Pembangunan Gereja Paroki Tigalingga

Pembangunan Gereja Paroki sedang berlangsung. Kami sangat mengarapkan uluran kasih para Saudara untuk membantu.

Gotong Royong Pembangunan Gereja

Tidak ada kata yang bisa melukiskan pengalaman indah pada waktu gotong royong pengecoran lantai 2 bangunan Gereja selain, suatu keyakinan bahwa semuanya dapat terlaksana adalah karena MUKJIJZAT ALLAH BEKERJA.

Pengecoran Lantai Panti Imam Gereja

Pengecoran Lantai 2 bangunan Gereja ini dilakukan pada hari Selasa, 30 Agustus 2011 yang lalu. Luas yang dicor adalah 19 m x 24 m. Hujan yang mengguyur tidak menyurutkan semangat umat.

Kerjasama Imam dan Umat

Uskup emeritus KAM, Mgr. A.G.Pius Datubara OFM.Cap, datang berkunjung ke Paroki dan memberi semangat pada umat dalam pembangunan Gereja Paroki. Para pastor juga ikut berkerja bersama umat dalam pembangunan Gereja.

Misa Tridentin: Warisan Liturgi Yang Dipertahankan

HIDUPKATOLIK.com - Paus Benediktus XVI mengeluarkan Surat Apostolik Summorum Pontificum yang menjamin penggunaan Misa Tridentin...

Pembinaan Para Pengurus Gereja

Tidak sedikit umat katolik yang kerap menganggap bahwa Liturgi adalah sekedar perayaan wajib biasa yang dilaksanakan pada hari minggu.

Pertemuan Ibu-Ibu dan Pesta Pelindung Paroki

Pertemuan para ibu se-paroki telah terlaksana pada hari Kamis-Sabtu, 15 s/d 16 Juli 2011. Pertemuan ini mengundang semua ibu katolik yang ada di paroki untuk hadir dalam pertemuan/pembinaan para ibu katolik dan juga segaligus menjalin kebersamaan para ibu. Penutupan pertemuan sikaligus Pesta Pelindung Paroki.

Pembinaan Asmika se-Paroki

Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku; inilah yang menjadi tema dari pertemuan dan pembinaan minggu gembira yang telah berlangsung dengan sangat baik.

Mudika Ambil bagian dalam pembangunan Gereja Paroki

Mudika paroki tidak mau berpangku tangan melihat pembangunan Gereja paroki. Para mudika juga ambil bagian dengan mengumpulkan kerikil di sungai.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 1)

Umat dari lingkungan paroki dan juga dari beberapa stasi kembali bekerja sama dengan bergotong royong membangun gereja paroki. Untuk kali ini, umat bergotong royong men-cor lantai balkon bangunan Gereja.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 2)

Allah peduli. Karena kepedulian Allah atas pembangunan rumah-Nya ini, maka kami kamipun peduli dan bisa melanjutkan pembangunanini. Kepedulian Allah kami rasakan juga lewat kepedulian para Saudara.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 3)

Mari kita memuliakan Tuhan, tidak hanya dengan kata2 indah, tetapi dengan perbuatan nyata dengan rela berkorban.

Pertemuan akhir Tahun 2011 Pengurus Gereja se-Paroki

Para pengurus Gereja adalah ‘ujung tombak’ Gereja khususnya di stasi-stasi. Peran para pengurus Gereja ini sangat sentral dalam kehidupan Gereja di stasi-stasi.

Gua Maria dan Menyambut Hari Raya Natal

Persiapan menyambut hari Raya Natal 25 Desember 2011.

Rahmat dan Perlindungan Tuhan

Pastor Anton Manik O.Carm selamat dari kecelakaan mobil masuk jurang.

Rekoleksi dan Aksi Panggilan

Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku.

Pesan Prapaskah Kepausan 2012

"Kita Tidak Boleh Diam Saja terhadap Kejahatan" "Marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik" (Ibr. 10:24).

Pembangunan Gereja Santo Petrus Stasi Rante Besi

Dalam kemiskinan, kesederhanaan, umat membangunan Gereja. Meraka tidak memiliki uang, tetapi mereka memiliki harapan dan iman pada Tuhan.

Misa Perdana Pastor Andreas Korsini Lamtarida Simbolong O.Carm

Puji Syukur pada Tuhan, karena berkat-Nya, misa Perdana Pastor Andreas Lamtarida Simbolon O.Carm bersama 4 Pastor Karmel yang baru ditahbiskan, dapat terlaksana dengan baik pada hari Rabu 31 Oktober 2012 di Stasi Gundaling 1, paroki Maria dari gunung Karmel Tigalingga.

Bakti Sosial : Pengobatan Gratis

Dalam Rangka Menyongsong Jubileum Gereja Katolik di Dairi dan Pakpak Bharat, diadakan bakti Sosial Pengobatan Gratis di Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, pada 9 Desember 2012 yg lalu. Puji syukur pada Tuhan, kegiatan ini berlangsung dengan sangat memuaskan.

Mari Berbagi Berkat Tuhan

 photo UskupEmeritusKAMMgrPiusDautabra.jpg Photobucket

MENDAMBAKAN BERKAT TUHAN

SYALOM...SELAMAT DATANG.
"Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan."(2Kor 8:14)
"Muliakanlah Tuhan dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu." (Amsal 3:9)
"Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya." (Amsal 3:27)
"Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?" (1 Yohanes 3:17)
Saya Pastor Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, atas nama Panitia Pembangunan dan semua umat, memohon bantuan uluran kasih/dana untuk pembangunan Gereja Paroki. Kami sangat membutuhkan berkat Tuhan lewat uluran tangan dari para donatur.
Kami berharap dan berdoa Para Saudara berkenan berbagi berkat Tuhan kepada kami untuk pembangunan Gereja ini yang adalah rumah Tuhan sendiri.
BRI 5379 Unit Tigalingga Sidikalang
No. Rekening : 5379-01-000112-50-8
Nama : PANITIA PEMBANGUNAN GEREJA KATOLIK.
ATAU
BCA KCU MEDAN
NO.0222053453.
Atas Nama : ADYTIA PERMANA P.
(Adytia Permana P. adalah Romo Adytia Permana Perangin-angin O.Carm. Beliau dulu bertugas di Paroki Tigalingga, juga mengawali pembangunan ini, namun sekarang beliau bertugas di Keuskupan Agung Medan sebagai ekonom.Beliau kami minta buka rekening di BCA khusus untuk pembangunan ini, karena di daerah kami tidak ada BCA.)
Kami sangat senang bila sudah mentransfer persembahan, bapak/ibu/saudara/saudari memberitahukan ke kami melalui:
E mail ke :.
parokimariagk3lingga@yahoo.com
atau di SMS ke:.
Romo Anton Manik O.Carm : 081370836645
Romo Willy O.Carm : 081333837433
Untuk lebih jelasnya permohnan kami ini, Para Saudara dapat melihatnya di sini.... Sehubungan dengan Gambar pembangunan dapat melihatnya di sini....
Demikian kiranya Permohonan ini kami sampaikan. Atas dukungan, doa dan bantuan Bapak, Ibu dan Para Saudara-Saudari, kami mengucapkan banyak terima kasih.Berkat Tuhan senantiasa menyertai kita semua. Amin.
HORMAT KAMI:
Pastor Antonius Manik O.Carm

VARIA PAROKI

REKOLEKSI DAN AKSI PANGGILAN TELAH TERLAKSANA DENGAN SANGAT BAIK ;"> "APA YANG KAMU CARI?" (Yoh 1:38).
Puji syukur pada Tuhan, karena Rekoleksi dan Aksi panggilan untuk siswa-siswi Katolik Usia SMP dan SMA se-paroki Tigalingga sudah terlaksana dengan sangat baik. Kegiatan ini dihadiri hampir 400 orang anak. Semuanya dapat terlaksana hanya karena berkat Tuhan. Terimakasih juga kami sampaikan kepada semua Saudara yang telah mendukung dan mendoakan kegaitan kami ini. Kegiatan ini dilaksanakan hanya dengan menggunakan dana partisipasi peserta dan swadaya paroki, karena tidak mendapatkan bantuan dari donatur manapun, namun karena berkat Tuhan dan doa para Saudara, semuanya dapat berjalan dengan sangat baik. Semoga dari antara anak-anak ini, kelak ada yang menjadi Imam dan biarawan-biarawati.
Photobucket
Tuhan memberkati kita.
Kegembiraan dan Persaudaraan
Photobucket
Hari Ulang tahun Romo Anton M.Carm yang seharusnya tanggal 15 Januari 2010, baru dirayakan hari Minggu Minggu 16 Januari 2011 lalu, bersama Romo-romo Karmel se-Dairi, bersama beberapa umat Paroki Tigalingga di Aula Paroki Tigalingga. Pada kesempatan itu, Rm. Bernad O.Carm, pastor paroki Sidikalang memberi kado ulang tahun yakni 20 sak semen untuk pembangunan Gereja dan Rm. Anton sendiri menyumbangkan semua hadiah ultah untuk pembangunan Gereja. Saat itu, hadiah uang yang diperoleh sebanyak Rp. 1.100.000,-. Lumayanlah untuk tambahan dana pembangunan Gereja. Trimakasih buat semuanya.
Saldo Pesta Pelantikan Pengurus Gereja dan Penerimaan Sakramen Krisma, 6-7 Nop. 2010.
Pada hari Kamis 18 Nopember 2010 telah diadakan Evaluasi dan pembubaran Panitia. Saldo dari kegiatan tersebut adalah Rp. 22.320.500 Acara ini dapat berjalan dengan baik karena partisipasi semua umat. Dana juga bisa Saldo karena umat menyumbangkan hasil-hasil pertanian mereka dengan harapan ada Saldo untuk pembangunan Gereja Paroki.Jadi selain dana partisipasi dari umat, juga umat menyumbangkan hasil pertanian yang dibutuhkan untuk mengurangi dana konsumsi. Syukur pada Tuhan, akhirnya memang ada saldo untuk dana pembangunan Gereja. Terimakasih kami ucapkan kepada semua umat Paroki, DPP, Para Panitia, Para Donatur dan siapa saja yang mendoakan dan mendukung kegitan ini. Yesus memberkati kita semua selalu. Amin.

BACAAN HARI MINGGU BIASA KE XXIV : MINGGU 16 SEPTEMBER 2012

BACAAN HARI MINGGU BIASA KE XXIV : 
MINGGU 16 SEPTEMBER 2012 
Yes 50:5-9a, Mzm 115:1-2,3-4,5-6,8-9, Yak 2:14-18, Mrk 8:27-35 

BACAAN I: Yes 50:5-9a 
“Aku memberikan punggungku kepada orang-orang yang memukul aku.” 

Tuhan ALLAH telah membuka telingaku, dan aku tidak memberontak, tidak berpaling ke belakang. Aku memberi punggungku kepada orang-orang yang memukul aku, dan pipiku kepada orang-orang yang mencabut janggutku. Aku tidak menyembunyikan mukaku ketika aku dinodai dan diludahi. Tetapi Tuhan ALLAH menolong aku; sebab itu aku tidak mendapat noda. Sebab itu aku meneguhkan hatiku seperti keteguhan gunung batu karena aku tahu, bahwa aku tidak akan mendapat malu. Dia yang menyatakan aku benar telah dekat. Siapakah yang berani berbantah dengan aku? Marilah kita tampil bersama-sama! Siapakah lawanku beperkara? Biarlah ia mendekat kepadaku! Sesungguhnya, Tuhan ALLAH menolong aku; siapakah yang berani menyatakan aku bersalah? Sesungguhnya, mereka semua akan memburuk.

MAZMUR TANGGAPAN : Mzm 115:1-2,3-4,5-6,8-9 
Ulangan: 
Berbelaskasihlah Tuhan dan adil; Allah kami adalah rahim. 

Ayat: 
1. Aku mengasihi Tuhan, sebab Ia mendengarkan suarau permohonanku. Sebab ia menyendengkean telinga-Nya kepadaku, maka seumur hidup aku akan berseru kepada-Nya. 

2. Tali-tali maut telah melilit aku dan kegentaran terhadap dunia roang mati menimpa aku; aku mengalami kesesakan dan kedukaan, tetapi aku menyerukan nama Tuhan, “Ya Tuhan, luputkanlah kiranya aku!” 

3. Tuhan adalah pengasih dan adil, Allah kita penyayang. Tuhan memelihara orang-orang sederhana; aku sudah lemah, tetapi diselamatkan-Nya. 

4. Tuhan, Engkau telah meluputkan aku dari maut, Engkau telah meluputkan mataku dari arit mata, dan kakiku dari tersandung. Aku boleh berjalan di hadapan Tuhan, di negeri orang-orang hidup. 

BACAAN II : Yak 2:14-18 
“Jika iman tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakikatnya adalah mati.” 

Apakah gunanya, saudara-saudaraku, jika seorang mengatakan, bahwa ia mempunyai iman, padahal ia tidak mempunyai perbuatan? Dapatkah iman itu menyelamatkan dia? Jika seorang saudara atau saudari tidak mempunyai pakaian dan kekurangan makanan sehari-hari, dan seorang dari antara kamu berkata: "Selamat jalan, kenakanlah kain panas dan makanlah sampai kenyang!", tetapi ia tidak memberikan kepadanya apa yang perlu bagi tubuhnya, apakah gunanya itu? Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati. Tetapi mungkin ada orang berkata: "Padamu ada iman dan padaku ada perbuatan", aku akan menjawab dia: "Tunjukkanlah kepadaku imanmu itu tanpa perbuatan, dan aku akan menunjukkan kepadamu imanku dari perbuatan-perbuatanku. 

BACAAN INJIL: Mrk 8:27-35 
“Engkau adalah Mesias...! Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan.” 

Kemudian Yesus beserta murid-murid-Nya berangkat ke kampung-kampung di sekitar Kaisarea Filipi. Di tengah jalan Ia bertanya kepada murid-murid-Nya, kata-Nya: "Kata orang, siapakah Aku ini?" Jawab mereka: "Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia, ada pula yang mengatakan: seorang dari para nabi." Ia bertanya kepada mereka: "Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?" Maka jawab Petrus: "Engkau adalah Mesias!" Lalu Yesus melarang mereka dengan keras supaya jangan memberitahukan kepada siapa pun tentang Dia. Kemudian mulailah Yesus mengajarkan kepada mereka, bahwa Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari. Hal ini dikatakan-Nya dengan terus terang. Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia. Maka berpalinglah Yesus dan sambil memandang murid-murid-Nya Ia memarahi Petrus, kata-Nya: "Enyahlah Iblis, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia." Lalu Yesus memanggil orang banyak dan murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. Karena siapa yang mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkannya.

RENUNGAN HARI BIASA: SABTU 15 SEPTEMBER 2012 (Pw SP Maria Berdukancita)

RENUNGAN HARI BIASA: 
SABTU 15 SEPTEMBER 2012 
(Pw SP Maria Berdukancita) 
1Kor 10:14?22, or Ibr 5:7-9, Mzm 31:2-3a,3b-4,5-6,15-16, Yoh 19:25-27 or Luk 2:33-35 

BACAAN INJIL: 
Dan dekat salib Yesus berdiri ibu-Nya dan saudara ibu-Nya, Maria, isteri Klopas dan Maria Magdalena. Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya: "Ibu, inilah, anakmu!" Kemudian kata-Nya kepada murid-murid-Nya: "Inilah ibumu!" Dan sejak saat itu murid itu menerima dia di dalam rumahnya. 

RENUNGAN: 
Maria sering digambarkan sebagai wanita yang berbahagia dalam hidupnya. Memang benar bahwa Maria adalah wanita yang berbahagia karena imannya yang teguh. Kita seringkali hanya terarah pada sukacita yang diterima oleh Maria. Kita lupa bahwa Maria juga tidak lepas dari penderitaan sama seperti yang kita alami. Bahkan penderitaan Maria begitu besar, jauh melebihi yang pernah kita alami. 

 Hari ini kita memperingati Santa Perawan Maria yang berdukacita. Duka yang dialami Maria sungguh luar biasa besarnya, dan pasti tidak ada seorangpun yang mengalami dukacita yang dialami Maria. Maria mengalami penderitaan karena kesetiaan imannya. Maria setia kepada Allah dan setia pula mendampinti Putera-Nya hingga pada kayu salib penderitaan dan kematian Yesus puteranya. Kiranya tidak ada wanita yang tidak menderita menyaksikan sendiri bila melihat puteranya disiksa dan dibunuh padahal tidak berbuat kesalahan. Maria mengalami semuanya itu dan seakan tidak bisa berbuat apa-apa kepada puteranya. Namun sebenarnya dia berbuat banyak terhadap Yesus puteranya, yakni mendampingi Yesus hingga kematian-Nya di kayu salib. 

Maria berada di bawah salib Yesus. Kesetiaan Maria mendampingi Yesus puteranya tidak sia-sia. Kesetiaan bunda Maria bukan hanya mendatangkan berkat dari Yesus, tetapi juga bagi kita semua. Sebab saat tergantung di salib, Yesus tetap memperhatikan bunda Maria ibu-Nya dan Yesus memberikan Maria menjadi ibu kita juga. Dengan peringatan hari ini, kita patut bersukacita karena kita mempunya ibu yakni bunda Maria. Dia adalah ibu kita yang setia dalam iman dan setia pula mendampingi kita dalam perjalanan kita mengikuti puteranya Yesus Kristus. Dia penjadi perantara berkat Tuhan bagi kita. Sebab berkat kesetiaannya mengikuti Yesus, Yesus memberikan ibu Maria bagi kita. 

Dengan demikian, bunda Maria menjadi perantara rahmat Yesus bagi kita. Sebagai putera-puteri Maria, baiklah kita meneladan hidup Maria. Setia mengikuti Yesus memang tidak akan melepaskan kita dari persoalan hidup atau dukacita. Bahkan semakin kita setia mengikuti Yesus, kita pasti akan mengalami penderitaan dan dukacita seperti yang dialami oleh bunda Maria. Tetapi baiklah kita tetap setia kepada Yesus seperti bunda Maria walaupun kita menghadapi penderitaan hidup. Sebab penderitaan yang kita alami karena setia kepada Yesus, tidak seberapa dibanding dengan sukacita yang akan kita peroleh dari Allah. Seperti bunda Maria yang berdiri di bawah kaki salin Yesus, seakan tidak punya harapan, pada saat itu pula Yesus menyatakan kasih-Nya. 

Demikianpun kita pada saat seakan tidak ada harapan, saat itu pula Yesus akan menyatakan kasih-Nya kepada kita. Maka semoga kita seperti bunda Maria, setia mengikuti Yesus Kristus hingga pada jalan salib Yesus. Amin.

RENUNGAN HARI BIASA: JUMAT 14 SEPTEMBER 2012 (Pesta Salib Suci)

RENUNGAN HARI BIASA: 
JUMAT 14 SEPTEMBER 2012 
(Pesta Salib Suci) 
 Bil 21:4-9, atau Flp 2:6-11, Mzm 78:1-2,34-35,36-37,38, Yoh 3:13-17 

BACAAN INJIL: 
Tidak ada seorang pun yang telah naik ke sorga, selain dari pada Dia yang telah turun dari sorga, yaitu Anak Manusia. Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal. Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia. 

RENUNGAN: 

Salib bagi bangsa Yahudi adalah lambang suatu penghinaan, hukuman yang hanya ditujukan bagi penjahat yang dianggap tidak layak untuk hidup. Hukuman salib, bukan saja dianggap manakutkan tetapi sungguh memalukan. Namun malahan Yesus mati disalib. Kematian Yesus di salib tentu bukan karena Yesus adalah seorang penjahat yang dianggap tidak layak untuk hidup. Memang bagi mereka yang menolak Yesus, Yesus dianggap penjahat. Tetapi tentu bukanlah demikian sebenarnya. Yesus menerima kematian disalib untuk menyelamatkan manusia. 

Sama seperti waktu Musa meninggikan ular, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, semikian juga Yesus melalui jalan salib untuk menyelamatkan manusia. Lewat penderitaan dan kematian Yesus di salib, salib bagi orang yang percaya kepada Yesus bukanlah sesuatu yang menakutkan, bukan sesuatu yang memalukan, tetapi justru menjadi jalan keselamatan. 

Lewat perayaan hari ini, kita diingatkan akan kasih Tuhan yang sungguh besar kepada kita. Kasih Tuhan itu nyata dalam salib Kristus. Yesus rela menjalani kematian yang sangat memalukan dengan cara disalibtkan demi menyelamatkan manusia. Sehingga bati kita salib Kristus adalah tanda nyata kasih Allah kepada kita. Juga lewat perayaan hati ini kepada kita diajarkan bahwa salib ataupun penderitaan bukanlah akhir segala-galanya, bukan pula suatu hukuman di mana Allah meninggalkan kita. Tetapi salib atau penderitaan hidup yang kita hadapi, bisa menjadi jalan keselamatan bagi kita dan bagi sesama, bila kita tetap setia dalam iman kepada Yesus. Sebab salib Yesus adalah konsekuensi ketaatan Yesus pada kehendak Allah dan kesetian kasih Yesus kepada manusia. Ketaatan dan kesetiaan kasih Yesus itu mendatangkan keselamatan bagi manusia. 

Demikian juga halnya, bila kita tetap setia dan taat pada kehendak Allah, walau harus mengalami salib kehidupan, kitapun akan beroleh kebahagiaan dan keselamatan kekal. Amin.

RENUNGAN HARI BIASA: KAMIS 13 SEPTEMBER 2012

RENUNGAN HARI BIASA:
KAMIS 13 SEPTEMBER 2012 
 (Yohanes Krisostomus) 
(1Kor 8:1b-7.11-13; Luk 6:27-38) 

BACAAN INJIL: 
"Tetapi kepada kamu, yang mendengarkan Aku, Aku berkata: Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu; mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu. Barangsiapa menampar pipimu yang satu, berikanlah juga kepadanya pipimu yang lain, dan barangsiapa yang mengambil jubahmu, biarkan juga ia mengambil bajumu. Berilah kepada setiap orang yang meminta kepadamu; dan janganlah meminta kembali kepada orang yang mengambil kepunyaanmu. Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka. Dan jikalau kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah jasamu? Karena orang-orang berdosa pun mengasihi juga orang-orang yang mengasihi mereka. Sebab jikalau kamu berbuat baik kepada orang yang berbuat baik kepada kamu, apakah jasamu? Orang-orang berdosa pun berbuat demikian. Dan jikalau kamu meminjamkan sesuatu kepada orang, karena kamu berharap akan menerima sesuatu dari padanya, apakah jasamu? Orang-orang berdosa pun meminjamkan kepada orang-orang berdosa, supaya mereka menerima kembali sama banyak. Tetapi kamu, kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada mereka dan pinjamkan dengan tidak mengharapkan balasan, maka upahmu akan besar dan kamu akan menjadi anak-anak Allah Yang Mahatinggi, sebab Ia baik terhadap orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan terhadap orang-orang jahat. Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati." "Janganlah kamu menghakimi, maka kamu pun tidak akan dihakimi. Dan janganlah kamu menghukum, maka kamu pun tidak akan dihukum; ampunilah dan kamu akan diampuni. Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu." . 

RENUNGAN: 

Sama seperti Injil kemarin, dalam Injil hari ini juga Yesus mengajarkan ajaran yang sungguh bertolak belakan dengan pemikiran manusia. Yesus hari ini mengingatkan dan mengajak kita semua untuk senantiasa hidup dengan dan dalam kasih pengampunan dan murah hati, menolak aneka macam bentuk balas dendam maupun kebencian. Kepada yang memusuhi kita diharapkan mengasihinya, sedangkan kepada yang membeci kita diharapkan berbuat baik kepadanya. Lebih lanjut Yesus mengatakan bahwa bila kita berbuat baik hanya kepada yang berbuat baik, kita tidak ada ubahnya dengan orang jahat, karena mereka juga melakukan hal demikian. Maka dengan sabda ini, Yesus menghendaki bahwa hidup kita harus lebih baik daripada orang-orang yang tidak mengenal Allah. 

Sabda ini tentu bukanlah mudah, karena dengan menghayati sabda ini, kita berarti harus membuang pola pikir kita selama ini dan itu berarti kita melawan arus pikiran umum yang berlaku. Namun inilah ajaran Yesus yang harus kita ikuti. Ini pulalah yang diperbuat Allah kepada kita. Bila kita melakukan sabda Yesus ini, selain kita nyata sebagai anak-anak Allah, juga kita terbebas dari perbuatan dosa dan layak menerima pengampunan dan kasih dari Allah sendiri. Bahkan dengan hidup demikian, upah kita besar di surga. Amin.

RENUNGAN HARI BIASA: RABU 12 SEPTEMBER 2012

RENUNGAN HARI BIASA:
RABU 12 SEPTEMBER 2012 
(Yohanes Krisostomus) 
1Kor 7:25-31, Mzm 45:11-12,14-15,16-17, Luk 6:20-26 

BACAAN INJIL: Lalu Yesus memandang murid-murid-Nya dan berkata: "Berbahagialah, hai kamu yang miskin, karena kamulah yang empunya Kerajaan Allah. Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini lapar, karena kamu akan dipuaskan. Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini menangis, karena kamu akan tertawa. Berbahagialah kamu, jika karena Anak Manusia orang membenci kamu, dan jika mereka mengucilkan kamu, dan mencela kamu serta menolak namamu sebagai sesuatu yang jahat. Bersukacitalah pada waktu itu dan bergembiralah, sebab sesungguhnya, upahmu besar di sorga; karena secara demikian juga nenek moyang mereka telah memperlakukan para nabi. Tetapi celakalah kamu, hai kamu yang kaya, karena dalam kekayaanmu kamu telah memperoleh penghiburanmu. Celakalah kamu, yang sekarang ini kenyang, karena kamu akan lapar. Celakalah kamu, yang sekarang ini tertawa, karena kamu akan berdukacita dan menangis. Celakalah kamu, jika semua orang memuji kamu; karena secara demikian juga nenek moyang mereka telah memperlakukan nabi-nabi palsu. 

RENUNGAN: 
Setiap orang pasti mendambakan hidup bahagia, maka setiap orang mencari dan mengejar kebahagiaan dalam hidupnya. Pada umumnya orang berpikir bahwa hidup bahagia itu dapat diperoleh bila memiliki harta banyak atau bila mempunyai jabaran yang tinggi. Oleh sebab itulah orang berusaha mengejar harta dan jabatan. Pada zaman Yesus, orang juga berpikir bahwa orang berbahagia adalah orang yang kaya dan punya kedudukan karena mereka dianggap diberkati oleh Tuhan. Pemikiran yang demikian juga banyak dihayati orang pada zaman sekarang ini. Sehingga berarti orang miskin atau orang kecil dianggap tidak bahagia dan dianggap hidup mereka tidak diberkati oleh Tuhan. Benarkah demikian? 

Pemikiran yang demikian bertolak belakang dengan apa yang diajarkan oleh Yesus dalam Injil hari ini. Justru Yesus mengatakan bahwa orang miskin atau orang kecil, orang yang dianiaya karena nama-Nya, merekalah yang bahagia dan sebaliknya Yesus mengatakan selaka orang yang kaya, yang kenyang, yang tertawa dan yang memuji dirinya. Sabda Yesus hari ini tentu bukan suatu penghiburan bagi orang miskin dan yang kecil yang menjadi pengikut-Nya. Sabda ini juga tentu tidak mengatakan bahwa orang kecil pasti bahagia dan orang kaya pasti celaka. 

Lewat sabda ini Yesus mengatakan bahwa kriteria yang mengatakan bahwa orang miskin dan orang kecil adalah tidak bahagia dan dianggap dikutuk oleh Tuhan, itu tidak benar. Yesus juga mengatakan bahwa orang bahagia dan diberkati Tuhan bukan hanya orang kaya. Sehingga jelas lewat sabda hari ini Yesus mengatakan bahwa kriteria kebahagiaan bukanlah tergantung pada harta, kekuasaan dan tidak bisa didapat dari dunia ini, tetapi kebahagiaan hidup itu hanya dapat diperoleh dari Tuhan sendiri. Yesus mengajarkan bahwa orang akan beroleh kebahagiaan dalam hidupnya bila orang itu tetap setia pada Tuhan, mengandalkan Tuhan dalam hidupnya, baik dalam suka dan duka atau penderitaan hidup. Orang juga akan bahagia bila demi kesetiaan imannya dia dianiaya. 

Maka dengan demikian, orang kaya dikatakan celaka karena mereka mengandalkan Tuhan dalam hidupnya, tidak lagi percaya kepada Tuhan, tidak lagi mengandalkan Tuhan serta hidup dalam kekayaannya sendiri. Oleh sebab itu, siapapun akan beroleh hidup bahagia bila tetap setia dalam iman kepada Tuhan. Kebahagiaan sejati hanya ada pada Tuhan sendiri. Amin.

RENUNGAN HARI BIASA: SELASA 11 SEPTEMBER 2012

RENUNGAN HARI BIASA: 
SELASA 11 SEPTEMBER 2012 
(Yohanes Gabriel Perboyre)
1Kor 6:1-11, Mzm 149:1-2,3-4,5-6a,9b, Luk 6:12-19 

BACAAN INJIL: 

Pada waktu itu pergilah Yesus ke bukit untuk berdoa dan semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah. Ketika hari siang, Ia memanggil murid-murid-Nya kepada-Nya, lalu memilih dari antara mereka dua belas orang, yang disebut-Nya rasul: Simon yang juga diberi-Nya nama Petrus, dan Andreas saudara Simon, Yakobus dan Yohanes, Filipus dan Bartolomeus, Matius dan Tomas, Yakobus anak Alfeus, dan Simon yang disebut orang Zelot, Yudas anak Yakobus, dan Yudas Iskariot yang kemudian menjadi pengkhianat. Lalu Ia turun dengan mereka dan berhenti pada suatu tempat yang datar: di situ berkumpul sejumlah besar dari murid-murid-Nya dan banyak orang lain yang datang dari seluruh Yudea dan dari Yerusalem dan dari daerah pantai Tirus dan Sidon. Mereka datang untuk mendengarkan Dia dan untuk disembuhkan dari penyakit mereka; juga mereka yang dirasuk oleh roh-roh jahat beroleh kesembuhan. Dan semua orang banyak itu berusaha menjamah Dia, karena ada kuasa yang keluar dari pada-Nya dan semua orang itu disembuhkan-Nya.

RENUNGAN: 
Sungguh menarik bahwa Yesus berdoa semalam-malaman di sebuah bukit sebelum memilih para rasul yang akan mengikuti-Nya dan sebelum melaksanakan tugas perutusan-Nya. Yesus berdoa semalam-malaman di atas bukit tentu bukan hanya sekedar untuk memilih para rasul, tetapi terutama Yesus menjalin relasi dengan Allah Bapa yang mengutus Dia. Sebab Allah Bapa mengutus Yesus untuk mewartakan Kerajaan Allah dan kehendak Allah, maka relasi dengan Allah Bapa itu harus tetap dibina dan kehendak Allah itulah yang menjadi tugas utama Yesus dalam perutusan-Nya. Sesudah Yesus berdoa, Yesus memilih kedua belas rasul yang dipersiapkan untuk menemani Dia dalam tugas perutusan dan kelak mereka itu akan melanjutkan karya-karya Yesus. 
Sebelum memilih mereka Yesus terlebih dahulu berdoa. Yesus mendidik atau mempersiapkan mereka bukan hanya dengan teori, tetapi terlebih dengan contoh-contoh atau teladan yang diperlihatkan oleh Yesus. Pemilihan dan tugas perutusan para murid jelas dilandasi oleh doa dan contoh teladan Yesus. 

Sabda Tuhan hari ini mengajarkan kepada kita bahwa sebagai orang beriman kita hidup untuk melaksanakan kehendak Allah dan untuk mewartakan Kerajaan Allah. Untuk melaksanakan tugas itu, kita perlu menjalin relasi dengan Allah lewat doa-doa pribadi. Namun doa juga harus kita lakukan sebelum melakukan aktivitas kita supaya kehendak Allah lah yang kita lakukan dalam hidup kita. Doa itu juga memberi inspirasi kepada kita bagaimana kita mewartakan Kerajaan Allah. Namun seperti yang diajarkan oleh Yesus kepada para murid, pewartakaan Kerajaan Allah pertama-tama kita lakukan adalah dengan mengikuti teladan Yesus yakni membawa berkat, pengharapan dan cinta kasih kepada sesama. Hal itu terutama kita lakukan lewat teladan hidup kita sendiri, bukan hanya sekedar teori atau kata-kata saja. Amin.

RENUNGAN HAR BIASA: SENIN 10 SEPTEMBER 2012

RENUNGAN HAR BIASA: 
SENIN 10 SEPTEMBER 2012
(Nikolaus Tolentino, Oglerius, Fransiskus Garate) 
 1Kor 5:1-8, Mzm 5:5-6,7,12, Luk 6:6-11 

BACAAN INJIL: 
Pada suatu hari Sabat lain, Yesus masuk ke rumah ibadat, lalu mengajar. Di situ ada seorang yang mati tangan kanannya. Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi mengamat-amati Yesus, kalau-kalau Ia menyembuhkan orang pada hari Sabat, supaya mereka dapat alasan untuk mempersalahkan Dia. Tetapi Ia mengetahui pikiran mereka, lalu berkata kepada orang yang mati tangannya itu: "Bangunlah dan berdirilah di tengah!" Maka bangunlah orang itu dan berdiri. Lalu Yesus berkata kepada mereka: "Aku bertanya kepada kamu: Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membinasakannya?" Sesudah itu Ia memandang keliling kepada mereka semua, lalu berkata kepada orang sakit itu: "Ulurkanlah tanganmu!" Orang itu berbuat demikian dan sembuhlah tangannya. Maka meluaplah amarah mereka, lalu mereka berunding, apakah yang akan mereka lakukan terhadap Yesus. 

RENUNGAN: 
Cinta kasih dan perbuatan baik yang dilandasi oleh cinta kasih, di atas segala-galanya. Itulah yang dilakukan oleh Yesus ketika menyembuhkan orang yang mati tangannya. Walaupun ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi mengamat-amati Dia untuk mempersalahkan Yesus bila Yesus menyembuhkan pada hari Sabad. Sebab menurut mereka pada hari Sabad orang dilarang untuk bekerja. Mereka ini taat pada aturan tetapi mengabaikan cinta kasih atau perbuatan baik kepada sesama. Berbuat baik kepada sesama mereka anggap bekerja dan melanggar aturan hari sabad. Atas dasar ini mereka mau mempersalahkan Yesus, tetapi Yesus tetap melakukan perbuatan baik dengan menyembuhkan orang itu. 

Seperti ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi kitapun mungkin sering seperti itu. Kita begitu taat pada aturan, tetapi mengabaikan cinta kasih dan perbuatan baik bagi sesama. Mungkin kita taat pada aturan bahwa pada hari Minggu kita tidak bekerja, tetapi hari itu kita habiskan dengan aktivitas kesenangan diri, misalhnya tidur-tiduran atau rekreasi. Padahal sebenarnya justru pada hari itu kita memberi waktu untuk kita persembahkan kepada Tuhan dengan malakukan perbuatan baik. Maka baiklah kiranya kita tidak hanya taat pada aturan, tetapi mengabaikan cinta kasih dan perbuatan baik kepada sesama. Malahan cinta kasih dan perbuatan baik kepada sesama harus berada di atas segala-galanya. Amin. 

RENUNGAN HARI MINGGU BIASA KE XXIII : MINGGU 9 SEPTEMBER 2012

RENUNGAN HARI MINGGU BIASA KE XXIII : 
MINGGU 9 SEPTEMBER 2012 
Yes 35:4-7a, Mzm 146:7,8-9a,9bc-10, Yak 2:1-5, Mrk 7:31-37 


 BACAAN INJIL: Mrk 7:31-37 
“Yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berbicara.” 

Kemudian Yesus meninggalkan pula daerah Tirus dan dengan melalui Sidon pergi ke danau Galilea, di tengah-tengah daerah Dekapolis. Di situ orang membawa kepada-Nya seorang yang tuli dan yang gagap dan memohon kepada-Nya, supaya Ia meletakkan tangan-Nya atas orang itu. Dan sesudah Yesus memisahkan dia dari orang banyak, sehingga mereka sendirian, Ia memasukkan jari-Nya ke telinga orang itu, lalu Ia meludah dan meraba lidah orang itu. Kemudian sambil menengadah ke langit Yesus menarik nafas dan berkata kepadanya: "Efata!", artinya: Terbukalah! Maka terbukalah telinga orang itu dan seketika itu terlepas pulalah pengikat lidahnya, lalu ia berkata-kata dengan baik. Yesus berpesan kepada orang-orang yang ada di situ supaya jangan menceriterakannya kepada siapapun juga. Tetapi makin dilarang-Nya mereka, makin luas mereka memberitakannya. Mereka takjub dan tercengang dan berkata: "Ia menjadikan segala-galanya baik, yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berkata-kata." 

RENUNGAN: 
Relasi pribadi dengan Yesus, akan menyembuhkan kita sehingga kita mampu mendengarkan Sabda Tuhan dan mewartakannya. 

Hari ini Yesus menyembuhkan orang tuli dan bisu (gagap) dengan cara yang sedikit aneh. Yesus membawa orang itu memisahkannya dari orang banyak, sehingga mereka menjadi sendirian. Ritual penyembuhan yang dilakukan oleh Yesus juga tidak sepeti biasanya, Dia memasukkan jari-Nya ke teling orang itu, lalu meludah dan meraba lidah orang itu. Sesudah itu Yesus menengadah ke langit, menarik nafas dan berkata kepadanya: “Efata!”, artinya: Terbukalah! Baru sesudah itu, orang itu sembuh dari ketulian dan kebisuannya. 

Kisah penyembuhan kali ini seakan mengatakan bahwa sakit orang ini lumayan berat sehingga Yesus perlu melakukan ritual yang demikian, tidak seperti biasanya, Yesus dalam menyembuhkan orang sakit hanya dengan menjamah dan mengucapkan sepatah dua kata, lalu orang pasti sembuh. Yesus melakukan penyembuhan dengan ritual demikian, tentu bukan karena Yesus tidak sanggup menyembuhkan orang itu dengan mudah. Yesus mampu menyembuhkan orang tuli dan bisu ini dengan mudah, Yesus juga punya banyak cara dalam menyembuhkan orang sakit. Namun dalam penyembuhan, Yesus selalu berusaha agar orang yang disembuhkan itu bukan hanya sembuh secara fisik tetapi imannyapun disembuhkan sehingga percaya kepada Tuhan bahwa Tuhan adalah Allah yang Mahakasih. 

Pada zaman itu orang sakit dianggap orang yang dikutuk Allah, disingkirkan dari hidup bersama. Tetapi justru bagi Yesus pemikiran itu tidak berlaku, Ia membawa orang tuli dan bisu itu memisahkan dia dari orang banyak, menyentuh orang sakit itu. Semuanya itu menjadi tanda bahwa Allah juga mengasihi dia, tidak menganggap dia hina. Sehingga benarlah yang dikatakan oleh Paulus dalam bacaan I bahwa Allah tidak memandang muka, malah justru memilih orang-orang miskin menjadi ahli waris dari Kerajaan Surga. Jadi yang pertama-tama dilakukan Yesus adalah menyembuhkan iman orang itu, baru setelah itu Yesus menyembuhkan sakit fisiknya. Sesudah orang itu disembuhkan, dia akhirnya bisa mendengarkan sabda Tuhan dan mulutnyapun mewartakan kebesaran kasih Tuhan. 

Penyakit tuli dan bisa yang diceritakan di atas ada secara fisik. Penyakit ini juga bisa terjadi secara rohani. Penyakit demikian secara rohani berarti tuli terhadap sabda Tuhan dan bisu dalam mewartakan sabda Tuhan. Kita bisa mendengar tetapi tidak mendengar dengan sungguh. Bahkan kadang telinga kita lebih mudah mendengar hal yang tidak baik, demikian juga mulut kita seringkali lebih mudah untuk mengatakan kata-kata yang tidak sesuai dengan sabda Tuhan. 

Orang memang bisa mendengar sabda Tuhan, tetapi sabda itu tidak sungguh didengarkan sehingga tidak tinggal dalam hatinya. Karena itupula orang itu tidak mewartakan sabda Tuhan yang didengarkan. Kita mungkin tidak tuli atau bisa mendengar, tetapi kita tidak bisa mendengarkan sabda Tuhan. Setiap minggu atau dalam kesempatan tertentu kepada kita disampaikan sabda Tuhan, tetapi sabda itu tidak kita dengarkan dengan sungguh-sungguh. Kita tuli terhadap sabda Tuhan. Demikian juga halnya mulut kita bisu, karena kita tidak mewartakan sabda Tuhan dan kebaikan Allah kepada kita. Maka baiklah kiranya kita mohon kepada Yesus, agar kita disembuhkan, sehingga telinga kita bisa mendengarkan sabda Tuhan dan mulut kitapun bisa mewartakan sabda dan kebesaran kasih Tuhan. 

Kita semua harus mendengarkan sabda Tuhan dan mewartakan-Nya kepada semua orang. Siapapun kita tanpa terkecuali karena Dia mengasihi kita semua. Kita mewartakan Tuhan dengan mewartakan dan melakukan perbuatan kasih kepada sesama, kasih yang tidak memandang muka, kasih yang tidak membeda-bedakan, sebagaimana dikatakan oleh Paulus dalam bacaan II yang kita dengarkan tadi. 

Namun bagaimana hal itu bisa kita lakukan? Agar kita bisa mendengarkan sabda Tuhan dan mewartakannya, kita harus berani memberi waktu duduk berdua hanya bersama dengan Yesus. Kita harus memberi waktu keluar dari kegiatan harian, keluar dari keramaian untuk duduk berdua hanya dengan Yesus sebagaimana Yesus membawa orang tuli dan bisa itu menjauh dari keramaian. Sebab bagaimana mungkin kita bisa mendengarkan sabda Tuhan, bila kita selalu sibuk dengan pikiran kita, sibuk dengan pekerjaan dan sibuk dengan keramaian dunia. Maka perlulah kiranya waktu sendiri bersama dengan Tuhan. Pada kesendirian yang demikian, kita akan mampu mendengarkan sabda Tuhan dan sabda itu tinggal dalam hati kita dan kitapun akan mewartakannya. 

Maka semoga sabda Tuhan hari ini meneguhkan iman kita, bahwa Tuhan mengasihi kita semua, tanpa memandang muka. Tuhan mampu melakukan apapun yang perlu bagi kita namun hendaknya kita mengikuti-Nya karena kita percaya bahwa Dia adalah Tuhan. Kita hendaknya mendengarkan sabda-Nya dan mewartakannya kepada semua orang. Kitapun harus memberi waktu duduk berdua hanya dengan Yesus. Amin.

 
Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan! (2Kor 8:14)