Pembangunan Gereja Paroki Tigalingga

Pembangunan Gereja Paroki sedang berlangsung. Kami sangat mengarapkan uluran kasih para Saudara untuk membantu.

Gotong Royong Pembangunan Gereja

Tidak ada kata yang bisa melukiskan pengalaman indah pada waktu gotong royong pengecoran lantai 2 bangunan Gereja selain, suatu keyakinan bahwa semuanya dapat terlaksana adalah karena MUKJIJZAT ALLAH BEKERJA.

Pengecoran Lantai Panti Imam Gereja

Pengecoran Lantai 2 bangunan Gereja ini dilakukan pada hari Selasa, 30 Agustus 2011 yang lalu. Luas yang dicor adalah 19 m x 24 m. Hujan yang mengguyur tidak menyurutkan semangat umat.

Kerjasama Imam dan Umat

Uskup emeritus KAM, Mgr. A.G.Pius Datubara OFM.Cap, datang berkunjung ke Paroki dan memberi semangat pada umat dalam pembangunan Gereja Paroki. Para pastor juga ikut berkerja bersama umat dalam pembangunan Gereja.

Misa Tridentin: Warisan Liturgi Yang Dipertahankan

HIDUPKATOLIK.com - Paus Benediktus XVI mengeluarkan Surat Apostolik Summorum Pontificum yang menjamin penggunaan Misa Tridentin...

Pembinaan Para Pengurus Gereja

Tidak sedikit umat katolik yang kerap menganggap bahwa Liturgi adalah sekedar perayaan wajib biasa yang dilaksanakan pada hari minggu.

Pertemuan Ibu-Ibu dan Pesta Pelindung Paroki

Pertemuan para ibu se-paroki telah terlaksana pada hari Kamis-Sabtu, 15 s/d 16 Juli 2011. Pertemuan ini mengundang semua ibu katolik yang ada di paroki untuk hadir dalam pertemuan/pembinaan para ibu katolik dan juga segaligus menjalin kebersamaan para ibu. Penutupan pertemuan sikaligus Pesta Pelindung Paroki.

Pembinaan Asmika se-Paroki

Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku; inilah yang menjadi tema dari pertemuan dan pembinaan minggu gembira yang telah berlangsung dengan sangat baik.

Mudika Ambil bagian dalam pembangunan Gereja Paroki

Mudika paroki tidak mau berpangku tangan melihat pembangunan Gereja paroki. Para mudika juga ambil bagian dengan mengumpulkan kerikil di sungai.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 1)

Umat dari lingkungan paroki dan juga dari beberapa stasi kembali bekerja sama dengan bergotong royong membangun gereja paroki. Untuk kali ini, umat bergotong royong men-cor lantai balkon bangunan Gereja.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 2)

Allah peduli. Karena kepedulian Allah atas pembangunan rumah-Nya ini, maka kami kamipun peduli dan bisa melanjutkan pembangunanini. Kepedulian Allah kami rasakan juga lewat kepedulian para Saudara.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 3)

Mari kita memuliakan Tuhan, tidak hanya dengan kata2 indah, tetapi dengan perbuatan nyata dengan rela berkorban.

Pertemuan akhir Tahun 2011 Pengurus Gereja se-Paroki

Para pengurus Gereja adalah ‘ujung tombak’ Gereja khususnya di stasi-stasi. Peran para pengurus Gereja ini sangat sentral dalam kehidupan Gereja di stasi-stasi.

Gua Maria dan Menyambut Hari Raya Natal

Persiapan menyambut hari Raya Natal 25 Desember 2011.

Rahmat dan Perlindungan Tuhan

Pastor Anton Manik O.Carm selamat dari kecelakaan mobil masuk jurang.

Rekoleksi dan Aksi Panggilan

Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku.

Pesan Prapaskah Kepausan 2012

"Kita Tidak Boleh Diam Saja terhadap Kejahatan" "Marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik" (Ibr. 10:24).

Pembangunan Gereja Santo Petrus Stasi Rante Besi

Dalam kemiskinan, kesederhanaan, umat membangunan Gereja. Meraka tidak memiliki uang, tetapi mereka memiliki harapan dan iman pada Tuhan.

Misa Perdana Pastor Andreas Korsini Lamtarida Simbolong O.Carm

Puji Syukur pada Tuhan, karena berkat-Nya, misa Perdana Pastor Andreas Lamtarida Simbolon O.Carm bersama 4 Pastor Karmel yang baru ditahbiskan, dapat terlaksana dengan baik pada hari Rabu 31 Oktober 2012 di Stasi Gundaling 1, paroki Maria dari gunung Karmel Tigalingga.

Bakti Sosial : Pengobatan Gratis

Dalam Rangka Menyongsong Jubileum Gereja Katolik di Dairi dan Pakpak Bharat, diadakan bakti Sosial Pengobatan Gratis di Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, pada 9 Desember 2012 yg lalu. Puji syukur pada Tuhan, kegiatan ini berlangsung dengan sangat memuaskan.

Mari Berbagi Berkat Tuhan

 photo UskupEmeritusKAMMgrPiusDautabra.jpg Photobucket

MENDAMBAKAN BERKAT TUHAN

SYALOM...SELAMAT DATANG.
"Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan."(2Kor 8:14)
"Muliakanlah Tuhan dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu." (Amsal 3:9)
"Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya." (Amsal 3:27)
"Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?" (1 Yohanes 3:17)
Saya Pastor Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, atas nama Panitia Pembangunan dan semua umat, memohon bantuan uluran kasih/dana untuk pembangunan Gereja Paroki. Kami sangat membutuhkan berkat Tuhan lewat uluran tangan dari para donatur.
Kami berharap dan berdoa Para Saudara berkenan berbagi berkat Tuhan kepada kami untuk pembangunan Gereja ini yang adalah rumah Tuhan sendiri.
BRI 5379 Unit Tigalingga Sidikalang
No. Rekening : 5379-01-000112-50-8
Nama : PANITIA PEMBANGUNAN GEREJA KATOLIK.
ATAU
BCA KCU MEDAN
NO.0222053453.
Atas Nama : ADYTIA PERMANA P.
(Adytia Permana P. adalah Romo Adytia Permana Perangin-angin O.Carm. Beliau dulu bertugas di Paroki Tigalingga, juga mengawali pembangunan ini, namun sekarang beliau bertugas di Keuskupan Agung Medan sebagai ekonom.Beliau kami minta buka rekening di BCA khusus untuk pembangunan ini, karena di daerah kami tidak ada BCA.)
Kami sangat senang bila sudah mentransfer persembahan, bapak/ibu/saudara/saudari memberitahukan ke kami melalui:
E mail ke :.
parokimariagk3lingga@yahoo.com
atau di SMS ke:.
Romo Anton Manik O.Carm : 081370836645
Romo Willy O.Carm : 081333837433
Untuk lebih jelasnya permohnan kami ini, Para Saudara dapat melihatnya di sini.... Sehubungan dengan Gambar pembangunan dapat melihatnya di sini....
Demikian kiranya Permohonan ini kami sampaikan. Atas dukungan, doa dan bantuan Bapak, Ibu dan Para Saudara-Saudari, kami mengucapkan banyak terima kasih.Berkat Tuhan senantiasa menyertai kita semua. Amin.
HORMAT KAMI:
Pastor Antonius Manik O.Carm

VARIA PAROKI

REKOLEKSI DAN AKSI PANGGILAN TELAH TERLAKSANA DENGAN SANGAT BAIK ;"> "APA YANG KAMU CARI?" (Yoh 1:38).
Puji syukur pada Tuhan, karena Rekoleksi dan Aksi panggilan untuk siswa-siswi Katolik Usia SMP dan SMA se-paroki Tigalingga sudah terlaksana dengan sangat baik. Kegiatan ini dihadiri hampir 400 orang anak. Semuanya dapat terlaksana hanya karena berkat Tuhan. Terimakasih juga kami sampaikan kepada semua Saudara yang telah mendukung dan mendoakan kegaitan kami ini. Kegiatan ini dilaksanakan hanya dengan menggunakan dana partisipasi peserta dan swadaya paroki, karena tidak mendapatkan bantuan dari donatur manapun, namun karena berkat Tuhan dan doa para Saudara, semuanya dapat berjalan dengan sangat baik. Semoga dari antara anak-anak ini, kelak ada yang menjadi Imam dan biarawan-biarawati.
Photobucket
Tuhan memberkati kita.
Kegembiraan dan Persaudaraan
Photobucket
Hari Ulang tahun Romo Anton M.Carm yang seharusnya tanggal 15 Januari 2010, baru dirayakan hari Minggu Minggu 16 Januari 2011 lalu, bersama Romo-romo Karmel se-Dairi, bersama beberapa umat Paroki Tigalingga di Aula Paroki Tigalingga. Pada kesempatan itu, Rm. Bernad O.Carm, pastor paroki Sidikalang memberi kado ulang tahun yakni 20 sak semen untuk pembangunan Gereja dan Rm. Anton sendiri menyumbangkan semua hadiah ultah untuk pembangunan Gereja. Saat itu, hadiah uang yang diperoleh sebanyak Rp. 1.100.000,-. Lumayanlah untuk tambahan dana pembangunan Gereja. Trimakasih buat semuanya.
Saldo Pesta Pelantikan Pengurus Gereja dan Penerimaan Sakramen Krisma, 6-7 Nop. 2010.
Pada hari Kamis 18 Nopember 2010 telah diadakan Evaluasi dan pembubaran Panitia. Saldo dari kegiatan tersebut adalah Rp. 22.320.500 Acara ini dapat berjalan dengan baik karena partisipasi semua umat. Dana juga bisa Saldo karena umat menyumbangkan hasil-hasil pertanian mereka dengan harapan ada Saldo untuk pembangunan Gereja Paroki.Jadi selain dana partisipasi dari umat, juga umat menyumbangkan hasil pertanian yang dibutuhkan untuk mengurangi dana konsumsi. Syukur pada Tuhan, akhirnya memang ada saldo untuk dana pembangunan Gereja. Terimakasih kami ucapkan kepada semua umat Paroki, DPP, Para Panitia, Para Donatur dan siapa saja yang mendoakan dan mendukung kegitan ini. Yesus memberkati kita semua selalu. Amin.

BACAAN Hari Minggu PASKAH IV 29 April 2012 HARI MINGGU PANGGILAN

BACAAN Hari Minggu PASKAH IV 
29 April 2012 
HARI MINGGU PANGGILAN 
Kis 4:8-12, Mzm 118:1,8-9,21-23,26,28cd,29, 1Yoh 3:1-2,Yoh 10:11-18 

BACAAN I: Kis 4:8-12 

“Hanya Yesuslah sumber keselamatan.” 

Maka jawab Petrus, penuh dengan Roh Kudus: "Hai pemimpin-pemimpin umat dan tua-tua, jika kami sekarang harus diperiksa karena suatu kebajikan kepada seorang sakit dan harus menerangkan dengan kuasa manakah orang itu disembuhkan, maka ketahuilah oleh kamu sekalian dan oleh seluruh umat Israel, bahwa dalam nama Yesus Kristus, orang Nazaret, yang telah kamu salibkan, tetapi yang telah dibangkitkan Allah dari antara orang mati?bahwa oleh karena Yesus itulah orang ini berdiri dengan sehat sekarang di depan kamu. Yesus adalah batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan?yaitu kamu sendiri?,namun ia telah menjadi batu penjuru. Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan." 

MAZMUR TANGGAPAN : Mzm 118:1,8-9,21-23,26,28cd,29 

Ulangan: 
Tangan kanan Tuhan telah memperlihatkan kekuatan. Tangan kanan Tuhan telah menjunjungku. Maka, aku tak akan mati, melainkan hidup babadi. 

Ayat: 
1. Bersyukurlah kepada tuhan, sebab Ia baik! Kekal abadi kasih setian-Nya. Lebih baik berlindung pada Tuhan, daripada percaya kepada manusia. Lebih baik berlindung pada Tuhan, daripada percaya kepada bangsawan. 

2. Aku bersyukur kepada-Mu sebab Engkau telah menjawab aku dan telah menjadi keselamatanku. Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan, telah menjadi batu penjuru. Hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita. 

3. Deiberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan! Kami memberkati kamu dari dalam rumah Tuhan. Allahkulah Engkau, aku hendak bersyukur kepada-Mu, Allahku, aku hendak meninggikan Dikau. Bersyukurlah kepada Tuhan sebab Ia baik! Kekal abadi kasih setia-Nya. 

BACAAN II : 1Yoh 3:1-2 

“Kita melihat Yesus dalam keadaan-Nya yang sebenarnya.” 

Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah. Karena itu dunia tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal Dia. Saudara-saudaraku yang kekasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak; akan tetapi kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya. 

BACAAN INJIL: Yoh 10:11-18 

“Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya.” 

Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya; sedangkan seorang upahan yang bukan gembala, dan yang bukan pemilik domba-domba itu sendiri, ketika melihat serigala datang, meninggalkan domba-domba itu lalu lari, sehingga serigala itu menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba itu. Ia lari karena ia seorang upahan dan tidak memperhatikan domba-domba itu. Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku sama seperti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa, dan Aku memberikan nyawa-Ku bagi domba-domba-Ku. 

Ada lagi pada-Ku domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun juga dan mereka akan mendengarkan suara-Ku dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala. Bapa mengasihi Aku, oleh karena Aku memberikan nyawa-Ku untuk menerimanya kembali. Tidak seorangpun mengambilnya dari pada-Ku, melainkan Aku memberikannya menurut kehendak-Ku sendiri. Aku berkuasa memberikannya dan berkuasa mengambilnya kembali. Inilah tugas yang Kuterima dari Bapa-Ku."

Haruskah Gereja terlibat dalam masalah sosial?

Haruskah Gereja terlibat dalam masalah sosial? 

Bukan hal baru, bila umat seringkali berharap Gereja mengambil sikap tertentu di hadapan persoalan-persoalan yang terjadi di sekitar atau yang sedang menjadi wacana publik, terutama yang berkaitan dengan persoalan kemanusiaan. 

”Apa sikap Gereja?” menjadi pertanyaan yang selalu dinanti-nanti jawabannya. Di balik pertanyaan itu secara apriori ada keyakinan si penanya, bahwa sikap yang bakal diambil Gereja pastilah menjadi cerminan kebenaran. Alasannya, sudah lama, suara Gereja dianggap kritis, bersih dari kepentingan-kepentingan pragmatis dan bebas dari intrik-intrik tertentu. 

Pilihan sikap Gereja dianggap selalu berangkat dari dan tertuju pada nilai-nilai kebenaran dan kebaikan. Dalam terminologi Kristiani, nilai-nilai yang diperjuangkan Gereja terarah pada konkretisasi Kerajaan Allah. 

Namun pesoalannya, apakah Gereja kini masih selalu mau terlibat atau minimal menyatakan sikap di hadapan sejumlah soal yang muncul di tengah masyarakat. Entah diakui atau tidak, kadang ada keengganan pihak Gereja untuk mengambil sikap tertentu karena takut mengambil resiko yang kadang memang harus dibayar mahal. Makanya, Gereja terkesan lamban mengambil sikap. Kalaupun cepat, maka selalu penuh dengan kehati-hatian. 

Karena itu pula, sebagian religius atau anggota hirarki yang dalam arti tertentu boleh dianggap vokal, aktif, berani cenderung dianggap tidak taat dan bergerak di luar jalur. Kesan semacam itu mungkin bisa dibenarkan. Tapi, catatannya, jangan sampai keengganan dalam mengambil sikap membuat kehadiran Gereja tak lagi mendatangan dampak sosial bagi banyak orang. Jangan sampai Gereja hanya berkutat pada urusan ritual, meski itu selalu penting. 

Padahal, keterlibatan dalam persoalan konkret masyarakat tempat dimana Gereja hadir perlu dilihat sebagai sebuah imperasi iman juga prasyarat jika Gereja tidak mau kehilangan relevansi kehadirannya. Ini mengandaikan juga adanya kemampuan dan kemauan Gereja sendiri untuk membaca tanda-tanda zaman. Desakan untuk terlibat juga lahir dari kenyataan, dunia kita makin jauh dari tatatan ideal. Penyebabnya bermacam-macam. Sekedar menyebut satu fenomena, globalisasi yang diagung-agungkan ternyata berwajah ganda, mendatangkan berkah sekaligus kutuk.

Di satu pihak, globalisasi mendorong perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Namun, di pihak lain, globalisasi yang juga ditandai perubahan cara berpikir menjauhkan kita dari tatanan hidup yang baik, ketika dalam masyarakat terjadi pembalikan nilai. Misalnya, cita-cita mencapai keadilan sosial gagal ketika yang terjadi adalah ketidakadilan, ketika gerak ekonomi berada sepenuhnya di tangan pemodal sedangkan masyarakat kecil terus dililit kemiskinan. Cita-cita meciptakan perdamaian pun gagal ketika kita berhadapan dengan fakta permusuhan yang menyebar dimana-mana. 

Penghormatan terhadap lingkungan juga makin jauh dari kenyataan. Sementara itu, pemerintah sebagai penentu kebijakan publik, de facto, tidak memainkan perannya secara bertanggung jawab. Kasus-kasus kejahatan datang silih berganti. Dan acapkali persoalan yang satu belum selesai, lahir lagi persoalan berikut Kondisi ini makin parah karena dalam tatanan hidup bersama tercipta sebuah gejala darwinisme sosial, yaitu ideologi dan pola politik yang menyingkirkan orang miskin dan lemah tanpa mengenal ampun. 

Tampaknya prinsip survival of the fittest (yang kuatlah yang bisa bertahan) sudah sedemikian merasuki ranah kehidupan sosial masyarakat. Solidaritas luntur. Individualisme pun makin berkembang. Ini sekilas gambaran situasi kehidupan bersama kita, di mana Gereja juga adalah bagian yang sama sekali tidak terpisah dari fakta seperti ini. Tentu saja, Gereja tidak bisa lagi lari dari dunia atau hanya fokus pada urusan di sekitar altar. Gereja pun tidak bisa lagi mengajarkan rekonsiliasi di mimbar tanpa komitmen jelas dan pemihakan tegas pada perjuangan membela mereka yang ditindas, dipinggirkan dan diperas. 

Pembongkaran budaya represif tidak bisa lagi hanya terjadi lewat khotbah-khotbah. Tetapi pembongkaran itu hanya mungkin berhasil di tengah perjuangan pemerdekaan masyarakat yang menjadi korban. Bentuknya, antara lain lewat upaya-upaya nyata yang memberdayakan, entah karya sosial karitatif maupun advokasi bagi masyarakat-masyarakat yang haknya dilanggar demi kepentingan sekelompok orang. 

Gereja perlu memadukan altar, tempat ia menimba kekuatan untuk berkarya dan konteks tempat dimana Gereja mengalami perjumpaan langsung dengan kehidupan masyarakat. Tuntutan keterlibatan Gereja perlu diberi catatan berikut: dalam melibatkan diri, bukan mentalitas proyek yang dibangun. Mentalitas proyek bisa menggiring perjuangan pada cara-cara pragmatis. 

Perjuangan perlu ditempatkan dalam kerangka aktualisasi pilihan untuk menghadirkan kerajaan Allah. Artinya, keberhasilannya bukan semata-mata berdasakan parameter kuntitatif, tetapi juga dan terutama pada kesetiaan dengan komitmen untuk menjalankan peran profetis. Gereja tidak akan berperan sebagai penggerak pembaruan tanpa terlibat langsung. Hanya setelah terjun dan melibatkan diri Gereja bisa makin menemukan arti penting kehadirannya. Karena itu, tidak ada cara lain selain ia merefleksian dan mengambil langkah nyata berhadapan dengan persoalan-persoalan konkret kini dan di sini. Tanpa itu, Gereja akan terus didera oleh persoalan insignifikansi internal dan irelevansi eksternal. Artinya, ke dalam ia tak lagi membawa pembaruan dan ke luar pun ia sama sekali tidak menyumbangkan apa-apa. 

Jadi jawaban terhadap judul catatan ini, ”Haruskah Gereja Terlibat Dalam Masalah Sosial?”, perlu tegas, ”Ya!”. Alasannya, itu merupakan bagian dari peran profetis dan imperasi iman akan Allah yang juga sudah memilih terlibat dan solider dengan kita sebagai manusia. Ryan Dagur, wartawan ucanews.com
Disadur dari: indonesia.ucanews.com

RENUNGAN HARIAN PEKAN PASKAH III SABTU 28 APRIL 2012

RENUNGAN HARIAN PEKAN PASKAH III 
SABTU 28 APRIL 2012
 (Petrus Chanel, Lukhesius,Louis-Marie Grignion de Montfort) 
Kis 9:31-42, Mzm 116:12-13,14-15,16-17, Yoh 6:60-69 

BACAAN INJIL:

Sesudah mendengar semuanya itu banyak dari murid-murid Yesus yang berkata: "Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?" Yesus yang di dalam hati-Nya tahu, bahwa murid-murid-Nya bersungut-sungut tentang hal itu, berkata kepada mereka: "Adakah perkataan itu menggoncangkan imanmu? Dan bagaimanakah, jikalau kamu melihat Anak Manusia naik ke tempat di mana Ia sebelumnya berada? Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna. Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup. Tetapi di antaramu ada yang tidak percaya." Sebab Yesus tahu dari semula, siapa yang tidak percaya dan siapa yang akan menyerahkan Dia. Lalu Ia berkata: "Sebab itu telah Kukatakan kepadamu: Tidak ada seorangpun dapat datang kepada-Ku, kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya." Mulai dari waktu itu banyak murid-murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia. Maka kata Yesus kepada kedua belas murid-Nya: "Apakah kamu tidak mau pergi juga?" Jawab Simon Petrus kepada-Nya: "Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal; dan kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah."

 RENUNGAN: 
 “Kalau Gereja tidak menerima pernikahan anaknya itu pastor, mereka akan pindah ke Gereja lain, dan nanti pasti banyak juga yang akan ikut mereka pindah ke gereja lain!” 

Inilah pernyataan seorang pengurus yang pernah terlontar ketika datang mengurus pernikahan di stasi mereka. Dengan terpaksa Gereja tidak bisa memenuhi permintaan itu karena tidak memenuhi persyaratn yang ditentukan oleh Gereja. 

Setelah beberpa hari, saya sengaja kunjungan stasi, merayakan misa hari Minggu di sana. Pengurus Gereja menceritakan bahwa pasangan pengantin yang kemarin durus ke paroki akhirnya menikah di Gereja Pentekosta dan orang tua dan keluarganya juga akhirnya pindah ke Gereja Pentekosta itu. Umat dan pengurus seakan mempersalahkan saya dan mengatakan bahwa saya terlalu keras dalam peraturan dan Gereja Katolik terlalu kaku, banyak peraturannya. Saya menanggapinya dengan memberi penjelasan dan pada akhir penjelasan, saya bertanya kepada mereka, “Apakah ada umat lain selain keluarga mereka, yang akhirnya ikut pindah ke Gereja lain?” “Apakah masih ada umat lain yang ingin pindah Gereja hanya karena mengikuti kemauan umat yang tidak mau taat pada aturan Gereja Katolik?” Semua umat diam, tidak berani menjawab pertanyaan saya. 

Setelah satu bulan berlalu, pengurus Gereja dari stasi itu bercerita bahwa keluarga yang dulu pindah ke Gereja Pentekosta kembali lagi ke Gereja Katolik, dengan alasan di tempatnya yang baru tidak enak dan ternyata lebih rumit peraturannya, tidak jelas. Memang sering kali beberapa orang atau umat beranggapan bahwa menjadi katolik itu sulit, banyak peraturannya yang kadang kala berat untuk dilaksanakan. Apakah memang demikian adanya? Tentu tidak. Orang beranggapan demikian, karena mereka hanya ingin memenuhi kepentingan atau keinginan mereka. 

Dalam Injil hari ini kita juga mendengar bahwa beberapa murid pergi meninggalkan Yesus setelah mendengar pengajaran Yesus bahwa diri-Nya adalah roti hidup yang turun dari surga. Yesus mengatakan bahwa untuk masuk ke dalam kerajaan surga, para murid harus makan tubuh-Nya dan minum darah-Nya. Para murid merasa perkataan ini sungguh keras, karena mengunkapkan bahwa para murid harus bersedia seperti Yesus, meneladan seluruh hidup Yesus. Mereka merasa tidak sanggup dan mereka mengundurkan diri, pergi meninggalkan Yesus. Melihat hal itu, Yesus bertanya kepada para murid yang lain, “Apakah kamu tidak mau pergi juga?" Mendapat pertanyaan itu, Simon Petrus memberi jawaban yang sangat menarik: "Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal; dan kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah." 

 Mungkin kitapun seringkali menganggap bahwa perkataan Yesus sungguh keras, sulit untuk kita mengerti dan kita hidupi. Anggapan bahwa sabda Yesus keras, kita jadikan alasan untuk tidak melaksanakannya. Tindakan demikian kiranya bisa disamakan dengan meninggalkan Yesus. Juga masih banyak hal yang bisa membuat kita seakan mau meninggalkan Yesus dalam hidup kita. Tidak jarang orang pergi meninggalkan Yesus karena persoalan hidup, penderitaan, dan juga mencari kesenangan diri sendiri. Ada pula yang meninggalkan Yesus demi mengejar harta, kekayaan, pangkat dan demi orang lain. 

Pada umumnya kita mau meninggalkan Yesus, hanya karena kita tidak mau berkorban dalam mengikuti sabda dan teladan hidupnya. Tidak mau berkorban itu berarti kita tidak mau kehilangan kesenangan diri sendiri. Seringkali kita lebih mementingkan kepentingan dan kehendak sendiri. Bahkan terkadan kita menganggap bahwa sudah seharusnya Yesus memenuhi kehendak hati kita. Padahal dalam mengikuti Yesus dan untuk menuju kebahagiaan dan kehidupan kekal, kita mengikuti Dia, bukan Dia mengikuti kehendak kita. Kita harus selalu ingat bahwa pergi meninggalkan Yesus, kita bukan menemukan kebahagiaan hidup, tetapi kita menuju kebinasaan hidup. Mari kita merenungkan jawaban Petrus yang mengatakan bahwa Yesus adalah Kudus yang diutus oleh Allah untuk menyelamatkan kita dan sabda Yesus akan menghantar kita kepada kebahagiaan hidup dan keselamatan kekal. Semoga kita berpikir dengan matang bila kita punya niat mau meninggalkan Yesus. Semoga kita tidak pernah berpikir untuk meninggalkan Yesus. Amin.

Karya sosial perlu diselaraskan dengan doa

Karya sosial perlu diselaraskan dengan doa 

Semua karya pastoral, termasuk mempromosikan keadilan sosial dan membantu masyarakat miskin, harus ditopang dengan doa, kata Paus Benediktus XVI. 

Tanpa merenungkan dan melakukan internalisasi Sabda Allah setiap hari, salah satu risiko adalah karya itu dianggap sebagai beban dan orang akan mengabaikan peran Roh Kudus, katanya, seperti dilansir Catholic News Service. 

 “Kasih dan keadilan tidak hanya dalam bentuk aksi sosial, tetapi juga tindakan spiritual dalam terang Roh Kudus,” kata paus itu saat audiensi umum di Basilika St. Petrus, 25 April. 

 Audiensi itu dihadiri oleh lebih dari 20.000 peziarah dari seluruh dunia. 

Terkait doa Kristen, paus itu mengutip Kisah Para Rasul Pasal 6, yang mengisahkan bagaimana komunitas Kristen perdana memutuskan untuk memanggil “tujuh orang dari antara kamu yang terkenal baik dan, yang penuh Roh dan hikmat” yang akan mengabdi untuk tugas tersebut dan supaya kami memusatkan pikiran dalam doa dan pelayanan Firman.” 

“Pewartaan Injil dan (melakukan) karya amal konkret mengalami kesulitan,” namun orang harus menemukan solusi sehingga keduanya akan memiliki tempat dalam Gereja, kata Paus. 

Para rasul menciptakan pelayanan baru yang didedikasikan kepada orang miskin karena Gereja dipanggil bukan hanya untuk mewartakan Sabda, tetapi juga memenuhinya melalui tindakan nyata, katanya. 

Pada saat yang sama, katanya, para rasul menekankan pentingnya doa. Untuk itu mereka yang melayani misi amal Gereja hendaknya melakukan “dalam semangat iman dengan terang Allah.”
Disadur dari: indonesia.ucanews.com

RENUNGAN HARIAN PEKAN PASKAH III JUMAT 27 APRIL 2012

RENUNGAN HARIAN PEKAN PASKAH III 
JUMAT 27 APRIL 2012
 (Petrus Kanisius) 
Kis 9:1-20, Mzm 117:1,2, Yoh 6:52-59

 BACAAN INJIL: 

Orang-orang Yahudi bertengkar antara sesama mereka dan berkata: "Bagaimana Ia ini dapat memberikan daging-Nya kepada kita untuk dimakan." Maka kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu. Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman. Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar minuman. Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia. Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa yang memakan Aku, akan hidup oleh Aku. Inilah roti yang telah turun dari sorga, bukan roti seperti yang dimakan nenek moyangmu dan mereka telah mati. Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya." Semuanya ini dikatakan Yesus di Kapernaum ketika Ia mengajar di rumah ibadat. 

RENUNGAN: 

Setiap orang pasti mendambakan hidup yang sehat dan umur panjang. Untuk itu manusia makan supaya tetap hidup, tidak mati kelaparan. Juga agar tetap sehat dan berumur panjang, orang menjaga kesehatan dengan menjaga pola makannya. Para ahli mengatakan bahwa pola makan yang tidak baik, pada umumnya menjadi penyebab penyakit. Namun walaupun demikian tidak sedikit orang yang tidak mau menjaga pola makan, bahkan sudah tahu berpantang makanan tertentu tetapi tetap manyantap makanan yang dilarang karena tidak bisa menahan selera. Sehingga di satu sisi manusia ingin hidup sehat dan berumur panjang, tetapi di sisi lain tidak mau menjalankan pola hidup sehat. Maka jelas bagi kita, makan berupakan kebutuhan hidup agar kita bisa bertahan hidup, tidak mati kelaparan dan menjaga pola hidup sehat dengan harapan untuk sehat. Juga sangat pasti bagi kita bahwa manusia butuh makanan untuk di makan dan untuk itu kita berjuang serta berkorban. 

Namun makanan yang kita makanan hanyalah untuk hidup daging kita, tidak bisa menjamin kebahagiaan hidup dan kebahagiaan kekal. Hari ini Yesus kembali menyatakan diri-Nya adalah roti hidup yang turun dari surga. Yesus juga mengatakan bahwa barang siapa yang makan daging dan minum darah-Nya akan beroleh hidup kekal. Secara tegas pula dikatakan-Nya bahwa barang siapa yang mendambakan kebahagiaan dan kehidupan kekal, harus makan tubuh dan minum darah-Nya. Jelas suatu keharusan bagi yang mendambakan hidup bahagia dan hidup kekal. Maka dari itu, kalau tadi jelas bahwa agar kita tetap hidup maka kita membutuhkan makanan dan makan. 

Demikian juga halnya kelau kita mendambakan hidup bahagia dan hidup kekal, kitapun harus makan tubuh dan minum darah Yesus. Yesus menawarkan diri-Nya sebagai makanan yang menjamin kehidupan kekal. Namun apa yang kita dengarkan di sini tentu bukan dalam arti harafiah. Makan dan minum darah Yesus adalah percaya kepada Dia dan menjadikan Dia sebagai kebutuhan hidup sehari-hari. Sebagaimana makanan kita makan, masuk ke dalam tubuh melalui mulut dan menjadi energi hidup bagi kita, demikian kiranya juga makan tubuh dan minum darah Yesus. Iman kepada Yesus hendaknya merasap dalam hidup kita dan iman kepada Yesus itu pula yang menjadi energi kehidupan bagi kita. Sehingga makan dan minum darah Yesus adalah percaya kepada-Nya, mengikuti-Nya dan menjadikan Dia sebagai energi kehidupan bagi kita. 

Dengan demikian juga, kalau kita sungguh percaya akan hal ini, tentu kitapun selalu berjuang dan bersuha untuk senantiasa menyantap tubuh dan minum darah Yesus. Hal ini bagi kita orang katolik, bisa terwujud dalam perayaan Ekaristi. Dalam perayaan ekaristi, kita percaya bahwa hosti yang telah dikonsekrir dan kita terima adalah Tubuh Yesus sendiri. Sehingga dengan menerima komuni suci, kita telah menyantap Yesus sendiri dan Yesus telah tinggal dalam hidup kita. Kalau kita sungguh menyakini ini, tetapi hendaknya persatuan kita dengan Yesus sungguh Dialah yang menjadi kekuatan atau energi hidup bagi kita. Amin.

PBNU: Negara non-Muslim lebih hormati TKI

PBNU: Negara non-Muslim lebih hormati TKI 

 Nahdlatul Ulama (NU), sebuah organisasi Islam terbesar pertama di Indonesia, menilai ironis bahwa tenaga kerja Indonesia (TKI) justru mendapat perlakuan lebih terhormat di negara non-Muslim dibanding di negara mayoritas Muslim. 

 “Dengan prihatin saya katakan, di negara non-Muslim, misalnya Taiwan dan Hong Kong, TKI justru diperlakukan lebih terhormat daripada di negara Muslim, seperti Arab Saudi dan Malaysia,” kata Ketua Umum Pengurus Besar NU (PBNU) Kiai Haji Said Aqil Siroj di Jakarta, Selasa (24/4), seperti dilansir kompas.com. 

Said Aqil mengemukakan hal itu menanggapi penembakan tiga TKI oleh polisi Malaysia pada bulan lalu, dan kini bahkan beredar rumor terjadi penjualan organ tubuh ketiga korban tersebut. 

“Penembakan TKI oleh polisi Malaysia sudah berulang kali terjadi. Itu tindakan biadab yang tentu kita sayangkan,” kata Said Aqil. 

 Ia mengatakan, jika ada pelanggaran hukum yang dilakukan TKI, tentu penanganannya tidak harus serta-merta dengan penembakan, terlebih penembakan yang mematikan. 

 “Kalau polisinya main tembak, negara apa itu? Kita minta Pemerintah Malaysia menindak tegas polisinya yang bertindak main tembak demi martabat bangsa itu sendiri,” kata Said Aqil. 

Kendati demikian, PBNU juga berharap ada upaya yang sungguh-sungguh dari Pemerintah Indonesia untuk melindungi warga negaranya yang bekerja di luar negeri. Pasalnya, Said Aqil melanjutkan, persoalan TKI tidak sekadar persoalan devisa, tetapi juga terkait martabat bangsa. 

Seperti diberitakan, Polisi Diraja Malaysia memberondong tiga TKI asal Pancor Kopong, Pringgasela Selatan, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, yang diduga hendak melakukan penyerangan saat akan ditangkap pada tanggal 25 Maret 2012 di kawasan Port Dickson, Malaysia. Akibatnya, tiga TKI tersebut, Herman (34), Abdul Kadir Jaelani (25), dan Mad Nur (28), meninggal dunia secara mengenaskan di tempat kejadian. Terkait peristiwa itu, Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Moh Jumhur Hidayat menyampaikan protes keras. 

Foto: dokumen Disadur dari: indonesia.ucanews.com

RENUNGAN HARIAN PEKAN PASKAH III KAMIS 26 April 2012

RENUNGAN HARIAN PEKAN PASKAH III KAMIS 
26 April 2012
 (Pesta St. Markus, Penulis Injil) Kis 8:26-40, Mzm 66:8-9.16-17.20,R:1, Injil Yoh. 6:44-51 

BACAAN INJIL: 

Di rumah ibadat Kapernaum Yesus berkata kepada orang banyak: “Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman. Ada tertulis dalam kitab nabi-nabi: Dan mereka semua akan diajar oleh Allah. Dan setiap orang, yang telah mendengar dan menerima pengajaran dari Bapa, datang kepada-Ku. Hal itu tidak berarti, bahwa ada orang yang telah melihat Bapa. Hanya Dia yang datang dari Allah, Dialah yang telah melihat Bapa. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya, ia mempunyai hidup yang kekal. Akulah roti hidup. Nenek moyangmu telah makan manna di padang gurun dan mereka telah mati. Inilah roti yang turun dari sorga: Barangsiapa makan dari padanya, ia tidak akan mati. Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia." 

RENUNGAN: 

Ada banyak cara yang dialami orang untuk menjadi pengikut Yesus, misalnya ada yang menjadi Kristen karena orang tua adalah Kristen sehingga sejak kecil sudah dibaptis, ada orang yang menjadi Kristen karena ajakan teman atau ajakan orang lain, adapula karena penikahan dan masih banyak cara lain orang menjadi pengikut Kristus. Apapun atau bagaimanapun cara kita menjadi pengikut Kristus, kita harus selalu ingat bahwa kita menjadi pengikuti Kristus bukan karena dari diri kita sendiri, bukan pula karena orang lain, tetapi karena Allah sendiri yang memanggil dan menuntun kita menjadi pengikut-Nya. Allah sendirilah yang menghendaki kita menjadi pengikut-Nya karena Allah menghendaki kita beroleh keselamatan kekal. 

Keyakinan ini perlu kita yakini, sebab kalau kita merasa menjadi kristen karena sesuatu atau karena orang lain, suatu saat kita pasti akan jatuh pada rasa kecewa karena sesuatu itu atau orang yang kita anggap menjadikan kita pengikuti Kristus tidak lagi seperti yang kita harapkan. Misalnya seorang istri menjadi Kristen karena mengikuti suaminya yang adalah Kristen. Suatu saat ternyata suaminya itu tidak hidup sebagai seorang kristiani yang sejati, dan hal ini bisa membuat si istri menyesal dan kecewa telah mengikuti suaminya. Oleh sebab itu, yakinlah bahwa Allah sendiri yang memanggil kita menjadi pengiuti-Nya karena Dia menghendaki kita beroleh keselamatan kekal. Allah memanggil kita menjadi pengikuti-Nya menggunakan berbagai cara dan kita menanggapinya. Sehingga dalam hal ini jelas bahwa inisiatif pertama-tama dari Allah sendiri dan kita menanggapi dengan memutuskan menjadi mengikuti Yesus. Kita yang telah percaya kepada Allah, telah memutuskan menjadi percaya kepada-Nya. Hanya sekarang persoalannya, “Apakah kita sudah sungguh percaya kepada Allah? Percaya kepada Allah berarti menyakini bahwa Yesus adalah roti hidup dalam hidupnya. Sebagaimana dalam hidup sehari-hari kita butuh makan agar kita memperoleh tenaga, agar sehat sehingga kita makan. 

Demikian juga halnya dengan iman kepada Tuhan. Kalau kita sungguh percaya kepada Yesus berarti kita menyakini bahwa Yesus adalah roti atau makanan yang memberikan kita kehidupan kekal. Makan makanan jasmani, kita pasti akan mengalami kematian, makanan itu tidak membuat kita hidup kekal namun makan roti kehidupan kita akan beroleh kehidupan kekal. Yesus roti hidup memberikan kehidupan kekal bagi orang yang memakannya. 

Makan roti hidup adalah percaya sungguh kepada-Nya, menjadikan Dia sumber kehidupan, sumber kekuatan, sumber kehidupan dalam hidup dan itu berarti Yesus merupakan kebutuhan hidup sehari-hari yang sangat dibutuhkan. Namun yang sering terjadi, kita pasti setiap hari makan makanan jasmani, kita berjuang untuk memperoleh makanan jasmani, tetapi seringkali kali lupa untuk makan makanan rohani yakni roti kehidupan dan bahkan seakan tidak membutuhkannya. Ingatlah bahwa makan makanan jasmani, kita pasti akan mati, tetapi dengan makan makanan rohani yakni Yesus roti kehidupan, kita akan beroleh kehidupan kekal. Maka semoga kita berjuang bukan hanya untuk makanan jasmani tetapi untuk makan makanan rohani yakni Yesus roti kehidupan agar kita beroleh kebahagiaan dan keselamatan kekal. Amin.

RENUNGAN HARIAN PEKAN PASKAH III RABU 25 April 2012

RENUNGAN HARIAN PEKAN PASKAH III 
RABU 25 April 2012 
(Pesta St. Markus, Penulis Injil) 
1Ptr 5:5b-14, Mzm 89:2-3,6-7,16-17, Mrk 16:15-20 

BACAAN INJIL: 
Lalu Ia berkata kepada mereka: "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum. Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh." Sesudah Tuhan Yesus berbicara demikian kepada mereka, terangkatlah Ia ke sorga, lalu duduk di sebelah kanan Allah. Merekapun pergilah memberitakan Injil ke segala penjuru, dan Tuhan turut bekerja dan meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya. 

RENUNGAN:
 "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.” 

Perintah Yesus yang kita dengarkan dalam Injil hari ini ditujukan kepada kita semua yang percaya kepada Dia. Mungkin kita sudah mengerti bahwa pesan Yesus mewarakan Injil ke seluruh dunia, tidak berarti harus menjadi misionaris ke tempat asing. Memang benar, mewartakan injil Yesus Kristus ke seluruh dunia tidak harus menjadi misionaris ke tempat asing, tetapi dalam dunia kehidupan kita sehari-hari. Bahkan pada zaman tehkonologi yang super canggih sekarang ini, mewartakan injik ke seluruh dunia bisa dilakukan lewat dunia maya, baik itu lewat FB, Twiter dan jejaring sosial lainnya. 

Perkembangan tehknologi bisa membantu orang yang dalam mewartakan Injil karena bisa mencakup berbagai dunia. Ini pulalah yang dilakukan oleh banyak orang lewat FB. Memang pada zaman ini, Gereja juga menganjurkan agar kita menggunakan kemajuan tehkonologi juga menjadi sarana pewartaan Injil. Hal ini memang baik juga, namun kiranya bagaimanapun pewartaan lewat dunia maya tidak lebih baik bila dibandingkan dengan pewartaan Injil secara langsung dalam penghayatan hidup sehari-hari dalam dunia kehidupan kita. Sebab jelas pewartaan injil lewat jejaring sosial itu hanya dengan kata-kata atau tulisan saja, yang mana seringkali lewat sarana itu kita bisa mengatakan sesuatu yang baik, tetapi belum tentu kita melaksanakan apa yang kita katakan. Hal ini kiranya pasti terjadi. Coba kita lihat dalam FB sekarang ini, pada umumnya banyak status yang berbicara tentang iman. Namun apakah mereka itu sungguh menghayati apa yang mereka katakan? Kita tidak tahu, karena yang kita baca atau lihat hanya tulisan saja. Dari sebab itu, memang baik kita menggunakan kemajuan tehknologi menjadi sarana untuk mewartakan Injil, tetapi hendaknya hal itu tidaklah cukup. Sebab mewartakan injil bukan soal kata-kata saja, tetapi yang terutama adalah lewat penghayatan hidup setiap hari dalam dunia kita hidup. Jadi jelas pewartaan injil yang terutama adalah dalam dunia hidup bukan dalam dunia maya. 

Oleh sebab itu, kita coba simak kembali apa yang dikatakan oleh Yesus dalam perutusan kepada para murid. Setelah Yesus memberi perintah kepada para murid agar mewartakan Injil ke seluruh dunia, Yesus juga mengatakan, “Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh." Kata-kata ini kiranya tidak hanya mau mengatakan kuasa yang diberikan oleh Yesus kepada para rasul, kuasa yang menguatkan pewartaan mereka. Dalam hal ini, kita tidak bisa menyangkal bahwa Yesus akan menyertai para rasul dalam tugas pewartaan itu dengan memberi kuasa Allah kepada mereka lewat Roh Kudus yang akan bekerja. Namun apa yang dikatakan oleh Yesus juga mengandung arti bahwa tanda-tanda yang menyertai para rasul itu adalah bahwa mereka hidup dengan keyakinan penuh atas kuasa Yesus, mereka hidup dalam iman yang teguh sehingga tidak takut dalam menghadapi tantangan dan bahaya, dalam diri para murid juga tampak tanda bahwa mereka hidup melakukan perbuatan baik bagi sesama. Sehingga demikian demikian dapat kita katakan bahwa dalam diri pewarta harus tampak hidup yang teguh dalam iman, iman adalah kekuatan yang dasyat dalam hidup mereka dan juga harus tampak dalam hidup mereka bahwa mereka melakukan perbuatan baik kepada sesama. Dengan demikian, jelas bagi kita bahwa tugas mewartakan Injil bukan soal kata-kata belaka, tetapi terutama adalah penghayatan iman dan teladan iman kepada sesama. 

Oleh karena itu, tugas mewartakan Injil ditujukan bagi semua orang. Kalaupun kita menggunakan dunia maya menjadi sarana kita untuk merasul, itu baik dilakukan, tetapi hendaknya tidak berhenti hanya di situ saja. Kita mewartakan Injil terutama lewat penghayatan iman dalam hidup sehari-hari, teladan hidup beriman dan juga perbuatan kasih kepada sesama. Tanda-tanda ini harus menyertai pewartaan kita dalam dunia tempat kita hidup, yakni dalam dunia nyata, bukan dalam dunia maya. Sehingga apa yang kita katakan selaras dengan apa yang kita hidupi. Bahkan apa yang kita katakan adalah buah dari penghayatan kita sehari-hari. Dalam hal ini, Santo Markus pengarang Injil menjadi contoh bagi kita. Dia menuliskan Injil yang adalah buah dari pengalaman hidupnya bersama dengan Yesus. Maka wartakan Injil Tuhan bukan hanya dengan kata-kata tetapi dengan penghayatan sehingga apa yang kita wartakan adalah penghayatan dari Injil yang kita wartakan. Amin.

RENUNGAN HARIAN PEKAN PASKAH III SELASA, 24 April 2012

RENUNGAN HARIAN PEKAN PASKAH III 
SELASA, 24 April 2012 
(Fidelis dr Sigmaringen Agustinus, Vincentius de Paul) 
Kis 7:51-8:1a, Mzm 31:3cd-4,6ab,7b,8a,17,21ab, Yoh 6:30-35 

BACAAN INJIL: 

Maka kata mereka kepada-Nya: "Tanda apakah yang Engkau perbuat, supaya dapat kami melihatnya dan percaya kepada-Mu? Pekerjaan apakah yang Engkau lakukan? Nenek moyang kami telah makan manna di padang gurun, seperti ada tertulis: Mereka diberi-Nya makan roti dari sorga." Maka kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya bukan Musa yang memberikan kamu roti dari sorga, melainkan Bapa-Ku yang memberikan kamu roti yang benar dari sorga. Karena roti yang dari Allah ialah roti yang turun dari sorga dan yang memberi hidup kepada dunia." Maka kata mereka kepada-Nya: "Tuhan, berikanlah kami roti itu senantiasa." Kata Yesus kepada mereka: "Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi. 

RENUNGAN: 
Kalau dulu orang sering mengatakan bahwa mereka mencari makan demi sesuap nasi, atau demi kebutuhan makan. Makan memang kebutuhan sangat perlu dalam hidup manusia, dengan makan manusia beroleh tenaga dan diharapkan hidup sehat. Hingga sekarang ini masih banyak orang yang memang harus berjuang untuk mencari makan demi mempertahankan hidupnya di dunia ini. Namun sekarang ini banyak orang yang kiranya bekerja keras membanting tulang bahkan sampai membanting sesamanya tentu bukan lagi bisa dikatakan demi sesuap nasi atau demi memenuhi kebutuhan makan mereka. Sebab harta atau apa yang mereka miliki, sudah sangat cukup atau sangat berlebihan bila hanya untuk makan. Bahkan dengan apa yang mereka miliki, mereka bisa makan sampai sangat kenyang dan bisa makan enak di restoran terkenal. Walau demikian orang yang demikian masih bekerja keras seakan apa yang mereka miliki masih kurang. Apa yang mereka kejar? Tak lain tak bukan adalah kepuasan diri. 

Selain untuk memenuhi kebutuhan makan, manusia juga berusaha untuk memenuhi kepuasan diri, manusia mencari kepuasan diri. Ada orang yang demi memuaskan keinginan makan, dia menjelajahi semua restoran tetapi juga merasa tidak puas. Ya, manusia berusaha berjuang untuk memenuhi kepuasan hidup dan seakan manusia tidak pernah puas dan bahkan seakan selalu kurang. Sampai kapanpun manusia tidak akan pernah merasa puas, akan selalu merasa kekurangan dalam hidupnya kalau manusia hanya mengejar yang sifatnya duniawi. Memang demikian adanya, manusia berpikir bahwa dengan memiliki harta banyak, dengan memiliki hal-hal duniawi merasa hidupnya bahagia dan puas. Manusia lupa bahwa yang duniawi tidak bisa memuaskan hidup manuisa. Banyak orang yang tidak meyakini bahwa hanya dalam Allah manusia akan menemukan kepuasan atau kepenuhan hidup. 

Hari ini Yesus mengatakan bahwa diri-Nya adalah roti hidup yang turun dari surga, barang siapa yang datang kepada-Nya tidak lapar dan haus lagi. Datang kepada Yesus berarti percaya kepada-Nya. Yesus menawarkan bahwa orang yang percaya kepada-Nya akan beroleh kepenuhan hidup, kepuasan hidup. Hal ini tidak perlu diragukan lagi karena Dia adalah Tuhan yang berkuasa. Hal ini juga sudah dibuktikan oleh banyak orang, khususnya para kudus. Salan satu dari sekian banyak orang kudus yang membuktikan perkataan Yesus ini adalah Santo Stevanus martir. Sebagaimana kita dengarkan dalam bacaan I, Stevanus menemukan bahwa hanya dalam Yesus lah kepenuhan hidup sehingga dia mewartakannya kepada banyak orang, meskipun dia menghadapi pertentangan. Stevaus sungguh dalam Yesus, dia menemukan kepenuhan hidup sehingga dia tidak takut kehilangan nyawanya karena sudah menemukan kepenuhan hidup sejati dalam Yesus. 

Oleh karena itulah, Stevanus tidak takut mati dibunuh karena keyakinannya. Hidup kemartiran Stevanus dan hidup para kudus lainnya, menjadi bukti bagi kita akan apa yang dikatakan oleh Yesus bahwa Dia adalah roti hidup. Yesus tidak melarang kita mencari makan, Yesus juga tidak melarang kita memenuhi kepuasan hidup, tetapi hendaknya kita tidak lupa bahwa hanya dalam Yesuslah kita akan menemukan kepenuhan hidup. Sehingga disamping kita berjuang untuk memenuhi kebutuhan hidup, kita harus tetapi berjuang untuk memenuhi kebutuhan rohani ktia, yakni datang kepada Yesus. Amin.

RENUNGAN HARIAN HARI SENIN PEKAN PASKAH III, 23 April 2012

RENUNGAN HARIAN HARI SENIN PEKAN PASKAH III,
23 April 2012
(Georgius, Helena dr Udin, Adalbertus, Egidius dr Assisi )
Kis 6:8-15, Mzm 119:23-24,26-27,29-30, Yoh 6:22-29

BACAAN INJIL: 
Pada keesokan harinya orang banyak, yang masih tinggal di seberang, melihat bahwa di situ tidak ada perahu selain dari pada yang satu tadi dan bahwa Yesus tidak turut naik ke perahu itu bersama-sama dengan murid-murid-Nya, dan bahwa murid-murid-Nya saja yang berangkat. Tetapi sementara itu beberapa perahu lain datang dari Tiberias dekat ke tempat mereka makan roti, sesudah Tuhan mengucapkan syukur atasnya. Ketika orang banyak melihat, bahwa Yesus tidak ada di situ dan murid-murid-Nya juga tidak, mereka naik ke perahu-perahu itu lalu berangkat ke Kapernaum untuk mencari Yesus. Ketika orang banyak menemukan Yesus di seberang laut itu, mereka berkata kepada-Nya: "Rabi, bilamana Engkau tiba di sini?" Yesus menjawab mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang. Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya." Lalu kata mereka kepada-Nya: "Apakah yang harus kami perbuat, supaya kami mengerjakan pekerjaan yang dikehendaki Allah?" Jawab Yesus kepada mereka: "Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah." 

RENUNGAN: 

Louders adalah tempan pejiarahan yang banyak dikunjungi oleh para peziarah. Memang sungguh mengagumkan namun apakah semua orang yang ke sana memang sungguh karena iman? Bisa jadi banyak orang ke sana hanya karena mendengar mukijzat yang banyak terjadi di sana, ada pula yang kesana karena penasaran, karena kagum bahwa tempat itu sungguh indah, tenang dan ramai dikunjungi oleh para peziarah. Adapula yang mungkin ke sana karena mau berdoa mohon tertentu atau adapula yang ke sana karena merasa permhononannya sudah terkabulkan sehingga ke sana sebagai ucapan syukur atau nazar pribadi. 

Ketika ada berita yang mengabarkan bahwa “Hosti Berdarah” di Gereja Santo Fransiskus Xaverius Kidul Loji, Yogyakarta, pasti banyak orang yang penasaran hendak melihatnya secara langsung. Mendengar berita ini banyak orang membagikan berita itu lewat jejaring sosial dan mungkin pasti sudah banyak umat yang berbondong-bondong menyaksikan kebenaran berita ini. Namun apakah dengan banyaknya orang yang membagikan berita ini dan berbondong-bondong menyaksikan peristiwa itu, menggambarkan hidup iman mereka? Demikian pulalah yang dialami oleh Yesus. Banyak orang berbondong-bondong mencari Yesus bukan karena mereka sudah melihat tanda-tanda yang diperbuat oleh Yesus dan mereka percaya bahwa Yesus adalah Mesias. Pada kenyataannya mereka mencari Yesus hanya karena sudah makan roti yang diberikan oleh Yesus dan mereka kenyang. Artinya mereka mengikuti Yesus karena keinginan mereka telah dipenuhi dan terpenuhi dalam diri Yesus. Oleh karena itulah Yesus menegur mereka dengan mengatakan bahwa hidup beriman bukan karena keingingan pribadu sudah terpuaskan atau ingin membuaskan keinginan pribadi. Tetapi hidup beriman adalan karena mendambakan kehidupan kekal dan jalan untuk beroleh kehidupan kekal adalah dengan melaksanakan pekerjaan Allah. Pekerjaan Allah itu adalah percaya pada Yesus yang diutus oleh Allah. Percaya kepada Yesus berarti menyembah Dia, mengikuti dan melaksanakan teladan hidup Yesus. 

Kiranya banyak juga orang beriman yang berbondong-bondong dalam kegiatan ibadah tetapi belum tentu sungguh percaya kepada Yesus. Banyak juga orang yang melakukan ziarah ke tempat-tempat ziarah tetapi belum tentu sungguh percaya kepada Yesus. Hidup orang beriman tidak ditentukan atau tidak dapat diukur dari banyaknya kegiatan gereja atau ziarah yang dilakukan seseorang. Kegiatan gereja juga tidak dapat diukur dengan banyaknya orang yang hadir dalam kegiatan itu. Hidup beriman itu harus terutama nampaknya nyata dalam penghayatan iman yang percaya bahwa Yesus adalah Tuhan. Sehingga hendaknya beriman tidak hanya sebatas karena permohonan atau keinginan kita sudah dikabulkan Tuhan dan tidak pula karena kita mempunyai permohonan pada Tuhan. Hidup beriman juga hendaknya tidak terbatas karena adanya tanda mukijizat. 

Memang mukijzat itu juga baik, tetapi hendaknya iman kita tidak terpusat pada mukjizat tetapi karena sungguh percaya kepada Yesus bahwa Yesus adalah Mesias yang diutus oleh Tuhan. Justru mukjizat yang terjadi bukan menjadi patokan untuk beriman, bukan juga menjadi tujuan utama. Sehingga jangan sampai kita beriman hanya kalau ada mukjizat. Karena justu mikjizat itu adalah buah iman. Maka semoga kita sungguh percaya bahwa Yesus adalah Mesias yang diutus oleh Allah. Amin.

RENUNGAN HARI MINGGU PASKAH III : 22 April 2012

RENUNGAN  HARI  MINGGU PASKAH III : 22 April 2012 
Kis 3:13-15,17-19, Mzm 4:2,4,7,9, 1Yoh 2:1-5a, Luk 24:35-48 

BACAAN INJIL: Luk 24:35-48 

Mesias harus menderita dan bangkit adari antara orang mati pada hari ketiga. 

Dua murid yang dalam perjalan ke Emaus ditemu oleh Yesus yang bangkit segera kembali ke Yerusalem. Di sana mereka menceriterakan apa yang terjadi di tengah jalan dan bagaimana mereka mengenal Dia pada waktu Ia memecah-mecahkan roti. Dan sementara mereka bercakap-cakap tentang hal-hal itu, Yesus tiba-tiba berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata kepada mereka: "Damai sejahtera bagi kamu!" Mereka terkejut dan takut dan menyangka bahwa mereka melihat hantu. Akan tetapi Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu terkejut dan apa sebabnya timbul keragu-raguan di dalam hati kamu? Lihatlah tangan-Ku dan kaki-Ku: Aku sendirilah ini; rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu tidak ada daging dan tulangnya, seperti yang kamu lihat ada pada-Ku." Sambil berkata demikian, Ia memperlihatkan tangan dan kaki-Nya kepada mereka. Dan ketika mereka belum percaya karena girangnya dan masih heran, berkatalah Ia kepada mereka: "Adakah padamu makanan di sini?" Lalu mereka memberikan kepada-Nya sepotong ikan goreng. Ia mengambilnya dan memakannya di depan mata mereka. Ia berkata kepada mereka: "Inilah perkataan-Ku, yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur." Lalu Ia membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab Suci. Kata-Nya kepada mereka: "Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga, dan lagi: dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem. Kamu adalah saksi dari semuanya ini. 

RENUNGAN: 

Yesus yang telah bangkit hadir dalam hidup keseharian kita. Kitapun diutus untuk mewartakan Yesus yang bangkit dalam keseharian hidup kita. Kematian Yesus sungguh membuat para murid mengalami duka yang mendalam dan bahkan ada rasa kecewa yang besar sehingga beberapa murid kembali ke kehidupan mereka sebelum menjadi murid Yesus. Sebagaimana kita ketahui, dua orang murid dalam perjalanan mereka ke Emaus adalah pulang ke kampung halaman mereka. Mereka pulang ke Emaus bukan karena rindu akan keluarga atau kampung halaman mereka namun karena kecewa atas kematian Yesus. Dengan kematian Yesus, mereka merasa harapan mereka telah sirna. Namun saat dalam perjalanan pulang itu yang diliputi oleh rasa kecewa berat atas kematian Yesus, saat itu Yesus hadir menemui mereka. Namun karena kekesalan dan kekecewaan mereka begitu besar, mereka tidak mengenali Yesus yang menemui mereka dalam perjalanan dan berbincang-bincang dengan mereka, baru setelah makan bersama dengan Yesus, mereka mengenal Yesus yang telah bangkit hadir di hadapan mereka. Pengalaman kedua murid itu dalam perjelanan ke Emaus membuat mereka batal kembali ke kampung halaman mereka, mereka berbalik kembali ke Yerusalem. Di Yerusalem mereka menceritakan pengalaman itu kepada murid yang lain. Ketika mereka berbincang-bincang tetang hal itu, Yesus hadir di tengah-tengah mereka dan menyapa mereka dengan perkataan “Damai sejahtera bagi kami!” Namun mereka belum yakin akan Yesus yang bangkita sehingga saat itu pula mereka gembira karena kehadiran Yesus tetapi sekaligus takut karena mereka mengira itu hanyalah halusinasi mereka atau hanya roh Yesus sendiri. 

Para murid tetap belum bisa mengerti dan belum percaya akan kebangkitan Yesus. Oleh karena itu Yesus memperlihatkan kepada mereka bekas luka di tangan dan kaki-Nya, yang dalam hal ini Yesus memperlihatkan bekas penderitaan yang dialami-Nya. Namun karena para murid masih belum yakin, Yesus meminta makanan kepada para murid dan para murid memberi spotong ikan kepada Yesus dan Yesus memakannya di hadapan mereka. Saat itu pula Yesus membuka pikiran mereka akan kitab Suci dan menegaskan kepada para murid bahwa mereka harus menjadi saksi dengan mewartakan pertobatan dan pengampunan dosa. Sungguh menarik bahwa Yesus yang telah bangkit menyatakan diri pada saat para murid mengalami kekecewaan besar sehingga mau kembali ke kampung halangan mereka, juga menyatakan diri ketika para murid berkumpul bersama dalam ketakutan dan Yesus menyatakan diri-Nya dengan memperlihatkan bekas penderitaan-Nya dan jaga dengan makan bersama mereka. Hal ini menjadi suatu kesaksian bagi kita bahwa Yesus yang telah bangkit hadir dalam kehidupan kita setiap hari dan dalam kebiasaan hidup yang kita alami. 

Kitapun pasti pernah mengalami apa yang dialami oleh para murid. Kita pasti pernah mengalami kekecewaan besar yang membuat kita mau melarikan diri dari kehidupan nyata dan dari kehidupan iman kita. Kitapun pasti pernah mengalami ketakutan yang luar biasa dan pada saat demikian kita kadang menganggap ketidak hadiran Tuhan dalam hidup kita. Namun ingatlah lewat Injil hari ini dan dengan merayakan Paskah Kristus dinyatakan kepada kita bahwa Yesus yang telah bangkit, hadir dalam keseharian hidup kita bahkan dalam persoalan dan penderitaan yang kita alami. Bahkan dalam kedaan hidup yang demikian, Yesus pasti hadir untuk meneguhkan pikiran kita dan membuka hati dan pikiran kita supaya kita tidak sampai menyimpang dari jalan hidup kita sebagai orang beriman. Keyakinan ini hendaknya kita tanamkan dalam hidup kita. Oleh sebab itu kalaupun kita sering merasa bahwa Yesus seakan meninggalkan hidup kita, maka dalam merayakan kebangkitan Yesus, hendaknya kita bertobat. 

Merayakan paskah Kristus berarti pertobatan iman bagi kita, kalau selama ini kita kurang yakin akan kehadiran Yesus dalam hidup keseharian kita, maka kita hidup dalam keyakinan bahwa Yesus senantiasa hadir dalam hidup kita dan akan datang memberi pertolongan kepada kita. Pertobatan berarti adanya suatu perubahan hidup dalam diri kita. Kebangkitan Yesus pada akhirnya membawa suatu perubahan hidup dalam diri para rasul. Para rasul yang semula kecewa, ketakutan menyatakan diri sebagai pengikut Yesus dan tidak mewartakan Yesus, mereka akhirnya berani mewartakan Yesus yang telah bangkit. Hal ini dapat kita baca dalam bacaan pertama tadi, yakni para murid berani mewartakan bahwa Yesus itu adalah Tuhan yang telah dibunuh tetapi pada hari ketika telah bangkit dari antara orang mati. Para murid juga berani mewartakan pertobatan kepada orang banyak. 

Demikian juga kiranya dengan kita. Merayakan Paskah Kristus berarti adanya suatu pertobatan dan perubahan diri dalam diri kita. Dalam hal ini bacaan kedua mengatakan bahwa orang yang mengenal Allah berarti menuruti perintah-perintah Allah. Bila seseorang dikatakan mengenal Allah tetapi tidak menuruti perintah Allah, dia adalah pendusta. Mengenal Allah itu berarti percaya kepada Allah. Maka pertobatan kita adalah dengan percaya kepada Allah dan pertobatan kita harus nyata dalam hidup menuruti perintah-perintah Allah. Hidup dalam pertobatan itu sekaligus menjadi jalan kita melaksanakan tugas perutusan Yesus kepada kita yakni menjadi saksi kebangkitan Yesus. Kebangkitan Yesus yang hadir dalam hidup keseharian kita hendaknya kita wartakan dalam hidup keseharian kita pula. Hal ini kita wujudkan dengan pertobatan hidup dan mengikuti perintah Tuhan dalam kehidupan sehari-hari pula. Amin.

 
Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan! (2Kor 8:14)