Rohaniawan Katolik Beberkan Alasan Kemungkinan SBY Lamban
(15/3/2011)Presiden Susilo Bambang Yudhoyono selama ini dipersepsikan sulit mengambil keputusan secara tegas dan cepat. Barangkali sulit sekali menemukan jawabannya, kenapa Presiden tidak mengambil keputusan dengan cepat dan tegas.
Hal yang sama juga diakui Rohaniwan Katolik, Franz Magnis Suseno. Dia sama sekali tidak tahu apa alasannya. "Saya tidak tahu," jawabnya saat berbincangan dengan Rakyat Merdeka Online, siang ini, Selasa (15/3) di Universitas Kristen Indonesia, Salemba, Jakarta Pusat.
Tapi, Romo Magnis mencoba memberikan beberapa alasan mengapa SBY sulit mengambil sebuah keputusan. Alasan itu, kata Romo Magnis, berkaitan dengan struktur kekuasaan. Menurutnya, sesuai dengan UUD 1945 yang telah diamandemen, presiden selaku kepala pemerintahan dan juga kepala negara. Di sisi lain, lanjutnya, presiden membutuhkan parlemen untuk mendukung kekuasaannya.
"Sistem presidensial yang kita anut, membuat pembentukan koalisi sulit. Apalagi partai yang mendukung presiden tidak mayoritas di DPR," jelasnya.
Itulah sebabnya, kata Romo Magnis, Presiden sulit mengambil keputusan karena membutuhkan DPR. Lalu, alasan yang kedua menurut Romo Magnis adalah terkait dengan mahalnya biaya politik yang dikeluarkan oleh orang per orang ataupun kelompok untuk mendapatkan jabatan politik. Misalnya saja, kata dia, ketika seseorang mau maju sebagai anggota DPR, tak tanggung-tanggung ia harus merogoh koceknya yang tak sedikit.
"Ini sistem yang gawat. Harus cari donatur untuk itu. Karena itu, jadi ada hutang budi bahkan memang berhutang sungguh-sungguh dan itu harus ia kembalikan," kata Romo Magnis.
Ongkos politik yang mahal ini sangat berbahaya. Karena itulah, ia mendesak, setiap elemen kekuasaan duduk bersama, berpikir dan mencari jalan keluarnya.
Bagaimana dengan SBY? Untuk alasan pertama yang dikatakan Romo Magnis, barangkali ada betulnya. Akan tetapi, bagaimana dengan alasan yang kedua, Gurubesar Ilmu Filsafat di Universitas Driarkara ini tidak menjawab. (rakyat merdeka.co.id)
Disadur dari : Mirifica News18 Maret 2011
Hal yang sama juga diakui Rohaniwan Katolik, Franz Magnis Suseno. Dia sama sekali tidak tahu apa alasannya. "Saya tidak tahu," jawabnya saat berbincangan dengan Rakyat Merdeka Online, siang ini, Selasa (15/3) di Universitas Kristen Indonesia, Salemba, Jakarta Pusat.
Tapi, Romo Magnis mencoba memberikan beberapa alasan mengapa SBY sulit mengambil sebuah keputusan. Alasan itu, kata Romo Magnis, berkaitan dengan struktur kekuasaan. Menurutnya, sesuai dengan UUD 1945 yang telah diamandemen, presiden selaku kepala pemerintahan dan juga kepala negara. Di sisi lain, lanjutnya, presiden membutuhkan parlemen untuk mendukung kekuasaannya.
"Sistem presidensial yang kita anut, membuat pembentukan koalisi sulit. Apalagi partai yang mendukung presiden tidak mayoritas di DPR," jelasnya.
Itulah sebabnya, kata Romo Magnis, Presiden sulit mengambil keputusan karena membutuhkan DPR. Lalu, alasan yang kedua menurut Romo Magnis adalah terkait dengan mahalnya biaya politik yang dikeluarkan oleh orang per orang ataupun kelompok untuk mendapatkan jabatan politik. Misalnya saja, kata dia, ketika seseorang mau maju sebagai anggota DPR, tak tanggung-tanggung ia harus merogoh koceknya yang tak sedikit.
"Ini sistem yang gawat. Harus cari donatur untuk itu. Karena itu, jadi ada hutang budi bahkan memang berhutang sungguh-sungguh dan itu harus ia kembalikan," kata Romo Magnis.
Ongkos politik yang mahal ini sangat berbahaya. Karena itulah, ia mendesak, setiap elemen kekuasaan duduk bersama, berpikir dan mencari jalan keluarnya.
Bagaimana dengan SBY? Untuk alasan pertama yang dikatakan Romo Magnis, barangkali ada betulnya. Akan tetapi, bagaimana dengan alasan yang kedua, Gurubesar Ilmu Filsafat di Universitas Driarkara ini tidak menjawab. (rakyat merdeka.co.id)
Disadur dari : Mirifica News18 Maret 2011
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.