Pembangunan Gereja Paroki Tigalingga

Pembangunan Gereja Paroki sedang berlangsung. Kami sangat mengarapkan uluran kasih para Saudara untuk membantu.

Gotong Royong Pembangunan Gereja

Tidak ada kata yang bisa melukiskan pengalaman indah pada waktu gotong royong pengecoran lantai 2 bangunan Gereja selain, suatu keyakinan bahwa semuanya dapat terlaksana adalah karena MUKJIJZAT ALLAH BEKERJA.

Pengecoran Lantai Panti Imam Gereja

Pengecoran Lantai 2 bangunan Gereja ini dilakukan pada hari Selasa, 30 Agustus 2011 yang lalu. Luas yang dicor adalah 19 m x 24 m. Hujan yang mengguyur tidak menyurutkan semangat umat.

Kerjasama Imam dan Umat

Uskup emeritus KAM, Mgr. A.G.Pius Datubara OFM.Cap, datang berkunjung ke Paroki dan memberi semangat pada umat dalam pembangunan Gereja Paroki. Para pastor juga ikut berkerja bersama umat dalam pembangunan Gereja.

Misa Tridentin: Warisan Liturgi Yang Dipertahankan

HIDUPKATOLIK.com - Paus Benediktus XVI mengeluarkan Surat Apostolik Summorum Pontificum yang menjamin penggunaan Misa Tridentin...

Pembinaan Para Pengurus Gereja

Tidak sedikit umat katolik yang kerap menganggap bahwa Liturgi adalah sekedar perayaan wajib biasa yang dilaksanakan pada hari minggu.

Pertemuan Ibu-Ibu dan Pesta Pelindung Paroki

Pertemuan para ibu se-paroki telah terlaksana pada hari Kamis-Sabtu, 15 s/d 16 Juli 2011. Pertemuan ini mengundang semua ibu katolik yang ada di paroki untuk hadir dalam pertemuan/pembinaan para ibu katolik dan juga segaligus menjalin kebersamaan para ibu. Penutupan pertemuan sikaligus Pesta Pelindung Paroki.

Pembinaan Asmika se-Paroki

Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku; inilah yang menjadi tema dari pertemuan dan pembinaan minggu gembira yang telah berlangsung dengan sangat baik.

Mudika Ambil bagian dalam pembangunan Gereja Paroki

Mudika paroki tidak mau berpangku tangan melihat pembangunan Gereja paroki. Para mudika juga ambil bagian dengan mengumpulkan kerikil di sungai.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 1)

Umat dari lingkungan paroki dan juga dari beberapa stasi kembali bekerja sama dengan bergotong royong membangun gereja paroki. Untuk kali ini, umat bergotong royong men-cor lantai balkon bangunan Gereja.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 2)

Allah peduli. Karena kepedulian Allah atas pembangunan rumah-Nya ini, maka kami kamipun peduli dan bisa melanjutkan pembangunanini. Kepedulian Allah kami rasakan juga lewat kepedulian para Saudara.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 3)

Mari kita memuliakan Tuhan, tidak hanya dengan kata2 indah, tetapi dengan perbuatan nyata dengan rela berkorban.

Pertemuan akhir Tahun 2011 Pengurus Gereja se-Paroki

Para pengurus Gereja adalah ‘ujung tombak’ Gereja khususnya di stasi-stasi. Peran para pengurus Gereja ini sangat sentral dalam kehidupan Gereja di stasi-stasi.

Gua Maria dan Menyambut Hari Raya Natal

Persiapan menyambut hari Raya Natal 25 Desember 2011.

Rahmat dan Perlindungan Tuhan

Pastor Anton Manik O.Carm selamat dari kecelakaan mobil masuk jurang.

Rekoleksi dan Aksi Panggilan

Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku.

Pesan Prapaskah Kepausan 2012

"Kita Tidak Boleh Diam Saja terhadap Kejahatan" "Marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik" (Ibr. 10:24).

Pembangunan Gereja Santo Petrus Stasi Rante Besi

Dalam kemiskinan, kesederhanaan, umat membangunan Gereja. Meraka tidak memiliki uang, tetapi mereka memiliki harapan dan iman pada Tuhan.

Misa Perdana Pastor Andreas Korsini Lamtarida Simbolong O.Carm

Puji Syukur pada Tuhan, karena berkat-Nya, misa Perdana Pastor Andreas Lamtarida Simbolon O.Carm bersama 4 Pastor Karmel yang baru ditahbiskan, dapat terlaksana dengan baik pada hari Rabu 31 Oktober 2012 di Stasi Gundaling 1, paroki Maria dari gunung Karmel Tigalingga.

Bakti Sosial : Pengobatan Gratis

Dalam Rangka Menyongsong Jubileum Gereja Katolik di Dairi dan Pakpak Bharat, diadakan bakti Sosial Pengobatan Gratis di Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, pada 9 Desember 2012 yg lalu. Puji syukur pada Tuhan, kegiatan ini berlangsung dengan sangat memuaskan.

Mari Berbagi Berkat Tuhan

 photo UskupEmeritusKAMMgrPiusDautabra.jpg Photobucket

MENDAMBAKAN BERKAT TUHAN

SYALOM...SELAMAT DATANG.
"Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan."(2Kor 8:14)
"Muliakanlah Tuhan dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu." (Amsal 3:9)
"Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya." (Amsal 3:27)
"Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?" (1 Yohanes 3:17)
Saya Pastor Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, atas nama Panitia Pembangunan dan semua umat, memohon bantuan uluran kasih/dana untuk pembangunan Gereja Paroki. Kami sangat membutuhkan berkat Tuhan lewat uluran tangan dari para donatur.
Kami berharap dan berdoa Para Saudara berkenan berbagi berkat Tuhan kepada kami untuk pembangunan Gereja ini yang adalah rumah Tuhan sendiri.
BRI 5379 Unit Tigalingga Sidikalang
No. Rekening : 5379-01-000112-50-8
Nama : PANITIA PEMBANGUNAN GEREJA KATOLIK.
ATAU
BCA KCU MEDAN
NO.0222053453.
Atas Nama : ADYTIA PERMANA P.
(Adytia Permana P. adalah Romo Adytia Permana Perangin-angin O.Carm. Beliau dulu bertugas di Paroki Tigalingga, juga mengawali pembangunan ini, namun sekarang beliau bertugas di Keuskupan Agung Medan sebagai ekonom.Beliau kami minta buka rekening di BCA khusus untuk pembangunan ini, karena di daerah kami tidak ada BCA.)
Kami sangat senang bila sudah mentransfer persembahan, bapak/ibu/saudara/saudari memberitahukan ke kami melalui:
E mail ke :.
parokimariagk3lingga@yahoo.com
atau di SMS ke:.
Romo Anton Manik O.Carm : 081370836645
Romo Willy O.Carm : 081333837433
Untuk lebih jelasnya permohnan kami ini, Para Saudara dapat melihatnya di sini.... Sehubungan dengan Gambar pembangunan dapat melihatnya di sini....
Demikian kiranya Permohonan ini kami sampaikan. Atas dukungan, doa dan bantuan Bapak, Ibu dan Para Saudara-Saudari, kami mengucapkan banyak terima kasih.Berkat Tuhan senantiasa menyertai kita semua. Amin.
HORMAT KAMI:
Pastor Antonius Manik O.Carm

VARIA PAROKI

REKOLEKSI DAN AKSI PANGGILAN TELAH TERLAKSANA DENGAN SANGAT BAIK ;"> "APA YANG KAMU CARI?" (Yoh 1:38).
Puji syukur pada Tuhan, karena Rekoleksi dan Aksi panggilan untuk siswa-siswi Katolik Usia SMP dan SMA se-paroki Tigalingga sudah terlaksana dengan sangat baik. Kegiatan ini dihadiri hampir 400 orang anak. Semuanya dapat terlaksana hanya karena berkat Tuhan. Terimakasih juga kami sampaikan kepada semua Saudara yang telah mendukung dan mendoakan kegaitan kami ini. Kegiatan ini dilaksanakan hanya dengan menggunakan dana partisipasi peserta dan swadaya paroki, karena tidak mendapatkan bantuan dari donatur manapun, namun karena berkat Tuhan dan doa para Saudara, semuanya dapat berjalan dengan sangat baik. Semoga dari antara anak-anak ini, kelak ada yang menjadi Imam dan biarawan-biarawati.
Photobucket
Tuhan memberkati kita.
Kegembiraan dan Persaudaraan
Photobucket
Hari Ulang tahun Romo Anton M.Carm yang seharusnya tanggal 15 Januari 2010, baru dirayakan hari Minggu Minggu 16 Januari 2011 lalu, bersama Romo-romo Karmel se-Dairi, bersama beberapa umat Paroki Tigalingga di Aula Paroki Tigalingga. Pada kesempatan itu, Rm. Bernad O.Carm, pastor paroki Sidikalang memberi kado ulang tahun yakni 20 sak semen untuk pembangunan Gereja dan Rm. Anton sendiri menyumbangkan semua hadiah ultah untuk pembangunan Gereja. Saat itu, hadiah uang yang diperoleh sebanyak Rp. 1.100.000,-. Lumayanlah untuk tambahan dana pembangunan Gereja. Trimakasih buat semuanya.
Saldo Pesta Pelantikan Pengurus Gereja dan Penerimaan Sakramen Krisma, 6-7 Nop. 2010.
Pada hari Kamis 18 Nopember 2010 telah diadakan Evaluasi dan pembubaran Panitia. Saldo dari kegiatan tersebut adalah Rp. 22.320.500 Acara ini dapat berjalan dengan baik karena partisipasi semua umat. Dana juga bisa Saldo karena umat menyumbangkan hasil-hasil pertanian mereka dengan harapan ada Saldo untuk pembangunan Gereja Paroki.Jadi selain dana partisipasi dari umat, juga umat menyumbangkan hasil pertanian yang dibutuhkan untuk mengurangi dana konsumsi. Syukur pada Tuhan, akhirnya memang ada saldo untuk dana pembangunan Gereja. Terimakasih kami ucapkan kepada semua umat Paroki, DPP, Para Panitia, Para Donatur dan siapa saja yang mendoakan dan mendukung kegitan ini. Yesus memberkati kita semua selalu. Amin.

RENUNGAN HARIAN: Jumat 3 Februari 2012

RENUNGAN HARIAN: Jumat 3 Februari 2012
MASA BIASA TAHUN B: Pekan IV:
(Blasius, Ansgarius, Stefanus Bellesini)
Sir 47:2-11, Mzm 18:31,47,50,51, Mrk 6:14-29

BACAAN INJIL:

Raja Herodes juga mendengar tentang Yesus, sebab nama-Nya sudah terkenal dan orang mengatakan: "Yohanes Pembaptis sudah bangkit dari antara orang mati dan itulah sebabnya kuasa-kuasa itu bekerja di dalam Dia." Yang lain mengatakan: "Dia itu Elia!" Yang lain lagi mengatakan: "Dia itu seorang nabi sama seperti nabi-nabi yang dahulu." Waktu Herodes mendengar hal itu, ia berkata: "Bukan, dia itu Yohanes yang sudah kupenggal kepalanya, dan yang bangkit lagi." Sebab memang Herodeslah yang menyuruh orang menangkap Yohanes dan membelenggunya di penjara berhubung dengan peristiwa Herodias, isteri Filipus saudaranya, karena Herodes telah mengambilnya sebagai isteri. Karena Yohanes pernah menegor Herodes: "Tidak halal engkau mengambil isteri saudaramu!" Karena itu Herodias menaruh dendam pada Yohanes dan bermaksud untuk membunuh dia, tetapi tidak dapat, sebab Herodes segan akan Yohanes karena ia tahu, bahwa Yohanes adalah orang yang benar dan suci, jadi ia melindunginya. Tetapi apabila ia mendengarkan Yohanes, hatinya selalu terombang-ambing, namun ia merasa senang juga mendengarkan dia. Akhirnya tiba juga kesempatan yang baik bagi Herodias, ketika Herodes pada hari ulang tahunnya mengadakan perjamuan untuk pembesar-pembesarnyam perwira-perwiranya dan orang-orang terkemuka di Galilea. Pada waktu itu anak perempuan Herodias tampil lalu menari, dan ia menyukakan hati Herodes dan tamu-tamunya. Raja berkata kepada gadis itu: "Minta dari padaku apa saja yang kauingini, maka akan kuberikan kepadamu!", lalu bersumpah kepadanya: "Apa saja yang kauminta akan kuberikan kepadamu, sekalipun setengah dari kerajaanku!" Anak itu pergi dan menanyakan ibunya: "Apa yang harus kuminta?" Jawabnya: "Kepala Yohanes Pembaptis!" Maka cepat-cepat ia pergi kepada raja dan meminta: "Aku mau, supaya sekarang juga engkau berikan kepadaku kepala Yohanes Pembaptis di sebuah talam!" Lalu sangat sedihlah hati raja, tetapi karena sumpahnya dan karena tamu-tamunya ia tidak mau menolaknya. Raja segera menyuruh seorang pengawal dengan perintah supaya mengambil kepala Yohanes. Orang itu pergi dan memenggal kepala Yohanes di penjara. Ia membawa kepala itu di sebuah talam dan memberikannya kepada gadis itu dan gadis itu memberikannya pula kepada ibunya. Ketika murid-murid Yohanes mendengar hal itu mereka datang dan mengambil mayatnya, lalu membaringkannya dalam kuburan.

RENUNGAN:

Herodes senang mendengar ajaran Yohanes Pembaptis, tetapi dia juga tidak menyukainya karena Yohanes Pembaptis bicara terus terang dan tidak takut mengkritiknya yang berbuat salah karena mengambil Herodias isteri adiknya. Herodes juga segan pada Yohanes sehingga dia enggan melakukan permintaan puteri Horidias, namun akhirnya karena gengsi di hadapan tamu-tamunya, dia akhirnya memenggal kepala Yohanes Pembaptis.
Yohanes Pembaptis tidak disukai dan akhirnya mati di bunuh bukan karena dia melakukan kejahatan atau hidupnya tidak baik, tetapi justru karena dia berkata jujur dan berani mengatakan kebenaran. Yohanes juga tidak takut menegur kesalahan orang lain. Hidup jujur, berkata jujur dan berani mengatakan kebenaran dari dulu hingga sekarang ini memang seringkali mengalami resiko tidak disukai orang dan bahkan menjadi korban kecurangan orang lain. Bahkan yang sering terjadi orang seperti Yohanes Pembaptis malah disingkirkan. Dari sebab itu, tidak sedikit orang yang hidup dalam kebohongan demi jabatan, pangkat, kekuasaan dan demi relasi dengan orang lain. Padahal setiap orang pasti mengharapkan orang lain jujur, tetapi dia sendiri hidup dalam ketidak jujuran. Kalaupun kita tidak berani mengatakan yang benar, kita lebih memilih diam atau pura-pura tidak tahu. Inilah hidup yang saat ini banyak dipertontonkan dunia.

Memang hidup jujur dan berani berkata benar, bisa jadi mengalami nasib seperti Yohanes Pembaptis. Tetapi hidup yang demikianlah yang dikehendaki oleh Tuhan. Selain itu, orang yang hidup demikian akan menemukan kebahagiaan hidup. Sedangkan orang yang tidak hidup demikian, sekilas hidupnya enak, tetapi tidak ada kebahagiaan dan ketenangan batin dalam dirinya.

Selain itu, orang yang hidup jujur dan berkata benar, juga berani mengakui kebaikan dalam diri orang lain. Bukan seperti Herodes yang senang dengan pengajaran Yohanes tetapi tidak mengakui kebaikan dalam kata-kata Yohanes dan tidak mengakui kebaikan dalam Yohanes. Rasa gengsi terhadap orang lain membuat dia berani mengorbankan orang baik. Demikian juga seringkali terjadi dalam hidup manusia. Selain tidak menyukai orang jujur dan berani berkata benar karena mengungkap keburukan dirinya, juga karena rasa gengsi seringkali membuat orang tidak berani mengakui kebaikan dalam diri sesama. Malahan karena rasa gengsi orang tidak segan-segan mengorbankan sesamanya. Namun sebaliknya orang yang hidup jujur, berani mengakui kebaikan dalam diri sesamanya dan mereka sungguh menghormati orang lain.

Oleh karena itu, semoga kita meneladan Yohanes Pembaptis, yang berani hidup baik, berkata dan berlaku jujur dan berani berkata benar, meskipun pasti tidak disukai oleh orang lain. Tertapi dengan hidup demikian, kita akan beroleh hidup yang bahagia dan berkenan di hadapan Tuhan. Amin.

RENUNGAN HARIAN: Kamis 2 Februari 2012

RENUNGAN HARIAN: Kamis 2 Februari 2012
MASA BIASA TAHUN B: Pekan IV:
(Pesta Yesus dipersembahkan di Kenisah)
Mal 3:1-4 atau Ibr 2:14-18, Mzm 24:7,8,9,10, Luk 2:22-40

BACAAN INJIL:

Dan ketika genap waktu pentahiran, menurut hukum Taurat Musa, mereka membawa Dia ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan, seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan: "Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah", dan untuk mempersembahkan korban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati. Adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh yang menantikan penghiburan bagi Israel. Roh Kudus ada di atasnya, dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak akan mati sebelum ia melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan. Ia datang ke Bait Allah oleh Roh Kudus. Ketika Yesus, Anak itu, dibawa masuk oleh orang tua-Nya untuk melakukan kepada-Nya apa yang ditentukan hukum Taurat, ia menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil memuji Allah, katanya: "Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel." Dan bapa serta ibu-Nya amat heran akan segala apa yang dikatakan tentang Dia. Lalu Simeon memberkati mereka dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu: "Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan ?dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri?,supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang." Lagipula di situ ada Hana, seorang nabi perempuan, anak Fanuel dari suku Asyer. Ia sudah sangat lanjut umurnya. Sesudah kawin ia hidup tujuh tahun lamanya bersama suaminya, dan sekarang ia janda dan berumur delapan puluh empat tahun. Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa. Dan pada ketika itu juga datanglah ia ke situ dan mengucap syukur kepada Allah dan berbicara tentang Anak itu kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem. Dan setelah selesai semua yang harus dilakukan menurut hukum Tuhan, kembalilah mereka ke kota kediamannya, yaitu kota Nazaret di Galilea. Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya.

RENUNGAN:

Hari ini adalah Pesta Yesus dipersembahkan di bait Allah. Dalam pesta ini, Simeon dan Hana nabi Allah mengungkapkan identitas Yesus bagi kita yakni bahwa Yesus yang dipersembahkan adalah Mesias yang diutus oleh Allah dan yang dinantikan oleh manusia untuk keselamatan manusia. Baik Simeon maupun Hana setelah melihat dan bertemu dengan Yesus yang dipersembahkan di kenisah, sungguh merasakan sukacita yang luar biasa, dan itulah kerinduan hati Simeon yakni melihat kedatangan Sang Mesias. Simeon merasa bahwa yang dinanti-nantikannya adalah kedatangan Sang Mesias dan setelah bertemu dengan Yesus, dia menganggap bahwa tidak ada sukacita yang lebih besar daripada melihat Sang Mesias dan bahkan dia merasa sukacita hidupnya sudah penuh sehingga dia berkenan meninggalkan hidup ini dengan penuh sukacita. Sehingga jelas dalam pesta hari ini, kepada kita dinyatakan bahwa Yesus adalah Mesias.

Hari ini selain identitas Yesus dinyatakan kepada kita lewat Simeon dan Hana, juga kita diajak merenungkan baptisan yang sudah kita terima. Kita semua sudah dipersembahkan kepada Allah lewat baptisan yang sudah kita terima. Hal ini seringkali tidak kita sadari. Dengan baptisan itu, sebenarnya kita mendapat hidup baru dan identitas kita dinyatakan yakni sebagai anggota kerajaan Allah dan anak-anak Allah. Identitas ini kita terima otomatis dengan menerima baptisan. Hanya persoalannya, identitas kita ini tidak kita sadari dan tidak kita hanyati. Kalau sekiranya kita sadar dan menghayatinya, tentu identitas ini kita hidupi dan nyatakan dalam hidup sehari-hari. Identitas ilahi ini dinyatakan tentu tidak dengan pengakuan kata-kata, tetapi lewat gaya hidup sehari-hari. Dalam injil pada ayat terakhir dikatakan bahwa Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya. Dengan demikian, identias kitapun kita nyatakan dengan hidup penuh hikmat Allah dan kasi karunia Allah kita nyatakan dalam hidup kepada sesama. Semoga, kita sungguh hidup sebagai orang yang sudah dipersembahkan kepada Allah. Amin.

Kegiatan keagamaan umat paroki diprotes

Kegiatan keagamaan umat paroki diprotes

Sekitar 40 umat Islam dari dua kelompok di Parung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, menggelar aksi protes secara damai di pintu masuk Paroki St. Joannes Baptista saat sekitar 350 umat paroki sedang mengikuti Misa Minggu di bawah sebuah tenda semi-permanen.

Kurang dari 10 aparat kepolisian mengawasi para demonstran yang berasal dari Gerakan Pemuda Parung dan Forum Umat Muslim Parung. Di bawah penjagaan ketat, Misa Minggu tetap berjalan dengan baik tetapi jumlah umat paroki yang hadir lebih sedikit dibandingkan minggu lalu.

Aksi protes pada Minggu, 29 Januari, itu merupakan aksi kedua yang digelar oleh kedua kelompok tersebut. Minggu sebelumnya, sejumlah wakil dari kedua kelompok ini menggelar aksi serupa untuk menentang kegiatan keagamaan umat paroki. Aksi inilah yang menyebabkan jumlah umat paroki yang menghadiri Misa Minggu menurun.

“Mereka datang untuk mengawal SK Bupati 2010 tentang penghentian seluruh kegiatan keagamaan di tempat ini,” kata Hendrikus Masan Hena, staf humas paroki.

Dibantu oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) setempat, Hena berhasil melakukan dialog dengan para demonstran. Hasilnya, “mereka menginginkan tidak adanya kegiatan keagamaan minggu depan kecuali pemerintah Kabupaten Bogor, dalam hal ini bupati, memberi izin bahwa tempat ini bisa dipakai untuk beribadah.”

Laporan menyebutkan bahwa Bupati Rachmat Yasin sudah membuat surat sanggahan itu. “Namun kami belum mendapatkannya,” lanjutnya.

”Saya berharap pemerintah menyikapi masalah ini,” katanya.

Menurut staf sekretariat paroki, Agustinus Indharta, aksi-aksi protes itu bukan yang pertama yang dihadapi oleh sekitar 3.000 umat paroki.

“Aksi protes pertama terjadi tahun 2004, ketika kami mengadakan Misa Paskah di bawah tenda bongkar-pasang di paroki. Lalu kegiatan keagamaan sempat vakum karena demonstrasi tersebut. Kegiatan keagamaan dimulai lagi tahun 2008,” katanya.

Paroki membeli tanah seluas 7.000 meter persegi tahun 1990, tetapi belum mendapatkan surat Izin Mendirikan Bangunan (IMB) meskipun berkas-berkas sudah diajukan tahun 2007. Paroki sudah memenuhi semua persyaratan seperti yang ditetapkan dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) dua menteri yang dikeluarkan tahun 2006 tentang pendirian tempat ibadah.

Untuk kebutuhan pelayanan sehari-hari, sebuah ruang doa, pastoran dan sekretariat sudah dibangun, sementara Misa Minggu diadakan di bawah sebuah tenda semi-permanen.

“Nampaknya ada kolaborasi politik. Proses pengurusan IMB macet di tingkat kelurahan,” jelas Hena.

Oleh Katharina R. Lestari, Jakarta

Disadur dari: www.cathnewsindonesia.com

RENUNGAN HARIAN: Rabu 1 Februari 2012

RENUNGAN HARIAN: Rabu 1 Februari 2012
MASA BIASA TAHUN B: Pekan IV:
(Kandelaria dr SJosef, Maria Anna Vaillot, Odilia Baumgarten)
2Sam 24:2,9-17, Mzm 32:1-2,5,6,7, Mrk 6:1-6

BACAAN INJIL:

Kemudian Yesus berangkat dari situ dan tiba di tempat asal-Nya, sedang murid-murid-Nya mengikuti Dia. Pada hari Sabat Ia mulai mengajar di rumah ibadat dan jemaat yang besar takjub ketika mendengar Dia dan mereka berkata: "Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu? Hikmat apa pulakah yang diberikan kepada-Nya? Dan mujizat-mujizat yang demikian bagaimanakah dapat diadakan oleh tangan-Nya? Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria, saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon? Dan bukankah saudara-saudara-Nya yang perempuan ada bersama kita?" Lalu mereka kecewa dan menolak Dia. Maka Yesus berkata kepada mereka: "Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri, di antara kaum keluarganya dan di rumahnya." Ia tidak dapat mengadakan satu mujizatpun di sana, kecuali menyembuhkan beberapa orang sakit dengan meletakkan tangan-Nya atas mereka. Ia merasa heran atas ketidakpercayaan mereka. (6-6b) Lalu Yesus berjalan keliling dari desa ke desa sambil mengajar.
RENUNGAN:
Ada lirik lagu yang berjudul Anak Medan yang mengatakan, “Biar kambing di kampung sendiri, tapi banteng di kampung lawan.” Secara harafiah diartikan, bahwa biarpun di kampung tidak dihargai orang kampung, dianggap kambing, tetapi di kampung orang lain dia dianggap banteng, atau dihargai. Lirik lagu ini tentu merupakan ungkapan dari pengalaman hidup selama ini. Seringkali seseorang tidak dihargai di kampung halamannya, yang mungkin karena status sosialnya rendah padahal pendidikannya tinggi, atau karena berasal dari keluarga miskin, tetapi di tempat orang lain seseorang itu begitu dihargai.

Itu pulalah yang dialami oleh Yesus ketika Dia pulang ke kampung halaman-Nya. Orang-orang sekapung-Nya begitu takjub melihat dan mendengar pengajaran Yesus dan mereka juga sudah mendengar perbuata-perbuatan mukjizat yang telah dilakukan oleh Yesus di tempat lain. Namun Mereka akhirnya menolak Yesus karena melihat status sosial keluarga Yesus. Yesus sungguh dihormati di tempat lain, tetapi tidak dihormati di tempat asal-Nya. Sehingga pada akhirnya Yesus tidak berbuat apa-apa di kampung halaman-Nya. Menolak kehadiran Yesus, berarti menolak keselamatan Allah.

Dalam kehidupan beriman kita juga sering bersikap demikian. Terkadang sabda Yesus yang disampaikan tidak masuk akal bagi pikiran kita atau tidak sesuai dengan kehendak kita. Demikian juga ajaran Yesus yang disampaikan Gereja kadang kita anggap tidak logis, tidak sesuai dengan kehendak kita, sehingga kita menolak tidak taat dan tidak melaksanakannya. Hal ini sudah sering terjadi. Tidak sedikit orang yang menganggap sabda Yesus tidak masuk akal, tidak sesuai dengan zamannya. Banyak juga orang yang menganggap bahwa ajaran Gereja Katolik tidak masuk akal, tidak sesuai dengan zaman saat ini dan tidak sesuai dengan kehendaknya, sehingga tidak melaksanakannya dan bahkan tidak sedikit yang pindah ke Gereja lain, yang meraka anggap sesuai dengan keinginan hatinya dan menganggap itu sesuai dengan zaman sekarang ini. Hal ini tentu menyedihkan, karena itu berarti mereka beriman mau mengikuti keinginan sendiri, keinginan dunia, bukan mau mengikuti kehendak Tuhan. Dalam beriman kita, mau mengikuti kehendak dan selera Tuhan karena itulah jaminan keselamatan kita, juga bukan mengikuti kehendak atau selera kita. Menolak ajaran Yesus yang juga diajarkan oleh Gereja Katolik, itu berarti kita menolak keselamatan Allah.

Relasa dengan sesama juga seringkali dengan kacamata status. Artinya kita memandang orang lain bukan karena orang itu sesama kita, bukan pula karena kata-kata dan perbuatannnya yang baik, tetapi melihat bagaimana status orang itu. Makanya tidak jarang, bila kata-kata yang baik disampaikan orang yang status ekonominya rendah, kita tidak mau mendengarnya bahkan mencibirkannya, tetapi bila kata yang sama disampaikan oleh seseorang yang status ekonominya tinggi, kita mangguk-mangguk mendengarkannya. Padahal belum tentu kata-kata yang baik, yang disampaikan pejabat atau orang yang status ekonominya tinggi, itu keluar dari hati dan perbuatannya, umumnya itu hanya penghias bibir saja, tetapi kita menerimanya. Sedangkan kata-kata yang baik yang disampaikan orang yang miskin dan keluar dari hati serta penghayatannya, kita dengan mudah menolaknya. Dari sebab itu, pernah ada satu stasi yang menolak seorang vorhanger (ketua stasi) bukan karena orang tidak baik, tidak rajin dan tidak mau, tetapi karena dia orang yang miskin. Nah, hal demikian hendaknya tidak menjadi pola hidup dan pola pikir para pengikut Kristus. Hendaknya kita memandang sesama kita bukan berdasarkan statusnya, tetapi memandang orang lain adalah sesama saudara kita sendiri. Amin.

50 tahun Konsili Vatikan II

50 tahun Konsili Vatikan II

Pada 50 tahun lalu tepatnya bulan Oktober, Paus Yohanes XXIII dan lebih dari 2.500 uskup dan kepala Ordo Religius dari seluruh dunia berkumpul di Basilika St. Petrus untuk membuka sesi-sesi Konsili Vatikan II.

Tiga tahun kemudian, Konsili Vatikan II mengeluarkan 16 “dokumen” utama tentang pernyataan-pernyataan fundamental termasuk otoritas hierarki Gereja, penafsiran Kitab Suci, serta peran klerus dan awam.

Dokumen-dokumen dan hasil lain dari sidang itu telah mengubah bagaimana Gereja Katolik memahami dan menampilkan dirinya dalam konteks budaya dan masyarakat sekular modern.

Karena Konsili Vatikan II adalah salah satu peristiwa monumental dalam sejarah keagamaan modern, ulang tahun emasnya akan menjadi kesempatan untuk diadakan berbagai kegiatan peringatan, termasuk perayaan liturgi, publikasi dan konferensi akademis.

Sebuah pameran tentang Konsili Vatikan II diadakan di Basilika Roma, yang dibuka pada akhir Januari dan akan berlangsung sampai November 2013. Pameran itu termasuk tulisan tangan asli dari pidato Paus Yohanes pada sesi pembukaan.

Klerus dan kaum awam dengan cara berbeda bagaimana menerapkan dokumen konsili itu secara meluas, apakah sesui surat dokumen itu atau membuat penafsiran yang luas dari “semangat Vatikan II.”

Paus Benediktus XVI telah menolak apa yang dia sebut “hermeneutika diskontinuitas dan perpecahan” dalam pemahaman konsili itu di masa kini.

Paus Benediktus telah membuat rekonsiliasi dengan Socuety of St. Pius X sebagai sebuah prioritas kepausannya.

Sumber:Half a century after Vatican II, a year of faith and debate

Disadur dari: www.cathnewsindonesia.com

RENUNGAN HARIAN: Selasa 31 Januari 2012

RENUNGAN HARIAN: Selasa 31 Januari 2012
MASA BIASA TAHUN B: Pekan IV:
(Yohanes Bosko)
2Sam 18:9-10,14b,24-25a,30-19:3, Mzm 86:1-2,3-4,5-6, Mrk 5:21-43

BACAAN INJIL:

Sesudah Yesus menyeberang lagi dengan perahu, orang banyak berbondong-bondong datang lalu mengerumuni Dia. Sedang Ia berada di tepi danau, datanglah seorang kepala rumah ibadat yang bernama Yairus. Ketika ia melihat Yesus, tersungkurlah ia di depan kaki-Nyadan memohon dengan sangat kepada-Nya: "Anakku perempuan sedang sakit, hampir mati, datanglah kiranya dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, supaya ia selamat dan tetap hidup."Lalu pergilah Yesus dengan orang itu. Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia dan berdesak-desakan di dekat-Nya. Adalah di situ seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan. Ia telah berulang-ulang diobati oleh berbagai tabib, sehingga telah dihabiskannya semua yang ada padanya, namun sama sekali tidak ada faedahnya malah sebaliknya keadaannya makin memburuk. Dia sudah mendengar berita-berita tentang Yesus, maka di tengah-tengah orang banyak itu ia mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jubah-Nya. Sebab katanya: "Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh." Seketika itu juga berhentilah pendarahannya dan ia merasa, bahwa badannya sudah sembuh dari penyakitnya. Pada ketika itu juga Yesus mengetahui, bahwa ada tenaga yang keluar dari diri-Nya, lalu Ia berpaling di tengah orang banyak dan bertanya: "Siapa yang menjamah jubah-Ku?" Murid-murid-Nya menjawab: "Engkau melihat bagaimana orang-orang ini berdesak-desakan dekat-Mu, dan Engkau bertanya: Siapa yang menjamah Aku?" Lalu Ia memandang sekeliling-Nya untuk melihat siapa yang telah melakukan hal itu. Perempuan itu, yang menjadi takut dan gemetar ketika mengetahui apa yang telah terjadi atas dirinya, tampil dan tersungkur di depan Yesus dan dengan tulus memberitahukan segala sesuatu kepada-Nya. Maka kata-Nya kepada perempuan itu: "Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau. Pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari penyakitmu!" Ketika Yesus masih berbicara datanglah orang dari keluarga kepala rumah ibadat itu dan berkata: "Anakmu sudah mati, apa perlunya lagi engkau menyusah-nyusahkan Guru?" Tetapi Yesus tidak menghiraukan perkataan mereka dan berkata kepada kepala rumah ibadat: "Jangan takut, percaya saja!" Lalu Yesus tidak memperbolehkan seorangpun ikut serta, kecuali Petrus, Yakobus dan Yohanes, saudara Yakobus. Mereka tiba di rumah kepala rumah ibadat, dan di sana dilihat-Nya orang-orang ribut, menangis dan meratap dengan suara nyaring. Sesudah Ia masuk Ia berkata kepada orang-orang itu: "Mengapa kamu ribut dan menangis? Anak ini tidak mati, tetapi tidur!" Tetapi mereka menertawakan Dia. Maka diusir-Nya semua orang itu, lalu dibawa-Nya ayah dan ibu anak itu dan mereka yang bersama-sama dengan Dia masuk ke kamar anak itu. Lalu dipegang-Nya tangan anak itu, kata-Nya: "Talita kum," yang berarti: "Hai anak, Aku berkata kepadamu, bangunlah!" Seketika itu juga anak itu bangkit berdiri dan berjalan, sebab umurnya sudah dua belas tahun. Semua orang yang hadir sangat takjub. Dengan sangat Ia berpesan kepada mereka, supaya jangan seorangpun mengetahui hal itu, lalu Ia menyuruh mereka memberi anak itu makan.

RENUNGAN:

Perikop Injil hari ini sungguh mengandung banyak hal yang mengagumkan. Yang pertama-tama jelas ada pada Yesus yang penuh kuasa. Kuasa Yesus mengalir bukan hanya dengan kata-kata, bukan hanya dengan sentuhan kepada orang sakit, tetapi kuasa-Nya mengalir dengan sendirinya kepada orang yang percaya kepada Dia.

Hal ini jelas dikisahkan dalam Injil hari ini. Yesus diminta untuk menyembuhkan seorang anak perempuan yang sedan sakit dan hampir mati. Atas permintaan ibu anak itu, Yesus pergi ke rumah ibu itu untuk menyembuhkan anak kecil itu. Namun di tengah jalan, ada seorang wanita yang sudah bertahun-tahun sakit pendarahan dan tidak ada yang bisa menyembuhkannya. Wanita itu berpikir dan memiliki iman yang dalam karena dia yakin bahwa hanya menyentuh ujung jubah Yesus saja, dia pasti akan sembuh. Oleh karena itu di tengah kerumunan orang banyak, dia berusaha menyentuh ujun jubah Yesus, dan sangat luar biasa, dia sembuh dari penyakitnya itu. Ternyata Yesus tahu bahwa ada yang menyentuh ujung juba-Nya dan Yesus juga tahu bahwa ada kuasa yang mengalir dari diri-Nya, sehingga Dia mencari orang yang menjamah jubah-Nya. Setelah perempuan itu mengaku, Yesus tidak marah, tetapi dengan penuh cinta kasih menyapa wanita itu. Demikian juga setelah sampai di rumah perempuan itu, anak itu sudah mati dan akhirnya Yesus juga menghidupkannya kembali.

Sungguh luar biasa kuasa yang ada dalam diri Yesus, namun lebih luar biasa lagi kasih yang ada dan mengalir dalam diri Yesus. Siapapun yang datang kepada-Nya dengan penuh iman untuk meminta tolong, pasti akan dilayani oleh Yesus. Yesus menggunakan kuasa yang ada pada-Nya bukan untuk mencari kesenangan, tetapi untuk menyatakan kasih Allah kepada manusia, sehingga Yesus selalu siap membantu.

Kitapun mungkin punya kemampuan atau sesuatu yang berharga dalam diri kita. Semuanya itu adalah anugerah Allah yang dipercayakan Tuhan kepada kita. Namun menjadi suatu permenungan bagi kita, “Apakah semuanya itu sudah kita lakukan untuk menyatakan kemuliaan dan kasih Allah kepada sesama?” Mungkin seringkali yang terjadi adalah sebaliknya, apa yang ada pada kita hanya kita gunakan untuk mencari kesenangan dan kepentingan diri sendiri dan bahkan kita tidak rela kehilangan atau kekurangan dengan membagikannya kepada sesama. Maka baiklah kita, bila dipercaya akan suatu kuasa atau harta, kita gunakan untuk menyatakan kemuliaan dan kasih Allah kepada sesama.

Sikap wanita yang sakit para itu juga hendaknya juga menjadi telan bagi kita. Wanita itu mempunyai keyakinan dan iman yang dalam kepada Yesus sehingga berpikir bahwa hanya dengan menjamah ujung jubah Yesus saja, dia pasti sembuh. Memang benar, dia sembuh. Bagaiman dengan hidup iman kita? Kita mengatakan bahwa kita adalah orang beriman, tetapi tidak memiliki iman yang dalam kepada Yesus. Saat kita mengalami sakit atau persoalan hidup, justru kita meninggalkan iman kita. Renungkanlah apa yang dilakukan oleh wanita ini, ketika tidak ada orang yang bisa menyembuhkannya dia berusaha datang kepada Yesus dan hanya menjamah ujung jubah Yesus, dia menjadi sembuh. Demikian juga dalam hidup kita, pada saat kita merasa tidak ada lagi yang membantu kita, pada saat kita mengalami persoalan hidup, datanglah kepada Yesus dengan penuh iman, hanya dengan menjamah ujung jubah Yesus, kitapun pasti akan disembuhkan. Tuhan Yesus selalu tahu apa yang kita butuhkan. Amin.

RENUNGAN HARIAN: Senin 30 Januari 2012

RENUNGAN HARIAN: Senin 30 Januari 2012
MASA BIASA TAHUN B: Pekan IV:
(Yasinta Mareskoti, Bronislaus Markiewicz)
2Sam 15:13-14,30, 16:5-13a, Mzm 3:2-3,4-5,6-7, Mrk 5:1-20

BACAAN INJIL:
Lalu sampailah mereka di seberang danau, di daerah orang Gerasa. Baru saja Yesus turun dari perahu, datanglah seorang yang kerasukan roh jahat dari pekuburan menemui Dia. Orang itu diam di sana dan tidak ada seorangpun lagi yang sanggup mengikatnya, sekalipun dengan rantai, karena sudah sering ia dibelenggu dan dirantai, tetapi rantainya diputuskannya dan belenggunya dimusnahkannya, sehingga tidak ada seorangpun yang cukup kuat untuk menjinakkannya. Siang malam ia berkeliaran di pekuburan dan di bukit-bukit sambil berteriak-teriak dan memukuli dirinya dengan batu. Ketika ia melihat Yesus dari jauh, berlarilah ia mendapatkan-Nya lalu menyembah-Nya, dan dengan keras ia berteriak: "Apa urusan-Mu dengan aku, hai Yesus, Anak Allah Yang Mahatinggi? Demi Allah, jangan siksa aku!" Karena sebelumnya Yesus mengatakan kepadanya: "Hai engkau roh jahat! Keluar dari orang ini!" Kemudian Ia bertanya kepada orang itu: "Siapa namamu?" Jawabnya: "Namaku Legion, karena kami banyak." Ia memohon dengan sangat supaya Yesus jangan mengusir roh-roh itu keluar dari daerah itu. Adalah di sana di lereng bukit sejumlah besar babi sedang mencari makan, lalu roh-roh itu meminta kepada-Nya, katanya: "Suruhlah kami pindah ke dalam babi-babi itu, biarkanlah kami memasukinya!" Yesus mengabulkan permintaan mereka. Lalu keluarlah roh-roh jahat itu dan memasuki babi-babi itu. Kawanan babi yang kira-kira dua ribu jumlahnya itu terjun dari tepi jurang ke dalam danau dan mati lemas di dalamnya. Maka larilah penjaga-penjaga babi itu dan menceriterakan hal itu di kota dan di kampung-kampung sekitarnya. Lalu keluarlah orang untuk melihat apa yang terjadi. Mereka datang kepada Yesus dan melihat orang yang kerasukan itu duduk, sudah berpakaian dan sudah waras, orang yang tadinya kerasukan legion itu. Maka takutlah mereka. Orang-orang yang telah melihat sendiri hal itu menceriterakan kepada mereka tentang apa yang telah terjadi atas orang yang kerasukan setan itu, dan tentang babi-babi itu. Lalu mereka mendesak Yesus supaya Ia meninggalkan daerah mereka. Pada waktu Yesus naik lagi ke dalam perahu, orang yang tadinya kerasukan setan itu meminta, supaya ia diperkenankan menyertai Dia. Yesus tidak memperkenankannya, tetapi Ia berkata kepada orang itu: "Pulanglah ke rumahmu, kepada orang-orang sekampungmu, dan beritahukanlah kepada mereka segala sesuatu yang telah diperbuat oleh Tuhan atasmu dan bagaimana Ia telah mengasihani engkau!" Orang itupun pergilah dan mulai memberitakan di daerah Dekapolis segala apa yang telah diperbuat Yesus atas dirinya dan mereka semua menjadi heran.

RENUNGAN:

Kita seringkali lebih takut kehilangan harta atau jabatan dibanding dengan kehilangan sesama atau kehilangan iman atau keselamatan. Terkadang orang mau mempertaruhkan hidupnya demi harta atau jabatan, tetapi tidak mau mempertaruhkan hidupnya demi iman. Orang lebih senang berkorbarn demi harta dan jabatan, tetapi sangat sulit berkorban demi iman dan demi membantu sesama.

Dalam Injil hari ini, jelas bahwa orang yang kerasukan roh jahat itu hidupnya di pekuburan, tempat yang mengerikan, terasing dari hidup masyarakat. Selain karena tidak ada yang bisa menyembuhkan dia, tentu juga tidak ada lagi yang peduli dengannya. Hidupnya sungguh menderita karena dirasuki roh jahat. Namun akhirnya Yesus menyembuhkannya sehingga dia menjadi waras. Yesus menyelamatkan hidup orang itu. Namun ketika orang banyak mengetahui bahwa orang itu telah disembuhkan oleh Yesus, orang banyak sekampung itu bukannya malah senang, tetapi malah mereka mengusir Yesus dari kampung mereka. Memang dalam injil dikatakan bahwa roh-roh jahat itu diusir oleh Yesus ke dalam babi-babi yang saat itu ada di perbukitan, dan babi-babi itu terjun ke dalam jurang hingga mati, banyaknya tidak tanggung-tanggung sampai sekitar 2000 ekor. Babi-babi itu mungkin milik orang kampung dan mereka merasa kehilangan babi-babi mereka karena Yesus mengusir roh-roh itu memasuki babi-babi itu. Memang logis bahwa mereka merasa rugi kehilangan ternak mereka, namun mereka tidak melihat bahwa seorang manusia warga mereka telah diselamatkan. Mereka tidak rela kehilangan ternak-ternak mereka, dan menganggap ternak-ternak itu lebih berharga dibanding dengan kesembuhan orang yang kerasukan roh jahat itu. Lebih dari itu, jelas juga bahwa di hadapan mereka telah hadir Yesus Tuhan yang mampu menyembuhkan orang yang tidak bisa disembuhkan oleh orang lain. Itu berarti di hadapan mereka telah hadir keselamatan yang datang dari Allah, namun mereka menolak dan mengusir Yesus agar meninggalkan kampung halaman mereka.

Mengusir Yesus karena tidak rela kehilangan ternak-ternak mereka berarti menolak keselamatan dari Allah. Mereka lebih rela kehilangan keselamatan dibanding dengan kehilangan ternak-ternak mereka. Juga mereka lebih rela membiarkan orang lain menderita dibandingkan dengan kehilangan harta mereka.

Demikian juga yang sering kali terjadi dalam kehidupan kita. Kita seringkali lebih takut kehilangan harta atau jabatan dibanding dengan kehilangan sesama atau kehilangan iman atau keselamatan. Terkadang orang mau mempertaruhkan hidupnya demi harta atau jabatan, tetapi tidak mau mempertaruhkan hidupnya demi iman. Orang lebih senang berkorbarn demi harta dan jabatan, tetapi sangat sulit berkorban demi iman dan demi membantu sesama. Kita tidak mau kehilangan harta demi membantu sesama dan bahkan menyelamatkan sesama. Bukan rahasia pula bahwa kita seringkali menghabiskan uang, harta demi kesenangan, tetapi sulit berkorban demi iman dan demi Gereja. Padahal sebenarnya, berapalah nilai harta dan jabatan bila seorang manusia diselamatkan dan beroleh keselamatan kekal? Amin.

 
Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan! (2Kor 8:14)