RENUNGAN HARIAN : Rabu 9 Februari 2011
Kej 2:4b-15-17, Mzm 104:1-2a,27-28,29bc, Mrk 7:14-23
(Aloysius Versiglia, Callistus Caravario)
Kej 2:4b-15-17, Mzm 104:1-2a,27-28,29bc, Mrk 7:14-23
(Aloysius Versiglia, Callistus Caravario)
"Menjadikan hati kita sebagai tempat kediaman Allah, akan membuat kita terhindar dari perbuatan-perbuatan yang menajiskan."
BACAAN INJIL:
"Lalu Yesus memanggil lagi orang banyak dan berkata kepada mereka: "Kamu semua, dengarlah kepada-Ku dan camkanlah. Apa pun dari luar, yang masuk ke dalam seseorang, tidak dapat menajiskannya, tetapi apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya." [Barangsiapa bertelinga untuk mendengar hendaklah ia mendengar!] Sesudah Ia masuk ke sebuah rumah untuk menyingkir dari orang banyak, murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya tentang arti perumpamaan itu. Maka jawab-Nya: "Apakah kamu juga tidak dapat memahaminya? Tidak tahukah kamu bahwa segala sesuatu dari luar yang masuk ke dalam seseorang tidak dapat menajiskannya, karena bukan masuk ke dalam hati tetapi ke dalam perutnya, lalu dibuang di jamban?" Dengan demikian Ia menyatakan semua makanan halal. Kata-Nya lagi: "Apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya, sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan. Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang."
Demikianlah Injil Tuhan bagi kita hari ini.
RENUNGAN:
Undang-undang atau peraturan seringkali dibuat untuk menghindarkan orang berperilaku yang tidak baik karena pengaruh dari luar. Misalnya undang-undang porno grafi atau porno aksi dibuat karena dilihat bahwa saat ini di internet begitu maraknya film-film porno. Dalam hal ini, pemerintah sampai-sampai memblokir akses internet lewat HP. Masih banyak contoh yang bisa kita ambil sehubungan dalam hal ini. Pada intinya, tindakan itu dilakukan karena ada indikasi bahwa banyak peristiwa atau pengaruh dari luar itu tidak baik dan akan merusak manusia. Oleh karena itu, agar yang dari luar itu tidak merusak pribadi manusia, maka dibuatlah peraturan-peraturan.
Hal yang demikian juga bisa kita kaitkan dengan kerusuhan, perusakan dan kekerasan yang dilandasi oleh agama sebagaimana yang baru-baru ini terjadi dan sudah sering terjadi di Negara kita ini. Pihak tertentu merasa bahwa ajaran dalam agama lain, misalnya yang diajarkan Ahmadiah itu tidak benar, dianggap bisa merusak ajaran agamanya, maka agama Ahmadiah itu harus dibubarkan. Bahkan seakan bila perlu para pengikutnya yang tetap membangkan harus dibunuh. Pembunuhan dengan alasan berbau agama seakan dilegalkan. Demikian juga kiranya dengan agama Kristen, dianggap tidak baik dan dapat merusak agama tertentu dan para penganutnya, sehingga harus ‘dimusnahkan’ juga. Perilaku yang demikian mengindikasikan bahwa yang dari luar diri manusia dan di luar kelompok dianggap tidak baik, haram sehingga harus ditolak, disingkirkan dan kalau perlu dimusnahkan.
Apa pun dari luar, yang masuk ke dalam seseorang, tidak dapat menajiskannya, tetapi apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya."
Benarkah selamanya yang dari luar itu tidak baik?
Tentu tidak selamanya, bahkan yang tidak baik dari luar itu bisa menjadi berguna untuk seseorang. Banyak hal atau kejadian dari luar diri atau dari luar kelompok juga mempunyai nilai-nilai positif yang sebenarnya berlaku umum. Namun seringkali karena fanatisme yang tidak sehat akan prinsip pribadi atau atas ajaran agamanya, membuat seseorang atau kelompok itu tidak terbuka melihat, mengakui dan menerima kebaikan yang ada di luar dirinya atau kelompoknya. Fanatisme yang tidak sehat ini membuat seseorang menutup diri dari lingkungan sekitar. Fanatisme yang tidak sehat ini juga bisa dilandasi kesombongan yang berlebihan karena menganggap bahwa hanya dirinya dan kelompoknyalah yang benar, yang lain di luar diri dan kelompoknya dianggap tidak baik. Fanatisme yang demikian juga bisa menjadi gambaran kebodohan, ketololan dan ketidakyakinan dengan diri ataupun prinsip ajaran yang dia anut sehingga ada ketakutan bahwa apa yang dari luar itu akan mempengaruhi dirinya dan orang-orang yang ada dalam kelompok itu. Sebab kalau seseorang punya keyakinan yang kuat, apa yang dari luar tidak akan mempengaruhi dan merusak dirinya. Kalau sekiranya kelompok itu yakin akan keyakinan yang mereka anut dan yakin bahwa anggota dalam kelompok itu sungguh meyakini keyakinan mereka, tentu yang dari luar diri mereka tidak akan merusak dan mempengaruhi mereka. Namun karena tidak yakin, yang dari luar itu dianggap tidak baik, takut dipengaruhi atau dirusak, maka yang dari luar itu ditolak bahkan dihancurkan.
Memang peristiwa yang terjadi atau apa yang dari luar pasti ada yang nyata-nyata tidak baik. Tetapi justru sebenarnya itu juga bisa berguna sebagai tantangan bagi seseorang atau kelompok untuk semakin membina diri, membina keyakinan kelompok sehingga yang tidak baik dari luar itu tidak sampai mempengaruhi dan merusak ke dalam.
Apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya.
Mengacu pada pengajaran Yesus hari ini, kita melihat bahwa gambaran yang di atas tadi kuranglah tepat. Memang peraturan baik juga dibuat agar manusia terhindar dari perbuatan yang tidak baik. Kekahwatiran atau kewaspadaan akan pengaruh-pengaruh dari luar memang juga baik. Tetapi Yesus menekankan bahwa yang paling penting adalah kedalaman batin seseorang. Yesus mengatakan bahwa keadaan batin atau hari seseorang akan menentukan perilaku yang keluar dari seseorang itu. Batin dan hati yang bersih, suci, tulus dan jujur pada akhirnya akan membuahkan perilaku yang baik dan benar pula. Tetapi batin dan hati yang tidak baik, yang tidak bersih, tidak tulus dan jujur akan membuahkan kejahatan. Hati yang tidak bersih inilah yang pada akhirnya menajiskan hidup karena membuahkan perilaku yang jahat. Sehingga bisa dikatakan bahwa kalau kita melakukan perbuatan jahat, itu berarti hati dan batin kita juga jahat. Demikian juga halnya kalau kita memandang sesuatu itu atau orang lain, atau keyakinan orang lain itu tidak baik, jahat, bisa juga dikatakan kita tidak mempunya hati, batin yang bersih pula. Yesus sendiri menegaskan hal ini dengan mengatakan, "Apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya, sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan. Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang."
Oleh karena itu, mari kita senantiasa membina hati kita, membersihkan hati kita dengan senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan, sesama, lingkungan dan ciptaan Tuhan. Kita berusaha menjadikan hati kita menjadi tempat kediakan Allah, supaya kita terhindar dari pikiran dan perbuatan jahat yang menajiskan diri kita, sesama dan hidup kita. Amin.
Demikianlah Injil Tuhan bagi kita hari ini.
RENUNGAN:
Undang-undang atau peraturan seringkali dibuat untuk menghindarkan orang berperilaku yang tidak baik karena pengaruh dari luar. Misalnya undang-undang porno grafi atau porno aksi dibuat karena dilihat bahwa saat ini di internet begitu maraknya film-film porno. Dalam hal ini, pemerintah sampai-sampai memblokir akses internet lewat HP. Masih banyak contoh yang bisa kita ambil sehubungan dalam hal ini. Pada intinya, tindakan itu dilakukan karena ada indikasi bahwa banyak peristiwa atau pengaruh dari luar itu tidak baik dan akan merusak manusia. Oleh karena itu, agar yang dari luar itu tidak merusak pribadi manusia, maka dibuatlah peraturan-peraturan.
Hal yang demikian juga bisa kita kaitkan dengan kerusuhan, perusakan dan kekerasan yang dilandasi oleh agama sebagaimana yang baru-baru ini terjadi dan sudah sering terjadi di Negara kita ini. Pihak tertentu merasa bahwa ajaran dalam agama lain, misalnya yang diajarkan Ahmadiah itu tidak benar, dianggap bisa merusak ajaran agamanya, maka agama Ahmadiah itu harus dibubarkan. Bahkan seakan bila perlu para pengikutnya yang tetap membangkan harus dibunuh. Pembunuhan dengan alasan berbau agama seakan dilegalkan. Demikian juga kiranya dengan agama Kristen, dianggap tidak baik dan dapat merusak agama tertentu dan para penganutnya, sehingga harus ‘dimusnahkan’ juga. Perilaku yang demikian mengindikasikan bahwa yang dari luar diri manusia dan di luar kelompok dianggap tidak baik, haram sehingga harus ditolak, disingkirkan dan kalau perlu dimusnahkan.
Apa pun dari luar, yang masuk ke dalam seseorang, tidak dapat menajiskannya, tetapi apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya."
Benarkah selamanya yang dari luar itu tidak baik?
Tentu tidak selamanya, bahkan yang tidak baik dari luar itu bisa menjadi berguna untuk seseorang. Banyak hal atau kejadian dari luar diri atau dari luar kelompok juga mempunyai nilai-nilai positif yang sebenarnya berlaku umum. Namun seringkali karena fanatisme yang tidak sehat akan prinsip pribadi atau atas ajaran agamanya, membuat seseorang atau kelompok itu tidak terbuka melihat, mengakui dan menerima kebaikan yang ada di luar dirinya atau kelompoknya. Fanatisme yang tidak sehat ini membuat seseorang menutup diri dari lingkungan sekitar. Fanatisme yang tidak sehat ini juga bisa dilandasi kesombongan yang berlebihan karena menganggap bahwa hanya dirinya dan kelompoknyalah yang benar, yang lain di luar diri dan kelompoknya dianggap tidak baik. Fanatisme yang demikian juga bisa menjadi gambaran kebodohan, ketololan dan ketidakyakinan dengan diri ataupun prinsip ajaran yang dia anut sehingga ada ketakutan bahwa apa yang dari luar itu akan mempengaruhi dirinya dan orang-orang yang ada dalam kelompok itu. Sebab kalau seseorang punya keyakinan yang kuat, apa yang dari luar tidak akan mempengaruhi dan merusak dirinya. Kalau sekiranya kelompok itu yakin akan keyakinan yang mereka anut dan yakin bahwa anggota dalam kelompok itu sungguh meyakini keyakinan mereka, tentu yang dari luar diri mereka tidak akan merusak dan mempengaruhi mereka. Namun karena tidak yakin, yang dari luar itu dianggap tidak baik, takut dipengaruhi atau dirusak, maka yang dari luar itu ditolak bahkan dihancurkan.
Memang peristiwa yang terjadi atau apa yang dari luar pasti ada yang nyata-nyata tidak baik. Tetapi justru sebenarnya itu juga bisa berguna sebagai tantangan bagi seseorang atau kelompok untuk semakin membina diri, membina keyakinan kelompok sehingga yang tidak baik dari luar itu tidak sampai mempengaruhi dan merusak ke dalam.
Apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya.
Mengacu pada pengajaran Yesus hari ini, kita melihat bahwa gambaran yang di atas tadi kuranglah tepat. Memang peraturan baik juga dibuat agar manusia terhindar dari perbuatan yang tidak baik. Kekahwatiran atau kewaspadaan akan pengaruh-pengaruh dari luar memang juga baik. Tetapi Yesus menekankan bahwa yang paling penting adalah kedalaman batin seseorang. Yesus mengatakan bahwa keadaan batin atau hari seseorang akan menentukan perilaku yang keluar dari seseorang itu. Batin dan hati yang bersih, suci, tulus dan jujur pada akhirnya akan membuahkan perilaku yang baik dan benar pula. Tetapi batin dan hati yang tidak baik, yang tidak bersih, tidak tulus dan jujur akan membuahkan kejahatan. Hati yang tidak bersih inilah yang pada akhirnya menajiskan hidup karena membuahkan perilaku yang jahat. Sehingga bisa dikatakan bahwa kalau kita melakukan perbuatan jahat, itu berarti hati dan batin kita juga jahat. Demikian juga halnya kalau kita memandang sesuatu itu atau orang lain, atau keyakinan orang lain itu tidak baik, jahat, bisa juga dikatakan kita tidak mempunya hati, batin yang bersih pula. Yesus sendiri menegaskan hal ini dengan mengatakan, "Apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya, sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan. Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang."
Oleh karena itu, mari kita senantiasa membina hati kita, membersihkan hati kita dengan senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan, sesama, lingkungan dan ciptaan Tuhan. Kita berusaha menjadikan hati kita menjadi tempat kediakan Allah, supaya kita terhindar dari pikiran dan perbuatan jahat yang menajiskan diri kita, sesama dan hidup kita. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.