Pembangunan Gereja Paroki Tigalingga

Pembangunan Gereja Paroki sedang berlangsung. Kami sangat mengarapkan uluran kasih para Saudara untuk membantu.

Gotong Royong Pembangunan Gereja

Tidak ada kata yang bisa melukiskan pengalaman indah pada waktu gotong royong pengecoran lantai 2 bangunan Gereja selain, suatu keyakinan bahwa semuanya dapat terlaksana adalah karena MUKJIJZAT ALLAH BEKERJA.

Pengecoran Lantai Panti Imam Gereja

Pengecoran Lantai 2 bangunan Gereja ini dilakukan pada hari Selasa, 30 Agustus 2011 yang lalu. Luas yang dicor adalah 19 m x 24 m. Hujan yang mengguyur tidak menyurutkan semangat umat.

Kerjasama Imam dan Umat

Uskup emeritus KAM, Mgr. A.G.Pius Datubara OFM.Cap, datang berkunjung ke Paroki dan memberi semangat pada umat dalam pembangunan Gereja Paroki. Para pastor juga ikut berkerja bersama umat dalam pembangunan Gereja.

Misa Tridentin: Warisan Liturgi Yang Dipertahankan

HIDUPKATOLIK.com - Paus Benediktus XVI mengeluarkan Surat Apostolik Summorum Pontificum yang menjamin penggunaan Misa Tridentin...

Pembinaan Para Pengurus Gereja

Tidak sedikit umat katolik yang kerap menganggap bahwa Liturgi adalah sekedar perayaan wajib biasa yang dilaksanakan pada hari minggu.

Pertemuan Ibu-Ibu dan Pesta Pelindung Paroki

Pertemuan para ibu se-paroki telah terlaksana pada hari Kamis-Sabtu, 15 s/d 16 Juli 2011. Pertemuan ini mengundang semua ibu katolik yang ada di paroki untuk hadir dalam pertemuan/pembinaan para ibu katolik dan juga segaligus menjalin kebersamaan para ibu. Penutupan pertemuan sikaligus Pesta Pelindung Paroki.

Pembinaan Asmika se-Paroki

Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku; inilah yang menjadi tema dari pertemuan dan pembinaan minggu gembira yang telah berlangsung dengan sangat baik.

Mudika Ambil bagian dalam pembangunan Gereja Paroki

Mudika paroki tidak mau berpangku tangan melihat pembangunan Gereja paroki. Para mudika juga ambil bagian dengan mengumpulkan kerikil di sungai.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 1)

Umat dari lingkungan paroki dan juga dari beberapa stasi kembali bekerja sama dengan bergotong royong membangun gereja paroki. Untuk kali ini, umat bergotong royong men-cor lantai balkon bangunan Gereja.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 2)

Allah peduli. Karena kepedulian Allah atas pembangunan rumah-Nya ini, maka kami kamipun peduli dan bisa melanjutkan pembangunanini. Kepedulian Allah kami rasakan juga lewat kepedulian para Saudara.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 3)

Mari kita memuliakan Tuhan, tidak hanya dengan kata2 indah, tetapi dengan perbuatan nyata dengan rela berkorban.

Pertemuan akhir Tahun 2011 Pengurus Gereja se-Paroki

Para pengurus Gereja adalah ‘ujung tombak’ Gereja khususnya di stasi-stasi. Peran para pengurus Gereja ini sangat sentral dalam kehidupan Gereja di stasi-stasi.

Gua Maria dan Menyambut Hari Raya Natal

Persiapan menyambut hari Raya Natal 25 Desember 2011.

Rahmat dan Perlindungan Tuhan

Pastor Anton Manik O.Carm selamat dari kecelakaan mobil masuk jurang.

Rekoleksi dan Aksi Panggilan

Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku.

Pesan Prapaskah Kepausan 2012

"Kita Tidak Boleh Diam Saja terhadap Kejahatan" "Marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik" (Ibr. 10:24).

Pembangunan Gereja Santo Petrus Stasi Rante Besi

Dalam kemiskinan, kesederhanaan, umat membangunan Gereja. Meraka tidak memiliki uang, tetapi mereka memiliki harapan dan iman pada Tuhan.

Misa Perdana Pastor Andreas Korsini Lamtarida Simbolong O.Carm

Puji Syukur pada Tuhan, karena berkat-Nya, misa Perdana Pastor Andreas Lamtarida Simbolon O.Carm bersama 4 Pastor Karmel yang baru ditahbiskan, dapat terlaksana dengan baik pada hari Rabu 31 Oktober 2012 di Stasi Gundaling 1, paroki Maria dari gunung Karmel Tigalingga.

Bakti Sosial : Pengobatan Gratis

Dalam Rangka Menyongsong Jubileum Gereja Katolik di Dairi dan Pakpak Bharat, diadakan bakti Sosial Pengobatan Gratis di Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, pada 9 Desember 2012 yg lalu. Puji syukur pada Tuhan, kegiatan ini berlangsung dengan sangat memuaskan.

Mari Berbagi Berkat Tuhan

 photo UskupEmeritusKAMMgrPiusDautabra.jpg Photobucket

MENDAMBAKAN BERKAT TUHAN

SYALOM...SELAMAT DATANG.
"Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan."(2Kor 8:14)
"Muliakanlah Tuhan dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu." (Amsal 3:9)
"Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya." (Amsal 3:27)
"Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?" (1 Yohanes 3:17)
Saya Pastor Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, atas nama Panitia Pembangunan dan semua umat, memohon bantuan uluran kasih/dana untuk pembangunan Gereja Paroki. Kami sangat membutuhkan berkat Tuhan lewat uluran tangan dari para donatur.
Kami berharap dan berdoa Para Saudara berkenan berbagi berkat Tuhan kepada kami untuk pembangunan Gereja ini yang adalah rumah Tuhan sendiri.
BRI 5379 Unit Tigalingga Sidikalang
No. Rekening : 5379-01-000112-50-8
Nama : PANITIA PEMBANGUNAN GEREJA KATOLIK.
ATAU
BCA KCU MEDAN
NO.0222053453.
Atas Nama : ADYTIA PERMANA P.
(Adytia Permana P. adalah Romo Adytia Permana Perangin-angin O.Carm. Beliau dulu bertugas di Paroki Tigalingga, juga mengawali pembangunan ini, namun sekarang beliau bertugas di Keuskupan Agung Medan sebagai ekonom.Beliau kami minta buka rekening di BCA khusus untuk pembangunan ini, karena di daerah kami tidak ada BCA.)
Kami sangat senang bila sudah mentransfer persembahan, bapak/ibu/saudara/saudari memberitahukan ke kami melalui:
E mail ke :.
parokimariagk3lingga@yahoo.com
atau di SMS ke:.
Romo Anton Manik O.Carm : 081370836645
Romo Willy O.Carm : 081333837433
Untuk lebih jelasnya permohnan kami ini, Para Saudara dapat melihatnya di sini.... Sehubungan dengan Gambar pembangunan dapat melihatnya di sini....
Demikian kiranya Permohonan ini kami sampaikan. Atas dukungan, doa dan bantuan Bapak, Ibu dan Para Saudara-Saudari, kami mengucapkan banyak terima kasih.Berkat Tuhan senantiasa menyertai kita semua. Amin.
HORMAT KAMI:
Pastor Antonius Manik O.Carm

VARIA PAROKI

REKOLEKSI DAN AKSI PANGGILAN TELAH TERLAKSANA DENGAN SANGAT BAIK ;"> "APA YANG KAMU CARI?" (Yoh 1:38).
Puji syukur pada Tuhan, karena Rekoleksi dan Aksi panggilan untuk siswa-siswi Katolik Usia SMP dan SMA se-paroki Tigalingga sudah terlaksana dengan sangat baik. Kegiatan ini dihadiri hampir 400 orang anak. Semuanya dapat terlaksana hanya karena berkat Tuhan. Terimakasih juga kami sampaikan kepada semua Saudara yang telah mendukung dan mendoakan kegaitan kami ini. Kegiatan ini dilaksanakan hanya dengan menggunakan dana partisipasi peserta dan swadaya paroki, karena tidak mendapatkan bantuan dari donatur manapun, namun karena berkat Tuhan dan doa para Saudara, semuanya dapat berjalan dengan sangat baik. Semoga dari antara anak-anak ini, kelak ada yang menjadi Imam dan biarawan-biarawati.
Photobucket
Tuhan memberkati kita.
Kegembiraan dan Persaudaraan
Photobucket
Hari Ulang tahun Romo Anton M.Carm yang seharusnya tanggal 15 Januari 2010, baru dirayakan hari Minggu Minggu 16 Januari 2011 lalu, bersama Romo-romo Karmel se-Dairi, bersama beberapa umat Paroki Tigalingga di Aula Paroki Tigalingga. Pada kesempatan itu, Rm. Bernad O.Carm, pastor paroki Sidikalang memberi kado ulang tahun yakni 20 sak semen untuk pembangunan Gereja dan Rm. Anton sendiri menyumbangkan semua hadiah ultah untuk pembangunan Gereja. Saat itu, hadiah uang yang diperoleh sebanyak Rp. 1.100.000,-. Lumayanlah untuk tambahan dana pembangunan Gereja. Trimakasih buat semuanya.
Saldo Pesta Pelantikan Pengurus Gereja dan Penerimaan Sakramen Krisma, 6-7 Nop. 2010.
Pada hari Kamis 18 Nopember 2010 telah diadakan Evaluasi dan pembubaran Panitia. Saldo dari kegiatan tersebut adalah Rp. 22.320.500 Acara ini dapat berjalan dengan baik karena partisipasi semua umat. Dana juga bisa Saldo karena umat menyumbangkan hasil-hasil pertanian mereka dengan harapan ada Saldo untuk pembangunan Gereja Paroki.Jadi selain dana partisipasi dari umat, juga umat menyumbangkan hasil pertanian yang dibutuhkan untuk mengurangi dana konsumsi. Syukur pada Tuhan, akhirnya memang ada saldo untuk dana pembangunan Gereja. Terimakasih kami ucapkan kepada semua umat Paroki, DPP, Para Panitia, Para Donatur dan siapa saja yang mendoakan dan mendukung kegitan ini. Yesus memberkati kita semua selalu. Amin.

RENUNGAN HARI MINGGU: 10 NOVEMBER 2013

RENUNGAN  HARI MINGGU: 10 NOVEMBER 2013 
(HARI MINGGU BIASA XXXII) 
2Mak. 7:1-2,9-14; Mzm. 17:1,5-6,8b,15; 2Tes. 2:16 - 3:5; Luk. 20:27-38 


INJIL : Luk. 20:27-38 
“Ia bukan Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup.” 

Suatu hari datanglah kepada Yesus beberapa orang Saduki, yang tidak mengakui adanya kebangkitan. Mereka bertanya kepada-Nya: "Guru, Musa menuliskan perintah ini untuk kita: Jika seorang, yang mempunyai saudara laki-laki, mati sedang isterinya masih ada, tetapi ia tidak meninggalkan anak, saudaranya harus kawin dengan isterinya itu dan membangkitkan keturunan bagi saudaranya itu. Adalah tujuh orang bersaudara. Yang pertama kawin dengan seorang perempuan lalu mati dengan tidak meninggalkan anak. Lalu perempuan itu dikawini oleh yang kedua, dan oleh yang ketiga dan demikianlah berturut-turut oleh ketujuh saudara itu, mereka semuanya mati dengan tidak meninggalkan anak. Akhirnya perempuan itupun mati. Bagaimana sekarang dengan perempuan itu, siapakah di antara orang-orang itu yang menjadi suaminya pada hari kebangkitan? Sebab ketujuhnya telah beristerikan dia." 

Jawab Yesus kepada mereka: "Orang-orang dunia ini kawin dan dikawinkan, tetapi mereka yang dianggap layak untuk mendapat bagian dalam dunia yang lain itu dan dalam kebangkitan dari antara orang mati, tidak kawin dan tidak dikawinkan. Sebab mereka tidak dapat mati lagi; mereka sama seperti malaikat-malaikat dan mereka adalah anak-anak Allah, karena mereka telah dibangkitkan. Tentang bangkitnya orang-orang mati, Musa telah memberitahukannya dalam nas tentang semak duri, di mana Tuhan disebut Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub. Ia bukan Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup, sebab di hadapan Dia semua orang hidup." 

RENUNGAN : 

 Masih adakah kehidupan lain selain kehidupan di dunia ini? Pertanyaan ini mungkin perlu kita renungkan, mengingat bahwa pada kenyataannya bahwa kita seringkali berusaha memelihara hidup yang sekarang, seakan bahwa hidup yang sekarang inilah satu-satunya hidup. Pertanyaan orang saduki sebagaimana kita dengarkan dalam injil hari ini, bagi orang Batak dan suku tertentu adalah hal yang wajar dan biasa dilakukan. 

Dalam budaya Batak bila seorang suami meninggal, maka adek atau keluarga dari suami itu diharapkan menikahi istri abangnya atau istri saudaranya itu. Hal dilakukan bila saudaranya tidak punya keturunan sehingga saudara yang meninggal itu memberikan keturunan kepada istri saudaranya yang meninggal. Juga bila saudaranya yang meninggal itu punya keturunan apalagi anak laki-laki, maka saudara suami yang meninggal mengawini istrinya. 

Semuanya ini dilakukan dengan tujuan agar kekerabatan dengan si jandi tidak hilang atau putus, karena bisa saja si janda menikah lagi dengan pria lain yang bukan keluarga suami yang meninggal. Juga dilakukan untuk menambah atau meneruskan keturunan dari pihak yang meninggal dan terutama juga menyangkut harta peninggalan suami, supaya tidak menjadi milik orang lain apalagi bila si janda menikah lagi dengan pria lain yang bukan keluarga suami. Intinya perkawinan demikian dilakukan demi mempertahankan sesuatu yakni kekerabatan, keturunan dan juga harta. 

Dengan demikian, apa yang dipertanyakan oleh orang Saduki kepada Yesus, bagi kita adalah hal yang wajar dan memang mungkin kitapun berpikir demikian. Namun perlu kita ketahui bahwa orang saduki adalah keturunan yang tidak mempercayai kehidupan kekal setelah kematian dari dunia ini. Bagi mereka hidup sekarang di dunia ini, hanya itulah satu-satunya hidup, tidak ada hidup yang lain. Oleh karena itulah, bagi mereka adalah hal yan gmembingungkan bila masih ada kehidupan lain setelah di dunia ini, sehingga tentu sulit bagi orang yang ketika hidup di dunia ini mempunyai lebih dari satu istri atau suami, dia akan repot dengan siapa dia akan hidup. 

 Memang sebagaimana dalam budaya kita juga demikian, kita bisa megerti akan pertanyaan orang Saduki ini. Namun jelas mereka itu bertanya demikian, karena mereka tidak mempercayai kehidupan kekal dan untuk mencobai Yesus sehubungan dengan adanya kehidupan kekal. Menanggapi pertanyaan demikian, Yesus menjelaskan bahwa dalam kehidupan kekal manusia tidak mati lagi dan mereka hidup dalam kebahagiaan sejati bersama Tuhan, kawin dan di kawinkan sehingga mereka tidak perlu lagi berpikir soal keturunan. 

Dalam hidup kekal mereka tidak lagi berpikir bagaimana beroleh hidup bahagia karena mereka sudah hidup dalam kebahagiaan sejati bersama Tuhan Allah. Yesus mengatakan bahwa Allah adalah Allah yang hidup, Allah yang tidak pernah mati. Allah itulah yang memberi hidup kepada manusia dan pada-Nya ada kehidupan kekal. Jadi Allah bukan Allah yang sudah mati sebagaimana Abraham, Isak dan Jakob yang sudah mati. Kematian Abraham, Isak dan Jakob bukan berarti Allah ikut mati bersama dengan mereka. Meskipun demikian, mereka telah mati dari dunia ini, tetapi mereka sudah masuk dalam kehidupan kekal. 

Selain itu, orang Saduki dengan pertanyaan itu, mereka menggunakan pikiran manusia pada pikiran Allah. Mereka berpikir bahwa Allah juga berpikir seperti yang dipikirkan manusia, mereka juga memikirkan tentang hidup kekal seperti hidup manusia sekarang ini. Hal jelas keliru. Allah itu adalah Allah yang kekal, yang memberi hidup, yang menjadikan manusia. Allah itu melampaui pikiran manusia. Allah tidak bisa kita pikirkan dengan cara pikir manusia. 

Sekarang menjadi permenungan kepada kita; Apa yang mau dikatakan injil hari ini kepada kita? Injil hari ini mengajak kita untuk mengimani bahwa hidup sekarang ini bukanlah hidup yang sesungguhnya, masih ada kehidupan lain yang lebih utama yakni kehidupan kekal. Kehidupan kekal itu akan dapat kita peroleh setelah kematian dari hidup di dunia ini. Namun hidup kekal itu diperuntukkan bagi orang-orang yang layak menerimanya. 

Hidup kekal itu memang diperuntukkan bagi semua orang, tetapi orang yang diperkenankan masuk dalam kehidupan kekal adalah orang yang layak, yakni orang yang selama hidupnya di dunia ini hidup seturut kehendak Tuhan. Sehingga hidup yang sekarang adalah persiapan untuk beroleh hidup kekal. Ingatlah para saudara, hidup yang sekarang ini tidak kekal, tidak abadi.

 Hidup kita di dunia ini pasti akan berakhir, namun setelah itu kita akan beralih ke hidup kekal. Akan tetapi kita akan masuk ke kehidupan kekal, tergantung bagaimana hidup kita selama di dunia ini. Bila kita menyakini adanya hidup kekal, tentunya membuat kita sadar agar tidak mempertahankan hidup yang sekarang dengan pengandaian kita ingin menikmati hidup sekarang dengan sepuas-puasnya karena berpikir bahwa tidak ada hidup yang lain setelah kehidupan di dunia ini. 

Namun bila kita menyakini adanya hidup kekal setelah hidup di dunia ini, kita berusaha mengarahkan seluruh hidup kita di dunia ini untuk menuju kehidupan kekal. Hidup yang sekarang haruslah sebagai persiapan untuk beroleh hidup kekal, yakni dengan percaya kepada Yesus dan hidup seturut kehendak-Nya. Amin.

BACAAN HARI MINGGU: 10 NOVEMBER 2013

BACAAN HARI MINGGU: 10 NOVEMBER 2013 
(HARI MINGGU BIASA XXXII) 
2Mak. 7:1-2,9-14; Mzm. 17:1,5-6,8b,15; 2Tes. 2:16 - 3:5; Luk. 20:27-38

 BACAAN I: 2Mak. 7:1-2,9-14 
“Raja alam semesta membangkitkan kami untuk kehidupan kekal.” 

Pada masa pemerintahan Raja Antiokhus Epifanes ada tujuh orang bersaudara serta ibu mereka ditangkap. Lalu dengan siksaan cambuk dan rotan mau dipaksa oleh sang raja untuk makan daging babi yang haram. Maka seorang dari antara mereka, yakni yang menjadi juru bicara, berkata begini: "Apakah yang hendak baginda tanyakan kepada kami dan apakah yang hendak baginda ketahui? Kami lebih bersedia mati dari pada melanggar hukum nenek moyang." Ketika sudah hampir putus nyawanya berkatalah ia: "Memang benar kau, bangsat, dapat menghapus kami dari hidup di dunia ini, tetapi Raja alam semesta akan membangkitkan kami untuk kehidupan kekal, oleh karena kami mati demi hukum-hukum-Nya!" Sesudah itu maka yang ketiga disengsarakan. Ketika diminta segera dikeluarkannya lidahnya dan dengan berani dikedangkannya tangannya juga. Dengan berani berkatalah ia: "Dari Sorga aku telah menerima anggota-anggota ini dan demi hukum-hukum Tuhan kupandang semuanya itu bukan apa-apa. Tetapi aku berharap akan mendapat kembali semuanya dari pada-Nya!" Sampai-sampai sang raja sendiri serta pengiringnyapun tercengang-cengang atas semangat pemuda itu yang memandang kesengsaraan itu bukan apa-apa. Sesudah yang ketiga berpulang, maka yang keempat disiksa dan dipuntungkan secara demikian pula. Ketika sudah dekat pada akhir hidupnya berkatalah ia: "Sungguh baiklah berpulang oleh tangan manusia dengan harapan yang dianugerahkan Allah sendiri, bahwa kami akan dibangkitkan kembali oleh-Nya. Sedangkan bagi baginda tidak ada kebangkitan untuk kehidupan." 

MAZMUR TANGGAPAN : Mzm. 17:1,5-6,8b,15 
Ulangan : Condongkalan telinga-Mu kepadaku, bersegeralah bebaskan daku. 

Ayart : 
1. Dengarkanlah, Tuhan, pengaduan yang jujur, perhatikanlah seruanku, berilah telinga kepada doaku, doa dari bibir yang tidak menipu. 

2. Langkahku tetap mengikuti jejak-Mu, kakiku tidaklah goyah. Aku berseru kepada-Mu karena Engkau menjawab aku, ya Allah; sendengkanlah telinga-Mu kepadaku, dengarkanlah perkataanku. 

3. Semubnyikanlah aku dalam naungan sayap-Mu, dalam keenaran akan kupandang wajah-mu; dan pada waktu bangun aku akan menjadi puas dengan rupa-Mu. 

BACAAN II : 2Tes. 2:16 - 3:5 
“Semoga Tuhan menguatkan hatimu dalam segala karya dan tutur kata yang baikk.” 

Saudara-saudara, dalam kasih karunia-Nya Tuhan kita Yesus Kristus, dan Allah, Bapa kita, yang dalam kasih karunia-Nya telah mengasihi kita dan yang telah menganugerahkan penghiburan abadi dan pengharapan baik kepada kita, kiranya menghibur dan menguatkan hatimu dalam pekerjaan dan perkataan yang baik. Selanjutnya, saudara-saudara, berdoalah untuk kami, supaya firman Tuhan beroleh kemajuan dan dimuliakan, sama seperti yang telah terjadi di antara kamu, dan supaya kami terlepas dari para pengacau dan orang-orang jahat, sebab bukan semua orang beroleh iman. Tetapi Tuhan adalah setia. Ia akan menguatkan hatimu dan memelihara kamu terhadap yang jahat. Dan kami percaya dalam Tuhan, bahwa apa yang kami pesankan kepadamu, kamu lakukan dan akan kamu lakukan. Kiranya Tuhan tetap menujukan hatimu kepada kasih Allah dan kepada ketabahan Kristus. 

 INJIL : Luk. 20:27-38 
“Ia bukan Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup.” 

Suatu hari datanglah kepada Yesus beberapa orang Saduki, yang tidak mengakui adanya kebangkitan. Mereka bertanya kepada-Nya: "Guru, Musa menuliskan perintah ini untuk kita: Jika seorang, yang mempunyai saudara laki-laki, mati sedang isterinya masih ada, tetapi ia tidak meninggalkan anak, saudaranya harus kawin dengan isterinya itu dan membangkitkan keturunan bagi saudaranya itu. Adalah tujuh orang bersaudara. Yang pertama kawin dengan seorang perempuan lalu mati dengan tidak meninggalkan anak. Lalu perempuan itu dikawini oleh yang kedua, dan oleh yang ketiga dan demikianlah berturut-turut oleh ketujuh saudara itu, mereka semuanya mati dengan tidak meninggalkan anak. Akhirnya perempuan itupun mati. Bagaimana sekarang dengan perempuan itu, siapakah di antara orang-orang itu yang menjadi suaminya pada hari kebangkitan? Sebab ketujuhnya telah beristerikan dia." 

Jawab Yesus kepada mereka: "Orang-orang dunia ini kawin dan dikawinkan, tetapi mereka yang dianggap layak untuk mendapat bagian dalam dunia yang lain itu dan dalam kebangkitan dari antara orang mati, tidak kawin dan tidak dikawinkan. Sebab mereka tidak dapat mati lagi; mereka sama seperti malaikat-malaikat dan mereka adalah anak-anak Allah, karena mereka telah dibangkitkan. Tentang bangkitnya orang-orang mati, Musa telah memberitahukannya dalam nas tentang semak duri, di mana Tuhan disebut Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub. Ia bukan Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup, sebab di hadapan Dia semua orang hidup."

RENUNGAN HARI BIASA: SABTU 9 NOVEMBER 2013

RENUNGAN HARI BIASA: SABTU 9 NOVEMBER 2013 
(Pesta Pemberkatan Gereja Basilik Lateran ) 
Yeh. 47:1-2,8-9,12 atau 1Kor. 3:9b-11,16-17; Mzm. 46:2-3,5-6,8-9; Yoh. 2:13-22 

BACAAN INJIL: 
 Ketika hari raya Paskah orang Yahudi sudah dekat, Yesus berangkat ke Yerusalem. Dalam Bait Suci didapati-Nya pedagang-pedagang lembu, kambing domba dan merpati, dan penukar-penukar uang duduk di situ. Ia membuat cambuk dari tali lalu mengusir mereka semua dari Bait Suci dengan semua kambing domba dan lembu mereka; uang penukar-penukar dihamburkan-Nya ke tanah dan meja-meja mereka dibalikkan-Nya. Kepada pedagang-pedagang merpati Ia berkata: "Ambil semuanya ini dari sini, jangan kamu membuat rumah Bapa-Ku menjadi tempat berjualan." Maka teringatlah murid-murid-Nya, bahwa ada tertulis: "Cinta untuk rumah-Mu menghanguskan Aku." Orang-orang Yahudi menantang Yesus, katanya: "Tanda apakah dapat Engkau tunjukkan kepada kami, bahwa Engkau berhak bertindak demikian?" Jawab Yesus kepada mereka: "Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali." Lalu kata orang Yahudi kepada-Nya: "Empat puluh enam tahun orang mendirikan Bait Allah ini dan Engkau dapat membangunnya dalam tiga hari?" Tetapi yang dimaksudkan-Nya dengan Bait Allah ialah tubuh-Nya sendiri. Kemudian, sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, barulah teringat oleh murid-murid-Nya bahwa hal itu telah dikatakan-Nya, dan mereka pun percayalah akan Kitab Suci dan akan perkataan yang telah diucapkan Yesus. 

RENUNGAN : 
 Para saudara, hari ini kita merayakan pesta pemberkatan Gereja Basilik Lateran. Basilik agung ini didirikan oleh kaisar Konstantinus Agung, putera Santa Helena, pada tahun 324. Dalam konteks sejarah Gereja Kristen, basilik ini merupakan basilik agung yang pertama, yang melambangkan kemerdekaan dan perdamaian di dalam Gereja setelah tiga-abad lebih berada di dalam kancah penghambatan dan penganiayaan kaisar-kaisar Romawi yang kafir. Pemberkatannya yang kita peringati pada hari ini merupakan peringatan akan kemerdekaan dan perdamaian itu. Gereja, tempat kita berkumpul merupakan tanda dan lambang Gereja, Umat Allah. 

Gereja yang sebenarnya tidak dibangun dari kayu dan batu yang mati, melainkan dari batu yang hidup. Kitalah batu hidup yang membentuk rumah Allah itu, kediaman Roh Kudus yang indah berseri karena hidup suci. Apakah kita dalam hidup sehari-hari ikut membangun Gereja yang hidup itu? Dengan demikian berdasarkan latar belakang pesta hari ini dapat kita renungkan bahwa gedung Gereja itu sangat penting karena dengan adanya gedung Gereja itu secara fisik nyata kehadiran Tuhan dalam hidup manusia dan menjadi tempat yang dikuduskan bagi manusia tempat untuk berkumpul merayakan imannya. 

Oleh sebab itu juga, tidak lah sepenuhnya benar ungkapan yang seringkali kita dengarkan yang mengatakan bahwa tidak penting membangun gedung Gereja bagus-bagus, itu kan hanya fisik, lebih baik kita membangun iman umat. Ungkapan ini pernah kami alami ketika membangun Gereja paroki yang belum selesai hingga saat ini. Nasihat ini benar, tetapi tidak sepenuhnya benar. Sebab bagaimanapun, sebagaimana kita baca dari latar belakan pesta hari ini, kehadiran gedung Gereja menjadi tanda atau lambang nyata akan kehadiran iman dalam lingkungan dan gedung itu menjadi tempat umat beriman untuk berkumpul merayakan iman mereka. Memang bisa saja umat beriman tetap beriman tanpa adanya gedung gereja, dan mereka berkumpul merayakan iman di rumah-rumah mereka. 

Namun kiranya akan lebih nyata kehadiran Allah dalam hidup umat sekitar. Sebab sebagaimana kita dengarkan hari ini dalam injil, Yesus begitu marah karena Bait Allah yang adalah tempat yang dikuduskan, disucikan untuk doa tetapi ternyata disalah gunakan oleh banyak orang, dijadikan jadi tempat berbisnis dan sarang penyamun. Yesus begitu marah sampai mengusir para pedagang yang berdagang di pelataran baik Allah. Para pedagang ini menjual dagangannya dengan harga yang tinggi dengan alasan bahwa dagangan mereka untuk persembahan. Karena untuk persembahan, berapapun harganya pasti akan dibeli oleh orang yang mau mempersembahkan persembahan kepada Tuhan. Itu berarti mereka menyalahgunakan perayaan yang suci demi mencari keuntungan untuk diri mereka sendiri dan untuk menipu orang lain. 

Yesus marah karena mereka tidak lagi menghargai kesucian Bait Allah, jsutru Bait Allah dijadikan menjadi lahan berbisnis. Bagaimana dengan kita sendiri. Memang bukan gedung Gereja itu yang menjadikannya tempat suci, tetapi imanlah yang meyakini kesucian bagunan itu, juga karena pada hekekatnya bahwa keyakinan kita mengatakan bahwa Gereja adalah tempat Tuhan hadir, tempat umat merayakan imannya. Sehingga betapapun megahnya dan jeleknya bangunan itu, tidak mengurangi kesucian gereja sebagai tempat yang disucikan. 

Namun sungguh kuranglah mengenakkan bila rumah Tuhan atau Gereja sangat sederhana padalah sebenarnya kita mampu untuk membangunlah lebih baik dan lebih membantu kita untuk merasakah keagungn rumah Tuhan. Sangat ganjil bila umat sungguh berada, tetapi gedung gerejanya sangat memprihatinkan. Bisa juga dikatakan bahwa gedung Gereja menjadi salah satu gambaran kedalaman iman umat dari gereja itu, meskipun tidak sepenuhnya benar. Sebab tidak jarang kita temui bahwa aa gedung gereja yang begitu menawan, indah padahal ekonomi umatnya tidaklah kaya, tetapi bereka dengan semangat iman rela berkobarn membangun gedung gereja mereka melebihi yang mereka miliki, bukan dari donatur tetapi swadaya umat itu sendiri. Juga bisa terjadi, rumah umatnya rata-rata megah, tetapi gedung Gereja mereka memprihatinkan karena tidak mau berkorban untuk memperbaiki gedung gereja mereka, mungkin iman mereka belum menggerakkan untuk rela berkorban. 

Sekali lagi ini hanya salah satu tolok ukur. Namun sebagaimana kita dengarkan dalam injil hari ini, bahwa Gereja yang sesungguhnya adalah Yesus sendiri. Dalam diri Yesus kita telah dipersatukan menjadi putera-puteri-Nya dan Dialah yang menyelamatkan kita. Dengan demikian penyembahan kepada Dia dapat kita lakukan di manapun dan kapanpun. Yesus telah menyatu dalam diri kita atau kita sudah bersatu dengan Yesus, sehingga diri kita adalah Bait Allah. Meyakini bahwa diri kita adalah Bait Allah, maka kitapun menjaga kesucian diri kita kapanpun dan di manapun. Hal ini juga hendaknya berlaku dalam kesadaran kita selama berada di gedung Gereja. Kalau kita sadar bahwa diri kita Bait Allah, maka kitapun akan menghormati Gedung Gereja adalah tempat yang dikuduskan untuk Allah. Amin.

Vatikan ingatkan umat Katolik terkait penampakan di Medjugorje

Vatikan ingatkan umat Katolik terkait penampakan di Medjugorje 

Kongregasi Ajaran Iman (CDF) Vatikan telah menginstruksikan umat Katolik untuk tidak berpartisipasi dalam acara-acara dimana mereka dijanjikan berdasarkan penampakan St. Perawan Maria yang terjadi di Medjugorje. Pada 24 Juni 1981, enam orang anak dari kota Medjugorje, Yugoslavia (kini, Bosnia-Herzegovina), mulai mengalami fenomena yang mereka klaim sebagai penampakan Bunda Maria. 

Penampakan ini memberikan pesan damai bagi dunia, juga pertobatan, doa dan puasa. Penampakan ini juga menitipkan pesan-pesan tentang kejadian- kejadian yang akan digenapi di masa yang akan datang. Rahasia ini belum dinyatakan kepada publik. Selama bertahun-tahun, umat Katolik telah diinformasikan bahwa penampakan Bunda Maria di Medjugorje sungguh terjadi, dan telah diumumkan secara publik di gereja-gereja. 

Namun, Uskup Agung Gerhard Ludwig Müller, Prefek Kongregasi Ajaran Iman, Vatikan menyerukan Gereja untuk menghentikan berbagai acara terkait peristiwa penampakan ini. Dalam suratnya pada Oktober kepada Konferensi Waligereja Amerika Serikat (AS), Uskup Agung Carlo Maria Vigano, Duta Vatikan di Washington, menyampaikan pesan dari Uskup Agung Müller, bahwa klerus dan umat Katolik tidak diizinkan untuk berpartisipasi dalam berbagai pertemuan, konferensi atau perayaan publik terkait ‘penampakan’ tersebut. 

Dalam pesannya – yang ditujukan kepada Msgr Ronny Jenkins, sekjen Konferensi Waligereja AS, yang akan didistribusikan kepada hierarki AS – Uskup Agung Vigano memperingatkan para uskup bahwa CDF saat ini sedang menyelidiki penampakan di Medjugorje tersebut.

Sumber: Vatican gives firm thumbs-down to ‘seers’ of Medjugorje
Disadur dari: indonesia.ucanews.com

SUKACITA DAN DUKACITA ‘MENGEMIS’ UNTUK MEMBANGUN RUMAH TUHAN.

SUKACITA DAN DUKACITA ‘MENGEMIS’ 
UNTUK MEMBANGUN RUMAH TUHAN. 

“Pertama-tama perlu saya konfirmasikan bahwa saya bukan anggota umat Gereja Katolik....” inilah sepenggal balasan pesan yang saya kirimkan kepada seorang ibu lewat FB. Sebagaimana biasanya, saya mengirimkan pesan Permohonan Bantuan Dana untuk pembangunan Gereja Tigalingga, kepada orang yang memang belum saya kenal. Saya mengirimkan pesan permohonan kepada orang yang saya tahu namanya lewat FB saja. Harapan saya adalah bahwa mereka Kristiani dan katolik. 

Saya berharap bahwa karena mereka katolik, mereka mau membantu kami. Saya melakukan demikian, karena kemampuan ekonomi umat yang tidak mendukung untuk pembangunan Gereja.Dalam pembangunan ini umat memang tidak bisa memberi kontribusi dana, tetapi mereka berjuang dengan bergotong royong dan juga membantu sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki. Semuanya itu tentu tidak cukup, karena uang tetap dibutuhkan untuk membeli bahan bangunan dan juga gaji tukang. Kami sudah mencoba dengan meminta lewat proposal, namun sepertinya tidak menghasilkan dan pembangunan membutuhkan banyak dana.

Namun puji syukur pada Tuhan, Tuhan menunjukkan jalan lewat FB, mengemis lewat FB walaupun seringkali ada rasa risih dan malu dalam meminta lewat dunia maya. Ada rasa malu karena seorang pastor meminta-mita lewat dunia maya yang dalam hal ini FB dan semua orang pasti bisa melihat atau membacanya. Malu juga karena berteman dengan orang dengan tujuan untuk meminta bantuan doa terutama dana untuk pembangunan ini. Rasa malu karena harus banyak duduk di depan komputer, pelototin layar komputer dan keluyuran di dunia maya (FB) demi mencari dana. Namun semuanya ini dapat teratasi dengan hasil yang sudah kami rasakan, ini adalah berkat Tuhan bagi kami lewat dunia maya (FB). Oleh sebab itu, dengan dikuatkan demi memuliakan Tuhan lewat pembangunan Gereja Paroki dan juga demi iman umat paroki, kami kembali mencari dan mengirimkan permohonan bantuan pembangunan kepada beberapa orang lewat FB. Mungkin karena begitu yakin bahwa yang kami kirimi adalah umat Katolik, kami tidak memperhatikan keyakinan atau agama yang kami kirimi. 

Umumnya permohonan kami akan dibalas besok harinya dan bahkan banyak juga yang tidak membalasnya sama sekali. Seperti biasanya, keesokan harinya saya membuka FB saya melihat ada pesan. Saya buka pesan itu dengan berdebar-debar karena sadar bahwa permohonan kami pasti merepotkan, sehingga bisa saja yang kami kirimi pesan permohonan tersinggung dan jengkel. Dengan keberanian iman, saya baca pesan itu. Pesan dari seorang ibu yang saya kirimi seperti sepenggal pesan yang saya tulis di atas, namun beliau tetap dengan ramah mengatakan bahwa dia akan pertimbangkan dan akan beritahukan bila sudah membantu. Membaca pesan ini ada juga rasa malu dan juga rasa bersalah. 

Walau dengan rasa malu, saya tetap membalas pesan beliau dengan memohon maaf karena kesalahan mengirimkan pesan permohonan, kesalahan karena mengira beliau katolik dan dengan tidak lupa saya memohonkan berkat bagi beliau dan keluarganya. Inilah sepenggal sukacita yang terjadi dalam usaha membangun rumah Tuhan. Munkin pengalaman demikian tidak akan dialami oleh paroki yang ada di peroki perkotaan, yang mana ekonomi paroki dan umat sanggup untuk membangun dan bahkan memperindah gedung gereja mereka. Inilah dinamika kehidupan iman dan kehidupan paroki. 

Namun demikian, setiap orang dan juga setiap gereja paroki punya persoalan masing-masing, yang memang pasti berbeda-beda. Sehingga walau demikian, dalam hidup dan dalam karya pelayanan dituntut keyakinan pada Tuhan, penyerahan diri pada Tuhan dan berusaha sekuat hidup untuk berbuat yang terbaik sebagai ungkapan iman. Hidup dan perbuatan dalam iman, akan memberi kekuatan sehingga mencari cara untuk berkarya, memampukan untuk melihat peluang dalam memuliakan Tuhan dan juga berani mengakui kekeliruan serta dalam situasi apapun tetap menjadi berkat atau memohonkan berkat bagi orang lain. Tuhan Yesus memberkati.

RENUNGAN HARI BIASA: JUMAT 8 NOVEMBER 2013 (Elisabet dr Tritunggal )

RENUNGAN HARI BIASA: JUMAT 8 NOVEMBER 2013 
(Elisabet dr Tritunggal ) 
Rm. 15:14-21; Mzm. 98:1,2-3ab,3cd-4; Luk. 16:1-8 

BACAAN INJIL: 
Suatu hari Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Ada seorang kaya yang mempunyai seorang bendahara. Kepadanya disampaikan tuduhan, bahwa bendahara itu menghamburkan miliknya. Lalu ia memanggil bendahara itu dan berkata kepadanya: Apakah yang kudengar tentang engkau? Berilah pertanggungan jawab atas urusanmu, sebab engkau tidak boleh lagi bekerja sebagai bendahara. Kata bendahara itu di dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat? Tuanku memecat aku dari jabatanku sebagai bendahara. Mencangkul aku tidak dapat, mengemis aku malu. Aku tahu apa yang akan aku perbuat, supaya apabila aku dipecat dari jabatanku sebagai bendahara, ada orang yang akan menampung aku di rumah mereka. Lalu ia memanggil seorang demi seorang yang berhutang kepada tuannya. Katanya kepada yang pertama: Berapakah hutangmu kepada tuanku? Jawab orang itu: Seratus tempayan minyak. Lalu katanya kepada orang itu: Inilah surat hutangmu, duduklah dan buat surat hutang lain sekarang juga: Lima puluh tempayan. Kemudian ia berkata kepada yang kedua: Dan berapakah hutangmu? Jawab orang itu: Seratus pikul gandum. Katanya kepada orang itu: Inilah surat hutangmu, buatlah surat hutang lain: Delapan puluh pikul. Lalu tuan itu memuji bendahara yang tidak jujur itu, karena ia telah bertindak dengan cerdik. Sebab anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya dari pada anak-anak terang. 

 RENUNGAN : 
Bertobatlah, sebelum terlambat. 
 Kiranya ini menjadi inti yang mau kita renungkan dalam injil hari ini. Di dalam injil hari ini kembali kita mendengarkan perumpamaan yang diberikan Yesus tentang bendahara yang tidak jujur. Tuan bendahara itu mempercayakan hartanya untuk dia kelola. Namun ternyata tuan itu mendengar bahwa bendaharanya itu tidak bekerja dengan baik, malahan berfoya-foya menghabiskan hartanya. Sesudah mendengar hal itu, tuannya itu meminta pertanggungjawaban dari bendahara itu dan memberitahukan bahwa dia akan dipecat. Bendahara itu begitu ketakutan karena mau dipecat oleh tuannya. Sebab bila memang sungguh dipecat, dia tidak bisa lagi hidup enak dan harus berjuang sendiri mencari nafkah agar tetap hidup. 

Bendahara itu tidak mau kehilangan hidupnya namun yang menjadi persoalannya ia tidak terbiasa bekerja keras, dan mengemis. Oleh karen itu dia mencari jalan keluar agar bisa bertahan hidup setelah dipecat oleh tuannya. Dia ‘berbuat’ baik kepada orang-orang yang yang berutang kepada tuannya dan membuat surat utang baru dengan mengurangi utang mereka kepada tuannya. Dia melakukan itu dengan harapan bahwa orang itu menganggap dia baik hati dan pada akhirnya ketika dia dipecat oleh tuannya, orang-orang yang dia tolong mau menolong dia. 

Bendahara itu sungguh cerdik dan rada licik untuk mempertahankan hidupnya. Yesus memuji kecerdikan bendahara itu. Namun kita harus ingat bahwa yang dipuji oleh Yesus bukan kecerdikan dan kelicikan bendahara itu, yang dipuji oleh Yesus adalah usahanya untuk mempetahankan hidupnya, bendahara itu berbuat baik atau menjalin relasi baik dengan orang-orang yang berutang pada tuannya agar dia kelak ditolong bila sudah dipecar. Jadi yang dipuji oleh Yesus adalah perjuangannya mencari cara untuk tetap hidup, bukan kelicikannya. 

Oleh sebab itulah pada akhir injil Yesus mengatakan , “Lalu tuan itu memuji bendahara yang tidak jujur itu, karena ia telah bertindak dengan cerdik. Sebab anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya dari pada anak-anak terang.”(Luk 16:8) Lewat perumpamaan ini Yesus mau mengingatkan kita bahwa hidup dan apa yang kita miliki adalah bukan milik kita, tetapi milik Tuhan yang dititipkan untuk kita, agar kita gunakan dengan sebaik-baiknya. 

Kita dipercaya oleh Tuhan untuk menggunakannya dengan baik, sesuai dengan kehendak Tuhan, bukan malah menggunakannya sesuka hati kita. Kita harus mempertanggungjawabkan semua yang dipercayakan kepada kita. Apakah bila Tuhan meminta pertanggungjawaban dari kita, kita bisa berlaku jujur atas berkat itu sehingga tidak sampai dipecat oleh Tuhan? Oleh sebab itu, sebelum Tuhan menuntut pertanggungjawaban dari kita, baiklah kita bertobat dengan berlaku jujur atas rahmat dan berkat yang dipercayakan Tuhan kepada kita. Hendaknya kita tidak hidup sesuka hati kita, tetapi mengelola berkat Tuhan dengan baik sesuai dengnan kehendak Tuhan sendiri. 

Selain itu, sebagaimana Yesus memuji bendahara yang tidak jujur itu karena dia cerdik mempertahankan hidupnya, Yesus mengharapkan agar kita juga melakukan demikian dalam mempertahankan hidup kekal. Kita pasti berjuang dan berusaha mempertahankan hidup kita didunia ini, bahkan tidak sedikit orang berjuang untuk mendapatkan kesenangan dalam hidup ini. Untuk mendapatkan semua ini, kita seringkali kita begitu pintar. 

Namun seringkali perjuangan dan kerja keras kita itu tidak berlaku bagi hidup kekal. Kita berusaha berjuang untuk hidup di dunia ini, tetapi kita tidak berjuang untuk beroleh hidup kekal. Malahan seringkali perjuangan kita untuk beroleh hidup kekal sangatlah sedikit, yakni ketika ada tantangan untuk beriman, kita tidak mau berjuang bagaimana supaya kita tetapi beriman, tetapi malah kita langsung mundur tidak beriman. Oleh sebab itu, ingatlah bahwa Yesus memuji perjuangan bendahara yang tidak jujur itu, maka Yesuspun akan memuji kita bila kita berjuang untuk beroleh hidup kekal. Amin.

Pelukan kasih Paus Fransiskus kepada seorang penderita penyakit langka

Pelukan kasih Paus Fransiskus kepada seorang penderita penyakit langka 

Di akhir audiensi umum pada 6 November di Lapangan Santo Petrus, Vatikan Paus Fransiskus menarik perhatian para hadirin dengan hangat ia memeluk seorang pria yang menderita penyakit langka yang menyebabkan benjolan di seluruh tubuh seperti daging yang lembut, yang berasal dari jaringan saraf. 

Pria itu diidentifikasi sebagai seorang penderita neurofibromatosis, yang menyebabkan rasa sakit yang hebat dan dapat menyebabkan gangguan penglihatan, dan bahkan kanker, demikian ungkap kelompok riset non profit Mayo Clinic.

Pengobatan penyakit ini sangat rumit. Neurofibromatosis adalah penyakit keturunan dan tidak menular. Para penderita penyakit ini sering mengalami diskriminasi dalam masyarakat. 

 POPE FRANCIS' GENERAL AUDIENCE 

 Ketika ia memberikan salam seperti biasa yang ia lakukan kepada para peziarah pada akhir audiensi umum, Paus Fransiskus berhenti selama beberapa menit untuk menerima orang sakit tersebut. Ia memeluk wajah pria itu, mencium, dan memberkati dia. 

 Cara tersebut adalah yang terakhir dalam serangkaian aksi solidaritas dan sentuhan kasih Bapa Suci yang telah menarik perhatian karena kehangatan dan kasih sayangnya terhadap mereka yang terpinggirkan dalam masyarakat. Sebelumnya, Bapa Suci menjadi berita utama dengan mengunjungi orang muda di penjara, menanggapi surat dengan menelepon secara pribadi, dan mengundang para tunawisma lokal untuk makan malam di Lapangan Santo Petrus.



Sumber: Pope’s compassionate embrace for severely disfigured man
Disadur dari: indonesia.ucanews.com

RENUNGAN HARI BIASA: KAMIS 7 NOVEMBER 2013

RENUNGAN HARI BIASA: KAMIS 7 NOVEMBER 2013 
(Gratia dr Kotar, Assunta Pallota ) 
Rom 14: 7-12 + Mzm 27 + Luk 15: 1-10 

BACAAN INJIL: 
Para pemungut cukai dan orang-orang berdosa biasanya datang kepada Yesus untuk mendengarkan Dia. Maka bersungut-sungutlah orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, katanya: "Ia menerima orang-orang berdosa dan makan bersama-sama dengan mereka." Lalu Ia mengatakan perumpamaan ini kepada mereka: "Siapakah di antara kamu yang mempunyai seratus ekor domba, dan jikalau ia kehilangan seekor di antaranya, tidak meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di padang gurun dan pergi mencari yang sesat itu sampai ia menemukannya? Dan kalau ia telah menemukannya, ia meletakkannya di atas bahunya dengan gembira, dan setibanya di rumah ia memanggil sahabat-sahabat dan tetangga-tetangganya serta berkata kepada mereka: Bersukacitalah bersama-sama dengan aku, sebab dombaku yang hilang itu telah kutemukan. Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita di sorga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih dari pada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan. Atau perempuan manakah yang mempunyai sepuluh dirham, dan jika ia kehilangan satu di antaranya, tidak menyalakan pelita dan menyapu rumah serta mencarinya dengan cermat sampai ia menemukannya? Dan kalau ia telah menemukannya, ia memanggil sahabat-sahabat dan tetangga-tetangganya serta berkata: Bersukacitalah bersama-sama dengan aku, sebab dirhamku yang hilang itu telah kutemukan. Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita pada malaikat-malaikat Allah karena satu orang berdosa yang bertobat." 

RENUNGAN : 
Para saudara. Bila seseorang sudah dicap seorang pendosa, maka selamanya orang itu akan dicap sebagai seorang pendosa. Seorang dianggap pendosa pasti tidak disukai oleh banyak orang, orang akan menghindar dan tidak mau bergaul dengan seorang yang dianggap pendosa. Demikian juga halnya, orang selalu diajarkan agar tidak bergaul dengan seorang pendosa, supaya tidak terpengaruh menjadi jahat. Oleh sebab itu, kalaupun ada seorang pendosa yang sudah bertobat, orang masih merasa tidak yakin, akan selalu dicurigai. 

Oleh sebab itulah orang Farisi bersungut-sungut ketika melihat Yesus yang adalah guru melanggar kebiasaan dan ajaran yang berlaku saat itu, Yesus bukan hanya bergaul dengan orang Farisi, malahan makan bersama dengan mereka. Para pemungut cukai itu datang kepada Yesus untuk mendengarkan Dia. Yesus tidak menolak mereka, bahkan makan bersama mereka. Tindakan inilah yang membuat orang-orang Farisi bersungut-sungut. 

Menanggapi sungut-sungut orang Farisi itu, Yesus menyampaikan perumpamaan tentan seorang gembala yang kehilangan satu ekor dombanya. Dia mencari domba itu sampai ketemu dan setelah ketemu, gembala itu begitu bergembira. Mungkin logika kita, gembala itu kehilangan satu ekor tidak perlu harus mencarinya sampai ketemu, karena toh masih punya banyak domba. 

Demikian juga seorang wanita yang mempunyai sepuluh dirham dan dia kehilangan satu dirham. Wanita itu mencari sampai ketemu. Setelah menemukan dirham yang hilang itu, perempuan itu begitu bersukacita. Baik gemala dan wanita itu, bagi mereka doma dan dirham itu sangat berharga sehingga mereka tidak mau kehilangan satupun dari apa yang mereka miliki itu. Tidak ada orang yang menghendaki seuatu yang sangat berharga baginya hilang. 

Orang itu akan mencari sampai ketemu dan setelah ketemu, dia akan bersukacita. Perumpamaan ini jelas menandakan bagaimana cinta Tuhan kepada kita. Kita sangat berharga bagi Yesus, sehingga Yesus tidak akan pernah membiarkan kita hilang dan tidak beoleh keselamatan kekal. Yesus akan senantiasa mencari kita, mengajak kita kembali kepada-Nya. Yesus Tuhan sungguh bersukacita kalau kita kembali kepada-Nya karena kita akan beroleh keselamatan kekal. Semoga ktia menyadari bahwa Yesus selalu mencari dan mengajak kita untuk kembali kepada Dia. 

Semoga kita juga mau diajak dan kembali kepada Dia lewat pertobatan hidup kita. Selain itu, hendaknya kita seperti Yesus menganggap saudara kita itu sangat berharga sehingga tidak adapun diantara kita yang bersukacita bila ada saudara kita yang hilang karena perbautan dosa mereka. Namun hendaknya kita berusaha mencari dan mengajak saudara kita yang hilang, untuk kembali kepada Tuhan, untuk bertobat. Maka bila ada saudara yang bertobat, kita harus menyambutnya dengan penuh sukcacita. Amin.

RENUNGAN HARI BIASA: RABU 6 NOVEMBER 2013

RENUNGAN HARI BIASA: RABU 6 NOVEMBER 2013
 (Angel Maria Prat Hostench )
 Rm. 13:8-10; Mzm. 112:1-2,4-5,9; Luk. 14:25-33 

BACAAN INJIL: 
Suatu hari banyak orang berduyun-duyun mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya. Sambil berpaling Ia berkata kepada mereka: 'jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku. Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku. Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu? Supaya jikalau ia sudah meletakkan dasarnya dan tidak dapat menyelesaikannya, jangan-jangan semua orang yang melihatnya, mengejek dia, sambil berkata: Orang itu mulai mendirikan, tetapi ia tidak sanggup menyelesaikannya. Atau, raja manakah yang kalau mau pergi berperang melawan raja lain tidak duduk dahulu untuk mempertimbangkan, apakah dengan sepuluh ribu orang ia sanggup menghadapi lawan yang mendatanginya dengan dua puluh ribu orang? Jikalau tidak, ia akan mengirim utusan selama musuh itu masih jauh untuk menanyakan syarat-syarat perdamaian. Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku'. 

RENUNGAN : 
Para saudara. Jangan kaget bila menjadi murid Yesus memang tidak gampang, menjadi murid bukan menjadi gampangan. Yesus sendiri sudah sejak awal mengatakan bahwa untuk menjadi murid-Nya bukan gampang, Dia memaparkan syarat yang harus dipenuhi seorang murid. Yesus memberi syarat bahwa menjadi murid-Nya harus membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri. 

Lebih lanjut Yesus mengatakan bahwa seorang murid harus siap memikul salib kehidupan karena iman. Yesus mengatakan demikian, bukan untuk menakut-nakuti kita, dan bukan pula untuk menghalangi semua orang menjadi murid-Nya. Yesus mendambakan semua orang menjadi murid-Nya agar semua orang diselamatkan. Namun kitanya menjadi pengikut Yesus bukan gampangan, tetap harus memenuhi syarat yang diberikan-Nya. Syarat itu dibuat bukan untuk menghalangi atau menggagalkan kita, tetapi supaya kita bersungguh-sungguh menjadi murid-Nya. 

Dengan syarat membenci sebagaimana diajarkan oleh Yesus, bukan berarti Yesus merasuki kita dengan kebencian. Namun yang mau dimaksudkan adalah, agar kita sadar bahwa cinta kepada Dia, harus lebih utama daripada cinta kepada manusia. Yesus menuntut cinta yang total keapda Dia. Cinta yang dituntut Yesus seakan Yesus egois. Memang Yesus egois, tetapi itu bukan untuk diri-Nya, itu semua untuk kita sendiri, demi keselamtan kita. Sebab bisa jadi dan sering terjadi, cinta kita kepada orang lain dan kepada harta dunia malah menghambat cinta kita kepada Yesus. 

Bahkan seringkali cinta kita kepada selain Yesus, justru membuat kita meninggalkan Yesus yang akhirnya kita tidak dapat beroleh keselamatan. Cinta yang total kepada Yesus memang menuntut pengorbanan dari kita. Cinta yang total kepada Yesus pasti akan membuat kita menderita karena kita menyangkal keinginan manusiawi kita, belum lagi akan mengalami penolakan dari orang-orang yang tidak percaya kepada Dia. Pengorbanan dan penderitaan demikianlah yang dinamakan salib kehidupan. Sehingga menjadi murid Yesus, juga harus siap memikul salib. Yesus tahu dan mengingatkan kita bahwa menjadi murid-Nya itu sulit dan berat. Kitapun mungkin sudah tahu akan hal itu. 

Namun beratnya menjadi murid Yesus, bukan menjadi alasan bagi kita untuk mengikuti Dia dan tidak menghayati iman kita. Bila hal itu kita lakukan, kita sendiri yang akan rugi, kita tidak akan hidup bahagia dan tidak akan beroleh hidup kekal. Kita sudah tahu dan Yesus sudah memberitahukan kepada kita akan hal itu, maka hendaknya kita semakin mendekatkan diri kepada Tuhan, mohon kekuatan dan pertolongan-Nya agar kita kuat memikul salib dalam mengikuti Dia. 

Hanya sayang, justru yang sering terjadi, kita malah menjauhkan diri dari Dia. Maka para saudara, agar dalam menjadi murid Yesus dan siap memikul salib karena iman kepada-Nya, kita hendaknya senantiasa mendekatkan diri kepada Dia. Dengan menyadaria diri bahwa kita manusia lemah, maka kitapun semakin mendekatkan diri kepada Tuhan, Dia sendiri akan memberi kekuatan dan bahkan ikut memikul salib kehidupan kita. Orang yang merasa dirinya kuat dan sanggup menjadi murid, tidak akan pernah menjadi murid Yesus. Amin.

RENUNGAN HARI BIASA: SELASA 5 NOVEMBER 2013

RENUNGAN HARI BIASA: SELASA 5 NOVEMBER 2013 
(Guido M. Conforti, Fransiskus de Campillas, Fransiska Ambosia) 
Rm. 12:5-16a; Mzm. 131:1,2,3; Luk. 14:15-24 

BACAAN INJIL: 
Suatu hari berkatalah seorang dari tamu-tamu itu kepada Yesus: "Berbahagialah orang yang akan dijamu dalam Kerajaan Allah." Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Ada seorang mengadakan perjamuan besar dan ia mengundang banyak orang. Menjelang perjamuan itu dimulai, ia menyuruh hambanya mengatakan kepada para undangan: Marilah, sebab segala sesuatu sudah siap. Tetapi mereka bersama-sama meminta maaf. Yang pertama berkata kepadanya: Aku telah membeli ladang dan aku harus pergi melihatnya; aku minta dimaafkan. Yang lain berkata: Aku telah membeli lima pasang lembu kebiri dan aku harus pergi mencobanya; aku minta dimaafkan. Yang lain lagi berkata: Aku baru kawin dan karena itu aku tidak dapat datang. Maka kembalilah hamba itu dan menyampaikan semuanya itu kepada tuannya. 

Lalu murkalah tuan rumah itu dan berkata kepada hambanya: Pergilah dengan segera ke segala jalan dan lorong kota dan bawalah ke mari orang-orang miskin dan orang-orang cacat dan orang-orang buta dan orang-orang lumpuh. Kemudian hamba itu melaporkan: Tuan, apa yang tuan perintahkan itu sudah dilaksanakan, tetapi sekalipun demikian masih ada tempat. Lalu kata tuan itu kepada hambanya: Pergilah ke semua jalan dan lintasan dan paksalah orang-orang, yang ada di situ, masuk, karena rumahku harus penuh. Sebab Aku berkata kepadamu: Tidak ada seorang pun dari orang-orang yang telah diundang itu akan menikmati jamuan-Ku." 

RENUNGAN : 
Menghadiri undangan perjamuan yang diadakan orang-orang kaya atau orang terpandang, tentulah sangat menyenangkan. Sebab dalam perjamuan yang demikian, kita selain akan menikmati jamuan makan yang enak, juga pasti akan merasa terhormat. Memang pada umunya menghadiri pesta , itu sangat menyenangkan. Di dalam pesta itu akan ada sukacita, bertemu dengan banyak orang dan akan menikamti perjamuan yang enak. Orang Farisi dalam injil hari ini sepertinya merasakan sukacita ketika menghadiri pesta perjamuan yang diadakan seseoarang. 

Dia sepertinya membandingkan pesta perjamuan itu dengan perjamuan surgawi. Dia merasa pesta perjamuan di dunia ini sudah sungguh menggembirakan apalagi pesta perjamuan surgawi. Sebagaimana dalam perjamuan besar, orang pasti berbahagia bila diundang ke perjamuan itu. Oleh sebab itu, orang Farisi itu berkata bahwa betapa bahagianya juga orang yang diundang pada perjamuan surgawi. Dari pernyataan orang Farisi itu, ada pemikiran bahwa yang diundang ke perjamuan surgawi adalah orang-orang tertentu. 

Menanggapi pernyataan itu Yesus dengan satu perumpamaan seorang tuan yang mengadakan pesta perjamuan. Tuan pesta itu sudah mempersiapkan segala sesuatu yang membuat pesta itu penuh sukacita. Tuan pesta itu sudah menyebarkan undangan kepada para undangan, tetapi para undangan yang ditentukan itu tidak menanggapi undangan itu dengan berbagai alasan. Tuan pemilik pesta itu tentu sangat kecewa, dia sudah menyiapkan pesta tetapi undangan tidak menanggapi undangannya. 

Pesta yang sudah dipersiapkan tentu tidak mungkin dibubarkan, oleh sebab itu, dia menyuruh hamba-hambanya untuk mengundang siapa saja yang mereka temui di jalan-jalan dan bahkan memaksa orang untuk menghadiri pesta itu. Perumpamaan ini menggambarkan bahwa perjamuan surgawi pertama-tama diperuntukkan bagi bangsa terpilih. Peruntukan untuk bangsa terpilih ini bukan berarti bahwa hanya mereka yang diundang masuk dalam kerajaan sorga. Sehingga maksudnya adalah bahwa bangsa terpilih itu menjadi contoh dan pada akhirnya mereka diminta untuk mewartakannya kepada bangsa lain. Bangsa terpilih itulah undangan yang telah ditentukan sebagaimana kita dengarkan dalam injil hari ini. Namun mereka menolak undangan itu dengan berbagai alasan. 

Dari sejak itulah, Kerajaan Allah diperuntukkan bagi semua orang, tidak lagi lewat bangsa terpilih. Perjamuan surga adalah perjamuan yang penuh sukacita, karena Tuhan Allah yang menjadi tuan pesta dan Dia sudah menyediakan jamuan yang memberi hidup kekal. Semua orang diundang untuk hadir dalam penjamuan sorga. Tuhan mengundang semua orang untuk masuk dalam Kerajaan Sorga untuk menikmati jamuan hidup kekal. Namun seringkali kita tidak menanggapi undangan Tuhan. Sama seperti orang-orang dalam perumpamaan ini, kitapun seringkali tidak menanggapi undangan Tuhan dengan alasan kesibukan pribadi kita. Kita merindukan ikut dalam undangan perjamuan surgawi tetapi kita tidak mau menanggapi undangan Tuhan. 

Dalam hal ini, kita bisa bandingkan dengan undangan Tuhan dalam perjamuan perayaan ekaristi. Perayaan Ekaristi adalah pencicipan perjamuan surgawi, Tuhan sendiri yang menjadi tuan pada perayaan Ekaristi, Dia mengundang kita dan Dia sudah mempersiapkan jamuan hidup kekal yakni diri-Nya sendiri dalam rupat komuni suci. Namun bagitu banyak umat yang tidak menanggapi undangan Tuhan untuk menghadiri perayaan Ekaristi. Banyak alasan yang dilakukan untuk menolak undangan itu, yakni kesibukan pribadi. Pada kenyataannya, orang lebih senang menghadiri pesta-pesta duniawi, lebih senang melaksanakan aktivitas atau hoby dibanding menghadiri undangan Yesus pada perayaan Ekaristi. 

Oleh sebab itu, hari ini kepada kita dikatakan bahwa Tuhan mengundang kita untuk masuk dalam perjamuan surgawi. Oleh sebab itu, mari kita menanggapi undangan Tuhan yakni dengan hidup seturut kehendak-Nya. Pencicipan perjamuan surgawi itu adalah perayaan Ekaristi. Dalam perayaan Ekaristi, Tuhan sendiri yang empunya pesta perjamuan, Tuhan sendiri yang mengundang kita, Dia sudah menyiapkan jamuan yang memberi hidup kekal yakni diri-Nya sendiri dalam rupa Tubuh dan darah-Nya, oleh sebab itu, baiklah kita menanggapi undangan Tuhan dengan menghadiri perayaan Ekaristi. Amin.

RENUNGAN HARI BIASA: SENIN 4 NOVEMBER 2013

RENUNGAN HARI BIASA: SENIN 4 NOVEMBER 2013 
(Carolus Borromeus) 
Rm. 11:29-36; Mzm. 69:30-31,33-34,36-37; Luk. 14:12-14 

BACAAN INJIL: 
Dan Yesus berkata juga kepada orang yang mengundang Dia: "Apabila engkau mengadakan perjamuan siang atau perjamuan malam, janganlah engkau mengundang sahabat-sahabatmu atau saudara-saudaramu atau kaum keluargamu atau tetangga-tetanggamu yang kaya, karena mereka akan membalasnya dengan mengundang engkau pula dan dengan demikian engkau mendapat balasnya. 
Tetapi apabila engkau mengadakan perjamuan, undanglah orang-orang miskin, orang-orang cacat, orang-orang lumpuh dan orang-orang buta. Dan engkau akan berbahagia, karena mereka tidak mempunyai apa-apa untuk membalasnya kepadamu. Sebab engkau akan mendapat balasnya pada hari kebangkitan orang-orang benar." 

RENUNGAN :
Sekarang ini orang berpikir untung dan rugi. Dalam melakukan sesuatu, orang berpikir apa keuntungan yang akan diperoleh, seberapa besar. Kalau sesuatu itu akan sangat menguntungkan, pasti akan dilakukan, tetapi kalau merugikan, pasti tidak akan dilakukan. Begitu maraknya prinsip demikian, makanya sulit kita temui orang yang bersikap tulus dan berkorban dalam melakukan sesuatu kepada orang lain. Hal demikian yang terjadi di dalam pesta. 

Pada umumnya ketika orang mengadakan pesta syukur, pemilik pesta tidak lagi semata-mata melakukan itu sebagai kegembiraan, tetapi juga memperhitungkan keuntungan dalam pesta itu. Oleh sebab itu, agar pesta itu menguntungkan, orang akan mengundang sebanyak-banyaknya undangan dan para undangan yang diundang adalah prang-orang berada yang diharapkan akan memberi kado yang banyak dan juga berpikir bahwa dengan mengundang orang-orang kaya, orang itu merasa terhormat karena pestanya dihadiri orang-orang kaya. 

Selain itu, dengan mengundang orang-orang kaya, pemilik pesta berharap kelak mendapat balasan dengan diundang ke pestanya. Sangat jarang kita temui orang mengadalam pesta dan mengundang orang-orang miskin atau orang-orang kecil Dalam nasihat Yesus pada hari ini, Yesus menganjurkan agar bila mengadakan pesta, mengundang orang-orang kecil dan miskin, yang dengan tentunya para undangan itu tidak bisa memberikan kado dan juga pasti tidak akan bisa membalas dengan mengundang pada pesta mereka, karena mereka pasti tidak akan bisa mengadakan pesta besar dengan jamuan yang berlimpah. Ajaran ini sungguh bertolak belakang dengan apa yang terjadi dan yang mungkin sering kita lakukan. 

Dengan ajaran ini, Yesus mengajak kita agar kita melakukan pekerjaan dengan ketulusan hati dan sikap rela berkorban. Kiranya perbuatan yang tulus dengan sikap berkorban sangat sulit kita temui dalam kehidupan sekarang. Orang selalu berpikir untung dan rugi. Bahkan dalam hidup beriman pun terjadi demikain. Tidak jarang kita temui umat yang berpikir apa untungnya hidup beriman, apa untungnya berkorban untuk gereja. Oleh sebab itulah, begitu sulit kita temukan umat yang dengan rela memberi waktu untuk Gereja. Kalaupun aktiv dalam kehidupan iman, mereka memberi dari waktu sisa atau waktu luang mereka atau kalau sudah pensiun. 

Demikian juga halnya umat seringkali begitu pelit untuk berkorban dengan berbagi berkat Tuhan kepada Gereja demi menunjang pastoral Gereja. Tidak jarang orang berpikir bahwa memberi waktu untuk gereja, lebih banyak ruginya dan tidak ada untungnya. Makanya begitu sulit kita menemukan orang yang mau menjadi pengurus Gereja, dengan alasan sudah sibuk dalam urusan pekerjaan dan urusan pribadi. Sebenarnya bukan karena itu, tetapi karena melihat bahwa urusan gereja tidak menguntungkan, tetapi malah harus rugi dan rela berkorban. 

Demikian juga halnya, begitu sulit umat yang mau menyumbang kegiatan Gereja, mereka lebih suka menghabiskan uang untuk kesenangan pribadi karena merasa mereka akan terpuaskan, lebih suka menghabiskan uangnya untuk diberikan kepada orang tertentu atau kegiatan politik, karena dianggap kelak akan dapat keuntungan. Untung rugi dalam kehidupan menggereja seringkali dilihat dari materi apa yang akan didapatkan bila berkorban untuk gereja. Kalau kita melihat keuntungan itu hanya dari materi saja, memang dalam kehidupan beriman, kita tidak akan mendapatkannya. 

Namun sebenarnya perbuatan baik dan pengorbanan kita karena hidup iman dan kepada Gereja, juga akan mendapatkan keuntungan yang tidak bisa diberikan oleh dunia. Perbuatan yang kita lakukan dengan tulus dan pengorbanan, akan berkenan di hadapan Tuhan dan Tuhan pasti akan membalasnya dengan rahmat dan berkat-Nya. Namun tetap kita ingat, kita melakukan perbuatan baik bukan karena sudah mendapat balasan, tetapi karena apa yang ada pada kita adalah berkat Tuhan sendiri, kita sudah menerima berkat, sehingga sangatlah wajar bila kita berbuat baik dan berkorban. Dengan demikian, kita diajak untuk hidup dan melakukan pekerjaan baik itu dengan tulus dan sikap rela berkorban. Amin.

Presiden diminta jamin tegaknya hukum

Presiden diminta jamin tegaknya hukum 

Pakar etika politik Sekolah Tinggi Filsafat (STF) Driyarkara, Romo Franz Magnis-Suseno, mengharapkan agar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono fokus
menyelesaikan berbagai permasalahan bangsa menjelang masa jabatannya berakhir. Romo Magnis mengatakan, saat ini masih banyak permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia, mulai dari keadilan sosial, unjuk rasa buruh, hukum, pemberantasan korupsi, hingga politik.

“Saya meminta beliau tegas menjamin semuanya,” kata Romo Magnis, seperti dilansir kompas.com. Ia mengatakan, Presiden Yudhoyono juga harus menjamin hak dan kebebasan masyarakat dalam memeluk agama dan keyakinan. Hal itu menjadi penting karena akan menjadi warisan untuk masyarakat dan kepala negara setelah dirinya lengser. 

“Saya juga berharap, di tahun terakhirnya dia terus memberi dukungan tegas pada pemberantasan korupsi,” ujarnya. Pekan lalu, Presiden Yudhoyono yang juga menjabat sebagai Ketua Umum dan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat menilai dirinya telah menjadi korban pemberitaan media massa. Ia juga menilai bahwa Partai Demokrat diserang oleh berbagai pihak sehingga elektabilitas Demokrat merosot. 

Menurut Romo Magnis, menjadi hal lumrah bila presiden merangkap jabatan sebagai pimpinan partai. Ia berpendapat, Presiden Yudhoyono tak perlu melepas jabatannya di dalam partai. Namun, ia menyatakan bahwa rangkap jabatan itu tak memengaruhi kinerja sebagai kepala negara. “Itu hal biasa, tapi saya harap SBY memberikan semua tenaganya untuk menyelesaikan tugas sebagai presiden,” tambah Romo Magnis.

Disadur dari: indonesia.ucanews.com

 
Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan! (2Kor 8:14)