Renungan Harian : Sabtu 12 Februari 2011
Kej 3:9-24; Mrk 8: 1-10
Kej 3:9-24; Mrk 8: 1-10
"Bila kita berharap Yesus melimpahkan rahmat kepada kita, kita juga harus rela berbagi dengan sesama."
BACAAN INJIL:
Pada waktu itu ada pula orang banyak di situ yang besar jumlahnya, dan karena mereka tidak mempunyai makanan, Yesus memanggil murid-murid-Nya dan berkata: "Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak ini. Sudah tiga hari mereka mengikuti Aku dan mereka tidak mempunyai makanan. Dan jika mereka Kusuruh pulang ke rumahnya dengan lapar, mereka akan rebah di jalan, sebab ada yang datang dari jauh." Murid-murid-Nya menjawab: "Bagaimana di tempat yang sunyi ini orang dapat memberi mereka roti sampai kenyang?" Yesus bertanya kepada mereka: "Berapa roti ada padamu?" Jawab mereka: "Tujuh." Lalu Ia menyuruh orang banyak itu duduk di tanah. Sesudah itu Ia mengambil ketujuh roti itu, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada murid-murid-Nya untuk dibagi-bagikan, dan mereka memberikannya kepada orang banyak. Mereka juga mempunyai beberapa ikan, dan sesudah mengucap berkat atasnya, Ia menyuruh supaya ikan itu juga dibagi-bagikan. Dan mereka makan sampai kenyang. Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti yang sisa, sebanyak tujuh bakul. Mereka itu ada kira-kira empat ribu orang. Lalu Yesus menyuruh mereka pulang. Ia segera naik ke perahu dengan murid-murid-Nya dan bertolak ke daerah Dalmanuta.
Demikianlah Injil Tuhan bagi kita hari ini.
RENUNGAN:
Salah satu dari 18 kebohongan yang diungkap oleh para tokoh agama adalah pemerintah mengatakan bahwa angka kemiskinan di Negara ini sudah berkurang. Menurut para tokoh agama data itu adalah data yang mereka buat, tidak sesuai dengan realitas di lapangan. Dilapangan ditemukan tingkat kemiskinan masyarakat melebihi data yang dibuat oleh pemerintah. Justru yang terjadi saat ini adalah pemiskinan masyarakat dan ketidak pedulian pemerintah terhadap rakyat miskin. Padahal sebelum mereka menduduki jabatan mereka yang sekarang, mereka mengkampanyekan diri sebagai orang yang prihatin dengan orang-orang miskin, bekerja untuk rakyat dan mau membantu rakyat kecil untuk meningkatkan kesejahteraan hidup mereka. Namun semuanya hanya janji-janji kosong belaka, hanya untuk mendapatkan dukungan untuk beroleh jabatan yang mereka gunakan untuk memperkaya diri. Pemerinah atau para pejabat seringkali mencari simpati masyarakat dengan kegiatan social, tetapi sebenarnya itu adalah proyek pemiskinan dan memperkaya dirinya, karena anggaran selalu dipotong untuk kepentingan orang-orang tertentu. Sekarang ini orang peduli kepada orang miskin, bukan untuk belarasa atau kepedulian untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat tetapi hanya mendata dan memperkaya diri.
Sangat berbeda halnya dengan Yesus Kristus. Ketika Yesus melihat orang banyak yang mengikuti-Nya kelaparan dan tidak mempunyai makanan, Yesus berbela rasa dengan mereka. Hati Yesus tergerak untuk memberi mereka makan. Yesus tidak mempersalahkan orang banyak itu, karena mereka tidak membawa bekal yang cukup, dan juga tidak mempersalahkan para murid. Tetapi Yesus memberi mereka makan sampai kenyang dan bahkan sisa dari roti itu ada 7 bakul. Yesus sungguh Tuhan yang penuh belaskasih, yang senantiasa peduli dengan kebutuhan kita. Orang yang mengikuti dan percaya kepada-Nya tidak akan dibiarkan ‘kelaparan’ atau pergi dengan tangan kosong, Dia tidak membiarkan para pengikut-Nya celaka. Cinta kasih Tuhan inilah yang harus kita yakini. Lewat bacaan hari ini, iman kita dikuatkan bahwa barang siapa yang percaya kepada-Nya dan setia mengikuti-Nya, tidak akan ditolak, tidak akan pulang dengan tangan kosong, tetapi Tuhan akan memperhatikan hidupnya, Tuhan akan melimpahkan rahmat-Nya, yang kita butuhkan sehingga kita tetap bisa bertahan hidup.
Kita sebagai pengikut Yesus juga hendaknya belajar dari Yesus yang berbelas kasih, berbelarasa dengan orang-orang miskin dan kelaparan. Ketika melihat orang miskin atau peminta-minta, kita seringkali merasa bahwa kita tidak punya apa-apa untuk diberikan, merasa bahwa kita sendiri masih kekurangan sehingga tidak mau berbagi. Ada pula yang mempersalahkan orang miskin itu dengan berpikir bahwa mereka miskin karena mereka malas, tidak mau bekerja keras untuk hidup. Yesus memberi makan 4 ribu orang lebih dari hanya 7 potong roti, tetapi dari yang sedikit roti itu, semua menjadi kenyang dan malah masih ada sisa 7 bakul. Dari yang sedikit yang kita miliki, bila kita rela berbagi dengan orang miskin, Tuhan akan menyempurnakannya sehingga orang yang kita bantu dan kita sendiri tidak akan menjadi kekurangan. Berbelarasa dengan orang miskin dan kepalaran, merupakan kewajiban bagi kita yang mengikuti Yesus Kristus. Hidup kekristenan bukan soal rajin ke Gereja, banyaknya mengikuti kegiatan di Gereja, tetapi sejauh mana kita ikut berbelarasa dengan orang miskin, sejauhmana kita rela berbagi roti dengan sesama yang membutuhkannya. Kita sering mengharapkan rahmat berlimpah dari Yesus, tetapi kita sendiri tidak rela berbagi dengan sesama. Bagaimana mungkin kita berharap Yesus mau berbagi berkat dengan kita, kita sendiri tidak terlebih dahulu rela berbagi. Bila kita berharap Yesus melimpahkan rahmat kepada kita, kita juga harus rela berbagi dengan sesama. Semakin banyak berkat yang kita miliki, semakin banyak kesempatan yang kita miliki untuk berbagi dengan sesama. Semoga kita rela berbagi sukacita, berkat dengan sesama yang membutuhkan, maka Yesus Tuhan juga akan semakin melimpahkan berkat-Nya kepada kita. Amin.
Pada waktu itu ada pula orang banyak di situ yang besar jumlahnya, dan karena mereka tidak mempunyai makanan, Yesus memanggil murid-murid-Nya dan berkata: "Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak ini. Sudah tiga hari mereka mengikuti Aku dan mereka tidak mempunyai makanan. Dan jika mereka Kusuruh pulang ke rumahnya dengan lapar, mereka akan rebah di jalan, sebab ada yang datang dari jauh." Murid-murid-Nya menjawab: "Bagaimana di tempat yang sunyi ini orang dapat memberi mereka roti sampai kenyang?" Yesus bertanya kepada mereka: "Berapa roti ada padamu?" Jawab mereka: "Tujuh." Lalu Ia menyuruh orang banyak itu duduk di tanah. Sesudah itu Ia mengambil ketujuh roti itu, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada murid-murid-Nya untuk dibagi-bagikan, dan mereka memberikannya kepada orang banyak. Mereka juga mempunyai beberapa ikan, dan sesudah mengucap berkat atasnya, Ia menyuruh supaya ikan itu juga dibagi-bagikan. Dan mereka makan sampai kenyang. Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti yang sisa, sebanyak tujuh bakul. Mereka itu ada kira-kira empat ribu orang. Lalu Yesus menyuruh mereka pulang. Ia segera naik ke perahu dengan murid-murid-Nya dan bertolak ke daerah Dalmanuta.
Demikianlah Injil Tuhan bagi kita hari ini.
RENUNGAN:
Salah satu dari 18 kebohongan yang diungkap oleh para tokoh agama adalah pemerintah mengatakan bahwa angka kemiskinan di Negara ini sudah berkurang. Menurut para tokoh agama data itu adalah data yang mereka buat, tidak sesuai dengan realitas di lapangan. Dilapangan ditemukan tingkat kemiskinan masyarakat melebihi data yang dibuat oleh pemerintah. Justru yang terjadi saat ini adalah pemiskinan masyarakat dan ketidak pedulian pemerintah terhadap rakyat miskin. Padahal sebelum mereka menduduki jabatan mereka yang sekarang, mereka mengkampanyekan diri sebagai orang yang prihatin dengan orang-orang miskin, bekerja untuk rakyat dan mau membantu rakyat kecil untuk meningkatkan kesejahteraan hidup mereka. Namun semuanya hanya janji-janji kosong belaka, hanya untuk mendapatkan dukungan untuk beroleh jabatan yang mereka gunakan untuk memperkaya diri. Pemerinah atau para pejabat seringkali mencari simpati masyarakat dengan kegiatan social, tetapi sebenarnya itu adalah proyek pemiskinan dan memperkaya dirinya, karena anggaran selalu dipotong untuk kepentingan orang-orang tertentu. Sekarang ini orang peduli kepada orang miskin, bukan untuk belarasa atau kepedulian untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat tetapi hanya mendata dan memperkaya diri.
Sangat berbeda halnya dengan Yesus Kristus. Ketika Yesus melihat orang banyak yang mengikuti-Nya kelaparan dan tidak mempunyai makanan, Yesus berbela rasa dengan mereka. Hati Yesus tergerak untuk memberi mereka makan. Yesus tidak mempersalahkan orang banyak itu, karena mereka tidak membawa bekal yang cukup, dan juga tidak mempersalahkan para murid. Tetapi Yesus memberi mereka makan sampai kenyang dan bahkan sisa dari roti itu ada 7 bakul. Yesus sungguh Tuhan yang penuh belaskasih, yang senantiasa peduli dengan kebutuhan kita. Orang yang mengikuti dan percaya kepada-Nya tidak akan dibiarkan ‘kelaparan’ atau pergi dengan tangan kosong, Dia tidak membiarkan para pengikut-Nya celaka. Cinta kasih Tuhan inilah yang harus kita yakini. Lewat bacaan hari ini, iman kita dikuatkan bahwa barang siapa yang percaya kepada-Nya dan setia mengikuti-Nya, tidak akan ditolak, tidak akan pulang dengan tangan kosong, tetapi Tuhan akan memperhatikan hidupnya, Tuhan akan melimpahkan rahmat-Nya, yang kita butuhkan sehingga kita tetap bisa bertahan hidup.
Kita sebagai pengikut Yesus juga hendaknya belajar dari Yesus yang berbelas kasih, berbelarasa dengan orang-orang miskin dan kelaparan. Ketika melihat orang miskin atau peminta-minta, kita seringkali merasa bahwa kita tidak punya apa-apa untuk diberikan, merasa bahwa kita sendiri masih kekurangan sehingga tidak mau berbagi. Ada pula yang mempersalahkan orang miskin itu dengan berpikir bahwa mereka miskin karena mereka malas, tidak mau bekerja keras untuk hidup. Yesus memberi makan 4 ribu orang lebih dari hanya 7 potong roti, tetapi dari yang sedikit roti itu, semua menjadi kenyang dan malah masih ada sisa 7 bakul. Dari yang sedikit yang kita miliki, bila kita rela berbagi dengan orang miskin, Tuhan akan menyempurnakannya sehingga orang yang kita bantu dan kita sendiri tidak akan menjadi kekurangan. Berbelarasa dengan orang miskin dan kepalaran, merupakan kewajiban bagi kita yang mengikuti Yesus Kristus. Hidup kekristenan bukan soal rajin ke Gereja, banyaknya mengikuti kegiatan di Gereja, tetapi sejauh mana kita ikut berbelarasa dengan orang miskin, sejauhmana kita rela berbagi roti dengan sesama yang membutuhkannya. Kita sering mengharapkan rahmat berlimpah dari Yesus, tetapi kita sendiri tidak rela berbagi dengan sesama. Bagaimana mungkin kita berharap Yesus mau berbagi berkat dengan kita, kita sendiri tidak terlebih dahulu rela berbagi. Bila kita berharap Yesus melimpahkan rahmat kepada kita, kita juga harus rela berbagi dengan sesama. Semakin banyak berkat yang kita miliki, semakin banyak kesempatan yang kita miliki untuk berbagi dengan sesama. Semoga kita rela berbagi sukacita, berkat dengan sesama yang membutuhkan, maka Yesus Tuhan juga akan semakin melimpahkan berkat-Nya kepada kita. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.