa selamat adalah karena faktor kebetulan, keberuntungan atau karena memang dia bisa menghindarkannya. Kita umumnya sangat sulit melihat karya Allah dalam peristiwa-peristiwa kecil dalam kehidupan kita.

Yesus mengajar dengan perumpamaan bukan berarti mau menyembunyikan rahasia Kerajaan Allah kepada orang-orang tertentu. Namun dengan perumpaan itu diharapkan orang yang mendengarkannya semakin mudah menangkap pengajaran Yesus. Sebab biasanya pengajaran dengan perumpamaan justru lebih mudah dimengerti. Yesus mewartakan Kerajaan Allah lewat pengajaran, dengan melakukan mukjizat, dan lewat perumpamaan, tetapi orang-orang Farisi dan ahli-ahli taurat tetap tidak menangkap kehadiran Kerajaan Allah dalam diri Yesus Kristus. Mereka sudah mendengar sendiri pengajaran Yesus, sudah melihat sendiri mukjizat yang diperbuat Yesus tetapi mereka tetap bertegar hati dan tidak mau percaya. Sehingga benarlah apa yang dikatakan oleh Yesus bahwa mereka mempunyai mata tetapi tidak melihat kehadiran Kerajaan Allah dalam diri Yesus, mereka telah mendengar pengajaran Yesus tetapi tetap tidak percaya kepada-Nya, hati mereka sungguh bebal dan tegar hati.

Mungkin kitapun sebenarnya tidak jauh beda dengan orang Farisi dan ahli-ahli Taurat. Dengan berbagai cara Allah menyatakan kasih-Nya kepada kita dalam hidup setiap hari. Allah mengajar kita untuk percaya kepada-Nya dengan beragai cara. Namun kita punya mata, tetapi kita tidak mampu melihat kehadiran Allah dalam peristiwa hidup kita dan juga dalam diri sesama kita terutama yang menderita. Kita mempunyai telinga dan sudah mendengar tentang Yesus dan kerajaan Allah, namun kita tidak mendengar dan tidak mau percaya. Kita tetap bertegar hati dan tidak mau percaya kepada Allah.

Kegagalan orang yang tidak mau percaya adalah karena mereka bersikap sombong dan menganggap bahwa kita bisa hidup tanpa Allah. Oleh karena itu, kerendahan hati dan berjiwa miskin di hadapan Allah adalah kunci utama untuk mampu menangkap kehadiran Allah dalam hidup kita. Kalaupun kita tidak mampu menangkap kehadiran Allah dalam hidup kita, bukan karena Allah menyembunyikannya dari kita, tetapi mungkin kita kurang percaya kepada Dia dan kurang bersikap rendah hati dalam hidup. Orang yang hidup dengan semangat miskin di hadapan Allah, akan mampu menangkap kehadiran Allah dalam hidupnya. Amin.

RENUNGAN HARI BIASA PEKAN XVI, RABU 20 Juli 2011

RENUNGAN HARI BIASA PEKAN XVI, RABU 20 Juli 2011
(Apollinaris)
Kel 16:1-5,9-15, Mzm 78:18-19,23-24,25-26,27-28, Mat 13:1-9

BACAAN INJIL:
Pada hari itu keluarlah Yesus dari rumah itu dan duduk di tepi danau. Maka datanglah orang banyak berbondong-bondong lalu mengerumuni Dia, sehingga Ia naik ke perahu dan duduk di situ, sedangkan orang banyak semuanya berdiri di pantai. Dan Ia mengucapkan banyak hal dalam perumpamaan kepada mereka. Kata-Nya: "Adalah seorang penabur keluar untuk menabur. Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu datanglah burung dan memakannya sampai habis. Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya, lalu benih itupun segera tumbuh, karena tanahnya tipis. Tetapi sesudah matahari terbit, layulah ia dan menjadi kering karena tidak berakar. Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati. Dan sebagian jatuh di tanah yang baik lalu berbuah: ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!"

RENUNGAN:
Pada umumnya kita lebih senang bergaul dengan orang yang baik dan juga menguntungkan bagi kita. Ketika seseorang itu baik kepada kita, kita juga baik kepadanya. Namun manakala orang yang dulunya baik bila pada suatu waktu seseorang itu tidak baik lagi, kitapun pada umumnya pasti akan tidak baik kepada dia. Sering juga terjadi manakala seseorang itu tidak lagi memberi keuntungan bagi kita karena seseorang itu tiba-tiba menderita, kitapun akhirnya menjauh dari dari. Bahkan seringkali tanpa sadar kita membeda-bedakan orang lain. Orang tua kadang sadar atau tidak sadar membeda-bedakan kasih sayang mereka terhadap anak-anak mereka.

Namun syukurlah bahwa Tuhan tidak seperti kita manusia. Tuhan Allah memberikan berkat-Nya kepada semua orang, Tuhan tidak membeda-bedakan kasih-Nya kepada kita. Tuhan juga tidak pernah menghentikan kasih-Nya kepada kita walaupun kita berdosa. Tidak ada yang bisa menghalangi kasih Allah kepada kita. Hanya kita yang seringkali kurang menyadari dan mengimaninya sehingga anugerah, berkat dan kasih yang diberikan kepada kita tidak berbuah. Sekiranya kita percaya kepada Tuhan dan percaya bahwa Dia mengasihi kita, kita tentunya mengupayakan hidup kita menjadi lahan subur sehingga kasih dan berkat yang Dia berikan tinggal dalam diri kita dan akhirnya menghasilkan buah. Mengupayakan hidup menjadi tanah yang subur adalah dengan berusaha mendekatkan diri dengan Tuhan dan berusaha setia melaksanakan sabda Tuhan dalam hidup dan hal itu nyata dengan hidup melakukan perbuatan-perbuatan baik sebagaimana yang dikehendaki oleh Tuhan sendiri.

Pada akhir Injil tadi dikatakan bahwa benih yang jatuh di tanah yang baik lalu berbuah: ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat. Dalam hal ini, Allah tidak menuntut buah yang sama atau yang banyak melebihi kemampuan kita. Yang utama bagi Tuhan adalah bahwa benih kasih dan berkat yang Dia berikan kepada kita itu berbuah, bukannya malah menjadi mati. Bila hidup kita semakin dekat dengan Allah, tentu hidup kita pun akan menghasilkan buah yang lebih banyak lagi. Namun perlu juga kita ingat bahwa semakin besar berkat yang kita terima, semakin besar pula buah yang harus kita hasilkan. Amin.

Pertemuan dan Peminaan Anak Minggu Gembira Se-Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga Sabtu-Senin, 18 -21 Juni 2011-07-19 Di Aula Paroki

Pertemuan dan Peminaan Anak Minggu Gembira
Se-Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga
Sabtu-Senin, 18 -21 Juni 2011-07-19 Di Aula Paroki

“Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku”, inilah yang menjadi tema dari pertemuan dan pembinaan minggu gembira yang telah berlangsung dengan sangat baik. Pembinaan iman usia dini jelas merupakan suatu kegiatan gereja yang sangat penting karena apa pengalaman iman masa kecil itu pasti akan sangat membekas dalam diri anak-anak dan bahkan seringkali apa yang diterima pada waktu kecil itu menjadi dasar dan patokan iman anak hingga dewasa. Pengalaman pembinaan iman pada usia dini pasti akan melekat dalam diri anak-anak. Oleh karena itulah pembina asmika melaksanakan pertemuan dan pembinaan ini serta berusaha melaksanakannya dengan sebaik-baiknya.

Pembinaan yang direncanakan telah berjalan dengan baik dan sukses. Peminaan ini dilaksanakan dan dipandu oleh seksi Minggu Gembira paroki, bekerja sama dengan para pembina Minggu Gembira dari masing-masing stasi serta dibantu oleh Frater Agustinus Aris O.Carm. Jumlah anak yang hadir sekitar 325 orang anak dari berbagai usia anak Minggu gembira. Jumlah itu belum termasuk para pembina dari setiap stasi. Jumlah yang ini mengagetkan panitia karena melebihi target yang diperkirankan sehingga dana dan konsumsi yang disediakan menjadi kurang. Untuk dalam hal ini pastor parok berpesan bahwa berapapun dana yang kurang akan ditutupi oleh paroki, sehingga makan anak-anak harus tetap baik dan cukup. Jumlah peserta yang begitu banyak membuat ruangan aula menjadi begitu sesak, tetapi walaupun demikian anak-anak tetap bergembira. Tempat tidur juga menjadi persoalan karena jumlah yang hadir sangat banyak sehingga anak-anak juga tidur di ruang pertemuan, panggung dan di ruang tamu pastoran.

Walaupun jumlah yang hadir begitu banyak, namun sebenarnya belum semua stasi mengirimkan anak minggu mereka. Tentu bukan karena di stasi itu tidak ada anak-anak usia minggu gembira. Mengapa beberapa stasi tidak berpartisipasi? Ini merupakan tantangan dan peremenungan bersama, karena mungkin saja di stasi itu tidak diadakan pembinaan minggu gembira atau karena pengurus gereja stasi tertentu kurang peduli dengan pemibaan iman usia dini anak-anak.
Pertemuan dan pembinaan minggu gembira ini ditutup dengan misa yang dipersembahkan oleh pastor paroki Pastor Antonius Manik O.Carm. Selamat bagi panitia karena sudah sukses menyelenggarakan pertemuan ini dan selamat bagi anak-anak yang bergembira bersama sebagai anak-anak Allah. Semoga tahun-tahun kemudian kegiatan ini tetap dilaksanakan dengan bentuk yang lebih meriah lagi.

Anggaran Kemenag harus fokus pada pembinaan umat

Anggaran Kemenag harus fokus pada pembinaan umat

Romo Antonius Benny Susetyo, sekretaris eksekutif Komisi HAK KWI mengatakan anggaran yang diminta Kementrian Agama hendaknya dialokasikan lebih banyak untuk pembinaan umat, bukan hanya pembangunan fisik.

“Menteri agama hendaknya memprioritaskan anggaran untuk meningkatkan pembinaan dan pendidikan umat ketimbang pembangun fisik yang tidak efektif,” kata Romo Benny.

Ia mengatakan selama ini anggaran yang digunakan departemen agama hanya fokus pada pembangunan fisik antara lain pembangunan masjid, gereja, pura, dan vihara. Namun, lembaga itu kurang memperhatikan pendidikan karakter yang justru penting untuk meningkatkan kualitas hidup bangsa ini.

Apalagi sekarang terjadi berbagai kasus intoleransi dan kekerasan atas nama agama. Maka anggaran itu harus dipergunakan untuk membina umat untuk mencegah tindakan kekerasan.

Dalam rapat kerja dengan Komisi VIII DPR minggu lalu Menteri Agama Suryadharma Ali meminta tambahan anggaran dana ke DPR sebesar 3,5 triliun rupiah. Pasalnya Kemenag hanya mendapatkan 32,1 triliun rupiah, dari total kebutuhan sebesar 35,6 triliun untuk rencana pembangunan selama 2010-2014.

Hal itu menurut Suryadarma sesuai amanat Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 yakni untuk pembangunan nasional di bidang keagamaan — peningkatan kua­litas kehi­du­pan beragama, pe­ning­katan kerukunan umat ber­aga­ma, pe­ningkatan kualitas lem­baga pen­didikan keagamaan, pening­katan kualitas penyeleng­garaan iba­dah haji dan penciptaan tata­kelola kepemerintahan yang ber­sih dan berwibawa.

Suryadarma menjelaskan dana 3,5 tri­liun rupiah itu akan dialokasikan ke­pada beberapa program prioritas antara lain 3,1 miliar rupiah untuk pendidikan Islam, 44,1 miliar rupiah untuk Bimas Islam, 27,4 miliar rupiah untuk Bimas Kristen, Rp13,4 miliar rupiah untuk Bimas Katolik, 6,8 miliar rupiah untuk Bimas Hindu, dan 2,5 miliar rupiah untuk Bimas Buddha.

Meskipun dana itu telah dianggarkan menurut Bimas agama masing-masing, namun Romo Benny mengatakan porsi dana yang lebih besar harus untuk kepentingan umum, selain pendidikan dan pembinaan juga kegiatan dialog lintas agama untuk membangun kerukunan di kalangan umat berbagai beragama.

Artikel terkait:

Kemenag minta jatah tambahan Rp 3,5 triliun­

Disadur dari : www.cathnewsindonesia.com,Tanggal publikasi: 19 Juli 2011

RENUNGAN HARI BIASA PEKAN XVI, SELASA 18 Juli 2011

RENUNGAN HARI BIASA PEKAN XVI, SELASA 19 Juli 2011
(Kel 14:21-15:1; Mat 12:46-50)

"Ini ibuKu dan saudara-saudaraKu!"

BACAAN INJIL:
" Ketika Yesus masih berbicara dengan orang banyak itu, ibu-Nya dan saudara-saudara-Nya berdiri di luar dan berusaha menemui Dia. Maka seorang berkata kepada-Nya: "Lihatlah, ibu-Mu dan saudara-saudara-Mu ada di luar dan berusaha menemui Engkau." Tetapi jawab Yesus kepada orang yang menyampaikan berita itu kepada-Nya: "Siapa ibu-Ku? Dan siapa saudara-saudara-Ku?" Lalu kata-Nya, sambil menunjuk ke arah murid-murid-Nya: "Ini ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku! Sebab siapa pun yang melakukan kehendak Bapa-Ku di sorga, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku." (Mat 12:46-50), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

RENUNGAN:

Membaca injil hari ini sepintas kita menganggap bahwa Yesus sebagai anak berlaku tidak hormat terhadap ibu-Nya. Yesus seakan menyangkal ibu dan saudara-saudara-Nya dengan mengatakan bahwa para murid dan yang mengikuti Dia lah ibu dan saudara-saudara-Nya. Tentu Yesus bukan mau menyangkal dan tidak menghormati Maria sebagai ibu yang telah mengandung dan melahirkan-Nya. Tetapi justru dari kata-kata Yesus yang mengatakan bahwa siapa pun yang melakukan kehendak Bapa-Ku di sorga, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku, Maria menjadi orang pertama yang dihunjuk lewat perkataan itu. Sebab kita tahu bahwa Maria adalah orang yang sungguh mendengatkan dan melaksanakan Sabda Allah, dia mengandung dari Roh Kudus karena dia mendengarkan sabda Allah. Jadi jelaslah bahwa Yesus bukan tidak mau menghormati Maria dan Mariapun kitanya tidak tersinggung atas perkataan Yesus.

Namun selain itu, Yesus mau mengatakan bahwa Allah sungguh mengasihi manusia sehingga mau menjadi saudara bagi siapa saja yang percaya kepada-Nya dan melakukan kehendak Allah. Dia juga mau menjadi bagian dari keluarga kita semua dan sungguh ingin menjadi orang yang sangat dekat dengan manusia. Tetapi dengan jelas dikatakan bahwa hal itu bisa terjadi bila kita sungguh mau percaya kepada-Nya dan melakukan kehendak Allah.

Kita seringkali bangga menjadi saudara, keluarga atau mempunyai hubungan yang dekat dengan orang yang kaya, orang berpangkat, penguasa atau orang besar, tetapi kita lupa dan hampir mungkin tidak pernah menyadari serta tidak bangga bila kita disebut sebagai keluarga Allah. Padahal kuasa, pangkat dan jabatan asa masanya sehingga ada ungkapan, “Anak, keluarga atau saudara mantan bupati, atau mantan pejabat”. Sedangkan Allah adalah kekal, sehingga tidak pernah dikatakan, “Saudara dari mantan Allah.” Sehingga sungguh besar kasih Allah karena Dia mau menjadi bagian dari hidup kita. Siapakah kita ini sehingga Yesus mau mejadi bagian terdekat dalam keluarga dan dalam hidup kita? Semua adalah karena kasih Allah. Namun baiklah kiranya kita tetap ingat bahwa Yesus telah memberi diri-Nya untuk menjadi bagian dari keluarga dan dekat dengan kita. Maka semoga kita hidup sebagai saudara-saudari Allah, bagian dari keluarga kerejaan Allah dengan percaya kepada-Nya dan melaksanakan kehendak Allah. Amin.

Senat Filipina nyatakan para uskup tidak bersalah

Senat Filipina nyatakan para uskup tidak bersalah

Para Senator Filipina telah membebaskan tujuh uskup dari tuduhan menerima hadiah dana dan kendaraan dari Charity Sweepstakes Office (PCSO) yang dikelola pemerintahan Gloria Macapagal-Arroyo.

Para senator mengatakan tidak ada yang tidak wajar dalam tindakan para uskup itu.

Meski demikian, para uskup sudah mengakui bahwa isu itu sudah membuat Gereja malu, dan telah mengembalikan kendaraan meskipun Senat memutuskan bahwa kendaraan itu menjadi hak mereka.

Guingona mengatakan tak ada kejanggalan tentang tanda terima kendaraan para uskup dari pemerintah karena hal itu digunakan untuk membantu masyarakat dan bukan untuk promosi agama.

Dalam sebuah pernyataan yang dibacakan oleh Uskup Agung Orlando Quevedo dari Cotabato selama dengar pendapat itu, para uskup mengatakan kendaraan-kendaraan itu digunakan untuk kegiatan sosial di keuskupan mereka masing-masing namun mereka akan mengembalikan.

Tiga uskup dari Luzon membawa kendaraan mereka ke Senat dan mengembalikannya kepada kantor PCSO.

Uskup Agung Quevedo mengatakan kendaraan-kendaraan untuk para uskup di Mindanao, termasuk satu untuk keuskupan agungnya, akan segera dikembalikan kepada wakil PCSO yang berwenang.

Enam dari tujuh uskup yang terlibat dalam kontroversi menghadap komite senat.

Selain Uskup Quevedo, uskup-uskup termasuk Uskup Agung Romulo Valles dari Zamboanga, Uskup Rodolfo Beltran dari Bontoc-Lagawe, Uskup Leopoldo Jaucian dari Abra, Uskup Juan de Dios Pueblos dari Butuan dan Uskup Martin Jumoad of Basilan.

Uskup Ernesto Salgado dari Nueva Segovia, yang baru-baru ini keluar negeri, yang diwakili oleh Uskup Auxilier David William Antonio.

Selama pertemuan itu, para senator juga mencerca ketua PCSO Margarita Juico yang menyebut jenis “Pajero” karena tak ada Mitsubishi Pajero yang diberikan kepada salah satu uskup. Jenis kendaraan itu menghina dengan julukan “Uskup-Uskup Pajero.”

Juico mengelak istilah Pajero tidak berasal dari kantornya, tapi ia tetap meminta maaf kepada para uskup.

Senator Miriam Defensor-Santiago mengatakan istilah “uskup-uskup Pajero” adalah sebuah slogan propaganda yang bertujuan menyembunyikan deposito ilegal sebesar 1,5 triliun peso (US$35 juta) dari dana PCSO pada sebuah bank swasta.

SUMBER: Senate finds no fault with ‘donations’

BERITA TERKAIT: Skandal hadiah para uskup lukai gereja filipina

Disadur dari :http://www.cathnewsindonesia.com/2011/07/14/senat-filipina-nyatakan-para-uskup-tidak-bersalah/ , Tanggal publikasi: 14 Juli 2011

RENUNGAN HARI BIASA PEKAN 1VI, SENIN 18 Juli 2011

RENUNGAN HARI BIASA PEKAN 1VI, SENIN 18 Juli 2011
Kel 14:5-18, MT Kel 15:1-2,3-4,5-6, Mat 12:38-42

BACAAN INJIL:
Pada waktu itu berkatalah beberapa ahli Taurat dan orang Farisi kepada Yesus: "Guru, kami ingin melihat suatu tanda dari pada-Mu." Tetapi jawab-Nya kepada mereka: "Angkatan yang jahat dan tidak setia ini menuntut suatu tanda. Tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus. Sebab seperti Yunus tinggal di dalam perut ikan tiga hari tiga malam, demikian juga Anak Manusia akan tinggal di dalam rahim bumi tiga hari tiga malam. Pada waktu penghakiman, orang-orang Niniwe akan bangkit bersama angkatan ini dan menghukumnya juga. Sebab orang-orang Niniwe itu bertobat setelah mendengar pemberitaan Yunus, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Yunus! Pada waktu penghakiman, ratu dari Selatan itu akan bangkit bersama angkatan ini dan ia akan menghukumnya juga. Sebab ratu ini datang dari ujung bumi untuk mendengar hikmat Salomo, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Salomo!"

RENUNGAN:
Manusia kerap memerlukan tanda untuk dapat meyakini sesuatu itu benar atau tidak, maka sering menuntut tanda. Para ahli Taurat dan orang Farisi meminta tanda dari Yesus agar mereka percaya bahwa Yesus adalah memang Mesias. Yesus menolak permintaan mereka. Yesus menolak karena Yesus tahu ketegaran hari mereka sebab sudah dengan jelas mereka sudah melihat mukjijat penyembuhan yang dilakukan oleh Yesus namun mereka tetap tidak percaya dan masih meminta tanda lain sesuai dengan keinginan mereka. Sebab dengan jelas mereka tahu bahwa tidak ada orang yang bisa menyembuhkan orang sakit kalau dia bukan berasal dari Allah. Namun walaupun demikian mereka masih tidak percaya, meminta tanda padahal barusan mereka melihat tanda yang dibuat oleh Yesus yakni mukjijat penyembuhan. Mereka tidak percaya karena mengharapkan mesias seperti kehendak mereka bukan seperti yang dikehendaki oleh Allah. Sehingga tanda yang mereka minta adalah tanda seperti yang mereka kehendaki.

Dewasa ini juga seringkali dalam beriman orang meminta tanda baru percaya. Kecenderungan ini kiranya sungguh menjadi ngetren, makanya dalam kebaktian-kebaktian yang bernuansa penyembuhan, selalu ada kesaksian orang yang mengalami penyembuhan atau mukjijat Allah dengan alasan sebagai tanda bagi banyak orang bahwa kuasa Allah itu luar biasa. Seakan tanda itu diharapkan menjadi pelaris dari pelayanan dan pewartaan sehingga terkadang seakan dipaksakan dan bahkan terkadang kesaksiannya berkesan mengada-ada atau sulit untuk dipercaya. Namun itulah kenyataan dalam hidup beriman sehingga orang seakan menjadi percaya karena melihat tanda bukan karena memang percaya kepada Tuhan.

Tanda itu perlu, tetapi bila melulu beriman karena tanda, ada bahaya bahwa orang tidak sungguh percaya kepada Allah tetapi mencari kepuasan diri lewat penglihatan karena seringkali tanda yang kita harapkanpun hanya bila sesuai dengan keinginan hati dan mata kita saja. Padahal dalam hidup ini, Tuhan sudah memberi begitu banyak tanda yang bisa membuat kita percaya. Tanda paling nyata akan kasih Allah adalah Yesus sendiri yang tanda nyata kasih Allah kepada manusia. Kasih Allah itu dinyatakannya dengan rela mengorbankan diri demi menyelamatkan manusia. Selain itu, Tuhan juga memberi banyak tanda dalam hidup hingga sekarang, hanya kita sulit menangkap dan mempercayainya sebagai tanda kehadiran Allah, karena kita kurang percaya pada Yesus dan kasih-Nya yang menyertai kita sepanjang masa. Sebab kalau kita sungguh percaya kepada Yesus, kita pasti bisa dengan mudah menangkap tanda kehadiran-Nya dalam hidup kita bahkan dalam setiap saat kehidupan kita. Sebab Yesus lewat Roh Kudus selalu hadir dalam hidup kita. Artinya, kalau kita memandang hidup ini dengan kaca mata iman, kita pasti dapat dengan mudah menangkap kehadiran Tuhan dalam hidup sehingga kita tidak perlu menuntut tanda dari Tuhan. Sehingga intinya adalah, kita hendaknya semakin membina dan memperdalam iman kita kepada Yesus supaya kita mampu menangkap kehadiran-Nya dalam hidup kita dan kita tidak meminta tanda. Bahkan dengan iman yang mendalam, kita bukannya meminta tanda dari Tuhan atau dari orang lain, tetapi justru menjadi tanda kehadiran Tuhan dalam hidup ini. Amin.

Uskup Filipina Minta Maaf Soal Skandal

Uskup Filipina Minta Maaf Soal Skandal

(Manila 11/7/2011)Para pemimpin gereja Katolik Roma di Filipina, Senin (11/7/2011), meminta maaf setelah beberapa uskup menerima sumbangan dari usaha lotre milik negara dan menjadikan mereka terjerat dalam skandal korupsi.

Presiden Konferensi Uskup Katolik Filipina, Uskup Nereo Odchimar, mengatakan, tujuh uskup yang terlibat kasus tersebut siap untuk "menghadapi konsekuensi" jika mereka ditemukan melanggar hukum. "Kami mengungkapkan duka yang mendalam ... dan rasa sedih bahwa peristiwa baru-baru ini melibatkan orang-orang tercinta kami," kata Odchimar dalam sebuah pernyataan.

Skandal itu bermula dari tuduhan-tuduhan bahwa Presiden Gloria Arroyo menggunakan dana lotre negara untuk memberikan kendaraan 4WD kepada tujuh uskup dan dana 8,38 juta peso (196.000 dolar AS) dalam bentuk uang tunai antara tahun 2007 dan 2010 untuk membeli dukungan mereka. Pemberian mobil-mobil dan sumbangan itu terjadi pada saat Arroyo menghadapi krisis pemakzulan terkait tuduhan korupsi dan bahwa ia berbuat curang dalam pemilihan presiden 2004.

Senat Filipina sedang menyelidiki tuduhan terhadap para uskup itu, khusus menyelidiki apakah sumbangan itu ilegal dan melanggar pemisahan konstitusional antara gereja dan negara. Para uskup itu telah mengakui menerima mobil dan uang tunai, tetapi mengatakan mereka melakukannya untuk membantu orang-orang miskin di komunitas mereka.

Odchimar menekankan lagi Senin bahwa para uskup itu tidak mengakui telah melakukan kesalahan apapun, mereka siap untuk menerima sanksi. "Kami menjamin anda bahwa para uskup yang bersangkutan siap untuk menerima tanggung jawab atas tindakan mereka, dan untuk menghadapi konsekuensi jika terbukti melanggar hukum dan tidak konstitusional," katanya.

Dia juga mengakui, skandal itu telah mencoreng citra gereja, salah satu dari lembaga yang paling berpengaruh di Filipina. "Kami sangat sedih bahwa banyak dari anda, terutama generasi muda, orang miskin ... telah menjadi bingung karena ketidakkonsistensian nyata dari tindakan kami dengan khotbah-khotbah pastoral kami," kata Odchimar.

Seorang perempuan juru bicara Presiden Benigno Aquino mengatakan, permintaan maaf para uskup tersebut "sangat disambut baik". (kompas.com)

Disadur dari : www.mirifica.net

PERTEMUAN IBU-IBU KATOLIK SE-PAROKI DAN PESTA PELINDUNG PAROKI GEREJA KATOLIK PAROKI MARIA DARI GUNUNG KARMEL-TIGALINGGA

PERTEMUAN IBU-IBU KATOLIK SE-PAROKI DAN PESTA PELINDUNG PAROKI GEREJA KATOLIK PAROKI MARIA DARI GUNUNG KARMEL-TIGALINGGA

Pertemuan para ibu se-paroki telah terlaksana pada hari Kamis-Sabtu, 15 s/d 16 Juli 2011. Pertemuan ini mengundang semua ibu katolik yang ada di paroki untuk hadir dalam pertemuan/pembinaan para ibu katolik dan juga segaligus menjalin kebersamaan para ibu. Pertemuan ditutup dengan perayaan pesta Pelindung paroki dengan melibatkan atau mengundang semua umat se-paroki. Pertemuan dan pesta pelindung ini berjalan dengan baik adalah berkat karunia Allah dan juga karena kerjasama semua umat se-paroki.

Namun sayang, ibu-ibu yang hadir dalam pertemuan/pembinaan itu tidak sebanyak seperti yang diharapkan. Banyak stasi yang tidak mengutus para ibu dari stasi mereka. Alasan yang diberikan oleh para pengurus Gereja adalah karena para ibu yang di stasi tidak ada yang mau hadir dan adapula yang mengatakan karena para ibu di stasi mereka tidak bisa ikut dalam lomba koor sehingga tidak hadir. Padahal lomba-lomba yang diadakan bukanlah menjadi tujuan utama, itu hanya sarana menjalin kebersamaan di stasi saat mempersiapkan dan untuk menyemarakkan pertemuan. Mungkin para ibu kutang melihat bahwa peranan ibu dalam rumah tangga sangatlah penting, sebab selain Dalam kenyataan di lapangan, banyak kaum ibu yang menjadi katolik pada mulanya adalah karena mengikut suami yang katolik atau dalam arti karena menikah di Gereja Katolik dengan suami yang katolik. Mereka pada akhirnya diterima resmi di Gereja Katolik umumnya tanpa persiapan yang matang, mengingat kekurangan tenaga pastoral dalam pembinaan. Ini tentu sangat mempengaruhi kehidupan iman mereka, juga dalam pembinaan iman anak dalam keluarga. Juga kenyataannya, kaum ibulah yang lebih rajin dalam kegiatan gereja dan lebih banyak hadir dalam ibadat-ibadat hari minggu di Gereja.

1. LAPORAN KEGIATAN:
Pertemuan itu dihadiri oleh stasi dengan jumlah peserta 208 orang. Stasi-stasi yang mengirim utusan dari tiap-tiap stasi, baik untuk ikut dalam perlombaan maupun hanya mengikuti pembainaan.

Dalam pertemuan itu, Pastor Antonius Manik O.Carm kembali menekankan betapa besarnya peranan ibu dalam rumah tangga kristiani dan bahkan beliau mengatakan peranan ibu sangat mempengaruhi kehidupan rumah tangga, termasuk itu dalam hal iman atau pendidikan iman kepada anak-anak. Sebab bagaimanapun sekarang ini, ibulah yang sangat diharapkan terlibat sungguh dalam pembinaan anak-anak di rumah tangga juga menyangkut pendidikan iman anak.

Dalam pertemuan ini, kaum ibu menerima masukan dari Dokter Nenny Sianturi sehubungan dengan kesehatan ibu dalam rumah tangga. Ibu dokter ini adalah umat dari paroki Sidikalang dan beliau mengatakan bahwa seringkali para ibu kurang memperhatikan kesehatan dalam rumah tungguh terutama kesehatan diri ibu sendiri. Ibu dokter membagikan pemahaman sehubungan dengan kangker servic yang kata beliau tidak semua ibu atau kaum wanita mengetahui kanker ini dan seringkali menganggapnya sangat sepele, padahal ini sangat penting untuk diketahui. Ibu ini juga berbagi pengalaman bagaimana peran ibu dalam rumah tangga dalam relasi dengan suami dan anak-anak.

Pada hari kedua diadakanlah lomba-lomba, yakni:
1. Lomba Koor
2. Lomba Lektor
3. Lomba Kuis Kitab Suci

Suasana perlombaan berlangsung dengan meriah, karena para peserta yang tidak ikut dalam lomba juga ikut menyaksikan dan memberi semangat kepada peserta yang berlomba.

2. PESTA PELINDUNG PAROKI:

Hari ketiga yakni pada hari Sabtu 16 Juli 2011 merupakan puncak dari pertemuan ini dan sekaligus disatukan dengan perayaan pesta pelindung paroki yakni hari raya Maria Bunda Karmel. Dalam penutupan dan pesta paroki ini, semua pengurus Gereja dan umat diundang untuk hadir. Juga dalam perayaan ini diundang para pastor karmel dan familia karmelitana yakni para suster Hermanas Karmelitas yang bertugas di Sumbul dan juga mengundang karmelit awam dari paroki Sidikalang. Perayaan ekaristi dipimpin oleh Vikep Dairi yakni Pastor Bernad Teguh O.Carm dan homili diberikan oleh pastor Komisaris Karmel Sumatera yakni Pastor Frans Borta Rumapea O.Carm.

Sesudah perayaan ekaristi selesai, dilanjutkan dengan acara menortor bersama, kata-kata sambutan dan pembacaan pemenang lomba-lomba. Pada akhirnya kegiatan ini selesai pukul 3 sore dengan ditutup doa penutup oleh pastor paroki.
Perayaan ini berjalan denganbaik dan menghabiskan biaya sebanyak Rp. 24.460.000,-

Demikianlah kiranya laporan ini kami perbuat dengan semestinya. Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan atas berkat-Nya kepada kita semua, dan terimakasih kami kepada semua Saudara yang sudah mendoakan dan mendukung kegiatan ini.

Berbagi berita : Kemenag minta jatah tambahan Rp 3,5 triliun­

Kemenag minta jatah tambahan Rp 3,5 triliun­

Menteri Agama Suryadarma Ali

Kementrian Agama meminta tambahan anggaran sebesar 3,5 triliun rupiah. Pasalnya Kemenag hanya mendapatkan 32,1 triliun rupiah, dari total kebutuhan sebesar 35,6 triliun.

Menteri Agama Suryadarma Ali dalam rapat kerja dengan Komisi VIII DPR, mengatakan permintaan itu sesuai amanat Ren­cana Pem­ba­ngunan Jang­ka Me­nengah Na­sional (RPJMN) 2010-2014.

Menag mengatakan terkait pembangunan nasional di bidang agama ada lima hal pokok yaitu, peningkatan kua­litas kehi­du­pan beragama, pe­ning­katan kerukunan umat ber­aga­ma, pe­ningkatan kualitas lem­baga pen­didikan keagamaan, pening­katan kualitas penyeleng­garaan iba­dah haji dan penciptaan tata­kelola kepemerintahan yang ber­sih dan berwibawa.

“Kelima tugas pokok tersebut sudah dite­tapkan menjadi misi Kemenag mencapai visi tahun 2010-2014,” katanya.

Dan berdasarkan Surat Edaran Menteri Keuangan nomor SE-676/MK.02/2010 tanggal 3 Nopember 2010, Kemenag mem­peroleh pagu definitif 2011 sebe­sar Rp 32,1 triliun yang dialo­kasikan pada 11 program.

Jumlah itu masih kurang dari yang dibutuhkan yakni sebesar Rp 35,6 triliun. Jadi masih tekor Rp 3,5 tri­liun.

Suryadarma menjelaskan, Rp 3,5 tri­liun itu akan dialokasikan ke­pada beberapa program prioritas antara lain Rp 3,1 miliar untuk pendidikan Islam, Rp44,1 miliar untuk Bimas Islam, Rp27,4 miliar untuk Bimas Kristen, Rp13,4 miliar untuk Bimas Katolik, Rp6,8 miliar untuk Bimas Hindu, dan Rp2,5 miliar untuk Bimas Buddha.

SELENGKAPNYA: Kemenag Merengek Minta Duit 3,5 Triliun­

Disadur dari :www.cathnewsindonesia.com , Tanggal publikasi: 15 Juli 2011

RENUNGAN HARI MINGGU BIASA PEKAN XVI, 17 Juli 2011

RENUNGAN HARI MINGGU BIASA PEKAN XVI, 17 Juli 2011
Keb 12:13,16-19, Mzm 86:5-6,9-10,15-16a, Rm 8:26-27, Mat 13:24-43

BACAAN INJIL: Mat 13:24-43

“Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai musim panen.”

Tetapi pada waktu semua orang tidur, datanglah musuhnya menaburkan benih lalang di antara gandum itu, lalu pergi. Ketika gandum itu tumbuh dan mulai berbulir, nampak jugalah lalang itu. Maka datanglah hamba-hamba tuan ladang itu kepadanya dan berkata: Tuan, bukankah benih baik, yang tuan taburkan di ladang tuan? Dari manakah lalang itu? Jawab tuan itu: Seorang musuh yang melakukannya. Lalu berkatalah hamba-hamba itu kepadanya: Jadi maukah tuan supaya kami pergi mencabut lalang itu? Tetapi ia berkata: Jangan, sebab mungkin gandum itu ikut tercabut pada waktu kamu mencabut lalang itu. Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai. Pada waktu itu aku akan berkata kepada para penuai: Kumpulkanlah dahulu lalang itu dan ikatlah berberkas-berkas untuk dibakar; kemudian kumpulkanlah gandum itu ke dalam lumbungku." Yesus membentangkan suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka, kata-Nya: "Hal Kerajaan Sorga itu seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di ladangnya. Memang biji itu yang paling kecil dari segala jenis benih, tetapi apabila sudah tumbuh, sesawi itu lebih besar dari pada sayuran yang lain, bahkan menjadi pohon, sehingga burung-burung di udara datang bersarang pada cabang-cabangnya." Dan Ia menceriterakan perumpamaan ini juga kepada mereka: "Hal Kerajaan Sorga itu seumpama ragi yang diambil seorang perempuan dan diadukkan ke dalam tepung terigu tiga sukat sampai khamir seluruhnya." Semuanya itu disampaikan Yesus kepada orang banyak dalam perumpamaan, dan tanpa perumpamaan suatupun tidak disampaikan-Nya kepada mereka, supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi: "Aku mau membuka mulut-Ku mengatakan perumpamaan, Aku mau mengucapkan hal yang tersembunyi sejak dunia dijadikan." Maka Yesuspun meninggalkan orang banyak itu, lalu pulang. Murid-murid-Nya datang dan berkata kepada-Nya: "Jelaskanlah kepada kami perumpamaan tentang lalang di ladang itu." Ia menjawab, kata-Nya: "Orang yang menaburkan benih baik ialah Anak Manusia; ladang ialah dunia. Benih yang baik itu anak-anak Kerajaan dan lalang anak-anak si jahat. Musuh yang menaburkan benih lalang ialah Iblis. Waktu menuai ialah akhir zaman dan para penuai itu malaikat. Maka seperti lalang itu dikumpulkan dan dibakar dalam api, demikian juga pada akhir zaman. Anak Manusia akan menyuruh malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan mengumpulkan segala sesuatu yang menyesatkan dan semua orang yang melakukan kejahatan dari dalam Kerajaan-Nya. Semuanya akan dicampakkan ke dalam dapur api; di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi. Pada waktu itulah orang-orang benar akan bercahaya seperti matahari dalam Kerajaan Bapa mereka. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!"
RENUNGAN:

“Mengapa ada kejahatan dalam hidup ini? Mengapa seakan Tuhan membiarkan adanya kejahatan dan mengapa Tuhan tidak segera saja mencabut nyawa orang-orang jahat?” Pertanyaan ini mungkin seringkali muncul karena begitu maraknya kejahatan yang terjadi yang mana kejahatan itu mengobarkan orang-orang yang kecil.

Kerap juga para pengurus gereja melontarkan suatu usulan untuk memecat saja umat yang sudah lama tidak ke Gereja, baik dalam ibadah di Gereja pada hari minggu dan di lingungan, memecat umat yang tidak melaksanakan kewajiban dan umat yang seringkali justru menimbulkan perpecahan di gereja karena mereka tidak taat pada aturan yang berlaku. Peikiran seperti ini kerap bisa muncul karena rasa jengkel melihat orang lain atau umat yang hidup tidak seperti yang dikehendaki oleh Allah. Ada juga yang bahwa tidak ada gunanya hidup baik dan taat dalam iman. Pemikiran ini bisa muncul karena mungkin melihat bahwa hidup orang lain yang hidupnya tidak baik dan tidak rajin ke gereja atau tidak ‘beragama’ namun seakan-akan hidupnya jauh lebih baik bila dibandingkan dengan orang yang taat beragama dan berusaha hidup baik. Kadang kita melihat hidup mereka bukannya makin miskin tetapi seakan makin kaya saja. Bahkan kadang mereka seringkali menantang orang beriman dengan mengatakan bahwa mereka tidak beriman tapi hidupnya makmur sedangkan orang yang rajin dan berusaha taat bergama, hidupnya biasa-biasa saja bahkan cenderung miskin.

Tetapi syukurlah Tuhan tidak berpikir seperti pikiran kita yang menghendaki agar orang-orang yang hidupnya tidak baik langsung mati saja. Kalau sekiranya Tuhan berpikir demikian, tetapi kita juga akan mendapat hukuman yang sama karena kita tidak ada yang terlepas dari kesalahan dan dosa.

Injil hari ini menggambarkan kesabaran dan kemurahan hati Tuhan yang selalu memberi kesempatan kepada setiap orang untuk bertobat. Dalam Injil dengan jelas digambarkan bahwa Allah menaburkan benih yang baik, tetapi tengah malah orang jahat menaburkan benih lalang sehingga gandum dan lalang tumbuh bersama-sama, bahkan pertumbuhan lalang lebih cepat daripada gandum. Melihat itu, para pekerja meminta tuan pemilik ladang itu untuk mencabut lalang. Tetapi tuan itu melarangnya sebab bisa jadi gandum bisa tercabut. Namun dengan jelas dikatakan bahwa bila musim tiba, gandum akan dikumpulkan ke dalam lumbung sedangkan lalang akan diikat dan dibakar. Perumpamaan ini menggambarkan kesabaran dan kemurahan hati Tuhan. Tuhan menanamkan dan menganugerahkan kebaikan kepada setiap orang, tapi kejahatan telah menaburkan benih kejahatan. Tuhan tidak langsung mencabut tetapi seakan membiarkan tumbuh hingga musim panen tiba. Ini menggambarkan kemurahan hati dan kesabaran Tuhan. Yang mau disampaikan lewat perumpamaan ini jelas bahwa kita adalah benih gandum yang ditaburkan oleh Allah di tengah dunia yang hidup berdampingan dengan kejahatan yang berasal dari si jahat. Dengan kenyataan ini, kita hendaknya tidak sampai prustrasi atau sampai dipengaruhi dan dirusak oleh lalang-lalang dalam kehidupan ini, tetapi hendaknya kita setia menjadi gandum Allah yakni dengan hidup tetap setia kepada Allah. Memang seakan hidup kita yang berdampingan dengan kejahatan seakan dikalahkan oleh kejahatan dan terasa dihimpit. Hidup orang baik seringkali seakan dikalahkan oleh kejahatan, hidup orang beriman seringkali seakan tidak semakmur atau sesukses orang yang tidak beriman, tetapi itu menurut pandangan dunia dan manusai. Sebab dalam injil dengan jelas dikatakan bahwa bila tiba waktunya musim panen, orang yang hidup baik dan beriman, merekalah yang masuk dalam kebahagiaan kekal di surga, sedangkan orang yang hidupnya tidak baik dan tidak beriman, mereka akan dikumpulkan dan dibakar dalam nereka. Masa depan yang jelas ini hendaknya membuat kita tetap setia hidup baik dan beriman di tengah-tengah kehidupan dunia yang penuh dengan kejahatan.

Selain itu juga mau dikatakan bahwa kita hendaknya tidak menjadi orang yang menaburkan benih lalang di tengah kehidupan kita. Kerap tanpa kita sadari bahwa kita menjadi orang yang meneburkan kejahatan di tengah keluarga dan lingkungan hidup kita. Hidup yang tidak setia pada iman, hidup yang tidak benar, itu sama halnya bahwa kita menaburkan benih lalang yakni benih kejahatan. Ini hendaknya kita hindarkan dan mari kita renungkan bersama bahwa kitapun seringkali justru menaburkan benih-benih lalang sebagaimana digambarkan dalam injil hari ini.
Maka oleh karena itu, mari kita tetap setia hidup baik dan beriman kepada Allah berdampingan dengan kejahatan dalam hidup ini, sebab bila tiba waktunya kita akan dimasukkan ke dalam kerajaan surga. Kepada kita yang selama ini menjadi penabur lalang-lalang dalam kehidupan dan selama ini tidak hidup baik dan tidak menghayati iman kita, hendakny perumpaan hari ini menggugah kita untuk bertobat sebab dengan jelas dikatakan bahwa hidup seseorang yang seperti lalang pada akhirnya akan dibakar dalam neraka. Amin.

 
Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan! (2Kor 8:14)