Renungan Hari biasa Pekan I Prapaskah, Rabu 16 Maret 2011
Yun 3:1-10, Mzm 51:3-4,12-13,18-19, Luk 11:29-32
Yun 3:1-10, Mzm 51:3-4,12-13,18-19, Luk 11:29-32
Tanda kehadiran Allah ada di sekitar kita, dalam diri kita dan malah kita sendiri yang diharapkan oleh Allah menjadi tanda kehadiran-Nya bagi sesama kita.
BACAAN INJIL:
Ketika orang banyak mengerumuni-Nya, berkatalah Yesus: "Angkatan ini adalah angkatan yang jahat. Mereka menghendaki suatu tanda, tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus. Sebab seperti Yunus menjadi tanda untuk orang-orang Niniwe, demikian pulalah Anak Manusia akan menjadi tanda untuk angkatan ini. Pada waktu penghakiman, ratu dari Selatan itu akan bangkit bersama orang dari angkatan ini dan ia akan menghukum mereka. Sebab ratu ini datang dari ujung bumi untuk mendengarkan hikmat Salomo, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Salomo! Pada waktu penghakiman, orang-orang Niniwe akan bangkit bersama angkatan ini dan mereka akan menghukumnya. Sebab orang-orang Niniwe itu bertobat waktu mereka mendengarkan pemberitaan Yunus, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Yunus!"
Demikianlah Injil Tuhan bagi kita hari ini.
RENUNGAN:
Tidak sedikit umat katolik yang merasa kecewa dalam beriman karena dengan alasan tidak merasakan tanda kehadiran Tuhan hidup Gereja dan juga dalam diri sesama dalam kelompok itu. Orang itu kecewa karena dia mengharapkan bahwa dalam kehidupan bersama dan masing-masing orang hendaknya menunjukkan hidup seperti yang diajarkan dan diteladankan oleh Yesus, namun kenyataannya jauh dari seperti yang diharapkannya. Ini seringkali menjadi alasan seseorang pergi ke gereja lain, dan bahkan tidak sedikit yang pindah ke gereja lain. Mereka mencari tanda kehadiran Allah dalam kehidupan bersama maupun dalam diri sesama umat, tanda yang diharapkannya seperti yang ada dalam pikiran dan konsepnya sendiri. Benarkah Allah tidak memberi tanda kehadiran-Nya dalam Gereja kita dan lewat sesama? Benarkah kalau kita hanya mengharapkan tanda seperti yang kita pikirkan dan harapkan?
Dalam Injil hari ini Yesus mencela orang banyak yang mengerumuni Dia, yang mengharapkan tanda dari-Nya. Kepada yang meminta tanda itu, Yesus bukan hanya tidak memberi mereka tanda tetapi malah mengatakan mereka sebagai angkatan yang jahat. Yesus bersikap demikian terhadap mereka, tentu bukan karena Yesus tidak menghendaki agar mereka juga selamat. Tetapi karena Yesus jengkel atas kedegilan hati mereka, karena sebenarnya kepada mereka sudah banyak diberikan oleh Allah tanda kehadiran Allah yang mengasihi mereka. Sudah banyak tanda yang mengajak mereka untuk bertobat, yakni lewat pengalaman hidup, lewat para nabi, tetapi mereka tetap tidak mau bertobat, bahkan membunuh para nabi itu. Mereka sendiri telah melihat tanda nyata yang melebihi tanda-tanda sebelumnya yakni Yesus sendiri, tetapi mereka masih tetap tidak mau percaya kepada Allah, tetap tidak mau bertobat, malahan meminta tanda lain dari Yesus. Yesus adalah tanda kehadiran Allah dan Kerajaan Allah yang mengajak mereka bertobat, tetapi mereka menolaknya. Hati mereka sungguh dekil, dan sudah tertutup terhadap apapun tanda yang diberikan oleh Allah atas mereka. Yesus tidak memberi tanda dan mengatakan mereka jahat, karena apapun tanda yang diberikan Allah, bahkan berpuncak pada Yesus sendiri, mereka akan tetap tidak percaya. Dalam hidup mereka dan di hadapan mereka sudah jelas tanda itu hadir yakni Yesus sendiri tetapi mereka tetap tidak percaya karena mereka picik, selalu berpikir seperti yang mereka kehendaki, bukan seperti yang dikehendaki Allah. Mesias yang diwartakan para nabi haruslah Mesias seperti pikiran dan kehendak mereka. Oleh karena itu, selama mereka tidak mau mengubah pola pikir mereka seperti yang dikehendaki Allah, mereka tidak akan pernah mampu menangkap tanda yang sudah diberikan oleh Allah kepada mereka.
Sama halnya dengan apa yang saya katakan di atas tadi, banyak umat yang seakan tidak menemukan tanda kehadiran Allah dalam Gereja, dalam diri sesama umat dan itu membuat kecewa. Orang demikian menganggap bahwa Allah tidak hadir dalam diri Gereja dan dalam diri umat karena melihat tidak seperti yang diharapkan atau sesuai dengan perasaanya. Orang yang demikian sebenarnya dia beriman hanya mau seenaknya saja, hanya mau seperti pikiran, kehendaknya dan perasaannya. Orang demikian adalah orang sebenarnya bukan mau mengikuti Allah tetapi mau mengikuti dirinya sendiri, orang yang mau mencari kepuasan dirinya sendiri.
Allah sungguh hadir dalam hidup Gereja, dalam diri umat-Nya dan banyak tanda-tanda kehadiran Allah. Tanda kehadiran Allah yang sangat nyata adalah dalam perayaan Ekaristi. Dalam perayaan ekaristi, Komunis Suci adalah tanda nyata kehadiran Yesus yang mengorbankan diri bagi keselamatan manusia dan mau bersatu dengan manusia. Kalau kita mau melepaskan konsep, pikiran dan perasaan senang atau tidak senang dan mengubahkan seperti pikiran dan kehendak Allah, kita pasti akan mampu menangkap kehadiran Allah dalam seluruh hidup Gereja terutama dalam Komuni Suci. Persatuan kita dengan Yesus lewat Komuni Suci akan mengubah hidup kita, bukan lagi beriman yang mengharapkan tanda tetapi kita sendiri akan diubah menjadi tanda kehadiran Allah bagi sesama dan bagi dunia.
Kita seringkali mengharapkan tanda kehadiran Allah. Itu sikap hidup orang yang kurang beriman. Orang yang beriman seharusnya malah sadar bahwa Allah mengahrapkan dirinya menjadi tanda kehadiran-Nya kepada sesama. Kalau kita merasa bahwa orang lain atau umat lain kurang menjadi tanda kehadiran Allah karena kurang menghidupi sabda Tuhan dan teladan yang diberikan oleh Yesus, maka seharusnya kita sendirilah yang harus menjadi tanda, bukan malah mencela dan mencari ke tempat lain. Tanda kehadiran Allah ada di sekitar kita, dalam diri kita dan malah kita sendiri yang diharapkan oleh Allah menjadi tanda kehadiran-Nya bagi sesama kita. Amin.
BACAAN INJIL:
Ketika orang banyak mengerumuni-Nya, berkatalah Yesus: "Angkatan ini adalah angkatan yang jahat. Mereka menghendaki suatu tanda, tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus. Sebab seperti Yunus menjadi tanda untuk orang-orang Niniwe, demikian pulalah Anak Manusia akan menjadi tanda untuk angkatan ini. Pada waktu penghakiman, ratu dari Selatan itu akan bangkit bersama orang dari angkatan ini dan ia akan menghukum mereka. Sebab ratu ini datang dari ujung bumi untuk mendengarkan hikmat Salomo, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Salomo! Pada waktu penghakiman, orang-orang Niniwe akan bangkit bersama angkatan ini dan mereka akan menghukumnya. Sebab orang-orang Niniwe itu bertobat waktu mereka mendengarkan pemberitaan Yunus, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Yunus!"
Demikianlah Injil Tuhan bagi kita hari ini.
RENUNGAN:
Tidak sedikit umat katolik yang merasa kecewa dalam beriman karena dengan alasan tidak merasakan tanda kehadiran Tuhan hidup Gereja dan juga dalam diri sesama dalam kelompok itu. Orang itu kecewa karena dia mengharapkan bahwa dalam kehidupan bersama dan masing-masing orang hendaknya menunjukkan hidup seperti yang diajarkan dan diteladankan oleh Yesus, namun kenyataannya jauh dari seperti yang diharapkannya. Ini seringkali menjadi alasan seseorang pergi ke gereja lain, dan bahkan tidak sedikit yang pindah ke gereja lain. Mereka mencari tanda kehadiran Allah dalam kehidupan bersama maupun dalam diri sesama umat, tanda yang diharapkannya seperti yang ada dalam pikiran dan konsepnya sendiri. Benarkah Allah tidak memberi tanda kehadiran-Nya dalam Gereja kita dan lewat sesama? Benarkah kalau kita hanya mengharapkan tanda seperti yang kita pikirkan dan harapkan?
Dalam Injil hari ini Yesus mencela orang banyak yang mengerumuni Dia, yang mengharapkan tanda dari-Nya. Kepada yang meminta tanda itu, Yesus bukan hanya tidak memberi mereka tanda tetapi malah mengatakan mereka sebagai angkatan yang jahat. Yesus bersikap demikian terhadap mereka, tentu bukan karena Yesus tidak menghendaki agar mereka juga selamat. Tetapi karena Yesus jengkel atas kedegilan hati mereka, karena sebenarnya kepada mereka sudah banyak diberikan oleh Allah tanda kehadiran Allah yang mengasihi mereka. Sudah banyak tanda yang mengajak mereka untuk bertobat, yakni lewat pengalaman hidup, lewat para nabi, tetapi mereka tetap tidak mau bertobat, bahkan membunuh para nabi itu. Mereka sendiri telah melihat tanda nyata yang melebihi tanda-tanda sebelumnya yakni Yesus sendiri, tetapi mereka masih tetap tidak mau percaya kepada Allah, tetap tidak mau bertobat, malahan meminta tanda lain dari Yesus. Yesus adalah tanda kehadiran Allah dan Kerajaan Allah yang mengajak mereka bertobat, tetapi mereka menolaknya. Hati mereka sungguh dekil, dan sudah tertutup terhadap apapun tanda yang diberikan oleh Allah atas mereka. Yesus tidak memberi tanda dan mengatakan mereka jahat, karena apapun tanda yang diberikan Allah, bahkan berpuncak pada Yesus sendiri, mereka akan tetap tidak percaya. Dalam hidup mereka dan di hadapan mereka sudah jelas tanda itu hadir yakni Yesus sendiri tetapi mereka tetap tidak percaya karena mereka picik, selalu berpikir seperti yang mereka kehendaki, bukan seperti yang dikehendaki Allah. Mesias yang diwartakan para nabi haruslah Mesias seperti pikiran dan kehendak mereka. Oleh karena itu, selama mereka tidak mau mengubah pola pikir mereka seperti yang dikehendaki Allah, mereka tidak akan pernah mampu menangkap tanda yang sudah diberikan oleh Allah kepada mereka.
Sama halnya dengan apa yang saya katakan di atas tadi, banyak umat yang seakan tidak menemukan tanda kehadiran Allah dalam Gereja, dalam diri sesama umat dan itu membuat kecewa. Orang demikian menganggap bahwa Allah tidak hadir dalam diri Gereja dan dalam diri umat karena melihat tidak seperti yang diharapkan atau sesuai dengan perasaanya. Orang yang demikian sebenarnya dia beriman hanya mau seenaknya saja, hanya mau seperti pikiran, kehendaknya dan perasaannya. Orang demikian adalah orang sebenarnya bukan mau mengikuti Allah tetapi mau mengikuti dirinya sendiri, orang yang mau mencari kepuasan dirinya sendiri.
Allah sungguh hadir dalam hidup Gereja, dalam diri umat-Nya dan banyak tanda-tanda kehadiran Allah. Tanda kehadiran Allah yang sangat nyata adalah dalam perayaan Ekaristi. Dalam perayaan ekaristi, Komunis Suci adalah tanda nyata kehadiran Yesus yang mengorbankan diri bagi keselamatan manusia dan mau bersatu dengan manusia. Kalau kita mau melepaskan konsep, pikiran dan perasaan senang atau tidak senang dan mengubahkan seperti pikiran dan kehendak Allah, kita pasti akan mampu menangkap kehadiran Allah dalam seluruh hidup Gereja terutama dalam Komuni Suci. Persatuan kita dengan Yesus lewat Komuni Suci akan mengubah hidup kita, bukan lagi beriman yang mengharapkan tanda tetapi kita sendiri akan diubah menjadi tanda kehadiran Allah bagi sesama dan bagi dunia.
Kita seringkali mengharapkan tanda kehadiran Allah. Itu sikap hidup orang yang kurang beriman. Orang yang beriman seharusnya malah sadar bahwa Allah mengahrapkan dirinya menjadi tanda kehadiran-Nya kepada sesama. Kalau kita merasa bahwa orang lain atau umat lain kurang menjadi tanda kehadiran Allah karena kurang menghidupi sabda Tuhan dan teladan yang diberikan oleh Yesus, maka seharusnya kita sendirilah yang harus menjadi tanda, bukan malah mencela dan mencari ke tempat lain. Tanda kehadiran Allah ada di sekitar kita, dalam diri kita dan malah kita sendiri yang diharapkan oleh Allah menjadi tanda kehadiran-Nya bagi sesama kita. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.