Gereja Katolik Santo Petrus Paulus, Temanggung
diamuk massa
diamuk massa
Selasa, 8 Februari 2011, pagi ini jam 11.10 saya mendapat berita dari Rama Sadhana, MSF, pastor pembantu Paroki Temanggung, bahwa Gereja Katolik Santo Petrus dan Paulus, Temanggung diamuk massa. Berita selengkapnya menyusul. Mohon supaya berita disampaikan kepada pihak-pihak yang bertanggungjawab untuk mengatasi masalah tersebut.
Mengetahui terjadinya peristiwa itu Rm. F.X. Krisno Handoyo, Vikep Kedu, segera meluncur menuju tempat kejadian peristiwa. Dari Rama Krisno Handoyo, yang saya kontak melalui telpon jam 15.25 saya terima kabar bahwa Rm. Sadhana, dalam keadaan takut diamankan di kantor Koramil setempat. Digambarkannya keadaan di dalam gereja yang diamuk massa. Kursi-kursi diobrak-abrik. Kaca-kaca pecah. Altar, tabernakel, patung-patung porak poranda karena ulah massa yang tak terkendali. Upaya untuk membakar gereja Katolik Temanggung dapat digagalkan.
Peristiwa amuk massa terhadap tempat ibadat terjadi lagi, hari ini terjadi di Temanggung. Ada tiga Gereja yang diserang oleh massa yakni Gereja Bethel Indonesia Jl Soepeno, Gereja Kristen Protestan, dan Gereja Katolik Temanggung. Dari keterangan DetikNews diberitakan bahwa, “Kerusuhan ini dipicu oleh ketidakpuasan massa atas tuntutan 5 tahun penjara kepada terdakwa penistaan agama Antonius Richmond Bawengan. Massa yang terdiri dari beberapa ormas ini tidak terima dan marah. Tuntutan itu dinilai sangat ringan dari perbuataan terdakwa yang menyebarkan selebaran menjelek-jelekkan agama Islam.”Silakan click:amuk massa di Temanggung: Massa-diduga-dari-luar-Temanggung-perbatasan-dan-gereja-dijaga-aparat.
Dari peristiwa itu kita dapat belajar bahwa tindak kekerasan dengan merusak milik orang lain bukan solusi yang cerdas untuk menyelesaikan masalah. Semoga akal budi yang sehat, hati nurani yang jernih tetap dapat menjadi pemandu diri kita dalam hidup bersama yang berakhlak mulia. Saya meminta semua pihak untuk menahan diri agar tidak membalas kekerasan dengan kekerasan.
Saya meminta agar berita-berita yang dipublikasi mengenai peristiwa amuk massa di Temanggung tersebut dirumuskan secara memadai, sesuai dengan keadaannya. Berita yang tidak memadai dapat secara salah membentuk opini publik yang salah pula.
Sementara berita ini ditulis, Rama P. Riana Prapdi, Vikaris Jenderal Keuskupan Agung Semarang sedang meluncur menuju Temanggung. Marilah kita berdoa kepada Allah, yang bersama kita sembah dan muliakan, agar kita tetap mengutamakan kehendak-Nya membangun hidup bermasyarakat yang bermartabat dan beradab.
Salam, doa ‘n Berkah Dalem,
Semarang, 8 Februari 2011
+ Johannes Pujasumarta
Uskup Keuskupan Agung Semarang
Sumber : http://pujasumarta.multiply.com/
Mengetahui terjadinya peristiwa itu Rm. F.X. Krisno Handoyo, Vikep Kedu, segera meluncur menuju tempat kejadian peristiwa. Dari Rama Krisno Handoyo, yang saya kontak melalui telpon jam 15.25 saya terima kabar bahwa Rm. Sadhana, dalam keadaan takut diamankan di kantor Koramil setempat. Digambarkannya keadaan di dalam gereja yang diamuk massa. Kursi-kursi diobrak-abrik. Kaca-kaca pecah. Altar, tabernakel, patung-patung porak poranda karena ulah massa yang tak terkendali. Upaya untuk membakar gereja Katolik Temanggung dapat digagalkan.
Peristiwa amuk massa terhadap tempat ibadat terjadi lagi, hari ini terjadi di Temanggung. Ada tiga Gereja yang diserang oleh massa yakni Gereja Bethel Indonesia Jl Soepeno, Gereja Kristen Protestan, dan Gereja Katolik Temanggung. Dari keterangan DetikNews diberitakan bahwa, “Kerusuhan ini dipicu oleh ketidakpuasan massa atas tuntutan 5 tahun penjara kepada terdakwa penistaan agama Antonius Richmond Bawengan. Massa yang terdiri dari beberapa ormas ini tidak terima dan marah. Tuntutan itu dinilai sangat ringan dari perbuataan terdakwa yang menyebarkan selebaran menjelek-jelekkan agama Islam.”Silakan click:amuk massa di Temanggung: Massa-diduga-dari-luar-Temanggung-perbatasan-dan-gereja-dijaga-aparat.
Dari peristiwa itu kita dapat belajar bahwa tindak kekerasan dengan merusak milik orang lain bukan solusi yang cerdas untuk menyelesaikan masalah. Semoga akal budi yang sehat, hati nurani yang jernih tetap dapat menjadi pemandu diri kita dalam hidup bersama yang berakhlak mulia. Saya meminta semua pihak untuk menahan diri agar tidak membalas kekerasan dengan kekerasan.
Saya meminta agar berita-berita yang dipublikasi mengenai peristiwa amuk massa di Temanggung tersebut dirumuskan secara memadai, sesuai dengan keadaannya. Berita yang tidak memadai dapat secara salah membentuk opini publik yang salah pula.
Sementara berita ini ditulis, Rama P. Riana Prapdi, Vikaris Jenderal Keuskupan Agung Semarang sedang meluncur menuju Temanggung. Marilah kita berdoa kepada Allah, yang bersama kita sembah dan muliakan, agar kita tetap mengutamakan kehendak-Nya membangun hidup bermasyarakat yang bermartabat dan beradab.
Salam, doa ‘n Berkah Dalem,
Semarang, 8 Februari 2011
+ Johannes Pujasumarta
Uskup Keuskupan Agung Semarang
Sumber : http://pujasumarta.multiply.com/
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.