Renungan Hari biasa Pekan IV Prapaskah, Kamis 7 April 2011
(Yohanes Baptista de la Salle)
Kel 32:7-14, Mzm 106:19-20,21-22,23, Yoh 5:31-47
(Yohanes Baptista de la Salle)
Kel 32:7-14, Mzm 106:19-20,21-22,23, Yoh 5:31-47
"Kita berusaha setia mengikuti-Nya, memuji dan memuliakan Yesus, bukan untuk menambah kemuliaan-Nya tetapi demi keselamatan kita."
BACAAN INJIL:
Kalau Aku bersaksi tentang diri-Ku sendiri, maka kesaksian-Ku itu tidak benar; ada yang lain yang bersaksi tentang Aku dan Aku tahu, bahwa kesaksian yang diberikan-Nya tentang Aku adalah benar. Kamu telah mengirim utusan kepada Yohanes dan ia telah bersaksi tentang kebenaran; tetapi Aku tidak memerlukan kesaksian dari manusia, namun Aku mengatakan hal ini, supaya kamu diselamatkan. Ia adalah pelita yang menyala dan yang bercahaya dan kamu hanya mau menikmati seketika saja cahayanya itu. Tetapi Aku mempunyai suatu kesaksian yang lebih penting dari pada kesaksian Yohanes, yaitu segala pekerjaan yang diserahkan Bapa kepada-Ku, supaya Aku melaksanakannya. Pekerjaan itu juga yang Kukerjakan sekarang, dan itulah yang memberi kesaksian tentang Aku, bahwa Bapa yang mengutus Aku. Bapa yang mengutus Aku, Dialah yang bersaksi tentang Aku. Kamu tidak pernah mendengar suara-Nya, rupa-Nyapun tidak pernah kamu lihat, dan firman-Nya tidak menetap di dalam dirimu, sebab kamu tidak percaya kepada Dia yang diutus-Nya. Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku, namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu. Aku tidak memerlukan hormat dari manusia. Tetapi tentang kamu, memang Aku tahu bahwa di dalam hatimu kamu tidak mempunyai kasih akan Allah. Aku datang dalam nama Bapa-Ku dan kamu tidak menerima Aku; jikalau orang lain datang atas namanya sendiri, kamu akan menerima dia. Bagaimanakah kamu dapat percaya, kamu yang menerima hormat seorang dari yang lain dan yang tidak mencari hormat yang datang dari Allah yang Esa? Jangan kamu menyangka, bahwa Aku akan mendakwa kamu di hadapan Bapa; yang mendakwa kamu adalah Musa, yaitu Musa, yang kepadanya kamu menaruh pengharapanmu. Sebab jikalau kamu percaya kepada Musa, tentu kamu akan percaya juga kepada-Ku, sebab ia telah menulis tentang Aku. Tetapi jikalau kamu tidak percaya akan apa yang ditulisnya, bagaimanakah kamu akan percaya akan apa yang Kukatakan?"
Demikianlah Injil Tuhan bagi kita hari ini.
RENUNGAN:
FPI (Front Pembela Islam), nama kelompok ini tentu sudah tidak asing lagi bagi kiga. Sepak terjang kelompok ini membuat mereka terkenal di Indonesia dan mungkin juga dikenal di luar Indonesia. Namun sepak terjang mereka yang membuat mereka dikenal bukanlah sepak terjang dalam membawa damai, kebersamaan atau yang baik secara umum, tetapi sepak terjang yang membuat ‘keresahan’, kekerasan dan sejenisnya. Kelompok ini seringkali melakukan penutupan tempat-tempak yang dianggap mereka bertentangan dengan iman dan moral mereka. Mereka bertindak layaknya polisi di Indonesia ini dan seakan menjadi polisi moral di negeri ini. Kelompok ini juga kerap menutup Gereja-Gereja dan terakhir adalah aliran Ahmadiyah. Masih banyak hal yang mereka lakukan dengan berlabelkan agama. Kelompok ini melakukan semuanya dan seakan menghalalkan berbagai cara untuk membela agama (Tuhan) mereka. Anehnya, mereka membela agamanya di Negara yang justru mayoritas Islam. Logikanya seharusnya kelompok kecillah yang butuh suatu pembelaan.
Melihat sepak terjang mereka yang umumnya merugikan pihak Kristen, mungkin ada yang berpikir, “Mengapa orang Kristen tidak mengimbanginya dengan membentuk FPK (Front Pembela Kristiani)?” Pemikiran ini bisa muncul dengan suatu anggapan karena selama ini agama Kristen diam dan tidak melawan sehingga semakin diperdaya kelompok tertentu. Pemikiran demikian tentu tidak benar, tindakan membentuk FPK juga tidak akan menyelesaikan persoalan hidup bersama di negeri ini, malah mungkin akan semakin memperkeruh suasana persaudaraan di negeri ini. Lebih tegas lagi, alasan mengapa tidak perlu membentuk FPK karena memang Kristus tidak perlu dibela-bela, Dia tidak butuh pembelaan manusia, sebab tanpa dibela manusia dan tanpa manusia, Kristus tetaplah dari sejak semula dan sampai selama-lamanya adalah Allah. Kristus yang adalah Tuhan, tidak membutuhkan hormat dari manusia, Dia tidak gila hormat. Kita juga percaya bahwa Yesus Kristus yang adalah Tuhan, akan memelihara kerajaan-Nya dan umat-Nya. Yesus sendiri pernah mengatakan, “Sebab itu tetapkanlah di dalam hatimu, supaya kamu jangan memikirkan lebih dahulu pembelaanmu. Sebab Aku sendiri akan memberikan kepadamu kata-kata hikmat, sehingga kamu tidak dapat ditentang atau dibantah lawan-lawanmu” (21:14-15). Sehingga kalaupun kita menjadi pengikut Kristus, menyembah dan memuliakan Dia, itu bukan untuk menambah kemuliaan-Nya tetapi demi keselamtan kita sendiri.
Demikianlah kiranya yang kita dengarkan dalam Injil hari ini. Sepintas bila kit abaca Injil hari ini, seakan-akan Yesus mengadakan pembelaan diri-Nya dengan bersaksi bahwa Dia satu dengan Allah Bapa dan diutus untuk melaksanakan kehendak Allah Bapa, itu bukan pembelaan atau kesaksian diri. Sebab seperti yang dikatakan-Nya sendiri, bahwa itu dilakukan oleh Yesus karena ketegaran hati mereka yang tidak mau menerima kehadiran kerajaan Allah lewat kehadiran-Nya sendiri. Yesus dan Allah Bapa adalah satu dalam hakekat dan juga dalam kehendak untuk menyelamatkan manusia. Yesus mengatakannya bukan untuk bersaksi atas diri-Nya, bukan untuk membela diri, tetapi mau menyatakan bahwa diri-Nya adalah kesaksian akan Allah yang mahakasih kepada manusia, yang menghendaki manusia selamat. Kesaksian Yesus akan kesatuaan-Nya dengan Allah Bapa dan kesaksian-Nya akan kasih Allah dalam diri-Nya, itu dilakukan bukan dengan kata-kata, bukan pula dengan paksaan dan kekerasan, tetapi lewat perbuatan baik yang penuh cintakasih kepada manusia. Oleh karena itu, apa yang dikatakan oleh Yesus bukan kesaksian dan pembelaan atas diri-Nya tetapi seamata-mata semuanya dikatakan oleh Yesus adalah demi keselamatan manusia.
Oleh karena itu, dengan mendengarkan Injil hari ini, hendaknya kita tidak bertegar hati, tetapi dengan rela dan penuh sukacita untuk menerima Yesus sebagai juru selamat yang menghantar kita kepada keselamatan kekal. Kita berusaha setia mengikuti-Nya, memuji dan memuliakan Yesus, bukan untuk menambah kemuliaan-Nya tetapi demi keselamatan kita. Sehingga kesetiaan, pujian dan penyembahan kita kepada-Nya kita jalani dan hayati dengan penuh sukacita, bukan karena paksaan, tuntutan atau karena kewajiban, tetapi karena kita sadar bahwa kita membutuhkannya untuk keselamatan kita sendiri.
Juga perlu kita ingat bahwa seperti yang dikatakan oleh Yesus dalam Injil hari ini, Allah tidak membutuhkan pembelaan dari manusia, apalagi Dia tidak membutuhkan pembelaan lewat paksaan dan tindakan kekerasan. Yesus sendiri ‘memberi kesaksian’ akan kesatuan-Nya dengan Allah dan menyatakan kasih Allah bagi manusia bukan lewat paksaan ataupun kekerasan tetapi dengan perbuatan-perbuatan baik yang penuh kasih. Dari sebab itu, kitapun dalam memberi kesaksian kita kepada dunia akan Allah yang penuh kasih, kesaksian akan kehadiran Kerajaan Allah kita wujudkan bukan dengan paksaan atau kekerasan tetapi dengan perbuatan-perbuatan baik. Perbuatan baik kitalah yang menjadi kesaksian atas mutu iman yang kita wartakan. Amin.
BACAAN INJIL:
Kalau Aku bersaksi tentang diri-Ku sendiri, maka kesaksian-Ku itu tidak benar; ada yang lain yang bersaksi tentang Aku dan Aku tahu, bahwa kesaksian yang diberikan-Nya tentang Aku adalah benar. Kamu telah mengirim utusan kepada Yohanes dan ia telah bersaksi tentang kebenaran; tetapi Aku tidak memerlukan kesaksian dari manusia, namun Aku mengatakan hal ini, supaya kamu diselamatkan. Ia adalah pelita yang menyala dan yang bercahaya dan kamu hanya mau menikmati seketika saja cahayanya itu. Tetapi Aku mempunyai suatu kesaksian yang lebih penting dari pada kesaksian Yohanes, yaitu segala pekerjaan yang diserahkan Bapa kepada-Ku, supaya Aku melaksanakannya. Pekerjaan itu juga yang Kukerjakan sekarang, dan itulah yang memberi kesaksian tentang Aku, bahwa Bapa yang mengutus Aku. Bapa yang mengutus Aku, Dialah yang bersaksi tentang Aku. Kamu tidak pernah mendengar suara-Nya, rupa-Nyapun tidak pernah kamu lihat, dan firman-Nya tidak menetap di dalam dirimu, sebab kamu tidak percaya kepada Dia yang diutus-Nya. Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku, namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu. Aku tidak memerlukan hormat dari manusia. Tetapi tentang kamu, memang Aku tahu bahwa di dalam hatimu kamu tidak mempunyai kasih akan Allah. Aku datang dalam nama Bapa-Ku dan kamu tidak menerima Aku; jikalau orang lain datang atas namanya sendiri, kamu akan menerima dia. Bagaimanakah kamu dapat percaya, kamu yang menerima hormat seorang dari yang lain dan yang tidak mencari hormat yang datang dari Allah yang Esa? Jangan kamu menyangka, bahwa Aku akan mendakwa kamu di hadapan Bapa; yang mendakwa kamu adalah Musa, yaitu Musa, yang kepadanya kamu menaruh pengharapanmu. Sebab jikalau kamu percaya kepada Musa, tentu kamu akan percaya juga kepada-Ku, sebab ia telah menulis tentang Aku. Tetapi jikalau kamu tidak percaya akan apa yang ditulisnya, bagaimanakah kamu akan percaya akan apa yang Kukatakan?"
Demikianlah Injil Tuhan bagi kita hari ini.
RENUNGAN:
FPI (Front Pembela Islam), nama kelompok ini tentu sudah tidak asing lagi bagi kiga. Sepak terjang kelompok ini membuat mereka terkenal di Indonesia dan mungkin juga dikenal di luar Indonesia. Namun sepak terjang mereka yang membuat mereka dikenal bukanlah sepak terjang dalam membawa damai, kebersamaan atau yang baik secara umum, tetapi sepak terjang yang membuat ‘keresahan’, kekerasan dan sejenisnya. Kelompok ini seringkali melakukan penutupan tempat-tempak yang dianggap mereka bertentangan dengan iman dan moral mereka. Mereka bertindak layaknya polisi di Indonesia ini dan seakan menjadi polisi moral di negeri ini. Kelompok ini juga kerap menutup Gereja-Gereja dan terakhir adalah aliran Ahmadiyah. Masih banyak hal yang mereka lakukan dengan berlabelkan agama. Kelompok ini melakukan semuanya dan seakan menghalalkan berbagai cara untuk membela agama (Tuhan) mereka. Anehnya, mereka membela agamanya di Negara yang justru mayoritas Islam. Logikanya seharusnya kelompok kecillah yang butuh suatu pembelaan.
Melihat sepak terjang mereka yang umumnya merugikan pihak Kristen, mungkin ada yang berpikir, “Mengapa orang Kristen tidak mengimbanginya dengan membentuk FPK (Front Pembela Kristiani)?” Pemikiran ini bisa muncul dengan suatu anggapan karena selama ini agama Kristen diam dan tidak melawan sehingga semakin diperdaya kelompok tertentu. Pemikiran demikian tentu tidak benar, tindakan membentuk FPK juga tidak akan menyelesaikan persoalan hidup bersama di negeri ini, malah mungkin akan semakin memperkeruh suasana persaudaraan di negeri ini. Lebih tegas lagi, alasan mengapa tidak perlu membentuk FPK karena memang Kristus tidak perlu dibela-bela, Dia tidak butuh pembelaan manusia, sebab tanpa dibela manusia dan tanpa manusia, Kristus tetaplah dari sejak semula dan sampai selama-lamanya adalah Allah. Kristus yang adalah Tuhan, tidak membutuhkan hormat dari manusia, Dia tidak gila hormat. Kita juga percaya bahwa Yesus Kristus yang adalah Tuhan, akan memelihara kerajaan-Nya dan umat-Nya. Yesus sendiri pernah mengatakan, “Sebab itu tetapkanlah di dalam hatimu, supaya kamu jangan memikirkan lebih dahulu pembelaanmu. Sebab Aku sendiri akan memberikan kepadamu kata-kata hikmat, sehingga kamu tidak dapat ditentang atau dibantah lawan-lawanmu” (21:14-15). Sehingga kalaupun kita menjadi pengikut Kristus, menyembah dan memuliakan Dia, itu bukan untuk menambah kemuliaan-Nya tetapi demi keselamtan kita sendiri.
Demikianlah kiranya yang kita dengarkan dalam Injil hari ini. Sepintas bila kit abaca Injil hari ini, seakan-akan Yesus mengadakan pembelaan diri-Nya dengan bersaksi bahwa Dia satu dengan Allah Bapa dan diutus untuk melaksanakan kehendak Allah Bapa, itu bukan pembelaan atau kesaksian diri. Sebab seperti yang dikatakan-Nya sendiri, bahwa itu dilakukan oleh Yesus karena ketegaran hati mereka yang tidak mau menerima kehadiran kerajaan Allah lewat kehadiran-Nya sendiri. Yesus dan Allah Bapa adalah satu dalam hakekat dan juga dalam kehendak untuk menyelamatkan manusia. Yesus mengatakannya bukan untuk bersaksi atas diri-Nya, bukan untuk membela diri, tetapi mau menyatakan bahwa diri-Nya adalah kesaksian akan Allah yang mahakasih kepada manusia, yang menghendaki manusia selamat. Kesaksian Yesus akan kesatuaan-Nya dengan Allah Bapa dan kesaksian-Nya akan kasih Allah dalam diri-Nya, itu dilakukan bukan dengan kata-kata, bukan pula dengan paksaan dan kekerasan, tetapi lewat perbuatan baik yang penuh cintakasih kepada manusia. Oleh karena itu, apa yang dikatakan oleh Yesus bukan kesaksian dan pembelaan atas diri-Nya tetapi seamata-mata semuanya dikatakan oleh Yesus adalah demi keselamatan manusia.
Oleh karena itu, dengan mendengarkan Injil hari ini, hendaknya kita tidak bertegar hati, tetapi dengan rela dan penuh sukacita untuk menerima Yesus sebagai juru selamat yang menghantar kita kepada keselamatan kekal. Kita berusaha setia mengikuti-Nya, memuji dan memuliakan Yesus, bukan untuk menambah kemuliaan-Nya tetapi demi keselamatan kita. Sehingga kesetiaan, pujian dan penyembahan kita kepada-Nya kita jalani dan hayati dengan penuh sukacita, bukan karena paksaan, tuntutan atau karena kewajiban, tetapi karena kita sadar bahwa kita membutuhkannya untuk keselamatan kita sendiri.
Juga perlu kita ingat bahwa seperti yang dikatakan oleh Yesus dalam Injil hari ini, Allah tidak membutuhkan pembelaan dari manusia, apalagi Dia tidak membutuhkan pembelaan lewat paksaan dan tindakan kekerasan. Yesus sendiri ‘memberi kesaksian’ akan kesatuan-Nya dengan Allah dan menyatakan kasih Allah bagi manusia bukan lewat paksaan ataupun kekerasan tetapi dengan perbuatan-perbuatan baik yang penuh kasih. Dari sebab itu, kitapun dalam memberi kesaksian kita kepada dunia akan Allah yang penuh kasih, kesaksian akan kehadiran Kerajaan Allah kita wujudkan bukan dengan paksaan atau kekerasan tetapi dengan perbuatan-perbuatan baik. Perbuatan baik kitalah yang menjadi kesaksian atas mutu iman yang kita wartakan. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.