RENUNGAN HARI BIASA:
SABTU 3 NOPEMBER 2012
Flp 1:18b-26; Mzm 42:2-3.5bcd;R:3a; Luk 14:1.7-11
BACAAN INJIL:
Pada suatu hari Sabat Yesus datang ke rumah salah seorang pemimpin dari orang-orang Farisi untuk makan di situ. Semua yang hadir mengamat-amati Dia dengan saksama. Tiba-tiba datanglah seorang yang sakit busung air berdiri di hadapan-Nya. Lalu Yesus berkata kepada ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi itu, kata-Nya: "Diperbolehkankah menyembuhkan orang pada hari Sabat atau tidak?" Mereka itu diam semuanya. Lalu Ia memegang tangan orang sakit itu dan menyembuhkannya dan menyuruhnya pergi. Kemudian Ia berkata kepada mereka: "Siapakah di antara kamu yang tidak segera menarik ke luar anaknya atau lembunya kalau terperosok ke dalam sebuah sumur, meskipun pada hari Sabat?" Mereka tidak sanggup membantah-Nya. Karena Yesus melihat, bahwa tamu-tamu berusaha menduduki tempat-tempat kehormatan, Ia mengatakan perumpamaan ini kepada mereka: "Kalau seorang mengundang engkau ke pesta perkawinan, janganlah duduk di tempat kehormatan, sebab mungkin orang itu telah mengundang seorang yang lebih terhormat dari padamu, supaya orang itu, yang mengundang engkau dan dia, jangan datang dan berkata kepadamu: Berilah tempat ini kepada orang itu. Lalu engkau dengan malu harus pergi duduk di tempat yang paling rendah. Tetapi, apabila engkau diundang, pergilah duduk di tempat yang paling rendah. Mungkin tuan rumah akan datang dan berkata kepadamu: Sahabat, silakan duduk di depan. Dan dengan demikian engkau akan menerima hormat di depan mata semua tamu yang lain. Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan."
RENUNGAN:
Sikap sombong menjadi sumber kedosaan. Sikap sombong ini merupakan naluri manusia yang dilandasi oleh sikap ingin menjadi yang terbaik. Menjadi yang terbaik, tentu bukan hal buruk, tetapi hal ini menjadi buruk bila terlalu dan jatuh pada kesombongan.
Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, adalah orang-orang sombong yang menganggap dirinya baik dan taat pada aturan agama.
Kesombongan inilah yang membuat mereka mengkriti Yesus yang menyembuhkan orang sakit pada hari Sabat. Secara manusiawi mereka pasti melihat bahwa apa yang dilakukan oleh Yesus yakni menyembuhkan orang sakit adalah baik. Tetapi mereka tidak bisa menerima itu karena hal itu dilakukan pada hari Sabat. Mereka juga menolak perbuatan itu, terutama karena iri atau cemburu pada Yesus yang punya kuasa melebihi mereka. Kesombongan diri yang menganggap dirinya adalah yang terbaik, membuat mereka menolak perbuatan yang dilakukan Yesus pada hari sabat.
Oleh sebab itulah, pada akhir injil Yesus mengajarkan kerendahan hati. Lewat Injil hari ini, Yesus mengingatkan kita agar waspada dengan kesombongan diri. Kesombongan itu kita atasi dengan selalu bersikap rendah hati di hadapan sesama dan terutama di hadapan sesama. Orang yang sombong tentu tidak akan berkenan di hadapan Allah, tetapi orang yang rendah hati, berkenan di hadapan sesama dan terutama di hadapan Allah. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.