RENUNGAN HARI BIASA:
KAMIS 20 JUNI 2013
2Kor. 11:1-11; Mzm. 111:1-2,3-4,7-8; Mat 6:7-15
BACAAN INJIL:

RENUNGAN:
Berdoa harus menjadi nafas hidup orang beriman. Doa tentu bukan sesuatu yang asing bagi semua orang. Semua orang beriman pasti pernah berdoa. Namun apakah semua orang tahu arti dan makna doa? Apakah orang sering berdoa dan tahu bagaimana berdoa? Inilah yang menjadi persoalan.
Ada orang yang mengerti bahwa doa itu hanya sekedar doa-doa hapalan sebagaimana diajarkan oleh Gereja. Ada pula yang mengerti bahwa doa itu hanya sekedar berisi permohonan kepada Tuhan. Oleh karena pengertian yang keliru tentang doa, orang akhirnya tidak menyadari bahwa doa itu adalah nafas kehidupan orang beriman. Karena orang menganggap bahwa doa itu hanya sekedar hapalan, orang tidak bisa berdoa secara spontan yang keluar dari kedalaman hatinya.
Karena orang menganggap doa itu sekedar bila ada persoalan dan kebutuhan, maka orang berdoa bila dalam keadaan demikian, selama tidak punya persoalan atau kebutuhan, orang tidak lagi berdoa.
Walaupun doa bukan sesuatu yang aneh bagi orang beriman, tetapi banyak orang yang merasa sulit atau tidak tahu berdoa. Kalaupun mereka berdoa, seringkali yang didoakan adalah doa hapalan dan mungkin juga pada akhinrya doa dianggap membosankan. Namun bila doa itu sungguh diyakini sebagai nafas kehidupan, tentu orang tidak akan pernah berhenti dan bosan untuk berdoa.
Doa adalah membuka hati kepada Tuhan; membuka hati untuk memuliakan Tuhan, membuka hati untuk menyerahkan diri kepada Tuhan, membuka hati untuk terbuka dan memohon kepada Tuhan dan membuka hati untuk mendengar sabda dan kehendak Tuhan atas hidup kita. Seringkali doa kita anggap hanya dari pihak kita sendiri, padahal dalam doa itu kita membiarkan Tuhan memasuki hati dan budi kita, kita membiarkan Tuhan berbicara kepada kita.
Hari ini, Yesus mengajarkan kepada kita Doa Bapa Kami. Doa ini tentu tidak asing bagi kita.
Saya yakin kita semua sudah sering dan hafal dengan doa ini. Kalau ada umat katolik yang tidak tahu doa ini, itu namanya terlalu. Mungkin karena sudah biasa, akhirnya kita tidak menyadari kedalaman doa ini. Kita seringkali mendoakan doa ini tanpa iman, tanpa kesadaran, hanya sekedar melafalkannya begitu saja. Padahal sebenarnya doa ini sungguh dalam, bukan hanya karena diberikan oleh Yesus sendiri, tetapi terutama karena sungguh sarat dengan iman yakni menyatakan iman kepada Tuhan dan keyakinan bahwa kita menyerahkan diri kepada Tuhan serta mengungkapkan kerinduan untuk hidup seturut ajaran dan kehendak Tuhan.
Oleh sebab itu, mari kita berusaha menjadikan doa sebagai nafas kehidupan kita. Juga kita doakan doa Bapa Kami dengan penuh iman, sehingga doa itu sungguh-sungguh bermakna bagi kita. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.