Pembangunan Gereja Paroki Tigalingga

Pembangunan Gereja Paroki sedang berlangsung. Kami sangat mengarapkan uluran kasih para Saudara untuk membantu.

Gotong Royong Pembangunan Gereja

Tidak ada kata yang bisa melukiskan pengalaman indah pada waktu gotong royong pengecoran lantai 2 bangunan Gereja selain, suatu keyakinan bahwa semuanya dapat terlaksana adalah karena MUKJIJZAT ALLAH BEKERJA.

Pengecoran Lantai Panti Imam Gereja

Pengecoran Lantai 2 bangunan Gereja ini dilakukan pada hari Selasa, 30 Agustus 2011 yang lalu. Luas yang dicor adalah 19 m x 24 m. Hujan yang mengguyur tidak menyurutkan semangat umat.

Kerjasama Imam dan Umat

Uskup emeritus KAM, Mgr. A.G.Pius Datubara OFM.Cap, datang berkunjung ke Paroki dan memberi semangat pada umat dalam pembangunan Gereja Paroki. Para pastor juga ikut berkerja bersama umat dalam pembangunan Gereja.

Misa Tridentin: Warisan Liturgi Yang Dipertahankan

HIDUPKATOLIK.com - Paus Benediktus XVI mengeluarkan Surat Apostolik Summorum Pontificum yang menjamin penggunaan Misa Tridentin...

Pembinaan Para Pengurus Gereja

Tidak sedikit umat katolik yang kerap menganggap bahwa Liturgi adalah sekedar perayaan wajib biasa yang dilaksanakan pada hari minggu.

Pertemuan Ibu-Ibu dan Pesta Pelindung Paroki

Pertemuan para ibu se-paroki telah terlaksana pada hari Kamis-Sabtu, 15 s/d 16 Juli 2011. Pertemuan ini mengundang semua ibu katolik yang ada di paroki untuk hadir dalam pertemuan/pembinaan para ibu katolik dan juga segaligus menjalin kebersamaan para ibu. Penutupan pertemuan sikaligus Pesta Pelindung Paroki.

Pembinaan Asmika se-Paroki

Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku; inilah yang menjadi tema dari pertemuan dan pembinaan minggu gembira yang telah berlangsung dengan sangat baik.

Mudika Ambil bagian dalam pembangunan Gereja Paroki

Mudika paroki tidak mau berpangku tangan melihat pembangunan Gereja paroki. Para mudika juga ambil bagian dengan mengumpulkan kerikil di sungai.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 1)

Umat dari lingkungan paroki dan juga dari beberapa stasi kembali bekerja sama dengan bergotong royong membangun gereja paroki. Untuk kali ini, umat bergotong royong men-cor lantai balkon bangunan Gereja.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 2)

Allah peduli. Karena kepedulian Allah atas pembangunan rumah-Nya ini, maka kami kamipun peduli dan bisa melanjutkan pembangunanini. Kepedulian Allah kami rasakan juga lewat kepedulian para Saudara.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 3)

Mari kita memuliakan Tuhan, tidak hanya dengan kata2 indah, tetapi dengan perbuatan nyata dengan rela berkorban.

Pertemuan akhir Tahun 2011 Pengurus Gereja se-Paroki

Para pengurus Gereja adalah ‘ujung tombak’ Gereja khususnya di stasi-stasi. Peran para pengurus Gereja ini sangat sentral dalam kehidupan Gereja di stasi-stasi.

Gua Maria dan Menyambut Hari Raya Natal

Persiapan menyambut hari Raya Natal 25 Desember 2011.

Rahmat dan Perlindungan Tuhan

Pastor Anton Manik O.Carm selamat dari kecelakaan mobil masuk jurang.

Rekoleksi dan Aksi Panggilan

Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku.

Pesan Prapaskah Kepausan 2012

"Kita Tidak Boleh Diam Saja terhadap Kejahatan" "Marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik" (Ibr. 10:24).

Pembangunan Gereja Santo Petrus Stasi Rante Besi

Dalam kemiskinan, kesederhanaan, umat membangunan Gereja. Meraka tidak memiliki uang, tetapi mereka memiliki harapan dan iman pada Tuhan.

Misa Perdana Pastor Andreas Korsini Lamtarida Simbolong O.Carm

Puji Syukur pada Tuhan, karena berkat-Nya, misa Perdana Pastor Andreas Lamtarida Simbolon O.Carm bersama 4 Pastor Karmel yang baru ditahbiskan, dapat terlaksana dengan baik pada hari Rabu 31 Oktober 2012 di Stasi Gundaling 1, paroki Maria dari gunung Karmel Tigalingga.

Bakti Sosial : Pengobatan Gratis

Dalam Rangka Menyongsong Jubileum Gereja Katolik di Dairi dan Pakpak Bharat, diadakan bakti Sosial Pengobatan Gratis di Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, pada 9 Desember 2012 yg lalu. Puji syukur pada Tuhan, kegiatan ini berlangsung dengan sangat memuaskan.

Mari Berbagi Berkat Tuhan

 photo UskupEmeritusKAMMgrPiusDautabra.jpg Photobucket

MENDAMBAKAN BERKAT TUHAN

SYALOM...SELAMAT DATANG.
"Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan."(2Kor 8:14)
"Muliakanlah Tuhan dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu." (Amsal 3:9)
"Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya." (Amsal 3:27)
"Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?" (1 Yohanes 3:17)
Saya Pastor Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, atas nama Panitia Pembangunan dan semua umat, memohon bantuan uluran kasih/dana untuk pembangunan Gereja Paroki. Kami sangat membutuhkan berkat Tuhan lewat uluran tangan dari para donatur.
Kami berharap dan berdoa Para Saudara berkenan berbagi berkat Tuhan kepada kami untuk pembangunan Gereja ini yang adalah rumah Tuhan sendiri.
BRI 5379 Unit Tigalingga Sidikalang
No. Rekening : 5379-01-000112-50-8
Nama : PANITIA PEMBANGUNAN GEREJA KATOLIK.
ATAU
BCA KCU MEDAN
NO.0222053453.
Atas Nama : ADYTIA PERMANA P.
(Adytia Permana P. adalah Romo Adytia Permana Perangin-angin O.Carm. Beliau dulu bertugas di Paroki Tigalingga, juga mengawali pembangunan ini, namun sekarang beliau bertugas di Keuskupan Agung Medan sebagai ekonom.Beliau kami minta buka rekening di BCA khusus untuk pembangunan ini, karena di daerah kami tidak ada BCA.)
Kami sangat senang bila sudah mentransfer persembahan, bapak/ibu/saudara/saudari memberitahukan ke kami melalui:
E mail ke :.
parokimariagk3lingga@yahoo.com
atau di SMS ke:.
Romo Anton Manik O.Carm : 081370836645
Romo Willy O.Carm : 081333837433
Untuk lebih jelasnya permohnan kami ini, Para Saudara dapat melihatnya di sini.... Sehubungan dengan Gambar pembangunan dapat melihatnya di sini....
Demikian kiranya Permohonan ini kami sampaikan. Atas dukungan, doa dan bantuan Bapak, Ibu dan Para Saudara-Saudari, kami mengucapkan banyak terima kasih.Berkat Tuhan senantiasa menyertai kita semua. Amin.
HORMAT KAMI:
Pastor Antonius Manik O.Carm

VARIA PAROKI

REKOLEKSI DAN AKSI PANGGILAN TELAH TERLAKSANA DENGAN SANGAT BAIK ;"> "APA YANG KAMU CARI?" (Yoh 1:38).
Puji syukur pada Tuhan, karena Rekoleksi dan Aksi panggilan untuk siswa-siswi Katolik Usia SMP dan SMA se-paroki Tigalingga sudah terlaksana dengan sangat baik. Kegiatan ini dihadiri hampir 400 orang anak. Semuanya dapat terlaksana hanya karena berkat Tuhan. Terimakasih juga kami sampaikan kepada semua Saudara yang telah mendukung dan mendoakan kegaitan kami ini. Kegiatan ini dilaksanakan hanya dengan menggunakan dana partisipasi peserta dan swadaya paroki, karena tidak mendapatkan bantuan dari donatur manapun, namun karena berkat Tuhan dan doa para Saudara, semuanya dapat berjalan dengan sangat baik. Semoga dari antara anak-anak ini, kelak ada yang menjadi Imam dan biarawan-biarawati.
Photobucket
Tuhan memberkati kita.
Kegembiraan dan Persaudaraan
Photobucket
Hari Ulang tahun Romo Anton M.Carm yang seharusnya tanggal 15 Januari 2010, baru dirayakan hari Minggu Minggu 16 Januari 2011 lalu, bersama Romo-romo Karmel se-Dairi, bersama beberapa umat Paroki Tigalingga di Aula Paroki Tigalingga. Pada kesempatan itu, Rm. Bernad O.Carm, pastor paroki Sidikalang memberi kado ulang tahun yakni 20 sak semen untuk pembangunan Gereja dan Rm. Anton sendiri menyumbangkan semua hadiah ultah untuk pembangunan Gereja. Saat itu, hadiah uang yang diperoleh sebanyak Rp. 1.100.000,-. Lumayanlah untuk tambahan dana pembangunan Gereja. Trimakasih buat semuanya.
Saldo Pesta Pelantikan Pengurus Gereja dan Penerimaan Sakramen Krisma, 6-7 Nop. 2010.
Pada hari Kamis 18 Nopember 2010 telah diadakan Evaluasi dan pembubaran Panitia. Saldo dari kegiatan tersebut adalah Rp. 22.320.500 Acara ini dapat berjalan dengan baik karena partisipasi semua umat. Dana juga bisa Saldo karena umat menyumbangkan hasil-hasil pertanian mereka dengan harapan ada Saldo untuk pembangunan Gereja Paroki.Jadi selain dana partisipasi dari umat, juga umat menyumbangkan hasil pertanian yang dibutuhkan untuk mengurangi dana konsumsi. Syukur pada Tuhan, akhirnya memang ada saldo untuk dana pembangunan Gereja. Terimakasih kami ucapkan kepada semua umat Paroki, DPP, Para Panitia, Para Donatur dan siapa saja yang mendoakan dan mendukung kegitan ini. Yesus memberkati kita semua selalu. Amin.

Renungan Pesta Keluarga Kudus 26 Desember 2010

Renungan Pesta Keluarga Kudus
26 Desember 2010
Sir 3:2-6,12-14, Mzm 128:1-2,3,4-5, Kol 3:12-21, Mat 2:13-15,19-23

"Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya, larilah ke Mesir dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu!"

BACAAN INJIL:
Setelah orang-orang majus itu berangkat, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi dan berkata: "Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya, larilah ke Mesir dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu, karena Herodes akan mencari Anak itu untuk membunuh Dia." Maka Yusuf pun bangunlah, diambilnya Anak itu serta ibu-Nya malam itu juga, lalu menyingkir ke Mesir, dan tinggal di sana hingga Herodes mati. Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: "Dari Mesir Kupanggil Anak-Ku."
Setelah Herodes mati, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi di Mesir, katanya: "Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya dan berangkatlah ke tanah Israel, karena mereka yang hendak membunuh Anak itu, sudah mati." Lalu Yusuf pun bangunlah, diambilnya Anak itu serta ibu-Nya dan pergi ke tanah Israel. Tetapi setelah didengarnya, bahwa Arkhelaus menjadi raja di Yudea menggantikan Herodes, ayahnya, ia takut ke sana. Karena dinasihati dalam mimpi, pergilah Yusuf ke daerah Galilea. Setibanya di sana ia pun tinggal di sebuah kota yang bernama Nazaret. Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi-nabi, bahwa Ia akan disebut: Orang Nazaret.
Demikianlah Injil Tuhan bagi kita hari ini.

PENGANTAR

“Hidup berkeluarga sekarang ini tidak menyenangkan.” Kerapkali komentar itu yang muncul dari orang tua zaman ini mengingat beratnya tantangan dalam hidup dan juga dalam hidup berkeluarga. Sekarang ini juga banyak keluarga yang tidak utuh seumur hidup, banyak terjadi perceraian. Kenyataan ini menjadi tantangan bagi perkawinan Kristiani yang menyatakan satu dan tidak terceraiakan. Kiranya pesta keluarga kudus hari ini menjadi suatu permenungan kembali bagi keluarga-keluarga kristiani.

RENUNGAN

Siapapun dan agama apapun tentu selalu berharap bahwa perkawinan itu utuh samai seumur hidup. Semua orang juga pasti sadar akan pentingnya keluarga demi perkembangan iman , kemajuan Negara dalam suasana yan gmenyenangkan. Dalam Gereja kita jelas dikatakan bahwa keluarga adalan Gereja mini, dalam keluarga dirayakan iman, dalam keluargalah pribadi-pribadi baru (anak-anak) pertama kali mengenal dan mencintai Yesus dan orang tualah yang pertama-tama menjadi guru iman atas anak-anak. Namun kenyataannya hal ini seringkali kurang dimengerti dan sulit dilakukan oleh banyak keluarga pada masa sekarang ini. Tidak sedikit kaum muda menikah, membentuk keluarga hanya karena sudah dewasa, menganngap itu hanya suatu proses atau dinamika hidup. Banyak yang tidak mengerti untuk apa mereka berkeluarga, apa kekudusan dari pernikahan yang mereka langsung dalam Gereja. Sehingga tidak jarang terjadi, selama melajang mereka “tidak jelas agamanya apa” karena tidak pernah merayakan imannya ke Gereja dan terdaftar di Gereja manapun, tetapi ketika mau menikah mereka datang ke Gereja untuk dinikahkan.

Bacaan-bacaan hari ini sungguh berbicara tentang hidup keluarga kristiani. Dalam Bacaan pertama, dari Sirakh (abad 2 seb.Kr) ditekankan hormat kita kepada orang tua. Dan dalam Bacaan kedua, Paulus memberi nasihat kepada umat di Kolose, bahwa kehidupan kristiani sejati harus dihayati di dalam keluarga kristiani sejati pula! Dan`ciri-ciri khas keluarga kristiani sejati ialah: selalu saling mengampuni, kasih, damai dan rasa terima kasih menurut teladan Kristus, yang rela memberikan diri-Nya seutuhnya . Di dalam bacaan Injil hari ini, keluarga kudus dari Nasaret hendaknya menjadi pola dan idola setiap keluarga kristiani, terutama Yusuf hendaknya menjadi teladan pada kaum suami atau para bapak.

Keluarga Yusuf, Maria dan anaknya Yesus bukanlah keluarga kaya, tetapi jelas satu keluarga yang sungguh beriman. Iman hidup keluarga ini sudah tampak dalam diri Yusuf dan Maria sebelum mereka berkeluarga dan keimanan hidup keluarga ini semakin disempurnakan dengan kehadiran Yesus dalam keluarga mereka. Mereka adalah keluarga yang saleh, beriman dan kudus, namun mereka tidak lepas dari penderitaan dan persoalan hidup. Ketika Maria hendak melahirkan, mereka ditolak dan tidak mendapat tempat di pengingapan. Sesudah Yesus lahir, mereka harus mengungsi, melarikan diri karena Herodes si gila hormat, sigila kuasa hendak membunuh Yesus. Walau demikian, keluarga ini dapat menghadapi semuanya dan terlepas dari persoalan itu karena iman dan ketaatan mereka melaksanakan perintah Tuhan dan Tuhan sendirilah yang membebaskan mereka.

Demikianlah juga kiranya dalam setiap kehidupan keluarga kristiani, pasti tidak akan lepas dari persoalan dan penderitaan hidup. Keluarga kudus memberi teladan dalam menghadapi semuanya itu yakni dengan memelihara, menanamkan hidup keimanan dalam keluarga dan ketaatan melaksanakan perintah Tuhan. Setiap keluarga kristiani yang senantiasa hidup dalam imannya pasti akan selalau diberkati, dilindungi Tuhan dan Tuhan akan menyelamatkan mereka. Dengan demikian, jaminan keutuhan dan kebahagiaan keluarga kristiani itu, bukanlah harta, jabatan, pangkat tetapi iman yang hidup dan dirayakan dalam keluarga. Banyak keluarga yang seringkali menganggap bahwa uang atau hartalah yang utama dalam keluarga, sehingga melupakan hidup iman mereka. Ini adalah pandangan yang sangat keliru.
Pada pesta keluarga kudus hari ini, baiklah kita khususnya kaum bapak melihat dan meneladan Yusuf sebagai kepala keluarga dalam keluarga kristiani. Kita ketahui bahwa Yusus sebagai kepala keluarga dalam keluarga Nasaret tahun bahwa Yesus anak Maria bukan dari dirinya, namun walaupun demikian iman, ketulusan hatinya tetap membuat dia memelihara dan berusaha menyelamatkan keluarganya khususnya Maria dan Yesus. Secara khusus sebenarnya Yusuf menyelamatkan Yesus, karena Herodes hanya mau membunuh Yesus. Kita semua tahu bahwa Yesus adalah kehadiran Allah dalam hidup manusia, kehadiran Kerajaan Allah yang hendak menyelamatkan manusia.

Peran suami dalam keluarga memang sebagai kepala keluarga, sebagai pemimpin dan bahkan sebagai penyelamat hidup keluarga itu. Namun suami sebagai kepala keluarga bukan dalam arti sebagai penguasa yang berbuat seenaknya dalam keluarga, tetapi sebagai kepala keluarga kristiani yang bertanggungjawab penuh atas hidup keluarga, terutama atas hidup iman keluarga tersebut. Suami yang baik, suami yang kristiani adalah suami yang bertanggungjawab penuh atas iman dalam keluarga, yang menanamkan dan memelihara iman kepada Yesus dalam keluarga dan bagi anak-anaknya. Suami yang baik dan kristiani, adalah suami yang bertanggungjawab atas kelangsungan hidup keluarga itu. Suami harus sebagai yang utama untuk memikirkan dan berusaha bagaimana agar keluarganya bisa bertahan hidup dan ini dilakukan dalam bekerja untuk keluarga. Namun kenyataannya seringkali terjadi, para suami menganggap bahwa sebagai kepala keluarga bisa berbuat sesuka hati bagi isteri dan anak-anaknya, menganggap bahwa tugasnya cukup hanya bekerja, mencari nafkah sedangkan tugas untuk mendidik dan memelihara iman anak hanyalah tugas isteri. Walaupun saat ini sudah banyak isteri yang bekerja di luar atau mencari tambahan penghasilan bagi keluarga, demi membantu suami dalam mempertahankan hidup keluarga. Tidak sedikit suami yang kerjanya hanya mencari kesenangan sendiri, dan ‘memaksa’ istri bekerja keras mencari nafkah bagi keluarga. Ini terjadi karena merasa sebagai kepala, bos dan tuan dalam keluarga itu, kerjanya hanya mengatur, memerintahkan dan menekan. Pendangan seperti ini sangatlah keliru dan bukan gambaran suami yang kristiani. Suami menjadi penanggungjawab utama dalam iman dan kelangsungan hidup keluarga.

PENUTUP

Keluarga kristiani sebagai suatu komunitas iman, komunitas cinta kasih, komunitas hidup bersama dan Gereja mini, bukan harus dibangun atas kekuasaan dan kekuatan, tetapi lebih atas kebaikan dan kesetiaan; bukan atas kekayaan dan harta benda, melainkan atas iman, kese-tiaan, kejujuran, ketulusan dan kesediaan untuk saling mengasihi. Sikap yang demikianlah yang dilakukan dan diteladankan Yusuf dalam keluarga Nasaret. Dalam meryakan Hari Raya Keluarga Kudus di Nasaret itu, hendaknya para suami meneladan Yusuf dalam hidup bersama dalam keluarga. Amin.

Bacaan Minggu Masa Natal : Pesta Keluarga Kudus (Bahasa Baak Toba)

Bacaan Minggu Masa Natal : Pesta Keluarga Kudus (Bahasa Baak Toba)
26 Desember 2010
Sir 3:2-6,12-14, Mzm 128:1-2,3,4-5, Kol 3:12-21, Mat 2:13-15,19-23

"Hehe ma ho, boan ma Dakdanak i rap dohot inana i, maporus ma hamu tu tano Misir"

BACAAN INJIL:
Asa dung laho nasida, ro ma surusuruan ni Tuhan i, diida si Josep di nipina, na mandok tu ibana: Hehe ma ho, boan ma Dakdanak i rap dohot inana i, maporus ma hamu tu tano Misir; disi ma hamu jolo, paima ro muse hatangku, ai na naeng luluan ni si Herodes do Dakdanak i, asa bunuonna. Jadi hehe ma ibana, diboan ma Dakdanak i rap dohot inana borngin i, maporus tu tano Misir. Laos disi ma nasida, paima mate si Herodes, asa jumpang na nidok ni Tuhan i marhite sian panurirangna na mandok: "Sian Misir do hujou Anakki!"

Alai dung mate si Herodes, diida si Josep ma di nipina surusuruan ni Tuhan i di tano Misir, na mandok tu ibana: Hehe ma ho, boan ma Dakdanak i rap dohot inana mulak tu tano Israel, ai nunga mate angka na sumangkapi hosa ni dakdanak i. Jadi hehe ma ibana, diboan ma Dakdanak i rap dohot inana mulak tu tano Israel. Alai dung dibege ibana, si Arkilaus do hape raja di luat Judea manggonti amana si Herodes, biar do rohana, anggo tung laho tusi. Jala dung ro poda sian Debata tu ibana di nipina, gabe dompak luat Galilea nama ditondong. Jadi ojak ma ibana maringanan di sada huta na margoar Nasaret, gabe jumpang ma hata ni panurirang na mandok: Goaron do Ibana si Nasarani!
Songon i ma Barita Nauli na dipatolhas tu hita sadari on.

Bacaan Minggu Masa Natal : Pesta Keluarga Kudus (Bahasa Karo)

Bacaan Minggu Masa Natal : Pesta Keluarga Kudus (Bahasa Karo)
26 Desember 2010
Sir 3:2-6,12-14, Mzm 128:1-2,3,4-5, Kol 3:12-21, Mat 2:13-15,19-23

"Kekeken, baba Anak e ras nandena mengongsi ku Mesir.”

BACAAN INJIL:
Kenca berkat guru-guru Timur e, teridah malekat Tuhan man Jusup i bas nipina. Nina malekat e man bana, "Kekeken, baba Anak e ras nandena mengongsi ku Mesir. I jahlah kam lebe seh aku erkata man bandu, sabap idarami Herodes anak enda janah ibunuhna pe atena." E maka keke Jusup, janah i bas berngi e ibabana Anak e ras nandena ku Mesir. I Mesir ia ringan seh Herodes mate. Kerina si enda jadi gelah seh kai si ikataken Tuhan arah nabi nina, "Enggo Kudilo AnakKu i taneh Mesir nari."

Kenca mate Herodes, teridah malekat Tuhan man Jusup i bas nipina asum ia i Mesir denga. Nina malekat e man bana, "Kekeken, baba Anak e ras nandena mulih ku taneh Israel, sabap kalak si ersura-sura munuh Anak e enggo mate." E maka keke Jusup, ibabana Anak e ras nandena mulihken ku negeri Israel. Tapi kenca ibegi Jusup berita maka Arkelaus enggo jadi raja i negeri Judea, mbiar ia ku Judea sabap Arkelaus anak Herodes. Tole perbahan enggo ka ipersingeti Dibata ia kerna si e arah nipina, e maka lawes ia ku daerah Galilea. Kenca seh ia i Galilea ibahanna jabuna i kuta Nasaret. Kerina enda jadi gelah seh kai si ikataken nabi-nabi nina, "Ia pagi igelari kalak Nasaret."
Bagenda me kata Tuhan.

Bacaan Hari Minggu Masa Natal : Pesta Keluarga Kudus

Bacaan Hari Minggu Masa Natal : Pesta Keluarga Kudus
26 Desember 2010
Sir 3:2-6,12-14, Mzm 128:1-2,3,4-5, Kol 3:12-21, Mat 2:13-15,19-23

"Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya, larilah ke Mesir dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu."

BACAAN INJIL:
Setelah orang-orang majus itu berangkat, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi dan berkata: "Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya, larilah ke Mesir dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu, karena Herodes akan mencari Anak itu untuk membunuh Dia." Maka Yusuf pun bangunlah, diambilnya Anak itu serta ibu-Nya malam itu juga, lalu menyingkir ke Mesir, dan tinggal di sana hingga Herodes mati. Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: "Dari Mesir Kupanggil Anak-Ku."

Setelah Herodes mati, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi di Mesir, katanya: "Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya dan berangkatlah ke tanah Israel, karena mereka yang hendak membunuh Anak itu, sudah mati." Lalu Yusuf pun bangunlah, diambilnya Anak itu serta ibu-Nya dan pergi ke tanah Israel. Tetapi setelah didengarnya, bahwa Arkhelaus menjadi raja di Yudea menggantikan Herodes, ayahnya, ia takut ke sana. Karena dinasihati dalam mimpi, pergilah Yusuf ke daerah Galilea. Setibanya di sana ia pun tinggal di sebuah kota yang bernama Nazaret. Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi-nabi, bahwa Ia akan disebut: Orang Nazaret.

Demikianlah Injil Tuhan bagi kita hari ini.

Renugan Misa Natal Pagi, 25 Desember 2010

Renugan Misa Natal Pagi, 25 Desember 2010
Yes 52:7-10; Mzm 97 (98) :1.2-3a.3cd-4.5-6; Ibr 1:1-6; Yoh 1:1-18

“Sabda telah menjadi manusia, dan diam di antara kita”.

BACAAN INJIL:
Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya. Datanglah seorang yang diutus Allah, namanya Yohanes; ia datang sebagai saksi untuk memberi kesaksian tentang terang itu, supaya oleh dia semua orang menjadi percaya. Ia bukan terang itu, tetapi ia harus memberi kesaksian tentang terang itu. Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia. Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya. Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya. Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah. Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran. Yohanes memberi kesaksian tentang Dia dan berseru, katanya: "Inilah Dia, yang kumaksudkan ketika aku berkata: Kemudian dari padaku akan datang Dia yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku." Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia; sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus.Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya.
Demikianlah Injil Tuhan bagi kita hari ini.

PENGANTAR
Tadi malam kita sudah bergembira karena merayakan malam natal. Kita bergembira karena dalam perayaan Natal kita merayakan Tuhan Allah yang menyatakan diri-Nya kepada kita dalam kelahiran Yesus Almasih. Lewat kelahiran Yesus Kristus Almasih, juga menyatakan bahwa Tuhan tidak hanya sekedar mengunjungi kita, tetapi tinggal bersama-sama dengan kita. Dari sebab itulah kita patut bergembira dan pada hari Raya Natal pagi ini, kegembiraan kita semakin besar karena kembali dinyatakan kepada kita, siapa sebenarnya Yesus yang kelahiran-Nya kita rayakan dengan gembira.

RENUNGAN
Kelahiran seorang anak pasti umumnya menggembirakan orang tua, semua keluarga, apalagi kalau kelahirannya itu sudah lama dinantik-nantikan. Kita selama 4 minggu dalam masa Adven mempersiapkan dan menanti-nantikan kelahiran Yesus pada hari Raya Natal. Semua kita pasti bergembira karena Yesus yang lahir adalah Allah sendiri yang datang ke dunia untuk tinggal bersama kita.

Dalam Injil hari ini, kembali ditegaskan kepada kita siapa Yesus yang kelahiran-Nya kita nanti-nantikan dan kita rayakan penuh kegembiraan. Dia adalah yang pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Dialah pula yang menjadikan langit dan bumi beserta isinya. Yesus adalah pribadi kedua Trtitunggal Mahakudus. Dia yang adalah Tuhan menjadi manusia dengan mengambil rupa daging manusia dan tinggal bersama-sama dengan kita. Yesus sungguh Allah, sungguh manusia sama seperti kita. Memang hal ini sulit kita mengerti, mengapa Allah sampai melakukan semuanya itu. Inilah misteri rahasia cinta kasih Allah kepada manusia, inilah misteri komunikasi cinta kasih Allah kepada manusia.

Bagi pemikiran manusia memang sangat tidak biasa dan tidak mungkin seorang pemimpin atau seorang raja mau meninggalkan kemuliaannya dan hidup bersama rakyatnya dan hidup seperti mereka. Namun Allah sendiri melakukannya. Dia mengunjungi, tinggal bersama ciptaan-Nya dan mengalami hidup seperti manusia ciptaan-Nya. Apa yang kita dengarkan hari ini bukan hanya sebagai gambaran tentang kasih Allah kepada manusia, tetapi suatu kenyataan yang terjadi di mana Allah melakukannya dalam diri Yesus Kristus. Allah telah menjadi manusia dan diam diantara kita, sehingga kita dapat melihat kemuliaan-Nya.

Inilah sukacita dan kegembiraan bagi kita yang percaya kepada-Nya. Dalam perayaan Natal kita bergembira merayakan cinta kasih Allah yang begitu besar kepada kita ciptaan-Nya. Dia yang adalah pencipta kita, begitu mengasihi kita ciptaan-Nya sehingga Dia tinggal bersama kita. Kehadirannya membawa terang bagi kita dalam kegelapan hidup dunia ini, Dia tidak menghendaki kita hidup dalam kegelapan dunia. Kehadiran Tuhan dalam hidup kita, itulah sebenarnya yang kita rayakan juga dalam setiap kita merayakan Ekaristi. Dalam perayaan ekaristi Tuhan hadir dan bersatu dengan kita.

Dalam perayaan Natal ini, selain kita bergembira karena Tuhan kita menyatakan diri kepada kita, kita juga bergembira karena dalam perayaan Natal kita mengingat kembali bahwa Allah telah memuliakan kembali hidup kita sebagai anak-anak Allah. Kita semua tahu, bahwa sejak kedosaan Adam dan hawa, hidup manusiawi kita ternodai, menjadikan kita jauh dari Allah. Tetapi Allah yang menjadi manusia dengan mengambil rupa daging manusia lewat kelahirannya, hidup manusiawi kita dikuduskan kembali oleh Allah dan bahkan dimuliakan kembali dengan menjadikan kita saudara saudari dan anak-anak Allah. Hal ini jelas kita dengarkan tadi dalam Injil, “Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah.” Penginjil Yohanes mengatakan kepada kita, dengan kelahiran Yesus dinyatakan juga kepada kita bahwa Allah telah menjadikan kita anak-anaknya. Kita menjadi anak-anak Allah adalah karena Tuhan menghendakinya, bukan karena kita, bukan karena kebaikan kita. Sungguh ini adalah sukacita yang besar, sungguh ini adalah cintakasih Allah yang luar biasa, karena Dia yang adalah pencipta kita, tetapi mau menjadikan kita ciptaan-Nya sebagai anak-anak yang dikasihi-Nya, padahal kita seringkali berdosa, hidup dalam kegelapan dunia. Sukacita manakah yang paling besar dibandingkan dengan Allah menjadikan kita jadi anak-anak yang dikasihi-Nya? Tidak ada sukacita yang lebih besar dibandingkan dengan warta Natal ini. Inilah yang kami maksudkan bahwa Natal adalah pemuliaan kembali hidup manusia. Namun ingatlah, bahwa orang-orang yang percaya dan menerima Yesus sebagai Almasih, itulah yang dijadikan sebagai anak-anak Allah. Oleh karena itu, mari kita percaya dan menerima Yesus adalah Tuhan dan Allah kita.

Kita yang merayakan Natal tentu karena kita menerima Yesus adalah Tuhan penyelamat kita dan percaya kepada kita. Namun warta gembira Natal ini hendaknya kita gemakan kepada sesama dalam kehidupan harian kita. Dalam hidup sekarang, dalam kehidupan bersama orang lain, dan bahkan dalam kehidupan keluarga kita, banyak orang yang tidak lagi mengenal Allah yang hadir, banyak orang yang menolak kehadiran Yesus yang adalah Tuhan. Semua itu terjadi bisa karena beban hidup, persoalan, penderitaan, bencana alam dan juga oleh kemajuan zaman ini yang lebih ‘mendewakan’ tekhnologi, kekayaan, harta dan ilmu pengetahuan. Dalam dunia yang sekarang ini juga, banyak orang yang tidak lagi menghargai hidupnya sebgai anugerah Allah yang harus dipertanggungjawabkan kepada Allah, mereka hidup dalam kehendak sendiri, hidup dalam kedosaan. Banyak juga orang tidak lagi merasakan bahwa hidupnya dan hidup sesamanya tidak berharga sehingga dengan mudah menyai-nyiakan hidupnya, dengan mudah menghilangkan hidupnya dan menghilangkan hidup orang lain.

Dalam dunia yang demikian, kitalah yang menghadirkan Allah bagi mereka. Kita menghadirkan Allah, tentu bukan hanya dengan perkataan tetapi terlebih dalam teladan hidup dan perbuatan baik kepada sesama. Kita mewartakannya dengan pertama-tama menjalankan perintah Tuhan, memelihara kesucian hidup kita yakni berusaha menghindarkan perbuatan-perbuatan tidak baik yang tidak berkenan dihadapan Tuhan. Lewat sikap hidup yang demikian, kita mau menyatakan kepada kita bahwa Allah hadir dalam hidup kita, kita dan hidup kita telah dimuliakan oleh Tuhan, begitu berharga bagi Tuhan. Selanjutnya kita wartakan lewat perbuatan baik kepada sesama. Sebagaimana Allah lewat kelahiran Yesus Alamasih, mengkomunikasikan cinta kasih-Nya kepada manusia, kita juga hendaknya mengkomunikasikan cinta kasih Allah kepada orang lain, lewat menyapa semua orang sebagai saudara-saudari kita dalam Yesus, berbuat baik kepada sesama. Yesus hadir karena Dia tidak menghendaki manusia hidup dalam kegelapan dosa dan binasa. Demikianpun kiranya kita berusaha hadir bagi orang lain karena menghendaki agar orang lain merasakan kehadiran Allah dan pada akhirnya ikut menikmati kesalamatan yang telah diberikan oleh Tuhan bagi manusia, agar orang lain juga hidup sebagai anak-anak Allah.

PENUTUP

Perayaan Natal sungguh menjadi megah, agung dan meriah, bukan terutama dengan hiasan-hiasan natal, bukan hanya sekedar liturgy yang dipersiapkan sungguh-sungguh, tetapi terutama bila Gereja yaitu kita semua menghadirkan Yesus yang hari ini kelahirannya kitarayakan hari ini dalam hidup kita sehari-hari di manapun kita berada. Sehingga Natal juga, ajakan bagi kita semua untuk mengkomunikasihkan cinta kasih Allah dalam dunia. SELAMAT MERAYAKAN HARI RAYA NATAL. Amin.

Bacaan Misa Natal Pagi, 25 Desember 2010 (Bahasa Batak Toba)

Bacaan Misa Natal Pagi, 25 Desember 2010 (Bahasa Batak Toba)
Yes 52:7-10; Mzm 97 (98) :1.2-3a.3cd-4.5-6; Ibr 1:1-6; Yoh 1:1-18

"Gabe daging ma Hata i jala maringan di tongatonga ni hita on."

BACAAN INJIL:
Di mulana i nunga adong Hata i, jala saor tu Debata do Hata i, jala Debata do Hata i. I ma na saor tu Debata di mulana i. Saluhutna i marhite sian Hata i do, umbahen na manjadi; jala ndang adong nanggo sada sian naung jadi i, na so marhite sian di bagasan Hata i do hangoluan; laos hangoluan i do Panondang ni hajolmaon. Na marsinondang do Panondang i di bagasan na holom, alai ndang dijangkon na holom i. Hehe do sada halak sinuru ni Debata, si Johannes do goarna. Sitindangi do ibana, umbahen na ro, asa dihatindangkon Panondang i, anggiat gabe porsea saluhutna marhite sian Ibana. Ndang apala ibana Panondang i; na mangkatindangkon Panondang i do tahe. Alai nunga mandok ro uju i tu portibi on Panondang na sintong i, na manondangi nasa jolma. Di portibi on hian do Ibana, jala marhite sian Ibana do manjadi portibi on; hape ndang ditanda portibi on Ibana. Na ro do Ibana manopot na di Ibana hian, gabe ndang dijangkon angka na di ibana i Ibana. Alai manang piga na manjangkon Ibana, tusi do dilehon huaso, asa gabe anak ni Debata nasida, angka na porsea di Goarna. I ma angka na so tubu sian mudar, manang sian sangkap ni daging, manang sian sangkap ni baoa, tung sian Debata do. Gabe daging ma Hata i jala maringan di tongatonga ni hita on, jadi huida hami ma hasangaponna, i ma hasangapon ni Anak sasada na sian Ama i, gok asi ni roha dohot hasintongan. Dihatindangkon si Johannes do Ibana, ai ninna ma: On do Ibana na hudok i, na ro sian pudingku; jumolo do Ibana adong asa ahu, ai parjolo hian do Ibana. Ai sian hamoraonna do saluhut hita manjalo, i ma asi ni roha na so marnamontok. Ai marhite sian si Musa do dilehon anggo patik i; alai hinorhon ni Jesus Kristus do manjadi asi ni roha dohot hasintongan. Ndang dung adong na marnida Debata; Anak na sasada i, na di ampuan ni Ama i, Ibana do mamaritahonsa. Songon i ma Barita Nauli na dipatolhas tu hita sadari on.

Bacaan Misa Natal Pagi, 25 Desember 2010 (Bahasa Karo)

Bacaan Misa Natal Pagi, 25 Desember 2010 (Bahasa Karo)
Yes 52:7-10; Mzm 97 (98) :1.2-3a.3cd-4.5-6; Ibr 1:1-6; Yoh 1:1-18

“Kata e enggo jadi manusia, janah Ia ringan i tengah-tengahta.”

BACAAN INJIL:
Ope denga ijadiken Dibata doni enda, Kata e enggo lit. Kata e ras Dibata, janah Kata e Dibata. Mula-mulana nari Kata e ras Dibata. Arah Kata e ijadiken Dibata kerina si nasa lit; la lit sada pe i bas kerina si enggo jadi e ijadiken la arah Kata e. Kata e me ulu kegeluhen, janah kegeluhen e maba terang man manusia. Terang e ersinalsal i bas gelap janah la tertaluken gelap e terang ndai. Isuruh Dibata persuruhenNa, gelarna Johanes. Ia reh guna meritaken kerna terang e man manusia, gelah kerina manusia megiken dingen tek man berita e. Labo si Johanes terang e; ia reh meritaken kerna terang e. Enda me terang si tuhu-tuhu; terang e sangana reh ku doni enda nerangi kerina manusia. Kata e enggo i bas doni enda. Doni enda ijadiken Dibata arah Ia, tapi la itandai doni enda Ia. Reh Ia ndahi negeriNa jine, tapi bangsaNa e la ngaloken Ia. Amin bage gia lit nge kalak si ngaloken Ia dingen tek man baNa; man kalak si bage iberekenNa hak jadi anak-anak Dibata. Kalak e jadi anak-anak Dibata labo tubuh arah dareh manusia bagi biasana, ntah tubuh erkiteken sekalak dilaki, tapi Dibata kap Bapana. Kata e enggo jadi manusia, janah Ia ringan i tengah-tengahta. Enggo idah kami kemulianNa si mbelin, e me kemulian si ibereken Dibata man baNa erkiteken Ia Anak Dibata si Tonggal. Anak e encidahken lias ate ras kai si benar kerna Bapa e. Kerna Ia me si iberitaken Johanes, asum nina, "Ia me katangku asum ningku, 'Pudin Ia reh asangken aku, tapi belinen Ia asa aku, sabap ope denga aku tubuh pe Ia enggo lit.' " Erkiteken Ia dem perkuah ate, ipasu-pasuNa kita kerina, iberekenNa man banta lias ate si la erkeri-kerin. Dibata mereken undang-undang arah Musa tapi lias ate ras kebenaren kerna Dibata reh arah Jesus Kristus. Ise pe labo pernah ngidah Dibata. Tapi Anak si Tonggal, si bali ras Dibata, dingen si rembak ras Bapa, Ia me si enggo mpetandaken Dibata.
Bagenda me kata Tuhan.

DASAR IMAN KATOLIK

DASAR IMAN KATOLIK

Hampir semua denominasi Protestan mengatakan Hanya Alkitab sumber Iman Kristiani (Sola Scriptura) tetapi tidak untuk gereja Katolik. Lalu apakah dengan ini gereja Katolik tidak menghargai kitab suci? oh tentu tidak sebab alkitab sendiri ditetapkan oleh gereja Katolik maka adalah aneh jika justru Katolik tidak menghargai kitab suci (untuk lebih jelasnya baca Sejarah Alkitab). Gereja Katolik menerima Kitab suci sebagai dasar iman tetapi bukan satu-satunya dasar iman. mengapa? sebab masih ada 2 hal yang lain yaitu:

1. Hak Mengajar Gereja (Magisterium).

Mengapa Gereja memiliki wewenang mengajar? sebab Gereja adalah Pondasi kebenaran "...jemaat dari Allah yang hidup, tiang penopang dan dasar kebenaran" (1 tim 3:15) dan juga karena Yesus sendiri memberikan wewenang itu kepada Petrus secara pribadi (Mat 16:18-19)(untuk lebih jelasnya lihat tentang kePausan) dan kepada Para Rasul yang lain (Mat 18:18; Lk 10:16) atas dasar inilah maka jemaatawal taat pada pengajaran para rasul (Kis 2:42). lalu apakah hak mengajar ini hanya untuk para rasul atau diwariskan kepada para penggantinya? tentu saja hak mengajar ini diwariskan sebab Yesus menjanjikan Gereja-Nya akan bertahan sampai sepanjang masa (Matius 28:20), kita tahu para rasul tidak akan bertahan sepanjang masa karena mereka adalah manusia tentu secara akal sehat pastilah wewenang itu diwariskan supaya gereja dengan pola yang sama seperti dahulu (Apostolik) tetap bertahan sepanjang masa.

2. Tradisi Suci.

Tradisi Suci adalah ajaran yang tidak tertulis seperti yang diungkapkan dalam:

1. Kis 2:42 di mana dikatakan bahwa jemaat kristen perdana bertekun dalam pengajaran para rasul, jauh sebelum tulisan-tulisan Perjanjian Baru sendiri lahir. Jadi kehidupan iman Gereja tidak terbatas pada buku saja,tetapi juga pada ajaran lisan para pemimpin suci yang ditetapkan oleh Tuhan.

2. 1Kor 15:3 di mana dikatakan oleh Paulus bahwa kebenaran tentang Yesus Kristus dia terima sendiri (jelas secara lisan)

3. 2Tes 2:15 dimana Paulus menasehati umatnya: "Berdirilah teguh dan berpeganglah pada ajaran-ajaran yang kamu terima dari kami, baik itu secara lisan maupun secara tertulis." Ajaran-ajaran yang tidak tertulis semacam itulah yang kita sebut Tradisi.

4. Yoh 21:25 yang berbunyi: "Masih banyak hal-hal lain lagi yang diperbuat Yesus, tetapi jikalau sernuanya itu harus dituliskan satu per satu. maka agaknya dunia ini tidak memuat semua kitab yang harus ditulis itu." Ayat ini menunjukkan bahwa tujuan penulisan injilnya bukanlah untuk mendaftar semua ajaran kristen atau membuat daftar lengkap dari ucapan dan perbuatan Yesus. Yang dia tulis hanyalah hal-hal yang paling mendasar untuk keselamatan manusia. Hal yang sama kiranya berlaku untuk kitab-kitab Perjanjian Baru lainnya.

5. "Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu, tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya. Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang." (Yoh 16:12-13) Bagaimana Roh Kudus akan membimbing kepada keseluruhan kebenaran jika karyanya dibatasi oleh Tradisi yang sudah dibukukan dalam alkitab.

Apakah Tradisi ini terjamin kebenarannya karena tidak tertulis?. Tradisi terjamin kebenarannya karena dipelihara oleh Gereja yang adalah tiang Pondasi kebenaran "...jemaat dari Allah yang hidup, tiang penopang dan dasar kebenaran" (1 tim 3:15). Contoh Tradisi Suci adalah masalah Maria diangkat ke Surga ini sebenarnya dalah Tradisi Apostolik karena paham ini berkembang sejak jaman dahulu ketika masih dekat dengan masa Para Rasul seperti yang diungkapkan oleh: St. Gregory (594 AD), bishop of Tours, declared that "the Lord . . . commanded the body of Mary be taken in a cloud into paradise; where now, rejoined to the soul, Mary reposes with the chosen ones." St. Germaine I (+732 AD), Patriarch of Constantinople, speaks thusly to Mary, "Thou art . . . the dwelling place of God . . . exempt from all dissolution into dust." And St. John Damascene asserted, "He who had been pleased to become incarnate (of) her . . . was pleased . . . to honor her immaculate and undefiled body with incorruption . . . prior to the common and universal resurrection.".............. hingga akhirnya paham ini dijadikan dogma secara resmi tahun 1 November 1950 oleh Paus Pius XII dan paham ini juga dapat digali dalam alkitab (lihat pada Maria sebagai Tabut perjanjian, Maria dikandung tanpa Noda dosa & Maria diangkat ke Surga) dari contoh jelas Alkitab dan Tradisi saling menunjang bahkan sebenarnya Alkitab adalah Tradisi yang Tertulis seperti yang diungkapkan dalam Lukas 1:1-4 yang bila kita baca prolog injil tsb maka alurnya akan tampak seperti ini: pada mulanya adalah ajaran lisan yang disampaikan orang-orang yang merupakan saksi mata apa yang diperbuat Yesus dan "Pelayan Firman" lalu Penulis injil lukas membukukan semuanya setelah diselidiki kebenarannya supaya memperkuat keyakinan bahwa apa yang sudah diterima (secara Lisan) adalah benar adanya. (uraian sekilas tentang Tradisi Suci, lihat artikel singkat tentang Tradisi Suci)

Dari uraian mengenai Tradisi - Kitab Suci - Magisterium jelaslah bahwa Dari uraian di atas nampak betapa eratnya hubungan Tradisi dan Alkitab. Oleh karena itu Alkitab harus ditafsirkan dalam konteks dan dalam kesatuan dengan Tradisi. Sulit membayangkan penafsiran Alkitab lepas dari Tradisi, sebab sebelum Alkitab ditulis, Sabda Allah itu sudah lebih dahulu dihayati dalam Tradisi. Sebaliknya, karena penulisan Alkitab itu ada di bawah pengaruh Roh Kudus sendiri, maka Tradisi yang dihayati Gereja di segala jaman itu harus dikontrol dalam terang Alkitab. dan dalam menafsirkan Tradisi & Alkitab Gereja Yesus Kristuslah yang mendapat wewenang untuk mengajar dan wewenang untuk mengajar soal-soal iman dan susila ada di tangan para uskup sebagai pewaris sah para rasul dengan Paus sebagai pemimpin, yakni pengganti Petrus. mengapa? sebab dalam 2Pet 3:15-16 diingatkan bahwa Alkitab sangat sulit untuk dimengerti sehingga butuh wewenang khusus untuk menafsirkannya dan wewenang itu ada ditangan Gereja yang sudah diberi wewenang oleh Yesus sendiri.

KITAB SUCI

Sesuai dengan kehendak Allah terjadilah pengalihan Injil atas dua cara:
-- secara lisan "oleh para Rasul, yang dalam pewartaan lisan, dengan teladan serta penetapan-penetapan meneruskan entah apa yang mereka terima dari mulut, pergaulan, dan karya Kristus sendiri, entah apa yang atas dorongan Roh Kudus telah mereka pelajari";
-- secara tertulis "oleh para Rasul dan tokoh-tokoh rasuli, yang atas ilham Roh Kudus itu juga telah membukukan amanat keselamatan" (DV 7). (KGK 76)

"Adapun, supaya Injil senantiasa terpelihara secara utuh dan hidup di dalam Gereja, para Rasul meninggalkan Uskup-Uskup sebagai pengganti-pengganti mereka, yang `mereka serahi kedudukan mereka untuk mengajar" (DV 7). Maka, "pewartaan para Rasul, yang secara istimewa diungkapkan dalam kitab-kitab yang diilhami, harus dilestarikan sampai kepenuhan zaman melalui penggantian-penggantian yang tiada putusnya" (DV 8). (KGK 77)

Dengan demikian penyampaian Diri Bapa melalui Sabda-Nya dalam Roh Kudus tetap hadir di dalam Gereja dan berkarya di dalamnya: "Demikianlah Allah, yang dahulu telah bersabda, tiada henti-hentinya berwawancara dengan Mempelai Putera-Nya yang terkasih. Dan Roh Kudus, yang menyebabkan suara Injil yang hidup bergema dalam Gereja, dan melalui Gereja dalam dunia, menghantarkan Umat beriman menuju segala kebenaran, dan menyebabkan Sabda Kristus menetap dalam diri mereka secara melimpah (lih. Kol 3:16)" (DV 8). (KGK 79)

Apa dasar hubungannya Tradisi dan Kitab suci
"Tradisi Suci dan Kitab Suci berhubungan erat sekali dan terpadu. Sebab keduanya mengalir dari sumber ilahi yang sama, dan dengan cara tertentu bergabung menjadi satu dan menjurus ke arah tujuan yang sama" (DV 9). Kedua-duanya menghadirkan dan mendayagunakan misteri Kristus di dalam Gereja, yang menjanjikan akan tinggal bersama orang-orang-Nya "sampai akhir zaman" (Mat 28:20) .

"Kitab Suci adalah pembicaraan Allah sejauh itu termaktub dengan ilham Roh ilahi".
"Oleh Tradisi Suci Sabda Allah, yang oleh Kristus Tuhan dan Roh Kudus dipercayakan kepada para Rasul, disalurkan seutuhnya kepada para pengganti mereka, supaya mereka ini dalam terang Roh kebenaran dengan pewartaan mereka memelihara, menjelaskan, dan menyebarkannya dengan setia" (DV 9).(KGK 81)

"Dengan demikian maka Gereja", yang dipercayakan untuk meneruskan dan menjelaskan wahyu, "menimba kepastiannya tentang segala sesuatu yang diwahyukan bukan hanya melalui Kitab Suci. Maka dari itu keduanya [baik tradisi maupun Kitab Suci] harus diterima dan dihormati dengan cita rasa kesalehan dan hormat yang sama" (DV 9). (KGK 82)

TRADISI SUCI

Allah "menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran" (1Tim 2:4), artinya supaya semua orang mengenal Yesus Kristus. Karena itu Kristus harus diwartakan kepada semua bangsa dan manusia dan wahyu mesti sampai ke Batas-Batas dunia."Dalam kebaikan-Nya Allah telah menetapkan, bahwa apa yang diwahyukan-Nya demi keselamatan semua bangsa, harus tetap utuh untuk selamanya dan diteruskan kepada segala keturunan" (DV 7).(KGK 74)

"Maka Kristus Tuhan, yang menjadi kepenuhan seluruh wahyu Allah yang Mahatinggi (lih. 2Kor 1:30; 3:16-4:6), memerintahkan kepada para Rasul, supaya Injil, yang dahulu telah dijanjikan melalui para nabi dan dipenuhi oleh-Nya serta dimaklumkan-Nya sendiri, mereka wartakan kepada semua orang, sebagai sumber segala kebenaran yang menyelamatkan serta sumber ajaran kesusilaan, dan dengan demikian dibagi-bagikan karunia-karunia ilahi kepada mereka" (DV 7). (KGK 75)

Sesuai dengan kehendak Allah terjadilah pengalihan Injil atas dua cara:
- secara lisan "oleh para Rasul, yang dalam pewartaan lisan, dengan teladan serta penetapan-penetapan meneruskan entah apa yang mereka terima dari mulut, pergaulan, dan karya Kristus sendiri, entah apa yang atas dorongan Roh Kudus telah mereka pelajari";
- secara tertulis "oleh para Rasul dan tokoh-tokoh rasuli, yang atas ilham Roh Kudus itu juga telah membukukan amanat keselamatan" (DV 7). (KGK 76)

Penerusan yang hidup ini yang berlangsung dengan bantuan Roh Kudus, dinamakan "tradisi", yang walaupun berbeda dengan Kitab Suci, namun sangat erat berhubungan dengannya. "Demikianlah Gereja dalam ajaran, hidup serta ibadatnya melestarikan serta meneruskan kepada semua keturunan dirinya seluruhnya, imannya seutuhnya" (DV 8). "Ungkapan-ungkapan para Bapa Suci memberi kesaksian akan kehadiran tradisi itu yang menghidupkan, dan yang kekayaannya meresapi praktik serta kehidupan Gereja yang beriman dan berdoa" (DV 8). (KGK 78)

Tradisi yang kita bicarakan di sini, berasal dari para Rasul, yang meneruskan apa yang mereka ambil dari ajaran dan contoh Yesus dan yang mereka dengar dari Roh Kudus. Generasi Kristen yang pertama ini belum mempunyai Perjanjian Baru yang tertulis, dan Perjanjian Baru itu sendiri memberi kesaksian tentang proses tradisi yang hidup itu. Tradisi-tradisi teologis, disipliner, liturgis atau religius, yang dalam gelindingan waktu terjadi di Gereja-gereja setempat, bersifat lain. Mereka merupakan ungkapan-ungkapan Tradisi besar yang disesuaikan dengan tempat dan zaman yang berbeda-beda. Dalam terang Tradisi utama dan di bawah bimbingan Wewenang Mengajar Gereja, tradisi-tradisi konkret itu dapat dipertahankan, diubah, atau juga dihapus. (KGK 83)

"Tradisi Suci dan Kitab Suci merupakan satu perbendaharaan keramat Sabda Allah yang dipercayakan kepada Gereja " (DV 10). Di dalamnya Gereja yang berziarah memandang Tuhan, sumber segala kekayaannya, seperti dalam sebuah cermin. (KGK 97)

MAGISTERIUM

Magisterium adalah Wewenang Kuasa mengajar Gereja. dasar Magisterium adalah sebagai berikut :

"Adapun tugas menafsirkan secara otentik Sabda Allah yang tertulis atau diturunkan itu, dipercayakan hanya kepada Wewenang Mengajar Gereja yang hidup, yang kewibawaannya dilaksanakan alas nama Yesus Kristus" (DV 10).(KGK 85)

"Wewenang Mengajar itu tidak berada di alas Sabda Allah, melainkan melayaninya, yakni dengan hanya mengajarkan apa yang diturunkan saja, sejauh Sabda itu, karena perintah ilahi dan dengan bantuan Roh Kudus, didengarkannya dengan khidmat, dipelihara dengan suci, dan diterangkannya dengan setia; dan itu semua diambilnya dari satu perbendaharaan iman itu, yang diajukannya untuk diimani sebagai hal-hal yang diwahyukan oleh Allah" (DV 10). (KGK 86)

Kaum beriman mengenangkan perkataan Kristus kepada para Rasul: "Barang siapa mendengarkan kamu, ia mendengarkan Aku" (Luk 10:16) dan menerima dengan rela ajaran dan petunjuk yang diberikan para gembala kepada mereka dalam berbagai macam bentuk. (KGK 87)

Wewenang Mengajar Gereja menggunakan secara penuh otoritas yang diterimanya dari Kristus, apabila ia mendefinisikan dogma-dogma, artinya apabila dalam satu bentuk yang mewajibkan umat Kristen dalam iman dan yang tidak dapat ditarik kembali, ia mengajukan kebenaran-kebenaran yang tercantum di dalam wahyu ilahi atau secara mutlak berhubungan dengan kebenaran-kebenaran demikian. (KGK 88)

Tugas untuk menjelaskan Sabda Allah secara mengikat, hanya di serahkan kepada Wewenang Mengajar Gereja, kepada Paus dan kepada para Uskup yang bersatu dengannya dalam satu paguyuban. (KGK 100)

sumber Iman Katolik

Bacaan Misa Natal Pagi, 25 Desember 2010

Bacaan Misa Natal Pagi, 25 Desember 2010
Yes 52:7-10; Mzm 97 (98) :1.2-3a.3cd-4.5-6; Ibr 1:1-6; Yoh 1:1-18

“Sabda telah menjadi manusia, dan diam di antara kita”.

BACAAN INJIL:
Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya. Datanglah seorang yang diutus Allah, namanya Yohanes; ia datang sebagai saksi untuk memberi kesaksian tentang terang itu, supaya oleh dia semua orang menjadi percaya. Ia bukan terang itu, tetapi ia harus memberi kesaksian tentang terang itu. Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia. Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya. Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya. Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah. Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran. Yohanes memberi kesaksian tentang Dia dan berseru, katanya: "Inilah Dia, yang kumaksudkan ketika aku berkata: Kemudian dari padaku akan datang Dia yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku." Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia; sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus.Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya.
Demikianlah Injil Tuhan bagi kita hari ini.

Renungan Malam Natal, 24 Desember 2010

Renungan Malam Natal, 24 Desember 2010
Yes. 9:1-6; Mzm 95 (96) : 1-2a.2b-3.11-12.13; Tit 2:11-14; Luk 2:1-14
"Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud.

BACAAN INJIL:
Pada waktu itu Kaisar Agustus mengeluarkan suatu perintah, menyuruh mendaftarkan semua orang di seluruh dunia. Inilah pendaftaran yang pertama kali diadakan sewaktu Kirenius menjadi wali negeri di Siria. Maka pergilah semua orang mendaftarkan diri, masing-masing di kotanya sendiri. Demikian juga Yusuf pergi dari kota Nazaret di Galilea ke Yudea, ke kota Daud yang bernama Betlehem, karena ia berasal dari keluarga dan keturunan Daud, supaya didaftarkan bersama-sama dengan Maria, tunangannya, yang sedang mengandung. Ketika mereka di situ tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin, dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan. Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam. Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka sangat ketakutan. Lalu kata malaikat itu kepada mereka: "Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud. Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan." Dan tiba-tiba tampaklah bersama-sama dengan malaikat itu sejumlah besar bala tentara sorga yang memuji Allah, katanya: "Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya."
Demikianlah Injil Tuhan bagi kita pada malam natal ini.

PENGANTAR

SELAMAT NATAL.
Empat minggu lamanya kita menjalani masa Adven, mempersiapkan diri menyambut hari Raya Natal, kelahiran Yesus Tuhan Sang juruselamat kita. Selama itu pula kita diajak untuk memperbaharui diri, bertobat dan bahkan berusaha menghindarkan pesta-pesta atau kita diajak ‘keluar’ sebentar dari kehidupan dunia, mengkhususkan diri untuk refleksi atas diri kita dan semakin mendekatkan diri kepada Tuhan. Sesudah kita menjalani semuanya itu, sekarang, pada mala mini kita diajak bergembira, karena sudah melalui masa Adven dan terutama karena malam hari ini kita merayakan Natal, kelahiran Sang Jurus selamat kita, yang sudi menjadi manusia dan tinggal bersama kita.

RENUNGAN

Natal bagi kita adalah peristiwa kegembiraan karena pada hari Raya Natal Allah menyatakan dirinya kepada kita dalam diri Yesus yang lahir di Betlehem dan dalam kandang domba yang hina. Sehingga kita mampu mengenal wajah Allah dalam diri Yesus Kristus yang lahir. Allah bukanlah Allah yang jauh dari dunia ini, bukan jauh dari kehidupan kita, tetapi sungguh dekat dengan kita dan ada bersama kita. Memang sulit kita mengerti bagaimana mungkin Yesus yang adalah Allah mau menjadi manusia biasa seperti kita. Dia menjadi manusia sama seperti kita dengan dilahirkan dari kandungan Maria. Sulit juga kita mengerti bahwa Dia yang adalah Allah lahir dalam satu keluarga yang miskin, dalam keluarga yang juga harus tunduk pada aturan pemerintah saat itu. Lukas menggambarkan bahwa kelahiran Yesus bertepatan pada pendaftaran yang pertama kali diadakan sewaktu Kirenius menjadi wali negeri di Siria. Orang tuanya sebagai warga negeri saat itu, patuh dan menuruti perintah itu. Pada saat itulah Yesus lahir dalam kemiskinan satu keluarga kudus. Ketika Maria hendak melahirkan, tidak ada penginapaun satupun yang mau menerima mereka. Tentu bukan terutama karena penginapan sudah penuh atau orang lagi sibuk dan tidak mau repot mengurusi Maria yang hendak melahirkan, tetapi karena kemiskinan kedua orang tuanya. Dari sebab itulah akhirnya Dia dilahirkan di sebuah kandang yang tentunya tidak disukai oleh banyak orang. Hal ini juga sulit kita mengerti dengan akal budi kita, Dia yang adalah Tuhan yang mampu berbuat apa saja, tetapi mau menjadi manusia lewat keluarga miskin, mau ditolak karena kemiskinan dan pada akhirnya lahir dalam kesederhanaan dan bahkan boleh dikatakan Dia lahir dalam kemiskinan yang total. Kita juga sulit mengerti karena berita kelahiranNya pertama-tama dinyatkan kepada para gembala yang sedang menggembalakan dan tinggal bersama gembalaannya di padang belantara, bukan kepada para imam, ahli-ahli Taurat atau kepada para penguasa atau orang-orang kaya. Semuanya ini, menjadi semakin lengkap rasa kebingunan kita atas tindakan Allah yang demikian, sehingga tidak sedikit orang yang mengatakan , “Kalau memang Yesus adalah Allah yang datang mengunjungi kita, bagiamana mungkin Dia yang mahakuasa, yang mampu berbuat apa saja, tetapi mau melakukan semuanya itu? Mengapa Dia lahir ke dunia ini dalam kemiskinan, kesederhanaan, kesunyian dan penderitaan, mengapa bukan dalam kemegahan atau keagungan yang bisa membuat semua orang terkagum-kagum? Kalau sekiranya Tuhan hadir lewat atau dalam satu keluarga kaya atau keluarga raja, kita berpikir bahwa pasti dengan mudah orang baik akan ‘menyembah’ dan percaya bahwa Dia adalah Tuhan yang menyatakan diri kepada manusia. Namun ternyata Tuhan tidak melakukan seperti yang kita pikirkan, Dia hadir bukan lewat seperti yang diharapkan oleh manusia.

Peristiwa penyataan diri Allah kepada kita memang membingungkan pikiran manusiawi kita. Tetapi dari semuanya jelaslah apa yang mau dinyatakan kepada kita, itulah misteri cinta kasih Allah kepada manusia. Dengan menjalani semuanya itu, Allah ingin menyatakan cintanya yang total kepada manusia, Allah mau menyatakan dan memberikan diri-Nya secara total kepada manusia, tidak dengan setengah-setengah. Allah hadir dalam kesederhanaan, kemiskinan dan penderitaan, karena Dia mau semua orang bahkan orang-orang miskin yang tersingkirkan bisa dengan mudah bertemu dengan Dia, mengenal dan menyentuh-Nya. Sehingga jelaslah bagi kita bahwa dalam peristiwa Natal, kita merayakan Allah yang hadir dalam sejarah hidup manusia. Tuhan sungguh hadir dan memasuki sejarah hidup manusia yang penuh dengan penderitaan, Dia mamasuki dunia yang penuh dengan ketidakadilan yang mana orang miskin dan kecil seringkali ditolak dan disingkirkan, orang kaya, para penguasa seringkali hidup hanya untuk dirinya sendiri, tidak peduli dengan orang-orang kecil dan bahkan seringkali menindas orang-orang kecil. Bahkan Tuhan dalam awal kehadiran-Nya di dunia ini, siap menjadi korban dan kekejaman hidup ini, mengalami seperti yang dialami orang-orang miskin dan kecil. Tuhan hadir dalam penderitaan, kesujian dan terasing dari keramaian hidup atau kemewahan hidup dunia ini. Keadaan ini, menyiratkan bahwa Tuhan bersedia mengalami keterasingan, terkucil dari dunia ini dan bahkan menjalani hidup sebagai orang buangan di tempat ‘pembuangan’ yang tidak dikehendaki oleh banyak orang.

Memang secara manusia dan bila kita lihat dari keadaan, suasana kelahiran Yesus Tuhan kita, tidak ada yang membanggakan seperti pemikiran manusia. Tetapi dalam kelahiran-Nya, ada sukacita dan kebanggan besar yang melebihi dunia ini yakni CINTA KASIH ALLAH YANG SUNGGUH BESAR KEPADA MANUSIA. ALLAH MENGUNJUNGI MANUSIA, MEMASUKI DAN BAHKAN HADIR SERTA TINGGAL DALAM SEJARAH HIDUP MANUSIA. Inilah cukacita Natal yang sungguh membawa kegembiraan dan harapan baru bagi manusia, Allah ada bersama kita, Dia sangat dekat dengan kita sehingga semua orang yang mau percaya kepada-Nya dapat dengan mudah bertemu dengan Dia.

Natal adalah peristiwa terang.

Setiap merayakan Natal, pasti kita tidak lupa Terang yang kita rayakan bukanlah cahaya atau lampu yang gemerlapan yang umumnya menghiasai hiasan-hiasan yang kita buat di sekitar kandang atau gua natal. Tanpa sadar, kita menyatakan bahwa natal adalah perayaan terang atau peristiwa terang. Terang sejati yang kita rayakan adalah Yesus Kristus sendiri. Dia adalah terang sejati.

Yesus adalah terang sejati karena dalam dan lewat Dia yang lahir, kita menjadi mengenal siapa Allah, kita dapat melihat wajah Allah dalam Yesus yang lahir. Yesus adalah terang yang membawa terang dalam ‘kegelapan’ hidup dunia ini. Dalam hidup dunia ini, kita seringkali mengalami kegelapan hidup karena penderitaan, persoalan, kemiskinan, bencana alam, kekejaman orang, kesemena-menaan penguasa atau orang kaya, sehingga kita merasa hidup ini gelap, seakan tiada harapan untuk hidup lebih baik dan kita tidak mampu merasakan dan menemukan kehadiran Tuhan dalam hidup kita. Pada perayaan Natal ini, Yesus membawa terang dalam dunia kita yang demikian, bahwa Dia adalah Tuhan yang memasuki dan tinggal dalam sejarah hidup manusia serta dalam situasi yang demikian Dia juga hadir karena Dia sendiri sudah mengalami semunya itu. Yesus yang memasuki dan mengalami hidup yang demikian, menjadi terang yang memberi harapan dan sukacita bagi kita, karena Dia Tuhan hadir senantiasa bersama kita, Dia tidak jauh dan tidak meninggalkan kita.

Yesus adalah terang yang membawa terang juga bagi para penguasa, bagi orang-orang kaya dan orang-orang yang merasa dirinya terhormat. Dengan merayakan natal ini jelas bagi kita Yesus yang adalah Tuhan, mahakuasa yang mampu melakukan apa saja, tetapi mau merendahkan diri-Nya serendah-rendahnya, tidak menyombongkan kemahakuasaa-Nya dan kemuliaan surga. Lewat semuanya itu, Yesus memberikan suatu teladan, pengajaran dan pencerahan bagi para penguasa, orang-orang kaya, para terhormat, bahwa kebahagiaan sejati dan keutamaan hidup yang sejati bukan terletak pada kekuasaan, pada harta, bukan pada gila hormat atau kesombongan, tetapi pada cinta yang tulus untuk memberikan diri kepada sesama. Cinta yang tulus itu dinyatakan dalam kesederhanaan hidup, keberpihakan kepada orang-orang kecil dan kesediaan ikut mengalami hidup orang-orang kecil untuk membawa sukacita atau kegembiraan atau harapan baru bagi banyak orang. Kehormatan dan kegembiraan hidup juga adalah bila semua orang, terlebih orang-orang kecil bisa bertemu dan merindukan pertemuan yang tulus kepada kita.

Natal adalah Perayaan iman dan cinta yang tulus.

Maria dan Yusuf adalah orang beriman, yang sungguh percaya pada Tuhan dan Sabda-Nya. Mereka dengan tulus menerima kehadiran Yesus Sang Mesias. Iman dan ketulusan hati mereka, sungguh mengambil peran dalam kehadiran Sang Mesisa dalam hidup dunia ini. Demikian juga halnya para gembala. Sehingga bagi kita, dalam perayaan Natal ini jelas bagi kita hendaknya membina kambali iman akan Tuhan dan dengan tulus hati dan cinta yang tulus menerima Yesus adalah Tuhan kita, agar Dia berkenan hadir dan tinggal dalam diri kita dan dalam hidup kita. Iman dan cinta kita yang tulus percaya dan menerima Yesus adalah Mesias, itu pulalah kiranya yang menhadirkan Yesus dalam hidup kita dan bagi orang lain.

PENUTUP

Natal adalah peristiwa dan perayaan sukacita sejati karena dalam diri Yesus yang lahir kita bisa mengenal wajah Allah, Allah memasuki dan tinggal dalam sejarah hidup kita.Sehingga dengan perayaan Natal ini, kita yang walaupun mengalami penderitaan, kemiskinan, kemalangan, tekanan, keterasingan, diasingkan atau merasa dikucilkan dunia, menghalami bencana alam dan penderitaan lain, kita tetap setia, bersukacita dalam iman karena percaya bahwa Tuhan senantiasa bersama kita. Semoga dalam ‘kegelapan’ hidup yang demikian, kita juga berani membawa terang Natal yang berasal dari Sang Terang itu sendiri yakni Yesus Almasih. Amin.

Bacaan Malam Natal, 24 Desember 2010 (Bahasa Batak Toba)

Bacaan Malam Natal, 24 Desember 2010 (Bahasa Batak Toba)
Yes. 9:1-6; Mzm 95 (96) : 1-2a.2b-3.11-12.13; Tit 2:11-14; Luk 2:1-14

“Ai naung tubu do di hamu saborngin on, di huta ni si Daud, Sipalua i, i ma Kristus, Tuhan i!”

Dung i ro ma uju i parenta sian Kesar Augustus, ingkon suratan nasa jolma di gomgomanna. Pamilangon parjolo ma i, uju digomgomi si Kirenius tano Siria. Jadi borhat ma sasude, asa disurati, ganup tu bona ni pinasana. Borhat ma nang si Josep, na sian Galilea, sian Nasaret, nangkok tu luat Judea, tu huta ni si Daud, na margoar Betlehem, ala sian pomparan jala marga ni si Daud ibana, pasurathon dirina rap dohot si Maria, oroanna i, naung gabegabean. Jadi di na disini nasida, gok ma ari ni hangoluanna. Ditubuhon ma anak buhabajuna, diborhos ma, dipeakkon ma tu bagasan panggagatan, ala so adong inganan na asing di parmianannasida. Jadi adong ma marborngin di ladang na disini angka parmahan, mangingani pinahannasida. Jadi didapothon sada surusuruan ma nasida, jala marsinondang ma sangap ni Tuhan i humaliang nasida, gabe mabiar situtu ma. Alai didok surusuruan i ma tu nasida: Unang mabiar hamu; ai barita halalas ni roha godang do huboan tu hamuna, parsaulian ni sandok bangso i. Ai naung tubu do di hamu saborngin on, di huta ni si Daud, Sipalua i, i ma Kristus, Tuhan i! On ma partinandaan di hamu: Posoposo do dapotonmuna, na binorhos peak di panggagatan. Jala tompu ma adong dongan ni surusuruan i torop angka parangan parbanua ginjang, dipuji nasida do Debata, mandok: Hasangapon ma di Debata di ginjang, dame ma di tano on, di angka jolma halomoan i. Songon i ma Barita Nauli na dipatolhas tu hita sadari on.

Bacaan Malam Natal, 24 Desember 2010 (Bahasa Karo)

Bacaan Malam Natal, 24 Desember 2010 (Bahasa Karo)
Yes. 9:1-6; Mzm 95 (96) : 1-2a.2b-3.11-12.13; Tit 2:11-14; Luk 2:1-14

“Sendah i Kuta Daud enggo tubuh Juruselamat man bandu, e me Kristus Tuhan.”

Paksa si e Agustus kepala pemerentahen Roma, nuruh kerina rayat si lit i bas daerah kekuasanna gelah isensus. Enda me sensus si pemena. Sanga si e, Kirenius me gubernur i Siria. E maka kerina kalak berkat ku kuta pengulihenna gelah isensus. Jusup pe berkat i kuta Nasaret i Galilea nari ku kuta Betlehem i daerah Judea, kuta ketubuhen Raja Daud; sabab Jusup kesusuren Daud kap. Jusup nuratken gelarna ras tunangenna Maria si enggo mehuli kulana. Kenca seh i Betlehem, seh me paksana ia mupus. E maka ipupusna me anakna sintua dilaki, ibalutina alu ampan janah ipepedemna i bas pelangkah sabap lanai lit ingan i bas rumah penginapen. I bas daerah e lit piga-piga kalak permakan sangana ngiani asuh-asuhen i mbalmbal. Rempet tedis sekalak malekat Tuhan ilebe-lebe permakan ndai, janah terang si rehna i bas Tuhan nari ersinalsal ku sekelewetna. Mbiar kal permakan-permakan e, tapi nina malekat man bana, "Ola mbiar: Aku reh maba Berita Si Meriah, si mereken keriahen si mbelin man kerina manusia. Sendah i Kuta Daud enggo tubuh Juruselamat man bandu, e me Kristus Tuhan. Si jadi tanda kari man bandu e me: idapetindu kari anak-anak ibaluti alu uis, medem i bas pelangkah." Rempet teridah nterem malekat Surga tedis ras malekat si ndai dingen rende muji Dibata, "Terpujilah Dibata i bas Surga si meganjangna. Janah dame i doni man manusia si ngena ateNa." Bagenda me kata Tuhan.

Bacaan Injil Malam Natal, 24 Desember 2010

Bacaan Injil Malam Natal, 24 Desember 2010
Yes. 9:1-6; Mzm 95 (96) : 1-2a.2b-3.11-12.13; Tit 2:11-14; Luk 2:1-14

"Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud."

Pada waktu itu Kaisar Agustus mengeluarkan suatu perintah, menyuruh mendaftarkan semua orang di seluruh dunia. Inilah pendaftaran yang pertama kali diadakan sewaktu Kirenius menjadi wali negeri di Siria. Maka pergilah semua orang mendaftarkan diri, masing-masing di kotanya sendiri. Demikian juga Yusuf pergi dari kota Nazaret di Galilea ke Yudea, ke kota Daud yang bernama Betlehem, -- karena ia berasal dari keluarga dan keturunan Daud, supaya didaftarkan bersama-sama dengan Maria, tunangannya, yang sedang mengandung. Ketika mereka di situ tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin, dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan. Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam. Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka sangat ketakutan. Lalu kata malaikat itu kepada mereka: "Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud. Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan." Dan tiba-tiba tampaklah bersama-sama dengan malaikat itu sejumlah besar bala tentara sorga yang memuji Allah, katanya: "Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya."
Demikianlah Injil Tuhan bagi kita pada malam natal ini.

GKI Taman Yasmin Disegel Lagi

GKI Taman Yasmin Disegel Lagi

Reformata.com –
MENJELANG hari Natal ini, umat kristiani Indonesia, terutama yang di Jawa Barat, mengalami masa-masa tegang. Maklum belakangan ini kerap terjadi gangguan dari kelompok radikal Islam terhadap acara-acara ibadah mereka.

Namun pada Minggu (19/12), jemaat dibantu tokoh pendukung pluralis membongkar paksa gembok gereja untuk mereka gunakan beribadah. Tapi Pemkot kembali menggembok gerbang gereja itu. Umat kembali beribadah di jalanan.

Dwiati Nopita Rini dari Gereja Kristiani Indonesia (GKI) Taman Yasmi Bogor, kepada Radio Nederland Wereldomproep mengatakan bahwa Pemkot Bogor menyegel gereja itu dengan alasan pihak gereja tidak mengikuti prosedur hukum waktu membangun gereja itu. Tapi, pihak gereja sendiri mengatakan kalau gereja sudah mengikuti prosedur hukum, sudah punya IMB (Izin Mendirikan Bangunan).

“Karena sudah dari MA itu dinyatakan IMB kami berkekuatan hukum tetap, kami tetap melakukan kegiatan di tempat, di lokasi kami. Tapi sejak pertama kami merencanakan untuk ibadah di trotoar, itu waktu itu awal April, semalam sebelumnya Pemerintah Kota Bogor menyegel tempat ibadah kami. Sehingga akhirnya kami ibadah di trotoar,” kata Rini. Berhubung gereja sudah disegel lagi, maka jemaat GKI Taman Yasmin akan mengadakan malam refleksi Natal pada Sabtu (24/12) malam di trotoar lagi. Hans


Published On Thursday, December 23, 2010 By hans. Under: Hans P Tan, Reformata.
Sumber : http://networkedblogs.com/

Renungan Hari Biasa Khusus Adven, Kamis, 23 Desember 2010

Renungan Hari Biasa Khusus Adven,
Kamis, 23 Desember 2010

Mal 3:1-4,4:5-6, Mzm 25:4b-5b,8-9,10-14, Luk 1:57-66

"Tuhan senantiasa tidak mengabaiakan apa yang kita mohonkan dengan sungguh-sungguh.”

BACAAN INJIL:
Kemudian genaplah bulannya bagi Elisabet untuk bersalin dan iapun melahirkan seorang anak laki-laki. Ketika tetangga-tetangganya serta sanak saudaranya mendengar, bahwa Tuhan telah menunjukkan rahmat-Nya yang begitu besar kepadanya, bersukacitalah mereka bersama-sama dengan dia. Maka datanglah mereka pada hari yang kedelapan untuk menyunatkan anak itu dan mereka hendak menamai dia Zakharia menurut nama bapanya, tetapi ibunya berkata: "Jangan, ia harus dinamai Yohanes." Kata mereka kepadanya: "Tidak ada di antara sanak saudaramu yang bernama demikian." Lalu mereka memberi isyarat kepada bapanya untuk bertanya nama apa yang hendak diberikannya kepada anaknya itu. Ia meminta batu tulis, lalu menuliskan kata-kata ini: "Namanya adalah Yohanes." Dan merekapun heran semuanya. Dan seketika itu juga terbukalah mulutnya dan terlepaslah lidahnya, lalu ia berkata-kata dan memuji Allah. Maka ketakutanlah semua orang yang tinggal di sekitarnya, dan segala peristiwa itu menjadi buah tutur di seluruh pegunungan Yudea. Dan semua orang, yang mendengarnya, merenungkannya dan berkata: "Menjadi apakah anak ini nanti?" Sebab tangan Tuhan menyertai dia.
Demikianlah Injil Tuhan bagi kita hari ini:

RENUNGAN:

St Lukas melukiskan tentang kelahiran Yohanes Pembaptis secara ajaib. Zakaria dan Elisabet, orang tua dari Yoanes Pembaptis, sudah lanjut umurnya. Tetapi justru di hari tua mereka mendapatkan kabar yang menggembirakan. Namun kabar itu sulit dipercaya oleh Zakaria dan ketidakpercayaan Zakaria menyebabkan dirinya bisu.

Kelahiran Yohanes Pembaptis di tengah keluarga Zakaria dan Elisabet dilihat oleh para tetangga dan kaum keluarganya sebagai curahan rahmat Tuhan. Tuhan sudi menunjukkan rahmatNya yang begitu basar kepada Zakaria dan Elisabet. Di hari tua mereka diberi kegembiraan dengan kelahiran seorang anak yang tentunya sudah dinantikan cukup lama, sejak mereka masih pengantin baru.

Kisah Zakaria dan Elisabet ini memberikan inspirasi bagi keluarga-keluarga yang menantikan kehadiran seorang anak dalam keluarga namun penantian itu belum terwujud untuk senantiasa berharap pada kemurahan Tuhan. Membaca kisah tentang kelahiran Yohanes Pembaptis dan situasi orang tuanya yang sudah lanjut usia saya teringat akan sebuah keluarga yang juga menanti kehadiran seorang anak namun tidak kunjung memilikinya.

Ada sebuah keluarga yang tak kunjung dikaruniai keturunan. Dalam penantian yang cukup panjang akhirnya mereka memutuskan untuk mengadopsi anak dari keluarga yang tidak mampu. Setelah beberapa tahun memiliki anak adopsi istrinya mengandung. Mengetahui kalau istrinya mengandung keluarga ini menjadi bingung. Dalam benak mereka muncul pertanyaan: “Bagaimana dengan anak yang mereka adopsi?” Namun dalam perjalanan waktu mereka akhirnya menyadari kalau anak yang mereka adopsi itulah yang membawa berkah bagi mereka. Perbuatan baik mereka dengan mengadopsi anak dilihat sebagai jalan agar Tuhan menunjukkan rahmatNya bagi mereka dengan mengabulkan harapan dan impian mereka untuk memiliki keturunan.

Kisah keluarga ini memberikan keteguhan iman bagi kita bahwa Tuhan senantiasa tidak mengabaiakan apa yang kita mohonkan dengan sungguh-sungguh. Tuhan senantiasa mencurahkan berkatNya yang melimpah kepada kita semua seturut apa yang kita perlukan. Oleh karena itu, janganlah putus-putusnya memohonkan apa yang kita butuhkan kepada Tuhan.

REFLEKSI:

1. Sadarilah abhwa Anda juga berasal dari Tuhan dan dikasihi oleh Tuhan.

2. Dalam doa, sampaikanlah pujian dan permohonanmu kepada Tuhan untuk hari ini.

Berbagi Informasi untuk Membantu Saudara/i yang menderita

PENGUMUMAN
DARI PUSAT REHABILITASI HARAPAN JAYA PEMATANG SIANTAR

Nih kami coba bagikan pengumuman dari Pusat Rehabilitasi Harapan Jaya Pematang Siantar. Pihak Pusat Rehabilitasi Harapan Jaya merencanakan kedatangan dokter ahli bedah tulang untuk tahun 2011 yang akan datang, sebagai berikut:

1. Dr. Gerrit Olijhoek, dari tanggal 30 Januari 2011 s/d 25 Februari 2011.
2. Dr. Paulien Bijlsma, dari tanggal 30 Januari s/d 12 Februari 2011.
3. Dr. Melinda Maria Eva Helena Witbreuk, dari tanggal 30 Januari 2011 s/d 12 Februari 2011.
4. Dr. Willard Jan Rijnberg, dari tanggal 12 Februari s/d 25 Februari 2011.

Untuk informasi selengkapnya, silahkan hubungi:

Pusat Rehabilitasi Harapan Jaya
Jl. Makadame Raya Perumnas Km. 6
Pematang Siantar 21151
Tel. : 0622-7550489, Fax : 0622-7550140
e-mail :prjhjaya@yahoo.co.id

Kepala Pusat / Pimpinan: Sr. Xaveria Haloho, FCJM.

Pastor Ambrosius Nainggolan , OFM.Cap. Dari Pemekaran Paroki Hingga Pemugaran Makam Oppung Dolok

Pastor Ambrosius Nainggolan , OFM.Cap.
Dari Pemekaran Paroki Hingga Pemugaran Makam Oppung Dolok
(Dalam rangka Jubileum Paroki Seribudolok)

Paroki Saribudolok menginjak usia 75 Tahun. Kehadiran paroki yang cukup berkembang saat ini tidak terlepas dari peran Pastor Elpidius van Duijnhoven atau yang lebih dikenal dengan oppung Dolok. Kegembiraan ini disyukuri dengan merayakan Pesta Jubileum 75 Tahun Paroki Saribudolok

Bagi Pastor Ambrosius Nainggolan, OFMCap, moment jubileum Paroki Saribudolok saat ini adalah kesempatan bersyukur atas penyertaan Tuhan dalam perjalanan paroki ini. Peristiwa ini menjadi kesempatan yang baik untuk merefleksikan kehadiran gere a selama 75 tahun di Paroki Saribudolok.

Untuk itu dibuat beberapa kegiatan mulai dari ziarah sambil memperkenalkan Oppung Dolok terutama dengan semangatnya, pengabdiannya, dan sampai kepada acara puncak dengan perayaan bersama pada 27-28 November2010. Saat itu juga diundang putera-puteri paroki ini yang ada di perantauan, baik itu awam,biarawan/wati, dan pemerhati paroki.

Pastor paroki ini menjelaskan perkembangan selama 75 tahun paroki ini sangat pesat dalam arti jumlah umatnya, jumlah stasi pun juga orang-orang, putera-puteri paroki ini yang bersedia menjadi imam, suster, bruder. "Saya sangat memuji paroki ini dalam hal panggilan," jelas pastor yang ditahbiskan pada 6 Januari 2001 ini. "Tetapi memang dalam hal, katakanlah kegiatan yang lebih terorganisir, masih belum tertata dengan baik. Terutama menyangkut tenaga awam. Kami melihat bahwa disini ada keterputusan generasi. Jadi katakanlah mulai dari Doktor Bosi mungkin sampai kepada bapak ini (sambil menunju Bapak Fransiskus Sipayung yang kebetulan hadir saat
wawancara) masih kuat sampai kepada generasi Albert Sinaga. Di situ masih terandalkan awam. Tapi sesudah itu saya lihat, sudah terputus. Pada generasi muda, berusia sekitar 30-40 tahun, saya belum melihat orang yang bisa diandalkan untuk gereja. Pengkaderan dilihat amat perlu untuk regenerasi tenaga awam yang militan," terang pastor kelahiran Palipi 38 tahun lalu ini.

PEMEKARAN PAROKI

Satu hal yang menjadi bagian permenungan pastor ini dalam kesulitannya adalah melihat luasnya paroki ini. Karena itu ia sendiri betul bercita-cita dan untuk pribadinya itu harga mati bahwa paroki ini akan dimekarkan. Selain efektifitas pelayanan, pun juga secara politik sudah saatnya untuk mengambil posisi pemekaran paroki baru di Pematang Raya.

"Saya melihat kalau kita sebagai gereja mau berdiri sendiri, tetapi tertutup pada pemerintahan, kewalahan juga kita jadinya. Jadi biar bagaimana pun untuk pembangunan masyarakat, pembangunan gereja kita harus menggandeng pemerintah saat ini dan tempatnya itu Pematang Raya. Prediksi, pengamatan saya mulai sekarang sampai ke depan, Raya itu akan menjadi pusat pergerakan orang, pusat pergerakan ekonomi, pusat pergerakan politik, sosial kemasyarakatan kabupaten Simalungun. Jadi kita harus hadir di sana. Itulah kiranya cita-cita saya pribadi begitu datang ke paroki ini. Dan langkah pertama sudah dibuat dengan membeli tanah untuk lokasi paroki di Pemalang Raya. Bapak Uskup Mgr A.B. Sinaga dengan segala latar belakang itu tadi, sebenarnya sudah merekomendasikan Pematang Raya menjadi paroki," jelas pastor ini yang sudah membangrm 5 gereja sejak ia hadir di Paroki Saribudolok.

HIDUP MENGGEREJA

Hidup menggereja umat, menurut Pastor Ambrosius mempunyai kelebihan dan kelemahan. Misalnya saja soal ketepatan atau disiplin waktu. Tidak bisa kita mengharapkan kegiatan umat seperti di paroki lain harus jam sekianlah tepat, belum. Situasi menuntut untuk tidak bisa. "Saya melihat tanaman palawija yang lebih banyak mengatur ritrne kehidupan umat disini, termasuk pada hari minggu," terang pastor paroki ini. "Tetapi kehadiran umat di gereja, sekurang-kurangya untuk Saribudolok sendiri ada perkembangan dalam 2 tahun terakhir ini, termasuk juga Bandar Hinalang.

Waktu baru sampai saya di paroki ini, misa hari minggu kadang hanya sepertiga gereja itu terisi. Sekarang sekurang-kurangnya kalau ada pastor, hampir penuh terus gereja. Mungkin udah mulai dirasakan juga apa manfaatnya hidup menggereja," jelasnya. Jumlah umat di Paroki Saribudolok saat ini lebih kurang 4500 KK dengan 61 stasi. Selama 2 tahun menggembala di Paroki Saribudolok Pastor Ambrosius melihat bahwa hubungan dengan gereja tetangga belum ada keistimewaan, belum ada acara-acara formal yang dilaksanakan bersama tapi bahwa saling menyapa waktu jumpa di pesta misalnya, itu wajar. Mungkin karena ikatan keluarga, ikatan adat tidak ada lagi orang di sini yang saling menyudutkan.

HARAPAN

Selain pemekaran paroki, pastor ini berharap agar umat benar menghargai apa yang diwariskan misionaris, karena para misionaris mengorbankan banyak hal. "Itu harus kita hargai dengan ketekunan dalam hidup menggereja," jelasnya sambil memberikan peribahasa "Jangan lupa kacang akan kulitnya". Pastor Ambrosius melihat bahwa peran Oppung Dolok sangat besar untuk paroki. Ia bertahan di daerah Simalungun, boleh dikatakan mulai dari tahbisan pastor sampai akhirnya hayatnya, itu sesuatu yang luar biasa. Memang Oppung Dolok pernah pindah ke Kabanjahe tapi hanya satu kali, tapi dia kembali lagi ke sini. Dia betul-betul menyatu dengan daerah Simalungun ini.

Pesan yang berikutnya yang ingin disampaikannya adalah untuk kemandirian, apakah itu rayon terutama supaya bisa mandiri untuk memperbaiki hidup menggereja keseluruhan, termasuk kepengurusan, sarana peribadatan lalu acara peribadatan dan jangan pernah seorang pun, kalaupun minoritas di tempat itu merasa diri minder. Pendidikan untuk para pengurus Gereja sudah pernah dibuat tapi terputus. Dulu disebut Pembinaan Hidup Menggereja. Terputus sebenamya karena perekrutan yang kurang pas. Pernah juga sekolah vorhanger diadakan, tapi mati suri. Baru tahun lalu tidak ada lagi.

Program ke depan jenis pembinaan ini memang harus dihidupkan itu. Hanya kami perlu tenaga yang lebih punya waktu untuk itu. Kami harap itu tenaga dari berbagai komisi yang ada di KAM ini," harapnya.

PERAN BIARAWAN/I ANAK PAROKI

Sampai sekarang, jum-lah biarawan/biarawati yang berasal dari Paroki Saribudolok berjunllah 250 orang. Selama 2 tahun keberadaan Pastor Ambrosius di Paroki Saribudolok, beliau melihat hanya beberapa anak paroki yang menjadi biarawan/wati yang memberi hati untuk paroki, tapi banyak yang tidak ada. Ia mengaku sebelumnya kurang tahu. Tapi dalam acara malam reuni para biarawan/wati asal paroki nanti diharaplan perhatian dari mereka rurtuk paroki; Bagaimana mereka punya jaringan, enlah grup, entah pemerhati pada paroki ini, entah melalu 'salah satu cata apa yang mau dibuat, itu harus dipikirkan. Pokoknya adalah perhatian mereka ke Paroki Saribudolok.

Satu hal lagi yang ingin diwujudkan Pastor ini adalah dengan memugar makam Opung Dolok, dan membuat tempat doa di sisi makam. Dengan demikian, kelak tempat itu bisa menjadi sebuah tempat ziarah dimana orang bisa berdoa dengan suasana tenang dan tetap mengingat Opung Dolok. Semoga. (Red)

Disadur dari MENJEMAAT, Majalah Keuskupan Agung Medan, No. 12/XXXII/Desember 2010

PAUS: Skandal Seks, Masyarakat Ikut Bersalah

PAUS:
Skandal Seks, Masyarakat Ikut Bersalah

VATICAN CITY, KOMPAS.com — Gereja Katolik harus memeriksa kegagalan dalam ajarannya yang memungkinkan pelecehan seksual yang tak "terbayangkan" terhadap anak-anak oleh para imam dapat berlangsung lama seakan tanpa hambatan.

"Penghinaan" luas yang dialami Gereja Katolik sebagai akibat dari skandal tersebut harus menjadi pendorong untuk melakukan reformasi, demikian dikatakan Paus Benediktus XVI kepada para kardinal yang berkumpul di Roma, Minggu (19/12/2010), sebagaimana dilaporkan Telegraph, Senin. Namun, Paus berpendapat, krisis pelecehan itu harus dilihat dalam "konteks" sosialnya. Ia menunjuk bahwa sebagian persoalan berasal dari sikap permisif masyarakat Barat sejak tahun 1970-an.

Para korban pelecehan seks para imam langsung meradang saat mendengar komentar Paus itu. Mereka mengecam pernyataan Paus sebagai upaya lain otoritas Gereja untuk menghindari tanggung jawab atas skandal tersebut.

Paus berbicara dalam pidato tahunan Natal-nya kepada para uskup dan kardinal, yang berkumpul di istana apostolik Vatikan yang bergaya fresko, Sala Regia. Meski menekankan bahwa kebanyakan imam terhormat, Paus Benediktus mengatakan, pengungkapan pelecehan itu tahun ini telah mencapai "sebuah dimensi yang tak terbayangkan" yang menuntut gereja untuk menerima "penghinaan" itu sebagai sebuah panggilan untuk melakukan pembaruan.

"Kita tahu gaya tarik khusus dari dosa yang dilakukan oleh para imam ini dan tanggung jawab yang melekat pada kita," katanya. "Kita harus bertanya kepada diri sendiri apa yang bisa kita lakukan untuk memperbaiki sebanyak mungkin ketidakadilan yang terjadi. Kita harus bertanya kepada diri sendiri apa yang salah dalam ajaran kita yang memungkinkan hal seperti itu terjadi."
Namun, Benediktus mengatakan, kesalahan terletak bukan hanya pada gereja, melainkan juga pada "konteks zaman kita", di mana pornografi anak, penggunaan narkoba, perdagangan seksual sampai pada beberapa tingkat dianggap diperbolehkan. "Ada pasar pornografi anak-anak yang tampaknya menjadi semakin diterima secara normal oleh masyarakat," katanya. "Kerusakan psikologis anak-anak, di mana manusia direduksi menjadi sebuah artikel pasar, merupakan tanda-tanda zaman yang menakutkan." Ideologi yang mendasari ekses-ekses tersebut berasal dari tahun 1970-an, ketika "pedofilia diteorikan sebagai sesuatu yang sudah ada dalam diri seseorang dan bahkan anak", katanya. "Dampak dari teori tersebut nyata saat ini."

Perwakilan para korban pelecehan mengecam komentar Paus itu sebagai "omong kosong". Margaret Kennedy, dari kelompok Minister and Clergy Sexual Abuse Survivors, mengatakan, "Dia mencoba untuk mengatakan bahwa dunia modern itu korup dan garang secara seksual. Menyalahkan masyarakat untuk apa sebenarnya tanggung jawab mereka," katanya. "Tidak seorang pun pada zaman apa pun yang pernah berpikir bahwa orang dewasa melakukan hubungan seks dengan anak-anak merupakan sesuatu yang benar."

Skandal itu pertama muncul ke dalam kesadaran publik di Amerika Serikat tahun 2002, lalu menyebar ke seluruh dunia awal tahun ini, dengan ribuan korban bermuncul di Eropa dan seantero dunia.

Berbagai rincian diungkapkan tentang para uskup yang menutup-nutupi para imam pedofilia dan para pejabat Vatikan yang tutup mata terhadap kejahatan itu selama beberapa dekade. Benediktus sendiri bahkan menghadapi sejumlah persoalan tentang cara penanganannya terhadap krisis tersebut, ketika masih sebagai Uskup Agung di Muenchen, Jerman, dan sebagai Kepala Kantor Vatikan yang bertanggung jawab untuk menangani kasus-kasus pelecehan tersebut.

Sumber : http://internasional.kompas.com/ Selasa, 21 Desember 2010.

Paus Selesaikan Buku Kedua tentang Yesus

Paus Selesaikan Buku Kedua tentang Yesus

Paus Benediktus XVI

VATIKAN, KOMPAS.com — Paus Benediktus XVI telah menyelesaikan buku keduanya tentang Yesus Kristus. Menurut Vatikan, Senin (10/5/2010), buku itu akan segera tersedia dalam beberapa bulan ke depan di toko-toko buku.

Pernyatan resmi Vatikan menyebutkan, buku itu memfokuskan pada kisah sengsara dan kebangkitan Yesus Sang Juru Selamat.

Untuk diketahui, buku pertama Paus Benediktus XVI yang berkisah tentang kehidupan Yesus, terutama masa-masa Dia mewartakan kabar gembira melalui pengajarannya yang diluncurkan tahun 2007 lalu menjadi best seller.

Buku kedua ini rencananya akan diserahkan kepada dua penerbit sekaligus. Selain penerbit Vatikan, Libreria Editrice Vaticana, buku itu juga diserahkan kepada sebuah penerbit di Jerman. Libreria Editrice Vaticana akan menerjemahkan buku tersebut yang ditulis dalam bahasa Jerman sebagai bahasa ibu Paus.

Sumber : http://internasional.kompas.com, Senin, 10 Mei 2010

Renungan Hari Biasa Khusus Adven IV, Selasa 21 Desember 2010 dan dan Rabu 22 Desember 2010

Renungan Hari Biasa Khusus Adven IV, Selasa 21 Desember 2010
Kid 2:8-14 atau Zef 3:14-18a, Mzm 33:2-3,11-12,20-21, Luk 1:39-45
(Petrus Kanisius)

"Apa saja yang sudah Saudara/i perbuat bagi sesama terutama yang ‘menderita’ pada masa Adven ini?

BACAAN INJIL:
Beberapa waktu kemudian berangkatlah Maria dan langsung berjalan ke pegunungan menuju sebuah kota di Yehuda. Di situ ia masuk ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada Elisabet. Dan ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya dan Elisabetpun penuh dengan Roh Kudus, lalu berseru dengan suara nyaring: "Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan. Dan berbahagialah ia, yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan terlaksana."
Demikianlah Injil Tuhan bagi kita hari ini.

RENUNGAN:

Hari ini kembali kita terkagum-kagum akan Maria, dia sungguh menjadi teladan hidup kaum beriman. Imannya kepada Tuhan bukan hanya memberi dia kekuatan untuk berani menerima tawaran Tuhan, tetapi juga menggerakkan dia untuk berbagi sukacita dan begitu peka akan kebutuhan orang yang membutuhkan pertolongan. Hal ini dinyatakannya kepada Elisabeth saudarinya yang mengandung 6 bulan. Pada usia yang demikianya, tentu Elisabeth sangat membutuhkan bantuan. Maria setelah mendengar keadaan Elisabeth dari malaikat Tuhan, langsung bergegas menuju ke tumah Zakharia, suami dari Elisabeth. Dia memberi salam kepada Elisabeth. Elisabet dan terutama bayi yang dalam kandungannya begitu gembira ketika mendengar salam dari Maria, bahkan sampe dikatakan bahwa anak yang di dalam rahim Elisabeth sampai melonjak kegirangan. Sungguh luar biasa kegembiraan yang dibawa oleh Maria.

Kelahiran Yesus Kristus adalah Allah mengunjungi manusia membawa kegembiraan karena Yesus adalah bukti cinta kasih Allah kepada manusia. Yesus adalah Tuhan yang mewartakan Kerajaan Allah dan menghantar kita kepada keselamatan kekal. Apa yang dilakukan Maria, adalah perwujudan imannya kepada Tuhan. Sama seperti yang telah dilakukan oleh Tuhan sendiri kepada manusia. Lewat teladan Maria, nyata bahwa iman itu tidak tinggal diam atau pasif tetapi harus aktif, harus menggerakkan kita untuk berbagi cukacita kepada sesama, harus menggerakkan kita untuk peka terhadap sesama.

Kenyataannya, banyak orang beriman yang merasa hidup beriman cukup hanya berdoa, rajin ke Gereja, aktif dalam kegiatan gereja, tetapi tidak peduli dengan sesamanya, tidak peka akan sesama yang membutuhkan perhatian, sapaan dan pertolongan. Yesus sendiri mengatakan “Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga” (Mat 7:21). Demikianlah seharunya selama masa Adven ini kita aktif melakukan pertobatan dan juga aktif melakukan perbuatan baik kepada sesama, mengunjungi sesama yang mungkin sudah lama tidak aktif ke Gereja, sesama yang imannya goyah dan butuh peneguhan, mengunjungi sesama yang membutuhkan pertolongan dan perhatian kita. Masa adven hendaknya kita gunakan sebagai kesempatan indah untuk membina kepekaan kita kepada sesama kita. Dengan demikian, masa adven sungguh menjadi bermakna bagi kita dan bagi orang lain. Semoga. Amin.

REFLEKSI PRIBADI:

1. Apa saja yang sudah Saudara/i perbuat bagi sesama terutama yang ‘menderita’ pada masa Adven ini?

2. Berusahalan untuk membina kepekaan kepada sesama, bukan hanya memikirkan diri sendiri.

Renungan Hari Biasa Khusus Adven, Rabu 22 Desember 2010
1Sam 1:24-28, 1Sam 2:1,4-5,6-7, Luk 1:46-56

"Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan nama-Nya adalah kudus."

BACAAN INJIL:
Lalu kata Maria: "Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan nama-Nya adalah kudus. Dan rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia. Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya dan mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya; Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya dan meninggikan orang-orang yang rendah; Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa; Ia menolong Israel, hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya, seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita, kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya." Dan Maria tinggal kira-kira tiga bulan lamanya bersama dengan Elisabet, lalu pulang kembali ke rumahnya.
Demikianlah Injil Tuhan bagi kita hari ini.

RENUNGAN:
Sikap sombong seringkali dengan mudah hinggap di dalam diri kita, bahkan sikap sombong ini bisa tanpa sadar kita lakukan setiap hari dan inilah dosa yang seringkali kita lakukan. Sombong dan menyombongkan diri seakan sudah menjadi bagian dari diri manusia. Sifat ini mungkin secara tidak sadar tertanam dan berkembang karena didikan yang senantiasa menuntut kita untuk menjadi yang terbaik. Orang tua seringkali mengharapkan atau menuntut anaknya menjadi yang terbaik, melebihi orang lain. Tanpa sadar pendidikan yang seperti itu, menanamkan sifat sombong dalam diri anak. Kesombongan akan membuat orang tidak mampun menyadari kelemahan dalam dirinya, tidak mampu melihat dan menghargai kebaikan yang ada pada orang lain. Singkatnya, sifat sombong akan membuat orang ‘merendahkan’ orang lain dan selalu berpikiran negative kepada orang lain, yang pada akhirnya berpuncak pada sikap kurang mampu bersyukur dan tidak lagi melihat peran, rahmat Allah dalam dirinya.

Injil yang kita dengarkan hari ini kita kenal dengan sebuat magnificat. Maginificat ini sungguh kaya dengan ajaran iman dan ungkapan iman. Namun kita coba renungkan kerendahan hati Maria, yang terungkap dalam magnificat ini.

Ketika Elisabet memuji dia, Maria bukannya menjadi sombong karena berkat istimewa yang dia peroleh dan juga setelah mendapat pujian dari Elisabet. Tetapi dengan rendah hati Maria menyadari bahwa kebaikan yang dia terima adalah semata-mata karena Allah melakukan perbuatan besar atas dirinya. Maria sadar bahwa dia akan disebut bahagia karena berkat dan rahmat Allah. Tidak tampak dan tidak ada kesombongan dalam diri Maria, bahkan dia dengan meyakinkan mengatakan bahwa tidak ada alasan untuk menyombongkan diri, menyombongkan berkat yang telah diterima, tetapi hendaknya semuanya digunakan agar Tuhan semakin dimuliakan, Allah semakin dikuduskan oleh banyak orang.

Maria menjadi teladan hidup kita untuk senantiasa bersikap rendah hati di hadapan Tuhand an sesama. Ketika kita melakukan perbuatan baik atau berhasil dan mendapat pujian dari orang, hendaknya kita tidak sombong diri. Kalau kita beroleh rejeki, punya kedudukan, pangkat, harta berlimpah, sehat dan kebaikan lain, baiklah kiranya kita tidak menyombongkan diri dan menyombongkannya kepada sesama. Tetapi hendaknya kita sadar bahwa semuanya itu adalah karena perbuatan Allah atas diri kita. Kita juga hendaknya berani berkata seperti Maria, “…karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku.” Kita juga hendaknya ingat, segala kebaikan yang ada pada kita, yang diberikan oleh Tuhan, kita gunakan untuk memuji dan memuliakan Tuhan sehingga Tuhan semakin dimuliakan, dikuduskan oleh banyak orang. Dari sebab itu, Sabda hari ini dan teladan Maria mengajak kita untuk bertobat dan bersikap rendah hati di hadapan Tuhan dan sesama kita. Semua kebaikan yang ada pada kita, bukan karena kehebatan kita, tetapi karena kebaikan, rahmat Tuhan, Tuhan melakukan perbuatan besar dalam diri kita.

Sehubungan dengan hal ini, dalam bacaan pertama, Hana juga memberi teladan kepada kita. Dia sadar bahwa anak yang dia peroleh adalah berasal dari Tuhan, karena belaskasihan Tuhan sehingga dia mempersembahkan anaknya ke hadapan Tuhan. Hana menyatakan kepada kita, bahwa bukan hanya harta, atau kebaikan yang ada pada kita berasal dari Allah bahkan anak-anakpun adalah berasal dari Tuhan dan karena Tuhan melakukan perbuatan besar atas diri para orang tua dan dalam keluarga. Dari sebab itu, orang tua juga hendaknya senantiasa sadar akan hal itu, dan pada akhirnya mempersembahkan anak-anak demi kemuliaan Tuhan. Mempersembahkan anak-anak demi kemuliaan Tuhan, dilakukan dengan mendidik anak-anak dalam iman kepada Tuhan, sehingga anak-anak tidak hanya sekedar hidup, tidak hanya sekedar pintar, tetapi menjadi pribadi-paribadi yang beriman kepada Tuhan. Sehingga anak-anakpun akhirnya tumbuh berkembang untuk memuliakan Tuhan. Semoga hari ini dan pada masa Adven ini, para ibu dan para orang tua juga sadar dan bertobat bahwa yang utama dan jaminan kebahagiaan bagi anak-anak, bukanlah harta, pangkat dan pendidikan, tetapi bila anak-anak dipersembahkan kepada Tuhan dan anak-anak tinggal dalam Allah. Semoga.

REFLEKSI PRIBADI:
1. Apakah selama ini Saudara/i termasuk orang yang rendah hati?
2. Jadikanlah hidup Anda, berkat yang Anda terima untuk memuliakan Tuhan!

PAROKI ST. FRANSISKUS ASSISI SARIBUDOLOK: LADANG PANGGILAN TERSUBUR

PAROKI ST. FRANSISKUS ASSISI SARIBUDOLOK:
LADANG PANGGILAN
TERSUBUR
(Tulisan dalam rangka Jubileum Paroki Seribudolok)

Tak hanya luhan pertanian, peternakan serta perikanan yung luas yang menandakan kesuburan paroki st. Fansiskui Assisi Saribudolok ini. Panggilan hidup meniadi biarawan-hiarawati meniadi ikon kesuburan paroki ini dalam tata kehidupan menggereia Katolik Tentu ini semua tak terlepas dari peran dan perjuangan Oppung Dolok dan vetetan-veteran Gereia.

AWAL KEHADIRAN MISI

1. Tahap Awal: Pastor non Pribumi (tahun 1935 - 1970)

Gereja Katolik Paroki Saribudolo, dirintis dan dikembangkan oleh Misionaris Kapusin Provinsi Belanda, P. Elpidius van Duijnhoven, OFMCap. Pada 16 Februari 1934 P. Elpidius tiba di Belawan, kemudian ditempatkan di Pematangsiantar. Pada 1935 pemerintah Belanda secara resmi mengizinkan misi Katolik masuk ke Tanah Batak. P. Elpidius berorientasi dan bermisi di

daerah Simalungun sebelah Utara dan Timur Danau Toba. Tahun inilah yang dianggap menjadi tahun resmi kehadiran Gereja Katolik di Paroki Saribudolok.

Karena masih sangat terbatas dalam penguasaan bahasa dan Peta daerah, melihat kesempatan sudah terbuka untuk misi Katolik, P. Elpidius merekrut Kenan Mase Hutabarat menjadi 'guru" bahasa, katekis sekaligus rekan dalam bermisi. Ia juga merekrut Laur Viator Hutabarat.

Misi ke Paroki Saribudolok diawali di Saba Dua, sekitar 7 km dari Pematangsiantar. Pada masa ini penduduk daerah Simalungun secara umum masih menganut agama tradisional, hanya sebagian kecil yang sudah beragama Protestan.

Selama 3 tahun P. ElPidius mempelajari daerah Simalungun Atas. Sambil mengamati Prospek misi ternyata ia sudah mulai mendirikan beberapa stasi, 40 - 60 km dari Saba Dua. Sungguh menakjubkan bahwa dalam waktu yang masih sangat.singkat permulaan misinva. yakni Pada 24
November 1935, P. ElPidius telah mengadakan pembaptisan pertama di Haranggaol terhadap Maknir Paulus Sihaloho.

Sebenamya pada masa awal misi, daerah Simalungun Atas tidak hanya dilayani oleh P. Elpidius, tetapi juga oleh P. Nepomucenus Hamer, OFMCaP. yang datang dari Sidikalang. Mereka sungguh menjadi duet misionaris yang handal, bukan hanya di daerah Simalungun tetapi sampai ke Tanah Karo dan Aceh Tenggara. Namun ingatan dan cerita tentang P. Hamers pelan-pelan
redup di ranah Simalungun karena pada akhir tahun 1939 ia lebih memusatkan perhatian di Sidikalang dan tinggal menetap di sana. P. Elpidius pun tinggal sendirian. Walau sendiri, namun naluri misi P. Elpidius tetap menggelora. Dia segera mengatasi kesendiriah itu dengan mendidik dan merekrut tenaga awam (katekis) Pribumi untuk mendukung karya misinya.

Bersama Petrus Datubara, ayah dari Uskup Emeritus KAM, Mgr. Pius Datubara, P. ElPidius mengunjungi stasi-stasi secara teratur dan umat Katolik pun terus bertambah. Melihat perkembangan ini, dipikirkan membuka pusat pelayanan di daerah Saribudolok yang merupakan Pusat Perdagangan dan letaknya cukup sentral antara Pematangsiantar dan Aceh Tenggara. Kebetulan pula di Saribudolok sudah ada stasi kecil. Stasi inilah Yang menjadi pusat kegiatan gerejani bagi P. Elpidius pada awalnya.

Melihat Prospek misi Yang semakin terbuka dan cerah tahun 1951 ia memohon Pengutusan katekis kepada Uskup Medan, Mgr. Ferrerius van Den Hurk. Uskup pun mencoPot "katekis tentara" dari Medan, yakni Bonaventura Yaep Lin Hin atau lebih dikenal Bonaventura. Kemudian mengutusnya ke Saribudolok untuk membantu P. Elpidius. Begitu cintanya umat dan massarakat kepada Bonaventura, ia pun dinobatkan bermarga Purba.

Dalam Periode l95l – 1973 bersama para misionaris hampir 50-an stasi telah mereka dirikan. Dengan perkembangan umat yang begitu pesat dan luasnya wilayah penggembalaan P. Elpidius merasa tidak sanggup bekerja sendiri. Selain dibantu oleh katekis, akhimya ia juga dibantu oleh
misionaris lainnya, yakni P. Hendricus Blaijs, OFMCap. (November 1963 -April 1968) dan P. Evaristus Albers, OFMCap. (Februari 1966 – Agustus 1974).

Perkembangan paroki bukan hanya dalam jumlah umat tetapi juga pertumbuhan dan perkembangan panggilan menjadi biarawan-biarawati. Panggilan hidup menjadi biarawan-biarawati bertumbuh amat subur. Tepatnya pada 01 Agustus 1950 beberapa putri Paroki Saribudolok menjadi suster, di antaranva Sr. Bernadetta Saragih, KSSY dari Stasl Haranggaol, Sr. Marietta purba, KSSY dan Sr. Yosefine Batubara, KSSy yang keduanya berasal dari Stasi Purbasaribu. Mereka menjadi putri Paroki Saribudolok yang pertama sekali menjadi suster. Dari mereka bertiga, kini hanya Sr. Bernadetta Saragih, KSSY yang masih berjiarah di dunia ini. Sementara itu, pada 0l Agustus 1961 seorangputra Paroki Saribudolok telah masuk novisiat hingga ditahbiskan menjadi imam. Dialah P. Thomas Saragi, OFMCap. Yang menjadi imam pertama dan ditahbiskan pada l0 Februari I 968.

2. Masa transisi: Pastor non pribumi - Pastor Pribumi (tahun 1970 - 1985)
Secara umum bukan hanya umat yang bertambah pesat, panggilan untuk menjadi calon biarawan-biarawati juga bertumbuh dengan subur. Imam-imam pribumi mulai muncul. Maka sejak Juli 1970 Paroki Saribudolok tidak lagi hanya dilayani oleh pastor-pastor dari Belanda tetapi juga para pastor pribumi. Pastor pribumi yang pertama sekali berkarya di Paroki Saribudolok adalah P. Fidelis Sihotang, OFMCap.

3. Tahap Ketiga : Pastor pribumi (tahun 1985 * 1991)
Seiring dengan perjalanan waktu, usia PastorElpidius semakin lanjut dan misionaris dari Belanda pun semakin berkurang. Tugas kegembalaan pun harus diemban oleh pastor pribumi. Bahkan pada periode ini sebagai tanggungjawab umat terhadap keberadaan imam, cukup banyak umat yang menyekolahkan anaknya ke Seminari untuk dididik menjadi imam. Hingga tahun 2010, anak paroki Saribudolok telah 23 orang ditahbiskan menjadi imam,2 diakon, 4 bruder yang
telah berkaul kekal, 150-an suster yang tersebar di berbagai kongregasi/tarekat dan masih banyak lagi calon-calon imam dan suster yang sedang belajar di seminari menengah, seminari tinggi dan novisiat. Umat Paroki Saribudolok sungguh bangga bila anak-anaknya terpanggil menjadi biarawan dan biarawati.

4. Tahap Keempat : Dewan pastoral Paroki (tahun I99I - sekarang)
Sesudah sekitar 56 tahun berkarya, P. Elpidius telah “tiada” dan kepemimpinan paroki telah diemban para pastor pribumi. Paroki Saribudolok pun dianggap telah dewasa. Sebagai pengikut Kristus, Gereja sungguh sadar bahwa Tuhan tidak hadir secara fisik dan menuntun umat dengan perintah nyata sebagaimana lazimnya seorang guru, namun sungguh percaya akan kehadiran Kristus secara batiniah dan pendampingan Roh Kudus. Maka DPP disahkan dan dikukuhkan dalam jabatan kepemimpinan kolegalial dan beberapa karunia pelayanan juga dilembagakan untuk memelihara tata tertib dan melestarikan kesinambungan.

Maka pada tahun 1990 dibentuklah Dewan Pastoral Paroki (DPP). Dengan adanya DPP, penggembalaan paroki bukan lagi hanya ditanggungjawabi oleh para pastor melainkan bersama
awam yang dianggap mampu dan berdedikasi.

Seiring dengan perjalanan waktu, Paroki Saribudolok pun menunjukkan pertumbuhan jumlah umat yang amat signifikan. Tercatat per 31 Desember 2009, Paroki Saribudolok telah berjumlah 61 stasi dan 5 persiapan stasi, yakni: Mardingding (31 KK), BagotRaja(15 KK), Hoppoan(18 KK), SinarBaru (20 KK), Gaja pokki (lS KK). Jadi, praktisnya Paroki Saribudolok terdiri dari 66 stasi. Dengan jumlah umat30.553jiwa . Selain karya dalam pewartaan iman, paroki ini juga telah lama bergerak dalam karya kesehatan dan karya pendidikan. Karya kesehatan, yakni Poliklinik St. Fransiskus (dikelola para suster SFD). Karya pendidikan, antara lain: TK St, Maria (dikelola para suster SFD); SD Don Bosco, SMp Bunda Mulia, SMP St. Agustinus dan SMA Duijnhoven yang dikelola yayasan St. Yosef Medan. Untuk mendukung sekolah ini didirikan asrama putera
yang dikelola oleh Kapusin provinsi Medan dan asrama puteri oleh para suster SFD.

Di Paroki Saribudolok terdapat tiga latar belakang budaya dominan, yakni Simalungun, Karo dan Toba. Baik dari segi adat maupun bahasa, ketiga budaya ini tetap saling mempengaruhi satu samalain. Akan tetapi di pihak lain sebagai gereja, kita juga perlu menjaga dan mengembangkan budaya Simalungun dalam terang iman Katolik. Jika budaya Simalungun ingin dikembangkan, Pematang Raya menjadi pilihan tempat yang perlu diperhatikan.

Setelah beberapa tahun terakhir, dengan jadinya Pematang Raya menjadi ibu kota Kabupaten
Simalungun, pemikiran ke arah Pemekaran Paroki Raya semakin berhembus kencang. Situasi sekarang menunjukkan bahwa Kota pematang Raya terus berkembang dan bertumbuh pesat. Kota Pematang Raya telah menjadi salah satu pusat “pergerakan orang" di Simalungun; pergerakan ekonomi, pemerintahan, politik, social budaya, pendidikan, informasi dan sebagainya. Dengan belum hadimya Gereja Katolik sebagai paroki di Ibu Kota Kabupaten Simahungun, kita tidak tahu informasi tentang pergerakan berbagai hal yang ada di tengah masyarakat, misalnya informasi politik dan pembangunan. Akhirnya kita diam sehingga tidak diperhitungkan dalam pemerintahan.(AGM)

Disadur dari Menjemaat, Majalah Keuskupan Agung Medan, Edisi 12/XXXII/Desember 2010

 
Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan! (2Kor 8:14)