Renungan Hari biasa Pekan I Prapaskah, Kamis 17 Maret 2011
Est 4:10a,10c-12,17-19, Mzm 138:1-2a,2bc-3,7c-8, Mat 7:7-12
(Patrik)
Est 4:10a,10c-12,17-19, Mzm 138:1-2a,2bc-3,7c-8, Mat 7:7-12
(Patrik)
St. Teresa dari Avila mengatakan, bahwa doa bukan lain daripada “suatu persahabatan yang mesra dengan Allah, suatu percakapan dari hati ke hati dengan seorang sahabat yang mengasihi kita”.
BACAAN INJIL:
"Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan. Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti, atau memberi ular, jika ia meminta ikan? Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya." "Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.
Demikianlah Injil Tuhan bagi kita hari ini.
RENUNGAN
Injil yang kita dengar hari ini adalah berbicara tentang doa. Yesus mengajar kita agar dalam berdoa kita tidak cepat putus asa tetapi hendaknya bertekun dalam pengharapan yang tiada putus-putusnya karena Tuhan yang mahabaik pasti akan mengabulkan doa-doa kita. Doa itu diumpakan dengan orang yang meminta, mencari dan mengetuk pintu. Yesus memberi jaminan bahwa maka orang yang meminta akan menerima, orang yang mencari akan mendapatkan dan dan orang yang mengetuk baginya pintu akan dibukakan. Jaminan yang diberikan oleh Yesus adalah karena Allah itu mahabaik dan mahakasih, yang sungguh mengasihi manusia dan Dia pasti akan memberikan yang terbaik bagi manusia. Yesus membandingkannya dengan manusia yang selalu berbuat jahat saja pasti akan memberikan apa yang diminta oleh anak-anaknya, apalagi Allah yang Kudus, yang tidak ada kejahatan dalam diri-Nya, pasti akan memberikan yang baik, terbaik bagi siapapun yang membinta kepada-Nya.
Sabda Yesus ini sungguh indah dan menyejukkan hati kita. Namun dalam pengalaman hidup doa, tidak sedikit orang merasa jenuh dan kesal dalam doa, karena merasa sudah banyak berdoa tetapi seakan Tuhan belum memberi apa yang dimintanya. Mungkin kita sendiri pernah mengeluh tentang doa-doa kita yang seakan tidak mendapatkan jawaban dari Tuhan. Sering kita mengatakan bahwa kita sudah berdoa dan bahkan novena beberapa kali untuk wujud permohonan kita, tetapi seakan tidak mendapatkan jawaban dari Tuhan. Melihat pengalaman demikian, saat membaca atau mendengarkan Injil hari ini, kita mungkin sedikit berontak kepada Yesus karena Yesus mengatakan bahwa Allah itu mahabaik, tetapi tidak mengabulkan doa-doa kita.
Benar dan sangat benar bahwa Allah itu mahabaik, sangat benar juga, Yesus memberi jaminan bahwa doa orang tekun pasti akan dikabulkan oleh Allah. Namun kita jangan lupa, Yesus juga sebenarnya memberi syarat yang kirnya kita penuhi dan mendasari doa-doa kita. Untuk itu, coba kita renungkan bersama bagaimana doa-doa kita selama ini, misalnya:
1. Doa-doa kita seringkali karena kita butuh sesuatu dari Allah.
Seringkali kita berdoa karena kita membutuhkan sesuatu dari Allah, karena kita sadar bahwa mungkin hanya dengan mengandalkan kekuatan yang kita memiliki, kita tidak akan mampu. Hal ini baik, karena itu berarti kita sadar bahwa kita memiliki keterbatasan sehingga membutuhkan Allah. Namun yang kurang baiknya adalah manakala kita tidak butuh sesuatu, manakala hidup kita seakan aman dan lancar, kita tidak lagi berdoa. Dalam doa yang demikian kita sering mendesak-desak Allah agar mengabulkan permohonan kita.
2. Doa kita hanya terarah kepada diri sendiri.
Kita mungkin tidak sadar bahwa doa-doa yang kita panjatkan itu lebih sering hanya melulu untuk kepentingan kita sendiri. Kita menganggap bahwa apa yang kita mohonkan adalah penting dan baik untuk kita, tetapi kita tidak pernah berpikir apakah yang kita mohonkan itu juga baik dan penting untuk banyak orang. Kalau kita berani jujur, doa yang kita panjatkan umumnya hanya untuk kita sendiri, atau orang-orang dekat dengan kita, sedangkan berdoa atau mendoakan orang lain, mungkin kita hampir tidak pernah.
3. Doa-doa kita seringkali tanpa iman yang tulus.
Yah, mungkin kita mengatakan bahwa kita sudah berdoa dengan iman. Namun seringkali kita tidak sadar bahwa kita berdoa dalam keraguan, kita meragukan bahwa Tuhan itu mahakuasa, Dia mahabaik. Kita berdoa hanya sekedar basa-basi saja dengan pengandaian, kalau Tuhan memberi, ya syukur dan kalau gak dikabulkan, ya gak apa-apa. Sehingga doa kita bukan karena kita berharap dari doa itu, tetapi hanya sambilan disamping usaha kita sendiri. Oleh karena itu doa kitapun menjadi asal-asalan, tidak keluar dan mengalir dari hati yang murni, tulus mengaharapkan uluran kasih dari Tuhan.
4. Doa kita tidak didasari oleh cinta kasih
Doa juga harus didasari cinta kasih kepada Allah dan kepada sesama. Kita berdoa karena kita mengasihi Allah yang kita yakini bahwa Dia sudah terlebih dahulu mengasihi dan sangat mengasihi kita. Namun, seringkali doa kita lakukan bukan karena kita yakin akan kasih-Nya yang sudah kita terima, doa kita lakukan bukan karena kita juga mengasihi kita. Kalau doa kita didasari atau dilandasi oleh kasih, tentu kita juga akan mengasihi sesama kita.
5. Doa kita seringkali seperti doa orang Farisi.
Dalam berdoa kita seringkali seperti orang Farisi yang membanggakan hidupnya di hadapan Tuhan, sehingga menganggap Tuhan harus dan layak membalas perbuatan baiknya. Demikianpun halnya sering kita lakukan. Kita menganggap sudah hidup baik, banyak berbuat baik kepada sesama, taat pada aturan iman, sehingga menganggap bahwa Tuhan harus membalasa semuanya itu dengan mengabulkan doa-doa kita.
Kiranya masih banyak lagi hal yang bisa kita renungkan sehubungan dengan doa-doa yang kita lakukan selama ini.
St. Teresa dari Avila mengatakan, bahwa doa bukan lain daripada “suatu persahabatan yang mesra dengan Allah, suatu percakapan dari hati ke hati dengan seorang sahabat yang mengasihi kita”. Karena itu, doa merupakan sesuatu yang indah, yang agung dan sesungguhnya merupakan aktivitas paling berharga dari manusia, suatu aktivitas yang dijiwai oleh Roh Kudus sendiri. Doa adalah suatu hubungan pribadi dengan Allah yang diungkapkan dalam suatu percakapan, pujian, syukur, permohonan, kerinduan, penyesalan, masuk dalam keheningan dan mendengarkan suara Allah yang berbicara kepada kita. Allah telah menciptakan kita menurut gambar dan rupa-Nya sendiri, Ia begitu mengasihi kita dan ingin agar kita memasuki hubungan yang mesra dengan Dia. Hubungan antara manusia dengan Allah itu bukan buah pikiran atau khayalan manusia, melainkan buah karya keselamatan Allah. Allah yang menanamkan kerinduan itu di dalam hati manusia. Allah menghendaki agar kita mengenal Dia sungguh-sungguh dan memasuki aliran hidup yang ada di dalam diri Allah sendiri.
Pada akhir Injil yang kita dengar hari ini Yesus mengatakan, "Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi. Mungkin kita berpikir, bahwa teks ini tidak tidak ada hubungannya dengan apa yang dikatakan Yesus pada ayat di atas. Atau, apa hubungan antara doa dengan harapan agar orang lain berbuat baik dengan kita maka kitapun berbuat demikian kepada orang lain. Secara singkat bisa kita katakan, bahwa dalam doa kita mengharapkan perbuatan baik dari Tuhan, kita mengharapkan sesuatu yang baik dari Tuhan. Nah, kalau kita mengharapkan demikian, apakah selama ini kita sudah berbuat baik atau mengasihi Tuhan? Kalau kita selama ini sudah sungguh mengasihi Tuhan, barulah kita pantas mengharapkan belaskasih dari Tuhan. Yesus mengatakan bahwa kasih kepada Tuhan, itu terungkap dalam perbuatan baik dan kasih kepada sesama. Kasih kepada sesama ini pulalah yang menjadi syarat yang diberikan oleh Yesus agar doa itu dikabulkan. Kalau selama hidup kita sungguh mengasihi sesama, Yesus memberi jaminan bahwa Allah akan mengabulkan doa-doa kita. Kasih kepada sesama merupakan syarat doa-doa yang dikabulkan.
Oleh karena itu, betapun indahnya dan perlunya kita anggap doa yang kita panjatkan, tetapi bila kita tidak mengasihi sesama kita, tentu kita juga tidaklah layak mengharapkan kasih dari Allah dengan mengabulkan doa-doa kita. Maka, agar doa-doa kita dikabulkan oleh Tuhan, mari kita juga selalu mengasihi sesama kita terlebih dahulu. Bila kita sudah menanamkan hidup yang baik, maka pantaslah kita berharap sesuatu yang baik pula. Amin.
BACAAN INJIL:
"Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan. Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti, atau memberi ular, jika ia meminta ikan? Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya." "Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.
Demikianlah Injil Tuhan bagi kita hari ini.
RENUNGAN
Injil yang kita dengar hari ini adalah berbicara tentang doa. Yesus mengajar kita agar dalam berdoa kita tidak cepat putus asa tetapi hendaknya bertekun dalam pengharapan yang tiada putus-putusnya karena Tuhan yang mahabaik pasti akan mengabulkan doa-doa kita. Doa itu diumpakan dengan orang yang meminta, mencari dan mengetuk pintu. Yesus memberi jaminan bahwa maka orang yang meminta akan menerima, orang yang mencari akan mendapatkan dan dan orang yang mengetuk baginya pintu akan dibukakan. Jaminan yang diberikan oleh Yesus adalah karena Allah itu mahabaik dan mahakasih, yang sungguh mengasihi manusia dan Dia pasti akan memberikan yang terbaik bagi manusia. Yesus membandingkannya dengan manusia yang selalu berbuat jahat saja pasti akan memberikan apa yang diminta oleh anak-anaknya, apalagi Allah yang Kudus, yang tidak ada kejahatan dalam diri-Nya, pasti akan memberikan yang baik, terbaik bagi siapapun yang membinta kepada-Nya.
Sabda Yesus ini sungguh indah dan menyejukkan hati kita. Namun dalam pengalaman hidup doa, tidak sedikit orang merasa jenuh dan kesal dalam doa, karena merasa sudah banyak berdoa tetapi seakan Tuhan belum memberi apa yang dimintanya. Mungkin kita sendiri pernah mengeluh tentang doa-doa kita yang seakan tidak mendapatkan jawaban dari Tuhan. Sering kita mengatakan bahwa kita sudah berdoa dan bahkan novena beberapa kali untuk wujud permohonan kita, tetapi seakan tidak mendapatkan jawaban dari Tuhan. Melihat pengalaman demikian, saat membaca atau mendengarkan Injil hari ini, kita mungkin sedikit berontak kepada Yesus karena Yesus mengatakan bahwa Allah itu mahabaik, tetapi tidak mengabulkan doa-doa kita.
Benar dan sangat benar bahwa Allah itu mahabaik, sangat benar juga, Yesus memberi jaminan bahwa doa orang tekun pasti akan dikabulkan oleh Allah. Namun kita jangan lupa, Yesus juga sebenarnya memberi syarat yang kirnya kita penuhi dan mendasari doa-doa kita. Untuk itu, coba kita renungkan bersama bagaimana doa-doa kita selama ini, misalnya:
1. Doa-doa kita seringkali karena kita butuh sesuatu dari Allah.
Seringkali kita berdoa karena kita membutuhkan sesuatu dari Allah, karena kita sadar bahwa mungkin hanya dengan mengandalkan kekuatan yang kita memiliki, kita tidak akan mampu. Hal ini baik, karena itu berarti kita sadar bahwa kita memiliki keterbatasan sehingga membutuhkan Allah. Namun yang kurang baiknya adalah manakala kita tidak butuh sesuatu, manakala hidup kita seakan aman dan lancar, kita tidak lagi berdoa. Dalam doa yang demikian kita sering mendesak-desak Allah agar mengabulkan permohonan kita.
2. Doa kita hanya terarah kepada diri sendiri.
Kita mungkin tidak sadar bahwa doa-doa yang kita panjatkan itu lebih sering hanya melulu untuk kepentingan kita sendiri. Kita menganggap bahwa apa yang kita mohonkan adalah penting dan baik untuk kita, tetapi kita tidak pernah berpikir apakah yang kita mohonkan itu juga baik dan penting untuk banyak orang. Kalau kita berani jujur, doa yang kita panjatkan umumnya hanya untuk kita sendiri, atau orang-orang dekat dengan kita, sedangkan berdoa atau mendoakan orang lain, mungkin kita hampir tidak pernah.
3. Doa-doa kita seringkali tanpa iman yang tulus.
Yah, mungkin kita mengatakan bahwa kita sudah berdoa dengan iman. Namun seringkali kita tidak sadar bahwa kita berdoa dalam keraguan, kita meragukan bahwa Tuhan itu mahakuasa, Dia mahabaik. Kita berdoa hanya sekedar basa-basi saja dengan pengandaian, kalau Tuhan memberi, ya syukur dan kalau gak dikabulkan, ya gak apa-apa. Sehingga doa kita bukan karena kita berharap dari doa itu, tetapi hanya sambilan disamping usaha kita sendiri. Oleh karena itu doa kitapun menjadi asal-asalan, tidak keluar dan mengalir dari hati yang murni, tulus mengaharapkan uluran kasih dari Tuhan.
4. Doa kita tidak didasari oleh cinta kasih
Doa juga harus didasari cinta kasih kepada Allah dan kepada sesama. Kita berdoa karena kita mengasihi Allah yang kita yakini bahwa Dia sudah terlebih dahulu mengasihi dan sangat mengasihi kita. Namun, seringkali doa kita lakukan bukan karena kita yakin akan kasih-Nya yang sudah kita terima, doa kita lakukan bukan karena kita juga mengasihi kita. Kalau doa kita didasari atau dilandasi oleh kasih, tentu kita juga akan mengasihi sesama kita.
5. Doa kita seringkali seperti doa orang Farisi.
Dalam berdoa kita seringkali seperti orang Farisi yang membanggakan hidupnya di hadapan Tuhan, sehingga menganggap Tuhan harus dan layak membalas perbuatan baiknya. Demikianpun halnya sering kita lakukan. Kita menganggap sudah hidup baik, banyak berbuat baik kepada sesama, taat pada aturan iman, sehingga menganggap bahwa Tuhan harus membalasa semuanya itu dengan mengabulkan doa-doa kita.
Kiranya masih banyak lagi hal yang bisa kita renungkan sehubungan dengan doa-doa yang kita lakukan selama ini.
St. Teresa dari Avila mengatakan, bahwa doa bukan lain daripada “suatu persahabatan yang mesra dengan Allah, suatu percakapan dari hati ke hati dengan seorang sahabat yang mengasihi kita”. Karena itu, doa merupakan sesuatu yang indah, yang agung dan sesungguhnya merupakan aktivitas paling berharga dari manusia, suatu aktivitas yang dijiwai oleh Roh Kudus sendiri. Doa adalah suatu hubungan pribadi dengan Allah yang diungkapkan dalam suatu percakapan, pujian, syukur, permohonan, kerinduan, penyesalan, masuk dalam keheningan dan mendengarkan suara Allah yang berbicara kepada kita. Allah telah menciptakan kita menurut gambar dan rupa-Nya sendiri, Ia begitu mengasihi kita dan ingin agar kita memasuki hubungan yang mesra dengan Dia. Hubungan antara manusia dengan Allah itu bukan buah pikiran atau khayalan manusia, melainkan buah karya keselamatan Allah. Allah yang menanamkan kerinduan itu di dalam hati manusia. Allah menghendaki agar kita mengenal Dia sungguh-sungguh dan memasuki aliran hidup yang ada di dalam diri Allah sendiri.
Pada akhir Injil yang kita dengar hari ini Yesus mengatakan, "Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi. Mungkin kita berpikir, bahwa teks ini tidak tidak ada hubungannya dengan apa yang dikatakan Yesus pada ayat di atas. Atau, apa hubungan antara doa dengan harapan agar orang lain berbuat baik dengan kita maka kitapun berbuat demikian kepada orang lain. Secara singkat bisa kita katakan, bahwa dalam doa kita mengharapkan perbuatan baik dari Tuhan, kita mengharapkan sesuatu yang baik dari Tuhan. Nah, kalau kita mengharapkan demikian, apakah selama ini kita sudah berbuat baik atau mengasihi Tuhan? Kalau kita selama ini sudah sungguh mengasihi Tuhan, barulah kita pantas mengharapkan belaskasih dari Tuhan. Yesus mengatakan bahwa kasih kepada Tuhan, itu terungkap dalam perbuatan baik dan kasih kepada sesama. Kasih kepada sesama ini pulalah yang menjadi syarat yang diberikan oleh Yesus agar doa itu dikabulkan. Kalau selama hidup kita sungguh mengasihi sesama, Yesus memberi jaminan bahwa Allah akan mengabulkan doa-doa kita. Kasih kepada sesama merupakan syarat doa-doa yang dikabulkan.
Oleh karena itu, betapun indahnya dan perlunya kita anggap doa yang kita panjatkan, tetapi bila kita tidak mengasihi sesama kita, tentu kita juga tidaklah layak mengharapkan kasih dari Allah dengan mengabulkan doa-doa kita. Maka, agar doa-doa kita dikabulkan oleh Tuhan, mari kita juga selalu mengasihi sesama kita terlebih dahulu. Bila kita sudah menanamkan hidup yang baik, maka pantaslah kita berharap sesuatu yang baik pula. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.