Pembakaran Alquran, AS “harus ambil tindakan”
Oleh Mike MacLachlan, London
Oleh Mike MacLachlan, London
Uskup Agung Lahore Mgr Lawrence Saldanha
Pemerintah Amerika Serikat (AS) harus ambil tindakan terhadap aksi bakar Alquran yang dilakukan Dove World Outreach Center, kata Uskup Agung Lahore Mgr Lawrence Saldanha.
Pembakaran Alquran di sekte Kristen non-denominasi yang beranggotakan 50 orang di Florida, AS, pada 20 Maret, itu menimbulkan protes yang menewaskan 24 orang di Afghanistan. Berbagai protes juga terjadi di Pakistan.
“Pemerintah AS bicara tentang kebebasan beragama – tetapi kami meminta AS untuk mencegah tindakan-tindakan yang dilakukan ekstemis dan fundamentalis Kristen seperti itu,” kata ketua Konferensi Waligereja Pakistan kepada Aid to the Church in Need (ACN), sebuah badan amal Katolik, dalam sebuah wawancara dari Lahore.
Dalam sebuah pernyataan pada 4 April, kantor ACN di London mengatakan, Uskup Agung Saldanha dimintai keterangan tentang berita-berita dari Pakistan yang mengaitkan kerusuhan akibat pembakaran Alquran dengan serangan terhadap tiga gereja baru-baru ini, tetapi yang menjadi penekanan adalah kekuatan perasaan yang diperlihatkan para demonstran Muslim tersebut.
Prelatus itu mengatakan, “walaupun tidak ada reaksi melawan orang Kristen, dampak pembakaran Alquran itu jelek.”
Dalam sebuah pernyataan di akhir pekan, Presiden AS Barack Obama mengatakan: “Pencemaran teks suci apapun, termasuk Alquran, merupakan suatu tindakan picik dan intoleran yang ekstrem.”
“Namun,” tambah Obama, “menyerang dan membunuh orang yang tak bersalah, sebagai reaksi balas dendam, merupakan sesuatu yang biadab dan tidak berprikemanusiaan terhadap harkat dan martabat manusia.”
Disadur dari : ucanews.com
Pemerintah Amerika Serikat (AS) harus ambil tindakan terhadap aksi bakar Alquran yang dilakukan Dove World Outreach Center, kata Uskup Agung Lahore Mgr Lawrence Saldanha.
Pembakaran Alquran di sekte Kristen non-denominasi yang beranggotakan 50 orang di Florida, AS, pada 20 Maret, itu menimbulkan protes yang menewaskan 24 orang di Afghanistan. Berbagai protes juga terjadi di Pakistan.
“Pemerintah AS bicara tentang kebebasan beragama – tetapi kami meminta AS untuk mencegah tindakan-tindakan yang dilakukan ekstemis dan fundamentalis Kristen seperti itu,” kata ketua Konferensi Waligereja Pakistan kepada Aid to the Church in Need (ACN), sebuah badan amal Katolik, dalam sebuah wawancara dari Lahore.
Dalam sebuah pernyataan pada 4 April, kantor ACN di London mengatakan, Uskup Agung Saldanha dimintai keterangan tentang berita-berita dari Pakistan yang mengaitkan kerusuhan akibat pembakaran Alquran dengan serangan terhadap tiga gereja baru-baru ini, tetapi yang menjadi penekanan adalah kekuatan perasaan yang diperlihatkan para demonstran Muslim tersebut.
Prelatus itu mengatakan, “walaupun tidak ada reaksi melawan orang Kristen, dampak pembakaran Alquran itu jelek.”
Dalam sebuah pernyataan di akhir pekan, Presiden AS Barack Obama mengatakan: “Pencemaran teks suci apapun, termasuk Alquran, merupakan suatu tindakan picik dan intoleran yang ekstrem.”
“Namun,” tambah Obama, “menyerang dan membunuh orang yang tak bersalah, sebagai reaksi balas dendam, merupakan sesuatu yang biadab dan tidak berprikemanusiaan terhadap harkat dan martabat manusia.”
Disadur dari : ucanews.com
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.