RENUNGAN HARI BIASA:
RABU 7 NOPEMBER 2012
(Gratia dr Kotar, Assunta Pallota)
Flp 2:12-18, Mzm 27:1,4,13-14, Luk 14:25-33
BACAAN INJIL:
Pada suatu kali banyak orang berduyun-duyun mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya. Sambil berpaling Ia berkata kepada mereka: "Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku. Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku. Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu? Supaya jikalau ia sudah meletakkan dasarnya dan tidak dapat menyelesaikannya, jangan-jangan semua orang yang melihatnya, mengejek dia, sambil berkata: Orang itu mulai mendirikan, tetapi ia tidak sanggup menyelesaikannya. Atau, raja manakah yang kalau mau pergi berperang melawan raja lain tidak duduk dahulu untuk mempertimbangkan, apakah dengan sepuluh ribu orang ia sanggup menghadapi lawan yang mendatanginya dengan dua puluh ribu orang? Jikalau tidak, ia akan mengirim utusan selama musuh itu masih jauh untuk menanyakan syarat-syarat perdamaian. Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku.
RENUNGAN:
Allah adalah kasih. Allah mengasihi kita dan kita diajarkan untuk saling mengasihi. Kiranya sepintas injil hari ini bertentangan dengan hekekat Allah dan ajaran-Nya. Mungkin kita berpikir bahwa Injil hari ini mengajarkan kita untuk membenci orang lain, bahkan membenci keluarga. Tuhan tetap mengajarkan kepada kita agar kita saling mengasihi satu sama lain dan injil hari ini tidak bermaksud untuk mengajar kita hidup dalam kebencian kepada sesama.
Yang dimaksud oleh Yesus dalam Injil hari ini adalah syarat untuk mengikuti Yesus.
Yesus memberi dua syarat yakni, cinta yang total hanya kepada Tuhan dan siap memikul salib demi iman kepada-Nya.
Yesus mengharapkan agar kita sungguh mencintai Tuhan di atas semuanya, bahkan dia tas cinta terhadap keluarga dan orang tua. Cinta yang total hanya kepada Tuhan, berarti mengutamakan Tuhan di atas semuanya. Bahkan karena cinta yang total kepada Tuhan, siap membenci atau meninggalkan keluarga bila keluarga menghalangi untuk menjadi murid. Sebab bisa saja karena cinta kepada keluarga, keluarga menjadi penghalang kita untuk menjadi murid. Sehingga jelas bagi kita, bahwa Yesus bukan mengajar kita untuk membenci keluarga, tetapi harus mencintai Tuhan secara total, bahkan melebihi cinta kepada keluarga dan orang tua.
Menjadi murid Yesus memang bukanlah hal yang mudah sebab dari pihak kita dituntut kesetiaan yang mengandung pengorbanan. Menjadi pengikuti Yesus, pasti akan menghadapi tantangan dari luar diri kita dan juga terutama dari dalam diri kita sendiri. Tantangan dari luar diri kita kiranya sudah pasti kita hadapi setiap saat, yakni dari mereka yang tidak percaya keapda Tuhan.
Dalam hal ini banyak contoh yang sudah kita lihat sendiri. Sedangkan tantangan dari dalam diri kita adalah demi mengikuti Yesus kita harus berani menyesuaikan hidup, perilaku dan kehendak kita seturut kehendak Tuhan sendiri. Kita harus meninggalkan hidup dan perbuatan yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan.
Tantangan yang datang dari luar maupun dari dalam diri sendiri karena mengikuti Yesus, itulah yang dinamakan salib. Yesus dengan jelas mengatakan bahwa hanya orang yang berani memikul salibnya, dialah yang layak menjadi pengikuti Yesus. Semoga kita selalu berusaha menjadi murid Yesus yang setia. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.