Renungan Hari biasa Pekan IV Prapaskah, Rabu 6 april 2011
Yes 49:8-15, Mzm 145:8-9,13cd-14,17-18, Yoh 5:17-30
Yes 49:8-15, Mzm 145:8-9,13cd-14,17-18, Yoh 5:17-30
"Dengan hidup dalam perbuatan-perbuatan baik itulah, nyata sungguh bahwa kita telah bersatu dengan Allah."
BACAAN INJIL:
Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Akupun bekerja juga." Sebab itu orang-orang Yahudi lebih berusaha lagi untuk membunuh-Nya, bukan saja karena Ia meniadakan hari Sabat, tetapi juga karena Ia mengatakan bahwa Allah adalah Bapa-Nya sendiri dan dengan demikian menyamakan diri-Nya dengan Allah. Maka Yesus menjawab mereka, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri, jikalau tidak Ia melihat Bapa mengerjakannya; sebab apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak. Sebab Bapa mengasihi Anak dan Ia menunjukkan kepada-Nya segala sesuatu yang dikerjakan-Nya sendiri, bahkan Ia akan menunjukkan kepada-Nya pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar lagi dari pada pekerjaan-pekerjaan itu, sehingga kamu menjadi heran. Sebab sama seperti Bapa membangkitkan orang-orang mati dan menghidupkannya, demikian juga Anak menghidupkan barangsiapa yang dikehendaki-Nya. Bapa tidak menghakimi siapapun, melainkan telah menyerahkan penghakiman itu seluruhnya kepada Anak, supaya semua orang menghormati Anak sama seperti mereka menghormati Bapa. Barangsiapa tidak menghormati Anak, ia juga tidak menghormati Bapa, yang mengutus Dia. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya saatnya akan tiba dan sudah tiba, bahwa orang-orang mati akan mendengar suara Anak Allah, dan mereka yang mendengarnya, akan hidup. Sebab sama seperti Bapa mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri, demikian juga diberikan-Nya Anak mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri. Dan Ia telah memberikan kuasa kepada-Nya untuk menghakimi, karena Ia adalah Anak Manusia. Janganlah kamu heran akan hal itu, sebab saatnya akan tiba, bahwa semua orang yang di dalam kuburan akan mendengar suara-Nya, dan mereka yang telah berbuat baik akan keluar dan bangkit untuk hidup yang kekal, tetapi mereka yang telah berbuat jahat akan bangkit untuk dihukum. Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri; Aku menghakimi sesuai dengan apa yang Aku dengar, dan penghakiman-Ku adil, sebab Aku tidak menuruti kehendak-Ku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku.
RENUNGAN:
Saat membaca Injil hari ini, saya teringat berita sehubungan dengan rencana DPR RI yang akan membangun gedung DPR yang sampai menelan biaya 1 triliun rupiah. Nampaknya tidak semua anggota DPR setuju atas rencana ini. Dalam berita dikatakan bahwa salah satu anggota DPR menolak rencana ini dan dia ikut dalam kelompok petisi penolakan itu. Kelompok Petisi dan anggota DPR itu mau mendengarkan aspirasi rakyat yang menolak pembangunan itu, karena dianggap tidak perlu pembangunan gedung yang begitu mewah sedangkan rakyat banyak yang miskin dan butuh bantuan. Mereka juga menganggap bahwa proyek itu penuh dengan unsur korupsinya. Pimpinan partai dari anggota DPR itu ‘marah’ dan mengatakan akan menegur beliau karena beliau berseberangan dengan partai yang menyetujui pembangunan itu. Pimpinan itu juga mengatakan bahwa beliau menjadi anggota DPR adalah atas nama partai, bukan atas nama pribadi, sehingga dia harus mendukung keputusan partai.
Pernyataan itu menarik karena dikatakan bahwa anggota DPR itu dianggap pembangkan, menjadi anggota DPRI adalah atas nama Partai sehingga harus tunduk pada keputusan partai, jadi dia bukan atas nama rakyat yang memilihnya. Beberapa anggota DPR yang menolak mengatakan bahwa mereka mau membela aspirasi rakyat yang telah memilih mereka. Tetapi mencermati pernyataan pemimpin partai di atas, jelas mengatakan bahwa seorang anggota harus menyatu dengan kelompok partai, dia tidak bisa berjalan sesuai dengan kebenaran pribadi sesuai dengan hati nuraninya. Sepertinya seorang anggota partai harus tunduk kepada keputusan partai, walaupun itu bertentangan dengan hati nurani dan kebenaran umum serta keinginan rakyat banyak dan rakyat kecil. Ini tentu suatu bentuk kesatuan yang mematikan hatinurani, menjadikan seseorang sebagai robot dan juga tidak berpihak pada masyarakat. Itulah kenyataan yang terjadi dalam negeri kita ini dan juga kenyataan dalam kesatuan kelompok-kelompok manusia.
Berbeda halnya dengan Yesus yang sungguh satu dengan Allah Bapa. Dalam Injil hari ini, Yesus mengatakan bahwa diri-Nya adalah satu dengan Allah Bapa yang mengutus-Nya ke dunia ini. Kesatuan Yesus dengan Allah Bapa adalah kesatuan yang sejati, yang mana Yesus sungguh menyatu dengan Allah Bapa dalam hakekat yakni Allah. Kesatuan Yesus sebagai Allah Putera dengan Allah Bapa juga dalam hal cintakasih dan kehendak untuk menyelamatkan manusia. Yesus tidak bekerja sendiri atas kehendak-Nya sendiri tetapi sesuai dengan kehendak Allah Bapa dan itu juga kehendak-Nya. Yesus mengatakan bahwa Dia diutus oleh Allah Bapa untuk menyatakan cinta kasih dan menyelamatkan manusia. Namun walaupun Dia sebagai utusan, itu bukan berarti dia hanya hamba tetapi juga tetap dalam hekekat-Nya sebagai Allah. Kesatuan itu juga tampak nyata dalam perbuatan-perbuatan baik kepada manusia.
Pernyataan Yesus ini mengundang kemarahan orang-orang Yahudi karena menganggap bahwa Yesus tidak hanya meniadakan hari Sabad tetapi juga dianggap menyamakandiri dengan Allah. Namun bagi kita, pernyataan Yesus hari ini menjadi suatu penguat iman kita bahwa Dia yang kita percayai dan kita sembah adalah Allah yang datang untuk menyatakan cintakasih-Nya dan untuk menyelamatkan kita. Bagi kita, Allah yang penuh kasih itu, tidak berada jauh dari kehidupan kita, tetapi Dia sungguh peduli dengan kehidupan kita sehingga Dia sendiri datang menemui kita lewat perutusan Yesus yang adalah Putera Allah. Bagaimana hal ini bisa terjadi? Inilah misteri cinta kasih Allah. Dia bisa melakukan apa saja untuk menyelamatkan manusia.
Kesatuan Yesus sebagai Putera Allah tidak hanya dalam hekekat tetapi juga nyata dalam perbuatan-perbuatan baik kepada manusia. Kitapun sudah dipersatukan dengan Allah lewat baptisan yang kita terima, sehingga kesatuan kita nyata bahwa kita adalah anak-anak Allah. Kita sudah mengambil bagian dari ‘hakekat’ Allah yakni anak-anak Allah. Namun kesatuan kita dengan Allah juga hendaknya harus diungkapkan lebih nyata lagi dengan perbuatan-perbuatan baik kepada sesama sebagaimana yang telah diajarkan dan diteladankan oleh Yesus sendiri. Dengan hidup dalam perbuatan-perbuatan baik itulah, nyata sungguh bahwa kita telah bersatu dengan Allah. Demikian juga halnya, kesatuan kita bersama orang lain, juga hendaknya lebih dinyatakan dalam kesatuan kehendak dan perbuatan-perbuatan baik, bukan seperti kesatuan dalam kelompok partai sebagaimana yang kami katakan di atas. Amin.
BACAAN INJIL:
Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Akupun bekerja juga." Sebab itu orang-orang Yahudi lebih berusaha lagi untuk membunuh-Nya, bukan saja karena Ia meniadakan hari Sabat, tetapi juga karena Ia mengatakan bahwa Allah adalah Bapa-Nya sendiri dan dengan demikian menyamakan diri-Nya dengan Allah. Maka Yesus menjawab mereka, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri, jikalau tidak Ia melihat Bapa mengerjakannya; sebab apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak. Sebab Bapa mengasihi Anak dan Ia menunjukkan kepada-Nya segala sesuatu yang dikerjakan-Nya sendiri, bahkan Ia akan menunjukkan kepada-Nya pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar lagi dari pada pekerjaan-pekerjaan itu, sehingga kamu menjadi heran. Sebab sama seperti Bapa membangkitkan orang-orang mati dan menghidupkannya, demikian juga Anak menghidupkan barangsiapa yang dikehendaki-Nya. Bapa tidak menghakimi siapapun, melainkan telah menyerahkan penghakiman itu seluruhnya kepada Anak, supaya semua orang menghormati Anak sama seperti mereka menghormati Bapa. Barangsiapa tidak menghormati Anak, ia juga tidak menghormati Bapa, yang mengutus Dia. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya saatnya akan tiba dan sudah tiba, bahwa orang-orang mati akan mendengar suara Anak Allah, dan mereka yang mendengarnya, akan hidup. Sebab sama seperti Bapa mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri, demikian juga diberikan-Nya Anak mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri. Dan Ia telah memberikan kuasa kepada-Nya untuk menghakimi, karena Ia adalah Anak Manusia. Janganlah kamu heran akan hal itu, sebab saatnya akan tiba, bahwa semua orang yang di dalam kuburan akan mendengar suara-Nya, dan mereka yang telah berbuat baik akan keluar dan bangkit untuk hidup yang kekal, tetapi mereka yang telah berbuat jahat akan bangkit untuk dihukum. Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri; Aku menghakimi sesuai dengan apa yang Aku dengar, dan penghakiman-Ku adil, sebab Aku tidak menuruti kehendak-Ku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku.
RENUNGAN:
Saat membaca Injil hari ini, saya teringat berita sehubungan dengan rencana DPR RI yang akan membangun gedung DPR yang sampai menelan biaya 1 triliun rupiah. Nampaknya tidak semua anggota DPR setuju atas rencana ini. Dalam berita dikatakan bahwa salah satu anggota DPR menolak rencana ini dan dia ikut dalam kelompok petisi penolakan itu. Kelompok Petisi dan anggota DPR itu mau mendengarkan aspirasi rakyat yang menolak pembangunan itu, karena dianggap tidak perlu pembangunan gedung yang begitu mewah sedangkan rakyat banyak yang miskin dan butuh bantuan. Mereka juga menganggap bahwa proyek itu penuh dengan unsur korupsinya. Pimpinan partai dari anggota DPR itu ‘marah’ dan mengatakan akan menegur beliau karena beliau berseberangan dengan partai yang menyetujui pembangunan itu. Pimpinan itu juga mengatakan bahwa beliau menjadi anggota DPR adalah atas nama partai, bukan atas nama pribadi, sehingga dia harus mendukung keputusan partai.
Pernyataan itu menarik karena dikatakan bahwa anggota DPR itu dianggap pembangkan, menjadi anggota DPRI adalah atas nama Partai sehingga harus tunduk pada keputusan partai, jadi dia bukan atas nama rakyat yang memilihnya. Beberapa anggota DPR yang menolak mengatakan bahwa mereka mau membela aspirasi rakyat yang telah memilih mereka. Tetapi mencermati pernyataan pemimpin partai di atas, jelas mengatakan bahwa seorang anggota harus menyatu dengan kelompok partai, dia tidak bisa berjalan sesuai dengan kebenaran pribadi sesuai dengan hati nuraninya. Sepertinya seorang anggota partai harus tunduk kepada keputusan partai, walaupun itu bertentangan dengan hati nurani dan kebenaran umum serta keinginan rakyat banyak dan rakyat kecil. Ini tentu suatu bentuk kesatuan yang mematikan hatinurani, menjadikan seseorang sebagai robot dan juga tidak berpihak pada masyarakat. Itulah kenyataan yang terjadi dalam negeri kita ini dan juga kenyataan dalam kesatuan kelompok-kelompok manusia.
Berbeda halnya dengan Yesus yang sungguh satu dengan Allah Bapa. Dalam Injil hari ini, Yesus mengatakan bahwa diri-Nya adalah satu dengan Allah Bapa yang mengutus-Nya ke dunia ini. Kesatuan Yesus dengan Allah Bapa adalah kesatuan yang sejati, yang mana Yesus sungguh menyatu dengan Allah Bapa dalam hakekat yakni Allah. Kesatuan Yesus sebagai Allah Putera dengan Allah Bapa juga dalam hal cintakasih dan kehendak untuk menyelamatkan manusia. Yesus tidak bekerja sendiri atas kehendak-Nya sendiri tetapi sesuai dengan kehendak Allah Bapa dan itu juga kehendak-Nya. Yesus mengatakan bahwa Dia diutus oleh Allah Bapa untuk menyatakan cinta kasih dan menyelamatkan manusia. Namun walaupun Dia sebagai utusan, itu bukan berarti dia hanya hamba tetapi juga tetap dalam hekekat-Nya sebagai Allah. Kesatuan itu juga tampak nyata dalam perbuatan-perbuatan baik kepada manusia.
Pernyataan Yesus ini mengundang kemarahan orang-orang Yahudi karena menganggap bahwa Yesus tidak hanya meniadakan hari Sabad tetapi juga dianggap menyamakandiri dengan Allah. Namun bagi kita, pernyataan Yesus hari ini menjadi suatu penguat iman kita bahwa Dia yang kita percayai dan kita sembah adalah Allah yang datang untuk menyatakan cintakasih-Nya dan untuk menyelamatkan kita. Bagi kita, Allah yang penuh kasih itu, tidak berada jauh dari kehidupan kita, tetapi Dia sungguh peduli dengan kehidupan kita sehingga Dia sendiri datang menemui kita lewat perutusan Yesus yang adalah Putera Allah. Bagaimana hal ini bisa terjadi? Inilah misteri cinta kasih Allah. Dia bisa melakukan apa saja untuk menyelamatkan manusia.
Kesatuan Yesus sebagai Putera Allah tidak hanya dalam hekekat tetapi juga nyata dalam perbuatan-perbuatan baik kepada manusia. Kitapun sudah dipersatukan dengan Allah lewat baptisan yang kita terima, sehingga kesatuan kita nyata bahwa kita adalah anak-anak Allah. Kita sudah mengambil bagian dari ‘hakekat’ Allah yakni anak-anak Allah. Namun kesatuan kita dengan Allah juga hendaknya harus diungkapkan lebih nyata lagi dengan perbuatan-perbuatan baik kepada sesama sebagaimana yang telah diajarkan dan diteladankan oleh Yesus sendiri. Dengan hidup dalam perbuatan-perbuatan baik itulah, nyata sungguh bahwa kita telah bersatu dengan Allah. Demikian juga halnya, kesatuan kita bersama orang lain, juga hendaknya lebih dinyatakan dalam kesatuan kehendak dan perbuatan-perbuatan baik, bukan seperti kesatuan dalam kelompok partai sebagaimana yang kami katakan di atas. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.