Pembangunan Gereja Paroki Tigalingga

Pembangunan Gereja Paroki sedang berlangsung. Kami sangat mengarapkan uluran kasih para Saudara untuk membantu.

Gotong Royong Pembangunan Gereja

Tidak ada kata yang bisa melukiskan pengalaman indah pada waktu gotong royong pengecoran lantai 2 bangunan Gereja selain, suatu keyakinan bahwa semuanya dapat terlaksana adalah karena MUKJIJZAT ALLAH BEKERJA.

Pengecoran Lantai Panti Imam Gereja

Pengecoran Lantai 2 bangunan Gereja ini dilakukan pada hari Selasa, 30 Agustus 2011 yang lalu. Luas yang dicor adalah 19 m x 24 m. Hujan yang mengguyur tidak menyurutkan semangat umat.

Kerjasama Imam dan Umat

Uskup emeritus KAM, Mgr. A.G.Pius Datubara OFM.Cap, datang berkunjung ke Paroki dan memberi semangat pada umat dalam pembangunan Gereja Paroki. Para pastor juga ikut berkerja bersama umat dalam pembangunan Gereja.

Misa Tridentin: Warisan Liturgi Yang Dipertahankan

HIDUPKATOLIK.com - Paus Benediktus XVI mengeluarkan Surat Apostolik Summorum Pontificum yang menjamin penggunaan Misa Tridentin...

Pembinaan Para Pengurus Gereja

Tidak sedikit umat katolik yang kerap menganggap bahwa Liturgi adalah sekedar perayaan wajib biasa yang dilaksanakan pada hari minggu.

Pertemuan Ibu-Ibu dan Pesta Pelindung Paroki

Pertemuan para ibu se-paroki telah terlaksana pada hari Kamis-Sabtu, 15 s/d 16 Juli 2011. Pertemuan ini mengundang semua ibu katolik yang ada di paroki untuk hadir dalam pertemuan/pembinaan para ibu katolik dan juga segaligus menjalin kebersamaan para ibu. Penutupan pertemuan sikaligus Pesta Pelindung Paroki.

Pembinaan Asmika se-Paroki

Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku; inilah yang menjadi tema dari pertemuan dan pembinaan minggu gembira yang telah berlangsung dengan sangat baik.

Mudika Ambil bagian dalam pembangunan Gereja Paroki

Mudika paroki tidak mau berpangku tangan melihat pembangunan Gereja paroki. Para mudika juga ambil bagian dengan mengumpulkan kerikil di sungai.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 1)

Umat dari lingkungan paroki dan juga dari beberapa stasi kembali bekerja sama dengan bergotong royong membangun gereja paroki. Untuk kali ini, umat bergotong royong men-cor lantai balkon bangunan Gereja.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 2)

Allah peduli. Karena kepedulian Allah atas pembangunan rumah-Nya ini, maka kami kamipun peduli dan bisa melanjutkan pembangunanini. Kepedulian Allah kami rasakan juga lewat kepedulian para Saudara.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 3)

Mari kita memuliakan Tuhan, tidak hanya dengan kata2 indah, tetapi dengan perbuatan nyata dengan rela berkorban.

Pertemuan akhir Tahun 2011 Pengurus Gereja se-Paroki

Para pengurus Gereja adalah ‘ujung tombak’ Gereja khususnya di stasi-stasi. Peran para pengurus Gereja ini sangat sentral dalam kehidupan Gereja di stasi-stasi.

Gua Maria dan Menyambut Hari Raya Natal

Persiapan menyambut hari Raya Natal 25 Desember 2011.

Rahmat dan Perlindungan Tuhan

Pastor Anton Manik O.Carm selamat dari kecelakaan mobil masuk jurang.

Rekoleksi dan Aksi Panggilan

Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku.

Pesan Prapaskah Kepausan 2012

"Kita Tidak Boleh Diam Saja terhadap Kejahatan" "Marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik" (Ibr. 10:24).

Pembangunan Gereja Santo Petrus Stasi Rante Besi

Dalam kemiskinan, kesederhanaan, umat membangunan Gereja. Meraka tidak memiliki uang, tetapi mereka memiliki harapan dan iman pada Tuhan.

Misa Perdana Pastor Andreas Korsini Lamtarida Simbolong O.Carm

Puji Syukur pada Tuhan, karena berkat-Nya, misa Perdana Pastor Andreas Lamtarida Simbolon O.Carm bersama 4 Pastor Karmel yang baru ditahbiskan, dapat terlaksana dengan baik pada hari Rabu 31 Oktober 2012 di Stasi Gundaling 1, paroki Maria dari gunung Karmel Tigalingga.

Bakti Sosial : Pengobatan Gratis

Dalam Rangka Menyongsong Jubileum Gereja Katolik di Dairi dan Pakpak Bharat, diadakan bakti Sosial Pengobatan Gratis di Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, pada 9 Desember 2012 yg lalu. Puji syukur pada Tuhan, kegiatan ini berlangsung dengan sangat memuaskan.

Mari Berbagi Berkat Tuhan

 photo UskupEmeritusKAMMgrPiusDautabra.jpg Photobucket

MENDAMBAKAN BERKAT TUHAN

SYALOM...SELAMAT DATANG.
"Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan."(2Kor 8:14)
"Muliakanlah Tuhan dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu." (Amsal 3:9)
"Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya." (Amsal 3:27)
"Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?" (1 Yohanes 3:17)
Saya Pastor Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, atas nama Panitia Pembangunan dan semua umat, memohon bantuan uluran kasih/dana untuk pembangunan Gereja Paroki. Kami sangat membutuhkan berkat Tuhan lewat uluran tangan dari para donatur.
Kami berharap dan berdoa Para Saudara berkenan berbagi berkat Tuhan kepada kami untuk pembangunan Gereja ini yang adalah rumah Tuhan sendiri.
BRI 5379 Unit Tigalingga Sidikalang
No. Rekening : 5379-01-000112-50-8
Nama : PANITIA PEMBANGUNAN GEREJA KATOLIK.
ATAU
BCA KCU MEDAN
NO.0222053453.
Atas Nama : ADYTIA PERMANA P.
(Adytia Permana P. adalah Romo Adytia Permana Perangin-angin O.Carm. Beliau dulu bertugas di Paroki Tigalingga, juga mengawali pembangunan ini, namun sekarang beliau bertugas di Keuskupan Agung Medan sebagai ekonom.Beliau kami minta buka rekening di BCA khusus untuk pembangunan ini, karena di daerah kami tidak ada BCA.)
Kami sangat senang bila sudah mentransfer persembahan, bapak/ibu/saudara/saudari memberitahukan ke kami melalui:
E mail ke :.
parokimariagk3lingga@yahoo.com
atau di SMS ke:.
Romo Anton Manik O.Carm : 081370836645
Romo Willy O.Carm : 081333837433
Untuk lebih jelasnya permohnan kami ini, Para Saudara dapat melihatnya di sini.... Sehubungan dengan Gambar pembangunan dapat melihatnya di sini....
Demikian kiranya Permohonan ini kami sampaikan. Atas dukungan, doa dan bantuan Bapak, Ibu dan Para Saudara-Saudari, kami mengucapkan banyak terima kasih.Berkat Tuhan senantiasa menyertai kita semua. Amin.
HORMAT KAMI:
Pastor Antonius Manik O.Carm

VARIA PAROKI

REKOLEKSI DAN AKSI PANGGILAN TELAH TERLAKSANA DENGAN SANGAT BAIK ;"> "APA YANG KAMU CARI?" (Yoh 1:38).
Puji syukur pada Tuhan, karena Rekoleksi dan Aksi panggilan untuk siswa-siswi Katolik Usia SMP dan SMA se-paroki Tigalingga sudah terlaksana dengan sangat baik. Kegiatan ini dihadiri hampir 400 orang anak. Semuanya dapat terlaksana hanya karena berkat Tuhan. Terimakasih juga kami sampaikan kepada semua Saudara yang telah mendukung dan mendoakan kegaitan kami ini. Kegiatan ini dilaksanakan hanya dengan menggunakan dana partisipasi peserta dan swadaya paroki, karena tidak mendapatkan bantuan dari donatur manapun, namun karena berkat Tuhan dan doa para Saudara, semuanya dapat berjalan dengan sangat baik. Semoga dari antara anak-anak ini, kelak ada yang menjadi Imam dan biarawan-biarawati.
Photobucket
Tuhan memberkati kita.
Kegembiraan dan Persaudaraan
Photobucket
Hari Ulang tahun Romo Anton M.Carm yang seharusnya tanggal 15 Januari 2010, baru dirayakan hari Minggu Minggu 16 Januari 2011 lalu, bersama Romo-romo Karmel se-Dairi, bersama beberapa umat Paroki Tigalingga di Aula Paroki Tigalingga. Pada kesempatan itu, Rm. Bernad O.Carm, pastor paroki Sidikalang memberi kado ulang tahun yakni 20 sak semen untuk pembangunan Gereja dan Rm. Anton sendiri menyumbangkan semua hadiah ultah untuk pembangunan Gereja. Saat itu, hadiah uang yang diperoleh sebanyak Rp. 1.100.000,-. Lumayanlah untuk tambahan dana pembangunan Gereja. Trimakasih buat semuanya.
Saldo Pesta Pelantikan Pengurus Gereja dan Penerimaan Sakramen Krisma, 6-7 Nop. 2010.
Pada hari Kamis 18 Nopember 2010 telah diadakan Evaluasi dan pembubaran Panitia. Saldo dari kegiatan tersebut adalah Rp. 22.320.500 Acara ini dapat berjalan dengan baik karena partisipasi semua umat. Dana juga bisa Saldo karena umat menyumbangkan hasil-hasil pertanian mereka dengan harapan ada Saldo untuk pembangunan Gereja Paroki.Jadi selain dana partisipasi dari umat, juga umat menyumbangkan hasil pertanian yang dibutuhkan untuk mengurangi dana konsumsi. Syukur pada Tuhan, akhirnya memang ada saldo untuk dana pembangunan Gereja. Terimakasih kami ucapkan kepada semua umat Paroki, DPP, Para Panitia, Para Donatur dan siapa saja yang mendoakan dan mendukung kegitan ini. Yesus memberkati kita semua selalu. Amin.

BACAAN HARI MINGGU BIASA PEKAN XXV MINGGU 18 September 2011

BACAAN HARI MINGGU BIASA PEKAN XXV
MINGGU 18 September 2011
Yes 55:6-9, Mzm 145:2-3,8-9,17-18, Flp 1:20c-24,27a, Mat 20:1-16a

BACAAN I: Yes 55:6-9

“Pikiran-Ku bukanlah pikiranmu.”

Carilah TUHAN selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepada-Nya selama Ia dekat! Baiklah orang fasik meninggalkan jalannya, dan orang jahat meninggalkan rancangannya; baiklah ia kembali kepada TUHAN, maka Dia akan mengasihaninya, dan kepada Allah kita, sebab Ia memberi pengampunan dengan limpahnya. Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu.

MAZMUR TANGGAPAN : Mzm 145:2-3,8-9,17-18

Reff.: Tuhan dekat pada orang yang berseru kepada-Nya.
1. Setiap hari aku hendak memuji Engkau, dan hendak memuliakan nama-Mu untuk seterusnya dan selamanya.
Besarlah TUHAN dan sangat terpuji, dan kebesaran-Nya tidak terduga.

2. TUHAN itu pengasih dan penyayang, panjang sabar dan besar kasih setia-Nya.
TUHAN itu baik kepada semua orang, dan penuh rahmat terhadap segala yang dijadikan-Nya.

3. TUHAN itu adil dalam segala jalan-Nya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya.
TUHAN dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya, pada setiap orang yang berseru kepada-Nya dalam kesetiaan.

BACAAN II: Flp 1:20c-24,27a

“Bagiku hidup adalah Kristus.”

Sebab yang sangat kurindukan dan kuharapkan ialah bahwa aku dalam segala hal tidak akan beroleh malu, melainkan seperti sediakala, demikianpun sekarang, Kristus dengan nyata dimuliakan di dalam tubuhku, baik oleh hidupku, maupun oleh matiku. Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah. Jadi mana yang harus kupilih, aku tidak tahu. Aku didesak dari dua pihak: aku ingin pergi dan diam bersama-sama dengan Kristus?itu memang jauh lebih baik; tetapi lebih perlu untuk tinggal di dunia ini karena kamu.Hanya, hendaklah hidupmu berpadanan dengan Injil Kristus, supaya, apabila aku datang aku melihat, dan apabila aku tidak datang aku mendengar, bahwa kamu teguh berdiri dalam satu roh, dan sehati sejiwa berjuang untuk iman yang timbul dari Berita Injil,

BACAAN INJIL: Mat 20:1-16a

“Iri harikah engkau kaeena aku murah hati.”

"Adapun hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang tuan rumah yang pagi-pagi benar keluar mencari pekerja-pekerja untuk kebun anggurnya. Setelah ia sepakat dengan pekerja-pekerja itu mengenai upah sedinar sehari, ia menyuruh mereka ke kebun anggurnya. Kira-kira pukul sembilan pagi ia keluar pula dan dilihatnya ada lagi orang-orang lain menganggur di pasar. Katanya kepada mereka: Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku dan apa yang pantas akan kuberikan kepadamu. Dan merekapun pergi. Kira-kira pukul dua belas dan pukul tiga petang ia keluar pula dan melakukan sama seperti tadi. Kira-kira pukul lima petang ia keluar lagi dan mendapati orang-orang lain pula, lalu katanya kepada mereka: Mengapa kamu menganggur saja di sini sepanjang hari? Kata mereka kepadanya: Karena tidak ada orang mengupah kami. Katanya kepada mereka: Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku. Ketika hari malam tuan itu berkata kepada mandurnya: Panggillah pekerja-pekerja itu dan bayarkan upah mereka, mulai dengan mereka yang masuk terakhir hingga mereka yang masuk terdahulu. Maka datanglah mereka yang mulai bekerja kira-kira pukul lima dan mereka menerima masing-masing satu dinar. Kemudian datanglah mereka yang masuk terdahulu, sangkanya akan mendapat lebih banyak, tetapi merekapun menerima masing-masing satu dinar juga. Ketika mereka menerimanya, mereka bersungut-sungut kepada tuan itu, katanya: Mereka yang masuk terakhir ini hanya bekerja satu jam dan engkau menyamakan mereka dengan kami yang sehari suntuk bekerja berat dan menanggung panas terik matahari. Tetapi tuan itu menjawab seorang dari mereka: Saudara, aku tidak berlaku tidak adil terhadap engkau. Bukankah kita telah sepakat sedinar sehari? Ambillah bagianmu dan pergilah; aku mau memberikan kepada orang yang masuk terakhir ini sama seperti kepadamu. Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau, karena aku murah hati? Demikianlah orang yang terakhir akan menjadi yang terdahulu dan yang terdahulu akan menjadi yang terakhir."

Franz Magnis Suseno, Radikal dalam Iman, Toleran pada Sesama

Franz Magnis Suseno, Radikal dalam Iman, Toleran pada Sesama

(23/8/2011)Franz Magnis Suseno atau akrab disapa Romo Magnis sudah genap berusia 75 tahun pada Mei 2011 lalu. Sebagai rohaniawan Katolik dari Ordo Serikat Yesus (SJ), perjalanan hidupnya tidak lepas dari panggilan untuk berkarya untuk Allah dan sesama.

Dia tiba di Indonesia pada Januari 1961 setelah menjalani studi S2 filsafat di Hochschule fur Philosophie di Pullach, Jerman. Alasannya cukup sederhana. Dia merasa hidup dan ilmunya bisa lebih bermanfaat bagi gereja di Indonesia dibandingkan di Jerman.

"Saya tidak pernah berminat kembali ke Jerman. Saya mau tetap di sini, saya merasa bisa dan diterima, maka saya menjalankan semua seluk beluk birokrasi menjadi warga negara Indonesia (WNI) selama tujuh tahun dari tahun 1970 sampai tahun 1977 akhirnya resmi menjadi WNI. Tidak ada alasan khusus, mungkin, karena saya tidak bayar khusus. Tetapi, tidak apa-apa menunggu sedikit lama," kata Romo Magnis di awal pembicaraan dengan SP di kampus Sekolah Tinggi Filsafat (STF) Driyarkara, Jakarta, baru-baru ini.

Kurun waktu 50 tahun di Indonesia bukan masa yang pendek. Romo Magnis yang juga dikenal sebagai budayawan ini, sudah hidup di Indonesia di bawah kepemimpinan enam presiden sejak Presiden Soekarno berada di puncak kejayaan.

Dia menyadari betul kehidupan bangsa Indonesia yang plural atau bhinneka. Oleh karena itu, keakrabannya dengan sejumlah kiai, ulama, atau tokoh agama lain, dianggap bukan hal yang istimewa. Dia dekat dengan tokoh-tokoh intelektual Islam seperti almarhum Nurcholish Madjid atau Cak Nur dan mantan Presiden Abdurahman Wahid alias Gus Dur. Bahkan ia juga cukup dekat dengan tokoh yang dikenal sebagai garis keras Islam, Ahmad Sumargono.

Franz Magnis bersama sejumlah pendeta juga pernah berdialog di rumah Ketua Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq terkait izin mendirikan gereja. Pria yang lahir di desa Eckersdorf, Silesia, Jerman dengan nama Franz Graf von Magnis itu mengaku sebagai sosok yang radikal di dalam iman.

Namun, radikalisme yang ia anut tidak membuat dia memandang sinis agama lain. Menurutnya, radikalisme bisa berjalan beriringan dengan sikap terbuka, toleran, atau pluralis.

Sebab, radikalisme tidak berarti kekerasan namun kesediaan seseorang untuk secara penuh atau 100 persen menghayati dan menjalankan imannya.

Radikalisme, ujarnya, tidak sama-sama dengan fanatisme dan fundamentalisme. Seseorang yang fanatik menyingkirkan semua pertimbangan kemanusiaan dan ideologi di luar pikirannya.

Orang yang fanatik bisa menjadi teroris karena dia berjuang demi agamanya. Sedangkan, fundamentalisme adalah intepretasi tertentu terhadap iman.

Seorang fundamental mengira dia sudah mengerti agamanya.

Ciri khas fundamentalisme adalah penganutnya merasa sangat yakin telah sepenuhnya memiliki kebenaran, tidak ada keraguan, dan tidak perlu mempertanyakan imannya lagi.

Seorang fundamental menganggap tahu persis apa kehendak Allah, sehingga hermeneutika atau tafsiran adalah barang haram dan murtad.

Romo Magnis mengatakan, seluruh situasi pluralitas terkategori rawan konflik. Oleh karena itu, perlu terus menerus dibangun komunikasi demi mencairkan prasangka dan kecurigaan antaragama.

Dia mencontohkan, dalam hubungan pribadi sekali pun, seseorang tidak boleh membuat pembedaan. Misalnya apakah orang lain Islam moderal, liberal, garis keras, fundamental, dan lainnya.

Sebaliknya, seseorang harus berani berdialog untuk menghilangkan rasa was-was berlebihan dan menghapus stereotipe.

Dia mengatakan salah satu bahaya dalam hubungan beragama adalah saat kita melihat orang lain sebagai unsur dari kelompok dan bukan sebagai pribadi.

Dari situlah semua apriori dan prasangka masuk sehingga menghambat komunikasi.

Di sisi lain, dia menuturkan, seseorang juga harus memandang agama lain dari sudut pandang bagaimana orang-orang terbaik dari agama itu melihat agamanya.

Sebagai contoh, orang Kristiani harus melihat Islam dari sudut pandang tokoh-tokoh Islam yang sungguh-sungguh. Bukan dilihat dari segala kemiringan atau kejelekan agama Islam.

"Kita harus mampu menghargai yang berbeda, boleh saja kita punya kritik. Tidak perlu semua hal kita setujui karena dalam agama memang ada perbedaan yang fundamental. Kita terima saja," kata Frans Magnis yang ditahbiskan sebagai imam atau pastor di Yogyakarta tahun 1967 oleh kardinal pertama Indonesia, Justinus Darmojuwono.

Dia menjelaskan pluralisme di Indonesia mulai berkembang pada 1970 saat tumbuhnya keterbukaan intelektual di kalangan Islam.

Sebelumnya, pada era 1950 atau 1960, Islam santri tidak cukup direpresentasikan ke dalam kalangan intelektual. Namun hal itu berubah dengan munculnya sejumlah tokoh Islam yang mencolok antara lain Cak Nur dan Gus Dur.

Di kalangan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), dialog pluralisme juga semakin berkembang dimana dia kerap diundang sebagai pembicara seminar.

Romo Magnis ditugaskan atasannya untuk mendirikan STF Driyarkara pada 1969. Di sela-sela tugas itu, pada 1971-1973, dia menempuh studi doktor Universitas Munchen dengan disertasi tentang Karl Marx.

Dia menulis sekitar 25 buku di bidang filsafat, etika, dan pandangan Jawa. Pada 2002, dia menerima gelar Doctor Honoris Causae dalam teologi dari Universitas Luzern di Swiss.

Salah satu bukunya, Menalar Tuhan, dipersembahkan bagi mereka yang percaya kepada Tuhan dan ingin menjawab pertanyaan apakah masih masuk akal percaya kepada Tuhan.

Selain itu, buku itu juga ditulis bagi mereka yang tidak lagi percaya kepada Tuhan tetapi dalam garis kejujuran intelektual dan masih ingin mendalami pertanyaan tentang dasar-dasar rasionalitas kepercayaan akan Tuhan.

Terkait hal itu, Romo Magnis mengatakan dalam beragama sekalipun seseorang harus memakai nalar.

Sayangnya, pendidikan agama di Indonesia masih sekadar hapalan atau bersifat top-down. "Padahal, hanya dengan cara demikian (bernalar), kesumpekan dan pembatuan dalam agama pada hal-hal itu saja bisa dihindari," katanya. (SuaraPembaharuan)

Disadur dari : www.mirifica.net, tanggal Publikasi 24 Agustus 2011 10:36

Koeksistensi damai suatu keniscayaan, kata Din

Koeksistensi damai suatu keniscayaan, kata Din
Din Syamsuddin

Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin menegaskan bahwa koeksistensi damai adalah keniscayaan bagi masyarakat dunia yang multikultural dan multireligius. Tanpa itu dunia akan dipenuhi konflik.

“Peradaban dunia menghadapi tantangan serius dengan menggejalanya berbagai bentuk kerusakan akumulatif seperti kemiskinan, kebodohan, ketakadilan, hingga kerusakan lingkungan hidup, dan tsunami kebudayaan,” kata Din pada Konferensi Perdamaian Dunia di Munich, Jerman Senin (12/9), yang diprakarsai Komunitas Sant’Egidio.

Konferensi itu dihadiri oleh 500 tokoh lintas agama dari berbagai negara, dan mengusung tema Bound To Live Together.

Din menjadi salah seorang pembicara bersama Menlu Italia Franco Frattini, dan Sekjen CDU (Christian Democratic Union) Jerman Herman Grohe, demikian siaran pers yang diterima cathnewsindonesia.com dari sekretariat PP Muhammadiyah, 14 September.

“Memang ada faktor-faktor non agama yang mendorong konflik seperti ekonomi, politik. Namun konflik, intoleransi, dan eksklusifisme juga berpangkal pada pemahaman agama yang salah,’kata Din, yang juga Presiden Asian Conference of Religions for Peace (ACRP) dan Wakil Presiden World Conference of Religions for Peace (WCRP).

Dalam masyarakat plural, kata Din, dituntut kesediaan hidup berdampingan secara damai. Islam mengajarkan taaruf yaitu saling memahami, saling menghargai, dan saling menghormati. Maka, menurutnya, perlu dikembangkan pemahaman yang benar yang menekankan kasih sayang dan kesadaran tentang One humanity, One destiny dan One responsibility.

Di akhir ceramahnya, Din menjelaskan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai nilai-nilai perekat Indonesia yang majemuk yang dapat jadi model bagi koeksistensi damai di dunia.

Din menegaskan dasar koeksistensi lain, penghargaan nilai-nilai kemanusiaan dan nilai-nilai universal, yang kesemuanya harus mendorong sikap-sikap positif dan konstruktif untuk membangun dunia dan peradaban yang baik.

Disadur dari : www.cathnewsindonesia.comTanggal publikasi: 15 September 2011

RENUNGAN HARI BIASA PEKAN XXIV, Sabtu 17 September 2011 Robertus Bellarminus, Albertus dr Yerusalem, Martinus dr Finojosa, Hildegardis

RENUNGAN HARI BIASA PEKAN XXIV, Sabtu 17 September 2011
Robertus Bellarminus, Albertus dr Yerusalem, Martinus dr Finojosa, Hildegardis
1Tim 6:13-16, Mzm 100:2,3,4,5, Luk 8:4-15

BACAAN INJIL:
Ketika orang banyak berbondong-bondong datang, yaitu orang-orang yang dari kota ke kota menggabungkan diri pada Yesus, berkatalah Ia dalam suatu perumpamaan: "Adalah seorang penabur keluar untuk menaburkan benihnya. Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu diinjak orang dan burung-burung di udara memakannya sampai habis. Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, dan setelah tumbuh ia menjadi kering karena tidak mendapat air. Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, dan semak itu tumbuh bersama-sama dan menghimpitnya sampai mati. Dan sebagian jatuh di tanah yang baik, dan setelah tumbuh berbuah seratus kali lipat." Setelah berkata demikian Yesus berseru: "Siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!" Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya, apa maksud perumpamaan itu. Lalu Ia menjawab: "Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Allah, tetapi kepada orang-orang lain hal itu diberitakan dalam perumpamaan, supaya sekalipun memandang, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak mengerti. Inilah arti perumpamaan itu: Benih itu ialah firman Allah. Yang jatuh di pinggir jalan itu ialah orang yang telah mendengarnya; kemudian datanglah Iblis lalu mengambil firman itu dari dalam hati mereka, supaya mereka jangan percaya dan diselamatkan. Yang jatuh di tanah yang berbatu-batu itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menerimanya dengan gembira, tetapi mereka itu tidak berakar, mereka percaya sebentar saja dan dalam masa pencobaan mereka murtad. Yang jatuh dalam semak duri ialah orang yang telah mendengar firman itu, dan dalam pertumbuhan selanjutnya mereka terhimpit oleh kekuatiran dan kekayaan dan kenikmatan hidup, sehingga mereka tidak menghasilkan buah yang matang. Yang jatuh di tanah yang baik itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menyimpannya dalam hati yang baik dan mengeluarkan buah dalam ketekunan."

RENUNGAN:
Himbauan sehubungan pembangunan Gereja Paroki seringkali disampaikan kepada umat, mengajak umat untuk bekerja sama, saling berkorban dalam gotong royong bersama maupun sesuai giliran yang ditentukan. Beragam tanggapan umat atas himbauan dan hasilnya pun tidak semua umat mau melaksanakannya. Ada umat yang justru tidak senang dengan himbauan itu, merasa bosan akan himbauan itu dan malah mengkritik atas himbauan yang seringkali dikumandangkan panitia pembangunan dan oleh pastor. Selain itu, mereka juga malah tidak pernah mau ikut dalam gotong royong dan tidak mau peduli.

Adapula yang menanggapi himbauan itu dengan senang atau paling tidak tidak keberatan, dan berusaha untuk mendengarkan serta melaksanakan himbauan itu. Namun dalam kenyataannya mereka merasa tidak punya waktu sehingga tidak melaksanakan himbauan itu dengan alasan bahwa dia sibuk bekerja, harus cari makan karena ekonomi mereka belum mendukung untuk itu.
Umat lain juga menanggapinya dengan gembira apalagi melihat hasil dari gotong royong umat selama ini. Namun ketika tiba giliran untuk gotong royong bersama, mereka tidak hadir karena dengan alasan pribadi dan kalaupun ikut hanya terakdang saja.

Namun ada umat yang selama ini tidak rajin ke Gereja justru mendengar dan melaksanakannya himbauan itu. Bahkan ada beberapa umat yang dulunya tidka rajin ke Gereja, menjadi rajin ke Gereja dan gotong royong. Mereka gotong royong bukan hanya saat giliran tetapi selalu datang menyempatkan waktu.

Demikian juga Sabda Allah disampaikan kepada kita. Beragam tanggapan umat atas sabda yang diwartakan. Kita ketahui bahwa sabda Tuhan itu membawa kita kepada kebahagiaan kekal, namun adapula umat yang merasa sabda itu tidak masuk akal dan tidak mungkin diterapkan dalam kehidupan karena bertentangan dengan kenyataan hidup. Adapula yang menanggapinya dan merasa mendapat penghiburan atas sabda yang didengarkan. Namun kiranya sabda itu tidak dijadikan sebagai pegangan hidup. Ada juga umat mendengarkan sabda itu dengan penuh sukacita tetapi tidak mau melaksanakannya karena tidak mau kehilangan kesenangan pribadi atau kenikmatan dunia. Pada akhirnya Yesus mengatakan bahwa ada orang yang mendengarkan sabda itu, meresapkan dalam hatinya, menjadikan sebagai pegangan hidup dan melaksanakannya sehingga menghasilkan buah. Buah yang dihasilkan adalah hidup sesuai dengan sabda itu, bukan hanya sekedar menerima dan mewartakannya kepada orang lain.

Nah dari antara semuanya, kita termasuk yang mana dalam menanggapi sabda Tuhan. Tentu diharapkan bahwa diri kita adalah lahan yang subur atas sabda yang diwartakan kepada kita. Sabda Tuhan yang kita terima hendaklah meresap dalam diri kita, kita renungkan, kita jadikan pegangan hidup kita dan kita laksanakan. Hidup kita hendaknya selaras dengan sabda itu atau dijiwai dan disemangati sabda Tuhan sehingga menghasilkan buah-buah sebagaimana dikehendaki oleh Tuhan. Sabda Tuhan yang kita dengarkan hendaknya kita hidupi terlebih dahulu, bukan hanya diterima baik dan diwartakan. Sebab tidak sedikit orang yang menerima sabda Tuhan itu baik, merasa sayang bila tidak dibagikan kepada orang lain, tetapi mereka sendiri tidak mau menghidupinya. Maka hendaknya kita pertama-tama menjadi pendengar dan pelakus sabda Tuhan, bukan hanya mendengarkan dan membagikan dengan kata-kata. Tetapi justru kita mewartakan sabda Tuhan itu lewat penghayatan sabda itu dalam hidup kita. Amin.

RENUNGAN HARI BIASA PEKAN XXIV, Jumat 16 September 2011 Kornelius & Siprianus

RENUNGAN HARI BIASA PEKAN XXIV, Jumat 16 September 2011
Kornelius & Siprianus
1Tim 6:2c-12, Mzm 49:6-7,8-9,17-18-20, Luk 8:1-3

“Perempuan-perempuan ini melayani rombongan itu dengan kekayaan mereka.”

BACAAN INJIL:
Tidak lama sesudah itu Yesus berjalan berkeliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa memberitakan Injil Kerajaan Allah. Kedua belas murid-Nya bersama-sama dengan Dia, dan juga beberapa orang perempuan yang telah disembuhkan dari roh-roh jahat atau berbagai penyakit, yaitu Maria yang disebut Magdalena, yang telah dibebaskan dari tujuh roh jahat, Yohana isteri Khuza bendahara Herodes, Susana dan banyak perempuan lain. Perempuan-perempuan ini melayani rombongan itu dengan kekayaan mereka.

RENUNGAN:


Hal yang menarik bahwa penginjil menyebutkan nama para wanita ini dan juga keadaan sosial mereka. Tentu bukan berarti mau menonjolkan keadaan sosial mereka yang adalah orang-orang kaya. Bukan ini kiranya yang mau dikatakan oleh penginjil. Namun pada ayat sebelumnya jelas dikatakan bahwa mereka sebelumnya telah merasakan jamahan kasih Yesus lewat penyembuhan yang diperbuat oleh Yesus atas mereka. Mereka merasakan berkat Tuhan, kasih Tuhan yang menyembuhkan mereka. Kesadaran akan kasih Tuhan itulah yang membuat mereka akhirnya terlibat dalam karya perlayanan Yesus yakni dengan melayani rombongan Yesus dengan harta kekayaan mereka.

Selain itu, jamahan kasih Yesus membuat mereka sadar bahwa kasih Tuhan yang mereka rasakan lebih berharga daripada kekayaan sehingga mereka tidak segan-segan menggunakan harta mereka untuk pelayanan. Juga mereka akhirnya sadar bahwa harta yang mereka miliki adalah juga berkat Tuhan, pemberian Tuhan sehingga harta itu juga harus digunakan untuk kemuliaan Tuhan.

Dalam hidup ini betapa banyak berkat yang sudah kita rasakah dan kita terima dari Tuhan, baik itu hidup dan harta yang ada pada kita. Namun kita seringkali sulit sadar bahwa semuanya itu kita terima adalah karena jamahan kasih dan berkat Tuhan kepada kita. Kita kadang menganggap bahwa hidup yang kita miliki adalah milik kita, kita sembuh dari penyakit, terlepas dari persoalan atau marabahaya adalah karena nasib atau perjuangan kita. Demikian juga kita memiliki pekerjaan dan harta adalah menganggap itu sebagai usaha kerja keras kita. Banyak diantara kita tidak menyadari bahwa semuanya itu adalah karena kasih dan berkat Tuhan. Karena kita sering tidak sadar akan hal ini, membuat kita tidak mampu bersyukur dan pada akhirnya begitu sulit berbagi hidup dan berkat yang di peroleh. Orang yang tidak menyadari bahwa hidup dan kebaikan yang diperolehnya adalah berkat Tuhan, akan sulit berbagi dengan orang lain, dia hanya hidup untuk dirinya sendiri.

Oleh karena itu lewat injil hari ini, kita diajak untuk menyadari bahwa kasih Yesus dan percaya kepada Yesus itulah harta kekayaan yang paling berharga, itulah yang membahagiakan dan menyelamatkan kita. Sehingga janganlah kita menjadikan uang atau harta menjadi tuan atas hidup kita, tetapi hendaklah hidup dan harta yang kita miliki kita sadari sebagai anugerah Tuhan maka kitapun menggunakannya sebagai jalan untuk memuji dan meuliakan Tuhan.

Apakah harta yang kita miliki hanya menyangkut harta benda? Apakah berkat yang perlu kita syukuri hanya apabila kita mendapatkan berkat besar? Tentu harta yang kita miliki tidak hanya menyangkut harta bendar dan berkat yang kita terima bukan kalau besar baru kita seyukuri. Namun harta yang dimaksud adalah dalam arti yang lebih luas, yakni hidup dan anugerah lain yang diberikan oleh Tuhan kepada kita, semuanya harus kita syukuri dan kita gunakan sebagai jalan dan kesempatan untuk memuji memuliakan Tuhan.

Maka para Saudara yang dikasihi Yesus Kristus, mari kita ikut dalam pelayanan Tuhan dengan menggunakan harta yang ada pada kita, yang dipercayakan Tuhan kepada kita. Amin.

RENUNGAN HARI BIASA PEKAN XXIV, Kamis 15 September 2011 Santa Perwan Maria Berdukacita

RENUNGAN HARI BIASA PEKAN XXIV, Kamis 15 September 2011
Santa Perwan Maria Berdukacita
1Kor 12:31-13:13, atau Ibr 5:7-9, Mzm 33:2-3,4-5,12,22, Luk 7:31-35, atau Luk 2:33-35

BACAAN INJIL:
Dan bapa serta ibu-Nya amat heran akan segala apa yang dikatakan tentang Dia. Lalu Simeon memberkati mereka dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu: "Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri, supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang."

RENUNGAN:

Adakah hidup yang tidak mempunyai persoalan dan penderitaan? Tentu tidak ada. Tidak ada manusia yang tidak lepas dari persoalan dan penderitaan hidup, Bunda Maria sendiri juga mengalami persoalan dan penderitaan hidup.

Hari ini kita memperingati Santa Perawan Maria yang berdukacita. Sering orang menggambarkan Maria sebagai wanita yang bahagia dalam arti dia seorang wanita atau ibu yang tidak mengalami penderitaan atau persoalan hidup. Kita menggambarkan bunda Maria sebagai wanita yang tidak menderita karena ulah suami, anaknya atau keluarganya, berbeda dengan yang dialami oleh kaum wanita atau ibu rumah tangga yang banyak mengalami persoalan dan penderitaan karena ulah suami, anak-anak, keluarga, orang lain dan ekonomi. Kiranya pemahaman seperti itu sungguh keliru. Bunda Maria tidak ada ubahnya seperti kita manusia biasa, juga mengalami penderitaan seperti yang kita alami, bahkan sebenarnya melebihi apa yang kita alami.

Penderitaan itu menghampiri kita bisa karena kesalahan kita sendiri, karena orang lain dan demi iman. Namun seringkali penderitaan itu kita alami karena kita sendiri, sehingga tentu hal ini wajar kita harus tanggung. Namun bunda Maria sebagaimana dikatakan dalam Injil hari ini, mengalami penderitaan bukan karena dari dirinya sendiri atau kesalahannya, tetapi karena demi karaya keselamatan Allah. Simeon meramalkan atau menggambarkan bahwa hati Maria akan tertusuk pedang, mengalami sakit bukan karena kesalahannya karena supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang. Kata-kata Simeon ini berarti bahwa Maria mengalami penderitaan hidup karena iman dan kesetiaan pada Allah juga pada rencana keselamatan Allah atas manusia. Sehingga penderitaan Maria menjadi jalan mendatangkan keselamatan bagi manusia dan sekaligus menjadi suatu pernyataan pada manusia bahwa dalam kesetiaan iman kepada Allah, kita juga harus siap menderita. Jelaslah bahwa Bunda Maria menderita karena ikut dalam karya keselamatan Allah dan demi keselamatan manusia. Penderitaan ini tentu sangat berat dan hampir tidak ada orang yang mau menderita bagi orang lain. Namun Maria melakukannya. Bahkan Gereja melihat bahwa Maria mengalami penderitaan seumur hidupnya karena keikutsertaannya dalam karya keselamatan Allah. Oleh karena itulah, Gereja hari ini memmperingati Santa Perawan Maria yang berdukacita.

Bunda Maria sanggup menerima dan mengjalani semuanya itu bukan karena dia wanita yang perkasa, tidak. Dia sama dengan kita manusia biasa dan lemah. Tetapi bunda Maria menjadi wanita yang kuat menjalani dan menerima penderitaan itu karena dia selalu setia pada Allah an selalu berserah pada Allah. Dalam hal ini coba kita ingat ketika peristiwa malaikat Gabriel mengatakan bahwa dia akan mengandung dari Roh Kudus, Maria mengatakan, “Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanmu”, ini adalah suatu ungkapan iman dan penyerahan diri sepenuhnya pada Allah.

Maka para Saudara putera-puteri Maria, bila penderitaan hidup menghampiri kita, mari kita belajar dan meneladan bunda Maria, yakni dengan selalu setia dan berserah diri sepenuhnya pada Tuhan. Percayalah bahwa Tuhan akan menguatkan dan membantu kita dalam mengatasi penderitaan hidup yang menghampiri kita sehingga penderitaan itu bukan lagi sesuatu yang membinasakan kita tetapi menjadi jalan menuju kepada Allah. Amin.

Berbagi Berita : Mahasiswa Muslim ingin Paus datang ke Bali

Mahasiswa Muslim ingin Paus datang ke Bali

Paus Benediktus XVI

Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) Indonesia menginginkan Paus Benediktus XVI datang ke Indonesia untuk menghadiri konferensi kaum muda sedunia di Bali akhir tahun 2012.


Hal itu mereka sampaikan saat mengunjungi Vatikan akhir pekan lalu.

Dalam kunjungan itu PB HMI diterima oleh Kardinal Jean-Louis Tauran, ketua Dewan Kepausan untuk Dialog Antaragama.

Mereka menyerahkan sebuah undangan kepada Kardinal Tauran untuk meminta Paus Benediktus XVI mengunjungi Indonesia tahun depan.

Pastor Markus Solo Kewuta, SVD, seorang pejabat dewan kepausan itu mengatakan Indonesia sebagai penyelenggara pertemuan itu “akan sangat senang kalau Paus Benediktus XVI hadir dalam acara itu.”

Ia melanjutkan, Kardinal Tauran menyambut baik undangan itu, tapi ia tidak membuat komitmen lebih lanjut.

Paus yang berusia 84 tahun itu menerima banyak undangan. Namun ia hanya menyeleksi beberapa perjalanan internasional setiap tahun.

Kardinal Tauran mengungkapkan dukungannya kepada HMI dan dan menyambut baik inisiatifnya, namun menekankan bahwa “dialog ril tidak terjadi di Vatikan tapi di Gereja lokal, di tingkat akar rumput,” kata Pater Markus.

BP HMI mengatakan HMI tidak memberitahukan Konferensi Waligereja Indonesaia (KWI) atau Duta Besar Takhta Suci Vatikan untuk Indonesia terkait kunjungan mereka ke Vatikan.

Delegasi itu juga menyerahkan sebuah dokumen kepada Kardinal Tauran tentang GKI Taman Yasmin dan pemerintah kota Bogor. Hal itu untuk menunjukkan bahwa banyak konflik agama di Indonesia bernuansa politik.

Dewan Kepausan akan mempelajari dokumen tersebut meskipun itu berada di luar kewenanganya.

Kardinal Tauran mengunjungi Indonesia pada November 2009.

Disadur dari : www.cathnewsindonesia.com

Bagaimana kita membuat tanda salib?

TANDA SALIB

Tanda Salib
Dalam (demi) nama
Bapa
Putra
dan Roh Kudus
Amin

Bagaimana kita membuat tanda salib?

Membubuhkan Tanda Salib di kening, dada dan pundak kita dengan menggunakan jari tangankita, dengan demikian kita diberkati dalam pikiran, hati dan keberadaan diri kita sepenuhnya

Apa makna membuat tanda salib bagi diri kita?

Dengan tanda Salib kita mengingat kembali secara istimewa hidup, wafat dan kebangkitan Tuhan Yesus Kristus

Arti masing-masing dari tiga tanda salib sebelum bacaan Injil dibacakan?

Pertama kita membuat tanda salib tersebut di dahi. Tanda ini memiliki arti, "Dalam pikiranku, saya percaya". Anda meminta bantuan roh kudus agar Anda bisa percaya pada sabda Tuhan, dalam pikiran Anda.

Kedua kita membuat tanda salib di mulut. Tanda ini memiliki arti, "Melalui mulutku saya mewartakan". Anda setuju untuk mewartakan sabda Tuhan yang anda percayai dalam pikiran Anda ke semua orang.

Ketiga kita membuat tanda salib di dada. Tanda yang ini memiliki arti, "Dalam hatiku, saya simpan sabda Tuhan". Anda sudah percaya pada sabda Tuhan, dan anda juga sudah setuju untuk mewartakannya ke semua orang agar mendapat keselamatan. Namun Anda harus juga menyimpan sabda Tuhan itu dalam hati Anda, agar Andapun beroleh berkat-Nya

Dengan tanda salib tubuh kita telah dimeterai dan disucikan oleh Allah. Dalam segala kegiatan kita: dari kita bangung tidur, sebelum tidur, kita belajar, kita bekerja, kita melakukan pelayanan, kita makan, kita susah, kita senang, kita tertawa, kita menangis. Jika kita membuat tanda salib itu berarti kita mengundang Allah Tri Tunggal untuk menjaga, melindungi kita sehingga kita tidak melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan kehendak Bapa. Tanda salib juga merupakan tanda persatuan kita dengan sesama umat Katolik, misalnya jika kita makan di rumah makan, kemudian melihat ada orang membuat tanda salib, kita pasti bilang : Oh, orang itu orang Katolik, dia saudara saya yang seiman.

Sumber: www.imankatolik.or.id

RENUNGAN HARI BIASA PEKAN XXIV, Rabu 14 September 2011 Pesta Salib Suci

RENUNGAN HARI BIASA PEKAN XXIV, Rabu 14 September 2011
Pesta Salib Suci
Bil 21:4-9, atau Flp 2:6-11, Mzm 78:1-2,34-35,36-37,38, Yoh 3:13-17


“Mengapa kita masih ragu, takut membuat tanda salib dan menggunakan salib Kristus?”

BACAAN INJIL:
Tidak ada seorangpun yang telah naik ke sorga, selain dari pada Dia yang telah turun dari sorga, yaitu Anak Manusia. Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal. Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia.

RENUNGAN:
Dalam satu dinding FB ada orang yang bertanya, “Mengapa umat katolik takut membuat tanda salib bila berada di depan umum?” Tentu yang dimaksud adalah membuat tanda selib sebelum berdoa misalnya saat makan di rumah makan. Banyak orang yang memberi jawaban. Entah apapun alasan yang diberikan pada pernyataan ini, terbukti ada suatu kenyataan bahwa umat katolik ditak sedeikit yang tidak berani membuat tanda salib sebelum berdoa.

Namun di satu sisi, bila kita pernah menyaksikan film Barat, tidak sedikit pemeran penjahat justru mengenakan kalung salib di lehernya. Kalung Salib yang digunakan hanya menjadi asesoris, bukan suatu yang mengandung makna. Ya, memang itu hanya sebuah film yang diperankan seorang aktris atau aktor, yang mungkin saja di luar filma dia memang menggunakan kalung salib bukan sebagai asesoris, tetapi karena mengerti maknanya. Hanya memang penggunaan kalung salib dalam perannya sebagai penjahat dalam film tersebut, tentu sangat disayangkan.

Hari ini adalah Pesta Salib Suci. Pesta Salib Suci hari ini, kita diajak mengerti dan menghayati makna salib bagi kita orang yang percaya kepada Yesus Kristus. Salib tentu bukan hanya sekedar simbol kristiani, bukan hanya sebagai tanda yang membuktikan seseorang itu pengikut Kristus atau tidak, bukan pula hanya sebagai asesoris. Tetapi salib mempunyai makna kasih dan penyelamatan Allah kepada manusia.

Dalam injil yang kita dengarkan hari ini, dinyatakan kepada kita bahwa Yesus adalah Anak Manusia yang menyelamatkan manusia. Hanya Dialah jalan keselamatan kepada Allah Bapa. Yesus diutus oleh Allah Bapa untuk menyelamatkan manusia. Untuk tugas itu, Yesus rela menderita dan mati disalibkan. Semuanya itu adalah karena kasih Allah kepada manusia. Sehingga salib yang semula dianggap sebagai lambang kehinaan, tetapi karena Yesus yang rela memikul salib, mati di salib demi menyelamatkan manusia, salib Kristus menjadi tanda kasih Allah yang sungguh besar kepada manusia, salib menjadi tanda keselamatan kepada orang yang percaya dan mengikuti Yesus Kristus. Dengan demikian, dengan melihat, menggunakan Salib atau membuat tanda salib, kita mengungkapkan iman kita akan Yesus juruselamat yang sungguh mengasihi kita, karena demi keselamatan kita, Dia rela memikul salib dan mati disalibkan.

Selain itu, kita menggunakan salib dengan corpus atau patung Yesus yang tetap tergantung pada salib. Kebiasaan ini hanya ada dalam Gereja Katolik. Gereja Protestan pada salib mereka tidak lagi terdapat patung atau corpus Yesus yang tergandung pada kayu salib. Alasan dasar mereka adalah karena Yesus telah bangkit dan tidak lagi tergantung di kayu salib. Namun Katolik tetapi menempatkan tubuh Yesus yang tergantung pada salib dengan maksud agar kita tetap ingat bahwa untuk menyelamatkan manusia, Yesus terlebih dahulu mengalami sengsara dan wafat di kayu salib. Sehingga dengan demikian, dengan melihat salib Kristus, kita juga diajak untuk tetap setia memikul salib kita dalam mengikuti Yesus Kristus. Salib Kristus juga mengajar kita penderitaan hidup bukanlah akhir segalanya, tetapi bisa menjadi jalan bagi kita untuk mencapai keselamatan, asal kita tetap setia pada Yesus Kristus. Penderitaan hidup kita jadikan sebagai salib, sehingga kita ikut memikul salib bersama Yesus. Dengan memandang salib Kristus, kita diingatkan bahwa Yesus yang rela menderita dan wafat di salib tetap berpihak dengan kita, terutama pada saat penderitaan hidup kita.

Maka para Saudara yang dikasihi Yesus Kristus, lewat pesta hari ini kita tentunya mengerti dan memahami betapa dalam makna salib Kristus bagi hidup kita. Oleh karena itu, “Mengapa kita masih ragu, takut membuat tanda salib dan menggunakan salib Kristus?”

Berbagi Berita: Paus minta maaf atas pencabulan

Paus minta maaf atas pencabulan

Paus Benediktus XVI meminta maaf kepada para korban pencabulan anak-anak oleh para pastur Katolik Irlandia.

Dalam sepucuk surat kepasturan kepada umat Katolik Irlandia, dia mengakui pengkhianatan di Gereja yang dialami oleh para korban dan keluarga mereka.

Paus mengatakan, memang ada "kesalahan berat" di kalangan uskup dalam menanggapi tuduhan pedofilia.

Surat kepasturan ini merupakan pernyataan pertama semacam ini yang dikeluarkan oleh Vatikan mengenai pencabulan seksual terhadap anak-anak.

Permintaan maaf ini menyusul pembongkaran pedofilia di tubuh geraja Katolik Irlandia yang sangat mengguncang lembaga itu.

Berbagai skandal yang melibatkan para pastur Katolik juga terjadi di negara-negara lain, termasuk di negeri asal Paus sendiri, Jerman.
'Mengelakkan skandal'

Dalam kalimat yang ditujukan langsung kepada para korban pencabulan, Paus menulis, "Kalian sangat menderita dan saya sungguh menyesalkannya."

Ia menambahkan, "Kepercayaan kalian dikhianati dan kehormatan kalian dilanggar... Secara terbuka saya menyatakan malu dan penyesalan yang kita rasakan bersama."

Dikatakannya, mereka yang bersalah harus "bertanggung jawab di depan Tuhan dan diadili sebagaimana mestinya atas dosa dan tindak pidana yang mereka lakukan".

Secara terbuka saya menyatakan malu dan penyesalan yang kita rasakan bersama

Paus Benediktus

Namun demikian, pernyataan Paus itu tidak memenuhi tuntutan para korban agar ada pengakuan bahwa pencabulan ditutup-tutupi secara sistematis, kata wartawan BBC untuk masalah keagamaan, Robert Pigott.

Pemimpin kelompok korban Irlandia mengatakan dia kecewa karena surat Paus itu tidak mengakui tanggung jawab Vatikan dalam krisis ini.

"Kami merasa surat itu tidak menyinggung keprihatinan para korban," kata Naeve Lewis, direktur eksekutif One in Four kepada kantor berita Reuters.
Kunjungan Vatikan

Paus juga mengecam prosedur yang tidak memadai dalam menentukan calon pastur dan "informasi kemanusiaan, moral, kecendekiaan serta spiritual yang tak memadai di berbagai sekolah dan pusat latihan kepasturan" sebagai faktor-faktor yang menyebabkan krisis.
Kur anak-anak dalam acara keagamaan

Kur anak-anak dalam acara keagamaan

Ia mengatakan, "Tindakan cepat diperlukan untuk mengatasi faktor-faktor itu, yang menimbulkan akibat buruk bagi kehidupan para korban dan keluarga mereka."

Meskipun Paus mengatakan para pejabat Vatikan akan mengunjungi Irlandia untuk memeriksa sebagian diosis, dia tidak meminta perubahan struktur geraja di Irlandia.

Dia juga tidak meminta pengunduran diri seorang uskup pun, meskipun beberapa orang sudah meninggalkan jabatan mereka secara suka rela.

Disadur dari : www.bbc.co.uk/indonesia

RENUNGAN HARI BIASA PEKAN XXIV, Selasa 13 September 2011 Yohanes Krisostomus

RENUNGAN HARI BIASA PEKAN XXIV, Selasa 13 September 2011
Yohanes Krisostomus
1Tim 3:1-13, Mzm 101:1-2ab,2cd-3ab,5,6, Luk 7:11-17

BACAAN INJIL:
Kemudian Yesus pergi ke suatu kota yang bernama Nain. Murid-murid-Nya pergi bersama-sama dengan Dia, dan juga orang banyak menyertai-Nya berbondong-bondong. Setelah Ia dekat pintu gerbang kota, ada orang mati diusung ke luar, anak laki-laki, anak tunggal ibunya yang sudah janda, dan banyak orang dari kota itu menyertai janda itu. Dan ketika Tuhan melihat janda itu, tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia berkata kepadanya: "Jangan menangis!" Sambil menghampiri usungan itu Ia menyentuhnya, dan sedang para pengusung berhenti, Ia berkata: "Hai anak muda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah!" Maka bangunlah orang itu dan duduk dan mulai berkata-kata, dan Yesus menyerahkannya kepada ibunya. Semua orang itu ketakutan dan mereka memuliakan Allah, sambil berkata: "Seorang nabi besar telah muncul di tengah-tengah kita," dan "Allah telah melawat umat-Nya." Maka tersiarlah kabar tentang Yesus di seluruh Yudea dan di seluruh daerah sekitarnya.

RENUNGAN:
"Jangan menangis!" Kiranya kata-kata Yesus ini kepada wanita janda yang sedang menangisi anaknya laki-laki satu-satunya yang meninggal tentu suatu penghiburan yang menyejukkan. Ibu jandi itu sungguh terhibur dan terlebih besukacita karena Yesus tidak hanya sekedar menghibur tetapi menghibudpkan kembali anaknya yang telah mati.

Injil hari ini sungguh menggambarkan Allah yang berbelas kasih. Belaskasih Allah dinyatakan dalam kepekaan Yesus terhadap ibu janda yang sedang menangis karena anak laki-lakinya satu-satunya meninggal. Belaskasih itu juga tidak hanya sekedar memberi penghiuran kosong tetapi nyata dalam tindakan Yesus menghidupkan kembali anak janda itu. Sungguh Allah memang penuh belas kasih. Peristiwa ini bukanlah peristiwa kebetulan, yang mana kebetulan Yesus lewat dari daerah itu dan kebetulan bertemu dengan rombongan itu, tetapi memang mau menyatakan bahwa belaskasih Allah selalu menyertai hidup manusia, terutama saat manusia mengalami duka dan Allah pasti berbuat sesuati untuk menghalau kesedihan dan duka manusia.

Dalam hidup, kesedihan dan duka pasti menghampiri kita. Pada saat kesedihan dan duka menghampiri kita, kita kadang sangat larut di dalamnya sampai berpikir bahwa Tuhan meninggalkan hidup kita, tidak lagi peduli atas hidup dan persoalan yang kita alami. Namun lewat injil hari ini, kita ingat dan percaya selalu bahwa bila kesedihan dan dukacita menghampiri kita, Yesus selalu hadir beserta kita dan menghibur kita dengan berkata, “Jangan menangis!”, Dia pun akan berbuat sesuatu untuk menghalau dan mengganti kesedihan dan dukacita menjadi sukacita. Sehingga lewat sabda ini, hendaklah kita selalu setia dan percaya pada Yesus dalam seluruh pengalaman hidup kita.

Di tengah kehidupan kita juga pasti banyak kita temukan orang-orang yang dihampiri kesedihan dan duka cita. Apa yang kita perbuat kepada mereka? Hari ini Yesus memberi teladan bagi kita bahwa orang yang menjadi pengikut-Nya haruslah juga mempunyai rasa belaskasih kepada sesama. Belaskasih kepada sesama tidaklah cukup hanya dengan memberi kata-kata penghiburan sebagaimana yang kerap kita lakukan. Belaskasih para pengikut Yesus harus dalam bentuk upaya untuk membantu sesama keluar dari kesedihan dan dukacita mereka.

Namun yang seringkali terjadi, kita kurang peka dan peduli dengan sesama kita terutama mereka yang sedang bersedih dan berduka. Ataupun kita kerap hanya sekedar iba, prihatin, menghibur dengan kata-kata ataupun dengan doa. Semuanya itu juga baik. Tetapi janganlah kiranya kita hanya berhenti di situ padahal kita mempunyai sesuatu yang bisa kita bagikan sehingga sesama yang sedang bersedih dan berduka beroleh penghiburan yang membuat mereka terlepas dari semuanya itu. Kerap saat melihat orang yang miskin, kita hanya mengatakan ‘kasihan’, atau malah kita mencela mereka. Adapula yang menunjukkan perhatian dengan mengatakan, “Kami turut berdoa, semoga mereka terlepas dari perosalan hidup mereka”, padahal dia punya sesuatu yang bisa dibagikan untuk meringankan perderitaan sesama. Kiranya para pengikut Yesus hendaknya mempunyai belaskasih yang terungkap dalam kepekaan dan tindakan nyata untuk membantu sesama yang menderita. Semoga teladan Yesus hari ini sungguh menggerakkan kita menjadi orang-orang yang berbelas kasih. Amin.

RENUNGAN HARI BIASA PEKAN XXIV, Senin 12 September 2011

RENUNGAN HARI BIASA PEKAN XXIV, Senin 12 September 2011
Nama Maria yang Tersuci, Maria dr Yesus, Petrus Tarentasiensis
1Tim 2:1-8, Mzm 28:2,7,8-9, Luk 7:1-10

BACAAN INJIL:
Setelah Yesus selesai berbicara di depan orang banyak, masuklah Ia ke Kapernaum. Di situ ada seorang perwira yang mempunyai seorang hamba, yang sangat dihargainya. Hamba itu sedang sakit keras dan hampir mati. Ketika perwira itu mendengar tentang Yesus, ia menyuruh beberapa orang tua-tua Yahudi kepada-Nya untuk meminta, supaya Ia datang dan menyembuhkan hambanya. Mereka datang kepada Yesus dan dengan sangat mereka meminta pertolongan-Nya, katanya: "Ia layak Engkau tolong, sebab ia mengasihi bangsa kita dan dialah yang menanggung pembangunan rumah ibadat kami." Lalu Yesus pergi bersama-sama dengan mereka. Ketika Ia tidak jauh lagi dari rumah perwira itu, perwira itu menyuruh sahabat-sahabatnya untuk mengatakan kepada-Nya: "Tuan, janganlah bersusah-susah, sebab aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku; sebab itu aku juga menganggap diriku tidak layak untuk datang kepada-Mu. Tetapi katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh. Sebab aku sendiri seorang bawahan, dan di bawahku ada pula prajurit. Jika aku berkata kepada salah seorang prajurit itu: Pergi!, maka ia pergi, dan kepada seorang lagi: Datang!, maka ia datang, ataupun kepada hambaku: Kerjakanlah ini!, maka ia mengerjakannya." Setelah Yesus mendengar perkataan itu, Ia heran akan dia, dan sambil berpaling kepada orang banyak yang mengikuti Dia, Ia berkata: "Aku berkata kepadamu, iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai, sekalipun di antara orang Israel!" Dan setelah orang-orang yang disuruh itu kembali ke rumah, didapatinyalah hamba itu telah sehat kembali.

RENUNGAN:

"Aku berkata kepadamu, iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai, sekalipun di antara orang Israel!"

Hanya kata-kata ini kiranya yang dinyatakan oleh Yesus menanggapi permohonan perwira itu, yakni agar Yesus menyembuhkan hambanya yang sedang sakit. Kisah ini sungguh kisah penyembuhan yang luar biasa, karena tidak ada kata-kata yang keluar dari Yesus yang meyatakan bahwa hamba perwira itu disembuhkan, tidak ada pula tindakan Yesus menjamah orang itu agar sembuh, tetapi perwira itu ternyata sembuh. Ini bukan berarti bahwa hamba perwira itu sembuh bukan karena perbuatan Yesus. Hamba perwira itu sembuh tetap karena perbautan Yesus, meskipun kita tidak tahu kapan Yesus melakukannya. Hal ini menyatakan kepada kita bahwa Yesus senantiasa mendengarkan dan berbuat baik, memberi berkat-Nya kepada kita walaupun sering kita tidak menyadarinya. Kuasa dan kasih Yesus mengalir kepada umat-Nya tanpa sepengetahuan dan kesadaran kita. Pada saat Yesus memuji iman perwira itu, saat itupula kiranya kuasa penyembuhan terjadi pada hamba perwirta itu. Perwira itu tahu akan hal ini, bahwa hambanya sembuh karena Yesus yang melakukannya. Sebab dengan jelas dikatakan dalam Injil bahwa perwira itu sungguh beriman, dia percaya akan kuasa kasih Yesus yang dapat mengalir menyembuhkan hambanya walaupun hanya dengan sepatah kata saja. Iman perwira itu juga tampak tidak hanya dalam keyakinan itu, tetapi juga dalam perbuatan baik, sebagaimana dikatakan bahwa dia membantu pembangunan rumah doa, dia juga peduli dengan hambanya yang menderita sakit. Bahkan untuk memohonkan penyembuhan kepada hambanya, dia rela merendahkan diri di hadapan Yesus. Ini tindakan luar biasa, seorang tuan mau berkorban dan merendahkan diri demi hidup hambanya.

Lewat injil hari ini jelas dinyatakan kepada kita bahwa Yesus itu Tuhan yang Mahakuasa dan Mahakasih. Kuasa dan kasih-Nya selalu mengalir kepada kita walaupun seringkali tidak kita sadari. Inilah yang seringkali terjadi atas kita. Kita mungkin sembuh dari satu penyakit karena berobat, atau karena didoakan orang lain, tetapi kita tidak mampu melihat bahwa itu semuanya adalah karena karya Yesus bagi kita. Kita juga seringkali menganggap bahwa apa yang kita miliki adalah hasil perjuangan dan kerja keras kita, padahal semuanya adalah karena berkat Tuhan yang selalu bekerja dan mengalir pada kita. Maka lewat sabda hari ini, mari kita selalu bersyukur atas kasih Tuhan yang selalu mengalir dan bekerja kepada kita. Mari kita percaya bahwa berkat, kebaikan yang kita terima adalah karena kasih Tuhan.

Selain hal itu, kita hendaknya belajar dari perwira itu. Kita sering merasa kecewa karena permohonan kita tidak dikabulkan oleh Tuhan. Kita sering memohon, tetapi permohonan kita kerap tidak dilandasi oleh iman. Kita seringkali meminta, tetapi bukan karena iman, tetapi karena sekedar kita butuh dan mendesak Tuhan. Kita tidak percaya dengan rendah hati bahwa Dia akan memberikan yang terbaik kepada kita. Bukti lain bahwa kita sungguh meminta dengan dilandasi oleh iman, tentunya iman kita tidak hanya pada saat meminta, tetapi iman yang hidup dalam kehidupan setiap hari, yakni keterlibatan dan kepedulian kepada sesama terutama yang menderita. Perwira itu beriman bukan hanya tampak dalam perkataan saat meminta kepada Yesus tetapi juga dalam sikap kasih yang mau berbagi berkat, dan terutama yang peduli dengan hambanya yang menderita serta bahkan untuk hambanya dia mau merendahkan diri. Dengan demikian, saat kita mengharapkan belaskasih dan bermohon kepada Tuhan, kita juga hendaknya merenungkan hidup kita, apakah iman kita kepada Tuhan hidup dalam hidup dan perbuatan baik kepada sesama atau tidak. Mungkin saja kita hanya meminta-minta tetapi tidak punya rasa kepeduliaan dan kasih kepada sesama selama ini. Maka dari itu, mari kita berusaha hidup beriman dalam kehidupan setiap hari, niscaya apa yang perlu untuk hidup kita, Tuhan pasti akan berikan. Amin.

Paus: Stop Kebencian

Paus: Stop Kebencian

ANCONA, KOMPAS.com -Satu dekade berlalu pasca-tragedi serangan teroris ke menara kembar World Trade Center, New York. Namun, tanggapan pro dan kontra seputar kejadian tersebut masih terus bermunculan. Peristiwa tragis itu diketahui menewaskan sedikitnya 3.000 orang.

Dari Ancona, Italia, Paus Benediktus XVI, Minggu (11/9), menyerukan agar semua pemimpin politik di dunia bersama-sama menolak kekerasan, sekaligus godaan, untuk saling membenci dalam upaya mencari solusi atas persoalan itu.

Paus juga meminta para pemimpin dunia bersama-sama bekerja dengan masyarakatnya untuk menginspirasikan prinsip- prinsip solidaritas, keadilan, dan perdamaian.

Dalam suratnya kepada Uskup Agung New York Timothy Dolan, yang dipublikasikan lebih awal hari ini, Paus juga menyebut tragedi serangan teroris 9/11 adalah peristiwa terburuk yang pernah terjadi.

Hal itu terutama lantaran para pelaku teror di belakang peristiwa tragedi 9/11 itu mengklaim apa yang mereka lakukan adalah dengan mengatasnamakan Tuhan.

”Sekali lagi, dengan tegas harus dinyatakan, tak ada alasan apa pun yang bisa dipakai untuk membenarkan aksi-aksi terorisme,” papar Paus.

Lebih lanjut, Paus juga memuji rakyat AS atas keberanian yang mereka tunjukkan, baik ketika mereka menggelar operasi penyelamatan ketika itu maupun saat menunjukkan ketahanannya saat mencoba melanjutkan hidup mereka ke depan.

Kebohongan Bush

Sementara itu, dalam blog-nya, mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohammad, kembali melontarkan pernyataan kontroversial dengan menyebut tak mungkin Muslim Arab mampu merencanakan dan menjalankan serangan 11 September 2001 terhadap AS.

Mahathir juga meragukan, bahkan mempertanyakan, tuduhan AS selama ini bahwa Al Qaeda-lah yang berada di balik serangan mengerikan tersebut. Ia menilai mantan Presiden George W Bush membuat kebohongan besar terkait hal itu.

”Bush bisa berbohong soal senjata pemusnah massal yang katanya dimiliki Saddam Husein. Kalau mereka bisa berbohong untuk membunuhi rakyat Irak, Afganistan, bahkan prajurit AS sendiri, tidaklah terlalu rumit membayangkan Bush dan para koleganya berbohong soal siapa bertanggung jawab atas peristiwa 9/11,” kata Mahathir dalam blog-nya.

Selama ini Mahathir memang dikenal sangat keras dan kerap melontarkan pernyataan anti-AS dan anti-Yahudi. Tahun lalu dia menyebut terdapat bukti-bukti kuat kalau tragedi 9/11 direncanakan.

Tidak hanya itu, Mahathir juga menyebut Bush dan mantan Perdana Menteri Inggris, Tony Blair, ”pembunuh anak-anak” dan ”penjahat perang”, yang seharusnya diadili di pengadilan internasional lantaran memerintahkan militer masing-masing menginvasi Irak.

”Saya percaya rakyat Muslim Arab cukup punya kemarahan untuk mengorbankan diri mereka dalam bom bunuh diri. Namun, saya tidak yakin mereka punya kemampuan merencanakan strategi serangan yang memang mampu memaksimalkan kerusakan yang timbul di pihak musuh seperti itu,” kata Mahathir.

Pada kesempatan terpisah, Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad menyatakan bahwa AS memanfaatkan peristiwa 11 September 2001 sebagai alasan untuk memerangi Irak dan Afganistan.

Ahmadinejad menyebut serangan teror 9/11 sebagai sebuah ”permainan dengan rancangan yang sangat rumit” demi memengaruhi emosi orang sehingga kemudian melancarkan jalan untuk menyerang kedua negara tadi.

Pernyataan itu dimuat dalam situs web stasiun televisi Pemerintah Iran. Ia juga kembali mempertanyakan versi resmi peristiwa itu yang selama ini disebutnya sebagai ”kebohongan besar”. (AFP/AP/DWA)

Disadur dari : kompas.com

 
Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan! (2Kor 8:14)