Pembangunan Gereja Paroki Tigalingga

Pembangunan Gereja Paroki sedang berlangsung. Kami sangat mengarapkan uluran kasih para Saudara untuk membantu.

Gotong Royong Pembangunan Gereja

Tidak ada kata yang bisa melukiskan pengalaman indah pada waktu gotong royong pengecoran lantai 2 bangunan Gereja selain, suatu keyakinan bahwa semuanya dapat terlaksana adalah karena MUKJIJZAT ALLAH BEKERJA.

Pengecoran Lantai Panti Imam Gereja

Pengecoran Lantai 2 bangunan Gereja ini dilakukan pada hari Selasa, 30 Agustus 2011 yang lalu. Luas yang dicor adalah 19 m x 24 m. Hujan yang mengguyur tidak menyurutkan semangat umat.

Kerjasama Imam dan Umat

Uskup emeritus KAM, Mgr. A.G.Pius Datubara OFM.Cap, datang berkunjung ke Paroki dan memberi semangat pada umat dalam pembangunan Gereja Paroki. Para pastor juga ikut berkerja bersama umat dalam pembangunan Gereja.

Misa Tridentin: Warisan Liturgi Yang Dipertahankan

HIDUPKATOLIK.com - Paus Benediktus XVI mengeluarkan Surat Apostolik Summorum Pontificum yang menjamin penggunaan Misa Tridentin...

Pembinaan Para Pengurus Gereja

Tidak sedikit umat katolik yang kerap menganggap bahwa Liturgi adalah sekedar perayaan wajib biasa yang dilaksanakan pada hari minggu.

Pertemuan Ibu-Ibu dan Pesta Pelindung Paroki

Pertemuan para ibu se-paroki telah terlaksana pada hari Kamis-Sabtu, 15 s/d 16 Juli 2011. Pertemuan ini mengundang semua ibu katolik yang ada di paroki untuk hadir dalam pertemuan/pembinaan para ibu katolik dan juga segaligus menjalin kebersamaan para ibu. Penutupan pertemuan sikaligus Pesta Pelindung Paroki.

Pembinaan Asmika se-Paroki

Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku; inilah yang menjadi tema dari pertemuan dan pembinaan minggu gembira yang telah berlangsung dengan sangat baik.

Mudika Ambil bagian dalam pembangunan Gereja Paroki

Mudika paroki tidak mau berpangku tangan melihat pembangunan Gereja paroki. Para mudika juga ambil bagian dengan mengumpulkan kerikil di sungai.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 1)

Umat dari lingkungan paroki dan juga dari beberapa stasi kembali bekerja sama dengan bergotong royong membangun gereja paroki. Untuk kali ini, umat bergotong royong men-cor lantai balkon bangunan Gereja.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 2)

Allah peduli. Karena kepedulian Allah atas pembangunan rumah-Nya ini, maka kami kamipun peduli dan bisa melanjutkan pembangunanini. Kepedulian Allah kami rasakan juga lewat kepedulian para Saudara.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 3)

Mari kita memuliakan Tuhan, tidak hanya dengan kata2 indah, tetapi dengan perbuatan nyata dengan rela berkorban.

Pertemuan akhir Tahun 2011 Pengurus Gereja se-Paroki

Para pengurus Gereja adalah ‘ujung tombak’ Gereja khususnya di stasi-stasi. Peran para pengurus Gereja ini sangat sentral dalam kehidupan Gereja di stasi-stasi.

Gua Maria dan Menyambut Hari Raya Natal

Persiapan menyambut hari Raya Natal 25 Desember 2011.

Rahmat dan Perlindungan Tuhan

Pastor Anton Manik O.Carm selamat dari kecelakaan mobil masuk jurang.

Rekoleksi dan Aksi Panggilan

Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku.

Pesan Prapaskah Kepausan 2012

"Kita Tidak Boleh Diam Saja terhadap Kejahatan" "Marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik" (Ibr. 10:24).

Pembangunan Gereja Santo Petrus Stasi Rante Besi

Dalam kemiskinan, kesederhanaan, umat membangunan Gereja. Meraka tidak memiliki uang, tetapi mereka memiliki harapan dan iman pada Tuhan.

Misa Perdana Pastor Andreas Korsini Lamtarida Simbolong O.Carm

Puji Syukur pada Tuhan, karena berkat-Nya, misa Perdana Pastor Andreas Lamtarida Simbolon O.Carm bersama 4 Pastor Karmel yang baru ditahbiskan, dapat terlaksana dengan baik pada hari Rabu 31 Oktober 2012 di Stasi Gundaling 1, paroki Maria dari gunung Karmel Tigalingga.

Bakti Sosial : Pengobatan Gratis

Dalam Rangka Menyongsong Jubileum Gereja Katolik di Dairi dan Pakpak Bharat, diadakan bakti Sosial Pengobatan Gratis di Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, pada 9 Desember 2012 yg lalu. Puji syukur pada Tuhan, kegiatan ini berlangsung dengan sangat memuaskan.

Mari Berbagi Berkat Tuhan

 photo UskupEmeritusKAMMgrPiusDautabra.jpg Photobucket

MENDAMBAKAN BERKAT TUHAN

SYALOM...SELAMAT DATANG.
"Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan."(2Kor 8:14)
"Muliakanlah Tuhan dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu." (Amsal 3:9)
"Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya." (Amsal 3:27)
"Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?" (1 Yohanes 3:17)
Saya Pastor Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, atas nama Panitia Pembangunan dan semua umat, memohon bantuan uluran kasih/dana untuk pembangunan Gereja Paroki. Kami sangat membutuhkan berkat Tuhan lewat uluran tangan dari para donatur.
Kami berharap dan berdoa Para Saudara berkenan berbagi berkat Tuhan kepada kami untuk pembangunan Gereja ini yang adalah rumah Tuhan sendiri.
BRI 5379 Unit Tigalingga Sidikalang
No. Rekening : 5379-01-000112-50-8
Nama : PANITIA PEMBANGUNAN GEREJA KATOLIK.
ATAU
BCA KCU MEDAN
NO.0222053453.
Atas Nama : ADYTIA PERMANA P.
(Adytia Permana P. adalah Romo Adytia Permana Perangin-angin O.Carm. Beliau dulu bertugas di Paroki Tigalingga, juga mengawali pembangunan ini, namun sekarang beliau bertugas di Keuskupan Agung Medan sebagai ekonom.Beliau kami minta buka rekening di BCA khusus untuk pembangunan ini, karena di daerah kami tidak ada BCA.)
Kami sangat senang bila sudah mentransfer persembahan, bapak/ibu/saudara/saudari memberitahukan ke kami melalui:
E mail ke :.
parokimariagk3lingga@yahoo.com
atau di SMS ke:.
Romo Anton Manik O.Carm : 081370836645
Romo Willy O.Carm : 081333837433
Untuk lebih jelasnya permohnan kami ini, Para Saudara dapat melihatnya di sini.... Sehubungan dengan Gambar pembangunan dapat melihatnya di sini....
Demikian kiranya Permohonan ini kami sampaikan. Atas dukungan, doa dan bantuan Bapak, Ibu dan Para Saudara-Saudari, kami mengucapkan banyak terima kasih.Berkat Tuhan senantiasa menyertai kita semua. Amin.
HORMAT KAMI:
Pastor Antonius Manik O.Carm

VARIA PAROKI

REKOLEKSI DAN AKSI PANGGILAN TELAH TERLAKSANA DENGAN SANGAT BAIK ;"> "APA YANG KAMU CARI?" (Yoh 1:38).
Puji syukur pada Tuhan, karena Rekoleksi dan Aksi panggilan untuk siswa-siswi Katolik Usia SMP dan SMA se-paroki Tigalingga sudah terlaksana dengan sangat baik. Kegiatan ini dihadiri hampir 400 orang anak. Semuanya dapat terlaksana hanya karena berkat Tuhan. Terimakasih juga kami sampaikan kepada semua Saudara yang telah mendukung dan mendoakan kegaitan kami ini. Kegiatan ini dilaksanakan hanya dengan menggunakan dana partisipasi peserta dan swadaya paroki, karena tidak mendapatkan bantuan dari donatur manapun, namun karena berkat Tuhan dan doa para Saudara, semuanya dapat berjalan dengan sangat baik. Semoga dari antara anak-anak ini, kelak ada yang menjadi Imam dan biarawan-biarawati.
Photobucket
Tuhan memberkati kita.
Kegembiraan dan Persaudaraan
Photobucket
Hari Ulang tahun Romo Anton M.Carm yang seharusnya tanggal 15 Januari 2010, baru dirayakan hari Minggu Minggu 16 Januari 2011 lalu, bersama Romo-romo Karmel se-Dairi, bersama beberapa umat Paroki Tigalingga di Aula Paroki Tigalingga. Pada kesempatan itu, Rm. Bernad O.Carm, pastor paroki Sidikalang memberi kado ulang tahun yakni 20 sak semen untuk pembangunan Gereja dan Rm. Anton sendiri menyumbangkan semua hadiah ultah untuk pembangunan Gereja. Saat itu, hadiah uang yang diperoleh sebanyak Rp. 1.100.000,-. Lumayanlah untuk tambahan dana pembangunan Gereja. Trimakasih buat semuanya.
Saldo Pesta Pelantikan Pengurus Gereja dan Penerimaan Sakramen Krisma, 6-7 Nop. 2010.
Pada hari Kamis 18 Nopember 2010 telah diadakan Evaluasi dan pembubaran Panitia. Saldo dari kegiatan tersebut adalah Rp. 22.320.500 Acara ini dapat berjalan dengan baik karena partisipasi semua umat. Dana juga bisa Saldo karena umat menyumbangkan hasil-hasil pertanian mereka dengan harapan ada Saldo untuk pembangunan Gereja Paroki.Jadi selain dana partisipasi dari umat, juga umat menyumbangkan hasil pertanian yang dibutuhkan untuk mengurangi dana konsumsi. Syukur pada Tuhan, akhirnya memang ada saldo untuk dana pembangunan Gereja. Terimakasih kami ucapkan kepada semua umat Paroki, DPP, Para Panitia, Para Donatur dan siapa saja yang mendoakan dan mendukung kegitan ini. Yesus memberkati kita semua selalu. Amin.

MARI MELAKUKAN MUDIK ROHANI/KEHIDUPAN!



MARI  MELAKUKAN  MUDIK  ROHANI/KEHIDUPAN!

Dalam Wikipedia mudik  adalah kegiatan perantau/ pekerja migran untuk kembali ke kampung halamannya. Kata mudik berasal dari sandi kata bahasa Jawa ngoko yaitu mulih dilik yang berarti pulang sebentar. Mudik di Indonesia identik dengan tradisi tahunan yang terjadi menjelang hari raya besar keagamaan misalnya menjelang Lebaran. Pada saat itulah ada kesempatan untuk berkumpul dengan sanak saudara yang tersebar di perantauan, selain tentunya juga sowan dengan orang tua. 

Pada masa sekarang mudik bukan hanya pada saat menjelang hari raya besar keagamaan, juga terjadi saat menjelang tahun baru. Orang mudik ke kampung halaman bukan hanya sekedar untuk bertemu atau berkumpul dengan keluarga, juga mau bertemu dengan kerabat lain dan juga teman-teman sekampung. Selain itu orang mudik ke kampung halaman yang tentunya tempat itu punya kenangan tersendiri bagi yang mudik, terutama tentunya kenangan baik. Dengan mudik, orang mau mengenang kembali masa-masa ketika bersama keluarga ataupun dengan sesama yang tinggal di kampung, berbagi cerita dan berbagi sukacita.
Kalau umumnya orang melakukan mudik ke kampun halaman menjelang tahun baru, baiklah kiranya kita juga mengadakan mudik rohani atau juga mudik kehidupan. Menjelang meninggalkan tahun 2013 ini dan menjelang memasuki tahun 2014, baiklah kita mudik kehidupan, juga mudik rohani dengan melihat kembali bagaimana kehidupan kita sepanjang tahun yang hendak kita lalui ini, sejak tahun baru 2013 hingga akhir tahun 2013 ini. Hal ini kiranya perlu kita lakukan untuk menyadarkan kita bahwa kita sungguh patut bersyukur pada Tuhan atas perlindungan-Nya kepada kita sepanjang tahun ini. Juga perlu untuk melihat kembali hidup kita sepanjang tahun ini untuk menjadi perbandingan dan juga menjadi modal kita untuk memasuki tahun yang akan kita jalani.

Selama setahun ini, pasti banyak yang telah kita alami, baik pengalaman yang tidak menyenangkan maupun pengalaman yang menyenangkan. Pengalaman yang menyenangkan selama tahun ini tentunya membuat kita bersemangat untuk memasuki tahun yang akan kita jalani. Semuanya itu bisa menjadi modal kita dalam memasuki tahun baru dengan harapan di tahun yang baru kita akan lebih baik lagi dan lebih banyak mengalami pengalaman yang menyenangkan. 

Namun kiranya, hendaknya kita tidak hanya melihat kembali pengalaman yang menyenangkan sepanjang tahun ini. Kita juga perlu melihat kembali pengalaman-pengalaman yang tidak menyenangkan sepanjang tahun ini. Dengan mengingat kembali pengalaman yang tidak menyenangkan selama tahun ini, bukan berarti kita mau mengungkit luka lama hidup yang mungkin membuat kita bersedih. Namun dengan mengingat-ingat kembali pengalaman yang tidak menyenangkan kita, kita mau melajar untuk memperbaikinya kembali pada tahun yang baru nanti. Tidak bisa dipingkuri bahwa kita pasti banyak mengalami pengalaman yang tidak menyenangkan, pengalaman yang sangat berat selama tahun ini. 

Namun sebelum mengakhiri tahun ini baiklah kita menyadari bahwa betapun beratnya pengalaman itu selama tahun ini, kita masih bisa bertahan dan saat ini bersiap-siap untuk memasuki tahun yang baru. Kita bisa bertahan dan melalui tahun ini adalah karena memang Tuhan selalu menyertai perjalanan hidup kita dan Dia juga memberi kekuatan dan berkat-Nya kepada kita. Ini kiranya perlu kita sadari sehingga saat meninggalkan tahun ini kita tinggalkan dengan ucapan syukur kepada Tuhan. Kalau bukan karena Tuhan, kita tidak bisa bertahan dan melalui tahun ini. Jangan biarkan tahun ini berlalu begitu saja tanpa mengucapkan syukur pada Tuhan. Jangan biarkan tahun ini berlalu dengan rasa sedih atau dengan penuh beban berat karena pengalaman yang tidak menyenangkan selama tahun ini, agar tidak membebani kita dalam memasuki tahun yang akan kita masuki.

Kita juga perlu mudik sebentar ke kehidupan kita selama tahun ini. Bagaimana hidup kita selama setahun ini; Apakah kita sungguh-sungguh hidup sebagai orang beriman? Apakah sebagai orang beriman, hidup kita selama ini sudah memberi makna bagi banyak orang? Atau apakah kita hidup hanya untuk diri sendiri, mencari kesenangan sendiri dan hanya memikirkan diri sendiri? Apakah kita hidup hanya mengejar prestasi, hanya sibuk dengan rutinitas pekerjaan tanpa peduli dengan hidup rohani, hidup iman kita? Apakah selama ini kita punya kepedulian kepada sesama? Masih banyak hal kiranya yang patut kita renungkan sehubungan dengan hidup iman kita selama setahun ini. Ingatlah bahwa hidup kita selama setahun ini adalah hidup penuh cukacita dan berarti bukan karena kita mendapatkan yang kita inginkan, bukan pula karena selama setahun ini kita sukses dalam pekerjaan, bukan pula karena selama setahun ini apa yang kita rencanakan berjalan dengan baik. Namun yang terutama adalah bahwa hidup kita selama ini bermakna bukan hanya untuk diri sendiri tetapi juga untuk sesama kita atau banyak orang. Bila hidup kita selama setahun ini memberi makna kepada banyak orang, maka layaklah kita meninggalkan tahun ini dan mamasuki tahun baru dengan penuh sukacita iman. 

 Apakah di tahun yang akan kita masuki, hidup kita akan lebih baik daripada tahun ini? Kita hanya berharap demikian, tidak ada yang bisa menjamin bahwa hidupnya akan lebih baik lagi di tahun baru ini. Namun belajar dari pengalaman hidup selama setahun ini, kita boleh berharap banyak akan hidup lebih baik pada tahun yang baru dengan suatu keyakinan pasti bahwa Tuhan pasti selalu memberkati kita pada tahun yang baru ini. Tuhan tidak pernah meninggalkan hidup kita, Dia akan selalu menyertai, membantu dan memberi kekuatan kepada kita dalam perjalan hidup pada tahun yang baru nanti. Kita memasuki tahun yang baru dengan keyakinan iman bahwa Tuhan pasti menyertai kita sehingga apapun yang kita alami nanti pada tahun yang baru, kita akan mampu menghadapi dan melaluinya kembali hingga akhir tahun yang baru nanti.

Tahun yang baru adalah rahmat dan berkat Tuhan; kesempatan hidup yang diberikan oleh Tuhan bagi kita, sehingga kita meninggalkan tahun yang sekarang dan memasuki tahun baru dengan penuh sukacita iman kepada Tuhan. Tahun yang baru harus kita sambut dengan penuh kegembiraan atau sukacita. Menyambut tahun yang baru dengan kegembiraan atau sukacita bukan berarti harus dengan pesta pora atau berfoya-foyah. Sangat disayangkan bahwa seringkali banyak orang menyambut tahun baru hanya dengan pesta pora; baik itu dengan makan-makan, kembang api dan hingar bingar musik atau kendaraan. Memang semuanya itu adalah bentuk luapan kegembiraan. 

Namun kiranya semuanya itu tidak akan memberi makna apa-apa bagi kita pada tahun yang baru bila kita tidak mensyukuri hidup pada tahun yang kita lewati dan berserah diri pada Tuhan pada tahun yang baru dengan memohon perlindungan dan pertolongan Tuhan selama tahun yang baru. Selain itu baiklah sebelum memasuki tahun yang baru, kita memiliki tekat dan niat untuk hidup lebih baik lagi juga dalam hal hidup iman. Sangat lebih baik lagi bila saat kita meninggalkan tahun 2013 kita melakukan perbuatna baik, demikian juga saat memasuki tahun 2014 dengan melakukan perbuatan baik. Kita mengakhiri tahun 2013 dan mengawali tahun 2014 dengan melakukan perbuatan baik kepada sesama. Mungkin, sangat lebih menggembirakan bila biaya yang kita persiapkan untuk kita habiskan dalam mengakhiri tahun 2013 dan menyongsong tahun 2014, itu kita persembahkan kepada Tuhan dengan memberi kepada sesama yang berkekurangan.


Maka baiklah kita meninggalkan tahun yang lama dengan sukacita iman dengan mengambil waktu sejenak berdoa baik secara pribadi maupun bersama keluarga untuk  bersyukur atas kasih perlindungan Tuhan kepada kita selama tahun yang kita lalui dan memohon agar  dalam perjalanan hidup selama tahun yang baru Tuhan memberi yang terbaik kepada kita, dengan tidak lupa niat dan tekat untuk hidup lebih baik lagi.

Selamat meninggalkan tahun 2013 dengan sukacita iman dan selamat memasuki tahun 2014 dengan sukacita iman pula. Tuhan Yesus memberkati kita.

RENUNGAN Hari Keenam Dalam Oktaf Natal : 30 DESEMBER 2013

RENUNGAN Hari Keenam Dalam Oktaf Natal : 
30 DESEMBER 2013 
1Yoh. 2:12-17; Mzm. 96:7-8a,8b-9,10; Luk. 2:36-40 

BACAAN INJIL : 
 Ketika Anak Yesus dipersembahkan di bait Allah, ada di situ Hana, seorang nabi perempuan, anak Fanuel dari suku Asyer. Ia sudah sangat lanjut umurnya. Sesudah kawin ia hidup tujuh tahun lamanya bersama suaminya, dan sekarang ia janda dan berumur delapan puluh empat tahun. Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa. Dan pada ketika itu juga datanglah ia ke situ dan mengucap syukur kepada Allah dan berbicara tentang Anak itu kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem. Dan setelah selesai semua yang harus dilakukan menurut hukum Tuhan, kembalilah mereka ke kota kediamannya, yaitu kota Nazaret di Galilea. Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya. 

RENUNGAN : 
Mendapatkan apa yang dirindukan selama ini pasti akan sangat membahagiakan. Kebahagiaan itu akan semakin besar bila sesuatu yang diharapkan itu baru terwujud dalam penantian panjang dan disertai dengan usaha dan perjuangan. Namun kiranya kebahagiaan itu ada yang bertahan pada saat kita mendapatkannya saja, dan ada pula yang bertahan selama hidupnya bila yang diharapkan itu adalah dianggap sungguh berharga dan merupakan puncak dari pencapaian hidupnya. Bila sesuatu yang diharapkan itu adalah hal dunia, kebahagiaan yang diperoleh bila sudah mendapatkannya, pasti hanya bertahan sesaat saja. Namun bila yang diharapkan itu adalah yang surgawi, kebahagiaan yang diperoleh setelah mendapatkannya, pasti akan bertahan dan akan selalu dipelihara atau dipertahankan. 

Nabi Hana yang sudah lanjut usia pada akhirnya memperoleh apa yang diharapkannya selama hidupnya, yakni bertemu langsung dengan Sang Mesias yang pada saat itu dipersembahkan di Bait Allah. Sebagaimana kita dengarkan dalam injil, Hana hanya tujuh tahun berkeluarga dan setelah menjanda dia menghabiskan sisa hidupnya dengan tinggal di Bait Allah. Dia ttinggal di Bait Allah siang malam beribadah, berpuasa dan berdoa. Dia melakukan semuanya itu bukan sebagai pelarian dari duka karena menjanda, bukan pula karena hanya sekedar mengisi hari-hari hidupnya. Sepertinya ada sesuatu yang sangat dirindukannya, dia mendambakan kebahagiaan hidup yang sejati. 

Dia juga tentunya mendapat wahyu dari Tuhan sehubungan dengan kedatangan Sang Mesias yang membawa kebahagiaan sejati baginya dan bagi semua orang. Ketika Yesus dipersembahkan di Bait Allah, dia ada di Bait Allah. Dia sangat bersukacita karena yakin sudah bertemu dengan Sang Mesias yang membawa keselamatan bagi manusia. Dia jelas sudah mendapat wahyu dari Tuhan tentang kedatangan Sang Mesias sehingga dia berbicara tentang Anak itu kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem. Hana sungguh berbahagia dan baginya kedatangan Yesus Sang Mesias, itulah yang dinantikannya dan itulah kebahagiaan yang tertinggi baginya. Dia sudah menantikannya selama hidupnya dan baru pada usia delapan puluh empat tahun umurnya. 

Hana sungguh berbahaia dan jelas kedatangan Sang Mesias serta bertemu dengan Sang Mesias, itulah puncak kebahagiaan hidupnya. Bagi Hana, bertemu dengan Mesias itulah puncak pencapaian hidupnya. Sesudah Sang Mesias dipersembahkan di Bait Allah, Yesus tidak tinggal di Bait Allah. Orang tua-Nya membawa kembali ke kota tempat mereka tinggal yakni kota Nazaret di Galilea. Yesus tinggal bersama orang tua-Nya dan tentu di bawah asuhan kedua orang tua-Nya, Yusuf dan Maria. Yesus bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya. 

Natal memang sungguh kegembiraan besar bagi kita karena dalam perayaan Natal kita merayakan Yesus Sang Mesias yang datang dan tinggal bersama dengan kita. Sang Mesias itulah yang akan menebus dosa-dosa kita dan menyelamatkan kita. Kiranya kedatangan Sang Mesias itulah kebahagiaan sejati, dan persatuan atau bertemu dengan Yesus, itulah puncak kebahagiaan yang kekal, sebagaimana diteladankan oleh nabia Hana. Sehingga kalau kita sungguh percaya bahwa Yesus adalah Mesias, maka kita akan merasakan kebahagiaan yang tidak bisa diberikan oleh dunia ini kepada kita. Bila kita memang percaya kepada Dia, maka hidup kita penuh sukacita, diliputi kebahagiaan hidup sehingga tidak ada lagi pencarian kita akan kebahagiaan dari tempat lain selain hanya pada Yesus sendiri. 

Namun kiranya kebahagiaan Natal tidak berhenti hanya pada hari raya natal saja. Yesus dipersembahkan di Bati Allah bukan sekedar mengatakan bahwa orang tua-Nya menjalankan adat kebiasaan pada saat itu. Bagi kita semuanya itu mengatakan bahwa Yesus Sang Mesias yang datang ke dunia sungguh memasuki hidup kita dan kebiasaan yang kita alami tentu kecuali dalam hal dosa. Yesus sungguh hadir dalam hidup harian kita. Selanjutnya Injil menegaskan bahwa setelah dipersembahkan di Bait Allah, Yesus Sang Mesias tidak tinggal di Bait Alalh tetapi Dia pulang bersama orang tua-Nya, tinggal dalam asuhan keluarga di Nasaret. Kembali hal ini mengatakan kepada kita bahwa Yesus tidak jauh dari hidup kita, Dia hadir alam setiap keluarga kita. Sungguh Natal adalah kegembiraan besar bagi kita. 

Namun kegembiraan Natal itu tidak hanya selesai pada Hari Raya Natal itu sendiri. Kegembiraan Natal haruslah kita rayakan dalam seluruh atau sepanjang hidup kita. Kegembiraan natal itu juga hendaknya tidak kira rayakan hanya dalam ibadah, bukan hanya ketika di dalam Gereja, tetapi harus dalam seluruh hidup kita dimanapun kira berada. Ingatlah, Yesus tidak tinggal di Bait Allah tetapi Dia hidup bersama keluarga-Nya di kota Nazaret. Dengan demikian, kegembiraan Natal harus kita rayakan di tempat kita tinggal dan hidup bersama keluarga dan juga dengan orang-orang sekitar kita. Kegembiraan Natal pertama-tama harus kita rayakan dalam kelaurga di mana kita tinggal sebagai satu saudara yang saling mengasihi, dan sesudah itu kita rayakan di tempat di mana kita hidup bersama dengan orang lain. Amin.

RENUNGAN MASA NATAL: SABTU 28 DESEMBER 2013

RENUNGAN MASA NATAL: SABTU 28 DESEMBER 2013 
(Pesta Kanak-kanak Suci) 
1Yoh. 1:5 - 2:2; Mzm. 124:2-3,4-5,7b-8; Mat. 2:13-18 

BACAAN INJIL: 
 Setelah orang-orang majus itu berangkat, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi dan berkata: "Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya, larilah ke Mesir dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu, karena Herodes akan mencari Anak itu untuk membunuh Dia." Maka Yusuf pun bangunlah, diambilnya Anak itu serta ibu-Nya malam itu juga, lalu menyingkir ke Mesir, dan tinggal di sana hingga Herodes mati. Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: "Dari Mesir Kupanggil Anak-Ku." Ketika Herodes tahu, bahwa ia telah diperdayakan oleh orang-orang majus itu, ia sangat marah. Lalu ia menyuruh membunuh semua anak di Betlehem dan sekitarnya, yaitu anak-anak yang berumur dua tahun ke bawah, sesuai dengan waktu yang dapat diketahuinya dari orang-orang majus itu. Dengan demikian genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yeremia: "Terdengarlah suara di Rama, tangis dan ratap yang amat sedih; Rahel menangisi anak-anaknya dan ia tidak mau dihibur, sebab mereka tidak ada lagi." 

RENUNGAN : 
Kalau kita membayangkan peristiwa yang diceritakan dalam injil hari ini, tentu sangat mengerikan. Herodes begitu tega membunuh semua membunuh semua anak di Betlehem dan sekitarnya, yaitu anak-anak yang berumur dua tahun ke bawah, sesuai dengan waktu yang dapat diketahuinya dari orang-orang majus itu. Kita bisa membayangkan bagaimana sadisnya pembunuhan itu, jeritan tangis anak-anak yang dibunuh dan tangisan orang tua mereka pasti terdengar dimana-mana. Itulah kesadisan yang diperbuat oleh Herodes hanya karena kerakusan, ambisi untuk mempertahankan kekuasaannya. 

Anak-anak kecil yang tidak tahu apa-apa itu menjadi korban dan mati dibunuh bukan karena kehadiran Yesus membuat mereka menjadi korban, tetapi kejahatan Herodeslah yang membuat mereka demikian. Herodes takut kehilangan kekuasaannya karena mendengar berita dari orang-orang majus bahwa telah lahir seorang raja di Betlehem. 

Lewat cerita yang menyedihkan ini, hendaknya kita belajar untuk menguasai ambisi dan kerakusan kita. Ambisi dan kerakusan yang berlebihan baik terhadap kekuasaan maupun harta kekayaan atau kesenangan diri seringkali membuat kita gelap mata, kita bisa saja dengan sadar ataupun tidak sadar akhirnya mengorbankan orang lain bahkan orang lain yang tidak punya salah apa-apa dengan kita. Kiranya hal demikian banyak kita alami dalam kehidupan sekarang ini. 

Begitu banyak orang yang begitu rakus akan kekuasaan dan kekayaan ataupun kesenangan diri sehingga banyak orang kecil atau miskin yang menjadi korban. Agar kita terbebasa dari ambisi dan kerakusan yang membuat kita mengorbankan orang lain, kita harus sadar bahwa semuanya itu tidak bisa menjamin kebahagiaan hidup kita. Kita harus menyadari bahwa hidup kita dan apa yang kita miliki itu adalah anugerah Tuhan. Tuhan menganugerahkannya kepada kita bukan untuk memuaskan ambisi atau kesenangan diri, tetapi hendaknya digunakan untuk melayani sesama sebagai bentuk memuliakan Tuhan. 

Kita juga mungkin mengalami seperti yang dialami oleh kanak-kanak yang menjadi martir. Kita mungkin menjadi korban atau dikorbankan oleh orang-orang yang rakus dengan kekuasaan atau kekayaan. Hal ini pasti membuat kita sedih. Namun bila hal itu terjadi, apalagi kalau kita menjadi korban karena iman kepada Yesus Sang Mesias, kita hendaknya tetap setia dalam iman. Dalam iman justru kita menjadi martir-martir Yesus Sang Mesias. 

Memang beriman kepada Yesus bukanlah hal yang mudah. Pasti kita akan banyak mengalami peristiwa yang hendak membunuh iman kita kepada Yesus. Hal itu juga dialami oleh Yusuf dan Maria. Yusuf dan Maria menjadi pelarian karena dan demi mempertahankan Yesus Sang Mesias yang lahir di tengah-tengah keluarga mereka. Walaupun demikian, Yusuf dan Maria tetap setia mendengarkan firman Tuhan. Yusuf dan Maria membawa Yesus ke tempat yang aman, jauh dari kebengisan Herodes yang hendak membunuh Dia. Mereka melakukan demikian, karena taat pada perindah Tuhan. 

Semoga kita juga hendaknya demikian, menjaga Yesus tetap hadir dalam hidup kita. Kita harus berjuang keras untuk menjaga Yesus dari orang-orang yang berusaha membunuh iman kita kepada Dia. Untuk itu, kita harus berani melaksanakan perintah Tuhan kepada kita. Juga agar iman kita tetap aman, kita harus membawa iman kita ke tempat yang aman, atau berusaha menghidarkan hidup dari ambisi, kerakusan dan kejahatan seperti yang ada dalam diri Herodes. Amin.

RENUNGAN MASA NATAL: JUMAT 27 DESEMBER 2013

RENUNGAN MASA NATAL: JUMAT 27 DESEMBER 2013 
(Pesta St. Yohanes) 
1Yoh. 1:1-4; Mzm. 97:1-2,5-6,11-12; Yoh. 20:2-8 

BACAAN INJIL: 
 Ia berlari-lari mendapatkan Simon Petrus dan murid yang lain yang dikasihi Yesus, dan berkata kepada mereka: "Tuhan telah diambil orang dari kuburnya dan kami tidak tahu di mana Ia diletakkan." Maka berangkatlah Petrus dan murid yang lain itu ke kubur. Keduanya berlari bersama-sama, tetapi murid yang lain itu berlari lebih cepat dari pada Petrus sehingga lebih dahulu sampai di kubur. Ia menjenguk ke dalam, dan melihat kain kapan terletak di tanah; akan tetapi ia tidak masuk ke dalam. Maka datanglah Simon Petrus juga menyusul dia dan masuk ke dalam kubur itu. Ia melihat kain kapan terletak di tanah, sedang kain peluh yang tadinya ada di kepala Yesus tidak terletak dekat kain kapan itu, tetapi agak di samping di tempat yang lain dan sudah tergulung. Maka masuklah juga murid yang lain, yang lebih dahulu sampai di kubur itu dan ia melihatnya dan percaya. 

RENUNGAN : 
Sama seperti halnya dalam injil kemarin, hari ini juga kita disodori bacaan injil yang mengajak kita untuk merayakan kegembiraan natal. Dalam Perayaan Natal kita sangat bergembira karena Yesus Sang Mesias telah menjadi manusia, Dia hadir dan tinggal bersama kita. Apakah kegembiraan itu hanya kita rayakan pada hari raya natal saja? Tentu tidaklah demikian. 

Kehadiran Sang Mesias bkn hanya pada saat Hari Raya Natal saja tetapi dlm seluruh hidup kita. Maka kegembiraan Natal harus senantiasa kita rayakan dalam hidup kita karen akita percaya Yesus selalu hadir dl hidup kita sehari-hari. Kiranya hal itu bukanlah hal yang mudah untuk kita hanyati. Kehadiran Yesus dalam hidup kita seringkali kita yakini hanya ketika kita mengalami pengalaman yang menyenangkan atau manakala apa yang kita mohonkan seakan dikabulkan Tuhan. Namun ketika kita mengalami pengalaman hidup yang tidak menyenangkan, dan apabila kita mengalami penderitaan hidup, kita merasa seakan Tuhan tidak hadir dalam hidup kita, seakan Tuhan telah diambil orang dari hidup kita. 

Penderitaan dan persoalan hidup seringkali bisa ‘mengambil’ Tuhan dari hidup kita. Itulah yang dialami oleh para perempuan yang pergi ke kubur Yesus. Ketika mereka melihat makam kosong, mereka menganggap bahwa Yesus telah diambil dari kubur. Mereka berpikir demikian karena mereka diliputi oleh kesedihan disebabkan merasa kehilangan Yesus dari hidup mereka. Kesedihan yang mendalam membuat pikiran mereka tidak bisa berpikir logis. Sebab secara logika, tidak mungkin orang mengambil mayat Yesus dengan meninggalkan kain kafan terlipat dengan rapi. Kalau memang diambilpencuri, tentu juga dengan kain kafan yang membalut jenasah Yesus. Namun pikiran yang diliputi kesedihan yang mendalam membuat mereka tidak bisa mencerna apa yang mereka lihat. 

Namun murid yang dikasihi Tuhan justru berpikir sebaliknya. Dia mampu melihat misteri dari makam kosong dan kain kafan yang terlipat bagus. Murid itu percaya bahwa Yesus tidak dicuri orang tetapi Dia telah bangkit dari kematian, hidup kembali bersama para murid. Murid itu mampu demikian karena dia sungguh percaya pada Yesus dan apa yang pernah dikatakan oleh Yesus kepada mereka. Kiranya kitapun demikian, dalam menghadapi persoalan hidup. Kelahiran Yesus menjadi manusia, berarti Sang Mesias hadir dalam hidup kita. Kehadiran Yesus itu kekal selamanya. Tidak ada yang bisa mengambil atau mencuri Tuhan dari hidup kita kalau kita sungguh percaya pada Dia dan mendengarkan sabda-Nya. Dengan demikian, dengan merayakan Natal, kita kembali diyakinkan bahwa Tuhan mengasihi kita dan Tuhan senantiasa bersama kita. Amin.

RENUNGAN MASA NATAL: KAMIS 26 DESEMBER 2013

RENUNGAN MASA NATAL: 
KAMIS 26 DESEMBER 2013
(Pesta St. Stefanus) 
Kis. 6:8-10; 7:54-59; Mzm. 31:3cd-4,6,8ab,16bc,17; Mat. 10:17-22 

BACAAN INJIL: 
Kata Yesus kepada para muridNya: 'waspadalah terhadap semua orang; karena ada yang akan menyerahkan kamu kepada majelis agama dan mereka akan menyesah kamu di rumah ibadatnya. Dan karena Aku, kamu akan digiring ke muka penguasa-penguasa dan raja-raja sebagai suatu kesaksian bagi mereka dan bagi orang-orang yang tidak mengenal Allah. Apabila mereka menyerahkan kamu, janganlah kamu kuatir akan bagaimana dan akan apa yang harus kamu katakan, karena semuanya itu akan dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga. Karena bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Bapamu; Dia yang akan berkata-kata di dalam kamu. Orang akan menyerahkan saudaranya untuk dibunuh, demikian juga seorang ayah akan anaknya. Dan anak-anak akan memberontak terhadap orang tuanya dan akan membunuh mereka. Dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku; tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat'. 

RENUNGAN : 
Sungguh mengejutkan bahwa baru sehari kita merayakan Hari Raya Natal, kita sudah disodori injil yang mengigatkan kita akan tantangan yang akan kita hadapi dalam mengimani Yesus. Lebih mengherankan lagi kepada kita dikisahkan kisah Santo Stefanus Martir pertama yang mati demi mempertahankan imannya. Kegembiraan Natal itu seakan hendak dikaburkan dengan nasihat supaya berjaga-jaga dalam menghadapi tantangan iman. 

Sukacita dan bahagai Natal tentu masih bergema dalam hidup kita. Memang kita patut bersukacita pada hari Raya Natal ini, dan hendaknya sukacita itu tetap tinggal dalam hidup kita, bahkan kita wartakan. Natal bagi ktia adalah sukacita besar karena Sang Mesias penebus dosa kita sudah datang dan tinggal dalam hidup kita. Natal adalah pemberian diri Allah kepada manusia lewat kelahiran Yesus Sang Mesia yang menjadi manusia sama seperti kita kecuali dalam hal dosa. 

Pemberian diri itu memberi sukacita kepada manusia. Merayakan Natal juga berarti tidak hanya sekedar bersuka cita karena menikmati kasih Allah kepada kita, tetapi juga membalas kasih Allah dengan berani memberi diri kepada Allah. Inilah yang dihayati oleh Martir Santo Stefanus yang kita rayakan pada hari ini. Santo Stefanus memberikan diri dan nyawanya kepada Tuhan hingga dia mati demi imannya kepada Yesus. Dalam pemberian diri atau nyawa itu, Stefanus melihat langit terbuka dan Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah. 

Stefanus tidak hanya sekedar melihat tetapi beroleh kabahagiaan surga dan kematiannya akan membawa dia pada kebahagiaan itu. Kiranya bila kira merayakan natal hanya sekedar bersukacita tanpa menghayati sikap pemberian diri pada Allah belumlah cukup. Merayakan natal tanpa pemberian diri pada Allah belumlah cukup menyatakan bahwa perayaan Natal itu menjadikan kita lahir baru menjadi manusia-manusia baru. Dengan pemberian diri kepada Allah, berarti kita lahir baru menjadi manusia-manusia baru. Pemberiaan diri tidak harus selalu seperti Santo Stefanus yang memberikan nyawanya untuk Tuhan dan dia rela mati. 

Tetapi pemberian diri pada Allah itu juga berarti dengan rela berkorban untuk Tuhan atau demi iman. Kerelaan berkorban itu tidak melulu berkorban nyawa, tetapi rela mengekang kesenangan diri demi iman kepada Tuhan, berani berbagi duka dengan Tuhan sehingga memberikan diri seutuhnya atau berpasrah seutuhnya kepada Tuhan atau mempercayakan diri pada kasih dan kuasa Tuhan. Pemberian diri pada Tuhan, akan nyata bila kita berani berbagi roti kehidupan yang kita terima dari Tuhan, kita bagikan kepada sesama kita.

Memang mungkin roti kehidupan yang ada pada kita tidaklah banyak, mungkin saja kita berpikir untuk diri kita saja roti itu tidak cukup. Namun dengan berbagi roti yang tidak cukup itu kepada sesama, itu berarti pemberian diri kita kepada Allah lewat sesama. Dengan pemberian diri yang demikian, kita tidak kehilangan hidup tetapi akan menyaksikan langit terbuka dan Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah, yang artinya kita akan beroleh kebahagiaan sejati. Amin.

RENUNGAN HARI RAYA MALAM NATAL: 24 DESEMBER 2013

RENUNGAN HARI  RAYA MALAM  NATAL: 24 DESEMBER 2013

BACAAN INJIL (Luk 2:1-14)

“Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat.”
Sekali peristiwa Kaisar Agustus mengeluarkan suatu perintah, menyuruh mendaftar semua orang di seluruh dunia. Inilah pendaftaran yang pertama kali diadakan sewaktu Kirenius menjadi walinegeri di Siria. Maka pergilah semua orang mendaftarkan diri, masing-masing ke kota asalnya. Demikian juga Yusuf. Ia pergi dari kota Nazaret di Galilea ke Yudea, ke kota Daud yang bernama Betlehem, - karena ia berasal dari keluarga dan keturunan Daud - supaya didaftarkan bersama-sama dengan Maria, tuna-ngannya, yang sedang mengandung. Ketika mereka berada di Betlehem, tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin, dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung. Lalu dibungkusnya anak itu dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan. Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam. Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka, sehingga mereka sangat ketakutan. Maka kata malaikat itu kepada mereka, “Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus Tuhan, di kota Daud. Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan.” Dan tiba-tiba tampaklah bersama dengan malaikat itu sejumlah besar bala tentara surga yang memuji Allah, katanya, “Kemuliaan bagi Allah di tempat yang maha tinggi, dan damai sejahtera di bumi bagi orang yang berkenan kepada-Nya.”
I: Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U: Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

RENUNGAN :
Para saudara,
Malam ini kita patut sungguh bersukacita, karena kelahiran Sang Mesias Penyelamat kita. Kelahiran Yesus memang merupakan kegembiraan besar bagi seluruh dunia, umat kristiani seluruh dunia bersukacita, bergembira merayakan natal. Kita pasti bisa menyaksikan kemeriahan natal yang dilakukan manusia untuk merayakan natal ini. Namun walaupun demikian, kelahiran Yesus dalam perayaan Natal ini adalah misteri besar bagi manusia dan hingga kita juga masih menimbulkan tanda tanya dan perdebatan bagi orang-orang yang tidak meyakini bahwa Yesus adalah Mesias yang telah dijanjikan oleh Allah lewat para nabi.
Akhir-akhir ini, kembali kita membaca pernyataan atau pengumuman yang mengatakan, “Umat muslim haram mengucapkan selamat natal kepada orang-orang kristiani!” Umat muslim, haram merayakan Tahun Baru Masehi!” Fatwa ini dikumandangkan kembali sebelum menjelang nata. Alasan mereka adalah karena dengan mengucapkan selamat Natal, itu berarti mereka dianggap mengakui bahwa Yesus yang lahir adalah Mesias. Bagi mereka Yesus bukan Mesias, bukan Tuhan, hanya seorang nabi. Mereka juga bagi kita memang adalah hal yang sulit kita mengerti bahwa Yesus adalah Tuhan yang menjadi manusia. Secara manusiawi, kita sulit mengerti bagaimana mungkin Tuhan itu yang adalah kekal, Mahakuasa menjadi manusia, lahir dari seorang Perawan Maria.  Kita juga sulit mengerti Yesus Tuhan menjadi manusia dengan mengambil jalan kemiskinan karena lahir dari keluarga miskin. Yesus Tuhan menjadi manusia mau menjadi manusia dan tinggal bersama kita yang adalah manusia berdosa.

Memang semuanya itu sulit kita mengerti. Namun bagi kita itulah misteri cinta kasih Tuhan bagi kita. Semuanya itu bisa terjadi bukan karena manusia memang layak tetapi semata-mata karena cinta kasih Tuhan kepada kita. Tuhan yang selama dalam Perjanjian Baru tidak dikenal atau tidak dapat dilihat dengan mata, ingin dikenal oleh manusia dan bisa dilihat oleh manusia untuk itu Dia lahir dalam rupa manusia. Tuhan yang selama itu dikenal menakutkan, ingin menyatakan bahwa Tuhan itu penuh kasih, sehingga Dia datang ke dunia dan tinggal bersama kita. Pada saat itu,orang kehilangan keilahian kemanusiaannya akibat dosa, dengan kelahiran Yesus ke dunia dengan mengambil rupa manusia, ingin memulihkan keilahian manusia. Kelahiran Yesus Tuhan memulihkan hidup manusia yang telah dirusak oleh dosa, Tuhan sungguh menhargai hidup manusia. 

Pada masa itu orang sangat mengagungkan harta kekayaan, pangkat dan kuasa, justru Tuhan hadir dengan mengambil jalan kemiskinan dan kesederhanaan. Orang pada masa itu terutama orang-orang miskin dan menderita merasa tersingkirkan, disapa oleh Tuhan dengan mengambil jalan kemiskinan dan sebagai orang tersingkir. Yesus lahir dalam kegelapan dan kesunyian di Betlehem, tanpa keramaian dan gemerlapnya lampu-lampu ataupu sorak-sorai manusia, hanya para malaikat yang bersorak-sorai atas kelahiran Yesus.
Oleh karena itu, Natal bagi kita adalah sukacita besar, sebab Yesus yang lahir memulihkan kembali hidup kita yang sudah rusak karena kedosaan manusia. Dia menyatakan kasih-Nya kepada kita, dan hendak tinggal bersama dengan kita sehingga kita senantiasa dapat merasakan kasih-Nya. Dia ingin mengalami semua yang kita alami kecuali dalam hal dosa, Dia ingin mengajak kita hidup seturut kehendak Tuhan. Dia datang membawa damai bagi kita manusia. Dia mendamaikan kita dengan Tuhan sehingga kita bisa langsung bertemu dengan Tuhan lewat Yesus Sang Mesias.

Yesus datang membawa damai atau kasih Tuhan kepada semua orang terutama orang-orang miskin, orang-orang tersingkirkan dan juga orang yang merasa hidup ini penuh dengan kegelapan. Kelahiran Yesus dalam kegelapan di Betelehem menjadi lambang hidup manusia yang penuh dengan kegelapan karena persoalan hidup, karena penderitaan, karena kejahatan sehingga tiada harapan untuk hidup lebih baik, maka Yesus yang lahir membawa terang baru yakni kasih Tuhan yang menyertai manusia. Yesus datang membawa makna baru bagi manusia bahwa jalan sukacita dan hidup bahagia bukanlah ditentukan oleh gemerlapnya dunia tetapi kesediaan menerima Yesus Sang Mesias.

Para saudara,
Yesus akhirnya terpaksa lahir di kandang domba di Betlehem bukan karena Allah merencanakan demikian, namun karena manusia menolak Dia. Sebagaimana kita ketahui dalam injil, dikatakan bahwa ketika tiba saatnya bagi Maria untuk bersalin, tidak ada tempat bagi mereka di penginapan. Memang benar bahwa bisa jadi penginapan saat itu penuh dengan tamu-tamu yang juga dalam perjalanan mengadakan sensus penduduk. Namun kiranya dengan melihat kondisi Maria saat itu, si pemilik penginapan harusnya peka dan memberi tumpangan. Namun kiranya hal itu tidak terjadi. Pemilik penginapan itu menolak tentu karena mereka miskin, dia tidak mau repot manakala tiba waktunya Maria melahirkan anaknya di penginapan itu, pemilik penginapan tidak mau repot dan rugi karena tamu-tamunya akan protes karena kejadian Maria melahirkan di tempat itu. Sungguh dia hanya memikirkan diri sendiri, tidak peduli dan tidak mau repot bagi sesama. Dia menolak kelharian Yesus dengan menolak Maria dan Yusuf yang miskin.

Merayakan natal kiranya kita menjauhkan sikap seperti pemilik penginapan itu. Kitapun mungkin menolak kelahiran Yesus dalam diri kita atau keluarga kita, manakala kita hanya sibuk memikirkan diri sendiri, sibuk mencari kesenangan dan hanya sibuk mencar atau mengumpulkan harta dunia sehingga kita tidak mau repot untuk orang lain, tidak peka dengan sesama kita yang membutuhkan pertolongan. Betapa sering hal ini kita lakukan. Kita menolak kelahiran Yesus Sang Mesias manakala kita tidak peka kepada orang miskin dan tidak mau repot dengan mereka. Oleh sebab itu, merayakan Natal berarti kita peka terhadap sesama yang miskin, kita tidak hanya sibuk dengan urusan pribadi, tidak hanya sibuk dengan pekerjaan, tidak hanya sibuk dengan mencari kesenangan diri. Merayakan Natal juga berarti kita harus siap berjalan menuju Betelehem yang gelap dan sunyi, itu berarti kita harus berani meninggalkan gemerlap dunia, meninggalkan atau tidak terikat dengan kesenangan diri atau dunia dengan hidup miskin dn sederhana. Merayakan natal berarti kita mau menuju Betelehem dengan berusaha pergi bertemu dengan orang-orang yang merasa hidupnya gelap karena kemiskinan, karena tersingkirikan atau disingkirkan, menemui orang-orang menderita dan kita membawa terang kasih Yesus Sang Mesias kepada mereka. Sehingga kita seperti para malaikat berkata kepada mereka :  “Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus Tuhan, di kota Daud.” Semoga sukacita Natal bergema dalam hidup kita dan dapat dirasakan oleh banyak orang. Amin.

 
Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan! (2Kor 8:14)