Pembangunan Gereja Paroki Tigalingga

Pembangunan Gereja Paroki sedang berlangsung. Kami sangat mengarapkan uluran kasih para Saudara untuk membantu.

Gotong Royong Pembangunan Gereja

Tidak ada kata yang bisa melukiskan pengalaman indah pada waktu gotong royong pengecoran lantai 2 bangunan Gereja selain, suatu keyakinan bahwa semuanya dapat terlaksana adalah karena MUKJIJZAT ALLAH BEKERJA.

Pengecoran Lantai Panti Imam Gereja

Pengecoran Lantai 2 bangunan Gereja ini dilakukan pada hari Selasa, 30 Agustus 2011 yang lalu. Luas yang dicor adalah 19 m x 24 m. Hujan yang mengguyur tidak menyurutkan semangat umat.

Kerjasama Imam dan Umat

Uskup emeritus KAM, Mgr. A.G.Pius Datubara OFM.Cap, datang berkunjung ke Paroki dan memberi semangat pada umat dalam pembangunan Gereja Paroki. Para pastor juga ikut berkerja bersama umat dalam pembangunan Gereja.

Misa Tridentin: Warisan Liturgi Yang Dipertahankan

HIDUPKATOLIK.com - Paus Benediktus XVI mengeluarkan Surat Apostolik Summorum Pontificum yang menjamin penggunaan Misa Tridentin...

Pembinaan Para Pengurus Gereja

Tidak sedikit umat katolik yang kerap menganggap bahwa Liturgi adalah sekedar perayaan wajib biasa yang dilaksanakan pada hari minggu.

Pertemuan Ibu-Ibu dan Pesta Pelindung Paroki

Pertemuan para ibu se-paroki telah terlaksana pada hari Kamis-Sabtu, 15 s/d 16 Juli 2011. Pertemuan ini mengundang semua ibu katolik yang ada di paroki untuk hadir dalam pertemuan/pembinaan para ibu katolik dan juga segaligus menjalin kebersamaan para ibu. Penutupan pertemuan sikaligus Pesta Pelindung Paroki.

Pembinaan Asmika se-Paroki

Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku; inilah yang menjadi tema dari pertemuan dan pembinaan minggu gembira yang telah berlangsung dengan sangat baik.

Mudika Ambil bagian dalam pembangunan Gereja Paroki

Mudika paroki tidak mau berpangku tangan melihat pembangunan Gereja paroki. Para mudika juga ambil bagian dengan mengumpulkan kerikil di sungai.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 1)

Umat dari lingkungan paroki dan juga dari beberapa stasi kembali bekerja sama dengan bergotong royong membangun gereja paroki. Untuk kali ini, umat bergotong royong men-cor lantai balkon bangunan Gereja.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 2)

Allah peduli. Karena kepedulian Allah atas pembangunan rumah-Nya ini, maka kami kamipun peduli dan bisa melanjutkan pembangunanini. Kepedulian Allah kami rasakan juga lewat kepedulian para Saudara.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 3)

Mari kita memuliakan Tuhan, tidak hanya dengan kata2 indah, tetapi dengan perbuatan nyata dengan rela berkorban.

Pertemuan akhir Tahun 2011 Pengurus Gereja se-Paroki

Para pengurus Gereja adalah ‘ujung tombak’ Gereja khususnya di stasi-stasi. Peran para pengurus Gereja ini sangat sentral dalam kehidupan Gereja di stasi-stasi.

Gua Maria dan Menyambut Hari Raya Natal

Persiapan menyambut hari Raya Natal 25 Desember 2011.

Rahmat dan Perlindungan Tuhan

Pastor Anton Manik O.Carm selamat dari kecelakaan mobil masuk jurang.

Rekoleksi dan Aksi Panggilan

Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku.

Pesan Prapaskah Kepausan 2012

"Kita Tidak Boleh Diam Saja terhadap Kejahatan" "Marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik" (Ibr. 10:24).

Pembangunan Gereja Santo Petrus Stasi Rante Besi

Dalam kemiskinan, kesederhanaan, umat membangunan Gereja. Meraka tidak memiliki uang, tetapi mereka memiliki harapan dan iman pada Tuhan.

Misa Perdana Pastor Andreas Korsini Lamtarida Simbolong O.Carm

Puji Syukur pada Tuhan, karena berkat-Nya, misa Perdana Pastor Andreas Lamtarida Simbolon O.Carm bersama 4 Pastor Karmel yang baru ditahbiskan, dapat terlaksana dengan baik pada hari Rabu 31 Oktober 2012 di Stasi Gundaling 1, paroki Maria dari gunung Karmel Tigalingga.

Bakti Sosial : Pengobatan Gratis

Dalam Rangka Menyongsong Jubileum Gereja Katolik di Dairi dan Pakpak Bharat, diadakan bakti Sosial Pengobatan Gratis di Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, pada 9 Desember 2012 yg lalu. Puji syukur pada Tuhan, kegiatan ini berlangsung dengan sangat memuaskan.

Mari Berbagi Berkat Tuhan

 photo UskupEmeritusKAMMgrPiusDautabra.jpg Photobucket

MENDAMBAKAN BERKAT TUHAN

SYALOM...SELAMAT DATANG.
"Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan."(2Kor 8:14)
"Muliakanlah Tuhan dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu." (Amsal 3:9)
"Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya." (Amsal 3:27)
"Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?" (1 Yohanes 3:17)
Saya Pastor Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, atas nama Panitia Pembangunan dan semua umat, memohon bantuan uluran kasih/dana untuk pembangunan Gereja Paroki. Kami sangat membutuhkan berkat Tuhan lewat uluran tangan dari para donatur.
Kami berharap dan berdoa Para Saudara berkenan berbagi berkat Tuhan kepada kami untuk pembangunan Gereja ini yang adalah rumah Tuhan sendiri.
BRI 5379 Unit Tigalingga Sidikalang
No. Rekening : 5379-01-000112-50-8
Nama : PANITIA PEMBANGUNAN GEREJA KATOLIK.
ATAU
BCA KCU MEDAN
NO.0222053453.
Atas Nama : ADYTIA PERMANA P.
(Adytia Permana P. adalah Romo Adytia Permana Perangin-angin O.Carm. Beliau dulu bertugas di Paroki Tigalingga, juga mengawali pembangunan ini, namun sekarang beliau bertugas di Keuskupan Agung Medan sebagai ekonom.Beliau kami minta buka rekening di BCA khusus untuk pembangunan ini, karena di daerah kami tidak ada BCA.)
Kami sangat senang bila sudah mentransfer persembahan, bapak/ibu/saudara/saudari memberitahukan ke kami melalui:
E mail ke :.
parokimariagk3lingga@yahoo.com
atau di SMS ke:.
Romo Anton Manik O.Carm : 081370836645
Romo Willy O.Carm : 081333837433
Untuk lebih jelasnya permohnan kami ini, Para Saudara dapat melihatnya di sini.... Sehubungan dengan Gambar pembangunan dapat melihatnya di sini....
Demikian kiranya Permohonan ini kami sampaikan. Atas dukungan, doa dan bantuan Bapak, Ibu dan Para Saudara-Saudari, kami mengucapkan banyak terima kasih.Berkat Tuhan senantiasa menyertai kita semua. Amin.
HORMAT KAMI:
Pastor Antonius Manik O.Carm

VARIA PAROKI

REKOLEKSI DAN AKSI PANGGILAN TELAH TERLAKSANA DENGAN SANGAT BAIK ;"> "APA YANG KAMU CARI?" (Yoh 1:38).
Puji syukur pada Tuhan, karena Rekoleksi dan Aksi panggilan untuk siswa-siswi Katolik Usia SMP dan SMA se-paroki Tigalingga sudah terlaksana dengan sangat baik. Kegiatan ini dihadiri hampir 400 orang anak. Semuanya dapat terlaksana hanya karena berkat Tuhan. Terimakasih juga kami sampaikan kepada semua Saudara yang telah mendukung dan mendoakan kegaitan kami ini. Kegiatan ini dilaksanakan hanya dengan menggunakan dana partisipasi peserta dan swadaya paroki, karena tidak mendapatkan bantuan dari donatur manapun, namun karena berkat Tuhan dan doa para Saudara, semuanya dapat berjalan dengan sangat baik. Semoga dari antara anak-anak ini, kelak ada yang menjadi Imam dan biarawan-biarawati.
Photobucket
Tuhan memberkati kita.
Kegembiraan dan Persaudaraan
Photobucket
Hari Ulang tahun Romo Anton M.Carm yang seharusnya tanggal 15 Januari 2010, baru dirayakan hari Minggu Minggu 16 Januari 2011 lalu, bersama Romo-romo Karmel se-Dairi, bersama beberapa umat Paroki Tigalingga di Aula Paroki Tigalingga. Pada kesempatan itu, Rm. Bernad O.Carm, pastor paroki Sidikalang memberi kado ulang tahun yakni 20 sak semen untuk pembangunan Gereja dan Rm. Anton sendiri menyumbangkan semua hadiah ultah untuk pembangunan Gereja. Saat itu, hadiah uang yang diperoleh sebanyak Rp. 1.100.000,-. Lumayanlah untuk tambahan dana pembangunan Gereja. Trimakasih buat semuanya.
Saldo Pesta Pelantikan Pengurus Gereja dan Penerimaan Sakramen Krisma, 6-7 Nop. 2010.
Pada hari Kamis 18 Nopember 2010 telah diadakan Evaluasi dan pembubaran Panitia. Saldo dari kegiatan tersebut adalah Rp. 22.320.500 Acara ini dapat berjalan dengan baik karena partisipasi semua umat. Dana juga bisa Saldo karena umat menyumbangkan hasil-hasil pertanian mereka dengan harapan ada Saldo untuk pembangunan Gereja Paroki.Jadi selain dana partisipasi dari umat, juga umat menyumbangkan hasil pertanian yang dibutuhkan untuk mengurangi dana konsumsi. Syukur pada Tuhan, akhirnya memang ada saldo untuk dana pembangunan Gereja. Terimakasih kami ucapkan kepada semua umat Paroki, DPP, Para Panitia, Para Donatur dan siapa saja yang mendoakan dan mendukung kegitan ini. Yesus memberkati kita semua selalu. Amin.

RENUNGAN HARI BIASA: JUMAT 24 MEI 2013

RENUNGAN HARI BIASA: JUMAT 24 MEI 2013 
Pekan Biasa VII 
(Fidelis dr Sigmaringen, SP Maria della Strada) 
 Sir. 6:5-17; Mzm. 119:12,16,18,27,34,35; Mrk. 10:1-12 

BACAAN INJIL: 
Dari situ Yesus berangkat ke daerah Yudea dan ke daerah seberang sungai Yordan dan di situpun orang banyak datang mengerumuni Dia; dan seperti biasa Ia mengajar mereka pula. Maka datanglah orang-orang Farisi, dan untuk mencobai Yesus mereka bertanya kepada-Nya: "Apakah seorang suami diperbolehkan menceraikan isterinya?" Tetapi jawab-Nya kepada mereka: "Apa perintah Musa kepada kamu?" Jawab mereka: "Musa memberi izin untuk menceraikannya dengan membuat surat cerai." Lalu kata Yesus kepada mereka: "Justru karena ketegaran hatimulah maka Musa menuliskan perintah ini untuk kamu. Sebab pada awal dunia, Allah menjadikan mereka laki-laki dan perempuan, sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia." Ketika mereka sudah di rumah, murid-murid itu bertanya pula kepada Yesus tentang hal itu. Lalu kata-Nya kepada mereka: "Barangsiapa menceraikan isterinya lalu kawin dengan perempuan lain, ia hidup dalam perzinahan terhadap isterinya itu. Dan jika si isteri menceraikan suaminya dan kawin dengan laki-laki lain, ia berbuat zinah." 

RENUNGAN: 
Permasalahan hidup berkeluarga pada masa sekarang jauh lebih kompleks dibanding dengan zaman Yesus. Demikian juga tantangan untuk memelihara keutuhan dan kekudusan perkawinan atau keluarga kristiani menghadapi tantangan yang sangat berat. Sekarang ini perceraian bukan lagi dianggap tabu, tampaknya orang tidak lagi malu bercerai dan bahkan dengan terang-terangkan mengekspos perceraian. Sekarang ini tampaknya orang tidak malu lagi untuk menikah untuk kesekian kalinya. Ada pula orang yang tidak bercerai, tetapi berselingkuh dan memiliki banyak istri. Masih banyak persoalan yang harus dihadapi keluarga kristiani. Intinya hidup perkawinan mendapat tantangan yang berat. 

Namun kiranya injil atau renungan hari ini tidak hanya ditujukan bagi keluarga atau bagi suami ataupun istri. Injil dan renungan hari ini bagi kita semua. Di sini kita tidak merenungkan bagaiman menjadi keluarga yang kristiani, tetapi kita merenungkan yang lebih itu, yakni ima yang hidup yang akan berbuah pada ketulusan hati, kesucian hati dan kesetiaan. Kita tentu tidak bisa mengatakan apa saja yang menjadi persoalan dan penyebab persoalan dalam keluarga. Tetapi kita bisa mengatakan bahwa perkawinan adalah panggilan hidup yang kudus, yang diberkati oleh Tuhan. 

Keutuhan perkawinan tidak ditentukan oleh harta atau kekayaan tetapi keutuhan dan kebahagiaan hidup dalam perkawinan akan diperoleh bila hidup keluarga itu sungguh-sungguh dihidupi dan disemangati oleh iman yang hidup. Iman harus menjadi fondasi kehidupan keluarga, bahkan kehidupan kristiani. Iman itu menjadi kekuatan dan bahkan menjadikan kita mampu menghadapi persoalan dalam hidup yang pasti akan kita hadapi. Seringkali terjadi karena iman kita lemah, kita tidak sanggup menghadapi persoalan hidup yang datang menghampiri kita. Ingatlah, tidak ada yang bisa lepas dari persoalan dalam hidupnya. Persoalan itu bisa berbeda bagi masing-masing orang, bisa juga sama, tetapi sebenarnya yang terpenting adalah bukan persoalan itu tetapi bagaimana kita menghadapinya. 

Bila kita memiliki iman yang teguh, persoalan apapun yang datang kepada kita bukan menjadi suatu persoalan besar bagi kita. Dengan hidup beriman, persoalan tidak menjauh dari hidup kita, malahan mungkin persoalan itu semakin banyak, namun dengan iman kita menghadapinya dan kita akan mampu menghadapinya. Hidup orang beriman dalam menghadapi persoalan tidak lagi mengandalkan kekuatannya sendiri tetapi bekerjasama dan bahkan mengandalkan Tuhan dalam hidupnya. Maka semoga kita memelihara hidup iman kita dan berusaha hidup setia pada iman, supaya kita dikuatkan oleh Tuhan dalam menjalani hidup. Amin.

RENUNGAN HARI BIASA: KAMIS 23 MEI 2013 Pekan Biasa VII

RENUNGAN HARI BIASA: KAMIS 23 MEI 2013 
Pekan Biasa VII 
(Yohana Antida Thouret) 
Sir. 5:1-8; Mzm. 1:1-2,3,4,6; Mrk. 9:41-50 

BACAAN INJIL: 
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa memberi kamu minum secangkir air oleh karena kamu adalah pengikut Kristus, ia tidak akan kehilangan upahnya." "Barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil yang percaya ini, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia dibuang ke dalam laut. Dan jika tanganmu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan tangan kudung dari pada dengan utuh kedua tanganmu dibuang ke dalam neraka, ke dalam api yang tak terpadamkan; (di tempat itu ulatnya tidak akan mati, dan apinya tidak akan padam.) Dan jika kakimu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan timpang, dari pada dengan utuh kedua kakimu dicampakkan ke dalam neraka; (di tempat itu ulatnya tidak akan mati, dan apinya tidak akan padam.) Dan jika matamu menyesatkan engkau, cungkillah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam Kerajaan Allah dengan bermata satu dari pada dengan bermata dua dicampakkan ke dalam neraka, di mana ulat-ulat bangkai tidak mati dan api tidak padam. Karena setiap orang akan digarami dengan api. Garam memang baik, tetapi jika garam menjadi hambar, dengan apakah kamu mengasinkannya? Hendaklah kamu selalu mempunyai garam dalam dirimu dan selalu hidup berdamai yang seorang dengan yang lain." 

RENUNGAN: 
Identitas iman hidup kristiani harus tampak terutama pada perbuatan baik kepada sesama, bukan pada penampilan atau liturgi lahiriah saja. Kiranya hal ini petut kita perhatikan dan renungkan. Dalam Injil hari ini Yesus sangat menekankan hidup baik dan perbuatan baik kepada sesama. Bahkan karena begitu pentingknya ajaran ini, Yesus sampai mengatakan bahwa bila "Barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil yang percaya ini, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia dibuang ke dalam laut.” 

Lebih lanjut dikatakan bahwa bila anggota tubuh kita menyebabkan kita berbuat dosa, hendaknya anggota tubuh itu dipenggal daripada kita hidup dalam kedosaan. Kata-kata Yesus ini menegaskan agar kita memelihara kekudusan hidup dan perbuatan baik kepada sesama. Kata-kata Yesus ini tidak bisa kita artikan secara harafiah. Sebab bila kita artikan secara harafiah, tentu kalimat ini adalah suatu hukuman yang kejam dan bila ini diterapkan tentu tidak ada diantara kita yang lolos dari hukuman ini karena kita semua pasti tidak pernah lepas dari perbuatan dosa. Sabda Yesus hari ini mengajak kita agar kita memelihara kekudusan hidup dengan berusaha menjauhkan diri dari perbuatan dosa. Namun menjauhkan diri dari perbuatan dosa tidak cukup sampai demikian, tetapi juga harus berbuah pada sikap hidup dan perbuatan baik kepada sesama. Iman yang hidup harus berbuah pada perbuatan baik kepada sesama dan pada akhirnya lewat teladan hidup kita, kita menjadi garam bagi dunia, bagi sesama kita. 

Kiranya hal ini perlu kita renungkan. Sebab bukan suatu rahasia bahwa seringkali kita menganggap beriman itu hanya sekedar keaktifan kita dalam liturgi Gereja, kita seringkali menganggap beriman itu urusan pribadi dengan Tuhan sendiri dan hanya untuk diri sendiri. Memang benar bahwa iman itu demi kebahagiaan dan keselamatan kita, tetapi iman yang sungguh-sungguh harus berbuah dan dapat dirasakan oleh sesama kita. Mungkin karena pemikiran yang demikian, kita sering menjadi batu sandungan bagi orang lain dan bahkan karena hidup kita orang lain menjadi tersesat. Misalnya betapa sering kita melihat seseorang begitu aktif dalam kehidupan menggereja, banyak melakukan kegiatan gereja dan juga sudah berziarah keberbagai tempat, namun hidup mereka tidak memancarkan iman yang hidup. 

Kita mengatakan diri beriman, tetapi tidak mempunyai kasih kepada sesama. Kita aktif dalam kehidupan gereja tetapi kita tidak peduli dengan sesama. Hidup yang demikian membuat kita menjadi batu sandungan bagi sesama yang membuat orang tersesat. Ingatlah pesan Yesus hari ini yang dengan tegas mengatakan bahwa bila hidup kita menyebabkan orang lain menjadi tersesat, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia dibuang ke dalam laut. Amin.

RENUNGAN HARI BIASA: RABU 22 MEI 2013

RENUNGAN HARI BIASA: RABU 22 MEI 2013 
(Rita dr Cascia, Yoachina de Vedruna de Mas) 
Sir. 4:11-19; Mzm. 119:165,168,171,172,174,175; Mrk. 9:38-40 

BACAAN INJIL: 
Kata Yohanes kepada Yesus: "Guru, kami lihat seorang yang bukan pengikut kita mengusir setan demi nama-Mu, lalu kami cegah orang itu, karena ia bukan pengikut kita." Tetapi kata Yesus: "Jangan kamu cegah dia! Sebab tidak seorangpun yang telah mengadakan mujizat demi nama-Ku, dapat seketika itu juga mengumpat Aku. Barangsiapa tidak melawan kita, ia ada di pihak kita. 

RENUNGAN: 
Bangga akan keyakinan yang dianutnya tentu merupakan hal yang sangat wajar dan memang harus demikian. Setiap orang harus yakin dan bangga dengan keyakinannya. Sebab kalau tidak demikian, dia akan terombang ambing dan kelompok itupun tidak kuat dan tidak akan bertahan lama. Namun hendaknya kebanggaan itu tidak berujung pada sikap menganggap diri, kelompok dan keyakinannya lebih baik dari yang lain dan akhirnya menghina atau berpikir bahwa orang lain itu harus mengikuti kita. Kiranya kebanggaan itu tidak membawa orang pada sikap sombong. 

Kiranya inilah yang terjadi dalam kehidupan sekarang ini. Begitu sering terjadi orang begitu bangga dengan dirinya, dengan keyakinannya dan keolompoknya sehingga menganggap orang lain tidak baik, menjelek-jelekkan orang yang tidak sepaham dengan mereka dan bahkan seringkali terjadi karena kebanggaan yang ekstrim sampai berkinginan untuk melenyapkan yang lain. Hal demikian pula terjadi dalam kehidupan beragama dalam negara kita ini. Ada agama atau kelompok tertentu yang menganggap hanya merekalah yang baik dan benar, sedangkan yang lain dianggap tidak baik dan benar. 

Keyakinan dan kebanggaan yang ekstrim demikian menimbulkan perselisihan, dan pada akhinrya kerusuhan yang merugikan banyak orang. Dalam injil hari ini, murid Yesus yang bernama Yohanes melapor kepada Yesus bahwa ada orang yang menyembuhkan dalam nama Yesus tetapi orang itu bukan masuk dalam kelompok para rasul. Murid itu merasa bahwa hanya merekalah yang berhak dan punya kuasa melakukan hal demikian, sehingga dia melarang orang itu. 

Yohanes begitu bangga menjadi kelompok para rasul Yesus, tetapi dia jatuh pada kesombongan rohani yang merasa dirinya jauh lebih hebat dari orang lain. Yesus menegur dia dengan mengatakan agar dia tidak mencegah orang itu. Yesus menjelaskan bahwa tidak hanya keolompok para murid saja yang bisa mengusir setan dan melakukan kebaikan kepada sesama, tetapi juga orang lain. Tuhan juga bisa berkarya lewat orang lain. Orang yang berbuat baik kepada sesama, mereka itu tidak mungkin sekaligus melawan Tuhan. Kita memang harus bangga akan keyakinan kita. Tetapi kebanggaan itu jangan membuat kita jatuh pada sikap sombong menganggap diri jauh lebih hebat dengan orang lain dan menganggap orang lain harus ikut kita atau orang lain itu tidak boleh ada. 

Justru bila orang lain melakukan kebaikan padahal mereka bukan murid-murid Yesus, kita harus mendukung mereka dan justru kita harus malu sebab orang yang tidak menjadi pengikuti Yesus malah jauh lehih baik dari kita. Kita yang menjadi pengikuti Yesus, justru harus menjadi pelaku kebaikan dan berpihak kepada kebaikan, mendukung siapapun yang melakukan kebaikan kepada sesama. Kebanggan akan keyakinan kita, harus kita nyatakan dengan perbuatan baik kepada sesama. Amin.

RENUNGAN HARI BIASA: RABU 22 MEI 2013

RENUNGAN HARI BIASA: RABU 22 MEI 2013 
(Rita dr Cascia, Yoachina de Vedruna de Mas) 
Sir. 4:11-19; Mzm. 119:165,168,171,172,174,175; Mrk. 9:38-40 

BACAAN INJIL: 
Kata Yohanes kepada Yesus: "Guru, kami lihat seorang yang bukan pengikut kita mengusir setan demi nama-Mu, lalu kami cegah orang itu, karena ia bukan pengikut kita." Tetapi kata Yesus: "Jangan kamu cegah dia! Sebab tidak seorangpun yang telah mengadakan mujizat demi nama-Ku, dapat seketika itu juga mengumpat Aku. Barangsiapa tidak melawan kita, ia ada di pihak kita. 

RENUNGAN: 
Bangga akan keyakinan yang dianutnya tentu merupakan hal yang sangat wajar dan memang harus demikian. Setiap orang harus yakin dan bangga dengan keyakinannya. Sebab kalau tidak demikian, dia akan terombang ambing dan kelompok itupun tidak kuat dan tidak akan bertahan lama. Namun hendaknya kebanggaan itu tidak berujung pada sikap menganggap diri, kelompok dan keyakinannya lebih baik dari yang lain dan akhirnya menghina atau berpikir bahwa orang lain itu harus mengikuti kita. Kiranya kebanggaan itu tidak membawa orang pada sikap sombong. 

Kiranya inilah yang terjadi dalam kehidupan sekarang ini. Begitu sering terjadi orang begitu bangga dengan dirinya, dengan keyakinannya dan keolompoknya sehingga menganggap orang lain tidak baik, menjelek-jelekkan orang yang tidak sepaham dengan mereka dan bahkan seringkali terjadi karena kebanggaan yang ekstrim sampai berkinginan untuk melenyapkan yang lain. Hal demikian pula terjadi dalam kehidupan beragama dalam negara kita ini. Ada agama atau kelompok tertentu yang menganggap hanya merekalah yang baik dan benar, sedangkan yang lain dianggap tidak baik dan benar. 

Keyakinan dan kebanggaan yang ekstrim demikian menimbulkan perselisihan, dan pada akhinrya kerusuhan yang merugikan banyak orang. Dalam injil hari ini, murid Yesus yang bernama Yohanes melapor kepada Yesus bahwa ada orang yang menyembuhkan dalam nama Yesus tetapi orang itu bukan masuk dalam kelompok para rasul. Murid itu merasa bahwa hanya merekalah yang berhak dan punya kuasa melakukan hal demikian, sehingga dia melarang orang itu. 

Yohanes begitu bangga menjadi kelompok para rasul Yesus, tetapi dia jatuh pada kesombongan rohani yang merasa dirinya jauh lebih hebat dari orang lain. Yesus menegur dia dengan mengatakan agar dia tidak mencegah orang itu. Yesus menjelaskan bahwa tidak hanya keolompok para murid saja yang bisa mengusir setan dan melakukan kebaikan kepada sesama, tetapi juga orang lain. Tuhan juga bisa berkarya lewat orang lain. Orang yang berbuat baik kepada sesama, mereka itu tidak mungkin sekaligus melawan Tuhan. Kita memang harus bangga akan keyakinan kita. Tetapi kebanggaan itu jangan membuat kita jatuh pada sikap sombong menganggap diri jauh lebih hebat dengan orang lain dan menganggap orang lain harus ikut kita atau orang lain itu tidak boleh ada. 

Justru bila orang lain melakukan kebaikan padahal mereka bukan murid-murid Yesus, kita harus mendukung mereka dan justru kita harus malu sebab orang yang tidak menjadi pengikuti Yesus malah jauh lehih baik dari kita. Kita yang menjadi pengikuti Yesus, justru harus menjadi pelaku kebaikan dan berpihak kepada kebaikan, mendukung siapapun yang melakukan kebaikan kepada sesama. Kebanggan akan keyakinan kita, harus kita nyatakan dengan perbuatan baik kepada sesama. Amin.

Berbagi Berita: Syafii Maarif: Saya ikut protesnya Romo Magnis

Syafii Maarif: Saya ikut protesnya Romo Magnis 

Mantan Ketua Pengurus Pusat Muhammadiyah, Prof. Dr. Syafii Maarif mengatakan dia mendukung apa yang dilakukan oleh Prof. Franz Magnis Suseno SJ yang mengirim surat protes kepada Appeal Conscience Foundation berkaitan rencana pember
ian penghargaan oleh yayasan itu kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Buya Maarif, demikian dia biasa dipanggil, mengatakan hal itu dalam wawancara dengan satuharapan.com , belum lama ini di Jakarta. “Saya setuju dengan apa yang dilakukan Romo Magnis.

Saya ikut protesnya Romo Magnis. Saya juga sudah SMS dengan beliau,” katanya. Seperti diberitakan sebelumnya bahwa Romo Magnis mengirim surat kepada ACF, sebuah yayasan yang bermarkas di New York, Amerika Serikat, yang akan memberikan World Statesman Awards (Penghargaan Negarawan Dunia) kepada SBY, berkaitan dengan kebebasan beragama dan hak azasi manusia. 

Dalam surat itu Romo Magnis mempertanyakan motivasi dan dasar yang digunakan yayasan tersebut untuk memberikan perhargaan. Sementara di Indonesia banyak pemeluk agama yang kesulitan memperoleh izin untuk membuka rumah ibadah, meningkatnya jumlah penutupan gereja secara paksa dan munculnya peraturan baru yang membuat kaum minoritas lebih sulit beribadah. Buya Maarif memuji surat Romo Magnis, sebagai surat protes yang sangat baik, dengan makna yang mendalam. Buya Maarif sendiri mengkritik keras terhadap tindakan kekerasan dan intoleransi terhadap penganut agama minoritas. 

“Pemerintah diam saja. Polisi yang benar tidak berfungsi dan yang muncul ‘polisi-polisi’ swasta yang benar-benar tidak berjiwa Pancasila. Hal ini terjadi karena pemerintah lembek,” katanya. Dia memberi contoh tentang warga Ahmadiyah di Lombok yang mengungsi selama bertahun-tahun. Dan negara diam saja. “Saya tidak setuju dengan teologi mereka, tetapi itu urusan mereka. Tetapi mereka warga negara yang sah dan wajib mendapatkan perlindungan hukum. Secara konstitusional negara wajib memberi perlindungan hukum,” kata dia. Atas dasar kenyataan-kenyataan itu, dan berbagai masalah lain yang barkaitan dengan kebebasan beragam, Buya Maarif menyatakan setuju dan ikut dengan apa yang dilakukan Romo Magnis. “Saya senang sekali. Dia biasanya begitu halus. Kali ini dia sangat keras dan saya sikapnya sama dengan dia,” katanya.
Disadur dari: indonesia.ucanews.com

Berbagi Berita : Romo Magnis protes terkait penghargaan kepada Presiden SBY

Romo Magnis protes terkait penghargaan kepada Presiden SBY 

Romo Franz Magnis Suseno SJ Romo Franz Magnis Suseno SJ menyampaikan protes atas rencana pemberian penghargaan negarawan dunia 2013 (World Statesman Award) kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Penghargaan tersebut akan diberikan oleh Appeal of Conscience Foundation (ACF), sebuah organisasi yang mempromosikan perdamaian, demokrasi, toleransi, dan dialog antarkepercayaan yang berbasis di New York, Amerika Serikat. 

 Presiden SBY akan menerima penghargaan itu di sela-sela kunjungannya ke AS pada akhir Mei 2013. Romo Magnis mengatakan kepada UCAN Indonesia di sela-sela seminar di Jakar
ta, Jumat (17/5/2013), bahwa ia telah mengirim surat protes kepada ACF melalui e-mail pada Rabu (15/5/2013), setelah ia mendengar rencana pemberian penghargaan itu dari media massa.

“Dengan memberikan penghargaan kepada Indonesia berarti sama dengan mengatakan Indonesia sudah bagus dengan toleransi beragama. Tapi, kalau disebut penghargaan karena jasanya memajukan toleransi, saya sangat keberatan. Selama hampir 10 tahun toleransi keagamaan di Indonesia berkurang,” kata Romo Magnis. Ia mengatakan, “Saya menulis dengan sangat jelas bahwa di sini ada masalah terkait toleransi agama. Selama 8,5 tahun kepemimpinan Presiden Yudhoyono, kaum minoritas Indonesia justru berada dalam situasi tertekan.” Ia mencontohkan kasus Ahmadiyah, Syiah, GKI Yasmin, Gereja St. Joannes Baptista di Parung, Bogor, dan sejumlah gereja lain yang hingga kini masih menghadapi masalah. 

Berikut surat protes yang diperoleh UCAN Indonesia: 

 Ladies and Gentlemen of the Appeal of Conscience Foundation (ACF), I am a Catholic Priest and professor of philosophy in Jakarta. In Indonesia we learnt that you are going to bestow this year’s World Stateman Award to our President Susilo Bambang Yudhoyono because of his merits regarding religious tolerance. This is a shame, a shame for you. It discredits any claim you might make as a an institution with moral intentions. How can you take such a decision without asking concerned people in Indonesia? Hopefully you have not made this decission in response to prodding by people of our Government or of the entourage of the President. 

Do you not know about the growing difficulties of Christians to get permits for opening places of prayer, about the growing number of forced closures of churches, about the growth of regulations tha make worshipping for minorities more difficult, thus about growing intolerance on the grassroot level? And particularly, have you never heard about the shameful and quite dangerous attitudes of hardline religious groups towards so called deviant teachings, meaning members of the Achmadiyah and the Shia communities, and the government of Susilo Bambang Yudhoyono just doing nothing and saying nothing to protect them? 

Hundreds of their people have under Susilo Bambang Yudhoyono’s presidentship been driven out of their houses, they still live miserably in places like sports halls, there have allready Achmadis and Shia people been killed (so that the question arises whether Indonesia will deteriorate to conditions like Pakistan dan Iran [favor of President G. W. Bush] where every months hundreds of Shia people are being killed because of religious motivations)? 

Do you not know that President Susilo Bambang Yudhoyono during his up to now 8 1/2 years in office has not a single time said something to the Indonesian people, that they should respect their minorities? That he has shamefully avoided responsibility regarding growing violence towards Achmadiyah and Shia people? Again, whom did you ask for information before making you award choice? What could be your motivation to bestow upon this President a reward for religious tolerance who so obviously lacks any courage to do his duty protecting minorities? 

I have to add that I am not a radical, not even a “human right extremist” (if such exist). I am just appaled about so much hypocrisy. You are playing in the hands of those – still few – radicals that want to purify Indonesia of all what they regard as heresies and heathen. Franz Magnis-Suseno SJ Konradus Epa, Jakarta
Disadur dari: indonesia.ucanews.com

RENUNGAN HARIAN, SELASA 21 MEI 2013

Yesus dan murid-murid-Nya berangkat dari situ dan melewati Galilea, dan Yesus tidak mau hal itu diketahui orang; sebab Ia sedang mengajar murid-murid-Nya. Ia berkata kepada mereka: "Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia, dan mereka akan membunuh Dia, dan tiga hari sesudah Ia dibunuh Ia akan bangkit." Mereka tidak mengerti perkataan itu, namun segan menanyakannya kepada-Nya. Kemudian tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Kapernaum. Ketika Yesus sudah di rumah, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya: "Apa yang kamu perbincangkan tadi di tengah jalan?" Tetapi mereka diam, sebab di tengah jalan tadi mereka mempertengkarkan siapa yang terbesar di antara mereka.  Lalu Yesus duduk dan memanggil kedua belas murid itu. Kata-Nya kepada mereka: "Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya."  Maka Yesus mengambil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka, kemudian Ia memeluk anak itu dan berkata kepada mereka:  "Barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku. Dan barangsiapa menyambut Aku, bukan Aku yang disambutnya, tetapi Dia yang mengutus Aku."

RENUNGAN
Para Saudara, kutipan Injil yang diperdengarkan kepada kita hari ini tentu sungguh berbeda dengan apa yang umumnya terjadi dan dipikirkan oleh banyak orang dan mungkin kita sendiri juga. Pada umumnya orang merasa dan menganggap dirinya bila mereka punya kuasa sehingga bisa membuat orang tunduk mengikuti perintahnya, bisa memberintah orang lain untuk melakukan seperti yang dikehendakinya dan orang melayaninya.

Orang pasti begitu bangga bila orang lain selalu mau menuruti keinginannya dan menjadi penguasa atas hidup orang lain. Kiranya kutipan sabda Yesus hari ini mungkin saja kita pikir sulit untuk diterapkan dan dihayati dalam hidup kita. Memang berbeda dengan pola pikir dan dengan apa yang terjadi, namun tidak berarti bahwa sabda ini tidak kita hanyati dalam hidup kita. Contoh nyata akan penghayatan sabda ini sudah diteladankan Yesus sendiri.

Yesus adalah Tuhan namun Dia datang bukan untuk dilayani tetapi untuk dilayani, bahkan Dia sungguh sudah menjadi pelayan bagi kita dengan memberikan diri-Nya seutuhnyaa demi keselamatan kita. Oleh karena itu, mati kita hidup sebagai pelayan bagi sesama. Kebesaran seseorang bukan dilihat dari kuasa yg dimilikinya untuk menguasai orang laintetapi sejauh mana kemampuan atau kuasa yang ada digunakannya untuk melayani sesamanya. Melayani atau menjadi pelayan bagi sesama, kita sungguh orang yang sudah menguasai keinginan daging dan kita terbebasa dari sikap egoisme yang merusak hidup kita.

 
Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan! (2Kor 8:14)