Pembangunan Gereja Paroki Tigalingga

Pembangunan Gereja Paroki sedang berlangsung. Kami sangat mengarapkan uluran kasih para Saudara untuk membantu.

Gotong Royong Pembangunan Gereja

Tidak ada kata yang bisa melukiskan pengalaman indah pada waktu gotong royong pengecoran lantai 2 bangunan Gereja selain, suatu keyakinan bahwa semuanya dapat terlaksana adalah karena MUKJIJZAT ALLAH BEKERJA.

Pengecoran Lantai Panti Imam Gereja

Pengecoran Lantai 2 bangunan Gereja ini dilakukan pada hari Selasa, 30 Agustus 2011 yang lalu. Luas yang dicor adalah 19 m x 24 m. Hujan yang mengguyur tidak menyurutkan semangat umat.

Kerjasama Imam dan Umat

Uskup emeritus KAM, Mgr. A.G.Pius Datubara OFM.Cap, datang berkunjung ke Paroki dan memberi semangat pada umat dalam pembangunan Gereja Paroki. Para pastor juga ikut berkerja bersama umat dalam pembangunan Gereja.

Misa Tridentin: Warisan Liturgi Yang Dipertahankan

HIDUPKATOLIK.com - Paus Benediktus XVI mengeluarkan Surat Apostolik Summorum Pontificum yang menjamin penggunaan Misa Tridentin...

Pembinaan Para Pengurus Gereja

Tidak sedikit umat katolik yang kerap menganggap bahwa Liturgi adalah sekedar perayaan wajib biasa yang dilaksanakan pada hari minggu.

Pertemuan Ibu-Ibu dan Pesta Pelindung Paroki

Pertemuan para ibu se-paroki telah terlaksana pada hari Kamis-Sabtu, 15 s/d 16 Juli 2011. Pertemuan ini mengundang semua ibu katolik yang ada di paroki untuk hadir dalam pertemuan/pembinaan para ibu katolik dan juga segaligus menjalin kebersamaan para ibu. Penutupan pertemuan sikaligus Pesta Pelindung Paroki.

Pembinaan Asmika se-Paroki

Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku; inilah yang menjadi tema dari pertemuan dan pembinaan minggu gembira yang telah berlangsung dengan sangat baik.

Mudika Ambil bagian dalam pembangunan Gereja Paroki

Mudika paroki tidak mau berpangku tangan melihat pembangunan Gereja paroki. Para mudika juga ambil bagian dengan mengumpulkan kerikil di sungai.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 1)

Umat dari lingkungan paroki dan juga dari beberapa stasi kembali bekerja sama dengan bergotong royong membangun gereja paroki. Untuk kali ini, umat bergotong royong men-cor lantai balkon bangunan Gereja.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 2)

Allah peduli. Karena kepedulian Allah atas pembangunan rumah-Nya ini, maka kami kamipun peduli dan bisa melanjutkan pembangunanini. Kepedulian Allah kami rasakan juga lewat kepedulian para Saudara.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 3)

Mari kita memuliakan Tuhan, tidak hanya dengan kata2 indah, tetapi dengan perbuatan nyata dengan rela berkorban.

Pertemuan akhir Tahun 2011 Pengurus Gereja se-Paroki

Para pengurus Gereja adalah ‘ujung tombak’ Gereja khususnya di stasi-stasi. Peran para pengurus Gereja ini sangat sentral dalam kehidupan Gereja di stasi-stasi.

Gua Maria dan Menyambut Hari Raya Natal

Persiapan menyambut hari Raya Natal 25 Desember 2011.

Rahmat dan Perlindungan Tuhan

Pastor Anton Manik O.Carm selamat dari kecelakaan mobil masuk jurang.

Rekoleksi dan Aksi Panggilan

Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku.

Pesan Prapaskah Kepausan 2012

"Kita Tidak Boleh Diam Saja terhadap Kejahatan" "Marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik" (Ibr. 10:24).

Pembangunan Gereja Santo Petrus Stasi Rante Besi

Dalam kemiskinan, kesederhanaan, umat membangunan Gereja. Meraka tidak memiliki uang, tetapi mereka memiliki harapan dan iman pada Tuhan.

Misa Perdana Pastor Andreas Korsini Lamtarida Simbolong O.Carm

Puji Syukur pada Tuhan, karena berkat-Nya, misa Perdana Pastor Andreas Lamtarida Simbolon O.Carm bersama 4 Pastor Karmel yang baru ditahbiskan, dapat terlaksana dengan baik pada hari Rabu 31 Oktober 2012 di Stasi Gundaling 1, paroki Maria dari gunung Karmel Tigalingga.

Bakti Sosial : Pengobatan Gratis

Dalam Rangka Menyongsong Jubileum Gereja Katolik di Dairi dan Pakpak Bharat, diadakan bakti Sosial Pengobatan Gratis di Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, pada 9 Desember 2012 yg lalu. Puji syukur pada Tuhan, kegiatan ini berlangsung dengan sangat memuaskan.

Mari Berbagi Berkat Tuhan

 photo UskupEmeritusKAMMgrPiusDautabra.jpg Photobucket

MENDAMBAKAN BERKAT TUHAN

SYALOM...SELAMAT DATANG.
"Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan."(2Kor 8:14)
"Muliakanlah Tuhan dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu." (Amsal 3:9)
"Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya." (Amsal 3:27)
"Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?" (1 Yohanes 3:17)
Saya Pastor Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, atas nama Panitia Pembangunan dan semua umat, memohon bantuan uluran kasih/dana untuk pembangunan Gereja Paroki. Kami sangat membutuhkan berkat Tuhan lewat uluran tangan dari para donatur.
Kami berharap dan berdoa Para Saudara berkenan berbagi berkat Tuhan kepada kami untuk pembangunan Gereja ini yang adalah rumah Tuhan sendiri.
BRI 5379 Unit Tigalingga Sidikalang
No. Rekening : 5379-01-000112-50-8
Nama : PANITIA PEMBANGUNAN GEREJA KATOLIK.
ATAU
BCA KCU MEDAN
NO.0222053453.
Atas Nama : ADYTIA PERMANA P.
(Adytia Permana P. adalah Romo Adytia Permana Perangin-angin O.Carm. Beliau dulu bertugas di Paroki Tigalingga, juga mengawali pembangunan ini, namun sekarang beliau bertugas di Keuskupan Agung Medan sebagai ekonom.Beliau kami minta buka rekening di BCA khusus untuk pembangunan ini, karena di daerah kami tidak ada BCA.)
Kami sangat senang bila sudah mentransfer persembahan, bapak/ibu/saudara/saudari memberitahukan ke kami melalui:
E mail ke :.
parokimariagk3lingga@yahoo.com
atau di SMS ke:.
Romo Anton Manik O.Carm : 081370836645
Romo Willy O.Carm : 081333837433
Untuk lebih jelasnya permohnan kami ini, Para Saudara dapat melihatnya di sini.... Sehubungan dengan Gambar pembangunan dapat melihatnya di sini....
Demikian kiranya Permohonan ini kami sampaikan. Atas dukungan, doa dan bantuan Bapak, Ibu dan Para Saudara-Saudari, kami mengucapkan banyak terima kasih.Berkat Tuhan senantiasa menyertai kita semua. Amin.
HORMAT KAMI:
Pastor Antonius Manik O.Carm

VARIA PAROKI

REKOLEKSI DAN AKSI PANGGILAN TELAH TERLAKSANA DENGAN SANGAT BAIK ;"> "APA YANG KAMU CARI?" (Yoh 1:38).
Puji syukur pada Tuhan, karena Rekoleksi dan Aksi panggilan untuk siswa-siswi Katolik Usia SMP dan SMA se-paroki Tigalingga sudah terlaksana dengan sangat baik. Kegiatan ini dihadiri hampir 400 orang anak. Semuanya dapat terlaksana hanya karena berkat Tuhan. Terimakasih juga kami sampaikan kepada semua Saudara yang telah mendukung dan mendoakan kegaitan kami ini. Kegiatan ini dilaksanakan hanya dengan menggunakan dana partisipasi peserta dan swadaya paroki, karena tidak mendapatkan bantuan dari donatur manapun, namun karena berkat Tuhan dan doa para Saudara, semuanya dapat berjalan dengan sangat baik. Semoga dari antara anak-anak ini, kelak ada yang menjadi Imam dan biarawan-biarawati.
Photobucket
Tuhan memberkati kita.
Kegembiraan dan Persaudaraan
Photobucket
Hari Ulang tahun Romo Anton M.Carm yang seharusnya tanggal 15 Januari 2010, baru dirayakan hari Minggu Minggu 16 Januari 2011 lalu, bersama Romo-romo Karmel se-Dairi, bersama beberapa umat Paroki Tigalingga di Aula Paroki Tigalingga. Pada kesempatan itu, Rm. Bernad O.Carm, pastor paroki Sidikalang memberi kado ulang tahun yakni 20 sak semen untuk pembangunan Gereja dan Rm. Anton sendiri menyumbangkan semua hadiah ultah untuk pembangunan Gereja. Saat itu, hadiah uang yang diperoleh sebanyak Rp. 1.100.000,-. Lumayanlah untuk tambahan dana pembangunan Gereja. Trimakasih buat semuanya.
Saldo Pesta Pelantikan Pengurus Gereja dan Penerimaan Sakramen Krisma, 6-7 Nop. 2010.
Pada hari Kamis 18 Nopember 2010 telah diadakan Evaluasi dan pembubaran Panitia. Saldo dari kegiatan tersebut adalah Rp. 22.320.500 Acara ini dapat berjalan dengan baik karena partisipasi semua umat. Dana juga bisa Saldo karena umat menyumbangkan hasil-hasil pertanian mereka dengan harapan ada Saldo untuk pembangunan Gereja Paroki.Jadi selain dana partisipasi dari umat, juga umat menyumbangkan hasil pertanian yang dibutuhkan untuk mengurangi dana konsumsi. Syukur pada Tuhan, akhirnya memang ada saldo untuk dana pembangunan Gereja. Terimakasih kami ucapkan kepada semua umat Paroki, DPP, Para Panitia, Para Donatur dan siapa saja yang mendoakan dan mendukung kegitan ini. Yesus memberkati kita semua selalu. Amin.

BACAAN HARI MINGGU: 22 SEPTEMBER 2013

BACAAN HARI MINGGU: 22 SEPTEMBER 2013
 (HARI MINGGU BIASA XXV) 
Am. 8:4-7; Mzm. 113:1-2,4-6,7-8; 1Tim. 2:1-8; Luk. 16:1-13 

BACAAN I: Am. 8:4-7 
“Peringatan terhadap orang yang membeli orang papa dengan uang.” 

Dengarkanlah ini, hai kamu yang menginjak-injak orang miskin, dan yang membinasakan orang sengsara di negeri ini dan berpikir: "Bilakah bulan baru berlalu, supaya kita boleh menjual gandum dan bilakah hari Sabat berlalu, supaya kita boleh menawarkan terigu dengan mengecilkan efa, membesarkan syikal, berbuat curang dengan neraca palsu, supaya kita membeli orang lemah karena uang dan orang yang miskin karena sepasang kasut; dan menjual terigu rosokan?" TUHAN telah bersumpah demi kebanggaan Yakub: "Bahwasanya Aku tidak akan melupakan untuk seterusnya segala perbuatan mereka! 

 MAZMUR TANGGAPAN: Mzm. 113:1-2,4-6,7-8 
Ulangan : 
Pujilah, pujilah Allah, Tuhan Yang Mahakuasa. 

Ayat: 
1. Pujilah, hai hamba-hamba Tuhan, pujilah nama Tuhan! Kiranya nama Tuhan dimasyurkan, sekarang dan selama-lamanya. 

2. Tuhan tinggi mengatasi segala bangsa, kemulian-Nya mengatasi langit. Siapakah seperti Tuhan Allah kita, yang diam di tempat tinggi, yang merendahkan diri untuk melihat ke langit dan ke bumi? 

3. Ia menegakkan orang yang hina dari dalam debu dan mengangkat orang yang miskin dari lumpur, untuk mendudukkan bersama-sama para bangsawan, bersama dengan para bangsawan bangsanya. 

BACAAN II : 1Tim. 2:1-8 
“Panjatkanlah permohonan untuk semua orang. Itulah yang berkenan kepada Allah, yang menghendaki agar semua orang diselamatkan.” 

Pertama-tama aku menasihatkan: Naikkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur untuk semua orang, untuk raja-raja dan untuk semua pembesar, agar kita dapat hidup tenang dan tenteram dalam segala kesalehan dan kehormatan. Itulah yang baik dan yang berkenan kepada Allah, Juruselamat kita, yang menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran. Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus, yang telah menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan bagi semua manusia: itu kesaksian pada waktu yang ditentukan. Untuk kesaksian itulah aku telah ditetapkan sebagai pemberita dan rasul?yang kukatakan ini benar, aku tidak berdusta?dan sebagai pengajar orang-orang bukan Yahudi, dalam iman dan kebenaran. Oleh karena itu aku ingin, supaya di mana-mana orang laki-laki berdoa dengan menadahkan tangan yang suci, tanpa marah dan tanpa perselisihan. 

BACAAN INJIL : Luk. 16:1-13 
“Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.” 

Dan Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Ada seorang kaya yang mempunyai seorang bendahara. Kepadanya disampaikan tuduhan, bahwa bendahara itu menghamburkan miliknya. Lalu ia memanggil bendahara itu dan berkata kepadanya: Apakah yang kudengar tentang engkau? Berilah pertanggungan jawab atas urusanmu, sebab engkau tidak boleh lagi bekerja sebagai bendahara. Kata bendahara itu di dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat? Tuanku memecat aku dari jabatanku sebagai bendahara. Mencangkul aku tidak dapat, mengemis aku malu. Aku tahu apa yang akan aku perbuat, supaya apabila aku dipecat dari jabatanku sebagai bendahara, ada orang yang akan menampung aku di rumah mereka. Lalu ia memanggil seorang demi seorang yang berhutang kepada tuannya. Katanya kepada yang pertama: Berapakah hutangmu kepada tuanku? Jawab orang itu: Seratus tempayan minyak. Lalu katanya kepada orang itu: Inilah surat hutangmu, duduklah dan buat surat hutang lain sekarang juga: Lima puluh tempayan. Kemudian ia berkata kepada yang kedua: Dan berapakah hutangmu? Jawab orang itu: Seratus pikul gandum. Katanya kepada orang itu: Inilah surat hutangmu, buatlah surat hutang lain: Delapan puluh pikul. Lalu tuan itu memuji bendahara yang tidak jujur itu, karena ia telah bertindak dengan cerdik. Sebab anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya dari pada anak-anak terang. Dan Aku berkata kepadamu: Ikatlah persahabatan dengan mempergunakan Mamon yang tidak jujur, supaya jika Mamon itu tidak dapat menolong lagi, kamu diterima di dalam kemah abadi." "Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar. Jadi, jikalau kamu tidak setia dalam hal Mamon yang tidak jujur, siapakah yang akan mempercayakan kepadamu harta yang sesungguhnya? Dan jikalau kamu tidak setia dalam harta orang lain, siapakah yang akan menyerahkan hartamu sendiri kepadamu? Seorang hamba tidak dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon."

RENUNGAN HARI BIASA: SABTU 21 SEPTEMBER 2013

RENUNGAN HARI BIASA: SABTU 21 SEPTEMBER 2013 
 (Pesta St. Matius) 
Ef. 4:1-7,11-13; Mzm. 19:2-3,4-5; Mat. 9:9-13 

BACAAN INJIL:
Setelah Yesus pergi dari situ, Ia melihat seorang yang bernama Matius duduk di rumah cukai, lalu Ia berkata kepadanya: "Ikutlah Aku." Maka berdirilah Matius lalu mengikut Dia. Kemudian ketika Yesus makan di rumah Matius, datanglah banyak pemungut cukai dan orang berdosa dan makan bersama-sama dengan Dia dan murid-murid-Nya Pada waktu orang Farisi melihat hal itu, berkatalah mereka kepada murid-murid Yesus: "Mengapa gurumu makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?" Yesus mendengarnya dan berkata: "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit. Jadi pergilah dan pelajarilah arti firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa."

RENUNGAN:
Iman kepada Yesus harus berbuah dengan belaskasih kepada sesama bukan penghakiman.

Memang bagi kita tindakan Yesus terasa aneh, sebab Yesus seakan begitu saja memanggil seorang pemungut cukai menjadi murid-Nya, tidak mempertimbangkan status atau keadaan yang dipanggil. Sebagaimana dalam injil hari ini, Yesus malah memilih Matius seorang pemungut cukai menjadi murid-Nya dan bahkan saat Matius sedang berkerja di dumah cukai. Sesudah itu, Yesus malah makan bersama dengan para pemungut cukai.

Tindakan Yesus yang demikian itu membuat orang Farisi heran dan menegur Yesus lewat para murid-Nya karena menganggap Yesus kog malah makan bersama dengan para mungut cukai yang dianggap pendosa. Padahal biasanya seorang guru akan bergaul dan memilih murid dari kalangan orang yang dianggap layak, tetapi Yesus justru melakukan yang sebaliknya. Menanggapi teguran orang Farisi, Yesus mengatakan “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit. Jadi pergilah dan pelajarilah arti firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa."

Lewat sabda ini kepada kita dinyatakan bahwa Yesus penuh kasih, Dia begitu rindu agar orang yang dianggap pendosa pada akhirnya bertobat mengikuti Dia. Yesus memanggil semua orang untuk mengikuti Dia, tanpa terkecuali. Hanya yang menjadi persoalan adalah tergantung pada yang dipanggil, apakah mengikuti Yesus atau menolak. Yesus memanggil kita semua menjadi murid-Nya, mengikuti Dia bukan karena kita layak dan tidak berdosa. Semua kita ini berdosa, tidak layak menjadi pengikut Yesus, namun Yesus tidak memperhitungkan status dan kedosaan kita asal kita mau menanggapi penggilan-Nya untuk mengikuti Dia.

Menanggapi panggilan Yesus untuk mengikuti Dia, berarti meninggalkan hidup lama kita seperti Matius yang meninggalkan rumah cukai, tempat dia bekerja sebelum dipanggil oleh Yesus. Menanggapi panggilan Yesus bukan berarti kita harus meninggalkan pekerjaan kita. Seperti Matius meninggalkan rumah cukai dan makan bersama Yesus, berarti kita meninggalkan hidup lama kita yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan dan membiarkan Yesus tinggal dalam hidup kita.

Menanggapi panggilan Yesus mengikuti Dia, berarti kitapun hidup seperti Dia, mengutamakan cinta kasih kepada sesama daripada menghakimi seperti yang dilakukan oleh orang-orang Farisi yang merasa diri benar. Semakin orang beriman atau semakin orang sungguh mengikuti Yesus, dia semakin sulit untuk menghakimi orang dan dia semakin mengasihi sesamanya. Namun sayang, banyak orang beriman yang hidup seperti orang-orang farisi baik dalam hal tidakan yang menganggap diri lebih beriman dengan orang lain sehingga dengan mudah menghakimi orang lain.

Ada pula yang begitu aktif atau begitu banyak memberi persembahan kepada Gereja, tetapi tidak peduli dengan sesama yang menderita dan tidak mau berbagi dengan mereka. Sebab ada umat yang rajin menyumbang Gereja, tetapi pelit berbagi dengan sesama yang menderita. Ingatlah, iman harus berbuah dengan perbuah cinta dan belaskasih kepada sesama. Amin.

RENUNGAN HARI BIASA: JUMAT 20 SEPTEMBER 2013

RENUNGAN HARI BIASA: JUMAT 20 SEPTEMBER 2013 
(Peringatan Wajib Andreas Kim Taegon & Paulus Chong Hasang) 
 1Tim. 6:2c-12; Mzm. 49:6-7,8-9,17-18-20; Luk. 8:1-3 

BACAAN INJIL: 
Tidak lama sesudah itu Yesus berjalan berkeliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa memberitakan Injil Kerajaan Allah. Kedua belas murid-Nya bersama-sama dengan Dia, dan juga beberapa orang perempuan yang telah disembuhkan dari roh-roh jahat atau berbagai penyakit, yaitu Maria yang disebut Magdalena, yang telah dibebaskan dari tujuh roh jahat, Yohana isteri Khuza bendahara Herodes, Susana dan banyak perempuan lain. Perempuan-perempuan ini melayani rombongan itu dengan kekayaan mereka. 

RENUNGAN: 
“Perempuan-perempuan ini melayani rombongan itu dengan kekayaan mereka.” Kiranya sungguh menarik menyimak kalimat ini. Para wanita ini ambil bagian dalam pelayanan lewat melayani rombongan Yesus dengan kekayaan mereka. Tentu mereka melakukan demikian bukan karena semata-mata mereka kaya, sebab pasti masih banyak wanita kaya pada masa itu. Mereka melakukan demikian karena mereka sudah merasakan rahmat kasih Tuhan sebab mereka sudah dibebaskan dari kuasa jahat oleh Yesus. 

Para wanita itu melayani rombongan Yesus dengan kekayaan mereka, bukan semata-mata sebagai balas jasa. Namun bisa kita katakan karena setelah bertemu dan merasakan kasih Yesus, harta kekayaan yang ada pada mereka tidak lagi dianggap harta yang harus dipertahankan untuk diri sendiri, tetapi kasih Yesus mengubah mereka untuk berani berbagi. Sehingga bisa kita katakan bahwa orang yang sudah bertemu dan merasakan kasih Yesus, mereka menjadi orang yang tahu bersyukur dan rela berbagi berkat Tuhan kepada sesama. 

Bagaimana dengan kita, apakah kita sudah bertemu dan merasakan kasih Tuhan? Kiranya dalam kalangan umat kristiani, banyak orang yang kaya, tetapi tidak banyak yang bermurah hati untuk berbagi dengan sesama yang kekurangan. Bagi banyak orang, harta kekayaan memang diyakini berasal dari Tuhan, tetapi tidak mengimani bahwa Tuhan mempercayakannya untuk dibagikan kepada sesama. Tidak sedikit pula yang lebih senang menghabiskan hartanya untuk kepentingan pribadi dan bahkan juga dengan berziarah beberapa kali ke tempat ziarah dibanding melayani Tuhan dengan berbagi sukacita dengan orang lain. 

Kita memang sudah mengatakan diri bahwa kita beriman, sudah bertemu dengan Yesus. Namun kita belumlah sungguh merasakankasih Yesus kepada kita, bila kita belum mau berbagi berkat Tuhan dengan sesama dengan apa yang ada pada kita. Ingatlah, harta kekaayaan yang ada pada kita adalah berkat Tuhan, bukan untuk diri kita sendiri tetapi untuk melayani Tuhan dengan berbagi dengan sesama yang membutuhkannya.

RENUNGAN HARI BIASA: KAMIS 19 SEPTEMBER 2013

RENUNGAN HARI BIASA: KAMIS 19 SEPTEMBER 2013 
(Yanuarius, Alfons dr Orozco, Fransiskus Maria dr Camporosso) 
1Tim. 4:12-16; Mzm. 111:7-8,9,10; Luk. 7:36-50 

BACAAN INJIL: 
Seorang Farisi mengundang Yesus untuk datang makan di rumahnya. Yesus datang ke rumah orang Farisi itu, lalu duduk makan. Di kota itu ada seorang perempuan yang terkenal sebagai seorang berdosa. Ketika perempuan itu mendengar, bahwa Yesus sedang makan di rumah orang Farisi itu, datanglah ia membawa sebuah buli-buli pualam berisi minyak wangi. Sambil menangis ia pergi berdiri di belakang Yesus dekat kaki-Nya, lalu membasahi kaki-Nya itu dengan air matanya dan menyekanya dengan rambutnya, kemudian ia mencium kaki-Nya dan meminyakinya dengan minyak wangi itu. Ketika orang Farisi yang mengundang Yesus melihat hal itu, ia berkata dalam hatinya: "Jika Ia ini nabi, tentu Ia tahu, siapakah dan orang apakah perempuan yang menjamah-Nya ini; tentu Ia tahu, bahwa perempuan itu adalah seorang berdosa." Lalu Yesus berkata kepadanya: "Simon, ada yang hendak Kukatakan kepadamu." Sahut Simon: "Katakanlah, Guru." "Ada dua orang yang berhutang kepada seorang pelepas uang. Yang seorang berhutang lima ratus dinar, yang lain lima puluh. Karena mereka tidak sanggup membayar, maka ia menghapuskan hutang kedua orang itu. Siapakah di antara mereka yang akan terlebih mengasihi dia?" Jawab Simon: "Aku kira dia yang paling banyak dihapuskan hutangnya." Kata Yesus kepadanya: "Betul pendapatmu itu." Dan sambil berpaling kepada perempuan itu, Ia berkata kepada Simon: "Engkau lihat perempuan ini? Aku masuk ke rumahmu, namun engkau tidak memberikan Aku air untuk membasuh kaki-Ku, tetapi dia membasahi kaki-Ku dengan air mata dan menyekanya dengan rambutnya. Engkau tidak mencium Aku, tetapi sejak Aku masuk ia tiada henti-hentinya mencium kaki-Ku. Engkau tidak meminyaki kepala-Ku dengan minyak, tetapi dia meminyaki kaki-Ku dengan minyak wangi. Sebab itu Aku berkata kepadamu: Dosanya yang banyak itu telah diampuni, sebab ia telah banyak berbuat kasih. Tetapi orang yang sedikit diampuni, sedikit juga ia berbuat kasih." Lalu Ia berkata kepada perempuan itu: "Dosamu telah diampuni." Dan mereka, yang duduk makan bersama Dia, berpikir dalam hati mereka: "Siapakah Ia ini, sehingga Ia dapat mengampuni dosa?" Tetapi Yesus berkata kepada perempuan itu: "Imanmu telah menyelamatkan engkau, pergilah dengan selamat!" 

RENUNGAN: 
Kerap kali terjadi, ada umat yang meminta misa arwah ketika salah satu anggota keluarganya meninggal dunia dan mereka begitu senang dan menghendaki pastor melayani pada saat pemakaman salah satu anggota keluarganya. Bahkan seringkali ada yang seakan memaksa pastor untuk melayani saat pemakaman, padahal pemakaman bukan sakramen sehingga bisa dilakukan oleh pengurus awam. Mereka miminta dan mengaharapkan pelayanan itu kalau yang meninggal dan anggota keluarganya selama ini memang hidup dalam imannya, tentu tidak apa-apa. 

Namun kadang terjadi, baik yang meninggal maupun pihak keluarga sangat jarang dan hampir tidak pernah menghadiri perayaan ekaristi, tidak terlibat dalam kehidupan Gereja. Sehubungan dengan kasus di atas, jelas bahwa orang meminta demikian bukan karena percaya tetapi hanya karena demi gengsi, merasa bangga karena pastor melayani mereka dan dianggap orang beriman. 

Demikianlah kiranya yang diperbuat oleh Simon orang Farisi sebagaimana kita dengarkan dalam injil hari ini. Simon orang Farisi itu mengundang Yesus makan di rumahnya, bukan karena dia menghormati atau percaya kepada Yesus dan ingin mendengarkan pengajaran-Nya. Dia mengundang Yesus makan hanya agar dilihat oleh orang lain bahwa dia bisa mengundang Yesus makan ke rumahnya. Kalau sekiranya dia mengundang Yesus makan ke rumahnya karena iman atau percaya kepada Yesus, tentu Dia melakukan penghormatan kepada Yesus sebagaimana biasanya dilakukan oleh tuan rumah kepada para tamu yang dianggap terhormat. Sehinggga jangankan dia percaya kepada Yesus, menghormatinyapun tidak. Berbeda halnya dengan wanita pendosa. 

Wanita itu ketika mendengar bahwa Yesus makan di rumah Simon orang Farisi, dia datang dan melakukan penghormatan dan penyembahan kepada Yesus, layaknya untuk Allah sendiri. Wanita itu membasuh kaki Yesus dengan air matanya, menyekanya dengan rambutnya dan mencium serta. meminyaki kaki Yesus dengan menyak wangi yang mahal. Membasuh kaki Yesus dengan airmatanya menyatakan penyesalannya yang mendalam akan kedosaannya. 

Wanita itupun menunjukkan penghormatannya yang mendalam kepada Yesus dengan merelakan rambutnya untuk melap kaki Yesus, mencium kaki Yesus, bahkan wanita itu tidak merasa rugi meminyaki kaki Yesus dengan minyak wangi yang sangat mahal harganya. Wanita itu sungguh memperlihatkan penghormatan dan penyembahannya kepada Yesus. Dialah yang dipuji oleh Tuhan. Bagaimana dengan kita? 

Mungkin kitapun kerap hanya seperti Simon orang Farisi. Kita mengatakan diri sebagai pengikut Yesus, tetapi kita tidak melakukan apa yang harus kita lakukan kepada Yesus, yakni penghormatan dan penyembahan kepada Dia. Kita sering mengatakan bahwa Yesus adalah Tuhan yang harus kita sembah dalam hidup kita, tetapi kita tidak mau merendah diri di hadapan-Nya, bahkan seringkali kita memaksa Yesus untuk merendahkan diri di hadapan kita. 

Kita juga seringkali mengatakan diri bahwa kita adalah orang beriman, tetapi kita begitu pelit mempersembahkan harta atau berkorban untuk Tuhan Yesus. Oleh sebab itu para saudara, Yesus memuji iman perempuan itu bukan karena status sosialnya, tetapi karena hidup dan perbuatannya yang menyatakan imannya kepada Yesus. Amin.

RENUNGAN HARI BIASA: RABU 18 SEPTEMBER 2013

RENUNGAN HARI BIASA: RABU 18 SEPTEMBER 2013 
(Yosef dr Copertino, Yohanes Makias) 
1Tim. 3:14-16; Mzm. 111:1-2,3-4,5-6; Luk. 7:31-35 

BACAAN INJIL:
Kata Yesus: "Dengan apakah akan Kuumpamakan orang-orang dari angkatan ini dan dengan apakah mereka itu sama? Mereka itu seumpama anak-anak yang duduk di pasar dan yang saling menyerukan: Kami meniup seruling bagimu, tetapi kamu tidak menari, kami menyanyikan kidung duka, tetapi kamu tidak menangis. Karena Yohanes Pembaptis datang, ia tidak makan roti dan tidak minum anggur, dan kamu berkata: Ia kerasukan setan. Kemudian Anak Manusia datang, Ia makan dan minum, dan kamu berkata: Lihatlah, Ia seorang pelahap dan peminum, sahabat pemungut cukai dan orang berdosa. Tetapi hikmat dibenarkan oleh semua orang yang menerimanya."

RENUNGAN:
Pada dasarnya kalau seseorang sudah terpusat hanya pada pikiran dan keinginan diri sendiri, dia tidak akan peduli dengan lingkungan sekitar, bahkan bisa seperti tidak melihat di sekitarnya dan seakan tidak mendengar apa-apa yang ada di sekitarnya. Balum lagi kalau orang yang hanya menganggap dirinya baik akan selalu berpikiran negatif terhadap orang lain. Orang yang demikian juga akan tidak peduli dengan nasihat atau kebaikan yang dilakukan oleh orang lain, malahan akan selalu berusaha mencari-cari kesalahan orang lain dan berusaha menjelek-jelekkan orang lain.

Dalam injil Yesus menganggambarkan kejengkelan hati Yesus atas orang-orang yang degil hati, layaknya seperti seumpama anak-anak yang duduk di pasar dan yang saling menyerukan: Kami meniup seruling bagimu, tetapi kamu tidak menari, kami menyanyikan kidung duka, tetapi kamu tidak menangis. Mereka sungguh degil, tidak peduli dengan orang-orang disekitarnya, mereka yang untuk mencari-cari kesalahan dan mengkritik orang lain. Bagi orang demikian, perbuatan baik apapun yang dilakukan oleh orang lain, pasti selalu salah dan dianggap jelak.

Yesus mengalami hal demikian. Yesus mewartakan kabar sukacita kerajaan Allah, namun orang-orang Farisi dan ahli-ahli taurat tidak peduli atau tidak mau mendengarkan pewartaan Yesus, mereka menutup telinga. Walaupun demikian Yesus tetap mewartakan Kerajaan Allah. Kitapun mungkin kerap bersikap degil. Sabda Yesus sudah diwartakan kepada kita, namun kita tidak peduli, hanya sibuk dengan pikiran dan keinginan kita masing-masing. Yesus mengajar kita lewat berbagai cara, juga lewat orang lain, namun malah seringkali kita berpikiran jelek kepada otang itu. Semoga kita tidak berlarut-larut menjadi orang yang degil, tetapi percaya dan mendengarkan sabda Tuhan. Amin.

Paus desak umat Katolik berpartisipasi dalam politik

Paus desak umat Katolik berpartisipasi dalam politik 

Umat Katolik tidak boleh acuh tak acuh terhadap politik, tetapi harus memberikan nasehat serta doa-doa mereka agar para pemimpin mereka dapat memberikan yang terbaik dengan rendah hati dan cinta, demikian Paus Fransiskus. Dalam homilinya pada 16 September di Domus Santa Martha, Paus menolak gagasan bahwa “orang Katolik yang baik tidak ikut campur dalam politik.” “Itu tidak benar. Itu bukan jalan yang baik,” tegas Bapa Suci, seperti dilaporkan Radio Vatikan. 

 “Seorang Katolik yang baik ia hendaknya ikut terlibat dalam bidang politik, dengan memberikan yang terbaik dari dirinya sendiri.” “Tak satu pun dari kita mengatakan, saya tidak ada hubungannya dengan politik, mereka yang mengatur,” kata Paus Fransiskus kepada mereka yang hadir dalam Misa itu. Sebaliknya, ia menekankan umat Katolik harus merasa ikut bertanggung jawab untuk berpartisipasi dalam politik sesuai dengan kemampuan mereka, dan dengan cara ini Anda ikut bertanggung jawab. 

 “Berpolitik, sesuai dengan Ajaran Sosial Gereja, merupakan salah satu bentuk tertinggi dari karya amal, karena melayani kepentingan umum,” jelasnya. “Eh, saya tidak bisa mencuci tanganku? Kita semua harus memberikan sesuatu!” Dia mencontohkan bahwa kadang-kadang orang mengkritik pemimpin mereka, mengeluh tentang ” hal-hal yang tidak berjalan dengan baik.” 

“Jangan hanya mengeluh, kita harus memberikan diri kita sendiri - ide-ide kita, saran kita, dan doa-doa kita,” kata Bapa Suci. Ia mengatakan bahwa doa itu adalah “yang terbaik yang dapat kita berikan kepada mereka yang memimpin,” seperti yang tersirat dalam surat Rasul Paulus kepada Timotius yang mengajak berdoa untuk kepemimpinan yang kuat. 

Meskipun mereka yakin politisi tertentu adalah “jahat,” orang Kristen harus berdoa “agar mereka bisa menjalankan dengan baik, mencintai rakyat mereka, melayani rakyat mereka, dan menjadi rendah hati,” katanya. Paus juga meminta mereka yang berkuasa dalam bidang politik agar hendaknya bersikap rendah hati dan penuh cinta. Mengacu pada Injil, Bapa Suci mengatakan, “Seorang pemimpin yang tidak mengasihi, ia tidak dapat memerintah dengan baik.”

Sumber: Pope urges Catholics to participate in politics
Disadur dari: indonesia.ucanews.com

RENUNGAN HARI BIASA: SELASA 17 SEPTEMBER 2013

RENUNGAN HARI BIASA: SELASA 17 SEPTEMBER 2013
 (Robertus Bellarminus, Albertus dr Yerusalem, Martinus dr Finojosa, Robertus Bellarmino, Hildegardis) 
1Tim. 3:1-13; Mzm. 101:1-2ab,2cd-3ab,5,6; Luk. 7:11-17 

BACAAN INJIL: 
Kemudian Yesus pergi ke suatu kota yang bernama Nain. Murid-murid-Nya pergi bersama-sama dengan Dia, dan juga orang banyak menyertai-Nya berbondong-bondong. Setelah Ia dekat pintu gerbang kota, ada orang mati diusung ke luar, anak laki-laki, anak tunggal ibunya yang sudah janda, dan banyak orang dari kota itu menyertai janda itu. Dan ketika Tuhan melihat janda itu, tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia berkata kepadanya: "Jangan menangis!" Sambil menghampiri usungan itu Ia menyentuhnya, dan sedang para pengusung berhenti, Ia berkata: "Hai anak muda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah!" Maka bangunlah orang itu dan duduk dan mulai berkata-kata, dan Yesus menyerahkannya kepada ibunya. Semua orang itu ketakutan dan mereka memuliakan Allah, sambil berkata: "Seorang nabi besar telah muncul di tengah-tengah kita," dan "Allah telah melawat umat-Nya." Maka tersiarlah kabar tentang Yesus di seluruh Yudea dan di seluruh daerah sekitarnya. 

RENUNGAN : 
Saat kita mengalami kesedihan mendalam, tentu kita sangat mengharapkan perhatian dari orang lain, penghiburan yang disampaikan kepada kita pasti bisa meneguhkan kita. Namun ada kalanya ketika seseorang mengalami kesedihan mendalam, kata-kata penghiburan yang disampaikan oleh orang lain bisa saja tidak berguna apa-apa. 

Hal demikian bisa terjadi karena orang yang larut dalam kesedihan mendalam berpikir bahwa orang lain hanya memberi penghiburan karena mereka sendiri tidak mengalami. Memang hal ini bisa terjadi kalau orang kata-kata penghiburan dilakukan tidak keluar dari hati yang peduli dengan sesama. Namun bila kata-kata itu keluar dari hati yang penuh cinta, apalagi disertai dengan perbuatan nyata, kata-kata penghiburan pasti sangat berguna untuk orang yang sedang mengalami kesedihan mendalam. Oleh sebab itu, kita bisa bayangkan bagaimana gembiranya hati wanita yang mengalami kesedihan mendalam karena kematian putera satu-satunya. 

Kita tahu bahwa puteranya itulah satu-satunya harapan wanita itu setelah tua, namun meninggal. Kita bisa bayangkan bagaimana sedihnya wanita itu. Baginya kematian anaknya, juga kematian harapan masa tuanya. Namun pada saat kesedihan yang mendalam Yesus menghiburnya dan Yesus tidak hanya menghibur tetapi juga berbuat sesuatu yaitu menghidupkan kembali anaknya yang telah meninggal. Dengan hidupnya anak itu, hidup dan harapan ibu itu juga pasti ikut hidup kembali. Namun wanita itu kembali beroleh harapan, pertama-tama karena kasih Yesus. Kitapun pasti pernah mengalami kesedihan mendalam, kehilangan seseorang atau sesuatu, yang membuat sekan kita kehilangan semangat, gairah atau harapan hidup. 

Namun ingatlah bahwa sebagaimana dalam injil hari ini, Yesus tidak akan pernah meninggalkan kita. Yesus akan datang menemui kita, Dia akan berkata kepada kita, “"Jangan menangis!" selanjutnya akan menghampiri kita untuk membantu, menolong dan memberikan berkat-Nya kepada kita. Yesus itu Tuhan yang Mahakuasa dan Mahakasih, sehingga hendaknya kita senantiasa percaya dan berharap kepada Dia. 

Perbuatan kasih yang diperbuat oleh Yesus, juga hendaknya demikian kita perbuat. Dalam kehidupan kita pasti sering kita temui orang yang menangis seperti ibu dalam injil hari ini, bahkan mungkin kita menemui orang yang hampir kehilangan gairah dan harapan hidup. Menghadapi yang demikian, apa yang kita lakukan? Mungkin saja kita tidak peduli, seakan tidak melihat apa yang terjadi di sekitar kita, seakan tidak melihat orang lain yang menderita di sekitar kita. 

Betapa sering kita begitu aktif dalam kegiatan gereja, juga begitu ahli dalam merangkai kata-kata dalam Kitab Suci, tetapi bila berhadapan dengan orang menderita, kita tidak peduli, menutup mata. Atau juga betapa sering kita hanya merasa kasihan dan berkata, atau sekedar memberi kata-kata penghiburan dan berkata, “Aih sungguh kasihan nasibnya. Aku akan berdoa semoga dia kuat dan Tuhan menolongnya.” Sikap demikian sudah baik, tetapi kiranya tidaklah cukup. 

Cinta kasih dan kepedulian terhadap sesama harus diungkapkan dalam perbuatan baik. Yesus tidak hanya berkata, “"Jangan menangis!" tetapi Yesus berbuat sesuatu untuk menghilangkan kesedihan ibu itu dengan menghidupkan kembali anaknya yang sudah mati. Kita memang tidak bisa seperti Yesus menghidupkan orang mati, atau membebaskan orang yang sedang dalam persoalan dan kesedihan mendalam, namun paling tidak kita harus berani melakukan sesuatu untuk membantu sesama sehingga dia beroleh kembali semangat dan harapan hidup. Amin.

RENUNGAN HARI BIASA: SENIN 16 SEPTEMBER 2013

RENUNGAN HARI BIASA: SENIN 16 SEPTEMBER 2013 
 (Peringatan Wajib St. Kornelius & St. Siprianus) 
1Tim. 2:1-8; Mzm. 28:2,7,8-9; Luk. 7:1-10 

BACAAN INJIL: 
Setelah Yesus selesai berbicara di depan orang banyak, masuklah Ia ke Kapernaum. Di situ ada seorang perwira yang mempunyai seorang hamba, yang sangat dihargainya. Hamba itu sedang sakit keras dan hampir mati. Ketika perwira itu mendengar tentang Yesus, ia menyuruh beberapa orang tua-tua Yahudi kepada-Nya untuk meminta, supaya Ia datang dan menyembuhkan hambanya. Mereka datang kepada Yesus dan dengan sangat mereka meminta pertolongan-Nya, katanya: "Ia layak Engkau tolong, sebab ia mengasihi bangsa kita dan dialah yang menanggung pembangunan rumah ibadat kami." Lalu Yesus pergi bersama-sama dengan mereka. Ketika Ia tidak jauh lagi dari rumah perwira itu, perwira itu menyuruh sahabat-sahabatnya untuk mengatakan kepada-Nya: "Tuan, janganlah bersusah-susah, sebab aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku; sebab itu aku juga menganggap diriku tidak layak untuk datang kepada-Mu. Tetapi katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh. Sebab aku sendiri seorang bawahan, dan di bawahku ada pula prajurit. Jika aku berkata kepada salah seorang prajurit itu: Pergi!, maka ia pergi, dan kepada seorang lagi: Datang!, maka ia datang, ataupun kepada hambaku: Kerjakanlah ini!, maka ia mengerjakannya." Setelah Yesus mendengar perkataan itu, Ia heran akan dia, dan sambil berpaling kepada orang banyak yang mengikuti Dia, Ia berkata: "Aku berkata kepadamu, iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai, sekalipun di antara orang Israel!" Dan setelah orang-orang yang disuruh itu kembali ke rumah, didapatinyalah hamba itu telah sehat kembali. 

RENUNGAN: 
Kisah perwira yang kita dengarkan dalam injil hari ini sungguh menarik kita renungkan dan untuk kita teladani. Perwira itu sungguh beriman, dan imannya tempat dalam hidup dan perbuatannya. Perwira itu jelas punya kuasa paling tidak untuk bawahannya, dia juga punya harta kekayaan, tetapi dia tetap sungguh punya cinta kasih kepada sesama, bahkan terhadap hambanya. Cinta kasih perwira itu dinyatakannya dengan rasa peduli kepada hambanya, mengharapkan hambanya sembuh, sehingga dia meminta agar Yesus menyembuhkannya. Dia mengharapkan hambanya sembuh tentu bukan karena supaya tetap ada yang melayani dia. Dia melakukan demikian karena dia begitu menghormati hambanya itu. Sebab dengan statusnya itu, dia bisa saja mengganti bambanya itu dengan hamba yang lain, namun dia tidak melakukan demikian. 

Dia juga ternyata murah hati, mau berbagi hartanya untuk rumah Tuhan, dengan membantu pembangunan rumah Tuhan. Harta yang dia miliki bukan untuk diri sendiri, tetapi juga dibagikan kepada orang lain. Ini terjadi tentu didorong oleh suatu keyakinan bahwa apa yang ada padanya adalah pemberian Tuhan sehingga dia kembalikan kepada Tuhan dengan menanggung pembangunan rumah Tuhan. Apa yang dia miliki dan dengan apa yang telah dilakukannya, tidak membuat dia sombong tetapi tetap rendah hati, terutama di hadapan Tuhan. Yesus sendiri begitu kagum dengan besarnya iman perwira itu, sampai-sampai Yesus mengatakan, "Aku berkata kepadamu, iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai, sekalipun di antara orang Israel!" 

Inilah salah satu gambaran orang beriman. Dalam hidup kita banyak orang yang mengatakan dirinya beriman kepada Yesus, namun belumlah seperti iman perwira yang digambarkan dalam injil hari ini. Banyak orang beriman yang menghabiskan waktu untuk kegiatan gereja, menghabiskan uang untuk biaya perjalanan ziarah rohani, membeli barang-barang rohani, tetapi tidak punya rasa peduli kepada sesama yang menderita, yang membutuhkan pertolongan. 

Dari pengalaman, ada yang melakukan ziarah rohani ke tempat-tempat ziarah, sudah beberapa kali, tetapi sulit untuk membantu pembangunan rumah Tuhan atau pembangunan Gereja. Ada juga orang beriman yang memang banyak melakukan kegiatan gereja, banyak membantu atau berbagi berkat, tetapi tidak keluar dari ketulusan hati, tetapi hanya demi mendapat pujian dari orang lain. Orang yang demikian biasanya akan menyombongkan hidup imannya dan apa yang sudah diperbuatnya. 

Orang yang sungguh beriman, memiliki dan melakukan perbuatan cinta kasih kepada sesama dengan kerelaan membantu sesama terutama yang kecil yang membutuhkan pertolongan, juga berbuah dalam kerelaan berbagi 'harta' dengan sesama. Semoga kita beriman pada Yesus bukan hanya dalam kata2 atau hanya seputar altar/ liturgi tetapi dalam kehidupan nyata. Selamat beraktivitas. Tuhan memberkati.

 
Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan! (2Kor 8:14)