Pembangunan Gereja Paroki Tigalingga

Pembangunan Gereja Paroki sedang berlangsung. Kami sangat mengarapkan uluran kasih para Saudara untuk membantu.

Gotong Royong Pembangunan Gereja

Tidak ada kata yang bisa melukiskan pengalaman indah pada waktu gotong royong pengecoran lantai 2 bangunan Gereja selain, suatu keyakinan bahwa semuanya dapat terlaksana adalah karena MUKJIJZAT ALLAH BEKERJA.

Pengecoran Lantai Panti Imam Gereja

Pengecoran Lantai 2 bangunan Gereja ini dilakukan pada hari Selasa, 30 Agustus 2011 yang lalu. Luas yang dicor adalah 19 m x 24 m. Hujan yang mengguyur tidak menyurutkan semangat umat.

Kerjasama Imam dan Umat

Uskup emeritus KAM, Mgr. A.G.Pius Datubara OFM.Cap, datang berkunjung ke Paroki dan memberi semangat pada umat dalam pembangunan Gereja Paroki. Para pastor juga ikut berkerja bersama umat dalam pembangunan Gereja.

Misa Tridentin: Warisan Liturgi Yang Dipertahankan

HIDUPKATOLIK.com - Paus Benediktus XVI mengeluarkan Surat Apostolik Summorum Pontificum yang menjamin penggunaan Misa Tridentin...

Pembinaan Para Pengurus Gereja

Tidak sedikit umat katolik yang kerap menganggap bahwa Liturgi adalah sekedar perayaan wajib biasa yang dilaksanakan pada hari minggu.

Pertemuan Ibu-Ibu dan Pesta Pelindung Paroki

Pertemuan para ibu se-paroki telah terlaksana pada hari Kamis-Sabtu, 15 s/d 16 Juli 2011. Pertemuan ini mengundang semua ibu katolik yang ada di paroki untuk hadir dalam pertemuan/pembinaan para ibu katolik dan juga segaligus menjalin kebersamaan para ibu. Penutupan pertemuan sikaligus Pesta Pelindung Paroki.

Pembinaan Asmika se-Paroki

Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku; inilah yang menjadi tema dari pertemuan dan pembinaan minggu gembira yang telah berlangsung dengan sangat baik.

Mudika Ambil bagian dalam pembangunan Gereja Paroki

Mudika paroki tidak mau berpangku tangan melihat pembangunan Gereja paroki. Para mudika juga ambil bagian dengan mengumpulkan kerikil di sungai.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 1)

Umat dari lingkungan paroki dan juga dari beberapa stasi kembali bekerja sama dengan bergotong royong membangun gereja paroki. Untuk kali ini, umat bergotong royong men-cor lantai balkon bangunan Gereja.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 2)

Allah peduli. Karena kepedulian Allah atas pembangunan rumah-Nya ini, maka kami kamipun peduli dan bisa melanjutkan pembangunanini. Kepedulian Allah kami rasakan juga lewat kepedulian para Saudara.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 3)

Mari kita memuliakan Tuhan, tidak hanya dengan kata2 indah, tetapi dengan perbuatan nyata dengan rela berkorban.

Pertemuan akhir Tahun 2011 Pengurus Gereja se-Paroki

Para pengurus Gereja adalah ‘ujung tombak’ Gereja khususnya di stasi-stasi. Peran para pengurus Gereja ini sangat sentral dalam kehidupan Gereja di stasi-stasi.

Gua Maria dan Menyambut Hari Raya Natal

Persiapan menyambut hari Raya Natal 25 Desember 2011.

Rahmat dan Perlindungan Tuhan

Pastor Anton Manik O.Carm selamat dari kecelakaan mobil masuk jurang.

Rekoleksi dan Aksi Panggilan

Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku.

Pesan Prapaskah Kepausan 2012

"Kita Tidak Boleh Diam Saja terhadap Kejahatan" "Marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik" (Ibr. 10:24).

Pembangunan Gereja Santo Petrus Stasi Rante Besi

Dalam kemiskinan, kesederhanaan, umat membangunan Gereja. Meraka tidak memiliki uang, tetapi mereka memiliki harapan dan iman pada Tuhan.

Misa Perdana Pastor Andreas Korsini Lamtarida Simbolong O.Carm

Puji Syukur pada Tuhan, karena berkat-Nya, misa Perdana Pastor Andreas Lamtarida Simbolon O.Carm bersama 4 Pastor Karmel yang baru ditahbiskan, dapat terlaksana dengan baik pada hari Rabu 31 Oktober 2012 di Stasi Gundaling 1, paroki Maria dari gunung Karmel Tigalingga.

Bakti Sosial : Pengobatan Gratis

Dalam Rangka Menyongsong Jubileum Gereja Katolik di Dairi dan Pakpak Bharat, diadakan bakti Sosial Pengobatan Gratis di Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, pada 9 Desember 2012 yg lalu. Puji syukur pada Tuhan, kegiatan ini berlangsung dengan sangat memuaskan.

Mari Berbagi Berkat Tuhan

 photo UskupEmeritusKAMMgrPiusDautabra.jpg Photobucket

MENDAMBAKAN BERKAT TUHAN

SYALOM...SELAMAT DATANG.
"Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan."(2Kor 8:14)
"Muliakanlah Tuhan dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu." (Amsal 3:9)
"Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya." (Amsal 3:27)
"Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?" (1 Yohanes 3:17)
Saya Pastor Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, atas nama Panitia Pembangunan dan semua umat, memohon bantuan uluran kasih/dana untuk pembangunan Gereja Paroki. Kami sangat membutuhkan berkat Tuhan lewat uluran tangan dari para donatur.
Kami berharap dan berdoa Para Saudara berkenan berbagi berkat Tuhan kepada kami untuk pembangunan Gereja ini yang adalah rumah Tuhan sendiri.
BRI 5379 Unit Tigalingga Sidikalang
No. Rekening : 5379-01-000112-50-8
Nama : PANITIA PEMBANGUNAN GEREJA KATOLIK.
ATAU
BCA KCU MEDAN
NO.0222053453.
Atas Nama : ADYTIA PERMANA P.
(Adytia Permana P. adalah Romo Adytia Permana Perangin-angin O.Carm. Beliau dulu bertugas di Paroki Tigalingga, juga mengawali pembangunan ini, namun sekarang beliau bertugas di Keuskupan Agung Medan sebagai ekonom.Beliau kami minta buka rekening di BCA khusus untuk pembangunan ini, karena di daerah kami tidak ada BCA.)
Kami sangat senang bila sudah mentransfer persembahan, bapak/ibu/saudara/saudari memberitahukan ke kami melalui:
E mail ke :.
parokimariagk3lingga@yahoo.com
atau di SMS ke:.
Romo Anton Manik O.Carm : 081370836645
Romo Willy O.Carm : 081333837433
Untuk lebih jelasnya permohnan kami ini, Para Saudara dapat melihatnya di sini.... Sehubungan dengan Gambar pembangunan dapat melihatnya di sini....
Demikian kiranya Permohonan ini kami sampaikan. Atas dukungan, doa dan bantuan Bapak, Ibu dan Para Saudara-Saudari, kami mengucapkan banyak terima kasih.Berkat Tuhan senantiasa menyertai kita semua. Amin.
HORMAT KAMI:
Pastor Antonius Manik O.Carm

VARIA PAROKI

REKOLEKSI DAN AKSI PANGGILAN TELAH TERLAKSANA DENGAN SANGAT BAIK ;"> "APA YANG KAMU CARI?" (Yoh 1:38).
Puji syukur pada Tuhan, karena Rekoleksi dan Aksi panggilan untuk siswa-siswi Katolik Usia SMP dan SMA se-paroki Tigalingga sudah terlaksana dengan sangat baik. Kegiatan ini dihadiri hampir 400 orang anak. Semuanya dapat terlaksana hanya karena berkat Tuhan. Terimakasih juga kami sampaikan kepada semua Saudara yang telah mendukung dan mendoakan kegaitan kami ini. Kegiatan ini dilaksanakan hanya dengan menggunakan dana partisipasi peserta dan swadaya paroki, karena tidak mendapatkan bantuan dari donatur manapun, namun karena berkat Tuhan dan doa para Saudara, semuanya dapat berjalan dengan sangat baik. Semoga dari antara anak-anak ini, kelak ada yang menjadi Imam dan biarawan-biarawati.
Photobucket
Tuhan memberkati kita.
Kegembiraan dan Persaudaraan
Photobucket
Hari Ulang tahun Romo Anton M.Carm yang seharusnya tanggal 15 Januari 2010, baru dirayakan hari Minggu Minggu 16 Januari 2011 lalu, bersama Romo-romo Karmel se-Dairi, bersama beberapa umat Paroki Tigalingga di Aula Paroki Tigalingga. Pada kesempatan itu, Rm. Bernad O.Carm, pastor paroki Sidikalang memberi kado ulang tahun yakni 20 sak semen untuk pembangunan Gereja dan Rm. Anton sendiri menyumbangkan semua hadiah ultah untuk pembangunan Gereja. Saat itu, hadiah uang yang diperoleh sebanyak Rp. 1.100.000,-. Lumayanlah untuk tambahan dana pembangunan Gereja. Trimakasih buat semuanya.
Saldo Pesta Pelantikan Pengurus Gereja dan Penerimaan Sakramen Krisma, 6-7 Nop. 2010.
Pada hari Kamis 18 Nopember 2010 telah diadakan Evaluasi dan pembubaran Panitia. Saldo dari kegiatan tersebut adalah Rp. 22.320.500 Acara ini dapat berjalan dengan baik karena partisipasi semua umat. Dana juga bisa Saldo karena umat menyumbangkan hasil-hasil pertanian mereka dengan harapan ada Saldo untuk pembangunan Gereja Paroki.Jadi selain dana partisipasi dari umat, juga umat menyumbangkan hasil pertanian yang dibutuhkan untuk mengurangi dana konsumsi. Syukur pada Tuhan, akhirnya memang ada saldo untuk dana pembangunan Gereja. Terimakasih kami ucapkan kepada semua umat Paroki, DPP, Para Panitia, Para Donatur dan siapa saja yang mendoakan dan mendukung kegitan ini. Yesus memberkati kita semua selalu. Amin.

Surat Gembala KWI Hal Capres 2014

PILIHLAH SECARA BERTANGGUNGJAWAB, 
BERLANDASKAN SUARA HATI 

Segenap Umat Katolik Indonesia yang terkasih, 

Kita bersyukur karena salah satu tahap penting dalam Pemilihan Umum 2014 yaitu pemilihan anggota legislatif telah selesai dengan aman. Kita akan memasuki tahap berikutnya yang sangat penting dan menentukan perjalanan bangsa kita ke depan. Pada tanggal 9 Juli 2014 kita akan kembali memilih Presiden dan Wakil Presiden yang akan memimpin bangsa kita selama lima tahun ke depan. Marilah Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden ini kita jadikan kesempatan untuk memperkokoh bangunan demokrasi serta sarana bagi kita untuk ambil bagian dalam membangun dan mengembangkan negeri tercinta kita agar menjadi damai dan sejahtera sesuai dengan cita-cita kemerdekaan bangsa kita. 

Ke depan bangsa kita akan menghadapi tantangan-tantangan berat yang harus diatasi di bawah kepemimpinan Presiden dan Wakil Presiden yang baru, misalnya masalah kemiskinan dan kesenjangan sosial, pendidikan, pengangguran, tenaga kerja Indonesia di luar negeri. Masalah dan tantangan lain yang tidak kalah penting adalah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan, kerusakan lingkungan hidup dan upaya untuk mengembangkan sikap toleran, inklusif dan plural demi terciptanya suasana rukun dan damai dalam masyarakat. Tantangan-tantangan yang berat ini harus diatasi dengan sekuat tenaga dan tanpa henti. Kita semua berharap semoga di bawah kepemimpinan Presiden dan Wakil Presiden yang akan terpilih, bangsa Indonesia mampu menghadapi, mengatasi dan menyelesaikan masalah-masalah itu. 

Kami mendorong agar pada saat pemilihan mendatang umat memilih sosok yang mempunyai integritas moral. Kita perlu mengetahui rekam jejak para calon Presiden dan Wakil Presiden, khususnya mengamati apakah mereka sungguh-sungguh mempunyai watak pemimpin yang melayani dan yang memperjuangkan nilai-nilai sesuai dengan Ajaran Sosial Gereja: menghormati kehidupan dan martabat manusia, memperjuangkan kebaikan bersama, mendorong dan menghayati semangat solidaritas dan subsidiaritas serta memberi perhatian lebih kepada warga negara yang kurang beruntung. Kita sungguh mengharapkan pemimpin yang gigih memelihara, mempertahankan dan mengamalkan Pancasila. Oleh karena itu kenalilah sungguh-sungguh para calon sebelum menjatuhkan pilihan. 

 Agar pemilihan Presiden dan Wakil Presiden bisa berjalan dengan langsung, umum, bebas dan rahasia serta berkualitas, kita harus mau terlibat. Oleh karena itu kalau saudara dan saudari memiliki kesempatan dan kemampuan, sungguh mulia jika Anda bersedia ikut menjaga agar tidak terjadi kecurangan pada tahap-tahap pemilihan. Hal ini perlu kita lakukan melulu sebagai wujud tanggungjawab kita, bukan karena tidak percaya kepada kinerja penyelenggara Pemilu. 

Kami juga menghimbau agar umat katolik yang terlibat dalam kampanye mengusahakan agar kampanye berjalan dengan santun dan beretika, tidak menggunakan kampanye hitam dan tidak menggunakan isu-isu SARA (suku, agama, ras, dan antargolongan). Khususnya kami berharap agar media massa menjalankan jurnalisme damai dan berimbang. Pemberitaan media massa hendaknya mendukung terciptanya damai, kerukunan serta persaudaraan, mencerdaskan dan tidak melakukan penyesatan terhadap publik, sebaliknya menjadi corong kebaikan dan kebenaran. 

Marilah kita berupaya sungguh-sungguh untuk mempertimbangkan dan menentukan pilihan dengan hati dan pikiran yang jernih. Konferensi Waligereja Indonesia menyerukan agar saudara-saudari menggunakan hak untuk memilih dan jangan tidak ikut memilih. Hendaknya pilihan Anda tidak dipengaruhi oleh uang atau imbalan-imbalan lainnya. Sikapdemikian merupakan perwujudan ajaran Gereja yang menyatakan, “Hendaknya semua warga negara menyadari hak maupun kewajibannya untuk secara bebas menggunakan hak suara mereka guna meningkatkan kesejahteraan umum” (Gaudium et Spes 75). 

Pada akhirnya, marilah kita dukung dan kita berikan loyalitas kita kepada siapa pun yang akan terpilih sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia periode 2014 – 2019. Segala perbedaan pendapat dan pilihan politik, hendaknya berhenti saat Presiden dan Wakil Presiden terpilih dilantik pada bulan Oktober 2014. Kita menempatkan diri sebagai warga negara yang baik, menjadi seratus prosen Katolik dan seratus prosen Indonesia, karena kita adalah bagian sepenuhnya dari bangsa kita, yang ingin menyatu dalam kegembiraan dan harapan, dalam keprihatinan dan kecemasan bangsa kita (bdk. Gaudium et Spes 1). 

Marilah kita mengiringi proses pelaksanaan pemilihan Presiden dan Wakil Presiden dengan memohon berkat dari Tuhan, agar semua berlangsung dengan damai serta berkualitas dan dengan demikian terpilihlah pemimpin yang tepat bagi bangsa Indonesia. Semoga Bunda Maria, Ibu segala bangsa, senantiasa melindungi bangsa dan negara kita dengan doa-doanya. 

Jakarta, 26 Mei 2014 P R E S I D I U M KONFERENSI WALIGEREJA INDONESIA, 
 Mgr. Ignatius Suharyo – K e t u a 
Mgr. Johanes Pujasumarta – Sekretaris Jenderal
Disadur dari: KWI

YOUTUBE SURAT GEMBALA KWI SOAL PILPRES 2014


RENUNGAN HARIAN, PEKAN PASKAH IV: SABTU, 17 MEI 2014

RENUNGAN HARIAN, PEKAN PASKAH IV: 
SABTU, 17 MEI 2014 
(Paskalis Baylon) 
Kis. 13:44-52;Mzm. 98:1,2-3ab,3cd-4; Yoh. 14:7-14 

INJIL : 
Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia." Kata Filipus kepada-Nya: "Tuhan, tunjukkanlah Bapa itu kepada kami, itu sudah cukup bagi kami." Kata Yesus kepadanya: "Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami. Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya. Percayalah kepada-Ku, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku; atau setidak-tidaknya, percayalah karena pekerjaan-pekerjaan itu sendiri. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa; dan apa juga yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak. Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya." 

RENUNGAN : 
Sepertinya Yesus heran dan rada kecewa atas Filipus yang meminta agar Yesus menunjukkan Bapa kepada mereka. Yesus heran bahwa Filipus sudah lama bersama2 Yesus, tetapi belum mengenal Yesus, bahwa Yesus bersatu dengan Bapa, sehingga melihat Yesus, juga berarti melihat Bapa, krn Yesus bersatu dengan Bapa dan Yesus hanya melakukan yang dikehendaki oleh Bapa. Memang aneh bahwa Filipus sudah lama bersama2 dengan Yesus tetapi belum sepenuhnya mengenal Yesus. 

Para saudara, lamanya menjadi pengikut Yesus bukan jaminan seseorang itu sungguh mengenal dan percaya kpd Yesus. Malah mungkin banyak orang yang sudah dibaptis sejak bayi, tetapi belum mengenal dan percaya sungguh kepada Yesus. Ada orang yang belum lama menjadi pengikut Yesus, tetapi orang itu sungguh mengenal Yesus dan percaya sungguh. 

Sejak dibaptis, Yesus telah bersatu dengan kita dan kita dengan Dia.Persatuan itu kita ungkapkan setiap kita merayakan ekaristi dengan menyambut komuni suci.Namun sayang, kita sering kurang menyadari dan mengimaninya. Bila kita sungguh menyadari dan mengimaninya, kita pasti menghayati persatuan dengan Yesus dengan hidup melakukan pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan oleh Yesus. Dalam hal ini Yesus mengatakan, "sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu."(Yoh 14:12) 

Para saudara, Orang beriman yang sungguh mengenal dan percaya kepada Yesus bukan hanya krn dia sudah dibaptis, juga karna sudah lama dibaptis, tetapi dilihat dari hidup yang melakukan pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan oleh Yesus. Bila kita melakukan pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan oleh Yesus, maka orang lainpun akan mengenal Yesus yang telah bersatu dengan kita.

RENUNGAN HARIAN, PEKAN PASKAH IV: JUMAT, 16 MEI 2014

RENUNGAN HARIAN, PEKAN PASKAH IV: 
JUMAT, 16 MEI 2014 
(Gemma Galgani, Aloisius Orione, Alipius dan Possidius, Simon Stock, Margareta dr Cortona, Andreas Bobola) 
Kis. 13:26-33; Mzm. 2:6-7,8-9,10-11; Yoh. 14:1-6 

INJIL : 
Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada. Dan ke mana Aku pergi, kamu tahu jalan ke situ." Kata Tomas kepada-Nya: "Tuhan, kami tidak tahu ke mana Engkau pergi; jadi bagaimana kami tahu jalan ke situ?" Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. 

RENUNGAN : 
Para saudara, Mungkin masih banyak diantara orang beriman yang tidak tahu untuk apa mereka beriman atau percaya kepada Allah atau beragama. Ada orang yang beragama mungkin hanya karena syarat sebagai warga negara, sehingga menganut salah satu agama yang diakui pemerintah bukan karena percaya akan ajaran agama itu, tetapi karena terpaksa. Mungkin juga ada orang kristiani yang belum tahu pasti mengapa dan untuk apa mengikuti Yesus Kristus, sehingga berpikir bahwa semua agama itu sama. Sering kita mendengar ungkapan bahwa semua agama itu sama. Kalau pernyataan ini memang sepenuhnya benar, buat apa banyak agama? 

Dalam hal bahwa setiap agama mengajarkan adanya surga dan hidup dalam kebehagiaan di surga, mungkin ungkapan itu benar. Namun dalam hal bagaimana mencapai kehidupan kekal atau surga itu, itu pasti berbeda-beda untuk masing-masing agama. Intinya bahwa semua agama mungkin mengajarkan adanya kehidupan kekal, hidup setelah kematian dan itu yang kita namakan surga. Surga itu adalah milik Allah, sehingga masuk surga berarti hidup dalam kebahagiaan kekal bersama Allah. Kehidupan kekal itu baru bisa kita raih hanya setelah kita mengalami kematian tubuh di dunia ini. Namun yang menjadi perbedaan adalah bagaimana cara untuk beroleh kehidupan kekal itu? 

Mungkins aja melihat situasi kehidupan beragama dalam kehidupan, khususnya banyak tekanan dari pihak lain kepada iman kristiani, membuat banyak orang kristiani menjadi ragu dan bimbang akan iman kristianinya. Tekanan dari pihak agama lain atas iman kristiani, menyatakan bahwa agama atau iman merekalah yang benar dan jalan benar menuju surga. Hal itu bisa membuat iman kristiani menjadi ragu dan gelisah akan imannya. Namun para saudara, dalam injil hari ini Yesus dengan tegas mengatakan agar para murid tidak usah geliasa, percaya saja kepada Dia dan ri rumah Bapa-Nya banyak tempat. Yesus juga mengatakan bahwa Dia pergi kembali kepada Allah Bapa untuk menyediakan tempat bagi manusia. Yesus dengan jelas mengatakan bahwa Dialah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui melalui Dia. Kiranya hanya Yesus yang berani berkata demikian. Yesus berani berkata demikian karena Dia adalah Allah Putera yang turun dari surga untuk menyelamatka Dia. 

Oleh sebab itu, tidak ada alasan bagi kita untuk bimbang atau ragu akan iman kita karena tekanan dari agama lain, justru kita harus yakin bahwa iman kita kepada Kristus adalah jaminan bagi kita kelak masuk dalam kebahagiaan abadi di surga.

RENUNGAN HARIAN, PEKAN PASKAH IV: KAMIS, 15 MEI 2014

RENUNGAN HARIAN, PEKAN PASKAH IV: KAMIS, 15 MEI 2014
(Pakomius) 
Kis. 13:13-25; Mzm. 89:2-3,21-22,25,27; Yoh. 13:16-20 

INJIL : 
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya, ataupun seorang utusan dari pada dia yang mengutusnya. Jikalau kamu tahu semua ini, maka berbahagialah kamu, jika kamu melakukannya. Bukan tentang kamu semua Aku berkata. Aku tahu, siapa yang telah Kupilih. Tetapi haruslah genap nas ini: Orang yang makan roti-Ku, telah mengangkat tumitnya terhadap Aku. Aku mengatakannya kepadamu sekarang juga sebelum hal itu terjadi, supaya jika hal itu terjadi, kamu percaya, bahwa Akulah Dia. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa menerima orang yang Kuutus, ia menerima Aku, dan barangsiapa menerima Aku, ia menerima Dia yang mengutus Aku." 

RENUNGAN : 
Para saudara, Sabda yang kita dengarkan hari ini adalah sabda yang disampaikan oleh Yesus kepada para rasul setelah Yesus membasuh kaki para murid saat perjamuan malam terakhir. Yesus mengingatkan mereka bahwa pra rasul adalah utusan yang diutus oleh Yesus sendiri. Yesus mengharapkan bahwa para rasul menjadi utusan yang baik. Seorang utusan yang baik adalah melakukan apa yang diajarkan, perintahkan dan diteladankan yang mengutus. Seorang utusan yang baik selalu menjaga nama baik yang mengutus, dan hidup hanya untuk yang mengutus atau hanya melakukan apa yang dikehendaki oleh yang mengutus. Seorang utusan yang baik, tentu tidak mencari kesenangan diri sendiri dan tidak ada niat untuk melebih ataupun menyingkirkan yang mengutus. Inilah perutusan Yesus atas para rasul. 

Para rasul adalah utusan Yesus, untuk mewartakan Yesus dengan melaksanakan apa yang diajarkan dan diteladankan oleh Yesus sendiri. Yesus mengatakan bahwa para rasul akan bahagia bila sungguh menyadari dan pelaksanakan perutusan mereka sebab yang mengutus mereka adalah Mesias. Namun Yesus tahu bahwa dari antara para rasul ada yang ingin melebihi dan bahkan menyingkirkan Yesus, sebab murid yang makan roti dengan Dia, malah akan mengangkat tumitnya terhadap Yesus. Para saudara, Yesus menyebut para rasul bahagia bila menyadari siapa yang mengutus mereka, bila mereka menyadari perutusan mereka dan hidup sebagai utusan yang baik. 

Kitapun sebenarnya adalah utusan Yesus Tuhan kita. Sebagaimana para murid mendapat perutusan dari Yesus sendiri, kitapun mendapat perutusan yang sama dari Yesus. Sebagai seorang utusan Yesus, kita hendaknya semata-mata hidup hanya untuk melaksanakan perintah dan teladan yang telah diberikan oleh Yesus kepada kita, kita hendaknya hanya untuk mewartakan Yesus, bukan mewartakan diri sendiri ataupun mencari keuntungan sendiri dari perutusan kita. Kalau umumnya orang bangga dan merasa bahagia kalau menjadi utusan atau perwakilan dari orang terkenal atau berpengaruh, maka kitapun akan lebih bahagia karena kita mendapat perutusan dari Yesus sendiri yang adalah Tuhan Allah kita. 

Semoga kita menyadari tugas perutusan yang kita terima dari Yesus sendiri, melaksanakan tugas perutusan itu dengan sebaik-baiknya dan hidup hanya untuk mewartakan Dia yang telah mengutus kita. Janganlah kiranya kita mengangkat tumit daripada-Nya.

Salah kaprah: Mengusik akal sehat kita?

Salah kaprah: Mengusik akal sehat kita?

Romo FX Mudji Sutrisno SJ AKAL sehat adalah terjemahan kontekstual dari common sense. Harfiahnya menunjuk pada arti pemahaman biasa yang dibuat oleh akal sehat orang kebanyakan tanpa banyak-banyak berpikir rumit-rumit atau berenung-renung sulit. 

Semisal tanda alam langit berawan, akal sehat biasa ”menyimpulkan” akan hujan sebentar lagi. Apalagi bila angin dingin berair sudah bertiup dan kencang angin mulai memberat, common sense orang akan mengatakan sebentar lagi hujan. Geertz menaruh akal sehat ini sebagai tingkatan pemahaman sederhana sebelum diangkat ke refleksi logis sistematis terukur dan terverifikasi d
alam ilmu pengetahuan. Tulisan ini cukup mengartikan akal sehat sebagai pemahaman biasa sederhana budi. 

Akal sehat mulai diusik manakala pemahaman biasa akal budi diganggu oleh ketidaksesuaian antara logika (jalan pikiran) maknanya dan konsensus bersama proses memahami sebagai ”benar” logis yang ada. Akal sehat akan diganggu tatkala hukum logis nalar sebab-akibat dicederai lantaran keduanya tidak sekuensial atau tak bersambung. Lebih diusik lagi akal sehat biasa apabila proses diskursus (baca: berwacana) tiba-tiba disalahkaprahkan karena proses itu seharusnya dibuat sebelumnya (prafakta/praperistiwa), tetapi dilakukan post factum (sesudah peristiwa atau fakta). 

Contoh fenomena salah kaprah yang mengusik akal sehat saat ini adalah wacana makna atau proses ”koalisi”. Koalisi seharusnya dalam bingkai diskursus demokratis dibuat oleh partai-partai politik sebelum pemilu untuk tujuan berdialog mendapatkan kesamaan visi dan tujuan yang diemban demi kesejahteraan rakyat dari partai-partai lalu dirundingkan demi efektifnya pemerintahan untuk multipartai dalam parlemen agar pemerintah yang terbentuk bisa kuat dan efektif demi mencapai tujuan bernegara yaitu suara rakyat yang ingin keadilan, kesejahteraan, kedamaian, dan bisa cari nafkah yang cukup. 

 Jadi tidak untuk kuat pemerintahan demi dirinya sendiri atau demi kuasa dan pencapaian ambisi politik partainya apalagi demi bagi-bagi lahan kursi untuk berkuasanya partai yang tidak menaruh suara rakyat yang memilihnya untuk diwujudkan dalam tata masyarakat adil sejahtera. Salah kaprah wacana dan tindakan berkoalisi pasca-pemilu legislatif itulah yang dipersepsi dalam pemahaman salah sebagai bagi-bagi kuasa dan terus digulirkan tanpa menoleh sedikit pun dan sebentar pun pada pertanyaan mendasar tujuan pemilu oleh rakyat yang memilih. 

Karena salah kaprah ”palsu” dan tidak otentiklah arti koalisi yang sebenar-benarnya hanya berupa runding-runding cari kepentingan dan keuntungan politis demi keuntungannya partai politik. Karena itu, yang benar saat ini adalah temu untuk kerja sama! Karena salah kaprahnya makna koalisi, lihatlah, muncul dualisme wacana antara yang terbuka disantunkan sebagai pendekatan silaturahmi dan ”yang tertutup” berisi perundingan siapa calon wapres dan capres nanti. 

Lihatlah pula struktur pertemuan yang muncul keluar penandapenanda dualisme ambiguitas ini: pertemuan tertutup lalu disusul konferensi pers terbuka yang untuk akal sehat biasa tetap misterius terselubung isi sebenarnya. Sedang untuk akal budi yang kritis akan menggugat tanya: apa beda upacara temu kangen biasa dan silaturahmi tutup terselubung ”koalisi”? 

Akal sehat kita kembali diusik oleh fenomena tidak logis dalam penentuan kebijakan penghematan BBM, namun diizinkan terus diproduksinya mobil murah. Ketika devisa hemat BBM jebol, lalu debat tidak setujunya mereka yang tahu ada keanehan logika mengatasi macet lalu lintas, namun mobil ditambahi terus tetap tidak ”berani diangkat”. Yang diambil solusinya lebih mengusik akal sehat lagi karena yang akan diganti adalah ukuran corong pipa bahan minyak dipompa-pompa bensin antara yang BBM subsidi dan yang tidak. 

Akal sehat teraniaya lalu bertanya kritis tajam: bukankah manusianya yang menentukan kebijakan dan bukan ”saluran pipa bensin”. Tidakkah bila orangnya tidak mengelupas budinya yang salah kaprah antara mana sarana dan mana tujuan; mana esensi dan mana yang substansial, di sini terjadi pelecehan akal sehat kita semua. 

Mengapa? Karena kita dianggap tidak bisa berpikir sehat dengan common sense sehat bahwa kebijakan yang sudah diikat kepentingan kalkulasi untung rugi uang dan kepentingan bukan sejahteranya orang banyak, di sanalah logika uang dan hasrat cari untung dan memenangkan bisnis modal besar akan ”membuat rabun” akal sehat manusia. 

Jalan pikiran akal sehat berdasar pada logika sebabakibat. Ada asap pasti ada api. Ada buah baik tentu dari pohon yang baik. Ada akibat pecah belah kerukunan atau saling memaki halus atau melalui selubung santun puitis pastilah berasal dari sebab yang antisaling hormat dan antisaling menghargai. Inilah fenomena berikutnya yang mengusik akal sehat karena merasa baik, benar, dan berjuang untuk bangsa, namun hasil ucapan, laku tindakannya ”memecah belah” entah dengan memecah organisasinya atau menerjang anggaran dasar aturan kesepakatan. 

Akal sehat akan melanjutkan renung prediktif ke depan: belum menjadi pemimpin besar bangsa majemuk kok sudah main otoritas alias otoriter. Mestinya akan jadi pemimpin pemersatu keragaman kok laku tindakannya membuat resah dan pecah. Logika akal sehat akan menggugat: bisakah buah yang buruk berasal dari pohon baik? 

Dalam pokok ini akal sehat biasa akan dilukai dan dicederai manakala politik yang mestinya usaha perjuangan untuk Indonesia lebih baik, lebih sejahtera, lebih adil dan hormati kemajemukan suku, religi penyusun satunya Indonesia akan ”merintih luka” bila soal agama, beda ras, dan suku mulai dipakai untuk pemilu calon presiden. Jadi bisa ditarik garis kesimpulan untuk mengukur kerja-kerja akal sehat kita yaitu lihatlah buah-buah ucapan ”serang politik pada lawan!”. 

Dari sanalah bisa diukur calon pemimpin sejati kita apakah ia ambisi untuk kekuasaan dengan segala cara dihalalkan mencapai kursi nomor satu atau kursi-kursi lain ataukah ia menaruh telinga, hati dan nuraninya di jantung sejati rakyat banyak dengan tulus kerja nyata dan bukan pidato citra. 

 Rakyat banyak sudah amat cerdas membaca dan memahami dengan hati tulusnya, mana yang integritasnya jujur dan mana yang kelam mendung tanggung jawabnya dalam menyikapi korban dan anak bangsa yang menanti perubahan perbaikan nasib hidupnya. 

Padahal tanah airnya yang kaya mineral dan limpah kesuburan, tetapi selamanya mereka menjadi buruh di tanah yang bukan miliknya sendiri. Apalagi di air lautan yang sudah dikapling-kapling pemilikannya bukan oleh bangsa bahari Nusantara. 

MUDJI SUTRISNO SJ Guru Besar STF Driyarkara Dosen Pascasarjana Universitas Indonesia Budayawan Artikel ini telah diterbitkan di sindonews.com pada 9 Mei 2014.

Disadur dari: indonesia.ucanews.com

Ratusan Yahudi ultra-Ortodoks protes kunjungan Paus Fransiskus ke Yerusalem

Ratusan Yahudi ultra-Ortodoks protes kunjungan Paus Fransiskus ke Yerusalem

Terakhir di Yerusalem menuntut agar Israel tetap memiliki hak atas situs ini dimana Paus Fransiskus akan merayakan Misa. Paus akan mengunjungi Tanah Suci dari 24 hingga 26 Mei dan sebelum kembali ke Roma ia dijadwalkan akan merayakan Misa di situs yang dikenal sebagai Perjamuan Kudus atau Cenacle, di Gunung Sion. 

Yahudi menghormati situs itu sebagai makam Raja Daud, yang terletak di lantai dasar gedung yang sama. Situs ini juga penting bagi umat Muslim. Rabbi Avraham Goldstein menuduh pemerintah Israel ingin menyerahkan Ruang Atas kepada pihak Vatikan. 

 Kedaulatan atas Cenacle itu, yang direnovasi oleh Fransiskan pada abad ke-14 sebelum kelompok itu dipaksa keluar, adalah masalah yang sangat sensitif. Saat ini bagian dari negosiasi antara Israel dan Vatikan yang diharapkan untuk memulihkan situs itu. Seperti yang dikisahkan dalam Kitab Suci Perjanjian Baru bahwa di tempat itu Yesus mengadakan Perjamuan Terakhir bersama para murid-Nya, sebelum penangkapan dan penyaliban-Nya. 

 Tempat ini, menurut Kitab Suci, Roh Kudus turun atas para rasul (Pentakosta), 50 hari setelah Hari Raya Paskah. Presiden Israel Shimon Peres mengatakan kepada sebuah surat kabar Italia saat berkunjung ke Vatikan April lalu bahwa kompromi telah dicapai tentang Cenacle, dan “99 persen” dari isu-isu yang berkaitan dengan situs tersebut telah ditangani. 

Namun, tidak ada kesepakatan resmi telah diumumkan. Pengunjuk rasa ultra-Ortodoks berencana menggelar aksi demonstrasi lain di sana pada 22 Mei – hanya tiga hari sebelum Paus dijadwalkan tiba di Yerusalem. Kunjungan singkat Paus Fransiskus ke Tanah Suci telah menghadapi kendala, termasuk peningkatan kebencian oleh ekstremis Yahudi yang menargetkan Muslim dan Kristen. 

“Aksi-aksi vandalisme tak terkendali meracuni suasana koeksistensi dan kolaborasi, terutama dalam dua minggu sebelum kunjungan Paus Fransiskus,” kata Patriark Latin Fuad Twal, tokoh Katolik Roma paling senior di Tanah Suci, pada Minggu. 

Sumber: UCA News
Disadur dari: indonesia.ucanews.com

Relikwi dua paus tiba di Thailand

Relikwi dua paus tiba di Thailand 

Pastor Komsan Yancharoen masih mengenang pentahbisannya 30 tahun lalu dalam cuaca panas yang menyengatkan. Memori abadi lain dari hari itu adalah bahwa orang yang menahbiskan dia menjadi orang kudus – Paus Yohanes Paulus II. Paus Yohanes Paulus II mengadakan kunjungan pastoral ke Asia tahun 1984 termasuk menahbiskan 23 imam Thailand. 

Pastor Yancharoen mengatakan bahwa meskipun bahasa Inggris-nya pada saat itu buruk dia masih ingat sedikit pesan yang disampaikan Paus itu. Tapi, dia ingat bahwa Paus Yohanes Paulus II menunjukkan “sisi lemah lembut Gereja” yang membantu memajukan peran Gereja Katolik dalam masyarakat Thailand. “Di Thailand, banyak orang yang bingung tentang Gereja Katolik dan tujuannya, tapi Paus itu membantu mengurangi kebingungan ini,” katanya kepada ucanews.com, pada Misa pada 10 Mei dan prosesi di Provinsi Nakhon Pathom menyambut relikwi dua orang kudus itu – St. Yohanes Paulus II dan St. Yohanes XXIII. 

 Dua Paus terkenal di abad ke-20 itu dikanonisasi oleh Paus Fransiskus di Vatikan pada 24 April. Relikwi itu - sebotol kecil darah dari St. Yphanes Paul II dan sepotong kecil kulit dari St. Yohanes XXIII, akan tetap berada di Thailand dan akan dibawa ke paroki-paroki di seluruh negeri itu. Pastor Yancharoen berkumpul di Aula St. Yohanes Paulus II bersama hampir 5.000 umat Katolik Thailand untuk menyambut relikwi itu ke Thailand. 

Keesokan harinya, relikwi itu dipresentasikan kepada Raja Bhumibol Adulyadej oleh Konferensi Waligereja Thailand di Klai Kangwon Palace di Hua Hin, dimana para uskup juga mempersembahkan doa-doa untuk kesehatan bagi raja itu. Monsignor Andrew Vissanu Thanya Anan, wakil sekjen Konferensi Waligereja Thailand dan mantan wakil Dewan Kepausan Dialog Antaragama, mengatakan kedua Bapa Suci itu memiliki hubungan khusus dengan Raja Thailand. 

Raja Bhumibol mengunjungi Paus Yohanes XXIII di Vatikan tahun 1960, kemudian raja mengundang Paus untuk mengunjungi Thailand. Kunjungan Paus Yohanes Paulus II tahun 1984 ini sebagai bagian untuk memenuhi undangan raja tersebut. Selama kunjungannya, Paus Yohanes Paulus II bertemu dengan para pengungsi di kamp Phanat Nikhom di Thailand. Mgr Vissanu mengatakan bahwa saat itu “rakyat Thailand menyaksikan sikap yang rendah hati dari Paus ini”. 

“Thailand selalu menjadi beban para pengungsi. Ketika mereka melihat pemimpin Gereja itu mengunjungi pengungsi, orang-orang Thailand mulai mengetahui Gereja Katolik dengan lebih baik,” katanya. 

 Sumber: UCA News
Disadur dari: indonesia.ucanews.com

RENUNGAN HARIAN, PEKAN PASKAH IV: RABU, 14 MEI 2014

RENUNGAN HARIAN, PEKAN PASKAH IV: 
RABU, 14 MEI 2014 
(Pesta St. Matias Rasul) 
Kis. 1:15-17,20-26; Mzm. 113:1-2,3-4,5-6,7-8; Yoh. 15:9-17 

INJIL : 
 "Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu. Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya. Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh. Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu. Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku. Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu. Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain." 

RENUNGAN: 
Para saudara, Dlm injil hari ini Yesus berbicara tentang kasih. Yesus mengatakan bahwa Dia sungguh mengasihi manusia sehingga Yesus menjadikan kita sahabat2-Nya, Dia rela menyerahkan nyawanya demi manusia.Yesus mengasihi manusia bukan krn terlebih dahulu manusia mengasihi Dia, tetapi Dia mengasihi manusia sebelum manusia mengasihi Dia. 

Yesus mengajarkan bahwa kasih berarti mau menjadikan orang lain menjadi sahabat/saudara, rela berkorban demi sesama dan mengasihi orang lain sebelum dikasihi atau bukan krn dikasihi. Inilah ajaran cinta kasih yang diajarkan oleh Yesus. Apa yang diajarkan oleh Yesus adalah yang telah dihidupi-Nya sendiri. Kita sering begitu mudah berbicara atau membahas tentang cinta kasih, namun sulit mengasihi apalagi seperti yang diajarkan oleh Yesus kpd kita. 

 Para saudara, Yesus sungguh mengasihi kita, menjadikan kita sahabat2-Nya dan sudah memberikan nyawa-Nya bagi kita. Bukan kita yang memilih Dia untuk kita kasihi, tetapi Dia yang tekah memilih kita untuk dikasihi-Nya. Dia telah mengasihi kita sbelum kita mengasihi-Nya. Maka sudah seharusnya kita sebagai sahabat2 Yesus, hidup saling mengasihi satu sama lain.

RENUNGAN HARIAN, PEKAN PASKAH IV: SELASA, 13 MEI 2014

RENUNGAN HARIAN, PEKAN PASKAH IV: 
SELASA, 13 MEI 2014 
(Maria dr Fatima, Maria Dominica Mazzarello ) 
Kis. 11:19-26; Mzm. 87:1-3,4-5,6-7; Yoh. 10:22-30 

INJIL : 
Tidak lama kemudian tibalah hari raya Pentahbisan Bait Allah di Yerusalem; ketika itu musim dingin. Dan Yesus berjalan-jalan di Bait Allah, di serambi Salomo. Maka orang-orang Yahudi mengelilingi Dia dan berkata kepada-Nya: "Berapa lama lagi Engkau membiarkan kami hidup dalam kebimbangan? Jikalau Engkau Mesias, katakanlah terus terang kepada kami." Yesus menjawab mereka: "Aku telah mengatakannya kepada kamu, tetapi kamu tidak percaya; pekerjaan-pekerjaan yang Kulakukan dalam nama Bapa-Ku, itulah yang memberikan kesaksian tentang Aku, tetapi kamu tidak percaya, karena kamu tidak termasuk domba-domba-Ku. Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku, dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku. Bapa-Ku, yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar dari pada siapapun, dan seorangpun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa. Aku dan Bapa adalah satu." 

RENUNGAN : 
Para Saudara, orang-orang Yahudi protes kepada Yesus karena menganggap bahwa Yesus membuat mereka bimbang sebab Yesus tidak menyatakan dengan terus terang bahwa Dia adalah Mesias. Yesus menanggapi pernyataan mereka dengan mengatakan bahwa sebenarnya Yesus sudah menyatakan diri-Nya adalah Mesias lewat perkataan dan lewat pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan-Nya dalam nama Allah Bapa, itulah yang memberikan kesaksian tentang Dia. 

Yesus mengatakan bahwa mereka tetap tidak percaya karena mereka bukan berasa dari bagian dari domba-domba-Nya. Sebab kalau mereka bagian dari domba-domba-Nya, mereka pasti percaya dan mengikuti Dia. Kita juga mungkin sudah sering bimbang atas iman kita. Rasa bimbang dalam iman bisa muncul manakala kita mengalami persoalan hidup, manakala ajaran Yesus bertoalk belakang dengan kehendak Tuhan. Dalam hal ini kita sulit mengorbankan keinginan diri dalam mengikuti Yesus. 

Kita sering bimbang dalam iman, walaupun pasti bahwa sudah begitu banyak karya Tuhan dalam hidup kita, namun kita tidak menyadarinya sehingga iman kita tidak teguh kepada Yesus. Mari kita renungkan apa yang dikatakan oleh Yesus kepada orang-orang Yahudi itu. Mereka tidak percaya kepada Yesus karena mereka bukan bagian dari domba-domba-Nya, sebab domba-domba-Nya pasti akan mendengarkan suara-Nya dan Dia mengenal mereka dan mereka mengikut Dia. Maka bila kita sungguh bagian dari domba-domba Yesus, maka kita pun mendengarkan dan mengikuti Dia.

RENUNGAN HARIAN, PEKAN PASKAH IV:

RENUNGAN HARIAN, PEKAN PASKAH IV: 
SENIN, 12 MEI 2014 
Kis 11:1-18, Mzm 42:2-3,;43:3,4; Yoh 10:1-26 

INJIL : 
 Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya; sedangkan seorang upahan yang bukan gembala, dan yang bukan pemilik domba-domba itu sendiri, ketika melihat serigala datang, meninggalkan domba-domba itu lalu lari, sehingga serigala itu menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba itu. Ia lari karena ia seorang upahan dan tidak memperhatikan domba-domba itu. Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku sama seperti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa, dan Aku memberikan nyawa-Ku bagi domba-domba-Ku. Ada lagi pada-Ku domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun juga dan mereka akan mendengarkan suara-Ku dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala. Bapa mengasihi Aku, oleh karena Aku memberikan nyawa-Ku untuk menerimanya kembali. Tidak seorang pun mengambilnya dari pada-Ku, melainkan Aku memberikannya menurut kehendak-Ku sendiri. Aku berkuasa memberikannya dan berkuasa mengambilnya kembali. Inilah tugas yang Kuterima dari Bapa-Ku. 

RENUNGAN : 
Para saudara, Yesus mengatakan bahwa diri-Nya adalah gembala yang baik. Sebagai gembala yang baik, Dia sangat mencintai domba-dombanya, mengenal semua domba-Nya dan bahkan rela memberikan diri serta nyawa demi domba-domba-Nya. Yesus juga adalah pemilik doma-domba itu. Berbeda halnya dengan gembala upahan yang bukan pemilik domba-domba itu; mereka karena bukan pemilik sehingga tidak memperhatikan domba-domba itu dan bahkan lari meninggalkan domba-domba itu ketika serigala datang untuk menerkam domba-domba itu. 

Para saudara, kita adalah milik Yesus, Dia sungguh mengasihi kita, mengenal kita satu-persatu dan Dia rela menyerahkan diri-Nya demi kita. Dengan demikian, walaupun banyak serigala dalam kehidupan ini yang akan berusaha menerkam kita, kita harus yakin bahwa kita punya Yesus yang siap membela dan mempertahankan hidup kita. 

Sekarang yang menjadi persoalannya adalah, "Apakah kita mau hidup sebagai domba-domba milik Yesus? Hidup sebagai domba-domba milik Yesus berarti kita mau dituntun oleh Yesus dengan hidup mendengarkan suara-Nya dan melaksanakannya dalam hidup sehari-hari. Menjadi milik Yesus berarti juga mempercayakan seluruh hidup pada penggembalaan Yesus. Hidup sebagai milik Yesus, maka hidup kita akan beroleh bahagia sejati. 

Para saudara, bila Yesus sungguh menjadi gembala dalam kehidupan kita dan kita adalah domba-dombanya, berarti kita siap sedia dituntun oleh Yesus, yakni dengan hidup mendengarkan, melaksanakan sabda Yesus dan teladan hidup-Nya. Namun kiranya menjadi domba-domba yang baik berarti juga siap menjadi gembala yang baik bagi sesama kita. Penggembalaan kita kepada sesama kita, haruslah meneladan penggembalaan Yesus kepada kita.

Tahun 2030, Cina jadi negara dengan umat Kristen terbanyak di dunia

Tahun 2030, Cina jadi negara dengan umat Kristen terbanyak di dunia

Tahun 2030, Cina jadi negara dengan umat Kristen terbanyak di dunia thumbnail Pada Minggu Paskah ribuan umat berbondong-bondong ke sebuah gereja terbesar di Cina, dan bahkan di Asia - gereja ini akan menjaminkan kesetiaan mereka – bukan kepada Partai Komunis, tetapi kepada Salib. 

Gereja Liushi yang berkapasitas 5.000 orang itu, menyediakan banyak kursi seperti Westminster Abbey dan salib dengan tinggi 206 kaki. Gereja itu dibuka tahun lalu, seorang teolog menyatakan sebuah “keajaiban bahwa sebuah kota kecil mampu membangun gereja raksasa seperti itu”. 

Gedung dengan biaya 8 juta ponsterling (lebih dari 80 miliar rupiah) itu juga salah satu simbol konversi yang paling menonjol yang berbahaya bagi Komunis Cina karena berkembang menjadi salah satu umat Kristen terbesar di dunia. 

“Ini adalah hal yang indah untuk menjadi pengikut Yesus Kristus. Ini memberi kita keyakinan besar,” kata Jin Hongxin, pengunjung berusia 40 tahun yang mengagumi salib emas di atas altar gereja Liushi. 

“Jika setiap orang di Cina percaya kepada Yesus maka kita tidak akan perlu lagi kantor polisi. Tidak akan ada orang berperilaku buruk dan karena itu tidak ada banyak kejahatan,” tambahnya. 

Secara formal Republik Rakyat Cina adalah negara ateis tapi itu berubah cepat karena banyak dari 1,3 miliar penduduk negara itu mencari makna dan kenyamanan spiritual. 

 Jumlah umat Kristen khususnya telah meroket sejak Gereja mulai dibuka kembali sejak wafatnya Mao tahun 1976 yang menandai berakhirnya Revolusi Kebudayaan. 

 Kurang dari empat dekade kemudian, sejumlah orang mengatakan Cina kini bukan hanya menjadi nomor satu ekonomi dunia, tetapi juga menjadi negara Kristen. 

“Dalam perhitungan saya, Cina ditakdirkan menjadi negara Kristen terbesar di dunia,” kata Fenggang Yang, seorang guru besar sosiologi di Purdue University dan penulis Agama di Cina: Survival and Revival under Communist Rule. “Ini akan kurang dari satu generasi. Tidak banyak orang yang siap untuk perubahan dramatis ini,” tambahnya. 

Sumber: UCA News
Disadur dari: indonesia.ucanews.com

Pesan ‘Urbi et Orbi’ Paus Fransiskus pada Hari Raya Paskah 2014

Pesan ‘Urbi et Orbi’ Paus Fransiskus pada Hari Raya Paskah 2014 

Saudara-saudari terkasih, Selamat Paskah! 

Gereja di seluruh dunia menggemakan pesan malaikat kepada para wanita: “Janganlah takut! Aku tahu kalian mencari Yesus yang sudah disalibkan itu. Ia tidak ada di sini. Ia sudah bangkit seperti yang sudah dikatakan-Nya dahulu. Mari, lihat tempatnya Ia dibaringkan” (Mat 28:5-6). 

Ini adalah puncak dari Injil, itu adalah Kabar Baik yang luar biasa: Yesus, yang disalibkan, bangkit! Peristiwa ini adalah dasar dari iman kita dan harapan kita. Jika Kristus tidak bangkit, Kekristenan akan kehilangan makna dasarnya; seluruh misi Gereja akan kehilangan dorongan, karena hal itu adalah titik dari mana ia pertama kali menetapkan. Pesan yang orang Kristen bawa ke dunia ini adalah: Yesus, Cinta yang menjelma, mati di kayu salib demi dosa-dosa kita, tetapi Allah Bapa membangkitkan Dia dan menjadikan-Nya Tuhan kehidupan dan kematian. Di dalam Yesus, cinta telah menang atas kebencian, rahmat atas dosa, kebaikan atas kejahatan, kebenaran atas kepalsuan, kehidupan atas kematian. 

Itulah sebabnya kami memberitahu semua orang: “Datang dan lihatlah”. Dalam setiap situasi manusia, ditandai dengan kelemahan, kedosaan, dan kematian, Kabar Baik bukanlah hanya kata-kata, tetapi kesaksian cinta tanpa syarat dan setia: itu adalah kerendahan hati anda dan menghadapi orang lain, yang dekat dengan mereka yang tertimpa masalah hidup, berbagi dengan orang yang membutuhkan, memperhatikan orang sakit, lansia dan terbuang … “Mari dan lihatlah!”: Cinta lebih kuat, cinta memberi kehidupan, cinta memberi harapan mekar di padang gurun. 

Dengan suka cita ini dalam hati kami, hari ini kami beralih kepada-Mu, Tuhan yang bangkit! 

Bantulah kami untuk mencari Engkau dan menemukan Engkau, menyadari bahwa kami memiliki Bapa dan tidak yatim; bahwa kami dapat mencintai dan memuliakan Engkau. 

Bantulah kami untuk mengatasi bencana kelaparan, yang diperburuk oleh konflik dan oleh pemborosan besar yang harus kami pertanggungjawabkan. 

Mampukan kami melindungi mereka yang rentan, terutama anak-anak, perempuan, dan jompo, saat mereka dieksploitasi dan ditinggalkan. 

Mampukan kami untuk memperhatikan saudara-saudara kami yang dikejutkan oleh wabah Ebola di Guinea Conakry, Sierra Leone dan Liberia, dan untuk merawat mereka yang menderita begitu banyak penyakit lain yang juga menyebar melalui pengabaian dan kemiskinan yang parah. 

Kuatkanlah semua orang yang tidak dapat merayakan Paskah dengan orang yang mereka cintai karena mereka telah secara tidak adil dirampok kasih sayang mereka, seperti dialami banyak orang, imam dan awam, yang di berbagai belahan dunia telah diculik. 

Kuatkanlah mereka yang telah meninggalkan tanah mereka sendiri untuk bermigrasi ke tempat-tempat yang menawarkan harapan untuk masa depan mereka yang lebih baik dan kemungkinan hidup mereka berjalan secara bermartabat dan, dengan bebas menjalankan keimanan mereka. 

Kami memohon Engkau, Tuhan Yesus, agar mengakhiri semua perang dan setiap konflik, baik besar atau kecil, yang telah lama atau baru. 

Kami berdoa secara khusus untuk Suriah, Suriah tercinta, agar semua mereka yang menderita dampak dari konflik dapat menerima bantuan kemanusiaan yang diperlukan dan tidak ada lagi pihak-pihak akan menggunakan kekuatan mematikan, terutama terhadap warga sipil tak berdaya, melainkan berani menegosiasikan perdamaian yang lama ditunggu dan telah lama tertunda! 

Yesus, Tuhan yang agung, kami memohon Engkau menghibur para korban tindak kekerasan perang saudara di Irak dan mempertahankan harapan yang diajukan dengan dimulainya kembali perundingan damai di antara Israel dan Palestina. 

Kami mohon mengakhiri konflik di Republik Afrika Tengah dan menghentikan serangan brutal teroris di beberapa bagian Nigeria dan tindak kekerasan di Sudan Selatan. Kami mohon agar hati yang keras akan beralih ke rekonsiliasi dan kerukunan persaudaraan di Venezuela. 

Dengan kebangkitan Engkau, yang tahun ini kami merayakan bersama-sama dengan Gereja-gereja yang mengikuti kalender Julian, kami memohon Engaku mencerahkan dan menginspirasi inisiatif yang mempromosikan perdamaian di Ukraina sehingga semua pihak yang terlibat, dengan dukungan dari komunitas internasional, akan membuat setiap upaya untuk mencegah kekerasan, dalam semangat persatuan dan dialog, dan masa depan Negara itu. Pada hari ini, mungkin mereka dapat memberitakan kepada saudara-saudari mereka bahwa Kristus telah bangkit, Khrystos voskres! 

Ya Tuhan, kami berdoa kepada-Mu bagi semua bangsa di bumi: Engkau telah mengalahkan kematian, memberikan kami kehidupan-Mu, memberikan kami damai sejahtera-Mu! Saudara-saudara terkasih, Selamat Paskah! 

Sumber: UCA News
Disadur dari: indonesia.ucanews.com

RENUNGAN HARIAN Hari Senin dalam Pekan Suc: 14 April 2014.

RENUNGAN HARIAN
Hari Senin dalam Pekan Suc: 14 April 2014. 

BACAAN INJIL:
Enam hari sebelum Paskah Yesus datang ke Betania, tempat tinggal Lazarus yang dibangkitkan Yesus dari antara orang mati. Di situ diadakan perjamuan untuk Dia dan Marta melayani, sedang salah seorang yang turut makan dengan Yesus adalah Lazarus.  Maka Maria mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang mahal harganya, lalu meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya; dan bau minyak semerbak di seluruh rumah itu. Tetapi Yudas Iskariot, seorang dari murid-murid Yesus, yang akan segera menyerahkan Dia, berkata:  "Mengapa minyak narwastu ini tidak dijual tiga ratus dinar dan uangnya diberikan kepada orang-orang miskin?"  Hal itu dikatakannya bukan karena ia memperhatikan nasib orang-orang miskin, melainkan karena ia adalah seorang pencuri; ia sering mengambil uang yang disimpan dalam kas yang dipegangnya. Maka kata Yesus: "Biarkanlah dia melakukan hal ini mengingat hari penguburan-Ku. Karena orang-orang miskin selalu ada pada kamu, tetapi Aku tidak akan selalu ada pada kamu." Sejumlah besar orang Yahudi mendengar, bahwa Yesus ada di sana dan mereka datang bukan hanya karena Yesus, melainkan juga untuk melihat Lazarus, yang telah dibangkitkan-Nya dari antara orang mati. Lalu imam-imam kepala bermupakat untuk membunuh Lazarus juga,  sebab karena dia banyak orang Yahudi meninggalkan mereka dan percaya kepada Yesus.
 
RENUNGAN

Para saudara, Maria tersungkur di bawah kaki Yesus, membasuhnya dengan minyak yang sangat harum, yang harganya pasti sangat mahal dan membasuh kaki Yesus dengan rambutnya. Maria melakukan demikian sebagai tanda cinta, penghormatan yang sangat tinggi kepada Yesus dan juga tanda syukurnya kepada Yesus atas kasih yang dirasakannya. Bagi Maria, merendahkan diri di bahwa kaki Yesus dengan cara tersungkur di hadapan Yesus. Maria tidak merasa rugi meminyaki kaki Yesus dengan minyak wangi yang mahal. Harga minyak wangi yang mahal, baginya tidak seberapa dibanding dengan kasih Yesus yang dialaminya. Demikian juga Maria juga tidak segan-segan menyeka kaki Yesus dengan rambutnya. Dia tidak merasa bahwa kehormatannya hilang dengan menyeka kaki Yesus dengan rambutnya yang indah. 

Berbeda halnya dengan Yudas Iskariot, seorang dari murid-murid Yesus, yang akan segera menyerahkan Yesus berpikir bahwa tindakan Maria yang meminyaki kaki Yesus dengan minyak wangi yang harganya mahal, itu dianggap pemborosan, membuang-buang uang. Yudas Iskariot memberi alasan dengan mengatakan, "Mengapa minyak narwastu ini tidak dijual tiga ratus dinar dan uangnya diberikan kepada orang-orang miskin?" Namun Injil dengan jelas mengatakan bahwa Yudas berkata demikian bukan karena memang dia punya kepedulian dan memperhatikan nasib orang-orang miskin, melainkan karena ia adalah seorang pencuri; ia sering mengambil uang yang disimpan dalam kas yang dipegangnya. 

Para saudara, Maria sungguh mengasihi Yesus dan dia menyadari kasih Yesus sungguh besar. Oleh sebab itu, dia tidak segan-segan merendahkan diri dengan tersungkur di bawah kaki Yesus. Kitapun hendaknya demikian, kita manusia berdosa tetapi Yesus sungguh mengasihi kita. Maka baiklah kita datang kepada Yesus, tersungkur di bawah kaki-Nya untuk memohon ampun atas dosa-dosa kita. Kalau Maria membasuh kaki Yesus dengan minyak wangi yang mahal dan menyeka dengan rambutnya, mari kita basuh dan menyeka kaki Yesus dengan air mata pertobatan kita dan niat hati untuk bertobat dengan hidup baik seturut kehendak Tuhan sendiri. Ingatlah, bahwa harta dan apapun yang kita miliki, juga kehormatan kita, tidak ada bandingnya bila dibandingkan dengan cinta Yesus yang sudah kita terima. Selamat beraktifitas, selamat menjalani pekan suci. Tuhan memberkati.

Paus Fransiskus tekankan manfaat retret

Kurang dari seminggu sebelum ia bertemu dengan para pejabat tinggi Vatikan dan para pendamping rohani dari Italia untuk menghadiri Retret Prapaskah selama seminggu, Paus Fransiskus mengatakan retret harus memperbaharui iman peserta, mengubah pelayanan mereka, dan hubungan mereka dengan orang lain. 

“Mereka yang menjalani retret dengan cara yang otentik,” kata Paus, “mengalami penghiburan, pertobatan, kembali diperbaharui, perubahan dalam kehidupan dan pelayanan mereka sehari-hari serta dalam hubungan mereka.” Paus Fransiskus bertemu dengan sebuah federasi yang terdiri dari para pendamping rohani dari Italia dan mereka yang mengelola Rumah Retret di seluruh negeri itu, yang memberikan kesempatan orang-orang Katolik untuk “mendengarkan Firman Allah secara intens dalam keheningan dan doa.” 

 Vatikan telah mengumumkan pada Oktober bahwa Paus Fransiskus telah memutuskan bahwa ia dan para pejabat senior Vatikan tidak akan menghadiri retret Prapaskah mereka di Vatikan, tapi mereka akan pergi ke tempat retret milik Fathers Pauline (OSPPE) dan pusat konferensi di Ariccia, sebuah kota yang berjarak sekitar 20 kilometer sebelah tenggara Roma. 

Bapa Suci telah memilih Msgr Angelo De Donatis, direktur spiritual yang terkenal dan pastor dari sebuah paroki di kota Roma, untuk memimpin retret yang akan berlangsung pada 9 hingga 14 Maret. 

Sumber: UCA News
Disadur dari: indonesia.ucanews.com

RENUNGAN HARIAN, Hari Jumat sesudah Rabu Abu : 7 MARET 2014

RENUNGAN HARIAN, Hari Jumat sesudah Rabu Abu : 
7 MARET 2014 
(Perpetua dan Felisitas ) 
Yes. 58:1-9a; Mzm. 51:3-4,5-6a,18-19; Mat. 9:14-15 

INJIL
Kemudian datanglah murid-murid Yohanes kepada Yesus dan berkata: "Mengapa kami dan orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?" Jawab Yesus kepada mereka: "Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka? Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa". 

RENUNGAN ; 
Para saudara, kita sudah memasuki masa Prapaskah, masa yang dikenal dengan sebgai masa pantang dan puasa. Pantang dan puasa sudah lama ada dalam kehidupan agama. Sebagaiman kita baca dalam injil hari ini, murid-murid Yohanes datang kepada Yesus, mereka protes karena melihat bahwa murid-murid Yesus tidak berpuasa sedangkan mereka dan orang-orang Farisi melakukan puasa dan pantang. Mereka menganggap bahwa Yesus tidak mengajarkan murid-murid-Nya untuk pantang dan puasa. 

 Menanggapi protes para murid Yohanes, Yesus mengatakan bahwa sahabat-sahabat mempelai laki-laki bergembira selama mempelai itu bersama mereka. Mempelai laki-laki yang dimaksudkan adalah Yesus sendiri. Yesus sang Mesias sedang bersama dengan para murid, sehingga para murid bergembira dan tidak membutuhkan puasa dan pantang. Puasa dan pantang adalah upaya mengekang diri dari keinginan badan atau keinginan diri, sehingga hidup terarah pada Tuhan sendiri. Atau puasa dan pantang adalah mengendalikan diri supaya bersatu dengan Tuhan. 

Persatuan dengan Tuhan, itulah tujuan utama dari pantang dan puasa. Para murid Yesus sedang bersama dengan dengan Yesus yang adalah Tuhan. Maka jelas bahwa para murid tidak membutuhkan puasa dan pantang pada saat itu. Oleh sebab itu, pantang dan puasa dalam masa prapaskah bukan hanya soal makan dan minum tapi pertobatan hidup yg semakin dekat n bersatu dengan Tuhan. Kita masih sering hidup dikendalikan oleh keinginan diri atau keinginan daging karena kelemahan manusiawi kita. 

Kita perlu berpantang dan puasa karena keinginan n kelemahan manusiawi kita sering menjauhkan kita dari Tuhan. Pantang dan puasa yang kita lakukan adalah untuk mengatur hidup agar sesuai dengan kehendak Tuhan sehingga kita bersatu dengan Tuhan. Kiranya tidak ada gunanya berpuasa dan berpantang bila hidup kita tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. Bila kita sudah bersatu dengan Tuhan, maka Tuhan sendirilah yang mengendalikan hidup kita. Maka bila kita sungguh2 sudah bersatu dngn Tuhan n Tuhan dlm kita,kita tdk butuh pantang n puasan,itu berarti kita hidup oleh Roh Allah saja. 

Berpuasa dan perpantang juga bukan hanya sekedar demi kepentingan diri sendiri. Berpuasa dan berpantang yang sesunggunya adalah menjadikan diri kita menjadi berkat bagi sesama. Nabi Yesaya mengatakan, “Berpuasa yang Kukehendaki, ialah supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman, dan melepaskan tali-tali kuk, supaya engkau memerdekakan orang yang teraniaya dan mematahkan setiap kuk, supaya engkau memecah-mecah rotimu bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah, dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri!(Yes 5: 6-7) Maka puasa dan pantang yang kita lakukan, kita melepaskan diri dari perbuatan yang tidak baik dan mengubahnya dengan hidup dan perbuatan baik bagi sesama kita. Dengan demikian, puasa dan pantang yang kita lakukan mendatangkan berkat bagi sesama kita. Amin.

Umat Katolik diminta cerdas memilih Caleg

Umat Katolik diminta cerdas memilih Caleg 

Umat Katolik diajak agar cerdas dan menurut hati nurani memilih calon legislatif (Caleg) dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 2014. “Pemilu adalah suatu peristiwa politik yang merupakan titik awal baru bagi penentuan masa depan bangsa dan negara Indonesia lima tahun mendatang, karena itu pilihan kita harus tepat,” kata Mgr Josephus Suwatan MSC, Uskup Manado, dalam surat gembala Prapaskah tentang Pemilu 2014 yang dibacakan di semua gereja di Keuskupan Manado, Minggu. 

Pilihan tepat dan cermat, kata Mgr Suwatan, artinya mereka yang terpilih nanti adalah mereka yang benar-benar memberi diri untuk perkembangan dan kemajuan bangsa dan negara. “Memilih mereka yang tidak peduli dengan urusan bangsa dan negara, hanya mementingkan diri sendiri, mementingkan kelompoknya atau partainya, berarti pilihan kita tidak tepat,” kata Uskup Suwatan. 

Kalau pilihan tepat, katanya, pemilih percaya akan menikmati masa depan yang lebih baik dari hari ini. “Jika pilihan kita tidak tepat, berarti harus siap menghadapi masa depan yang lebih buruk dari hari ini,” katanya. Guna menentukan pilihan yang benar, kata Uskup Suwatan, penting untuk mencari informasi sebanyak mungkin tentang para calon yang ada, seperti agama, kesaksian hidup beriman, pengalaman dan keterlibatan dalam organisasi, pekerjaan atau profesi yang sementara ditekuni, kemampuan berpolitik khususnya dalam hal memperjuangkan kepentingan masyarakat umum. 

“Saya menyampaikan ajakan untuk mempergunakan hak suara pada waktunya dengan baik dan benar,” kata Uskup. Gambaran masa depan, kata Suwatan, semua menginginkan hidup sejahtera lahir dan batin, hidup dalam kedamaian dengan siapa saja tanpa pandang bulu, menikmati terjaminnya kebebasan beragama serta mengalami keadilan karena diperlakukan sama di hadapan hukum. Yang tak kalah penting, kata Uskup Suwatan, membangun bangsa tanpa korupsi, narkoba, perusakan lingkungan, serta menegakkan martabat hidup manusia yang menjadi korban tindakan pelecehan. Uskup Agung Jakarta Mgr Ignatius Suharyo juga menyerukan kepada umat Katolik untuk tidak boleh Golput. 

“Diharapkan semua umat Katolik menggunakan hak pilihnya sebagai bentuk tanggung jawab seorang warga negara yang baik,” kata Uskup Agung Suharyo. “Kita memilih dengan cerdas dan menurut hati nurani, calon-calon yang jelas yang melayani kepentingan bersama atau kebaikan bersama dan bukan yang lain,” demikian surat gembala Prapaskah yang disampaikan Uskup Agung Suharyo melalui audio-visual ditayangkan saat Misa di gereja-gereja Keuskupan Agung Jakarta. Ia berharap mereka yang akan dipilih tidak menggantikan Pancasila dengan mamon. 

“Semoga mereka yang terpilih tidak menggantikan Pancasila dengan mamon. Semoga mereka terdorong oleh kekhawatiran yang melahirkan kepedulian dan kemurahan hati, bukan kekhawatiran yang melahirkan keserakahan.” Gereja menolak Caleg pro-tambang Pastor Bene Bensi menegaskan, gereja menolak calon legislatif pro-tambang atau pro-kerusakan alam. 

Sebaliknya, gereja akan mendukung calon legislatif yang pro-terhadap keselamatan dan keutuhan alam. “Kami berharap pemilih cerdas menentukan pilihan yang berkualitas dan jangan memilih yang pro-kerusakan alam di Manggarai Barat,” kata Pastor Bene, saat menjadi pembicara dalam dialog publik Pemuda Katolik Komisariat Cabang Manggarai Barat belum lama ini.
Disadur dari: indonesia.ucanews.com

RENUNGAN HARIAN, Hari Kamis sesudah Rabu Abu : 6 MARET 2014

RENUNGAN HARIAN, 
Hari Kamis sesudah Rabu Abu : 
6 MARET 2014 
Ul. 30:15-20; Mzm. 1:1-2,3,4,6; Luk. 9:22-25 

INJIL : 
Suatu hari Yesus berkata: "Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga." Kata-Nya kepada mereka semua: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya. Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia membinasakan atau merugikan dirinya sendiri?". 

RENUNGAN :
 "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku." (Luk 9:23) 

Sangat wajar bila semua orang ingin hidup bahagia, tidak menghendaki hidupnya menderita dan bahkan seringkali orang akan berusaha berjuang agar hidupnya tidak menderita serta menghindarkan penderitaan dalam hidupnya. Namun Yesus mengatakan "Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga."(Luk 9:22) 

Yesus tahu pasti bagaimana hidup yang akan dialami-Nya karena perutusan-Nya. Itu semua konsekuensi dari cinta kasih-Nya kepada manusia yang hendak diselamatkan-Nya. Yesus tidak mencari-cari penderitaan itu, penderitaan itu juga bukan karena Allah Bapa menghendakinya demikian. Namun penderitaan itu adalah resiko yang diterima dengan sukacita karena kasih Tuhan yang mau menyelamatkan manusia. Yesus tidak menghindari resiko penderitaan itu, tetapi menerimanya dengan sukacita demi keselamatan manusia. Yesus mengajarkan kepada kita bahwa untuk mengikuti Dia, kita harus menyangkal diri dan memikul salib kita. 

Menyangkal diri berarti kita harus menyangkal atau mematikan kehendak dan keinginan daging yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. Kita harus lebih mengutamakan kehendak Tuhan daripada kehendak diri sendiri atau kehendak daging. Yesus tidak mengajar kita supaya mencari-cari penderitaan dalam hidup. 

Penderitaan itu pasti akan menemui kita semua apalagi penderitaan karena hidup iman kita. Bila penderitaan itu menghampiri hidup kita, kita tidak boleh menolaknya, kita menghadapinya dalam iman dengan tetap teguh setia dalam iman kepada Allah. Juga apabila penderitaan itu menghampiri kita karena hidup iman, kita tidak bisa menolaknya, tetapi menghadapinya dalam Tuhan. Dengan demikian, penderitaan itu menjadi salib kehidupan kita sebagai orang beriman. 

Memang memikul salib demi Yesus, itu tidak enak dan berat, namun kita harus yakin kalau kita tetap setia dalam iman kepada Yesus, maka penderitaan dan salib yang berat itu pasti bisa kita hadapi dan pikul, karena Yesus sendiri telah memikul salib yang berat demi keselamatan kita, maka Dia juga akan menolong kita dengan ikut memikul salib kita. Dengan memikul salib bersama Yesus, kita justru akan beroleh keselamatan kekal. Kita jangan berpikir untuk menghindarkan salib atau penderitaan karena iman dengan alasan takut kehilangan nyawa atau hendak menyelamatkan nyawa kita. 

Ingatlah bahwa nyawa itu bukan milik kita, kita tidak bisa menguasai dan menyelamatkannya karena nyawa itu adalah milik Tuhan sendiri. Namun bila kita tetap setia dalam iman kepada Yesus walaupun harus menghadapi penderitaan hidup, kita menyelamatkan nyawa kita karena Yesus sendiri akan menganugerahkan hidup kekal kepada kita. Janganlah karena ingin mempertahankan hidup di dunia ini dengan segala kesenangannya justru kita kehilangan hidup kekal. Amin.

RENUNGAN HARIAN, PEKAN BIASA VIII: RABU 5 MARET 2014

RENUNGAN HARIAN, PEKAN BIASA VIII: 
RABU 5 MARET 2014 
Yak. 5:13-20; Mzm. 141:1-2,3,8; Mrk. 10:13-16 

INJIL : 
Suatu hari berkatalah Yesus kepada para muridNya: "ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga. Apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong, supaya mereka dipuji orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu. Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu. Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu. Apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu." 

RENUNGAN 
Para saudara, hari ini kita memasuki awal masa Prapaskah dengan merayakan hari Rabu Abu. Pada awal masa Prapaskah kita menerima abu di dahi kita. Menerima abu pada awal Prapaskah ini mau mengingatkan bahwa kita adalah manusia biasa yang diciptakan Tuhan dari debu tanah, mengingatkan kita seperti abu yang kotor dan bukan siapa-siapa tanpa Tuhan, juga bahwa hidup kita seperti abu karena melakukan banyak kesalahan dan dosa. Dari sebab itu, dengan menerima abu pada awal Prapaskah ini, kita diingatkan bahwa kita semua membutuhkan pembersihan diri dengan pertobatan selama masa prapaskah ini. 

Yesus mengajak kita untuk merenungkan bagaimana hidup keimanan kita selama ini. Dalam menjalankan hidup keimanan kita, hendaknya kita lakukan dengan tulus karane iman, yang mana kita ingin semakin dekat dengan Tuhan sendiri, bukan untuk mendapat pujian dari sesama kita. Tentu juga bukan untuk mendapat pujian dari Tuhan atau mengharapkan pahala dari Tuhan sehingga berpikir bahwa bila kita melakukan hidup keimanan kita dengan baik, maka kita berhak untuk menuntut berkat dari Tuhan. Kita tidak perlu menuntut berkat dari Tuhan karena merasa sudah berjasa dengan hidup beriman, karena sudah sejak semula Allah menyatakan berkat-Nya kepada kita sebelum kita mengikuti-Nya. 

Dengan demikian, kita menghayati iman kita karena kita menyadari kasih dan berkat Tuhan yang sudah kita terima dan kita percaya bahwa hidup dengan segala yang baik yang ada pada kita adalah pemberian Tuhan sendiri. Oleh sebab itu, pada awal masa prapaskah ini, kita hendaknya merenungkan bagaimana hidup keimanan kita selama ini. Selama masa Prapaskah ini, kita hendak memperbaharui diri dengan pertobatan hidup yang nyata dalam kehidupan sehari-hari. 

Pertobatan itu haruslah semakin mendekatkan diri kita kepada Tuhan. Oleh sebab itu, masa prapaskah bukan hanya soal makan dan minum saja. Berdasarkan injil yang kita dengarkan hari ini. Ada tiga hal yang patut kita lakukan selama masa prapaskah ini, yakni memberi sedekah, berdoa dan berpuasa. Ketiga hal ini kiranya wajib kita lakukan selama masa prapaskah ini, walaupun tidak hanya itu yang bisa kita lakukan. Memberi sedekah kepada orang miskin atau beramal berarti kita tidak lagi hanya memikirkan diri sendiri, kita ikut memikirkan orang lain yang lebih miskin dari kita. 

Mungkin selama ini kita hanya memikirkan diri sendiri, tidak peduli dengan sesama kita yang miskin. Mungkin selama ini kita hanya sibuk untuk mencari harta atau kepuasan diri. Maka selama masa prapaskah ini, kita diajak untuk peka dan pedulid engan sesama yang miskin. Sikap peduli dan peka itu haruslah diwujudkan dengan perbuatan kasih kepada sesama dengan rela berbagi dengan sesama yang jauh lebih miksin dari kita. 

Berdoa yang dimaksudkan adalah bukan hanya sekedar mendoakan rumusan doa yang biasa kita lakukan. Mungkin saja kita selama ini sudah berdoa, namun selama masa Parpaskah ini baiklah kita semakin banyak berdoa, atau kita lebih banyak lagi berdoa. Sebagaimana kita ketahui doa adalan membuka hati untuk Tuhan. Dengan membuka hati kepada Tuhan, kita membiarkan Tuhan hadir dalam hidup kita. Doa itu ungkapan iman kita kepada Allah dan lewat doa kita bersatu dengan Tuhan. 

Hal ketiga yang wajib kita lakukan selama masa Prapaskah adalah berpantang dan berpuasa makan dan minum. Kita berpantang dan berpuasa dengan tujuan mengekang diri dari keinginan badan atau keinginan tidak terarut. Kita berpantang atas kesenangan diri dan berpuasa dengan mengurangi makan dan minum. Dengan berpantang dan berpuasa, kita berarti berusaha mengatur diri, menjaga diri dari keinginan badan, sehingga bukan lagi badan atau kesenangan diri yang menugasai kita. Dengan berpantang dan berpuasa, kita juga sekaligus ingin ikut merasakan penderitaaan sesama yang miksin. Lebih dari itu, dengan berpantang dan berpuasa kita sekaligus hendak berbagi dengan sesama lewat persembahan dari hasil dan pantang kita. Namun hendaknya semuanya itu kita lakukan dengan tulus dan penuh iman, bukan karena hendak mendapat pujian dari sesama dan juga dari Allah. Amin.

 
Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan! (2Kor 8:14)