Mari Berbagi Berkat Tuhan

 photo UskupEmeritusKAMMgrPiusDautabra.jpg Photobucket

MENDAMBAKAN BERKAT TUHAN

SYALOM...SELAMAT DATANG.
"Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan."(2Kor 8:14)
"Muliakanlah Tuhan dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu." (Amsal 3:9)
"Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya." (Amsal 3:27)
"Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?" (1 Yohanes 3:17)
Saya Pastor Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, atas nama Panitia Pembangunan dan semua umat, memohon bantuan uluran kasih/dana untuk pembangunan Gereja Paroki. Kami sangat membutuhkan berkat Tuhan lewat uluran tangan dari para donatur.
Kami berharap dan berdoa Para Saudara berkenan berbagi berkat Tuhan kepada kami untuk pembangunan Gereja ini yang adalah rumah Tuhan sendiri.
BRI 5379 Unit Tigalingga Sidikalang
No. Rekening : 5379-01-000112-50-8
Nama : PANITIA PEMBANGUNAN GEREJA KATOLIK.
ATAU
BCA KCU MEDAN
NO.0222053453.
Atas Nama : ADYTIA PERMANA P.
(Adytia Permana P. adalah Romo Adytia Permana Perangin-angin O.Carm. Beliau dulu bertugas di Paroki Tigalingga, juga mengawali pembangunan ini, namun sekarang beliau bertugas di Keuskupan Agung Medan sebagai ekonom.Beliau kami minta buka rekening di BCA khusus untuk pembangunan ini, karena di daerah kami tidak ada BCA.)
Kami sangat senang bila sudah mentransfer persembahan, bapak/ibu/saudara/saudari memberitahukan ke kami melalui:
E mail ke :.
parokimariagk3lingga@yahoo.com
atau di SMS ke:.
Romo Anton Manik O.Carm : 081370836645
Romo Willy O.Carm : 081333837433
Untuk lebih jelasnya permohnan kami ini, Para Saudara dapat melihatnya di sini.... Sehubungan dengan Gambar pembangunan dapat melihatnya di sini....
Demikian kiranya Permohonan ini kami sampaikan. Atas dukungan, doa dan bantuan Bapak, Ibu dan Para Saudara-Saudari, kami mengucapkan banyak terima kasih.Berkat Tuhan senantiasa menyertai kita semua. Amin.
HORMAT KAMI:
Pastor Antonius Manik O.Carm

VARIA PAROKI

REKOLEKSI DAN AKSI PANGGILAN TELAH TERLAKSANA DENGAN SANGAT BAIK ;"> "APA YANG KAMU CARI?" (Yoh 1:38).
Puji syukur pada Tuhan, karena Rekoleksi dan Aksi panggilan untuk siswa-siswi Katolik Usia SMP dan SMA se-paroki Tigalingga sudah terlaksana dengan sangat baik. Kegiatan ini dihadiri hampir 400 orang anak. Semuanya dapat terlaksana hanya karena berkat Tuhan. Terimakasih juga kami sampaikan kepada semua Saudara yang telah mendukung dan mendoakan kegaitan kami ini. Kegiatan ini dilaksanakan hanya dengan menggunakan dana partisipasi peserta dan swadaya paroki, karena tidak mendapatkan bantuan dari donatur manapun, namun karena berkat Tuhan dan doa para Saudara, semuanya dapat berjalan dengan sangat baik. Semoga dari antara anak-anak ini, kelak ada yang menjadi Imam dan biarawan-biarawati.
Photobucket
Tuhan memberkati kita.
Kegembiraan dan Persaudaraan
Photobucket
Hari Ulang tahun Romo Anton M.Carm yang seharusnya tanggal 15 Januari 2010, baru dirayakan hari Minggu Minggu 16 Januari 2011 lalu, bersama Romo-romo Karmel se-Dairi, bersama beberapa umat Paroki Tigalingga di Aula Paroki Tigalingga. Pada kesempatan itu, Rm. Bernad O.Carm, pastor paroki Sidikalang memberi kado ulang tahun yakni 20 sak semen untuk pembangunan Gereja dan Rm. Anton sendiri menyumbangkan semua hadiah ultah untuk pembangunan Gereja. Saat itu, hadiah uang yang diperoleh sebanyak Rp. 1.100.000,-. Lumayanlah untuk tambahan dana pembangunan Gereja. Trimakasih buat semuanya.
Saldo Pesta Pelantikan Pengurus Gereja dan Penerimaan Sakramen Krisma, 6-7 Nop. 2010.
Pada hari Kamis 18 Nopember 2010 telah diadakan Evaluasi dan pembubaran Panitia. Saldo dari kegiatan tersebut adalah Rp. 22.320.500 Acara ini dapat berjalan dengan baik karena partisipasi semua umat. Dana juga bisa Saldo karena umat menyumbangkan hasil-hasil pertanian mereka dengan harapan ada Saldo untuk pembangunan Gereja Paroki.Jadi selain dana partisipasi dari umat, juga umat menyumbangkan hasil pertanian yang dibutuhkan untuk mengurangi dana konsumsi. Syukur pada Tuhan, akhirnya memang ada saldo untuk dana pembangunan Gereja. Terimakasih kami ucapkan kepada semua umat Paroki, DPP, Para Panitia, Para Donatur dan siapa saja yang mendoakan dan mendukung kegitan ini. Yesus memberkati kita semua selalu. Amin.

Renungan Harian “ Jumat 11 Februari 2011

Renungan Harian “ Jumat 11 Februari 2011
Kej 3:1-8, Mzm 32:1-2,5,6,7, Mrk 7:31-37
(SP Maria di Lourdes,Benediktus Aniane, Hari orang Sakit Sedunia)

Semoga kita yang bisa mendengar, tidak menulikan diri dan semoga kita yang bisa berbicara tidak menggagapkan atau membisukan diri akan kebenaran dan sabda Tuhan.

BACAAN INJIL:
Kemudian Yesus meninggalkan pula daerah Tirus dan dengan melalui Sidon pergi ke danau Galilea, di tengah-tengah daerah Dekapolis. Di situ orang membawa kepada-Nya seorang yang tuli dan yang gagap dan memohon kepada-Nya, supaya Ia meletakkan tangan-Nya atas orang itu. Dan sesudah Yesus memisahkan dia dari orang banyak, sehingga mereka sendirian, Ia memasukkan jari-Nya ke telinga orang itu, lalu Ia meludah dan meraba lidah orang itu. Kemudian sambil menengadah ke langit Yesus menarik nafas dan berkata kepadanya: "Efata!", artinya: Terbukalah! Maka terbukalah telinga orang itu dan seketika itu terlepas pulalah pengikat lidahnya, lalu ia berkata-kata dengan baik. Yesus berpesan kepada orang-orang yang ada di situ supaya jangan menceriterakannya kepada siapapun juga. Tetapi makin dilarang-Nya mereka, makin luas mereka memberitakannya. Mereka takjub dan tercengang dan berkata: "Ia menjadikan segala-galanya baik, yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berkata-kata."
Demikianlah Injil Tuhan bagi kita hari ini.

RENUNGAN:
Kisah penyembuhan kali ini, sungguh berbeda dengan kisah penyembuhan yang kemarin kita dengarkan. Dalam Injil hari ini, seakan Yesus bekerja keras untuk menyembuhkan orang tuli dan gagap yang dibawa kepada-Nya untuk disembuhkan. Kalau dalam kisah penyembuhan kemarin, Yesus tidak perlu menjamah atau bertemu dengan si sakit, Dia hanya menyembuhkan dari jarak jauh, tetapi kali ini Yesus memisahkan orang itu dari orang banyak dan membawanya ke tempat di mana mereka hanya berdua saja. Yesus juga memasukkan jari-Nya ke lidah orang itu, meludah, meraba lidah orang itu dan menengadah ke langit, menarik nafas lalu berkata “Efata”, artinya: Terbukalah. Sesudah itu, orang itupun sembuh. Mungkin kita bertanya mengapa Yesus dalam menyembuhkan penyakit tuli dan gagap seakan harus berjuang dan bekerja keras? Inilah cara Yesus dalam menyembuhkan. Tetapi yang penting, menurut kami bahwa penyakit tuli dan gagap adalah termasuk penyakit serius yang perlu menanganan khusus, bukan hanya sekedar disembuhkan dari penyakit itu.

Orang yang tuli biasanya juga bisu atau gagap. Orang yang berpenyakit demikian, tidak mampu berelasi dengan orang lain, dirinya seakan tertutup dari dunia lain. Tetapi orang bisa saja dapat mendengar tetapi pura-pura tuli dari suara dari luar, atau bahkan menulikan diri dari suara-suara lain. Orang sebenarnya bisa saja berkata-kata tetapi dia menjadi gagap atau bisa. Penyakit yang demikian adalah penyakit di mana orang menutup diri dari dunia sekitar, dia hidup hanya untuk dirinya, tidak peduli dengan dunia sekitarnya dan tidak berani mengatakan sesuatu pendapat yang benar karena dia hanya sibuk dengan dirinya. Penyakit yang demikian saat ini menggejala dalam hidup kita, khususnya dalam diri para penjabat dan penguasa.

Sekarang ini begitu banyak suara-suara yang meneriakkan kritikan, kebenaran demi perbaikan atau kesejahteraan banyak orang. Tetapi semua suara kritikan atau seruan kebenaran itu seakan tidak didengarkan oleh para pemerintah dan penguasa. Mereka menutup telinga atas semuanya, dan tetap melakukan apa yang sudah menjadi keingingan mereka. Kita masih ingat, peristiwa para tokoh agama menyampaikan 18 kebohongan kepada pemerintah dengan tujuan untuk perbaikan bangsa ini, tetapi para penguasa tidak mendengar dengan hati, tetapi mendengar dengan kuasa dan jabatannya, sehingga mereka gagap untuk menyerukan kebenaran. Demikian juga halnya, semua orang, termasuk penguasa atau pemerintah sudah mendengar tragedy yang dialami komunitas Ahmadiah dan juga perusakan Gereja, tetapi mereka tidak mendengar sungguh, sehingga tidak gagap untuk menyuarakan kebenaran, mereka hanya mengeluarkan kata-kata penghiburan, kata-kata manis belaka. Bahkan tidak sedikit yang dengan cerdik untuk membela diri dan malahan mempersalahkan orang lain.

Penyakit yang demikian juga menggejala di tengah masyarakat kita. Oleh karena itu dibutuhkan pendekatan khusus dan kita berdoa semoga Tuhan membuka telinga mereka sehingga mereka mau mendengarkan kebenaran, semoga Tuhan juga membukan pengikat lidah mereka sehingga mereka bisa mengatakan kebenaran.

Penyakit itu juga bisa jadi ada dalam diri kita. Kita sudah mendengarkan Sabda Tuhan, tetapi kita gagap untuk mewartakannya. Di sekitar kita banyak orang yang berseru, berteriak minta pertolongan kita, tetapi kita pura-pura tuli. Kita melihat ketidak adilan, tetapi kita hanya diam, tidak berani menyuarakan kebenaran. Kita hanya sibuk dengan diri sendiri, kepentingan pribadi dan tidak peduli dengan lingkungan sekitar dan bahkan seakan menutup diri dari dunia luar. Oleh karena itu, mari kita mohon kepada Yesus agar kita disembuhkan dari ketulian dan kegagapan kita dalam mewartakan kebenaran. Untuk itu, kita perlu membina hubungan dengan Yesus, menyediakan waktu sendiri hanya bersama dengan Yesus. Semoga kita yang bisa mendengar, tidak menulikan diri dan semoga kita yang bisa berbicara tidak menggagapkan atau membisukan diri akan kebenaran dan sabda Tuhan. Amin.

0 comments:

Post a Comment

Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.

 
Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan! (2Kor 8:14)