Pembangunan Gereja Paroki Tigalingga

Pembangunan Gereja Paroki sedang berlangsung. Kami sangat mengarapkan uluran kasih para Saudara untuk membantu.

Gotong Royong Pembangunan Gereja

Tidak ada kata yang bisa melukiskan pengalaman indah pada waktu gotong royong pengecoran lantai 2 bangunan Gereja selain, suatu keyakinan bahwa semuanya dapat terlaksana adalah karena MUKJIJZAT ALLAH BEKERJA.

Pengecoran Lantai Panti Imam Gereja

Pengecoran Lantai 2 bangunan Gereja ini dilakukan pada hari Selasa, 30 Agustus 2011 yang lalu. Luas yang dicor adalah 19 m x 24 m. Hujan yang mengguyur tidak menyurutkan semangat umat.

Kerjasama Imam dan Umat

Uskup emeritus KAM, Mgr. A.G.Pius Datubara OFM.Cap, datang berkunjung ke Paroki dan memberi semangat pada umat dalam pembangunan Gereja Paroki. Para pastor juga ikut berkerja bersama umat dalam pembangunan Gereja.

Misa Tridentin: Warisan Liturgi Yang Dipertahankan

HIDUPKATOLIK.com - Paus Benediktus XVI mengeluarkan Surat Apostolik Summorum Pontificum yang menjamin penggunaan Misa Tridentin...

Pembinaan Para Pengurus Gereja

Tidak sedikit umat katolik yang kerap menganggap bahwa Liturgi adalah sekedar perayaan wajib biasa yang dilaksanakan pada hari minggu.

Pertemuan Ibu-Ibu dan Pesta Pelindung Paroki

Pertemuan para ibu se-paroki telah terlaksana pada hari Kamis-Sabtu, 15 s/d 16 Juli 2011. Pertemuan ini mengundang semua ibu katolik yang ada di paroki untuk hadir dalam pertemuan/pembinaan para ibu katolik dan juga segaligus menjalin kebersamaan para ibu. Penutupan pertemuan sikaligus Pesta Pelindung Paroki.

Pembinaan Asmika se-Paroki

Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku; inilah yang menjadi tema dari pertemuan dan pembinaan minggu gembira yang telah berlangsung dengan sangat baik.

Mudika Ambil bagian dalam pembangunan Gereja Paroki

Mudika paroki tidak mau berpangku tangan melihat pembangunan Gereja paroki. Para mudika juga ambil bagian dengan mengumpulkan kerikil di sungai.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 1)

Umat dari lingkungan paroki dan juga dari beberapa stasi kembali bekerja sama dengan bergotong royong membangun gereja paroki. Untuk kali ini, umat bergotong royong men-cor lantai balkon bangunan Gereja.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 2)

Allah peduli. Karena kepedulian Allah atas pembangunan rumah-Nya ini, maka kami kamipun peduli dan bisa melanjutkan pembangunanini. Kepedulian Allah kami rasakan juga lewat kepedulian para Saudara.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 3)

Mari kita memuliakan Tuhan, tidak hanya dengan kata2 indah, tetapi dengan perbuatan nyata dengan rela berkorban.

Pertemuan akhir Tahun 2011 Pengurus Gereja se-Paroki

Para pengurus Gereja adalah ‘ujung tombak’ Gereja khususnya di stasi-stasi. Peran para pengurus Gereja ini sangat sentral dalam kehidupan Gereja di stasi-stasi.

Gua Maria dan Menyambut Hari Raya Natal

Persiapan menyambut hari Raya Natal 25 Desember 2011.

Rahmat dan Perlindungan Tuhan

Pastor Anton Manik O.Carm selamat dari kecelakaan mobil masuk jurang.

Rekoleksi dan Aksi Panggilan

Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku.

Pesan Prapaskah Kepausan 2012

"Kita Tidak Boleh Diam Saja terhadap Kejahatan" "Marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik" (Ibr. 10:24).

Pembangunan Gereja Santo Petrus Stasi Rante Besi

Dalam kemiskinan, kesederhanaan, umat membangunan Gereja. Meraka tidak memiliki uang, tetapi mereka memiliki harapan dan iman pada Tuhan.

Misa Perdana Pastor Andreas Korsini Lamtarida Simbolong O.Carm

Puji Syukur pada Tuhan, karena berkat-Nya, misa Perdana Pastor Andreas Lamtarida Simbolon O.Carm bersama 4 Pastor Karmel yang baru ditahbiskan, dapat terlaksana dengan baik pada hari Rabu 31 Oktober 2012 di Stasi Gundaling 1, paroki Maria dari gunung Karmel Tigalingga.

Bakti Sosial : Pengobatan Gratis

Dalam Rangka Menyongsong Jubileum Gereja Katolik di Dairi dan Pakpak Bharat, diadakan bakti Sosial Pengobatan Gratis di Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, pada 9 Desember 2012 yg lalu. Puji syukur pada Tuhan, kegiatan ini berlangsung dengan sangat memuaskan.

Mari Berbagi Berkat Tuhan

 photo UskupEmeritusKAMMgrPiusDautabra.jpg Photobucket

MENDAMBAKAN BERKAT TUHAN

SYALOM...SELAMAT DATANG.
"Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan."(2Kor 8:14)
"Muliakanlah Tuhan dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu." (Amsal 3:9)
"Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya." (Amsal 3:27)
"Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?" (1 Yohanes 3:17)
Saya Pastor Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, atas nama Panitia Pembangunan dan semua umat, memohon bantuan uluran kasih/dana untuk pembangunan Gereja Paroki. Kami sangat membutuhkan berkat Tuhan lewat uluran tangan dari para donatur.
Kami berharap dan berdoa Para Saudara berkenan berbagi berkat Tuhan kepada kami untuk pembangunan Gereja ini yang adalah rumah Tuhan sendiri.
BRI 5379 Unit Tigalingga Sidikalang
No. Rekening : 5379-01-000112-50-8
Nama : PANITIA PEMBANGUNAN GEREJA KATOLIK.
ATAU
BCA KCU MEDAN
NO.0222053453.
Atas Nama : ADYTIA PERMANA P.
(Adytia Permana P. adalah Romo Adytia Permana Perangin-angin O.Carm. Beliau dulu bertugas di Paroki Tigalingga, juga mengawali pembangunan ini, namun sekarang beliau bertugas di Keuskupan Agung Medan sebagai ekonom.Beliau kami minta buka rekening di BCA khusus untuk pembangunan ini, karena di daerah kami tidak ada BCA.)
Kami sangat senang bila sudah mentransfer persembahan, bapak/ibu/saudara/saudari memberitahukan ke kami melalui:
E mail ke :.
parokimariagk3lingga@yahoo.com
atau di SMS ke:.
Romo Anton Manik O.Carm : 081370836645
Romo Willy O.Carm : 081333837433
Untuk lebih jelasnya permohnan kami ini, Para Saudara dapat melihatnya di sini.... Sehubungan dengan Gambar pembangunan dapat melihatnya di sini....
Demikian kiranya Permohonan ini kami sampaikan. Atas dukungan, doa dan bantuan Bapak, Ibu dan Para Saudara-Saudari, kami mengucapkan banyak terima kasih.Berkat Tuhan senantiasa menyertai kita semua. Amin.
HORMAT KAMI:
Pastor Antonius Manik O.Carm

VARIA PAROKI

REKOLEKSI DAN AKSI PANGGILAN TELAH TERLAKSANA DENGAN SANGAT BAIK ;"> "APA YANG KAMU CARI?" (Yoh 1:38).
Puji syukur pada Tuhan, karena Rekoleksi dan Aksi panggilan untuk siswa-siswi Katolik Usia SMP dan SMA se-paroki Tigalingga sudah terlaksana dengan sangat baik. Kegiatan ini dihadiri hampir 400 orang anak. Semuanya dapat terlaksana hanya karena berkat Tuhan. Terimakasih juga kami sampaikan kepada semua Saudara yang telah mendukung dan mendoakan kegaitan kami ini. Kegiatan ini dilaksanakan hanya dengan menggunakan dana partisipasi peserta dan swadaya paroki, karena tidak mendapatkan bantuan dari donatur manapun, namun karena berkat Tuhan dan doa para Saudara, semuanya dapat berjalan dengan sangat baik. Semoga dari antara anak-anak ini, kelak ada yang menjadi Imam dan biarawan-biarawati.
Photobucket
Tuhan memberkati kita.
Kegembiraan dan Persaudaraan
Photobucket
Hari Ulang tahun Romo Anton M.Carm yang seharusnya tanggal 15 Januari 2010, baru dirayakan hari Minggu Minggu 16 Januari 2011 lalu, bersama Romo-romo Karmel se-Dairi, bersama beberapa umat Paroki Tigalingga di Aula Paroki Tigalingga. Pada kesempatan itu, Rm. Bernad O.Carm, pastor paroki Sidikalang memberi kado ulang tahun yakni 20 sak semen untuk pembangunan Gereja dan Rm. Anton sendiri menyumbangkan semua hadiah ultah untuk pembangunan Gereja. Saat itu, hadiah uang yang diperoleh sebanyak Rp. 1.100.000,-. Lumayanlah untuk tambahan dana pembangunan Gereja. Trimakasih buat semuanya.
Saldo Pesta Pelantikan Pengurus Gereja dan Penerimaan Sakramen Krisma, 6-7 Nop. 2010.
Pada hari Kamis 18 Nopember 2010 telah diadakan Evaluasi dan pembubaran Panitia. Saldo dari kegiatan tersebut adalah Rp. 22.320.500 Acara ini dapat berjalan dengan baik karena partisipasi semua umat. Dana juga bisa Saldo karena umat menyumbangkan hasil-hasil pertanian mereka dengan harapan ada Saldo untuk pembangunan Gereja Paroki.Jadi selain dana partisipasi dari umat, juga umat menyumbangkan hasil pertanian yang dibutuhkan untuk mengurangi dana konsumsi. Syukur pada Tuhan, akhirnya memang ada saldo untuk dana pembangunan Gereja. Terimakasih kami ucapkan kepada semua umat Paroki, DPP, Para Panitia, Para Donatur dan siapa saja yang mendoakan dan mendukung kegitan ini. Yesus memberkati kita semua selalu. Amin.

Renungan Hari Minggu Adven III: 12 Desember 2010, Thn. A

Renungan Hari Minggu Adven III:
12 Desember 2010, Thn. A

Yes 35:1-6a,10, Mzm 146:7,8-9a,9bc-10, Yak 5:7-10, Mat 11:2-11

“Pembawa Harapan”

BACAAN INJIL:

Di dalam penjara Yohanes mendengar tentang pekerjaan Kristus, lalu menyuruh murid-muridnya bertanya kepada-Nya: "Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan orang lain?" Yesus menjawab mereka: "Pergilah dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu dengar dan kamu lihat: 5orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik. Dan berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku." Setelah murid-murid Yohanes pergi, mulailah Yesus berbicara kepada orang banyak itu tentang Yohanes: "Untuk apakah kamu pergi ke padang gurun? Melihat buluh yang digoyangkan angin kian ke mari? Atau untuk apakah kamu pergi? Melihat orang yang berpakaian halus? Orang yang berpakaian halus itu tempatnya di istana raja. Jadi untuk apakah kamu pergi? Melihat nabi? Benar, dan Aku berkata kepadamu, bahkan lebih dari pada nabi. Karena tentang dia ada tertulis: Lihatlah, Aku menyuruh utusan-Ku mendahului Engkau, ia akan mempersiapkan jalan-Mu di hadapan-Mu. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan tidak pernah tampil seorang yang lebih besar dari pada Yohanes Pembaptis, namun yang terkecil dalam Kerajaan Sorga lebih besar dari padanya.
Demikianlah Injil Tuhan.

HOMILI:

Pengantar

Para saudara yang dikasihi Tuhan. Dalam setiap kesempatan pasti kita pernah mengalami situasi dimana kita menantikan seseorang. Menanti adalah situasi dimana kita seringkali diliputi harapan, kegembiraan, sukacita atau bahkan kecemasan. Ketika kita menanti kedatangan anak atau saudara kita dari jauh, kita pasti menantikannya dengan penuh sukacita dan kegembiraan. Ketika kita menunggu kelahiran seorang bayi di dalam kandungan pasti kita berharap bahwa kelahiranya memberikan kegembiraan untuk keluarga. Hari ini para murid Yoh Pembaptis berharap dengan penuh tanya akan kedatangan sang Mesias Agung yaitu Tuhan Yesus. Hari inipun kita juga diajak untuk bertanya dalam diri kita siapakah yang sedang kita nantikan dalam hati dan pikiran kita saat ini?

Renungan

Menanti adalah aktivitas yang memiliki dan mencerminkan banyak hal dalam diri kita. Ungkapaan lahiriah yang muncul dalam diri kita adalah wujud dari isi dalam pikiran dan hati kita siapa yang sedang kita nanti-nantikan. Beberapa minggu yang lalu kita kedatangan tamu kehormatan dari Amerika yaitu Presiden Barack Obama. Banyak orang berharap dengan penuh sukacita dan rasa ingin tahu siapa dan seperti apa presiden Amerika yang masa kecilnya pernah di Indonesia. Bagi mereka yang kenal dekat waktu kecil mereka pasti berharap bahwa mereka masih diingat oleh sang Presiden. Itulah sedikit bentuk ungkapan dari penantian orang besar seperti Barack Obama.

Menantikan kedatangan orang besar seringkali diliputi oleh banyak pertanyaan dan rasa ingin tahu yang besar. Hari ini Yoh Pembaptis meminta murid-muridnya untuk bertanya pada Yesus , “ Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan orang lain?" (ay.3). Yesus tidak menjawab dengan pengakuan yang jelas mengenai siapa seperti yang dipikirkan murid-murid Yoh.Pembantis, tetapi ia mengatakan hal-hal apa saja yang telah ia perbuat. Amat menarik sekali cara menjawab yang digunakan Yesus ini. Secara sederhana ia tidak bermaksud menyatakan diri pada murid-murid Yoh.Pembaptis siapa ia sebenarnya tetapi ia menyerahkan semua keputusan dan penilaian tentang dirinya pada mereka sendiri.

Jawaban yang diberikan Yesus hari ini juga ditujukan pada kita semua yang sampai saat ini mengaku diri sebagai pengikutnya. Kita semua parcaya bahwa kita mengikuti dia sebagai Juru Selamat yang sejati. Sungguhkah demikian? Dalam hal ini kita diminta menjawab dengan jujur sungguhkah Yesus yang kita nantikan dalam hidup kita? Jika dalam pikiran kita Yesus yang kita nantikan adalah Yesus yang membuat orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, mari kita juga melakukan hal yang sama! Ukuran bahwa kita sungguh-sungguh meyakini bahwa Yesus adalah pribadi yang kita nantikan adalah bahwa kita juga tergerak untuk melakukan hal yang sama. Membantu orang lain yang “buta” menjadi melihat, mensyukuri bahwa mereka mampu melihat Allah. Orang yang “lumpuh” menjadi berjalan karena kita menopang dan mendukung dalam setiap kesulitan yang mereka hadapi. Membantu orang lain “mendengar” karena mereka selama ini tuli. Tuli karena mereka tidak memiliki teman yang mampu membisikkan kalimat dan sabda Allah.

Mari para saudara yang terkasih kita arahkan pikiran dan hari kita pada satu penantian yang sejati yaitu, Yesus sendiri. Mari kita juga melakukan hal yang sama seperti yang Yesus perbuat “orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik.” Jadilah pemberi harapan pada banyak orang di sekitar kita.

“Berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku."
( dens 12/12/10)

Bacaan Injil Hari Minggu Adven III: 12 Desember 2010, Thn. A( Bahasa Toba)

Bacaan Injil Hari Minggu Adven III: 12 Desember 2010,
Thn. A( Bahasa Toba)
(Yes 35:1-6a,10, Mzm 146:7,8-9a,9bc-10, Yak 5:7-10, Mat 11:2-11)

“Jala martua do na so targasip di Ahu!

Alai dibege si Johannes na tarhurung i do barita ni angka na binahen ni Kristus i, jadi disuru ma siseanna manungkun Ibana: Ho do na naeng ro i, manang na asing dope sipaimaonnami? Dung i didok Jesus ma mangalusi nasida: Mulak ma hamu, baritahon hamu ma tu si Johannes i angka na binege dohot na niidamuna on: Na gabe marnida do angka na mapitung, na mardalani do angka na lumpuon, na gabe ias do angka na huliton, na marbinege do angka na nengel na mulak mangolu do angka na mate; tu angka na pogos do binoan barita na uli. Jala martua do na so targasip di Ahu! Jadi dung laho nasida, ditaringoti Jesus ma si Johannes tu natorop i: Aha do na naeng idaonmuna, umbahen na laho hamu tu halongonan? Arung na meoleol na niullus ni alogo do? Manang na naeng idaonmuna do sahalak parabit na lamot? Di jabu ni angka na raja do anggo parabit na lamot. Manang na naeng idaonmuna do tahe panurirang? Olo, hudok ma tu hamu: Sumurung do ibana sian panurirang. Ibana do na nidok ni hata on: "Ahu ma marsuru suruanki patujolom, sipature dalanmu di jolomi." Na tutu do na hudok on tu hamu: Ndang adong na hehe sian jolma, na tinubuhon ni parompuan, na umbalga sian si Johannes pandidi; alai halak na ummetmet pe, naung di bagasan harajaon banua ginjang i, umbalga do i sian ibana.

Songon i ma Barita Nauli na dipatolhas tu hita sadari on.

Bacaan Injil Hari Minggu Adven III: 12 Desember 2010, Thn. A( Bahasa Karo)

Bacaan Injil Hari Minggu Adven III: 12 Desember 2010, Thn. A( Bahasa Karo)
Yes 35:1-6a,10, Mzm 146:7,8-9a,9bc-10, Yak 5:7-10, Mat 11:2-11

“Ketuahen kalak adi la tondel ukurna erkiniteken man bangKu!"

Johanes Peridiken si lit i bas penjara megi berita kerna pendahin Kristus. E maka isuruhna piga-piga kalak ajar-ajarna ndahi Jesus. Nungkun ajar-ajarna e man Jesus nina, "Kam kin si ikataken Johanes si enggo ndeher e ntah itimai kami dengan kalak si deban?" Erjabap Jesus man bana, "Dahilah Johanes Peridiken, turiken man bana kerina si ibegindu ras iidahndu genduari enda; kalak pentang erpengidah, si pang-pangen erdalan, si gadamen malem, si pasek erpemegi, si mate nggeluh mulihi janah Berita Si Meriah iberitaken man kalak musil. Ketuahen kalak adi la tondel ukurna erkiniteken man bangKu!" Kenca lawes ajar-ajar Johanes Peridiken, ibenaken Jesus ngerana man kalak si nterem kerna Johanes nina, "Asum idahindu ndube Johanes Peridiken ku taneh si melungun, kai kin si man nehenenndu? Atendu kin ngenehen beski si mole-ole iembus angin? Tentu lang! Kai dage nehenenndu ku je? Sekalak si mejile uisna? Tentu lang, sabap kalak si mejile uisna inganna i bas istana raja nge. Kataken man bangKu, kai nehenenndu ku je? Sekalak nabi? Payo, Kukataken pe man bandu maka si enggo idahndu e lebihen asangken sekalak nabi. Sabap kerna Johanes Peridiken enggo isuratken i bas Pustaka Si Badia, 'Kusuruh persuruhenKu leben asangken Kam,' nina Dibata, 'Ia kap nikapken dalan man bandu.' Ingetlah! Johanes Peridiken kap si mbelinna i bas kerina manusia si enggo pernah nggeluh. Tapi si kitikna i bas Kinirajan Surga belinen asangken Johanes Peridiken.

Bagenda me kata Tuhan.

Para Uskup Tiongkok Buka Pertemuan di Tengah Ketegangan dengan Vatikan

Para Uskup Tiongkok Buka Pertemuan di Tengah Ketegangan
dengan Vatikan

Ketegangan baru dengan Vatikan dipicu oleh pengangkatan seorang uskup yang tidak mendapat persetujuan dari Paus.

Paus Benediktus XVI terpilihnya seorang Uskup di Tiongkok.

Para uskup di Tiongkok telah membuka sebuah pertemuan untuk memilih pimpinan gereja Katolik yang didukung pemerintah, di tengah-tengah ketegangan baru dengan Vatikan karena pengangkatan seorang uskup yang tidak mendapat persetujuan Paus.

Para uskup itu hari Selasa berkumpul di Beijing untuk memilih pimpinan baru Asosiasi Katolik Patriotik Tiongkok dan Dewan Keuskupan Tiongkok. Pertemuan mereka diperkirakan berlangsung selama beberapa hari.

Hubungan Tiongkok-Vatikan bulan lalu sudah tegang akibat pengangkatan pendeta Joseph Guo Jincai. Vatikan memperingatkan pendeta Jincai bahwa ia menghadapi resiko dikucilkan karena diangkat oleh pejabat Katolik Tiongkok tanpa persetujuan Paus.

Pejabat Vatikan juga menuduh pihak berwenang Tiongkok menekan para uskup untuk ikut dalam upacara pengangkatan itu, yang kata Vatikan melanggar “kebebasan beragama dan hati nurani serta menghina Paus.

Tiongkok menolak keberatan Vatikan itu, mengatakan tuduhan apapun termasuk campur tangan dalam pengangkatan uskup itu merupakan pembatasan kebebasan beragama dan toleransi.

Disadur dari :http://www.voanews.com/indonesian/news/

Bacaan Injil Hari Minggu Adven III: 12 Desember 2010, Thn. A( Bahasa Indonesia)

Bacaan Injil Hari Minggu Adven III: 12 Desember 2010,
Thn. A( Bahasa Indonesia)

Yes 35:1-6a,10, Mzm 146:7,8-9a,9bc-10, Yak 5:7-10, Mat 11:2-11

"Dan berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku."

Di dalam penjara Yohanes mendengar tentang pekerjaan Kristus, lalu menyuruh murid-muridnya bertanya kepada-Nya: "Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan orang lain?" Yesus menjawab mereka: "Pergilah dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu dengar dan kamu lihat: 5orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik. Dan berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku." Setelah murid-murid Yohanes pergi, mulailah Yesus berbicara kepada orang banyak itu tentang Yohanes: "Untuk apakah kamu pergi ke padang gurun? Melihat buluh yang digoyangkan angin kian ke mari? Atau untuk apakah kamu pergi? Melihat orang yang berpakaian halus? Orang yang berpakaian halus itu tempatnya di istana raja. Jadi untuk apakah kamu pergi? Melihat nabi? Benar, dan Aku berkata kepadamu, bahkan lebih dari pada nabi. Karena tentang dia ada tertulis: Lihatlah, Aku menyuruh utusan-Ku mendahului Engkau, ia akan mempersiapkan jalan-Mu di hadapan-Mu. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan tidak pernah tampil seorang yang lebih besar dari pada Yohanes Pembaptis, namun yang terkecil dalam Kerajaan Sorga lebih besar dari padanya.
Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan : Sabtu 11 Nopember 2010

Renungan : Sabtu 11 Nopember 2010
Sir 48:1-4,9-11, Mzm 80:2ac,3b,15-16,18-19, Mat 17:10-13
(SP. Maria dr. Guadalupe, St. Damasus I)

"Demikian juga Anak Manusia akan menderita oleh mereka."

BACAAN INJIL:
Lalu murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya: "Kalau demikian mengapa ahli-ahli Taurat berkata bahwa Elia harus datang dahulu?" Jawab Yesus: "Memang Elia akan datang dan memulihkan segala sesuatu dan Aku berkata kepadamu: Elia sudah datang, tetapi orang tidak mengenal dia, dan memperlakukannya menurut kehendak mereka. Demikian juga Anak Manusia akan menderita oleh mereka." Pada waktu itu mengertilah murid-murid Yesus bahwa Ia berbicara tentang Yohanes Pembaptis.

PERMENUNGAN:

Nabi Elia merupakan nabi besar dalam Perjanjian Lama yang sangat dihormati. Elia diutus oleh Allah untuk menyerukan pertobatan, agar bangsa Israel kembali kepada Allah karena mereka sudah menjauh dari Allah dan malah menyembah dewa-dewa baal. Juga dia berani melawan para nabi baal. Nabi Elia sebagaimana diceritakan dalam 2Raja 2:1-25, tidak mati tetapi terangkat ke sorga dengan menaiki datanglah kereta berapi dengan kuda berapi. Olehkarena itulah diyakini bahwa Elia akan datang kembali.

Sama seperti Elia, Yohanes Pemandi juga tampil menyerukan pertobatan dalam menyambut kedatangan Sang Mesias dan kehadiran Kerajaan Allah. Seperti Elia, Yohanespun tampil dengan penuh keberanian menegur, mengkritik dan menyerukan pertobatan. Dia juga seperti Elia menjadi nabi yang sungguh hidup dalam kesederhanaan, ‘memisahkan’ diri dari kehidupan dunia pada zamannya. Orang-orang pada zaman itu, mengira bahwa Elia yang naik ke sorga telah hadir kembali dalam diri Yohanes Pembaptis. Mereka berpikiran demikian karena melihat kemiripan peran kenabian dalam diri Yohanes Pembandi. Oleh karena itulah Yesus sungguh memuji Yohanes Pembandi sebagai nabi besar dalam perjanjian Baru.

Namun walaupun demikian, orang-orang yang mendengar pewartaan nabi Elia dan juga Yohanes Pembaptis tetap tidak bertobat, tidak menerima pewartaan para nabi dan bahkan menolak kehadiran para nabi. Berdasarkan pengalaman para nabi inilah, Yesus juga ,menyadari bahwa diri-Nya pun akan mengalami nasib yang sama. Inilah yang diwartakan dalam Injil hari ini. Yesus tahu bahwa Dia pun akan ditolak, dan bahkan akan dianiaya karena tugas mewartakan kerajaan Allah dan juga dalam rangka menyelamatkan manusia.

Masa Adven adalah masa menanti kedatangan Sang Mesias dan kehadiran Kerajaan Allah. Sang Mesias adalah Tuhan sendiri yang datang untuk menyerukan pertobatan dan hendak menyelamatkan kita. Sikap dan tanggapan kita hendaknya menerima Dia dan tawaran keselamatan yang diwartakannya. Bagaimana kita mempersiapkan diri dalam menerima kehadiran Sang Mesias? Dalam hal ini, kita belajar dari hidup nabi Elia dan juga nabi Yohanes Pemandi. Mereka adalah nabi besar yang menerima kehadiran Tuhan dalam diri mereka. Mereka sungguh-sungguh tinggal dalam Allah dan Allah dalam mereka. Persatuan dan kehadiran Tuhan dalam diri mereka mereka ungkapkan dalam hidup yang semata-mata untuk kemuliaan Tuhan, mereka ‘melepaskan’ diri dari kehidupan dunia atau mereka ‘keluar’dari kehidupan dunia yakni dengan hidup dalam kesederhanaan. Selain itu juga, mereka sungguh hidup hanya untuk membawa sukacita, menghadirkan Kerajaan Allah bagi orang lain, membawa berkat bagi orang lain.

Hal yang demikianlah kiranya dapat kita teladani dan kita laksanakan dalam masa Adven ini. Dalam masa Adven Gereja mengajak kita mengupayakan hidup sederhana, berbagi berkat dan sukacita dengan orang-orang yang lebih menderita dari kita. Hal ini kita ungkapkan dengan berusaha hidup sederhana, mengurangi pengeluaran-pengeluaran yang sifatnya kesenangan kita dan ini kita kumpulkan sebagai aksi Natal kita. Aksi Natal hanya merupakan salah satu cari Gereja untuk mendidik kita agar kita hidup sederhana dan dalam kesederhanaan itu, kita juga merbagi berkat dengan sesama yang berkekurangan. Dengan aksi Natal yang berupakan buah dari pertobatan dan upaya hidup sederhana, kita menghadirkan kerajaan Allah bagi diri kita yang mana kita tidak lagi terikat dengan hidup dunia atau keinginan daging, tetapi hidup untuk dan dalam Allah. Dengan hidup yang demikian juga, kita menghadirkan Kerajaan Allah bagi sesama kita yang berkurangan. Dengan demikian, masa Adven sungguh menjadi persiapan bagi kita dalam menyambut kehadiran Sang Mesias dan Kerajaan Allah, bagi diri kita dan juga bagi sesama kita.

REFLEKSI PRIBADI:

1. Apakah kita sungguh-sungguh menjalani masa Adven sebagai persiapan kita menerima kehadiran Sang Mesias? Atau kita lalui begitu saja tanpa berbuat apa-apa?

2. Berusahalah untuk lebih banyak berbuat baik kepada sesama pada masa Adven ini.

Mempersiapkan Kedatangan Tuhan

Mempersiapkan Kedatangan Tuhan

Pada awal masa Adven gereja Katolik menghantar kita putera-puterinya untuk memasuki masa adven. Adven adalah kata bahasa latin yang berarti kedatangan. Masa adven dimaksudkan sebagai masa persiapan untuk menyambut kedatangan Tuhan Yesus.

Masa adven ini mempunyai dua makna yang sama pentingnya bagi putera-puteri Gereja, yaitu:
Pertama: Secara liturgis. Pada masa adven ini kita mempersiapkan perayaan kelahiran Tuhan Yesus Kristus yang akan kita rayakan pada hari raya Natal nanti. Kelahiran Tuhan Yesus Kristus perlu kita persiapkan dengan dengan sebaik mungkin agar pada saat kita merayakan hari raya Natal kita semua mampu menyambut kedatangan Tuhan Yesus dengan penuh kegembiraan. Kelihatannya hal ini sederhana saja, tetapi senyatanya tanpa persiapan yang memadai untuk setiap pribadi, hari raya Natal kurang mampu memberi pesan secara mendalam kepada pribadi-pribadi yang merayakan hari raya Natal sehingga hari raya Natal hanya akan berlalu sebagai perayaan liturgis saja dan kurang bermakna bagi pribadi-pribadi yang merayakan Natal.

Kedua: Secara batin. Secara batin masa adven juga mengingatkan semua putera-puteri Gereja akan kebenaran iman Katolik yang setiap kali diungkapkan dalam doa Aku Percayadan dalam Anamneses setiap kali kita merayakan ekaristi pada hari minggu. Kebenaran iman itu adalah: bahwa Tuhan Yesus sungguh akan datang kembali pada akhir jaman dalam kedatangan-Nya yang kedua. Kedatangan kedua Tuhan Yesus ke dunia ini juga perlu dipersiapkan dengan baik. Sebab tanpa persiapan yang baik oleh masing-masing pribadi, kedatangan kedua Tuhan Yesus ini akan menjadi saat yang menakutkan, sedangkan bila orang mempersiapkan dengan baik maka kedatanagan kedua Tuhan Yesus ini akan menjadi sebuah saat penuh kegembiraan yang dinanti-nantikan. Oleh karena itu sekali lagi kita perlu mempersiapkan diri utuk peristiwa itu.

Dari uraian tentang makna masa adven tersebut di atas, kita memahami dengan bak bahwa keduanya perlu dipersipkan dengan sebaik mungkin. Syukur kepada Allah pewartaan Injil hari ini mengungkapkan secara jelas kepada kita tentang persiapan-persiapan yang perlu kita lakukan. Di tegaskan dalam Injil hari ini bahwa selama masa adven ini kita perlu mempersiapkan diri dengan menjaga diri kita supaya hati kita tidak sarat dengan pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi. Apa maksudnya? Maksudnya adalah: Injil hari ini mengingatkan kita semua akan pentingnya bagi setiap orang untuk tidak terhanyut dalam arus kehidupan jaman ini.

Kita semua memang hidup di dalam dunia, namun kita tidak berasal dari dunia ini, dan dunia ini juga bukan tujuan hidup kita. Tak jarang kesibukan dan tuntutan-tuntutan kehidupan di dunia membuat manusia menjadi pribadi-pribadi yang terlalu sibuk dengan kesibukan duniawi sehingga kerap manusia terhanyut dalam arus kehidupan dunia dan lantas melupakan pentingnya menyiapkan sebuah ruang dalam hidupnya untuk Tuhan yang akan datang. Sikap manusia yang lalai menyiapkan ruang dalam hatinya untuk Tuhan yang akan datang (baik secara liturgis dalam hari raya Natal maupun kelak pada kedatangan-Nya yang kedua) hanya akan membuat manusia terombang-ambing oleh gelombang samudera kehidupan dunia.

(Fr. Aris O.Carm, Tigalingga 1 Desember 2010)

Arti Natal Bagiku

Arti Natal Bagiku

Bulan Desember, bulan yang dinanti-nantikan semua orang Kristen, kenapa? Tentu alasannya karena sebentar lagi kita akan menyongsong hari Natal, hari peringatan kelahiran Tuhan kita, Yesus Kristus. Natal memang sudah menjadi peristiwa tahunan yang selalu dirayakan setiap menjelang akhir tahun, di mana orang-orang mulai mempersiapkan diri, ada yang mulai merencanakan ingin berlibur ke mana, atau ada yang sudah merencanakan untuk membeli barang-barang pernik-pernik Natal, atau bahkan ada yang sudah mulai Christmas shopping. Memang beragam cara orang-orang merayakan Natal.

Namun, 1 hal yang terkadang terbesit di pikiran saya. Apa sih, sebenarnya makna dari Natal itu? Apakah Natal harus selalu disambut dengan semua yang wah, semua yang baru, semua yang penuh gegap gempita dan semua yang meriah?

Pernah suatu kali saya bersama teman-teman di lingkungan gereja kami di JKT, kami mengadakan aksi Natal dengan berkunjung ke salah satu panti asuhan. Awalnya saya merasa bosan, kok Natalan bersama orang-orang lain yang saya gak kenal, rasanya kok,… tidak nyaman. Namun semuanya berubah ketika kami sampai di panti tersebut. Kami disambut dengan keramahan orang-orang di sana, dan melihat kondisi pantinya yang sudah agak tua, seketika itu juga, mata saya seperti terbuka. Saya seperti merasa ditegur oleh yang Di Atas. Selama ini saya selalu merayakan Natal, namun saya seperti kurang mendapat makna dari Natal itu sendiri. Namun, ketika berada di panti tersebut, melihat kegembiraan orang-orang yang tinggal di sana, melihat keceriaan mereka menyambut kedatangan kami dan melihat begitu senangnya mereka menerima tanda mata dari lingkungan kami, saat itu saya merasa, aah.. ini Natal. Inilah makna Natal yang sebenarnya yang selama ini tidak pernah saya alami.

Ya, Natal adalah peristiwa kasih. Kasih yang sudah diberikan Allah Bapa untuk kita, 2000 tahun yang lalu dengan kelahiran Putra-Nya sendiri, Yesus Kristus. Natal merupakan manifestasi cinta kasih yang harus kita syukuri. Dengan berbagi damai dan kasih kepada orang-orang di sekitar kita, saat itu lah makna Natal bisa terasa di hati setiap orang yang kita temui.

Berbagi damai, berbagi kasih, bisa kita mulai dari hal yang sederhana, seperti di tengah keluarga kita, atau dengan teman-teman kita, atau boleh dengan setiap orang yang kita temui, di manapun kita berada. Semoga dengan berbagi damai dan kasih, kita bisa terus mengobarkan semangat Natal di hati orang-orang dan di hati kita masing-masing.

Selamat Natal. Tuhan berkati.

POHON NATAL DAN LEGENDA BONIFASIUS

POHON NATAL DAN LEGENDA BONIFASIUS

Kisah kelahiran Yesus diceriterakan dalam Injil. Namun Injil tak bicara soal perayaan Natal. Tradisi Natal, termasuk Pohon Natal, baru muncul kemudian. Sebagian tradisi Natal diambil alih dari tradisi kafir. Haruskah kita menolaknya?

Sekitar tahun 1600-an, perayaan Natal pernah dilarang resmi di Inggris dan di beberapa negara koloninya. Pasal-nya, hari raya Natal dianggap sebagai hari raya orang kafir. Hal ini terutama karena pengaruh pandangan Protestan pada masa itu. Kendati dilarang, masyarakat yang sudah terlanjur cinta perayaan Natal, tak bisa dibendung untuk tetap merayakannya. Dan pesta ini tetap berlangsung hingga kini.

Hari Raya Natal sebagai perayaan kristiani dan hal-hal yang berkaitan dengan tradisi Natal, sampai hari ini masih diperdebatkan oleh sekelompok kecil orang. Beberapa orang non-kristiani malah sempat melontarkan tuduhan pembohongan publik berkaitan dengan Natal. Salah satu tradisi yang tergolong baru adalah Tradisi Pohon Natal. Kebiasaan yang sudah amat popular inipun masih sering dipertanyakan orang. Aliran Gereja tertentu malah mengharamkan tradisi ini.

Amat Digemari.

Injil Lukas menceriterakan kisah kelahiran Yesus lengkap dengan kisah malaikat dan gembala-gembala. Sementara Matius menceriterakan tiga orang bijak dari Timur yang berjalan mengikuti bintang terang yang menunjukkan dimana Yesus berada. Injil menyebutkan bahwa Yesus lahir pada jaman Herodes berkuasa, namun tidak menulis tanggal persis kelahiran-Nya. Injil juga tak pernah menulis tentang kebiasaan merayakan hari kelahiran Yesus.

Natal atau Perayaan kelahiran Yesus baru mulai tercantum dalam kalender Romawi pada tahun 336, atau 300 tahun lebih sesudah kematian Yesus. Tanggal 25 Desember yang ditetapkan sebagai Hari Raya Natal, pada awalnya merupakan perayaan hari kelahiran dewa matahari. Orang kristiani yang menyebut Kristus sebagai Terang Dunia mengambil alih pesta ini sebagai hari Natal, kelahiran Yesus.

Perayaan Natal nampaknya cepat digemari umat kristiani. Pada tahun 1100 Natal sudah menjadi perayaan keagamaan paling penting di Eropa. Seiring dengan hal itu muncul juga pelbagai tradisi yang berkaitan dengan Natal. Santo Fransiskus, misalnya, memulai tradisi membuat kandang Natal pada tahun 1223. Waktu itu ia membuat dekorasi kandang Natal di Gereja Greccio dekat Asisi, Italia. Pada mulanya, ia hanya meletakkan tiga tokoh Natal, yaitu Yesus, Maria dan Yosef di dalam kandang. Pada tahun-tahun selanjutnya ia menambahkan tokoh-tokoh lain seperti para gembala, hewan ternak, Tiga Raja dari Timur dan malaikat. Kini tradisi ini dikenal hampir di seluruh dunia.

Pohon Natal dan Legenda St. Bonifasius.

Salah satu tradisi yang juga dikenal luas adalah tradisi pohon Natal. Pohon Natal biasanya berupa pohon cemara (asli maupun plastik) dihias dengan lampu warna-warni serta segala pernak-perniknya. Tradisi ini mulai di negeri Jerman pada abad ke-16. Menurut legenda, Santo Bonifasius suatu hari bertemu sekelompok orang yang akan mempersembahkan seorang anak kepada dewa Thor di sebuah pohon oak. Untuk menghentikan perbuatan jahat itu, secara ajaib Bonifasius merobohkan pohon oak dengan pukulan tangannya. Di tempat pohon oak yang roboh itu tumbuhlah sebuah pohon cemara. Bonifasius menganggap pohon cemara tersebut sebagai lambang iman kristiani. Dari legenda inilah kemudian lahir tradisi pohon Natal.

Sebelum berkembang dalam tradisi kristiani, pohon cemara sudah lama digunakan dalam perayaan keagamaan oleh bangsa Romawi. Pohon ini digunakan dalam perayaan peringatan kelahiran dewa matahari. Mereka menghiasi pohon cemara dengan hiasan-hiasan serta topeng-topeng kecil. Pohon cemara dipakai antara lain karena memiliki makna simbolik.

Pada musim dingin, ketika daun-daun pohon mulai menguning dan kemudian berguguran, pohon cemara tetap hijau daunnya. Karenanya pohon cemara yang evergreen, selalu hijau ini dianggap cocok melambangkan kehidupan yang terus menerus. Makna ini juga cocok dengan keyakinan hidup kekal dalam agama kristiani. Makna simbolik pada gilirannya makin memperkokoh keberadaan tradisi pohon Natal kristiani.

Dari Jerman, tradisi pohon Natal menyebar ke berbagai tempat lain. Ketika Ratu Viktoria dari Inggris menikah dengan Pangeran Albert dari Jerman (10/02/1840), tradisi pohon Natal ini dengan cepat menjalar juga di Inggris. Ratu Viktoria memang amat menyukai tradisi ini. Pada akhir abad ke-19, tradisi pohon Natal praktis sudah dikenal luas dimana-mana. Industri yang memproduksi hiasan berupa pohon Natal makin mempopulerkan tradisi ini. Salah satu Pohon Natal yang terkenal adalah yang ada di Rockefeller Centre, New York karena amat besar dan menarik. Pohon Natal yang dipasang di lapangan Santo Petrus, Vatikan, juga menarik karena tingginya. Indonesia dan Filipina yang amat terpengaruh tradisi Barat menyukai tradisi pohon Natal. Namun tidak semua tempat menyukai pohon Natal. Di Afrika Selatan, keberadaan pohon Natal kurang dikenal; sementara masyarakat India lebih memilih pohon mangga dan pohon pisang daripada cemara.

Kerinduan Manusia.

Pohon cemara yang evergreen, selalu hijau, adalah lambang kehidupan yang terus berlangsung, abadi. Pohon Natal sering juga disebut Pohon Terang karena penuh dengan cahaya benderang. Dalam Kitab Suci, terang acapkali digunakan sebagai simbol kehidupan surgawi, bersih tanpa dosa. Sebaliknya, kegelapan adalah lambang kehidupan yang penuh dengan gelimang dosa.

Pohon Natal sepertinya menyentuh hati umat manusia karena memiliki makna simbolik yang pas. Pohon Natal seolah-olah menyiratkan kerinduan manusia akan dunia surgawi, dunia yang damai dimana segala sesuatu adalah anugerah dan rahmat. Merayakan Natal tanpa Pohon Natal bukanlah sesuatu yang penting. Namun, merayakan Natal tanpa kerinduan hati akan perdamaian, barulah sesuatu yang patut dipertanyakan. Selamat Natal.

Heri Kartono,OSC (Dimuat di Majalah Fraternite edisi Desember 2007)
Disadur dari http://batursajalur.blogspot.com/2008/11/tradisi-pohon-natal.html

Renungan : Jumat 10 Nopember 2010

Renungan : Jumat 10 Nopember 2010
Yes 48:17-19, Mzm 1:1-2,3,4,6, Mat 11:16-19
(Marc Antonio Durando)

"Bukalah hati untuk menerima kehadiran Yesus dan Kerajaan Allah!"

BACAAN INJIL:

Dengan apakah akan Kuumpamakan angkatan ini? Mereka itu seumpama anak-anak yang duduk di pasar dan berseru kepada teman-temannya: Kami meniup seruling bagimu, tetapi kamu tidak menari, kami menyanyikan kidung duka, tetapi kamu tidak berkabung. Karena Yohanes datang, ia tidak makan, dan tidak minum, dan mereka berkata: Ia kerasukan setan. Kemudian Anak Manusia datang, Ia makan dan minum, dan mereka berkata: Lihatlah, Ia seorang pelahap dan peminum, sahabat pemungut cukai dan orang berdosa. Tetapi hikmat Allah dibenarkan oleh perbuatannya."

PERMENUNGAN:

Dalam Injil kemarin, kita mendengar pujian Yesus kepada Yohanes Pemandi. Namun dalam Injil hari ini, penginjil menggambarkan kekesalah dan kejengkelan hati Yesus kepada orang-orang pada masa itu. Yesus sungguh kesal melihat sikap orang-orang pada waktu itu, karena mereka sudah tidak peduli dan tidak memperhatikan pewartaan para nabi. Mereka sudah mendengar pewartaan dan seruan pertobatan dari Yohanes Pemandi tetapi mereka juga tidak peduli, tidak menggubrisnya. Bahkan ketika Yohanes tampil dalam kesederhanaan dan tampil dengan tidak mengikuti kebiasaan orang pada zaman itu, malah dikatakan kerasukan setan. Demikian halnya ketika Yesus tampil hidup bersama mereka dan seperti pada zamannya, juga tidak digubris, ditolak dan malah dituduh sebagai pemabuk dan pelahap. Tuhan dengan berbagai cara menyerukan pertobatan lewat hidup dan pewartaan para nabi, tetapi tetap mereka tolak, bahkan Anak Manusiapun mereka tolak. Mereka malah bukan hanya menolak kehadiran dan pewartaan, tetapi malah menuduh dan menjelek-jelekkan para pewarta dan juga Yesus sendiri. Yesus sungguh kesal dengan sikap mereka. Namun walaupun demikian, Yesus menyatakan bahwa walaupun manusia menolak dan tidak menggubris pewartaan dan seruan pertobatan itu, Tuhan Allah tidak mundur. Tuhan tetap akan selalu dan kapanpun akan tetap mengasihi, merindukan dan dengan berbagai cara akan akan menerukan pertobatan kepada manusia, agar manusia bertobat dan selamat.

Dalam masa Adven ini, kita sudah mendengar seruan Yohanes Pemandi tentang kehadiran Kerajaan Allah dan seruan pertobatan, juga sudah mendengar Sabda Yesus, tentunya kita mau menerimanya, percaya dan mewujudkannya dalam pertobatan atau perubahan hidup seseuai dengan warta atau sabda yang kita dengarkan. Janganlah kiranya kita membuat Yesus menjadi kesal kepada kita karena ketegaran hati kita yang tidak mau percaya dan bertobat. Kita hendaknya menerima kehadiran Tuhan dan keselamatan yang ditawarkan-Nya kepada kita.

Dalam upaya menerima kehadiran Yesus dan Kerajaan-Nya, pasti kita akan mengalami tantangan dari orang lain yang tidak peduli dengan upaya kita dan bahkan mungkin akan menghalangi kita dengan tuduhan yang tidak baik. Demikian halnya dalam upaya kita untuk mewartakan kehadiran Kerajaan Allah, pasti ada saja orang yang tidak peduli, tidak menggubris kita. Semuanya itu pasti akan terjadi. Walaupun demikian, hendaknya kita tidak putus asa, tidak surut dalam usaha menerima, percaya kepada Yesus dan juga dalam usaha untuk mewartakan kehaderan Kerajaan Allah. Justru bila kita tetap teguh dan tekun bertahan dalam iman dan pewartaan, akan membuat orang lain akhirnya sadar karena dengan keteguhan itu kita membuktikan kebenaran yang tidak bisa dirubah dan dikalahkan orang lain. Selain itu, dlaam keteguhan iman itu, kita percaya bahwa Tuhan akan menyatakan kemuliaan-Nya.

REFLEKSI PRIBADI:

1. Bukalah hatimu untuk menerima kehadiran Tuhan dan Kerajaan-Nya, yakni dengan pertobatan hidup.

2. Berusahalah dengan tetap teguh dan tekun mewartakan kehadiran Kristus dan Kerajaan Allah.

Progress Report SAGKI 2010 (Keuskupan Agung Medan)

Progress Report SAGKI 2010
(Keuskupan Agung Medan)

Pengantar

Perayaan SAGKI 2010 telah berlangsung pada tgl 1-5 November 2010 di Kinasih Bogor. Gereja Katolik di Indonesia sekali lagi menunjukkan semangat persaudaraannya untuk merefleksikan bersama sudah sejauh mana wajah Yesus hadir dalam dimensi kehidupan, balk itu di tengah umat maupun dalam interaksi dengan sesama warga masyarakat. Lewat SAGKI mi Gereja Katolik kembali menegaskan bahwa Gereja adalah bagian yang tidak terpisahkan dari realitas Bangsa Indonesia.

Pembahasan SAGKI

SAGKI 2010 adalah moment merayakan panggilan Umat Beriman sebagai Gereja yang dipanggil mewartakan Kabar Gembira. SAGKI 2010 ini suatu penegasan perutusan Gereja. Tema yang direnungkan adalah "Dia Datang Supaya Semua Memperoleh Hidup Dalam Kelimpahan" (bdk Yoh 10:10). Fokus permenungan bertolak dari pribadi Yesus Kristus yaitu Hidup dan Karya-Nya dalam konteks pluralitas sesuai dengan realitas masyarakat Indonesia. Umat beriman diajak merenungkan serta menyadari iman akan Yesus Kristus sekaligus merayakan imannya akan Yesus Kristus yang mereka alami setiap hari dalam hidup bermasyarakat di Indonesia.
Dasar Biblis Yoh 10:10 "Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya
dalam segala kelimpahan

Tujuan:

~ Melihat sejauh mana Kristus sudah diterimah dan berpengaruh di dalam kehidupan
- Bagaimana kita menghadirkan Yesus dan mewartakanNya lewat kesaksian hidup kita di dalam lingkungan Gereja dan masyarakat dengan keyakinan bahwa hidup-Nya adalah hidup kita, perutusan-Nya adalah perutusan kita
- Menggerakkan semangat berevangelisasi umat Katolik Indonesia

TOR (Term of Reference)

Tema utama SAGKI yaitu la datang supaya semua memperoleh Hidup dalam kelimpahan. Tema ini dibagi dalam 3 sub tema:

1. Mencari wajah Yesus dalam dialog dengan budaya,
2. Mengenali wajah Yesus dalam dialog dengan Agama dan kepercayaan lain
3. Mengenali wajah Yesus dalam pergumulan Hidup kaum marjinal dan terabaikan.

Ada tiga realitas yang dirasa cukup dominan dalam situasi berbangsa dan bemegara sekarang ini. Ketiga realitas ini dilihat sebagai cerminan dari situasi kehidupan social budaya, kehidupan sosio religius dan kehidupan sosial ekonomi Indonesia. Dengan ketiga topik ini Gereja merenungkan panggilan-nya untuk membangkitkan revitalisasi semangat misi Gereja Katolik Indonesia.

Latarbelakang SAGKI 2010

SAGKI 2010 ini terinspirasi oleh perayaan iman lewat kongres Misi Asia I Chiang Mai (Thailand, 2006) dengan tema refleksi "Telling the Story of Yesus in Asia". Kongres ini menjadi penyadaran, penghayatan dan penegasan sikap akan tugas mewartakan Kabar Gembira Keselamatan. Kongres misi ini memberikan kepada Gereja-gereja di Asia agar semangat misi ini ditindaklanjuti di setiap negara sambil mencari inspirasi kekhasan dan keragaman masing-masing. Hal inilah yang hendak dilanjutkan oleh Gereja Katolik di Indonesia dengan SAGKI 2010. Tujuan dari SAGKI ini diharapkan menjadi revitalisasi semangat perutusan Gereja dalam mewartakan Kabar Gembira.

Metodologi: Pewartaan Naratif

Metodologi SAGKI 2010 ini sungguh berbeda dari SAGKI sebelumnya. SAGKI 2010 menggunakan kekhasan Asia yaitu Metodologi cerita, atau pedagogi evokatif yang menggunakan kisah, perumpamaan, dan simbol-simbol yang merupakan kekhasan pengajaran di Asia (Ecclesia in Asia 20). SAGKI sebelumnya lebih menekankan ulasan ilmiah dalam bentuk refleksi akademis. Metodologi narasi ini adalah berbagi pengalaman tentang iman akan Yesus Kristus. Dengan narasi peserta saling menuturkan kisah dan mendengarkan kisah. Prinsip ceritanya bersumber dari lYoh 1:3, "Apa yang kami lihat dan kami dengar dan kami alami, itulah yang kami ceritakan kepadamu, supaya sukacita kita menjadi sempuma". Dalam kisah dituturkan pengalaman akan kehadiran Yesus maupun perjuangan dalam menghadirkan Wajah Yesus di tengah kehidupan konkrit.

Utusan dan Pembagian Kelompok:


NO.NAMABIDANG
1P. Octavianus Situngkir OFM.CapKebudayaan
2P. Sabat S. Nababan Pr.Kemiskinan
3Fr. Herman Tugas Ginting OFM.ConvAgama dan Kepercayaan
4Sr. Alfoncine Sianturi KSFLKebudayaan
5Sr. Rosaline Ambarita KSSYAgama dan Kepercayaan
6Antoni BangunKaum Miskin
7Wilopo HutapeaKaum Miskin
8P. Benddo Ola Tage Pr.Agama dan Kepercayaan
9Jakobus NdonaAgama dan Kepercayaan


Rancangan Implementasi SAGKI di KAM

Refleksi SAGKI ini hendak dibagikan atau disosialisasikan kepada semua umat benman, khususnya melalui para pemukajemaat atau pengurus. Disepkati untuk menyusun bahan sosialisasi. Peserta SAGKI telah bertemu untuk memikirkan sosialisasi pada tgl 30 Nov -1 Des. Rancangan bahan yang telah dipikirkan:

Materi sosialisasi:

- Pengertian SAGKI
- Pembahasan SAGKI 1995-2005
- Metodologi SAGKI 2010: Kaekese tentang narasi dalam katekese umat
- Proses SAGKI
- Topik bahasan SAGKi 2010 : 3 topik dengan uraian yang menjelaskan ketiga bidang ini agar umat mendapat pemahaman dan menghadapkannya dengan realitas kehidupan konkrit.
- Rekomendasi SAGKI 2010.
- SAGKI _ KAM (Pertanyaan reflektif: pendalaman, sharing dan juga jawaban akan ditampung untuk dipresentasikan kembali kepada umat).

SAGKI: Penegasan Pola Pastoral yang Diperjuangkan KAM:

Narasi merupakan metode evangelisasi yang cukup efektif dalam tugas pewartaan dan berterimah bagi semua lapisan baik orang terpelajar maupun sederhana. Sebagai metode pengajaran dan juga kesempatan untuk mendengar pergumulan menghidupi iman sekaligus kesempatan menyimak daya juang umat beriman dalam memberi kesaksian imannya pantas dikatakan bahwa metode ini perlu dihidupkan dan diberi ruang dan waktu agar orang semaldn dapat melihat pergumulan imannya dan ada kesempatan untuk
Memberi peneguhan maupun memberi ma"jkan yang tepat untuk melengkapi semaha-man umat Untuk itu ada hal yang perlu disikapi bila metode ini mau dilihat sebagai strategi berpastoral:

1. Perlunya Komunitas (kelompok) Tempat Berbagai Pengalaman

Mendengar dan membagikan pengalaman hidup sebagai cerita tidup dan pengalaman iman mengandaikan adanya komumtas. Di dalam komunitas sungguh dimungkinkan berlangsungnya kisah - cerita. SAGKI 2000 secara khusus membicarakan komunitas basis sebagai cara baru hidup menggereja. Berbagi pengalaman dan untuk menemukan wajah Yesus dalam kisah atau pengalaman hidup umat mengandaikan ruang dan tempat kondusifbaik itu secara teritorial dan kategorial. Dalam komunitas kecil ini ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk menghadirkan Gereja itu menjadi cerita hidup bersama dan pengembangan diri.

2. Pemandu - Pengarah (Katekese Menjemsat)

Bertolak dari gagasan katekese menjemaat yang telah lama diperiuangkan KAM lewat Komkat, pendalaman iman dalam komunitas kecil sungguh pertemuan yang efektif. Tetapi hal ini mengandaikan adanya pemandu. Pemandu akan mengarahkan pertemuan dan juga memberi catatan atau memberi refleksi pada kisah yang telah dibagikan dalam kelompok. Implementasi SAGKI ini juga meneguhkan periuangan KAM tentang peran para pemuka jemaat itu. Pengalaman mengandung nilai dan periuangan akan semakin dapat dilihat sarat makna ketika pemandu memberi pembobotan baik itu sebagai refleksi iman atas Kitab Suci dan ajaran gereja. Yang menjadi kekhasan dari SAGKI 2010 ini adalah bahwa Narasi dipergunakan sebagai metode pengungkapan iman. Narasi bukan sekedar cerita tetapi media untuk semakin masuk dan teriibat dalam pergumulan hidup sosial, ekonomi, politik umat dan sesama manusia. Permenungan ini hendak dijadikan juga permenungan semua umat KAM. Maka refleksi SAGKI hendaknya dibagikan untuk semua umat. Selamat bersharing dengan umat dan para pengurus kita.

Tim SAGKI KAM.

Renungan : Kamis 9 Desember 2010

Renungan : Kamis 9 Desember 2010
Yes 41:13-20, Mzm 145:9,10-11,12-13ab, Mat 11:11-15
(Bernardus Maria Silvestrelli)

"Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar."

BACAAN INJIL:
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan tidak pernah tampil seorang yang lebih besar dari pada Yohanes Pembaptis, namun yang terkecil dalam Kerajaan Sorga lebih besar dari padanya. Sejak tampilnya Yohanes Pembaptis hingga sekarang, Kerajaan Sorga diserong dan orang yang menyerongnya mencoba menguasainya. Sebab semua nabi dan kitab Taurat bernubuat hingga tampilnya Yohanes dan -- jika kamu mau menerimanya -- ialah Elia yang akan datang itu. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar.

PERMENUNGAN:

Memuji orang lain bukanlah pekerjaan mudah. Ketika kita memuji orang lain, saat itu kita bersikap rendah hati dan mengakui kebaikan ada padanya juga apa yang diperbuatnya. Kita cenderung lebih mudah melihat kekurangan orang lain, dan cenderung untuk mengkritik orang lain. Ketika kita melihat seseorang melakukan kebaikan, atau berhasil, justru yang seringkali muncul dalam diri kita adalah rasa cemburu atau malah berpikiran negative dan malah mungkin menjelek-jelekkan orang tersebut kepada orang lain. Semuanya terjadi karena seringkali kita menganggap diri kita lebih baik dan harus lebih baik dari orang lain. Dalam diri kita seringkali bibit kesombongan lebih besar daripada kerendahan hati.

Dalam Injil yang kita dengarkan hari ini, justru suatu yang luar biasa. Yesus yang adalah Tuhan, dengan bersemangat memuji Yohanes Pembaptis, bahkan Yesus mengatakan bahwa dari semua yang pernah dilahirkan perempuan tidak ada yang lebih besar dari Yohanes Pembaptis. Kiranya pujian Yesus bukanlah berlebihan, tetapi suatu kenyataan yang memang demikian. Yesus memuji Yohanes Pembaptis karena dia seorang nabi yang mewartakan dan mempersiapkan kehadiran kerajaan Allah. Sebagai seorang nabi, Yohanes Pembaptis berani menegur semua orang dan mengajak untuk bertobat, bahkan dia tidaks segan-segan menegur orang Farisi, Ahli Taurat dan para imam yang seringkali merasa dirinya suci, baik dan tidak membutuhkan pertobatan. Yohanes berani membongkat kebobrokan atau kedosaan orang pada masa itu, meskipun resikonya tentu berat. Sebagaimana kita ketahui, dia dibenci oleh banyak orang dan akhirnya dia mati dibunuh. Dalam pewartaannya dia tidak hanya lewat kata-kata tetapi lewat kesaksian hidupnya yang sederhana, tidak peduli akan hidupnya, hidup dan kesaksiannya hanya demi mempersiapkan kedatangan kerajaan Allah. Dia hidup hanya untuk kerajaan Allah.

Kita juga tentunya berharap dipuji oleh Yesus. Agar kita mendapat pujian dari Yesus, sikap dan hidup seperti Yohanes Pembaptislah kiranya yang kita teladani dalam masa Adven ini, yakni berani mewartakan kehadiran kerajaan Allah dan mempersiapkan kehadiran kerajaan Allah lewat perkataan dan terutama kesaksian hidup kita yang penuh dengan kesederhanaaan. Seperti Yohanes Pembaptis, kitapun hendaknya berani berpihak, mewartakan dan melakukan kebenaran, keadilan, kejujuran dan berani menyerukan pertobatan kepada sesama kita. Namun apa yang kita wartakan hendaknya selaras dengan kehidupan kita, bukan hanya dalam kata-kata saja. Memang untuk melakukan hal itu, bukanlah hal yang mudah, kita pasti akan menghadapi banyak tantangan dan persoalan. Namun tantangan dan persoalan hendaknya tidak akan menyurutkan niat kita, karena kita percaya Yesus akan memuji kita yang artinya Yesus akan berpihak kepada kita.

Selain itu, kitapun harus berani memuji orang lain yang aktif dalam mewartakan kehadiran kerajaan Allah. Memuji juga dalam arti berpihak dan mendukung orang lain yang aktif dalam mewartakan kerajaan Allah. Mungkin kita tidak mampu dan tidak berani seperti orang lain yang aktif dan berani, namun hendaknya bukan malah melawan mereka tetapi memuji atau mendukung mereka.

Dengan demikian, jelaslah bahwa dalam masa Adven ini, pertobatan kita bukan hanya sekedar perubahan diri yang pasif, tetapi perubahan diri yang aktif, yakni ikut terlibat mempersiapkan kehadiran kerajaan Allah dengan perubahan diri dan pewartaan serta menyerukan pertobatan kepada orang lain. Dalam semuanya itu, kita tetap sadar bahwa semuanya semata-mata demi kemuliaan Tuhan. Hidup yang demikianlah yang dipuji oleh Yesus. Amin.

REFLEKSI PRIBADI:

1. Sadarilah bahwa Andapun hendaknya seperti Yohanes Pembaptis, berani mewartakan dan mempersiapkan kedatangan Kerajaan Allah.

2. Berusahalah untuk menegur dalam cinta sesama yang melakukan hal yang tidak baik.

MENGAPA NATAL 25 DESEMBER

MENGAPA NATAL 25 DESEMBER

Tidak mudah menentukan dengan tepat asal-mula Pesta Natal, yang sekarang menjadi perayaan yang paling penting dalam masa Natal di sebagian besar Gereja-gereja Ritus Barat. Kita hanya dapat mengatakan dengan pasti bahwa kelahiran Yesus Kristus mulai dirayakan di Roma sekitar tahun 336 A.D. (Anno Domini = Tahun Masehi); kemudian Pesta Natal dirayakan juga di gereja-gereja Kristiani lainnya di seluruh dunia.

Mengapa Pesta Natal dirayakan pada tanggal 25 Desember? Tidak ada catatan mengenai tanggal kelahiran Yesus yang dapat kita temukan dalam Perjanjian Baru. Kitab Suci jauh lebih mementingkan “Siapakah Yesus?” daripada tanggal kelahiran-Nya. Perkiraan Gereja Perdana akan tanggal kelahiran-Nya dipengaruhi oleh tanda-tanda perubahan musim, yang kemudian diterima dalam pemikiran religius, yang dengan seksama memperhatikan equinox (di mana waktu siang dan malam sama lamanya) dan titik balik matahari. Para ilmuwan Kristiani memperkirakan bahwa Yesus dikandung pada equinox musim semi (25 Maret) dan oleh karenanya dilahirkan pada tanggal 25 Desember, tanggal titik balik musim dingin.

Di banyak gereja Kristiani, tanggal 25 Maret masih tetap dirayakan sebagai Hari Raya Kabar Sukacita, yaitu ketika Malaikat Gabriel menyampaikan kabar kepada Maria bahwa ia akan menjadi bunda Yesus.

Pesta Natal mungkin juga berasal dari perayaan kafir “Dewa Matahari yang tak terkalahkan” yang ditetapkan oleh Kaisar Aurelius pada tahun 274 A.D. dan dirayakan pada tanggal 25 Desember, yaitu pada hari terjadinya titik balik musim dingin, di Roma dan di seluruh wilayah kekaisaran. Umat Kristiani mengambil alih perayaan tersebut untuk merayakan pesta “Surya Kebenaran” (Maleakhi 4:2), yaitu Yesus Kristus, yang menyebut Diri-Nya “Terang Dunia” (Yohanes 8:12).

sumber : “The Feast of Christmas” by Fr Victor Hoagland, C.P.; Copyright 1996, 1997, 2000 - The Passionist Missionaries; www.cptryon.org/prayer
“diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin Fr. Victor Hoagland, CP.”

Renungan : Rabu 8 Desember 2010

Renungan : Rabu 8 Desember 2010
Kej 3:9-15,20, Mzm 98:1-2-3ab,3bc-4, Ef 1:3-6,11-12, Luk 1:26-38
(Hari Raya St. Maria Dikandung Tanpa Dosa)

"Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu."

BACAAN INJIL:

Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret, kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria. Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: "Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau." Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu. Kata malaikat itu kepadanya: "Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan." Kata Maria kepada malaikat itu: "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?" Jawab malaikat itu kepadanya: "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah. Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, iapun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu. Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil." Kata Maria: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." Lalu malaikat itu meninggalkan dia.
Demikianlan Sabda Tuhan bagi kita hari ini.

PERMENUNGAN:

Ketika gunung merapi meletus, Mbah Marijan menjadi ‘semakin terkenal’. Banyak orang menganggap dia sebagai orang yang setia pada keyakinannya dan bahkan rela mati dalam keyakinannya. Hanya sayang, dia setia pada keyakinan yang tidak pasti dan keliru.

Hari ini kita merayakan Maria dikandong tanpa dosa. Masih sering orang yang bukan katolik menuduh kita mendewakan Maria dan mengatakan kita menyembah Maria seperti menyembah Tuhan. Pernyataan itu sudah sejak lama dituduhkan kepada kita, dan mungkin pasti sudah banyak pernyataan atau tulisan yang menjawab sehubungan dengan hal itu. Namun tuduhan demikian masih terjadi. Beberapa waktu lalu, seorang putri yang hendak mengikuti pacarnya yang seorang katolik, juga bertanya tentang status Maria dalam Gereja kita. Dia bertanya karena memang ingin mengetahui atau mendalami iman katolik, mengikuti pacarnya yang katolik dan dia bertanya karena juga didasari pemahaman yang dia dapat dari protestan. Sehingga ini bisa menjadi gambaran bahwa orang yang bukan katolik belum bisa memehami dan menerima alasan atau jawaban kita sehubungan dengan peran Maria dalam Gereka Katolik. Bahkan mungkin umat kita sendiri juga pasti masih banyak yang belum bisa mengerti hal ini. Mungkin saja banyak umat kita tahu mengatakan bahwa kita bukan menyembah Maria dan bukan menjadikannya sebagai Tuhan, tetapi mungkin tidak bisa menerangkan peran atau kedudukan Maria dalam Gereja Katolik.

Hari ini kita merayakan Maria dikandung tanpa dosa. Dogma ini tentu lebih sulit lagi untuk dijelaskan dan dimengerti oleh umat apalagi yang bukan katolik. Sehubungan dengan dogma ini, kami tidak bermaksud membahasnya di sini, tetapi untuk lebih mengerti dogma ini, dapat di baca di sini ….. Dalam permenungan kita hari ini, kita diajak untuk melihat dan merenungkan sebagian dari keteladanan Maria bagi kita sebagai pribadi yang beriman dan imannya itu dinyatakan dalam ketaatan total kepada Tuhan. Ketaantannya yang total kepada Tuhan dapat kita lihat dalam Injil hari ini.

Maria seringkali digambarkan sebagai pribadi yang luar biasa tangguh, yang seakan berbeda dengan kita, berbeda dengan wanita pada umumnya. Semua gambaran yang ditujukan kepada Maria memang sebagai ungkapan kekaguman dan penghormatan kita kepada Maria. Namun hal itu bisa membuat kita tidak menyentuh realitas Maria yang tidak jauh berbeda dengan kita. Maria adalah manusia biasa seperti kita, seorang wanita sederhana dan polos. Hanya yang membedakan kita dengan dia, salah satunya adalah imannya yang sungguh besar kepada Tuhan dan imannya itu terungkap dalam ketaatan total pada kehendak Tuhan.

Kita yakin bahwa Maria pasti tahu resiko yang akan dia tanggung bila menerima kabar yang siampaikan oleh Malaikat kepadanya. Tugas itu memang tugas mulia, tetapi resikonya besar, karena dia akan mengandung tanpa suami, sebab dia masih bertunangan dengan Yusup. Resiko yang sudah ada di depannya adalah Yusuf pasti akan meninggalkannya atau memutuskan pertunangan mereka dan lebih fatal lagi bahwa dia akan dihukum rajam sampai mati karena mengandung tanpa suami. Namun walaupun demikian, Maria dengan penuh keberanian dan keyakinan menjawab, “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." Ini suatu keyakinan yang keluar dari seorang wanita biasa dan sederhana. Iman kepada Tuhan, itulah kiranya kekuatan Maria untuk menjawab dan menerima kehendak Tuhan atas dirinya.

Iman Maria yang terungkap dalam ketaatan total kepada Tuhan dan pada kehendak Tuhan, ini menjadi suatu contoh teladan bagi kita dan menjadi permenungan kita pada hari ini. Kenyataanya, begitu banyak orang yang mengatakan dirinya beriman kepada Tuhan, tapi imannya setengah-setengah, tidak nyata dalam ketaatan kepada kehendak Tuhan. Seringkali kita takut melaksanakan kehendak Tuhan, karena kita tahu resikonya dan takut menanggung resiko dari ketaatan kita. Saat ini juga begitu sulit menemukan orang yang setia dan taat total pada Tuhan. Orang sering dengan mudah beralih dari pilihan hidup karena terengaruh dengan hal-hal duniawi atau karena takut pada resiko. Seringkali orang hari ini berpihak pada ‘A’ tetapi besok atau tidak lama setelah itu berubah menjadi ‘B’. Demikian juga halnya dengan iman. Tidak sedikit dari antara kita yang seringkali tidak berani taat total dan setia dalam iman kita dan kehendak Tuhan. Bahkan sering dengan gampang kita berpaling dan mengabaikan atau meninggalkan iman kita hanya demi kedudukan, pangkat, harta dan juga karena takut. Hari ini, Maria menjadi teladan bagi kita sehubungan dengan ketaatan total pada Tuhand dan kepada kehendak Tuhan. Imanlah yang menguatkan Maria sehingga sanggup taat total pada Tuhan. Demikianpun kiranya kita, hendaknya kita memperkuat atau memperdalam iman kita kepada Tuhan sehingga kitapun berani taat total melaksanakan kehendak Tuhan. Semoga.

PREFLEKSI PRIBADI:

1. Siapakah Maria bagi Anda dan sejauh mana Anda sudah meneladan Maria.

2. Berusahalan untuk taat pada Tuhan dalam situasi apapun.

SP Maria Dikandung Tanpa Noda Dosa

SP Maria Dikandung Tanpa Noda Dosa
oleh: P. William P. Saunders *

Saya bingung. Saya pikir Maria Dikandung Tanpa Dosa berhubungan dengan mengandungnya Bunda Maria dari kuasa Roh Kudus. Tetapi, teman saya mengatakan bahwa dogma tersebut berhubungan dengan perkandungan Bunda Maria. Dapatkah dijelaskan?
~ seorang pembaca di Falls Church

Sesungguhnya, kebingungan atas dogma SP Maria Dikandung Tanpa Noda Dosa (= Immaculata) bukanlah hal yang jarang terjadi. Sebagian orang secara salah beranggapan bahwa dogma tersebut berhubungan dengan Bunda Maria yang mengandung Kristus dari kuasa Roh Kudus. Sesungguhnya, dogma SP Maria Dikandung Tanpa Noda Dosa adalah keyakinan “… bahwa perawan tersuci Maria sejak saat pertama perkandungannya oleh rahmat yang luar biasa dan oleh pilihan Allah yang mahakuasa karena pahala Yesus Kristus, Penebus umat manusia, telah dibebaskan dari segala noda dosa asal” (Paus Pius IX, Ineffabilis Deus).

Dalam mempelajari sejarah seputar keyakinan ini, kita melihat keindahan Gereja yang didirikan oleh Kristus, yang para pengikutnya yang setia berjuang untuk memahami dengan lebih jelas misteri keselamatan. Perjuangan ini dibimbing oleh Roh Kudus, yang disebut Yesus sebagai “Roh Kebenaran”, yang “akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu”dan “akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran” (bdk. Yoh 14:17, 14:26, 16:13).

Sebagian dari “perjuangan” atas dogma Immaculata adalah tidak adanya kutipan Kitab Suci yang spesifik serta jelas dan gamblang tentangnya. Namun demikian, referensi dalam Injil mengenai Bunda Maria dan perannya dalam misteri keselamatan mengisyaratkan keyakinan ini. Dalam Injil St. Lukas, kita mendapati ayat indah tentang Kabar Sukacita, di mana Malaikat Agung St. Gabriel mengatakan kepada Maria (dalam bahasa kita), “Salam Maria, penuh rahmat. Tuhan sertamu.” Sementara sebagian ahli Kitab Suci berdebat atas “seberapa penuhnya rahmat,” kesaksian St. Gabriel secara pasti menyatakan kekudusan Bunda Maria yang luar biasa. Apabila orang merenungkan peran Bunda Maria dalam kehidupan Kristus - baik inkarnasi-Nya, masa kanak-kanak-Nya, ataupun penyaliban-Nya - pastilah ia sungguh luar biasa dalam kekudusan, sungguh “penuh rahmat” dalam menerima serta menggenapi perannya sebagai Bunda Penebus, dalam arti “Bunda” yang sepenuh-penuhnya. Sebab itu, kita percaya, bahwa kekudusan yang luar biasa, yang penuh rahmat ini diperluas hingga saat awal permulaan kehidupannya, yaitu perkandungannya.

Secara praktis, jika dosa asal diwariskan melalui orangtua, dan Yesus mengambil kodrat manusiawi kita dalam segala hal kecuali dosa, maka Maria haruslah bebas dari dosa asal. Pertanyaan kemudian muncul, “Bagaimana mungkin Kristus adalah Juruselamat Maria?” Sesungguhnya, banyak perdebatan mengenai SP Maria Dikandung Tanpa Noda Dosa dalam abad pertengahan berfokus pada masalah ini. Duns Scotus (wafat 1308) menawarkan satu solusi dengan mengatakan, “Maria lebih dari semua orang lain membutuhkan Kristus sebagai Penebusnya, sebab ia pastilah mewarisi Dosa Asal … jika rahmat sang Pengantara tidak mencegahnya.” Dengan mengutip Konstitusi Dogmatis tentang Gereja, Katekismus Gereja Katolik menambahkan, “Bahwa Maria `sejak saat pertama ia dikandung, dikarunia cahaya kekudusan yang istimewa', hanya terjadi berkat jasa Kristus: `Karena pahala Puteranya, ia ditebus secara lebih unggul'” (no. 492). Pada pokoknya, karena Maria dipilih untuk berbagi secara intim dalam kehidupan Yesus sejak saat ia dikandung, Ia sungguh adalah Juruselamatnya sejak saat perkandungannya.

Mungkin salah satu alasan mengapa diskusi mengenai Dogma Immaculata ini berkepanjangan adalah karena Gereja Perdana dilarang dan di bawah aniaya hingga tahun 313, dan kemudian harus menyelesaikan berbagai macam masalah seputar Yesus Sendiri. Refleksi lebih jauh mengenai Bunda Maria serta perannya muncul setelah Konsili Efesus (thn 431) yang dengan segenap hati menegaskan keibuan ilahi Maria dan memberinya gelar, “Bunda Allah” sebab ia mengandung dari kuasa Roh Kudus dan melahirkan Yesus yang adalah pribadi kedua dalam Tritunggal Mahakudus, yang sehakikat dengan Bapa. Beberapa Bapa Gereja Perdana, termasuk St. Ambrosius (wafat 397), St. Efrem (wafat 373), St. Andreas dari Crete (wafat 740) dan St. Yohanes Damaskus (wafat 749) merenungkan peran Maria sebagai Bunda, termasuk disposisinya yang penuh rahmat, dan menulis tentang ketakberdosaannya. Suatu pesta guna menghormati SP Maria Dikandung Tanpa Noda Dosa telah dirayakan di Gereja Timur setidak-tidaknya sejak abad keenam.

Sementara waktu berlalu, dilakukanlah pembahasan lebih lanjut mengenai keyakinan ini. Pada tahun 1849, Pius IX meminta pendapat para uskup di seluruh Gereja mengenai apa yang mereka sendiri, para klerus, dan umat rasakan mengenai keyakinan ini dan apakah mereka menghendakinya agar ditetapkan secara resmi. Dari 603 uskup, 546 memberikan tanggapan positif tanpa ragu. Dari mereka yang menentang, hanya lima yang mengatakan bahwa doktrin tersebut tidak dapat ditegaskan secara resmi, 24 tidak tahu apakah ini adalah saat yang tepat, dan 10 hanya menghendaki agar mereka yang menentang doktrin tersebut dinyatakan salah. Paus Pius juga melihat kelesuan rohani dalam dunia dimana kaum rasionalis sekolah filsafat telah menyangkal kebenaran dan segala sesuatu yang adikodrati, di mana revolusi-revolusi mengakibatkan gejolak sosial, dan revolusi industri mengancam martabat para pekerja dan kehidupan keluarga. Oleh sebab itu, Paus Pius menghendaki dibangkitkannya kembali kehidupan rohani umat beriman dan beliau melihat tidak ada cara yang lebih baik selain dari menampilkan kembali teladan indah Bunda Maria dan perannya dalam sejarah keselamatan. Maka, pada tanggal 8 Desember 1854, Pius IX menegaskan secara resmi dogma SP Maria Dikandung Tanpa Noda Dosa dalam bulla “Ineffabilis Deus”.

Akhirnya, menarik juga disimak bahwa dalam beberapa penampakan Bunda Maria, Santa Perawan sendiri menegaskan dogma SP Maria Dikandung Tanpa Noda Dosa. Pada tanggal 9 Desember (tanggal yang ditetapkan sebagai Perayaan SP Maria Dikandung Tanpa Noda Dosa di Kerajaan Spanyol) pada tahun 1531 di Guadalupe, Bunda Maria mengatakan kepada Juan Diego, “Akulah Perawan Maria yang tak bercela, Bunda dari Allah yang benar, yang melalui-Nya segala sesuatu hidup…” Pada tahun 1830, Bunda Maria mengatakan kepada St. Katarina Laboure agar dibuat Medali Wasiat dengan tulisan, “Maria yang dikandung tanpa noda dosa, doakanlah kami yang berlindung padamu.” Terakhir, ketika menampakkan diri kepada St. Bernadete di Lourdes pada tahun 1858, Bunda Maria mengatakan, “Akulah yang Dikandung Tanpa Noda Dosa.”

Dalam suatu homili pada Perayaan SP Maria Dikandung Tanpa Noda Dosa yang disampaikan pada tahun 1982, Paus Yohanes Paulus II menulis, “Terpujilah Allah Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang memenuhi engkau, ya Perawan dari Nazaret, dengan segala rahmat rohani dalam Kristus. Dalam Dia, engkau dikandung tanpa noda dosa! Telah dipilih sejak semula untuk menjadi Bunda-Nya, engkau ditebus dalam Dia dan melalui Dia lebih dari segala manusia lainnya! Dilindungi dari warisan Dosa Asal, engkau dikandung dan datang ke dalam dunia dalam keadaan rahmat. Penuh rahmat! Kami mengagungkan misteri iman yang kami rayakan pada hari ini. Pada hari ini, bersama dengan segenap Gereja, kami memuliakan Penebusan yang dilaksanakan atasmu. Partisipasi yang teramat luar biasa dalam Penebusan dunia dan manusia, diperuntukkan hanya bagimu, semata-mata hanya bagimu. Salam O Maria, Alma Redemptoris Mater, Bunda Penebus yang terkasih.”

Sementara kita melanjutkan persiapan Adven kita, kiranya kita mohon bantuan doa Bunda Maria, Santa Perawan Yang Dikandung Tanpa Noda Dosa, agar kita semakin dekat pada Kristus, Putranya, di Hari Natal.

* Fr. Saunders is pastor of Our Lady of Hope Parish in Potomac Falls and a professor of catechetics and theology at Notre Dame Graduate School in Alexandria.

sumber : “Straight Answers: Immaculate Conception” by Fr. William P. Saunders; Arlington Catholic Herald, Inc; Copyright ©2003 Arlington Catholic Herald. All rights reserved; www.catholicherald.com

“diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin The Arlington Catholic Herald.”

RENUNGAN : SELASA 7 Desember 2010

RENUNGAN : SELASA 7 Desember 2010
Yes 10:1-11, Mzm 96:1-2,3,10ac,11-12,13, Mat 18:12-14
(P. St. Ambrosius)

"Semua orang berharga bagi Tuhan."

BACAAN INJIL:
"Bagaimana pendapatmu? Jika seorang mempunyai seratus ekor domba, dan seekor di antaranya sesat, tidakkah ia akan meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di pegunungan dan pergi mencari yang sesat itu? Dan Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jika ia berhasil menemukannya, lebih besar kegembiraannya atas yang seekor itu dari pada atas yang kesembilan puluh sembilan ekor yang tidak sesat. Demikian juga Bapamu yang di sorga tidak menghendaki supaya seorangpun dari anak-anak ini hilang."
Demikianlah sabda Tuhan bagi kita hari ini.

PEREMENUNGAN:
Manusia sungguh berharga bagi Tuhan. Dia sungguh merindukan agar tidak seorangpun dari kita domba-domba-Nya atau anak-anak-Nya tersesat, terpisah dalam kawanan kerajaan Allah. Tuhan akan senantiasa berusaha mencari domba-domba yang tersesat atau menghilangkan diri bahkan Dia akan sangat bergembira bila menemukan domba-NYa yang tersesat.

Perumpaan dalam bacaan hari ini, bukan menyiratkan bahwa Tuhan lebih peduli dengan orang yang tersesat dan tidak menghargai yang tidak tersesat. Yang mau dikatakan adalah seperti pada akhir Injil hari ini, yakni bahwa Tuhan tidak menghendaki satu orangpun tersesat. Dia menghendaki semua orang ikut menikmati kebahagiaan kekal. Dalam injil dikatakan bahwa demi mencari 1 orang yang hilang, Dia akan meninggalkan yang 99 orang yang tidak hilang. Secara logika manusia, ini aneh meninggalkan 99 hanya demi 1 orang, karena bagi kita biasanya menganggap bahwa 1 orang kurang berharga disbanding 99. Kita pasti beranggapan bahwa biarlah 1 orang hilang, yang penting sudah ada 99 orang. Namun pemikiran Tuhan tidaklah seperti yang kita pikirkan. Bagi Tuhan 1 orangpun berharga dan Dia tidak mengehendaki 1 orangpun hilang. Perumpamaan di atas mau mengatakan juga, bahwa yang ke 99 orang sudah masuk dalam kawanan kerajaan Allah dan sudah menikmati kerajaan Allah, sehingga tidak perlu lagi dikhawatirkan sedangkan yang 1 itu belum dan Tuhan mengehendaki dia juga selamat.

Lewat bacaan hari ini, jelaslah bagi kita bahwa kita semua sangat berharga bagi Tuhan, Dia mendambakan tidak satupun tersesat dan hilang. Tuhan selalu mencari dan berusaha menemukan kita yang tersesat. Hanya seringkali kita yang seringkali menyesatkan diri, keluar dan lari dari cinta kasih Allah atau dari kawanan warga kerajaan Allah. Kita yang seringkali menganggap bahwa Tuhan dan keselamatan itu berharga bagi kita sehingga kita keluar dan melarikan diri.

Olehkarena itu, pada masa Adven ini jauhlah dari pikiran kita yang menganggap bahwa Tuhan kurang mencintai kita, bahwa Tuhan meninggalkan kita, bahwa kita tidak berharga di mata Tuhan. Tetapi marilah kita menyadari bahwa kita sangat berharga bagi-Nya, Dia mendambakan keselamatan kita. Sehingga kita berani membiarkan diri ditemukan oleh Tuhan yakni dengan pertobatan kita.

Hal lain yang dapat kita renungkan lewat bacaan hari ini ialah, bahwa dalam masa Adven ini kita hendaknya berusaha memiliki hati seperti hati Yesus, yakni yang melihat manusia semuanya berharga bagi-Nya dan mendambakan keselamatan semua orang. Beda halnya dengan kehidupan dan perilaku kita yang seringkali cenderung egois, tidak peduli dengan orang lain dan bahkan seringkali menganggap orang lain tidak berharga bagi kita, tidak ada perannya bagi kita yang mana kita menganggap bahwa kita bisa hidup tanpa orang lain, sehingga kita hanya hidup untuk diri sendiri. Seringkali kita tidak peduli dengan saudara kita yang mungkin sudah kurang rajin ke gereja, tidak pernah aktif lagi dalam kegiatan lingkungan atau kegiatan gereja. Kadang kita justru berpikir lebih baik mereka tidak hadir, tidak aktif karena kita anggap kurang memberi peran dalam kehidupan bersama, kurang berharga bagi kita dan kelompok kita. Dengan sikap ini, bahkan tanpa sadar bahwa kita membiarkan dan membuat mereka tersesat dan semakin terpisah dari Gereja. Oleh karena ini, teladan Yesus hendaknya menyemangati kita pada masa adven ini. Kita diajak untuk berani melihat dan menganggap bahwa semua orang itu berharga bagi kita, kita diajak agar kita juga peduli dengan orang-orang yang sudah mulai menjauh dari iman, dari gereja dan berusaha dengan berbagai cara untuk mencari dan mengajak mereka untuk kembali percaya kepada Tuhan dan kembali bergabung dalam kawanan kerajaan Allah dalam Gereja.

REFLEKSI PRIBADI:

1. Berusahalah untuk selalu menganggap orang lain berharga buatmu.

2. Cobalah cari, sapa dan ajak sesama kita yang sudah kurang percaya kepada Tuhan dan sudah kurang aktif dalam kehidupan menggereja.

Renungan : Senin 6 Desember 2010

Renungan : Senin 6 Desember 2010
Yes 35:1-10, Mzm 85:9ab-10,11-12,13-14, Luk 5:17-26
(St. Nikolaus)

"Iman kepada Yesuslah yang menyelamatkan kita. Iman kitapun hendaknya membawa keselamatan kepada sesama."

PEMBACAAN INJIL:
Pada suatu hari ketika Yesus mengajar, ada beberapa orang Farisi dan ahli Taurat duduk mendengarkan-Nya. Mereka datang dari semua desa di Galilea dan Yudea dan dari Yerusalem. Kuasa Tuhan menyertai Dia, sehingga Ia dapat menyembuhkan orang sakit. Lalu datanglah beberapa orang mengusung seorang lumpuh di atas tempat tidur; mereka berusaha membawa dia masuk dan meletakkannya di hadapan Yesus. Karena mereka tidak dapat membawanya masuk berhubung dengan banyaknya orang di situ, naiklah mereka ke atap rumah, lalu membongkar atap itu, dan menurunkan orang itu dengan tempat tidurnya ke tengah-tengah orang banyak tepat di depan Yesus. Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia: "Hai saudara, dosamu sudah diampuni." Tetapi ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi berpikir dalam hatinya: "Siapakah orang yang menghujat Allah ini? Siapa yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah sendiri?" Akan tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka, lalu berkata kepada mereka: "Apakah yang kamu pikirkan dalam hatimu? Manakah lebih mudah, mengatakan: Dosamu sudah diampuni, atau mengatakan: Bangunlah, dan berjalanlah? Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa" ?berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu?:"Kepadamu Kukatakan, bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!" Dan seketika itu juga bangunlah ia, di depan mereka, lalu mengangkat tempat tidurnya dan pulang ke rumahnya sambil memuliakan Allah. Semua orang itu takjub, lalu memuliakan Allah, dan mereka sangat takut, katanya: "Hari ini kami telah menyaksikan hal-hal yang sangat mengherankan."

PERMENUNGAN:

Pernah saat pelayanan Misa di Penjara Sidikalang, ada beberapa narapidana yang bertanya, “Pastor, apakah Tuhan masih mau menerima dan mengampuni dosa kami?” Ini tentu suatu pertanyaan yang mengandung suatu kesdaran diri bawa dirinya telah berdosa dan merasa bahwa Tuhan tidak mau lagi mengampuninya karena manusia saja tidak lagi mau mengampuni mereka.

Pertobatan dan pengampunan dari Tuhan yang menjadi tema dari masa Adven kita ini, ini yang kita coba renungkan dalam Injil hari ini. Sungguh indah hal ini digambarkan dalam Injil hai ini. Beberapa orang yang percaya kepada Yesus dan yakin bahwa Yesus mampu menyembuhkan membawa orang lumpuh kepada Yesus untuk disembuhkan. Namun mereka menemui jalan buntu untuk membawanya kepada Yesus karena banyaknya orang yang berkerumun mendengarkan pengajaran Yesus sehingga mereka tidak dapat masuk. Aneh memang, bahwa yang mereka bawa adalah orang sakit, yang butuh pertolongan dan penyembuhan dari Yesus, tetapi orang-orang yang berkerumun itu tidak mengerti akan hal ini dan tidak memberi jalan agar orang lumpuh itu bisa dibawa ke hadapan Yesus. Padahal biasanya bila kita sedang berada di jalan raya dan ada mobil Ambulanse dengan membunyikan sirene yang membawa orang sakit, kita biasanya berusaha untuk minggir dan memberi jalan agar mobil Ambulanse itu tiba lebih dahulu. Namun dalam Injil hari ini, tidak demikian. Tetapi iman orang-orang yang mau membantu orang lumpuh itu tidak kehabisan akal, mereka memanjat atap dan membobol atap rumah tempat Yesus sedang mengajar dan menurunkan orang sakit itu ke bawah tepat di hadapan Yesus. Orang yang berkumpul pada saat itu, tentu merasa jengkel tetapi Yesus memuji iman mereka, yakni iman yang membawa orang sakit itu dan tentu juga si sakit. Orang yang membawa orang sakit itu percaya bahwa Yesus mampu menyembuhkan dan percaya Yesus tidak akan marah dengan sikap mereka yang mengganggu suasana mengajar Yesus, percaya bahwa Yesus akan menerima dan menyembuhkan orang lumpuh itu. Iman mereka sungguh kreativ dalam membantu orang lain untuk dapat bertemu dengan Yesus dan untuk merasakan kasih dari Yesus. Si sakit tentu juga beriman, karena dia mau di bawa ke hadapan Yesus untuk disembuhkan. Jadi jelas, Yesus memuji iman orang membawa orang lumpuh dan si lumpuh itu.
Apa yang mereka yakini memang benar, bahwa Yesus tidak hanya memuji iman mereka, tetapi juga menyembuhkan si lumpuh. Si lumpuh akhirnya sembuh, dia bisa berjalan kembali ke rumahnya. Bahkan dia tidak hanya bisa berjalan, tetapi malah disuruh oleh Yesus untuk mengangkat tempat tidurnya dan kembali ke rumah atau ke kehidupannya sehari-hari.
Apa yang dapat kita renungkan dari Injil hari ini?

Jelas bahwa inti dari bacaan ini adalah soal iman. Iman itu hendaknya juga menyelamatkan orang lain. Kitapun tentu percaya kepada Yesus yang mahakuasa dan mahakasih dan berusaha untuk bertemu denggan dia. Namun seringkali untuk menghayati iman kita, kita menghadapi kendala, entah itu dari orang lain yang tidak ‘suka’ dengan Yesus maupun dari sesama kita yang mengatakan dirinya beriman tetapi tidak peduli dengan orang lain. Olehkarena itu, belajar dari injil hari ini, kita hendaknya selalu kreatif dalam beriman, berusaha mencari bagaimana cara agar kita dapat menghayati iman kita kepada Yesus, bukan langsung menyerah ketika ada tantangan untuk beriman.

Namun jelas harus kita ketahui bahwa iman kita itu juga harus berbuah. Iman itu tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi juga berusaha membantu orang lain untuk bertemu dengan Yesus. Banyak orang mengatakan diri beriman, tetapi tidak peduli dengan orang lain. Kita sering menganggap iman itu hanya untuk diri sendiri, cukup hanya dengan rajin ke Gereja untuk berdoa, mengikuti ibadah di Gereja, tetapi tidak peduli dengan orang lain. Misalnya saja, begitu banyak orang yang ramai-ramai beribadah di Gereja, tetapi tidak ada relasi interpersonal, tidak saling mengenal, dan tidak saling peduli dengan sesama di sampingnya, sehingga sehabis dari Gereja, mereka langsung pulang ke rumah. Demikian juga di luar kegiatan Gereja, orang tidak peduli dengan sesamanya terutama orang yang sakit dan menderita, dan juga tidak perduli dengan lingkungannya, yakni tidak mau bergabung dengan lingkungannya. Mereka yang demikian layaknya seperti orang-orang berkerumun mendengarkan pengajaran Yesus, tetapi tidak peduli dan tidak memberi jalan bagi orang lumpuh yang dibawa masuk untuk bertemu dengan Yesus. Kita hendaknya bukan menjadi bagian dari mereka, tetapi hendaknya seperti orang-orang yang berusaha membawa orang lumpuh itu untuk bertemu dengan Yesus untuk disembuhkan.

Di sekitar kita, pasti banyak orang sakit, orang menderita, orang yang merasa tersingkir dan juga orang yang merindukan pertemuan dengan Yesus tetapi mereka mengalami hambatan. Nah, kitalah yang seharusnya membantu mereka semua. Iman kita hendaknya kreatif untuk membantu mereka untuk bertemu dengan Yesus dan merasakan jamahan kasih dan penyembuhan dari Yesus. Iman kita hendaknya juga menyelamatkan orang lain.
Kita juga mungkin seperti orang lumpuh itu yang membutuhkan jamahan kasih dan penyembuhan dari Yesus. Mungkin secara fisik kita tidak lumpuh, tetapi secara iman kita lumpuh, karena kita tidak percaya lagi kepada Yesus dan kita tidak berbuat apa-apa atau iman kita tidak bergerak dan tidak berbuah. Kita sering puas hanya dengan mengatakan sudah percaya kepada Yesus, sudah dibaptis dan rajin ke Gereja. Iman kita tidak menggerakkan kita untuk mewujudkannya dalam hidup sehari-hari dan tidak menghasilkan buah pertobatan serta berusaha membawa orang lain kepada Yesus. Sudah banyak kotbah atau nasihat yang kita dengar, yang mengajak kita untuk menghayati dan mempraktekkan iman kita, tetapi kita tetap saja tidak mau disembuhkan, sehingga kita tetap lumpuh dan berdiam dalam kelumpuhan Dengarkanlah kata-kata Yesus hari ini, yakni bahwa iman itu menyelamatkan kita dan Yesus akan menerima dan mengampuni kita. Bahkan Yesus tidak hanya sekedar memberi pengampunan, tetapi Dia akan menganugerahkan rahmat-Nya sehingga kita mampu berjalan kembali ke kehidupan kita, meninggalkan kelumpuhan iman kita. Oleh karena itu, mari kita datang kepada Yesus dan mohon penyembuhan dari pada-Nya. Amin.

REFLEKSI PRIBADI:

1. Apakah selama ini, iman Anda sudah menggerakkan Anda untuk membawa orang lain bertemu dengan Yesus?

2. Berusahalah agar iman Anda menggerakkan Anda untuk menyapa, memperhatikan dan membantu orang-orang yang sakit.

3. Bertobatlah, karena Tuhan pasti akan mengampuni.

 
Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan! (2Kor 8:14)