Renungan Hari biasa Pekan I Prapaskah, Jumat 18 Maret 2011
Yeh 18:21-28, Mzm 130:1-2,3-4ab,4c-6,7-8, Mat 5:20-26
(Sirillus dr Yerusalem, Martha )
Yeh 18:21-28, Mzm 130:1-2,3-4ab,4c-6,7-8, Mat 5:20-26
(Sirillus dr Yerusalem, Martha )
Semoga hidup iman dan hidup keagamaan kita tidak pasif tetapi iman dan hidup keagamaan yang aktif.
BACAAN INJIL:
Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala. Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu. Segeralah berdamai dengan lawanmu selama engkau bersama-sama dengan dia di tengah jalan, supaya lawanmu itu jangan menyerahkan engkau kepada hakim dan hakim itu menyerahkan engkau kepada pembantunya dan engkau dilemparkan ke dalam penjara. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar hutangmu sampai lunas.
RENUNGAN:
Kita mungkin pernah menyaksikan pemberitaan di televisi sehubungan dengan berita para pejabat atau mantan pejabat negeri ini yang akirnya diproses di pengadilan, dan ada yang akhirnya dihukum penjara karena melakukan korupsi semasa menjabat. Mereka semua tidak ada yang berpenampilan lusuh, tetapi berpenampilan sangat rapi layaknya seorang pejabat, orang penting dan mereka umumnya pasti orang yang mengeyam pendidikan yang tinggi. Pada umumnya mereka juga selalu tampil dengan senyum, berusaha bertutur kata indah yang seakan mau memperlihatkan bahwa dirinya adalah ramah, mau memberi kesan bahwa mereka adalah pemimpin yang baik. Lebih dari itu, mereka pasti juga menganut agama tertentu dan dalam kesempatan tertentu juga tampil dalam kegiatan ibadah agamanya. Namun kenyataannya mereka akhirnya dijerat hukum sebagai seorang koruptor. Juga bila kita saksikan peristiwa perusakan-perusakan atau kerusuhan dari kelompok tertentu, mereka menggunakan atribut kelompok agama tertentu dan menyerukan nama yang mereka sembah. Secara sepintas kita melihat bahwa kelompok itu menyerukan suatu kebenaran yang mereka anut. Masih banyak contoh yang dapat kita lihat peristiwa yang secara sepintas seakan mereka baik, benar, tapi ternyata membuahkan suatu penderitaan bagi orang lain dan melahirkan korban bagi orang lain. Dalam hal ini, kita bukan hendak menghakimi apakah yang mereka anut itu benar atau tidak. Ini hanya suatu perbandingan atau suatu ilustrasi bagi kita yang mengatakan bahwa yang tampak dari luar bukan suatu jaminan sesuatu itu baik dan benar.
Mungkin orang yang hanya mementingkan penampilan luar saja dan sikap hidup yang menganggap dirinya baik dan benar karena sudah menjalankan ajaran atau aturan-aturan baik itu aturan yang berlaku dalam masyarakat dan juga dalam agama, itu bisa kita umpakan sama seperti orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat. Orang yang demikian biasanya di hadapan banyak orang akan berusaha membangun citra diri sebagai orang baik, orang benar dan mereka biasanya akan tampil seakan sebagai ‘polisi’ atau ‘hakim’ yang memantau, menilai, dan memfonis orang lain bersalah, tidak benar karena tidak melakukan seperti yang mereka lakukan. Orang Farisi dan ahli-ahli Taurat pun hidup demikian.
Orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat sangat memperhatikan penampilan luar mereka; mereka menggunakan pakaian yang mencitrakan diri mereka sebagai orang baik, orang yang taat beragama. Atribut agama mereka selalu mereka bawa dan diusahakan dapat dilihat oleh orang lain. Mereka itu sungguh tau aturan-aturan agama, hapal Kitab Sucinya, dan selalu tampil di depan dalam kegiatan-kegiatan agama. Mereka juga tidak segan-segan dan tidak malu-malu berdoa di depan orang banyak. Sepintas penampilan mereka sungguh mengagumkan, menampilkan mereka sebagai orang-orang beriman, orang yang taat beragama, orang-orang yang berbudi baik. Namun ternyata Yesus mengatakan bahwa hidup demikian belumlah jaminan untuk masuk surga, hidup demikian belum berkenan di hadapan Allah. Bahkan Yesus mengatakan bahwa hidup keagamaan para pengikut-Nya harus melebihi hidup keagamaan orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat.
Dalam Injil hari ini, Yesus membeberkan bahwa syarat untuk masuk surga harus hidup melebihi hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi. Syarat yang dikatakan oleh Yesus rasanya tidaklah mudah tetapi sangat berat. Sebab belum tentu kita bisa seperti ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi yang tau banyak soal aturan agama, hapal Kitab Suci dan taat pada aturan-aturan agama. Jangankan hapal kitab Suci, mungkin tidak sediki umat kristiani yang tidak mempunyai Kitab Suci dan tidak pernah membaca Kitab Suci. Demikian juga halnya soal ketaatan pada aturan agama, banyak dari antara kita yang tidak mengetahui atauran Gereja dan banyak pula yang tidak menaatinya, misalnya hari ini adalah hari jumat, dianjurkan untuk pantang. Nah apakah kita termasuk orang yang menjalankan aturan pantang hari ini?
Membaca atau mendengarkan Injil hari ini, mungkin bisa membuat kita berpikir bahwa penampilan, tahu ajaran-ajaran atau aturan-aturan Gereja dan hapal Kitab Suci, itu semuanya kurang penting, yang terpenting adalah perbuatan kasih kepada sesama. Mungkin ini yang menjadi alasan bagi banyak umat yang tidak mau mendalami ajaran, aturan Gereja dan juga alasan tidak membaca Kitab Suci.
Tentu ini pemahaman di atas adalah keliru. Sebab Yesus mengatakan bahwa hidup keagamaan kita harus lebih baik dari hidup keagamaan para ahli Taurat dan orang-orang Farisi. Itu berarti bahwa apa yang dihidupi dan dilakukan mereka juga baik. Sebab bagaimana kita mau hidup baik sesuai dengan kehendak Tuhan dan berusaha menjalankan sabda Tuhan kalau kita tidak berusaha mempelajarinya dan membaca Kitab Suci? Tetapi kiranya hal itu tidaklah cukup berkenan bagi Allah, sehingga seseorang itu bisa masuk surga. Yesus mengharapkan agar hidup keagamaan kita berbuah dalam perbuatan baik dan cinta kasih kepada sesama kita.
Sabda Yesus hari ini justru mengingatkan kita yang seringkali menambakan masuk surga, tetapi tidak mau mengikuti syarat yang telah diberikan oleh Yesus kepada kita. Mungkin kita berpikir bahwa kita sudah tahu ajaran-ajaran atau aturan-aturan Gereja, tahu banyak tentang Kitab Suci, tahu banyak Teologi Gereja, mungkin kita juga berpikir bahwa kita sudah rajin beribadah, rajin berdoa dan rajin dalam kegiatan-kegiatan Gereja, sehingga menganggap kita sudah layak masuk surga. Ternyata itu semua tidaklah cukup. Kita juga berpikir bahwa kita bukan seorang koruptor, kita tidak pernah membunuh dan kita juga tidak pernah mengatakan orang lain itu adalah kafir, sehingga kita menganggap bahwa kita adalah orang baik dan benar. Kita juga mungkin berpikir bahwa pada masa prapaskah ini kita sudah menjalankan puasa dan pantang. Itupun juga ternyata menurut Yesus tidaklah cukup.
Yesus mengharapkan agar kualitas dan mutu hidup kita para pengikut-Nya tidak sekedar hanya taat pada aturan, hanya hapal aturan, hapal Kitab Suci, tidak hanya rajin dalam ibadah atau kegiatan Gerjea, bukan hanya sekedar pantang dan puasa pada masa Prapaskah, tetapi harus melebihi semuanya itu, yakni hidup yang juga senantiasa membawa damai, selalu berdamai dengan sesama kita. Hidup selali membawa damai atau selalu berdamai dengan sesama itu berarti kita selalu menaruh cinta kasih kepada sesama baik dalam hati dan yang dalam hati itu terwujud dalam perbuatan kasih kepada sesama. Yesus mengharapkan hidup keagamaan kita bukan kebaikan atau iman yang pasif, tetapi kebaikan dan iman aktif dalam perbuatan. Masa Prapaskah ini adalah saat yang tepat bagi kita untuk bertobat, berperbaiki kualitas dan mutu hidup kita sebagai pengikut Yesus. Semoga hidup iman dan hidup keagamaan kita tidak pasif tetapi iman dan hidup keagamaan yang aktif. Amin.
BACAAN INJIL:
Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala. Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu. Segeralah berdamai dengan lawanmu selama engkau bersama-sama dengan dia di tengah jalan, supaya lawanmu itu jangan menyerahkan engkau kepada hakim dan hakim itu menyerahkan engkau kepada pembantunya dan engkau dilemparkan ke dalam penjara. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar hutangmu sampai lunas.
RENUNGAN:
Kita mungkin pernah menyaksikan pemberitaan di televisi sehubungan dengan berita para pejabat atau mantan pejabat negeri ini yang akirnya diproses di pengadilan, dan ada yang akhirnya dihukum penjara karena melakukan korupsi semasa menjabat. Mereka semua tidak ada yang berpenampilan lusuh, tetapi berpenampilan sangat rapi layaknya seorang pejabat, orang penting dan mereka umumnya pasti orang yang mengeyam pendidikan yang tinggi. Pada umumnya mereka juga selalu tampil dengan senyum, berusaha bertutur kata indah yang seakan mau memperlihatkan bahwa dirinya adalah ramah, mau memberi kesan bahwa mereka adalah pemimpin yang baik. Lebih dari itu, mereka pasti juga menganut agama tertentu dan dalam kesempatan tertentu juga tampil dalam kegiatan ibadah agamanya. Namun kenyataannya mereka akhirnya dijerat hukum sebagai seorang koruptor. Juga bila kita saksikan peristiwa perusakan-perusakan atau kerusuhan dari kelompok tertentu, mereka menggunakan atribut kelompok agama tertentu dan menyerukan nama yang mereka sembah. Secara sepintas kita melihat bahwa kelompok itu menyerukan suatu kebenaran yang mereka anut. Masih banyak contoh yang dapat kita lihat peristiwa yang secara sepintas seakan mereka baik, benar, tapi ternyata membuahkan suatu penderitaan bagi orang lain dan melahirkan korban bagi orang lain. Dalam hal ini, kita bukan hendak menghakimi apakah yang mereka anut itu benar atau tidak. Ini hanya suatu perbandingan atau suatu ilustrasi bagi kita yang mengatakan bahwa yang tampak dari luar bukan suatu jaminan sesuatu itu baik dan benar.
Mungkin orang yang hanya mementingkan penampilan luar saja dan sikap hidup yang menganggap dirinya baik dan benar karena sudah menjalankan ajaran atau aturan-aturan baik itu aturan yang berlaku dalam masyarakat dan juga dalam agama, itu bisa kita umpakan sama seperti orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat. Orang yang demikian biasanya di hadapan banyak orang akan berusaha membangun citra diri sebagai orang baik, orang benar dan mereka biasanya akan tampil seakan sebagai ‘polisi’ atau ‘hakim’ yang memantau, menilai, dan memfonis orang lain bersalah, tidak benar karena tidak melakukan seperti yang mereka lakukan. Orang Farisi dan ahli-ahli Taurat pun hidup demikian.
Orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat sangat memperhatikan penampilan luar mereka; mereka menggunakan pakaian yang mencitrakan diri mereka sebagai orang baik, orang yang taat beragama. Atribut agama mereka selalu mereka bawa dan diusahakan dapat dilihat oleh orang lain. Mereka itu sungguh tau aturan-aturan agama, hapal Kitab Sucinya, dan selalu tampil di depan dalam kegiatan-kegiatan agama. Mereka juga tidak segan-segan dan tidak malu-malu berdoa di depan orang banyak. Sepintas penampilan mereka sungguh mengagumkan, menampilkan mereka sebagai orang-orang beriman, orang yang taat beragama, orang-orang yang berbudi baik. Namun ternyata Yesus mengatakan bahwa hidup demikian belumlah jaminan untuk masuk surga, hidup demikian belum berkenan di hadapan Allah. Bahkan Yesus mengatakan bahwa hidup keagamaan para pengikut-Nya harus melebihi hidup keagamaan orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat.
Dalam Injil hari ini, Yesus membeberkan bahwa syarat untuk masuk surga harus hidup melebihi hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi. Syarat yang dikatakan oleh Yesus rasanya tidaklah mudah tetapi sangat berat. Sebab belum tentu kita bisa seperti ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi yang tau banyak soal aturan agama, hapal Kitab Suci dan taat pada aturan-aturan agama. Jangankan hapal kitab Suci, mungkin tidak sediki umat kristiani yang tidak mempunyai Kitab Suci dan tidak pernah membaca Kitab Suci. Demikian juga halnya soal ketaatan pada aturan agama, banyak dari antara kita yang tidak mengetahui atauran Gereja dan banyak pula yang tidak menaatinya, misalnya hari ini adalah hari jumat, dianjurkan untuk pantang. Nah apakah kita termasuk orang yang menjalankan aturan pantang hari ini?
Membaca atau mendengarkan Injil hari ini, mungkin bisa membuat kita berpikir bahwa penampilan, tahu ajaran-ajaran atau aturan-aturan Gereja dan hapal Kitab Suci, itu semuanya kurang penting, yang terpenting adalah perbuatan kasih kepada sesama. Mungkin ini yang menjadi alasan bagi banyak umat yang tidak mau mendalami ajaran, aturan Gereja dan juga alasan tidak membaca Kitab Suci.
Tentu ini pemahaman di atas adalah keliru. Sebab Yesus mengatakan bahwa hidup keagamaan kita harus lebih baik dari hidup keagamaan para ahli Taurat dan orang-orang Farisi. Itu berarti bahwa apa yang dihidupi dan dilakukan mereka juga baik. Sebab bagaimana kita mau hidup baik sesuai dengan kehendak Tuhan dan berusaha menjalankan sabda Tuhan kalau kita tidak berusaha mempelajarinya dan membaca Kitab Suci? Tetapi kiranya hal itu tidaklah cukup berkenan bagi Allah, sehingga seseorang itu bisa masuk surga. Yesus mengharapkan agar hidup keagamaan kita berbuah dalam perbuatan baik dan cinta kasih kepada sesama kita.
Sabda Yesus hari ini justru mengingatkan kita yang seringkali menambakan masuk surga, tetapi tidak mau mengikuti syarat yang telah diberikan oleh Yesus kepada kita. Mungkin kita berpikir bahwa kita sudah tahu ajaran-ajaran atau aturan-aturan Gereja, tahu banyak tentang Kitab Suci, tahu banyak Teologi Gereja, mungkin kita juga berpikir bahwa kita sudah rajin beribadah, rajin berdoa dan rajin dalam kegiatan-kegiatan Gereja, sehingga menganggap kita sudah layak masuk surga. Ternyata itu semua tidaklah cukup. Kita juga berpikir bahwa kita bukan seorang koruptor, kita tidak pernah membunuh dan kita juga tidak pernah mengatakan orang lain itu adalah kafir, sehingga kita menganggap bahwa kita adalah orang baik dan benar. Kita juga mungkin berpikir bahwa pada masa prapaskah ini kita sudah menjalankan puasa dan pantang. Itupun juga ternyata menurut Yesus tidaklah cukup.
Yesus mengharapkan agar kualitas dan mutu hidup kita para pengikut-Nya tidak sekedar hanya taat pada aturan, hanya hapal aturan, hapal Kitab Suci, tidak hanya rajin dalam ibadah atau kegiatan Gerjea, bukan hanya sekedar pantang dan puasa pada masa Prapaskah, tetapi harus melebihi semuanya itu, yakni hidup yang juga senantiasa membawa damai, selalu berdamai dengan sesama kita. Hidup selali membawa damai atau selalu berdamai dengan sesama itu berarti kita selalu menaruh cinta kasih kepada sesama baik dalam hati dan yang dalam hati itu terwujud dalam perbuatan kasih kepada sesama. Yesus mengharapkan hidup keagamaan kita bukan kebaikan atau iman yang pasif, tetapi kebaikan dan iman aktif dalam perbuatan. Masa Prapaskah ini adalah saat yang tepat bagi kita untuk bertobat, berperbaiki kualitas dan mutu hidup kita sebagai pengikut Yesus. Semoga hidup iman dan hidup keagamaan kita tidak pasif tetapi iman dan hidup keagamaan yang aktif. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.