Pembangunan Gereja Paroki Tigalingga

Pembangunan Gereja Paroki sedang berlangsung. Kami sangat mengarapkan uluran kasih para Saudara untuk membantu.

Gotong Royong Pembangunan Gereja

Tidak ada kata yang bisa melukiskan pengalaman indah pada waktu gotong royong pengecoran lantai 2 bangunan Gereja selain, suatu keyakinan bahwa semuanya dapat terlaksana adalah karena MUKJIJZAT ALLAH BEKERJA.

Pengecoran Lantai Panti Imam Gereja

Pengecoran Lantai 2 bangunan Gereja ini dilakukan pada hari Selasa, 30 Agustus 2011 yang lalu. Luas yang dicor adalah 19 m x 24 m. Hujan yang mengguyur tidak menyurutkan semangat umat.

Kerjasama Imam dan Umat

Uskup emeritus KAM, Mgr. A.G.Pius Datubara OFM.Cap, datang berkunjung ke Paroki dan memberi semangat pada umat dalam pembangunan Gereja Paroki. Para pastor juga ikut berkerja bersama umat dalam pembangunan Gereja.

Misa Tridentin: Warisan Liturgi Yang Dipertahankan

HIDUPKATOLIK.com - Paus Benediktus XVI mengeluarkan Surat Apostolik Summorum Pontificum yang menjamin penggunaan Misa Tridentin...

Pembinaan Para Pengurus Gereja

Tidak sedikit umat katolik yang kerap menganggap bahwa Liturgi adalah sekedar perayaan wajib biasa yang dilaksanakan pada hari minggu.

Pertemuan Ibu-Ibu dan Pesta Pelindung Paroki

Pertemuan para ibu se-paroki telah terlaksana pada hari Kamis-Sabtu, 15 s/d 16 Juli 2011. Pertemuan ini mengundang semua ibu katolik yang ada di paroki untuk hadir dalam pertemuan/pembinaan para ibu katolik dan juga segaligus menjalin kebersamaan para ibu. Penutupan pertemuan sikaligus Pesta Pelindung Paroki.

Pembinaan Asmika se-Paroki

Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku; inilah yang menjadi tema dari pertemuan dan pembinaan minggu gembira yang telah berlangsung dengan sangat baik.

Mudika Ambil bagian dalam pembangunan Gereja Paroki

Mudika paroki tidak mau berpangku tangan melihat pembangunan Gereja paroki. Para mudika juga ambil bagian dengan mengumpulkan kerikil di sungai.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 1)

Umat dari lingkungan paroki dan juga dari beberapa stasi kembali bekerja sama dengan bergotong royong membangun gereja paroki. Untuk kali ini, umat bergotong royong men-cor lantai balkon bangunan Gereja.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 2)

Allah peduli. Karena kepedulian Allah atas pembangunan rumah-Nya ini, maka kami kamipun peduli dan bisa melanjutkan pembangunanini. Kepedulian Allah kami rasakan juga lewat kepedulian para Saudara.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 3)

Mari kita memuliakan Tuhan, tidak hanya dengan kata2 indah, tetapi dengan perbuatan nyata dengan rela berkorban.

Pertemuan akhir Tahun 2011 Pengurus Gereja se-Paroki

Para pengurus Gereja adalah ‘ujung tombak’ Gereja khususnya di stasi-stasi. Peran para pengurus Gereja ini sangat sentral dalam kehidupan Gereja di stasi-stasi.

Gua Maria dan Menyambut Hari Raya Natal

Persiapan menyambut hari Raya Natal 25 Desember 2011.

Rahmat dan Perlindungan Tuhan

Pastor Anton Manik O.Carm selamat dari kecelakaan mobil masuk jurang.

Rekoleksi dan Aksi Panggilan

Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku.

Pesan Prapaskah Kepausan 2012

"Kita Tidak Boleh Diam Saja terhadap Kejahatan" "Marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik" (Ibr. 10:24).

Pembangunan Gereja Santo Petrus Stasi Rante Besi

Dalam kemiskinan, kesederhanaan, umat membangunan Gereja. Meraka tidak memiliki uang, tetapi mereka memiliki harapan dan iman pada Tuhan.

Misa Perdana Pastor Andreas Korsini Lamtarida Simbolong O.Carm

Puji Syukur pada Tuhan, karena berkat-Nya, misa Perdana Pastor Andreas Lamtarida Simbolon O.Carm bersama 4 Pastor Karmel yang baru ditahbiskan, dapat terlaksana dengan baik pada hari Rabu 31 Oktober 2012 di Stasi Gundaling 1, paroki Maria dari gunung Karmel Tigalingga.

Bakti Sosial : Pengobatan Gratis

Dalam Rangka Menyongsong Jubileum Gereja Katolik di Dairi dan Pakpak Bharat, diadakan bakti Sosial Pengobatan Gratis di Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, pada 9 Desember 2012 yg lalu. Puji syukur pada Tuhan, kegiatan ini berlangsung dengan sangat memuaskan.

Mari Berbagi Berkat Tuhan

 photo UskupEmeritusKAMMgrPiusDautabra.jpg Photobucket

MENDAMBAKAN BERKAT TUHAN

SYALOM...SELAMAT DATANG.
"Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan."(2Kor 8:14)
"Muliakanlah Tuhan dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu." (Amsal 3:9)
"Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya." (Amsal 3:27)
"Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?" (1 Yohanes 3:17)
Saya Pastor Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, atas nama Panitia Pembangunan dan semua umat, memohon bantuan uluran kasih/dana untuk pembangunan Gereja Paroki. Kami sangat membutuhkan berkat Tuhan lewat uluran tangan dari para donatur.
Kami berharap dan berdoa Para Saudara berkenan berbagi berkat Tuhan kepada kami untuk pembangunan Gereja ini yang adalah rumah Tuhan sendiri.
BRI 5379 Unit Tigalingga Sidikalang
No. Rekening : 5379-01-000112-50-8
Nama : PANITIA PEMBANGUNAN GEREJA KATOLIK.
ATAU
BCA KCU MEDAN
NO.0222053453.
Atas Nama : ADYTIA PERMANA P.
(Adytia Permana P. adalah Romo Adytia Permana Perangin-angin O.Carm. Beliau dulu bertugas di Paroki Tigalingga, juga mengawali pembangunan ini, namun sekarang beliau bertugas di Keuskupan Agung Medan sebagai ekonom.Beliau kami minta buka rekening di BCA khusus untuk pembangunan ini, karena di daerah kami tidak ada BCA.)
Kami sangat senang bila sudah mentransfer persembahan, bapak/ibu/saudara/saudari memberitahukan ke kami melalui:
E mail ke :.
parokimariagk3lingga@yahoo.com
atau di SMS ke:.
Romo Anton Manik O.Carm : 081370836645
Romo Willy O.Carm : 081333837433
Untuk lebih jelasnya permohnan kami ini, Para Saudara dapat melihatnya di sini.... Sehubungan dengan Gambar pembangunan dapat melihatnya di sini....
Demikian kiranya Permohonan ini kami sampaikan. Atas dukungan, doa dan bantuan Bapak, Ibu dan Para Saudara-Saudari, kami mengucapkan banyak terima kasih.Berkat Tuhan senantiasa menyertai kita semua. Amin.
HORMAT KAMI:
Pastor Antonius Manik O.Carm

VARIA PAROKI

REKOLEKSI DAN AKSI PANGGILAN TELAH TERLAKSANA DENGAN SANGAT BAIK ;"> "APA YANG KAMU CARI?" (Yoh 1:38).
Puji syukur pada Tuhan, karena Rekoleksi dan Aksi panggilan untuk siswa-siswi Katolik Usia SMP dan SMA se-paroki Tigalingga sudah terlaksana dengan sangat baik. Kegiatan ini dihadiri hampir 400 orang anak. Semuanya dapat terlaksana hanya karena berkat Tuhan. Terimakasih juga kami sampaikan kepada semua Saudara yang telah mendukung dan mendoakan kegaitan kami ini. Kegiatan ini dilaksanakan hanya dengan menggunakan dana partisipasi peserta dan swadaya paroki, karena tidak mendapatkan bantuan dari donatur manapun, namun karena berkat Tuhan dan doa para Saudara, semuanya dapat berjalan dengan sangat baik. Semoga dari antara anak-anak ini, kelak ada yang menjadi Imam dan biarawan-biarawati.
Photobucket
Tuhan memberkati kita.
Kegembiraan dan Persaudaraan
Photobucket
Hari Ulang tahun Romo Anton M.Carm yang seharusnya tanggal 15 Januari 2010, baru dirayakan hari Minggu Minggu 16 Januari 2011 lalu, bersama Romo-romo Karmel se-Dairi, bersama beberapa umat Paroki Tigalingga di Aula Paroki Tigalingga. Pada kesempatan itu, Rm. Bernad O.Carm, pastor paroki Sidikalang memberi kado ulang tahun yakni 20 sak semen untuk pembangunan Gereja dan Rm. Anton sendiri menyumbangkan semua hadiah ultah untuk pembangunan Gereja. Saat itu, hadiah uang yang diperoleh sebanyak Rp. 1.100.000,-. Lumayanlah untuk tambahan dana pembangunan Gereja. Trimakasih buat semuanya.
Saldo Pesta Pelantikan Pengurus Gereja dan Penerimaan Sakramen Krisma, 6-7 Nop. 2010.
Pada hari Kamis 18 Nopember 2010 telah diadakan Evaluasi dan pembubaran Panitia. Saldo dari kegiatan tersebut adalah Rp. 22.320.500 Acara ini dapat berjalan dengan baik karena partisipasi semua umat. Dana juga bisa Saldo karena umat menyumbangkan hasil-hasil pertanian mereka dengan harapan ada Saldo untuk pembangunan Gereja Paroki.Jadi selain dana partisipasi dari umat, juga umat menyumbangkan hasil pertanian yang dibutuhkan untuk mengurangi dana konsumsi. Syukur pada Tuhan, akhirnya memang ada saldo untuk dana pembangunan Gereja. Terimakasih kami ucapkan kepada semua umat Paroki, DPP, Para Panitia, Para Donatur dan siapa saja yang mendoakan dan mendukung kegitan ini. Yesus memberkati kita semua selalu. Amin.

RENUNGAN HARI MINGGU BIASA PEKAN Biasa XXIV MINGGU 11 September 2011

RENUNGAN HARI MINGGU BIASA PEKAN Biasa XXIV
MINGGU 11 September 2011
Sir 27:30-28:9, Mzm 103:1-2,3-4,9-10,11-12, Rm 14:7-9, Mat 18:21-35

BACAAN INJIL: Mat 18:21-35
Bukan hanya sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh hendaknya kamu mengampuni.”

Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: "Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?" Yesus berkata kepadanya: "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali. Sebab hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja yang hendak mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya. Setelah ia mulai mengadakan perhitungan itu, dihadapkanlah kepadanya seorang yang berhutang sepuluh ribu talenta. Tetapi karena orang itu tidak mampu melunaskan hutangnya, raja itu memerintahkan supaya ia dijual beserta anak isterinya dan segala miliknya untuk pembayar hutangnya. Maka sujudlah hamba itu menyembah dia, katanya: Sabarlah dahulu, segala hutangku akan kulunaskan. Lalu tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu, sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya. Tetapi ketika hamba itu keluar, ia bertemu dengan seorang hamba lain yang berhutang seratus dinar kepadanya. Ia menangkap dan mencekik kawannya itu, katanya: Bayar hutangmu! Maka sujudlah kawannya itu dan memohon kepadanya: Sabarlah dahulu, hutangku itu akan kulunaskan. Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya itu ke dalam penjara sampai dilunaskannya hutangnya. Melihat itu kawan-kawannya yang lain sangat sedih lalu menyampaikan segala yang terjadi kepada tuan mereka. Raja itu menyuruh memanggil orang itu dan berkata kepadanya: Hai hamba yang jahat, seluruh hutangmu telah kuhapuskan karena engkau memohonkannya kepadaku. Bukankah engkaupun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau? Maka marahlah tuannya itu dan menyerahkannya kepada algojo-algojo, sampai ia melunaskan seluruh hutangnya. Maka Bapa-Ku yang di sorga akan berbuat demikian juga terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu."

RENUNGAN:
"Hari ini bertepatan dengan peringatan bom di WTC Amerika Seritkat 11 September 7 tahun lalu. Bisakah kelurga korban pengeboman WTC mengampuni orang yang telah menghilangkan nyawa para saudara mereka, dan korban-korban lain?"

Berbicara tentang cinta kasih pasti menyenangkan karena setiap orang mendambakan kasih, mengharapkan orang mengasihi dirinya. Namun melakukan kasih tidak semudah mengatakanya, tidak semudah menjabarkannya, apalagi kasih yang sejati sebagaimana yang diajarkan oleh Yesus Kristus. Yesus mengajarkan bahwa kasih kita bukan hanya untuk orang-orang yang menyenangkan atau mengasihi kita, tetapi juga harus dinyatakan kepada orang-orang yang menyakiti dan membenci dan memusuhi kita. Kasih itu juga menuntut suatu pengorbanan terus menerus dan juga harus terungkap dalam sikap kerelaan untuk mengampuni sesama secara terus menerus pula. Kasih tanpa adanya pengampunan dari orang yang mengatakan dirinya mengasihi sesama, itu belumlah kasih yang sesungguhnya.

Kasih harus berbuah dalam sikap mengampuni kesalahan sesama atau orang yang bersalah kepada kita, inilah yang digambarkan oleh Yesus dalam perumpamaan hari ini. Perumpamaan hari ini menggambarkan kasih Allah kepada manusia. Raja yang baik dalam perumpamaan ini adalah menggambarkan Allah sendiri yang sudah terlebih dahulu mengasihi kita dan kasih-Nya terungkap dalam pengampunannya yang sangat besar. Sebesar apapun kesalahan kita, Allah mau mengampuni kita. Namun pengampunan dari Allah juga hendaknya menuntut suatu pertobatan pada kita. Allah mengampuni kita bukan hanya supaya kita terbebas dari kesalahan dan dosa, tetapi kita juga bertumbuh menjadi seperti Dia yang mengasihi sesama. Kita yang sudah terlebih dahulu mendapatkan kasih pengampunan dari Allah, hendaknya juga berani melakukan hal yang sama kepada sesama kita. Sebab kalau bukan karena kasih Allah yang sungguh besar, kita tidak layak mengharapkan pengampunan dari Allah mengingat besarnya kesalahan dan dosa yang sudah kita lakukan.

Namun yang sering terjadi pada kita adalah seperti hamba yang sudah mendapatkan kasih pengampunan dari Raja itu tetapi dia tidak melakukan hal yang sama dengan sesamanya yang berutang hari sedikit kepadanya. Hamba itu sudah dibebaskan dari hutang yang sangat banyak, yang sampai kapanpun tidak akan bisa dilunasinya, tetapi dia tidak membebaskan temannya yang berhutang sedikit kepadanya, malah bahkan memenjarakan temannya itu. Dia kasih pengampunan yang telah dia terima tidak membuat dia bertobat menyadari kasih Allah dan melakukan hal yang sama. Pertobatan tidak terjadi dalam diri hamba itu dan itu pulalah yang menjadikan Raja itu menarik kembali kasih pengampunan yang dia telah terima.

Kiranya Injil hari ini mengingatkan kita untuk bertobat. Pertobatan yang diharapkan hari ini adalah menyadari bahwa kita sendiri sudah terlebih dahulu mendapatkan kasih pengampunan dari Allah. Kasih pengampunan itu juga harus membuahkan pertobatan diri dalam diri kita yakni melakukan kasih yang tidak berkesudahan kepada sesuama yakni keberanian mengampuni sesama. Pengampunan itu tidak hanya 3kali atau 7 kali tetapi secara terus menerus. Memang ajaran Yesus ini tidak masuk akal bagi pikiran manusia, sulit untuk kita terapkan. Namun itu bukan alasan bagi kita untuk tidak melakukannya. Kalau kita berpikir bahwa ini tidak masuk akal bagi kita untuk kita lakukan, itu berarti kita juga jangan pernah berharap akan mendapatkan kasih pengampunan dari Allah atas dosa-dosa kita. Sebab jelas bahwa tidak ada orang yang lepas dari kesalahan dan dosa, dan bisa dikatakan bahwa kita hampir setiap saat melakukan kesalahan dan dosa. Bila kita hitung-hitung jumlahnya tentu siapapun tidak akan mampu melunasinya. Namun kasih Allah yang mahabesar rela mengampuni kita. Tetapi kasih pengampunan dari Allah harus membuahkan pertobatan dari pihak kita, melakukan hal yang sama.

Hal ini juga kita dengarkan dalam bacaan 1 tadi. Sirak dengan jelas menggambarkan bahwa pengampunan kita kepada sesama menjadi syarat mutlak untuk mendapatkan pengampunan dari Allah. Untuk itu dia mengatakan “Dendam kesumat dan amarahpun sangat mengerikan juga, dan orang berdosalah yang dikuasainya. Barangsiapa membalas dendam akan dibalas oleh Tuhan. Tuhan dengan saksama mengindahkan segala dosanya.” Kata-katanya ini sarat makna bahwa dendam kesumat dan amarah bukan hanya mengerikan, tetapi justru itu tanda bahwa sebenarnya kita masih dikuasai oleh dosa-dosa. Sebab jelas bahwa bila kita mendendam dan marah kepada sesama, secara otomatis kita akan melakukan kesalahan dan dosa lagi misalnya kita pasti akan selalu membenci orang yang telah menyakiti kita, dan tanpa sadar kita selalu dikuasai oleh sikap hati yang selalu mencari-cari kesalahan sesama itu dan umumnya kita akan kembali menyebarkannya kepada orang lain, dan mungkin akan membalasnya. Jadi intinya dendam dan amarah, justru akan menghanyutkan kita pada dosa yang lebih besar lagi, dan ini yang menghilangkan kasih pengampunan Allah atas diri kita. Maka benarlah apa yang dikatakan oleh Yesus, bahwa pengampunan kepada sesama bukan hanya melepaskan kita dari dosa-dosa yang dihasilkan oleh kesalahan sesama kepada kita, tetapi juga menjadi syarat kita mendapatkan pengampunan kepada sesama.

Oleh karena itu para saudaraku, mari kita bertobat yakni menyadari kasih pengampunan dari Allah dan kasih pengampunan itu juga harus kita nyatakan dengan berbuat yang sama kepada sesama kita. Amin.

RENUNGAN HARI MINGGU BIASA PEKAN Biasa XXIV MINGGU 11 September 2011

RENUNGAN HARI MINGGU BIASA PEKAN Biasa XXIV
MINGGU 11 September 2011
Sir 27:30-28:9, Mzm 103:1-2,3-4,9-10,11-12, Rm 14:7-9, Mat 18:21-35

BACAAN INJIL: Mat 18:21-35
Bukan hanya sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh hendaknya kamu mengampuni.”

Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: "Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?" Yesus berkata kepadanya: "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali. Sebab hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja yang hendak mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya. Setelah ia mulai mengadakan perhitungan itu, dihadapkanlah kepadanya seorang yang berhutang sepuluh ribu talenta. Tetapi karena orang itu tidak mampu melunaskan hutangnya, raja itu memerintahkan supaya ia dijual beserta anak isterinya dan segala miliknya untuk pembayar hutangnya. Maka sujudlah hamba itu menyembah dia, katanya: Sabarlah dahulu, segala hutangku akan kulunaskan. Lalu tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu, sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya. Tetapi ketika hamba itu keluar, ia bertemu dengan seorang hamba lain yang berhutang seratus dinar kepadanya. Ia menangkap dan mencekik kawannya itu, katanya: Bayar hutangmu! Maka sujudlah kawannya itu dan memohon kepadanya: Sabarlah dahulu, hutangku itu akan kulunaskan. Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya itu ke dalam penjara sampai dilunaskannya hutangnya. Melihat itu kawan-kawannya yang lain sangat sedih lalu menyampaikan segala yang terjadi kepada tuan mereka. Raja itu menyuruh memanggil orang itu dan berkata kepadanya: Hai hamba yang jahat, seluruh hutangmu telah kuhapuskan karena engkau memohonkannya kepadaku. Bukankah engkaupun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau? Maka marahlah tuannya itu dan menyerahkannya kepada algojo-algojo, sampai ia melunaskan seluruh hutangnya. Maka Bapa-Ku yang di sorga akan berbuat demikian juga terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu."

RENUNGAN:
Berbicara tentang cinta kasih pasti menyenangkan karena setiap orang mendambakan kasih, mengharapkan orang mengasihi dirinya. Namun melakukan kasih tidak semudah mengatakanya, tidak semudah menjabarkannya, apalagi kasih yang sejati sebagaimana yang diajarkan oleh Yesus Kristus. Yesus mengajarkan bahwa kasih kita bukan hanya untuk orang-orang yang menyenangkan atau mengasihi kita, tetapi juga harus dinyatakan kepada orang-orang yang menyakiti dan membenci dan memusuhi kita. Kasih itu juga menuntut suatu pengorbanan terus menerus dan juga harus terungkap dalam sikap kerelaan untuk mengampuni sesama secara terus menerus pula. Kasih tanpa adanya pengampunan dari orang yang mengatakan dirinya mengasihi sesama, itu belumlah kasih yang sesungguhnya.

Kasih harus berbuah dalam sikap mengampuni kesalahan sesama atau orang yang bersalah kepada kita, inilah yang digambarkan oleh Yesus dalam perumpamaan hari ini. Perumpamaan hari ini menggambarkan kasih Allah kepada manusia. Raja yang baik dalam perumpamaan ini adalah menggambarkan Allah sendiri yang sudah terlebih dahulu mengasihi kita dan kasih-Nya terungkap dalam pengampunannya yang sangat besar. Sebesar apapun kesalahan kita, Allah mau mengampuni kita. Namun pengampunan dari Allah juga hendaknya menuntut suatu pertobatan pada kita. Allah mengampuni kita bukan hanya supaya kita terbebas dari kesalahan dan dosa, tetapi kita juga bertumbuh menjadi seperti Dia yang mengasihi sesama. Kita yang sudah terlebih dahulu mendapatkan kasih pengampunan dari Allah, hendaknya juga berani melakukan hal yang sama kepada sesama kita. Sebab kalau bukan karena kasih Allah yang sungguh besar, kita tidak layak mengharapkan pengampunan dari Allah mengingat besarnya kesalahan dan dosa yang sudah kita lakukan.

Namun yang sering terjadi pada kita adalah seperti hamba yang sudah mendapatkan kasih pengampunan dari Raja itu tetapi dia tidak melakukan hal yang sama dengan sesamanya yang berutang hari sedikit kepadanya. Hamba itu sudah dibebaskan dari hutang yang sangat banyak, yang sampai kapanpun tidak akan bisa dilunasinya, tetapi dia tidak membebaskan temannya yang berhutang sedikit kepadanya, malah bahkan memenjarakan temannya itu. Dia kasih pengampunan yang telah dia terima tidak membuat dia bertobat menyadari kasih Allah dan melakukan hal yang sama. Pertobatan tidak terjadi dalam diri hamba itu dan itu pulalah yang menjadikan Raja itu menarik kembali kasih pengampunan yang dia telah terima.

Kiranya Injil hari ini mengingatkan kita untuk bertobat. Pertobatan yang diharapkan hari ini adalah menyadari bahwa kita sendiri sudah terlebih dahulu mendapatkan kasih pengampunan dari Allah. Kasih pengampunan itu juga harus membuahkan pertobatan diri dalam diri kita yakni melakukan kasih yang tidak berkesudahan kepada sesuama yakni keberanian mengampuni sesama. Pengampunan itu tidak hanya 3kali atau 7 kali tetapi secara terus menerus. Memang ajaran Yesus ini tidak masuk akal bagi pikiran manusia, sulit untuk kita terapkan. Namun itu bukan alasan bagi kita untuk tidak melakukannya. Kalau kita berpikir bahwa ini tidak masuk akal bagi kita untuk kita lakukan, itu berarti kita juga jangan pernah berharap akan mendapatkan kasih pengampunan dari Allah atas dosa-dosa kita. Sebab jelas bahwa tidak ada orang yang lepas dari kesalahan dan dosa, dan bisa dikatakan bahwa kita hampir setiap saat melakukan kesalahan dan dosa. Bila kita hitung-hitung jumlahnya tentu siapapun tidak akan mampu melunasinya. Namun kasih Allah yang mahabesar rela mengampuni kita. Tetapi kasih pengampunan dari Allah harus membuahkan pertobatan dari pihak kita, melakukan hal yang sama.

Hal ini juga kita dengarkan dalam bacaan 1 tadi. Sirak dengan jelas menggambarkan bahwa pengampunan kita kepada sesama menjadi syarat mutlak untuk mendapatkan pengampunan dari Allah. Untuk itu dia mengatakan “Dendam kesumat dan amarahpun sangat mengerikan juga, dan orang berdosalah yang dikuasainya. Barangsiapa membalas dendam akan dibalas oleh Tuhan. Tuhan dengan saksama mengindahkan segala dosanya.” Kata-katanya ini sarat makna bahwa dendam kesumat dan amarah bukan hanya mengerikan, tetapi justru itu tanda bahwa sebenarnya kita masih dikuasai oleh dosa-dosa. Sebab jelas bahwa bila kita mendendam dan marah kepada sesama, secara otomatis kita akan melakukan kesalahan dan dosa lagi misalnya kita pasti akan selalu membenci orang yang telah menyakiti kita, dan tanpa sadar kita selalu dikuasai oleh sikap hati yang selalu mencari-cari kesalahan sesama itu dan umumnya kita akan kembali menyebarkannya kepada orang lain, dan mungkin akan membalasnya. Jadi intinya dendam dan amarah, justru akan menghanyutkan kita pada dosa yang lebih besar lagi, dan ini yang menghilangkan kasih pengampunan Allah atas diri kita. Maka benarlah apa yang dikatakan oleh Yesus, bahwa pengampunan kepada sesama bukan hanya melepaskan kita dari dosa-dosa yang dihasilkan oleh kesalahan sesama kepada kita, tetapi juga menjadi syarat kita mendapatkan pengampunan kepada sesama.

Oleh karena itu para saudaraku, mari kita bertobat yakni menyadari kasih pengampunan dari Allah dan kasih pengampunan itu juga harus kita nyatakan dengan berbuat yang sama kepada sesama kita. Amin.

Berbagi Berita : Vatikan akan terima mahasiswa Islam Indonesia

Vatikan akan terima mahasiswa Islam Indonesia

Ketua Umum PB HMI Noer Fajrieansah (kanan) juga akan ikut audiensi di Vatikan. (Foto:Dok)

Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Indonesia akan mengunjungi Vatikan untuk audiensi mengenai pluralisme. Rencananya audiensi itu akan diadakan besok, 10 September di Vatikan.

Para pejabat tinggi Vatikan yang akan menerima para pengurus HMI itu adalah ketua Dewan Kepausan untuk Dialog Antaragama Kardinal Jean-Louis Tauran.

“HMI memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Vatikan yang sudah mau menerima kami untuk bersilaturahim,” ujar ketua bidang hubungan internasional PB HMI Muhammad Makmoen, kepada Kompas pada 8 September.

Selain Makmoen, para pengurus HMI yang akan berkunjung ke Vatikan adalah ketua umum PB HMI Noer Fajrieansah, sekjen Basri Dodo, dan wakil sekjen Bidang Hubungan Internasional Muhammad Chairul Basyar.

Tujuan utama HMI beraudiensi adalah ingin menyampaikan pesan perdamaian dunia. “Tak mungkin tercipta sebuah perdamaian di dunia ini tanpa ada perdamaian di antara agama-agama,” ujar Makmoen.

Disadur dari : www.cathnewsindonesia.com

BACAAN HARI MINGGU BIASA PEKAN Biasa XXIV MINGGU 11 September 2011

BACAAN HARI MINGGU BIASA PEKAN Biasa XXIV
MINGGU 11 September 2011
Sir 27:30-28:9, Mzm 103:1-2,3-4,9-10,11-12, Rm 14:7-9, Mat 18:21-35

BACAAN I: Sir 27:30-28:9

“Maafkanlah kesalahan sesamamu, niscaya dosamu akan dihapus, jika engkau berdoa.”

Dendam kesumat dan amarahpun sangat mengerikan juga, dan orang berdosalah yang dikuasainya. Barangsiapa membalas dendam akan dibalas oleh Tuhan. Tuhan dengan saksama mengindahkan segala dosanya. Ampunilah kesalahan kepada sesama orang, niscaya dosa-dosamupun akan dihapus juga, jika engkau berdoa. Bagaimana gerangan orang dapat memohon penyembuhan pada Tuhan, jika ia menyimpan amarah kepada sesama manusia? Bolehkah ia berdoa karena dosa-dosanya, kalau tidak menaruh belas kasihan terhadap seorang manusia yang sama dengannya? Meskipun ia hanya daging belaka, namun ia menaruh dendam kesumat, siapa gerangan akan memulihkan dosa-dosanya? Ingatlah akan akhir hidup dan hentikanlah permusuhan, ingatlah akan kebusukan serta maut dan hendaklah setia kepada segala perintah. Ingatlah akan perintah-perintah dan jangan mendendami sesama manusia, hendaklah ingat akan perjanjian dari Yang Mahatinggi, lalu ampunilah kesalahannya. Jauhilah pertikaian, maka dosa kaukurangkan, sebab orang yang panas hati mengobar-ngobarkan pertikaian. Orang yang berdosa mengganggu orang-orang yang bersahabat, dan melontarkan permusuhan di antara orang-orang yang hidup dengan damai.

MAZMUR TANGGAPAN : Mzm 103:1-2,3-4,9-10,11-12

Reff.: Tuhan itu pengasih dan penyayang, lambat akan marah dan penuh kasih setia.

1. Dari Daud. Pujilah TUHAN, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku!
Pujilah TUHAN, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya!
2. Dia yang mengampuni segala kesalahanmu, yang menyembuhkan segala penyakitmu,
Dia yang menebus hidupmu dari lobang kubur, yang memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat,
3. Tidak selalu Ia menuntut, dan tidak untuk selama-lamanya Ia mendendam.
Tidak dilakukan-Nya kepada kita setimpal dengan dosa kita, dan tidak dibalas-Nya kepada kita setimpal dengan kesalahan kita,
4. tetapi setinggi langit di atas bumi, demikian besarnya kasih setia-Nya atas orang-orang yang takut akan Dia;
sejauh timur dari barat, demikian dijauhkan-Nya dari pada kita pelanggaran kita.

BACAAN II: Rm 14:7-9

“Hidup atau mati kita tetap milik Tuhan.”

Sebab tidak ada seorangpun di antara kita yang hidup untuk dirinya sendiri, dan tidak ada seorangpun yang mati untuk dirinya sendiri. Sebab jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan, dan jika kita mati, kita mati untuk Tuhan. Jadi baik hidup atau mati, kita adalah milik Tuhan. Sebab untuk itulah Kristus telah mati dan hidup kembali, supaya Ia menjadi Tuhan, baik atas orang-orang mati, maupun atas orang-orang hidup.

BACAAN INJIL: Mat 18:21-35

“Bukan hanya sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh hendaknya kamu mengampuni.”

Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: "Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?" Yesus berkata kepadanya: "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali. Sebab hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja yang hendak mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya. Setelah ia mulai mengadakan perhitungan itu, dihadapkanlah kepadanya seorang yang berhutang sepuluh ribu talenta. Tetapi karena orang itu tidak mampu melunaskan hutangnya, raja itu memerintahkan supaya ia dijual beserta anak isterinya dan segala miliknya untuk pembayar hutangnya. Maka sujudlah hamba itu menyembah dia, katanya: Sabarlah dahulu, segala hutangku akan kulunaskan. Lalu tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu, sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya. Tetapi ketika hamba itu keluar, ia bertemu dengan seorang hamba lain yang berhutang seratus dinar kepadanya. Ia menangkap dan mencekik kawannya itu, katanya: Bayar hutangmu! Maka sujudlah kawannya itu dan memohon kepadanya: Sabarlah dahulu, hutangku itu akan kulunaskan. Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya itu ke dalam penjara sampai dilunaskannya hutangnya. Melihat itu kawan-kawannya yang lain sangat sedih lalu menyampaikan segala yang terjadi kepada tuan mereka. Raja itu menyuruh memanggil orang itu dan berkata kepadanya: Hai hamba yang jahat, seluruh hutangmu telah kuhapuskan karena engkau memohonkannya kepadaku. Bukankah engkaupun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau? Maka marahlah tuannya itu dan menyerahkannya kepada algojo-algojo, sampai ia melunaskan seluruh hutangnya. Maka Bapa-Ku yang di sorga akan berbuat demikian juga terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu."

RENUNGAN HARI BIASA PEKAN XXIII, Sabtu 10 September 2011

RENUNGAN HARI BIASA PEKAN XXIII, Sabtu 10 September 2011
Nikolaus Tolentino, Oglerius, Fransiskus Garate
1Tim 1:15-17, Mzm 113:1-2,3-4,5a,6-7, Luk 6:43-49

BACAAN INJIL:
"Karena tidak ada pohon yang baik yang menghasilkan buah yang tidak baik, dan juga tidak ada pohon yang tidak baik yang menghasilkan buah yang baik. Sebab setiap pohon dikenal pada buahnya. Karena dari semak duri orang tidak memetik buah ara dan dari duri-duri tidak memetik buah anggur. Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat. Karena yang diucapkan mulutnya, meluap dari hatinya." "Mengapa kamu berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, padahal kamu tidak melakukan apa yang Aku katakan? Setiap orang yang datang kepada-Ku dan mendengarkan perkataan-Ku serta melakukannya?Aku akan menyatakan kepadamu dengan siapa ia dapat disamakan, ia sama dengan seorang yang mendirikan rumah: Orang itu menggali dalam-dalam dan meletakkan dasarnya di atas batu. Ketika datang air bah dan banjir melanda rumah itu, rumah itu tidak dapat digoyahkan, karena rumah itu kokoh dibangun. Akan tetapi barangsiapa mendengar perkataan-Ku, tetapi tidak melakukannya, ia sama dengan seorang yang mendirikan rumah di atas tanah tanpa dasar. Ketika banjir melandanya, rumah itu segera rubuh dan hebatlah kerusakannya."

RENUNGAN:
Penampilan dan kata-kata yang baik yang kita ucapkan, belum sepenuhnya menunjukkan siapa diri kita, hakekat atau mutu dari diri kita. Orang yang berkata-kata baik, indah, enak di dengar dan berpenampilan baik, belumlah berarti dia memiliki niat dan hati yang baik, tulus dan bersih pula. Bukti nyata dapat kita temukan dalam kehidupan sekarang ini. Kita banyak mendengar para pejabat yang berpenampilan baik, berpendidikan dan seringkali mengumbar janji dan kata-kata yang indah, enak di dengar, namun ternyata mereka adalah seorang koruptor yang hidup tanpa peduli bahwa mereka menyengsarakan orang banyak. Terlebih lagi mereka itu tentu mengatakan diri mereka sebagai orang beriman. Oleh karena itulah dapat kita katakan bahwa hidup baik dan perbuatan baik yang kita lakukan, itulah yang menunjukkan hakekat dan mutu seseorang.

Demikian halnya dalam hidup beriman. Orang yang berpenampilan baik, rajin ke Gereja dan pintar atau sering mengucapkan sabda Tuhan, belum menjadi gambaran bahwa seseorang itu sungguh beriman. Tetapi bila seseorang itu berusaha hidup baik, melakukan perbuatan baik dan mengatakan kata-kata yang baik pula, maka bisa dikatakan bahwa mereka beriman. Kedalaman iman seseorang itu juga akan terpancar dalam kesetiaan bertahan dalam iman meskipun menghadapi persoalan hidup yang berat sekalipun. Orang yang demikian bukan hanya bertahan dalam hidup yang sekarang tetapi dia juga akan beroleh kehidupan kekal. Hal inilah yang dikatakan oleh Yesus dalam Injil hari ini.

Sungguh menarik apa yang dikatakan oleh Yesus dalam Injil hari ini. Yesus mengatakan bahwa pohon dikenal dari buahnya, pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedangkan pohon yang tidak baik akan menghasilkan buah yang tidak baik pula. Demikian juga orang yang baik akan mengeluarkan perbendaharaan yang baik, demikian sebaliknya. Nah kita adalah berasalah dari Allah, milik Allah dan Allah sendiri telah menjadikan kita sebagai putera dan puteri-Nya. Tentu seharusnya kita harus menghasilkan buah yang baik pula, sebagaimana yang dikehendaki-Nya. Sehingga dari hidup kita, dari buah-buah yang kita hasilkan seharusnya semakin menyatakan kepada dunia bahwa Allah itu kuasa dan maha baik. Namun kenyataannya buah yang baik seringkali tidak kita hasilkan karena kita seringkali hanya mengatakan diri sebagai orang beriman, hanya mendengarkan sabda Tuhan, mewartakannya tetapi tidak menyimpan dalam hati kita serta tidak kita laksanakan. Sabda Allah yang kita dengar hendaknya kita simpan dalam hati dan kita laksanakan sehingga pada akhirnya kita akan menghasilkan buah yang baik pula yakni hidup yang baik dan perbuatan-perbuatan baik. Dengan demikian buah yang baik yang kita hasilkan menunjukkan bahwa benarlah kita berasal dari pohon yang baik, yakni Allah sendiri dan bahwa kita benarlah milik Allah, putera-puteri Allah. Hal ini juga nyata dalam hidup kita yang tetap setia beriman kepada Tuhan, meskipun kita menghadapi persoalan hidup yang berat sekalipun.

Maka para Saudara-saudari milik Tuhan, dengarkanlah sabda Tuhan dan leksanakanlah dalam hidup, hasilkanlah buah-buah yang baik dalam hidup sehari-hari yakni dengan hidup baik, perbuatan-perbuatan baik serta setia pada Tuhan, maka nyatalah bahwa kita berasal dari ohon yang baik yakni Tuhan yang menjadikan kita miliki-Nya, putera-puteri-Nya. Amin.

“PERMENUNGAN MENGHADAPI RASA KECEWA”

“PERMENUNGAN MENGHADAPI RASA KECEWA”

“Sehubungan dengan permohonan Pastor, ....., dan setelah membicarakan dalam rapat khusus Pengurus Dewan Paroki Harian, maka dengan sangat menyesal dan rendah hati kami tidak dapat mengabulkan permohonan tersebut berhubung di Paroki kami saat ini juga sedang ada pembangunan kapel dan fasilitas karya pastoral lainnya.”

Kira-kira demikian balasan surat yang barusan kami terima, jawaban atas permohonan sumbangan dana untuk pembangunan Gereja Paroki Tigalingga yang kami mohonkan ke salah satu paroki besar di kota besar. Dalam proposal yang kami kirimkan, kami sertakan foto-foto perjuangan umat yang bergotong royong dalam membangun Gereja Paroki. Kami mengirimi porposal ke paroki ini karena kami lihat dan tahu bahwa paroki ini adalah paroki ini berada di kota besar, jumlah umat banyak dan juga umatnya banyak yang kaya. Kami sangat berharap bahwa paroki besar ini tentu paling tidak mampu memberi sumbangan dari dana paroki yang mereka miliki. Namun kiranya apa yang kami harapkan kandas dengan jawaban surat yang kami terima. Nadanya suratnya sangat sopan karena ada kalimat ‘sangat menyesal’ tidak bisa membantu. Alasannya mereka juga butuh dana untuk membangun kapel dan sarana pastoral di paroki itu. Alasan yang sangat halus dan memang logis. Mereka tidak bisa membantu satu paroki yang jangankan membangun sarana pastoral, Gereja paroki pun sulit untuk dibangun karena ketiadaan ekonomi umat dan kemiskinan paroki. Apakah memang mereka tidak punya sedikit dana untuk mereka berikan? Di paroki pedesaan membangun Gereja paroki sangatlah sulit mengingat ekonomi umat dan paroki yang miskin, juga karena akses mencari dana tambahan dari para donatur juga tentu sulit. Sedangkan di paroki besar, banyak peluang untuk membangun sarana pastoral karena umat yang kaya, dan banyak peluang-peluang lain.

Proposal yang sama juga kami kirimkan ke paroki-paroki besar dan dikota-kota besar, dengan harapan bahwa paroki besar dengan jumlah umat yang besar dan tingkat ekonomi yang lebih menguntungkan rela berbagi berkat dan sukacita dengan paroki atau umat katolik yang ada di pedesaan. Kami juga berpikir bahwa kalau bukan sesama Paroki, sesama umat katolik yang saling membantu, siapa lagi. Juga berpikir bahwa paroki yang lemah memohonkan bantuan kepada paroki atau umat yang lebih beruntung. Namun kiranya pikiran dan angan-angan juga kandas direrumputan. Sekali waktu seorang suster asal paroki mengantar proposal ke paroki yang dikenal besar dan kaya di kota Surabaya. Suster itu berpikir bila proposal diantar langsung dan memohonkan sedikit sumbangan, pasti akan dikabulkan. Proposal diterima dengan janji akan dibicarkan. Namun setelah beberapa minggu menunggu jawaban, suster langsung menemui pastor paroki di paroki itu, jawaban yang dia terima sungguh membuat dia terkejut karena katanya, karena hal ini sudah menyangkut antar keuskupan yakni keuskupan Surabaya dan Keuskupan Medan, maka harus ada ijin uskup. Si suter begitu terkejut mendengar jawaban itu, dia berpikir bahwa saat proposal diterima ada kata-kata harapan bahwa akan diberi sedikit sumbangan, karena yang menerima proposal mengatakan ‘akan dibcirakan’, namun jawabannya ‘tidak diterima dan tidak dikabulkan’. Dalam proposal jelas hanya memohon sedikit sumbangan dari paroki besar, bukan untuk mohon ijin untuk merayakan misa di paroki itu dalam rangka penggalangan dana yang memang harus mematuhi prosedur tersendiri yakni seijin uskup setempat. Hal ini sudah kami beritahukan sebelumnya kepada suster tersebut, tetapi ketika apa yang kami katakan terjadi, dia begitu kaget dan merasa malu serta juga kecewa. Beliau berpikir, “Apakah untuk memberi sumbangan kepada sesama katolik dan paroki lain walaupun beda keuskupan juga harus membutuhkan ijin uskup setempat?” Apakah berkat yang ada diparoki yang terdapat di kota besar, di tempat orang-orang kaya hanya bisa dinikmati oleh paroki itu sendiri atau umat yang ada di kesukupan itu sendiri? Apakah katolik di keuskupan tertentu beda dengan katolik yang ada di keuskupan lain? Jawaban yang diterima oleh suster tersebut juga kami terima dari jawaban salah satu paroki besar di Jakarta. Sehingga dapat dikatakan bahwa apa yang dikatakan di atas sudah menjadi fenomena yang mungkin terjadi saat ini.

Terkadang sesama umat berpikir sederhana bahwa katolik itu kuat bersatu, saling membantu, sehingga mereka sering mengatakan, “Pastor datanglah ke Jakarta, ke paroki-paroki yang ada di kota besar dan umatnya kaya-kaya, karena umat pasti mau membantu dan pasti banyak sumbangan yang akan diperoleh dari umat.” Ada pula yang mengatakan, “Umat di paroki kami banyak orang kaya yang baik dan dermawan, maka pastor kirim saja surat ke paroki dan merayakan misa di sana dan pasti umat akan menyumbang. Sumbangan yang didapatkan akan jauh lebih besar kalau hanya lewat internet atau FB.” Suatu niat baik dan ketulusan hati untuk membantu, namun kiranya umat kurang mengetahui bahwa untuk hal itu penuh dengan prosedur. Ketika mereka mendesak dan kami menerangkannya, mereka juga umumnya kaget. Walaupun kenyataan demikian, kami juga sebenarnya mencoba nasib, peruntungan dengan mengirimkan proposal dan permohonan ke paroki-paroki besar yang ada di kota-kota besar, namun hingga saat ini belum adalah balasan yang memuaskan dan kiranya belum ada satu paroki pun yang mau berbagi berkat dengan memberi sepeserpun sumbangan.

Apakah kami tersinggung dengan pengalaman, keadaan dan semua prosedur itu? Hampir dan sedikit. Pengalaman ini membuat kami berpikir nakal yakni kami paroki kecil, miskin dan sedang membutuhkan dana untuk melanjutkan pembangunan Gereja paroki, tetapi tetap mau berbagi berkat dengan orang lain. Kami katakan demikian karena beberapa kali kami menerima proposal dari paroki lain untuk pembangunan dan kegiatan tertentu, juga barusan ini mendapat undangan berslip yang mengahrapkan sumabngan, kami tetapi memberikan semampu kami, walaupun paroki adalah paroki kecil, miskin dan sedang membutuhkan dana untuk pembangunan Gereja. Kami berpikir bahwa berbagi dalam kekurangan, itu jauh lebih indah daripada berbagi dalam kelebihan. Namun ketika kami tidak mengalami hal yang sama, yakni ketika kami memohon dan mengharapkan dari paroki Katolik, muncullah rasa kecewa dan berkecil hati. Tetapi rasa kecewa hilang karena kami juga sadar bahwa memang paroki besar juga punya program besar yang membutuhkan dana besar sehingga belum bisa berbagi dengan paroki kecil. Juga sadar bahwa prosedur itu juga buat demi kebaikan bersama. Oleh karena itu kami berusaha melihatnya dengan hati dan kepala dingin, serta terutama dengan iman. Kami percaya apa yang kami alami adalah suatu ujian kesetiaan kami untuk tetap semangat dalam beriman walaupun kadang mengalami tidak seperti yang diharapkan. Kami juga disadarkan bahwa kami harus berharap dan menggantungkan diri pada Tuhan, bukan kepada manusia atau yang duniawi, karena Tuhan pasti tidak akan pernah mengecewakan umatnya. Kami juga yakin bahwa walaupun kami tidak mendapat uluran kasih dari yang sangat kami harapkan yakni paroki-paroki besar, atau dari orang yang sebenarnya mampu, tetapi Tuhan pasti memberi jalan lain lewar umat lain dan orang-orang yang mau membantu kami. Ini sudah kami alami sendiri, yakni hingga saat ini dari para Saudara yang sudah memberi sumbangan, tidak semuanya umat katolit, tetapi ada yang dari Gereja lain, bahkan ada umat islam.

Sebagai akhir kata dari coretan ini, kami mengatakan bahwa coretan ini bukan tujuan untuk menghakimi pihak tertentu, bukan pula sebagai ungkapan sakit hati atau kecewa, tetapi hanya sebagai ungkapan dan permenungan dalam menanggapi keinginan yang tidak sesuai dengan harapan. Maka bisa mengatakan agar kita tidak usah kecewa kalau kita mengalami sesuai dengan yang kita harapkan, bila keinginan kita tidak bisa dikabulkan oleh orang yang kita harapkan bisa membantu kita. Sebab Tuhan sendiri pasti akan memberi dan membuka jalan lewat orang lain, asal kita tetap setia, sabar dan hidup dalam iman. Semuanya akan indah pada waktunya.

RENUNGAN HARI BIASA PEKAN XXIII, Jumat 9 September 2011

RENUNGAN HARI BIASA PEKAN XXIII, Jumat 9 September 2011
Petrus Klaver, Frederik Ozanam
1Tim 1:1-2,12-14, Mzm 16:1,2a,5,7-8,11, Luk 6:39-42

BACAAN INJIL:
Yesus mengatakan pula suatu perumpamaan kepada mereka: "Dapatkah orang buta menuntun orang buta? Bukankah keduanya akan jatuh ke dalam lobang? Seorang murid tidak lebih dari pada gurunya, tetapi barangsiapa yang telah tamat pelajarannya akan sama dengan gurunya. Mengapakah engkau melihat selumbar di dalam mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu sendiri tidak engkau ketahui? Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Saudara, biarlah aku mengeluarkan selumbar yang ada di dalam matamu, padahal balok yang di dalam matamu tidak engkau lihat? Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu."

RENUNGAN:

"Dapatkah orang buta menuntun orang buta? Bukankah keduanya akan jatuh ke dalam lobang? ..”

Perumpamaan ini sungguh logis dan masuk akal. Orang buta membutuhkan orang lain atau sarana lain untuk berjalan supaya dia tidak terantuk saat berjalan. Namun umumnya orang buta mempunya karunia istimewat, yakni mereka mempunyai indera pendengaran yang tajam, indera penciuman dan juga perasaan yang lebih baik dibandingkan dengan orang yang normal. Makanya tidak jarang kita temui saudara kita yang tidak mempunyai penglihatan tetapi mereka mampu bermain musik dengan sangat sempurna, yang seakan mereka bisa melihat dan seakan jari-jari tangannya mampu melihat alat musik yang dimainkannya. Ini adalah suatu keruania dan keadilan Allah. Namun pesan yang mau disampaikan kepada kita adalah bahwa kita saling membutuhkan satu sama lain untuk saling membantu dan saling menyempurnakan. Kita butuh orang lain dan orang lain butuh kita. Tanamkanlah hal ini dalam hidup kita, sehingga kita berani menghargai dan mengasihi orang lain. Dengan sikap hidup demikian, kita juga terbuka kepada sesama dan berani terbuka bagi sesama kita. Sikap saling membutuhkan untuk saling menyempurnakan, bisa kita wujudkan dengan berani mengkritik sesama. Mengkritik yang dimaksud tentunya harus demi suatu tujuan yang baik.

Namun yang kerap terjadi adalah seperti ini “Lebih baik kita melakukan kebaikan walaupun kecil, daripada hanya mengeluh dan mengkritik.”

Kata-kata ini kiranya akan dilontarkan kepada orang yang selalu mengeluh akan situasi yang menurutnya tidak baik, mengeluhkan perbuatan orang yang dianggapnya tidak baik dan juga kepada orang yang seringkali dengan gampang mengkritik. Memang mengkritik itu baik juga mengeluh, tetapi bila selalu dengan gampang mengkritik orang lain, itu baru tidak baik. Demikian juga halnya bila selalu dengan mudah mengeluh, itu juga tidak.

Bila kita mengkriti sesuatu, berarti kita punya rasa peduli dengan apa yang kita lihat atau temukan dan ada dalam hati kita suatu harapan untuk yang lebih baik. Namun bila kita hanya selalu mengkritik dan seakan memantau situasi atau orang lain untuk kita kritik, ini tentu tidak baik. Bila hal itu ada dalam diri kita, kita harus waspada dan merenungkan serta sadar bahwa bisa saja kita sudah jatuh pada kesombongan diri, menganggap diri kita lebih baik dari yang lain. Hal yang demikan berarti sudah menjadi penyakit dalam diri kita. Hal ini tentu akan merugikan kita sendiri, sebab bagaimanapun orang tidak akan senang dengan kita yang selalu mengkritik bahkan hal-hal yang sangat kecil, apalagi tujuannya untuk mempermalukan atau menjelekkan orang lain. Selain itu, waktu kita selalu habis untuk memantau untuk mengkritik, sehingga tidak ada lagi waktu bagi diri kita untuk memeriksa diri bahwa kita bukan manusia sempurna, tetapi kita adalah juga punya kekurangan, kelemahan yang harus kita perbaiki. Lebih dari itu, akhirnya kita tidak punya waktu untuk melakukan sesuatu yang baik.

Sama halnya bila kita selalu mengeluhkan situasi atau orang lain yang kita anggap tidak melakukan hal yang baik. Mengeluh itu baik, karena itu berarti kita sadar bahwa kita adalah manusia lemah dan masih normal. Namun bila kita dengan gampang mengeluh bahkan hal-hal yang kecil sekalipun, itu berarti sebenarnya kita tidak punya rasa percaya diri akan kemampuan kita untuk mengatasi situasi dan persoalan yang kita hadapai. Orang yang kerjaannya hanya mengeluh dan gampang mengeluh, dia akan kehilangan waktu untuk mengasah potensi dan berkat Tuhan yang ada dalam dirinya. Lebih dari itu, orang tersebut berarti kurang percaya bahwa Tuhan memberkati dan memberi dia suatu kekuatan dalam dirinya yang memampukannya untuk menghadapi dan mengatasi persoalan yang dihadapinya.

Oleh karena itulah, seperti yang kami katakan di atas, orang bijak mengatakan, “Daripada kita hanya mengkritik dan mengeluh, lebih baik kita berbuat sesuatu yang baik dan berguna.”

Berbagi Berita: Tokoh lintas agama pertanyakan komitmen SBY

Tokoh lintas agama pertanyakan komitmen SBY

Tokoh lintas agama bersatu menyuarakan keprihatinan mereka atas kondisi bangsa (dok)

Menandai dua tahun Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjabat presiden RI dan Hari Sumpah Pemuda, para tokoh lintas agama Katolik, Islam, Protestan, akan mengirim surat terbuka kepada presiden.

Isi surat itu terkait berbagai keprihatinan termasuk kasus korupsi dan penegakan hukum. Mereka juga mempertanyakan komitmen SBY dalam memerangi korupsi yang masih jauh dari harapan masyarakat.

“Melalui surat itu kami ingin mendorong presiden supaya lebih serius lagi,” kata Uskup Martinus Dogma Situmorang OFMCap, ketua presidium Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Kamis, 8 September.

Pada 18 Oktober nanti SBY genap dua tahun menjabat sebagai presiden untuk masa jabatan 2009-2014, dan 28 Oktober adalah Hari Sumpah Pemuda.

Para pemuka lintas agama yang tergabung dalam Gerakan Tokoh Lintas Agama melawan Kebohongan Publik sepakat menulis surat terbuka itu setelah pertemuan mereka yang diadakan pada 7 September di Jakarta.

Selain Uskup Situmorang, juga hadir Syafii Maarif, mantan ketua PP Muhammadiyah, Solahuddin Wahid dari Nahdlatul Ulama, Pastor Franz Magnis-Suseno SJ, Azyumardi Azra, cendikiawan Muslim, Romo Antonius Benny Susetyo.

“Kami akan mempertanyakan komitmen beliau, bahwa ia berada di garis depan perang terhadap korupsi di Indonesia, namun hal itu jauh dari harapan masyarakat termasuk kami para tokoh lintas agama,” kata Uskup Situmorang.

Prelatus itu mengatakan pertemuan ini dilatarbelakangi oleh keprihatinan yang mendalam terhadap situasi bangsa ini. “Kami berharap bahwa pemerintah sungguh serius dalam menyelesaikan problem hukum di negeri ini,” katanya.

Uskup Padang itu juga menyinggung lemahnya penegakan hukum seperti pada kasus korupsi. “Kita menyaksikan beberapa kasus, seperti Nazaruddin, menimbulkan pertanyaan termasuk kami dari para tokoh agama.”

Nazaruddin, mantan bendahara Partai Demokrat yang tersandung korupsi proyek pembangunan wisma atlet di Palembang, ditangkap di Cartagena, Kolombia, pada 7 Agustus.

Salahuddin Wahid, seperti dikutip The Jakarta Post, menyebut kasus GKI Taman Yasmin sebagai salah satu kasus yang perlu diperhatikan presiden.

Ia mengingatkan kepercayaan masyarakat kepada Presiden SBY sudah semakin menurun saat ini, berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.

Disadur dari :www.cathnewsindonesia.com , Tanggal publikasi: 8 September 2011

RENUNGAN HARI BIASA PEKAN XXIII, Rabu 7 September 2011 Pesta Kelahiran SP. Maria

RENUNGAN HARI BIASA PEKAN XXIII, Rabu 7 September 2011
Pesta Kelahiran SP. Maria
Mi 5:1-4a atau Rm 8:28-30, Mzm 13:6ab,6cd, Mat 1:1-16,18-23

BACAAN INJIL:
Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham. Abraham memperanakkan Ishak, Ishak memperanakkan Yakub, Yakub memperanakkan Yehuda dan saudara-saudaranya, Yehuda memperanakkan Peres dan Zerah dari Tamar, Peres memperanakkan Hezron, Hezron memperanakkan Ram, Ram memperanakkan Aminadab, Aminadab memperanakkan Nahason, Nahason memperanakkan Salmon, Salmon memperanakkan Boas dari Rahab, Boas memperanakkan Obed dari Rut, Obed memperanakkan Isai, Isai memperanakkan raja Daud. Daud memperanakkan Salomo dari isteri Uria, Salomo memperanakkan Rehabeam, Rehabeam memperanakkan Abia, Abia memperanakkan Asa, Asa memperanakkan Yosafat, Yosafat memperanakkan Yoram, Yoram memperanakkan Uzia, Uzia memperanakkan Yotam, Yotam memperanakkan Ahas, Ahas memperanakkan Hizkia, Hizkia memperanakkan Manasye, Manasye memperanakkan Amon, Amon memperanakkan Yosia, Yosia memperanakkan Yekhonya dan saudara-saudaranya pada waktu pembuangan ke Babel. Sesudah pembuangan ke Babel, Yekhonya memperanakkan Sealtiel, Sealtiel memperanakkan Zerubabel, Zerubabel memperanakkan Abihud, Abihud memperanakkan Elyakim, Elyakim memperanakkan Azor, Azor memperanakkan Zadok, Zadok memperanakkan Akhim, Akhim memperanakkan Eliud, Eliud memperanakkan Eleazar, Eleazar memperanakkan Matan, Matan memperanakkan Yakub, Yakub memperanakkan Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus. Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri. Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam. Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: "Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka." Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: "Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel" yang berarti: Allah menyertai kita.

RENUNGAN:

Mungkin sedikit membingunkan bacaan Injil hari ini, seakan sulit mengaitkan perayaan hari ini dengan injil yang diperdengarkan pada kita hari ini. Demikian juga kita sedikit bingu menemukan pesan yang disampaikan injil ini dengan mengaitkannya dengan perayaan Gereja hari ini.

Namun dengan jelas kita dapat mengerti bagaimana kelahiran bunda Maria dan garis keturunannya. Dari silsilah kelahiran bunda Maria, kita melihat sejarah leluhur atau keluarga Maria yang ternyata dia berasal dari keluarga biasa-biasa saja, dia bukan dari keturunan manusia sama seperti kita. Dari leluhurnya juga terdapat cacat cela yang pernah dilakukan leluhurnya. Nah dari sini mau dikatakan kepada kita bahwa Maria manusia biasa digunakan oleh Allah menjadi perantara kelahiran Sang Mesias yakni Yesus Kristus. Apakah sejarah silsilah ini benar? Itu tentunya tidak menjadi persoalan bagi kita. Pengarang suci lewat silsilah ini mau mengatakan bahwa Tuhan tahu sejarah hidup kita dan tahu kita manusia biasa sama seperti yang lainnya. Namun Tuhan tidak peduli bagaimana sejarah leluhur Maria dan tidak memandang status Maria, tetapi Tuhan menggunakan Maria menjadi sarana kelahiran Mesias. Sepertinya juga Tuhan punya rencana indah atas diri Maria.

Demikian juga halnya dengan kita. Tuhan tahu siapa kita dan tidak memandang masa lalu kita atau leluhur kita dan status kita, tetapi Dia sebenarnya mau memakai kita menjadi saluran berkat-Nya kepada sesama. Tuhan mau dan menghendaki agar kita menjadi jalan kehadiran Mesias dalam kehidupan kita. Maria menjadi jalan kelahiran Yesus Mesias adalah karena dia terbuka atas tawaran Allah. Sama seperti kepada Maria, Tuhan juga sebenarnya punya rencana indah atas kelahiran kita, yakni menjadi jalan keselamatan bagi orang lain. Namun semuanya itu menuntut keterbukaan kita bersyukur atas hidup yang kita terima dan juga terbuka atas tawaran Allah kepada kita. Semoga kita seperti Maria, menjadi saluran berkat Tuhan bagi sesama kita. Amin.

RENUNGAN HARI BIASA PEKAN XXIII, Rabu 7 September 2011

RENUNGAN HARI BIASA PEKAN XXIII, Rabu 7 September 2011
Kol 3:1-11, Mzm 145:2-3,10-11,12-13ab, Luk 6:20-26

BACAAN INJIL:
Lalu Yesus memandang murid-murid-Nya dan berkata: "Berbahagialah, hai kamu yang miskin, karena kamulah yang empunya Kerajaan Allah. Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini lapar, karena kamu akan dipuaskan. Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini menangis, karena kamu akan tertawa. Berbahagialah kamu, jika karena Anak Manusia orang membenci kamu, dan jika mereka mengucilkan kamu, dan mencela kamu serta menolak namamu sebagai sesuatu yang jahat. Bersukacitalah pada waktu itu dan bergembiralah, sebab sesungguhnya, upahmu besar di sorga; karena secara demikian juga nenek moyang mereka telah memperlakukan para nabi. Tetapi celakalah kamu, hai kamu yang kaya, karena dalam kekayaanmu kamu telah memperoleh penghiburanmu. Celakalah kamu, yang sekarang ini kenyang, karena kamu akan lapar. Celakalah kamu, yang sekarang ini tertawa, karena kamu akan berdukacita dan menangis. Celakalah kamu, jika semua orang memuji kamu; karena secara demikian juga nenek moyang mereka telah memperlakukan nabi-nabi palsu."

RENUNGAN:
Sabda bahagia yang disampaikan oleh Yesus dalam injil hari ini tentu membuat kita sedikit tersentak. Sebab apa yang dikatakan oleh Injil hari ini sungguh bertentangan dengan harapan manusia saat ini. Sabda hari ini seakan menganggap bahwa kemiskinan, kelaparan, menangis, dibenci dan ikucilkan karna iman, seakan keutamaan kristianiyang harus disyukuri. Padahal jelas bahwa apa yang dikatakan oleh Yesus itu pada zaman ini adalah keadaan hidup yang tidak didambakan dan bahkan itu adalah hidup yang tidak disukai oleh orang. Tentu tidak ada orang yang merindukan hidupnya miskin, lapar, menangis, dibenci dan dikucilkan. Justru orang pasti akan mengejak kekanyaan, makan kenyang dan terpandang dipuji orang.

Maka dari itu, seakan sabda Yesus hari ini hanya sebagai penghiburan yang menina bobokan orang-orang kecil saja. Memang, injil hari ini harus dibaca dengan teliti. Yesus tidak mengharapkan para murid-Nya miskin, kelaparan, menangis, dikucilkan dan dibenci karena namanya. Yesus bukan bermaksud hanya menghibur, meninabobokan semuanya itu sehingga seakan mempertahankan kondisi demikian. Yesus juga tidak melarang para mengikut-Nya kaya, memiliki kekayaan dan nama baik serta terkenal.

Apa yang dikatakan oleh Yesus adalah suatu kiasan yang penuh dengan makna. Para pengikut Kristus pasti ada yang miskin, kelaparan dan sedang menghadapi duka atau pasti juga suatu saat akan mengalami hal demikian, maka dalam situasi demikian, hendaknya tetap setia dalam imannya dan menyerahkan seluruh hidup kepada Allah. Para murid juga pasti akan mengalami penganiayaan, dibenci dan dikucilkan karena nama-Nya, dalam situasi demikianpun hendaknya para murid tetap setia kepada-Nya dan menyerahkan hidupnya kepada Allah. Sehingga bila para murid mengalami kondisi demikian, hendaknya tetap setia kepada Allah, mengandalkan Allah dalam hidupnya. Memang pada umumnya orang miskin, orang yang kelaparan dan menangis karena kemiskinan, mereka tidak punya apa-apa untuk diandalkan, dibanggakan, hanya kepada Allah-lah mereka mengadu, menyerahkan diri mereka. Sehingga sabda Yesus hari ini juga berarti sikap hidup miskin di hadapan Allah, yakni sikap hidup yang tidak memanggakan diri, harta kekayaan, pangkat da harta dunia. Sikap hidup miskin juga berarti selalu bersikap rendah hati di hadapan Allah dan sesama serta. Sikap hidup miskin juga terungkap dalam kesederhanaan hidup dan kepekaan serta kepedulian dengan sesama. Adalah sia-sia bersikap hidup miskin dengan hidup sederhana tetapi tidak peka dan peduli dengan sesama yang menderita serta tidak rela berbagi dengan sesama.

Apakah semua orang kaya atau kekayaan dicela dan dibenci oleh Yesus? Tentu tidak. Yang dibenci dan dicela oleh Yesus adalah orang yang mengandalkan kekayaan, pangkat, kekuasaan dan nama baik dalam hidupnya. Bahkan orang yang mendewakan kekayaan, kekuasaan, pangkat dan nama baik sehingga tidak peduli dengan sesamanya, itulah juga dibenci oleh Tuhan. Maka lewat sabda ini, Yesus mau mengingatkan kita agar kita tidak mendewakan, mengandalkan kekayaan, pangkat, kekuasaan serta nama baik dalam hidup ini, tetapi hendaknya kita mengutamakan, mengandalkan Yesus dalam hidup kita. Kekayaan, pangkat, kuasa dan nama baik, hendaknya kita gunakan justru untuk memuji memuliakan Tuhan.
Maka para Saudara, siapapun berhak dan memiliki kesempatan yang sama untuk beroleh hidup bahagia juga untuk masuk surga. Kita dapat memperolehnya bila kita tetap setia pada Yesus kapanpun dan di manapun serta selalu mengutamakan Dia dalam hidup kita. Amin.

RENUNGAN HARI BIASA PEKAN XXIII, Selasa 6 September 2011

RENUNGAN HARI BIASA PEKAN XXIII, Selasa 6 September 2011
Kol 2:6-15, Mzm 145:1-2,8-9,10-11, Luk 6:12-19

BACAAN INJIL:
Pada waktu itu pergilah Yesus ke bukit untuk berdoa dan semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah. Ketika hari siang, Ia memanggil murid-murid-Nya kepada-Nya, lalu memilih dari antara mereka dua belas orang, yang disebut-Nya rasul: Simon yang juga diberi-Nya nama Petrus, dan Andreas saudara Simon, Yakobus dan Yohanes, Filipus dan Bartolomeus, Matius dan Tomas, Yakobus anak Alfeus, dan Simon yang disebut orang Zelot, Yudas anak Yakobus, dan Yudas Iskariot yang kemudian menjadi pengkhianat. Lalu Ia turun dengan mereka dan berhenti pada suatu tempat yang datar: di situ berkumpul sejumlah besar dari murid-murid-Nya dan banyak orang lain yang datang dari seluruh Yudea dan dari Yerusalem dan dari daerah pantai Tirus dan Sidon. Mereka datang untuk mendengarkan Dia dan untuk disembuhkan dari penyakit mereka; juga mereka yang dirasuk oleh roh-roh jahat beroleh kesembuhan. Dan semua orang banyak itu berusaha menjamah Dia, karena ada kuasa yang keluar dari pada-Nya dan semua orang itu disembuhkan-Nya.

RENUNGAN:
Tentu bukan suatu kebetulan bahwa Yesus memilih kedua belas rasul setelah Yesus berdoa. Juga bukan suatu kebetulan bahwa setelah mereka dipilih oleh Yesus Yesus menemui, mengajar banyak orang dan menyembuhkan yang sakit. Semuanya menunjukkan hakekat para murid dan apa yang diharapkan menjadi tugas mereka dalam pemilihan itu.

Menjadi murid atau pengikut Yesus adalah anugerah dan berkat Tuhan. Tuhanlah sebenarnya yang memanggil kita untuk mengikuti Dia. Tuhan melakukannya karena Tuhan menghendaki kita ikut menikmati kebahagiaan surgawi. Tuhan memanggil kita menjadi pengikut-Nya, tanpa melihat status atau kedudukan kita, tetapi Dia memanggil semua orang. Hanya persoalannya tidak semua orang berani menanggapi panggilan itu. Sebab jelas bahwa menjadi pengikut Yesus bukanlah hal yang mudah. Dalam Injil dengan jelas diterangkan bahwa menanggapi panggilan Yesus menjadi pengikut-Nya bukan hanya sekedar mendengar pengajaran-Nya, bukan hanya sekedar tahu dan mengerti apa yang diajarkan-Nya, tetapi harus menjadi murid yang mampu menyampaikan sabda Tuhan kepada orang lain dan bahkan harus membawa sukacita kepada sesama. Karena alasan inilah mungkin makanya tidak banyak yang berani menanggapi panggilan Tuhan.

Maka jelaslah bagi kita bahwa menjadi pengikut Kristus adalah anugerah dan berkat Tuhan. Kita dipanggil bukan hanya untuk mengenal Dia, bukan hanya untuk mengetahui ajaran-Nya, tetapi terutama melanjutkan karya keselamatan Allah kepada sesama manusia. Semoga kita menjadi murid Kristus yang sejati dan setia. Amin.

RENUNGAN HARI BIASA PEKAN XXIII, Senin 5 September 2011

RENUNGAN HARI BIASA PEKAN XXIII, Senin 5 September 2011
Kol 1:24-2:3, Mzm 62:6-7,9, Luk 6:6-11

BACAAN INJIL:
Pada suatu hari Sabat lain, Yesus masuk ke rumah ibadat, lalu mengajar. Di situ ada seorang yang mati tangan kanannya. Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi mengamat-amati Yesus, kalau-kalau Ia menyembuhkan orang pada hari Sabat, supaya mereka dapat alasan untuk mempersalahkan Dia. Tetapi Ia mengetahui pikiran mereka, lalu berkata kepada orang yang mati tangannya itu: "Bangunlah dan berdirilah di tengah!" Maka bangunlah orang itu dan berdiri. Lalu Yesus berkata kepada mereka: "Aku bertanya kepada kamu: Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membinasakannya?" Sesudah itu Ia memandang keliling kepada mereka semua, lalu berkata kepada orang sakit itu: "Ulurkanlah tanganmu!" Orang itu berbuat demikian dan sembuhlah tangannya. Maka meluaplah amarah mereka, lalu mereka berunding, apakah yang akan mereka lakukan terhadap Yesus.

RENUNGAN:
“Bangunlah dan berdirilah di tengah!” Ajakan Yesus kepada orang yang lumpuh tangannya itu tentu sangat mengagetkannya juga mengagetkan semua yang hadir dalam bait Allah itu. Sebab dengan jelas orang yang sebelah tangannya mati tentu duduk di paling belakang, jauh dari umat lain karena dia disingkirkan karena sakit dianggap kutukan Allah dan diapun tahun diri. Namun dengan ajakan Yesus itu, dia menjadi pusat perhatian dari semua orang yang hadir saat itu. Orang banyak yang sedang berada di Bait Allah tidak mempedulikannya, tetapi Yesus sungguh peduli, Yesus menyapanya dan menyuruhnya berdiri di tengah menjadi perhatianbanyak orang.
Rasa kaget orang itu dan orang banyak saat itu semakin memuncak saat Yesus berkata kepadanya, “Ulurkanlah tanganmu!” Yesus tahu bahwa sebelah tangannya mati, tetapi Yesus memintanya untuk mengulurkan tangannya, tentu secara logika ini tentu tidak mungkin, namun dia tetap mengulurkan tangannya yang sakit itu. Saat dia melaksanakan perintah Yesus dengan mengulurkan tangannya, saat itu pula tangannya menjadi sembuh.

Perhatian, kasih Tuhan yang tampak dalam kisah penyembuhan ini terjadi pada hari Sabat di bait Allah. Perbuatan Yesus malah tidak disenangi oleh orang-orang Farisi karena melakukan perbuatan baik pada hari Sabat yang tidak memperkenankan orang untuk bekerja pada hari itu. Yesus malah seakan menantang mereka dengan melakukan hal itu dan itu membuat mereka semakin marah. Aneh memang bahwa mereka marah atas sikap Yesus melakukan perbuatan baik pada hari sabat, mereka lebih mementingkan peraturan daripada peduli dan berbuat baik kepada sesama yang menderita.

Sikap Yesus tentu bukan hendak menentang peraturan tetapi mau menegaskan bahwa hari Sabat dan percaya kepada Tuhan bukan sekedar mengikuti aturan dan beribadah, tetapi iman itu harus tampak nyata dalam kepedulian pada orang yang menderita dan melakukan perbuatan baik kepada sesama yang menderita.

Seringkali hal demikian juga terjadi. Banyak orang mengatakan dirinya percaya kepada Tuhan dan rajin dalam ibadah, taat pada aturan, tetapi tidak peka dan peduli kepada sesama yang menderita. Kita seringkali lebih mengutamakan aturan dan tidak peka dan peduli dengan sesama yang menderita. Coba kita lihat dalam ibadah di Gereja, banyak umat yang datang untuk ibadah, tetapi tidak peduli siapa yang ada di sampingnya, dan setelah selesai ibadahpun langsung pulang ke rumah. Banyak juga kita temukan perayaan ibada yang begitu meriah, mewah karena diadakan di hotel-hotel atau menghabiskan banyak biaya, tetapi tidak peduli bahwa diantara yang hadir ada sebenarnya yang menderita, mendambakan uluran kasih. Sikap peduli akan sesama yang menderita dan berani memberi pengharapan sukacita dan berbaut kasih kepada sesama hendaknya menjadi buat dari iman kepada Allah, buah dari ibadah-ibadah kita. Maka semoga kita berani berkata kepada sesama kita, “Mari berdirilah di tengah dan ulurkanlah tanganmu, karena aku akan mendolongmu.” Amin.

MUKJIZAT TUHAN SAAT GOTONG ROYONG PEMBANGUNAN GEREJA, SELASA 30 AGUSTUS 2011

MUKJIZAT TUHAN SAAT GOTONG ROYONG PEMBANGUNAN GEREJA,
SELASA 30 AGUSTUS 2011

Tidak ada kata yang bisa melukiskan pengalaman indah pada waktu gotong royong pengecoran lantai 2 bangunan Gereja selain, suatu keyakinan bahwa semuanya dapat terlaksana adalah karena MUKJIJZAT ALLAH BEKERJA.Semua terlaksana adalah karena berkat Tuhan.

Pengecoran itu membutuhkan tenaga 200 orang dan surat sudah diedarkan. Namun pada saat pembukaan dengan doa, yang hadir hanya sekitar 30 orang dan cuaca sedikit kurang mendukung. Situasi ini membuat gelisah dan kekahawatiran. Namun kegelisahan dan kekahawatiran akhinrya sirna sama sekali karena umat yang hadir hingga mencapai 500 orang. Semua umat khususnya dari stasi begitu besemangat datang untuk bergotong royong. Sungguh kuasa Tuhan bekerja sehingga semua berjalan dengan baik, walaupun ada kendala yang terjadi saat pengecoran. Oleh karena itu, patutlah kita bersyukur pada Tuhan Yesus yang bekerja saat itulewat cuaca yang sangat bagus, lewat diri umat yang bersemangat dan juga bekerja saat proses pengecoran. Terimakasih juga patut kami ucapkan kepada semua umat khususnya dari stasi yang sudah begitu bersemangat. Mari kita tingkatkan doa dan kerjasama kita sehingga kelak Gereja Paroki kita dapat berdiri sebagai tanda kehadiran Tuhan di tengah-tengah paroki kita ini.
(P. Antonius Manik O.Carm)




































































































VIKARIAT EVISKOPAL KEUSKUPAN AGUNG MEDAN

VIKARIAT EVISKOPAL KEUSKUPAN AGUNG MEDAN

Pada Jumat 17 Juni 2011 yang lalu telah terjadi babak baru dalam Keuskupan Agung Medan. Keuskupan Medan yang selama ini dibagi atas beberapa DEWIL, tetapi mulai hari itu juga diganti mejadi keVikariatan. Hal ini sebenarnya bukan suatu hal yang baru, tetapi sesuatu yang sudah terdapat dalam Kitab Hukum Kanonik pasal 476 yang bernubyi, ...Uskup Diosesan dapat juga mengangkat seorang atau beberapa Vikaris ekiskopal KAM dibagi atas 9 Vikariat, yakni:

1 Vikariat Episkopal St. Petrus Rasul Medan-Katedralmeliputi paroki-paroki:
paroki Katedral St. Maria, Paroki St. paulus pasar Merah, paroki St. Petrus Medan Timur, Paroki Kristus Raja Medan Kota, paroki St. Yohanes penginjii Mandala, paroki St. Konrad Martubung, paroki St. yoseph Delifua, paroki Gembala yang Baik Lubuk Pakam, dan Paroki St. Yoseph Tebingtinggi.

2. Vikariat Episkopalst Yohanes Rasul Medan-Hayamwuruk meliputi paroki-paroki:
Paroki St. Antonius Hayam Wuruk, Paroki St. Fransiskus Assisi Padang Bulan, paroki St. Maria Tanjung Selamat, Paroki St. Padre Pio Helvetia, Paroki St. Maria pertolongan Abadi Binjai, dan Paroki St. paulus pangkalan Brandan.

3. Vikariat Episkopal St. Yakobus Rasul Kabanjahe meliputi paroki-paroki:
Paroki St. Maria Jl. Letnan Rata Kabanjahe, Paroki St. Petrus dan Paulus Jl. Irian Kabanjahe, Paroki St. Fransiskus Asisi Berastagi, Paroki Sang Penebus Bandar Baru, Paroki St. Fransiskus Assisi Seribudolok, Paroki St. Yoseph Lawedesky, dan Paroki St. Fransiskus Asisi Tigabinanga.

4. Vikariat Episkopal St. Andreas Rasul Sidikalang meliputi paroki-paroki:
Paroki St. Maria Pertolongan Orang Kristen Sidikalang, Paroki St. Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, Paroki Beato Dionysius Sumbul, dan Paroki St. Petrus dan Paulus Parongil.

5. Vikariat Episkopal Beato Dionysius dan Redemptus Banda Aceh meliputi:
Paroki Hati Kudus BandaAceh.

6. Vikariat Episkopal St. Paulus Rasul Pematangsianfar meliputi paroki-paroki:
Paroki St. Laurensius Jl Sibolga, Paroki St. Josef Jl. Bali, Paroki Pastor Bonus Jl. Medan, Paroki St. Petrus dan Paulus Batu Lima, Paroki Kristus Raja Tanah Jawa, Paroki Krisrus Raja Perdagangan, Paroki St. Antonius Padua Tigadolok, dan Paroki St. Fidelis Parapat.

7. Vikariat Episkopal St. llateus Rasul Aekkanopan meliputi paroki-paroki:
Paroki St. Pius X Aekkanopan. Paroki Sakramen Mahakudus Kisaran, Paroki St. Mikael Tanjungbalai. dan Paroki Fransiskus Assisi Aeknabara.

8. Vikariat Episkopal St. Filippus Rasul Doloksanggul meliputi paroki-paroki:
Paroki St. Fidelis Doloksansgul. Paroki St. Lusia Parlilitan, Paroki St. Yohannes Pembaptis Pakkar Paroki Santa Maria Tarurung, Paroki St. Konrad Lintongnihuta, Paroki St. Yoseph Balige. dan Paroki Sr. Santo Yoseph Parsoburan.

9. Vikariat Episkopal St Thomas Rasul Pangururan meliputi paroki-paroki:
Paroki St. lvlikael Pangururan Paroki St. Maria Klaret Tomok, Paroki St. Paulus Onanrunggu, dan Paroki St. FransiskusAssisi Palipi.

Kedudukan dan Vikep Saat ini:

Vikariat Episkopal berkedudukan di sembilan tempat yang telah ditetapkan oleh Uskup Agung Medan. yakni:

1. Vikariat Episkopal St. Petms Rasul Medan-Katedral berkedudukan di Jalan Pemuda No. l. Medan – No. 20153

Nama Vikep : Pastor Benno Ola Tage Pr

2. Vikariat Episkopai St. Yohanes Rasul Medan-Hayam Wuruk berkedudukan di Jalan Hayam Wuruk No. 1. Medan - 201 53.

Nama Vikep: Pastor Karolus Sembiring OFM.Cap

3. Vikariat Episkopal St. Yakobus Rasul Kabanjahe berkedudukan di Jalan Letnan Rata Perangingangin No. 13, Kabanjahe - 22114.

Nama Vikep : P. Ignatius Simbolon OFM.Cap

4. Mkariat Episkopal St. Andreas Rasul Sidikalang berkedudukan di Jalan Mergasilima No. 1, Sidikalmg - 22211.

Nama Vikep: P. Bernard Teguh O.Carm

5. Vikariat Episkopal Beato Dionysius dan Redemptus Banda Aceh berkedudukan di Jalan Ahmad Yani No. 2, Banda Aceh - 23 00 1 .

Nama Vikep: Pastor Michael Manurung OFM.Cap

6. Vikariat Episkopal St. Paulus Rasul Pematangsiantar berkedudukan di Jalan
Sibolga No. 2l, Pematangsiantar 2112 l.

Nama Vikep: Pastor Ramli Simarmata Pr.

7. Vikariat Episkopal St. Mateus Rasul Aekkanopan berkedudukan di Jalan Serma Maulana S No. 48, Aekkanopan - 21451 .

Nama Vikep: P. Hiasintus Sinaga OFM.Cap

8. Vikariat Episkopal St. Filippus Rasul Doloksanggul berkedudukan di Jalan Merdeka No. 47, Doloksanggl - 22457 .

Nama Vikep: Pastor Gabriel Madja SVD

9. Vkariat Episkopal St. Thomas Rasul Pangururan berkedudukan di Jalan Uskup Agung Sugiyopranoto No. 1, Pangururan - 22392.

Nama Vikep: Pastor Nelson Sitanggang OFM.Cap

Pelayanan VIKEP KAM

I. Ke dalam (ad Intra) Gereja

Mengambil iangkah-langkah yang perlu dan mengkoordinir secara terpadu pengembangan karya pelayanan pastoral se-Vikariat sesuai kebijakan KAM dan program KAM baik jangka menengah maupun jangka pendek (bdk. KHK Kan.555 S 1.1).

1. Membina dan mengawasi agar upacara-upacara keagamaan dirayakan menurut ketentuan-ketentuan liturgi suci; agar perhiasan dan keindahan gerejagereja dan perlengkapan suci, terutama dalam perayaan ekaristi dan penyimpanan sakramen Mahakudus dipelihara dengan saksama; agar buku-buku paroki diisi dengan tepat dan disimpan semestinya, demikian pula pengarsipan dokumendokumen; agar harta benda gerejawi diurus dengan teliti; dan akhirnya, agar pastoran dipelihara dengan sepantasnya (bdk. KHK Kan.555 91.3).

2. Mengatur agar para klerus di wilayahnya menghayati hidup yang pantas bagi statusnya dan memenuhi kewajibannya dengan cermat; termasuk dalam hal ini khususnyapemeliharaan dan peningkatan hidup rohani melalui doa offisi yang teratur,
rekoleksi berkala, dll. (bdk. KHK Kan. 555 1.2").

3. Melayani permohonan dispensasi daram vikariat masing-masing, selaku ordinaris wilayah, dengan memperhatikan norma-norma dasar untuk dispensasi dalam KHK, Kan.85-93 perihal Dispensasi dan Kan. 1078 perihal Dispensasi Perkawinan.

4. Memimpin upacara pemberkatan Gereja dalam wilayah vikariatnya, atau meminta Uskup untuk itu apabila dianggapnya perlu. Melantik Pastor Parok idan Pengurus Organisasi tingkat diwilayah vikariatnya. Dalam kasus khusus yakni: pastor paroki (yang sekaligus menjabat vikep) dilepaskan sebagai Pastor paroki atau, pastor Vikep diberi penugasan baru sebagai Pastor Paroki atau, Apabila Vikep pelantik berhalangan, maka pelantikan itu hendaknya dilaksanakan oleh Uskup atau oreh yang dikuasakan Uskup.

II. Ke luar (ad Extra) Gereja.

Membina dan mengembangkan kerja sama dengan pemerintah, instansi, lembaga, umat beragama lain dan masyarakat pada umumnya dalam vikariatnya.

BEBERAPA HAL UNTUK DILAMPIRKAN
UNTUK PENGAIUAN PERMOHONAN DISPENSASI KEPADA VIKEP

1. UNTUK DISPENSASI HALANGAN PERKAWINAN

Pada kolom ALASAN untuk dikabulkan : dapat disesuaikan kondisi sebenarnya
1. Ada harapan pihak bukan-katolik menjadi Katolik
2. Sulit menemukan pasangan lain
3. Bahaya menikah di luar Gereja Katolik
4. Mengesahkan perkawinan yang telah diteguhkan di luar Gereja Katolik
5. Pergaulan sudah terlalu erat, atau sudah tinggal serumah
6. Pihakwanita sudah mengandung
7. Pihak wanita sudah s;uperadulta.
8. Menghindari percekcokan dalam keluarga.
9. Calon mempelai miskin
10. Menghindari batu sandungan di tengah masyarakat
11. Mempelai telah berjasa besar bagi masyarakat/gereja
2. UNTUK PERMOHONAN DISPENSASI BEDA AGAMA

Mohon dilampirkan :

1. Foto copy surat fanji Pihak Katolik
2. Keterangan dua Saksi di bawah sumpah tentang Status Bebas pihak bukankatolik

3.UNTUK MOHON IZIN PERKAWINAN BEDA GEREJA

1. Foto copy Surat Janji pihak Katolik
2. Keterangan dua Saksi di bawah sumpah tentang Status Bebas pihak bukan-Katolik
3. Keterangan Baptis pihak bukan-Katolik.

 
Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan! (2Kor 8:14)